Top Banner
1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBACA PERMULAAN DI TK PANCA KARSA PALEMBANG DEVI MEILINDA NIM. 821439376 [email protected] ABSTRAK Pembelajaran dalam berbahasa harus dibiasakan sejak dini,Sehingga seiring perkembanganya kemampuan berbahasanya pun ikut berkembang. Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi mengajar agar siswa dapat belajar secara aktif mengena pada tujuan yang diharapkan. Kesempatan berperaktik tersebut sangat membantu dalam meningkatkan kompetensi dan kepercayaan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan membaca permulaan di TK Panca Karsa Palembang. Manfaat dari penelitian ini yaitu Anak TK dapat mengembangkan kemampuan bahasa melalui kegiatan membaca permulaan dengan bantuan media pembelajaran berupa media gambar. Selanjutnya anak memiliki inisiatif untuk meningkatkan minat baca mereka. Penelitian ini dilakukan di TK Panca Karsa kelompok B dan Waktu pelaksanaan perbaikan siklus 1 dari tanggal 01 April 2014 sampai dengan 05 April 2014. Pada siklus ke 2 dari tanggal 14 April 2014 s/d 19 April 2014. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Panca Karsa sebanyak 20 orang siswa. Hasil pelaksanaan perbaikan dari pra siklus, siklus I dan II diperoleh hasil bahwa dari 20 orang anak sebanyak pada saat pra siklus ketuntasan mencapai 25% selanjutnya pada siklus I meningkat menjadi 60% dan pada siklus kedua mencapai 90% tingkat ketuntasan siswa dalam belajar. Kata Kunci : Kemampuan bahasa, membaca permulaan. I. PENDAHULUAN
41

Journal PKP Devi

Nov 24, 2015

Download

Documents

Mario
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK

MELALUI KEGIATAN MEMBACA PERMULAAN

DI TK PANCA KARSA

PALEMBANG

DEVI MEILINDA

NIM. 821439376

[email protected]

ABSTRAK

Pembelajaran dalam berbahasa harus dibiasakan sejak dini,Sehingga seiring perkembanganya kemampuan berbahasanya pun ikut berkembang. Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi mengajar agar siswa dapat belajar secara aktif mengena pada tujuan yang diharapkan. Kesempatan berperaktik tersebut sangat membantu dalam meningkatkan kompetensi dan kepercayaan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan membaca permulaan di TK Panca Karsa Palembang. Manfaat dari penelitian ini yaitu Anak TK dapat mengembangkan kemampuan bahasa melalui kegiatan membaca permulaan dengan bantuan media pembelajaran berupa media gambar. Selanjutnya anak memiliki inisiatif untuk meningkatkan minat baca mereka. Penelitian ini dilakukan di TK Panca Karsa kelompok B dan Waktu pelaksanaan perbaikan siklus 1 dari tanggal 01 April 2014 sampai dengan 05 April 2014. Pada siklus ke 2 dari tanggal 14 April 2014 s/d 19 April 2014. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Panca Karsa sebanyak 20 orang siswa. Hasil pelaksanaan perbaikan dari pra siklus, siklus I dan II diperoleh hasil bahwa dari 20 orang anak sebanyak pada saat pra siklus ketuntasan mencapai 25% selanjutnya pada siklus I meningkat menjadi 60% dan pada siklus kedua mencapai 90% tingkat ketuntasan siswa dalam belajar.

Kata Kunci : Kemampuan bahasa, membaca permulaan.I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah1. Identifikasi MasalahBahasa sebagai alat komunikasi memilki 3 fungsi yaitu : a) Fungsi Informasi,b) Fungsi Ekspresi c) Fungsi Adaptasi integrasi. Sesuai dengan fungsi itulah setiap orang bisa memberkan informasi,mengungkapkan ekspresi diri,serta beradaptasi dengan menggunakan media lisan dan tulisan. Kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa lisan dan tulis perlu pembelajaran agar bisa berfungsi optimal.Pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa.Oleh karena itu pendidikan sangat berperan penting dalam proses pembelajaran tersebut.

Pembelajaran dalam berbahasa harus dibiasakan sejak dini,Sehingga seiring perkembanganya kemampuan berbahasanya pun ikut berkembang.Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi mengajar agar siswa dapat belajar secara aktif mengena pada tujuan yang diharapkan.Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri adalah pendekatan Bahasa secara utuh .Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap berubah dari melakukan ekspresi menjadi melakukan ekspresi dengan berkomunikasi, yang juga berubah dari komunikasi melalui gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu mengembangka keterampilan berbicara melaalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog dan bernyanyi. Sejak usia 2 tahun anak menunjukkan minat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berkembang sejalan dengan bertambah usia dan menunjukkan bertambah pula perbendaharaan kata. Dengan perbendaharaan kata yang di milki anak mampu berkomunikasi dengan lingkungannya yang lebih luas. Anak dapat menggunakan bahasa dengan ungkapan yang lebih kaya ungkapan melalui bermain peran.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan peneliti dan diskusi dengan para guru, diperoleh data awal bahwa Di TK Panca Karsa Palembang dalam penyampaian materi bahasa khususnya membaca selalu menjadi problema. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :

Pertama, dari tahun ke tahun hasil evaluasi belajar anak belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebagian besar siswa belum memahami kompetensi dasar materi bahasa dengan kegiatan membaca kalimat sederhana. Kedua, kesalahan-kesalahan pola pembelajaran yang dilakukan guru selama ini diantaranya penerapan metode, alat peraga yang kurang efektif, suasana kelas tidak mendukung hingga pencapaian hasil belajar tidak maksimal dan tingkat keberhasilan belum memenuhi. Oleh karena itu perlu diupayakan dengan menerapkan metode dan menggunakan media pembelajaran yang tepat.

Ketiga, di TK Panca Karsa Palembang, dalam pengenalan berhitung masih ditemukan banyak anak yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dari guru. Namun, terdapat beberapa anak yang sudah lancar membaca kata-kata yang sedehana, tetapi anak tersebut masih mengalami kebingungan, ketika diminta untuk menunjukkan kata-kata dengan gambar yang ada. Guru dalam mengajarkan konsep-konsep bahasa cenderung menekankan pada praktek membaca di papan tulis. Tidak ada media yang digunakan, anak hanya diberikan lembar kerja yang berisi kata-kata lalu kemudian anak ditugaskan untuk menyebutkan tulisan tersebut. Sehingga anak cenderung menghafal dan tidak memahami konsep abjad maupun huruf. Hal ini mengakibatkan anak cepat bosan dan tidak tertarik dalam belajar bahasa.

3. Analisis Masalah

Berdasarkan fakta yang ada, maka peneliti berkeinginan untuk mencoba meningkatkan kemampuan bahasa anak dengan pendekatan lain. Berdasarkan observasi awal dan diskusi dengan para guru, kegiatan membaca permulaan dengan bantuan media gambar ini sangat dimungkinkan dilaksanakan di TK tersebut. Para guru menyatakan siap untuk berkreasi mencoba membuat sendiri media gambar yang dibutuhkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan membaca permulaan di TK Panca Karsa Palembang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan membaca permulaan di TK Panca Karsa Palembang.D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Siswa

a. Memberi motivasi dan dorongan untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan membaca permulaan di TK Panca Karsa Palembangb. Dengan kemampuan mengenal konsep bahasa, diharapkan siswa mampu berbahasa dengan baik dan dapat membaca dengan lancar pada jenjang pendidikan selanjutnya.c. Meningkatkan kemampuan berpikir kognitif, efektif dan psikomotorik anak dalam konteks pembelajaran.2. Guru dan orang tua:

Untuk menambah wawasan tentang stimulasi yang tepat dalam meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa.3. Pengelola TK :

Untuk memberikan alternatif pendekatan yang menyenangkan dan mengembangkan potensi dasar anak mereka dapat menikmati masa TK dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan tetapi bermakna.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Minat Anak Usia Dini1. Pengertian Minat Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat sesuatu melihat sesuatu akan menguntungkan mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasaan. Bila kepuasaan berkurang, minat pun berkurang. Setiap minat memuaskan kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut (Hurlock. 2000:114) dalam bukunya Psikologi Perkembangan : suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan. (terjemahan: Istiwidayati).

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang anak memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.

Berikut merupakan ciri-ciri minat anak menurut Hurlock (2000, 115), antara lain adalah sebagai berikut : (a) minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik, (b) minat bergantung pada kesiapan belajar, (c) minat bergantung pada kesempatan belajar, (d) perkembangan minat mungkin terbatas, (e) minat dipengaruhi pengaruh budaya, (f) minat itu egosentris.

B. Konsep Membaca Pada Anak Usia Dini

1. Pengertian MembacaSyafii (Rouf, 2009) dalam menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual, sedangkan proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. (http://riniraihan.wordpress.com/2012/04/18/pengembangan-membaca-anak-usia-dini-dengan-media-flash-card/)Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Rouf, 2009) membaca didefinisikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, yang dibaca secara lisan atau dalam hati. Secara linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses menerjemahkan sandi atau simbol-simbol yang tertulis terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan kemampuan melihat (mata) yang dimiliki oleh pembaca, dan menerapkan pola berfikir dan bernalar mengolah teks bacaan secara kritis dan kreatif untuk mendapatkan pesan baik secara tersirat maupun tersurat.2. Tahap-tahap Perkembangan Membaca Anak Usia DiniKemampuan membaca pada anak berkembang dalam beberapa tahap. Menurut Cochrane Efal (Dhieni, 2009:13) membagi tahap-tahap perkembangan dasar kemampuan membaca anak pada usia 4 6 tahun berlangsung dalam lima tahap, yaitu:

a. Fantasi (Magical strage)

b. Pembentukan konsep diri (Self concept strange)

c. Membaca gemar (Brigging reading strange)

d. Pengenalan bacaan (Sake-off reader strange)

e. Membaca lancar (Independent reader strange)

Sehubungan dengan tahap perkembangan kemampuan membaca anak, maka perlu diketahui dan dipahami cara untuk menstimulasi potensi-potensi anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus agar potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan secara optimal. Karena para ahli syaraf mengatakan bahwa jika gejala-gejala munculnya ke arah positif maka potensi-potensi tersebut akan menjadi potensi yang tersembunyi (Dhieni, 2009:13). Dengan demikian, lingkungan belajar anak memegang peranan yang penting. Lingkungan belajar yang ada harus menciptakan kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan potensi yang ada pada anak.3. Strategi Untuk Meningkatkan Minat Baca Anak Sejak Usia Dini Bagi orang tua, ada tips yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca anak. Tidak ada yang lebih penting untuk kesuksesan akademik seseorang, selain menjadi pembaca yang baik. Orang tua mengenal anak-anak mereka dengan baik dan dapat menyediakan waktu dan perhatian yang akan membimbing mereka berhasil dalam membaca. Berikut ini daftar cara-cara untuk membantu anak anda menjadi pembaca yang lebih efektif.

a. Sediakan waktu luang untuk membacakan buku untuk anak anda setiap hari. Penelitian mengungkapkan bahwa dengan membacakan dengan suara lantang secara rutin kepada anak-anak akan menghasilkan perkembangan yang signi-fikan pada pemahaman membaca, kosa kata, dan pemenggalan kata. Baik anak anda dalam usia belum sekolah maupun yang sudah, hal itu akan membuat mereka berkeinginan untuk membaca dengan sendirinya.

b. Kelilingi anak-anak anda dengan berbagai buku bacaan. Anak-anak yang memiliki berbagai macam jenis bacaan di rumahnya mendapatkan nilai le-bih tinggi pada standarisasi tes. Bujuklah anak anda untuk membaca dengan mengoleksi buku-buku bacaan yang menarik dan majalah yang se-suai dengan umur mereka. Letakkan buku bacaan di mobil, kamar mandi, tempat tidur, ruang keluarga, dan bahkan di ruang TV.

c. Buatlah waktu membaca bersama keluarga. Sediakan waktu setiap hari 15 sampai 30 menit untuk seluruh anggota keluarga membaca bersama-sama dengan tenang. Dengan melihat anda membaca akan membuat anak anda ikut membaca. Hanya dengan berlatih 15 menit setiap hari cukup untuk meningkatkan minat baca mereka.

d. Berikan dukungan pada berbagai aktivitas membaca mereka. Jadikan membaca sebagai bagian dari kehidupan anak anda. Biarkan mereka membaca menu, rambu jalanan, petunjuk pada mainan, ramalan cuaca, acara TV, dan semua informasi praktis harian. Dan juga, pastikan mereka selalu memiliki bacaan untuk waktu luang mereka ketika sedang menunggu giliran saat pergi ke dokter, atau saat sedang di dalam mobil.

e. Biasakan pergi ke perpustakaan. Ajak anak anda agar lebih banyak membaca dengan membawa mereka pergi ke perpustakaan setiap beberapa minggu untuk mendapatkan buku bacaan yang baru. Perpustakaan biasanya menyediakan program membaca untuk anak-anak segala usia dan mengembangkan minat membaca mereka.

f. Ikuti terus perkembangan membaca anak anda. Cari tahu kemampuan membaca yang bagaimana untuk setiap level kelas. Kurikulum sekolah akan memberikan informasi tentang ini. Ikuti terus perkembangan mereka mendapatkan kemampuan dasar membaca melalui raport mereka.

g. Perlu diperhatikan oleh orang tua, apakah mereka ada kesulitan dalam membaca buku bacaannya. Para guru di sekolah tidak selalu mengetahui kesulitan atau masalah membaca pada anak-anak sampai mereka serius bermasalah. Cari tahu apakah anak anda dapat melafalkan kata-kata, mengetahui kata-kata yang dilihatnya, menggunakan susunan kalimat untuk mengidentifikasi kata-kata yang tidak diketahui, dan mengetahui se-penuhnya apa yang mereka baca.

h. Mencari pertolongan secepatnya jika ada masalah dalam membaca. Masa-lah dalam membaca tidak dapat hilang begitu saja seiring berlalunya wak-tu. Semakin cepat anak-anak mendapat bantuan, semakin cepat mereka menjadi pembaca yang baik. Pastikan anak anda mendapatkan bantuan dari guru-guru mereka, pembimbing, atau pusat pembelajaran secepatnya jika anda tahu anak anda mengalami masalah dalam membaca.

i. Pakailah cara yang bervariasi untuk membantu anak anda. Untuk membantu anak dalam mengembangkan kemampuan membaca mereka, gunakan berbagai buku pedoman, program komputer, tape, dan materi-materi lain yang tersedia di toko. Permainan merupakan pilihan yang baik, karena cara ini akan dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan mereka sambil bergembira.

j. Perlihatkan antusias anda saat anak membaca buku bacaannya. Reaksi anda memiliki pengaruh yang besar pada seberapa tinggi motivasi mereka untuk berusaha menjadi pembaca yang baik. Pastikan anda memberikan pujian yang tulus atas usaha keras mereka. Apabila perlu beri incentive kepada mereka sebagai hadiah dan pendorong atas aktivitas mereka dalam membaca. Sehingga upaya ini akan memberikan dorongan bagi anak untuk lebih gemar membaca dan mencintai buku-buku.C. Konsep Pembelajaran dengan Media Gambar

Ada beberapa konsep mengenai definisi media pengajaran. Menurut Gerlach (dalam Sanjaya, 2006:161) dalam buku Strategi Pembelajaran secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kodisi yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menurut Sudjana (2007:2) manfaat media pengajaran dalam proses belajar antara lain :

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian anak didik sehingga dapat menumbuhnya motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para anak didik, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga anak didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Sedangkan menurut Usman (2008:32), media pendidikan mempunyai manfaat sebagai berikut: (a) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir. Oleh karena itu, mengurangi verbalisme, (b) memperbesar perhatian siswa, (c) membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan, (d) memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan para anak didik, (e) menumbuhkan pemikiran yang teraturdan bersambung, (f) membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

Gambar merupakan media untuk berkomunikasi dengan orang lain. Gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat, mengikuti pola berpikir seperti gambar atau justru muncul ide baru dan menggugah rasa (Pamadhi, 2008:2.8).

Dalam proses belajar mengajar gambar yang digunakan mampu membantu apa yang akan dijelaskas oleh guru, memliki kualitas yang baik, dalam arti, dalam arti memiliki tujuan yang relevan, jelas, mengadung kebenaran, autentik, aktual, lengkap, sederhana, menarik, dan memberikan sugesti terhadap kebenaran itu sendiri. Menurut Sadiman (2011, 31-33) ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pengajaran:

a. Autentik. Gambar tersebut secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.

b. Sederhana. Komponen gambar hendaknya cukup jelas dan menunjukkan poin-poin pokok pembelajaran.

c. Ukuran relatif. Gambar dapat memperbesar atau memperkecil obyek/benda sebenarnya.

d. Gambar/foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.

e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar/foto karya siswa sering sekali lebih baik.

f. Tidak semua gambar yang bagus adalah media yang baik. Gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Menurut Pamadhi (2008:2.9) manfaat gambar bagi anak adalah sebagai berikut: (a) alat untuk mengutarakan (berekspresi) isi hati, pendapat maupun gagasannya, (b) media bermain fantasi, imajinasi dan sekaligus sublimasi, (c) stimulasi bentuk ketika lupa, atau untuk menumbuhkan gagasan baru, (d) alat untuk menjelaskan bentuk serta situasi.

Media pendidikan sangat berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan secara sistematis. Media sendiri adalah orang, benda atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah kartu gambar. Media kartu gambar adalah media yang berupa kertas tebal yang berbentuk persegi dengan disertai gambar baik berupa gambar orang, hewan tumbuhan dan lain sebagainya.III. PELAKSANAAN PERBAIKANA. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak usia dini kelas B TK Panca Karsa sebanyak 20 orang.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini beralamat di Jl. Kebun Bunga Palembang, nama sekolah tempat penelitian TK Panca Karsa Palembang Kelas B dengan tema "Pekerjaan".

3. Waktu PelaksanaanWaktu pelaksanaan perbaikan tanggal 01 April s/d 19 April 2014. Waktu pelaksanaan untuk siklus 1 mulai tanggal 01 April 2014 sampai dengan 05 April 2014 dan Siklus II mulai tanggal 14 April 2014 sampai dengan 19 April 2014, mulai dari Senin sampai Jum'at dengan rentang waktu mulai jam 7.30 - 10.00 WIB.B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran/ Kegiatan Pengembangan

1. Jenis Penelitian Perbaikan PembelajaranRancangan penelitian menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Desain Perbaikan Pembelajaran digunakan desain PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau CAR (Classroom Action Research). Pada Pelaksanaan PTK ini terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada perbaikan pembelajaran ini dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan teman sejawat. 2. Prosedur Perbaikan Pembelajaran / Kegiatan PengembanganProsedur penelitian yang telah dilakukan meliputi dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 pertemuan. Pada tiap siklus diterapkan prosedur berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi. Adapun gambaran masing-masing siklus meliputi :Siklus Ia. Perencanaan1) Rencana TindakanMengadakan perbaikan untuk meningkatkan minat membaca anak melalui penggunaan media gambar .2) Langkah-langkah perbaikan

Perencanaan pada siklus I terdiri atas beberapa langkah yaitu:a) Peneliti bersama guru menyiapkan instrumen pengamatan tingkat minat baca anak dan pengamatan kegiatan guru; b) Para guru mengidentifikasi alat-alat yang sudah dan belum tersedia yang berkaitan dengan keaksaraan;

c) Peneliti bersama para guru mencari data awal minat baca pada anak TK melalui lembar pengamatan.

d) Guru bersama peneliti merancang pembuatan dan pemajangan media gambar serta berbagai kegiatan bermain menggunakan media tersebut di sentra-sentra yang ada. Melalui tema pekerjaan pada siklus 1, pada sentra bahasa dilakukan kegiatan mewarnai gambar angka, membaca puisi dua mata, dan mencocokkan Gambar angka. Berikut ini Rancangan Pembelajaran untuk siklus I :

RKH 1 yang meliputi; Bercerita Fabel tentang Kancil yang Cerdik (B.7,) Mewarnai huruf polisi (K.5) dan mengeja huruf Polisi (S.4) RKH 2 yaitu Menceritakan pengalaman "liburan di desa" (B.7) mewarnai gambar pemandangan(K.6), menghubungkan atau memasangkan tulisan dengan gambar (S.8)

RKH 3 yaitu menyanyikan lagu "seorang kapiten" (B.5), mengenal macam-macam pekerjaan (F.8) dan mewarnai gambar polisi (S.11)RKH 4 yaitu Menghubungkan tulisan sederhana dengan gambar (B.10), Menyebutkan tulisan sesuai dengan media gambar (K.23) dan Menggunting bentuk pola gambar (F.6).

RKH 5 yaitu Mencocok gambar berbagai ukuran (S.17, menghubungkan potongan kata menjadi kalimat (K.23), Membaca gambar yang ada tulisan di bawahnya (B.2)b. Pelaksanaan PTK

Prosedur pelaksanaan PTK yaitu untuk penilai I, Ibu Fitria Deswita, S. Pd. Sedangkan tugas Penilai I adalah menilai SKH/RK yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya dengan menggunakan APKG PKP 1 dan 2 kepada pratikan. Dan tugas supervisor adalah memberi orientasi PKP ke mhasiswa dan membuat rekapitulasi nilai praktik perbaikan kegiatan searah menyerahkan nilai praktek dan laporan ke UPBJJ Universitas Terbuka Palembang.

Prosedur kegiatan pengembangan adalah :

1) Tahap Pengembangan

a. Guru melakukan kegiatan persiapan, yaitu menyusun RK/SKH

b. Guru harus dapat bertanggungjawab terhadap kegiatan pengembangan yang dibuatkan atau dikelolanya.

c. Merencanakan tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan.

2) Tahap Pelaksanaan

Ada 4 kegiatan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pengembangan :a. Pembukaan

Kegiatan pembukaan dilakukan secara klasikal, setelah anak masuk kelas selesai berbaris kegiatan di awali dengan berdoa, berbagi cerita, mengucapkan tata tertib kelas, absen dan seterusnya

b. Kegiatan inti

Kegiatan ini merupakan kegiatan kelompok dan individu yang mencakup pengembangan ranah kognitif, psikomotor, dan afektif yang terdiri dari :

1) Bidang pengembangan pembentukan perilaku melaui pembahasan yaitu, moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian

2) Bidang pengembangan kemampuan dasar, meliputi kemampuan bahasa, kognitif, fisik dan motorik dan seni.

c. Istrirahat

Pada waktu istirahat, biasanya anak mencuci tangan karena akan makan bekalnya, dan kemudian anak dapat bermain di luar atau di dalam kelas. Sebagai guru jangan lupa meminta kepada anak untuk emgucapkan doa sebelum dan sesudah makan. Walaupun istirahat guru masih harus tetap berada di antara anak-anak untuk mengawasi anak bermain, antri pada alat permainan yang disukai.d. Kegiatan Akhir / Penutup

Dalam kegiatan penutup, ada baiknya bila anak diajak mereview kegiatan sehari-tadi dengan bercerita secara bergilir. Setelah anak berkemas, doa bersama, dan pulang.c. Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data

Penyempurnaan dilaksanakan bersama dalam diskusi antara peneliti dengan para guru. Sementara itu, langkah-langkah observasi pada Siklus I adalah:

1) Peneliti bersama guru yang tidak mengajar mengamati kegiatan guru yang sedang mengajar dan kegiatan anak di sentra-sentra, lalu mencatat hasil pengamatannya dalam format catatan lapangan;2) Peneliti mengambil data tentang kemampuan mengenal konsep mengenal bentuk geometri anak melalui lembar pengamatan ceklis dan data tentang kegiatan penggunaan media melalui analisis dokumen dan diskusi dengan guru Prosedur penelitian yang telah dilakukan meliputi dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 kali pertemuan.d. Rencana Refleksi Tahap yang terakhir yaitu evaluasi dan refleksi pada siklus I meliputi langkah berikut:

1) Para guru bersama peneliti mendiskusikan hasil pengamatan data tingkat kemampuan anak dalam mengenal konsep mengenal bentuk geometri dan data perubahan sikap dan aktivias anak setelah tindakan I;

2) Para guru bersama peneliti mendiskusikan kelemahan dan kelebihan pelaksanaan tindakan I dilanjutkan dengan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.Siklus IIa. Perencanaan1) Rencana TindakanMengadakan perbaikan untuk meningkatkan minat membaca anak melalui penggunaan media gambar.2) Langkah-langkah perbaikan

Perencanaan pada siklus II terdiri atas beberapa langkah yaitu:a) Peneliti bersama guru menyiapkan instrumen pengamatan tingkat minat baca anak dan pengamatan kegiatan guru; b) Para guru mengidentifikasi alat-alat yang sudah dan belum tersedia yang berkaitan dengan keaksaraan;

c) Peneliti bersama para guru mencari data awal tingkat minat membaca anak TK melalui lembar pengamatan; dan

d) Guru bersama peneliti merancang pembuatan dan pemajangan media bentuk alat peraga dari plastisin serta berbagai kegiatan bermain menggunakan media tersebut di sentra-sentra yang ada. Melalui tema pekerjaan pada siklus II, pada sentra bahasa dilakukan kegiatan mewarnai gambar huruf, membaca puisi dua mata, dan mencocokkan Gambar dengan tulisan di bawahnya. Berikut ini Rancangan Pembelajaran untuk siklus II :

RKH 1 yang meliputi; Membaca puisi tema Guru (B.7,) Mewarnai gambar mobil (K.5) dan mengeja huruf guru RKH 2 yaitu Menceritakan pengalaman yang menyenangkan (B.7) mewarnai gambar pemandangan (K.6), menghubungkan atau memasangkan tulisan dengan gambar (S.8)

RKH 3 yaitu menyanyikan lagu "Pak Polisi" (B.5), Menyebutkan cita-cita (F.8) dan mewarnai gambar Mobil Patroli (S.11)RKH 4 yaitu Menghubungkan tulisan sederhana dengan gambar (B.10), Menyebutkan tulisan sesuai dengan media gambar (K.23) dan Menggunting bentuk pola gambar (F.6).

RKH 5 yaitu Mencocok gambar berbagai ukuran (S.17, menghubungkan potongan kata menjadi kalimat (K.23), Membaca gambar yang ada tulisan di bawahnya (B.2)b. Prosedur Pelaksanaan PTK

Prosedur pelaksanaan PTK yaitu untuk penilai II, Ibu Fitria Deswita, S. Pd. Sedangkan tugas Penilai II adalah menilai SKH/RK yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya dengan menggunakan APKG PKP 1 dan 2 kepada pratikan. Dan tugas supervisor adalah memberi orientasi PKP ke mhasiswa dan membuat rekapitulasi nilai praktik perbaikan kegiatan searah menyerahkan nilai praktek dan laporan ke UPBJJ Universitas Terbuka Palembang.

Prosedur kegiatan pengembangan adalah :

1) Tahap Pengembangan

a. Guru melakukan kegiatan persiapan, yaitu menyusun RK/SKHb. Guru harus dapat bertanggungjawab terhadap kegiatan pengembangan yang dibuatkan atau dikelolanya.

c. Merencanakan tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan.

2) Tahap Pelaksanaan

Ada 4 kegiatan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pengembangan :a) Pembukaan

Kegiatan pembukaan dilakukan secara klasikal, setelah anak masuk kelas selesai berbaris kegiatan di awali dengan berdoa, berbagi cerita, mengucapkan tata tertib kelas, absen dan seterusnya.b) Kegiatan inti

Kegiatan ini merupakan kegiatan kelompok dan individu yang mencakup pengembangan ranah kognitif, psikomotor, dan afektif yang terdiri dari :

1) Bidang pengembangan pembentukan perilaku melaui pembahasan yaitu, moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian

2) Bidang pengembangan kemampuan dasar, meliputi kemampuan bahasa, kognitif, fisik dan motorik dan seni.

c) Istrirahat

Pada waktu istirahat, biasanya anak mencuci tangan karena akan makan bekalnya, dan kemudian anak dapat bermain di luar atau di dalam kelas. Sebagai guru jangan lupa meminta kepada anak untuk mengucapkan doa sebelum dan sesudah makan. Walaupun istirahat guru masih harus tetap berada di antara anak-anak untuk mengawasi anak bermain, antri pada alat permainan yang disukai.d) Kegiatan Akhir / Penutup

Dalam kegiatan penutu, ada baiknya bila anak diajak mereview kegiatan sehari-tadi dengan bercerita secara bergilir. Setelah anak berkemas, doa bersama, dan pulang.c. Kegiatan Pengamatan dan Pengumpulan data Selanjutnya, pada tahap observasi Siklus II, peneliti bersama salah satu guru yang sedang tidak mengajar melakukan pengamatan dengan catatan lapangan dan instrumen pengamatan terhadap minat anak dalam membaca yang telah diperbaharui sesuai tindakan baru yang disepakati. d. Refleksi

Tahap yang terakhir yaitu refleksi pada Siklus II meliputi langkah-langkah:

(1) Para guru bersama peneliti mendiskusikan hasil pengamatan data tingkat minat baca anak dan perubahan perilaku mereka setelah Tindakan II; dan

(2) Peneliti dibantu guru meninjau ulang dampak dari Tindakan Siklus II tersebut. IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran/ Kegiatan Pengembangan

Pada bagian ini memuat data dan pengolahan data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar anak didik dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada TK Panca Karsa khususnya anak didik Kelompok B.1. Data Awal

Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan pada saat pra siklus, bahwa kemampuan bahasa anak melalui kegiatan membaca permulaan masih sangat kurang. Sebagian besar anak usia dini kurang berminat mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran berupa ceramah dan menulis di papan tulis kurang menarik bagi anak. Banyak sekali anak yang kurang lancar membaca penggalan kata yang diberikan. Guru tidak memberikan umpan balik kepada anak-anak dan hanya menyebutkan kata yang ditulis di papan tulis dan anak-anak selanjutnya mengikuti apa yang diucapkan guru. Pada saat penilaian pra siklus terlihat bahwa kemampuan bahasa anak dalam bidang membaca masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel. 4.2

REKAPITULASI KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBACA PRA SIKLUSNoKategoriFrekuensi Persentase

1.Baik525 %

2.Cukup735 %

3.Kurang840 %

Jumlah20100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan bahasa melalui kegiatan membaca melalui media gambar pada Anak Kelas B di TK Panca Karsa Palembang masih sangat kurang dimana anak yang sudah mampu membaca melalui media gambar yang ditunjukkan hanya 5 orang anak atau 25% sedangkan anak yang memiliki kemampuan cukup yaitu mampu menyebutkan gambar yang ditunjukkan namun belum lancar dalam membaca ada sebanyak 7 orang anak (35%). Sedangkan anak yang sama sekali belum mampu menyebutkan serta membedakan kata yang dibacanya yaitu sebanyak 8 orang anak (40%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut ini :

GAMBAR 4.1

GRAFIK PERSENTASE KEMAMPUAN BAHASA MELALUI KEGIATAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SAAT PRA SIKLUS

2. Deskripsi Siklus I Untuk melihat skor akhir Kemampuan minat baca setiap anak sebelum diberikan tindakan (pra-siklus) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 4.4REKAPITULASI KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBACA

NoKategoriFrekuensi Persentase

1.Baik1260 %

2.Cukup525 %

3.Kurang315 %

Jumlah20100%

Hasil penelitian pada kegiatan siklus I digambarkan melalui diagram berikut ini :

DIAGRAM 2. PERSENTASE SKOR KEMAMPUAN BAHASA TINDAKAN SIKLUS I

Jumlah anak yang hadir pada kegiatan siklus satu adalah 20 anak atau hadir semua. Berdasarkan hasil tabel observasi kemampuan bahasa, dapat dilihat bahwa kemampuan bahasa setelah diberikan treatment pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada tindakan 1 masih ada beberapa anak yang masih memerlukan bantuan pada saat melakukan kegiatan bermain dengan media gambar atau pada kategori kurang yaitu 15%, sedangkan kategori cukup yaitu 25%. Selebihnya kemampuan anak berada pada kategori baik atau anak telah mampu melakukannya sesuai dengan indikator yaitu sebesar 60%

3. Deskripsi Siklus II

Tabel. 4.4

REKAPITULASI KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBACA

NoKategoriFrekuensi Persentase

1.Baik1890 %

2.Cukup210 %

3.Kurang00 %

Jumlah20100%

Hasil penelitian pada kegiatan siklus I digambarkan melalui diagram berikut ini :

DIAGRAM 2. PERSENTASE SKOR KEMAMPUAN BAHASA TINDAKAN SIKLUS I

Jumlah anak yang hadir pada kegiatan siklus satu adalah 20 anak atau hadir semua. Berdasarkan hasil tabel observasi kemampuan minat baca, dapat dilihat bahwa kemampuan bahasa setelah diberikan treatment pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada tindakan siklus II sudah menunjukkan hasil yang memuaskan dimana anak yang melakukan kegiatan bermain dengan media gambar atau pada kategori kurang sudah tidak ada atau 0% sedangkan kategori cukup yaitu 10%. Selebihnya kemampuan anak berada pada kategori baik atau anak telah mampu melakukannya sesuai dengan indikator yaitu sebesar 90%.B. Pembahasan Tiap Siklus Setelah dilakukan perbaikan hingga ke Siklus kedua, anak-anak mengalami peningkatan yang lebih tinggi pada semua aspek minat baca. Setelah dilakukan penerapan keaksaraan di lingkungan sekolah, terlihat sudah ada peningkatan minat membaca yang cukup berarti pada anak-anak. Peningkatan tersebut dapat terlihat dari berbagai perubahan perilaku anak, baik yang tercatat dalam catatan lapangan maupun dari rekapitulasi format minat membaca pada akhir Siklus I dan Siklus II.

Temuan-temuan yang didapat setelah tindakan Siklus II memperlihatkan bahwa anak-anak makin tertarik dengan kegiatan yang berhubungan dengan minat baca, yang antara lain ditunjukkan dengan

(1) Mulai membaca tulisan yang ada pada media gambar yang ditempel di dinding ruang kelas.(2) Tekun mendengarkan guru yang bercerita atau membacakan buku;

(3) Mulai mencoba membaca beberapa kata dengan inisiatif sendiri meskipun masih keliru; dan

(4) Tampak bersemangat dan senang dalam berbagai kegiatan.

Selain itu, berdasarkan diskusi dengan para guru, mereka merasa lebih percaya diri untuk melaksanakan pendekatan penerapan keaksaraan ini setelah melihat dampaknya secara langsung pada anak-anak. Minat baca anak juga dapat dilihat dari makin seringnya anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan butir-butir pada format observasi minat baca. Perbandingan hasil pengamatan format minat baca anak selama Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Pembahasan Siklus I

a. Analisis

Dari hasil data yang didapat oleh penulis, dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan dapat dapat dianalisis bahwa proses pembelajaran kurang lancar karena anak didik kurang bersemangat dalam menerima pelajaran dengan metode yang digunakan guru yaitu secara konvensional, wawancara dan bercerita, hal ini kemungkinan disebabkan oleh media gambar yang kurang menarik. Disamping itu juga, guru kurang memberikan arahan dan motivasi kepada anak.

b. Sintetis

Pada siklus ini dari proses pembelajaran yang telah dilakukan mulai dari perencanaan sampai pada akhir kegiatan, ternyata belum dapat meningkatkan pemahaman anak didik dalam memahami konsep bahasa dan aksara sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis. Hal ini disebabkan karena masih adanya kelemahan yang menjadi rintangan dalam mencapai peningkatan pemahaman siswa sehingga perlu dilakukan pembelajaran pada siklus II selanjutnya. Dimana anak mengalami kesulitan dalam masih banyak yang membutuhkan bantuan guru dalam menyebutkan kata yang ada pada media gambar.c. Evaluasi

Berdasarkan hasil data penelitian yang telah diperoleh, pada proses pembelajaran siklus I ini memperlihatkan bahwa proses pembelajaran memperlihatkan bahwa tingkat pemahaman siswa secara klasikal masih di bawah standar, yaitu dari 20 orang anak didik kelompok B di TK Panca karsa Palembang hanya 60% atau 12 orang anak yang mampu membaca tulisan pada media gambar dengan baik dan secara mandiri tanpa bantuan dari guru.Pembahasan Siklus II

Hasil observasi proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

a. Anak didik lebih aktif, hal ini disebabkan karena guru sudah banyak memberikan bimbingan dan pengayaan tambahan atau penjelasan.

b. Anak didik lebih cepat menerima materi pelajaran karena guru telah mencoba menerapkan model pembelajaran dengan media atau alat peraga dipersiapkan lebih menarik lebih besar, konsep penggunaan materi gambar serta kegiatan menyusun berbagai kata yang mudah diingat oleh mereka sehingga anak-anak mulai mampu membedakan berbagai aksara dan mulai berminat membaca walaupun masih terkadang terbata-bata.

Refleksi terdiri dari :

1. Analisis

Setelah diadakan siklus II yang diikuti, dengan kelas yang dilakukan sesuai dengan perencanaan dan skenario pembelajaran,maka proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sempurna serta suasana kelas yang kondusif.

2. Sintetis

Dari hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelemahan-kelemahan dan kekurangan pada proses pembelajaran siklus I telah dapat diatasi dengan baik. Dengan kata lain proses kegiatan belajar dan mengajar sudah mulai baik dan terarah. Anak didik sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan media gambar yang menarik.

3. Evaluasi

Hasil evaluasi proses perbaikan pembelajaran pada siklus II ini sudah mencapai ketuntasan minimal 75% karena dari hasil penilaian pada akhir kegiatan diketahui bahwa 90% anak didik (18 orang) sudah memiliki kemampuan bahasa yang baik.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media gambar yang dilaksanakan di TK Panca Karsa telah dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak dalam membaca.

Secara kualitatif, setelah dilakukan penenggelaman keaksaraan di lingkungan sekolah terdapat peningkatan minat membaca yang signifikan pada anak-anak yang meliputi: memilih meminjam buku dari perpustakaan dan membolak-balik buku tersebut saat bermain bebas atau sebelum kegiatan belajar, tekun dalam mendengarkan guru yang bercerita atau membacakan buku, mulai mencoba membaca beberapa kata dengan inisiatif sendiri meskipun masih keliru, dan tampak bersemangat dalam berbagai kegiatan.

Penerapan minat baca di TK Panca Karsa tidak hanya dilaksanakan di sentra-sentra tertentu saja yang berhubungan dengan bahasa, tetapi di berbagai sentra lain dan dapat dilakukan sejak anak-anak datang ke sekolah sampai saatnya mereka pulang. Penerapan minat baca dilakukan dengan menyediakan berbagai tulisan label nama-nama benda di sekitar anak, menyiapkan berbagai bahan bacaan di perpustakaan, dan mengajak anak bercakap-cakap atau bermain dengan berbagai media tersebut.B. Saran Tindak Lanjut Berdasarkan pembahasan pada hasil penelitian tersebut, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

(1) Guru TK diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang dunia pendidikan anak usia dini, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya;

(2) Penerapan keaksaraan perlu dilakukan secara konsisten untuk menstimulasi minat baca anak di TK, tidak hanya pada sentra atau bidang pengembangan tertentu tetapi pada semua bidang pengembangan;

(3) Penerapan keaksaraan perlu disosialisasikan pada para pendidik anak usia dini, baik guru maupun orang tua sehingga terjadi harmonisasi dalam memberikan harapan yang wajar pada anak dan cara menstimulasi anak agar minat bacanya berkembang.

DAFTAR RUJUKANCeria, Bocah. 2009. Metode Pengembangan membaca Untuk Anak, (Online), (http://ceriabocah.blogspot.com/2009/06/metode-pengembangan-membaca-untuk-anak.html, diakses tanggal 25 Pebruari 2012)

Dhieni, Nurbiana, dkk. 2009. Metode Pengembangan bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Domba. 2009. Kartu Bergambar Flashcard, (Online), (http://domba-bunting.blogspot.com/2009/04/kartu-bergambar-flashcard.html, diakses tanggal 5 Maret 2012)

Elexmedia. 2009. Flash Card, (Online), (http://www.elexmedia.co.id /forum/index.php?topic=15303.0, diakses tanggal 5 Maret 2012)

Fatoni. 2009. Pengembangan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Metode Glenn Domain, (Online), (http://fatonipgsd071644221. wordpress.com/2009/12/30/pengembangan-kemampuan-membaca-anak-usia-dini-melalui-metode-glenn-doman/, diakses tanggal 25 Pebruari 2012)

Kaskus. 2010. Flash Card Baby, (Online), (http://www.kaskus.us /showthread.php?t=7213981, diakses tanggal 5 Maret 2012)

Rouf, Abdul. 2009. Meode Pengajaran Membaca, (Online), (http://www.mts ppiu.sch.id/bahasa-indonesia/metode-pengajaran-membaca, diakses tanggal 25 Pebruari 2012)

Tarigan, Djago. 1991. Bahasa Indonesia I Buku Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud

Zakir, Chica. 2010. Smarter with Flash Card Learning, (Online), (http://theu rbanmama.com/topics/activities/132/smarter-with-flash-card-learning.html, diakses tanggal 5 Maret 2012)