18
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK
MELALUI KEGIATAN MEMBACA PERMULAAN
DI TK PANCA KARSA
PALEMBANG
DEVI MEILINDA
NIM. 821439376
[email protected]
ABSTRAK
Pembelajaran dalam berbahasa harus dibiasakan sejak
dini,Sehingga seiring perkembanganya kemampuan berbahasanya pun
ikut berkembang. Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki
strategi mengajar agar siswa dapat belajar secara aktif mengena
pada tujuan yang diharapkan. Kesempatan berperaktik tersebut sangat
membantu dalam meningkatkan kompetensi dan kepercayaan dirinya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak
melalui kegiatan membaca permulaan di TK Panca Karsa Palembang.
Manfaat dari penelitian ini yaitu Anak TK dapat mengembangkan
kemampuan bahasa melalui kegiatan membaca permulaan dengan bantuan
media pembelajaran berupa media gambar. Selanjutnya anak memiliki
inisiatif untuk meningkatkan minat baca mereka. Penelitian ini
dilakukan di TK Panca Karsa kelompok B dan Waktu pelaksanaan
perbaikan siklus 1 dari tanggal 01 April 2014 sampai dengan 05
April 2014. Pada siklus ke 2 dari tanggal 14 April 2014 s/d 19
April 2014. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Panca
Karsa sebanyak 20 orang siswa. Hasil pelaksanaan perbaikan dari pra
siklus, siklus I dan II diperoleh hasil bahwa dari 20 orang anak
sebanyak pada saat pra siklus ketuntasan mencapai 25% selanjutnya
pada siklus I meningkat menjadi 60% dan pada siklus kedua mencapai
90% tingkat ketuntasan siswa dalam belajar.
Kata Kunci : Kemampuan bahasa, membaca permulaan.I.
PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah1. Identifikasi MasalahBahasa
sebagai alat komunikasi memilki 3 fungsi yaitu : a) Fungsi
Informasi,b) Fungsi Ekspresi c) Fungsi Adaptasi integrasi. Sesuai
dengan fungsi itulah setiap orang bisa memberkan
informasi,mengungkapkan ekspresi diri,serta beradaptasi dengan
menggunakan media lisan dan tulisan. Kemampuan seseorang dalam
menggunakan bahasa lisan dan tulis perlu pembelajaran agar bisa
berfungsi optimal.Pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh
terhadap kemampuan berbahasa.Oleh karena itu pendidikan sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran tersebut.
Pembelajaran dalam berbahasa harus dibiasakan sejak
dini,Sehingga seiring perkembanganya kemampuan berbahasanya pun
ikut berkembang.Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki
strategi mengajar agar siswa dapat belajar secara aktif mengena
pada tujuan yang diharapkan.Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu adalah memilih pendekatan pembelajaran yang tepat.
Pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri
adalah pendekatan Bahasa secara utuh .Sejalan dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat dalam
kuantitas, keluasan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap
berubah dari melakukan ekspresi menjadi melakukan ekspresi dengan
berkomunikasi, yang juga berubah dari komunikasi melalui gerakan
menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu mengembangka
keterampilan berbicara melaalui percakapan yang dapat memikat orang
lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti
bertanya, berdialog dan bernyanyi. Sejak usia 2 tahun anak
menunjukkan minat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus
berkembang sejalan dengan bertambah usia dan menunjukkan bertambah
pula perbendaharaan kata. Dengan perbendaharaan kata yang di milki
anak mampu berkomunikasi dengan lingkungannya yang lebih luas. Anak
dapat menggunakan bahasa dengan ungkapan yang lebih kaya ungkapan
melalui bermain peran.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan peneliti dan diskusi dengan para guru,
diperoleh data awal bahwa Di TK Panca Karsa Palembang dalam
penyampaian materi bahasa khususnya membaca selalu menjadi
problema. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu
:
Pertama, dari tahun ke tahun hasil evaluasi belajar anak belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebagian besar siswa belum
memahami kompetensi dasar materi bahasa dengan kegiatan membaca
kalimat sederhana. Kedua, kesalahan-kesalahan pola pembelajaran
yang dilakukan guru selama ini diantaranya penerapan metode, alat
peraga yang kurang efektif, suasana kelas tidak mendukung hingga
pencapaian hasil belajar tidak maksimal dan tingkat keberhasilan
belum memenuhi. Oleh karena itu perlu diupayakan dengan menerapkan
metode dan menggunakan media pembelajaran yang tepat.
Ketiga, di TK Panca Karsa Palembang, dalam pengenalan berhitung
masih ditemukan banyak anak yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas dari guru. Namun, terdapat beberapa anak yang
sudah lancar membaca kata-kata yang sedehana, tetapi anak tersebut
masih mengalami kebingungan, ketika diminta untuk menunjukkan
kata-kata dengan gambar yang ada. Guru dalam mengajarkan
konsep-konsep bahasa cenderung menekankan pada praktek membaca di
papan tulis. Tidak ada media yang digunakan, anak hanya diberikan
lembar kerja yang berisi kata-kata lalu kemudian anak ditugaskan
untuk menyebutkan tulisan tersebut. Sehingga anak cenderung
menghafal dan tidak memahami konsep abjad maupun huruf. Hal ini
mengakibatkan anak cepat bosan dan tidak tertarik dalam belajar
bahasa.
3. Analisis Masalah
Berdasarkan fakta yang ada, maka peneliti berkeinginan untuk
mencoba meningkatkan kemampuan bahasa anak dengan pendekatan lain.
Berdasarkan observasi awal dan diskusi dengan para guru, kegiatan
membaca permulaan dengan bantuan media gambar ini sangat
dimungkinkan dilaksanakan di TK tersebut. Para guru menyatakan siap
untuk berkreasi mencoba membuat sendiri media gambar yang
dibutuhkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana
meningkatkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan membaca
permulaan di TK Panca Karsa Palembang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa
anak melalui kegiatan membaca permulaan di TK Panca Karsa
Palembang.D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Siswa
a. Memberi motivasi dan dorongan untuk mengembangkan kemampuan
bahasa anak melalui kegiatan membaca permulaan di TK Panca Karsa
Palembangb. Dengan kemampuan mengenal konsep bahasa, diharapkan
siswa mampu berbahasa dengan baik dan dapat membaca dengan lancar
pada jenjang pendidikan selanjutnya.c. Meningkatkan kemampuan
berpikir kognitif, efektif dan psikomotorik anak dalam konteks
pembelajaran.2. Guru dan orang tua:
Untuk menambah wawasan tentang stimulasi yang tepat dalam
meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa.3. Pengelola TK :
Untuk memberikan alternatif pendekatan yang menyenangkan dan
mengembangkan potensi dasar anak mereka dapat menikmati masa TK
dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan tetapi bermakna.
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Minat Anak Usia Dini1. Pengertian
Minat Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila
mereka melihat sesuatu melihat sesuatu akan menguntungkan mereka
merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasaan. Bila
kepuasaan berkurang, minat pun berkurang. Setiap minat memuaskan
kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini mungkin
tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini,
semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut (Hurlock. 2000:114)
dalam bukunya Psikologi Perkembangan : suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang kehidupan. (terjemahan: Istiwidayati).
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha
yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha
yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi
tantangan. Jika seorang anak memiliki rasa ingin belajar, ia akan
cepat dapat mengerti dan mengingatnya.
Berikut merupakan ciri-ciri minat anak menurut Hurlock (2000,
115), antara lain adalah sebagai berikut : (a) minat tumbuh
bersamaan dengan perkembangan fisik, (b) minat bergantung pada
kesiapan belajar, (c) minat bergantung pada kesempatan belajar, (d)
perkembangan minat mungkin terbatas, (e) minat dipengaruhi pengaruh
budaya, (f) minat itu egosentris.
B. Konsep Membaca Pada Anak Usia Dini
1. Pengertian MembacaSyafii (Rouf, 2009) dalam menyatakan bahwa
membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut
proses mekanis, berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual,
sedangkan proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah
informasi.
(http://riniraihan.wordpress.com/2012/04/18/pengembangan-membaca-anak-usia-dini-dengan-media-flash-card/)Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Rouf, 2009) membaca didefinisikan
sebagai melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, yang
dibaca secara lisan atau dalam hati. Secara linguistik, membaca
adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca merupakan proses menerjemahkan sandi atau simbol-simbol
yang tertulis terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan kemampuan
melihat (mata) yang dimiliki oleh pembaca, dan menerapkan pola
berfikir dan bernalar mengolah teks bacaan secara kritis dan
kreatif untuk mendapatkan pesan baik secara tersirat maupun
tersurat.2. Tahap-tahap Perkembangan Membaca Anak Usia
DiniKemampuan membaca pada anak berkembang dalam beberapa tahap.
Menurut Cochrane Efal (Dhieni, 2009:13) membagi tahap-tahap
perkembangan dasar kemampuan membaca anak pada usia 4 6 tahun
berlangsung dalam lima tahap, yaitu:
a. Fantasi (Magical strage)
b. Pembentukan konsep diri (Self concept strange)
c. Membaca gemar (Brigging reading strange)
d. Pengenalan bacaan (Sake-off reader strange)
e. Membaca lancar (Independent reader strange)
Sehubungan dengan tahap perkembangan kemampuan membaca anak,
maka perlu diketahui dan dipahami cara untuk menstimulasi
potensi-potensi anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hal
ini perlu mendapat perhatian khusus agar potensi yang dimiliki anak
dapat dikembangkan secara optimal. Karena para ahli syaraf
mengatakan bahwa jika gejala-gejala munculnya ke arah positif maka
potensi-potensi tersebut akan menjadi potensi yang tersembunyi
(Dhieni, 2009:13). Dengan demikian, lingkungan belajar anak
memegang peranan yang penting. Lingkungan belajar yang ada harus
menciptakan kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan potensi yang
ada pada anak.3. Strategi Untuk Meningkatkan Minat Baca Anak Sejak
Usia Dini Bagi orang tua, ada tips yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan minat baca anak. Tidak ada yang lebih penting untuk
kesuksesan akademik seseorang, selain menjadi pembaca yang baik.
Orang tua mengenal anak-anak mereka dengan baik dan dapat
menyediakan waktu dan perhatian yang akan membimbing mereka
berhasil dalam membaca. Berikut ini daftar cara-cara untuk membantu
anak anda menjadi pembaca yang lebih efektif.
a. Sediakan waktu luang untuk membacakan buku untuk anak anda
setiap hari. Penelitian mengungkapkan bahwa dengan membacakan
dengan suara lantang secara rutin kepada anak-anak akan
menghasilkan perkembangan yang signi-fikan pada pemahaman membaca,
kosa kata, dan pemenggalan kata. Baik anak anda dalam usia belum
sekolah maupun yang sudah, hal itu akan membuat mereka berkeinginan
untuk membaca dengan sendirinya.
b. Kelilingi anak-anak anda dengan berbagai buku bacaan.
Anak-anak yang memiliki berbagai macam jenis bacaan di rumahnya
mendapatkan nilai le-bih tinggi pada standarisasi tes. Bujuklah
anak anda untuk membaca dengan mengoleksi buku-buku bacaan yang
menarik dan majalah yang se-suai dengan umur mereka. Letakkan buku
bacaan di mobil, kamar mandi, tempat tidur, ruang keluarga, dan
bahkan di ruang TV.
c. Buatlah waktu membaca bersama keluarga. Sediakan waktu setiap
hari 15 sampai 30 menit untuk seluruh anggota keluarga membaca
bersama-sama dengan tenang. Dengan melihat anda membaca akan
membuat anak anda ikut membaca. Hanya dengan berlatih 15 menit
setiap hari cukup untuk meningkatkan minat baca mereka.
d. Berikan dukungan pada berbagai aktivitas membaca mereka.
Jadikan membaca sebagai bagian dari kehidupan anak anda. Biarkan
mereka membaca menu, rambu jalanan, petunjuk pada mainan, ramalan
cuaca, acara TV, dan semua informasi praktis harian. Dan juga,
pastikan mereka selalu memiliki bacaan untuk waktu luang mereka
ketika sedang menunggu giliran saat pergi ke dokter, atau saat
sedang di dalam mobil.
e. Biasakan pergi ke perpustakaan. Ajak anak anda agar lebih
banyak membaca dengan membawa mereka pergi ke perpustakaan setiap
beberapa minggu untuk mendapatkan buku bacaan yang baru.
Perpustakaan biasanya menyediakan program membaca untuk anak-anak
segala usia dan mengembangkan minat membaca mereka.
f. Ikuti terus perkembangan membaca anak anda. Cari tahu
kemampuan membaca yang bagaimana untuk setiap level kelas.
Kurikulum sekolah akan memberikan informasi tentang ini. Ikuti
terus perkembangan mereka mendapatkan kemampuan dasar membaca
melalui raport mereka.
g. Perlu diperhatikan oleh orang tua, apakah mereka ada
kesulitan dalam membaca buku bacaannya. Para guru di sekolah tidak
selalu mengetahui kesulitan atau masalah membaca pada anak-anak
sampai mereka serius bermasalah. Cari tahu apakah anak anda dapat
melafalkan kata-kata, mengetahui kata-kata yang dilihatnya,
menggunakan susunan kalimat untuk mengidentifikasi kata-kata yang
tidak diketahui, dan mengetahui se-penuhnya apa yang mereka
baca.
h. Mencari pertolongan secepatnya jika ada masalah dalam
membaca. Masa-lah dalam membaca tidak dapat hilang begitu saja
seiring berlalunya wak-tu. Semakin cepat anak-anak mendapat
bantuan, semakin cepat mereka menjadi pembaca yang baik. Pastikan
anak anda mendapatkan bantuan dari guru-guru mereka, pembimbing,
atau pusat pembelajaran secepatnya jika anda tahu anak anda
mengalami masalah dalam membaca.
i. Pakailah cara yang bervariasi untuk membantu anak anda. Untuk
membantu anak dalam mengembangkan kemampuan membaca mereka, gunakan
berbagai buku pedoman, program komputer, tape, dan materi-materi
lain yang tersedia di toko. Permainan merupakan pilihan yang baik,
karena cara ini akan dapat membantu anak-anak mengembangkan
kemampuan mereka sambil bergembira.
j. Perlihatkan antusias anda saat anak membaca buku bacaannya.
Reaksi anda memiliki pengaruh yang besar pada seberapa tinggi
motivasi mereka untuk berusaha menjadi pembaca yang baik. Pastikan
anda memberikan pujian yang tulus atas usaha keras mereka. Apabila
perlu beri incentive kepada mereka sebagai hadiah dan pendorong
atas aktivitas mereka dalam membaca. Sehingga upaya ini akan
memberikan dorongan bagi anak untuk lebih gemar membaca dan
mencintai buku-buku.C. Konsep Pembelajaran dengan Media Gambar
Ada beberapa konsep mengenai definisi media pengajaran. Menurut
Gerlach (dalam Sanjaya, 2006:161) dalam buku Strategi Pembelajaran
secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau
kegiatan yang menciptakan kodisi yang memungkinkan anak didik
memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menurut Sudjana
(2007:2) manfaat media pengajaran dalam proses belajar antara lain
:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian anak didik sehingga
dapat menumbuhnya motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh para anak didik, dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
anak didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Sedangkan menurut Usman (2008:32), media pendidikan mempunyai
manfaat sebagai berikut: (a) meletakkan dasar-dasar yang konkret
untuk berpikir. Oleh karena itu, mengurangi verbalisme, (b)
memperbesar perhatian siswa, (c) membuat pelajaran lebih menetap
atau tidak mudah dilupakan, (d) memberikan pengalaman yang nyata
yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan para
anak didik, (e) menumbuhkan pemikiran yang teraturdan bersambung,
(f) membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
Gambar merupakan media untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun
gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat,
mengikuti pola berpikir seperti gambar atau justru muncul ide baru
dan menggugah rasa (Pamadhi, 2008:2.8).
Dalam proses belajar mengajar gambar yang digunakan mampu
membantu apa yang akan dijelaskas oleh guru, memliki kualitas yang
baik, dalam arti, dalam arti memiliki tujuan yang relevan, jelas,
mengadung kebenaran, autentik, aktual, lengkap, sederhana, menarik,
dan memberikan sugesti terhadap kebenaran itu sendiri. Menurut
Sadiman (2011, 31-33) ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh
gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media
pengajaran:
a. Autentik. Gambar tersebut secara jujur melukiskan situasi
seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
b. Sederhana. Komponen gambar hendaknya cukup jelas dan
menunjukkan poin-poin pokok pembelajaran.
c. Ukuran relatif. Gambar dapat memperbesar atau memperkecil
obyek/benda sebenarnya.
d. Gambar/foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.
e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar/foto karya
siswa sering sekali lebih baik.
f. Tidak semua gambar yang bagus adalah media yang baik. Gambar
hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Menurut Pamadhi (2008:2.9) manfaat gambar bagi anak adalah
sebagai berikut: (a) alat untuk mengutarakan (berekspresi) isi
hati, pendapat maupun gagasannya, (b) media bermain fantasi,
imajinasi dan sekaligus sublimasi, (c) stimulasi bentuk ketika
lupa, atau untuk menumbuhkan gagasan baru, (d) alat untuk
menjelaskan bentuk serta situasi.
Media pendidikan sangat berperan dalam perencanaan dan
pelaksanaan secara sistematis. Media sendiri adalah orang, benda
atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Salah satu media
yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah kartu gambar. Media
kartu gambar adalah media yang berupa kertas tebal yang berbentuk
persegi dengan disertai gambar baik berupa gambar orang, hewan
tumbuhan dan lain sebagainya.III. PELAKSANAAN PERBAIKANA. Subjek,
Tempat dan Waktu Penelitian1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak usia dini kelas B
TK Panca Karsa sebanyak 20 orang.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini beralamat di Jl. Kebun Bunga Palembang,
nama sekolah tempat penelitian TK Panca Karsa Palembang Kelas B
dengan tema "Pekerjaan".
3. Waktu PelaksanaanWaktu pelaksanaan perbaikan tanggal 01 April
s/d 19 April 2014. Waktu pelaksanaan untuk siklus 1 mulai tanggal
01 April 2014 sampai dengan 05 April 2014 dan Siklus II mulai
tanggal 14 April 2014 sampai dengan 19 April 2014, mulai dari Senin
sampai Jum'at dengan rentang waktu mulai jam 7.30 - 10.00 WIB.B.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran/ Kegiatan Pengembangan
1. Jenis Penelitian Perbaikan PembelajaranRancangan penelitian
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Desain Perbaikan
Pembelajaran digunakan desain PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau
CAR (Classroom Action Research). Pada Pelaksanaan PTK ini terdiri
dari beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari : perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Pada perbaikan pembelajaran ini
dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan teman sejawat. 2.
Prosedur Perbaikan Pembelajaran / Kegiatan PengembanganProsedur
penelitian yang telah dilakukan meliputi dua siklus, dan setiap
siklus terdiri dari 4 pertemuan. Pada tiap siklus diterapkan
prosedur berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
refleksi, dan evaluasi. Adapun gambaran masing-masing siklus
meliputi :Siklus Ia. Perencanaan1) Rencana TindakanMengadakan
perbaikan untuk meningkatkan minat membaca anak melalui penggunaan
media gambar .2) Langkah-langkah perbaikan
Perencanaan pada siklus I terdiri atas beberapa langkah yaitu:a)
Peneliti bersama guru menyiapkan instrumen pengamatan tingkat minat
baca anak dan pengamatan kegiatan guru; b) Para guru
mengidentifikasi alat-alat yang sudah dan belum tersedia yang
berkaitan dengan keaksaraan;
c) Peneliti bersama para guru mencari data awal minat baca pada
anak TK melalui lembar pengamatan.
d) Guru bersama peneliti merancang pembuatan dan pemajangan
media gambar serta berbagai kegiatan bermain menggunakan media
tersebut di sentra-sentra yang ada. Melalui tema pekerjaan pada
siklus 1, pada sentra bahasa dilakukan kegiatan mewarnai gambar
angka, membaca puisi dua mata, dan mencocokkan Gambar angka.
Berikut ini Rancangan Pembelajaran untuk siklus I :
RKH 1 yang meliputi; Bercerita Fabel tentang Kancil yang Cerdik
(B.7,) Mewarnai huruf polisi (K.5) dan mengeja huruf Polisi (S.4)
RKH 2 yaitu Menceritakan pengalaman "liburan di desa" (B.7)
mewarnai gambar pemandangan(K.6), menghubungkan atau memasangkan
tulisan dengan gambar (S.8)
RKH 3 yaitu menyanyikan lagu "seorang kapiten" (B.5), mengenal
macam-macam pekerjaan (F.8) dan mewarnai gambar polisi (S.11)RKH 4
yaitu Menghubungkan tulisan sederhana dengan gambar (B.10),
Menyebutkan tulisan sesuai dengan media gambar (K.23) dan
Menggunting bentuk pola gambar (F.6).
RKH 5 yaitu Mencocok gambar berbagai ukuran (S.17, menghubungkan
potongan kata menjadi kalimat (K.23), Membaca gambar yang ada
tulisan di bawahnya (B.2)b. Pelaksanaan PTK
Prosedur pelaksanaan PTK yaitu untuk penilai I, Ibu Fitria
Deswita, S. Pd. Sedangkan tugas Penilai I adalah menilai SKH/RK
yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya dengan menggunakan
APKG PKP 1 dan 2 kepada pratikan. Dan tugas supervisor adalah
memberi orientasi PKP ke mhasiswa dan membuat rekapitulasi nilai
praktik perbaikan kegiatan searah menyerahkan nilai praktek dan
laporan ke UPBJJ Universitas Terbuka Palembang.
Prosedur kegiatan pengembangan adalah :
1) Tahap Pengembangan
a. Guru melakukan kegiatan persiapan, yaitu menyusun RK/SKH
b. Guru harus dapat bertanggungjawab terhadap kegiatan
pengembangan yang dibuatkan atau dikelolanya.
c. Merencanakan tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan pada
kegiatan.
2) Tahap Pelaksanaan
Ada 4 kegiatan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan :a. Pembukaan
Kegiatan pembukaan dilakukan secara klasikal, setelah anak masuk
kelas selesai berbaris kegiatan di awali dengan berdoa, berbagi
cerita, mengucapkan tata tertib kelas, absen dan seterusnya
b. Kegiatan inti
Kegiatan ini merupakan kegiatan kelompok dan individu yang
mencakup pengembangan ranah kognitif, psikomotor, dan afektif yang
terdiri dari :
1) Bidang pengembangan pembentukan perilaku melaui pembahasan
yaitu, moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan
kemandirian
2) Bidang pengembangan kemampuan dasar, meliputi kemampuan
bahasa, kognitif, fisik dan motorik dan seni.
c. Istrirahat
Pada waktu istirahat, biasanya anak mencuci tangan karena akan
makan bekalnya, dan kemudian anak dapat bermain di luar atau di
dalam kelas. Sebagai guru jangan lupa meminta kepada anak untuk
emgucapkan doa sebelum dan sesudah makan. Walaupun istirahat guru
masih harus tetap berada di antara anak-anak untuk mengawasi anak
bermain, antri pada alat permainan yang disukai.d. Kegiatan Akhir /
Penutup
Dalam kegiatan penutup, ada baiknya bila anak diajak mereview
kegiatan sehari-tadi dengan bercerita secara bergilir. Setelah anak
berkemas, doa bersama, dan pulang.c. Rencana Pengamatan dan
Pengumpulan Data
Penyempurnaan dilaksanakan bersama dalam diskusi antara peneliti
dengan para guru. Sementara itu, langkah-langkah observasi pada
Siklus I adalah:
1) Peneliti bersama guru yang tidak mengajar mengamati kegiatan
guru yang sedang mengajar dan kegiatan anak di sentra-sentra, lalu
mencatat hasil pengamatannya dalam format catatan lapangan;2)
Peneliti mengambil data tentang kemampuan mengenal konsep mengenal
bentuk geometri anak melalui lembar pengamatan ceklis dan data
tentang kegiatan penggunaan media melalui analisis dokumen dan
diskusi dengan guru Prosedur penelitian yang telah dilakukan
meliputi dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 kali
pertemuan.d. Rencana Refleksi Tahap yang terakhir yaitu evaluasi
dan refleksi pada siklus I meliputi langkah berikut:
1) Para guru bersama peneliti mendiskusikan hasil pengamatan
data tingkat kemampuan anak dalam mengenal konsep mengenal bentuk
geometri dan data perubahan sikap dan aktivias anak setelah
tindakan I;
2) Para guru bersama peneliti mendiskusikan kelemahan dan
kelebihan pelaksanaan tindakan I dilanjutkan dengan langkah-langkah
perbaikan yang diperlukan.Siklus IIa. Perencanaan1) Rencana
TindakanMengadakan perbaikan untuk meningkatkan minat membaca anak
melalui penggunaan media gambar.2) Langkah-langkah perbaikan
Perencanaan pada siklus II terdiri atas beberapa langkah
yaitu:a) Peneliti bersama guru menyiapkan instrumen pengamatan
tingkat minat baca anak dan pengamatan kegiatan guru; b) Para guru
mengidentifikasi alat-alat yang sudah dan belum tersedia yang
berkaitan dengan keaksaraan;
c) Peneliti bersama para guru mencari data awal tingkat minat
membaca anak TK melalui lembar pengamatan; dan
d) Guru bersama peneliti merancang pembuatan dan pemajangan
media bentuk alat peraga dari plastisin serta berbagai kegiatan
bermain menggunakan media tersebut di sentra-sentra yang ada.
Melalui tema pekerjaan pada siklus II, pada sentra bahasa dilakukan
kegiatan mewarnai gambar huruf, membaca puisi dua mata, dan
mencocokkan Gambar dengan tulisan di bawahnya. Berikut ini
Rancangan Pembelajaran untuk siklus II :
RKH 1 yang meliputi; Membaca puisi tema Guru (B.7,) Mewarnai
gambar mobil (K.5) dan mengeja huruf guru RKH 2 yaitu Menceritakan
pengalaman yang menyenangkan (B.7) mewarnai gambar pemandangan
(K.6), menghubungkan atau memasangkan tulisan dengan gambar
(S.8)
RKH 3 yaitu menyanyikan lagu "Pak Polisi" (B.5), Menyebutkan
cita-cita (F.8) dan mewarnai gambar Mobil Patroli (S.11)RKH 4 yaitu
Menghubungkan tulisan sederhana dengan gambar (B.10), Menyebutkan
tulisan sesuai dengan media gambar (K.23) dan Menggunting bentuk
pola gambar (F.6).
RKH 5 yaitu Mencocok gambar berbagai ukuran (S.17, menghubungkan
potongan kata menjadi kalimat (K.23), Membaca gambar yang ada
tulisan di bawahnya (B.2)b. Prosedur Pelaksanaan PTK
Prosedur pelaksanaan PTK yaitu untuk penilai II, Ibu Fitria
Deswita, S. Pd. Sedangkan tugas Penilai II adalah menilai SKH/RK
yang dibuat oleh mahasiswa dan pelaksanaannya dengan menggunakan
APKG PKP 1 dan 2 kepada pratikan. Dan tugas supervisor adalah
memberi orientasi PKP ke mhasiswa dan membuat rekapitulasi nilai
praktik perbaikan kegiatan searah menyerahkan nilai praktek dan
laporan ke UPBJJ Universitas Terbuka Palembang.
Prosedur kegiatan pengembangan adalah :
1) Tahap Pengembangan
a. Guru melakukan kegiatan persiapan, yaitu menyusun RK/SKHb.
Guru harus dapat bertanggungjawab terhadap kegiatan pengembangan
yang dibuatkan atau dikelolanya.
c. Merencanakan tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan pada
kegiatan.
2) Tahap Pelaksanaan
Ada 4 kegiatan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan :a) Pembukaan
Kegiatan pembukaan dilakukan secara klasikal, setelah anak masuk
kelas selesai berbaris kegiatan di awali dengan berdoa, berbagi
cerita, mengucapkan tata tertib kelas, absen dan seterusnya.b)
Kegiatan inti
Kegiatan ini merupakan kegiatan kelompok dan individu yang
mencakup pengembangan ranah kognitif, psikomotor, dan afektif yang
terdiri dari :
1) Bidang pengembangan pembentukan perilaku melaui pembahasan
yaitu, moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan
kemandirian
2) Bidang pengembangan kemampuan dasar, meliputi kemampuan
bahasa, kognitif, fisik dan motorik dan seni.
c) Istrirahat
Pada waktu istirahat, biasanya anak mencuci tangan karena akan
makan bekalnya, dan kemudian anak dapat bermain di luar atau di
dalam kelas. Sebagai guru jangan lupa meminta kepada anak untuk
mengucapkan doa sebelum dan sesudah makan. Walaupun istirahat guru
masih harus tetap berada di antara anak-anak untuk mengawasi anak
bermain, antri pada alat permainan yang disukai.d) Kegiatan Akhir /
Penutup
Dalam kegiatan penutu, ada baiknya bila anak diajak mereview
kegiatan sehari-tadi dengan bercerita secara bergilir. Setelah anak
berkemas, doa bersama, dan pulang.c. Kegiatan Pengamatan dan
Pengumpulan data Selanjutnya, pada tahap observasi Siklus II,
peneliti bersama salah satu guru yang sedang tidak mengajar
melakukan pengamatan dengan catatan lapangan dan instrumen
pengamatan terhadap minat anak dalam membaca yang telah
diperbaharui sesuai tindakan baru yang disepakati. d. Refleksi
Tahap yang terakhir yaitu refleksi pada Siklus II meliputi
langkah-langkah:
(1) Para guru bersama peneliti mendiskusikan hasil pengamatan
data tingkat minat baca anak dan perubahan perilaku mereka setelah
Tindakan II; dan
(2) Peneliti dibantu guru meninjau ulang dampak dari Tindakan
Siklus II tersebut. IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Hasil
Penelitian Perbaikan Pembelajaran/ Kegiatan Pengembangan
Pada bagian ini memuat data dan pengolahan data yang diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar anak didik
dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada TK
Panca Karsa khususnya anak didik Kelompok B.1. Data Awal
Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan
pada saat pra siklus, bahwa kemampuan bahasa anak melalui kegiatan
membaca permulaan masih sangat kurang. Sebagian besar anak usia
dini kurang berminat mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan
oleh guru. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran berupa ceramah
dan menulis di papan tulis kurang menarik bagi anak. Banyak sekali
anak yang kurang lancar membaca penggalan kata yang diberikan. Guru
tidak memberikan umpan balik kepada anak-anak dan hanya menyebutkan
kata yang ditulis di papan tulis dan anak-anak selanjutnya
mengikuti apa yang diucapkan guru. Pada saat penilaian pra siklus
terlihat bahwa kemampuan bahasa anak dalam bidang membaca masih
sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel.
4.2
REKAPITULASI KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBACA PRA
SIKLUSNoKategoriFrekuensi Persentase
1.Baik525 %
2.Cukup735 %
3.Kurang840 %
Jumlah20100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan bahasa
melalui kegiatan membaca melalui media gambar pada Anak Kelas B di
TK Panca Karsa Palembang masih sangat kurang dimana anak yang sudah
mampu membaca melalui media gambar yang ditunjukkan hanya 5 orang
anak atau 25% sedangkan anak yang memiliki kemampuan cukup yaitu
mampu menyebutkan gambar yang ditunjukkan namun belum lancar dalam
membaca ada sebanyak 7 orang anak (35%). Sedangkan anak yang sama
sekali belum mampu menyebutkan serta membedakan kata yang dibacanya
yaitu sebanyak 8 orang anak (40%). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari grafik berikut ini :
GAMBAR 4.1
GRAFIK PERSENTASE KEMAMPUAN BAHASA MELALUI KEGIATAN MEMBACA
MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SAAT PRA SIKLUS
2. Deskripsi Siklus I Untuk melihat skor akhir Kemampuan minat
baca setiap anak sebelum diberikan tindakan (pra-siklus) dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 4.4REKAPITULASI KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN
MEMBACA
NoKategoriFrekuensi Persentase
1.Baik1260 %
2.Cukup525 %
3.Kurang315 %
Jumlah20100%
Hasil penelitian pada kegiatan siklus I digambarkan melalui
diagram berikut ini :
DIAGRAM 2. PERSENTASE SKOR KEMAMPUAN BAHASA TINDAKAN SIKLUS
I
Jumlah anak yang hadir pada kegiatan siklus satu adalah 20 anak
atau hadir semua. Berdasarkan hasil tabel observasi kemampuan
bahasa, dapat dilihat bahwa kemampuan bahasa setelah diberikan
treatment pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada
tindakan 1 masih ada beberapa anak yang masih memerlukan bantuan
pada saat melakukan kegiatan bermain dengan media gambar atau pada
kategori kurang yaitu 15%, sedangkan kategori cukup yaitu 25%.
Selebihnya kemampuan anak berada pada kategori baik atau anak telah
mampu melakukannya sesuai dengan indikator yaitu sebesar 60%
3. Deskripsi Siklus II
Tabel. 4.4
REKAPITULASI KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBACA
NoKategoriFrekuensi Persentase
1.Baik1890 %
2.Cukup210 %
3.Kurang00 %
Jumlah20100%
Hasil penelitian pada kegiatan siklus I digambarkan melalui
diagram berikut ini :
DIAGRAM 2. PERSENTASE SKOR KEMAMPUAN BAHASA TINDAKAN SIKLUS
I
Jumlah anak yang hadir pada kegiatan siklus satu adalah 20 anak
atau hadir semua. Berdasarkan hasil tabel observasi kemampuan minat
baca, dapat dilihat bahwa kemampuan bahasa setelah diberikan
treatment pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada
tindakan siklus II sudah menunjukkan hasil yang memuaskan dimana
anak yang melakukan kegiatan bermain dengan media gambar atau pada
kategori kurang sudah tidak ada atau 0% sedangkan kategori cukup
yaitu 10%. Selebihnya kemampuan anak berada pada kategori baik atau
anak telah mampu melakukannya sesuai dengan indikator yaitu sebesar
90%.B. Pembahasan Tiap Siklus Setelah dilakukan perbaikan hingga ke
Siklus kedua, anak-anak mengalami peningkatan yang lebih tinggi
pada semua aspek minat baca. Setelah dilakukan penerapan keaksaraan
di lingkungan sekolah, terlihat sudah ada peningkatan minat membaca
yang cukup berarti pada anak-anak. Peningkatan tersebut dapat
terlihat dari berbagai perubahan perilaku anak, baik yang tercatat
dalam catatan lapangan maupun dari rekapitulasi format minat
membaca pada akhir Siklus I dan Siklus II.
Temuan-temuan yang didapat setelah tindakan Siklus II
memperlihatkan bahwa anak-anak makin tertarik dengan kegiatan yang
berhubungan dengan minat baca, yang antara lain ditunjukkan
dengan
(1) Mulai membaca tulisan yang ada pada media gambar yang
ditempel di dinding ruang kelas.(2) Tekun mendengarkan guru yang
bercerita atau membacakan buku;
(3) Mulai mencoba membaca beberapa kata dengan inisiatif sendiri
meskipun masih keliru; dan
(4) Tampak bersemangat dan senang dalam berbagai kegiatan.
Selain itu, berdasarkan diskusi dengan para guru, mereka merasa
lebih percaya diri untuk melaksanakan pendekatan penerapan
keaksaraan ini setelah melihat dampaknya secara langsung pada
anak-anak. Minat baca anak juga dapat dilihat dari makin seringnya
anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan butir-butir pada
format observasi minat baca. Perbandingan hasil pengamatan format
minat baca anak selama Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.Pembahasan Siklus I
a. Analisis
Dari hasil data yang didapat oleh penulis, dari proses belajar
mengajar yang telah dilakukan dapat dapat dianalisis bahwa proses
pembelajaran kurang lancar karena anak didik kurang bersemangat
dalam menerima pelajaran dengan metode yang digunakan guru yaitu
secara konvensional, wawancara dan bercerita, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh media gambar yang kurang menarik. Disamping itu
juga, guru kurang memberikan arahan dan motivasi kepada anak.
b. Sintetis
Pada siklus ini dari proses pembelajaran yang telah dilakukan
mulai dari perencanaan sampai pada akhir kegiatan, ternyata belum
dapat meningkatkan pemahaman anak didik dalam memahami konsep
bahasa dan aksara sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis.
Hal ini disebabkan karena masih adanya kelemahan yang menjadi
rintangan dalam mencapai peningkatan pemahaman siswa sehingga perlu
dilakukan pembelajaran pada siklus II selanjutnya. Dimana anak
mengalami kesulitan dalam masih banyak yang membutuhkan bantuan
guru dalam menyebutkan kata yang ada pada media gambar.c.
Evaluasi
Berdasarkan hasil data penelitian yang telah diperoleh, pada
proses pembelajaran siklus I ini memperlihatkan bahwa proses
pembelajaran memperlihatkan bahwa tingkat pemahaman siswa secara
klasikal masih di bawah standar, yaitu dari 20 orang anak didik
kelompok B di TK Panca karsa Palembang hanya 60% atau 12 orang anak
yang mampu membaca tulisan pada media gambar dengan baik dan secara
mandiri tanpa bantuan dari guru.Pembahasan Siklus II
Hasil observasi proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Anak didik lebih aktif, hal ini disebabkan karena guru sudah
banyak memberikan bimbingan dan pengayaan tambahan atau
penjelasan.
b. Anak didik lebih cepat menerima materi pelajaran karena guru
telah mencoba menerapkan model pembelajaran dengan media atau alat
peraga dipersiapkan lebih menarik lebih besar, konsep penggunaan
materi gambar serta kegiatan menyusun berbagai kata yang mudah
diingat oleh mereka sehingga anak-anak mulai mampu membedakan
berbagai aksara dan mulai berminat membaca walaupun masih terkadang
terbata-bata.
Refleksi terdiri dari :
1. Analisis
Setelah diadakan siklus II yang diikuti, dengan kelas yang
dilakukan sesuai dengan perencanaan dan skenario pembelajaran,maka
proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sempurna serta suasana
kelas yang kondusif.
2. Sintetis
Dari hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kelemahan-kelemahan dan kekurangan pada proses pembelajaran siklus
I telah dapat diatasi dengan baik. Dengan kata lain proses kegiatan
belajar dan mengajar sudah mulai baik dan terarah. Anak didik sudah
mampu mengikuti pembelajaran dengan media gambar yang menarik.
3. Evaluasi
Hasil evaluasi proses perbaikan pembelajaran pada siklus II ini
sudah mencapai ketuntasan minimal 75% karena dari hasil penilaian
pada akhir kegiatan diketahui bahwa 90% anak didik (18 orang) sudah
memiliki kemampuan bahasa yang baik.
IV. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media gambar yang
dilaksanakan di TK Panca Karsa telah dapat meningkatkan kemampuan
bahasa anak dalam membaca.
Secara kualitatif, setelah dilakukan penenggelaman keaksaraan di
lingkungan sekolah terdapat peningkatan minat membaca yang
signifikan pada anak-anak yang meliputi: memilih meminjam buku dari
perpustakaan dan membolak-balik buku tersebut saat bermain bebas
atau sebelum kegiatan belajar, tekun dalam mendengarkan guru yang
bercerita atau membacakan buku, mulai mencoba membaca beberapa kata
dengan inisiatif sendiri meskipun masih keliru, dan tampak
bersemangat dalam berbagai kegiatan.
Penerapan minat baca di TK Panca Karsa tidak hanya dilaksanakan
di sentra-sentra tertentu saja yang berhubungan dengan bahasa,
tetapi di berbagai sentra lain dan dapat dilakukan sejak anak-anak
datang ke sekolah sampai saatnya mereka pulang. Penerapan minat
baca dilakukan dengan menyediakan berbagai tulisan label nama-nama
benda di sekitar anak, menyiapkan berbagai bahan bacaan di
perpustakaan, dan mengajak anak bercakap-cakap atau bermain dengan
berbagai media tersebut.B. Saran Tindak Lanjut Berdasarkan
pembahasan pada hasil penelitian tersebut, dapat disarankan hal-hal
sebagai berikut:
(1) Guru TK diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang
dunia pendidikan anak usia dini, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajarannya;
(2) Penerapan keaksaraan perlu dilakukan secara konsisten untuk
menstimulasi minat baca anak di TK, tidak hanya pada sentra atau
bidang pengembangan tertentu tetapi pada semua bidang
pengembangan;
(3) Penerapan keaksaraan perlu disosialisasikan pada para
pendidik anak usia dini, baik guru maupun orang tua sehingga
terjadi harmonisasi dalam memberikan harapan yang wajar pada anak
dan cara menstimulasi anak agar minat bacanya berkembang.
DAFTAR RUJUKANCeria, Bocah. 2009. Metode Pengembangan membaca
Untuk Anak, (Online),
(http://ceriabocah.blogspot.com/2009/06/metode-pengembangan-membaca-untuk-anak.html,
diakses tanggal 25 Pebruari 2012)
Dhieni, Nurbiana, dkk. 2009. Metode Pengembangan bahasa.
Jakarta: Universitas Terbuka
Domba. 2009. Kartu Bergambar Flashcard, (Online),
(http://domba-bunting.blogspot.com/2009/04/kartu-bergambar-flashcard.html,
diakses tanggal 5 Maret 2012)
Elexmedia. 2009. Flash Card, (Online),
(http://www.elexmedia.co.id /forum/index.php?topic=15303.0, diakses
tanggal 5 Maret 2012)
Fatoni. 2009. Pengembangan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini
Melalui Metode Glenn Domain, (Online), (http://fatonipgsd071644221.
wordpress.com/2009/12/30/pengembangan-kemampuan-membaca-anak-usia-dini-melalui-metode-glenn-doman/,
diakses tanggal 25 Pebruari 2012)
Kaskus. 2010. Flash Card Baby, (Online), (http://www.kaskus.us
/showthread.php?t=7213981, diakses tanggal 5 Maret 2012)
Rouf, Abdul. 2009. Meode Pengajaran Membaca, (Online),
(http://www.mts
ppiu.sch.id/bahasa-indonesia/metode-pengajaran-membaca, diakses
tanggal 25 Pebruari 2012)
Tarigan, Djago. 1991. Bahasa Indonesia I Buku Modul 1-6.
Jakarta: Depdikbud
Zakir, Chica. 2010. Smarter with Flash Card Learning, (Online),
(http://theu
rbanmama.com/topics/activities/132/smarter-with-flash-card-learning.html,
diakses tanggal 5 Maret 2012)