Top Banner
Ruang Lingkup Jurnalistik - Pengetahuan (knowledge) Tentang Jurnalistik - Keterampilan (skill) Jurnalistik/Karya Oleh: John Parlyn Halomoan Sinaga
63

John parlyn halomoan sinaga

Apr 15, 2017

Download

Career

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Slide 1

Ruang LingkupJurnalistik

- Pengetahuan (knowledge) Tentang Jurnalistik- Keterampilan (skill) Jurnalistik/Karya

Oleh: John Parlyn Halomoan Sinaga

R Eep Saefulloh Fatah:Pers sebagai pilar keempat demokrasi: eksekutif, legislatif, dan yudikatif....PERS

Pasal 3 Ayat (1) UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers mengatakan bahwa pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

Dalam Pasal 6 UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers juga disebutkan bahwa pers harus bisa menjalankan fungsi kontrol perilaku, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang menjadi keprihatinan publik.

1. Pengetahuan (Umum)Surat Kabar /Kegiatan Jurnalistik Pertama Surat kabar tulisan tangan pertama dibuat sejak jaman Julius Caesar (100 44 sebelum Masehi).

Papan Pengumuman: Menulis hal-hal penting yang harus diketahui oleh anggota senat dan masyarakat luas.

Isinya, kegiatan kerajaan yang hasilnya diumumkan di tempat umum.

Isi pengumuman itu dibagi menjadi dua :1. Acta Senatus : Berisi laporan singkat tentang jalannya persidangan yang diikuti oleh anggota senat. Keputusan yang diambil dalam rapat senat dipajang dalam papan pengumuman ini.2. Acta Diurna: Berisi keputusan hasil rapat-rapat dan kejadian penting lainnya. Tidak hanya berisi berita atau pengumuman, tetapi juga berisi hal-hal menarik, hangat atau yang tengah menjadi perhatian umum (aktual).

Acta Senatus & Acta Diurna ditulis dan diisi secara kontinyu atau terus menerus setiap hari yang isinya kejadian aktual dan universal.

Papan pengumuman itu oleh masyarakat Roma dikenal dengan Forum Romanum

Karena sifat dan bentuk isinya itu maka pengumuman itu disebut Diurnarius.

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Kata Diurnarius itu oleh orang Inggris diucapkan dengan journalist yang kemudian digunakan untuk menyebut kegiatan berkaitan dengan pencarian, pengumpulan, pengolahan dan penyiaran berita atau kewartawanan.

Secarakonseptual.. jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: Proses. Teknik. Ilmu.Koran tulisan tangan pertama yang terbit di Indonesia adalah Memorie der Neuvelles tahun 1615 atas insiatif Gubernur Belanda waktu itu Jan Pieterzooncoon untuk mendukung semangat tentaranya melawan raja Banten, Mangkubumi dan raja Jakarta, Widjajakarta.

Sebagaiproses, jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).

Sebagaiteknik, jurnalistik adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara

Sebagaiilmu, jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.

Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science), dinamis, berkembang sesuai TI dan dinamika masyarakat itu sendiri.

Secarapraktis, proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa.Kris Budiman (2005): Jurnalistik: Kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu.

M. Ridwan, adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan praktis, jurnalistik merupakan seni.

Onong U. Effendi, jurnalistik adalah teknik mengelola berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja.

Adinegoro, jurnalistik adalah semacam kepandaian karang-mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya.

Summanang, mengutarakan lebih singkat lagi, jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan.

Kegiatan: JurnalistikKini, tidak lagi sebatas penyampai informasi kepada masyarakat, tapi mempunyai tanggung jawab dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaan.

Berdasarkan media yang digunakan: - jurnalistik cetak (print journalism), - elektronik (electronic journalism). - jurnalistik secara tersambung (online journalism).Output: jurnalistik tidak lagi sebatas media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi dan online.

Dari Kegiatan dan Output Jurnalistik, terdapat empat komponen dalam dunia jurnalistik:

1. Informasi2. Penyusunan informasi3. Penyebarluasan informasi4. Media massa.

Ad 1. Informasi adalah: pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita)

Berita adalah: laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) aktual, faktual, penting dan menarik.

Berita disebut juga informasi terbaru.

Ad 2. Penyusun InformasiYang bertugas: mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga KontributorUU No. 40/1999: wartawan adalah orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini.2. Menguasai bidang liputan (beat).3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.

Ad 3. Penyebarluasan InformasiInformasi yang sudah dikemas dalam bentuk mediamassa (cetak). Diserbarluaskan bagian marketing atau bagian usahasirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Ad 4. Media MassaMedia Massa: sarana komunikasimassa (channel of mass communication). Komunikasi massa artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.

Ciri-ciri Jurnalistik/Jurnalisme (Luwi Ishwara, 2005):

a. SkeptisSikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan.

b. Bertindak (action)Tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.

c. BerubahPerubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi.

d. Seni dan ProfesiWartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik.

e. Peran PersPers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. (wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi)

2. KeterampilanMembahas jurnalistik = "berita" / "news".

a. Apa itu berita? Kris Budiman (2005):- laporan suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual);

- laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa.

b. Sumber Berita:

Beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi (Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik dalam Luwi Iswara, 2005) berikut ini.

- Observasi- Wawancara.- Pencarian /penelitian melalui dokumen publik.- Partisipasi dalam peristiwa.

19

c. Nilai Berita (Kris Budiman,2005)

Berita haruslah memuat nilai berita: - Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.- Aktual: terbaru, belum "basi".- Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.- Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.- Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).

Masri Sareb Putra (2006): sesuatu yang unik, sesuatu yang luar biasa,sesuatu yang langka, sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting,menyangkut keinginan publik, yang tersembunyi,- sesuatu yang sulit untuk dimasuki,- sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,- pemikiran dari tokoh penting,- komentar/ucapan dari tokoh penting,- kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan- hal lain yang luar biasa.

Stovall (2005)1. Berdampak;Informasi yang memiliki dampak terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat bahkan secara fundamental mempengaruhi seluruh sistem di mana masyarakat itu berada.Contoh:Pemberitaan tentang pemilihan kepala daerah, menghilangnya barang-barang kebutuhan pokok.

2. Dibatasi tenggat waktu;Informasi menjadi kurang penting jika sudah terlalu lama berlangsung namun baru saja diulas.Contoh:Tragedi terowongan maut di Mina pada musim haji tahun 1996 akan menjadi biasa-biasa saja ketika baru disampaikan sekarang.

3. Selebritas;Keterkenalan seseorang sebagai daya tarik.Contoh:Wajar-wajar saja orang berpoligami, namun ketika Aa Gym seorang ulama favorit, maka akan menjadi bahan perbincangan publik

4. Proksimitas;Kedekatan geografis dan atau psikologis dengan pembaca/ pemirsa akan menjadikan suatu informasi mendapat atensi yang besar.Contoh:Ketika kita tinggal di Bogor, segala informasi yang berkait dengan Bogor menjadi lebih diperhatikan, ketimbang mereka yang tidak tinggal di kota hujan ini. Namun, dapat saja meskipun tidak tinggal di Bogor, seorang alumni IPB akan selalu memiliki emosi-psikologis dengan sesuatu yang berkaitan dengan Bogor meskipun dia tidak lagi tinggal di kota ini.

5. Bermuatan Konflik;Informasi akan menarik ketika di dalamnya memuat unsur-unsur yang saling berbeda.Contoh:Pembunuhan Munir menyedot perhatian banyak khalayak, tidak hanya karena sosok Munir yang dicitrakan sebagai pejuang HAM, melainkan karena adanya dugaan kontroversial keterlibatan Intelejen dibalik peristiwa tersebut.

6. Unik;Sesuatu yang biasa-biasa saja tidak akan mendapat perhatian dibandingkan yang berbeda bahkan tidak lazimContoh:Kalau seorang lelaki berpoligami mungkin sudah dianggap angin lalu, namun jika perempuan berpoliandri?

7. Isu Kekinian;Hal yang sedang menjadi fokus perbincangan, akan menarik untuk dikemukakan di depan publik.Contoh :Ketika HM Soeharto harus dilarikan ke rumah sakit karena kegagalan fungsi-fungsi vital tubuh, media sibuk memberitakannya dari berbagai skema, dari perbandingan pelayanan kesehatan antara sesama mantan presiden, masalah yang berkait dengan hukum dan politik, bahkan kemungkinannya meninggal dunia

d. Angle Angle adalah sudut pandang.

Menulis berita yang baik hanya dapat dilakukan setelah terlebih dahulu memastikan sudut pandang berita.

Angle yang diambil adalah yang paling menarik.

Setiap sudut pandang yang diambil harus ditentukanperistiwa/narasumber/data pendukungnya

Wartawan terkadang tidak bebas menulis sudut pandangnya. Ada beberapa faktor yang menentukan sudut pandang wartawan: Misalnya: Liputan Banjir di Jakarta

1. Ditentukan politik pemberitaan media.Jika media pendukung Gubernur Jokowi, sudut pandang yang diambil, bagaimana semangat sang Gubernur membantu pengungsi.

Wartawan akan menulis Jokowi dengan sukarela menerobos air keruh, tidak ada rasa sungkan. Dan menggambarkan bagaimana Jokowi sangat ramah kepada penduduk yang menyambutnya. Jokowi bak pahlawan!

Jika media berseberangan dengan Jokowi? Angle. Jokowi yang hanya sukablusukantidak jelas konsep dalam menangani banjir. Wartawan akan mencari penduduk yang bisa menceritakan tuntutan dia kepada Jokowi agar bekerja lebih baik. Wartawan juga akan menghubungi pengamat perkotaan tentang perlunya penanganan banjir secara menyeluruh, bukan hanya meninjau banjir, kemudian dilupakan.

2,ditentukan jenis media (umum/khusus).Umum, hanya akan memuat banjir dalam gambaran umum, seperti berapa luas banjir, pengungsinya berapa banyak, bantuan yang sudah datang apa saja dan sebagainya.

Media bersifat khusus (majalah ekonomi), akan menulis dampak banjir terhadap kehidupan ekonomi masyarakat/pemerintahan. Mis, dampak pada saham.

3, ditentukan karakter penulisan (top down/button up)top downakan melihat banjir dari sudut pandang pejabat. Mis, tentang batuan untuk pengungsi.

button uptentang bagaimana perasaan/penderitaan masyarakat dan harapannya kepada pemerintah. Tapi yang perlu diingat, apapaunangleyang ditulis, fakta tetap harus nomor satu.

e. Penulisan BeritaBerita harus memuat fakta, di dalamnya terkandung 5W + 1H. (Lasswell, dalam Masri Sareb 2006)

Who - siapa yang terlibat di dalamnya?What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?Where - di mana terjadinya peristiwa itu?Why - mengapa peristiwa itu terjadi?When - kapan terjadinya?How - bagaimana terjadinya?

f. Bahasa Jurnalistik.

Bahasa yang di gunakan oleh para jurnalis/wartawan dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat di tangkap maknanya.

Secara spesifik: ada jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasa jurnalistik majalah, bahas jurnalistik radio siaran, bahasa jurnalistik tv, dan bahasa jurnalistik media media online internet.

17 ciri utama bahasa jurnalistik:(Sumadiria, 2010)

1. SederhanaMengutamakan/ memilih kata atau kalimat yang paling banyak di ketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen.

2. SingkatLangsung ke pokok masalah, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga.

3.PadatSetiap kalimat dan paragrap memuat banyak informasi penting dan menarik untuk pembaca.

4.LugasLugas berarti tegas, tidak ambigu (memiliki banyak makna alias tidak jelas maksudnya sehingga membuat bingung & salah paham),

5. JelasMudah di tangkap maksudnya tidak baur dan kabur.

6.JernihTransparan/tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah.

7.MenarikMampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca, memicu selara pembaca.

8.DemokratisTidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta. Bahasa jurnalistik memperlakukan siapa pun apakah wakil DPR ataukah tukang ojek, bahkan pengemis dan pemulung secara sama.

9.PopulisAkrab di telinga, di mata, dan di pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.

10.LogisDapat diterima tanpa adanya pertentangan dengan akal sehat. Sekaligus mencerminkan nalar.

11.GramatikalMengikuti kaidah tata bahasa baku.

12. Menghindari kata tuturKata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal.

13. Menghindari kata dan istilah asingHarus tahu arti/makna setiap kata yang dibaca dan didengar.

14.Pilih kata (diksi) yang tepatTidak keluar dari asas efektivtas. Harus tepat dan akurat

15.Menguatkan kalimat aktifUntuk mempermudah dan memperjelas pemahaman sehingga tidak menyesatkan dan mengaburkan pemahaman. Dalam kalimat aktif, subjek sebagai pelaku tindakanyang menyatakan/melakukan sesuatu. Sedangkan dalam kalimat pasif, subjek dikenai tindakan.

16.Menghindari kata atau istilah tekhnisHarus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, dan yang paling penting tidak membuat pusing

17.Tunduk pada kaidah etikaTerkait fungsi utama pers yaitu, edukasi (mendidik).

35

Tapi, terkadang Bahasa Jurnalistik tidak mengikuti Konsep EYD.

Bisa saja, namun tidak boleh luput dari fungsi pokoknya sebagai penyampai fakta.

Mis. Msia. Spur

Dengan Catatan.. selaras dan semakna dengan apa yang diucapkan narasumber.

Tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja

g. Anatomi Berita/Unsur-UnsurSeperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya:

Judul atau kepala berita (headline).Baris tanggal (dateline).Teras berita (lead atau intro).Tubuh berita (body).

Jam PasirBentuk modifikasi dari piramida terbalik: ===> jam pasir. Dimulai dengan informasi yang paling penting tapi setelah beberapa paragraf terjadi pembelokan dan menjadi sebuah narasi, biasanya diceritakan dalam susunan kronologis.

BerlianStruktur ini akan mulai dengan sebuah anekdot, memperkenalkan seorang tokoh yang pengalamannya menggambarkan ihwal berita itu. Kisah kecil ini kemudian akan melebar untuk menunjukkan maknanya yang lebih luas. Menjelang akhir berita, wartawan akan kembali ke masing-masing tokoh dalam berita itu sebagai cara untuk menutup narasi.

h. Berdasarkan jenisnya: "straight newsberisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas. (BERITA KERAS/hard news).

2. "feature" atau berita kisah. bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest). Tidak terikat pada nilai-nilai berita dan faktualitas.

3. berita investigatif (investigative news), berupa hasil penyelidikan seorang/tim secara lengkap dan mendalam dalam pelaporannya.

41

Mesin cetak pertama kali di dunia dibuat Johann Gutenbuerg (1450) di Kota Minz Jerman.

Koran pertama di Eropa (1609) di kota Wolfenbuttel nama Avisa Relation Order Zeitung, kemudian surat kabar Relation dicetak di Strassburg. Tak lama setelah itu, tahun 1618 koran pertama di Belanda terbit di Amsterdam Belanda diterbitkan oleh Casper van Hibben yang diberi nama Courante Mijn Italien Duijtschabladtee.

Menyusul kemudian terbit Tijdighe Mijn Verathy de Qualteren diterbitkan oleh Janszen dalam edisi bahasa Belanda, Prancis dan Inggris. Koran pertama yang terbit di Inggris tahun 1622 bernama Courant of General News, sedangkan surat kabar pertama di Prancis terbit pada tahun 1631 oleh Theopraste Renoudot yang diberi nama Gazette. AS menerbitkan surat kabar pertama The Boston News Letter pada tahun 1704.

Surat kabar harian pertama di Eropa adalah Leiziger Zeitung (Jerman/ 1660), Inggris menerbitkan harian pertama Daily Courant (1702). Di Prancis Journal de Paris (1777), di AS harian pertama Pensylvania Packet (1784).

Tapi dalam Ensiklopedia Indonesia menyebutkan surat kabar tertua di dunia adalah Tjin Tie Kwan Po dan Hino Tsjao diterbitkan di Cina 400 SM.Kata Pers yang digunakan untuk orang/bidang yang bergerak dalam bidang jurnalistik berasal dari kata bahasa Inggris Press, sedangkan dalam bahasa Prancis disebut Preses yang berarti tekanan, jepitan atau pipitan.

Berita OnlineJurnalisme online mengandung ciri jurnalisme cetak dan siaran/elektronik.

Jurnalistik online = jurnalistik generasi ketiga (setelah cetak dan elektronik )(Kombinasi) sebuah berita (teks) yang mencakup unsur-unsur tambahan seperti foto, audio, dan video, atau hyperlink ke lebih banyak informasi lain.

Jurnalisme daring: Gabungan kata jurnalisme yang memiliki makna penyajian informasi dan faktasecara luas melalui media massakepada publik, dengan kata daring, yang merupakan bentuk singkatan dari kata "dalam jaringan" (online), yang dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi dan media internet.

Jadi... jurnalisme daring adalah sebuah metode baru penyajian informasi dan fakta dengan menggunakan bantuan atau perantara teknologi internet.

Salah satu contoh dari perwujudan jurnalisme daring adalah weblog, atau yang sering disebut sebagai blog.

Prinsip-prinsip dasar jurnalisme daring: Paul BradshawB-A-S-I-C, yakni 'BrevityAdaptabilityScannabilityInteractivityCommunityandCoversation

Keringkasan (Brevity). Dituntut bersifat ringkas, sesuai kebutuhan manusia dan kesibukannya. KISS, yakniKeep It Short and Simple.

Adaptabilitas (Adaptabilty). Dituntut mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan publik, membuat berbagai keragaman format suara, video, gambar dan lain-lain dalam suatu berita.

Dapat dipindai (Scannability). Untuk memudahkan audiens, situs-situs terkait dengan jurnalisme daring memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca tidak merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita.

Perubahan penting dengan kehadiran jurnalistik online :- cepat- berita menjadi gratis. - tidak perlu menunggu hari baru (besok) untuk mengetahui peristiwa hari ini.Interaktivitas (Interactivity). Pemirsa (viewer) sekaligus menjadi pengguna (user). Karena semakin audiens merasa dirinya dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada.

Komunitas dan percakapan (Community and Conversation). Peran Media daring lebih besar daripada media konvensional, yakni sebagai penjaring komunitas. Karena itu, Jurnalis daring harus memberi jawaban atau timbal balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik.

Penulisan OnlineRingkas dan lugas sehingga lebih mudah diikuti.

Lead harus memberi pembaca alasan kuat untuk meneruskan bacaannya; salah-salah pembaca akan mengklik ke berita lain.

Berita online: lebih pendek dari koran. Pedoman: membatasi sampai 800 kata dan kalau bisa tetap dalam satu halaman.

Pers Bebas dan Bertanggung Jawab

Kebebasan pers diartikan kebebasan untuk memiliki dan menyatakan pendapat di dunia pers.

Pers Nasional = Pers Pancasila = Pers Bertanggungjawab.

Karena itu, Pers harus bertanggung jawab dalam pemberitaan dan berusaha menghindari pemberitaan yang dapat memicu pertentangan meskipun memiliki kebebasan

50

Kode EtikKode etik jurnalistik adalah acuan moral yang mengatur tindak-tanduk seorang wartawan.

Kode etik jurnalistik bisa berbeda dari satu organisasi ke organisasi lain, dari satu koran ke koran yang lain.

Tapi secara umum berisi hal-hal yang menjamin terpenuhinya tanggung jawab seorang wartawan kepada publik pembacanya.

Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

1.Tanggung jawabtugas atau kewajiban seorang wartawan adalah mengabdikan diri kepada kesejahteraan umum dengan memberi masyarakat informasi yang memungkinkan masyarakat membuat penilaian terhadap sesuatu masalah yang mereka hadapi. Wartawan tak boleh menyalahgunakan kekuasaan untuk motif pribadi atau tujuan yang tak berdasar.

2.KebebasanKebebasan berbicara dan menyatakan pendapat adalah milik setiap anggota masyarakat (milik publik) dan wartawan menjamin bahwa urusan publik harus diselenggarakan secara publik. Wartawan harus berjuang melawan siapa saja yang mengeksploitasi pers untuk keuntungan pribadi atau kelompok

3.IndependensiWartawan harus mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) dalam dirinya. Dia tak boleh menerima apapun dari sumber berita atau terlibat dalam aktifitas yang bisa melemahkan integritasnya sebagai penyampai informasi atau kebenaran.

4.KebenaranWartawan adalah mata, telinga dan indera dari pembacanya. Dia harus senantiasa berjuang untuk memelihara kepercayaan pembaca dengan meyakinkan kepada mereka bahwa berita yang ditulisnya adalah akurat, berimbang dan bebas dari bias.

5.Tak MemihakLaporan berita dan opini harus secara jelas dipisahkan.

6. Adil dan FairWartawan harus menghormati hak-hak orang yang terlibat dalam berita yang ditulisnya serta mempertanggungjawabkan kepada publik bahwa berita itu akurat serta fair. Orang yang dipojokkan oleh sesuatu fakta dalam berita harus diberi hak untuk menjawab.

Tugas Wartawan (Bill Kovach dan Tom Rosenstiel):

1. authenticator, wartawan harus bisa memeriksa keabsahan suatu informasi.

2. sense maker,mampu menerangkan apakah informasi itu masuk akal atau tidak.

3. investigator,mampu mengawasi kekuasaan dan membongkar kejahatan.

4. witness bearer, kejadian-kejadian tertentu harus diteliti dan dipantau kembali dan dapat bekerja sama dengan reporter warga.

5. empowerer, saling melakukan pemberdayaan antara wartawan dan warga untuk menghasilkan dialog yang terus-menerus pada keduanya.

6. smart aggregator,harus cerdas berbagi sumber berita yang bisa diandalkan

7. forum organizer, organisasi berita (baik lama/baru), dapat berfungsi sebagai alun-alun di mana warga bisa memantau suara dari semua pihak, tak hanya kelompok mereka sendiri.

8. role model, tak hanya bagaimana karya dan bagaimana cara wartawan menghasilkan karya tersebut, namun juga tingkah laku wartawan masuk dalam ranah publik untuk dijadikan contoh.

Asep Syamsul M. Romli (dalam http://romeltea.com/sejauh-mana-sih-peran-seorang-wartawan/)

Standar Profesi Wartawan (real journalist) setidaknya ada enam:

Well selected, harus terseleksi dengan baik. Memenuhi kriteria profesionalisme/ keterampilan jurnalistik serta menaati kode etik jurnalistik.

Well educated, terdidik dengan baik. Seyogianya melalui tahap pendidikan kewartawanan/melalui pelatihanjurnalistik yang terpola dan terarah secara baik.

Well trained, terlatih dengan baik. Akibat kurang terlatih banyak berita muncul di media, kurang cermat, tidak enak dibaca, dan bahkan menyesatkan.

Well equipped, peralatan memadai. Tidak akan optimal tanpa dukungan fasilitas.

Well paid, digaji secara layak. budaya amplop. Kasus pemerasan dan penyalahgunaan profesi wartawan akan terus muncul akibat tuntutan perut.

Well motivated, memiliki motivasi yang baik. Motivasi di sini lebih pada idealisme, bukan materi. Jika motivasiya berlatar uang, maka tidak bisa diharapkan menjadi wartawan profesional atau wartawan sejati.

Jurnalis itu..!

Bela Yang Benar. atauBela Yang Bayar

Budiman, Kris. 2005. "Dasar-Dasar Jurnalistik, Artikel Kristina Dwi Lestari dalam http://pelitaku.sabda.org/dasar_dasar_jurnalistik Ishwara, Luwi. 2005. "Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Penerbit Buku Kompas.Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis Berita dan Feature". Jakarta: Indeks. Dasar-Dasar Jurnalistik untuk Pemula dalam http://www.romelteamedia.com/dasar-dasar-jurnalistik-untuk-pemula/#.UyMYH_l_vHQJurnalisme Dasar dalam http://vivixtopz.wordpress.com/modul-kuliah/jurnalistik-2/jurnalisme-dasar/- Dasar Dasar Jurnalistik dalam http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/06/dasar-dasar-jurnalistik/- http://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_daring- http://romeltea.com/sejauh-mana-sih-peran-seorang-wartawan/http://www.kabar24.com/inspirasi/read/20121228/22/119368/8-fungsi-wartawan-di-tengah-banjirnya-informasiHaris Sumadiria , 2010,Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, Bandung EkspresPemateri MEMOHON MAAF, apabila dalam paparan ini ada pemakaian tulisan/kutipan/photo/gambar tanpa seizin pemilik hak cipta

KODE ETIK JURNALISTIK (KEJ)Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.

Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:

Pasal 1Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Pasal 2Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Pasal 3Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Pasal 4Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Pasal 5Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Pasal 6Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

Pasal 7Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan

Pasal 8Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Pasal 9Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Pasal 10Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Pasal 11Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Jakarta, Selasa, 14 Maret 2006

1. Aliansi Jurnalis Independen (AJI); Abdul Manan2. Aliansi Wartawan Independen (AWI); Alex Sutejo3. Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI); Uni Z Lubis4. Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI); OK. Syahyan Budiwahyu5. Asosiasi Wartawan Kota (AWK); Dasmir Ali Malayoe6. Federasi Serikat Pewarta; Masfendi7. Gabungan Wartawan Indonesia (GWI); Fowaa Hia8. Himpunan Penulis dan Wartawan Indonesia (HIPWI); RE Hermawan S9. Himpunan Insan Pers Seluruh Indonesia (HIPSI); Syahril10. Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI); Bekti Nugroho11. Ikatan Jurnalis Penegak Harkat dan Martabat Bangsa (IJAP HAMBA); Boyke M. Nainggolan12. Ikatan Pers dan Penulis Indonesia (IPPI); Kasmarios SmHk13. Kesatuan Wartawan Demokrasi Indonesia (KEWADI); M. Suprapto14. Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI); Sakata Barus15. Komite Wartawan Indonesia (KWI); Herman Sanggam16. Komite Nasional Wartawan Indonesia (KOMNAS-WI); A.M. Syarifuddin17. Komite Wartawan Pelacak Profesional Indonesia (KOWAPPI); Hans Max Kawengian18. Korp Wartawan Republik Indonesia (KOWRI); Hasnul Amar19. Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI); Ismed Hasan Putro20. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI); Wina Armada Sukardi21. Persatuan Wartawan Pelacak Indonesia (PEWARPI); Andi A. Mallarangan22. Persatuan Wartawan Reaksi Cepat Pelacak Kasus (PWRCPK); Jaja Suparja Ramli23. Persatuan Wartawan Independen Reformasi Indonesia (PWIRI); Ramses Ramona S.24. Perkumpulan Jurnalis Nasrani Indonesia (PJNI); Ev. Robinson Togap Siagian25. Persatuan Wartawan Nasional Indonesia (PWNI); Rusli26. Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat; Mahtum Mastoem27. Serikat Pers Reformasi Nasional (SEPERNAS); Laode Hazirun28. Serikat Wartawan Indonesia (SWI); Daniel Chandra29. Serikat Wartawan Independen Indonesia (SWII); Gunarso Kusumodiningrat.