Top Banner
i USULAN WAKTU PERAWATAN DAN KEANDALAN KOMPONEN KRITIS MESIN BUS PADA INDUSTRI JASA (Studi Kasus di PT Sejahtera AO Kencana Sakti “JOGLOSEMAR”) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri Oleh Nama : Endri Febriono No Mahasiswa : 06522028 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2011
72

joglo semar

Jul 25, 2015

Download

Documents

Eka Pratiwi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: joglo semar

i

USULAN WAKTU PERAWATAN DAN KEANDALAN

KOMPONEN KRITIS MESIN BUS PADA INDUSTRI JASA (Studi Kasus di PT Sejahtera AO Kencana Sakti “JOGLOSEMAR”)

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Teknik Industri

Oleh

Nama : Endri Febriono

No Mahasiswa : 06522028

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2011

Page 2: joglo semar

ii

PENGAKUAN

Demi Allah,Saya akui karya ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali nukilan dari

ringkasan yang setiap satunya telah saya jelaskan sumbernya. Jika dikemudian hari

ternyata terbukti pengakuan saya ini tidak benar dan melanggar peraturan yang sah

dalam karya tulis dan hak intelektual maka saya bersedia ijazah yang telah saya terima

untuk ditarik kembali oleh Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta,

Endri Febriono

Page 3: joglo semar

iii

Page 4: joglo semar

iv

Page 5: joglo semar

v

Page 6: joglo semar

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil’alamin

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sepanjang

hidup hamba, yang tanpa lelah selalu mengingatkan hamba akan kewajiban sebagai hamba-

Nya serta memberikan nikmat yang luar biasa

Ayahanda dan Ibunda tercinta

Ayah Budiono dan Ibunda Sri Sudirahayu

Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan segala fasilitas, dukungan, perhatian

dan kasih sayang tanpa batas serta pelajaran hidup yang sangat berharga. Kehadiran ayah

dan bunda dalam hidup penulis telah memberikan kebahagiaan dan kekuatan yang tak

terhingga.

Yang terkasih

Mifta Widyayasyi yang selalu ada saat penulis suka maupun duka dalam mengerjakan

skripsi. Kasih sayang dan ketulusan cintamu sangat membantu penulis dalam kelancaran

mengerjakan skripsi

Page 7: joglo semar

vii

HALAMAN MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. 94: 6).

Sesungguhnya, bersama kesukaran itu pasti ada kemudahan. Sungguh, bersama

kesukaran itu pasti ada kemudahan. Oleh karena itu, jika kamu telah selesai dari

suatu tugas, kerjakanlah tugas lain dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu memohon dan mengharap.

(QS. Asy Syarh [94]: 5-8)

Page 8: joglo semar

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk dan pertolongan-Nya serta rahmat dan ijin-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun dengan segala

keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.

2. Bapak M. Ibnu Mastur, Drs., H., MSIE., selaku Ketua Program Studi Teknik

Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.

3. Bapak Hudaya, Ir., H., MM., selaku Dosen Pembimbing Utama. Terima kasih

atas bimbingan dan arahan selama ini.

4. Bapak Pimpinan PT Sejahtera AO Kencana Sakti. Terima kasih atas ijin yang

telah diberikan dalam melaksanakan pengambilan data skripsi ini.

5. Terima kasih untuk kakak-kakakku tercinta yang selalu mendukung dan

menasihati aku selama ini.

6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas

akhir ini.

Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak yang berkenan menelaah di kemudian hari. Amien.

Yogyakarta,

Endri Febriono

Page 9: joglo semar

ix

ABSTRAKSI

Perawatan penting dilakukan karena perawatan merupakan tindakan perbaikan ataupun pencegahan kerusakan mesin. Permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan “Joglosemar” adalah kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba yang mengakibatkan terganggunya kelancaran proses operasional bus.

Data yag diambil pada penelitian ini adalah data armada bus yang mengalami frekuensi kerusakan terbanyak sebagai asumsi dengan penelitian pada armada tersebut dapat dijadikan dasar perawatan pada armada yang lainnya agar menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan analisis kompoen kritis, nilai laju kerusakan, parameter reliability, maintainability dan availability. Sehingga dapat meningkatkan umur penggunaan mesin dan penjadwalan perawatan yang efektif.

Penelitian ini menunjukan hasil bahwa komponen mesin yang sering mengalami kerusakan adalah as roda, mesin akan mengalami kerusakan secara tiba-tiba tiap 350 jam berdasar nilai MTTF dan perlu dilakukan perawatan tiap 204 jam berdasar nilai MTTR. Keandalan mesin didapatkan pada t 95% sebesar 222 jam dan t 85% sebesar 368 jam.

Key Words: reliability, maintainbilty, availability, maintenance period

Page 10: joglo semar

x

TAKARIR

1. prefentif maintenance : perawatn terjadwal

2. correctif maintenance : perawatan tidak terjadwal

3. reliability : keandalan

4. downtime : waktu tunggu (tidak beroperasi)

5. availability : ketersediaan waktu

6. performance : kinerja

7. quality : kualitas

8. failure rate : laju kerusakan

9. managemant : pengaturan

10. frontliner : baris depan

11. direct marketing : pemasaran langsung

12. telemarketing : pemasaran secara elektronik

13. service : pelayanan

Page 11: joglo semar

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN TA .................................................................... ii

SURAT PENGAMBILAN DATA.......................................................... ......... iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.............................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR....................................................................................... viii

ABSTRAKSI........................................................................................ ............ xi

TAKARIR.................................................................................... ..................... x

DAFTAR ISI..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan............................................................... 4

Page 12: joglo semar

xii

BAB II KAJIAN LITERATUR ...................................................................... 7

2.1 Pengertian Umum Perawatan…………………………………. 7

2.2 Tujuan Perawatan ....................................................................... 9

2.3 Fungsi Laju Kerusakan………………………………………. . 9

2.4 Maintainbility dan Availability……………………………… .. 10

a. Maintainbility……………………………………………... 10

b. Availability………………………………………………... 10

2.5 Konsep Keandalan…………………………………………… . 11

2.6 Komponen Kritis…………………………………….. .............. 12

2.7 Distribusi Kerusakan……………………………. ..................... 12

2.8 Identifikasi Awal……………………………. ........................... 15

2.9 Mean Time To Failure……………………………. .................. 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 17

3.1 Objek Penelitian ........................................................................ 17

3.2 Pendekatan Pemecahan Masalah .............................................. 17

3.2.1 Pengumpulan Data ........................................................ 17

3.2.2 Pengolahan Data ........................................................... 18

3.2.3 Pembahasan Data.......................................................... 19

3.2.4 Kesimpulan dan Saran……………………………….. 19

3.3 Kerangka Pemecahan Masalah……………………………….. 20

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA............................ 21

4.1 Pengumpulan Data............................................... ..................... 21

4.1.1 Data Umum Perusahaan............................................. 21

A. Profil Perusahaan................................................. . 21

B. Struktur Organisasi............................................... 24

Page 13: joglo semar

xiii

C. Visi dan Misi........................................................ . 25

D. Tenaga Kerja........................................................ . 25

E. Sistem Kerja......................................................... . 26

F. Pemasaran Produk................................................ 28

G. Jam Kerja............................................................. . 28

4.1.2 Sistem Perawatan....................................................... 29

4.1.3 Data Pada Mesin/Sistem............................................ 29

4.2 Pengolahan Data...................................................................... . 30

4.2.1 Penentuan Mesin Kritis....................................... ...................... 30

4.2.2 Penentuan Komponen Kritis................................ ........ 30

4.2.3 Perhitungan Waktu Operasional................................. . 27

4.2.4 Perhitungan Waktu Reparasi..................................... .. 38

4.2.5 Perhitungan Umur Desain............................ ................ 44

BAB V PEMBAHASAN............................................................................... . 46

5.1 Analisa Komponen kritis........................................................... .. 46

5.2 Analisa Perawatan..................................................................... ... 46

BAB VI PENUTUP........................................................................................ . 48

6.1 Kesimpulan............................................................................... . 48

6.2 Saran.......................................................................................... . 48

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50

LAMPIRAN..................................................................................................... 52

Page 14: joglo semar

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Komponen Kritis............................................................................ 30

Tabel 4.2 Data Waktu Operasional................................................................ 32

Tabel 4.3 Fungsi Distribusi.............................................................. .............. 36

Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi............................................................... ...... 39

Tabel 4.5 Fungsi Distribusi.......................................................... .................. 43

Tabel 5.1 Komponen Kritis............................................................................ 46

Page 15: joglo semar

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah .................................................. 20

Gambar 4.1 Struktur Organisasi……………………………………………. 24

Page 16: joglo semar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk

mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif khususnya pada

mobil dikenal berbagai macam sistem yang digunakan. Sistem-sistem ini bekerja

saling berangkaian antara satu dengan yang lainnya, sehingga apabila salah satu dari

sistem tersebut mengalami kerusakan maka mobil akan menambah kerusakan yang

lain.

Untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan pada sistem tersebut dilakukan

tindakan perawatan pada mesin atau alat agar tidak berhenti bekerja secara permanen.

Perawatan merupakan suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas

peralatan produksi dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan

secara berkala supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan

sesuai dengan apa yang direncanakan (Soffan Assauri, 1980).

Pada umumnya penyebab gangguan dalam dunia industri baik industri

manufaktur ataupun jasa dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu faktor manusia,

mesin, dan lingkungan. Faktor terpenting dari kondisi di atas adalah performance

mesin yang digunakan. Mesin sering mengalami perbaikan karena kerusakan maupun

untuk preventive maintenance. Jika mesin mengalami kerusakan mendadak karena

kurang terpelihara, kualitas produk dan produktifitas makin menurun. Permasalahan

Page 17: joglo semar

2

pada tiap-tiap mesin atau sistem tidaklah sama, untuk itu tidak semua mesin atau ko

ponen dari mesin itu sendiri mendapat perlakukan yang sama dengan mesin lainnya.

Perawatan terhadap mesin yang memiliki tingkat kekritisan yang tinggi memerlukan

perhatian/perlakuan khusus agar tidak berpengaruh terhadap kelancaran pada lini

produksi. Bentuk perlakuan khusus terhadap mesin yang mengalami tingkat kritis

yang dapat meminimalisir waktu-waktu dimana mesin tidak dapat melakukan

pekerjaan (downtime) karena kerusakan yang terjadi. Untuk itu perencanaan waktu

perawatan terhadap komponen kritis pada mesin untuk meminimasi downtime sangat

perlu dilakukan untuk menjaga performance mesin/sistem itu sendiri.

Demikian halnya dengan industri jasa pada penyedia jasa transportasi

angkutan darat, khususnya pada armada bus patas AC, perawatan merupakan hal yang

harus diperhatikan karena proses kerja/lama waktu operasional bus yang tanpa henti

menempuh perjalanan jauh setiap hari. Seperti pada penyedia jasa transportasi jurusan

Yogya – Semarang yaitu JOGLOSEMAR. Armada bus menempuh jarak kurang lebih

250 km dengan waktu lebih dari 2 jam dan melakukan perjalanan pulang pergi.

Setiap perusahaan khususnya JOGLOSEMAR telah menerapkan pemeliharaan

dan perawatan mesin secara berkala. Namun tidak menutup kemungkinan tetap terjadi

kerusakan mesin pada saat proses berlangsung sehingga harus dilakukan perawatan

korektif. Perencanaan perawatan yang akan dilakukan dapat didasari oleh keandalan

dari mesin tersebut. Dimana keandalan (reliability) didefinisikan sebagai probabilitas

suatu unit atau sistem berfungsi normal jika digunakan menurut operasi tertentu untuk

suatu periode tertentu. Dimana kerusakan tersebut yaitu seperti kerusakan yang tiba-

tiba dan pemberhentian sementara mesin secara terus-menerus dikarenakan mesin

Page 18: joglo semar

3

berhenti beroperasi secara tidak terencana yang dapat mengakibatkan target yang

direncanakan akan meleset. Kerusakan tersebut kemungkinan dapat terjadi karena

disebabkan oleh belum tepatnya penjadwalan perawatan pemeliharaan yang

dilakukan. Oleh karena itu dilakukan perawatan pencegahan untuk merencanakan

waktu perawatan yang diharapkan dapat mengurangi laju kerusakan dari komponen

kritis pada mesin dalam bekerja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang tersebut maka pokok permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Komponen mana pada mesin yang sering mengalami kerusakan?

2. Berapa prosentase keandalan dari komponen kritis?

3. Berapa rata-rata waktu kerusakan dan waktu rata-rata perbaikan dari komponen

kritis?

1.3 Batasan Masalah

Agar permaslahan dalam penelitian dapat terarah dan mudah dipahami sesuai

dengan tujuan serta memperjelas ruang lingkup permasalahan maka diperlukan

beberapa batasan sebagai berikut:

1. Penelitian pada industri jasa angkutan darat (bus) dilakukan pada bagian bengkel

perawatan dan terbatas pada data waktu perawatan secara menyeluruh dari mesin

tersebut dan dari data utilisasi mesin.

2. Penelitian dilakukan pada satu objek armada bus yang mengalami frekuensi

kerusakan terbanyak sebagai asumsi dengan penelitian pada armada tersebut dapat

dijadikan dasar perawatan pada armada yang lain menjadi lebih baik.

Page 19: joglo semar

4

3. Penentuan tindakan pencegahan yang optimum dikemukakan berdasarkan pada

waktu penggantian komponen kritis.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui komponen-komponen mesin bus yang paling rentan mengalami

kerusakan.

2. Mengetahui tingkat keandalan komponen kritis mesin bus.

3. Mengetahui tingkat perawatan yang tepat agar mesin dapat beroperasi dengan

baik.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui berapa lama kekuatan operasional mesin.

2. Penulis dapat lebih mendalami tentang perawatan mesin.

3. Mengetahui penjadwalan perawatan yang baik untuk meminimasi biaya perawatan

yang dikeluarkan.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada penulisan tugas akhir ini akan disusun dengan sistematika penulisan sebagai

berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Memuat kajian singkat tentang latar belakang dilakukan kajian

permasalahan yang dihadapi, rumusan masalah yang dihadapi, batasan

yang ditemui, tujuan penelitian, manfaat, dan sistematika penulisan.

Page 20: joglo semar

5

BAB II. LANDASAN TEORI

Berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk

memecahkan masalah penelitian. Disamping itu juga memuat uraian

tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh

peneliti lain yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mengandung uraian tentang kerangka dan bagan alir penelitian, teknik

yang dilakukan, model yang dipakai, pembangunan dan pengembangan

model, bahan atau materi, alat, tata cara penelitian dan data yang dikaji

serta cara analisis yang dipakai.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Pada sub bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian

dan bagaimana menganalisa data tersebut. Hasil pengolahan data

ditampilkan baik dalam bentuk tabel maupun grafik. Yang dimaksud

dengan pengolahan data juga termasuk analisis yang dilakukan

terhadap hasil yang diperoleh. Pada sub bab ini merupakan acuan untuk

pembahasan hasil yang akan ditulis pada sub bab V yaitu pembahasan

hasil.

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan pembahasan hasil yang diperoleh dalam

penelitian, dan kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian sehingga

dapat menghasilkan sebuah rekomendasi.

Page 21: joglo semar

6

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang dibuat dan

rekomendasi atau saran-saran atas hasil yang dicapai dan permasalahan

yang ditemukan selama penelitian, sehingga perlu dilakukan

rekomendasi untuk dikaji pada penelitian lanjutan.

Page 22: joglo semar

7

BAB II

KAJIAN LITERATUR

Penelitian mengenai perawatan mesin dengan pendekatan yang lain telah dilakukan

oleh:

Wulandari Alfiah (2005), analisa kebijakan perawatan mesin menggunakan rantai

markov untuk menentukan biaya.

Wulan Elfitasari (2006), telah melakukan analisa perawatan preventif mesin turbin

dengan pendekatan rantai markov.

Dani Kurniawan (2007), implementasi perawatan preventif dalam mesin produksi

untuk meningkatkan kinerja mesin.

Penelitian kali ini mencoba untuk menentukan jadwal perawatan preventif,

usulan yang didapat menggunakan perhitungan MTTR, MTTF dan tingkat keandalan

berdasarkan distribusi yang dipilih.

2.1 Pengertian Umum Perawatan

Menurut Vincent (1992), perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan

yang diarahkan pada tujuan menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem

produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan output sesuai

dengan yang dikehendaki. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan

dari sistem produksi, dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas

yang sangat tinggi maka lebih intensif. Pada dasarnya terdapat 2 prinsip utama

sistem perawatan yaitu:

Page 23: joglo semar

8

1. Menekan (memperpendek) periode kerusakan (breakdown period) sampai

batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis.

2. Menghindari kerusakan (breakdown) tidak terencana kerusakan tiba-tiba.

Dalam sistem perawatan terdapat 2 kegiatan yang berkaitan dengan tindakan

perawatan yaitu:

1. Perawatan yang bersifat preventif

Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum

peralatan itu menjadi rusak. Pada dasarnya yang dilakukan untuk mencegah

timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak diduga dan menentukan keandalan

yang dapat menyebabkan fasilitas produk mengalami kerusakan pada waktu

digunakan dalam proses operasi. Dengan demikian semua fasilitas operasi

yang mendapat perawatan preventif akan terjamin kelancaran kerjanya dan

selalu diusahakan dalam kondisi yang siap digunakan untuk setiap proses

waktu, hal ini memerlukan suatu rencana dalam jadwal perawatan yang sangat

cermat dan rencana yang lebih tepat.

2. Perawatan yang bersifat korektif

Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki perawatan yang rusak. Pada

dasarnya aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan ataupun kelainan pada mesin

tersebut. Perawatan korektif dapat didefinisikan perbaikan yang dilakukan

karena adanya kerusakan yang dapat terjadi tidak dilakukan perawatan

preventif tapi sampai pada waktu tertentu rusak. Jadi dalam hal ini kegiatan

perawatan sifatnya harus menunggu sampai terjadi kerusakan.

Page 24: joglo semar

9

2.2 Tujuan Perawatan

Tujuan dari perawatan itu sendiri adalah untuk:

a. Memungkinkan tercapainya mutu produk dan kepuasan pelanggan melalui

penyesuaian, pelayanan dan pengoperasian peralatan secara tepat.

b. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem.

c. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan

keamanan.

d. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan

dengan service dan perbaikan.

e. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan-gangguan terhadap proses

operasi.

f. Memaksimalkan produksi dari sumber-sumber sistem yang ada.

g. Menyiapkan personil, fasilitas dan metodenya agar mampu mengerjaka tugas-

tugas perawatan.

2.3 Fungsi Laju Kerusakan

Laju kerusakan (failure rate) merupakan laju dimana kerusakan terjadi pada

interval waktu yang ditetapkan. Untuk mengenal laju kerusakan dapat

membayangkan sebuah tes atau percobaan yang dilakukan, dimana percobaan

tersebut dilakukan dalam jumlah yang besar terhadap komponen-komponen yang

identik dioperasikan dan waktu untuk gagal setiap komponen dicatat. Perkiraan

laju kegagalan setiap komponen untuk titik waktu adalah jumlah item yang gagal

dalam interval waktu terhadap populasi awal pada waktu operasi dimulai. Maka

laju kerusakan adalah peluang peralatan tersebut akan gagal dalam interval waktu

selanjutnya dengan syarat peralatan tersebut berfungsi pada waktu awal interval.

Page 25: joglo semar

10

Dengan memperhatikan kurva fungsi laju kerusakan distribusi weibull, normal

dan eksponensial dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull dengan β > 1 dan fungsi laju

kerusakan berdistribusi normal adalah monoton naik.

2. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull dengan β = 1 dan fungsi laju

kerusakan berdistribusi eksponensial adalah monoton tetap.

3. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull β < 1 adalah monoton turun.

2.4 Maintainbility dan Availability

a. Maintainbility

Maintainbility merupakan probabilitas mesin yang mengalami

kerusakan dapat dioperasikan kembali dalam selang downtime tertentu. Untuk

mengoptimalkan maintainbilitas sistem ada 2 faktor yang perlu diperhatikan

yaitu model perawatan (maintenance model) dan perancangan untuk

mendapatkan tingkat maintainbility tertentu.

b. Availability

Ketersediaan (availability) suatu sistem atau peralatan adalah

kemampuan sistem atau peralatan tersebut dapat beroperasi secara memuaskan

disaat tepat pada waktunya dan pada keadaan yang telah ditentukannya. Waktu

total dalam perhitungan ketersediaan didasarkan pada waktu operasi, waktu

untuk perbaikan, waktu administrasi dan logistik.

Page 26: joglo semar

11

2.5 Konsep Keandalan

Definisi keandalan adalah kemungkinan (probabilitas) bahwa suatu mesin akan

siap memenuhi unjuk kerjanya (performance) atas persyaratan fungsional tanpa

kegagalan pada suatu kondisi operasi tertentu dan pada suatu periode tertentu.

Menurut Vincent Gasperz (1992), keandalan didefinisikan sebagai peluang

suatu unit atau sistem berfungsi normal jika digunakan menurut kondisi operasi

tertentu untuk suatu periode waktu tertentu.

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

keandalan berhubungan dengan peluang bersyarat yang diberikan dengan tingkat

keyakinan bahwa suatu peralatan atau komponen akan melakukan fungsinya

sebagaimana mestinya tanpa mengalami masalah atau kerusakan pada waktu

keadaan operasi yang tetap dilaksanakan pada periode waktu yang dipergunakan.

Ada empat parameter yang berkaitan erat dengan dengan keandalan yaitu:

a. Waktu

b. Standar Performansi

c. Peluang

d. Kondisi Lingkungan

Ada beberapa macam usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

keandalan dari suatu sistem, yaitu:

1. Membuat desain sistem dengan komponen-komponen yang mempunyai

keandalan yang baik

2. Membuat desain sistem sedemikian rupa sehingga mudah melakukan

perawatan yaitu untuk perbaikan dan inspeksi

3. Menggunakan komponen yang pararel dalam stage tertentu

Page 27: joglo semar

12

4. Mempersiapkan persediaan diantara stage yang penting

5. Merencanakan perawatan pencegahan seperti apakah suatu komponen

kritis hanya diperbaiki saja atau perlu diganti sebelum mengalami

kerusakan yang lebih parah.

2.6 Komponen Kritis

Program perawatan peralatan atau mesin harus dilakukan secara terancana.

Namun demikian disadari bahwa tidak mungkin membuat suatu program yang

merencanakan sistem perawatan untuk semua mesin atau tidak mungkin semua

kerusakan dapat diatasi. Tetapi dengan adanya program perawatan tersebut

sekurang-kurangnya dapat mengatasi masalah-masalah yang ada. Usaha mendasar

dalam merencanakan perawatan pencegahan dengan cara memberikan perhatian

serius pada unit-unit atau komponen-komponen kritis. Suatu komponen atau unit

dapat dikualifikasikan kritis apabila:

1. Kerusakan unit itu dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan

pengguna.

2. Kerusakan unit dapat mempengaruhi kualitas dari produk.

3. Kerusakan unit dapat menimbulkan kemacetan produksi.

4. Biaya investasi untuk unit itu sangat mahal.

2.7 Distribusi Kerusakan

Beberapa jenis fungsi distribusi kerusakan yang sering digunakan untuk

menganalisa masalah perawatan adalah:

1. Distribusi Weibull

Page 28: joglo semar

13

Teknologi modern telah memungkinkan orang merancang banyak sistem yang

rumit penggunaannya, atau barangkali keamanannya, bergantung pada

keandalan berbagai komponen dalam sistem tersebut. Sebagai contoh, suatu

sekering mungkin putus, tiang baja mungkin melengkung, atau alat pengindera

panas tidak bekerja. Komponen yang sama dalam lingkungan yang sama akan

rusak dalam waktu yang berlainan yang tak dapat diramalkan. Waktu sampai

rusak atau umur suatu komponen, diukur dari suatu waktu tertentu sampai

rusak, dinyatakan dengan peubah acak kontinu T dengan fungsi padat peluang

f(t). Salah satu distribusi yang telah banyak sekali dipakai akhir-akhir ini

dalam menangani masalah seperti keanadalan dan uji umur ialah distribusi

Weibull. Distribuisi weibull juga merupakan salah satu jenis distribusi

kontinyu yang sering digunakan, kemamapuannya untuk mendekati berbagai

jenis sebaran data. Khususnya dalam bidang keandalan dan statistik.

Distribusi weibull, peubah acak kontinu T berdistribusi weibull, dengan

parameter α dan β, jika fungsi padatnya diberikan oleh

f(t) = βαβαβ tet −−1

= 0

t > 0, dengan α > 0 dan β > 0

Rataan dan variansi distribusi weibull diberikan pada teorema berikut.

µ = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+Γ−

βα β 11/1

σ² = ⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+Γ−⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+Γ−

2

/2 1121ββ

α β

Page 29: joglo semar

14

2. Distribusi Normal

Distribusi normal sering disebut dengan distribusi Gaussian adalah salah satu

jenis distribusi yang paling sering digunakan dalam menjelaskan sebaran data.

Probability density function dari distribusi normal adalah simetris terhadap

nilairata-rata (mean) dan dispersi terhadap nilai rata-ratanya diukur dengan

nilai standard deviasi. Dengan kata lain parameter distribusi normal adalah

mean dan standard deviation. Distribusi peluang kontinu yang terpenting

dalam seluruh bidang statistika adalah distribusi normal. Grafiknya disebut

kurva normal, berbentuk lonceng, yang menunjukan berbagai kumpulan data

yang muncul di alam, industri dan penelitian. Pada tahun 1773 DeMoivre

menemukan persamaan matematika kurva normal yang menjadi dasar banyak

teori statistika induktif. Distribusi normal sering pula disebut distribusi Gauss

untuk menghormati Gauss (1777-1855), yang juga menemukan persamaannya

waktu meneliti galat dalam pengukuran yang berulang-ulang mengenai bahan

yang sama.

Suatu peubah acak X yang distribusinya berbentuk lonceng disebut peubah

acak normal. Persamaan matematika distribusi peluang peubah normal kontinu

bergantung pada dua parameter µ dan σ, yaitu rataan dan simpangan baku. Jadi

fungsi padat X akan dinyatakan dengan n(x; µ, σ).

Distribusi normal, fungsi padat peubah acak normal X, dengan rataan µ dan

variansi σ², ialah:

n(x; µ, σ) = ( ) ( )[ ]22/1

21 μ

πσ−− xe

dengan µ = 3,14 dan e = 2,71

Page 30: joglo semar

15

3. Distribusi Eksponensial

Distribusi eksponensial, atau distribusi negatif eksponensial merupakan salah

satu distribusi yang paling sering muncul dalam konteks evaluasi keandalan.

Pada distribusi ini, laju kegagalan adalah konstan (λ = C). eksponensial adalah

kasus khusus jika hanya kegagalan yang pertama saja yang diperhitungkan.

Distribusi eksponensial hanya berlaku pada useful life period saja pada bath-

tub curve. Distribusi eksponensial banyak digunakan dalam bidang statistika,

terutama sekali dalam teori keandalan dan waktu tunggu atau teori antrian.

Distribusi eksponensial, peubah acak kontinu X berdistribusi eksponensial,

dengan parameter β, bila fungsi padatnya diberikan oleh:

f(x) = β

β/1 xe− , x > 0

dengan β > 0

2.8 Identifikasi Awal

Identifikasi awal dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu probability plot dan

least-square curve fitting. Probability plot digunakan bila jumlah sample terlalu

kecil atau data yang digunakan tidak lengkap sedangkan metode yang digunakan

disini adalah metode least-square curve fitting yang dinilai lebih akurat karena

tingkat subjektivitas untuk menilai kelurusan garis menjadi berkurang. Dengan

least-square curve fitting terpilih distribusi dengan nilai index of fit terbesar.

Dalam mengidentifikasi distribusi kerusakan atau perbaikan suatu komponen

dengan metode least-squre curve fitting digunakan index of fit (r) yang

Page 31: joglo semar

16

merupakan ukuran hubungan linier antara peubah x dan y, r diperoleh dengan

rumus (Walpole, 1992).

2.9 Mean Time To Failure

Mean time to failure adalah rata-rata atau nilai yang diharapkan dari

suatu distribusi kerusakan yang didefinisikan oleh probabilty density function.

Perhitungan MTTF untuk setiap distribusi:

1. Distribusi eksponensial MTTF = λ1

2. Distribusi weibull MTTF = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+Γβ

θ 11

3. Distribusi normal MTTF = µ

4. Distribusi lognormal MTTF = 2

2

exps

medt

Page 32: joglo semar

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Hasil penelitian yang baik ditentukan oleh metodologi penelitian yang tersusun

secara baik dan terstruktur. Pada bagian ini akan dipaparkan langkah penelitian, kajian

induktif dan deduktif bahwa penelitian yang dilakukan jelas sumbernya, model yang

digunakan, analisa hasil dan kesimpulan yang diambil.

1.1 Objek Penelitian

Suatu langkah penelitian untuk mengetahui objek atau tempat bagi peneliti

untuk melakukan kegiatan penelitian yaitu JOGLOSEMAR yang bergerak di

bidang jasa angkutan darat khususnya bagian bengkel (perawatan) untuk

mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum, termasuk

kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya.

1.2 Pendekatan Pemecahan Masalah

Untuk menyelesaikan data yang sudah dikumpulkan penulis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

1.2.1 Pengumpulan Data

Maksud dari pengumpulan data adalah untuk mencari data yang

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang akan diolah dari

landasan teori. Cara mencari data tersebut adalah sebagai berikut:

Page 33: joglo semar

18

a. Metode pengumpulan data primer

Merupakan data yang diperoleh langusng dari objek yang diteliti.

Untuk memperoleh data primer menggunakan metode:

1. Observasi :

Yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara

mengadakan pengamatan secara langsung dan pencatatan ke objek

penelitian.

2. Interview:

Yaitu usaha yang dilakukan untuk memperoleh data dengan jalan

mengadakan tanya jawab langsung dalam bentuk pertanyaan dengan

pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

b. Metode pengumpulan data sekunder

Yaitu data yang bersumber dari kepustakaan seperti literature, majalah-

majalah, publikasi, bahan kuliah, serta buku –buku lain yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Data-data yang diperlukan antara lain:

1. Data sejarah umum perusahaan

2. Data sistem perawatan mesin

3. Data waktu reparasi

4. Data waktu operasional

Page 34: joglo semar

19

1.2.2 Pengolahan Data

Data yang gujdiperoleh kemudian diolah dengan cara:

1. Perhitungan index of fit

2. Pengujian distribusi

3. Perhitungan parameter distribusi

4. Fungsi distribusi

5. Perhitungan MTTF dan MTTR

6. Perhitungan umur desain

1.2.3 Pembahasan Data

Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya analisa.

Analisa akan dilakukan terhadap data-data yang telah dikumpulkan

maupun yang telah diolah guna penyelesaian masalah terhadap

pemeliharaan yang dilakukan.

1.2.4 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas dan tepat tentang apa

yang diperoleh atau dapat dijabarkan dari hipotesis, sehingga dapat

menjawab tujuan dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Saran

memuat berbagai pendapat atau masukan, saran berdasarkan pengalaman,

kesulitan temuan yang baru yang belum diteliti dan berbagai kemungkinan

arah kebijakan perusahaan dan penelitian berikutnya.

Page 35: joglo semar

20

1.3 Kerangka Pemecahan Masalah

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Mulai

Identifikasi dan

Rumusan Masalah

Spesifikasi Data

Pengumpulan Data:

Data sejarah perusahaan

Data sistem perawatan

Data waktu reparasi

Data waktu operasional

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Pembahasan dan

Analisis Data

Pengolahan Data:

Perhitungan index of fit

Pengujian Distribusi

Perhitungan parameter distribusi

Fungsi distribusi

Perhitungan MTTF dan MTTR

Perhitungan umur desain

Pengamatan Awal

Page 36: joglo semar

21

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumupulan Data

4.1.1 Data Umum Perusahaan

A. Profil Singkat Perusahaan

PT. Sejahtera AO Kencana Sakti adalah Sinergi antara PT. Alfa

Omega Sehati Mitra dan PT. Kencana Transport, member of Panorama

Sentra Wisata. Tbk. Kini beroperasi dengan total 22 armada yang secara

rutin melayani kebutuhan wisatawan dari berbagai kalangan untuk rute

Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Purwokerto. Motto perusahaan, Selalu

lebih baik menjadi jiwa setiap keluarga besar PT. Sejahtera AO Kencana

Sakti.

JOGLOSEMAR sebagai upaya untuk membangun dan

mensinergikan antara sarana transportasi yang aman & nyaman, obyek

wisata yang menarik, dan unsur – unsur yang termasuk di dalamnya

sehingga tercipta pola wisata yang terpadu, mudah, dan dengan harga

yang kompetitif.

JOGLOSEMAR , inovasi product transportasi wisata yang melayani

kebutuhan wisatawan, pebisnis, mahasiswa bahkan perorangan yang

menginginkan layanan aman, nyaman, hemat/ efisien, dan tepat waktu

dengan implikasi idealnya, yaitu dapat menyentuh spirit pariwisata.

Memberikan daya dukung kepada dunia usaha untuk bisa secara bersama

– sama meningkatkan kinerja dan volume usahanya.

Page 37: joglo semar

22

Idealisme ini hanya bisa terealisasi dengan pola operasional yang

sejauh ini sudah JOGLOSEMAR lakukan dengan melayani transportasi

massa secara terjadwal dan bukan on request (sebagaimana transportasi

wisata charter pada umumnya). Pola operasi JOGLOSEMAR sebagai

alternatif mengenai penghematan energi. (sejalan himbauan Presiden).

JOGLOSEMAR lahir dari konsep transportasi post modernisme yang

menekankan layanan personal.

Sebagai Biro Perjalanan Wisata JOGLOSEMAR juga menyediakan

berbagai macam layanan terpadu seperti booking tiket pesawat, hotel

reservation, car rental, sampai dengan paket tour. Bagi kalangan sosial

tertentu , JOGLOSEMAR merupakan kebutuhan yang memang harus ada

di tengah kemajemukan masyarakat kita dewasa ini.

Keberadaan JOGLOSEMAR bukanlah ancaman (threat) bagi

operator lain, karena memiliki pola operasional unik yang berbeda. Hasil

survey tim litbang JOGLOSEMAR berhasil memetakan trend pasar

pengguna jasa JOGLOSEMAR sebagai berikut:

1. Penggolongan berdasarkan Moda Transportasi:

a. 5% adalah ex penumpang PATAS.

b. 20% adalah ex pengguna jasa Travel.

c. 45% adalah ex pengguna mobil pribadi.

d. 30% adalah Market baru yang benar – benar tercipta karena

keberadaan JOGLOSEMAR sebagai moda transportasi baru.

2. Penggolongan berdasarkan latar belakang Profesi:

a. 47,5% adalah wisatawan & keluarga.

b. 22,5% adalah Wiraswasta, Bisnis, dan Jasa.

Page 38: joglo semar

23

c. 10% adalah Dosen, Mahasiswa, dan pelajar.

d. 7,5% adalah Tenaga Profesional (Medis, dsb).

e. 2,5% adalah Tidak diketahui

JOGLOSEMAR memberi alternatif solusi mengenai penghematan

energi. Peralihan penggunaan media transportasi wisata dari mobil

pribadi menjadi transportasi wisata terjadwal mampu mengurangi

kepadatan “traffic” ruas jalan di kota – kota tercakup. Peralihan

penggunaan media transportasi wisata dari mobil pribadi menjadi

transportasi wisata terjadwal merupakan sebuah bentuk penghematan

sumber daya yaitu BBM. 30% pengguna jasa JOGLOSEMAR (variabel

Januari – September 2005) sebesar 19.456 orang, adalah commuter/

market yang benar-benar baru terbentuk sebagai akibat dari

beroperasinya JOGLOSEMAR sebagai model angkutan pariwisata

terjadwal. JOGLOSEMAR juga turut berperan dalam pertumbuhan

ekonomi di daerah – daerah yang tercakup. Para wisatawan yang

berkunjung akan melakukan transaksi jual – beli, investasi, dan lain –

lain, yang secara signifikan mampu memacu pertumbuhan ekonomi

daerah (PAD).

Page 39: joglo semar

24

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi kerangka yang menunjukan kedudukan, tugas

dan kewajiban, serta tanggung jawab tingkatan-tingkatan manajemen

dalam suatu organisasi. Struktur organisasi PT. dapat dilihat sebagai

berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Presiden Direktur

Direktur

Prod. Development

Manager

General Manager

SPV Ticketing &

Cargo

HRD Manager

Head Operation

Finance Manager

Ass. Cargo Accounting

Ticketing

Marketing

Operation Cargo

CREW

SPV Spareparts

IT Staff

Mechanics

Mechanic Head

Page 40: joglo semar

25

C. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Dalam eksistensinya di dunia industri jasa, PT. Sejahtera AO

Kencana Sakti mempunyai sebuah visi yaitu “menjadi perusahaan

jasa transportasi terbaik di wilayah JOGLOSEMAR (Jogja, Solo,

Semarang) dan Jawa Tengah pada khususnya dan Indonesia pada

umumnya, yang mampu memberikan one stop solution terhadap

segala kebutuhan wisatawan. “.

2. Misi Perusahaan

PT. Sejahtera AO Kencana Sakti mempunyai beberapa misi

dalam mengembangkan perusahaan, yaitu :

a. Penyediaan sarana transportasi nyaman dengan tarif kompetitif

b. Penyediaan sarana akomodasi nyaman dengan harga yang

bersahabat

c. Penyediaan food & beverage yang sehat,lezat dengan rate yang

sesuai dengan kondisi wisatawan

d. Penyediaan paket wisata / paket tour di setiap destinasi dengan

biaya yang dapat disesuaikan

e. Penyediaan sarana rental alat transportasi dengan biaya murah

D. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah salah satu komponen penting dalam suatu

perusahaan. Tenaga kerja pada dasarnya menjadi bagian sebagai

partner kerja yang saling membutuhkan, saling melayani dan saling

menguntungkan antara perusahaan dengan karyawan.

Page 41: joglo semar

26

PT. Sejahtera AO Kencana Sakti juga mempertimbangkan

masalah pendidikan tenaga kerja yang akan direkrut dengan

mempertimbangkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh tenaga

kerja tersebut. Misalnya, untuk administrasi diperlukan tenga kerja

khusus, sedangkan untuk operator lebih diutamakan pada

keterampilan atau kemampuan khusus.

Jumlah tenaga kerja pada PT. Sejahtera AO Kencana Sakti

kurang lebih sekitar 112 orang dengan umur produktif. Karyawan

terbagi menjadi tiga sesuai bagian pekerjaan yaitu bagian

managemant, frontliner dan driver.

E. Sistem Kerja

JOGLOSEMAR memiliki pola operasional khusus (penghantaran & penjemputan dilakukan pada

shelter – shelter tertentu), yang seyogyanya kelak dalam penerapan peraturannya pun membutuhkan

pendekatan atau perlakuan khusus pula. Shelter – shelter yang ada sudah didesain

sedemikian rupa sehingga wisatawan yang akan mengunjungi obyek

wisata di sekitar daerah yang dikunjungi cukup nyaman dan memiliki

akses yang mudah. Obyek wisata yang dilalui armada

JOGLOSEMAR antara lain: Malioboro & Kraton Yogyakarta, Candi

Prambanan, Kota Lama Semarang, Lawang Sewu, BTC Solo, &

Pusat Perbelanjaan Jl. Slamet Riyadi Solo (Solo Grand Mall &

Megaland).

1. Layanan Transportasi (angkutan pariwisata terjadwal):

a. Rute Jogjakarta, Solo, Semarang, Purwokerto.

b. Shelter Pick-up point & Drop point.

c. Pemandu (Bus)

Page 42: joglo semar

27

d. Armada Bus & Mini-Bus.

2. Layanan Extra:

a. Hotel Accomodation, Restaurant, Local Arrangement, City

Tour, car rental.

3. Paket Wisata (1 day trip dengan biaya lebih ekonomis)

a. Wisata Kraton & Malioboro.

b. Wisata Lawang Sewu.

4. Paket Wisata ‘JAHE’ (Jalan-jalan Hemat) *Program

JOGLOSEMAR in progress. Saat ini beroperasi untuk melayani

kebutuhan transportasi wisata di daerah Yogyakarta, Solo,

Semarang, dan Purwokerto. Tersedia Shelter Pick-up point dan

Drop point yang terletak di beberapa wilayah strategis, sehingga

mudah diakses, dan memiliki kemudahan akses untuk menuju

destinasi wisata tertentu. Pemandu siap sedia untuk melayani

kebutuhan informasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi

wisatawan.

Saat ini JOGLOSEMAR menggunakan armada BUS dengan

kapasitas 25 orang penumpang, dan armada mini BUS dengan

kapasitas 8 orang penumpang. Keseluruhan armada berikut

fasilitasnya disiapkan dan dilakukan perawatan berkala secara

teratur.

Page 43: joglo semar

28

F. Pemasaran Produk

Pemasaran jasa pelayanan angkutan dan wisata oleh PT.

Sejahtera AO Kencana Sakti dilakukan dengan 2 cara yaitu direct

marketing dan telemarketing. Direct marketing dilakukan dengan

cara seperti penyebaran brosur, display /spanduk serta kerjasama

dengan agen/tempat penjemputan, sedangkan telemarketing

menggunakan cara seperti blog dan email.

G. Jam Kerja

Jumlah jam kerja yang harus dipenuhi setiap karyawan selama

satu minggu berbeda antara karyawan bagian managemant dan

frontliner. Bagian managemant bekerja selama 56 jam, 6 hari dalam

seminggu, sedangkan bagian frontliner dan driver bekerja dengan

sistem shift yaitu shift pagi dan siang. Adapun pembagian jam

kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Senin - Sabtu Pukul 08.30 s.d 17.00 WIB

Istirahat Pukul 12.00 s.d 13.00 WIB

Istirahat (Jumat) Pukul 11.45 s.d 13.00 WIB

2. Shift pagi Pukul 05.00 s.d 13.30 WIB

Shift siang Pukul 13.30 s.d 22.00 WIB

Untuk waktu kerja lembur (overtime) tergantung dan disesuaikan

kondisi situasi pekerjaan.

Page 44: joglo semar

29

4.1.2 Sistem Perawatan Armada/Mesin

Setiap perusahaan khususnya JOGLOSEMAR telah menerapkan

pemeliharaan dan perawatan mesin secara berkala. Namun perawatan pada

armada bus selama ini hanya didasarkan pada km/batas jarak tempuh yang

menjadi patokan. Sebelum mencapai jarak tempuh maksimal, armada bus

belum dilakukan perawatan. Hal ini dilakukan untuk keadaan atau perawatan

terjadwal tapi untuk perawatan tidak terjadwal dilakukan menunggu sampai

adanya kerusakan yang terjadi pada armada. Tindakan perawatan

pencegahan masih jarang dilakukan, perawatan pencegahan hanya dilakukan

jika mendapat keluhan dari sopir bus atau crew bus yang merasa aneh pada

kendaraannya.

4.1.3 Data Pada Mesin/Sistem

A. Data Untuk Analisa Kualitatif

1. Didapatkan melalui wawancara dengan supervisor sparepart dan

mekanik.

2. Keluhan dari sopir bus tentang kerusakan yang sering terjadi pada

kendaraannya.

3. Pengamatan langsung di lapangan.

B. Data Untuk Analisa Kuantitatif

1. Didapatkan dari file perusahaan tentang data-data kerusakan armada.

2. File perusahaan mengenai waktu perawatan armada.

Page 45: joglo semar

30

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Penentuan Mesin Kritis

Penentuan komponen mesin bus sebagai mesin krisits ditentukan

berdasarkan jumlah frekuensi kerusakan terbanyak dan jumlah stop hour

terbanyak dibanding mesin lainny. Informasi ini didapat dari bagian

penanggung jawab bengkel dan spareparts. Mesin bus adalah bagian yang

sangat vital terdiri dari berbagai sistem yang bekerja bersama satu dengan

yang lainya.

4.2.2 Penentuan Komponen Kritis

Penentuan komponen kritis berdasarkan pada:

1. Komponen tersebut memiliki jumlah kerusakan yang paling tinggi.

2. Komponen tersebut memiliki stop hour yang paling tinggi.

3. Komponen merupakan komponen kritis bagi mesin sehingga apabila

komponen kritis tersebut rusak maka secara otomatis mesin juga tidak

akan dapat beroperasi.

Tabel 4.1 Komponen Kritis

No Komponen/sistem Frek. Kerusakan Downtime Availability Kriteria Rusak

1 As Roda 26 79,5 99,5 % aus

2 Kaki-kaki 19 43 99,7 % aus, patah

3 Perseneling 11 34 99,8 % Aus

4 Engine Mounting 6 9,5 99,9 % aus

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa komponen as roda mempunyai

frekuensi kerusakan yang paling tinggi yaitu sebesar 26 kerusakan dengan

jumlah downtime sistem penggerak paling besar yaitu 79,5 jam. Berdasarkan

Page 46: joglo semar

31

downtime dan jumlah kerusakan maka as roda ditetapkan sebagai komponen

kritis untuk mesin bus.

4.2.3 Perhitungan Waktu Operasional

4.2.3.1 Perhitungan Index Of Fit

Perhitungan ini untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan

data. Distribusi yang diplih adalah distribusi yang memiliki index of fit

terbesar. Rumus =

⎢⎢

⎥⎥⎦

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−⎟

⎞⎜⎝

⎛−

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

∑ ∑ ∑∑

∑∑ ∑

= = ==

== =

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

YiYinXiXin

YinXinXiYin

1 1

2

1

22

1

2

11 1

1. Untuk distribusi Weibull

r = ( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 73,1332,412556,16153,105025

73,1356,16146,7425

−−−

−−−= 0,985

2. Untuk distribusi Eksponensial

r = ( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 59,429,42259,178936,1515726425

09,249,178936,2343025

−−

−= 0,916

3. Untuk distribusi Normal

r = ( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 074,21259,178936,1515726425

09,1789304,701425

−−

− = 0,981

4. Untuk distribusi Log normal

r = ( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 074,212556,16135,105025

056,161268,1125

−−

−= 0.966

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa distribusi weibull yang akan

dipakai karena memiliki index of fit terbesar yaitu 0.985.

Page 47: joglo semar

32

4.2.3.2 Pengujian Distribusi Weibull

Sebelum pengujian ini dilakukan, terlebih dahulu dibuat hipotesa

untuk menentukan apakah data terdistribusi weibull atau tidak.

Hipotesa weibull yaitu:

Ho : Data terdistribusi secara weibull

H1 : Data tidak terdistribusi secara weibull

Penggunaan distribusi weibull dalam perhitungan dimaksudkan karena

distribusi ini memiliki nilai index of fit terbesar.

Tabel 4.2 Data Waktu Operasional Oktober 2008 – September 2010

No Tanggal Kerusakan Jam Operasional Waktu Operasional

1 3/10-08 – 5/10-08 05.00 – 10.00 -

2 6/10-08 – 15/11-08 05.00 – 15.00 903 jam

3 16/11-08 – 23/11-08 05.00 – 12.00 922

4 24/11-08 – 18/12-08 05.00 – 19.00 599

5 19/12-08 – 5/01-09 05.00 – 20.00 427

6 6/01-09 – 28/02-09 09.00 – 18.00 1275

7 29/02-09 – 18/03-09 08.00 – 16.00 494

8 19/03-09 – 17/04-09 05.00 – 17.00 718

9 18/04-09 – 22/05-09 05.00 – 20.00 845

10 23/05-09 – 30/05-09 05.00 – 19.00 175

11 1/06-09 – 24/06-09 05.00 – 16.00 586

12 25/10-09 – 10/07-09 05.00 – 17.00 394

13 11/07-09 – 14/08-09 05.00 – 19.00 837

14 15/08-09 – 24/09-09 05.00 – 20.00 960

No Tanggal Kerusakan Jam Operasional Waktu Operasional

Page 48: joglo semar

33

15 25/09-09 – 10/10-09 09.00 – 18.00 394

16 11/10-09 – 30/10-09 08.00 – 16.00 482

17 1/11-09 – 21/12-09 05.00 – 17.00 1228

18 22/12-09 – 7/02-10 05.00 – 10.00 1127

19 8/02-10 – 23/02-10 05.00 – 15.00 394

20 24/02-10 – 2/04-10 05.00 – 12.00 968

21 3/04-10 – 26/04-10 05.00 – 19.00 589

22 27/04-10 – 4/06-10 05.00 – 17.00 931

23 5/06-10 – 17/06-10 05.00 – 20.00 333

24 18/06-10 – 27/07-10 05.00 – 19.00 981

25 28/07-10 – 9/08-10 05.00 – 16.00 297

26 10/08-10 – 21/09-10 05.00 – 17.00 1028

Setelah itu, data diuji Mann (Mann’s Test) untuk mengetahui apakah data

terdistribusi weibull. Pengujian ini dilakukan terhadap waktu operasional

untuk komponen kritis as roda. Hasil perhitungan untuk Mann’s Test

adalah:

Untuk waktu operasional komponen kritis as roda:

r = 25

k1 = r/2 k2 = (r-1)/2

k1 = 25/2 = 12,5 k2 = (25-1)/2 = 24

Mi = jji ZZ −+

Zi = ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛+−

−−25,05,01lnln

ni

Page 49: joglo semar

34

M = ∑

=

+

=

+

+

+

n

i

ii

n

i

ii

Mittk

Mittk

1

1

1

1

lnln2

lnln1 =

1,4123,55,12

xx = 1,34

F crit (0,05, 24, 25) = 1,96

Karena M < F, maka Ho diterima (berdistribusi weibull).

4.2.3.3 Plot Weibull

Setelah diketahui waktu operasional komponen kritis as roda

berdistribusi weibull, maka selanjutnya dibuat plot weibull untuk

mengetahui sebaran datanya. Apabila sebaran data komponen kritis yang

telah diplot mengikuti dsitribusi weibull, maka sebaran datanya akan

cenderung membentuk garis lurus (regresi linier).

4.2.3.4 Perhitungan Parameter Weibull

Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

Untuk waktu operasional komponen kritis as roda, setelah nilai xi dan yi

diketahui, maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai

a dan b. Perhitungan tersebut sebagai berikut:

b = 22∑ ∑

∑ ∑ ∑

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

yixin

yixixiyin

b = ( ) ( )(( )

( ) ( )256,16135,105025738,1356,16146,7425

−−−−

xx

b = 2,3

Dari hasil perhitungan nilai β = b = 2,3 atau β > 1, ini menunjukan bahwa

laju kerusakan komponen kritis as roda meningkat. (increase failure rate).

Perhitungan mencari nilai a yaitu:

Page 50: joglo semar

35

a = xby −

a = 25

56,1613,225

73,13−

a = -15,4

Setelah nilai a dan b diketahui, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan

nilai θ (parameter skala) dengan satuan jam dan β (parameter bentuk).

Perhitungan sebagai berikut:

β = b = 2,3

θ = exp ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

ba

θ = exp ( )⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛ −−3,2

4,15 = 810 jam

4.2.3.5 Fungsi Distribusi Weibull

Setelah nilai parameter weibull (β & θ) diketahui, maka dapat

dilakukan perhitungan untuk fungsi distribusi weibull. Untuk waktu

operasional menggunakan semua fungsi distribusi weibull. Perhitungan

fungsi adalah sebagai berikut:

1. Fungsi distribusi kumulatif F(t) = 1-expβ

θ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

1

2. Fungsi kepadatan kemungkinan f(t) = β

θβ

θθβ ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛−−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

tt exp1

3. Fungsi laju kerusakan h(t) = 1−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

β

θθβ t

4. Fungsi keandalan R(t) = 1-F(t) = expβ

θ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

1

Dengan mengganti nilai t dengan waktu yang ada, maka dapat diketahui

nilai untuk masing-masing fungsi, sedangkan semua fungsi distribusi

Page 51: joglo semar

36

weibull digunakan pada waktu operasional komponen kritis as roda

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Fungsi Distribusi

t R(t) F(t) f(t) h(t)

175 0,806 0,193 0.003 0,00038

297 0,694 0,305 0,005 0,000765

333 0,664 0,335 0,006 0,000881

394 0,616 0,383 0,007 0,001102

394 0,616 0,383 0,007 0,001103

394 0,616 0,383 0,007 0,001103

427 0,592 0,408 0,007 0,001225

482 0,553 0,447 0,008 0,001432

494 0,545 0,455 0,008 0,001478

586 0,487 0,513 0,009 0,001841

589 0,485 0,515 0,009 0,001853

599 0,479 0,520 0,009 0,001894

718 0,414 0,586 0,001 0,002394

837 0,358 0,642 0,001 0,002917

845 0,354 0,645 0,001 0,002952

903 0,33 0,67 0,0011 0,003216

922 0,322 0,677 0,0011 0,003305

931 0,319 0,681 0,0011 0,003346

t R(t) F(t) f(t) h(t)

960 0,307 0,692 0,0011 0,003481

Page 52: joglo semar

37

968 0,305 0,695 0,0011 0,003518

981 0,3 0,7 0,0011 0,00358

1028 0,283 0,717 0,0011 0,003803

1127 0,251 0,749 0,0011 0,00428

1228 0,221 0,778 0,0011 0,00478

1275 0,209 0,791 0,001 0,00502

4.2.3.7 Perhitungan MTTF

Setelah nilai dua parameter diketahui, maka dapat dilanjutkan

dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari MTTF (mean

time to failure) dengan satuan jam. Perhitungan sebagai berikut:

MTTF = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+Γβ

θ 11 , dimana Γ dari tabel gamma function

MTTF = 810 Γ ⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛+

29,211

MTTF = 810 x 0,43

MTTF = 348 jam

Page 53: joglo semar

38

4.2.4 Perhitungan Waktu Reparasi

4.2.4.1 Perhitungan Index Of Fit

Perhitungan ini untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan

data. Distribusi yang diplih adalah distribusi yang memiliki index of fit

terbesar. Rumus =

⎢⎢

⎥⎥⎦

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−⎟

⎞⎜⎝

⎛−

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

∑ ∑ ∑∑

∑∑ ∑

= = ==

== =

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

YiYinXiXin

YinXinXiYin

1 1

2

1

22

1

2

11 1

1. Untuk distribusi Weibull

r = ( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 3,1419,432639,2674,3426

3,1439,2604,226

−−−

−−= 0,988

2. Untuk distribusi Eksponensial

r = ( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 08,264,442683,825,33726

08,2583,8256,11726

−−

−= 0,97

3. Untuk distribusi Normal

r = ( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 082,222683,825,33726

083,8236,3926

−−

−= 0,96

4. Untuk distribusi Log normal

r = ( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 084,222639,2674,3426

093,2633,1326

−−

−= 0,983

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa distribusi weibull yang akan

dipakai karena memiliki index of fit terbesar yaitu 0.988.

4.2.4.2 Pengujian Distribusi Weibull

Sebelum pengujian ini dilakukan, terlebih dahulu dibuat hipotesa

untuk menentukan apakah data terdistribusi weibull atau tidak.

Page 54: joglo semar

39

Hipotesa weibull yaitu:

Ho : Data terdistribusi secara weibull

H1 : Data tidak terdistribusi secara weibull

Penggunaan distribusi weibull dalam perhitungan dimaksudkan karena

distribusi ini memiliki nilai index of fit terbesar.

Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi Oktober 2008 – September 2010

No Tanggal Kerusakan Jam Kerusakan Waktu Kerusakan

1 5/10-08 10.00 – 16.00 6

2 15/11-08 15.00 – 18.00 3

3 23/11-08 12.00 – 13.30 1,5

4 18/12-08 19.00 – 20.30 1,5

5 5/01-09 20.00 – 23.00 3

6 28/02-09 18.00 – 22.00 4

7 18/03-09 16.00 – 18.00 2

8 17/04-09 17.00 – 19.00 2

9 22/05-09 20.00 – 22.30 2,5

10 30/05-09 19.00 – 01.00 6

11 24/06-09 16.00 – 19.00 3

12 10/07-09 17.00 – 21.00 4

13 14/08-09 19.00 – 01.00 6

14 24/09-09 20.00 – 23.00 3

15 10/10-09 18.00 – 19.00 1

16 30/10-09 16.00 – 19.30 3,5

17 21/12-09 17.00 – 20.00 3

18 7/02-10 10.00 – 12.00 2

Page 55: joglo semar

40

No Tanggal Kerusakan Jam Kerusakan Waktu Kerusakan

19 23/02-10 15.00 – 17.00 2

20 2/04-10 12.00 – 13.00 1

21 26/04-10 19.00 – 20.00 1

22 4/06-10 17.00 – 00.00 7

23 17/06-10 20.00 – 23.30 3,5

24 27/07-10 19.00 – 21.00 2

25 9/08-10 16.00 – 19.00 3

26 21/09-10 17.00 – 20.00 3

Setelah itu, data diuji Mann (Mann’s Test) untuk mengetahui apakah data

terdistribusi weibull. Pengujian ini dilakukan terhadap waktu operasional

untuk komponen kritis as roda. Hasil perhitungan untuk Mann’s Test

adalah:

Untuk waktu reparasi komponen kritis as roda:

r = 26

k1 = r/2 k2 = (r-1)/2

k1 = 26/2 = 13 k2 = (26-1)/2 = 12,5

Mi = jji ZZ −+

Zi = ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛+−

−−25,05,01lnln

ni

M = ∑

=

+

=

+

+

+

n

i

ii

n

i

ii

Mittk

Mittk

1

1

1

1

lnln2

lnln1 =

5,55,122,613

xx = 1,28

Page 56: joglo semar

41

F crit (0,05, 25, 26) = 1,95

Karena M < F, maka Ho diterima (berdistribusi weibull).

4.2.4.3 Plot Weibull

Setelah diketahui waktu operasional komponen kritis as roda

berdistribusi weibull, maka selanjutnya dibuat plot weibull untuk

mengetahui sebaran datanya. Apabila sebaran data komponen kritis yang

telah diplot mengikuti dsitribusi weibull, maka sebaran datanya akan

cenderung membentuk garis lurus (regresi linier).

4.2.4.4 Perhitungan Parameter Weibull

Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

Untuk waktu operasional komponen kritis as roda, setelah nilai xi dan yi

diketahui, maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai

a dan b. Perhitungan tersebut sebagai berikut:

b = 22∑ ∑

∑ ∑ ∑

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−

n

i

n

i

n

i

n

i

n

i

yixin

yixixiyin

b = ( ) ( )(( )

( ) ( )239,2674,34253,1439,2604,226

−−−−

xx

b = 0,56

Dari hasil perhitungan nilai β = b = 0,56 atau β < 1, ini menunjukan bahwa

laju kerusakan komponen kritis as roda monoton menurun. Perhitungan

mencari nilai a yaitu:

a = xby −

a = 26

39,2656,026

36,14−

a = -2,66

Page 57: joglo semar

42

Setelah nilai a dan b diketahui, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan

nilai θ (parameter skala) dengan satuan jam dan β (parameter bentuk).

Perhitungan sebagai berikut:

β = b = 0,56

θ = exp ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

ba

θ = exp ( )⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛ −−56,0

66,2 = 115 jam

4.2.4.5 Fungsi Distribusi Weibull

Setelah nilai parameter weibull (β & θ) diketahui, maka dapat

dilakukan perhitungan untuk fungsi distribusi weibull. Untuk waktu

reparasi menggunakan semua fungsi distribusi weibull. Perhitungan fungsi

adalah sebagai berikut:

1. Fungsi distribusi kumulatif F(t) = 1-expβ

θ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

1

2. Fungsi kepadatan kemungkinan f(t) = β

θβ

θθβ ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛−−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

tt exp1

3. Fungsi laju kerusakan h(t) = 1−

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

β

θθβ t

4. Fungsi keandalan R(t) = 1-F(t) = expβ

θ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

1

Dengan mengganti nilai t dengan waktu yang ada, maka dapat diketahui

nilai untuk masing-masing fungsi, sedangkan semua fungsi distribusi

weibull digunakan pada waktu reparasi komponen kritis as roda adalah

sebagai berikut:

Page 58: joglo semar

43

Tabel 4.5 Fungsi Distribusi

t R(t) F(t) f(t) h(t)

1 0,973 0,022 0,008 0,008

1 0,936 0,064 0,006 0,007

1 0,898 0,102 0,006 0,006

1,5 0,86 0,140 0,005 0,006

1,5 0,822 0,178 0,005 0,006

2 0,784 0,216 0,004 0,005

2 0,746 0,254 0,004 0,005

2 0,708 0,292 0,004 0,005

2 0,67 0,33 0,003 0,005

2,5 0,633 0,367 0,003 0,005

2,5 0,595 0,405 0,003 0,004

3 0,552 0,443 0,002 0,004

3 0,519 0,481 0,002 0,004

3 0,481 0,519 0,002 0,004

3 0,443 0,557 0,002 0,004

3,5 0,405 0,595 0,002 0,004

3,5 0,367 0,633 0,001 0,004

3,5 0,33 0,671 0,001 0,004

4 0,292 0,708 0,001 0,004

4 0,254 0,746 0,001 0,004

4 0,216 0,784 0,001 0,004

4 0,178 0,822 0,001 0,004

Page 59: joglo semar

44

t R(t) F(t) f(t) h(t)

6 0,14 0,86 0 0,003

6 0,102 0,898 0 0,003

6 0,064 0,936 0 0,003

7 0,027 0,974 0 0,003

4.2.4.6 Perhitungan MTTR

Setelah nilai dua parameter diketahui, maka dapat dilanjutkan

dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari MTTF (mean time to

failure) dengan satuan jam. Perhitungan sebagai berikut:

MTTR = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+Γβ

θ 11 , dimana Γ dari tabel gamma function

MTTR = 115 Γ ⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛+

56,011

MTTR = 115 x 1,78

MTTR = 204 jam

4.2.5 Perhitungan Umur Desain

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keandalan

komponen kritis as roda.

( ) βθ /1ln RtR −=

R = ( )βθ/te−

R = exp(715,75/814)^2,29

R = 0,35

R = 35 %

Page 60: joglo semar

45

Untuk mengetahui umur desain dan keandalan komponen kritis as roda,

maka dilakukan perhitungan dengan tingkat keandalan 95% dan 85%.

R = 95 %

( ) 29,21

%95 95,0ln814−=t

= ( ) 43,0051,0814

= 222 jam

R = 85 %

( ) 29,21

%85 85,0ln814−=t

= ( ) 43,0

162,0814

= 368 jam

Page 61: joglo semar

46

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisa Komponen Kritis

Dari data-data perawatan yang didapat dan setelah diolah didapatkan hasil

waktu perawatan yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam usulan rencana

waktu perawatan.

Dalam penentuan komponen kritis didapatkan hasil yaitu:

Tabel 5.1 Komponen Kritis

No Komponen/sistem Frek. Kerusakan Downtime Availability Kriteria Rusak

1 As roda 26 79,5 99,5 % aus

2 Kaki-kaki 19 43 99,7 % aus, patah

3 Perseneling 11 34 99,8 % aus

4 Engine mounting 6 9,5 99,9 % aus

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa as roda mempunyai frekuensi

kerusakan yang paling tinggi yaitu sebesar 26 kerusakan dengan jumlah downtime

komponen as roda mempunyai downtime paling besar yaitu 79,5 jam.

Berdasarkan downtime dan jumlah kerusakan maka sistem penggerak ditetapkan

sebagai komponen kritis untuk mesin bus.

5.2 Analisa Perawatan

Dari pengolahan data,perhitungan nilai maintainbility didapatkan hasil yaitu

nilai mean time to failure (MTTF) sebesar 348 jam dan nilai mean time to repair

Page 62: joglo semar

47

(MTTR) sebesar 204 jam. Jika dilihat dari nilai MTTF, mesin akan mengalami

kerusakan setelah beoperasi selama 348 jam dan untuk mencegah kerusakan

tersebut dilihat dari nilai MTTR dilakukan tindakan perawatan setalah mesin

beroperasi selama 204 jam.

Page 63: joglo semar

48

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan analisa pembahasan, dapat disimpulakan

bahwa:

1. Komponen pada mesin yang sering mengalami kerusakan adalah as roda

dengan frekuensi kerusakan sebesar 26 dan jumlah waktu downtime terbesar

selama 79,5 jam yang menjadikan as roda sebagai komponen kritis.

2. Berdasarkan sebaran data komponen kritis cenderung berbentuk garis lurus

mengikuti distribusi weibull dan diketahui nilai β = 2,3 dan nilai θ = 810

menunjukan laju kerusakan komponen kritis as roda meningkat. Berdasarkan

perhitungan umur dan keandalan pada prosentase tingkat keandalan 95 %

adalah 222 jam dan pada prosentase tingkat keandalan 85 % adalah 368 jam.

3. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai bahwa waktu rata-rata antar

kerusakan mesin sebesar 348 jam dan nilai waktu rata-rata perawatan

dilakukan setelah mesin mencapai waktu 204 jam.

6.2 Saran

Dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak kekurangan namun

semoga dapat menjadi pertimbangan:

1. Diperlukan penyusunan standar operasi perawatan untuk masing-masing

komponen berdasarkan jenis-jenis kegiatan perawatan yang dibutuhkan

masing-masing komponen.

Page 64: joglo semar

49

2. Diperlukan pencatatan perawatan secara berkala pada setiap kegiatan

perawatan yang dilakukan.

3. Untuk efektifitas kegiatan perawatan, sebaiknya pencatatan jadwal

perawatan dilakukan oleh operator yang bertugas agar informasi potensi

terjadinya kerusakan dapat segera diketahui.

Page 65: joglo semar

50

DAFTAR PUSTAKA

Blanchard, Benjamin, S., (1995), maintability: a key to effective serviceability and

maintenance management. A Wiley Interscience Publication . New York

Ebeling, E, C., (1997), an introduction to reliability and maitainability

engineering. Mc Graw-Hill. Singapore.

Gasperz, Vincent., (1992), analisis sistem terapan berdasarkan pendekatan teknik

industri. Edisi Pertama, Tassano. Bandung

Prasetyowati, Aneka, Fuji., (2009), analisis umur dan biaya maintenance mesin

pembangkit pada perusahaan jasa. Fakultas Teknologi Industri Industri.

Universitas Islam Indonesia

Prayitno, Yogie, (2006), analisis gangguan-gangguan sistem pendingin pada

mazda MR 90 dan cara mengatasinya. Fakultas Teknik. Universitas Negeri

Semarang

Walpole, R, E., (1989), ilmu peluang dan statistik untuk insinyur dan ilmuwan.

Edisi ke-4, ITB-Press. Bandung

Page 66: joglo semar

51

Widiarto, H., (2009), usulan waktu perawatan pencegahan komponen kritis pada

mesin kompresor pendingin dengan pendekatan RCM. Fakultas Teknologi

Industri Industri. Universitas Islam Indonesia.

Page 67: joglo semar

52

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel dan Gambar

Tabel 4.1 Komponen Kritis

No Komponen/sistem Frek. Kerusakan Downtime Availability Kriteria Rusak

1 As Roda 26 79,5 99,5 % aus

2 Kaki-kaki 19 43 99,7 % aus, patah

3 Perseneling 11 34 99,8 % Aus

4 Engine Mounting 6 9,5 99,9 % aus

Tabel 4.2 Data Waktu Operasional

No Tanggal Kerusakan Jam Operasional Waktu Operasional

1 3/10-08 – 5/10-08 05.00 – 10.00 -

2 6/10-08 – 15/11-08 05.00 – 15.00 903 jam

3 16/11-08 – 23/11-08 05.00 – 12.00 922

4 24/11-08 – 18/12-08 05.00 – 19.00 599

5 19/12-08 – 5/01-09 05.00 – 20.00 427

6 6/01-09 – 28/02-09 09.00 – 18.00 1275

7 29/02-09 – 18/03-09 08.00 – 16.00 494

8 19/03-09 – 17/04-09 05.00 – 17.00 718

9 18/04-09 – 22/05-09 05.00 – 20.00 845

10 23/05-09 – 30/05-09 05.00 – 19.00 175

11 1/06-09 – 24/06-09 05.00 – 16.00 586

Page 68: joglo semar

53

No Tanggal Kerusakan Jam Operasional Waktu Operasional

12 25/10-09 – 10/07-09 05.00 – 17.00 394

13 11/07-09 – 14/08-09 05.00 – 19.00 837

14 15/08-09 – 24/09-09 05.00 – 20.00 960

15 25/09-09 – 10/10-09 09.00 – 18.00 394

16 11/10-09 – 30/10-09 08.00 – 16.00 482

17 1/11-09 – 21/12-09 05.00 – 17.00 1228

18 22/12-09 – 7/02-10 05.00 – 10.00 1127

19 8/02-10 – 23/02-10 05.00 – 15.00 394

20 24/02-10 – 2/04-10 05.00 – 12.00 968

21 3/04-10 – 26/04-10 05.00 – 19.00 589

22 27/04-10 – 4/06-10 05.00 – 17.00 931

23 5/06-10 – 17/06-10 05.00 – 20.00 333

24 18/06-10 – 27/07-10 05.00 – 19.00 981

25 28/07-10 – 9/08-10 05.00 – 16.00 297

26 10/08-10 – 21/09-10 05.00 – 17.00 1028

Tabel 4.3 Fungsi Distribusi

t R(t) F(t) f(t) h(t)

175 0,806 0,193 0.003 0,00038

297 0,694 0,305 0,005 0,000765

333 0,664 0,335 0,006 0,000881

394 0,616 0,383 0,007 0,001102

394 0,616 0,383 0,007 0,001103

Page 69: joglo semar

54

t R(t) F(t) f(t) h(t)

394 0,616 0,383 0,007 0,001103

427 0,592 0,408 0,007 0,001225

482 0,553 0,447 0,008 0,001432

494 0,545 0,455 0,008 0,001478

586 0,487 0,513 0,009 0,001841

589 0,485 0,515 0,009 0,001853

599 0,479 0,520 0,009 0,001894

718 0,414 0,586 0,001 0,002394

837 0,358 0,642 0,001 0,002917

845 0,354 0,645 0,001 0,002952

903 0,33 0,67 0,0011 0,003216

922 0,322 0,677 0,0011 0,003305

931 0,319 0,681 0,0011 0,003346

960 0,307 0,692 0,0011 0,003481

968 0,305 0,695 0,0011 0,003518

981 0,3 0,7 0,0011 0,00358

1028 0,283 0,717 0,0011 0,003803

1127 0,251 0,749 0,0011 0,00428

1228 0,221 0,778 0,0011 0,00478

1275 0,209 0,791 0,001 0,00502

Page 70: joglo semar

55

Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi

No Tanggal Kerusakan Jam Kerusakan Waktu Kerusakan

1 5/10-08 10.00 – 16.00 6

2 15/11-08 15.00 – 18.00 3

3 23/11-08 12.00 – 13.30 1,5

4 18/12-08 19.00 – 20.30 1,5

5 5/01-09 20.00 – 23.00 3

6 28/02-09 18.00 – 22.00 4

7 18/03-09 16.00 – 18.00 2

8 17/04-09 17.00 – 19.00 2

9 22/05-09 20.00 – 22.30 2,5

10 30/05-09 19.00 – 01.00 6

11 24/06-09 16.00 – 19.00 3

12 10/07-09 17.00 – 21.00 4

13 14/08-09 19.00 – 01.00 6

14 24/09-09 20.00 – 23.00 3

15 10/10-09 18.00 – 19.00 1

16 30/10-09 16.00 – 19.30 3,5

17 21/12-09 17.00 – 20.00 3

18 7/02-10 10.00 – 12.00 2

19 23/02-10 15.00 – 17.00 2

20 2/04-10 12.00 – 13.00 1

21 26/04-10 19.00 – 20.00 1

22 4/06-10 17.00 – 00.00 7

Page 71: joglo semar

56

No Tanggal Kerusakan Jam Kerusakan Waktu Kerusakan

23 17/06-10 20.00 – 23.30 3,5

24 27/07-10 19.00 – 21.00 2

25 9/08-10 16.00 – 19.00 3

26 21/09-10 17.00 – 20.00 3

Tabel 4.5 Fungsi Distribusi

t R(t) F(t) f(t) h(t)

1 0,973 0,022 0,008 0,008

1 0,936 0,064 0,006 0,007

1 0,898 0,102 0,006 0,006

1,5 0,86 0,140 0,005 0,006

1,5 0,822 0,178 0,005 0,006

2 0,784 0,216 0,004 0,005

2 0,746 0,254 0,004 0,005

2 0,708 0,292 0,004 0,005

2 0,67 0,33 0,003 0,005

2,5 0,633 0,367 0,003 0,005

2,5 0,595 0,405 0,003 0,004

3 0,552 0,443 0,002 0,004

3 0,519 0,481 0,002 0,004

3 0,481 0,519 0,002 0,004

3 0,443 0,557 0,002 0,004

3,5 0,405 0,595 0,002 0,004

Page 72: joglo semar

57

t R(t) F(t) f(t) h(t)

3,5 0,367 0,633 0,001 0,004

3,5 0,33 0,671 0,001 0,004

4 0,292 0,708 0,001 0,004

4 0,254 0,746 0,001 0,004

4 0,216 0,784 0,001 0,004

4 0,178 0,822 0,001 0,004

6 0,14 0,86 0 0,003

6 0,102 0,898 0 0,003

6 0,064 0,936 0 0,003

7 0,027 0,974 0 0,003