Page 1
i
USULAN WAKTU PERAWATAN DAN KEANDALAN
KOMPONEN KRITIS MESIN BUS PADA INDUSTRI JASA (Studi Kasus di PT Sejahtera AO Kencana Sakti “JOGLOSEMAR”)
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Teknik Industri
Oleh
Nama : Endri Febriono
No Mahasiswa : 06522028
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2011
Page 2
ii
PENGAKUAN
Demi Allah,Saya akui karya ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali nukilan dari
ringkasan yang setiap satunya telah saya jelaskan sumbernya. Jika dikemudian hari
ternyata terbukti pengakuan saya ini tidak benar dan melanggar peraturan yang sah
dalam karya tulis dan hak intelektual maka saya bersedia ijazah yang telah saya terima
untuk ditarik kembali oleh Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta,
Endri Febriono
Page 6
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Rabbil’alamin
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sepanjang
hidup hamba, yang tanpa lelah selalu mengingatkan hamba akan kewajiban sebagai hamba-
Nya serta memberikan nikmat yang luar biasa
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Ayah Budiono dan Ibunda Sri Sudirahayu
Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan segala fasilitas, dukungan, perhatian
dan kasih sayang tanpa batas serta pelajaran hidup yang sangat berharga. Kehadiran ayah
dan bunda dalam hidup penulis telah memberikan kebahagiaan dan kekuatan yang tak
terhingga.
Yang terkasih
Mifta Widyayasyi yang selalu ada saat penulis suka maupun duka dalam mengerjakan
skripsi. Kasih sayang dan ketulusan cintamu sangat membantu penulis dalam kelancaran
mengerjakan skripsi
Page 7
vii
HALAMAN MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. 94: 6).
Sesungguhnya, bersama kesukaran itu pasti ada kemudahan. Sungguh, bersama
kesukaran itu pasti ada kemudahan. Oleh karena itu, jika kamu telah selesai dari
suatu tugas, kerjakanlah tugas lain dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu memohon dan mengharap.
(QS. Asy Syarh [94]: 5-8)
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk dan pertolongan-Nya serta rahmat dan ijin-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun dengan segala
keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak M. Ibnu Mastur, Drs., H., MSIE., selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.
3. Bapak Hudaya, Ir., H., MM., selaku Dosen Pembimbing Utama. Terima kasih
atas bimbingan dan arahan selama ini.
4. Bapak Pimpinan PT Sejahtera AO Kencana Sakti. Terima kasih atas ijin yang
telah diberikan dalam melaksanakan pengambilan data skripsi ini.
5. Terima kasih untuk kakak-kakakku tercinta yang selalu mendukung dan
menasihati aku selama ini.
6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas
akhir ini.
Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak yang berkenan menelaah di kemudian hari. Amien.
Yogyakarta,
Endri Febriono
Page 9
ix
ABSTRAKSI
Perawatan penting dilakukan karena perawatan merupakan tindakan perbaikan ataupun pencegahan kerusakan mesin. Permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan “Joglosemar” adalah kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba yang mengakibatkan terganggunya kelancaran proses operasional bus.
Data yag diambil pada penelitian ini adalah data armada bus yang mengalami frekuensi kerusakan terbanyak sebagai asumsi dengan penelitian pada armada tersebut dapat dijadikan dasar perawatan pada armada yang lainnya agar menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan analisis kompoen kritis, nilai laju kerusakan, parameter reliability, maintainability dan availability. Sehingga dapat meningkatkan umur penggunaan mesin dan penjadwalan perawatan yang efektif.
Penelitian ini menunjukan hasil bahwa komponen mesin yang sering mengalami kerusakan adalah as roda, mesin akan mengalami kerusakan secara tiba-tiba tiap 350 jam berdasar nilai MTTF dan perlu dilakukan perawatan tiap 204 jam berdasar nilai MTTR. Keandalan mesin didapatkan pada t 95% sebesar 222 jam dan t 85% sebesar 368 jam.
Key Words: reliability, maintainbilty, availability, maintenance period
Page 10
x
TAKARIR
1. prefentif maintenance : perawatn terjadwal
2. correctif maintenance : perawatan tidak terjadwal
3. reliability : keandalan
4. downtime : waktu tunggu (tidak beroperasi)
5. availability : ketersediaan waktu
6. performance : kinerja
7. quality : kualitas
8. failure rate : laju kerusakan
9. managemant : pengaturan
10. frontliner : baris depan
11. direct marketing : pemasaran langsung
12. telemarketing : pemasaran secara elektronik
13. service : pelayanan
Page 11
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN TA .................................................................... ii
SURAT PENGAMBILAN DATA.......................................................... ......... iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.............................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi
HALAMAN MOTTO....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR....................................................................................... viii
ABSTRAKSI........................................................................................ ............ xi
TAKARIR.................................................................................... ..................... x
DAFTAR ISI..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan............................................................... 4
Page 12
xii
BAB II KAJIAN LITERATUR ...................................................................... 7
2.1 Pengertian Umum Perawatan…………………………………. 7
2.2 Tujuan Perawatan ....................................................................... 9
2.3 Fungsi Laju Kerusakan………………………………………. . 9
2.4 Maintainbility dan Availability……………………………… .. 10
a. Maintainbility……………………………………………... 10
b. Availability………………………………………………... 10
2.5 Konsep Keandalan…………………………………………… . 11
2.6 Komponen Kritis…………………………………….. .............. 12
2.7 Distribusi Kerusakan……………………………. ..................... 12
2.8 Identifikasi Awal……………………………. ........................... 15
2.9 Mean Time To Failure……………………………. .................. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 17
3.1 Objek Penelitian ........................................................................ 17
3.2 Pendekatan Pemecahan Masalah .............................................. 17
3.2.1 Pengumpulan Data ........................................................ 17
3.2.2 Pengolahan Data ........................................................... 18
3.2.3 Pembahasan Data.......................................................... 19
3.2.4 Kesimpulan dan Saran……………………………….. 19
3.3 Kerangka Pemecahan Masalah……………………………….. 20
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA............................ 21
4.1 Pengumpulan Data............................................... ..................... 21
4.1.1 Data Umum Perusahaan............................................. 21
A. Profil Perusahaan................................................. . 21
B. Struktur Organisasi............................................... 24
Page 13
xiii
C. Visi dan Misi........................................................ . 25
D. Tenaga Kerja........................................................ . 25
E. Sistem Kerja......................................................... . 26
F. Pemasaran Produk................................................ 28
G. Jam Kerja............................................................. . 28
4.1.2 Sistem Perawatan....................................................... 29
4.1.3 Data Pada Mesin/Sistem............................................ 29
4.2 Pengolahan Data...................................................................... . 30
4.2.1 Penentuan Mesin Kritis....................................... ...................... 30
4.2.2 Penentuan Komponen Kritis................................ ........ 30
4.2.3 Perhitungan Waktu Operasional................................. . 27
4.2.4 Perhitungan Waktu Reparasi..................................... .. 38
4.2.5 Perhitungan Umur Desain............................ ................ 44
BAB V PEMBAHASAN............................................................................... . 46
5.1 Analisa Komponen kritis........................................................... .. 46
5.2 Analisa Perawatan..................................................................... ... 46
BAB VI PENUTUP........................................................................................ . 48
6.1 Kesimpulan............................................................................... . 48
6.2 Saran.......................................................................................... . 48
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50
LAMPIRAN..................................................................................................... 52
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Komponen Kritis............................................................................ 30
Tabel 4.2 Data Waktu Operasional................................................................ 32
Tabel 4.3 Fungsi Distribusi.............................................................. .............. 36
Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi............................................................... ...... 39
Tabel 4.5 Fungsi Distribusi.......................................................... .................. 43
Tabel 5.1 Komponen Kritis............................................................................ 46
Page 15
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah .................................................. 20
Gambar 4.1 Struktur Organisasi……………………………………………. 24
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif khususnya pada
mobil dikenal berbagai macam sistem yang digunakan. Sistem-sistem ini bekerja
saling berangkaian antara satu dengan yang lainnya, sehingga apabila salah satu dari
sistem tersebut mengalami kerusakan maka mobil akan menambah kerusakan yang
lain.
Untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan pada sistem tersebut dilakukan
tindakan perawatan pada mesin atau alat agar tidak berhenti bekerja secara permanen.
Perawatan merupakan suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas
peralatan produksi dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan
secara berkala supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan
sesuai dengan apa yang direncanakan (Soffan Assauri, 1980).
Pada umumnya penyebab gangguan dalam dunia industri baik industri
manufaktur ataupun jasa dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu faktor manusia,
mesin, dan lingkungan. Faktor terpenting dari kondisi di atas adalah performance
mesin yang digunakan. Mesin sering mengalami perbaikan karena kerusakan maupun
untuk preventive maintenance. Jika mesin mengalami kerusakan mendadak karena
kurang terpelihara, kualitas produk dan produktifitas makin menurun. Permasalahan
Page 17
2
pada tiap-tiap mesin atau sistem tidaklah sama, untuk itu tidak semua mesin atau ko
ponen dari mesin itu sendiri mendapat perlakukan yang sama dengan mesin lainnya.
Perawatan terhadap mesin yang memiliki tingkat kekritisan yang tinggi memerlukan
perhatian/perlakuan khusus agar tidak berpengaruh terhadap kelancaran pada lini
produksi. Bentuk perlakuan khusus terhadap mesin yang mengalami tingkat kritis
yang dapat meminimalisir waktu-waktu dimana mesin tidak dapat melakukan
pekerjaan (downtime) karena kerusakan yang terjadi. Untuk itu perencanaan waktu
perawatan terhadap komponen kritis pada mesin untuk meminimasi downtime sangat
perlu dilakukan untuk menjaga performance mesin/sistem itu sendiri.
Demikian halnya dengan industri jasa pada penyedia jasa transportasi
angkutan darat, khususnya pada armada bus patas AC, perawatan merupakan hal yang
harus diperhatikan karena proses kerja/lama waktu operasional bus yang tanpa henti
menempuh perjalanan jauh setiap hari. Seperti pada penyedia jasa transportasi jurusan
Yogya – Semarang yaitu JOGLOSEMAR. Armada bus menempuh jarak kurang lebih
250 km dengan waktu lebih dari 2 jam dan melakukan perjalanan pulang pergi.
Setiap perusahaan khususnya JOGLOSEMAR telah menerapkan pemeliharaan
dan perawatan mesin secara berkala. Namun tidak menutup kemungkinan tetap terjadi
kerusakan mesin pada saat proses berlangsung sehingga harus dilakukan perawatan
korektif. Perencanaan perawatan yang akan dilakukan dapat didasari oleh keandalan
dari mesin tersebut. Dimana keandalan (reliability) didefinisikan sebagai probabilitas
suatu unit atau sistem berfungsi normal jika digunakan menurut operasi tertentu untuk
suatu periode tertentu. Dimana kerusakan tersebut yaitu seperti kerusakan yang tiba-
tiba dan pemberhentian sementara mesin secara terus-menerus dikarenakan mesin
Page 18
3
berhenti beroperasi secara tidak terencana yang dapat mengakibatkan target yang
direncanakan akan meleset. Kerusakan tersebut kemungkinan dapat terjadi karena
disebabkan oleh belum tepatnya penjadwalan perawatan pemeliharaan yang
dilakukan. Oleh karena itu dilakukan perawatan pencegahan untuk merencanakan
waktu perawatan yang diharapkan dapat mengurangi laju kerusakan dari komponen
kritis pada mesin dalam bekerja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang tersebut maka pokok permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Komponen mana pada mesin yang sering mengalami kerusakan?
2. Berapa prosentase keandalan dari komponen kritis?
3. Berapa rata-rata waktu kerusakan dan waktu rata-rata perbaikan dari komponen
kritis?
1.3 Batasan Masalah
Agar permaslahan dalam penelitian dapat terarah dan mudah dipahami sesuai
dengan tujuan serta memperjelas ruang lingkup permasalahan maka diperlukan
beberapa batasan sebagai berikut:
1. Penelitian pada industri jasa angkutan darat (bus) dilakukan pada bagian bengkel
perawatan dan terbatas pada data waktu perawatan secara menyeluruh dari mesin
tersebut dan dari data utilisasi mesin.
2. Penelitian dilakukan pada satu objek armada bus yang mengalami frekuensi
kerusakan terbanyak sebagai asumsi dengan penelitian pada armada tersebut dapat
dijadikan dasar perawatan pada armada yang lain menjadi lebih baik.
Page 19
4
3. Penentuan tindakan pencegahan yang optimum dikemukakan berdasarkan pada
waktu penggantian komponen kritis.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui komponen-komponen mesin bus yang paling rentan mengalami
kerusakan.
2. Mengetahui tingkat keandalan komponen kritis mesin bus.
3. Mengetahui tingkat perawatan yang tepat agar mesin dapat beroperasi dengan
baik.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui berapa lama kekuatan operasional mesin.
2. Penulis dapat lebih mendalami tentang perawatan mesin.
3. Mengetahui penjadwalan perawatan yang baik untuk meminimasi biaya perawatan
yang dikeluarkan.
1.6 Sistematika Penulisan
Pada penulisan tugas akhir ini akan disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Memuat kajian singkat tentang latar belakang dilakukan kajian
permasalahan yang dihadapi, rumusan masalah yang dihadapi, batasan
yang ditemui, tujuan penelitian, manfaat, dan sistematika penulisan.
Page 20
5
BAB II. LANDASAN TEORI
Berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk
memecahkan masalah penelitian. Disamping itu juga memuat uraian
tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh
peneliti lain yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Mengandung uraian tentang kerangka dan bagan alir penelitian, teknik
yang dilakukan, model yang dipakai, pembangunan dan pengembangan
model, bahan atau materi, alat, tata cara penelitian dan data yang dikaji
serta cara analisis yang dipakai.
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
Pada sub bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian
dan bagaimana menganalisa data tersebut. Hasil pengolahan data
ditampilkan baik dalam bentuk tabel maupun grafik. Yang dimaksud
dengan pengolahan data juga termasuk analisis yang dilakukan
terhadap hasil yang diperoleh. Pada sub bab ini merupakan acuan untuk
pembahasan hasil yang akan ditulis pada sub bab V yaitu pembahasan
hasil.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan pembahasan hasil yang diperoleh dalam
penelitian, dan kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian sehingga
dapat menghasilkan sebuah rekomendasi.
Page 21
6
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang dibuat dan
rekomendasi atau saran-saran atas hasil yang dicapai dan permasalahan
yang ditemukan selama penelitian, sehingga perlu dilakukan
rekomendasi untuk dikaji pada penelitian lanjutan.
Page 22
7
BAB II
KAJIAN LITERATUR
Penelitian mengenai perawatan mesin dengan pendekatan yang lain telah dilakukan
oleh:
Wulandari Alfiah (2005), analisa kebijakan perawatan mesin menggunakan rantai
markov untuk menentukan biaya.
Wulan Elfitasari (2006), telah melakukan analisa perawatan preventif mesin turbin
dengan pendekatan rantai markov.
Dani Kurniawan (2007), implementasi perawatan preventif dalam mesin produksi
untuk meningkatkan kinerja mesin.
Penelitian kali ini mencoba untuk menentukan jadwal perawatan preventif,
usulan yang didapat menggunakan perhitungan MTTR, MTTF dan tingkat keandalan
berdasarkan distribusi yang dipilih.
2.1 Pengertian Umum Perawatan
Menurut Vincent (1992), perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan
yang diarahkan pada tujuan menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem
produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan output sesuai
dengan yang dikehendaki. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan
dari sistem produksi, dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas
yang sangat tinggi maka lebih intensif. Pada dasarnya terdapat 2 prinsip utama
sistem perawatan yaitu:
Page 23
8
1. Menekan (memperpendek) periode kerusakan (breakdown period) sampai
batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis.
2. Menghindari kerusakan (breakdown) tidak terencana kerusakan tiba-tiba.
Dalam sistem perawatan terdapat 2 kegiatan yang berkaitan dengan tindakan
perawatan yaitu:
1. Perawatan yang bersifat preventif
Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum
peralatan itu menjadi rusak. Pada dasarnya yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak diduga dan menentukan keandalan
yang dapat menyebabkan fasilitas produk mengalami kerusakan pada waktu
digunakan dalam proses operasi. Dengan demikian semua fasilitas operasi
yang mendapat perawatan preventif akan terjamin kelancaran kerjanya dan
selalu diusahakan dalam kondisi yang siap digunakan untuk setiap proses
waktu, hal ini memerlukan suatu rencana dalam jadwal perawatan yang sangat
cermat dan rencana yang lebih tepat.
2. Perawatan yang bersifat korektif
Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki perawatan yang rusak. Pada
dasarnya aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan ataupun kelainan pada mesin
tersebut. Perawatan korektif dapat didefinisikan perbaikan yang dilakukan
karena adanya kerusakan yang dapat terjadi tidak dilakukan perawatan
preventif tapi sampai pada waktu tertentu rusak. Jadi dalam hal ini kegiatan
perawatan sifatnya harus menunggu sampai terjadi kerusakan.
Page 24
9
2.2 Tujuan Perawatan
Tujuan dari perawatan itu sendiri adalah untuk:
a. Memungkinkan tercapainya mutu produk dan kepuasan pelanggan melalui
penyesuaian, pelayanan dan pengoperasian peralatan secara tepat.
b. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem.
c. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan
keamanan.
d. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan
dengan service dan perbaikan.
e. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan-gangguan terhadap proses
operasi.
f. Memaksimalkan produksi dari sumber-sumber sistem yang ada.
g. Menyiapkan personil, fasilitas dan metodenya agar mampu mengerjaka tugas-
tugas perawatan.
2.3 Fungsi Laju Kerusakan
Laju kerusakan (failure rate) merupakan laju dimana kerusakan terjadi pada
interval waktu yang ditetapkan. Untuk mengenal laju kerusakan dapat
membayangkan sebuah tes atau percobaan yang dilakukan, dimana percobaan
tersebut dilakukan dalam jumlah yang besar terhadap komponen-komponen yang
identik dioperasikan dan waktu untuk gagal setiap komponen dicatat. Perkiraan
laju kegagalan setiap komponen untuk titik waktu adalah jumlah item yang gagal
dalam interval waktu terhadap populasi awal pada waktu operasi dimulai. Maka
laju kerusakan adalah peluang peralatan tersebut akan gagal dalam interval waktu
selanjutnya dengan syarat peralatan tersebut berfungsi pada waktu awal interval.
Page 25
10
Dengan memperhatikan kurva fungsi laju kerusakan distribusi weibull, normal
dan eksponensial dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull dengan β > 1 dan fungsi laju
kerusakan berdistribusi normal adalah monoton naik.
2. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull dengan β = 1 dan fungsi laju
kerusakan berdistribusi eksponensial adalah monoton tetap.
3. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull β < 1 adalah monoton turun.
2.4 Maintainbility dan Availability
a. Maintainbility
Maintainbility merupakan probabilitas mesin yang mengalami
kerusakan dapat dioperasikan kembali dalam selang downtime tertentu. Untuk
mengoptimalkan maintainbilitas sistem ada 2 faktor yang perlu diperhatikan
yaitu model perawatan (maintenance model) dan perancangan untuk
mendapatkan tingkat maintainbility tertentu.
b. Availability
Ketersediaan (availability) suatu sistem atau peralatan adalah
kemampuan sistem atau peralatan tersebut dapat beroperasi secara memuaskan
disaat tepat pada waktunya dan pada keadaan yang telah ditentukannya. Waktu
total dalam perhitungan ketersediaan didasarkan pada waktu operasi, waktu
untuk perbaikan, waktu administrasi dan logistik.
Page 26
11
2.5 Konsep Keandalan
Definisi keandalan adalah kemungkinan (probabilitas) bahwa suatu mesin akan
siap memenuhi unjuk kerjanya (performance) atas persyaratan fungsional tanpa
kegagalan pada suatu kondisi operasi tertentu dan pada suatu periode tertentu.
Menurut Vincent Gasperz (1992), keandalan didefinisikan sebagai peluang
suatu unit atau sistem berfungsi normal jika digunakan menurut kondisi operasi
tertentu untuk suatu periode waktu tertentu.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
keandalan berhubungan dengan peluang bersyarat yang diberikan dengan tingkat
keyakinan bahwa suatu peralatan atau komponen akan melakukan fungsinya
sebagaimana mestinya tanpa mengalami masalah atau kerusakan pada waktu
keadaan operasi yang tetap dilaksanakan pada periode waktu yang dipergunakan.
Ada empat parameter yang berkaitan erat dengan dengan keandalan yaitu:
a. Waktu
b. Standar Performansi
c. Peluang
d. Kondisi Lingkungan
Ada beberapa macam usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
keandalan dari suatu sistem, yaitu:
1. Membuat desain sistem dengan komponen-komponen yang mempunyai
keandalan yang baik
2. Membuat desain sistem sedemikian rupa sehingga mudah melakukan
perawatan yaitu untuk perbaikan dan inspeksi
3. Menggunakan komponen yang pararel dalam stage tertentu
Page 27
12
4. Mempersiapkan persediaan diantara stage yang penting
5. Merencanakan perawatan pencegahan seperti apakah suatu komponen
kritis hanya diperbaiki saja atau perlu diganti sebelum mengalami
kerusakan yang lebih parah.
2.6 Komponen Kritis
Program perawatan peralatan atau mesin harus dilakukan secara terancana.
Namun demikian disadari bahwa tidak mungkin membuat suatu program yang
merencanakan sistem perawatan untuk semua mesin atau tidak mungkin semua
kerusakan dapat diatasi. Tetapi dengan adanya program perawatan tersebut
sekurang-kurangnya dapat mengatasi masalah-masalah yang ada. Usaha mendasar
dalam merencanakan perawatan pencegahan dengan cara memberikan perhatian
serius pada unit-unit atau komponen-komponen kritis. Suatu komponen atau unit
dapat dikualifikasikan kritis apabila:
1. Kerusakan unit itu dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan
pengguna.
2. Kerusakan unit dapat mempengaruhi kualitas dari produk.
3. Kerusakan unit dapat menimbulkan kemacetan produksi.
4. Biaya investasi untuk unit itu sangat mahal.
2.7 Distribusi Kerusakan
Beberapa jenis fungsi distribusi kerusakan yang sering digunakan untuk
menganalisa masalah perawatan adalah:
1. Distribusi Weibull
Page 28
13
Teknologi modern telah memungkinkan orang merancang banyak sistem yang
rumit penggunaannya, atau barangkali keamanannya, bergantung pada
keandalan berbagai komponen dalam sistem tersebut. Sebagai contoh, suatu
sekering mungkin putus, tiang baja mungkin melengkung, atau alat pengindera
panas tidak bekerja. Komponen yang sama dalam lingkungan yang sama akan
rusak dalam waktu yang berlainan yang tak dapat diramalkan. Waktu sampai
rusak atau umur suatu komponen, diukur dari suatu waktu tertentu sampai
rusak, dinyatakan dengan peubah acak kontinu T dengan fungsi padat peluang
f(t). Salah satu distribusi yang telah banyak sekali dipakai akhir-akhir ini
dalam menangani masalah seperti keanadalan dan uji umur ialah distribusi
Weibull. Distribuisi weibull juga merupakan salah satu jenis distribusi
kontinyu yang sering digunakan, kemamapuannya untuk mendekati berbagai
jenis sebaran data. Khususnya dalam bidang keandalan dan statistik.
Distribusi weibull, peubah acak kontinu T berdistribusi weibull, dengan
parameter α dan β, jika fungsi padatnya diberikan oleh
f(t) = βαβαβ tet −−1
= 0
t > 0, dengan α > 0 dan β > 0
Rataan dan variansi distribusi weibull diberikan pada teorema berikut.
µ = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+Γ−
βα β 11/1
σ² = ⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+Γ−⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+Γ−
2
/2 1121ββ
α β
Page 29
14
2. Distribusi Normal
Distribusi normal sering disebut dengan distribusi Gaussian adalah salah satu
jenis distribusi yang paling sering digunakan dalam menjelaskan sebaran data.
Probability density function dari distribusi normal adalah simetris terhadap
nilairata-rata (mean) dan dispersi terhadap nilai rata-ratanya diukur dengan
nilai standard deviasi. Dengan kata lain parameter distribusi normal adalah
mean dan standard deviation. Distribusi peluang kontinu yang terpenting
dalam seluruh bidang statistika adalah distribusi normal. Grafiknya disebut
kurva normal, berbentuk lonceng, yang menunjukan berbagai kumpulan data
yang muncul di alam, industri dan penelitian. Pada tahun 1773 DeMoivre
menemukan persamaan matematika kurva normal yang menjadi dasar banyak
teori statistika induktif. Distribusi normal sering pula disebut distribusi Gauss
untuk menghormati Gauss (1777-1855), yang juga menemukan persamaannya
waktu meneliti galat dalam pengukuran yang berulang-ulang mengenai bahan
yang sama.
Suatu peubah acak X yang distribusinya berbentuk lonceng disebut peubah
acak normal. Persamaan matematika distribusi peluang peubah normal kontinu
bergantung pada dua parameter µ dan σ, yaitu rataan dan simpangan baku. Jadi
fungsi padat X akan dinyatakan dengan n(x; µ, σ).
Distribusi normal, fungsi padat peubah acak normal X, dengan rataan µ dan
variansi σ², ialah:
n(x; µ, σ) = ( ) ( )[ ]22/1
21 μ
πσ−− xe
dengan µ = 3,14 dan e = 2,71
Page 30
15
3. Distribusi Eksponensial
Distribusi eksponensial, atau distribusi negatif eksponensial merupakan salah
satu distribusi yang paling sering muncul dalam konteks evaluasi keandalan.
Pada distribusi ini, laju kegagalan adalah konstan (λ = C). eksponensial adalah
kasus khusus jika hanya kegagalan yang pertama saja yang diperhitungkan.
Distribusi eksponensial hanya berlaku pada useful life period saja pada bath-
tub curve. Distribusi eksponensial banyak digunakan dalam bidang statistika,
terutama sekali dalam teori keandalan dan waktu tunggu atau teori antrian.
Distribusi eksponensial, peubah acak kontinu X berdistribusi eksponensial,
dengan parameter β, bila fungsi padatnya diberikan oleh:
f(x) = β
β/1 xe− , x > 0
dengan β > 0
2.8 Identifikasi Awal
Identifikasi awal dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu probability plot dan
least-square curve fitting. Probability plot digunakan bila jumlah sample terlalu
kecil atau data yang digunakan tidak lengkap sedangkan metode yang digunakan
disini adalah metode least-square curve fitting yang dinilai lebih akurat karena
tingkat subjektivitas untuk menilai kelurusan garis menjadi berkurang. Dengan
least-square curve fitting terpilih distribusi dengan nilai index of fit terbesar.
Dalam mengidentifikasi distribusi kerusakan atau perbaikan suatu komponen
dengan metode least-squre curve fitting digunakan index of fit (r) yang
Page 31
16
merupakan ukuran hubungan linier antara peubah x dan y, r diperoleh dengan
rumus (Walpole, 1992).
2.9 Mean Time To Failure
Mean time to failure adalah rata-rata atau nilai yang diharapkan dari
suatu distribusi kerusakan yang didefinisikan oleh probabilty density function.
Perhitungan MTTF untuk setiap distribusi:
1. Distribusi eksponensial MTTF = λ1
2. Distribusi weibull MTTF = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+Γβ
θ 11
3. Distribusi normal MTTF = µ
4. Distribusi lognormal MTTF = 2
2
exps
medt
Page 32
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Hasil penelitian yang baik ditentukan oleh metodologi penelitian yang tersusun
secara baik dan terstruktur. Pada bagian ini akan dipaparkan langkah penelitian, kajian
induktif dan deduktif bahwa penelitian yang dilakukan jelas sumbernya, model yang
digunakan, analisa hasil dan kesimpulan yang diambil.
1.1 Objek Penelitian
Suatu langkah penelitian untuk mengetahui objek atau tempat bagi peneliti
untuk melakukan kegiatan penelitian yaitu JOGLOSEMAR yang bergerak di
bidang jasa angkutan darat khususnya bagian bengkel (perawatan) untuk
mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum, termasuk
kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya.
1.2 Pendekatan Pemecahan Masalah
Untuk menyelesaikan data yang sudah dikumpulkan penulis menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.2.1 Pengumpulan Data
Maksud dari pengumpulan data adalah untuk mencari data yang
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang akan diolah dari
landasan teori. Cara mencari data tersebut adalah sebagai berikut:
Page 33
18
a. Metode pengumpulan data primer
Merupakan data yang diperoleh langusng dari objek yang diteliti.
Untuk memperoleh data primer menggunakan metode:
1. Observasi :
Yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung dan pencatatan ke objek
penelitian.
2. Interview:
Yaitu usaha yang dilakukan untuk memperoleh data dengan jalan
mengadakan tanya jawab langsung dalam bentuk pertanyaan dengan
pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Metode pengumpulan data sekunder
Yaitu data yang bersumber dari kepustakaan seperti literature, majalah-
majalah, publikasi, bahan kuliah, serta buku –buku lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Data-data yang diperlukan antara lain:
1. Data sejarah umum perusahaan
2. Data sistem perawatan mesin
3. Data waktu reparasi
4. Data waktu operasional
Page 34
19
1.2.2 Pengolahan Data
Data yang gujdiperoleh kemudian diolah dengan cara:
1. Perhitungan index of fit
2. Pengujian distribusi
3. Perhitungan parameter distribusi
4. Fungsi distribusi
5. Perhitungan MTTF dan MTTR
6. Perhitungan umur desain
1.2.3 Pembahasan Data
Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya analisa.
Analisa akan dilakukan terhadap data-data yang telah dikumpulkan
maupun yang telah diolah guna penyelesaian masalah terhadap
pemeliharaan yang dilakukan.
1.2.4 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas dan tepat tentang apa
yang diperoleh atau dapat dijabarkan dari hipotesis, sehingga dapat
menjawab tujuan dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Saran
memuat berbagai pendapat atau masukan, saran berdasarkan pengalaman,
kesulitan temuan yang baru yang belum diteliti dan berbagai kemungkinan
arah kebijakan perusahaan dan penelitian berikutnya.
Page 35
20
1.3 Kerangka Pemecahan Masalah
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
Mulai
Identifikasi dan
Rumusan Masalah
Spesifikasi Data
Pengumpulan Data:
Data sejarah perusahaan
Data sistem perawatan
Data waktu reparasi
Data waktu operasional
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Pembahasan dan
Analisis Data
Pengolahan Data:
Perhitungan index of fit
Pengujian Distribusi
Perhitungan parameter distribusi
Fungsi distribusi
Perhitungan MTTF dan MTTR
Perhitungan umur desain
Pengamatan Awal
Page 36
21
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumupulan Data
4.1.1 Data Umum Perusahaan
A. Profil Singkat Perusahaan
PT. Sejahtera AO Kencana Sakti adalah Sinergi antara PT. Alfa
Omega Sehati Mitra dan PT. Kencana Transport, member of Panorama
Sentra Wisata. Tbk. Kini beroperasi dengan total 22 armada yang secara
rutin melayani kebutuhan wisatawan dari berbagai kalangan untuk rute
Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Purwokerto. Motto perusahaan, Selalu
lebih baik menjadi jiwa setiap keluarga besar PT. Sejahtera AO Kencana
Sakti.
JOGLOSEMAR sebagai upaya untuk membangun dan
mensinergikan antara sarana transportasi yang aman & nyaman, obyek
wisata yang menarik, dan unsur – unsur yang termasuk di dalamnya
sehingga tercipta pola wisata yang terpadu, mudah, dan dengan harga
yang kompetitif.
JOGLOSEMAR , inovasi product transportasi wisata yang melayani
kebutuhan wisatawan, pebisnis, mahasiswa bahkan perorangan yang
menginginkan layanan aman, nyaman, hemat/ efisien, dan tepat waktu
dengan implikasi idealnya, yaitu dapat menyentuh spirit pariwisata.
Memberikan daya dukung kepada dunia usaha untuk bisa secara bersama
– sama meningkatkan kinerja dan volume usahanya.
Page 37
22
Idealisme ini hanya bisa terealisasi dengan pola operasional yang
sejauh ini sudah JOGLOSEMAR lakukan dengan melayani transportasi
massa secara terjadwal dan bukan on request (sebagaimana transportasi
wisata charter pada umumnya). Pola operasi JOGLOSEMAR sebagai
alternatif mengenai penghematan energi. (sejalan himbauan Presiden).
JOGLOSEMAR lahir dari konsep transportasi post modernisme yang
menekankan layanan personal.
Sebagai Biro Perjalanan Wisata JOGLOSEMAR juga menyediakan
berbagai macam layanan terpadu seperti booking tiket pesawat, hotel
reservation, car rental, sampai dengan paket tour. Bagi kalangan sosial
tertentu , JOGLOSEMAR merupakan kebutuhan yang memang harus ada
di tengah kemajemukan masyarakat kita dewasa ini.
Keberadaan JOGLOSEMAR bukanlah ancaman (threat) bagi
operator lain, karena memiliki pola operasional unik yang berbeda. Hasil
survey tim litbang JOGLOSEMAR berhasil memetakan trend pasar
pengguna jasa JOGLOSEMAR sebagai berikut:
1. Penggolongan berdasarkan Moda Transportasi:
a. 5% adalah ex penumpang PATAS.
b. 20% adalah ex pengguna jasa Travel.
c. 45% adalah ex pengguna mobil pribadi.
d. 30% adalah Market baru yang benar – benar tercipta karena
keberadaan JOGLOSEMAR sebagai moda transportasi baru.
2. Penggolongan berdasarkan latar belakang Profesi:
a. 47,5% adalah wisatawan & keluarga.
b. 22,5% adalah Wiraswasta, Bisnis, dan Jasa.
Page 38
23
c. 10% adalah Dosen, Mahasiswa, dan pelajar.
d. 7,5% adalah Tenaga Profesional (Medis, dsb).
e. 2,5% adalah Tidak diketahui
JOGLOSEMAR memberi alternatif solusi mengenai penghematan
energi. Peralihan penggunaan media transportasi wisata dari mobil
pribadi menjadi transportasi wisata terjadwal mampu mengurangi
kepadatan “traffic” ruas jalan di kota – kota tercakup. Peralihan
penggunaan media transportasi wisata dari mobil pribadi menjadi
transportasi wisata terjadwal merupakan sebuah bentuk penghematan
sumber daya yaitu BBM. 30% pengguna jasa JOGLOSEMAR (variabel
Januari – September 2005) sebesar 19.456 orang, adalah commuter/
market yang benar-benar baru terbentuk sebagai akibat dari
beroperasinya JOGLOSEMAR sebagai model angkutan pariwisata
terjadwal. JOGLOSEMAR juga turut berperan dalam pertumbuhan
ekonomi di daerah – daerah yang tercakup. Para wisatawan yang
berkunjung akan melakukan transaksi jual – beli, investasi, dan lain –
lain, yang secara signifikan mampu memacu pertumbuhan ekonomi
daerah (PAD).
Page 39
24
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi kerangka yang menunjukan kedudukan, tugas
dan kewajiban, serta tanggung jawab tingkatan-tingkatan manajemen
dalam suatu organisasi. Struktur organisasi PT. dapat dilihat sebagai
berikut :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Presiden Direktur
Direktur
Prod. Development
Manager
General Manager
SPV Ticketing &
Cargo
HRD Manager
Head Operation
Finance Manager
Ass. Cargo Accounting
Ticketing
Marketing
Operation Cargo
CREW
SPV Spareparts
IT Staff
Mechanics
Mechanic Head
Page 40
25
C. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Dalam eksistensinya di dunia industri jasa, PT. Sejahtera AO
Kencana Sakti mempunyai sebuah visi yaitu “menjadi perusahaan
jasa transportasi terbaik di wilayah JOGLOSEMAR (Jogja, Solo,
Semarang) dan Jawa Tengah pada khususnya dan Indonesia pada
umumnya, yang mampu memberikan one stop solution terhadap
segala kebutuhan wisatawan. “.
2. Misi Perusahaan
PT. Sejahtera AO Kencana Sakti mempunyai beberapa misi
dalam mengembangkan perusahaan, yaitu :
a. Penyediaan sarana transportasi nyaman dengan tarif kompetitif
b. Penyediaan sarana akomodasi nyaman dengan harga yang
bersahabat
c. Penyediaan food & beverage yang sehat,lezat dengan rate yang
sesuai dengan kondisi wisatawan
d. Penyediaan paket wisata / paket tour di setiap destinasi dengan
biaya yang dapat disesuaikan
e. Penyediaan sarana rental alat transportasi dengan biaya murah
D. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah salah satu komponen penting dalam suatu
perusahaan. Tenaga kerja pada dasarnya menjadi bagian sebagai
partner kerja yang saling membutuhkan, saling melayani dan saling
menguntungkan antara perusahaan dengan karyawan.
Page 41
26
PT. Sejahtera AO Kencana Sakti juga mempertimbangkan
masalah pendidikan tenaga kerja yang akan direkrut dengan
mempertimbangkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh tenaga
kerja tersebut. Misalnya, untuk administrasi diperlukan tenga kerja
khusus, sedangkan untuk operator lebih diutamakan pada
keterampilan atau kemampuan khusus.
Jumlah tenaga kerja pada PT. Sejahtera AO Kencana Sakti
kurang lebih sekitar 112 orang dengan umur produktif. Karyawan
terbagi menjadi tiga sesuai bagian pekerjaan yaitu bagian
managemant, frontliner dan driver.
E. Sistem Kerja
JOGLOSEMAR memiliki pola operasional khusus (penghantaran & penjemputan dilakukan pada
shelter – shelter tertentu), yang seyogyanya kelak dalam penerapan peraturannya pun membutuhkan
pendekatan atau perlakuan khusus pula. Shelter – shelter yang ada sudah didesain
sedemikian rupa sehingga wisatawan yang akan mengunjungi obyek
wisata di sekitar daerah yang dikunjungi cukup nyaman dan memiliki
akses yang mudah. Obyek wisata yang dilalui armada
JOGLOSEMAR antara lain: Malioboro & Kraton Yogyakarta, Candi
Prambanan, Kota Lama Semarang, Lawang Sewu, BTC Solo, &
Pusat Perbelanjaan Jl. Slamet Riyadi Solo (Solo Grand Mall &
Megaland).
1. Layanan Transportasi (angkutan pariwisata terjadwal):
a. Rute Jogjakarta, Solo, Semarang, Purwokerto.
b. Shelter Pick-up point & Drop point.
c. Pemandu (Bus)
Page 42
27
d. Armada Bus & Mini-Bus.
2. Layanan Extra:
a. Hotel Accomodation, Restaurant, Local Arrangement, City
Tour, car rental.
3. Paket Wisata (1 day trip dengan biaya lebih ekonomis)
a. Wisata Kraton & Malioboro.
b. Wisata Lawang Sewu.
4. Paket Wisata ‘JAHE’ (Jalan-jalan Hemat) *Program
JOGLOSEMAR in progress. Saat ini beroperasi untuk melayani
kebutuhan transportasi wisata di daerah Yogyakarta, Solo,
Semarang, dan Purwokerto. Tersedia Shelter Pick-up point dan
Drop point yang terletak di beberapa wilayah strategis, sehingga
mudah diakses, dan memiliki kemudahan akses untuk menuju
destinasi wisata tertentu. Pemandu siap sedia untuk melayani
kebutuhan informasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi
wisatawan.
Saat ini JOGLOSEMAR menggunakan armada BUS dengan
kapasitas 25 orang penumpang, dan armada mini BUS dengan
kapasitas 8 orang penumpang. Keseluruhan armada berikut
fasilitasnya disiapkan dan dilakukan perawatan berkala secara
teratur.
Page 43
28
F. Pemasaran Produk
Pemasaran jasa pelayanan angkutan dan wisata oleh PT.
Sejahtera AO Kencana Sakti dilakukan dengan 2 cara yaitu direct
marketing dan telemarketing. Direct marketing dilakukan dengan
cara seperti penyebaran brosur, display /spanduk serta kerjasama
dengan agen/tempat penjemputan, sedangkan telemarketing
menggunakan cara seperti blog dan email.
G. Jam Kerja
Jumlah jam kerja yang harus dipenuhi setiap karyawan selama
satu minggu berbeda antara karyawan bagian managemant dan
frontliner. Bagian managemant bekerja selama 56 jam, 6 hari dalam
seminggu, sedangkan bagian frontliner dan driver bekerja dengan
sistem shift yaitu shift pagi dan siang. Adapun pembagian jam
kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Senin - Sabtu Pukul 08.30 s.d 17.00 WIB
Istirahat Pukul 12.00 s.d 13.00 WIB
Istirahat (Jumat) Pukul 11.45 s.d 13.00 WIB
2. Shift pagi Pukul 05.00 s.d 13.30 WIB
Shift siang Pukul 13.30 s.d 22.00 WIB
Untuk waktu kerja lembur (overtime) tergantung dan disesuaikan
kondisi situasi pekerjaan.
Page 44
29
4.1.2 Sistem Perawatan Armada/Mesin
Setiap perusahaan khususnya JOGLOSEMAR telah menerapkan
pemeliharaan dan perawatan mesin secara berkala. Namun perawatan pada
armada bus selama ini hanya didasarkan pada km/batas jarak tempuh yang
menjadi patokan. Sebelum mencapai jarak tempuh maksimal, armada bus
belum dilakukan perawatan. Hal ini dilakukan untuk keadaan atau perawatan
terjadwal tapi untuk perawatan tidak terjadwal dilakukan menunggu sampai
adanya kerusakan yang terjadi pada armada. Tindakan perawatan
pencegahan masih jarang dilakukan, perawatan pencegahan hanya dilakukan
jika mendapat keluhan dari sopir bus atau crew bus yang merasa aneh pada
kendaraannya.
4.1.3 Data Pada Mesin/Sistem
A. Data Untuk Analisa Kualitatif
1. Didapatkan melalui wawancara dengan supervisor sparepart dan
mekanik.
2. Keluhan dari sopir bus tentang kerusakan yang sering terjadi pada
kendaraannya.
3. Pengamatan langsung di lapangan.
B. Data Untuk Analisa Kuantitatif
1. Didapatkan dari file perusahaan tentang data-data kerusakan armada.
2. File perusahaan mengenai waktu perawatan armada.
Page 45
30
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Penentuan Mesin Kritis
Penentuan komponen mesin bus sebagai mesin krisits ditentukan
berdasarkan jumlah frekuensi kerusakan terbanyak dan jumlah stop hour
terbanyak dibanding mesin lainny. Informasi ini didapat dari bagian
penanggung jawab bengkel dan spareparts. Mesin bus adalah bagian yang
sangat vital terdiri dari berbagai sistem yang bekerja bersama satu dengan
yang lainya.
4.2.2 Penentuan Komponen Kritis
Penentuan komponen kritis berdasarkan pada:
1. Komponen tersebut memiliki jumlah kerusakan yang paling tinggi.
2. Komponen tersebut memiliki stop hour yang paling tinggi.
3. Komponen merupakan komponen kritis bagi mesin sehingga apabila
komponen kritis tersebut rusak maka secara otomatis mesin juga tidak
akan dapat beroperasi.
Tabel 4.1 Komponen Kritis
No Komponen/sistem Frek. Kerusakan Downtime Availability Kriteria Rusak
1 As Roda 26 79,5 99,5 % aus
2 Kaki-kaki 19 43 99,7 % aus, patah
3 Perseneling 11 34 99,8 % Aus
4 Engine Mounting 6 9,5 99,9 % aus
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa komponen as roda mempunyai
frekuensi kerusakan yang paling tinggi yaitu sebesar 26 kerusakan dengan
jumlah downtime sistem penggerak paling besar yaitu 79,5 jam. Berdasarkan
Page 46
31
downtime dan jumlah kerusakan maka as roda ditetapkan sebagai komponen
kritis untuk mesin bus.
4.2.3 Perhitungan Waktu Operasional
4.2.3.1 Perhitungan Index Of Fit
Perhitungan ini untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan
data. Distribusi yang diplih adalah distribusi yang memiliki index of fit
terbesar. Rumus =
⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎦
⎤
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
∑ ∑ ∑∑
∑∑ ∑
= = ==
== =
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
YiYinXiXin
YinXinXiYin
1 1
2
1
22
1
2
11 1
1. Untuk distribusi Weibull
r = ( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 73,1332,412556,16153,105025
73,1356,16146,7425
−−−
−−−= 0,985
2. Untuk distribusi Eksponensial
r = ( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 59,429,42259,178936,1515726425
09,249,178936,2343025
−−
−= 0,916
3. Untuk distribusi Normal
r = ( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 074,21259,178936,1515726425
09,1789304,701425
−−
− = 0,981
4. Untuk distribusi Log normal
r = ( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 074,212556,16135,105025
056,161268,1125
−−
−= 0.966
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa distribusi weibull yang akan
dipakai karena memiliki index of fit terbesar yaitu 0.985.
Page 47
32
4.2.3.2 Pengujian Distribusi Weibull
Sebelum pengujian ini dilakukan, terlebih dahulu dibuat hipotesa
untuk menentukan apakah data terdistribusi weibull atau tidak.
Hipotesa weibull yaitu:
Ho : Data terdistribusi secara weibull
H1 : Data tidak terdistribusi secara weibull
Penggunaan distribusi weibull dalam perhitungan dimaksudkan karena
distribusi ini memiliki nilai index of fit terbesar.
Tabel 4.2 Data Waktu Operasional Oktober 2008 – September 2010
No Tanggal Kerusakan Jam Operasional Waktu Operasional
1 3/10-08 – 5/10-08 05.00 – 10.00 -
2 6/10-08 – 15/11-08 05.00 – 15.00 903 jam
3 16/11-08 – 23/11-08 05.00 – 12.00 922
4 24/11-08 – 18/12-08 05.00 – 19.00 599
5 19/12-08 – 5/01-09 05.00 – 20.00 427
6 6/01-09 – 28/02-09 09.00 – 18.00 1275
7 29/02-09 – 18/03-09 08.00 – 16.00 494
8 19/03-09 – 17/04-09 05.00 – 17.00 718
9 18/04-09 – 22/05-09 05.00 – 20.00 845
10 23/05-09 – 30/05-09 05.00 – 19.00 175
11 1/06-09 – 24/06-09 05.00 – 16.00 586
12 25/10-09 – 10/07-09 05.00 – 17.00 394
13 11/07-09 – 14/08-09 05.00 – 19.00 837
14 15/08-09 – 24/09-09 05.00 – 20.00 960
No Tanggal Kerusakan Jam Operasional Waktu Operasional
Page 48
33
15 25/09-09 – 10/10-09 09.00 – 18.00 394
16 11/10-09 – 30/10-09 08.00 – 16.00 482
17 1/11-09 – 21/12-09 05.00 – 17.00 1228
18 22/12-09 – 7/02-10 05.00 – 10.00 1127
19 8/02-10 – 23/02-10 05.00 – 15.00 394
20 24/02-10 – 2/04-10 05.00 – 12.00 968
21 3/04-10 – 26/04-10 05.00 – 19.00 589
22 27/04-10 – 4/06-10 05.00 – 17.00 931
23 5/06-10 – 17/06-10 05.00 – 20.00 333
24 18/06-10 – 27/07-10 05.00 – 19.00 981
25 28/07-10 – 9/08-10 05.00 – 16.00 297
26 10/08-10 – 21/09-10 05.00 – 17.00 1028
Setelah itu, data diuji Mann (Mann’s Test) untuk mengetahui apakah data
terdistribusi weibull. Pengujian ini dilakukan terhadap waktu operasional
untuk komponen kritis as roda. Hasil perhitungan untuk Mann’s Test
adalah:
Untuk waktu operasional komponen kritis as roda:
r = 25
k1 = r/2 k2 = (r-1)/2
k1 = 25/2 = 12,5 k2 = (25-1)/2 = 24
Mi = jji ZZ −+
Zi = ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛+−
−−25,05,01lnln
ni
Page 49
34
M = ∑
∑
=
+
=
+
+
+
n
i
ii
n
i
ii
Mittk
Mittk
1
1
1
1
lnln2
lnln1 =
1,4123,55,12
xx = 1,34
F crit (0,05, 24, 25) = 1,96
Karena M < F, maka Ho diterima (berdistribusi weibull).
4.2.3.3 Plot Weibull
Setelah diketahui waktu operasional komponen kritis as roda
berdistribusi weibull, maka selanjutnya dibuat plot weibull untuk
mengetahui sebaran datanya. Apabila sebaran data komponen kritis yang
telah diplot mengikuti dsitribusi weibull, maka sebaran datanya akan
cenderung membentuk garis lurus (regresi linier).
4.2.3.4 Perhitungan Parameter Weibull
Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:
Untuk waktu operasional komponen kritis as roda, setelah nilai xi dan yi
diketahui, maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai
a dan b. Perhitungan tersebut sebagai berikut:
b = 22∑ ∑
∑ ∑ ∑
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
yixin
yixixiyin
b = ( ) ( )(( )
( ) ( )256,16135,105025738,1356,16146,7425
−−−−
xx
b = 2,3
Dari hasil perhitungan nilai β = b = 2,3 atau β > 1, ini menunjukan bahwa
laju kerusakan komponen kritis as roda meningkat. (increase failure rate).
Perhitungan mencari nilai a yaitu:
Page 50
35
a = xby −
a = 25
56,1613,225
73,13−
−
a = -15,4
Setelah nilai a dan b diketahui, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
nilai θ (parameter skala) dengan satuan jam dan β (parameter bentuk).
Perhitungan sebagai berikut:
β = b = 2,3
θ = exp ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
ba
θ = exp ( )⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ −−3,2
4,15 = 810 jam
4.2.3.5 Fungsi Distribusi Weibull
Setelah nilai parameter weibull (β & θ) diketahui, maka dapat
dilakukan perhitungan untuk fungsi distribusi weibull. Untuk waktu
operasional menggunakan semua fungsi distribusi weibull. Perhitungan
fungsi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi distribusi kumulatif F(t) = 1-expβ
θ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
1
2. Fungsi kepadatan kemungkinan f(t) = β
θβ
θθβ ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛−−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
tt exp1
3. Fungsi laju kerusakan h(t) = 1−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
β
θθβ t
4. Fungsi keandalan R(t) = 1-F(t) = expβ
θ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
1
Dengan mengganti nilai t dengan waktu yang ada, maka dapat diketahui
nilai untuk masing-masing fungsi, sedangkan semua fungsi distribusi
Page 51
36
weibull digunakan pada waktu operasional komponen kritis as roda
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Fungsi Distribusi
t R(t) F(t) f(t) h(t)
175 0,806 0,193 0.003 0,00038
297 0,694 0,305 0,005 0,000765
333 0,664 0,335 0,006 0,000881
394 0,616 0,383 0,007 0,001102
394 0,616 0,383 0,007 0,001103
394 0,616 0,383 0,007 0,001103
427 0,592 0,408 0,007 0,001225
482 0,553 0,447 0,008 0,001432
494 0,545 0,455 0,008 0,001478
586 0,487 0,513 0,009 0,001841
589 0,485 0,515 0,009 0,001853
599 0,479 0,520 0,009 0,001894
718 0,414 0,586 0,001 0,002394
837 0,358 0,642 0,001 0,002917
845 0,354 0,645 0,001 0,002952
903 0,33 0,67 0,0011 0,003216
922 0,322 0,677 0,0011 0,003305
931 0,319 0,681 0,0011 0,003346
t R(t) F(t) f(t) h(t)
960 0,307 0,692 0,0011 0,003481
Page 52
37
968 0,305 0,695 0,0011 0,003518
981 0,3 0,7 0,0011 0,00358
1028 0,283 0,717 0,0011 0,003803
1127 0,251 0,749 0,0011 0,00428
1228 0,221 0,778 0,0011 0,00478
1275 0,209 0,791 0,001 0,00502
4.2.3.7 Perhitungan MTTF
Setelah nilai dua parameter diketahui, maka dapat dilanjutkan
dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari MTTF (mean
time to failure) dengan satuan jam. Perhitungan sebagai berikut:
MTTF = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+Γβ
θ 11 , dimana Γ dari tabel gamma function
MTTF = 810 Γ ⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛+
29,211
MTTF = 810 x 0,43
MTTF = 348 jam
Page 53
38
4.2.4 Perhitungan Waktu Reparasi
4.2.4.1 Perhitungan Index Of Fit
Perhitungan ini untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan
data. Distribusi yang diplih adalah distribusi yang memiliki index of fit
terbesar. Rumus =
⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎦
⎤
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
∑ ∑ ∑∑
∑∑ ∑
= = ==
== =
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
YiYinXiXin
YinXinXiYin
1 1
2
1
22
1
2
11 1
1. Untuk distribusi Weibull
r = ( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 3,1419,432639,2674,3426
3,1439,2604,226
−−−
−−= 0,988
2. Untuk distribusi Eksponensial
r = ( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 08,264,442683,825,33726
08,2583,8256,11726
−−
−= 0,97
3. Untuk distribusi Normal
r = ( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 082,222683,825,33726
083,8236,3926
−−
−= 0,96
4. Untuk distribusi Log normal
r = ( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )[] ][ 22 084,222639,2674,3426
093,2633,1326
−−
−= 0,983
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa distribusi weibull yang akan
dipakai karena memiliki index of fit terbesar yaitu 0.988.
4.2.4.2 Pengujian Distribusi Weibull
Sebelum pengujian ini dilakukan, terlebih dahulu dibuat hipotesa
untuk menentukan apakah data terdistribusi weibull atau tidak.
Page 54
39
Hipotesa weibull yaitu:
Ho : Data terdistribusi secara weibull
H1 : Data tidak terdistribusi secara weibull
Penggunaan distribusi weibull dalam perhitungan dimaksudkan karena
distribusi ini memiliki nilai index of fit terbesar.
Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi Oktober 2008 – September 2010
No Tanggal Kerusakan Jam Kerusakan Waktu Kerusakan
1 5/10-08 10.00 – 16.00 6
2 15/11-08 15.00 – 18.00 3
3 23/11-08 12.00 – 13.30 1,5
4 18/12-08 19.00 – 20.30 1,5
5 5/01-09 20.00 – 23.00 3
6 28/02-09 18.00 – 22.00 4
7 18/03-09 16.00 – 18.00 2
8 17/04-09 17.00 – 19.00 2
9 22/05-09 20.00 – 22.30 2,5
10 30/05-09 19.00 – 01.00 6
11 24/06-09 16.00 – 19.00 3
12 10/07-09 17.00 – 21.00 4
13 14/08-09 19.00 – 01.00 6
14 24/09-09 20.00 – 23.00 3
15 10/10-09 18.00 – 19.00 1
16 30/10-09 16.00 – 19.30 3,5
17 21/12-09 17.00 – 20.00 3
18 7/02-10 10.00 – 12.00 2
Page 55
40
No Tanggal Kerusakan Jam Kerusakan Waktu Kerusakan
19 23/02-10 15.00 – 17.00 2
20 2/04-10 12.00 – 13.00 1
21 26/04-10 19.00 – 20.00 1
22 4/06-10 17.00 – 00.00 7
23 17/06-10 20.00 – 23.30 3,5
24 27/07-10 19.00 – 21.00 2
25 9/08-10 16.00 – 19.00 3
26 21/09-10 17.00 – 20.00 3
Setelah itu, data diuji Mann (Mann’s Test) untuk mengetahui apakah data
terdistribusi weibull. Pengujian ini dilakukan terhadap waktu operasional
untuk komponen kritis as roda. Hasil perhitungan untuk Mann’s Test
adalah:
Untuk waktu reparasi komponen kritis as roda:
r = 26
k1 = r/2 k2 = (r-1)/2
k1 = 26/2 = 13 k2 = (26-1)/2 = 12,5
Mi = jji ZZ −+
Zi = ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛+−
−−25,05,01lnln
ni
M = ∑
∑
=
+
=
+
+
+
n
i
ii
n
i
ii
Mittk
Mittk
1
1
1
1
lnln2
lnln1 =
5,55,122,613
xx = 1,28
Page 56
41
F crit (0,05, 25, 26) = 1,95
Karena M < F, maka Ho diterima (berdistribusi weibull).
4.2.4.3 Plot Weibull
Setelah diketahui waktu operasional komponen kritis as roda
berdistribusi weibull, maka selanjutnya dibuat plot weibull untuk
mengetahui sebaran datanya. Apabila sebaran data komponen kritis yang
telah diplot mengikuti dsitribusi weibull, maka sebaran datanya akan
cenderung membentuk garis lurus (regresi linier).
4.2.4.4 Perhitungan Parameter Weibull
Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:
Untuk waktu operasional komponen kritis as roda, setelah nilai xi dan yi
diketahui, maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai
a dan b. Perhitungan tersebut sebagai berikut:
b = 22∑ ∑
∑ ∑ ∑
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
n
i
n
i
n
i
n
i
n
i
yixin
yixixiyin
b = ( ) ( )(( )
( ) ( )239,2674,34253,1439,2604,226
−−−−
xx
b = 0,56
Dari hasil perhitungan nilai β = b = 0,56 atau β < 1, ini menunjukan bahwa
laju kerusakan komponen kritis as roda monoton menurun. Perhitungan
mencari nilai a yaitu:
a = xby −
a = 26
39,2656,026
36,14−
−
a = -2,66
Page 57
42
Setelah nilai a dan b diketahui, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
nilai θ (parameter skala) dengan satuan jam dan β (parameter bentuk).
Perhitungan sebagai berikut:
β = b = 0,56
θ = exp ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
ba
θ = exp ( )⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ −−56,0
66,2 = 115 jam
4.2.4.5 Fungsi Distribusi Weibull
Setelah nilai parameter weibull (β & θ) diketahui, maka dapat
dilakukan perhitungan untuk fungsi distribusi weibull. Untuk waktu
reparasi menggunakan semua fungsi distribusi weibull. Perhitungan fungsi
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi distribusi kumulatif F(t) = 1-expβ
θ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
1
2. Fungsi kepadatan kemungkinan f(t) = β
θβ
θθβ ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛−−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
tt exp1
3. Fungsi laju kerusakan h(t) = 1−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
β
θθβ t
4. Fungsi keandalan R(t) = 1-F(t) = expβ
θ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−
1
Dengan mengganti nilai t dengan waktu yang ada, maka dapat diketahui
nilai untuk masing-masing fungsi, sedangkan semua fungsi distribusi
weibull digunakan pada waktu reparasi komponen kritis as roda adalah
sebagai berikut:
Page 58
43
Tabel 4.5 Fungsi Distribusi
t R(t) F(t) f(t) h(t)
1 0,973 0,022 0,008 0,008
1 0,936 0,064 0,006 0,007
1 0,898 0,102 0,006 0,006
1,5 0,86 0,140 0,005 0,006
1,5 0,822 0,178 0,005 0,006
2 0,784 0,216 0,004 0,005
2 0,746 0,254 0,004 0,005
2 0,708 0,292 0,004 0,005
2 0,67 0,33 0,003 0,005
2,5 0,633 0,367 0,003 0,005
2,5 0,595 0,405 0,003 0,004
3 0,552 0,443 0,002 0,004
3 0,519 0,481 0,002 0,004
3 0,481 0,519 0,002 0,004
3 0,443 0,557 0,002 0,004
3,5 0,405 0,595 0,002 0,004
3,5 0,367 0,633 0,001 0,004
3,5 0,33 0,671 0,001 0,004
4 0,292 0,708 0,001 0,004
4 0,254 0,746 0,001 0,004
4 0,216 0,784 0,001 0,004
4 0,178 0,822 0,001 0,004
Page 59
44
t R(t) F(t) f(t) h(t)
6 0,14 0,86 0 0,003
6 0,102 0,898 0 0,003
6 0,064 0,936 0 0,003
7 0,027 0,974 0 0,003
4.2.4.6 Perhitungan MTTR
Setelah nilai dua parameter diketahui, maka dapat dilanjutkan
dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari MTTF (mean time to
failure) dengan satuan jam. Perhitungan sebagai berikut:
MTTR = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+Γβ
θ 11 , dimana Γ dari tabel gamma function
MTTR = 115 Γ ⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛+
56,011
MTTR = 115 x 1,78
MTTR = 204 jam
4.2.5 Perhitungan Umur Desain
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keandalan
komponen kritis as roda.
( ) βθ /1ln RtR −=
R = ( )βθ/te−
R = exp(715,75/814)^2,29
R = 0,35
R = 35 %
Page 60
45
Untuk mengetahui umur desain dan keandalan komponen kritis as roda,
maka dilakukan perhitungan dengan tingkat keandalan 95% dan 85%.
R = 95 %
( ) 29,21
%95 95,0ln814−=t
= ( ) 43,0051,0814
= 222 jam
R = 85 %
( ) 29,21
%85 85,0ln814−=t
= ( ) 43,0
162,0814
= 368 jam
Page 61
46
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisa Komponen Kritis
Dari data-data perawatan yang didapat dan setelah diolah didapatkan hasil
waktu perawatan yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam usulan rencana
waktu perawatan.
Dalam penentuan komponen kritis didapatkan hasil yaitu:
Tabel 5.1 Komponen Kritis
No Komponen/sistem Frek. Kerusakan Downtime Availability Kriteria Rusak
1 As roda 26 79,5 99,5 % aus
2 Kaki-kaki 19 43 99,7 % aus, patah
3 Perseneling 11 34 99,8 % aus
4 Engine mounting 6 9,5 99,9 % aus
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa as roda mempunyai frekuensi
kerusakan yang paling tinggi yaitu sebesar 26 kerusakan dengan jumlah downtime
komponen as roda mempunyai downtime paling besar yaitu 79,5 jam.
Berdasarkan downtime dan jumlah kerusakan maka sistem penggerak ditetapkan
sebagai komponen kritis untuk mesin bus.
5.2 Analisa Perawatan
Dari pengolahan data,perhitungan nilai maintainbility didapatkan hasil yaitu
nilai mean time to failure (MTTF) sebesar 348 jam dan nilai mean time to repair
Page 62
47
(MTTR) sebesar 204 jam. Jika dilihat dari nilai MTTF, mesin akan mengalami
kerusakan setelah beoperasi selama 348 jam dan untuk mencegah kerusakan
tersebut dilihat dari nilai MTTR dilakukan tindakan perawatan setalah mesin
beroperasi selama 204 jam.
Page 63
48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisa pembahasan, dapat disimpulakan
bahwa:
1. Komponen pada mesin yang sering mengalami kerusakan adalah as roda
dengan frekuensi kerusakan sebesar 26 dan jumlah waktu downtime terbesar
selama 79,5 jam yang menjadikan as roda sebagai komponen kritis.
2. Berdasarkan sebaran data komponen kritis cenderung berbentuk garis lurus
mengikuti distribusi weibull dan diketahui nilai β = 2,3 dan nilai θ = 810
menunjukan laju kerusakan komponen kritis as roda meningkat. Berdasarkan
perhitungan umur dan keandalan pada prosentase tingkat keandalan 95 %
adalah 222 jam dan pada prosentase tingkat keandalan 85 % adalah 368 jam.
3. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai bahwa waktu rata-rata antar
kerusakan mesin sebesar 348 jam dan nilai waktu rata-rata perawatan
dilakukan setelah mesin mencapai waktu 204 jam.
6.2 Saran
Dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak kekurangan namun
semoga dapat menjadi pertimbangan:
1. Diperlukan penyusunan standar operasi perawatan untuk masing-masing
komponen berdasarkan jenis-jenis kegiatan perawatan yang dibutuhkan
masing-masing komponen.
Page 64
49
2. Diperlukan pencatatan perawatan secara berkala pada setiap kegiatan
perawatan yang dilakukan.
3. Untuk efektifitas kegiatan perawatan, sebaiknya pencatatan jadwal
perawatan dilakukan oleh operator yang bertugas agar informasi potensi
terjadinya kerusakan dapat segera diketahui.
Page 65
50
DAFTAR PUSTAKA
Blanchard, Benjamin, S., (1995), maintability: a key to effective serviceability and
maintenance management. A Wiley Interscience Publication . New York
Ebeling, E, C., (1997), an introduction to reliability and maitainability
engineering. Mc Graw-Hill. Singapore.
Gasperz, Vincent., (1992), analisis sistem terapan berdasarkan pendekatan teknik
industri. Edisi Pertama, Tassano. Bandung
Prasetyowati, Aneka, Fuji., (2009), analisis umur dan biaya maintenance mesin
pembangkit pada perusahaan jasa. Fakultas Teknologi Industri Industri.
Universitas Islam Indonesia
Prayitno, Yogie, (2006), analisis gangguan-gangguan sistem pendingin pada
mazda MR 90 dan cara mengatasinya. Fakultas Teknik. Universitas Negeri
Semarang
Walpole, R, E., (1989), ilmu peluang dan statistik untuk insinyur dan ilmuwan.
Edisi ke-4, ITB-Press. Bandung
Page 66
51
Widiarto, H., (2009), usulan waktu perawatan pencegahan komponen kritis pada
mesin kompresor pendingin dengan pendekatan RCM. Fakultas Teknologi
Industri Industri. Universitas Islam Indonesia.
Page 67
52
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel dan Gambar
Tabel 4.1 Komponen Kritis
No Komponen/sistem Frek. Kerusakan Downtime Availability Kriteria Rusak
1 As Roda 26 79,5 99,5 % aus
2 Kaki-kaki 19 43 99,7 % aus, patah
3 Perseneling 11 34 99,8 % Aus
4 Engine Mounting 6 9,5 99,9 % aus
Tabel 4.2 Data Waktu Operasional
No Tanggal Kerusakan Jam Operasional Waktu Operasional
1 3/10-08 – 5/10-08 05.00 – 10.00 -
2 6/10-08 – 15/11-08 05.00 – 15.00 903 jam
3 16/11-08 – 23/11-08 05.00 – 12.00 922
4 24/11-08 – 18/12-08 05.00 – 19.00 599
5 19/12-08 – 5/01-09 05.00 – 20.00 427
6 6/01-09 – 28/02-09 09.00 – 18.00 1275
7 29/02-09 – 18/03-09 08.00 – 16.00 494
8 19/03-09 – 17/04-09 05.00 – 17.00 718
9 18/04-09 – 22/05-09 05.00 – 20.00 845
10 23/05-09 – 30/05-09 05.00 – 19.00 175
11 1/06-09 – 24/06-09 05.00 – 16.00 586
Page 68
53
No Tanggal Kerusakan Jam Operasional Waktu Operasional
12 25/10-09 – 10/07-09 05.00 – 17.00 394
13 11/07-09 – 14/08-09 05.00 – 19.00 837
14 15/08-09 – 24/09-09 05.00 – 20.00 960
15 25/09-09 – 10/10-09 09.00 – 18.00 394
16 11/10-09 – 30/10-09 08.00 – 16.00 482
17 1/11-09 – 21/12-09 05.00 – 17.00 1228
18 22/12-09 – 7/02-10 05.00 – 10.00 1127
19 8/02-10 – 23/02-10 05.00 – 15.00 394
20 24/02-10 – 2/04-10 05.00 – 12.00 968
21 3/04-10 – 26/04-10 05.00 – 19.00 589
22 27/04-10 – 4/06-10 05.00 – 17.00 931
23 5/06-10 – 17/06-10 05.00 – 20.00 333
24 18/06-10 – 27/07-10 05.00 – 19.00 981
25 28/07-10 – 9/08-10 05.00 – 16.00 297
26 10/08-10 – 21/09-10 05.00 – 17.00 1028
Tabel 4.3 Fungsi Distribusi
t R(t) F(t) f(t) h(t)
175 0,806 0,193 0.003 0,00038
297 0,694 0,305 0,005 0,000765
333 0,664 0,335 0,006 0,000881
394 0,616 0,383 0,007 0,001102
394 0,616 0,383 0,007 0,001103
Page 69
54
t R(t) F(t) f(t) h(t)
394 0,616 0,383 0,007 0,001103
427 0,592 0,408 0,007 0,001225
482 0,553 0,447 0,008 0,001432
494 0,545 0,455 0,008 0,001478
586 0,487 0,513 0,009 0,001841
589 0,485 0,515 0,009 0,001853
599 0,479 0,520 0,009 0,001894
718 0,414 0,586 0,001 0,002394
837 0,358 0,642 0,001 0,002917
845 0,354 0,645 0,001 0,002952
903 0,33 0,67 0,0011 0,003216
922 0,322 0,677 0,0011 0,003305
931 0,319 0,681 0,0011 0,003346
960 0,307 0,692 0,0011 0,003481
968 0,305 0,695 0,0011 0,003518
981 0,3 0,7 0,0011 0,00358
1028 0,283 0,717 0,0011 0,003803
1127 0,251 0,749 0,0011 0,00428
1228 0,221 0,778 0,0011 0,00478
1275 0,209 0,791 0,001 0,00502
Page 70
55
Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi
No Tanggal Kerusakan Jam Kerusakan Waktu Kerusakan
1 5/10-08 10.00 – 16.00 6
2 15/11-08 15.00 – 18.00 3
3 23/11-08 12.00 – 13.30 1,5
4 18/12-08 19.00 – 20.30 1,5
5 5/01-09 20.00 – 23.00 3
6 28/02-09 18.00 – 22.00 4
7 18/03-09 16.00 – 18.00 2
8 17/04-09 17.00 – 19.00 2
9 22/05-09 20.00 – 22.30 2,5
10 30/05-09 19.00 – 01.00 6
11 24/06-09 16.00 – 19.00 3
12 10/07-09 17.00 – 21.00 4
13 14/08-09 19.00 – 01.00 6
14 24/09-09 20.00 – 23.00 3
15 10/10-09 18.00 – 19.00 1
16 30/10-09 16.00 – 19.30 3,5
17 21/12-09 17.00 – 20.00 3
18 7/02-10 10.00 – 12.00 2
19 23/02-10 15.00 – 17.00 2
20 2/04-10 12.00 – 13.00 1
21 26/04-10 19.00 – 20.00 1
22 4/06-10 17.00 – 00.00 7
Page 71
56
No Tanggal Kerusakan Jam Kerusakan Waktu Kerusakan
23 17/06-10 20.00 – 23.30 3,5
24 27/07-10 19.00 – 21.00 2
25 9/08-10 16.00 – 19.00 3
26 21/09-10 17.00 – 20.00 3
Tabel 4.5 Fungsi Distribusi
t R(t) F(t) f(t) h(t)
1 0,973 0,022 0,008 0,008
1 0,936 0,064 0,006 0,007
1 0,898 0,102 0,006 0,006
1,5 0,86 0,140 0,005 0,006
1,5 0,822 0,178 0,005 0,006
2 0,784 0,216 0,004 0,005
2 0,746 0,254 0,004 0,005
2 0,708 0,292 0,004 0,005
2 0,67 0,33 0,003 0,005
2,5 0,633 0,367 0,003 0,005
2,5 0,595 0,405 0,003 0,004
3 0,552 0,443 0,002 0,004
3 0,519 0,481 0,002 0,004
3 0,481 0,519 0,002 0,004
3 0,443 0,557 0,002 0,004
3,5 0,405 0,595 0,002 0,004
Page 72
57
t R(t) F(t) f(t) h(t)
3,5 0,367 0,633 0,001 0,004
3,5 0,33 0,671 0,001 0,004
4 0,292 0,708 0,001 0,004
4 0,254 0,746 0,001 0,004
4 0,216 0,784 0,001 0,004
4 0,178 0,822 0,001 0,004
6 0,14 0,86 0 0,003
6 0,102 0,898 0 0,003
6 0,064 0,936 0 0,003
7 0,027 0,974 0 0,003