Top Banner
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunianya terhadap penyusun sehinga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok keperawatan jiwa. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dorongan , baik yang bersifat moril maupun material dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada : 1. KH. Masruri Abdul Mughni selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 02 2. dr. H. Ahmad Ridlo Selaku Direktur Akademi Keperawatan (AKPER) Al Hikmah 3. Ahmad Zakiudin SKM, selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa 4. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan semangat dalam belajar dan memberikan do’a dalam setiap langkah 5. Seluruh rekan mahasiswa/ mahasiswi AKPER AL HIKMAH Sebagai manusia yang dlo’if kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekeliruan, serta masih banyak kekuranganya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Sebagai akhir kata penulis mengharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Benda, 01 Juni 2007 Penyusun
24

JIWA Isolasi Sosial MD

Feb 08, 2016

Download

Documents

seppohim

K
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JIWA Isolasi Sosial MD

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunianya terhadap penyusun sehinga

penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok keperawatan jiwa.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan

dorongan , baik yang bersifat moril maupun material dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. KH. Masruri Abdul Mughni selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 02

2. dr. H. Ahmad Ridlo Selaku Direktur Akademi Keperawatan (AKPER) Al Hikmah

3. Ahmad Zakiudin SKM, selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa

4. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan semangat dalam belajar

dan memberikan do’a dalam setiap langkah

5. Seluruh rekan mahasiswa/ mahasiswi AKPER AL HIKMAH

Sebagai manusia yang dlo’if kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari

kesalahan dan kekeliruan, serta masih banyak kekuranganya, untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Sebagai akhir kata penulis mengharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya.

Benda, 01 Juni 2007

Penyusun

Page 2: JIWA Isolasi Sosial MD

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Tujuan penulisan

C. Metode Penulisan

BAB II : KONSEP DASAR

A. Pengertian

B. Faktor Predisposisi

C. Faktor Prespitasi

D. Anda dan gejala

E. Masalah Keperawatan

F. Pohon Masalah

G. Diagnosa Kperawatan

H. Rencana Tindakan

I. Rencana Asuhan Keperawatan Baru

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: JIWA Isolasi Sosial MD

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuha ntiap individu yang sangat penting. Oleh

karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Sealain hal ini merupakan peran

petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan

kerjasama dari berbagai pihak sealain individu itu sendiri, keluarga maupun

lingkungan.

Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, isolasi sosial banyak mengiringi penyakit-

penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak

yang buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain disekitrnya. Oleh karena itu

kami mencoba untuk membuat ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN ISOLASI SOSIAL agar mengalami perubahan yang di harapkan

B. Tujuan

a) Tujuan khusus

Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas kelompok

mata kuliah Keperawatan jiwa

b) Tujuan umum

- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi

- Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi sosial

C. Metode Penulisan

Penyusun menggunakan metode penulisan dengan menggunakan literatur atau buku-

buku yang berhubungan dengan Keperawatan jiwa

Page 4: JIWA Isolasi Sosial MD

BAB II

ISOLASI SOSIAL

A. Pengertian

Isolasi sosial adalah : suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena

orang lain mengatakan sikap yang negatif dan mengancam (Morry C. Town Send

1998)

Menarik diri adalah : suatu keadaan dimana individu berpartisipasi dalam suatu

kuantitas yang berlebih atau tidak cukup atau tidak efektifan kualitas pertukaran

sosial (Morry C. Town Send 1998)

B. Faktor predisposisi

a. Faktor perkembangan

Kegagalan perkembangan mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak

percaya pada orang lain, ragu takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan

dengan orang lain dan menghindar

b. Faktor sosial budaya

Akibat dari norma yang ada di dalam masyarakat yaitu mengisolasi anggota

masyarakat yang tidak produktif lagi pada kehidupan, misalnya : lansi , orang

cacat dan penyakit kronis

c. Faktor biologik

Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial mal adaptif ada bukti

terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam gangguan ini namun masih

dilakukan penelitian lanjut

C. Faktor Prespitasi

a. Stressor sosial kultural

- Menurunya stabilitas unit keluarga

- Terpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya

b. Stressor psikologik

Ansieatas berat yang berkepanjangan terjadi kebersamaan dengan keterbatasan

kemampuan untuk mengatasinya

Page 5: JIWA Isolasi Sosial MD

Rentang Respon Sosial

Respon Adaptif Respon Mal adaptif

Solitude Kesepian Manipulasi

Otonomi Menarik diri Impulsif

Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme

Saling ketergantungan

( Stuart and Sudden, 1999)

- Solitude : Respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenung yang

telah dilakukan di lingkungan sosial dan cara untuk

mengevaluasi diri untuk tentukan langkah selanjutnya

- Otonomi : Kemampuan individu untuk menetukan dan

menyanpaikan ide pikiran, perasaan dengan hubungan

sosial

- Manipulasi : Orang lain diperlukan seperti objek, hubungan terpusat

pada masalah pengendalian, indivisu berorientasi pada diri

sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada oranfg

lain

- Narkisisme : Harga diriyang rapuh, secara terus menerus, berusaha

mendapat penghargaaan dan pujian, sikap egosentri,

pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung

- Impulsif : Tidak mampu merencanakan sesiuatu, tidak mampu

belajar dari penglaman, penilaian yang buruk, tidak dapat

diandalkan

Page 6: JIWA Isolasi Sosial MD

D. Tanda dan gejala

a. Sedih, efek tumpul

b. Menjadi tidak komunikatif

c. Menarik diri

d. Kurang kontak mata

e. Asyik berpikir-pikiranya sendiri

f. Meminta untuk sendirian

g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari

h. Posisi janin pada saat tidur

i. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya, kelurga atau orang lain (Merry C. Town

Send 1998)

E. Masalah Keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri

2. Gangguan harga diri : Harga diri rendah

3. Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi

F. Pohon Masalah

Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

G. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi b/d Isolasi sosial

2. Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah

Page 7: JIWA Isolasi Sosial MD

H. Rencana tindakan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan : Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi b/d

Isolasi sosial

Tujuan umum : Tidak terjadi perubahan persepsi sensori

Tujuan Khusus : Klien mampu :

1. Membina hubungan saling percaya

2. Menyebutkan penyebab menarik diri

3. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

4. Melakukan hubungan sosial secara bertahap : Klien- Perawat-Klien –

Kelompok-Klien- Keluarga

5. Memperdayakan sistem pendukung

6. Menggunakan obat dengan benarr dan tepat

Tindakan Keperawatan :

1 Membina hubungan saling percaya

- Salam teraupetik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan

lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan

(Topik yang akan di bicarakan, tempat berbicara, waktu bicara)

- Berikan perhatian dan penghargaan : temani klien tidak menjawab

- Dengarkan klien dengan empati : beri kesempatan klien untuk bicara

2 Menyebutkan penyabab menarik diri

- Bicarakan dengan klien penyebab tidak ingin bergaul dengan orang lain

- Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri

3. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

- Bicarakan atau diskusikan keuntungan berhubungan dengan orang lain

- Bantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien untuk

bergaul

4. Melakukan hubungan sosial secara bertahap : Klien- Perawat-Klien –

Kelompok-Klien- Keluarga

- Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien

- Motifasi atau temani klien untuk berinteraksi atau berkenalan dengan klien

atau perawat lain beri contoh cara berkenalan

Page 8: JIWA Isolasi Sosial MD

- Tingkatkan interaksi klien secara bertahap (Satu klien, dua klien, satu

perawat, dua perawat)

- Libatkan klien dalam terapi aktifitas-aktifitas kelompok : sosialisasi

- Bantu klien melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari dengan interaksi

- Fasilitasi hubungan klien dengan keluarga secara teraupetik

5. Memperdayakan sistem pendukung

- Berikan pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui

pertemuan individu secara rutin dan pertemuan kelurga

6. Menggunakan obat dengan benar dan tepat

- Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

- Anjurkan klien membicarakan efek atau efek samping obat yang dirasakan

Hasil akhir yang diharapkan pada pasien

a. Pada pasien

- Tidak terjadi perubahan persepsi sensori

- Klien mengetahui penyebab menarik diri

- Klien mengetahui keuntungan berinteraksi

- Klien mampu berinteraksi dengan orang lain

b. Pada keluarga

- Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara teraupetik

- Keluarga mampu mengurangi penyebab klien menarik diri

Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah

Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi :

- Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama klien

- Jelaskan tujuan pertemuan dengan klien

- Tunjukan sikap simpati dan menerima apa adanya

Page 9: JIWA Isolasi Sosial MD

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Intervensi :

- Diskusikan kemampuan dan kemampuan positif yang dimiliki

- Setiap bertemu denganklien hindari penilaian negatif

- Beri pujian yang realistik

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

Intervensi :

- Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit

- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan

4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Intervensi :

- Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan

- Beri contoh pelaksanakan kegiatan yang boleh klien lakukan

- Latih kegiatan mandiri

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan

kemampuanya

Intervensi :

- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

- Bantu keluarga memberi dukungan pada klien selam sakit

- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah

Hasil akhir yang diharapkan pada pasien :

1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata,

mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau berdampingan dengan

perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi

2. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki

I. Rencana Tindakan Keperawatan Baru

1. Tindakan keperawatan untuk pasien

c. Tujuan : setelah tindakan keperawatan mampu :

a) Membina hubungan saling percaya

b) Menyadari penyebab isolasi sosial

Page 10: JIWA Isolasi Sosial MD

c) Berinteraksi dengan orang lain

d. Tindakan

1) Membina hubungan saling percaya

Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya :

- Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien

- Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang

saudara sukai, serta tanyakan nama dan panggilan pasien

- Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini

- Buat kontrak asuhan : apa yang saudara akan lakukan bersama pasien,

berapa lam akan dikerjakan, dan tempatnya di mana

- Jelaskan bahwa saudara akan merahasiakan informasi yang akan

diperoleh untuk kepentingan terapi

- Setiap saat tunjukan sikap empati pada pasien

- Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-

kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena

tidak mudah bagi pasien untuk percaya kepada orang lain. selalu penuhi

janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan, pendekatan yang

konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan anda

program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan

2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial

- Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan

orang lain

- Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi

dengan orang lain

3) Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain

dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki

banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka

4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan

Dilakukan dengan cara :

Page 11: JIWA Isolasi Sosial MD

- Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak

bergaul dengan orang lain

- Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap fisik pasien

5) Membantu pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap

Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat dilakukan sebagai

berikut :

- Beri kesempatan pasien mempraktekan cara berinteraksi dengan orang

lain yang dilakukan

- Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (Pasien , perawat

atau keluarga )

- Bila pasien sudah menunjukan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi

dengan dua, tiga, empat orang disekitarnya dan seterusnya

- Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh

pasien

- Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan

orang lain. mungkin akan mengungkapkan keberhasilan atau

kegagalanya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat

meningkatkan interaksinya

Strategi pelaksanaan

Sp 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal

penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan

berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,

dan mengajarkan pasien berkenalan

Orientasi

“ Assalamu’alaikum”

“ Saya L……, saya senag dipanggil ibu Lut… …. … Saya perawat ruang Dahlia ini

yang akan merawat ibu”

“Siapa nama ibu ?senangnya dipanggil apa”

“ Apa keluhan R hari ini? ” bagaimana kalu kita bercakap-cakap tentang keluarga dan

teman-teman R? mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaiman kalau di ruang tamu ?

mau berapa lama?, R? “bagaimana kalau 15 menit “

Page 12: JIWA Isolasi Sosial MD

Kerja

( Jika pasien baru)

“ Siap saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan R?” siapa yang

jarang-jarang bercakap-cakap dengan R? apa yang membuat R jarang bercakap-cakap

dengannya

(Jika Pasien sudah lama dirawat)

“ Apa yang R rasakan selama dirawat di sini ? ” O… merasa sendirian ? siapa saja yang

kenal R di ruangan ini ?“

“ Apa saja kegiatan yang biasa R lakukan dengan teman yang R kenal ?”

“ Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang

lain?”

“Menurut R apa saja keuntunganya kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada

teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (Sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) nah

kalau kerugianya tidak mempunyai teman apa ya R? ya, apa lagi (Sampai pasien dapat

menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu

inginkah R belajar bergaul dengan orang lain?

“Bagus, bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain ”

“ Begini lho R, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan nama dulu, nama kita

dan nama panggilan yang kita suka , asal kita dan hobi. Contoh : nama saya R, senang

dipanggil R, Asal saya Slatri, hobi menjahit ”

“ Selanjutnya R menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini :

nama bapak siap? Senangnya dipanggil apa? Asalnya dari mana / hobinya apa ? ”

“Ayo R dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan R. coba berkenalan dengan saya!”

“ya bagus sekali ! coba sekali lagi, bagus sekali “

“ Setelah R berkenalan dengan orang tersebut R bisa melanjutkan percakapan tentang

hal-hal yang menyenangkan R bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang

keluarga, pekerjaan dan sebagainya”

Terminasi

“Bagaimana perasaan R setelah kita ltihan berkenalan?”

“R tadi sudah mempraktekan cara berkenalan dengan baik sekali”

Page 13: JIWA Isolasi Sosial MD

“ Selanjutnya R dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak

ada. Sehingga R lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. R mau praktekan ke

pasien lain. mau jam berapa mencobanya? Mari kita masukan jadwal kegiatan

harianya”

“ Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak R berkenalan dengan

teman saya, perawat Y, bagaimana R mau kan?”

“ Baiklah sampai jumpa besok ”

Sp 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraski secara betahap (Berkenalan

dengan orang pertama-seorang perawat )

Orientasi

“Assalamu’alaikum, R!”

“ Bagaimana perasaan R hari ini?”

“ Sudah di ingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan ”coba sebutkan lagi sambil

bersalaman dengan suster!

“Bagus sekali, R masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak R mencoba

berkenalan dengan teman saya perawat Y, tidak lamaS kok, sekitar 10 menit ” Ayo kita

temui perawat Y”

Kerja

(Bersama-sama R, saudara mendekati perwat Y ) “Selamat pagi perawat Y, ini ingi

berkenalan dengan Y ”

“Baiklah R, R bisa berkenalan dengan perawat Y seperti yang kita praktekan kemarin”

(Pasienmendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat Y : memberi salam,

menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan setersunya)

“Ada lagi yang R ingin tanyakan kepada perawat Y. coba tanyakan tentang keluarga

perawat Y”

“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, R bisa sudahi perkenalan ini. Lalu R bisa

buat janji bertemu lagi dengan perawat Y, misalnya jam 1 siang nanti”

Page 14: JIWA Isolasi Sosial MD

“ Baiklah pereawat Y, karena R sudah selessai berkenalan, saya akan kembali ke

ruangan R, selamat pagi” (Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N

untuk melakukan terminasi dengan R di tempat lain)

Terminasi

“ Bagaimana perasaan R setelah berkenalan dengan perwat Y” “R tampak bagus sekali

saat berkenalan tadi “

“ Pertahankan terus apa yang sudah R lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan

topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga hobi, dan

sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawata lain. mari kta masukan pada

jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaiman kalau 2 kali. Baik nanti R coba sendiri.

Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok”

Sp 3 Pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (Berkenalan dengan

kedua-seorang pasien )

Orientasi

“ Assalamualaikum R! bagaimana perasaan hari ini?

“Apakah R bercakap-cakap dengan perawat R kemarin siang ”

(Jika jawaban pasien : ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya dengan orang

lain) “ Bagaimana perasaan R setelah bercakap-cakap dengan perawat Y kemarin

siang”

“Bagus sekali R menjadi senang karena punya teman lagi” “Kalau begitu R ingin punya

banyak teman lagi ”

“Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien

M”seperti biasa kira-kira 10 menit. “Mari kita temui dia di ruang makan ”

Kerja

(Bersama-sama saudara mendekati pasien ) “ Selamat pagi, ini ada pasien saya yang

ingin berkenalan”

“ Baiklah R, R sekarang bisa berkenalan denganya seperti yang yang telah R lakukan

sebelumnya ” (Pasien mendemonstrasikan cara berkenalan : memberi salam,

menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama )

Page 15: JIWA Isolasi Sosial MD

“ Ada lagi yang R ingin tanyakan kepada M” Kalau tidak ada lagi yang ingin

dibicarakan, R bisa sudahi perkenalan ini. Lalu R bisa buat janji bertemu lagi, misalnya

bertemu lagi jam 4 sore nanti

(R buat janji untuk bertemu kembali dengan M) “Baiklah M, karena R sudah selesai

berkenalan, saya dan R akan kembali ke ruangan. Selamat pagi”

(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat Y untuk melakukan terminasi

dengan R ditempat lain )

Terminasi

“ Bagaimana perasaan R ssetelah berkenalan dengan M”

“ Di bandingkan kemarin pagi, R tampak lebih baik saat bekenalan dengan M ”

“ Pertahankan apa yang telah R lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali

dengan M jam 4 sore nanti”

“ selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang

lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari R dapat berbincang-bincang

dengan orang lain sebanyak 3 kali, jam 1 siang dan jam 8 malam, R bisa bertemu

dengan M, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya R bisa berkenalan

dengan orang lain lagi secara bertahap, bagaimana R setuju kan ?”

“ Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman R, pada jam yang

sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok….Assalamu’alaikum”

2. Tindakan keperawatan keluarga

a. Tujuan : Setelah tindakan keperawatan kelurag mampu merawat pasien isolasi

sosial

b. Tindakan : melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial

Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi di rumah

meliputi :

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2) Menjelaskan tentang :

o Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien

o Penyebab isolasi sosial

o Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial :

Page 16: JIWA Isolasi Sosial MD

- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara

bersikap peduli dan tidak ingkar janji

- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa

melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan

tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar

- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah

- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien

3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial

4) Membantu keluarga mempraktekan cara merawat yang telah dipelajari,

mendiskusikan yang dihadapi

5) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga

Sp 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada kelurga tentang masalah isolasi

sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan

isolasi sosial

Orientasi

“Assalamualaikum pak”

“ Perkenalkan saya perawat H, saya yang merawat, anak bapak R, di ruang mawar ini”

“ Nama bapak siapa ? senang dipanggil apa?”

“Bagaiman perasaaan bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak R sekarang”

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak bapak dan cara

perawatanya ”

“ Kita diskusi disini saja ya? Berapa lama bapak punya waktu ? bagaimana kalau

setengah jam ”

Kerja

“ Apa masalah yang bapak/ ibu hadapi dalam merawat R? apa yang sudah dilakukan ”

“Masalah yang dialami oleh anak R disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala

penyakit yang juga dialami oleh pasien – pasien gangguan jiwa yang lain ”

“Tanda-tandanya antara lain ; tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,

kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk ”

Page 17: JIWA Isolasi Sosial MD

“Biasanya masalah ini muncul karena memliki pengalaman yang mengecewakan saat

berhubungan dengan orang lain, seperti di tolak, tidak dihargai atau berpisah dengan

orang-orang terdekat”

“ Apabila masalah sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi,

yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada ”

“ Untuk menghadapai keadaan yang demikian bapak dan anggota keluarga lainya

karena harus sabar menghadapi R. dan untuk merawat R, keluarga perlu melakukan

beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan R

yang caranya adalah bersikap peduli dengan R, jangan ingkar janji. Kedua, keluarga

perlu memberikan semangat dan dorongan kepada R untuk bisa melakukan kegiatan

bersam-sama dengan orang lain, berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi

pasien ”

“Selanjutnya jangan biarkan R sendiri, buat rencana atau jadwal bercakap, dengan R,

misalnya sholat bersama, makan bersama, rekresi bersama, melakukan kegiatan rumah

tangga bersama ”

“Nah bagaimana kalau kita sekarang latihan untuk melaksanakan semua cara itu ”

“ Begini contoh komunikasinya, pak : R, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa

bercakap-cakap dengan orang lain. perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang

sekali melihat perkembangan kamu, nak, coba kamu bincang-bincang dengan saudara

kamu yang lain. lalu bagaimana kalu kita mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau

kamu sholat bersama-sama kelurag atau mushola kampung. Bagaimana R, kamu mau

coba kan nak?”

“Bagus pak, bpk telah memperagakan dengan baik sekali ”

“Sampai sini ada yang dipertanyakan pak”

Terminasi

“ Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi ”

“ Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda

orang yang mengalami isolasi sosial ”

“Selanjutnya bisa bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang

mengalami masalah sosial ”

Page 18: JIWA Isolasi Sosial MD

“Bagus sekali pak, bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan anak

tersebut”

“Nanti kalau ketemu R, coba bapak/ ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua

keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama”

“Bagaimana kalau kita bertemu 3 hari lagi untuk latihan langsung pada R?”

“Kita ketemu di sini saja ya pak, pada jam yang sama ”

“ Assalamu’alaikum”

Sp 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan

masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien

Orientasi

“ Assalamu’alaikum, pak/ bu”

“Bagaimana perasaan bapak / ibu hari ini? ”

“Bapak masih ingin latihan merawat anak bapak seperti yang kita pelajari beberapa hari

yang lalu?”

“ Mari praktekan langsung ke R! berapa lama waktu bpk/ ibu. Baik kita akan coba 30

menit ” “ Sekarang mari temui R”

Kerja

“Assalamu’alaikum, R, bagaimana perasaan R hari ini?”

“Bapak / ibu R datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong R tunjukan jadwal

kegiatanya!”

(Kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

“ Nah, pak, sekarang bapak bisa praktekan apa yang sudah kita latihan beberapa hari

lalu”(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekan cara merawat pasien seperti yang

telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya)

“ Bagaimana perasaan R setelah berbincang-bincang kepada orang tua R?”

“ Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu ”(Saudara dan keluarga

meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

Terminasi

“ Bagaimana perasaan bpk / ibu setelah kita latihan tadi? Bpk ibu sudah bagus”

Page 19: JIWA Isolasi Sosial MD

“ Mulai sekarang bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada R”

“ 3 hari lagi kita akan bertemu ntuk mendiskusikan pengalaman bapak melakukan cara

merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang ya pak”

“Assalamu’alaikum”

Sp 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi

“ Assalamu’alaikum, pak/ bu”

“Karena besok R sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah”

“Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal R tersebut disini saja ”

“Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit”

Kerja

“Bpk/ ibu, ini jadwal R selam di rumah sakit, coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di

rumah? Di rumah bpk / ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah,

baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”

“ Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh

anak bapak selama di rumah. Misalnya kalau R terus menerus tidak mau bergaul

dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan

orang lain. jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskesmas idra puri,

puskesmas terdekat dari rumah bapak, ini nomor Puskesmasnya : (0321) 1234 5678”

“Selanjutnya perawat K yang akan membantu atau memantau Perkembangan R selam

di rumah ”

Terminasi

“ Bagaimana pak/ bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian R untuk

dibawa pulang. Ini rujukan untuk perawat K di PKM indera puri. Jangan lupa kontrol

ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan administrasinya ”

Page 20: JIWA Isolasi Sosial MD

H. EVALUASI

Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA

DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL

Nama pasien :

Nama ruangan :

Nama perawat :

Petunjuk pengisian :

1. Berilah tanda (v) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah

ini.

2. Tuliskan tanggal setiap di lakukan penilaian

No

Kemampuan

Tgl Tgl Tgl Tgl

A Pasien

1 Menyebutkan penyebab isolasi sosial

2 Menyebutkan keuntungan berinteraksi

dengan orang lain

3 Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi

dengan orang lain

4 Berkenalan dengan satu orang

5 Berkenalan dengan satu orang atau lebih

6 Memiliki jadwal kegiatan berbincang-

bincang dengan orang lain sebagai

salahsatu kegiatan harian

7 Melakukan perbincangan dengan orang

sesuai jadwal harian

B Keluarga

1 Menyebutkan pengertian, penyebab,

tanda, dan gejala isolasi sosial

2 Menyebutkan cara merawat pasien

dengan isolasi sosial

3 Mendemonstrasikan cara merawat pasien

dengan isolasi sosial

4 Menyebutkan tempat rujukan yang sesuai

untuk pasien isolasi sosial

Page 21: JIWA Isolasi Sosial MD

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN

DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama pasien :

Nama ruangan :

Nama perawat : Petunjuk pengisian :

Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No.04.01.01).

Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP

No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

A Pasien

SP I p

1 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial

pasien

2 Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan

berinteraksi dengan orang lain

3 Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian

berinteraksi dengan orang lain

4 Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan

satu orang

5 Menganjurkan pasien memasukan kegiatan

latihan berbincang-bincang dengan orang lain

dalam kegiatan harian

Nilai SPI p

SP II p

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Memberikan kesempatan kepada pasien

mempraktekan cara berkenalan dengan satu

orang

3 Membantu pasien memasukan kegiatan

berbincang-bincang dengan orang lain

sebagai salah satu kegiatan harian

Nilai SPII p

SP III p

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Memberikan kesempatan kepada pasien

mempraktekan cara berkenalan dengan satu

orang lain dalam kegiatan harian

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

Nilai SPIII p

B Keluarga

SP I k

1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan

keluarga dalam merawatan klien

2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala

isolasi sosial yang dialami pasien beserta

proses terjadinya

3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi

sosial

Nilai SP I K

SP II K

1 Melatih keluarga mempraktekan cara

merawat pasien dengan isolasi sosial

2 Melatih keluarga cara merawat langsung

kepada pasien isolasi sosial

Nilai SP II K

Page 22: JIWA Isolasi Sosial MD

SP III K

1 Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas

di rumah termasuk minum obat (Discharge

planning)

2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Nilai SP III K

Total nilai : SPp + SP k

Rata-rata

I. DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan

yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi tidakan keperawatan, dan eveluasi

J. TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

Terapi kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan masalah Isolasi sosial

adalah:

1. TAK Sosialisasi yang terdiri dari tujuh sesi :

a. Sesi 1 : Kemampuan memperkenalkan diri

b. Sesi 2 : Kemampuan berkenalan

c. Sesi 3 : Kemampuan bercakap-cakap

d. Sesi 4 : Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu

e. Sesi 5 : Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi

f. Sesi 6 : Kemampuan bekerjasama

g. Sesi 7 : Evaluasi kemempuan sosialisai

K. PERTEMUAN KELOMPOK KELUARGA

Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat di berikan dengan

melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam kelompok kecil dan kelompok besar.

Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat di lihat di modul lain. Demikian

juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan di tampilkan di modul

khusus yang membahas pertemuan keluarga.

Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti bagi pasien

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat

c. Hambatan berhubugan dengan orang lain

Masalah Keperawatan : …………………………………………

Page 23: JIWA Isolasi Sosial MD

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Individu yang introvet sangatlah berpotensi untuk isolasi sosial : menarik diri dari

lingkungan, individu seperti ini sangat membutuhkan asuhan keperawatan jiwa yang

meliputi aspek psikologis, sosial, budaya, spritual.

Pada klien dengan isolasi sosial : menarik diri menunjukan adanya gangguan dalm

berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar

B. SARAN

Yang perlu dilakukan pada saat merawat klien dengan menarik diri :

1. Membina hubungan saling percaya dengan klien sangatlah penting

2. Pendekatan pada klien isolasi sosial : menarik diri dengan bertahap

akanmemudahkan proses asuhan keperawatan

3. Perawat harus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan

komunikasi teraupetik

Page 24: JIWA Isolasi Sosial MD

DAFTAR PUSATAKA

o Budi Anna Kelliat, 2005, “Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa”, Jakarta. EGC

o Stuart. Sail Wiscarz, 1998 “Keperawatan Jiwa”. Jakarta. EGC

o C.Townson Mary 1998 “Buku Saku Psikiatri ”, Jakarta. EGC