Top Banner
A. JUDUL : PENINGKATAN HASIL BERHITUNG PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK KRISTEN SOTERIA KUPANG. B. LATAR BELAKANG Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus di kembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa. Setiap anak dilahirkan dengan kemampuan tertentu, rasa keingintahuan, egosentris, merupakan makluk sosial, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar spontanitas, vitalitas, fleksibilitas, mereka selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Mereka seolah-olah tidak pernah berhenti bereksplorasi dalam belajar, karena kemampuan anak berbeda-beda. Kebutuhan dan kemampuan anak akan terpenuhi dan akan berkembang sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangannya, jika anak diikut sertakan dalam pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini (PAUD) itu sendiri merupakan pilar penting yang akan mempengaruhi perkembangan anak sampai 1
33

JHON FIX 2.docx

Jan 17, 2016

Download

Documents

RebecCaLae
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JHON FIX 2.docx

A. JUDUL : PENINGKATAN HASIL BERHITUNG PERMULAAN

DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN STICK

ANGKA  PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK KRISTEN

SOTERIA KUPANG.

B. LATAR BELAKANG

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus di

kembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak

sama dengan orang dewasa. Setiap anak dilahirkan dengan kemampuan

tertentu, rasa keingintahuan, egosentris, merupakan makluk sosial, kaya

dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek dan merupakan

masa yang paling potensial untuk belajar spontanitas, vitalitas,

fleksibilitas, mereka selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu

terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Mereka seolah-olah

tidak pernah berhenti bereksplorasi dalam belajar, karena kemampuan

anak berbeda-beda.

Kebutuhan dan kemampuan anak akan terpenuhi dan akan

berkembang sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangannya, jika anak

diikut sertakan dalam pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini

(PAUD) itu sendiri merupakan pilar penting yang akan mempengaruhi

perkembangan anak sampai dewasa. Menurut Hasan dalam Wiyani (2013)

mengungkapkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah jenjang

pendidikan dasar yang merupakan satu upaya pembinaaan yang

ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan guna membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Dalam perkembangan pendidikan bagi anak usia dini ini

diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.

Mengembangkan kemampuan dasar anak, kegiatan yang dipersiapkan

guru yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan

1

Page 2: JHON FIX 2.docx

tahap perkembangan anak. Perkembangan kemampuan dasar ini salah

satunya yaitu meliputi pembelajran matematika melatih anak berpikir

logis dan sistematis sejak dini dan mengenalkan dasar-dasar pembelajaran

berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti

pembelajaran berhitung pada jejang selanjutnya lebih kompleks.

Pembelajaran berhitung pada jejang selanjutnya yang lebih kompleks

meliputi kegiatan berhitung angka-angka yang berkaitan dengan

penjumlahan dan pengurangan bagi anak usia dini diawali dengan

kegiatan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit

yag dialami anak melalui pengamatan terhadap alam sekitar yang melalui

tingkat kesukarannya misalnya dari kongkrit ke abstrak, pada masa ini

kemampuan anak dalam menghitung angka kemampuannya berbeda-beda.

Kemampuan berhitung merupakan kemampuan yang penting bagi

manusia, maka kemampuan ini perlu diajarkan sedini mungkin, dengan

berbagai media dan metode yang tepat dalam pembelajaran membuat anak

merasa tertarik dan nyaman melakukannya. Menurut Renerw dalam

Susanto (2011) mengatakan bahwa Metode yang perlu diterapkan dalam

mengembangkan kemampuan berhitung pada anak dilkukan dengan

permainan-permainan yang menyenangkan, suasana belajar yang

menggembirakan dan bagaimana anak tertarik untuk belajar

Metode pembelajaranyang digunakan di taman kanak-kanak sangat

banyak jenisnya, namun tidak semua metode pembelajaran cocok bagi

program kegiatan anak di TK. Misalnya metode ceramah, kurang tepat

digunakan di TK karena metode ini menuntut anak memusatkan

perhatiannya dalam waktu yang lama, pada hal rentang waktu perhatian

anak usia dini relatif singkat. Oleh karena itu guru dalam menggunakan

strategi pembelajaran haruslah disesuikan dengan karakteristik anak TK

yang tidak terlepas dari kegiatan bermain, salah satu strategi yang dapat

digunakan oleh guru adalah strategi bermain stick angka.

2

Page 3: JHON FIX 2.docx

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kenyataan menunjukkan

bahwa pembelajaran di TK Kristen Soteria Kupang seringkali kurang

menarik bagi anak. Ada beberapa hal yang menyebabkan demikian,

diantaranya adalah bahasa tubuh guru yang masih kaku, penyajian yang

kurang menarik, dan alat peraga yang sangat minim. Dalam pembelajaran

menghitung angka permulaan sering dilakukan di area matematika

kegiatannya dengan menggunakan media kartu angka, puzzle, dan jari

tangan. Media yang diterapkan oleh guru tersebut masih kurang variasi,

sehingga tidak berkembangnya kemampuan berhitung permulaan dan

membuat anak menjadi bosan dan jenuh. Oleh sebab itu, guru harus

mempunyai strategi pembelajaran yang menarik, agar membantu anak

dalam proses pembelajaran berhitung, yaitu guru menerapkan permainan

stick angka.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul

“Peningkatan Hasil Berhitung Permulaan Dengan Menggunakan

Strategi Bermain Stick Angka pada anak kelompok B2 di TK Kristen

SoteriaKupang”

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diteliti

adalah: “Bagaimana menggunakan strategi bermain stick angka dapat

meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok B2

di TK kristen soteria kupang ?

D. PEMECAHAN MASALAH

Masih rendahnya kemampuan berhitung permulaan pada anak

kelompok B2 Tk Soteria, sehingga guru harus mempunyai strategi

pembelajaran yang menarik dengan menggunakan permainan stick angka.

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

3

Page 4: JHON FIX 2.docx

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan berhitung permulaan dengan menggunakan permainan

stick angka pada anak kelompok B2 di Tk Soteria Kupang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Sebagai informasi ilmiah bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya dalam pendidikan anak usia dini.

b. Manfaat Praktis

a) Bagi guru

Guru dapat menerapkan pelajaran berhitung dengan

menggunakan.

b) Bagi sekolah

Sekolah dapat mengembangkan model-model

pembelajaran yang kreatif, efektif dan efisien.

F. KAJIAN PUSTAKA

1. KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN

a. Pengertian berhitung permulaan

Pengertian kemampuan berhitung permulaan menurut

Susanto(2011:98) adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak

untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik

perkambangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan

dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat

meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang

berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan.

Sedangkan Sriningsih,N (2008:63) mengungkapkan bahwa

kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut juga sebagai

kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak

menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan

4

Page 5: JHON FIX 2.docx

benda-benda konkret. Pada usia 4 tahu mereka dapat menyebutkan

urutan bilangan sampai 10. Sedangkan usia 5-6 tahun dapat

menyebutkan bilangan sampai seratus.

Dari pengertian berhitung diatas dapat disimpulkan bahwa

berhitung merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak

dalam hal matematika seperti kegiatan mengurutkan bilangan atau

membilang dan mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan

ketrampilan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,

yang merupakan jumlah dasar bagi pengembangan kemampuan

matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar

bagi anak.

b. Tujuan pembelajaran berhitung

Depdiknas (2000:2) menjelaskan tujuan dari pembelajaran

berhitung di Taman Kanak-Kanak, yaitu secara umum berhitung

permulaan di Taman Kanak-kanak adalah untuk mengetahui dasar-

dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak

akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang

selanjutnya yang lebih kompleks. Sedangkan secara khusus dapat

berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan

terhadap benda-benda konkrit gambar-gambar atau angka-

angka yang terdapat di sekitar, anak dapat menyesuaikan dan

melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam

kesehariannya memerlukan kemampuan berhitung, ketelitian,

konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang lebih tinggi,

memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat

memperkirakan kemungkinan urutan sesuai peristiwa yang terjadi

di sekitarnya, dan memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam

menciptakan sesuatu secara spontan.

Menurut Piaget (dalam Suyanto S, 2005:161) menyatakan

bahwa: “Tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini

5

Page 6: JHON FIX 2.docx

sebagai logico- mathematical learning atau belajar berpikir

logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan

tidak rumit. Jadi tujuannya bukan agar anak dapat

menghitung sampai seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa

matematis dan penggunaannya untuk berpikir.”

Jadi dapat disimpulkan tujuan dari pembelajaran berhitung di

Taman Kanak- Kanak, yaitu untuk melatih anak berpikir

logis dan sistematis sejak dini dan mengenalkan dasar-dasar

pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan

lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang

selanjutnya yang lebih kompleks.

c. Prinsip-prinsip berhitung

Menurut Depdiknas (2000:8) mengemukakan prinsip-prinsip

dalam menerapkan permainan berhitung di Taman kanak-kanak

yaitu, permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali

dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa

konkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam

sekitar dan melalui tingkat kesukarannya, misalnya dari

konkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang

lebih kompleks. Permainan berhitung akan berhasil jika anak

diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk

menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri, Permainan behitung

membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa

aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat

peraga/media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan),

menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak

membahayakan. Selain itu bahasa yang digunakan didalam

pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana

dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di

lingkungan sekitar.

6

Page 7: JHON FIX 2.docx

Lebih lanjut Yew (dalam Susanto, 2011:103)

mengungkapkan beberapa prinsip dalam mengajarkan

berhitung pada anak, diantaranya membuat pelajaran

yang menyenangkan, mengajak anak terlibat secara langsung,

membangun keinginan dan kepercayaan diri dalam menyesuaikan

berhitung, hargai kesalahan anak dan jangan menghukumnya,

fokus pada apa yang anak capai. Pelajaran yang mengasyikan

dengan melakukan aktivitas yang menghubungkan kegiatan

berhitung dengan kehidupan sehari- hari.

Dari prinsip-prinsip berhitung diatas, dapat disimpulkan

prinsip-prinsip berhitung untuk anak usia dini yaitu pembelajaran

secara langsung yang dilakukan oleh anak didik melalui bermain

atau permainan yang diberikan secara bertahap,

menyenangkan bagi anak didik dan tidak memaksakan kehendak

guru dimana anak diberi kebebasan untuk berpartisipasi atau

terlibat langsung menyelesaikan masalah-masalahnya.

d. Manfaat pengenalan berhitung

Kecerdasaan matematika mencangkup kemampuan untuk

menggunakan angka dan perhitungan, pola dan logika, dan pola

pikir ilmiah. Secara umum permainan matematika bertujuan

mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sejak usia dini

sehingga anak-anak akan siap , mengikuti pembelajaran

matematika pada jenjang berikutnya disekolah dasar.

Menurut Suyanto, S (2005:57) manfaat utama pengenalan

matematika, termasuk didalamnya kegiatan berhitung ialah

mengembangkan aspek perkembangan dan kecerdasan anak

dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis.

Permainan matematika menurut Siswanto (2008:44) mempunyai

manfaat bagi anak-anak, dimana melalui berbagai pengamatan

terhadap benda disekelilingnya dapat berfikir secara sistematis

7

Page 8: JHON FIX 2.docx

dan logis, dapat beradaptasi dan menyesuiakan dengan

lingkungannya yang dalam keseharian memerlukan kepandaian

berhitung. Memiliki apresiasi, konsentrasi serta ketelitian yang

tinggi. Mengetahui konsep ruang dan waktu. Mampu

memperkirakan urutan sesuatu. Terlatih, menciptakan sesuatu

secara spontan sehingga memiliki kreativitas dan imajinasi

yang tinggi. Anak-anak yang cerdas matemati-logika anak

dengan memberi materi-materi konkrit yang dapat dijadikan

bahan percobaan. Kecerdasaan matematika –logika juga dapat

ditumbuhkan melalui interaksi positif yang mampu memuaskan

rasa ingin tahu anak. Oleh karena itu, guru harus dapat menjawab

pertanyaan anak dan member penjelasan logis, selain itu guru

perlu memberikan permainan-permainan yang memotivasi logika

anak.

Menurut sujiono (2008:11.5) permainan matematika yang

diberikan pada anak usia dini pada kegiatan belajar di TK

bermanfaat antara lain, pertama membelajarkan anak

berdasarkan konsep matematika yang benar, menarik dan

menyenangkan. Kedua, menghindari ketakutan terhadap

matematika sejak awal. Ketiga, membantu anak belajar secara

alami melalui kegiatan bermain.

Permainan matematika yang diberikan pada anak usia dini

pada kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak bermanfaat antara

lain, pertama membelajarkan anak berdasarkan konsep

matematika yang benar, menarik dan menyenangkan. Kedua,

menghindari ketakutan terhadap matematika sejak awal. Ketiga,

membantu anak belajar secara alami melalui kegiatan bermain.

8

Page 9: JHON FIX 2.docx

e. Faktor yang mempengaruhi Kemampuan Berhitung Pada

Anak

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan

belajar. Apabila anak sudah menunjukan masa peka (kematangan)

untuk berhitung, maka orang tua dan guru di TK harus tanggap

untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga

kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-

baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang

optimal.

Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk

mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena usia TK

sangat peka terhadap rangsangan yang di terima dari lingkungan.

Contohnya: Ketika guru menjelaskan konsep satu dengan

menggunakan benda ( satu buah apei ), anak-anak dapat

menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus

mengenalkan bentuktu lambang dari angka satu itu. Rasa ingin

tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat

stimulaai/rangsangan/motivasi yang sesuai dengan tugas

perkembangannya.

Apabila kegiatan berhitung diberikan melalui berbagai macam

permainan tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan

wahana belajar dan bekerja bagi anak. Di yakini bahwa anak

akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari

sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuannya. (Murdjito,

2007)

2. PERMAINAN

a. Pengertian bermain

Bermain adalah segala aktivitas untuk memperoleh rasa

senang tanpa memikirkan hasil akhir yang dilakukan secara

spontan tanpa paksaan orang lain, yang harus diperhatikan orang

9

Page 10: JHON FIX 2.docx

tua, bermain haruslah suatu aktivitas yang menyenangkan bagi

anak. Tidak boleh ada anak untuk perkembangan aspek tertentu

walaupun kegiatan tersebut dapat menunjang perkembangan

aspek tertentu.

Bermain merupakan suatu aktivitas yang langsung, spontan di

mana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda di

sekitarnya, dilakukan dengan senang (gembira), atas inisiatif

sendiri, menggunakan daya khayal, panca indra, dan seluruh

anggota tubuhnya (Gunarti, 2008: 18).

Menurut Bettelheim (Fathul Mujib dan Nailur

Rahmawati:2011), bermain adalah kegiatan yang tidak mempunyai

aturan lain, kecuali yang ditetapkan pemain sendiri, dan tidak ada

hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar.

Parten, dalam Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati,

memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi. Melalui

bermain diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada

seorang anak, siswa dan peserta didik dalambereksplorasi,

menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar

secara menyenangkan. Selain itu kegiatan bermain dapat

membantu anak dapat mengenal dirinya, dengan siapa ia hidup,

serta lingkungan sekitar.

Menurut N. Murdiati Sulastomo (2002), kegiatan bermain yang

dilakukan harus berdasarkan inisiatif anak. Seorang anak harus

diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan bermainnya sendiri

dan menentukan bagaimana melakukannya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan

pengertian bermain adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak

dan suatu kebutuhan yang sudah ada (inheren) dalam diri anak.

Dengan demikian anak dapat mempelajari berbagai keterampilan

10

Page 11: JHON FIX 2.docx

dengan senang hati, tanpa merasa terpaksa atau di paksa untuk

mempelajarinya.

b. Tujuan Permainan

Menurut Chayatie (2010: 15) tujuan dari permainan antara lain:

a. Membangun kerja sama tim

Latihan ini di gunakan untuk memperbaiki hubungan

masing- masing individu dan sekelompok di dalam suatu

kelompok.

b. Kemampuan fasilitator atau presentasi

Keterampilan memfasilitasi ditujukan kepada orang yang

perlu mengembangkan atau memperbaiki kemampuan

mereka berbicara dimuka umum atau presentasi

c. Pembelajaran

Latihan ini dirancang bagi para peserta agar dapat

melihat sikap atau gaya belajar mana yang memerlukan

perbaikan.

d. Persepsi

Latihan persepsi umumnya menyenangkan bagi setiap

orang yang menggunakannya.

e. Latihan pembangkit semangat

Latihan ini dapat digunakan kapan saja jika anda melihat

peserta sudah mulai kehilangan minatnya atau mengantuk.

f. Icebreaker

Memberi peluang kepada peserta untuk memperkenalkan

diri satu sama lain dan menuntun mereka ke pokok

permasalahan.

g. Evaluasi

Sebagian besar latihan evaluasi ditujukan kepada para

peserta untuk mengevaluasi diri sendiri atau program

11

Page 12: JHON FIX 2.docx

c. Jenis-jenis permainan

Usia dini merupakan tahap perkembangan dimana periode

pertumbuhan otak anak tersebut masih dalam masa subur.

Sebagai orang tua dan guru tentunya harus tahu permainan yang

cocok untuk anak usia dini, sehingga dapat merangsang

perkembangan sel otak anak - anak. Anak yang cerdas

merupakan anak aktif yang memiliki kemampuan keseimbangan

antara intelegensi (IQ), kecerdasan emosi (EQ), dan kecerdasan

spiritual (SQ). Banyak sekali jenis permainan yang dapat di

mainkan oleh anak-anak. Baik itu permainan yang di mainkan

secara individual maupun secara berkelompok. Permainan

tersebut terus berkembang dan tersebar di seluruh wilayah.

Menurut Yulianty (2008: 9) Secara umum, jenis permainan anak

dapat di kategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu sebagai berikut:

a. Permainan aktif, yaitu permainan yang biasanya

melibatkan lebih dari satu orang anak. Permainan aktif

biasanya berupa olahraga yang bermanfaat untuk

mengolah kemampuan kinestetik pada anak. Selain

itu, permainan aktif biasanya memotifasi anak untuk

belajar meraih prestasi, serta belajar bertahan dalam

persaingan. Bentuk permainan ini secara tidak langsung

juga melatih aspek kognitif pada anak untuk belajar

mengatur dan menentukan strategi dalam meraih

kemenangan, serta mengasah aspek efektif anak untuk

bersikap sportif dan belajar menerima kekalahan. Salah

satu contoh permainan aktif adalah permaian geometri,

permainan menyusun dan mencocokan bentuk, pola dan

ukuran sesuai dengan warnanya.

b. Permainan Pasif, yaitu permainan yang bersifat

mekanis dan biasanya dilakukan tanpa teman yang

12

Page 13: JHON FIX 2.docx

nyata. Salah satu permainan pasif yaitu permainan

elektronik seperti I playstation. Jenis permainan ini

memiliki sisi positif dan negatif. Positfinya ialah anak

bisa memiliki keterampilan tertentu, sehingga

bermanfaat untuk kehidupannya nanti. Permainan di

komputer biasanya membutuhkan keterampilan dan

strategi yang tepat agar bisa memenangkan permainan.

Namun, secara fisik permainan ini dapat menghambat

perkembangan kinestik pada anak-anak karena

permainan ini sedikit sekali menggunakan seluruh

anggota tubuh. Anak-anak cenderung hanya

menggunakan tangan. Kegiatan bermain seperti ini

membuat anak tidak banyak bergerak sehingga tubuhnya

pun tidk terlatih dengan baik. Selain itu secara mental

dan psikologis pun, anak cenderung menjadi egois,

selalu ingin berkuasa dan memegang kendali. Hal

ini dikarenakan lawan bermainnya adalah benda mati

sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk

belajar bertenggang rasa.

c. Permainan fantasi atau pemainan imajinasi yang

diciptakan sendiri oleh anak dalam dunianya. Anjang-

anjangan merupakan salah satu permainan fantasi.

Seringkali melalui anjang-anjangan, anak-anak terutama

anak-anak perempuan dapat mengembangkan daya

imajinasinya sehingga anak-anak dapat memainkan

berbgai macam karakter yang dia ciptakan berdasarkan

karakter yang dia temukan dalam kehidupannya sehari-

hari.

Berdasarkan beberapa jenis permainan yang dapat

dapat memacu daya pikir dan daya kreativitas anak.

13

Page 14: JHON FIX 2.docx

Permainan ini mengandung nilai pembelajaran yang

dapat mengoptimalkan keseluruhan tahap perkembangan

yang dimiliki anak.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi permainan

Faktor-faktor yang mempengaruhi permainan adalah :

1) Kesehatan

Semakin sehat anak, semakin banyak energinya untuk

bermain aktif (seperti permainan dan olahraga). Dengan

demikian anak yang kekurangan tenaga akan lebih

menyukai hiburan saja.

2) Perkembangan motorik

Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi

motorik. Pengendalian motorik yang baik

memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif.

3) Inteligensi

Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif

ketimbang anak yang kurang pandai, dan permainan

mereka lebih menunjukkan kecerdikan. Anak yang pandai

menunjukkan keseimbangan perhatian bermain yang lebih

besar, termasuk upaya menyeimbangkan faktor fisik dan

intelektual yang nyata.

4) Jenis kelamin

Pada masa awal kanak-kanak, anak laki-laki

menunjukkan perhatian pada berbagai jenis permainan

yang lebih banyak ketimbang anak perempuan. Tetapi,

terjadi sebaliknya pada masa akhir kanak-kanak.

5) Lingkungan

Anak dari lingkungan yang buruk, kurang bermain

ketimbang anak lainnya, karena kesehatan yang buruk,

kurang waktu, peralatan, dan ruang. Anak yang berasal

14

Page 15: JHON FIX 2.docx

dari lingkungan desa kurang bermain ketimbang mereka

yang berasal dari lingkungan kota. Hal ini karena

kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan

waktu bebas.

6) Status sosial ekonomi

Anak dari kelompok sosial ekonomi yang tinggi lebih

menyukai kegiatan yang mahal, seperti lomba atletik,

bermain sepatu roda. Sedangkan mereka yang berasal

dari kalangan bawah terlihat dalam kegiatan yang tidak

mahal, seperti bermain bola dan kelerng.

3. HUBUNGAN BERMAIN STICK ANGKA DENGAN

KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK.

Anak memliki karakteristik tersendiri dari orang dewasa,

mereka selalu aktif, dinamis, antusias, dan ingin tahu terhadap apa

yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Selanjutnya Montessori

mengatakan bahwa usia keemasan merupakan masa dimana anak

mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya

pendidikan dari lingkungannya, baik di sengaja maupun tidak di

sengaja.

Dengan adanya stimulasi dan berbagai upaya pendidikan yang

diberikan kepada anak maka perkembangannya dalam berbagai aspek

perkembangannya dapat berkembang, seperti perkembangan kognitif

yang berhubungan dengan perkembangan matematika anak.

Perkembangan matematika ini berhubungan dengan kemampuan yang

diarahkan untuk kemampuan berhitung permulaan.

Kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini, dengan

berbagai media dan metode yang tepat, sehingga dapat

membangkitkan minat dan semangat belajar berhitung permulaan

anak. Metode yang dapat digunakan di TK dalam mengembangkan

kemampuan anak ini dapat digunakan melalui permainan stick angka.

15

Page 16: JHON FIX 2.docx

Stick angka dalam kamus bahasa inggris indonesia, stick

diartikan sebagai kata benda yang berarti tongkat, batang, atau

potongan sedangkan angka adalah simbol untuk hitungan dengan

simbol pokok yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9

4. KERANGKA BERPIKIR

Pada kondisi awal penelitian, kemampuan berhitung permulaan

anak kelompok B2 Tk Kristen Soteria kurang berkembang, karena

peneliti belum melakukan pembelajaran berhitung dengan bermain

menggunakan stick angka yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi

masalah tersebut dengan melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas

(PTK), pada siklus I dengan melakukan perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi, ternyata hasil belajar belum optimal. Pada

siklus II langkah-langkahnya sama dengan siklus I. Pada kondisi akhir

diharapkan melalui kegiatan bermain stick angka hasil belajar anak

meningkat, kemampuan berhitung permulaan meningkat dan

penelitian ini berhasil. Maka dapat dilihat dengan bagan kerangka

berpikir sebagai berikut :

16

Siklus I : kemampuan berhitung angka belum sesuai dengan urutan yang benar

Siklus II : anak sudah mampu menghitung sesuai dengan urutan yang benar

Menerapkan cara bermain stick angka yang tepat

Peningkatan berhitung permulaan dengan bermain stick angka dinyatakn berhasil

Tindakan

Kondisi akhir

Kondisi awal

Guru : belum menggunakan strategi bermain yang kreatif

Siswa : kemampuan berhitung angka 1-10 belum maksimal

Page 17: JHON FIX 2.docx

Berdasarkan bagan kerangka berpikir diatas penelitian tindakan

kelas ini (PTK) peneliti berasumsi melalui bermain menggunakan

stick angka kemampuan berhitung permulaan kelompok B2 Tk Soteria

Kupang akam berhasil.

5. HIPOTESIS TINDAKAN

Jika dalam pembelajaran guru menerapkan dengan bermain

menggunakan stick angka maka dapat meningkatkan kemampuan

berhitung permulaan kelompok B2 Tk Soteria Kupang.

G. METODE PENELITIAN

1. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan

Kelas.Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajr

siswa menjadi meningkat.

2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Tk Kristen Soteria Kupang

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan terhitung mulai dari

bulan

3. SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini di lakukan pada siswa kelompok B2 TK Kristen

Soteria kupang yang terdiri dari 14 siswa, yang mana terdiri dari

laki-laki 6 orang dan perempuan 8 orang.

17

Page 18: JHON FIX 2.docx

4. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas berlangsung dua siklus dan memiliki empat

(4) langkah, yaitu :

a. Perencanaan

Perencanaan yaitu menyusun perencanaan pembelajaran,

menyusun instrument observasi dan menentukan jadwal

pelaksanaan. Sehari sebelum pembelajaran guru harus

melalukan persiapan diantaranya harus menulis RKH dan

mempersiapkan stick angka yang akan dibutuhkan.

b. Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan kgiatan sesuai rencana pembelajaran,

melakukan pengelolaan dan penggendalian. Tahapan ini

merupakan tahap kegiatan guru melaksanakan atau mengelola

kegiatan pembelajaran. Tahapan ini dapat dibagi menjadi 3

kegiatan yaitu : kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan

penutup.

c. Observasi

Mengamati aktifitas guru dan dampak tindakan

d. Refleksi

Refleksi yaitu menilai, menganalisis serta membut simpulan

perbaikan/hasil. Peneliti melakukan refleksi dan analisis serta

membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran.

5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

a. Observasi

Cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan

cara pengamatan langsung terhadap sikap perilaku guru dan

anak. Tujuannya adalah mengamati peristiwa yang dirasakan

subjek dan untuk mengembangkan pemahaman tentang

kognitif ( berhitung ) secara kompleks yang dimiliki anak.

18

Page 19: JHON FIX 2.docx

b. Penugasan atau pemberian tugas

Suatu penelitian dimana guru dapat memberikannya setelah

melihat hasil kerja anak. Pemberian tugas dapat dilakukan

secara kelompok atau individu. Tujuannya ialah untuk

mengetahui sejauh mana hasil kerja anak selama dalam

mengikuti proses belajar mengajar atau menerima materi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu berupa dokumen-dokumen baik berupa

dokumen primer maupun skunder yang menunjang proses

pembelajaran

6. ANALISIS DATA

Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi

informasi, sehingga sifat-sifat atau karateristik data tersebut dapat

dengan mudah dipahami dan bermanfaat.

7. INDIKATOR/KRITERIA KEBERHASILAN

Kegiatan pembelajaran stick angka pada anak usia dini

termasuk dalam aspek kognitif. Menurut Mulyasa (2002: 99)

keberhasilan kelas untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil tes,

jika hasil belajar siswa mencapai 65% secara individu dan 85%

secara klasikal.

19

Page 20: JHON FIX 2.docx

20

Page 21: JHON FIX 2.docx

21