Top Banner

of 34

jenis LARUTAN INFUS

Jun 02, 2018

Download

Documents

angginaharahap
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    1/34

    LARUTAN INFUS ( Ringer Laktat, Ringer Asetat dan

    Aminofluid )Mata Kuliah : Kimia TerapanDosen : DR Mudjiyono

    Suma'iyahS830208021/IPA/Psains

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Obat ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi

    merupakan ilmu yang luas cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya

    yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis dan pengobatan

    penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala

    penyakit.Farmakologi mencakup pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat kimia dan fisik, komposisi,

    efek fisiologi dan biokimia, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi ekskresi dan

    penggunaan obat. Namun dengan berkembangnya pengetahuan, beberapa bidang ilmu tersebut

    telah berkembang menjadi cabang ilmu tersendiri, misal :

    1. Farmakognosi, ialah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan

    bahan lain yang merupakan sumber obat.

    2. Farmasi ialah ilmu yang mempelajari cara membuat, memformulasikan, menyimpan dan

    menyediakan obat.

    3. Farmakologi klinik ialah cabang farmakologi yang mempelajari efek obat pada manusia.

    Berbagai aspek dalam studi obat pada manusia tercakup dalam cabang ilmu ini dengan tujuan

    mendapatkan dasar ilmiah untuk penggunaan obat. Untuk mempelajari pengaruh obat pada

    manusia, obat dicobakan dulu pada hewan dan dipelajari efeknya dalam farmakologi

    eksperimental.

    4. Farmakokinetik ialah aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu

    absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresinya.

    5. Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh

    serta mekanisme kerjanya.6. Farmakoterapi ialah cabang ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat dalam

    pencegahan dan pengobatan penyakit.

    7. Toksikologi ialah ilmu yang mempelajari keracunan zat kimia.

    Dehidrasi dan gangguan kemodinamik dapat terjadi pada hemoragik akut / stroke iskemik. Selain

    itu dehidrasi sering terjadi pada pasien diare, DBD, dan luka bakar. Untuk menyeimbangkan

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    2/34

    cairan dalam tubuh pasien maka diperlukan infus atau cairan pengganti cairan yang hilang

    (resusitasi).

    Berbagai macam cairan yang dianggap sebagai terapi pendukung yang penting untuk pasien

    diatas adalah larutan / cairan normal saline, ringer asetat, ringer laktat, aminofluid dan larutan

    maintenance lain (KAEN 3B )

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. PEMBERIAN SECARA SUNTIKAN

    Keuntungan pemberian obat secara suntikan (parenteral) ialah: (1) efeknya timbul lebih cepat

    dan teratur dibandingkan dengan pemberian per oral; (2) dapat diberikan pada penderita yang

    tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah; dan (3) sangat berguna dalam keadaan

    darurat. Kerugiannya ialah dibutuhkan cara asepsis, menyebabkan rasa nyeri, ada bahaya

    penularan hepatitis serum, sukar dilakukan sendiri oleh penderita, dan tidak ekonomis.

    Pemberian intravena(IV) tidak mengalami tahap absorpsi, maka kadar obat dalam darah

    diperoleh secara cepat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita. Larutan

    tertentu yang iritatif hanya dapat diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh darah

    relatif tidak sensitif dan bila disuntikkan perlahan-lahan, obat segera diencerkan oleh darah.

    Kerugiannya ialah efek toksik mudah terjadi karena kadar obat yang tinggi segera mencapai

    darah dan jaringan. Di samping itu, obat yang disuntikkan IV tidak dapat ditarik kembali. Obat

    dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah, dan yang menyebabkan hemolisis,tidak boleh diberikan dengan cara ini. Penyuntikan IV harus dilakukan perlahan-lahan sambil

    terus mengawasi respons penderita.

    Suntikan subkutan(SK) hanya boleh digunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi

    jaringan. Absorpsi biasanya terjadi secara lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama.

    Obat dalam bentuk suspensi diserap lebih lambat daripada dalam bentuk larutan. Pencampuran

    obat dengan vasokonstriktor juga akan memperlambat absorpsi obat tersebut. Obat dalam bentuk

    padat yang ditanamkan di bawah kulit dapat diabsorpsi selama beberapa minggu atau beberapa

    bulan.3

    Pada suntikan intramuskular(IM), kelarutan obat dalam air menentukankecepatan dan kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut dalam air pada pHfisiologik misalnya digoksin, fenitoin, dan diazepam akan mengendap di tempatsuntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap, dan tidakteratur. Obat yang larut dalam air diserap cukup cepat, tergantung dari aliran

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    3/34

    darah di tempat suntikan. Absorpsi lebih cepat di deltoid atau vastus lateralisdaripada di gluteus maksimus. Obat-obat dalam larutan minyak ataubentuksuspensi akan diabsorpsi dengan sangat lambat dan konstan (suntikandepot), misalnya penisilin. Obat yang terlalu iritatif untuk disuntikan secara SKkadang-kadang dapat diberikan secara IM.

    Suntikan intratekal, yakni suntikan langsung ke dalam ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila

    diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu serebrospinal,

    seperti pada anestesia spinal atau pengobatan infeksi SSP yang akut.

    Suntikan Intraperitoneal tidak dilakukan pada manusia karena bahaya infeksi dan adesi terlalu

    besar.

    B. FARMAKOKINETIK

    Obay yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya mengalami

    absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek.

    Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh prosesini disebut proses farmakokinetikdan berjalan serentak seperti yang terlihat pada gambar 1.1.

    Gambar 1-1. Berbagai proses farmakokinetik obat

    Di tubuh manusia, obat harus menembus sawar(barrier)seldi berbagai jaringan. Pada

    umumnya obat melintasi lapisan sel ini dengan menembusnya, bukan dengan melewati celah

    antar sel, kecuali pada endotel kapiler. Karena itu peristiwa terpenting dalam proses

    farmakokinetik ialah transport lintas membran.

    Membran sel terdiri dari dua lapis lemak yang membentuk fase hidrolik di kedua sisi membran

    dan fase hidrofobik diantaranya. Molekul-molekul protein yang tertanam di kedua sisi membran

    atau menembus membran berupa mozaik pada membran. Molekul-molekul protein ini

    membentuk kanal hidrofilik untuk transfort air dan molekul kecil lainnya yang larut dalam air.

    Cara-cara transport obat lintas membranyang terpenting ialah difusi pasif dan transport aktif;

    yang terakhir melibatkan komponen-komponen membran sel dan membutuhkan energi.

    Sifat fisiko-kimia obatyang menentukan cara transport ialah bentuk dan ukuran molekul,

    kelarutan dalam air, derajat ionisasi dan kelarutan dalam lemak.Umumnya absorpsi dan distribusi obat terjadi secara difusi pasif. Mula-mula obat harus berada

    dalam larutan air pada permukaan membran sel, kemudian molekul obat akan melintasi

    membran dengan melarut dalam lemak membran. Pada proses ini, obat bergerak dari sisi yang

    kadarnya lebih tinggi ke sisi lain. Setelah taraf mantap (steadystate) dicapai, kadar obat bentuk

    non-ion di kedua sisi membran akan sama.

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    4/34

    Kebanyakan obat berupa elektrolit lemah yakni asam lemah atau basa lemah. Dalam larutan,

    elektrolit lemah ini akan terionisasi. Derajat ionisasi ini tergantung dari pKa rendah berarti relatif

    kuat, sedangkan untuk obat basa, pKa tinggi yang relatif kuat. Bentuk non-ion umumnya larut

    baik dalam lemak sehingga mudah berdifusi melintasi membran karena sukar larut dalam lemak.

    Pada taraf mantap, kadar obat bentuk non-ion saja yang sama bentuk ionnya tergantung dari

    perbedaan pH di kedua sisi membran.

    Membran sel merupakan membran semipermiabel, artinya hanya dapat dirembesi air dan

    molekul-molekul kecil. Air berdifusi atau mengalir melalui kanal hidrofilikpada membran

    akibat perbedaan takanan hidrostatik maupun tekanan osmotik. Bersama aliran air akan terbawa

    zat-zat terlarut bukan ion yang berat molekulnya kurang dari 100-200 misalnya urea, etanol, dan

    antipirin. Meskipun berat atomnya kecil, ion anorganik ukurannya membesar karena mengikat

    air sehingga tidak dapat melewati kanal hidrofilik bersama air. Kini telah ditemukan kanal

    selektif untuk ion-ion Na, K, Ca.Transport obat melintasi endotel kapilerterutama melalui celah-celah antarsel, kecuali di

    susunan saraf pusat (SSP). Celah antarsel endotel kapiler demikian besarnya sehingga dapat

    meloloskan semua molekul yang berat molekulnya kurang dari 69.000 (BM albumin), yaitu

    semua obat bebas, termasuk yang tidak larut dalam lemak dan bentuk ion sekalipun. Proses ini

    berperan dalam absorpsi obat setalah pemberian parenteral dan dalam filtrasi lewat membran

    glomerulus di ginjal.

    Pinositosisialah cara transport dengan membentuk vesikal, misalnya untuk makromolekul

    seperti protein. Jumlah obat yang diangkut dengan cara ini sangat sedikit.

    Transport obat secara aktifbiasanya terjadi pada sel saraf, hati, dan tubuli ginjal.

    Proses ini membutuhkan energi yang diperoleh daria aktivitas membran sendiri, sehingga zat

    dapat bergerak melawan perbedaan kadar atau potensial listrik. Selain dapat dihambat secara

    kompetitif, transport aktif ini bersifat selektif dan memperlihatkan kapasitas maksimal (dapat

    mengalami kejenuhan). Beberapa obat bekerja mempengaruhi transport aktif zat-zat endogen,

    dan transport aktif suatu obat dapat pula dipengaruhi oleh obat lain.

    Difusi terfasilitasi(Facilitated diffusion) ialah suatu proses transport yang terjadi dengan

    bantuan suatu faktor pembawa (carrier) yang merupakan komponen membran sel tanpa

    menggunakan energi sehingga tidak dapat melawan perbedaan kadar maupun potensial listrik.Proses ini, yang juga bersifat selektif, terjadi pada zat endogen yang transportnya secara difusi

    biasa terlalu lambat, misalnya untuk masuknya glukosa ke dalam sel perifer.

    Pemberian infus pada pasien diberikan apabila rehidrasi oral, tidak mungkin dilakukan

    pemberian infus tergantung pada usia, berat badan, dan keadaan klinis penderita (Ikatan Sarjana

    Farmasi Indonesia, 2007. Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, PT. Ikrar Mandiri Abadi,

    Jakarta).

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    5/34

    Sampai saat ini masih banyak persepsi diantara para klinis terhadap terapi cairan, antara lain:

    1. RL & mp; Normal saline yang sebenarnya merupakan cairan pengganti, digunakan juga untuk

    indikasi Maintenance secara luas.

    2. Memberikan 2 L D5 / hari dianggap wajar-wajar saja. Banyak dokter yang tidak mengetahui

    bahwa D5 tersebut sebenarnya hanya air bebas dan bisa mengakibatkan atau memperberat

    hiponatremia.

    3. Hipokalemia lebih mudah diatasi dibandingkan dicegah.

    4. Semua cairan yang mengandung asam amino dan glukosa adalah produk nutrisi.

    5. Pasien yang terlihat kurus dengan BMI (body mass index) rendah dianggap memerlukan tinggi

    kalori dan protein, padahal sebelum sakitpun sering pasien sudah berada dalam keadaan

    homeostasis dengan asupan rendah *BMI = BODY MASS INDEX (BB [KG] : TB

    [MEMBRAN]2 (NORMAL: 20-24)).

    BAB III

    ANALISIS MASALAH

    A. INFUS KONTINYU DAN DOSIS BERULANG

    Pada pemberian infus yang kontinyu atau dosis berulang, akan terjadi peningkatan kadar obat

    (akumulasi) sampai tercapai keadaan mantap (steady state), di mana kadar obat tidak lagi

    meningkat (stabil) karena kecepatan eliminasi obat oleh tubuh telah menyamai kecepatan

    masuknya obat ke dalam tubuh.

    Kadar mantap atau kadar steady state (CSS) dicapai setelah 4-5 x waktu paruh obat.tSS= 45 x t

    t90%SS= 3.3 x t

    INFUS KONTINYU. CSSdicapai ketika kecepatan eliminasi obat oleh tubuh (Cl) telah

    menyamai kecepatan masuknya obat ke dalam tubuh (kecepatan infus).

    Dosis awal (Loading dose = DL)ialah dosis yang dimaksudkan untuk langsung mencapai CSS

    (CSSadalah kadar terapi = Cther)

    DL = Css,maxx Vd(IV)Vd

    = Css,maxx (oral)

    F

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    6/34

    DOSIS BERULANG

    (1) Intravena :

    (2)

    Oral :

    DLbiasanya diberikan untuk obat-obat yang t nya relatif terlalu panjang dibandingkan dengan

    waktu yang diinginkan untuk mencapai kadar terapi, misalnya :

    - tetrasikan (t - 11 jam)

    - digoksin (t - 36 jam), tetapi digitalisasi biasanya dibagi dalam 34 dosis yang diberikan

    selama 1-2 hari.

    - lidokain (t - 1 jam) untuk aritmia setelah infark miokard.

    Interval dosis (T). Dari segi farmakokinetik, T yang rasional untuk kebanyakan obat sama

    dengan t eliminasi obat yang bersangkutan, dengan demikian kadarnya berfluktuasi 2 x lipat

    (Css,max= 2 x Css,min).Obat dengan t yang pendek dapat diberikan dengan T beberapa kali t

    nya bila obatnya cukup aman untuk diberikan dalam dosis yang jauh lebih besar dari yang

    dibutuhkan untuk menimbulkan efek terapinya (misalnya penisilin G). Akan tetapi bila batas

    keamanannya sempit, mungkin obat tidak dapat diberikan dengan T lebih besar dari t nya

    karena kemungkinan fluktuasi kadarnya akan melampaui batas-batas kadar terapinya (misalnya

    teofilin). Obat dengan t yang lebih dari 1 hari, biasanya diberikan sekali sehari untuk

    memudahkan pemberiannya (misalnya fenobarbital, digoksin). Difenilhidantoin yang

    mempunyai t - 1 hari sebenarnya tidak perlu diberikan 3 x sehari tapi cukup 1 x sehari. Tetapi

    pemberian dalam dosis terbagi mungkin dimaksudkan untuk mengurangi iritasi lambung.B. RINGER LAKTAT

    Larutan Infus Untuk Pemakaian Intravena.

    Setiap liter larutan mengandung :

    - Natrium Laktat. C3H5NaO33,10 g

    - Natrium Klorida. NaCl 6,00 g

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    7/34

    - Kalium Klorida.KCl 0,30 g

    - Kalsium Klorida.CaCl2.2H2O 0,20 g

    - Air untuk Injeksi ad. 1.000 ml

    Osmolaritas : 270 mOsm/l

    Setara dengan ion-ion :

    Na+: 130 mEq/l

    K+: 4 mEq/l

    Laktat (HCO3-) : 27,5 mEq/l

    Ca++

    : 2,7 mEq/l

    Cl : 109,5 mEq/l

    Cara kerja obat :

    - Merupakan larutan isotoni Natrium Klorida, Kalium Klorida, Kalsium Klorida, dan

    Natrium Laktat yang komposisinya mirip dengan cairan ekstraseluler.- Merupakan cairan pengganti pada kasus-kasus kehilangan cairan ekstraselular.

    - Merupakan larutan non-koloid, mengandung ion-ion yang terdistribusi kedalam cairan

    intravaskuler dan interststel (ekstravaskuler)

    Indikasi : Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

    Cara pemberian : Intravena

    Disesuaikan dengan kondisi penderita

    Kontra indikasi : Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati,

    asidosis laktat.

    Efek samping :

    - Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau cara pemberiannya termasuk

    timbulnya panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau flebitis yang

    meluas dari tempat penyuntikan, ekstravasasi.

    - Bila terjadi rekasi efek samping, pemakaian harus dihentikan dan lakukan evaluasi terhadap

    penderita.

    Peringatan : Jangan dicampur dengan larutan yang mengandung fosfat.

    Cara penyimpanan: Pada suhu kamar / ruangan antara 25oC30

    oC.

    a. KalsiumKalsium merupakan mineral yang paling banyak didapatkan di dalam tubuh, untuk absorpsinya

    diperlukan vitamin D. Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama laktasi

    dan pada wanita pascamenopause. Bayi yang mendapat susu buatan memerlukan tambahan

    kalsium. Selain itu asupan kalsium juga perlu ditingkatkan bila makanan banyak mengandung

    protein dan atau fospor. Banyak peneliti yang menganjurkan asupan sekitar 1,2 g/hari untuk

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    8/34

    pasien alkoholik, sindrom malabsorpsi dan pasien-pasien yang mendapat kortikosteroid,

    isoniazid, tetrasiklin atau antasid yang mengandung aluminium.

    b. Kalium

    Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium (kation utama dalam

    cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume

    cairan tubuh.

    Meskipun defisiensi jarang terjadi pada individu yang mendapat makanan yang cukup,

    hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak mengandung protein.

    Penyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama tiazid. Lain penyebab

    hipokalemia adalah diare berkepanjangan terutama pada anak, hiperal dosteronisme, tetapi cairan

    parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid atau laksan jangka

    lama. Aritmia jantung dan gangguan neuromuskular merupakan akibat hipokalemia yang paling

    berbahaya.Hiperkalemia paling sering disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi

    pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal,

    suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis

    aldosteron. Aritmia jantung dan gangguan konduksi merupakan gejala sisa yang paling

    berbahaya. Lain manifestasi hiperkalemia termasuk kelemahan dan parestesia.

    c. Natrium

    Natrium penting untuk membantu mempertahankan volume dan keseimbangan cairan tubuh.

    kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh mekanismer homeostatik. Banyak individu

    mengkonsumsi natrium lebih dari yang dibutuhkan. Pembatasan natrium seringkali dianjurkan

    pada pasien gagal jantung kongesif, sirosis hati dan hipertensi pada individu tertentu. Akan tetapi

    pembatasan natrium pada wanita sehat selama kehamilan tidak dianjurkan.

    Hipernatremia jarang ditemui pada individu sehat tetapi pada terjadi setelah diare atau muntah

    yang lama terutama pada bayi, pada gangguan ginjal, fibrosiskistik atau insufisiensi korteks

    adrenal, atau pada penggunaan diuretik tlazid. Keringat yang berlebihan dapat mengakibatkan

    kehilangan natrium yang banyak dan perlu diganti dalam bentuk air dan NaCl.

    d. Klorida

    Klorida merupakan anion yang paling penting dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit.Alkalosis metabolik hipokloremik dapat terjadi setelah muntah yang lama atau penggunaan

    diuretik berlebihan. Kehilangan klorida berlebihan dapat menyertai kehilangan berlebihan

    natrium. Kemungkinan terjadinya hiperkalemia perlu dipertimbangkan bila terpaksa

    menggunakan KCl sebagai pengganti klorida yang hilang.

    C. RINGER ASETAT (ASERING)

    Mencegah hipotermia Perioperatif Sectio

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    9/34

    Larutan Ringer Asetat (RA) merupakan salah satu cairan kristaloid yang cukup banyak diteliti.

    Larutan RA berbeda dari RL (Ringer Laktat), dimana laktat terutama dimetabolisme di hati

    sementara asetat dimetabolisme terutama di otot. Sebagai cairan kristaloid isotonik yang

    memiliki komposisi elektrolit mirip dengan plasma, RA dan RL efektif sebagai terapi resusitasi

    pasien dengan dehidrasi berat dan syok, terlebih pada kondisi yang disertai asidosis.

    Metabolisme asetat juga didapatkan lebih cepat 3-4 kali dibanding laktat. Dengan profil seperti

    ini, RA memiliki manfaat-manfaat telah tersedia pada dehidrasi dengan kehilangan bikarbonat

    masif yang terjadi pada diare.

    Ringer Asetat telah tersedia luas di berbahai negara. Cairan ini terutama diindikasikan sebagai

    pengganti kehilangan cairan akut (resusitasi), misalnya pada diare, DBD, luka bakar/syok

    hemoragik; pengganti cairan selama prosedur operasi, loadingcairan saat induksi anastesi

    regional;priming solutionpada tindakan pintas kardiopulmonal; dan juga diindikasikan pada

    stroke akut dengan komplikasi dehidrasi.Manfaat pemberian loading cairan pada saat induksi anastesi, misalnya ditunjukkan oleh studi

    Ewaldsson dan Hahn (2001) yang menganalisis efek pemberian 350 ml RA secara cepat (dalam

    waktu 2 menit) setelah induksi anestesi umum dan spinal terhadap parameter-parameter volume

    kinetik. Studi ini memperlihatkan pemberian RA dapat mencegah hipotensi arteri yang

    disebabkan hipovolemia sentral yang umum terjadi setelah anestesi umum/spinal.

    Untuk kasus obstetrik, Onizuka dkk (1999) mencoba membandingkan efek pemberian infus

    cepat RL dengan RA terhadap metabolisme maternal dan fetal, serta keseimbangan asam basa

    pada 20 pasien yang menjalani kombinasi anestesi spinal dan epidural sebelum seksio sesarea.

    Studi ini memperlihatkan pemberian RA lebih baik dibanding RL untuk ke-3 parameter diatas,

    karena dapat memperbaiki asidosis laktat neonatus (kondisi yang umum terjadi pada bayi yang

    dilahirkan dari ibu yang mengalami eklampsia atau pre-eklampsia).

    Dehidrasi dan gangguan hemodinamik dapat terjadi pada stroke eskemik/hemoragik akut,

    sehingga umumnya para dokter spesialis saraf menghindari penggunaan cairan hipotonik karena

    kekhawatiran akan edema otak. Namun, Hahn dan Drobin (2003) memperlihatkan pemberian

    RA tidak mendorong terjadinya pembengkakan sel, karena itu dapat diberikan pada stroke akut,

    terutama bila ada dugaan edema otak.

    Pada 17 Pebruari 2006 diselenggarakan simposium mengenai RA ini yang merupakan bagiandari The 3

    rdAnnual Meeting of Indonesia Society of Obstetic AnesthesiaIndonesian Society of

    Regional Anesthesia and Pain Medicine in Conjunction with Recent Advances in Anesthesia

    Symposium di Grand Melia Hotel, Jakarta.

    Dr. Susilo Chandra SpAn dari Departemen Anastesi dan Terapi Intensif FKUI/RSCM

    memaparkan hasil studi komparatif penggunaan RA (ASERING) dan RL pada pasien sectio

    cesarean dengan Subarachnoid Anasthesia.

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    10/34

    Sebanyak 40 wanita dialokasikan menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang menerima RA

    dan kelompok RL. Sebelum induksi, masing-masing kelompok mendapat 3 ml/kg/jam. Segera

    setelah induksi anestesi subarachnoid, diberikan cairan yang sama sesuai kelompoknya namun

    dengan kecepatan bolus 500 ml dalam 30 menit. Tanda-tanda vital, suhu timpani, suhu aksila dan

    pengobatan yang diberikan dicatat, baik pada baseline maupun setiap 5 menit sesudahnya.

    Dari data penelitian didapatkan bahwa parameter hemodinamik pada intra dan postoperative

    tidak berbeda bermakna. Ini sekaligus membuktikan bahwa kristaloid cukup efektif untuk

    mengatasi hipotensi akibat induksi anestesi regional dan tidak satupun pasien sampai

    memerlukan cairan koloid yang harganya >20 kali lebih tinggi daripada kristaloid.

    Hasil studi juga memperlihatkan RA dapat mempertahankan suhu tubuh lebih baik dibanding RL

    secara signifikan pada menit ke 5, 50, 55, dan 65, tanpa menimbulkan perbedaan yang signifikan

    pada parameter-parameter hemodinamik (antara lain denyut jantung dan tekanan darah

    sistolik/diastolik) diantara 2 kelompok.Untuk insiden dan derajat menggigil, kelompok RA juga diperlihatkan mengalami insiden

    menggigil yang lebih sedikit dibandingkan kelompok RL sampai dengan menit ke 25 (p

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    11/34

    Mayoritas pasien sudah berada dalam keadaan dehidrasi moderat, namun hemodinamik

    masih baik. Pasien mungkin sudah berhari-hari di rumah dengan asupan air yang

    kurang dan ada demam tinggi. Demam tinggi ini menyebabkan peningkatan insensible

    water loss.

    Cemas, depresi atau akut. Ini cenderung terjadi pada pasien-pasien yang sudah mencoba

    berobat ke sana kemari dan tidak kunjung sembuh.

    Malaise atau letih (fatigue) mungkin merupakan alasan pasien dibawa ke rumah sakit.

    Pasien tidak terbiasa dengan makanan rumah sakit.

    Asupan oral kurang karena pasien teralu lemah untuk mengunyah dan lidah terasa pahit

    karena kering.

    Jam makan yang kaku

    Anorexia (tidak napsu makan), nausea (mual), atau stres

    Kesadaran menurun.Informasi demikian sering luput dari pengamatan dokter, padahal pasien memerlukan dukungan

    maintenance untuk keadaan-keadaan tersebut.

    Tujuan terapi Maintenance bisa dirangkum sebagai berikut:

    1) Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit harian untuk homeostasis.

    2) Mencegah gangguan elektrolit dan asam-basa.

    3) Mendukung terapi primer

    4) Membantu proses enzimatik & mp; sintesis protein.

    5) Memacu penyembuhan.

    Apa ciri-ciri larutan maintenance yang unggul ?

    Praktis, mudah dan aman diberikan

    Disamping elektrolit basal (Na+, K

    +, Cl

    -) juga mengandung mikromineral (Mg

    ++, Ca

    ++, P)

    yang dibutuhkan untuk metabolisme sel.

    Adanya zinc membantu penyembuhan jaringan. Karena zinc memacu deposisi kolagen

    pada jaringan yang rusak.

    Mengandung asam amino kualitas tinggi (diperkaya BCAA, tinggi EAA) untuk memacu

    sintesis protein)

    Glukosa untuk mempertahankan kadar gula normal (euglycemia)Produk yang bisa memenuhi kriteria tersebut adalah AMINOFLUID. Komposisi

    AMINOFLUID dan larutan Maintenance lain (KAEN3B) serta Ringer Laktat diberikan dibawah:

    Tabel 1. Komposisi AMINOFLUID dibandingkan RL dan KAEN3B

    Komposisi AMINOFLUID KAEN3B Ringer LaktatASPEN

    guideline

    Air 2000 2000 2000 30-40 ml/kg/hari

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    12/34

    Na+ 70 100 260 1-2 mEq/kg/hari

    K+ 40 40 8 1-2 mEq/kg*/hari

    Cl- 70 100 218 Sesuai kebutuhan

    Mg++

    10 - - 8-20 mEq/hari

    Ca++

    10 - - 10-15 mEq/hari

    P 20 - - 20-40 mEq/hari

    Zn 10 mol - - 2.5-5 g

    Asam amino AA 60 g - - 0.8 g/kg/hari

    Glukosa 150 g 54 g - -

    Kebutuhan basal untuk homeostasis K+ adalah 20-30 mEq/hari (10); f kebutuhan basal asam

    amino pada pasien nonstressed; V protein sparing effect.

    2. Mengapa Perlu Mikromineral ?

    Disamping elektrolit basal, seperti natrium, kalium, klor, larutan maintenance masa kini

    harus mengandung mikromineral yang dibutuhkan untuk proses metabolisme. Peran dan dosis

    anjuran diberikan pada tabel 2.

    Tabel 2. Fungsi dan Dosis anjuran air dan elektrolit.

    Fungsi ASPEN AMINOFLUID

    Air(ml) Komponen sel dan kompartemen

    cairan tubuh lain, pengaturansuhu, pelarut, pelumas

    30-40ml/kg 2000

    Na+(mEq) Bersama klorida mempertahankanvolume dan osmolaritas darah,mengatur muatan listrik di

    neuromuscular junction dan

    mempengaruhi asam-basa

    1-2mEq/kg 70

    K (mEq) Kepekaan neuromuskular(Neuromusculer excitability),

    sintesis protein dan kolagen,

    proses enzimatik dalam produksi

    energi sel. Bersama natrium dankalsium memelihara irama

    jantung. Bagian dari sistem dapat

    tubuh untuk mengatur asam-basa.

    1-2mEq/kg 40

    Cl-(mEq) Bersama natrium memelihara

    osmolaritas cairan

    ekstrasel,(ECF). Memelihara

    imbang sairan. Memelihara asam-basa. Pertukaran oksigen dan

    Sesuaikebutuhan

    untuk

    memeliharaasam-basa

    70

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    13/34

    CO2 di sel darah merah,

    komponen getah lambung.

    Mg++

    (mEq) Sangat penting untuk sistem

    enzim, aktivitas neuromuskuler,esensial untuk metabolisme ATP,

    Na+

    ,K+

    , pump. Sekresi hormonparatroid dan fungsi jantung.

    8-20 10

    Ca++

    (mEq) Pertumbuhan gigi dan tulang,

    fungsi neuromuskular,

    pembekuan darah, asam-basa dan

    aktivasi enzim tertentu.

    10-15 10

    P(mmol) Esensial untuk metabolisme

    nutrien Ko-faktor dalam berbagai

    sistem enzim, komponen ATP

    20-40 20

    Zinc merupakan trace element yang dikandung dalam AMINOFLUID

    Fungsi Eksresi urin AMINOFLUID

    Zinc Memacu penyembuhan

    jaringan Zinc perlu untuk

    pembentukan kolagen, yangmerupakan bahan penting

    untuk penyembuhan dan

    perbaikan jaringan. Zinc jugamemiliki aktivitas imunitas

    seluler. Dibutuhkan untuk

    metabolisme nutrien dan

    sintesis asam nukleat (DNA

    and RNA)

    7,6

    micromol/hari

    10 micromol/L

    Mengapa dalam larutan Maintenance ada BCAA (Branch-Chained Amino Acids) ? Leucine,

    isoleucine dan valine merupakan asam amino rantai cabang dan merupakan asam amino yang

    terbanyak diteliti, dan dibuktikan memiliki efek farmakologis (4,5,6,7,8):

    1) Prekursor (zat pendahulu) dalam sintesis glutamine dan alanine pada otot rangka

    2) Pada banyak penyakit konsumsi BCAA meningkat

    3) Leucine paling jelas efeknya dan berguna untuk sintesis protein. Ini telah diteliti pada sepsis

    dan luka bakar

    4) BCAA meningkatkan nafsu makan dengan menghambat masuknya triptofan (prekursorserotonin) ke dalam susunan saraf pusat. Dengan berkurangnya kadar serotonin, maka

    perangsangan sistem melanokortin akan berkurang di hipotalamus. Ini diikuyi dengan

    peningkatan napsu maka (diperlihatkan pada gambar C dibawah)

    5) Pada sepsis rasio BCAA (branched chain amino acids): AAA (aromatic amino acids) akan

    menurun

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    14/34

    6) Pasien yang selamat dari sepsis ternyata memiliki kandungan BCAA lebih tinggi daripada

    yang meninggal

    7) BCAA memacu aliran darah ke otak.

    Gambar A. Ada dua sistem di hipotalamus Melanocortin (Pro-opiomelanocortin) merupakan

    sistem saraf serotoninergik. Jika melanocortin dirangsang maka akan terjadi anorexia (tidak

    napsu makan). Kebalikannya, NPY bersifat prophagic, artinya jika dirangsang maka napsu

    makan akan meningkat. Interaksi kedua sistem inilah yang mengatur imbang asupan dan

    pemakaian energi.

    Gambar B. pada banyak penyakit sistemik, sitokin akan diproduksi oleh sel darah putih, dan

    ini akan merangsang pembentukan serotonin dan merangsang melanocortin. Efek perangsangan

    ini adalah anoreksia. Serotonin berasal dari triptofan. Triptofan masuk ke dalam sistem

    saraf pusat melalui saluran yang sama dengan BCAA. Jadi triptofan bersaing dengan BCAA.

    Ada bukti bahwa peningkatan triptofan di otak akan menyebabkan rasa letih central fatigue).Gambar C. pemberian BCAA (leucine, isoleucine, bvaline) akan memblok masuknya triptofan,

    disusul dengan penurunan serotonin. Kemudian nbnapsu makan akan meningkat.

    3. Bagaimana Larutan Maintenance Berbeda Dengan Nutrisi Parenteral ?

    Walaupun tidak ada definisi yang tegas di dalam kepustakaan, berdasarkan kepentingand ari

    konstituen larutan infus, kita bisa mengkategorikan suatu produk sebagai larutan maintenance,

    jika komponen air dan elektrolit (dalam konsentrasi moderat) sebagai unsur dominan sedangkan

    kandungan asam amino dan glukosa menyediakan sekedar kebutuhan basal untuk homeostasis

    dan bukan untuk replesi protein dan energi. Sebaliknya kandungan yang menjadi prioritas dari

    nutrisi parenteral adalah kandungan asam amino atau NPC (nonprotein calories baik sebagai

    karbohidrat atau lipid).

    4. Cara Memberikan Larutan Maintenance

    Tempat kanula; larutan yang mengandung osmolaritas kurang dari 900 mOsm/L bisa diberikan

    melalui vena tepi. Namun sebaiknya dipilih vena yang lebih proksimal (basilica, cephatic atau

    median cubital) karena tingginya insiden flebitis jika digunakan vena punggung tangan. Pasien

    usia lanjut lebih rentan terhadap flebitis dibandingkan dewasa muda.

    Laju pemberian umumnya 20 tetes per menit (drip makro). Namun perlu diperhatikan kandungan

    glukosa dan kalium dari setiap larutan infus. Pada dewasa laju maksimum pemberian glukosaadalah 4 g/kg/minute , dan kalium 10 mEq per jam. Walaupun anjuran asupan kalium harian

    adalah 1-2 mEq/kg, dosis maintenance minimum dewasa untuk homeostasis bisa dipenuhi

    dengan 20-30 mEq hari.

    Obat suntik tidak boleh dioplos ke dalam AMINOFLUID karena bisa meningkatkan osmolaritas

    dan mengganggu kestabilan komposisi. Bila dianggap perlu, obat suntik bisa diberikan dengan

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    15/34

    piggy bag (untuk drip kontinyu) atau via stop cork (jika bolus) sementara aliran infus primer

    dihentikan.

    5. Cara Menilai Manfaat Terapi Suportif

    Keberhasilan dan kegagalan terapi tidak bisa dilakukan oleh suatu terapi tunggal, tetapi

    pendukung sifatnya adalah membantu terapi primer. Untuk mengevaluasi manfaat terapi secara

    holistil, bisa digunakan sistem skoring untuk gejala-gejala subyektif yaitu skor fatigue, napsu

    makan dan aktivitas sehari-hari.

    6. Monitoring dan Komplikasi Potential

    Monitoring adalah hal terpenting dala terapi cairan MAINTENANCE. Bila tersedia fasilitas lab,

    idealnya diperiksa panel elektrolit dan metabolik (Na+, K

    +, Cl

    -, HCO3

    -, BUN, glukosa,

    creatinine), sebelum memberikan cairan. Pada kasus yang cukup serius atau berat paling tidak

    harus diperiksa Na+dan K

    +. Tidak sesuai untuk memberikan cairan natrium rendah (hipotonik)

    ke pasien dengan hiponatremia. Di lain pihak, tidak tepat jika cairan dengan natrium tinggi(misal NS) diberikan kepada pasien dengan hipernatremia. Bilamana perlu, larutan Maintenance

    bisa digabung dengan larutan pengganti (Asering, RL, Normal saline) atau produk nutrisi

    parenteral.

    Hipokalemia banyak dijumpai pada pasien rawat-inap dan bisa dicegah. Pentingnya kalium

    terungkap dari laporan tentang prevalensi hipokalemia di eberapa rumah sakit, dimana pasien-

    pasien hanya diberikan larutan pengganti selama perawatan. Larutan pengganti mengandung 4

    mEq/L of K+(Ringer Lactate) or 0 mEq of K

    +(normal saline) Hiperkalemia bisa diinduksi dan

    atau diperberat jika larutan yang mengandung kalium diberikan kepada pasien oliguria (vol urine

    E. PATOFISIOLOGI

    Kelainan utama pada DBD ialah (1) bertambahnya permeabilitas vaskuler yang menyebabkan

    terjadinya kebocoran plasma dan terjadinya hipovolemi intravaskuler, (2) gangguan hemostasis

    (angiopati, trombositopeni dan koagulopati). Pemulihan volume cairan intravaskuler secara dini

    dan adekuat Koagulasi Intravaskuler Diseminata (KID). Secara teoritis tahapan perubahan pada

    permeabilitas dinding vaskuler dan pengaruhnya terhadap perbedaan tekanan onkotik cairan

    intravaskuler dan ekstravaskuler secara sederhana terlihat pada gambar Skematis kebocoran

    plasma pada DBD.Pada saat terjadi kebocoran plasma, albumin, air dan elektrolit keluar dari kompartemen

    intravaskuler kedalam kompartemen ektravaskuler (B). Dengan adanya protein dalam

    kompartemen ektravaskuler tekanan osmotik cairan ekstravaskuler meningkat dan perbedaan

    (gradien) tekanan osmotik infra dan ektra vaskuler menurun dengan akibat penarikan masuk air

    dan elektrolit pada sisi kapiler venus menurun.

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    16/34

    Gambar Skematis kebocoran plasma pada DBD

    Berkurangnya cairan yang masuk kembali ke kompartemen intravaskuler menyebabkan

    terjadinya hipovolemi intravaskuler, hemokonsentrasi, viskositas darah meningkat, aliran darahmenurun, perfusi jaringan berkurang dan mungkin terjadi renjatan dengan komplikasi yang berat

    yaitu KID yang dapat menyebabkan intravaskuler menyebabkan terkumpulnya cairan di

    kompartemen ektravaskuler yang dapat bermanifestasi sebagai cairan pleura, ascites dan cairan

    pada dinding organ di perut.

    Pada fase penyembuhan permeabilitas dinding vaskuler membaik, kebocoran plasma

    berhenti, akan tetapi sebagian albumin/protein masih ada dikompartemen ekstravaskuler dan

    perbedaan tekanan infra dan ekstravaskuler belum kembali normal sehingga masih mungkin

    terjadi balans negatif antara cairan yang keluar dan yang masuk kembali kedalam kompartemen

    intravaskuler (D). Pada saat semua sisa protein/albumin ekstravaskuler telah dimetabolisma

    maka perbedaan tekanan osmotik infra dan ekstra vaskuler menjadi normal kembali (E) cairan

    ekstravaskuler (efusi pleura, ascites dll) diresorpsi kembali dan menghilang.

    F. PENATALAKSANAAN

    Pengobatan DBD bersifat suportif simptomatik dengan tujuan memperbaiki sirkulasi dan

    mencegah timbulnya renjatan dan timbulnya Koagulasi Intravaskuler Diseminata (KID).

    Selama 3 dekade telah dilakukan penilaian ulang dan pembaikan pengelolaan DBD di Bagian

    Ilmu kesehatan Anak RS Sumber Waras, dan upaya ini diikuti dengan penurunan angka

    kematian, walaupun demikian harus diingat berbagai faktor lain yang mungkin berpengaruh

    terhadap mortalitas DBD secara umum.

    Larutan Kristaloid

    Cairan yang dapat diberikan pada penderita DBD menurut WHO ialah cairan Dextrose

    5% - Saline fisiologik (aa), pada DSS dapat diberikan larutan Ringer Laktat (RL), dextrose 5% -

    saline fisiologik, dektrose 5%-0,5 saline (D5-0,5S), dextrose 5%-0,5 RL atau dextrose 5%-1/3

    saline. Terapi standar yang diberikan pada penderita DBD di RS Sumber Waras sejak tahun 1968

    ialah larutan dextrosa 5%-0,5 saline. Pemilihan larutan ini dalam terapi DBD ialah dengan

    pertimbangan pada DBD perbedaan tekanan osmotik infra dan ekstra vaskuler menurun sehingga

    bila diberikan larutan isotonik atau hipotonik dapat memperberat terjadinya cairan ekstravaskuler

    (efusi pleura).

    Dalam keadaan normal pada kapiler arterial terdapat perbedaan antara tekanan hidrostatik (35

    mmHg) yang mendorong air keluar pembuluh darah dengan tekanan osmotik cairan (25 mmHg)

    yang menahan air keluar vaskuler. Di lain pihak pada kapiler venous perbedaan terjadi karena

    menurunnya tekanan hidrostatik (15 mmHg) sedangkan tekanan osmotik tetap (25 mmHg).

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    17/34

    Dengan demikian jumlah cairan yang keluar dari kapiler arterial sama dengan cairan yang masuk

    ke kompartemen intravaskuler di daerah kapiler venous.

    Pemberian larutan RL secara bolus (20 ml/kg BB) akan menyebabkan penambahan volume

    vaskuler hanya dalam waktu yang singkat karena larutan tersebut akan segera didistribusikan ke

    seluruh kompartemen interstisial (ekstravaskuler) dengan perbandingan 1:3, sehingga dari 20 ml

    bolus tersebut hanya 5 ml yang tetap berada dalam ruang intravaskuler dan 15 ml masuk ke

    dalam ruang interstisial. Pada DBD dimana terjadi kebocoran plasma mungkin lebih banyak

    larutan RL yang masuk ke ruang interstisial karena menurunnya perbedaan tekanan osmotik infra

    dan ekstra vaskuler. Secara teoritis pemberian larutan Dextrose 5%-0,5 saline yang bersifat

    hipersomatik mungkin dapat mengurangi redistribtisi larutan ke ruang interstisial dan dengan

    demikian efek ekspansi vaskuler lebih lama dari RL.

    Larutan Koloid

    Dalam upaya menurunkan kematian DSS dirasakan perlunya pemberian larutan yangdapat dengan segera memperbaiki volume intravaskuler dan aliran darah, tanpa memperberat

    risiko bertambahnya efusi pleura.

    Untuk mengatasi renjatan selain pemberian cairan kristaloid dipikirkan juga pemberian

    cairan koloid yang bertahan lebih lama dalam sirkulasi dan mudah dimetabolisme bila terjadi

    ekstravasasi ke dalam jaringan. Sejak tahun 1988 dalam protokol penatalaksanaan DSS di RS

    Sumber Waras dipergunakan larutan koloid 6% hexaethyl starch (HES) 40/0,5. Mengingat

    kelainan utama pada DBD/ DSS adalah bertambahnya permeabilitas kapiler yang menyebabkan

    kebocoran plasma, maka dalam pemilihan larutan koloid dipertimbangkan sifat sebagai berikut :

    1) Oleh karena pada DBD terjadi kebocoran plasma, dipilih larutan koloid golongan karbohidrat

    (dextran atau HES), dengan pertimbangan bila keluar dari ruangan intravaskuler ke

    kompartemen interstisial dapat dimetabolisme dengan tuntas menjadi H2O dan CO2.

    2) Manfaat ekspansi/pengembangan volume vaskuler.

    Berdasarkan pengamatan Himalgyi efek pemberian koloid terhadap volume vaskuler

    dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu :

    a) Ekspander fase dini (early phase volume expander)

    Pada golongan ini efek dini terhadap ekspansi volume koloid yang diberikan akan tetapi

    segera setelah infus dihentikan menurun kembali dan dapat menimbulkan hipovolemi lagi olehkarena sebenarnya jumlah koloid yang diberikan kurang dari kebutuhan. Termasuk dalam

    golongan ini ialah larutan koloid hiperonkotik antara lain 10% dextran 40,6% HES 200/0,5 dan

    10% HES 200/0,5.

    b) Ekspander fase lambat (late phase volume expander)

    Larutan koloid golongan ini pada awalnya tidak bersifat hiperonkotik. Pada fase awal

    manfaat ekspansi 80% dari jumlah koloid yang diberikan, sehinggaa larutan koloid yang

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    18/34

    diberikan melebihi jumlah defisit. Pada fase selanjutnya terjadi pemecahan HES molekul besar

    oleh amilase darah menjadi HES molekul kecil yang masih bersifat koloid sehingga efek lambat

    dari koloid ini ialah larutan bersifat hiperonkotik, cairan ekstraseluler masuk kedalam lumen

    intravaskuler, dengan daya ekspansi sebesar 190% dari jumlah/volume yang diberikan dengan

    risiko dapat terjadi oedem paru. Termasuk dalam kelompok ini ialah 6% HES 450/0,7.

    c) Volume replacement solution

    Larutan koloid 6% dextran 60,5% dextran 40 dan 6% HES 40/0,5 bersifat isoonkotik, efek

    terhadap ekspansi volume intravaskuler berjumlah 100% dari jumlah koloid yang diberikan.

    1) Metabolisme dan lamanya tissue persistancebila larutan koloid keluar dari pembuluh darah.

    Hal ini penting untuk dipertimbangkan oleh karena pada DBD/DSS terjadi kebocoran plasma

    sehingga secara teoritis koloid dengan BM rendah mungkin ikut keluar dari pembuluh darah

    (ekstravasasi). Metabolisme dextran dan HES 40 sama yaitu ekskresi terutama melalui urin dan

    sebagian hasil melalui traktus gastrointestinalis. Sisanya diambil oleh hati, limpa dan ginjal danpada organ ini dipecah secara tuntas menjadi H dan CO. Sebagian kecil koloid yang diinfuskan

    mengalami ekstravasasi dan menetap dalam jaringan. Makin banyak koloid yang mengalami

    ekstravasasi dan makin lambat metabolismenya makin besar kerusakan jaringan terutama pada

    kelenjar limfe, hati dan ginjal. Begitu pula makin besar BM koloid dan makin banyak ikatan

    hydroxyetilglycosid, makin banyak sisa koloid di jaringan. Fraksi residu dari 6% HES 40/0,7

    berjumlah 37%, 10% HES 200/0,5 berjumlah 26%, 6% HES 200/0,5 berjumlah 28% dan 6%

    HES 40/0,5 berjumlah 2%.

    2) Hipersensitivitas

    Frekuensi reaksi alergik setelah pemberian dextran berkisar antara 0.002%-4,6% pada pemberian

    HES berkisar antara 0,08%-2,6%.Cardia Respiratory arresthanya timbul pada pemberian

    deztran terutama dextran 60 dan HES 450, renjatan pada pemberian HES 200 sedangkan reaksi

    alergi pada pemberian HES 40 bersifat ringan sampai sedang.

    3) Efek Rheologik dari larutan koloid yang bermanfaat dalam pencegahan terjadinya komplikasi

    lebih lanjut dari DSS.

    Efek rheologik meliputi :

    1. Penurunan viskositas darah

    2. Penurunan viskositas plasma darah3. Efek dis-agregasi terhadap eritrosit

    4. Memperbaiki fleksibilitas eritrosit

    5. Efek dis-agregasi terhadap trombosit

    6. Sirkulasi mikro dan perfusi jaringan.

    Dextran dan HES molekul besar menurunkan viskositas darah tapi tidak menurunkan

    viskositas plasma darah. 10% Dextran 40 menyebabkan kenaikan viskositas plasma darah dan

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    19/34

    mengurangi fleksibilitas eritrosit. Sedangkan 6% HES 40/0,5 memberikan semua efek rheologik

    di atas. Efek dis-agregasi eritrosit disebabkan karena dilusi dari aggregating protein(fibrinogen

    dan 2 makroglobulin) serta pada pemberian koloid muatan listrik positif pada dinding eritrosit

    bertambah sehingga sesuai dengan hukum fisika akan memberikan efek saling menolak/menjauh

    sehingga tidak mudah terjadi agregasi (rouleux formation). Keadaan tersebut terjadi pula pada

    trombosit sehingga agregasi trombosit dicegah sehingga kemungkinan terjadinya KID dikurangi.

    Pada pemberian cairan kristaloid muatan listrik positif berkurang sehingga terjadi tendensi untuk

    saling mendekat dan terjadi agregasi. Daya menurunkan agregasi trombosit HES 40 lebih baik

    dari Dextran.

    Efek rheologik tersebut menyebabkan aliran darah lebih lancar, eritrosit lebih fleksibel

    sehingga mikrosirkulasi dan perfusi jaringan lebih baik dan dapat mencegah terjadinya asidosis

    metabolik.

    Sifat 6% HES 40/0,5 secara teoritis dapat memperbaiki renjatan dengan risiko efusipleura minimal serta efek rheologiknya dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dari DSS

    termasuk KID dan perdarahan hebat.

    Larutan Albumin

    Larutan albumin 5% bersifat isoonkotik sedangkan larutan albumin 25% bersifat

    hiperonkotik dengan daya ekspansi volume tiap 1 g (4 ml) dapat menarik air dari ekstravaskuler

    sebanyak 18 ml. Pemberian albumin 25% secara bolus mungkin menaikkan tekanan onkotik

    plasma sehingga air dan elektrolit masuk ke pompartemen intravaskuler dengan demikian

    memperbaiki volume intravaskuler. Sifat dan manfaat larutan albumin sama dengan plasma

    darah

    BAB IV

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pengaruh berbagai faktor tersebut pada respons

    penderita terhadap obat pada umumnya menyebabkan regimen dosis obat perlu disesuaikan.

    Besarnya penyesuaian dosis biasanya tidak dapat diperhitungkan, jadi hanya dikira-kira saja

    berdasarkan educated guess, kecuali dalam hal penyesuaian terhadap berat badan dan

    penyesuaian akibat gangguan organ yang lain. Penyesuaian dosis hasil perhitungan tidak

    menjamin dosis yang tepat, karena disamping adanya asumsi-asumsi dalam melakukan

    perhitungan farmakokinetik sehingga kadar yang dicapai belum tentu dalam batas-batas kadar

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    20/34

    terapi, masih ada faktor-faktor farmakodinamik yang tidak diperhitungkan, yang dapat

    memberikan respons yang menyimpang meskipun kadar yang dicapai sudah benar. Tetapi

    penyesuaian dosis hasil perhitungan tentunya lebih mendekati dosis yang tepat dibandingkan

    dengan dosis hasil perkiraan saja.

    Dengan demikian pengamatan dan pemantauan klinis yang ketat dan berkesinambungan

    merupakan tindakan yang mutlak harus dikerjakan dalam pengelolaan DBD dan penyakit yang

    lain. Ringer Asetat dan Ringer Laktat sangat efektif sebagai terapi resusitasi pasien dengan

    dehidrasi berat dan syok, terlebih kondisi asidosis.

    B. SARAN

    - Sebaiknya cara pemberian cairan infus disesuaikan dengan kondisi pasien

    - Memberikan terapi suportif yang baik akan memacu penyembuhan pasien.

    DAFTAR PUSTAKA

    Daniel, 2008, Kolom (Paradigma Baru dalam Terapi Cairan Maintenance), Vol. 7, Jakarta.

    Daniel, 2006, Gerai (Ringer Asetat Asering(R)

    MencegahHipotermia Perioperatif Sectio), Vol.

    5, Jakarta........... , 2000, Ringer Laktat (Lactate Ringer Injection USP), PT. Widatra Bhakti, Pandaan, Jawa

    Timur.

    Staf Farmakologi FKUI, 2000,Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi, Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.Tatang Kustiman Samsi, 2000, Cermin Dunia Kedokteran (Artikel : Penatalaksanaan Demam

    Berdarah Dengue di RS Sumber Waras), Fakultas Kedokteran UniversitasTarumanegara, Jakarta.

    INFUS

    Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara

    tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat

    penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini

    menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan

    kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat

    diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian mikroba.

    ( Lachman, hal 1254 ).

    Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    21/34

    menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena

    adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena.

    Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan

    memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien

    rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa

    penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni

    sebagai pembawa obat-obat lain.

    Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik

    atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena

    volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena

    untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri.

    Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino,

    dekstrosa, elektrolit dan vitamin.

    Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk

    meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun

    hipertonis dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan

    hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.

    Persyaratan

    1. Sesuai kandungan bahan obat yang dinyatakan didalam etiket dan yang ada

    dalam sediaan; terjadi pengurangan efek selama penyimpanan akibat perusakan

    obat secara kimia.

    2. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan sediaan tetap

    steril tetapi juga mencegah terjadinya interaksi bahan obat dengan material dinding

    wadah.

    3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi. untuk itu, beberapa faktor yang paling banyak

    menentukan adalah:

    a) bebas kuman

    b) bebas pirogen

    c) bebas pelarut yang secara fisiologis tidak netral

    d) isotonis

    e) isohidris

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    22/34

    f) bebas bahan melayang

    Keuntungan pemberian infus intravena adalah menghasilkan kerja obat yang cepat

    dibandingkan cara-cara pemberian lain dan tidak menyebabkan masalah terhadap

    absorbsi obat. Sedangkan kerugiannya yaitu obat yang diberikan sekali lewat

    intravena maka obat tidak dapat dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat dilakukan

    untuk obat bila diberikan per oral, misalnya dengan cara dimuntahkan

    Pembahasan:

    Infus tidak perlu pengawetkarena volume sediaan besa. Jika ditambahkan

    pengawet maka jumlah pengawet yang dibutuhkan besar sehingga dapat

    menimbulkan efek toksis

    INFUS IV Ca GLUKONAT / GLUKONAT

    Dalam percobaan ini akan dibuat sediaan infus intravena kalsium glukonat yang

    merupakan larutan supersaturasi yang distabilkan dengan penambahan 35 mg

    kalsium D-saccharate, dan harus disimpan pada suhu kamar. Laju infus maksimum

    yang disarankan adalah 200 mg/menit.

    Farmakologi :

    Kalsium merupakan mineral yang penting untuk pemeliharaan kesempurnaan

    fungsi susunan saraf, otot, sistem rangka, dan permeabilitas membran sel. Kalsium

    adalah aktivator yang penting pada beberapa reaksi enzimatis dan berperan dalam

    proses fisiologi yang mencakup transmisi rangsangan oleh saraf, kontraksi jantung,

    otot polos dan otot rangka, fungsi renal, pernafasan dan koagulasi darah. Kalsium

    juga berperan dalam reaksi pelepasan dan penyimpanan neurotransmiter dan

    hormon, pengambilan dan pengikatan asam amino, absorbsi vitamin B12 dan

    sekresi asam lambung.

    Farmakokinetik :

    Injeksi garam kalsium langsung masuk kedalam pembuluh darah. Setelah diinjeksi,

    kalsium darah meningkat dengan cepat dan kembali turun dalam 30 menit sampai

    2 jam, terdistribusi cepat dalam jaringan serta dieliminasi melalui urine.

    INFUS IV DEKSTRAN

    Kehilangan darah, sejauh jumlahnya tidak melampaui 10% dari jumlah total, tubuh

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    23/34

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    24/34

    intrsel mengandung ion natrium dan klorida dalam jumlah yang besar, ion

    bilarbonat dalam jumlah yang agak besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion kalium,

    magnesium phospat, sulfat, dan asam organic.disamping itu plasma mengandung

    protein dalam jumlah yang besar, sedangkan cairan intrasel hanya mengandung

    protein dalm jumlah protein yang leih kecil.

    Cairan intasel hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida serta

    hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi ia mengandung ion kalium dan

    phospat dalam jumlah besar serta ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup

    besar, semuanya hanya ada dalam konsentrasi yang kecil dalam cairan ekstrasel.

    Bahan-bahan yang digunakan (NaCl, KCl, NaHCO3, CaCl2) mudah larut dalam air,

    sehingga dapat digunakan air sebagai pembawanya. Air yang digunakan harus

    bebas pirogen. Pirogen merupakan produk metabolisme m.o (umumnya bakteri,

    kapang dan virus). Secara kimiawi, pirogen adalah zat lemak yang berhubungan

    dengan suatu molekul pembawa yang biasanya merupakan polisakarida, tapi bisa

    juga peptide.

    Pirogen menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang nyata, demam, sakit badan,

    kenaikan tekanan darah arteri, kira-kira 1 jam setelah injeksi. Pirogen dapat

    dihilangkan dari larutan dengan absorbsi menggunakan absorban pilihan.

    (Lachman, hal. 1295-1296). Ion-ion ini diberikan dalam bentuk injeksi iv karena

    diharapkan dapat segera memberikan efek.

    INFUS IV GLUKOSA NaCl / GLUKOSA 10%

    Pada umumnya larutan glukosa untuk injeksi digunakan sebagai pengganti

    kehilangan cairan tubuh, sehingga tubuh kita mempunyai energi kembali untuk

    melakukan metabolismenya dan juga sebagai sumber kalori. Dosis glukosa adalah

    2,5-11,5 % (Martindale), pada umumnya digunakan 5 %. Dalam formula ini

    ditambahkan NaCl supaya diapat larutan yang isotonis, dimana glukosa disini

    bersifat hipotonis. Dalam pembuatan aqua p.i ditambahkan H2O2 yang

    dimaksudkan untuk menghilangkan pirogen, serta di dalam pembuatan formula ini

    ditambahkan norit untuk menghilangkan kelebihan H2O2.

    INFUS IV MENGANDUNG Na, Ca, K

    Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam

    cairan intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa

    serta isotonis sel.

    Natrium klorida (NaCl), natrium merupakan kation utama dalam cairan

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    25/34

    ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya.

    Sering digunakan dalam infus dengan elektrolit lain.

    Equvalent elektrolit (Steril Dosage Form, hal 250) :

    Na+ = 135 mEq

    K+ = 5 mEq

    Ca+ = 5 mEq

    Mg+ = 2 mEq

    Kesetaraan ekuivalen elektrolit (Martindale) :

    1g NaCl ~ 17,1 mEq Na+ E1 = 1,00

    1g KCl ~ 13,4 mEq K+ E1 = 0,76

    1g CaCl ~ 13,6 mEq Ca+ E1 = 0,51

    1g MgCl ~ 9,8 mEq Mg+ E1 = 0,45

    INFUS IV NaCl

    Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang

    peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan

    perbedaan potensial ( listrik ) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls

    di syaraf.

    Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan

    banyak berkeringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra.

    Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis,

    kemudian juga kejang otot lengan dan perut.

    Selain pada defisiensi Na, natrium juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( larutan

    garam fisiologis ) dan dalam infus dengan elektrolit lain.

    INFUS IV PENGGANTI CAIRAN TUBUH

    Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut

    cairan tubuh.

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    26/34

    Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu :

    1. Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta

    hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini mengandung ion kalium

    dan fosfat dalam jumlah besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam jumlah cukup

    besar.

    2. Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam

    jumlah besar, ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion

    Kalium, Kalsium, Magnesium, Posfat, Sulfat,dan asam-asam organik (Guyton hal

    309).

    Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima

    sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan penambahan /

    pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat.

    Ini menekankan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan

    yang masuk dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk

    pemberian cairan lainnya. Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh

    adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka

    dibuatlah sediaan infuse pengganti cairan tubuh yaitu infuse Ringers.

    Injeksi Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan Kalsium

    klorida dalam air untuk obat suntik. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar

    zat-zat tersebut dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah

    cairan elektrolit yang diperlukan tubuh (Ansel hal 408).

    INFUS IV PROTEIN UNTUK DBD

    Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan yang memadai tetapi tidak

    dapat melalui saluran cerna. Indikasi cara ini biasanya digunakan untuk persiapan

    bedah pada penderita kurang gizi, persiapan kemoterapi radioterapi dan kelainan

    saluran cerna berat. Nutrisi parenteral total memerlukan larutan yang mengandung

    asam amino; glukosa; lemak; elektrolit; dan vitamin.

    Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai, tapi bila tiap harinya

    diberikan lebih dari 180 g maka harus ada monitoring kadar gula darah. Bila

    mungkin diperlukan insulin. Glukosa dengan ragam kekuatan 10 50 % harus di

    infus melalui kateter vena central. Untuk menghindari trombosis (gumpalan darah

    yang terbentuk pembuluh darah).

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    27/34

    Jumlah volume infuse intravena biasanya 500 mL dan 250 mL mengandung zat-zat

    sebagai nutrisi, penambah darah, elektrolit, asam amino, antibiotik, dan obat yang

    umumnya diberikan lewat jarum yang dibiarkan di vena atau kateter dengan

    diteteskan terus menerus. Tetesan atau kecepatan mengalir dapat diatur oleh

    dokter atau perawat sesuai dengan kebutuhan pasien. Umumnya 2-3 mL permenit.

    Untuk Infus, intravena jarum/kateter biasanya ditusukkan divena yang menonjol di

    lengan atau kaki dan diikat erat di tempat tersebut sehingga tidak akan bergeser

    dari tempat selama diinfus. Bahaya utama infus intravena ialah kemungkinan

    terbentuknya trombus akibat rangsang tusukan jarum pada dinding vena.

    Trombus akan lebih mungkin terjadi bila larutan infus bersifat mengiritasi jaringan

    tubuh. Trombus adalah gumpalan darah yang terbentuk dalam pembuluh darah

    (atau jantung) yang umumnya disebabkan oleh melambatnya aliran atau

    perubahan darah atau pembuluh darah. Bila gumpalan darah itu beredar maka

    gumpalan tersebut menjadi embolus, dibawa oleh aliran darah sampai tersangkut di

    pembuluh darah, menghalangi dan mengakibatkan hambatan atau sumbatan yang

    disebut emboli. Suatu hambatan dapat sangat berbahaya tergantung pada tempat

    dan keparahan hambatan tersebut. Obat-obat yang diberikan lewat intravena

    biasanya harus berupa larutan air, bercampur dengan darah dan tidak mengendap.

    Keadaan tertentu dapat menimbulkan terjadinya trombus dan kemudian

    menghalangi aliran darah. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat,

    Howard C Ansel, hal 402)

    Demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus Dengue tipe

    I-IV, disertai demam 5-7 hari gejala-gejala perdarahan, dan bila timbul syok:

    angka kematian cukup tinggi.

    Gejala dan tanda :

    1. panas 5-7 hari, gejala umum tidak khas

    2. perdarahan spontan (petekie, ekimosa, epistaksis , derajat hematemesis,

    melena, perdarahan gusi, uterus, telinga, dll)

    3. ada gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>

    120/menit), tekanan nadi sempit (

    4. nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung > 140/menit,

    acral dingin, berkeringat, kulit biru

    Gejala Lain :

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    28/34

    1. Hati membesar, nyeri spontan dan pada perabaan

    2. Asites

    3. Cairan dalam rongga pleura (kanan)

    4. Ensepalopati: kejang, gelisah, sopor, koma

    Prinsip penatalaksanaan :

    1. Memperbaiki keadaan umum

    2. Mencegah keadaan yang lebih parah

    3. Memperbaiki syok dan perdarahan (pen: rehidrasi sampai hari ke 7, namun hati-

    hati pada hari ke 6 dapat terjadi arus balik cairan intersitiel ke pembuluh darah)

    INFUS IV UNTUK MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN ASAM TUBUH

    Pembuatan infus ini mengacu pada penggunaannya sebagai cairan infus yang dapat

    menstabilkan jumlah elektrolit-elektrolit yang sama kadarnya dalam cairan

    fisiologis normal, sehingga diharapkan pasien dapat mempertahankan kondisi

    elektrolitnya agar sesuai dengan batas-batas atau jumlah elektrolit yang normal

    pada plasma. Selain itu, digunakan pengisotonis dekstrosa yang diharapkan

    mampu menambah kalori bagi pasien serta meningkatkan stamina karena biasanya

    kondisi pasien yang kekurangan elektrolit dalam keadaan lemas (sehingga perlu

    diinfus).

    Ion natrium (Na+) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk

    mengobati hiponatremia, karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi

    air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.

    Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam

    cairan intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa

    serta isotonis sel.

    Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses

    penyembuhan luka pada rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah

    konsentrasi normal dapat menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.

    Ion Magnesium (Mg2+) juga diperlukan tubuh untuk aktivitas neuromuskuler

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    29/34

    sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dan protein.

    Dekstrosa, suatu bentuk karbohidrat yang diberikan secara parenteral diharapkan

    dapat memberikan tambahan kalori yang diperlukan untuk menambah energi pada

    tubuh.

    Batas konsentrasi normal elektrolit dalam plasma (Steril Dosage Form, hal 251-

    252) :

    Na+ = 135-145 mEq/L

    K+ = 3,5-5 mEq/L

    Ca2+ = 5 mEq/L

    Mg2+ = 2 mEq/L

    INFUS IV UNTUK PENGELOLAAN DEHIDRASI

    Sekitar 60% berat badan manusia terdiri dari cairan. Setiap hari sekitar 1,7 liter

    cairan di dalam tubuh keluar melalui urin, tinja, keringat dan pernapasan. Cairan

    yang keluar tersebut akan digantikan oleh cairan yang masuk ke dalam tubuh

    melalui makanan dan minuman, yakni sebanyak 3 liter perhari. Jika cairan yang

    keluar dai tubuh terjadi secara berlebihan dan tidak diimbangi dengan cairan yang

    masuk, maka terjadilah dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).

    Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh,

    karena terjadi pengeluaran yang lebih banyak daripada pemasukan. Gangguan

    kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit

    tubuh. Zat eletrolit yang diperlukan tubuh terdiri dari anion dan kation antara lain

    Na+, K+, Ca2+, SO42-, dan Cl-.

    Dehidrasi terdiri dari :

    a. Absolut :Kandungan air dibawah normal atau dibawah standar.

    b. Hypenatermic : Keadaan hilangnya elektrolit lebih rendah secara disproporsional

    dibandingkan dengan hilangnya air.

    c. Relatif : Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotik cairan tubuh.

    d. Voluntari : Akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    30/34

    hilang dengan cukup.

    INFUS MENGANDUNG KARBOHIDRAT

    Karbohidrat merupakan bahan bakar utama (sumber energi) bagi tubuh yang

    didalam makanan terdapat sebagai monosakarida, disakarida dan polisakarida.

    Selain sumber energi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-

    basa, pembentukan struktur sel, jaringan dan organ tubuh. Bilamana seorang

    penderita harus diberikan makanan yang memadai tetapi tidak dapat melalui

    saluran cerna atau mengalami gangguan saluran cerna seperti diare maka sumber

    energi utama yakni karbohidrat dapat diberikan melalui infus yang mengandung

    karbohdrat.

    Glukosa merupakan sumber karbohidrat yang lebih disukai dan salah satu senyawa

    yang penting didalam tubuh sebagai sumber energi.

    INFUS Na BIKARBONAT UNTUK ASIDOSIS METABOLIK

    Asidosis metabolic adalah suatu keadaan dimana pH arterial bersifat asam dan

    konsentrasi bikarbonat plasma dibawah normal. Pada asidosis metabolic akut, pH

    arterial dibawah 7,1-7,2 dan konsentrasi bikarbonat plasma,

    Farmakologi

    Na.bikarbonat merupakan agen pengalkali yang berdisosiasi membentuk ion

    bikarbonat. Bikarbonat merupakan komponen basa konjugasi dari buffer

    ekstraseluler utama yang ada di tubuh,yaitu buffer bikarbonat-asam karbonat. Pada

    kondisi normal buffer ini menjaga pH plasma yaitu 7,37-7,42. Namun bila terjadi

    gangguan pada system buffer ini maka pH plasma dapat naik ataupun turun. pH

    plasma yang dibawah normal mengindikasikan terjadinya asidosis metabolic.

    Pemberian Na.bikarbonat akan menigkatkan konsentrasi bikarbonat plasma dan

    meningkatkan pH plasma sehingga pH plasma normal kembali (DI 2003 hal 2472-

    2473).

    INFUS PROTEIN

    Protein merupakan makromolekul yang pada hidrolisa hanya menghasilkan asam

    amino. Sel hidup menghasilkan berbagai macam makromolekul (protein, asam

    nukleat dan polisakarida) yang berfungsi sebagai komponen struktural,

    biokatalisator, hormon, reseptor dan sebagai tempat penyimpanan informasi

    genetik. Makromolekul ini merupakan biopolimer yang dibentuk dari unit monomer

    atau bahan pembangun.

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    31/34

    Asam amino dibagi menjadi dua bagian yaitu:

    1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak

    dapat disintesis dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari luar. Contoh : Arginin,

    histidin, isoleusin, lisin, metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan valin.

    2. Asam amino non essensial yaitu asam amino yang dapat disintesa didalam

    tubuh. Contoh: Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamate,

    glutamin, glisin, prolin, hidroksiprolin, serin, dan tirosin.

    Arginin mempunyai fungsi yang sama seperti asam amino, yaitu meningkatkan

    stimulan hormon pertumbuhan, prolaktin, dan glukosa darah. Arginin dapat

    menambah konsentrasi glukosa darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari

    hati menjadi asam amino yang berkualitas.(DI hal 1341)

    INFUS IV DEKSTROSA

    Farmakologi (DI, hal 1427)

    Dekstrosa dengan mudah dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah

    dan menambah kalori. Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein

    tubuh dan kehilangan nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen dan

    mengurangi atau mencegah ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa

    dimetabolisme menjadi CO2 dan air, maka larutan dekstrosa dan air dapat

    mengganti cairan tubuh yang hilang. Injeksi dekstrosa dapat juga digunakan

    sebagai diuresis dan volume pemberian tergantung kondisi klinis pasien.

    LARUTAN PENCUCI PADA OPERASI LAMBUNG

    Larutan irigasi adalah larutan steril, bebas pyrogen yang digunakan untuk tujuan

    pencucian dan pembilasan. Sodium Klorida ( NaCl ) secara umum digunakan untuk

    irigasi ( seperti irigasi pada rongga tubuh, jaringan atau luka ). Larutan irigasi NaCl

    hipotonis 0,45% dapat digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan

    lain. Larutan irigasi NaCl 0,9% dapat digunakan untuk mengatasi iritasi pada luka. (

    DI 2003 hal 2555 )

    Larutan irigasi dimaksudkan untuk mencuci dan merendam luka atau lubang

    operasi, sterilisasi pada sediaan ini sangat penting karena cairan tersebut langsung

    berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi

    dapat terjadi dengan mudah.( Ansel hal 399 )

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    32/34

    INFUS PENDERITA DIARE BERAT

    (LOCKE RINGER)

    Locke Ringer mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh yaitu elektrolit-

    elektrolit dan karbohidrat sesuai untuk penderita diare berat

    Digunakan norit, yaitu untuk menyerap pirogen dan mengurangi kelebihan H2O2.

    Cara sterilisasi yang digunakan adalah dengan teknik otoklaf karena bahan-bahan

    yang digunakan tahan panas

    Pembahasan : hipertonis (harap diperhatikan laju tetesan per menit)

    INFUS UNTUK PENGELOLAAN METABOLIK ALKALOSIS

    Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa

    karena tingginya kadar bikarbonat. Alkaosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan

    banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama

    periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan

    selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama

    setelah pembedahan perut)

    Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang

    mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

    Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bia kehilangan natrium atau kalium

    dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam

    mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

    Penyebab utama alkalosis metabolik :

    1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)

    2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

    3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma cushing atau akibat penggunaan

    kortikosteroid).

    Gejala :

    1. Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot

    berkedut dan kejang otot, atau tanpa gejala sama sekali.

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    33/34

    2. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan

    spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

    3. Diagnosa dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam

    keadaan basa.

    Pengobatan :

    Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit

    (natrium dan kalium)

    INFUS LARUTAN IRIGASI GLISIN

    Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besr. Larutan tidak

    disuntikkan ke dalam vena, tapi digunakan di luar sistem peredaran darah dan

    umumnya menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik yang dipatahkan,

    sehingga memungkinkan pengisian larutan dengan cepat. Larutan ini digunakan

    untuk merendam atau mencuci luka2. Sayatan bedah atau jaringan tubuh dan

    dapat pula mengurangi pendarahan.

    Persyaratan larutan irigasi adalah sbb :

    1. Isotonik

    2. Steril

    3. Tidak disbsorpsi

    4. bukan larutan elektrolit

    5. Tidak mengalami metabolisme

    6. Cepat diekskresi

    7. Mempunyai tekanan osmotik diuretik

    8. bebas pirogen

    Larutan irigasi glisin digunakan selama operasi kelenjar prostat dan prosedur

    transuretral lainnya. Larutan yg digunakan untuk luka dan kateter uretra yg

    mengenai jaringan tubuh hrs disterilkan dgn cara aseptis.

  • 8/10/2019 jenis LARUTAN INFUS

    34/34

    INFUS IV YG MGD NUTRISI

    Glukosa termasuk monosakarida dimana sebagian besar monosakarida dibawa oleh

    aliran darah ke hati. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintetis

    menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk

    dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yg memerlukannya. Sebagian lain

    monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami

    proses metabolisme lbh lanjut. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon

    insulin yg dihasilkan oleh kelnjar pankreas, hati dapat mengatur kadar glukosa

    dalam darah. Kadar glukosa dalam darah merupakan faktor yg sgt penting utk

    kelancaran kerja tubuh.

    INFUS IV RINGER LAKTAT

    Jika untuk mengatasi kondisi kekurangan volume darah, larutan natrium klorida

    0,9% - 1,0% menjadi kehilangan maka secara terapeutik sebaiknya digunakan

    larutan ringer, larutan ini mengandung KCl dan CaCl2 disamping NaCl. Beberapa

    larutan modifikasi jg mengandung NaHCO3 maka larutan dapat disterilakan dengan

    panas yang stabil. Pengautoklafan larutan natrium hidrogen karbonat hanya

    diproses mempunyai penyaringan kuman.

    Pembahasan : larutan ini bersifat hipertonis. Harap diperhatikan laju tetesan per

    menit. Laju tetesan maksimal 5 ml per menit

    INFUS IV AMMONIUM KLORIDA

    (PENDAHULUANNYA SAMA DENGAN ALKALOSIS METABOLIK)

    Ammonium klorida digunakan sebagai z.a yang dapat berkhasiat untuk pengobatan

    gangguan metabolisme alkalosis dalam tubuh serta menggantikan ion klorida yang

    hilang dalam tubuh.

    INFUS IV MENGANDUNG ELEKTROLIT DAN KARBOHIDRAT

    Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk

    meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun

    hipertonis dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan

    hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.