BAB I
PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangMemasuki era globalisasi yang
ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek, diperlukan sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan
negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena
secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM suatu negara,
yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup
dan tingkat pendidikan. SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat
dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu
diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan
status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi keluarga dan
pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus
dirawat di sarana pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit.
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait
gizi pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak,
remaja hingga lanjut usia, memerlukan penatalaksanaan gizi secara
khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu
untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan
mempercepat penyembuhan.
Resiko kurang gizi dapat timbul pada keadaan sakit, terutama
pada pasien dengan anoreksia, kondisi mulut dan gigi geligi yang
buruk, gangguan menelan, sakit saluran cerna disertai mual, muntah
dan diare, infeksi berat, lansia dengan penurunan kesadaran dalam
waktu lama, dan yang menjalani kemoterapi. Asupan energi tidak
adekuat, lama hari rawat, penyakit non infeksi, dan diet khusus
merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi di Rumah
Sakit.Malnutrisi pada pasien di rumah sakit, khususnya pasien rawat
inap berdampak buruk pda proses penyembuhan penyakit dan
penyembuhan pasca bedah. Selain itu pasien yang mengalami penurunan
status gizi akan mempunyai resiko kekambuhan yang signifikan dalam
waktu singkat. Semua keadaan ini akan meningkatkan morbiditas dan
mortalitas serta menurunkan kualitas hidup. Untuk mengatasi masalah
tersebut diperlukan pelayanan gizi yang efektif dan efisien melalui
proses asuhan gizi terstandar (PAGT) dan bila dibutuhkan pebdekatan
multidisiplin yang dilakukan dalam tim asuhan gizi/tim terapi
gizi/Nutrition Suport Tim.
Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah
pedoman sebagai acuan untuk pelayanan yang bermutu yang dapat
mempercepat proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari
rawat, dan menghemat biaya perawatan. Pedoman pelaksanaan pelayanan
gizi telah disesuaikan dengan perkembangan peraturan, ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang gizi, kedokteran dan kesehatan
dan standar akreditasi rumah sakit 2012 untuk menjamin keselamatan
pasien yang mengacu pada The Joint Commission International (JCI)
for Hospital Accreditation. Sejalan dengan akan dilaksanakannya
program akreditasi pelayanan gizi di rumah sakit, diharapkan
pedoman ini dapat menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan gizi yang berkualitas. 1.2. Ruang LingkupRuang
lingkup pelayanan Gizi di RSUD R. Syamsudin, SH Sukabumi meliputi :
Penyuluhan Gizi di Rawat Jalan Pelayanan Gizi Rawat Inap
Penyelenggaraan makanan Penelitian dan pengembangan Gizi
Terapan1.3. Batasan Operasional
a. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan
gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien
yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi
gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan
optimal dalam kondisi sehat atau sakitb. Terapi Gizi adalah
pelayanan gizi yang diberikan pada klien berdasarkan pengkajian
gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian
makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasienc. Asuhan
Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terstruktur yang memungkinkan
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk
memenuhi kebutuhan tersebutd. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
adalah pendekatan sistemik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi
yang berkualitas melalui serangkaian aktifitas yang terorganisisr
meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian e.
pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizif. Dietetik adalah
integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal secara individu, melalui
pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan
di berbagai lingkungan praktek pelayanang. Gizi Klinik adalah suatu
ilmu yang mempelajari hubungan antara zat makanan dan kesehatan
tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana
dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan
dikeluarkan dari tubuhh. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan
sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh ahli
gizi/dietisien untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap
dan prilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannyai.
Penyuluhan gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan
gizi dan kesehatan yang direncakanan dan dilaksanakan untuk
menenamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan prilaku positif
pasien dan lingkungannya terhadap upaya peningkatan status gizi dan
kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan
masyarakat dengan target pemahaman prilaku aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-harij. Rujukan Gizi adalah sistem dalam pelayanan
gizi rumah sakit yang memberikan pelimpahan wewenang yang timbal
balik atas pasien dengan masalah gizi, baik secara vertikal maupun
horisontalk. Profesi Gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi
yang dilaksanakan berdasarkan keilmuan, memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, memiliki kode etik
dan bersifat melayani masyarakatl. Standar Profesi Tenaga Gizi
adalah batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh tenaga
gizi untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktek pelayanan gizi
secara profesional yang diatur oleh organisasi profesim. Tenaga
Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai peraturan perundang-undangann. Sarjana Gizi adalah seorang
yang telah mengikuti dan menyelesaikan minimal pendidikan formal
sarjana gizi yang diakui pemerintah RIo. Nutrisionis adalah seorang
yang diberi tugas, tanggung jawab dabn wewenang secara penuh oleh
pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di
bvidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat
maupun di rumah sakit dan unit pelaksana kesehatan lainp.
Nutrisionis Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi
dan Sarjana Gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undanganq. Registered
Dietisien (RD) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi atau Sarjana
Gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi (internship) dan telah
lulus uji kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berhak mengurus izin memberikan pelayanan
gizi, makanan dan dietetik dan menyelenggarakan praktek gizi
mandirir. Teknikal Registered Detisien (TRD) adalah seorang yang
telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Diploma tiga Gizi
sesuai aturan yang berlaku atau Ahli Madya Gizi yang telah lulus
uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangans. Tim Asuhan Gizi adalah sekelompok tenaga
profesi di rumah sakit yang terkait dengan pelayanan gizi pasien
beresiko tinggi malnutrisi, terdiri dari dokter/dokter spesialis,
ahli gizi/dietisien, perawat dan farmasis dari setiap unit
pelayanan, bertugas bersama memberikan pelayanan paripurna yang
bermutut. Masyarakat rumah sakit adalah sekelompok orang yang
berada dalam lingkungan rumah sakit dan terkait dengan aktifitas
rumah sakit yang terdiri dari pegawai, pasien rawat inap dan
pengunjung polikliniku. Mutu Pangan adalah nilai yang ditentukan
atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi dan standar
terhadap bahan makanan dan minumanv. Sanitasi Pangan adalah upaya
pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan berkembangnya jasad
renik pembusuk dan patogen dalam makanan, minuman, peralatan dan
bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia 1.4.
Landasan Hukum
Landasan Hukum Pelayanan Gizi:
1. Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
2. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah3.
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan 4.
Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit5. Peraturan
pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan6. Peraturan
pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan
pemerintahan antar pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/kota7. Peraturan pemerintah nomor 33
tahun 2012 tentang pemberian ASI ekslusif8. Peraturan presiden
nomor 8 tahun 2012 tentang kerangka kualifikasi nasional
Indonesia9. Peraturan presiden nomor 72 tahun 2012 tentang sistem
kesehatan nasional10. Peraturan presiden nomor 42 tahun 2013
tentang gerakan nasional perbaikan gizi11. Peraturan mentri
kesehatan nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang organisasi dan
tata laksana kementrian kesehatan12. Peraturan mentri kesehatan
nomor 26 tahun 2013 tentang penyelenggaraan dan praktek tenaga
gizi13. Peraturan mentri kesehatan nomor 78 tahun 2013 tentang
pedoman pelayanan gizi rumah sakit14. SK Menkes no 134/1978 tentang
orgasnisasi dan tata laksana Rumah Sakit Umum
15. Keputusan mentri kesehatan nomor 741/Menkes/SK/VII/2008
tentang standar pelayanan minimal dibidang kesehatan
kabupaten/kota16. Keputusan mentri kesehatan nomor
922/Menkes/SK/X/2008 tentang pedoman teknis pembagian urusan
pemerintah bidang kesehatan17. Keputusan Bersama Mentri Kesehatan
RI No. 894/Menkes/SKB/VIII/2001 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
No. 23/Kep/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan
Angka Kreditnya18. Hasil Rapat Konsultasi Pejabat Rumah Sakit ke
I,II dan III tahun 1980 1993
19. Hasil Pertemuan Berkelanjutan tentang Evaluasi Pedoman PGRS
dari tahun 2002 2003BAB II
KETENAGAAN PELAYANAN GIZIPelayanan gizi yang baik menjadi salah
satu penunjang rumah sakit dalam penilaian standar akreditasi untuk
menjamin keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint Commission
International (JCI) for Hospital Accreditation. Semakin baik
pelayanan gizi yang diberikan oleh rumah sakit makan semakin baik
pula standar akreditasi rumah sakit tersebut. Hal ini dapat
terlaksana bila tersedia tenaga gizi yang profesional dalam
memberikan pelayanan gizi. Profesionalisme tenaga gizi dalam
memberikan pelayanan gizi diatur berdasarkan Permenkes RI No 26
tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga
Gizi. Tenaga gizi dalam pelayanan gizi di rumah sakit adalah
profesi gizi yang terdiri dari Registered Dietisien (RD) dan
Teknikal Registered Dietisien (TRD). RD bertanggung jawab terhadap
pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan dietetik, sementara
TRD bertanggung jawab membantu RD dalam melakukan asuhan gizi dan
pelayanan makanan serta dietetik serta melaksanakan kewenangan
sesuai dengan kompetensi.Pada rumah sakit yang belum memiliki RD
namun memiliki tenaga nutrisionis teregistrasi (NR) atau teknikal
registered dietesien (TRD) dapat melakukan pelayanan gizi secara
mandiri atau berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain yang ada
sesuai dengan standar profesi dan kemampuan yang dimiliki, tenaga
ini dapat diberi kewenangan sebagai RD dan diberi kesempatan untuk
memenuhi kualifikasi sebagai RD.2.1. Kualifikasi Tenaga
giziPenjenjangan dan penilaian RD dan TRD disesuaikan dengan
jenjang dalam jabatan fungsional gizi yang ada sebagai berikut :A.
Registered Dietesien (RD)a. RD Kompeten adalah nutrisionos ahli
pertama pada jabatan fungsional yang telah mengikuti pendidikan
profesi dan uji kompetensi serta teregistrasi, memiliki pengalaman
praktek dietetik umum kurang atau sama dengan 4 tahunb. RD
Spesialis adalah RD kompeten atau RD dengan jabatan fungsional
nutrisionis ahli muda, memiliki pengalaman praktek dietetik pada
satu peminatan (misal ginjal/diabetes mellitus,
anak/geriatri/onkologi atau manajemen makanan dan dietetik) lebih
atau sama dengan 5 tahun dan telah mengikuti pendidikan/pelatihan
intensif sesuai dengan peminatannya atau setara magister gizic. RD
advance adalah RD spesialis atau RD dengan jabatan fungsional
nutrisionis ahli madya yang memiliki pengalaman praktek dietetik
pada peminatan tambahan selama 5 tahun atau lebih, berpendidikan
magister, mengikuti pelatihan profesi secara intensif atau
melakukan penelitian gizi atau mendapat pengakuan sebagai konsultan
atau pakar bidang peminatan tersebut dari profesid. RD expert
adalah RD advance, berpendidikan magister atau doktor (S3) gizi
yang memiliki pengalaman dietetik selama 5 tahun atau lebih,
sebagai peneliti, penulis dan konsultan bidang gizi dan dietetikB.
Teknikal Registered Dietisien (TRD)a. TRD kompeten adalah TRD atau
nutrisionis ahli terampil pelaksanan pada jabatan fungsional,
memiliki pengalaman praktek dietetika umum kurang atau sama denagn
4 tahun termasuk menangani masalah gizi dan dietetik sederhana /
tidak komplekb. TRD spesialis adalah TRD kompeten atau nutrisionis
terampil lanjutan yang memiliki pengalaman praktek dietetik pada
satu peminatan (misal ginjal/diabetes mellitus,
anak/geriatri/onkologi atau manajemen makanan dan dietetik) lebih
atau sama dengan 5 tahun dan telah mengikuti pendidikan/pelatihan
yang intensif sesuai dengan peminatannyac. TRD advance adalah TRD
spesialis atau nutrisionis terampil penyelia yang memiliki
pengalaman praktek dietetik dengan peminatan tambahan selama 5
tahun atau lebih, mengikuti pelatihan profesi secara intensif atau
membantu penelitian gizi, mendapat pengakuan sebagai penyelia dalam
manajemen makanan dan dietetikC. Nutrisionis Registered (NR)a. NR.
Hanya dapat bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak
dapat menyelenggarakan praktek mandirib. NR adalah tenaga gizi yang
akan segera diberi kesempatan untuk memenuhi kualifikasi sebagai RD
dengan syarat mengikuti program internsip2.2. Kualifikasi Tenaga
Unit GiziA. Kepala Instalasi GiziNama Jabatan : Kepala Instalasi
GiziUnit Kerja
: Penunjang MedisIkhtisar Jabatan : Membuat dan mengevaluasi
sistem, pedoman, SOP (SPO), juknis kegiatan pelayanan gizi,
meliputi penyelenggaraan makanan pasien, pelayanan gizi / makanan
pasien rawat inap, pelayanan asuhan gizi pasien, dan penyelesaian
administrasi gizi dari awal sampai akhir pelayanan. Merencanakan
sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi kebutuhan
sumber daya yang dibutuhkan.
Mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan tenaga
dan fasilitas unit kerja dengan berorientasi pada mutu
pelayanan.
Memberi petunjuk dan bimbingan dalam pendayagunaan tenaga dan
fasilitas gizi Mengawasi proses pelayanan gizi.
Membuat, memeriksa, memaraf dan atau menandatangani surat, nota
dinas dan laporan kegiatan.
Menyusun program kerja dan anggaran unit gizi.
Mengatur jadwal dinas tenaga gizi. Melaporkan adanya pelanggaran
disiplin atau peraturan rumah sakit.
Menangani dokumen sesuai kewenangan yang dimiliki, antara lain
surat usulan, laporan bulanan, permintaan fasilitas rutin dan
notulen rapat
Menyelenggarakan dan memimpin rapat unit gizi.
Bertanggungjawab dan menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di
gizi.
Hasil Kerja
: SPO (SOP), petunjuk teknis kegiatan pelayanan gizi, pedoman
pengorganisasian
Petunjuk kerja bawahan Jadwal dinas tenaga gizi Rencana kerja
dan anggaran kebutuhan gizi Program kerja tahunan dan anggaran
kebutuhan unit kerja Laporan kegiatan pelayanan gizi Supervisi
internal dan eksternal
Uraian Tugas :
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1), meliputi : Menyusun sistem
kerja dan SPO Mengevaluasi prosedur kerja
Membuat program pengembangan profesionalitas SDM gizi Mengatur
jadwal dinas tenaga gizi Menyusun program kerja tahunan
Menyusun program orientasi bagi tenaga baru
Meyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan Meyusun rencana kebutuhan tenaga dari segi jumlah maupun
kualifikasi sesuai kebutuhan
Menyusun rencana kebutuhan peralatan dari segi jumlah maupun
jenis dan kualitas alat
Menyususn program pengembangan staf sesuai kebutuhan pelayanan
yang berada di wilayah tanggungjawabnya.
Menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau insidental bila
diperlukan.
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), meliputi :
Menyampaikan dan menjelaskan kebijakan kepada para staf yang berada
di bawah tanggungjawabnya
Memberi bimbingan pelayanan kepada seluruh tenaga dalam lingkup
tugasnya sesuai kebijakan
Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh manajemen.
Mengadakan pertemuan secara berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan
Menerima laporan rutin dan berkala tentang SDM fasilitas,
produktifitas dan mutu pelayanan.
Membantu menyelesaikan masalah-masalah internal gizi
Mengupayakan pengadaan peralatan dan bahan di unit gizi sesuai
dengan kebutuhan dan kebijakan/ketentuan rumah sakit Melaksanakan
program orientasi kepada tenaga baru Memberi motivasi kepada
petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan.
Meneliti dan mempertimbangkan surat permohonan, cuti, pindah,
berhenti dan lain-lain dari karyawan gizi.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian
(P3), meliputi : Mengendalikan pelaksanaan peraturan / tata tertib
/ SPO (Standar Prosedur Operasional) unit gizi yang berlaku.
Mengendalikan pendayagunaan peralatan, bahan dan tenaga secara
efektif dan efisien.
Tanggung jawab : Mewujudkan terlaksananya SPO dan petunjuk
teknis pelayanan gizi Ketepatan dan kesesuaian rencana pemenuhan
kebutuhan SDM dengan realisasi.
Kesesuaian dan kebenaran dalam membuat laporan kepada
manajemen
Dapat menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di gizi
Bertanggungjawab terhadap seluruh pelayanan gizi Menjamin tidak ada
masalah dalam penjadwalan dinas tenaga gizi Kelancaran, ketepatan
waktu pelaksanaan tugas semua tenaga dan menjaga kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan unit gizi Kebenaran dan ketepatan usulan rencana
kebutuhan dan pengaturan tenaga di unit gizi. Keobjektifan dan
kebenaran penilaian kinerja tenaga dan unit kerja.
Wewenang
:
Mengatur rencana kegiatan pelayanan Instalasi Gizi. Memberikan
ide / masukan kepada atasan mengenai pengembangan Gizi.
Menilai, menegur, dan memotivasi karyawan gizi.
Meminta masukan dari staf karyawan dan unit kerja lainnya
Meminta arahan dari atasan.
Syarat Jabatan :NO.JENIS PENDIDIKANPELATIHANPENGALAMAN
Seorang Registered Diatesien (RD)Mempunyai pelatihan manajemen
gizi rumah sakitPengalaman di pelayanan gizi, dietetik dan
pelayanan makanan minimal 5 tahun
B. Penanggung jawab Asuhan Gizi Nama Jabatan : Penanggung Jawab
Asuhan Gizi Unit Kerja
: Instalasi GiziIkhtisar Jabatan : Membantu mengelola
pelaksanaan kegiatan asuhan gizi pasien rawat inap dan rawat jalan
Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi sistem,
SPO, petunjuk teknis pelayanan asuhan gizi di ruang rawat inap dan
rawat jalan. Memberikan usulan pengaturan ahli gizi ruangan rawat
inap dan jadwal asuhan gizi di rawat jalan, membuat permintaan
kebutuhan sarana untuk pelaksanaan kegiatan asuhan gizi.
Memberikan laporan kinerja pelayanan asuhan gizi rawat inap dan
rawat jalan sebagai dasar perencanaan, penilaian sebagai penunjang
pengambilan keputusan kepala Instalasi gizi dan manajemen untuk
pengembangan gizi Menandatangani dokumen sesuai kewenangan yang
dimiliki, antara lain laporan bulanan dan notulen rapat.
Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan manajemen rumah
sakit.
Hasil Kerja
: Pembagian ruangan ahli gizi dan jadwal piket di poli gizi
Laporan bulanan asuhan gizi pasien rawat inap dan rawat jalan
Laporan inventaris sarana asuhan gizi di rawat inap dan rawat jalan
Notulen rapat
Uraian Tugas :
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1), meliputi : Membantu
menyusun program tahunan asuhan gizi Membantu menyusun dan
mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila diperlukan
Membantu program orientasi bagi karyawan baru dan mahasiswa PKL
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), meliputi :
Membantu mengatur dan mengelola pelaksanaan kegiatan pelayanan
asuhan gizi di rawat inap dan rawat jalan Membuat laporan asuhan
gizi rawat inap dan rawat jalan dan pengarsipannya
Mengelola dan mengatur pemakaian, pemeliharaan dan inventaris
sarana asuhan gizi di Instalasi Gizi.
Menentukan stok minimal sarana asuhan gizi rawat inap dan rawat
jalan.
Memberikan informasi hasil pelatihan di bidang gizi kepada staf
untuk peningkatan profesionalitas.
Membantu memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan asuhan
gizi di rawat inap dan rawat jalan sesuai kaidah yang berlaku
Membantu melakukan pengawasan terhadap proses adminstrasi pelayanan
gizi.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3),
meliputi : Membantu memberikan arahan dan petunjuk dalam
pelaksanaan sistem kerja dan SPO di Instalasi gizi.
Membantu mengelola dan mengatur keamanan, pemakaian,
pemeliharaan dan inventaris sarana asuhan gizi di Instalasi
Gizi.
Tanggung jawab : Menjamin pelaksanaan pelayanan asuhan gizi di
rawat inap dan rawat jalan dapat berjalan sesuai dengan SPO dan
alur kerja yang ada.
Menjamin tidak adanya masalah dalam pemberian pelayanan asuhan
gizi.
Adanya kebenaran dan ketepatan dalam pembuatan laporan rutin
kinerja asuhan gizi Menjamin tetap terjaganya profesionalitas dalam
bekerja.
Ketepatan dalam melakukan pelayanan asuhan gizi dengan
memperhatikan kaidah gizi. Kebenaran dan ketepatan dalam
pemeliharaan peralatan di unit kerja.Wewenang : Mengatur kegiatan
pelayanan asuhan gizi Memotivasi, menegur dan mengingatkan rekan
karyawan untuk menjaga profesionalitas kerja.
Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan
kinerja.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan Syarat Jabatan :NO.JENIS
PENDIDIKANPELATIHANPENGALAMAN
Seorang RD atau TRD pendidikan minimal DIII Gizi (Ahli Madya
Gizi)Memiliki STR dan SIKPengalaman di pelayanan gizi, dietetik dan
pelayanan makanan minimal 5 lima tahun
C. Penanggung jawab Pelayanan Gizi Rawat Inap Nama Jabatan :
Penanggung jawab Pelayanan Gizi Rawat Inap Unit Kerja
: Instalasi GiziIkhtisar Jabatan : Mengelola pelaksanaan
kegiatan pelayanan khususnya dalam pemberian makan gizi pasien
rawat inap Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi
sistem, SPO, petunjuk teknis pelayanan gizi ruang rawat inap..
Menyusun langkah kegiatan penerimaan permintaan makan pasien rawat
inap dan kegiatan pencatatan dan pelaporannya Membuat laporan
kegiatan yang berhubungan dengan administrasi pelayanan gizi ruang
rawat inap sebagai dasar perencanaan, penilaian dan penunjang
pengambilan keputusan kepala Instalasi gizi dan manajemen untuk
pengembangan gizi.
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan gizi rawat
inap Membuat dan mengatur pengarsipan laporan pelayanan gizi rawat
inap. Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan dan pengadaan
sarana pelayanan gizi rawat inap. Menandatangani dokumen sesuai
kewenangan yang dimiliki, antara lain laporan bulanan dan notulen
rapat.
Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan manajemen rumah
sakitHasil Kerja : Laporan permintaan dan jumlah realisasi porsi
pelayanan gizi pasien rawat inap Laporan kesesuaian diet pasien
rawat inap Laporan ketepatan pemberian makan pasien rawat
inapUraian Tugas : Melaksanakan fungsi perencanaan (P1), meliputi :
Membantu menyusun program tahunan pelayanan gizi rawat inap
Membantu menyusun dan mengadakan pertemuan berkala atau
sewaktu-waktu bila diperlukan
Membantu program orientasi bagi karyawan baru dan mahasiswa PKL
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), meliputi :
Membantu mengatur dan mengelola pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi
di ruang rawat inap Membuat laporan pelayanan gizi/makan pasien
rawat inap secara periodik dan pengarsipannya
Mengelola dan mengatur kesesuaian pemberian pelayanan gizi /
makanan pasien rawat inap Membantu memberikan petunjuk dan arahan
dalam melakukan pelayanan gizi di ruang rawat inap sesuai kaidah
yang berlaku Membantu melakukan pengawasan terhadap proses
adminstrasi pelayanan gizi.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3),
meliputi : Membantu memberikan arahan dan petunjuk dalam
pelaksanaan sistem kerja dan SPO di Instalasi gizi.
Membantu mengelola dan mengatur keamanan, pemakaian,
pemeliharaan dan inventaris sarana pelayanan gizi di Instalasi
Gizi..
Tanggung Jawab: Menjamin Kelancaran proses pelayanan gizi pasien
rawat inap dapat berjalan sesuai dengan SPO dan alur kerja yang
ada.
Menjamin tidak adanya masalah dalam pemberian pelayanan gizi
pasien rawat inap Menjamin kebenaran laporan kegiatan pelayanan
gizi pasien rawat inap Menjamin kelancaran dan ketepatan dalam
pengadaan makan / pelayanan gizi pasien rawat inap Menjamin tetap
terjaganya profesionalitas dalam bekerja.
Ketepatan dalam melakukan pelayanan gizi/makan pasien rawat inap
dengan memperhatikan kaidah gizi. Kebenaran dan ketepatan dalam
pemeliharaan peralatan di unit kerja Wewenang
: Mengawasi proses permintaan makanan pasien Mengatur petugas
dalam pembuatan laporan kegiatan pelayanan gizi Meminta masukan dan
arahan dari atasan.
Membuat dan mengatur proses pengarsipan realisasi pelayanan gizi
pasien rawat inap.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
Syarat Jabatan:NO.JENIS PENDIDIKANPELATIHANPENGALAMAN
Seorang RD arat TRD Minimal DIII Gizi (Ahli Madya Gizi)Memiliki
STR dan SIKPengalaman di pelayanan gizi, dietetik dan pelayanan
makananminimal 5 lima tahun
D. Penanggung jawab Penyelenggaraan MakananNama Jabatan :
Penanggung jawab Penyelenggaraan MakananUnit Kerja
: Instalasi GiziIkhtisar Jabatan : Membantu mengelola
pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan makanan pasien rawat inap
Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi sistem,
SPO, petunjuk teknis penyelenggaraan makanan. Membantu Kepala
Instalasi dalam perawatan dan pengadaan penyelenggaraan makanan
Membantu melakukan pengawasan terhadap kegiatan penyelenggaraan
makanan pasien. Membuat dan mengatur jadwal kerja petugas
administrasi dan pengawasan makanan Membantu menjamin tersedianya
makanan yang tepat gizi, tepat rasa, dan tepat waktu Menjaga
kelengkapan, kerapian dan kebersihan tenaga dan area
penyelenggaraan makanan Melaksanakan tugas lain dari atasan
Melakukan pengawasan higiene sanitasi petugas penyelenggaraan
makanan Membuat laporan kegiatan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan makanan sebagai dasar perencanaan, penilaian dan
penunjang pengambilan keputusan kepala Instalasi gizi dan manajemen
untuk pengembangan gizi. Menandatangani dokumen sesuai kewenangan
yang dimiliki, antara lain laporan bulanan dan notulen rapat.
Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan manajemen rumah
sakitHasil Kerja : Jadwal petugas administrasi dan pengawasan
penyelenggaraan makanan Laporan hasil uji cita rasa makanan Laporan
kesesuaian diet Laporan ketepatan jadwal penyelenggaraan makanan
Laporan higiene dan sanitasi penyelenggaraan makananUraian Tugas :
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1), meliputi : Membantu menyusun
program tahunan penyelenggaraan makanan Membantu menyusun dan
mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila diperlukan
Membantu program orientasi bagi karyawan baru.
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), meliputi :
Membantu mengatur dan mengelola pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan makanan dan higiene sanitasi makanan Membuat
laporan kegiatan pengawasan penyelenggaraan makanan dan higiene
sanitasi serta pengarsipannya
Memberikan informasi hasil pelatihan di bidang penyelenggaraan
makanan dan higiene sanitasi kepada staf untuk peningkatan
profesionalitas. Membantu memberikan petunjuk dan arahan dalam
melakukan penyelenggaraan makanan dan higiene sanitasi makanan
sesuai kaidah yang berlaku Membantu melakukan pengawasan terhadap
proses adminstrasi penyelenggaraan makanan dan higiene sanitasi
makanan.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3),
meliputi : Membantu memberikan arahan dan petunjuk dalam
pelaksanaan sistem kerja dan SPO di Instalasi gizi.
Membantu mengelola dan mengatur keamanan, pemakaian,
pemeliharaan dan inventaris sarana pelayanan gizi di Instalasi
Gizi. Mengevaluasi perubahan menu yang disusun oleh pihak
outshourcing dan memberikan masukan untuk perbaikan Melakukan
penilaian / uji cita rasa setiap masakan yang diterima dari pihak
outshourcing Melakukan pengawasan pelaksanaan distribusi pihak
outshourcing meliputi kesesuaian menu, besar porsi, kesesuaian diet
dan jadwal distribusi Melakukan pemeriksaan sanitasi dan higiene
petugas penjamah makan pihak outshourcing secara periodik.
Tanggung Jawab : Menjamin terlaksananya kegiatan penyelenggaraan
makanan sesuai SPO dan alur kerja yang ada Menjamin terpeliharanya
higiene dan sanitasi mulai dari tenaga, alat dan lingkungan
penyelenggaraan makanan Menjamin ketepatan dan kelancaran
pelaksanaan penyelenggaraan makanan Tersedianya makanan yang sesuai
/ tepat gizi, tapat rasa dan tepat waktu. Menjamin kebenaran
laporan kegiatan pelayanan gizi pasien rawat inap. Menjamin tetap
terjaganya profesionalitas dalam bekerja.
Ketepatan dalam melakukan penyelenggaraan makanan dengan
memperhatikan kaidah gizi. Kebenaran dan ketepatan dalam
pemeliharaan peralatan di unit kerja Wewenang : Mengawasi proses
penyelenggaraan makanan pasien
Mengatur petugas dalam pembuatan laporan kegiatan
penyelenggaraan makanan Meminta masukan dan arahan dari atasan.
Membuat dan mengatur proses pengarsipan realisasi kegiatan
penyelenggaraan makanan pasien rawat inap.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan Syarat Jabatan :NO.JENIS
PENDIDIKANPELATIHANPENGALAMAN
1Seorang RD atau TRD Minimal DIII gizi (akademi Gizi)Memiliki
Surat Izin Kerja (SIK)Pengalaman di pelayanan gizi, dietetik dan
makanan rumah sakit minimal 5 lima tahun
E. Penanggung jawab Penelitian dan Pengembangan Gizi Nama
Jabatan : Penanggung jawab Penelitian dan Pengembangan GiziUnit
Kerja
: Instalasi GiziIkhtisar Jabatan : Mengelola pelaksanaan
kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan yang berguna
untuk pengembangan pelayanan gizi Melakukan kegiatan pengembangan
pada penyelenggaraan makanan (sarana penyelenggaraan makanan,
sistem komputerisasi penyelenggaraan makanan, seni kuliner)
Membantu Kepala Instalasi dalam membuat dan mengevaluasi sistem,
SPO, petunjuk teknis penelitian dan pengembangan gizi terapan
Membuat dan mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan pelatihan dan
pengembangan karyawan gizi dan mahasiswa PKL Memberikan usulan
pengaturan karyawan gizi untuk melakukan penelitian gizi sesuai
kaidah penelitian.
Memberikan laporan kinerja penelitian dan pengembangan gizi
terapan sebagai dasar perencanaan, penilaian dan penunjang
pengambilan keputusan kepala Instalasi gizi dan manajemen untuk
pengembangan gizi Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan dan
pengadaan sarana dan prasarana kegiatan penelitian dan pengembangan
gizi terapan.
Menandatangani dokumen sesuai kewenangan yang dimiliki, antara
lain laporan penelitian dan notulen rapat. Menghadiri rapat
koordinasi yang diselenggarakan manajemen rumah sakitHasil Kerja :
Jadwal penelitian dan pengembangan gizi Jadwal pelatihan karyawan
dan bimbingan mahasiswa PKL Proposal penelitian dan pengembangan
gizi terapan Laporan hasil penelitian dan pengembangan gizi
terapanUraian Tugas : Melaksanakan fungsi perencanaan (P1),
meliputi : Membantu menyusun program tahunan penelitian dan
pengembangan gizi Membantu menyusun dan mengadakan pertemuan
berkala atau sewaktu-waktu bila diperlukan
Membantu membuat program orientasi bagi karyawan baru dan
mahasiswa PKL.
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), meliputi :
Membantu mengatur dan mengelola pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan gizi terapan Membuat laporan kegiatan penelitian dan
pengembangan gizi terapan dan pengarsipannya
Mengelola dan mengatur pemakaian, pemeliharaan dan inventaris
sarana penelitian dan pengembangan gizi di Instalasi Gizi.
Memberikan informasi hasil penelitian di bidang gizi dan pelatihan
SDM gizi kepada seluruh karyawan gizi untuk peningkatan
profesionalitas.
Membantu memberikan petunjuk dan arahan dalam melakukan
penelitian gizi sesuai kaidah yang berlaku Membantu melakukan
pengawasan terhadap proses pelayanan gizi.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3),
meliputi : Membantu memberikan arahan dan petunjuk dalam
pelaksanaan sistem kerja dan SPO di Instalasi gizi.
Membantu mengelola dan mengatur keamanan, pemakaian,
pemeliharaan dan inventaris sarana di Instalasi Gizi.
Tanggung Jawab : Menjamin pelaksanaan penelitian dan
pengembangan gizi dapat berjalan sesuai dengan SPO yang ada.
Menjamin tidak adanya masalah dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan gizi.
Adanya kebenaran dan ketepatan dalam pembuatan laporan kinerja
penelitian dan pengembangan gizi Menjamin tetap terjaganya
profesionalitas dalam bekerja. Kebenaran dan ketepatan dalam
pemeliharaan peralatan di unit kerja.
Wewenang : Mengatur kegiatan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan gizi Memotivasi, menegur dan mengingatkan rekan
karyawan untuk menjaga profesionalitas kerja.
Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan
kinerja.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
Terlaksananya kegiatan penelitian dan pengembangan gizi
terapanSyarat Jabatan :NO.JENIS PENDIDIKANPELATIHANPENGALAMAN
1Seorang RD atau TRD DIII Gizi (Ahli Madya Gizi)Memiliki STR dan
Surat Izin Kerja (SIK)Pengalaman di pelayanan gizi, dietetik dan
makanan minimal lima tahun
F. AHLI GIZI Nama Jabatan : Ahli Gizi (Dietesien)Unit Kerja
: Instalasi GiziIkhtisar Jabatan : Melaksanaan kegiatan asuhan
gizi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan Melakukan penelitian
dan pengembangan gizi terapan yang berguna untuk pengembangan
pelayanan gizi Melakukan kegiatan pengembangan pada penyelenggaraan
makanan (sarana penyelenggaraan makanan, sistem komputerisasi
penyelenggaraan makanan, seni kuliner) Memberikan laporan kinerja
asuhan gizi Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan dan pengadaan
sarana dan prasarana gizi terapan.
Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan Instalasi
giziHasil Kerja :Laporan asuhan gizi pasien rawat jalan dan rawat
inap yang meliputi : Laporan status gizi pasien Laporan hasil
skrining gizi Laporan hasil diagnosa gizi Laporan tindakan gizi
(konsultasi gizi pasien) Uraian tugas :
Mempelajari preskripsi dokter penanggung jawab pasien atau
dokter yang merujuk Melakukan skrining gizi pasien Mengkaji status
gizi pasien Melakukan anamnesa gizi pasien Menentukan diagnosa gizi
pasien Menentukan intervensi gizi Pasien rawat jalan dengan
memberikan edukasi gizi yang dilengkapi dengan leaflet diet yang
berisi informasi gizi dan pengaturan jumlah dan jadwal makan pasien
Pasien rawat inap dengan cara : menterjemahkan perskripsi diet ke
dalam bentuk makanan sesuai jenis diet, bentuk makanan, rute
pemberian, dan frekuensi pemberian melakukan pemesanan makanan
apabila terdapat perubahan pemberian diet memberikan edukasi gizi
pada pasien dan keluarga Melakukan monitoring dan evaluasi gizi
meliputi asupan makan, dan perkembangan diet pasien Memberikan
masukan tindakan gizi kepada dokter dan petugas medis ruangan
berdasarkan hasil pemantauan Memantau masalah yang berkaitan dengan
asuhan gizi kepada pasien bersama dengan perawat ruangan Melakukan
verifikasi DPMP setiap ruangan Membuat laporan kegiatan asuhan gizi
harian dan bulanan yang diserahkan pada pengelola asuhan gizi
Melakukan bimbingan pada mahasiswa PKL Mengikuti kegiatan seminar,
diklat dan penyegaran ilmu gizi maupun pendidikan lanjutan lainnya
sesuai penugasan Mengikuti kegiatan kedinasan lain sesuai penugasan
Syarat Jabatan :NO.JENIS PENDIDIKANPELATIHANPENGALAMAN
1Seorang RD atau TRD DIII Gizi (Ahli Madya Gizi)Memiliki STR dan
Surat Izin Kerja (SIK)Pengalaman di pelayanan gizi, dietetik dan
makanan
G. ADMINISTRASI GIZI DAN PENGAWAS PELAYANAN MAKANANNama Jabatan
: Administrasi gizi dan pengawas pelayanan makananUnit Kerja
: Instalasi GiziIkhtisar Jabatan : Melaksanaan kegiatan
administrasi gizi pelayanan makanan pasien rawat inap Mengontrol
dan mengawasi kegiatan pelayanan makanan Melakukan pengawasan
kebersihan / sanitasi dan hiegeiene makanan Melakukan kegiatan
pengembangan pada penyelenggaraan makanan (sarana penyelenggaraan
makanan, sistem komputerisasi penyelenggaraan makanan, seni
kuliner) Memberikan laporan kinerja administrasi gizi dan pelayanan
makanan pasien Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan dan
pengadaan sarana dan prasarana gizi.
Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan Instalasi
giziHasil Kerja :Laporan asuhan gizi pasien rawat jalan dan rawat
inap yang meliputi : Laporan permintaan dan pemberian makan pasien
rawat inap Laporan hasil pengawasan kegiatan produksi (cita rasa
makanan) Laporan hasil pengawasan kesesuaian diet dan distribusi
makanan pasien Laporan hasil pengawasan higiene dan sanitasi
makananUraian tugas :
Menyiapkan form DPMP untuk seluruh ruangan Menyalin permintaan
makan pasien rawat inap dari seluruh ruangan sesuai jadwal makan
Memberikan DPMP ke setiap ruangan untuk dilakukan verifikasi oleh
petugas PJ ruangan Melakukan pengecekan kesesuaian DPMP dari
seluruh ruangan bersama ahli gizi dan petugas pihak outshourcing
Memberikan DPMP hasil verifikasi dengan pihak outshourcing kepada
setiap ruangan Merekap permintaan makanan dari DPMP yang masuk
kedalam form pengadaan makanan harian Mengkoordinasikan DPMP kepada
pihak outshoucing gizi Menilai hasil masakan yang diolah (uji cita
rasa)dan pengawasan distribusi apabila penanggung jawab
penyelenggaraan makanan tidak ada Membuat laporan harian kegiatan
hasil pengawasan uji cita dan pengawasan distribusi (kesesuaian
diet) sesuai dengan jadwal makan pasien Mengikuti kegiatan
kedinasan lain sesuai penugasanWewenang : Menegur dan mengingatkan
rekan karyawan untuk menjaga profesionalitas kerja.
Meminta arahan dari atasan dalam rangka untuk pengembangan
kinerja.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
Syarat Jabatan :
NO.JENIS PENDIDIKANPELATIHANPENGALAMAN
1Minimal SMK jasa bogaPengalaman di pelayanan makanan dan
dietetika
H. ADMINISTRASI Nama Jabatan : Administrasi Unit Kerja
: Instalasi GiziIkhtisar Jabatan : Membantu Kepala Instalasi
Gizi dalam menyelenggarakan administrasi umum, kepegawaian dan
penatalaksanaan tata usaha di lingkungan Instalasi Gizi
Membantu Kepala Instalasi dalam perawatan dan pengadaan sarana
dan prasarana gizi.
Menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan Instalasi
giziHasil Kerja :Laporan kegiatan pelayanan makanan pasien rawat
inap dan pelayanan asuhan gizi pasienUraian tugas :
Menghimpun data, mengintegrasikan, mensinkronisasikan seluruh
kegiatan adminstrasi dan mengkoordinasikan seluruh laporan
Instalasi Gizi
Menghimpun dan menyerahkan laporan rutin kepada Kepala Instalasi
Gizi perihal pencatatan dan pelaporan kegiatan Instalasi Gizi dari
sub-sub Instalasi Gizi atau penanggung jawab Menyiapkan dan
menghimpun rencana pelaksanaan penjabaran tugas-tugas unit kerja di
lingkungan Instalasi Gizi dengan membuat jadwal dinas bulanan
Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan tata usaha atau adminstrasi
kepegawaian di Instalasi Gizi Mengikuti kegiatan kedinasan lain
sesuai penugasanWewenang : Meminta arahan dari atasan dalam rangka
untuk pengembangan kinerja.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
Meminta masukan dari rekan karyawan
Syarat Jabatan :
NO.JENIS PENDIDIKANPELATIHANPENGALAMAN
1Minimal SMAMahir menggunakan komputer
BAB III
STANDAR FASILITAS GIZI3.1 DENAH INSTALASI GIZIKeterangan :
1. : Ruang 2. FASILITAS GIZIInstalasi Gizi berdiri pada lahan
seluas 403m. Instalasi Gizi memiliki fasilitas ruang yang terdiri
dari : 1 Ruang bongkar muat barang 1 Ruang penerimaan bahan makanan
1 Ruang penyimpanan bahan makanan 1 Ruang persiapan bahan makanan 1
Ruang pengolahan makanan utama 1 Ruang pengolahan kue/snack 1 Ruang
pengolahan susu 1 Ruang pemorsian makanan 1 Ruang penyimpanan
troley makanan 1 Ruang pencucian perlatan 1 Ruang penyimpanan
peralatan 2 Ruang ganti karyawan 1 Ruang Kepala Instalasi dan staff
gizi 1 Ruang administrasi gizi 3 kamar mandi karyawan 1 Ruang
tabung gas1. Ruang penerimaan bahan makananRuang penerimaan bahan
makanan dengan luas 10m2. Ruang ini digunakan untuk penerimaan
bahan makanan, mengecek kualitas dan kuantitas bahan makanan.
Fasilitas yang tersedia pada ruangan penerimaan bahan makanan
adalah : Timbangan Gunting Pisau kontainer Alat penguji kualitas
telur Penusuk beras2. Ruang penyimpanan bahan makananRuang
penyimpanan bahan makanan kering dengan ukuran luas 11,2m2. Ruang
ini digunakan untuk penyimpanan bahan makanan kering. Fasilitas
yang tersedia pada ruang penyimpanan bahan makanan kering adalah :
Lemari / rak beras, Rak/lemari penyimpanan bahan makanan Timbangan
meja Meja Untuk penyimpanan bahan makanan segar ditempatkan pada
lemari pendingin (freezer dan coolcase)3. Ruang persiapan bahan
makananRuang persiapan bahan makanan dengan ukuran luas 4,2m2
digunakan untuk persiapan sayuran dan bumbu, meliputi kegiatan
membersihkan, mencuci, mengupas, menumbuk, menggiling, memotong,
mengiris, dll sebelum bahan makanan dimasak . Fasilitas yang
terdapat pada ruang persiapan bahan makanan adalah :
Meja persiapan Alat potong sayuran dan daging Timbangan meja
Talenan Blender Bak cuci bahan makanan4. Ruang pengolahan makanan
utamaRuang pengolahan makanan utama dengan luas 18,2m2. Fasilitas
yang ada di dalamnya adalah : Kompor gas LPG Panci besar
Penggorengan Rice cooker Rak makanan Sodet, sinduk, serok Serbet,
cempal Bak cuci5. Ruang pengolahan snack/kueRuang penolahan
snack/kue dengan ukuran luas 16m2. Fasilitas yang ada di dalamnya
adalah : Oven gas Mixer Aneka loyang Timbangan kue6. Ruang
pengolahan susuRuang pengolahan susu dengan ukuran luas 16m2.
Fasilitas yang ada di dalamnya adalah : Blender Panci Gelas susu
Gelas ukuran Sendok Timbangan susu7. Ruang pemorsian makananRuang
pemorsian makanan dengan ukuran luas 32m2. Fasilitas yang ada di
dalamnya adalah : Meja distribusi Alat porsi Alat makan Plastik
wrapping8. Ruang pencucian dan penyimpanan peralatanRuang pencucian
dan penyimpanan peralatan dengan ukuran luas 50m2. Fasilitas yang
ada di dalamnya adalah : Bak cuci Alat cuci Rak penyimpanan alat
Tersedia air mengalir dan air panas Dilengkapi alat untuk mengatasi
sumbatan atau vector9. Ruang Instalasi gizi dan administrasiRuang
instalasi gizi dan administrasi dengan ukuran luas 32m2. Fasilitas
yang ada di dalamnya adalah : Meja Kursi Lemari Komputer dan
printer Telpon10. Ruang karyawanRuang karyawan atau lokcer terdapat
2 ruangan dengan ukuran luas masing-masing 6m2. Fasilitas yang ada
di dalamnya adalah lemari locker 11. Kamar mandiKamar mandi
karyawan terdapat 3 buah
12. Ruang gas
Ruang untuk tabung gas dengan ukuran luas 3m. BAB IVTATA LAKSANA
PELAYANAN
A. Pelayanan Asuhan Gizi Rawat Jalan Pelayanan gizi rawat jalan
adalah kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari
asessment / pengkajian gizi, penentuan diagnosis, intervensi dan
monitoring evaluasi kepada klien/ pasien di poli gizi. Asuhan gizi
rawat jalan umumnya disebut konseling gizi dan dietetik atau
edukasi/penyuluhan gizi. Dokter penanggung jawab penyakit dapat
merujuk pasien pada dietesien untuk mendapatkan konseling gizi.
Tujuan pelayanan gizi rawat jalan yaitu membantu mencari solusi
masalah gizi melalui nasihat gizi mengenai jumlah asupan makan yang
sesuai, jenis diet, jadwal makan dan cara makan yang tepat sesuai
dengan kondisi kesehatan pasien.
Mekanisme kegiatan pelayanan asuhan gizi rawat jalan adalah
sebagai berikut :1. Pasien datang ke ruang poli gizi dengan membawa
surat rujukan Dokter pengirim dari dalam maupun luar RSUD R.
Syamsudin, S.H disertai preskripsi diet yang akan diberikan.2.
Pasien melakukan pendaftaran atau penyelesaian administrasi di
loket rawat jalan untuk ke poli gizi.3. Bila pengadministrasian
lengkap maka asuhan gizi rawat jalan (konsultasi gizi) dapat
diberikan oleh ahli gizi yang bertugas.4. Dietesien melakukan
pencatatan data pasien pada buku registrasi5. Dietesien melakukan
asessment gizi dimulai dengan pengukuran antropometri pada pasien
yang belum ada data TB, BB6. Dietesien melanjutkan asesmen berupa
anamnesa riwayat makan, riwayat personal, hasil pemeriksaan
laboratorium, fisik klinis (bila ada) kemudian dianalisa7.
Dietesien menetapkan diagnosa gizi 8. Dietesien memberikan
intervensi gizi berupa edukasi dan konseling dengan langkah
menyiapkan dan mengisi leaflet diet sesuai penyakit dan kebutuhan
gizi pasien derta menjelaskan tujuan diet, jadwal, jenis dan jumlah
bahan makanan sehari menggunakan alat peraga food model,
menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak, cara
pemasakan dal lain-lain sesuai dengan pola makan dan keinginan
serta kemampuan pasien9. Dietesien menganjurkan pasien untuk
kunjungan ulang, untuk mengetahui keberhasilan intervensi,
dilakukan monitoring dan evaluasi gizi10. Pencatatan hasil
konseling dimasukkan ke dalam rekam medik pasien atau disampaikan
ke dokter melalui pasien dan diarsipkan di poli giziB. Pelayanan
Asuhan Gizi Pasien Rawat InapPelayanan gizi rawat inap merupakan
pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosa
gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan,
penyuluhan / edukasi dan konseling gizi serta monitoring dan
evaluasi gizi. Tujuannya yaitu agar pasien rawat inap memperoleh
asupan makan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan
status gizi.
Mekanisme pelayanan gizi rawat inap adalah sebagai berikut :
a. Skrining giziTahapan pelayanan gizi diawali dengan
skrining/penafisan gizi oleh perawat ruangan dan penetapan order
diet awal (preskripsi diet awal) oleh dokter penanggung jawab
pasien. Skrining gizi untuk mengetahui resiko malnutrisi pasien
atau kondisi khusus (pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisa,
anak, geriatrik, kanker dengan kemoterapi, luka bakar, pasien
dengan imunitas menurun, sakit kritis, dsb). Idealnya skrining
dilakukan 1 x 24 jam setelah pasien masuk RS. Hasil skrining pasien
tidak beresiko malnutrisi dianjurkan untuk dilakukan skrining ulang
setelah 1 minggu, jika hasil skrining ulang beresiko malnutrisi
maka dilakukan PAGT.Hasil skrining pasien beresiko malnutrisi
(sedang atau berat) maka akan dilakukan pengkajian gizi dan
dilalanjutkan dengan langkah PAGT oleh dietesien.
Pada pasien sakit kritis atau kasus sulit yang beresiko gangguan
gizi berat lebih baik ditangani secara tim oleh tim asuhan gizi.b.
Proses Asuhan Gizi terstandar (PAGT)PAGT dilakukan pada pasien
beresiko kurang gizi, gizi kurang dan kondisi khusus dengan
penyakit tertentu. Tahapan PAGT mulai dari
1. Assesmen / pengkajian gizi
Dietesien melakukan asessment gizi berupa anamnesa riwayat gizi,
riwayat personal, hasil pemeriksaan laboratorium, antropometri,
fisik klinis (bila ada) kemudian dianalisa2. Diagnosa gizi dengan
penulisan terstruktur berkonsep PES (Problem Etiologi dan Sign
symptoms)3. Intervensi gizi (rencana diet dan
implementasi)Perencanaan intervensi meliputi penetapan tujuan diet
dan Preskripsi diet yang menggambarkan kebutuhan energi dan zat
gizi individu, jenis diet, bentuk makanan/modifikasi makanan,
jadwal dan rute pemberian makanan
Implementasi intervensi adalah bagian intervensi gizi dimana
dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan pasien
dengan tenaga lainnya yang terkait. Salah satu implementasi yang
diberikan yaitu pemberian makan pada pasien serta pemberian
edukasi/konseling gizi4. Monitoring dan evaluasi gizi
Dilakukan untuk mengetahui respon pasien terhadap intervensi
yang diberikan serta keberhasilannya.c. Pencataan Pelaporan
Pencatatan hasil asuhan gizi dimasukkan ke dalam rekam medik
pasien .
C. Penyelenggaraan makanan Penyelenggaraan makanan RS merupakan
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan
kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan
bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan,
pendistribusian makanan, pencataan pelaporan dan evaluasi.
Tujuannya yaitu menyediakan makanan berkualitas sesuai kebutuhan
gizi, biaya, aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai
status gizi yang optimal..Bentuk penyelenggaraan makanan yang
digunakan di RSUD R. Syamsudin SH yaitu dengan sistem diborongkan
ke jasa boga (out sourcing), yaitu penyelenggaraan makanan dengan
memanfaatkan perusahaan jasa boga untuk penyediaan makanan di rumah
sakit.Dalam penyelenggaraan makanan yang diborongkan ke perusahaan
jasa boga, fungsi dietisien rumah sakit adalah sebagai perencana
menu, penentu standar porsi, pemesanan makanan, penilai kualitas
dan kuantitas makanan yang diterima sesuai dengan spesifikasi
hidangan. Kegiatan penyelenggaraan makanan1. Penetapan peraturan
pemberian makanan rumah sakit
Peraturan pemberian makanan rumah sakit adalah suatu pedoman
yang ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai acuan dalam memberikan
pelayanan makanan pada pasien dan karyawan yang mencakup ketentuan
macam konsumen yang dilayani, kandungan gizi, pola menu dan
frekuensi makan sehari serta jenis menu.
2. Penyusunan standar bahan makanan rumah sakit
Standar bahan makanan sehari adalah acuan macam dan jumlah bahan
makanan seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien
yang tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan kebijakan
rumah sakit
3. Perencanaan anggaran makanan
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan
penyususnan biaya yang diperlukan untuk pengadaan makanan bagi
pasien dan karyawan yang dilayani
4. Perencanaan menu
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyususn dan
memadukan hidangan dalam variasi yang serasi, harmonis yang
memenuhi kecukupan gizi, cita rasa yang sesuai dengan selera
konsumen dan kebijakan institusi. 5. Perencanaan kebutuhan bahan
makanan
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan
makanan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu dalam rangkan
mempersiapkan penyelenggaraan makanan rumah sakit.
6. Pengadaan bahan makanan
Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi
bahan makanan, pemesanan dan pembelian bahan makanan.
7. Penerimaan bahan makanan
Kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan
dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan
pemesanana dan spesifikasi yang ditetapkan serta waktu
penerimaannya8. Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan
Kegiatan tata cara menata, menyimpan, memelihara jumlah,
kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar di gudang
bahan makanan dan tata cara mendistribusikan bahan makanan
berdasarkan permintaan dari unti pengolahan makanan
9. Persiapan bahan makanan
Kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan agar siap olah sesuai
menu, standar resep, standar porsi, bumbu dan jumlah pasien yang
dilayani.
10. Pemasakan bahan makanan
Kegiatan mengubah bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap
dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi
11. Distribusi makanan
Serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan
jenis makanan dan jumlah porsi pasien yang dilayani. Proses
distribusi dilakukan secara sentralisasi.
D. Penelitian dan pengembangan gizi terapan Penelitian dan
pengembangan gizi terapan dilakukan untuk meningkatkan E. INFORMED
CONSENT
Pelayanan gizi yang memerlukan informed concent adalah apabila
terjadi penolakan pelayanan makan dan atau asuhan gizi pasien atas
permintaan sendiri.Bila diperlukan tambahan nutrisi komersil khusus
maka akan diberikan apabila pasien atau keluarga pasien menyetujui
sesuai dengan aturan yang berlaku.BAB VLOGISTIK
Kebutuhan barang-barang logistik terdiri dari :1. Makanan,
nutrisi enteral komersil dan bahan habis pakai (BHP)
2. Barang rumah tangga (RT) dan Alat tulis kantor (ATK)
Pengelolaan keduanya meliputi alur, perencanaan, permintaan,
penyimpanan, penggunaan, pencatatan dan pelaporan adalah sebagai
berikut :
5.1. PELAYANAN MAKANAN PASIEN1. Alur
2. PerencanaanInstalasi gizi akan mendata kebutuhan makanan
termasuk nutrisi enteral komersial dan bahan habis pakai setiap
tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke Unit Pengadaan Barang
dan Jasa Rumah Sakit. Rencana kebutuhan berdasar realisasi tahun
lalu atau BOR dan ditambah estimasi rencana penambahan jumlah
tempat tidur pasien.
3. PermintaanPermintaan makan pasien dilakukan tiga kali sehari
sesuai jadwal pemberian makan pasien berdasarkan daftar permintaan
makanan pasien dari setiap ruangan yang diterima oleh Instalasi
Gizi.
4. Pembelian / PengadaanPembelian atau pengadaan makanan
dilakukan oleh UPBJ kepada pihak ke 3 yang ditunjuk. Pengadaan
makanan dilakukan sesuian dengan permintaan makanan pasien yang
diterima dari Instalasi Gizi.5. Penerimaan dan pendistribusian
Penerimaan makanan dilakukan oleh Instalasi Gizi bersama dengan P2B
dengan memperhatikan kualitas (cita rasa dan keseuaian diet) dan
kuantitas makanan yang dikirim. Distribusi makanan dilakukan oleh
pihak ke 3 kepada pasien rawat inap setelah makanan diterima
berdasarkan DPMP setiap ruangan.
6. Pencatatan dan PelaporanPencatatan dan pelaporan makanan yang
dipesan dan diterima serta hasil uji citarasa dilakukan 2 kali
dalam sebulan serta pada saat laporan bulanan.5.2. ALAT RUMAH
TANGGA, ALAT TULIS KANTOR 1. Alur
2. Perencanaan
Instalasi Gizi mendata kebutuhan barang-barang alat tulis dan
alat rumah tangga setiap tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke
unit pengadaan barang dan jasa. Rencana kebutuhan berdasar
pemakaian alat tulis dan rumah tangga tahun sebelumnya.3.
Permintaan
Instalasi Gizi mengajukan permintaan alat tulis kantor / barang
berdasarkan kebutuhan tiap bulan.4. Penyimpanan dan pemakaian5.
Penyimpanan Penyimpanan dan pemakaian ATK dan alat rumah tangga
dilakukan di instalasi gizi .BAB VIKESELAMATAN PASIEN6.1.
PengertianKeselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi : assesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disbabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
6.2. Tujuana. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah
sakit
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
c. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah
sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.6.3. Tatalaksana
Keselamatan PasienKeselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan
rumah sakit yang dilaksanakan melalui assesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko di RSUD R. Syamsudin, S.H. dimana kegiatan ini
dilakukan melalui : monitoring indikator mutu pelayanan tiap unit
kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan patient safety,
tindakan preventif, pengendalian proses/produk tidak sesuai,
tindakan korektif dan audit mutu internal.1. Monitoring indikator
mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu
pelayanan rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pasa
pedoman mutu pelayanan, Pedoman mutu pelayanan gizi secara rinci
ada pada BAB IX Pengendalian Mutu. Indikator mutu pelayanan yang
menyangkut patient safety secara rinci dapat dilihat pada format
indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu pelayanan. Indikator
tersebut merupakan milik unit kerja, ditentukan periode pengambilan
data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi
kejadian tidak diinginkan pimpinan unit melaporkan pada pertemuan
manajemen seperti diatur pada tindakan preventif.
2. Tindakan Preventif
Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui
pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memenuhi K3
dan pertemuan rutin di rapat struktural seminggu sekali, morining
report, evaluasi prosedur tiap 3 (tiga)bulan dan audit internal.3.
Pengendalian proses/produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang
menyangkut keselamatan pasien juga merupakan salah satu mekanisme
pengendalian proses / produk tidak sesuai. Identifikasinya melalui
: audit mutu internal, audit mutu eksternal, temuan oleh manajemen,
laporan pelanggan. Laporan identifikasi tersebut ditindaklanjuti
melalui : rapat tertutup direksi dan kepala bidang, ketua komite
dan unit terkait untuk menemukan akar permasalahan dan jalan
keluarnya. Kepala bidang melakukan perbaikan sesuai dengan tindakan
korektif. 4. Tindakan Korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Tindakan
korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam pertemuan
tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil
inspeksi harus menunjukkan telah dilakukannya tindakan koreksi.
BAB VIIKESELAMATAN KERJA
9.1. Pengertian Keselamatan KerjaKeselamatan kerja adalah segala
upaya atau tindakan yang harus diterapkan dalam rangka menghindari
kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas atau
kelalaian/kesengajaan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan
proses pengolahan dan lingkungan kerja serta cara cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang
berada di rumah sakit termasuk instalasi Gizi dengan demikian
keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja
dan orang lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di
sekitar rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat suatu proses
kerja. Dengan demikian jelas bahwa, keselamatan kerja adalah
merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka/cidera,
cacat/kematian, kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin
dan lingkungan secara luas.9.2. Tujuan Keselamatan Kerja Mencegah
dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan perkerjaan Mencegah,
mengurangi, memadamkan kebakaran
Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
Memberi kesempatan atau menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya
Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
Memberi perlindungan pada pekerja
Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, suara
dan getaran
Mencegah dan mengendalikan timbulnya keracunan makanan Mencegah
dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
Menerapkan ergonomi di tempat kerja
Mengamankan dan memelihara alat alat perlengkapan
penyelenggaraan makanan Mencegah terkena aliran listrik yang
berbahaya Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
9.3. Klasifikasi Kecelakaan KerjaKlasifikasi kecelakaan kerja di
instalasi gizi secara garis besar, diantaranya :
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan Terbakar, tersiram air
panas Terjatuh
Tersandung benda
Terbentur alat
Terkena arus listrik
Terpapar penyakit infeksius pasien, dll.
b. Klasifikasi menurut agen penyebabnya Alat-alat masak seperti
tagung gas dan peralatan masak, troley makanan Lingkungan kerja,
seperti ruangan panas, pencahayaan kurang, struktur area kerja
(jalan) menurun dan licin.
Bakteri penyebab infeksi yang terpapar lewat udara atau kontak
fisik
c. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya
Luka bakar (efek terkena api, air atau benda panas) Efek terkena
arus listrik
Patah tulang
Keseleo / dislokasi / terkilir
Kenyeriaan otot dan kejang
Luka tergores atau teriris Penyakit infeksi
d. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka
Kepala, leher, badan, lengan, kaki dan berbagai bagian tubuh
lainnya.
Luka umum dsb.
e. Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja yang dilakukan instalasi gizi RSUD
R. Syamsudin, S.H. diantaranya adalah :
f. Desain ruangan
Ruangan Instalasi gizi didesain mengacu pada aturan yang berlaku
seperti luas ruangan didesain lebih dari ukuran standar yaitu 4,82m
(panjang) x 3,78m (lebar) x 3,22m (tinggi); WC dilengkapi dengan
keset kering untuk mencegah jatuh terpeleset; ruangan ber-AC.g.
Pengoperasian dan pengendalian
h. Pencegahan i. Pemeliharaan dan monitoring
j. Pengawasan
10.4. Prinsip keselamatan kerja pegawai Pengendalian teknis
mencakup letak, bentuk dan kontruksi alat sesuai dengan kegiatan
dan memenuhi syarat yang telah ditentukan
Ruang dapur cukup luas, denah sesuai dengan arus kerja dibuat
dari bahan yang memenuhi syarat. Perlengkapan alat kecil cukup
disertai tempat penyimpanan yang praktis
Penerapan ventilasi yang cukup memenuhi syarat
Tersedia ruang istirahat bagi pegawai
Adanya pengawasan kerja dan terciptanya kebiasaan kerja yang
baik oleh pegawai
Pekerjaan yang ditugaskan sesuai dengan kemampuan kerja
pegawai
Volume kerja yang dibebankan sesuai dengan jam kerja yang
ditetapkan
Perawatan alat dilakukan secara kontinyu agar tetap dala kondisi
layak pakai
Adanya pendidikan keselamatan kerja bagi pegawai
Adanya peralatan pelindung yang cukup
Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja
10.5. Prosedur keselamatan kerjaa. Ruang penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan Gunakan alat dan cara kerja yang baik dan
tepat Tidak mengangkat barang berat atau jumlah besar diluar
kemampuan yang dapat membahayakan badan dan kualitas barang Tidak
merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan, hindari tumpahan
bahan dan bersihkan bahan yang tumpah atau licin di ruang
penerimaan dan penyimpananb. Ruang persiapan dan pengolahan
Menggunakan peralatan yang tersedia dan cara kerja yang baik sesuai
petunjuk pemakaiannya Tidak menggaruk, batuk, bercakap-cakap selama
mengolah makanan Meneliti semua peralatan sebelum dan sesudah
digunakan Mengisi alat memasak (panci) menurut ukuran semestinyac.
Ruang distribusi makanan Tidak mengisi piring terlalu penuh dan
kereta makanan melebihi kapasitasnya Meletakkan alat dengan teratur
dan rapi Perhatikan bila membawa makanan pada baki jangan sampai
tertumpah atau tercampurd. Alat pelindung kerja Baju kerja,
celemek, topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin,
enak dipakai Menggunakan sandal yang tidak licin Menggunakan serbet
pada tempatnya Tersedia alat sanitasi yang sesuai Tersedia alat
pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat terjangkau Tersedia
alat / obat P3K sederhanaBAB VIIIKEAMANAN DAN SANITASI
MAKANANKeamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi
dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan, sehingga menjadi hal yang mutlak harus dipenuhi dalam
proses pengolahan makanan rumah sakit. Prinsip keamanan makanan
meliputi :
1. Good Manufacturing Practise (GMP) GMP atau cara pengolahan
makanan yang baik dan benar mulai dari pemilihan bahan makanan
sampai penyajian makanan ke konsumen.
e. Pemilihan bahan makanan harus memperhatikan mutu bahan
makanan yang terkait nilai gizi, kebutuhan, kebersihan dan keamanan
/ bebas dari unsur yang tidak diharapkan. Bahan makanan berkualitas
memiliki ciri bentuk yang baik dan menarik, ukuran hampir seragam,
warna, rasa dan aroma khas, segar dan tidak rusak atau berubah
warna dan rasa, tidak berlendir. Setiap jenis bahan makanan
memiliki ciri yang berbeda-beda. Berbagai kelompok bahan makanan
memiliki tanda-tanda spesifik jika sudah mengalami kerusakan.
f. Penyimpanan bahan makanan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut : Tempat penyimpanan harus terhindar dari kemungkinan
kontaminasi bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya maupun bahan
berbahaya
Penyimpanan harus memperhatikan prinsif FIFO dan FEFO
Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai jenis bahan
makanan
Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm
Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80 90%
Penyimpanan bahan makanan olahan pabrik
Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu 100C
Penyimpanan bahan makanan harus memperhatikan suhu sebagai
berikut :NoJenis bahan makananLama waktu penyimpanan
< 3 hari< 1 minggu>1 minggu
1 Daging, ikan, udang dan hasil olahannya-5 0 0 C-10 - -5 0
C< -10 0 C
2Telur, buah dan hasil olahannya5 7 0 C-5 0 0 C< -5 0 C
3Sayur, buah dan minuman10 0 C10 0 C10 0 C
4Tepung dan biji-bijian25 0 C25 0 C25 0 C
Tidak menempel pada lantai, dinding atau langit-langit dengan
ketentuan sebagai berikut : jarak makanan dari lantai 15 cm, dengan
dinding 5 cm, dengan langit-langit 60 cmg. Pengolahan makanan yang
baik adalah pengolahan yang mengikuti kaidah prinsip higiene dan
sanitasi atau cara produksi makanan yang baik, yaitu : Tempat
pengolahan harus memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi
guna mencegah resiko pencemaran
Menu disusun dengan memperhatikan pemesanan dari konsumen,
ketersediaan bahan, jenis dan jumlah, keragaman / variasi dari
setiap menu, proses dan lama pengolahan, dan keahlian dalam
mengolah makanan
Pemilihan bahan untuk menjaga mutu dan keawetan makanan serta
mengurangi resiko pencemaran Peracikan bahan, persiapan bumbu,
persiapan pengolahan dan prioritas dalam memasak sesuai dengan
tahapn dan dicuci dengan air mengalir Peralatan yang kontak dengan
makanan harus yang aman tidak berbahaya bagi kesehatan (foog
grade), lapisan permukaan tidak larut dalam suasana asam, basa,
garam yang lazim terdapat dalam makanan dan tidak mengeluarkan
bahan berbahaya dan logam berat beracun, talenan terbuat dari
selain kayu, kuat dan tidak melepas bahan beracun. Perlengkapan
pengolahan bersih, kuat, berfungsi dengan baik, tidak menjadi
sumber pencemaran dan kecelakaan. Peralatan harus utuh, mudah
dibersihkan dan tidak dipegang dibagian yang kontak dengan makanan.
Tidak mengandung e-coli atau kuman lainnya. Peralatan yang akan
digunakan dan bahan makanan diolah sesuai urutan prioritas,
prioritas dalam memasak :
1. Dahulukan memasak makanan yang tahan lama (goreng-gorengan),
makanan rawan (berkuah) dimasak paling ahir
2. Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak dalam lemari
es3. Simpan makanan jadi yang belum waktunya dihidangkan dalam
keadaan panas
4. Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam
makanan
5. Tidak menjamah makanan jadi langsung dengan tangan
6. Mencicipi makanan menggunakan sendok khusus yang selalu
dicuci Pengaturan suhu dan waktu diperhatikan. Suhu pengolahan
makanan maksimal 900C dan tidak boleh terlalu lama agar kandungan
zat gizi tidak hilang akibat penguapan
Higiene penanganan makanan memperlakukan makanan secara
hati-hati dan seksama sesuai prinsip higien sanitasi makanan dan
menempatkan makanan dalam wadah tertutup dan menghindari penempatan
makanan terbuka dengan tumpang tindih.
h. Penyimpanan makanan masak tidak dicampur dengan bahan makanan
mentah, tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap
jenis makanan jadi dan mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna
tapi berventilasi yang dapat mengeluarkan uap air, penyimpanan
makanan harus memperhatikan suhu penyimpanan sebagai berikut
:NoJenis bahan makananSuhu penyimpanan
Disajikan dlm waktu lamaAkan segera disajikanBelum segera
disajikan
1 Makanan kering25 30 0 C
2Makanan basah (berkuah)>60 0 C10 0 C
3Makanan cepat basi (santan, telur, susu)>65,5 0 C-5 - -1 0
C
4Makan disajikan dingin5 - 10 0 C600C Prinsip bersih : peralatan
yang digunakan harus higien, utuh, tidak cacat atau rusak Prinsip
handling : setiap penanganan makanan tidak boleh kontak langsung
dengan anggota tubuh Prinsip tepat penyajian : disesuaikan dengan
kelas pelayanan dan kebutuhan, tepat penyajian yaitu tepat menu,
tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat jumlah.
2. Higiene dan sanitasi makananHigiene adalah usaha kesehatan
preventif yang menitikberatkan kegiatannya pada usaha kesehatan
individu. Sanitasi adalah usaha kesehatan lingkungan, lebih banyak
memperhatikan masalah kebersihan untuk mencapai kesehatan.
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang
menitikberatkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama
proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan sampai pada saat makanan
dan minuman siap untuk dikonsumsi.Persyaratan higiene sanitasi
makanan dan minuman mengacu pada Kepmenkes RI no.
1204/Menkes/Kep/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit.a. Higiene tenaga penjamah makanan merupakan kunci
kebersihan dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat. Usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan penerapan prinsip personal higiene
yaitu mengetahui sumber cemaran dari tubuh dan menerapkan prilaku
untuk mencegah pencemaran. Syarat higiene penjamah makanan sebagai
berikut :Parametersyarat
Kondisi kesehatanTidak menderita penyakit menular
Kebersihan diri
Kebiasaan mencuci tanganMandi teratur dengan sabun dan air
bersih, menggosok gigi teratur paling sedikit 2x sehari,
membersihkan lubang hidung, telinga, dan sela jari secara teratur,
kebersihan tangan kuku pendek, tidak dicat, bebas luka
Sebelum menjamah makanan, memegang peralatan makan, setelah
keluar WC, setelah meracik bahan mentah dan mengerjakan pekerjaan
lain (bersalaman, memperbaiki peralatan, memegang uang, dll)
Prilaku dalam melakukan pelayanan makananTidak menggaruk rambut,
lubang hidung, sela jari kuku, tidak menyisisr rambut di ruang
pengolahan makananMenutup mulut saat bersin, batuk, tidak meludah
sembarangan, tidak memegang, mengambil, mencicipi makanan tanpa
alat, tidak makan pada saat mengolah makanan
Penampilan penjamahSelalu bersih dan rapi, memakai celemek,
tutup kepala, alas kaki tidak licin, tidak memakai perhiasan,
memakai sarung tangan jika perlu
b. Higiene peralatan makanan
Gunakan pealatan yang mudah dibersihkan
Bersihkan penrmukaan meja pengolahan dengan benar
Bersihkan semua peralatan masak setelah dipakai dengan deterjen
dan air panas
Letakkan peralatan yang tidak dipakai menghadap kebawah, bilas
kembali sebelum digunakan memasak
Pencucian peralatan yang benar harus memperhatikan :
prinsip pencucian (tersedianya sarana, dilaksanakan dengan
benar, memahami tujuan pencucian)
sarana pencucian (perangkat keras : bak pencucian, pembersihan,
desinfektan, dan pengeringan ukuran bak 75x75x45 cm, perangkat
lunak : air bersih, zat pembersih, bahan penggosok, desinfektan)
teknik pencucian (membuang sisa kotoran, merendam dalam air,
mencuci dengan detergen, membilas dengan air bersih, membebas
hamakan, mengeringkan) jenis bahan pencuci yang sesuai untuk
mencuci peralatan makan/masak Jenis desinfektan yang biasa
digunakan (hipochlorit, QACs, amphoteric surfactants dan fenolik
desinfektan)
c. Sanitasi air dan lingkungan
Menggunakan air yang tidak berwarna, tidak bau, tidak berasa,
bebas dari mikroba dan bahan kimia yang membahayakan kesehatan,
memenuhi persyaratan kualitas air bersih atau air minum
Air yang disimpan dalam ember harus tertutup, jangan dikotori
dengan mencelupkan tangan, gunakan gayung panjang untuk
mengeluarkannya Menjaga kebersihan ketika memasak Menjaga dapar dan
tempat pengolahan makanan agar bebas dari tikus, kecoa, lalat dan
serangga lain Tutup tempat sampah dengan rapat dan buang sampah
secara teratur ke TPS Bersihkan lantai dan dinding secara teratur
Saluran pembuanagn limbah berfungsi dengan baik Tersedia tempat
cuci tangan yang memenuhi syarat
BAB IXPENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU9.1. Pengertian Pelayanan
gizi yang baik dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen mutu,
yaitu pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk
yang dihasilkan aman, menjamin kepuasan konsumen dan assesment yang
berkualitas.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai rencana dan kebijakan
yang ditetapkan dapat mencapai sasaran yang
dikehendaki.Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk
melakukan perbaikan yang terjadi sesuai dengan tujuan.
9.2. Indikator Mutu Pelayanan Beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk menilai mutu pelayanan gizi adalah :1. Indikator
berdasarkan kegawatan
- kejadian sentinel, indikator untuk mengukur kejadian tidak
diharapkan seperti keracunan makanan, adanya benda asing dalam
makanan, pasien menerima diet salah, dsb- Rated based, indikator
untuk mengukur proses pelayanan pasien atau keluaran dengan standar
yang diharapkan seperti % pasien paien diare karena mendapatkan
nutrisi enteral, % pasien kurang gizi mendapat dukungan enteral
2. Indikator berdasar pelayanan yang diberikan
- indikator proses, merupakan indikator yang mengukur elemen
pelayanan yang disediakan oleh institusi yang bersangkutan, seperti
% pasien beresiko yang mendapatkan asuhan gizi, % makanan yang
tidak dimakan, dsb
- indikator struktur, merupakan indikator yang menilai
ketersediaan dan penggunaan fasilitas, peralatan, kualifikasi
profesional, struktur organisasi yang berkaitan dengan pelayanan
yang diberikan, seperti % penilaian dan evaluasi status gizi oleh
ahli gizi, % higiene sanitasi dan keselamatan kerja yang sesuai
standar, dsb.
- Indikator outcome, merupakan indikator untuk menilai
keberhasilan intervensi gizi yang diberikan, seperti % pasien
obesitas yang turun BBnya 2 kg/bulan setelah konseling gizi
3. Indikator yang mencirikan arah dan penampilan
- Indikator yang diinginkan, indikator untuk menilai yang
diinginkan mendekati 100%, seperti dokumentasi asuhan gizi lengkap,
kunjungan awal dietesien pada pasien baru 24 48 jam setelah pasien
masuk RS, dsb- Indikator yang tidak diharapkan, indikator untuk
menilai sesuatu yang kadang-kadang tidak diharapkan, seperti
keluhan pasien, tidak ada etiket makan, dsb
Dalam standar pelayanan minimal rumah sakit (DEPKES RI. 2008)
ditetapkan bahwa indikator standar pelayanan gizi meliputi :
1. Ketapatan waktu pemberian makan kepada pasien (100%)2. Tidak
ada kesalahan pemberian diet (100%)3. Sisa makan yang tidak
dihabiskan oleh pasien (< 20%)Selain itu instalasi gizi juga
menambahkan indikator mutu pelayanan berupa :4. Ketepatan cita rasa
makanan (>80%)5. Pengkajian gizi pada pasien baru (>60%)
6. Pelayanan konseling gizi dan dietetik pada pasien rawat inap
(>80%)
7. Kepuasan pelanggan (> 70%)
Indikator Mutu Pelayanan GiziAgar indikator tersebut dapat
dimonitor, diorganisir dan dievaluasi diperlukan informasi formula
perhitungan, standar minimal, periode pengukuran, sumber data,
pengumpulan data, pembuat laporan dan periode analisa. Hal tersebut
dijelaskan pada profil indikator kinerja. Penjelasan profil
indikator kinerja mutu masing-masing indikator sebagai berikut
:
1. Profil Indikator Kinerja Ketapatan waktu pemberian makan
kepada pasien
1. Jenis KinerjaKinerja Pelayanan (waktu)
2. Indikator Kinerja Ketepatan waktu pemberian makan pasien
3. TujuanUntuk mengetahui ketepatan waktu pelayanan
4. FormulaJumlah pemberian makan pasien sesuai jadwal X 100%
Jumlah pemberian makan pasien keseluruhan
5. Standar Kerja MinimalKetepatan waktu pemberian makan pasien
100%
6. Periode pengukuranTiap bulan
7. Sumber DataLaporan harian pengawasan produksi dan
distribusi
8. Pengumpul dataPelaksana pengawasan penyelenggaraan makanan
dan administrasi
9. Pembuat LaporanPJ pengawasan penyelenggaraan makanan dan
administrasi
10. Pemilik IndikatorUnit Gizi
11. CatatanStandar waktu pelayanan
2. Profil Indikator Kinerja Tidak ada kesalahan pemberian
diet
1. Jenis KinerjaKinerja Pelayanan (keselamatan pasien)
2. Indikator Kinerja Tidak ada kesalahan pemberian diet
pasien
3. TujuanMengetahui kualitas pelayanan makan pasien
4. FormulaJumlah permintaan + pemberian makan tepat diet X
100%
Jumlah total permintaan + pemberian makan pasien
5. Standar Kerja MinimalTidak ada kesalahan pemberian diet
100%
6. Periode pengukuranTiap bulan
7. Sumber DataLaporan harian pengawasan kesesuaian diet
pasien
8. Pengumpul dataPelaksana pengawasan penyelenggaraan makanan
dan administrasi
9. Pembuat LaporanPJ pengawasan penyelenggaraan makanan dan
administrasi
10. Pemilik IndikatorUnit Gizi
11. CatatanStandar kinerja pelayanan
4 Profil Indikator Kinerja Ketepatan cita rasa makanan
1. Jenis KinerjaKinerja Pelayanan (kinerja)
2. Indikator Kinerja Ketepatan cita rasa makanan
3. TujuanUntuk mengetahui kualitas makanan yang dihasilkan
4. FormulaJumlah penilaian makanan yang tepat cita rasa X
100%
Jumlah seluruh makanan yang di hasilkan dan diaudit
5. Standar Kerja Minimal>80%
6. Periode pengukuranTiap bulan
7. Sumber DataLaporan harian pengawasan produksi dan
distribusi
8. Pengumpul dataPelaksana pengawasan penyelenggaraan makanan
dan administrasi
9. Pembuat LaporanPJ pengawasan penyelenggaraan makanan dan
administrasi
10. Pemilik IndikatorUnit Gizi
11. CatatanStandar kinerja pelayanan
5. Profil Indikator Kinerja Pengkajian Gizi pada Pasien baru
1. Jenis KinerjaKinerja Pelayanan (kinerja)
2. Indikator Kinerja Pengkajian gizi pada kunjungan awal ahli
gizi pada pasien baru 2x24 jam
3. TujuanUntuk mengetahui cakupan asuhan gizi pasien
4. FormulaJumlah px baru yang dikunjungi 2x24 jam dlm 1 bulan X
100%
Jumlah pasien baru yang dirawat dalam 1 bulan
5. Standar Kerja Minimal>60%
6. Periode pengukuranTiap bulan
7. Sumber DataLaporan asuhan gizi pasien rawat inap
8. Pengumpul dataPJ. Asuhan gizi
9. Pembuat LaporanKa. Instalasi Gizi
10. Pemilik IndikatorUnit Gizi
11. CatatanBila skor minimal tidak tercapai dilakukan audit
ulang
5. Profil Indikator Kinerja Pelayanan konseling gizi dan
dietetik pasien rawat inap
1. Jenis KinerjaKinerja Pelayanan (kinerja)
2. Indikator Kinerja Konseling gizi untuk pasien berdiet /
keluarga
3. TujuanUntuk mengetahui layanan konseling gizi pasien
4. FrmulaJumlah px baru yang diberi konseling X 100%
Jumlah pasien yang berdiet khusus
5. Standar Kerja Minimal>80%
6. Periode pengukuranTiap bulan
7. Sumber DataLaporan asuhan gizi pasien rawat inap
8. Pengumpul dataPj. Asuhan Gizi
9. Pembuat LaporanKa. Instalasi Gizi
10. Pemilik IndikatorUnit Gizi
11. CatatanBila skor minimal tidak tercapai dilakukan audit
ulang
6. Profil Indikator Kinerja Kepuasan pelanggan
1. Jenis KinerjaKinerja Pelayanan (kinerja)
2. Indikator Kinerja Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
gizi
3. TujuanUntuk mengetahui tanggapan pasien mengenai kualitas
pelayanan gizi
4. FormulaJumlah pasien yang memberikan penilaian puas X
100%
Jumlah pasien yang disurvey
5. Standar Kerja Minimal>70%
6. Periode pengukuranTiap 6 bulan
7. Sumber DataLaporan harian pengawasan produksi dan
distribusi
8. Pengumpul dataAhli gizi
9. Pembuat LaporanPJ penelitian dan penegmbangan gizi
terapan
10. Pemilik IndikatorUnit Gizi
11. CatatanStandar kinerja pelayanan
BAB XPENUTUP
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang gizi,
peraturan perundang-undangan dan pembaruan standar acuan pelayanan
yang berkualitas melalui akreditasi rumah sakit berdampak pada
pelayanan gizi dan dietetik. Pelayanan gizi yang dilaksanakan di
rumah sakit perlu disispkan secara profesional sesuai perkembangan
tersebut..
Pelayanan Gizi RSUD R. Syamsudin, S.H. merupakan bagian integral
dari sistem pelayanan RSUD R. Syamsudin, S.H. Upaya peningkatan
mutu pelayanan gizi berarti peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit.Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum
dan batasan operasional, standar ketenagaan, standar fasilitas,
tata laksana, logistik. Hal tersebut diperlengkapi dengan
keselamatan pasien, keselamatan kerja dan higiene sanitasi makanan
agar diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu pelayanan
diperlukan indikator mutu pelayanan. Pengukuran indikator mutu
dapat memberikan gambaran mutu instalasi gizi. Standar pelayanan
instalasi gizi ini disusun untuk memberikan informasi tentang
hal-hal tersebut.
Pedoman standar pelayanan gizi ini diharapkan menjadi acuan yang
jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan
gizi di rumah sakit, sehingga indikator mutu dapat dicapai. Bagi
manajemen pedoman ini berharap dapat bermanfaat untuk pemenuhan
kebutuhan sumberdaya sehingga indikator mutu dapat tercapai.
Beberapa dokumen ISO 9001 : 2000 yang relevan dan esensinya
sesuai dengan akreditasi kita coba kombinasikan agar tercapai
sinergi ISO dan Akreditasi. Sinergi ini tentunya akan menghasilkan
mutu yang lebih optimal. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi semua
pihak dengan harapan mutu pelayanan dapat dijaga. Tidak lupa,
sesuai perkembangan hendaknya buku ini secara berkala dievaluasi
dan direvisi. .
INSTALASI GIZI
Instalasi Gizi
.
PIHAK KE 3 OUTSHOURCING GIZI
UPBJ
UPBJ
.
.
INSTALASI GIZI
GUDANG SARANA RS
35