Top Banner
01 - 2015 Warta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Selamat Tinggal Kesamaran 12 Teruji dan Terpercaya 24 Menggali Berapa Banyakkah Sangat Banyak 26 Itu? LAKHIS
40

January 2015 indonesian

Apr 07, 2016

Download

Documents

January 2015 indonesian
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: January 2015 indonesian

01 - 2015

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

Selamat TinggalKesamaran

12 Teruji danTerpercaya

24

Menggali

Berapa BanyakkahSangat Banyak26

Itu?

Lakhis

Page 2: January 2015 indonesian

C E R I T A S A M P U L

16 Menggali Lakhis

Oleh Gerald A. KlingbeilApakah yang arkeologi lakukan dalam menyinari pengertian kita tentang Alkitab?

8 P A N O R A M A S E D U N I A

Membawa Obor Kebenaran Oleh Ted N. C. Wilson Mengingat masa lalu kita sementara kita melihat kepada masa depan.

10 F I T U R K E S E H A T A N Penghentian Oleh William Hayden Memastikan kecanduan kita satu-satunya adalah

jenis yang sehat.

12 R E N U N G A N

Selamat Tinggal Kesamaran Oleh Myron Madden Kalau saja kita selalu melihat berbagai hal sebagaimana Allah melihat hal itu.

14 K E P E R C A Y A A N D A S A R

Saksi Kasih Allah Oleh Denis Kaiser Seorang nabi yang tidak hanya memprediksi masa depan.

22 R O H N U B U A T

Jurukabar Allah: Bagaimana Dimulai Oleh James R. Nix Allah menggunakan seorang wanita.

24 P E L A Y A N A N A D V E N T

Teruji dan Terpercaya Oleh Mikhail E. D. Byng Bila Anda tahu jawabannya, tetapi Anda tidak me-

miliki kata-kata untuk mengatakannya.

26 P E R T A N Y A A N D A N

J A W A B A N A L K I T A B

Berapa Banyakkah Sangat Banyak Itu?

27 P E R T U K A R A N I D E

31-40 D A R I I N D O N E S I A

Warta Gereja Advent (WGA)

D E P A R T E M E N T A L

Januar y 2015

T h e I n t e r n a t i o n a l P a p e r f o r S e v e n t h - d a y A d v e n t i s t s

Farewell toFuzziness

12 TestedandApproved

24 How Many IsToo Many?26

01 - 2015

3 L A P O R A N S E D U N I A

3 Sekilas Berita 7 Fitur Berita 21 Sebuah One Day Church 27 Kisah GLOW

www.adventistworld.orgTersedia daring dalam 11 bahasa

F O T O S A M P U L O L E H G E r A L d A . K L i n G b E i L / A d v e n t i s t W o r l d2 Adventist World | 01 - 2015

Page 3: January 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

B e r s a m b u n g k e s e b e l a h

D E P A R T E M E N T A L

n Seorang pendeta dan penatua tewas dalam penyergapan bersenjata di Guatemala dan Filipina dalam waktu dua hari, menyoroti bahaya yang di-hadapi beberapa pelayan gereja di wilayah bergejolak di dunia ini.

Penyerang bertopeng menyerang Pendeta Noe Gonzalez, 54 tahun, dan istrinya ketika mereka melaju ke rumah dengan sepeda motor setelah per-temuan penginjilan yang ia telah pimpin di Kota Hierbabuena di Guate-mala Timur pada 23 Oktober.

Gonzalez ditembak empat kali dan istrinya, Oralia, dipukul di kepala dan dibiarkan agar mati. Oralia sempat dirawat di rumah sakit dan dikelu-arkan beberapa jam kemudian.

Sehari sebelumnya, gerombolan bersenjata bertopeng menembaki enam orang yang bersiap-siap untuk naik kendaraan di sebuah desa di Pro-vinsi Zamboanga del Norte Filipina, membunuh Penatua Ramil Ansong, 29 tahun, dan ayahnya 50 tahun, bernama José.

Empat orang lain dalam kelompok itu, termasuk Ibu Ansong, terlepas dan tidak terluka, menurut laporan media lokal.

Serangan mematikan pada pendeta Advent jarang terjadi, tapi bukan tidak pernah terdengar.

“Kami merasa sedih dengan serangan kekerasan pada pendeta Advent,” kata Derek Morris, Associate Sekretaris Asosiasi Kependetaan gereja Advent sedunia, yang melatih dan mendukung pendeta. “Dalam masa sulit seperti

Menggali Masa Depan

Sejumlah pria bersenjata membunuh orang di Guatemala dan Filipina.

Pendeta dan Penatua AdventTerbunuh dalam

Dua Hari

PENDETA YANG GUGUR: Ratusan anggota gereja menghadiri pemakaman pendeta yang terbunuh, Noe Gonzalez di Jalapa, Guatemala.

GU

AT

EM

AL

A

Un

iO

n

Salah satu yang paling kontroversi, di hati nurani, sesungguhnya adalah mengenai masa

depan.Hal ini akan tampak aneh bagi mereka yang

telah menghabiskan karier mereka berdebat ten-tang fakta-fakta dan makna masa lalu.

Apakah penyebab kekerasan ekonomi Revo-lusi Perancis pada akhir abad kedelapanbelas? Ba-gaimanakah perdagangan kapas di Amerika Seri-kat berkontribusi terhadap bencana moral per-budakan Afrika Amerika di era awal orang Ad-vent? Apakah kekuatan politik dan sosial yang menghasilkan genjatan senjata yang membuat persitiwa mengerikan di Sarajevo pada 1914?

Pada pandangan pertama, ini semua tampak-nya argumen—atau setidaknya diskusi—masa la-lu, seolah-olah masa lalu adalah satu, urutan pe-ristiwa yang dapat sepenuhnya dijelaskan. Sejara-wan dan bahkan pelajar sekolah menengah men-jadi penganut satu teori atau yang lainnya. Mere-ka tahu, bagaimanapun, bahwa mereka benar-benar mendebatkan validitas perspektif mereka untuk menafsirkan peristiwa masa depan, mem-berikan makna terhadap situasi yang belum ter-buka.

Bahkan pasangan yang telah menikah berde-bat tentang apakah pasta gigi harus ditekan se-ngaja dari bawah kemasan atau dari tengah seba-gaimana biasanya, pada kenyataannya, negosiasi persamaan kekuasaan di antara mereka adalah untuk masa yang akan datang. Akankah yang sa-tu memerintah dan yang lain mengikutinya? Akankah mereka temukan, dalam kasih karunia, harmonis yang Tuhan ciptakan di antara pria dan wanita?

Jadi itulah sekelumit kontroversi yang terletak di cerita sampul bulan ini oleh Associate Editor dan Pakar Perjanjian Lama Gerald Klingbeil yang tidak hanya mendiskusikan tentang apa Lakhis kuno berarti untuk apa yang sayangnya beberapa orang anggap hal itu sebagai ilmu arkeologi kuno yang berdebu di Timur Dekat. Hal itu, pada ke-nyataannya, adalah kontroversi tentang masa de-pan iman kita, terutama iman dalam catatan se-jarah yang tersedia di dalam Alkitab. Jika, peristi-wa penggalian arkeologi seperti di Lakhis terung-kap, kita miliki dalam Alkitab sesuatu yang dapat dipercaya, perlindungan Tuhan dari masa lalu yang menyakitkan, maka kita bisa dengan tepat benar-benar menitikberatkan pada janji-janji-Nya untuk memelihara umat-Nya yang sisa da-

lam zaman yang menggetarkan jiwa se-perti yang dinyatakan Alkitab yang

terpampang di depan kita.Bacalah edisi Adventist

World ini dengan doa untuk masa depan Anda sendiri: “Tuhan, buatlah saya percaya

pada-Mu, dan menurut Firman-Mu.”

01 - 2015 | Adventist World 3

Page 4: January 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

itu kita dapat menemukan dorongan dari kata-kata Yesus dalam Matius 5:10: ”Ber-bahagialah orang yang dianiaya oleh se-bab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.“

Beberapa media di Filipina melapor-kan bahwa Ansong adalah Pendeta Ad-vent, tapi Divisi Asia Pasifik Selatan, yang mencakup Filipina, kemudian menjelas-kan bahwa ia menjabat sebagai penatua di gerejanya.

Di Guatemala, Gonzalez meninggal di tengah meningkatnya kekerasan yang telah mengkhawatirkan para pemimpin gereja lokal.

“Kami ingin Anda untuk hidup setiap hari di hadapan Yesus sehingga Anda da-pat dipersiapkan untuk insiden apa pun yang mungkin Anda hadapi setiap hari,” Guenther Garcia, ketua gereja Advent di Guatemala, katakan dalam sebuah per-nyataan kepada 117 pendeta di negara-nya. “Jangan berkecil hati dengan keja-hat an, ketidakadilan, dan kebobrokan karena Anda dipanggil untuk mengha-

Pengadilan HAM, bagian dari Depar-temen Kehakiman Selandia Baru, mene-mukan bahwa Meulenbroek “dihentikan karena alasan keyakinan agamanya,” dan diberikan 40.000 dolar Selandia Baru (31.025 dolar AS) untuk upah yang hi-lang, biaya hukum, dan tekanan emosio-nal.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Selandia Baru menyambut baik putus-an pengadilan pada akhir Oktober itu.

Ini “merupakan kemenangan bagi se-mua orang yang berusaha untuk secara aktif menghidupi iman mereka sebagai karyawan loyal,” kata Damien Rice Ketua Konferens Selandia Baru Selatan.—Linden Chuang, South Pacific Adventist Record.

Curaçao: Wisuda Besar-besaran

n Hampir 200.000 anggota Advent di Amerika Tengah dan Karibia telah dibe-rikan sertifikat untuk menjalani jam pe-latihan di berbagai bidang seperti bagai-mana memberikan pelajaran Alkitab, ba-

dapinya saat Anda memberitakan kabar baik tentang keselamatan.”

Gonzalez, meninggalkan seorang istri dan empat orang anak yang telah dewasa, ia adalah pendeta Advent keempat yang tewas di Guatemala di 33 tahun terakhir ini.—Andrew McChesney, editor berita, Ad-ventist World.

Selandia Baru: Pengadilan Menjunjung Tinggi Sabat

n Sebuah perusahaan di Selandia Ba-ru telah dituntut untuk membayar upah yang hilang dari orang Advent yang di-pecat karena menolak untuk bekerja pa-da hari Sabat.

Mark Meulenbroek diberhentikan dari posisinya di Vision Antena di Kota Invercargill, pada bulan September 2012 setelah ia menolak untuk bekerja pada hari Sabtu. Meulenbroek, yang pernah bekerja di Vision Antena sejak 2004, me-minta berhenti pada Sabat setelah berga-bung kembali dengan gereja Advent, yang ia tinggalkan pada usia 16 tahun.

BERDIRI DEMI TUHAN: Noe Gonzalez berdiri di area pegunungan di Guate-mala Timur di mana ia telah layani se-lama 10 tahun.

SELESAI KURSUS: Seorang anggota gereja tersenyum setelah menerima sertifikat pendidikan kesehatan dari Departemen Pelayanan Kesehatan Divisi Inter-Amerika di Willemstad, Curaçao.

GU

AT

EM

AL

A

Un

iO

n

MA

Gd

A

SA

Li

nA

S

/

iA

d

4 Adventist World | 01 - 2015

Page 5: January 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

B e r s a m b u n g k e s e b e l a h

gaimana melakukan seri penginjilan, atau bagaimana untuk membagikan Ye-sus kepada anak-anak.

Inisiatif selama setahun, yang dise-lenggarakan oleh Divisi Inter-Amerika dengan spanduk “Year of Nonformal Edu-cation,” bertujuan untuk mempertahan-kan peningkatan pesat dalam keanggota-an gereja di wilayah tersebut, salah satu wilayah yang paling cepat berkembang di dunia.

“Persiapan yang telah Anda terima akan membantu Anda memahami ha-rapan Tuhan, karena Dia siap bagi Anda untuk memberikan segalanya dari diri sendiri,” kata Ketua Divisi Israel Leito ke-pada 500 wisudawan yang menghadiri upacara itu di musim gugur di Willems-tad, Curaçao.

Myriam Guerrero, 60 tahun, adalah di antara 500 jiwa yang mengenakan ju-bah akademik untuk menerima sertifikat pendidikan nonformal. Dia menyelesai-kan dua kursus 40 jam tentang bagaima-na mempersiapkan penginjilan dan ba-gaimana memimpin kelas Sekolah Sabat. “Jenis acara itu memotivasi anggota gere-ja kami lebih tertarik dalam melayani ge-reja,” katanya.—Libna Stevens, Divisi Inter-Amerika.

Tiongkok: Refleksi n Tiongkok mungkin tidak dapat di-

identifikasi dalam Alkitab sebagai tuju-an misionaris, sebagaimana yang pernah diyakini beberapa orang Advent, tetapi iman yang berkembang di sana saat ini di komunitas yang terpecah yang sebagian besar di area pribumi dan tidak diketahui oleh dunia luar.

Itulah yang didengar sekelompok pa-ra pemimpin Advent berkisar 100 orang pada konferensi pertama di Hong Kong musim gugur ini karena mereka berusa-ha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari gereja di Tiongkok, yang diyakini memiliki 500.000 anggota.

“Tugas mulia Injil adalah untuk pergi

ma kali mulai siaran melalui gelombang udara terbuka di kota yang berpenduduk hampir 10 juta orang di Desember 2013, dan yang melalui acara ini, hasil telah di-tuai. Sepasang suami istri dibaptis pada akhir Oktober 2014 setelah diyakinkan bahwa Allah menginginkan mereka un-tuk memelihara Sabat.

“Pengaruh gereja Advent di Peru me-ningkat dengan penambahan saluran te-levisi kabel ini, dan pertumbuhan gereja Peru adalah sumber inspirasi bagi orang Advent di seluruh Amerika Selatan,” kata Köhler.—Felipe Lemos dan Rosmery Sanchez, Divisi Amerika Selatan.

Bahamas: Pusat Kesehatan n Kepemimpinan gereja Advent te-

lah berusaha untuk membuka pusat ke-sehatan masyarakat di seluruh dunia, ta-pi tidak pernah setiap hari seorang per-dana menteri memiliki daya tarik priba-di untuk pusat kesehatan tersebut di ne-garanya.

Perdana Menteri Bahama, Perry G. Christie, telah meminta gereja Advent untuk membuka pusat kesehatan di Pu-lau Karibia itu setelah mendengar lapor-an tentang pusat kesehatan milik Advent ada di seluruh dunia.

“Anda memiliki sejarah yang luar bia-sa dari komitmen untuk praktik kesehat-an terbaik. Dalam laporan ini, telah membicarakan keberhasilan program ke-

ke seluruh dunia, yang mencakup Tiong-kok,” kata Bob Folkenberg, Jr, Ketua Uni Misi Tiongkok.

Edward Allen, seorang profesor aga-ma di Union College, mencatat bahwa ar-tikel serius pertama tentang Tiongkok dan misi ditulis pada tahun 1874 oleh George W. Amadon, seorang operator cetak di Review and Herald Publishing As-sociation. Amadon percaya bahwa “tanah Sinim” yang ada di Yesaya 49:12 dalam versi King James Version menunjuk Ti-ongkok, gagasan ini terkenal oleh para sarjana Alkitab saat ini.

Terlepas dari itu, Allen mengatakan, orang Advent “mulai berpikir di luar ko-tak mereka” dalam membagikan Injil yang hanya di AS.—Michael W. Campbell, AIIAS.

Peru: TV Advent Bertumbuh

n Mengangkat remote control di atas ke-palanya, Ketua Divisi Amerika Selatan menggebrak pengembangan televisi Ad-vent dioperasikan oleh Nuevo Tiempo di Peru di stadion Lima bersama 40.000 anggota gereja.

Ketua, Erton Köhler, secara simbolis menekan tombol pada remote control un-tuk meresmikan peluncuran Nuevo Tiempo di saluran kabel lokal 571 selama ibadah di Monumental Stadium di Ibuko-ta Peru pada tanggal 1 November 2014.

Peluncuran ini menandai perluasan saluran lokal berbasis Brasil, yang perta-

DI UDARA: Ketua Divisi Amerika Selatan Erton Köhler secara simbolis menekan tombol remote control untuk peluncuran Nuevo Tiempo TV di saluran kabel di Lima, Peru, pada Sabat, 1 November.

SA

d

01 - 2015 | Adventist World 5

Page 6: January 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

sehatan yang Anda miliki, tetapi hal itu juga dikatakan bahwa kita harus bergerak untuk membuat pusat kesehatan di Ba-hama,“ Christie berkata pada pemimpin gereja lokal di ibukota Bahama, Nassau.

Christie, berbicara pada pertemuan bisnis empat tahunan dari Konferens Ba-hama Selatan, menjanjikan dukungan pemerintahnya sebuah pusat kesehatan Advent.

Leonard Johnson, Ketua Uni Carib-bean Atlantik, mengatakan gereja sedang mempertimbangkan pembentukan pusat kesehatan sendiri.—Staf komunikasi Uni Karibia.

Rumania: 1 Juta Klinik Baru

n Pusat medis pertama Advent yang di-miliki telah dibuka di Rumania, menan-dai perkembangan sistem perawatan ke-sehatan gereja di Eropa yang kurang ter-wakili dan pemenuhan impian anggota gereja yang pernah menyewa fasilitas aula itu untuk beribadah pada hari Sabat.

Sejumlah 800.000 euro (1 juta dolar AS) pusat pramedis, terletak di sebuah bangunan yang baru saja dimiliki oleh gereja Advent, dan itu adalah fasilitas

pertama di ibukota negara, Bucharest, yang menawarkan berbagai layanan kese-hatan dari pelajaran pengobatan umum dari masakan sehat.

Marius Munteanu, ketua gereja di Rumania, menyamakan potensi pusat medis dengan perumpamaan Yesus ten-tang biji sesawi kecil yang tumbuh men-jadi pohon besar.

“Dari awalnya, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah melayani kebutuhan jiwa serta kebutuhan tubuh,” kata Munte-anu pada pembukaan musim gugur ini.

Pada tahun 2009, anggota Advent menyewa aula di gedung itu untuk layan-an Sabat dan mulai mengimpikan dan berdoa bahwa Gereja Masehi Advent Ha-ri Ketujuh itu bisa memiliki gedung itu dan mengoperasikan pusat medis di sa-na, kata Adrian Bocaneanu, inisiator pro-yek. “Ini adalah bagaimana semuanya da-pat dimulai: Dengan doa dan harapan yang tinggi,” katanya.—A. Horja dan G. Isvan, EUCNews.

India: Menandai 100 Tahun n Anggota gereja di negara bagian In-

dia, Kerala, merayakan peringatan 100 tahun kedatangan pekabaran Advent da-lam pelukan seorang penjual buku Ad-

PRESENTASI PREMIUM: Perdana Mente-ri Bahama, Perry G. Christie berbicara pa-da pertemuan empat tahunan Konferens Ba-hama Selatan di Gereja Masehi Advent Ha-ri Ketujuh Hillview di Nassau pada tanggal 2 November 2014.

SEMUANYA SIAP: Pemimpin gereja Advent Ted N.C. Wilson, mengenakan pakaian tradisional India, berbicara pada pertemuan ulang tahun di Ibukota Kerala, Thiruva-nanthapuram.

AT

CU

SU

d

vent.Ted N.C. Wilson, ketua gereja Advent

sedunia, menekankan dalam pidatonya bagi 4.000 orang di pusat konvensi di Ibukota Kerala, Thiruvananthapuram, pada akhir Oktober yang menyatakan orang Advent ingin melayani Tuhan de-ngan menanggapi kebutuhan masyara-kat.

John Rathinaraj, Ketua Divisi Asia Se-latan, menceritakan bagaimana Advent memasuki wilayah tersebut ketika seo-rang penjual buku bernama Suvshesha Muthu mengunjungi negara bagian Ta-mil Nadu. Muthu menjual beberapa bu-ku, termasuk Present Truth, Who Changed the Sabbath? dan Steps to Christ, kepada seorang kapten Salvation Army bernama M. Abel pada bulan Oktober 1914.

Abel tumbuh yakin bahwa hari ketu-juh adalah hari Sabat dan, setelah bebe-rapa bulan belajar Alkitab, ia dibaptis. Pada 1915 ia meninggalkan Salvation Ar-my dan memberitakan tentang Sabat dan kedatangan Yesus yang segera.

Saat ini gereja memiliki 37.000 ang-gota, 27 sekolah, dan rumah sakit dengan sekolah perawat di wilayah tersebut.—Pothen Kurian, Divisi Asia Selatan.

6 Adventist World | 01 - 2015

Page 7: January 2015 indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

Revived by His Word, sebuah blog daring yang digunakan oleh pu-luhan ribu orang Advent setiap ha-

ri untuk membaca hanya Alkitab, tidak akan berakhir saat mereka mencapai ki-tab terakhir Wahyu pada bulan Juli.

Sebaliknya, blog itu akan meluncur-kan nama baru, Believe His Prophets, dan diperluas dengan mencakup tulisan-tu-lisan sang pendiri gereja, Ellen G. White. Orang yang mengikuti rencana studi li-ma tahun yang meliputi 66 kitab dalam Alkitab juga akan membaca tujuh dari buku White yang paling populer: Steps to Christ, Christ’s Object Lessons, dan lima jilid seri Conflict of the Ages.

“Ini akan menjadi berkat yang indah,” kata Derek Morris, editor majalah Minis-try dan penyelenggara harian rencana pembacaan Alkitab.

Morris, yang mengumumkan renca-na itu pada musim gugur ini selama ra-pat tahunan, suatu pertemuan besar urusan gereja tahunan, berkata bahwa permintaan melalui e-mail yang menum-puk agar Revived by His Word tetap di-lanjutkan ada jauh sebelum blog tersebut mencapai bacaan Perjanjian Baru pada bulan November.

“Kami memiliki orang yang berkata, ‘Jangan berhenti. Mungkin kita bisa

sons,” kata seorang penginjil dan penye-lenggara bersama, Mark Finley.

Nama Believe His Prophets diperoleh dari 2 Tawarikh 20:20: “Percayalah kepa-da TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-na-bi-Nya, dan kamu akan berhasil!”

Perencanaan membaca Alkitab saat ini, Revived by His Word, juga mendo-rong orang Advent untuk membaca Alki-tab setiap hari, dan itu dimulai dengan tujuan menciptakan komunitas daring yang positif, kata Finley. Pembaca dapat mengomentari bacaan itu pada setiap blog entry setiap hari.

“Anda dapat membaca beberapa blog... dan beberapa dari komentar itu ada yang cukup negatif,“ kata Finley. “Tapi ketika Anda pergi pada blog Re-vived by His Word, hal yang positif terja-di, semangat orang Advent yang saling mendukung terjadi satu sama lain: Seseo-rang di Afrika menguatkan seseorang di Amerika Selatan, menguatkan seseorang di Eropa. Jadi ada persaudaraan keluarga. Kami merasa bahwa hal ini tidak bisa di-hentikan.“ n

membacanya lagi dan membaca bebera-pa tulisan Roh Nubuat,‘” kata Morris. “Jadi saya percaya bahwa Tuhan memim-pin di depan, dan kita akan mengikuti pimpinan-Nya.”

Revived by His Word, yang diluncur-kan pada tahun 2012, menghubungkan setiap 1.189 pasal Alkitab dengan blog en-try refleksi yang ditulis oleh para pemim-pin gereja Advent atau kaum awam. Seki-tar 150 blogger diharapkan memiliki kon-tribusi pada saat pembacaan Alkitab sele-sai pada sesi General Conference di San Antonio, Texas, pada bulan Juli.

Beberapa blog entry dari Revived by His Word akan dipublikasikan ulang da-lam rencana baru itu dengan maksud ke-pada pembaca yang mungkin sempat ti-dak membacanya saat pertama kali pro-gram dimulai. Tapi tulisan White akan menjadi “blogger” utama pada hari ketika tulisannya mengandung suatu tanda pa-da bab Alkitab yang dibaca. Sebagai tam-bahan pada pasal harian Alkitab dan blog entry harian, orang akan membaca satu pasal seminggu dari salah satu buku White.

“Tujuan utama kami adalah untuk menginspirasi banyak orang Advent un-tuk memiliki proses membaca Alkitab se-tiap hari, untuk membaca seri Conflict, Steps to Christ, dan Christ’s Object Les-

Oleh Andrew Mc Chesney, editor berita, Adventist World

Rencana Bacaan Alkitabyang Baru2015

Blog yang baru, Believe His Prophets, akan memasukkan pasal dan ayat-ayatAlkitab dari Ellen G. White.

AW

PELAJARAN ALKITAB YANG BARU: Satu gambar contoh dari halaman situs Believe His Prophets, sebuah situs yang akan menjadi penyelenggara bacaan Alkitab yang terbaru mulai sejak Juli 2015.

01 - 2015 | Adventist World 7

Page 8: January 2015 indonesian

P A N O R A M A S E D U N I A

Sementara tahun baru mau dimulai, kita kadang-kadang berpikir tentang membuat resolusi pada Tahun Baru.

Resolusi telah sekitar ada sejak waktu yang lama. Ribuan tahun yang lalu reso-lusi terdengar dari Israel karena mereka gemetar di kaki Gunung Sinai: “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami la-kukan (lihat Kel. 19:8; 24:3, 7). Sayang-nya, seperti banyak resolusi lain, itu tidak berlangsung lama.

Di sisi lain, banyak orang telah mene-mukan bahwa dengan fokus pada misi, tidak pada resolusi, dapat membawa hasil yang bertahan lama.

Satu Hidup yang Digerakkan oleh Misi

Yesus adalah contoh terbaik dari ke-hidupan yang digerakkan oleh misi. Pada usia 12 tahun, Ia memiliki pemahaman yang jelas tentang misi-Nya. Ketika kem-bali ke Nazaret sebagai orang dewasa, ia menjelaskan misi-Nya untuk komunitas dari kampung halaman-Nya. Sementara di rumah ibadat, Yesus menyerahkan gu-lungan kitab Yesaya. Dia pergi ke tempat di mana misi Mesias digambarkan, di-mulai dengan kata-kata “Roh Tuhan AL-LAH ada padaku” (lihat Yes. 61:1, 2). Se-mentara Yesus menjelaskan bagian ini (nubuatan tentang diri-Nya), “Ia berbi-cara mengenai Mesias sebagai seorang yang melepaskan orang yang tertindas, membebaskan orang yang tertawan, menghibur orang yang susah hatinya, memulihkan orang yang buta, dan me-nyatakan kepada dunia terang kebenar-an.“1 Hati para pendengar digerakkan, dan ”mereka menyahut dengan mengata-kan amin dan puji Tuhan.“2

Sukacita itu, bagaimanapun, tiba-tiba berakhir ketika Yesus mengumumkan, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (Lukas 4:21). Se-mentara arti kata-kata Kristus mulai me-resap, orang Nazaret itu sangat marah. “Mereka, bangsa Israel, anak-anak Abra-ham, telah diumpamakan sedang dalam perhambaan. Mereka dikatakan sebagai orang yang tertawan yang harus dilepas-kan dari kuasa kejahatan; sebagai orang yang berada dalam kegelapan dan me-merlukan terang kebenaran. Kesom-bongan mereka diganggu dan ketakutan mereka dibangkitkan.“3 Oleh karena ide mereka mengenai misi Mesias dan kebe-

tus. Pengikut Tuhan yang setia, seperti yang diperkirakan dalam Wahyu 12:6, harus melarikan diri “ke padang gurun” selama 1.260 tahun. Selama zaman kege-lapan banyak yang martir karena iman mereka karena mereka berdiri tegas demi kebenaran Alkitab.

Misi ReformasiMenjelang akhir saat itu, reformis se-

perti Wycliffe, Huss, Jerome, Luther, Zwingli, Berquin, Tyndale, dan lain-lain mulai menarik perhatian kebenaran Al-kitab yang telah dirusak atau disembu-nyikan selama berabad-abad. Ajaran Kristus mulai muncul sebagai Firman Tuhan yang dibawa ke banyak orang da-lam bahasa mereka sendiri.

Sekumpulan orang yang besar dan kecil timbul di publik, adalah bagian dari reformasi gerakan besar Allah yang me-landa Kekristenan, mengembalikannya ke tujuan awal Allah bagi gereja-Nya ber-

naran yang diungkapkan oleh Yesus tidak disetujui, mereka mencoba untuk mem-bunuh-Nya.

Misi yang FokusSepanjang hidup misi Kristus di du-

nia, untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang adalah fokus dari segala sesu-atu yang Dia lakukan. Ketika Misinya di sini dicapai, kata-kata perpisahan-Nya kepada murid-murid dikenal sebagai Amanat Agung (Mat. 28:19, 20). Setelah Pentakosta, para pengikut Kristus yang mula-mula melaksanakan Amanat Agung dan memutarbalikkan dunia! Sa-yangnya, tidak butuh waktu lama bagi Setan untuk melaksanakan misinya, ber-usaha untuk membingungkan, mence-gah, menetralisasasi, dan menghancur-kan gereja Kristen mula-mula. Pada per-tengahan abad kedua bentuk Kekristenan palsu eksis, yang tidak lagi mengajarkan atau meneliti kebenaran sederhana Kris-

Oleh Ted N. C. Wilson

Kr

Ei

GH

C

OL

Li

nS

/r

Ev

iE

W

An

d

HE

rA

Ld

P

Ub

Li

SH

in

G

AS

SO

Ci

AT

iO

n

OborMembawa

Kebenaran

8 Adventist World | 01 - 2015

Page 9: January 2015 indonesian

GAMBARAN AHLI SENI: Umat Allah selama berabad-abad selalu diuntungkan dari keterangan para saksi-Nya yang setia.

dasarkan kebenaran oleh iman—paket kasih karunia Allah yang membenarkan kita, menguduskan kita melalui pertum-buhan harian melalui Roh Kudus, dan pada akhirnya akan memuliakan kita—semuanya melalui Yesus Kristus, Juruse-lamat kita.

Sebuah Misi yang DinubuatkanDari gerakan Reformasi Protestan

yang hebat itu, tumbuhlah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dengan misi nubu-atan yang berdasarkan Daniel 8:14, Wah-yu 12:17; 14:6-12; 18:1-4; 19:10, dan ayat dinamis lainnya. Misi itu terus merefor-masi dengan membawa orang kembali untuk menyembah Allah yang sejati de-ngan berfokus pada Kristus dan kebenar-an-Nya dalam Alkitab dan hanya Alkitab. Advent telah lama memahami bahwa ka-rakter gereja ini dan mata air misinya yang unik bersumber dari nubuatan yang ditemukan dalam kitab Daniel dan Wah-yu, khususnya pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14. Sebuah pemahaman teo-logis yang tepat dari nubuatan ini akan mendorong pendekatan yang benar un-tuk misi tersebut. Teologi dan misi Ad-vent tidak dapat dipisahkan—misi kita yang berpusat pada Kristus didorong oleh pekabaran yang berpusat pada Kris-tus.

Apakah Orang Advent Unik?Untuk menolak pekabaran khusus

yang Tuhan berikan kepada kita dan me-nyatakan bahwa kita tidak begitu berbe-da dari orang Kristen lainnya adalah sa-lah satu yang tercepat dan paling efektif untuk menetralisasi misi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Di seluruh dunia saat ini, 2.18 miliar orang mengidentifi-kasi diri mereka sebagai orang Kristen. Selain itu, sekitar 41.000 denominasi dan organisasi Kristen telah diidentifikasi di seluruh dunia.4

Tentu saja, orang Kristen dari berba-gai denominasi ini mengasihi Yesus dan menghargai pengorbanan-Nya di kayu salib, seperti halnya orang Advent. Jadi apa yang membuat kita berbeda? Banyak orang dengan tulus menanyakan hal itu, dan kita harus siap untuk menjawabnya.

Sebuah Misi KebenaranKebanyakan generasi pertama Masehi

Advent Hari Ketujuh akan memberitahu

tuk memberitakan pekabaran peringatan terakhir kepada dunia. Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa dalam du-nia sekarang ini dengan kepekaan poli-tiknya, pekabaran dari Wahyu 14 tidak tepat lagi untuk dibawa ke garis depan misi kita. Tapi pekabaran tiga malaikat merupakan daya tarik akhir Allah bagi dunia ini untuk membantu orang mem-persiapkan diri bertemu Yesus.

“Dalam arti khusus Gereja Mashi Ad-vent Hari Ketujuh telah ditetapkan di du-nia sebagai penjaga dan pembawa caha-ya. Bagi mereka telah dipercayakan peri-ngatan terakhir untuk dunia yang bina-sa.... Mereka telah diberikan sebuah kar-ya yang paling suci—proklamasi peka-baran malaikat pertama, kedua, dan keti-ga. Tidak ada pekerjaan lain yang begitu penting. Mereka tidak diizinkan untuk menyerap perhatian mereka dari hal-hal selain pekerjaan suci itu.“7

Setiap orang Advent—tanpa meman-dang usia, jenis kelamin, ras, atau ke-bangsaan—dipanggil untuk membagi-kan kebenaran seperti yang ada di dalam Yesus kepada dunia yang sekarat. Waktu-nya telah tiba ketika semua orang harus bekerja sebagai satu kesatuan. Setiap orang memiliki bagian untuk melakukan perannya dalam mewartakan pekabaran terakhir Allah. Kita akan berbicara lebih lanjut tentang ini di masa depan. Karena tema sesi General Conference 2015 men-datang mengingatkan kita: “Bangkitlah! Bersinarlah! Yesus datang!“ Ini adalah misi Anda dan saya! n1 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Bandung: Indonesia Publishing House, 1999), jld. 5, hlm. 244.2 Idem.3 Idem, hlm. 2454 “General Statistics and Facts of Christianity,” dari: Christianity.about.com.5 dari “Mission Statement of the Seventh-day Adventist Church,” yang disetujui oleh Executive Committee di Annual Council di Silver Spring, Maryland, pada 3 Oktober 2009. Untuk pernyataan selengkapnya, kunjungi adventist.org dan carilah “mission statement.”6 Idem.7 Ellen G. White, Testimonies for the Church (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1948), jld. 9, hlm. 19.

Anda bahwa mereka memilih untuk menjadi Advent karena mereka “mene-mukan kebenaran.” Yesus sendiri tahu kerinduan hati manusia, dan banyak dari misi-Nya di bumi melibatkan penyem-buhan dan pengajaran. Kata lain untuk “pengajaran” adalah “doktrin,” dan di dalam inti setiap 28 keyakinan dasar kita atau doktrin kita adalah Yesus Kristus. Orang Yahudi bertanya-tanya bagaimana Yesus sebagai orang yang sangat berpe-ngetahuan, dan Dia mejawab “mereka: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah meng-utus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah aja-ran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri” (Yoha-nes 7:16, 17). Dalam suratnya kepada Ti-motius, Paulus menginstruksikan pela-yan muda itu untuk “terdidik dalam so-al-soal pokok iman kita dan dalam ajar-an sehat yang telah kau ikuti selama ini,” dan “bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.” Dia kemudian me-negur Timotius untuk mengawasi “diri-mu sendiri dan awasilah ajaranmu. Ber-tekunlah dalam semuanya itu, karena de-ngan berbuat demikian engkau akan me-nyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.“(1 Tim 4:6, 13, 16).

Misi Kita yang Diberikan AllahJadi apakah misi kita sebagai Masehi

Advent Hari Ketujuh? Yaitu untuk “memuridkan semua orang, mencerita-kan ajaran kekal dalam konteks pekabar-an tiga malaikat dalam Wahyu 14:6-12, yang membuat mereka menerima Yesus menjadi Juruselamat pribadi dan bersatu dengan gereja sisa-Nya, memuridkan mereka untuk melayani Dia sebagai Tu-han, dan mempersiapkan mereka untuk kembali-Nya yang segera.“5 ”Kita melak-sanakan misi ini di bawah bimbingan dan melalui pemberdayaan Roh Kudus melalui khotbah, pengajaran, penyem-buhan, dan pemuridan.“6

Apakah pergerakan ini ditakdirkan untuk menjadi hanya salah satu dari berbagai denominasi itu? Jawabannya adalah tegas, “Tidak!” Gereja sisa ini di-panggil dan dibentuk oleh Tuhan pada waktu tertentu dalam sejarah bumi un-

Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hati Ketujuh Sedunia.

Page 10: January 2015 indonesian

Saya Bisa Berhenti Kapan punTahun-tahun berlalu lagi. Saya berkata pada diri sendiri, Anda

dapat berhenti kapan saja Anda inginkan. Saya hanya tidak ingin. Saya pernah diberitahu bahkan Anda akan peroleh oleh sakit kepa-la besar, dan bagaimana selama beberapa hari Anda akan merasa tidak nyaman. Saya tidak ingin membuat diri melalui hal itu. Me-ngapa repot-repot? Bagaimana pun hal itu, hanya kopi.

Setelah sekitar 20 tahun, saya menyadari bahwa saya sedang meminumnya jauh lebih banyak dari sebelumnya. Saya butuh se-cangkir hanya untuk merasa normal. Saya pikir itu disebut “tole-ransi,” gagasan bahwa tubuh Anda, semakin terbiasa pada suatu obat, perlu lebih dan lebih banyak setiap waktu untuk memberi-kan efek itu daripada sebelumnya. Saya ingat minum secangkir ko-pi di hari-hari awal dan mendapatkan suasana yang benar-benar gembira. Saya tidak ingat kapan hal itu terakhir kali terjadi pada saya. Yang kopi lakukan saat ini memang adalah membantu mem-buat saya terjaga, memberi saya beberapa energi, setidaknya untuk sementara waktu.

Salah satu efek yang saya sadari cukup awal adalah bagaimana hal itu memengaruhi tidur saya. Saya selalu dapat merebahkan ke-pala ke bantal, dan dalam 10 menit saya akan tidak sadar dan tidak bergerak sampai tujuh jam kemudian. Saya tidak pernah memiliki tidur malam seperti itu lagi dalam 18 tahun tarakhir ini.

Mimpi Buruk DimulaiKemudian saya memutuskan untuk berhenti. Dua puluh tahun

sudah cukup, saya pikir. Saya tidak mendapatkan apa pun agar le-bih muda. Saya mengalami beberapa masalah kesehatan; apakah itu terkait dengan kopi atau tidak, saya tidak tahu. Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya telah minum terlalu banyak kopi dan te-lah terlalu lama. Sudah waktunya. Lebih dari sekali saya berharap saya tidak akan memulainya, tapi tuduhan itu tidak cukup untuk membuat saya serius berpikir tentang berhenti. Sekali lagi, saya akan bertanya, apakah masalahnya? Ini kan hanya kopi!

Kemudian, pada suatu waktu, mendadak saya berkata, “cukup sudah.” Saya harus memiliki beberapa waktu untuk berhenti, tidak akan memiliki beban berat yang biasa selama sekitar dua minggu,

Saya mulai meminum kafein sekitar 20 tahun yang lalu. Dimu-lai dengan merasa “tidak bersalah.” Tentu, saya tahu apa yang Ellen White tulis tentang hal itu, tapi tetap saja...Aku memang

jarang melakukannya: Untuk perjalanan yang panjang, setelah kerja berat malam, atau untuk mengimbangi jet lag. Saya melakukannya sekali setiap dua bulan, atau mungkin sebulan sekali...? Saya tidak ingat—hanya itu, dan itu tidak banyak.

Setidaknya pada awalnya. Maka itu seminggu sekali. Satu perla-kuan khusus. Untuk mendapatkan ledakan energi. Kedai kopi “Gourmet” yang siap sedia; hal itu adalah bagian dari budaya. Sia-pakah yang tidak pergi ke sana? Sejumlah dari kami, semuanya Ad-vent, berangkat bersama-sama. Kami bisa bicara, bersantai, dan mendapatkan minuman berkafein, yang pasti memberi kami do-rongan untuk dapat kembali bekerja.

Saya seorang pendeta, bahkan telah diurapi. Banyak yang mi-num bersama juga adalah pendeta. Kadang-kadang saya berpikir, saya seharusnya tidak melakukan ini, tapi saya tidak benar-benar ing in berhenti. Saya tidak melihat kebutuhan nyata untuk itu. Sete-lah semuanya, itu hanyalah latte, bahkan latte yang terbuat dari ke-delai.

Sebelum saya mengetahui hal itu, saya minum kopi setiap hari. Secangkir di pagi hari. Mungkin beberapa di sore hari, hanya untuk membuat saya terjaga siang hari. Kopi ini sangat membantu saya di mimbar juga. Hal ini berlangsung selama bertahun-tahun. Saya ti-dak benar-benar banyak berpikir tentang hal itu; minum kopi ada-lah aktivitas yang banyak orang lakukan. Setelah semuanya, sebera-pa burukkah hal itu ketika begitu banyak Advent melakukannya?

Saya membaca laporan medis tentang kopi, dan meskipun be-berapa melakukan peringatan terhadap penggunaan yang berle-bihan, kebanyakan hasil laporan itu menyatakan kopi cukup aman; beberapa bahkan menyebut manfaat kesehatan yang jelas: sedikit kemungkinan terkena Alzheimer, hal-hal semacam itu. Hanya sesu-atu yang saya suka dengar. Dalam kasus di mana tikus laboratorium diberikan kafein akan mendapatkan beberapa penyakit mengeri-kan, saya menenangkan diri saya dengan berpikir bahwa saya harus menyerap tiga galon cairan infus per hari untuk menyeimbangkan, secara proporsional, akan apa yang mereka berikan kepada tikus-ti-kus itu.

Oleh William Hayden

PENghENtiaNPengakuan pecandu kafein

10 Adventist World | 01 - 2015

F I T U R K E S E H ATA N

Page 11: January 2015 indonesian

dan berpikir ini akan menjadi waktu yang tepat. Saya menguatkan diri untuk sakit kepala yang akan datang dan beberapa hari merasa sedikit pusing, itu saja.

Hanya sedikit yang saya tahu....Tidak lama setelah saya berhenti saya mulai merasa sedikit sa-

kit di perut. Karena saya sudah mengalami masalah perut, saya ha-nya menduga itu adalah akibat berhenti. Akhirnya masalah perut itu menjadi lebih buruk. Saya merasa mual, pegal, kelelahan; segala sesuatu saya kaitkan dengan penyakit saya.

Setelah sekitar dua hari sakit kepala. Ah, saya pikir, inilah dia. Satu-satunya yang saya butuhkan saat berhadapan dengan sakit pe-rut saya. Tapi saya bertekad untuk berhenti. Untungnya sakit kepa-la segera hilang. Meskipun perut saya sakit, saya tidak merasa geja-la-gejala penghentian itu. Wah, ini cukup mudah. Saya bahkan ti-dak melewatkannya. Pada saat itu saya merasa begitu sakit hingga tidak ada, bahkan kopi pun, tidak menarik bagi saya.

Setelah sekitar empat hari saya merasa sengsara. Saya tidak pu-nya nafsu makan dan sangat mual. Ditambah, saya tidak bisa tidur. Saya memiliki dua malam berturut-turut ketika saya tidak dapat tidur bahkan mengedipkan mata.

Kemudian mimpi buruk yang nyata mulai. Saya kewalahan de-ngan rasa kecemasan. Saya tidak pernah punya serangan panik se-belumnya; sekarang satu demi satu datang menimpa saya. Saya berpikir tentang masalah, masalah apa saja, dan dada ini terasa ke-tat, dan saya menghela napas dalam-dalam. Lagi-lagi gelombang panik menyapu saya, di mana kepanikan itu tegas bersarang di ke-pala dan di dada saya. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Selama hampir 36 jam saya memiliki saat-saat ketika saya takut bahwa saya akan kehilangan pikiran saya. Apakah yang sedang terjadi? Saya ta-hu selain sesuatu itu diberikan dengan cepat, saya mungkin akan bunuh diri atau mendapatkan diriku terikat.

Faktor stress terbesar adalah tidak tahu apa yang sedang terja-di. Mengapa saya merasa begitu sakit? Mengapa saya merasakan kecemasan yang luar biasa ini? Hal ini tidak mungkin karena peng-hentian kafein itu, atau apakah karena itu? Hal itu menjadi peristi-wa tiga jam sakit kepala, tidak lebih.

Saya bangkit dari tempat tidur, segera masuk daring, dan me-rasa ingin banyak tahu, setelah membaca banyak hal mengenai “gejala penghentian kafein,” saya melihat bahwa ini adalah persis apa yang saya alami. Sakit kepala adalah gejala yang paling umum, tapi itu bukan satu-satunya, dan tidak semua orang mendapatkan-nya. Saya membaca tentang gejala penghentian yang parah dan

menyadari bahwa hal itu terjadi pada saya. Apakah yang saya telah pikirkan—menempatkan obat beracun selama 18 tahun terakhir hampir setiap hari ke dalam tubuh saya, dan saya berhenti dengan tiba-tiba dan tidak mendapatkan dampak apa-apa kecuali sakit ke-pala biasa?

Saya malu untuk mengatakannya, tapi saya akan melalui peng-hentian obat beracun ini dengan serius. Itu adalah penderitaan tu-buh dan pikiran mengerikan yang saya pernah alami.

Saya merasa lega. Setidaknya sekarang saya tahu apa yang se-dang terjadi. Menengok ke belakang, saya bisa bersyukur kepada Tuhan bahwa saya tidak menghubungkan gejala penghentian kafe-in saya hingga saya melalui yang terburuk, karena saya telah tahu apa yang menyebabkan gejala-gejala tersebut, saya bisa saja pergi kembali ke meminumnya, dan dengan penuh hati yang kesal. Sete-lah saya menyadari apa yang terjadi, saya telah melalui yang terbu-ruk. Dan itu buruk! Benar-benar buruk.

Hal yang JahatSampai sekarang, saya sudah menghentikan kafein beberapa

bulan. Saya masih tidak 100 persen diri sendiri, tapi setiap hari su-dah lebih baik (bersyukur kepada Tuhan!). Saya tidak pernah tahu hal jahat kafein benar-benar ada, tidak tahu sampai terjadi penga-laman ini.

Belajar dari kesalahan saya. Jika Anda belum mulai meminum-nya—jangan pernah! Lupakan fakta bahwa begitu banyak orang yang melakukannya. Banyak orang minum alkohol; bukan berarti itu hal yang benar, atau sehat untuk Anda. Jika Anda melakukan hal itu hanya sedikit—berhentilah! Semakin banyak dan lama An-da minum, semakin besar kemungkinan Anda akan minum lebih banyak, dan semakin sulit untuk berhenti. Itu adalah obat, dan se-perti kebanyakan obat, itu adiktif. Hanya rencana penghentian ko-pi yang akan menyangkal kecanduan kafein; setiap orang lain juga mengetahui hal yang lebih baik. Jika Anda seorang peminum kafe-in berat—berhentilah. Arahkanlah diri dari (Anda dapat lakukan secara langsung dan tiba-tiba, tapi bersiaplah untuk itu). Meski-pun setiap orang berbeda, dan Anda mungkin tidak memiliki geja-la yang saya lakukan, Anda mungkin memiliki lebih buruk. Anda bahkan mungkin harus mendapatkan bantuan profesional.

Itu bukanlah hanya kopi. Itu adalah kafein, obat adiktif kuat. Tuhan ingin Anda menjadi lebih baik. n

Hal populer dan bahkan media ilmiah sering mengintip manfaat penggunaan kafein. Beberapa media telah mencatat bahwa “di seluruh dunia” tampaknya menggunakan kafein untuk bangun di pagi hari, untuk tetap terjaga sepanjang hari,

dan bekerja hingga larut malam.Selama bertahun-tahun, bahkan

sebagai seorang profesor dan direktur departemen di

universitas Advent, saya adalah bagian dari pola

PaNggiLaN

William Hayden bukanlah nama sebenarnya.

Oleh Bruce Solmner

Bruce Solmner bukanlah nama sebenarnya.

hidup ini. Lalu suatu malam beberapa bulan yang lalu, setelah 16 jam dan banyak kafein, detak jantung saya turun hingga 38 denyut per menit dan saya berakhir di ambulans dan di satu unit gawat darurat jantung. Setelah serangkaian tes, dokter ahli jantung saya menyimpulkan bahwa kafein adalah penyebab utama dari serangkaian kontraksi prematur ventrikel (PVC), atau detak jantung tidak normal ekstra.

Saya segera berhenti menggunakan

kafein, dan PVC pun menghilang. Baru-baru ini, saya mencoba percobaan minum 12 ons minuman berkafein. Dalam waktu 15 menit penyakit PVC pun kembali.

Saya telah menemukan tidur yang lebih baik, kewaspadaan yang lebih stabil, dan emosi yang kurang agresif tanpa kafein. Mungkin dunia perlu tahu lebih baik mengenai risiko stimulan yang ternyata berbahaya ini.

Page 12: January 2015 indonesian

R E N U N G A N

Dulu saya berpikir bahwa dunia ini terlihat samar.Saya akan menghabiskan berjam-jam menatap ta-

ngan saya, bertanya-tanya mengapa itu tampak seperti warna statis televisi tetapi terasa halus dan padat. Kesamaran yang selalu ada adalah salah satu misteri besar kehidupan, tapi saya tidak pernah mempertanyakan hal itu. Itu adalah bagian normal dari kehidupan sehari-hari. Dunia secara alami terlihat samar, selalu seperti itu dan akan terus terjadi sampai hari ke-matian saya.

Rapor kelas pertama saya mengubah semua hal itu. Nilai sa-ya selalu kurang dari yang baik, dan ibu saya ingin memastikan bahwa saya tahu betapa kecewanya dia dengan cara mengome-lin saya.

“Ini sangat tidak adil!” Saya cemberut, sambil melipat le-ngan kecil saya. “Bagaimanakah ibu mengharapkan saya lulus kelas ketika saya bahkan tidak bisa melihat papan tulis?”

Ekspresi bingung menerpa wajah ibu saya, dan dalam bebe-rapa menit kami segera dalam perjalanan ke kantor dokter. Se-telah menjalani serangkaian tes, dokter bilang saya ini sedang “buta seperti kelelawar.”

Buta? Saya ingat sedang berpikir. Bagaimana mungkin? Bu-kankah setiap orang melihat dunia dengan cara yang sama seperti yang saya lihat? Sementara saya memikirkan pandangan saya tentang kehidupan, dokter menempatkan kacamata ke wajah saya. Saya mengedipkan mata beberapa kali, kemudian saya ter-kejut. Dalam sekejap seluruh dunia saya berubah selamanya.

“Wow! Ini terlalu terang! “ Saya berteriak sementara mene-robos pintu rumah kami. Rasanya seolah-olah aku melihat du-nia untuk pertama kalinya. Segala sesuatu terlihat jernih dan ta-jam. Semuanya persis sama, namun entah bagaimana berbeda. “Lihatlah wastafel itu! Saya tidak tahu wastafel itu begitu meng-kilap! Dan wow! Bahkan sampah pun berkilauan! “

Dalam semua kegembiraan itu, saya tidak melihat ibu saya yang mengikuti di belakang, air mata mengalir di pipinya. Anaknya telah “buta,” tetapi untuk pertama kalinya dia bisa me-lihat.

Dikepung“Elisa! Bangun! “Elisa berguling di atas tikar itu, samar-samar ia sadar bisikan

panik hambanya itu.“Tuan! Tolonglah! Bangun! “Elisa duduk dan melirik ke hambanya. Pria itu bermandi ke-

ringat dan terasa gemetar. “Apa yang salah?”Pelayan itu menggenggam tuannya dengan lengan dan

membantunya berdiri. Tanpa sepatah kata dia memimpin Elisa luar sehingga ia bisa melihat sendiri. Segera Elisa melihat sum-ber ketakutan hambanya itu.

Bala tentara dengan kuda dan kereta mengelilingi seluruh kota. Elisa tahu tentara datang untuknya dan itu dari Suriah, ti-dak diragukan lagi. Allah telah memberinya rencana pertem-puran Raja Aram, dan Elisa telah menyampaikan kepada Raja Israel. Raja musuh harus menemukan Elisa yang menyebabkan kebocoran informasi dan mengirimkan orangnya untuk me-mastikan bahwa rahasianya tetaplah rahasia.

Siapa pun bisa melihat bahwa Elisa dan hambanya terjebak. Tidak ada jalan keluar, dan hanya tinggal masalah waktu sebe-lum tentara menyerang.

“Tuan, apakah yang harus kita lakukan?”“Tidak ada alasan untuk takut,” Elisa tersenyum. “Sebab le-

bih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mere-ka.”

Pelayan itu menganga di hadapan tuannya, bingung. Mere-ka hanya dua orang melawan ratusan. Apakah ia telah salah hi-tung? Atau apakah Elisa akhirnya sudah gila?

Elisa melirik ekspresi hambanya dan tertawa. Pria itu meng-ingatkannya pada dirinya sendiri ketika ia sedang melayani be-lajar pada Elia. Ia mendekat pada hambanya, Elisa mulai ber-doa. “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.”

Pelayan itu membuka matanya dan tersentak. Tentara lain tiba-tiba muncul, tapi pasukan ini berbeda. Tentara baru ini menunggang kuda dan kereta berapi, dan secara jumlah tentara Suriah jauh dibawahnya.

Selamat Tinggal

Oleh Myron Madden

12 Adventist World | 01 - 2015

Page 13: January 2015 indonesian

Pelayan itu tampak secara cepat memandang dari kiri ke ka-nan, tidak bisa mempercayai matanya. Malaikat tentara telah berada di sekitar Elisa dan dirinya sendiri sepanjang waktu. Tak ada alasan untuk takut. Pelayan itu menarik napas lega. Tadinya ia buta, tapi untuk pertama kalinya, ia benar-benar bisa melihat (lihat 2 Raja-raja 6:8-17).

Penglihatan RohaniKebutaan rohani dan kebutaan mata fisik sangat mirip—

Anda tidak pernah menyadari betapa buruk “penglihatan” An-da sampai Anda dapat melihat.

Sementara saya masih kuliah, saya pikir penglihatan rohani saya adalah besar. Saya mengerti sejumlah teologi yang menge-sankan, benar-benar yakin akan iman saya, dan tahu Tuhan se-dang bekerja dalam hidup saya.

Semuanya berubah setelah salah seorang profesor saya me-nantang saya untuk menggali Alkitab. Tapi dia tidak hanya in-gin saya membacanya. Dia ingin saya untuk belajar setiap pasal dan ayat demi ayat, menikmati setiap kata seolah-olah kata-kata itu keluar dari mulut Allah.

Saya mengambil tugas itu, memikirkannya untuk menjadi tidak lebih dari tugas berat, tapi kemudian sesuatu yang luar bi-asa terjadi. Semakin dalam saya masuk ke Alkitab, dan lebih ba-nyak usaha saya dimasukkan agar benar-benar memahami apa yang saya baca, semakin dekat saya kepada Tuhan. Tiba-tiba, membaca Alkitab bukan hanya tugas biasa yang lain; itu adalah cara bagi saya untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan Allah. Dengan cepat saya menjadi lebih bergantung pada Allah dalam kehidupan sehari-hari, dan menghabiskan lebih banyak waktu berkomunikasi dengan-Nya sepanjang hari. Kemudian, dan setelah saya membuat Allah merupakan suatu bagian pen-ting dari hidup saya, Dia membuka mata saya.

Saya mulai benar-benar melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup saya.

Saya melihat bagaimana Dia hadir dalam setiap keputusan, dalam setiap keberhasilan, dan melalui setiap patah hati. Kisah-kisah Alkitab yang dulunya hanya sedikit lebih dari kata-kata inspirasi Kitab Suci sekarang datang dan memberikan aplikasi nyata untuk spiritual dan kehidupan pribadi saya. Persepsi saya mengenai dukacita, kesedihan, kegembiraan, dan cinta telah di-ubah karena saya bisa melihat tangan-Nya mengontrol tali kehi-dupan itu. Semuanya adalah persis sama, namun entah bagai-mana hal itu berbeda.

Kejelasan spiritual bukan tentang mengetahui; itu tentang melihat. Tentu, saya tahu bahwa Tuhan sedang bekerja dalam hidup saya, tapi itu tidak berarti apa-apa jika saya tidak bisa benar-benar melihat apa yang Dia lakukan.

Kacamata RohaniKita sering menentukan kebutaan rohani bagi mereka yang

tidak percaya dan tidak mampu melihat Allah. Tapi banyak dari kita masih buta. Kita mendengar tentang kasih Tuhan, namun kita gagal untuk melihatnya—apalagi merasakannya. Kita me-mahami konsep Tuhan Yang Mahakuasa dan mengajarkan kon-sep itu pada orang lain, namun kita belum bertemu Tuhan un-tuk diri kita sendiri.

Tidak peduli seberapa tajam pandangan pikiran rohani kita, kita semua terlahir buta. Dosa telah meninggalkan pandangan keruh, dan pandangan kita tentang Allah adalah samar. Semen-tara itu, kita tidak akan pernah mendapatkan kembali pandang-an penuh sampai kepada kedatangan Tuan itu, kita masih bisa meningkatkan visi gagal yang kita miliki sekarang.

Allah ingin membuka mata kita. Dia ingin kita melihat ca-haya sinar di dunia yang gelap dan merindukan kita untuk me-nyaksikan bagaimana Ia bekerja untuk mengubah jalan kehi-dupan berbatu ke jalan yang rata (Yes. 42:16). Dia menanggung sakit untuk mengungkapkan rencana-Nya bagi hidup kita dan memberi kita kilasan karakter-Nya yang sempurna (Yer. 29:11-14.).

Yang Dia minta sebagai imbalan kacamata rohani kita ha-nyalah bahwa kita sungguh-sungguh mencari Dia (Ul. 4:29). Untuk melihat Allah bekerja dalam hidup kita, kita harus tahu seperti apa Dia. Dengan rajin mencari dalam Kitab Suci, kita dapat belajar tentang Allah yang kita layani. Melalui firman-Nya kita dapat memperoleh gambaran yang tajam dan jelas siapa Dia.

Tapi kita tidak harus berhenti di situ. Ya, Allah berjanji un-tuk berada di sana ketika kita berseru dalam doa, tetapi Dia juga ingin memiliki percakapan dengan kita—percakapan di mana kedua belah pihak berbicara (Kel. 33:11). Sangat mudah untuk meminta berkat dan berbicara dengan Allah, tetapi kita sering kurang bersedia untuk menunggu dan mendengarkan. Mencari Tuhan berarti merenungkan firman-Nya, tetapi juga termasuk meluangkan waktu untuk mendengarkan hal yang baru yang Ia berbicara kepada kita setiap hari (Yer. 33:3).

Janganlah puas hati dengan hal yang samar. Tuhan sedang menunggu untuk membuka mata Anda sehingga Anda dapat melihat dunia dengan cara yang Dia awalnya tujukan untuk di-lihat. Dan setelah Ia membuka mata Anda, seperti Elisa, Anda dapat membuka mata orang lain sehingga mereka juga dapat melihat kemuliaan penuh dari Yang Mahatinggi. n

Dosa telah membiarkan pandangan kita kabur, dan pandangan kita akan Allah samar.

Myron Madden salah satu tenaga magang pada musim panas 2014 di Adventist World.

01 - 2015 | Adventist World 13

Page 14: January 2015 indonesian

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Pengenalan saya terhadap tulisan-tu-lisan Ellen White (1827-1915) sa-ngatlah kurang ketika saya masih

remaja. Saya mulai menghadiri gereja di Komunis Jerman Timur. Sementara ada beberapa orang yang dengan hebat kebe-ratan atas pelayanan kenabiannya, seba-gian yang lain menggunakan tulisannya untuk menyatakan kritikan terhadap “orang berdosa yang berada dalam ta-ngan Allah yang murka.”1 Mungkin Anda setuju dengan pengalaman saya yang me-ngenalnya sebagai seorang wanita tua yang tampaknya suka mengkritik orang dengan tangannya yang gemetaran.

Namun, Ellen White sendiri merasa tidak nyaman untuk mengumandangkan pekabaran teguran yang Allah telah tun-jukkan kepadanya bagi orang tertentu, karena baginya pekabaran itu terlalu ke-ras.2 Ketika saya mulai menemukan tu-lisan-tulisannya sendiri, saya melihat bahwa sebagian besar dari apa yang ditu-lisnya bukanlah dalam kategori kecaman dan teguran tetapi lebih mengarah kepa-da pertolongan untuk dapat lebih mema-hami Alkitab, membuat kita semakin de-kat dengan Yesus, memahami konflik an-tara yang baik dan jahat, menghidupkan kehidupan yang sehat dan berkecukupan di dunia ini, dan mempersiapkan diri ki-ta untuk kehidupan di dunia yang baru.

Bahkan kesembilan jilid Testimonies for the Church tidak sekadar mengan-dung peringatan kepada umat dan gereja yang memiliki masalah tertentu dalam keadaan yang berbeda, tetapi juga me-ngandung materi biografi dan saran yang spesifik. Kendati demikian, banyak dari kecaman dalam jilid ini dapat disimpul-kan sebagai berikut: Menjadi lebih men-cintai pasangan Anda, keluarga, rekan-rekan seiman, dan sesama.

Harus diakui bahwa biasanya kita ti-dak mampu menegur dan mengecam. Nabi-nabi Allah pada zaman Alkitab ba-nyak yang mengalami penganiayaan, bahkan mati martir (Lukas 11:46-51; Kis. 7:52; Rm. 11: 3). Sehingga, menyalahkan nabi-Nya atas pekabaran yang diberikan amatlah tidak tepat, karena mereka ha-

nya berfungsi sebagai alat Tuhan dalam menyampaikan pekabaran yang berasal dari Allah.

Sifat dan Tujuan Pelayanan NabiKetika saya semakin mengenal kisah-

kisah para nabi Alkitab dan kehidupan Ellen White, saya mulai menghargai me-reka sebagai individu yang tidak luput dari kesalahan, yang ingin menyerahkan dirinya ke dalam pengaruh tuntunan dan penyucian Roh Kudus. Saya mendapati bahwa selain menubuatkan peristiwa pa-da masa depan dan mengumandangkan pekabaran peringatan, para nabi Alkitab juga mengingatkan umat Allah akan per-buatan-Nya yang hebat, ajaib, dan mulia dalam sejarah.

Mereka juga menekankan pentingnya untuk mengingat firman dan ajaran Al-lah pada masa lalu, dan mengarahkan umat-Nya kepada Firman Allah yang se-sungguhnya telah mereka ketahui (lih. Yes. 8:20). Mereka menghitung ulang se-tiap kemenangan dan kegagalan yang

Kasih

P A S A L 1 8

Oleh Denis Kaiser

akan menggambarkan bahwa kemenang-an rohani hanya akan tumbuh oleh hu-bungan yang erat dan hidup di dalam Tuhan. Pekabaran yang mereka sampai-kan adalah untuk membangkitkan keper-cayaan dan keyakinan terhadap tuntunan Allah, untuk membawa hubungan yang lebih dekat dan lebih setia kepada Allah, dan untuk memandang kepada Yesus Kristus sebagai Mesias yang telah menjel-ma menjadi manusia.

Saling MengasihiSeruan semacam ini akan dapat dipa-

hami hanya jika orang yang dimaksud-kan memiliki kebebasan dalam memilih. Jika kita diciptakan tanpa kebebasan, kita akan bagaikan robot belaka, tidak mam-pu untuk mengasihi serta mengalami ke-puasan dan dipenuhi. Hanya kebebasan memilih dan rahmat serta penyucian Al-lah yang telah dicurahkan-Nya, yang da-pat menjadikan kasih yang timbal balik terjadi antara Dia dan umat-Nya. Alkitab memberitahu kita bahwa Allah adalah

Saksi

Allah

14 Adventist World | 01 - 2015

Page 15: January 2015 indonesian

Denis Kaiser, berasal dari Jerman, seorang kandidat Ph.D. di Adven-tist Studies and Histori-

cal Theology di Seventh-day Adventist Theological Seminary.

sumber kasih yang utama (1 Yohanes 4:7, 8). Nabi dalam Alkitab sering menyata-kan kasih setia Allah bagi umat-Nya (Yes. 54:10; 63:7; Yer. 31:3; Rat. 3:22; Dan 9:4; Mikha 7:20), dan memanggil umat-Nya untuk mengembangkan kasih yang sama bagi Allah—melampaui korban sembe-lihan dan persembahan (Hosea 6:6; 10:12; 12:6; Mikha 6:8; Zak. 7:9). Kita se-ring kali lupa bahwa penurutan yang ter-paksa adalah bertentangan dengan ka-rakter kasih Allah dan juga tidak akan membuahkan kasih dalam diri kita.

Karena Allah mengasihi kita sehingga Ia berusaha untuk melakukan segala se-suatu untuk memenangkan dan menye-lamatkan kita kembali dengan cara yang benar. Kematian Yesus Kristus di kayu sa-lib jelas merupakan ekspresi terbesar dan paling mengejutkan atas kasih-Nya bagi kita (Yohanes 3:16). Para nabi adalah alat untuk mengungkapkan karakter-Nya, tu-juan-Nya, dan pekabaran-Nya kepada ki-ta. Meskipun pada saat ini terdengar ke-ras, kita tidak boleh lupa bahwa pekabar-an mereka bersumber dari Allah Yang Mahakasih, yang merindukan keselamat-an kita dan persekutuan kita dengan-Nya. Bahkan murka-Nya sekalipun ada-lah gambaran atas kasih-Nya yang kudus; Dia sangat prihatin terhadap kesejahtera-an dan nasib kita (Yes. 54:8; Yer. 32:18; Rat. 3:32; Yoel 2:13; Mikha 7:18).

Para nabi sering menggambarkan hu-bungan Allah dengan umat-Nya bagai-kan hubungan kasih yang intim, meng-umpamakan Allah sebagai suami yang

mengasihi istrinya (Yer. 3:20; 11:15; 31:32; Hosea 2:19) dan seorang ayah yang mengasihi anak-anaknya (Yes. 63:16; Yer. 3:19). Dengan demikian pekabaran peri-ngatan dan teguran yang Allah kirimkan melalui nabi-Nya sebenarnya adalah su-rat dari suami yang penuh kasih, dari orangtua yang penuh rasa sayang, yang tidak mau membiarkan kita binasa tanpa mencoba segala cara untuk membawa ki-ta kembali dan menyelamatkan kita, me-narik kita ke dalam “belenggu kasih-Nya” (Hosea 11:4).

Kerinduan Pada Yesus dan Alkitab

Ketika saya mulai membaca tulisan Ellen White, saya menyadari bahwa dia tidak menarik perhatian orang kepada dirinya sendiri, tetapi mengarahkan me-reka kepada Kitab Suci. Pada awal pela-yanannya ia menyatakan, “Saya sarankan kepada kamu sekalian... Firman Allah adalah aturan terhadap iman dan perbu-atan kita.“3 Pada akhir hidupnya, dengan mengangkat tinggi sebuah Alkitab, ia berseru kepada para delegasi yang ber-kumpul dalam rapat General Conference 1909, ”Saudara-saudara, saya mengan-jurkan Buku ini kepadamu.“4 Tulisannya berfokus pada Alkitab dan menerapkan prinsip-prinsip Alkitabiah dalam keada-an tertentu.

Semakin lama, saya menjadi terpeso-na dengan aspek utama tulisannya, urai-an yang dibuatnya mengenai kasih Allah yang “tak tertandingi dalamnya” dan “tak

tertandingi pesonanya.”5 Pada bab pertama “Kasih Allah Kepada Manusia” dari buku-nya Kebahagiaan Sejati, dimulai dengan “Alam dan Wahyu sama-sama menyaksikan kasih Allah.”6 Ia memperkenalkan dan me-nyimpulkan karya dan sastranya yang terbe-sar, seri Alfa dan Omega, dengan kata-kata “Allah adalah kasih.”7 Seri tulisannya ini ber-poros pada buku Kerinduan Segala Zaman, yang mengungkapkan pernyataan terbesar akan kasih Allah—Yesus Kristus, Jurusela-mat dan Sahabat kita, yang memenuhi sega-la hasrat, keinginan, dan harapan.

Gairah terhadap Kitab Suci dan Tuhan kita yang Mahakasih yang saya temukan da-lam tulisan para nabi Alkitab, juga jelas ter-lihat dalam tulisan Ellen White. Mereka te-lah membantu saya untuk bertumbuh lebih dekat dengan Yesus dan menjadi saksi kasih Allah. Entah mengapa adalah lebih mudah menerima nasihat dan teguran dari seseo-rang yang mengasihi dan peduli kepada sa-ya. n1 Diambil dari khotbah terkenal Jonathan Edward. Lihat Sinners in the Hands of an Angry God (Boston: Kneeland and Green, 1741).2 Ellen G. White, A Sketch of the Christian Experience and Views of Ellen G. White (Saratoga Springs, N.Y.: James White, 1851), hlm. 63, 64.3 Idem, hlm. 64.4 Dikutip dari W. A. Spicer, The Spirit of Prophecy in the Advent Movement (Washington, D.C.: Review and Herald, 1937), hlm. 30.5 Ellen G. White, Testimonies for the Church (Mountain View, Calif.: Pacific Press, 1948), jld. 1, hlm. 162; idem, Spiritual Gifts (Battle Creek, Mich.: James White, 1858), jld. 1, hlm. 210, 211; cf. Peter M. van Bemmelen, “The Matchless Charms of Christ: Theological Significance of This Phrase in Ellen White’s Writings,” in Christ, Salvation, and the Eschaton: Essays in Honor of Hans K. LaRondelle, ed. Daniel Heinz, Jiří Moskala, and Peter M. van Bemmelen (Berrien Springs, Mich.: Old Testament Department, Seventh-day Adventist Theological Seminary, Andrews University, 2010), hlm. 231-240.6 Ellen G. White, Kebahagiaan Sejati (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), hlm. 9.7 Ellen G. White, Alfa dan Omega (Bandung: Indonesia Publishing House, 1999), jld. 1, hlm. 21; idem, The Great Controversy Between Christ and Satan (Mountain View, Calif.: Pacific Press, 1911), hlm. 678.

Salah satu karunia Roh Kudus adalah karunia nubuat. Karunia ini adalah tanda identifikasi umat sisa yang telah dinyatakan dalam pelayanan Ellen G. White. Sebagai juru kabar Allah, tulisannya adalah sumber kebenaran yang berkelanjutan dan berotoritas yang menyediakan kenyamanan, bimbingan, pengajaran, dan koreksi bagi gereja. Dalam tulisannya ia juga menjelaskan bahwa Alkitab adalah standar untuk menguji semua pengajaran dan pengalaman (Yoel 2:28, 29; Kis. 2:14-21; Ibr. 1:1-3; Why. 12:17; 19:10).

NubuatKarunia

Roh

01 - 2015 | Adventist World 15

Page 16: January 2015 indonesian

C E R I TA S A M P U L

Pagi itu sangat sunyi. Gumpalan awan menutupi bukit1 yang pernah kami daki sebelumnya. Sinar mata-

hari mulai menerobos kabut. Dalam waktu setengah jam kemudian matahari akan mengubah pagi yang menyenang-kan menjadi hari yang panas dan berke-ringat. Saat ini udara masih terasa segar diliputi oleh keheningan. Padahal para staf dan relawan penggalian keempat di Lakhis dari Southern Adventist University, Tennessee Amerika Serikat, sedang men-dengarkan dengan saksama acara ibadah sebelum melakukan penggalian, meng-angkat barang berat, mengayak dengan hati-hati, dan mendokumentasikan de-ngan cermat, yang akan mengubah pagi yang hening itu menjadi hari yang sibuk di bukit itu.

Mengapa Mereka Menggali?Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

selalu tertarik dalam penelitian arkeologi. Kebanyakan ahli arkeologi yang bekerja di Timur Dekat kuno (termasuk situs di Israel, Suriah, Yordania, Lebanon, dan

lain-lain) akan mengakui kepemimpinan arkeolog Advent ketika bekerja di lapang-an. Dimulai dengan penggalian Tell Hes-ban di Yordania oleh Andrews University di bawah pimpinan Siegfried Horn pada tahun 1968, penggalian yang dipimpin oleh arkeolog dan lembaga Advent selalu menjadi ujung tombak penelitian arkeo-logi dan teknologi. Sejak awal, para peng-gali tersebut mengakui pentingnya pen-dekatan multidisiplin dan tidak sekadar melihat sisa-sisa arsitektur, artefak, dan tembikar. Menggabungkan semua jenis data dengan saksama (termasuk sisa-sisa tulang, sisa-sisa fauna dan flora, hasil survei, dll.) tetap menjadi ciri khas pro-yek arkeologi Advent.2

Beberapa orang mungkin bertanya

Oleh Gerald A. Klingbeil

mengapa gereja mau menginvestasikan dana yang cukup besar untuk menggali lebih banyak mengenai masa lalu. Alasan yang pertama adalah, arkeologi Alkitab berfokus pada tanah yang terdapat dalam Alkitab selama masa Alkitab. Sementara denominasi “arkeologi Alkitab” tidak di-gemari lagi (kebanyakan par ahli seka-rang menggunakan “arkeologi Timur Dekat kuno” atau “arkeologi Siro-Palesti-na”), Yossi Garfinkel, salah satu dari tiga codirectors ekspedisi dan profesor di Uni-versitas Hebrew Yerusalem, yakin bahwa “arkeologi Alkitab menghubungkan hal lebih baik daripada yang lainnya.” “Jika Anda adalah seorang produsen mobil yang bernama Mercedes, Anda tidak akan mengubah nama Anda hanya kare-

Mengetahui masa lalu memberitahu kita tentang Allah masa depan.

SEJARAH KARUNG PASIR: Sebuah gambaran di Area A dari Ekspedisi

Keempat di Lakhis. Karung pasir membantu menstabilkan area penggalian.

TA

L

rA

GO

vS

Ki

/F

OU

rT

H

Ex

PE

di

Ti

On

T

O

LA

CH

iS

H

E d d i E A P P O L L i S / F O U r T H E x P E d i T i O n T O L A C H i S H

b A C K G r O U n d i M A G E b y G E r A L d A . K L i n G b E i L / A d v e n t i s t W o r l d

MenggaliLakhis

16 Adventist World | 01 - 2015

Page 17: January 2015 indonesian

na ada seseorang di Kopenhagen berpikir bahwa arkeologi Alkitab tidaklah benar,“ lanjutnya sambil tersenyum. Fokus reali-tas atas sejarah Alkitab dan peristiwa yang diceritakan dalam Alkitab berlabuh pada suatu upaya yang dengan disiplin terus berusaha menerangi masa lalu. Daniella Hasel, seorang relawan yang masih duduk di bangku SMA, secara singkat berkata: “Kita melihat bahwa se-jarah Alkitab sebenarnya nyata.” Orang yang nyata, tempat yang nyata, pertemu-an nyata antara Tuhan dengan sekelom-pok orang yang dipilih-Nya, yang hidup pada hamparan tanah yang kecil yang menghubungkan Asia dan Afrika, untuk memberitahu dunia mengenai kesela-matan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendalam yang membuat kita tetap terjaga pada malam hari.

Seorang relawan lain bernama Mal-colm Douglas, yang menggembalakan gereja Advent di Arizona, merangkum

hal ini dengan baik: “Arkeologi tidak bisa membuktikan Alkitab, tapi jelas dapat membantu memvalidasi hal-hal yang kita percaya tentang Alkitab.” Atau dengan kata lain, arkeologi bukan hanya sekadar sebuah perusahaan ilmiah. Namun seba-gai usaha menghubungkan misi gereja, “Dengan demikian akan membawa Fir-man Allah yang hidup kepada umat-Nya,” Martin Klingbeil, seorang codirec-tors ekspedisi sekaligus sebagai Associate Director dari Southern Institute of Archae-ology, menegaskan.

Mengapakah di Lakhis?Bukit Lakhis adalah salah satu situs

utama di Israel yang mencakup sekitar 12,5 hektar (31 acre). Para arkeolog me-ngatakan bahwa tempat itu adalah kota terbesar kedua di Yehuda selama periode Alkitab. Terletak di Syefila Selatan, wila-yah geografisnya menghubungkan datar-an Pantai Palestina dengan dataran tinggi Yudea mengelilingi Yerusalem, kota ini sangat penting selama masa kerajaan Is-rael. Situs ini diidentifikasi pada tahun

1929 dan telah menjadi fokus dari tiga proyek penggalian besar.

Ekspedisi Lakhis yang keempat sangat tertarik pada awal masa Yehuda setelah kerajaan Daud dan Salomo bersatu, sua-tu periode yang dengan sengit telah di-perdebatkan oleh para sejarawan dan ar-keolog selama 20 tahun terakhir ini.3 Ka-rena itu ekspedisi Lakhis ketiga oleh tim arkeologi dari Universitas Tel Aviv, Israel, pada 1970-an dan 1980-an mengakibat-kan revisi kronologi Israel, direktur eks-pedisi keempat untuk Lakhis merasa bahwa Lakhis merupakan kunci untuk mengklarifikasi kronologis isu-isu pen-ting.

“Salah satu alasan kami untuk datang kembali ke sini adalah untuk memperje-las usia Zaman Besi, karena situs ini telah digali selama kurun waktu di mana kami tidak memiliki banyak metode penang-galan yang berpresisi tinggi,“ kata Mi-chael Hasel, seorang codirectors ekspedisi dan Direktur Institut Arkeologi di South-ern. Sementara sebagian besar penggali berfokus pada tingkat yang lebih tinggi,

Kiri: SEJARAH DALAM TANGAN: Sukarelawan Kiersta Mackey memegang pegangan guci penyimpanan yang distempel oleh segel raja. Atas: MEMBACA TEMBIKAR: Para direktur penggalian danyang lainnya menafsirkan tembikar dalam rangka membangun sebuah situs kronologi.

TA

L

rA

GO

vS

Ki

/F

OU

rT

H

Ex

PE

di

Ti

On

T

O

LA

CH

iS

H

E d d i E A P P O L L i S / F O U r T H E x P E d i T i O n T O L A C H i S H

E d d i E A P P O L L i S / F O U r T H E x P E d i T i O n T O L A C H i S H

01 - 2015 | Adventist World 17

Page 18: January 2015 indonesian

tingkat yang lebih rendah berhubungan dengan sejarah awal Yehuda, belum ter-papar secara sistematis.

Saat yang paling terkenal di Lakhis dalam sejarah Alkitab didokumentasikan pada peninggalan yang berasal dari istana Asyur di Niniweh. Pada tahun 701 S.M. Lakhis ditaklukkan oleh raja Asyur San-herib, yang mengambil alih kota yang di-bentengi ini dengan cara membangun ja-lan pengepungan yang sangat mengesan-kan, dan hal ini masih bisa kita lihat saat ini. Kisah ini diceritakan dalam serang-kaian besar peninggalan yang dipamer-kan di British Museum di London dan ju-ga sebagaimana yang disebutkan dalam 2 Raja-raja 18:14, 17; 19: 8; dan dalam Ye-saya 36:2 dan 37:8.

Hampir 130 tahun kemudian pasu-kan Babilon menghancurkan kota (Yer. 34:7). Suatu peristiwa yang disinggung oleh ostracon, yaitu sebuah beling yang ditulis dengan tinta, yang ditemukan pa-da waktu ekspedisi pertama di Lakhis pa-da tahun 1930-an. Tulisan di dalamnya menyebutkan serangkaian menara peng-

awas yang tampaknya dikomunikasikan oleh api dan mencerminkan kecemasan yang dirasakan oleh orang yang hidup se-lama penyerangan akhir Babilon. “Ke-mudian akan ketahui bahwa kita mem-perhatikan sinyal (api) dari Lakhis sesuai dengan kode yang diberikan kepada kita, karena kita tidak dapat melihat Azeqah.”4 Referensi Alkitab terakhir mengenai Lakhis dapat ditemukan dalam Nehemia 11:30, menggambarkan pemukiman Ya-hudi dari orang yang telah kembali dari Babel setelah masa pembuangan.

Melihat di Luar BatasLakhis adalah suatu pengingat yang

besar mengenai keterlibatan Allah dalam sejarah.

Ketika Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Allah “membangkitkan sema-ngat Koresh” (Ezra 1:1), sehingga akhir-nya umat-Nya dapat kembali ke Yerusa-lem dan membangun kembali Bait Suci dan kota itu, hal ini benar-benar menya-takan kedaulatan Allah dalam sejarah.5 Pada akhirnya Allahlah yang memegang

kendali, dan pada saat itu Ia bahkan “memberikan” Yerusalem ke tangan Ne-bukadnezar (Daniel 1:2). Ini membuat kita bertanya-tanya apa rencana dan tu-juan-Nya. Dia memandang lebih jauh di-luar batas dan garis etnis. Saat Ia perlu bertindak, Ia bisa memerintahkan seo-rang Nebukadnezar atau Koresh. Meng-gali Lakhis berarti menggali sejarah Al-lah. Tiba-tiba kita melihat campur ta-ngan Allah secara nyata diwujudkan da-lam barang pecahan tanah, tembok kota, dan artefak. Kita mulai menghubungkan titik-titik sejarah, budaya, dan agama dan sekilas mulai menangkap cahaya dari gambaran besar.

Bagaimanapun juga, ekspedisi Lakhis yang keempat tidak hanya tertarik pada sejarah kuno dan keterlibatan Allah da-lam urusan manusia. Hal ini juga ingin menegaskan kerjasama internasional ser-ta sebagai upaya untuk memberdayakan para ahli institusi Advent yang ditempat-kan dalam konteks nonbarat untuk ber-partisipasi dalam penelitian arkeologi.

Martin Klingbeil masih mengingat

MENCARI PADA GAMBARAN BESAR: Direktur Penggalian Yossi Garfinkel (kiri) dan Michael Hasel (tengah) saling mem-bagikan beberapa temuan penting bersama mantan profesor mereka, William Dever, yang sedang mengunjungi situs itu.

ORANG BARU BERTEMU ORANG LAMA: Relawan muda

David dan Matthias Klingbeil terlihat sementara Daniel Perez

menggunakan unit GPS untuk memetakan situs kuno.

E d d i E A P P O L L i S / F O U r T H E x P E d i T i O n T O L A C H i S H

G E r A L d A . K L i n G b E i L / A d v e n t i s t W o r l d

C E R I TA S A M P U L

18 Adventist World | 01 - 2015

Page 19: January 2015 indonesian

penggalian arkeologi pertamanya bersa-ma Madaba Plains Project pada tahun 1998 ketika ia menjabat sebagai profesor di Universitas Advent Bolivia. Pendapat-annya setara dengan 250 dolar AS per bulan, di luar tarif sukarelawan yang nor-mal. Namun salah satu lembaga Advent mensponsori dengan memberinya bea-siswa dan mengundangnya untuk bekerja sebagai pengawas lapangan. “Itu meru-pakan pengalaman yang membuka mata dan membantu saya untuk meningkat-kan cara mengajar saya,“ kenangnya. Membawa kembali beberapa objek yang telah dikeluarkan oleh bagian registrasi penggalian, ia menghabiskan waktu membangun sebuah pameran kecil ber-sama murid-muridnya. “Hanya kegembi-raan komunitas sementara mereka mem-bagikan apa yang mereka temukanlah yang menyentuh benda itu—memberi-kan dampak yang besar dan memiliki ha-sil yang kuat.”

Dengan mempertimbangkan tujuan khusus ini, Southern sengaja melakukan penggalangan dana besar untuk mem-

Saya telah mendengar cerita mengenai panggilan yang membangunkan pada dini hari, mengenai debu, kerja fisik yang berat, dan penemuan yang menarik, tapi saya tidak pernah melakukan penggalian sebelumnya. Ini adalah ke-sempatan yang pertama bagi saya, dan memang suatu kerja keras di pagi hari, tetapi sangatlah indah!

Sejarah Alkitab membawa dimensi baru ketika saya me-nangani sebagian kecil dari tembikar-tembikar yang pernah digunakan oleh seseorang pada ribuan tahun yang lalu. Menggali sampai ke tahap penghancuran membuat semua peringatan nubuatan itu seakan-akan menjadi hidup dan sangat nyata. Saya bisa melihat keterlibatan Allah dalam sejarah. Tanpa disangka-sangka, di penggalian, saya juga melihat bagaima-na Allah tetap bekerja untuk sejarah pribadi kita.

Misalnya saja pada hari di mana sekelompok relawan muda Israel datang un-tuk mengikuti penggalian arkeologi. Mary, seorang gadis yang berusia 16 tahun, ditugaskan di lokasi kami. Kebetulan pada pagi itu saya bertugas untuk menimba, jadi saya hanya menangkap sedikit saja dari percakapan yang berlangsung di loka-si di mana saya bertugas ketika saya membawa seember tanah yang akan disaring atau dibuang. Ketika kami semua bekerja, merapikan rangka kayu dan meraup ko-toran ke dalam ember, Mary menyadari bahwa kami adalah kelompok yang berasal dari beragam negara, Meksiko, Jerman, dan Amerika Serikat. Dia tampak sangat bingung bagaimana kami semua bisa berada di sana, dan mencoba mencari tahu denominasi yang paling banyak. Ada yang baru saja lulus dari perguruan tinggi; yang lain masih mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, meskipun mempelajari jurusan yang berbeda; Saya adalah wanita yang lebih tua daripada yang lainnya dalam kelompok itu.

Mary yang bingung mencoba mencari tahu apa yang membawa kami menggali di sini. Akhirnya, dia mendapatkan suatu garis yang menghubungkan, yaitu bahwa kami semua adalah anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Lalu pertanyaan pun dimulai. Ia tidak pernah mendengar mengenai gereja Advent. Ia mendapati bahwa kami semua menguduskan hari Sabat. Saya menarik napas panjang. Apa-kah yang akan dikatakan oleh relawan Advent lain yang berada pada lokasi itu kepadanya? Meskipun secara nominal adalah Yahudi, Mary merasa bahwa Sabat terlalu mengekang. Ketika saya mengisi ember dengan tanah, saya mendengar seorang siswa dari Universitas Advent Southern mengatakan kepada Mary beta-pa berartinya Sabat baginya dan betapa ia menikmati saat bersama dengan Allah, dengan keluarga, dan teman-teman. Yang lain menambahkan pengalaman pribadi yang berharga bagi dirinya masing-masing. Saya sangat bangga terhadap pemuda-pemuda yang tergabung dalam kelompok ini. Pada saat beristirahat Mary berjalan bersama saya dan bertanya apakah kami akan melakukan pertemuan singkat di Jerusalem, dia ingin pergi dan mengunjungi tempat itu.

Saya menikmati waktu yang terlalu singkat ketika saya terjun langsung kepada zaman dan tempat masa Alkitab. Sungguh amat baik mengenal Allah ketika bekerja pada masa yang akan datang, tetapi saya pun menikmati mengenal Allah ketika saya bekerja saat ini. Setelah penggalian di Lakhis, saya sedang menantikan apa yang akan dibuat Allah selanjutnya.

allahOleh Chantal J. Klingbeil

Melihat

BENTUK ITU PENTING: Warna setiap lapisan tanah dengan hati-hati diklasifikasikan de-ngan jenis tanah dan warna yang dibentuk. Bekerja

Ketika

G E r A L d A . K L i n G b E i L / A d v e n t i s t W o r l d

G E r A L d A . K L i n G b E i L / A d v e n t i s t W o r l d

01 - 2015 | Adventist World 19

Page 20: January 2015 indonesian

MENEMUKAN: Profesor Bolivian Adventist University, Segundo Teofilo Correa menggali lokasi

kehancuran orang Babel.

E d d i E A P P O L L i S / F O U r T H E x P E d i T i O n T O L A C H i S HE d d i E A P P O L L i S / F O U r T H E x P E d i T i O n T O L A C H i S H

bantu lembaga-lembaga Advent yang mayoritas terletak di dua dunia untuk menjadi anggota konsorsium. “Kami me-nyediakan paket yang pantas dari segi fi-nansial,” kata Klingbeil. Dalam hal ini, Ekspedisi Lakhis keempat adalah juga merupakan studi penggalian, agar para relawan memperoleh berbagai tugas yang berhubungan dengan penelitian arkeo-logi. Selain itu, jadwal kuliah setiap hari oleh para profesor dan perjalanan akhir pekan ke situs penting di Israel dan Yor-dania meningkatkan pengalaman belajar dari para staf dan relawan.

Sebagai hasilnya, ada 62 orang anggo-ta tim penggalian Southern pada tahun 2014 di Lakhis mewakili 14 negara yang berbeda, termasuk relawan dan staf dari Bolivia, Kanada, Peru, Venezuela, Brazil, Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Argenti-na, Spanyol, Jerman, Austria, Inggris, dan Amerika Serikat.

Keldie Paroschi, seorang mahasiswa jurusan teologi di Universitas Advent di Sao Paolo, Brasil, merangkum pengalam-annya: “Sesuatu yang menyenangkan; su-atu kerja keras. Sungguh menarik untuk mengetahui sesuatu yang berada di ba-wah dan cerita yang terkubur di dalam tanah yang akan kita ungkapkan.“ Melis-sa Farrow, salah satu anggota komunitas dari Collegedale, sangat menyukai ga-bungan ibadah dan wisata yang mencip-takan hubungan dengan Allah, dengan sesama, dan juga dengan Kitab Suci.

Michael Sokupa, dosen Perjanjian Ba-ru di Helderberg College Afrika Selatan, sangat menghargai perpaduan kerja an-

tara arkeolog berpengalaman dengan re-lawan. Ia melihat fungsi pengajaran eks-pedisi yang diubah menjadi program akademik di Afrika Selatan. “Kami ber-harap agar pada masa yang akan datang kita akan memiliki beberapa mata kuliah yang nantinya akan membentuk sebuah program yang berjalan bersama dengan Southern,” katanya. “Kami berharap hal ini adalah sebagai titik awal bagi Afrika, karena pada saat ini, tidak ada lembaga yang memiliki program semacam ini di seluruh benua.”

Sangat MenakjubkanHari yang panas telah datang dan

pergi. Keheningan telah kembali ada di bukit Lakhis. Terbenamnya matahari menggenangi bukit dengan nuansa war-na emas dan ungu. Para relawan dan anggota staf ekspedisi keempat di Lakhis telah selesai mencuci tembikar mereka. Besok akan menjadi hari lain yang penuh kerja keras, disertai matahari yang panas, dan mungkin suatu penemuan arkeologi lain yang tak kalah menarik. Penggalian

PEMANDANGAN DARI ATAS: Gambar dari udara diambil oleh drone yang menyediakan pemandangan indah area penggalian.

C E R I TA S A M P U L

20 Adventist World | 01 - 2015

Page 21: January 2015 indonesian

esok hari, bahkan diikuti oleh peng-galian-penggalian lain di sekitar Israel akan menggali jauh ke dalam sejarah.

Sebagaimana hari ini, artefak dari ta-nah, sisa-sisa arsitektur, dan artefak lain-nya akan memberitahu kita sesuatu ten-tang orang yang nyata, yang hidup di du-nia nyata. Cherie Lynn Olson, yang baru lulus dari Southern dan salah seorang su-pervisor lapangan di Lakhis, membenar-kannya. “Saya percaya pada apa yang ter-tulis dalam Alkitab, dan saya telah meng-habiskan seluruh hidup saya untuk mempelajarinya. Tapi dengan datang ke tempat ini dan mengalaminya dalam tingkatan yang baru, sungguhlah sangat menakjubkan. Sekarang saya berbicara mengenai hal-hal yang benar-benar saya lihat langsung. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata mengenai apa yang sa-ya lihat.” n

1 Sebuah gundukan buatan yang terakumulasi selama berabad-abad yang ditinggali manusia ketika masa kependudukan kemudian ditinggalkan dan periode awal pendudukan.2 Saat ini proyek-proyek ini melanjutkan Madaba Plains Project di Yordan (meluputi Tell Hesban, Tell ’Umayri, dan Tell Jalul dan didukung oleh Andrews University dan La Sierra University bersama dengan institusi Advent lainnya), Penggalian di Khirbet al-’Balul di Moab oleh Friedensau Adventist University, Jerman, sama seperti sebelumnya telah dilakukan oleh Southern Adventist University dalam kerja samanya dengan Hebrew University of Jerusalem at Tel Hazor sejak tahun 2003 hingga 2007 dan Khirbet Qeiyafa, Israel, sejak tahun 2007 hingga 2013.3 Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai kontroversi dalam Michael G. Hasel, “Another Battle Over David and Goliath,” Adventist Review, 25 Feb. 2010, hlm. 18-21.4 Dennis Pardee, “Lakhis Ostraca,” in Context of Scripture: Archival Documents From the Biblical World, ed. William W. Hallo (Leiden: Brill, 2002), jld. 3, hlm. 82.5 Motivasi Tuhan akan “menggemparkan” atau “menggerakkan” orang—termasuk para pemimpin—merupakan pokok penting dari teologi Alkitabiah. Yesaya 41:2, 25 dan Yeremia 51:1, 11 menggunakan istilah Ibrani yang sama yang mengacu pada penakluk masa depan Babel, Sirus, yang bahkan disebut dalam Yesaya 44:28; 45:1.

Berapa banyak orang yang diperlukan untuk membangun sebuah gereja?Tanya José Manuel, seorang penatua gereja. “Hanya perlu dua orang saja

untuk membentuk sebuah jemaat, tapi setidaknya diperlukan 30 atau 40 orang akan jauh lebih baik. Tapi jika Anda tidak memiliki bangunan yang layak, akan sulit untuk menjaga umat untuk tetap percaya!”

Gereja Manuel terletak di pinggiran hutan Baobab di sebuah desa di lereng Bukit Kibeto, Angola. Sudah ada jemaat kumpulan orang percaya di Kibeto sejak 25 tahun yang lalu. Kadang-kadang kehadiran anggota sangat sedikit, namun kadang-kadang tanpa diduga kehadirannya bisa mencapai 30 atau 40 anggota. Di situlah mereka mulai pindah dari bawah pohon Baobab raksasa ke dalam gereja baru mereka.

Mereka membangun gereja mereka sendiri: Dinding, atap, bangku, dan mimbar.Kemudian angin datang, meniup atap dan banyak dinding. Setelah anggota

membenahi dinding, matahari Angola yang sangat panas membuat para anggota jemaat yang hadir merasa seperti “kentang panggang” di dalam dinding baja. Satu per satu mereka menyelinap keluar kembali ke naungan pohon Baobab.

Sementara itu, jauh di Ekuador, umat Advent sedang merayakan keberhasilan Maranatha dalam menyelesaikan lebih dari 220 bangunan gereja. Mereka datang untuk dua perayaan akbar pada hari Sabat, satu di Quito dan yang lainnya di Guayaquil. “Kami telah menerima begitu banyak, yang membuat kami ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhan, dan meminta-Nya untuk memakai persembahan kami untuk membangun sebuah gereja di mana saja di dunia ini,” kata salah satu anggota.

Para anggota di Ekuador menjual tanaman, kambing, dan banyak harta yang bernilai besar. Persembahan itu sudah cukup untuk mendanai pembangunan sebuah One-Day Church dengan dinding semen yang tak akan lagi “memanggang” anggota yang hadir, dilengkapi bangku kayu yang sesuai, dan atap “yang tak bisa terbang” untuk jemaat di Kibeto.

Gereja Kibeto yang baru akan benar-benar menjadi Gereja Syukur. Dan dengan cepat akan terisi!

ASI dan Maranatha Volunteers International mendanai dan memfasilitasi proyek One-Day Church dan One-Day School. Sejak tahun 2009, lebih dari 1.600 bangunan telah berdiri di seluruh dunia. Kisah seperti ini bersumber dari juru cerita Maranatha, Dick Duerksen.

SebuahOne -Day Church

Gereja Syukur

Kiri: LEBIH BAIK DARIPADA TIDAK ADA APA-APA: Sebelum Maranatha Volun-teers datang, anggota di Kibeto, Angola, menggunakan material terbaik yang ter-sedia untuk membangun rumah ibadah. Kanan: JALAN KASAR: Material untuk bangunan gereja di Kibeto harus diantar dengan pelan dan ekstra hati-hati.

ri

CH

Ar

d

dU

Er

KS

En

Gerald A. Klingbeil sangat tertarik akan menggali masa lalu dan, bersama istrinya, Chan-

tal, menikmati minggu kenangan bersama tim penggalian keempat Lakhis di bulan Juli. Ketika ia sedang tidak menggali, dia melayani sebagai Associate Editor Maja-lah Adventist World.

01 - 2015 | Adventist World 21

Page 22: January 2015 indonesian

Pada akhir tahun 1845, Ellen Harmon seorang gadis remaja yang berusia 18 tahun, menulis kepada editor terbitan Ad-vent yang pernah menjadi pengikut Miller di Cincinnati,

Ohio. Dalam suratnya, Ellen Harmon membagikan garis besar atas penglihatan yang Allah berikan kepadanya pada tahun sebelumnya, tepatnya pada bulan Desember 1844. Itulah penglihatan pertama dari ratusan penglihatan dan mimpi nubuatan yang ia terima se-panjang hidupnya. Sulit dibayangkan bahwa surat ini akan menjadi artikel yang pertama dari ribuan artikel, buku, dan pamflet yang ditulisnya selama 70 tahun ke depan sampai ia tutup usia pada ta-hun 1915.

Ia pun kemudian dikenal sebagai Ellen G. White, setelah perni-kahannya dengan James White pada tahun 1846. Kini pada tahun 2015, yang adalah seratus tahun kemudian setelah kematiannya, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengenang pengaruh kehi-dupannya yang luar biasa itu, termasuk warisan rohaninya.

Pada AwalnyaEllen dan saudari kembarnya, Elizabeth (dikenal sebagai “Ella”

dan “Lizzie” pada masa kecilnya), adalah anak bungsu dari delapan bersaudara Robert dan Eunice Harmon. Keluarga itu tinggal di Gorham, Maine, ketika Ellen dan Elizabeth lahir tanggal 26 No-vember 1827, tetapi mereka kemudian pindah ke Portland, Maine. Suatu hari, ketika kedua gadis kecil itu berusia 9 tahun, saat mereka berjalan melewati sebuah taman kecil menuju rumah mereka, seo-rang teman sekolahnya yang tampak sedang marah melemparkan batu kepada mereka. Batu itu menghantam wajah Ellen. Kecelaka-an itu meninggalkan bekas untuk seumur hidupnya.

Tadinya Ellen diperkirakan tidak dapat bertahan hidup. Akhir-nya ketika ia merasa cukup pulih ia mencoba untuk kembali ke se-kolah, tetapi tangannya tampak sangat gemetar sehingga dia tidak bisa memegang pena. Dan ketika ia mencoba untuk membaca, se-

mua kata-kata tampak kabur. Maka pendidikan formal pun bera-khir; sejak saat itu ia belajar sendiri.

Orangtua Ellen adalah anggota gereja Metodis, dan pada usia 14 tahun ia pun bergabung dengan gereja mereka. Ketika William Miller, seorang petani yang menjadi pendeta gereja Baptis, membe-rikan kesimpulannya di Portland, yaitu bahwa Yesus akan kembali ke bumi pada akhir masa 2300 hari nubuat Daniel 8:14, yaitu se-lambat-lambatnya adalah pada tahun 1844, Ellen menjadi berse-mangat! Sebagai hasil dari keyakinan yang mereka baru terima, ke-luarga Harmon menjadi pengikut William Miller.

Dibalik KekecewaanKetika Yesus tidak datang pada tahun 1844 seperti yang diha-

rapkan orang banyak, Ellen dan banyak orang lainnya sangat kece-wa. Saat itulah Allah memberinya penglihatan yang pertama, da-lam penglihatannya tampak umat Tuhan berjalan di jalan sempit menuju Kota Suci. Yesus berada tepat di depan mereka pada jalan yang sempit itu, dan ketika mata mereka terus tertuju pada-Nya, ia merasa yakin bahwa mereka akan mencapai tujuan surgawi mere-ka. Penglihatan itu memberikan keteguhan hati baginya dan bagi yang lainnya; semangat Kristus menjadi keunggulan dalam pela-yanan Ellen.

Setelah beberapa penglihatan pertamanya Allah memerintah-kan Ellen untuk membagikan apa yang telah ditunjukkan kepada-nya, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan sifat pemalunya dan dengan tangannya yang masih bergetar saat menulis, tugas-Nya tampak mustahil. Namun Tuhan berjanji kepadanya, jika ia mau menerima panggilan-Nya untuk menjadi jurukabar-Nya, Dia akan mendampinginya ketika ia berbicara dan akan menguatkan ta-ngannya ketika dia menulis. Dengan enggan ia pun menerima panggilan itu. Sungguh Allah setia menepati janji-Nya kepada El-len.

jURUKABAR AllAH:

Sekilas pada kehidupan dan warisan Ellen White

lEGACY of lIGHT

DimulaiBagaimana

Oleh James R. Nix

BAGIAN 1: 1827–1860Tahun Permulaan

FOTO KELUARGA: James dan Ellen White berfoto bersama anak mereka William pada tahun 1857. Foto ini diyakini sebagai foto paling awal dari keluarga muda ini.

i M A G E C O U r T E S y O F T H E E L L E n G . W H i T E E S T A T E22 Adventist World | 01 - 2015

Page 23: January 2015 indonesian

Penglihatan dari AllahPada pertemuan besar yang diselenggarakan di Battle Creek pada

tahun 1855, kumpulan para pionir membuat suatu pengakuan atas ke-yakinan mereka terhadap penglihatan Ellen White yang berasal dari Al-lah. Karena itu, mereka diwajibkan untuk memperhatikannya. Pada ta-hun 1858 ketika ia dan James mengadakan perjalanan ke Ohio, Ellen diberi penglihatan tentang apa yang telah dikenal sebagai The Great Controversy (Kemenangan Akhir), yaitu pertarungan besar alam semes-ta yang sedang berlangsung antara Kristus dan Setan. Kemudian peng-lihatan ini pertama kali dicetak dalam tahun itu dalam buku yang dibe-ri judul Spiritual Gift, jilid satu.

Meskipun umat percaya mendirikan sebuah rumah penerbitan ke-cil di Battle Creek pada tahun 1855, percetakan itu tidak diakui secara hukum karena mereka tidak memiliki organisasi yang membawahi me-reka, dan mereka juga tidak memiliki nama. Pada akhir 1860 langkah pertama untuk mendapatkan pengakuan hukum atas rumah penerbit-an, mereka memilih dan menetapkan nama “Seventh-day Adventist.”

Melalui penglihatan, Allah memerintahkan seorang gadis yang ber-usia 17 tahun untuk membagikan apa yang diterimanya. Lebih mena-rik lagi, dalam penglihatan yang terakhir yang diperolehnya pada ta-hun 1860, Allah kembali memerintahkan agar dia dan suaminya tetap membagikan kesaksian mereka kepada orang lain.3 Selama sisa hidup-nya, juru kabar Allah ini terus membagikan tuntunan yang Allah beri-kan kepada gereja-Nya. n

1 Connecticut, Illinois, Indiana, Iowa, Maine, Massachusetts, Michigan, New Hampshire, New York, Ohio, Pennsylvania, Vermont, Wisconsin, dan Kanada Timur (Quebec).2 Dua surat dicetak di Day-Star; enam artikel atau surat di The Present Truth; tiga di Second Advent Review and Sabbath Herald—1851 Extra; dan 15 di Second Advent Review and Sabbath Herald.3 Ellen G. White, Spiritual Gifts (Battle Creek, Mich.: James White, Steam Press, 1860), jld. 2, hlm. 299; Ellen G. White, Testimonies for the Church (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1948), jld. 1, hlm. 247, 248; Arthur L. White, Ellen G. White: The Early Years (Hagerstown, Md.: Review and Herald Pub. Assn., 1985), jld. 1, hlm. 433, 434.

Ellen menikah dengan James White, seorang pemuda bekas pendeta muda pengikut Miller. Pasangan ini memiliki empat anak: Henry Nichols, James Edson, William Clarence, dan John Herbert, yang lahir antara 1847 dan 1860. Sungguh tragis, anak bungsunya meninggal pada usia 3 bulan pada tahun 1860. Tak lama setelah pernikahan itu, pasangan yang baru menikah ini menerima Sabat hari ketujuh yang diperkenalkan oleh Joseph Bates, seorang pensi-unan kapten laut yang juga pernah menjadi pengkhotbah Miller.

Memulai PelayananPada tahun 1848 Allah berbicara kepada Ellen melalui pengli-

hatan, memerintahkan suaminya untuk mulai membuat sebuah terbitan. Meskipun pada awalnya tampak kecil, Allah berkata kepa-danya bahwa pada akhirnya akan menjadi seperti arus cahaya yang mengelilingi dunia. Pada tahun yang sama, Allah juga berbicara ke-padanya bahwa umat Advent akan lebih sehat jika mereka tidak menggunakan tembakau, teh, atau kopi. Kesehatan akan menjadi fokus utama dalam pelayanannya.

Selama tahun 1848 dan 1849, Ellen dan suaminya bergabung bersama Joseph Bates dan yang lainnya dalam membantu memba-gikan pilar doktrin Alkitab yang akhirnya menjadi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Meskipun seluruh doktrin Advent dihasilkan melalui penelitian Alkitab, pada saat itu Allah membimbing mere-ka dalam usahanya mencari kebenaran melalui penglihatan yang diberikannya kepada Ellen White. Tapi tidak ada inti doktrin Ad-vent yang berasal dari penglihatannya.

Edisi pertama The Present Truth, terbitan yang James White mulai, diterbitkan pada tahun 1849. Dua tahun kemudian buku ke-cil pertama Ellen White, yang sekarang adalah bagian dari buku Early Writings pun dicetak. Si penulis yang saat itu baru berusia 23 tahun mengakhiri tulisannya dengan mendesak para pembaca un-tuk membaca Alkitab.

James dan Ellen White terus mengadakan perjalanan. Masa yang sulit. Di mana hanya ada beberapa orang pemelihara Sabat, tanpa adanya struktur gereja yang terorganisasi, dan bahkan ada beberapa orang yang mengkritik penglihatan Ellen, tampaknya sa-ngat tidak mungkin bahwa gerakan yang masih muda ini akan ber-tahan. Tapi James White terus menerbitkan tulisan-tulisan, dan ke-mudian buku yang kecil pada awalnya, tetapi semakin bertambah ukurannya seiring dengan berjalannya waktu. James bersama yang lainnya, termasuk Ellen, memberikan khotbah dan berbicara kepa-da orang banyak. Di tengah kondisi yang penuh tantangan, pada tahun-tahun itu Ellen dan James melakukan perjalanan ke-13 ne-gara yang sekarang dikenal dengan provinsi Quebec di Kanada.1 Se-lain itu, mulanya mereka memakai percetakan komersial, tapi ke-mudian melalui percetakan milik pemelihara Sabat ini, 26 artikel dan surat kabar terbit dicetak di bawah namanya,2 dan ia menulis baik semua maupun sebagian dari 14 pamflet, dan buku.

Selain bepergian untuk maksud berkhotbah, James dan Ellen juga pindah ke berbagai tempat di Maine dan Connecticut, tetapi mereka menghabiskan waktu yang cukup lama di Saratoga Springs dan Rochester, New York. Pada tahun 1855 mereka pindah ke Bat-tle Creek, Michigan, di mana untuk pertama kalinya mereka memi-liki rumah mereka sendiri. Kehidupan mereka adalah kehidupan yang sibuk.

BAGIAN 2: 1860–1868

Tahun Perkembangan GerejaBAGIAN 3: 1868–1881Tahun Pertemuan Tenda

Allah memberi janji pada Ellen jika ia menerima panggilan-Nya menjadi JURUKABAR, Dia akan bersamanya ketika ia berbicara dan menguatkannya ketika ia menulis.

James R. Nix adalah Direktur Ellen G. White Estate, berlokasi di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat.

01 - 2015 | Adventist World 23

Page 24: January 2015 indonesian

P E L AYA N A N A D V E N T

Saya lahir dan dibesarkan di Pulau Karibia Trinidad. Saya dibaptis pada usia 8 tahun di sebuah Gereja Mase-

hi Advent Hari Ketujuh. Ketika saya ma-sih kecil, ayah saya memperkenalkan saya untuk melayani Tuhan melalui kata yang diucapkan. Hingga sat ini dia tetap men-jadi seorang pengkhotbah.

Beberapa tahun yang lalu, tujuh bu-lan setelah ulang tahun saya yang kesem-bilan belas, saya menerima beasiswa un-tuk belajar di Universitas Beograd di Ser-bia. Setelah berdoa dengan sunguh-sung-guh selama berminggu-minggu, saya me-mutuskan bahwa jika itu adalah kehen-dak Tuhan saya akan menerima kesem-patan itu.

Telah lebih dari dua tahun saya ting-gal di Belgrade, Ibukota Serbia. Meski-pun di sini ada gereja Advent, kebanyak-an mereka menganut tradisi ortodoks, dan banyak yang merasa kesulitan untuk terlibat dalam percakapan mengenai Tu-han dan agama.

Saya telah berusaha untuk melibat-kan diri saya dalam percakapan langsung

tentang Allah, tetapi dalam banyak kasus usaha saya gagal. Tetapi dalam suatu pengalaman, Allah menunjukkan cara yang dapat dilakukan para pengikut-Nya untuk bersaksi, suatu cara pelayanan yang ditunjukkan oleh para pengikut Al-lah di seluruh Alkitab.

Akankah Hal Itu Ada di Ujian?Suatu hari kami mengikuti ujian lisan

di universitas. Sebagian besar siswa tam-pak gugup, baik siswa yang berasal Serbia dan rekan-rekan saya dari negara lain. Saat kami melihat siswa lain yang sedang mengikuti ujian, kami melihat sang pro-fesor sedang dalam suasana hati yang ti-dak menyenangkan. Siswa yang menurut kami memberikan jawaban yang benar ternyata gagal, sehingga saya dan maha-siswa asing lainnya menjadi bingung.

Selain memberikan jawaban yang te-pat, kami diminta untuk menjawab ujian dalam bahasa Serbia. Jadi meskipun ka-mi sebagai mahasiswa asing baru mem-pelajari bahasa Serbia dalam waktu dela-pan bulan, kami diarahkan untuk menja-

Oleh Mikhail E. D. Byng

wab pertanyaan-pertanyaan dalam baha-sa Serbia.

Saat saya duduk di sana saya mengi-ngat cerita mengenai tokoh Alkitab yang besar yang saya pelajari di Sekolah Sabat. Saya merenungkan kisah Musa di istana Firaun; Daniel dan tiga temannya di pengadilan Nebukadnezar; Ester dan Mordekai di istana Ahasyweros; dan ba-gaimana Allah bekerja dalam setiap rin-tangan yang mereka hadapi ketika mere-ka percaya kepada-Nya.

Ketika saya sedang memikirkan hal-hal ini, sebuah SMS datang dari seorang yang sudah saya anggap seperti “kakak” saya di Karibia, dialah yang telah menga-jar saya di Sekolah Sabat dan telah meli-hat saya tumbuh dewasa. Pesan di ponsel saya berkata, “Kiranya ada bara dari sur-ga menyentuh mulutmu agar engkau da-pat menyebarkan pekabaran Allah.”

Pada saat itu saya mohon diri dari ru-ang kelas, pergi ke toilet, dan mengunci pintu. Saya bertelut dan berdoa. Doa se-derhana saya adalah agar saya menerima kebijaksanaan, seperti yang Salomo min-

Terujidan

TerpercayaBelajar mempercayai Allah di wilayah asing

24 Adventist World | 01 - 2015

Page 25: January 2015 indonesian

ta. “Tuhan,” saya berdoa, “apa pun yang terjadi dengan hidup saya di Serbia ini, kiranya akan membawa kehormatan dan memuliakan nama-Mu. Biarlah keberha-silan ataupun kegagalan yang saya pero-leh dapat berguna bagi kemuliaan-Mu.“

Saya masih merasa gugup memikir-kan ujian saat saya berjalan keluar dari kamar kecil. Saya ragu apakah saya me-miliki kepercayaan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Tapi saya berusaha menjaga pikiran saya agar tetap percaya bahwa Tuhan akan memberikan keberhasilan.

Apakah Saya Mengatakannya?Ketika para siswa mulai meninggal-

kan kelas, beberapa orang tampak ber-gembira atas keberhasilan mereka, dan yang lainnya tampak kecewa atas kega-galan mereka, profesor bertanya, “Da li ima neki jos?” (“Apakah masih ada lagi?”)

Saya berdiri, bersama dengan seorang teman dari negara Afrika, Gabon. Kami menunjukkan keinginan kami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Profe-sor itu meminta kami untuk memilih sa-

tu kartu dari tumpukan kartu pertanya-an yang telah diacak. Kemudian kami di-beri 10 menit untuk menuliskan bebera-pa catatan dan menulis jawaban kami.

Dengan berdoa dalam hati, saya me-milih kartu saya. Di dalamnya terdapat empat pertanyaan. Setelah rekan saya ga-gal mencoba untuk menjawab pertanya-an-pertanyaan yang dipilihnya, saya mendekati meja guru dan mulai memba-ca apa yang saya tulis, mencoba untuk menjelaskan berbagai konsep dalam ba-hasa Serbia.

Ketika saya berbicara, sulit untuk per-caya bahwa saya benar-benar menjelas-kan berbagai teori dan memberikan ber-bagai contoh. Kata-kata yang saya kata-kan benar-benar masuk akal! Pada saat itu saya menyadari, bahkan saat berbica-ra, bahwa saya menyaksikan perbuatan Allah dalam hidup saya. Tangan yang sa-ma yang telah memimpin Musa di pa-dang gurun, Yusuf di Mesir, dan Daniel di Babel karena mereka bersaksi bagi Al-lah sang Pencipta dunia, telah menuntun saya saat itu. Pada saat saya selesai, saya yakin bahwa saya telah menyaksikan kua-sa Allah.

Profesor itu menjabat tangan saya dan berkata, “Selamat” (dalam bahasa Inggris). Dia memberi saya nilai 9 dari 10. Saya sangat terkejut.

Ketika teman saya dan saya berjalan ke terminal bus, mereka menanyakan berbagai pertanyaan.

Hoan, teman saya yang berasal dari Vietnam, bertanya, “Mikhail, bagaimana kau melakukannya?”

“Allah yang melakukannya,” saya menjawab, “bukan saya.”

Hoan berhenti sejenak dan berkata, “Maksudmu, engkau berbicara tentang agama?” Dia tidak tertarik untuk mem-bahasnya. Dia menjelaskan bahwa di Vietnam pengaruh agama terbesar ada-lah Budha. Baginya, agama penuh de-ngan ritual berarti yang tidak menarik.

“Hoan, Tuhan yang saya maksudkan adalah lebih besar dari agama; Dia men-ciptakan dunia.“

Hoan tetap tidak yakin. Saya meng-undangnya untuk mengunjungi gereja Advent di Belgrade bersama dengan saya, tapi ia belum mau menerima undangan saya. Namun, kami masih berteman baik, dan saya mencoba untuk menunjukkan teladan Kristus kepada Hoan dan teman saya yang lain dalam setiap kesempatan yang saya miliki, baik di bidang akade-mik maupun dalam interaksi sehari-hari yang sederhana.

Segera saya sadar akan pesan yang Al-lah kirimkan. Keberhasilan akademis sa-ya tidak ada artinya bagi Allah daripada pelayanan iman saya di dalam Dia. Con-toh dan pelayanan Kristiani saya kepada Hoan dan yang lainnya lebih berarti di mata Allah daripada nilai 9 yang saya te-rima dalam ujian. Itu hanya sebuah alat untuk menunjukkan kuasa Allah, seba-gaimana halnya pendidikan yang meru-pakan alat untuk lebih melengkapi kita dalam melakukan pekerjaan Guru kita. n

Saya mencoba untuk tetap fokus pada keyakinan bahwa Allah akan membawa saya sukses.

REKAN DALAM PENCOBAAN: Penulis (kanan) berfoto bersama dua mahasiswa interna-sional lainnya: Hoan dari Vietnam, dan Thulisani dari Afrika Selatan.

Mikhail E. D. Byng berdomisili di Beograd, Serbia, dan sedang mengikuti jejak kaki ayahnya, Dwight, yang mendedikasikan hidupnya untuk menyebarkan Firman Tuhan.

CO

Ur

TE

Sy

O

F

TH

E

AU

TH

Or

01 - 2015 | Adventist World 25

Page 26: January 2015 indonesian

P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B

Saya mengira pertanyaan Anda sesungguhnya adalah tentang bagaimanakah Al-lah dikaitkan dengan prak-

tik ini, dan apa yang memo-tivasi para raja untuk memi-

liki begitu banyak istri. Selain di-sebabkan alasan ingin merusak gai-

rah hidup manusia, ada beberapa alasan so-sial dan politik dalam praktik ini. Saya akan me-nyimpulkan apa kehendak Allah yang sebenarnya

mengenai masalah ini, mempelajari mengenai apakah tujuan mereka menikahi begitu banyak wanita Israel, dan akhirnya menelusuri alasan untuk tidak memiliki istri kerajaan Israel.

1. Kehendak Allah: Tampaknya Allah selalu berniat untuk menunjuk beberapa sudut dalam sejarah umat-Nya yang men-jadi seorang raja. Untuk mencapai tujuan itu, Allah menyedia-kan ketentuan yang menentukan pekerjaan dan peran raja (Ul. 17:14-20). Dalam batas tertentu, raja berfungsi sebagai model bagi bangsa dalam mempelajari hukum, dalam mengandalkan kuasa Allah, dan dalam tujuan Allah melalui pernikahan. De-ngan jelas undang-undang jelas ditetapkan: “Juga janganlah ia mempunyai banyak istri” (ayat 17). Dengan kata lain, hendak-lah ia tidak memiliki selir kerajaan. Apa yang diharapkan Allah dari raja Israel adalah apa yang juga diharapkan-Nya dari selu-ruh kaum pria Israel: Memiliki satu istri. Dalam hal ini keraja-an Israel menggagalkan tujuan Allah.

2. Banyak Istri Daud: Praktik memiliki banyak istri da-lam kerajaan Israel terutama diperkenalkan oleh Raja Daud. Dia memiliki setidaknya sembilan istri, dan tidak kurang dari 10 selir. Tidak jelas apa sebenarnya fungsi dari selir-selirnya. Mereka melayani raja untuk memberikan keturunan baginya (2 Sam. 20:3), dan mungkin juga bertanggung jawab atas pemeli-haraan istana (2 Sam. 15:16). Pada zaman Timur Dekat kuno, kegagahan seksual seorang raja merupakan bagian dari citra se-bagai raja, dan memiliki banyak istri menyatakan hal ini kepada orang banyak. Daud hanya mengikuti praktik budaya saat itu. Dia juga mengambil beberapa wanita Israel sebagai istri. Wani-ta-wanita itu bisa saja adalah anak-anak perempuan dari orang Israel yang berpengaruh dan berkuasa yang mendukung Daud, untuk tujuan konsolidasi kerajaannya. Pernikahan seperti ini adalah pernikahan bermotif politik. Meskipun sebagian besar dari istrinya adalah orang Israel, tampak bahwa ia mengambil istri asing, “Maakha, putri Talmai, Raja Gesur” (2 Sam. 3:3), se-

orang putri kerajaan. Pernikahan ini adalah pernikahan yang bermotif politik dan bertujuan untuk memperkuat pengaruh Daud sebagai raja di antara bangsa Kanaan.

3. Istri Kaum Asing dan Pemujaan Berhala: Apa yang Daud prakarsai dan praktikkan telah dilembagakan pada zaman Salomo: “Dia memiliki tujuh ratus istri, putri raja, dan tiga ra-tus selir” (1 Raja-raja 11: 3). Sebagian besar selirnya, walaupun tidak semua dari mereka, berasal dari bangsa Israel, tetapi istri-nya kemungkinan besar berasal dari bangsa lain, putri dari raja yang memiliki hubungan perjanjian dengan Salomo. Inilah pe-ngertian umum pernikahan pada zaman kerajaan Timur kuno. Pernikahan-pernikahan seperti ini mengkonsolidasi kerajaan Salomo dan berkontribusi dalam memberikan hubungan da-mai antara dirinya dan bangsa sekitarnya (misalnya Sidon, Mo-ab, Amon). Setiap pernikahan politik bisa saja merusak integri-tas raja, dan bila perempuan itu berasal dari bangsa lain, bisa membawa raja ke dalam penyembahan berhala (Ul. 17:17; 1 Ra-ja-raja 11:2).

Ketika pernikahan seperti ini telah diatur, perjanjian perka-winan mencakup pengertian bahwa sang putri akan terus me-nyembah dewanya di istana suami, dalam hal ini Salomo. Seka-lipun bisa saja beberapa dari mereka menjadi bani Israel. Ma-sing-masing istri ini memiliki pelayan sendiri, dan sering di-dampingi seorang pemimpin agama yang akan membantunya dalam pemujaan dewanya. Suami menyediakan tempat ibadah bagi dirinya dan rombongannya. Setelah praktik kafir ini, “Sa-lomo membangun tempat tinggi untuk Kamos..., dan untuk Molokh.... Demikian juga dilakukannya bagi semua istrinya, orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka“ (1 Raja-raja 11:7, 8). Inilah ciri praktik politik dan agama Timur Kuno. Se-cara langsung mereka terlibat atas jatuhnya umat Allah dalam Perjanjian Lama.

Adalah baik untuk mendengar Firman Tuhan, terutama sa-at menetapkan praktik budaya yang cenderung membawa kita berpaling dari Tuhan. n

Mengapakah para raja

Israel banyakistri?

Angel Manuel Rodríguez adalah suami dari seorang istri, dan mereka berdomisili di Texas.

Itu?Berapa Banyakkah

Sangat Banyak

26 Adventist World | 01 - 2015

Page 27: January 2015 indonesian

Letters Policy: Please send to: [email protected]. Letters must be clearly written, 100-word maximum. Include the name of the article and the date of publication with your letter. Also include your name, the town/city, state, and country from which you are writing. Letters will be edited for space and clar-ity. Not all letters submitted will be published.

nambang, atau sebagai tenaga medis).Saya berharap hal ini membantu menje-laskan kesalahpahaman pada artikel yang luar biasa ini!

Victor Hulbert, Direktur Komunikasi dan Media, British Union Conference Watford, Hertfordshire, Inggris

PertempuranTerima kasih kepada Adventist World dan Ted N.C. Wilson untuk pelajaran sejarah yang ringkas dan penting mengenai wa-risan perdamaian gereja kita (lihat “Per-tempuran,” Agustus 2014). Artikel ini menolong mengingatkan kita pentingnya untuk mengembangkan nilai dasar pada tempat mula-mula dan bagaimana pepe-rangan mempengaruhi gereja secara glo-bal.

Sikap patriotisme terlalu sering meni-pu ikatan persatuan. Sebagai seorang adik dari tiga pemuda yang telah memi-lih untuk melayani di militer dan yang telah berpartisipasi dalam perang yang terjadi baru-baru ini, saya terjamah oleh analisis Denis Kaiser dalam artikelnya (“Kasihi Musuhmu?”) Bagaimana kita mempraktikkan mengasihi musuh kita selama masa perang. Dalam hidup saya sendiri serta dalam peran saya sebagai warga negara, saya perlu diingatkan bah-wa seluruh manusia adalah anak-anak Allah yang terkasih dan bahwa saya di-panggil untuk mengasihi mereka di luar etika yang berlaku, sekalipun mereka adalah musuh saya.

Terima kasih banyak untuk mencetak artikel sejarah yang bijaksana, mengikuti teladan Kristus, dan berakar pada peng-kajian atas panggilan gereja untuk men-jadi pembawa damai.

lisa clark Diller

Chattanooga, Tennessee, Amerika

Artikel yang Baik, Satu Koreksi Saya sangat senang membaca artikel De-nis Kaiser “Kasihi Musuhmu?” (Agustus 2014). Sungguh merupakan artikel yang sangat baik, bagian penelitian yang di-tempatkan dengan sangat baik, sangat menjamah dan tepat.

Ada satu koreksi kecil mengenai kete-rangan foto dalam artikel yaitu di hala-man 19: Dalam foto itu terlihat beberapa orang Advent yang mengikuti wajib mili-ter dalam Korp. Non-Pejuang Timur ke-3 dan kemudian ditempatkan di Peran-cis. Kebanyakan dari mereka bekerja se-bagai kuli pelabuhan di dermaga, dan se-lama 18 bulan pertama diberikan hak untuk berhenti pada hari Sabat. Pada November 1917 komandan baru mem-buat suatu perubahan. Berdasarkan pengadilan militer, mereka dijatuhi hu-kuman melakukan kerja keras selama enam bulan, dan dijebloskan ke penjara. Di sana mereka dipukuli, beberapa orang dari mereka hanya berada satu inci saja jaraknya dari kematian, karena menolak bekerja pada hari Sabat. Ini adalah kisah kesetiaan yang luar biasa sekalipun dalam keadaan yang ekstrem. Saat mereka me-makai seragam sebagaimana yang tam-pak dalam gambar, mereka tidak pernah bertugas di pembuangan bom (Saya kira gambar itu menunjukkan bahwa mereka sedang dalam Perang Dunia II). Sikap berani mereka pada Perang Dunia I membawa mereka ke dalam suatu pema-haman yang lebih luas pada penguasa militer Inggris dalam Perang Dunia II, di mana saudara-saudara kita dibebaskan dari dinas militer selama mereka terlibat dalam kepentingan nasional (petani, pe-

Secercah CahayaSaya senang membaca artikel Curtis Rit-tenour “Secercah Cahaya” (Desember 2013). Artikel ini mengingatkan saya bahwa Allah adalah Bapa yang penuh ka-sih dan peduli yang mengatasi kesulitan anak-anak-Nya ketika mereka memiliki masalah.

Gayus emmanuel

Lagos, Nigeria

Memberikan PengharganSaya merasa mendapatkan begitu ba-nyak motivasi setiap kali saya membaca Adventist World. Terima kasih atas doa-doa yang dilayangkan; Saya berdoa untuk Adventist World. Terima kasih!

becky moraa

Nairobi, Kenya

Saya adalah salah seorang pembaca Ad-ventist World. Saya sungguh menyukai majalah ini. Saya harap Adventist World akan terus menulis artikel yang luar biasa untuk kemajuan jiwa. Tuhan member-kati!

luDoVic euGene

Haiti

Surat

Revived by His Word Perjalanan Menemukan Bersama melalui AlkitabAllah berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Bergabung dengan orang percaya lainnya di lebih dari 180 negara yang sedang membaca pasal Alkitab setiap hari. Untuk mengunduh Panduan Bacaan Alkitab setiap hari, kunjungi RevivedbyHisWord.org, atau mendaftar untuk menerima pasal Alkitab setiap hari melalui e-mail.Untuk bergabung, mulai di sini:

1 FEBRUARI 2015 • Kisah Para rasul 17

08 - 2014W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

AgamaHati

12

Gambar atau

Karikatur?20

Merdeka dariDosa, Hukum,

Kematian

26

MUMUSUH ?kasihilah

01 - 2015 | Adventist World 27

P E R T U K A R A N I D E

Page 28: January 2015 indonesian

P E R T U K A R A N I D E

Pada tanggal 26 Januari 1971, Rumah Sakit Memorial Adventist Empress Zauditu secara resmi dibuka di Addis Ababa oleh Kaisar Ethiopia Haile Selassie I. Uni Ethiopia telah mengoperasikan sebuah rumah sakit di

Addis Ababa sejak 1932.Pada penobatan Selassie tanggal 2 November

1930, Uni Konferens Skandinavia mengirimkan ucapan selamat. Dalam balasannya ia menyatakan keinginannya untuk memberikan hadiah bagi gereja Advent. Sadar akan kebutuhan rakyatnya, dan atas hubungan yang akrab dengan pekerja-an medis gereja Advent, ia meminta gereja un-tuk mengoperasikan rumah sakit baru, yang di-beri nama untuk mengenang sepupunya dan pendahulu takhta sebelumnya, Ratu Zaudi-tu. Dr. George Bergman menjabat sebagai direktur pertama rumah sakit itu.

Setelah kematian Selassie pada ta-hun 1975, rumah sakit itu dinasional-isasi dan sekarang dioperasikan oleh Departemen Kesehatan Ethiopia. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang terkemuka di negara itu dalam memberikan terapi anti-retroviral dalam penanganan HIV/AIDS.

Tahun Lalu44

Tiga Hal PentingUNICEF memperkirakan bahwa 25 persen anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun di seluruh dunia seca-ra signifikan berukuran lebih pendek daripada tinggi rata-rata dalam usia mereka. Ada 3 obat yang direko-mendasikan berkaitan dengan hal tersebut:

air bersihcukup nutrisisanitasi yang tepat

Faktor-faktor ini telah membantu mengurangi angka kematian anak di bawah usia 5 tahun hingga 50 persen selama dua dekade terakhir ini.

Sumber: The Rotarian

JALANCUKUP

KAKI

1:8

Sumber: Men’s Health/Lawrence Berkeley National Laboratory

Merupakan jumlah kematian di seluruh dunia pada tahun 2012 yang disebabkan oleh polusi udara menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kota dengan polusi udara terburuk di dunia? Delhi, India.

Sumber: National Geographic/newstatesman.com

G A M b A r d i P E r O L E H d A r i G C A r C H i v E S

Menurut penelitian baru, hanya dengan berjalan dapat mengurangi risiko kematian dari kanker otak sebesar 40 persen. Jarak minimum yang diperlukan untuk memperoleh hasilnya adalah: 20 kilometer (12,4 mil) dalam seminggu.

28 Adventist World | 01 - 2015

Page 29: January 2015 indonesian

KisahGLOW: Giving Light to Our WorldApakah Anda siap untuk sebuah petualangan? Salah satu

hal yang paling menarik yang dapat kita lakukan sebagai seorang Kristen adalah membagikan pekabaran indah yang Tuhan berikan kepada kita. Dan salah satu cara paling sederhana untuk melaku-kan hal ini adalah dengan membagikan traktat!

Belum lama ini seorang pria membeli beberapa traktat roha-ni. Salah satu traktat itu, yaitu yang membahas tentang apa yang terjadi setelah kematian, entah bagaimana sampai ke negara lain. Di mana traktat itu berpindah dari tangan ke tangan, sampai akhirnya tiba di tangan seorang pendeta dari gereja Baptis yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Prancis dan membacakan-nya kepada sekitar 80 orang dalam suatu acara pemakaman.

Kemudian ada seorang wanita muda, yang hanya meletakkan salah satu traktat di atas meja. Seorang chaplain penjara seca-ra kebetulan mengambil dan membacanya. Kemudian chaplain tersebut memesan lebih dari 2.000 buah traktat untuk dibagikan kepada 900 narapidana di penjara itu.

Seorang wanita lain dengan takut-takut membagikan trak-tat kepada teman sebangkunya di bus pada suatu hari. Sungguh mengejutkan ketika pria yang duduk di sampingnya itu berkata, “baru saja saya berdoa agar Tuhan mengirimkan tanda bagi saya jika Ia tidak merestui saya untuk bunuh diri. Saya pikir inilah tanda dari-Nya.“

“Kita tidak akan tahu hasil apa yang mungkin terjadi dengan membagikan selebaran yang berisi kebenaran ini.”*

Jadi, sekali lagi, apakah Anda siap untuk sebuah petualang-an?

Dalam majalah bulan ini kami telah menyertakan traktat GLOW bagi Anda yang dapat Anda gunting, lipat, dan bagikan. Ketika Anda melakukan hal ini, Anda sedang bergabung dengan lebih dari 1,5 juta orang Advent di seluruh dunia yang melakukan hal yang sama! Luangkan waktu untuk berdoa agar Allah akan me-mandu Anda kepada janji Ilahi atau memberikan ide kreatif. Lalu bagikan traktat atau tinggalkan di tempat yang mudah ditemukan oleh orang lain.

Adventist World akan mencetak potongan traktat GLOW berkala sepanjang tahun. Setiap kali Anda memberikan traktat Anda, kirimkan kepada Adventist World kisah bagaimana Roh Kudus menuntun Anda, dan bagaimana Anda membagikan traktat tersebut. Kirim cerita Anda melalui email ke [email protected]. Jadilah kreatif sebagaimana yang Anda bisa lakukan, dan mungkin kisah Anda akan tampil dalam Adventist World edisi yang akan datang!

* Ellen G. White, Colporteur Ministry (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1953), hlm. 5.

4

31

2

PUJIANDoawMohon doakan para pemuda di Malawi yang telah menyimpang dari Tuhan dan terlibat dalam alkohol dan obat-obatan. Doakan agar mereka kembali kepada Allah.

malyson, Malawi

Tolong doakan agar saya segera diberi jodoh sebagaimana yang akan Tuhan sediakan. Doakan juga penempatan saya pada salah satu program studi yang saya perlukan dalam bidang pengobatan, di mana saya memer lukan biaya dan waktu, ditambah lagi ada be-berapa persyaratan yang berubah.

stacia, Amerika Serikat

Saya sedang mengalami krisis pernikahan, kesehatan, dan keuang-an. Saya meminta Tuhan untuk membimbing saya dan melaku-kan keajaiban dalam hidup saya.

Patricio, Chili

Berdoalah bagi teman saya agar ia menerima Yesus sebagai Juruse-lamat pada pertemuan penginjilan yang datang.

maria, Indonesia

Saya memohon doa bagi salah seorang teman saya. Ia adalah seo-rang remaja yang kecanduan game komputer, dan keluarganya sa-ngat sedih karenanya.

elia, Argentina

Saya bekerja bagi salah satu pelayanan gereja di mana kami memi-liki beberapa pekerja tetapi kami tidak mempunyai dana. Tolong berdoa untuk hal ini.

sHiful, Bangladesh

Mohon doakan agar instruktur saya mengubah jadwal kelas kami dari Sabtu kepada hari lain.Terima kasih!

Harby, Filipina

Saya seorang pendeta dan saya mengalami komplikasi kesehatan. Doakan saya.

stefanus, Uganda

Tolong doakan teman saya agar membuka pikiran dan hatinya untuk menerima kebenaran Sabat. Terima kasih!cHoi, Prancis

Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami permohonan doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa sau-dara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

TRAKTAT ADA DI SAMPUL BELAKANG

Page 30: January 2015 indonesian

K A T A A T A U K U R A N G5O5O

Janji Alkitab Favorit Saya... n Allah berbicara dalam hati saya ketika Dia mengata-kan bahwa Ia akan menghapus segala air mata dari ma-ta kita (Wahyu 21:4). Janji ini memenuhi hidup saya dengan pengharapan. Sungguh indah hari itu ketika ki-ta akan memiliki sukacita, damai sejahtera, kasih, dan kebahagiaan dengan Yesus untuk selama-lamanya.

—Karla, Paraíba, Brazil

n Tahun lalu kalimat ini mendampingi saya saat mela-lui masa yang sulit. Suatu janji yang benar dan berhar-ga: “Tidak ada yang seperti Allah, hai Yesyurun, Ia ber-kendaraan melintasi langit sebagai penolongmu dan dalam kejayaan-Nya melintasi awan-awan“ (Ul. 33:26).

—Elenara

n Tidak ada alasan untuk takut dengan janji yang ber-kuasa seperti ini: “Janganlah takut, sebab Aku menyer-tai engkau; janganlah bimbang, sebab Aku ini Allah-mu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”(Yes. 41:10).

—Antonio, Rio de Janeiro, Brazil

n Janji ini telah memotivasi saya untuk tetap percaya kepada Tuhan untuk kemenangan: “Sebab sedikit, bah-kan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman... tetapi orang-orang yang percaya dan yang ber-oleh hidup.

—Joel, Villavicencio, Colombia

Berikutnya, beritahu kami dalam 50 kata atau kurang mengenai lagu himne favorit Anda. Kirimkan ke [email protected]. Ketik di bagian subyeknya “50 Words or Less.”

“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus,mempersatukan umat Gereja Masehi Advent HariKetujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan,dan pengharapan.

PenerbitAdventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum

Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Redaktur Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim

Editor OnlineCarlos Medley

Koordinator Teknik dan Pelayanan PembacaMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley, John M. Fowler

Senior Advisor E. Edward Zinke

Manajer Finansial Rachel J. Child

Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste

Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander

Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected] Web: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Vol. 11, No. 1

30 Adventist World | 01 - 2015

Page 31: January 2015 indonesian

Badai Pasti BerlaluKKR Wilayah Dumoga Tengah

Di Wilayah Dumoga Bersatu tepatnya di Desa Modomang, Kecamatan Dumoga, Timur Ke-baktian Kebangunan Rohani (KKR) yang berte-

makan “Badai Pasti Berlalu” dilaksanakan selama sepe-

kan dari tanggal 28 September hingga 4 Oktober 2014. Acara KKR dibuka oleh Wakil Bupati Bolaang Mongon-dow, Bpk. Yani Tuuk, STh, MM. Dengan pembicara utama sekaligus sebagai sponsor KKR ini adalah Bpk. Ev. Ir. Tjak Latumahina.Walau KKR dimulaikan pukul 19.00 namun antusiasme dari masyarakat Desa Modo-mang dan sekitarnya begitu menggembirakan dan me-nakjubkan. Setiap malam pengunjung sangat ramai. Se-ribu lima ratus kursi yang disediakan panitia tidak da-

pat menampung jumlah pengunjung yang hadir setiap malam walau kursi ditambah 500 buah sehingga men-capai 2000 kursi. KKR satelit telah diadakan dua ming-gu sebelum KKR dimulaikan. Setiap hari ada jiwa yang

dibaptiskan. Salah satu dari puluhan yang dibaptiskan adalah seorang wanita lanjut usia dan stroke serta 3 ka-um mayoritas dibaptiskan dalam KKR ini. Puncak Bap-tisan dilaksanakan pada hari Sabat dengan jumlah 114 jiwa. n

—Dilaporkan oleh PDt. nasuHan muHarram, Gembala Jemaat Pioneer Imandi, Dumoga Tengah

Paduan suara Kyrie Eleison dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jemaat Jatinegara, Jakarta Timur, mengadakan pelayanan ke GMAHK di Dieng, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kyrie Eleison dengan pelatih Felasky Hendriks, melakukan pelayanan selama dua hari penuh khususnya pelayanan pujian kepada Tuhan. Mereka kembali ke Jakarta pada Senin siang.

—Dilaporkan oleh Pulo lasman Simanjuntak, Jemaat Jatinegara

01 - 2015 | Adventist World 31

dari INDONESIA

Page 32: January 2015 indonesian

KKr Adventist LAyments services & industriesDi Kota Medan Sumatera Utara

Telah terlaksana Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) akbar untuk pertama kali yang diseleng-garakan oleh kaum awam yang tergabung dalam

ASI (Adventist Layments Services & Industries) pada tanggal 9-15 November 2014.

KKR ini dimulai dengan KKR Satelit yaitu dari tgl. 9-11 November 2014 di 8 titik atau 8 distrik yaitu Dis-trik Medan Tamora, Distrik Medan Selatan, Distrik Me-dan Kota, Distrik Medan Timur, Distrik Medan Baru, Distrik Medan Barat, Distrik Medan Utara dan Distrik Medan Labuhan dengan masing-masing pembicara dari kaum awam dan salah satu titik yang bisa dilaporkan oleh penulis adalah titik Distrik Medan Selatan yang terdiri dari 3 jemaat—GMAHK Teladan, GMAHK Air Bersih, GMAHK Bromo—yang dilaksanakan di Aula Parulian 1 di mana pembicaranya adalah Bpk. Norman Tetelepta, bersama Ibu Caroline yang bersedia menjadi MC selama KKR Satelit, dihadiri kurang lebih 250 orang setiap malamnya dan tamu sekitar 50 orang.

KKR Gabungan se-Kota Medan dilaksanakan sete-lah KKR Satelit yaitu mulai tanggal 12-15 November 2014 dengan pembicara Pdt. Frederick Paul dari India dan dialihbahasakan oleh Pdt. Dr. Marolop Sagala. Pa-da kesempatan yang sama, dr. R. Siahaan juga menyu-guhkan tips hidup sehat dan setiap malam hadir seki-tar 800 orang dan di puncak KKR hari sabat, dihadiri lebih dari 1200 anggota jemaat.

Puncak dari KKR ASI ini membawa 39 jiwa kepada Tuhan dan dibaptiskan di kolam renang Keluarga K.

Sijabat yang di-lanjutkan dengan penyerahan Alki-tab dan Lagu Si-on kepada para baptisan serta pemberian ulos kepada pembicara utama.

Acara ini diprakarsai oleh Presiden ASI Uni Indone-sia Kawasan Barat (UIKB) yaitu Bapak Sopar Siburian, dan acara ini terbilang memiliki persiapan yang singkat namun membuahkan hasil yang luar biasa. Panitia lokal di Medan baru terbentuk di bulan September 2014 yang diketuai oleh Bpk. K. Sijabat dan Bpk. Loran Napitupu-

dari INDONESIA

32 Adventist World | 01 - 2015

Page 33: January 2015 indonesian

Konvensi ilmiah PendidiKan nasionalUniversitas KLABAT

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Klabat (UNKLAB) kembali sukses me-nyelenggarakan satu kegiatan berstandar nasional

di kampus UNKLAB, yaitu Konvensi Ilmiah Pendidikan Nasional (KOILPENA) 2014 dengan tema “Kebijakan Pendidikan: Mau Dibawa ke Mana Pendidikan Kita?” Menurut Bpk. Bill G. Wullur, MAED, selaku Dekan FKIP, kegiatan ini telah menjadi agenda tetap dari fakul-tas, dan dilaksanakan setiap dua tahun. Kegiatan yang juga dihadiri guru-guru dan kepala sekolah Advent, ter-selenggara berkat kerjasama FKIP dengan Adventist Ed-ucation di Indonesia Timur.

Panitia mendatangkan para pakar pendidikan dari Jakarta dan dari Sulawesi Utara. Pembicara utama ada-lah Prof. Dr. F. J. Senduk, MPd, selaku Ketua LPMPT Universitas Negeri Manado (UNIMA), dan Dr. Tanggor

Sihombing, MBA, selaku Dosen di Universitas Pelita Harapan (UPH), Jakarta.

Bertempat di Auditorium UNKLAB, lantai 4, GK1, konvensi ini diawali dengan laporan Ketua Panitia KOILPENA, Ibu Mareike Wullur, MPd. Selanjutnya pa-ra peserta, yang terdiri dari mahasiswa pendidikan dan guru-guru di sekolah Advent, mendengarkan sambutan dari Pdt. Warouw T. Polii, M.Min, MAEd. Beliau mene-kankan perlunya agar para pendidik Advent mengenal ilmu pengetahuan. Sambutan berikutnya, Dr. Amelius T. Mambu membuka secara resmi kegiatan tersebut.

Sekitar pukul sepuluh pagi sesi pleno pertama dimu-lai dengan menampilkan Prof. J.F. Senduk, M.Pd seba-gai pemakalah dan Jendri Rorie, M.Pd sebagai modera-tor. Pada kesempatan itu Senduk membahas tentang kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia yang

lu namun dengan kerja keras bersama pimpinan daerah melalui Pdt. Sembi Naibaho (Koordinator ASI Sumatera Utara) serta didukung penuh oleh Pdt. Dr. Marolop Sagala (Koordinator ASI UIKB) dapat melangsungkan acara KKR ini dengan sukses. n

—Dilaporkan oleh loran naPituPulu, Ketua GMAHK Teladan Medan

dari INDONESIA

01 - 2015 | Adventist World 33

Page 34: January 2015 indonesian

Telah diadakan pembacaan Alkitab yang bertempat di Murakami Chapel SLA Mebali. Pembacaan dimulai dari Kitab Kejadian sampai Wahyu tanpa henti secara bergantian yang diselesaikan dalam 96 jam 56 menit yang dimulai dari tanggal 27 November 2014, pukul 14.07 WITA dan berakhir tanggal 1 Desember 2014 pukul 15.04

WITA. Baik siswa mau pun guru telah berpartisipasi. Pembacaan Alkitab ini menggunakan pengeras suara, jadi terdengar di seluruh kampus SLA Mebali dan pada penutupan 2 pasal terakhir tanpa diminta, semuanya ikut

membacakannya. Pembacaan Alkitab ini diadakan oleh Departemen Sekolah Sabat dan PA, tujuannya adalah untuk membangun minat baca Alkitab bagi orang muda, demikian dikatakan oleh Pdt. Redy Kadang selaku

gembala Jemaat SLA Mebali.

—Dilaporkan oleh Olvi KOyOngian, Sekolah Lanjutan Advent (SLA) Mebali

menggambarkan arah dan perkembangan pendidikan yang dirancangkan pada saat sekarang ini dan masa de-pan. Selain itu beliau juga membahas implementasi pro-gram pendidikan dan dampaknya bagi guru-guru, do-sen dan mahasiswa pendidikan.

Selanjutnya, sesi pleno kedua dibawakan oleh Dr. Si-hombing dengan moderator Bpk. Deske Mandagie, MM. Menurut Sihombing perkembangan perekonomi-an di satu negara akan sangat erat hubungannya dengan praktik proses pendidikan di negara tersebut dan turut menentukan arah ke depan suatu pendidikan. Berbagai masalah akan terjadi jika terjadi gap yang besar antara kebutuhan industri dan suplai pendidikan akan angkat-an kerja. Kemudian beliau membahas bentuk dan pola

kebutuhan pasar angkatan kerja sekarang dan sampai dengan tahun 2030.

Pada sore hari, acara dilanjutkan dengan sesi paralel, yaitu peserta dibagi ke 3 ruang kelas, yaitu ruang 1 un-tuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, ruang 2 untuk guru-guru dan sebagian mahasiswa, dan ruang 3 untuk dosen, sebagian mahasiswa, khususnya yang mengambil skripsi dan undangan lainnya. Setelah sesi paralel, seluruh peserta berkumpul kembali untuk acara penutupan. Sekitar pukul empat sore, seluruh kegiatan konvensi sudah berakhir, dengan sambutan penutup oleh dekan, Bpk. B. Wullur. n

—Dilaporkan oleh, bPk. bill Wullur. maeD, Dekan FKIP UNKLAB, Manado

dari INDONESIA

34 Adventist World | 01 - 2015

Page 35: January 2015 indonesian

retret distriK Karo timurDaerah Sumatera Kawasan Utara (DSKU)

Keindahan alam Danau Toba memikat hati anak-anak Tuhan dari GMAHK Distrik Karo Timur, sehingga dua kali dalam setahun Departemen

Rumah Tangga Daerah Sumatera Kawasan Utara (DSKU), melalui Ibu S. Sagala bersama dengan Bpk. A.H. Sagala meluangkan waktunya untuk melayani iman kerohanian Distrik Karo Timur.

Retret pertama dilaksanakan pada 24-26 Juli 2014 di Pantai Sigumba-gumba Haranggaol dengan peserta 100 orang dari Jemaat Maranatha, Kabung, dan Barusjahe, dan retret kedua dilaksanakan pada tanggal 7-9 Novem-ber 2014 di Pantai Silalahi dengan peserta Jemaat Barus-julu sebanyak 150 orang ditambah tamu bukan Advent

3 orang.Sepanjang acara peserta menikmati kasih Allah le-

wat alam danau toba, dan seminar yang disampaikan oleh Bapak dan Ibu Sagala yang menekankan bahwa se-bagai keluarga Allah harus saling mengasihi, menghor-mati dan pintar dalam mengatur keuangan rumah tang-ga, dan lebih daripada itu, bahwa sebagai keluarga Allah

harus beribadah kepada Allah, Yosua 24:15.Umat Tuhan merasakan berkat yang berlimpah se-

pulang dari retret tersebut. n

—Dilaporkan oleh PDtm. resta karo-karo, Distrik Karo Timur.

Sabat sore, tanggal 13 Desember 2014 te-pat pukul 16.00 di

lapangan parkir gereja Imanuel diadakan upaca-ra pembukaan Perke-mahan Adventurer de-ngan jumlah 20 anak da-ri Kelas Eager Beaver dan Adventurer. Dikomandoi oleh MG Sunita Sihotang

“GrowinG with Jesus”Perkemahan Adventurer Bontang

dan dibuka dengan ac-ara pengalungan tanda peserta oleh MG Samuel Tulandi maka acara ini resmi dibuka.

Sangat terasa kebaha-giaan dari anak-anak ini. Setiap acara yang dijad-walkan seperti acara ma-lam minggu, doa subuh pada minggu pagi dapat

dari INDONESIA

01 - 2015 | Adventist World 35

Page 36: January 2015 indonesian

“Kasih iBu sePanjang masa”PESLANI Kota Medan

Dengan mengambil tema: ”Kasih Ibu Sepanjang Masa,” Bakti Wanita Advent (BWA) Kota Medan di bawah kepemimpinan Ibu Mestika Siagian te-

lah berhasil menggelar acara spektakuler yaitu PESLANI (Pesta Lagu Rohani) pada Hari Sabat, 6 Desember 2014 bertempat di MACH (Medan Adventist Convention Hall) Jalan Kartini 17A, Medan.

Acara PESLANI ini diawali dengan ibadah Sabat ga-bungan BWA se-Kota Medan dalam rangka memperi-ngati Hari Ibu. Acara khususya dimulai pukul 15.00 dan diikuti oleh 9 peserta koor dari gereja Advent yang ada

di Kota Medan.Peserta pa-

duan suara satu persatu me-nampilkan pu-jian terbaik mereka di ha-dapan 4 juri yang profesio-nal dan diselingi oleh berbagai paduan suara: PSPK, Praise Voice, Gatot Voice, dan lain sebagainya.

diikuti dengan baik oleh anak-anak, walaupun dikhawatir-kan banyak anak-anak yang sulit bangun pagi. Acara per-kemahan ditutup tepat pukul 10.00 dan semuanya pulang dengan sukacita. n

—Dilaporkan oleh silVia tulanDi, Wakil Dir. Adventurer Jemaat Imanuel Bontang

dari INDONESIA

36 Adventist World | 01 - 2015

Page 37: January 2015 indonesian

PerKemahan PelantiKan Kelas KemajuanPelantikan Gabungan Wilayah Lampung

Pengurus Koordinator Wilayah (KORWIL) mem-persiapkan acara perkemahan dalam rangka pe-lantikan serentak seluruh klub kelas kemajuan di

Lampung, pada tanggal 14-16 Nopember 2014 yang la-lu. Tempat yang dipilih adalah Bumi Perkemahan Kom-plek Perkebunan (PTPN 7) Waylima Desa Cipadang, Kabupaten Pesawaran (sekira 30 KM dari Kota Bandar Lampung). Acara ini dibuka langsung oleh Direktur Pemu-da Advent (PA) Daerah Suma-tera Kawasan Selatan (DSKS), Pdt. Victor J. Sinaga, sekaligus melayani kebaktian vesper pada hari Jumat malam. Pesan yang disampaikan oleh hamba Tu-han ini ialah agar setiap Path-finder yang hadir akan menda-patkan pengalaman rohani yang baru, tidak hanya untuk hadir, datang berkumpul dan berkenalan dengan teman baru, tapi akan membentuk seorang Pathfinder yang membangga-kan orangtua dan gereja ma-sing-masing.

Ada suasana yang berbeda pada hari Sabat, karena pe-mimpin tertinggi PA dari Uni Indonesia Kawasan Barat (UI-KB) juga bersedia hadir untuk memimpin acara pelantikan gabungan ini. Pdt. David Pan-jaitan memberikan pelayanan khotbah pada hari Sabat siang di hadapan ratusan Pathfinder

dan Adventurer beserta pembina dan orangtua yang bersemangat ikut bergabung berbakti di lokasi tersebut. Teriknya matahari pada siang itu menjadi saksi prosesi pe-

Tiga paduan suara terbaik yang diperoleh saat itu adalah:Paduan suara Jemaat Teladan Medan, paduan suara Jemaat Distrik Medan-Tamora, dan paduan suara Jemaat Helvetia.

PESLANI berakhir pada pukul 19.00 dengan kepuas-an dan kegembiraan bagi seluruh peserta karena dapat memberikan yang terbaik untuk Tuhan. n

—Dilaporkan oleh loran naPituPulu, Ketua GMAHK Teladan Medan

dari INDONESIA

01 - 2015 | Adventist World 37

Page 38: January 2015 indonesian

lantikan bagi setiap siswa yang telah menyelesaikan tun-tutan kelas selama satu tahun yang telah lewat.

Secara khusus juga Panjaitan memberikan nasihat kepada 15 orang calon Master Guide (MG) yang akan

dilantik, agar beban pelayanan bagi orang muda terus bertumbuh di hati para MG dan tidak akan meninggalkan tugas pelayanan setelah dilantik. Dan satu per satu kancing pun disematkan ke se-tiap siswa sesuai dengan kelasnya.

Pada malam hari diisi dengan acara malam gembira yang dikoordinasi oleh MG Vera dan MG Rina, dan mendapatkan pelajaran pengem-bangan diri dan motivasi yang disampaikan oleh Bapak Soebektiono (seorang motivator terkenal dari Jakarta yang sudah berpengalaman dalam hal motivasi biometrik). Dan pada hari Minggu pagi sampai siang panitia menyiapkan kegiatan outbond yang diikuti dengan penuh gembira oleh seluruh peserta.

Sekitar pukul 13.00 WIB, secara resmi diada-kan acara penutupan oleh Pdt. Victor Sinaga, se-kaligus menyampaikan ucapan terima kasih ke-pada seluruh panitia dan peserta yang sudah mempersiapkan acara dengan sangat baik menja-ga suasana tetap bersatu sampai tak terdengar ke-luhan dari para peserta. n

—Dilaporkan oleh mG anDreas Jumani, Humas Korwil Lampung

dari INDONESIA

38 Adventist World | 01 - 2015

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi ma-jalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TeKS atau naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, TAnPA ADA GAMBAr/fOTO/ImAgE DI DALAM FILE DOKuMen TerSeBuT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file teks dokumen tersebut).

GAMBAr/fOTO/ImAgE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TerPISAh DArI DALAM FILE dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimal 640x428 (lebih besar lebih baik). Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya men-jadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau in-formasikan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan diterbitkan bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk menerbitkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada ke-mungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan diterbitkan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada saat kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indo-nesia.

bagi ParaPenulis Setia

Adventist World Indonesia

Info Penting!

Page 39: January 2015 indonesian

dari INDONESIA

01 - 2015 | Adventist World 39

Men

gapa

Say

a Pe

rgi k

eG

erej

a pa

da H

ari S

abtu

Bagi

ban

yak

oran

g, k

ehad

iran

saya

di h

ari S

abtu

di

gere

ja ta

mpa

knya

kel

uar d

ari l

angk

ah tr

adisi

Kris

ten

di

hari

Min

ggu.

Mer

eka

bert

anya

-tan

ya b

agai

man

a sa

ya

bisa

beg

itu k

acau

unt

uk p

ergi

pad

a “h

ari y

ang

sala

h.”

Jadi

, tep

atla

h m

enga

pa s

aya,

dan

juta

an s

eper

ti sa

ya,

mem

ilih

hari

Sabt

u ga

ntin

ya M

ingg

u? P

erha

tikan

tiga

al

asan

yan

g m

ungk

in a

kan

men

geju

tkan

And

a.A

lasa

n Pe

rtam

a—Fi

rman

A

llah.

Sa

ya

perg

i ke

ger

eja

pada

har

i Sa

btu

kare

na A

lkita

biah

dan

ke

hadi

ran

di g

erej

a di

har

i Min

ggu,

tid

ak. S

emen

tara

Tu

han

men

yam

but

ibad

ah

setia

p ha

ri da

lam

se

min

ggu,

ia m

enyi

sihka

n ha

ri ke

tuju

h se

baga

i har

i kh

usus

unt

uk b

erist

iraha

t. H

ari i

ni d

isebu

t ha

ri Sa

bat

dan

itu a

dala

h Sa

btu.

Itu

dib

erik

an k

epad

a um

at

man

usia

pad

a sa

at p

enci

ptaa

n, s

ekita

r 2.

000

tahu

n se

belu

m o

rang

Yah

udi

ada

(Kej

adia

n 2:

1-3)

. Ye

sus

men

gata

kan

“Sab

at d

ibua

t un

tuk

man

usia

”—tid

ak

hany

a un

tuk

oran

g Ya

hudi

(Mar

kus 2

:27)

.Pa

da p

enci

ptaa

n, A

llah

mel

akuk

an t

iga

tinda

kan

yang

dise

ngaj

a un

tuk

mem

buat

har

i ket

ujuh

men

jadi

un

ik, b

erbe

da d

ari e

nam

har

i yan

g la

in—

Ia b

erist

iraha

t, m

embe

rkat

i dan

men

gudu

skan

har

i Sab

at (K

ejad

ian

2:2,

3).

Hal

ini s

anga

t sig

nifik

an.

Pert

ama,

kita

per

lu i

stira

hat

dari

peke

rjaan

dan

w

aktu

unt

uk r

eflek

si hi

dup.

Tuh

an m

engh

ubun

gkan

kita

den

gan

cara

ini

. Ini

lah

seba

bnya

men

gapa

Dia

m

enar

ik k

ita u

ntuk

men

yisih

kan

hari

ketu

juh

pada

pe

ncip

taan

unt

uk w

aktu

khu

sus b

ersa

ma-

Nya

. Ked

ua,

Tuha

n m

enge

mas

be

rkat

ro

hani

di

ha

ri ke

tuju

h ba

hwa

Dia

tida

k m

emas

ukka

n ha

ri itu

ke

dala

m e

nam

ha

ri la

inny

a. T

erak

hir,

Alla

h m

enar

ik b

atas

sek

itar

perio

de 2

4 ja

m d

an m

enun

jukn

ya s

ebag

ai h

ari u

ntuk

se

penu

hnya

di

dedi

kasik

an

men

geja

r hu

bung

an

deng

an-N

ya.

Jika

sese

oran

g m

empe

rhat

ikan

se

tiap

ayat

da

lam

Alk

itab

men

gena

i Sab

at, m

erek

a m

enem

ukan

be

bera

pa h

al y

ang

men

akju

bkan

: Sem

ua u

mat

Alla

h pa

da P

erja

njia

n La

ma

men

ikm

ati b

erka

t Sab

at—

Inga

t, ba

hwa

sam

pai

zam

an A

brah

am m

erek

a bu

kanl

ah

oran

g Ya

hudi

(Ke

jadi

an 1

1:26

), Ye

sus

men

ghor

mat

i Sa

bat

setia

p m

ingg

u (L

ukas

4:

16),

para

m

urid

m

emel

ihar

anya

(Kisa

h Pa

ra R

asul

18:

4, 1

1; 1

6:13

), da

n te

tap

akan

dip

elih

ara

di s

urga

dan

bum

i yan

g ba

ru

(Yes

aya

66:2

2, 2

3).

Alki

tab

men

yajik

an s

iklu

s Sa

bat

yang

tak

ter

putu

s da

ri pe

ncip

taan

man

usia

unt

uk

bum

i yan

g ba

ru.

Jadi

, m

enga

pa

keba

nyak

an

oran

g Kr

isten

be

ribad

ah p

ada

hari

Min

ggu?

Jaw

aban

nya—

trad

isi.

Anda

da

pat

lihat

, ba

hwa

Alki

tab

tidak

pe

rnah

m

enca

tat A

llah

men

guba

h ha

ri Sa

bat d

ari h

ari k

etuj

uh

ke h

ari

pert

ama.

Sat

u-sa

tuny

a pe

ruba

han

huku

m

Alla

h ya

ng d

isebu

tkan

dal

am A

lkita

b te

lah

dise

rang

ol

eh o

rang

dal

am g

erej

a (L

ihat

Dan

iel 7

:25.

)

Peru

baha

n in

i da

tang

lam

a se

tela

h pa

ra m

urid

m

enin

ggal

. Pad

a ab

ad k

etig

a da

n ke

empa

t, se

jara

h m

enca

tat

bebe

rapa

ora

ng K

riste

n te

rus

mel

akuk

an

peny

emba

han

berh

ala

pada

har

i M

ingg

u di

Rom

a da

n te

mpa

t-tem

pat l

ain

di m

ana

gere

ja b

erko

mpr

omi

untu

k m

engh

inda

ri pe

ngan

iaya

an. S

emen

tara

ger

eja

di R

oma

bert

umbu

h da

lam

kek

uasa

an p

oliti

k da

n be

rkem

bang

men

jadi

Ger

eja

Kato

lik R

oma,

ger

eja

itu s

ecar

a re

smi

men

yuci

kan

hari

Min

ggu

gant

inya

ha

ri Sa

bat.

Saat

ini,

hal i

tu m

enun

jukk

an fa

kta

seja

rah

bahw

a ot

orita

s dan

trad

isi le

bih

ungg

ul d

ari K

itab

Suci

. (L

ihat

ww

w.g

low

onlin

e.or

g/da

n7/)

Ala

san

Kedu

a—Ka

sih.

Pe

mel

ihar

aan

Saba

t bu

kanl

ah

lega

litas

. Ye

sus

berk

ata,

“J

ikal

au

kam

u m

enga

sihi A

ku, k

amu

akan

men

urut

i seg

ala

perin

tah-

Ku”

(Yoh

anes

14

:15)

. Ka

rena

Sa

bat

adal

ah

hari

Alki

tabi

ah

untu

k ib

adah

m

ingg

uan,

ya

ng

adal

ah

perin

tah

keem

pat,

tidak

per

nah

diub

ah o

leh

Alla

h—ha

nya

oleh

man

usia

, dan

kar

ena Y

esus

mem

elih

aran

ya

send

iri, s

aya

juga

men

urut

i Sab

at k

aren

a ka

sih s

aya

pada

-Nya

.Ad

a ba

nyak

ala

san

men

gapa

say

a m

enga

sihi

dan

men

aati

Yesu

s. D

ua h

al u

tam

a ad

alah

bah

wa

Dia

ad

alah

pen

cipt

a da

n pe

nebu

s sa

ya (

Yoha

nes

1:1-

3;

Titu

s 2:

14).

Yesu

s m

enci

ptak

an b

umi

dala

m e

nam

ha

ri da

n be

ristir

ahat

pad

a ha

ri ke

tuju

h. H

ari

Saba

t ad

alah

per

inga

tan

resm

i Tu

han

atau

“ta

nda

anta

ra”

Dia

dan

um

at-N

ya b

ahw

a D

ia a

dala

h Pe

ncip

ta k

ita

(Kel

uara

n 31

:17)

. D

an s

esaa

t se

belu

m k

edat

anga

n

Yesu

s, pe

kaba

ran

Alla

h m

eman

ggil

sem

ua

oran

g un

tuk

men

yem

bah

“Dia

yan

g te

lah

men

jadi

kan

lang

it da

n bu

mi,

dan

laut

, da

n se

mua

mat

a ai

r” (W

ahyu

14

:6,

7).

Setia

p ka

li sa

ya m

emik

irkan

“in

gatla

h da

n ku

dusk

anla

h ha

ri Sa

bat,”

say

a m

engh

orm

ati P

enci

pta

saya

seb

agai

Prib

adi y

ang

mem

egan

g hi

dup

saya

di

tang

an-N

ya (K

elua

ran

20:8

-11)

.Ye

sus

tidak

han

ya m

enci

ptak

an m

anus

ia,

Dia

ju

ga m

eneb

us k

ita d

ari d

osa.

Har

i Sab

at a

dala

h ta

nda

khus

us

kese

lam

atan

in

i—“m

enja

di

perin

gata

n di

an

tara

Aku

dan

mer

eka,

sup

aya

mer

eka

men

geta

hui

bahw

a Ak

ulah

TU

HAN

, ya

ng

men

gudu

skan

m

erek

a”

(Yeh

ezki

el

20:1

2).

Men

yedi

akan

w

aktu

di

ri se

ndiri

sem

ingg

u se

kali

dari

peke

rjaan

sek

ular

un

tuk

men

doro

ng

diri

send

iri

untu

k m

engi

ngat

ba

hwa

kita

tid

ak b

isa b

eker

ja u

ntuk

men

dapa

tkan

ke

sela

mat

an k

ekal

—Itu

ada

lah

pem

beria

n Al

lah

dan

kita

sep

enuh

nya

terg

antu

ng p

ada-

Nya

(Ib

rani

4:4

-10

). Ja

di, j

ika

saya

tida

k bi

sa m

emer

caya

i Tuh

an u

ntuk

m

emel

ihar

a ke

hidu

pan

duni

awi s

aya

seha

ri se

min

ggu,

ba

gaim

ana

saya

bisa

ben

ar-b

enar

men

gata

kan

bahw

a sa

ya p

erca

ya ke

pada

-Nya

unt

uk ke

hidu

pan

keka

l say

a?Se

tiap

Saba

t m

engi

ngat

kan

saya

ka

sih Y

esus

ya

ng t

elah

dib

erik

an p

ada

kita

mel

alui

pen

cipt

aan

dan

pene

busa

n.

Sam

a se

pert

i su

atu

perin

gata

n ya

ng d

iranc

ang

untu

k m

empe

rbar

ui k

asih

kita

unt

uk

oran

g te

rdek

at k

ita,

sehi

ngga

Sab

at h

ari

ketu

juh

men

ging

atka

n ki

ta k

asih

Alla

h da

n ke

terg

antu

ngan

ki

ta p

ada-

Nya

unt

uk k

ehid

upan

di d

unia

dan

akh

irat.

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha S. Manueke

Bendahara W. Purba

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana dan Desain IsiJ. Pardede

Tim Redaksi F. Parhusip, R.S. Keni, F. Ngantung, J.W.S. WagiranJ. Wauran, F. Manurung, A. Siahaan

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratB. Sumendap, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaN. Siringoringo, Jawa BaratA. Pender, Jawa TengahD. Maart, Jawa Kawasan TimurD. Juniarto, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratD. Kana Djo, Nusa TenggaraR. Keni, Minahasa UtaraDj. Muntu, MinahasaF. Kasenda, Bolaang Mangondow-GorontaloCh. Muaya, Sulawesi TengahM. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan TenggaraA. J. Uniana, MalukuF. Macpal, Nusa UtaraH. Wambrauw, PapuaI. Lisupadang, Luwu Tana Toraja

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

Alamat PemasaranTlp/Fax: 022-86062842 Email: [email protected] (Sirkulasi)

www.iphbdg.org

WArTAGEREJA ADVENT

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Page 40: January 2015 indonesian

Alasan

Ketiga—Pengalam

an. A

lasan ketiga

saya m

emelihara

hari Sabat

karena saya

sudah m

erespons undangan

Yesus untuk

mencobanya

dan melihat apakah Firm

an-Nya itu benar. Tuhan

sering mengundang kita untuk m

enguji-Nya. Satu

kesempatan

tersebut adalah

dalam

Maleakhi

3 di m

ana Dia m

enantang kita untuk mem

beri-Nya

sepersepuluh dari penghasilan kita. Bagi mereka

yang menerim

anya, Dia berjanji untuk m

encurahkan berkat.

Hari Sabat juga m

engandung tantangan. Allah

mengundang

kita untuk

mem

beri-Nya

satu dari

tujuh waktu kita. Jika kita m

elakukannya, Dia berjanji

untuk mem

berkati kita. “Apabila engkau... menyebut

hari Sabat ‘hari kenikmatan’…

maka engkau akan

bersenang-senang karena TUH

AN

” (Yesaya 58:13, 14). Saya m

engalami berkat Sabat ini setiap m

inggu.Beristirahat

pada hari

Sabat m

engembalikan

saya secara fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sabat

melepaskan

tekanan beban

hidup saya.

Saya m

enikmati w

aktu yang tidak terganggu bersama

keluarga dan

teman-tem

an yang

mem

buat hubungan kam

i tetap hidup. Beribadah bersama

mereka yang seim

an mem

berikan kekuatan bagi saya.

Saya m

endapatkan inform

asi dan

inspirasi tam

bahan dari mem

pelajari Alkitab dan khotbah

pada hari Sabat.H

ari Sabat

mem

beri saya

alasan untuk

menghentikan

semua

kegiatan duniaw

i setiap

minggu. Karena itu adalah perintah A

llah, Sabat tidak m

eninggalkan ruang komprom

i untuk proyek yang m

embebani di tem

pat kerja, atau hal lain yang m

ungkin akan muncul. H

al ini melindungi istirahat

Sabat dari

hanya m

enjadi niat

baik saya

untuk m

endapatkan satu hari. Ini adalah perintah Tuhan—tidak ada pertanyaan untuk itu—

jadi saya dengan senang hati m

elakukannya dan meninggalkan segala

sesuatu yang lain pada enam hari lainnya seperti

yang Tuhan katakan.Saya

menem

ukan kata-kata

Yesus adalah

benar—D

ia m

embuat

hari Sabat

untuk m

anusia (M

arkus 2:28). Artinya, hari Sabat bukanlah sesuatu

yang Allah lakukan pada kita, tetapi sesuatu yang

indah yang Dia lakukan untuk kita. D

alam zam

an sibuk di m

ana kita hidup, saya menghargai sem

ua berkat positif yang saya alam

i karena Allah telah

berbaik hati mem

beri kita Sabat.Saya m

engerti bahwa kepergian saya ke gereja

pada hari Sabtu mungkin tam

pak aneh. Tapi sekarang A

nda tahu

bahwa

saya m

elakukannya karena

saya berkomitm

en untuk mengikuti A

lkitab, saya m

engasihi Yesus sebagai pencipta dan penyelamat

saya, dan saya telah menem

ukan berkat Sabat Tuhan. A

nda juga dapat menikm

ati pengalaman indah ini.

Jika Anda ingin tahu bagaim

ana, atau Anda ingin

informasi lebih lanjut, hubungi G

LOW

dan mereka

dapat mem

bantu Anda.

Satu Keluarga. Satu Dunia. Adventist World.

*Dr. James Gulley adalah Kepala Layanan Medis

Onkologi di National Cancer Institute di Maryland, pusat

kanker terbesar yang berfokus di dunia klinis penelitian. Dia

telah menulis lebih dari 180 karya ilmiah dan memainkan

peran penting dalam pengembangan vaksin kanker

prostat.

Dokter James Gulley* tetap terhubung dengan sesama anggota keluarga Advent di seluruh dunia, karena Adventist World.

Anda juga dapat tetap terhubung dengan keluarga besar gereja Anda. Hubungi departemen komunikasi Anda jika Adventist World gratis tidak secara teratur tersedia di gereja Anda. Anda juga dapat membacanya secara daring di www.adventistworld.org dalam 11 bahasa yang berbeda.