Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT pancurbatu.wordpress.com A. LATAR BELAKANG Kesehatan adalah hak dan investasi, setiap warga negara berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin, untuk itu diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat. Kualitas kesehatan masyarakat Indonesia selama ini tergolong rendah, selama ini masyarakat terutama masyarakat miskin cenderung kurang memperhatikan kesehatan mereka. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya tingkat pemahaman mereka akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan, padahal kesadaran rakyat tentang pemeliharaan dan perlindungan kesehatan sangatlah penting untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Disisi lain, rendahnya derajat kesehatan masyarakat dapat pula disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena mahalnya biaya pelayanan yang harus dibayar. Tingkat kemiskinan menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang tergolong mahal. Jika tidak segera diatasi, kondisi tersebut akan memperparah kondisi kesehatan masyarakat Indonesia, karena krisis ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin dan mengakibatkan naiknya biaya pelayanan kesehatan, sehingga semakin menekan akses mereka karena biaya yang semakin tak terjangkau. Mengingat kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat, maka pemerintah harus menciptakan suatu pembangunan kesehatan yang memadai sebagai upaya perbaikan terhadap buruknya tingkat kesehatan selama ini. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) pada Pasal 28H, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak
21
Embed
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT · ha,buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya ... Program Jamkesmas memberikan perlindungan sosial di bidang kesehatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 1
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
pancurbatu.wordpress.com
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah hak dan investasi, setiap warga negara berhak atas kesehatannya
termasuk masyarakat miskin, untuk itu diperlukan suatu sistem yang mengatur
pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat. Kualitas
kesehatan masyarakat Indonesia selama ini tergolong rendah, selama ini masyarakat
terutama masyarakat miskin cenderung kurang memperhatikan kesehatan mereka. Hal ini
dapat disebabkan karena rendahnya tingkat pemahaman mereka akan pentingnya
kesehatan dalam kehidupan, padahal kesadaran rakyat tentang pemeliharaan dan
perlindungan kesehatan sangatlah penting untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Disisi lain, rendahnya derajat kesehatan masyarakat dapat pula
disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena
mahalnya biaya pelayanan yang harus dibayar.
Tingkat kemiskinan menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi
kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang tergolong mahal. Jika tidak segera diatasi,
kondisi tersebut akan memperparah kondisi kesehatan masyarakat Indonesia, karena krisis
ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin dan mengakibatkan naiknya biaya
pelayanan kesehatan, sehingga semakin menekan akses mereka karena biaya yang
semakin tak terjangkau.
Mengingat kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat, maka
pemerintah harus menciptakan suatu pembangunan kesehatan yang memadai sebagai
upaya perbaikan terhadap buruknya tingkat kesehatan selama ini. Dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) pada Pasal 28H, menetapkan
bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 2
mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin, dalam implementasinya
dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan pemerintah dan pemerintah
daerah.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan UUD 1945, setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan
pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara,
dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi
pembangunan negara, dan upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan
kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat
dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28H dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan tersebut mengisyaratkan bahwa setiap individu, keluarga dan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk
bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Upaya mewujudkan hak tersebut pemerintah
harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu pemerintah perlu melakukan upaya-upaya untuk
menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan.
Kemudian sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 yang
menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dengan dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, dan
terbitnya UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN),
menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait harus
memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh
rakyatnya. Karena melalui SJSN sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial pada
hakekatnya bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya yang layak.
Berdasarkan konstitusi dan undang-undang tersebut, pemerintah melakukan upaya-
upaya untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, diantaranya
adalah Program Jaringan Pengaman Sosial Kesehatan (JPS-BK) tahun 1998-2000, Program
Dampak Pengurangan Subsidi Energi (PDSE) tahun 2001, dan Program Kompensasi
Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) tahun 2002-2004. Pada awal tahun
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 3
2005, melalui Keputusan Menteri Kesehatan 1241/Menkes/XI/04 pemerintah menetapkan
program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) melalui pihak ketiga,
yaitu, PT Askes (persero) Program ini lebih dikenal sebagai program Asuransi Kesehatan
Masyarakat Miskin (Askeskin). Program Askeskin merupakan kelanjutan dari PKPS-BBM
yang telah dilaksanakan sebelumnya, dimana pembiayaannya didanai dari subsidi BBM yang
telah dikurangi pemerintah untuk dialihkan menjadi subsidi di bidang kesehatan. Program
Askeskin (2005-2007) kemudian berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang. JPKMM/Askeskin,
maupun Jamkesmas kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan
penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu dengan
menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial.
Pelaksanaan program Jamkesmas mengikuti prinsip-prinsip penyelenggaraan
sebagaimana yang diatur dalam UU SJSN, yaitu dikelola secara nasional, nirlaba,
portabilitas, transparan, efisien dan efektif. Pelaksanaan program Jamkesmas tersebut
merupakan upaya untuk menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu yang merupakan masa transisi sampai dengan diserahkannya
kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sesuai UU SJSN.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian diatas terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan untuk
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Jamkesmas, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan kemiskinan?
2. Apakah yang dimaksud dengan Jamkesmas?
3. Aspek-aspek apakah yang mendapat perhatian pemerintah (dhi. Departemen
kesehatan) untuk Program Jamkesmas Tahun 2011?
4. Bagaimanakah pengembangan jaminan kesehatan di daerah?
C. PEMBAHASAN
Pemerintah menyadari bahwa masyarakat, terutama masyarakat miskin, sulit untuk
mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Kondisi tersebut semakin memburuk karena
mahalnya biaya kesehatan, akibatnya pada kelompok masyarakat tertentu sulit
mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi hak rakyat atas kesehatan,
pemerintah mengalokasikan dana bantuan sosial sektor kesehatan yang digunakan sebagai
pembiayaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin, bantuan sosial tersebut
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 4
direalisasikan dalam bentuk Jamkesmas yang penyelengaraannya dalam skema asuransi
sosial.
1. Kemiskinan
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk
Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan
dibawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk
yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan
dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan
minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket
komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-
umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak
dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum
untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan
dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi
di pedesaan.
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis
Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama Maret 2008 s.d.
Maret 2009, Garis Kemiskinan naik sebesar 9,65 persen, yaitu dari Rp182.636,00 per
kapita per bulan pada Maret 2008 menjadi Rp200.262,00 per kapita per bulan pada
Maret 2009.
Dalam penanggulangan masalah kemiskinan melalui program bantuan langsung
tunai (BLT) BPS pun telah menetapkan 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin,
seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika
(2005), rumah tangga yang memiliki ciri rumah tangga miskin, yaitu:
a) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
b) Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 5
c) Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
d) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama dengan rumah tangga lain.
e) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
f) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
g) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
h) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
i) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
j) Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
k) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
l) Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5
ha,buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya
dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000 per bulan.
m) Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat
SD/hanya SD.
n) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000,
seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang
modal lainnya.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka rumah tangga yang tidak memenuhi syarat
untuk mendapatkan bantuan tunai langsung adalah rumah tangga yang tidak
memenuhi kriteria tersebut di atas, PNS, TNI, Polri/pensiunan, pengungsi yang diurus
oleh pemerintah, dan penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal.
Kemiskinan dapat pula dikatakan sebagai rendahnya kualitas hidup masyarakat
karena tidak terpenuhinya kebutuhan sosial, artinya kesempatan mereka untuk
mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah sangat kecil, termasuk akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Padahal kesehatan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang
harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Biaya kesehatan yang mahal
menjadi kendala bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang memadai.
Dalam rangka memenuhi hak masyarakat miskin sebagaimana diamanatkan
konstitusi dan undang-undang, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
mengeluarkan kebijakan yang lebih memfokuskan pada pelayanan kesehatan
masyarakat miskin. Masyarakat miskin disini adalah masyarakat yang berdasarkan
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 6
kriteria pemerintah ditetapkan dalam kategori miskin. Dasar pemikirannya adalah selain
memenuhi kewajiban pemerintah juga berdasarkan kajian bahwa indikator-indikator
kesehatan akan lebih baik apabila lebih memperhatikan pelayanan kesehatan yang
terkait dengan kemiskinan dan kesehatan. Melalui Jamkesmas diharapkan segenap
lapisan masyarakat miskin dapat merasakan dan menikmati fasilitas kesehatan
sehingga kedepannya dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan
angka kematian bayi, dan balita serta penurunan angka kelahiran dengan tetap
mengedepankan pelayanan akan kasus-kasus kesehatan masyarakat miskin umumnya.
2. Tentang Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jamkesmas adalah bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh Pemerintah, diselenggarakan oleh
Kementerian Kesehatan sejak tahun 2008 dan merupakan perubahan dari Program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM atau lebih dikenal
dengan program Askeskin yang diselenggarakan pada tahun 2005 s.d. 2007. Program
Jamkesmas diselenggarakan untuk memberikan kemudahan dan akses pelayanan
kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan fasilitas kesehatan yang melaksanakan
program Jamkesmas, mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar
dan terkendali mutu dan biayanya, dan terselenggaranya pengelolaan keuangan negara
yang transparan dan akuntabel.
Pelaksanaan program Jamkesmas dilaksanakan sebagai amanat UUD 1945 Pasal
28H ayat (1), yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu berdasarkan UUD 1945 Pasal 34
ayat (3) dinyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Pada UUD 1945 Pasal 34 ayat (2) mengamanatkan negara mengembangkan
Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan dimasukkannya Sistem
Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, dan terbitnya Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), menjadi suatu bukti yang
kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang
besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Karena melalui
SJSN sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial pada hakekatnya bertujuan untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 7
Pelaksanaan program Jamkesmas tersebut merupakan upaya untuk menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang
merupakan masa transisi sampai dengan diserahkannya kepada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial sesuai UU SJSN.
Pelaksanaan program Jamkesmas mengikuti prinsip-prinsip penyelenggaraan
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan
derajat kesehatan masyarakat miskin;
b. menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang cost
effective dan rasional;
c. pelayanan terstruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas; dan
d. efisien, transparan dan akuntabel.
Sasaran jamkesmas diperuntukan bagi seluruh masyarakat miskin, pelaksanaan
program Jamkesmas diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat, dengan memberikan akses masyarakat miskin
terhadap pelayanan kesehatan, sasaran program Jamkesmas berjumlah 19,1 juta
rumah tangga miskin (RTM) yang setara dengan 76,4 juta jiwa masyarakat yang terdiri
dari masyarakat miskin dan masyarakat tidak mampu.
Program Jamkesmas memberikan perlindungan sosial di bidang kesehatan untuk
menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh pemerintah
agar kebutuhan dasar kesehatannya yang layak dapat terpenuhi. Iuran bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu dalam Program Jamkesmas bersumber dari
Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) dari mata anggaran kegiatan belanja
bantuan sosial. Pada hakikatnya pelayanan kesehatan terhadap peserta menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan
kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal.
Program Jamkesmas diselenggarakan berdasarkan konsep asuransi sosial.
Program ini diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk mewujudkan
portabilitas pelayanan sehingga pelayanan rujukan tertinggi yang disediakan
Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh peserta dari berbagai wilayah, dan agar terjadi
Tulisan hukum/Infokum/Tematik Page 8
subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi
masyarakat miskin.
Penyelenggaraan Program Jamkesmas dibedakan dalam dua kelompok
berdasarkan tingkat pelayanannya yaitu:
a. Jamkesmas untuk pelayanan dasar di puskesmas termasuk jaringannya.
b. Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit dan balai kesehatan.
Program Jamkesmas 2011 dikembangkan dengan memberikan Jaminan
Persalinan bagi semua kehamilan/persalinan (yg belum memiliki Jaminan Persalinan),
Jaminan Persalinan yang memberikan pelayanan kepada seluruh ibu hamil yang
melahirkan di mana persalinannya ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
pemerintah dan swasta. Selain Jaminan Persalinan diselenggarakan pula Jaminan
Pelayanan Pengobatan pada penderita Thalassaemia Mayor. Pemberian pelayanan bagi
penderita Thalassaemia Mayor diberikan kepada pasien yang telah ditegakkan diagnosis
secara pasti sebagai penderita Thalassaemia Mayor.
3. Pelaksanaan Program Jamkesmas
Program Jamkesmas Tahun 2011 lebih difokuskan pada penyelenggaraan
pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit dan balai kesehatan yang terdiri dari