Top Banner
J u r n a l I l m i a h M a h a s i s w a FISIP Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018 Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP STRATEGI KOMUNIKASI BPJS KETENAGAKERJAAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGGUNA JASA PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN DI KOTA BANDA ACEH Nof Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK, Jaminan sosial sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi masyrakat yang Indonesia saat ini. Penggunaan jaminan sosial bertujuan untuk memproteksi diri dari masalah ekonomi apabila terjadi sesuatu kepada penggunanya. Salah satu jaminan sosial yang sudah menjadi program Pemerintah Indonesia adalah Program Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan. Penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi komunikasi yang digunakan BPJS Ketenagakerjaan dalam meningkatkan jumlah pengguna jasa program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, peneliti menganalisis hasil penelitian dengan bantuan teori AIDDA oleh Wilbur Schramm. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan BPJS Ketenagakerjaan yang berperan penting dalam mengatur strategi komunikasi dimasyarakat dan peserta BPU (Bukan Penerima Upah) program BPJS Ketenagakerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan oleh BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda Aceh sudah efektif, dikarenakan telah memenuhi lima elemen dari teori AIDDA yaitu Attention (perhatian), Interest (ketertatikan), Desire (keinginan), Decision (keputusan), dan Action (tindakan). Dalam penerapan strategi komunikasinya, BPJS ketenagakerjaan melakukan sosialisasi untuk membentuk perhatian hingga melakukan tidakan penggunaan program nya oleh masyarakat. Yang dilihat dari penampilan, penyampaian pesan (cara berkomunikasi), alat-alat media pendukung dan lainnya. Sehingga menimbulkan kesan baik dimata peserta dan akhirnya tertarik mendaftar program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Kata Kunci: Jaminan Sosial, BPJS Ketenakerjaan,Teori AIDDA
12

J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Oct 27, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

STRATEGI KOMUNIKASI BPJS KETENAGAKERJAAN DALAM

MENINGKATKAN JUMLAH PENGGUNA JASA PROGRAM BPJS

KETENAGAKERJAAN DI KOTA BANDA ACEH

Nof Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK, Jaminan sosial sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi

masyrakat yang Indonesia saat ini. Penggunaan jaminan sosial bertujuan

untuk memproteksi diri dari masalah ekonomi apabila terjadi sesuatu

kepada penggunanya. Salah satu jaminan sosial yang sudah menjadi

program Pemerintah Indonesia adalah Program Jaminan Sosial BPJS

Ketenagakerjaan. Penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi

komunikasi yang digunakan BPJS Ketenagakerjaan dalam meningkatkan

jumlah pengguna jasa program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan di

Kota Banda Aceh. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

deskriptif, peneliti menganalisis hasil penelitian dengan bantuan teori

AIDDA oleh Wilbur Schramm. Subjek dalam penelitian ini adalah

karyawan BPJS Ketenagakerjaan yang berperan penting dalam mengatur

strategi komunikasi dimasyarakat dan peserta BPU (Bukan Penerima

Upah) program BPJS Ketenagakerjaan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa strategi komunikasi yang digunakan oleh BPJS Ketenagakerjaan

cabang Banda Aceh sudah efektif, dikarenakan telah memenuhi lima

elemen dari teori AIDDA yaitu Attention (perhatian), Interest

(ketertatikan), Desire (keinginan), Decision (keputusan), dan Action

(tindakan). Dalam penerapan strategi komunikasinya, BPJS

ketenagakerjaan melakukan sosialisasi untuk membentuk perhatian

hingga melakukan tidakan penggunaan program nya oleh masyarakat.

Yang dilihat dari penampilan, penyampaian pesan (cara berkomunikasi),

alat-alat media pendukung dan lainnya. Sehingga menimbulkan kesan

baik dimata peserta dan akhirnya tertarik mendaftar program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Kata Kunci: Jaminan Sosial, BPJS Ketenakerjaan,Teori AIDDA

Page 2: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

BPJS KETENGAKERJAAN COMMUNICATION STRATEGY IN

INCREASING CONSUMENTS BPJS KETENAGAKERJAAN IN BANDA

ACEH CITY

Nof Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala

ABSTRACT, Social insurance has became one of the needs Indonesian society

nowadays. The use of social insurance aims to protect from economic problems

when something unwanted happens. One of the social insurance that has became

the of Indonesia’s Government program is the Social Insurance Program BPJS

Ketenagakerjaan. This research discusses about how communication strategy

applied by BPJS Ketenagakerjaan in increasing number of service user of social

insurance program BPJS Ketenagakerjaan in Banda Aceh City. Using a

descriptive qualitative research approach, researcher analyzed the results with the

help of AIDA theory. Subjects in this study are employees of BPJS

Ketenagakerjaan have an important role in regulating communication strategies

in the society and BPU (Non-Beneficiary Wages) participants of BPJS

Ketenagakerjaan program. The theory result shows BPJS Ketenagakerjaan

communication strategy that Attention is BPJS Ketenagakerjaan promoting and

advertising through printed media, radio, and billboard. Interest is BPJS

Ketenagakerjaan creating magnitism to participant through socialization with

comprehensible language. Desire is BPJS Ketenagakerjaan making participant

willing to join from little contribution with big benefit. Decision is BPJS

Ketenagakerjaan striving by elaborate the benefits as form of insurance and

protection in working in order to have decision to use the program. Action is

helping participant in registration and corntibution payment every month. With

this communication strategy making an understanding to participant and

eventually be willing to register BPJS Ketenagakerjaan insurance social program.

Key Words: Social Insurance, BPJS Ketenagakerjaan, AIDDA Theory

Page 3: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu

tanggung jawab dan kewajiban negara dalam memberikan perlindungan

sosial ekonomi kepada masyarakat. Melalui PP No.36/1995 ditetapkannya

PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi

kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan

memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan

keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang

hilang, akibat risiko sosial yang dialami pekerja.

Bertransformasi tahun 2014, terbentuklah dua jaminan sosial yang

menjadikan program Pemerintah Republik Indonesia saat ini yaitu BPJS

Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Di Aceh sendiri pada umumnya

BPJS Kesehatan lebih dominan diketahui masyarakat dari pada BPJS

Ketenagakerjaan, karena BPJS Kesehatan berupa jaminan sosial untuk

kesehatan yang bentuknya gratis karena dibiayai oleh Pemerintah

Indonesia. Sementara BPJS Ketenagakerjaan berupa jaminan sosial untuk

para pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan bentuknya berbayar.

Seperti halnya juga negara berkembang lainnya, Indonesia

mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social

security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas

pada masyarakat pekerja di sektor formal.

Program dari PBJS Ketenagakerjaan ini diperunktukkan bagi pekerja,

yang bekerja sebagai Penerima Upah (PU) dan Bukan Penerima Upah

(BPU). Penerima upah (PU) adalah pekerja yang melakukan kegiagatan

kerja dan penghasilannya didapat dari perusahaan tempat ia bekerja.

Sementara bukan penerima upah (BPU) adalah pekerja yang melakukan

kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh

penghasilan dari kegiatan atau usahanya tersebut yang meliputi: Pemberi

Kerja, Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan Pekerja

yang tidak termasuk pekerja di luar hubungan kerja yang bukan

menerima Upah, contoh Tukang Ojek, Supir Angkot, Pedagang Keliling

dan lain-lain.

Program dari BPJS Ketenagakerjaan sendiri adalah JKK (Jaminan

Kecelakaan Kerja), JKM (Jaminan Kematian), JHT (Jaminan Hari Tua), dan

JP (Jaminan Pensiun). Manfaat yang diberikan program BPJS

Ketenagakerjaan ini menjadi sangat menguntungkan bagi masyarakat

yang berprofesi sebagai pekerja, tidak hanya untuk pekerja di

perusahaan/lembaga-lembaga saja tetapi manfaat dari BPJS

Page 4: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Ketenagakerjaan ini juga dapat dirasakan oleh pekerja-pekerja mandiri

seperti pedagang, supir angkot dan lain-lain. Tetapi karena kurangnya

pengetahuan masyarakat terkait program ini dan banyaknya persaingan

perusahaan dibidang jasa asuransi, banyak masyarakat yang kurang tahu

tentang program BPJS Ketenagakerjaan ini. Oleh sebab itu peneliti ingin

mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan BPJS

Ketenagakerjaan untuk menarik simpati dan meningkatkan partisipasi

masyarakat untuk memilih dan bergabung diprogram BPJS

Ketenagakerjaan sebagai jasa asuransi bagi para pekerja. Strategi adalah

keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna

mencapai tujuan (Arifin 1984:10).

TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori AIDDA

Teori AIDDA merupakan teori yang dikemukakan oleh Wilbur

Schramm. Teori ini sering juga disebut dengan A-A Procedure (from

attention to action procedure). Menurut Effendy (2003:205) AIDDA adalah

akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire

(hasrat), Decision (kepuusan), dan Action (tindakan atau kegiatan).

Konsep teori AIDDA ini adalah proses psikologi yang timbul dari diri

khalayak, sehingga khalayak melakukan action, maka yang pertama

mereka harus bangkitkan adalah perhatian (Attention). Attention ini

sebagai awal keberhasilan suksesnya komunikasi. Apabila perhatian

komunikasi telah terbangkitkan dari diri khalayak, selanjutnya disusul

dengan upaya menubuhkan minat (Interest), yang merupakan derajat atau

kemauan paling tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari

perhatian yang menjadi titik tolak bagi timbulnya hasrat (Desire) untuk

melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Tetapi jika

hasrat saja yang timbul pada diri komunikan, maka bagi komunikator itu

belum berhasil. Oleh sebab itu harus dilanjutkan dengan adanya

keputusan (Decision), yakin keputusan akhir untuk melakukan tindakan

(Action) sebagaimana yang diharapkan dari komunikator.

2. Strategi Komunikasi

Strategi adalah kerangka acuan yang terintegrasi dan komprehensif

yang mengarahkan pilihan-pilihan yang menentukan dan arah aktivitas-

aktivitas organisasi menuju pencapaian tujuan-tujuan (Simamora,

1997:38). Pada hakikatnya strategi adalah perencanaan dan menejemen

untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik oprasionalnya.

Page 5: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Menurut Effendy (1981:84) bahwa strategi komunikasi merupakan

panduan dari perncanaan komunikasi (communication planning) dan

manejemen (communication management) untuk mencapai suatu tujuan.

Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat

menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan,

dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu

tergantung dari situasi dan kondisi.

3. BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan merupakan salah satu badan penyelenggara

program jaminan sosial negara Indonesia yang bertanggung jawab dan

memiliki kewajiban untuk memberikan perlidungan sosial ekonomi

kepada masyarakat sebagiamana yang tersurat dalam Undang-Undang

Dasar 1995 pasal 28 H yang berbunyi: “setiap orang berhak atas jaminan

sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai

manusia yang bermartabat”. Jaminan sosial merupakan bentuk pelayanan

pemerintah kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan negara demi

memberikan keringanan bagi masyarakat dari segi ekonomi serta tepat

guna melalui badan atau organisasi.

Program dari PBJS Ketenagakerjaan ini diperunktukkan bagi pekerja,

yang bekerja sebagai Penerima Upah (PU) dan Bukan Penerima Upah

(BPU). Penerima upah (PU) adalah pekerja yang melakukan kegiagatan

kerja dan penghasilannya didapat dari perusahaan tempat ia bekerja.

Sementara bukan penerima upah (BPU) adalah pekerja yang melakukan

kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh

penghasilan dari kegiatan atau usahanya tersebut yang meliputi: pemberi

kerja, pekerja di luar hubungan kerja atau ekerja mandiri dan pekerja

yang tidak termasuk pekerja di luar hubungan kerja yang bukan

menerima Upah, contoh Tukang Ojek, Supir Angkot, Pedagang Keliling

dan lain-lain.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

secara pendekatan kualitatif, karena penelitian ini menjelaskan realitas

dengan penjelasan deskriptif melalui pengumpulan data yang diperoleh

saat observasi dan wawancara. Penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati (Moleong, 2005:3)

Page 6: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

Prosedur pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling.

Purposive Sampling adalah teknik yang dilakukan dengan menyeleksi

informan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti

berdasarkan tujuan peneliti (Kryantono, 2006 156). Sehingga seseorang

atau sesuatu diambil/ditentukan sebagai sampel karena peneliti

mengangap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki dan dapat

memberikan infomasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitian ini.

Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik observasi

nonpartisipan, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk teknik analisis

data, peneliti memilih menggunakan model analisis interaktif Miles dan

Huberman dalam penelitian ini. Model ini terdiri dari tiga langkah

kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi. (Miles dan Huberman,1992:16-20).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini peneliti peroleh dari data yang didapatkan saat

melakukan observasi nonpartisipan, wawancara yang bersifat terbuka,

dan data dokumentasi peneliti terhadap 7 (tujuh) informan penelitian,

yakni 5 orang dari pegawai BPJS Ketenagakerjaan kantor cabang Banda

Aceh dan 2 orang lainnya adalah dari masyarakat yang terdaftar sebagai

anggota pengguna jasa jaminan sosial BPU (Bukan Penerima Upah) BPJS

Ketenagakerjaan di kota Banda Aceh yang dilaksanakan selama kurun

waktu sembilan hari yaitu dimulai pada tanggal 26 Januari hingga 3

Februari 2018.

Selama penelitian ini berlangsung, peneliti mengumpulkan data,

menganalisisnya, lalu menguraikannya menjadi pembahasan bagaimana

strategi komunikasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan kantor cabang

Banda Aceh dalam meningkatkan pengguna jasa program BPJS

Ketenagakerjaan oleh masyarakat di Kota Banda Aceh khususnya pada

pengguna jasa jaminan sosial yang Bukan Penerima Upah (BPU) atau

masyarakat yang memiliki pekerjaan mandiri (tidak terikat/tidak digaji

langsung oleh perusahaan) seperti tukang ojek/becak, pedagang kaki lima,

pekerja bangunan dan sebagainya. Dari observasi dan wawancara peneliti

tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan

cabang Banda Aceh, terdapat beberapa program yang telah dijalankan

dan kegiatan promosi yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan cabang

Banda Aceh saat ini yaitu: Desa Sadar Jamianan Sosial, Ambassador,

Page 7: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

Beasiswa, Sembako Murah, dan Bekerjasama dengan UKM dan UMKM

Aceh.

Untuk mencapai tujuan tersebut, BPJS Ketenagakerjaan merumuskan

beberapa strategi komunikasi untuk mempengaruhi berhasil atau

tidaknya masyarakat menggunakan program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan pada sektor non-formal. Secara general strategi

komunikasi yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda

Aceh dibagi menjadi dua yaitu: melalui sosialisasi (door to door, ambassador,

menjalin komunikasi) dan melalui media (cetak, elektronik,wabsite, dan

billboard).

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam meningkatkan

Jumlah Pengguna Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh.

Berdasarkan landasan konseptual sebagaimana yang dipaparkan

Liliweri (2011:238) tetang esensi utama dari peraktik strategi komunikasi,

terdapat 3 (tiga) esensi utama yang dapat peneliti kaitkan dengan strategi

komunikasi yang dilakukan pihak BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda

Aceh, ialah sebagai berikut:

1. Strategi Implementasi

Strategi implementasi ini merupakan strategi tahap awal atau

permulaan dalam pelaksanaan strategi komunikasi oleh perusahaan.

Dimana, pada tahap ini perusahaan menentukan program dan

kegiatan, menetapkan tujuan, mengenali audiens, dan

mengembangkan pesan. Tahap implementasi ini merupakan kunci

susksesnya manajemen strategi. Dalam hal ini pihak BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan persiapan-persiapan awal dari

melakukan observasi, rapat internal, menetapkan metode, melakukan

pendekatan dengan masyarakat, serta menghubungi kepala serikat

atau orang di percaya dapat mengumpulkan anggotanya atau

masyarakatnya daripada melakukan sosialisasi secara door to door

kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan

masyarakat agar lebih efisien mengikuti sosialisasi tentang manfaat

penggunaan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan dan menggunakan

programnya.

2. Strategi Pendukung

Strategi pendukung ini merupakan tahapan pendukung dari tahapan

implementasi tersebut. Dalam tahapan strategi pendukung ini

Page 8: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

perusahaan melatih para pembawa atau penyebar pesan, serta

mengembangkan semacam tata aturan dalam penyebarluasan

informasi kepada audiens. Karyawan BPJS Ketenagakerjaan yang

bertugas turun lapangan untuk melakukan sosialisasi sebelumnya telah

mendapat pelatihan dan terus mengingatkan para petugasnya agar

selalu menerapkan standar operational prosedur di setiap pekerjaan-

pekerjaan yang dilakukannya. Pada sektor Bukan Penerima Upah

(BPU), tim yang turun ke lapangan menyampaikan informasi-informasi

dengan sesederhana mungkin sehingga masyarakat peserta sosialisasi

mudah menyerap apa yang disosialisasikan.

3. Strategi Integrasi

Strategi integrasi menggambarkan mengenai upaya yang dapat

membantu tercapainya tujuan yang harus dimiliki. Tahapan stretegi

integrasi ini di antaranya melengkapi sumberdaya, mengintegrasi

komunikasi melalui organisasi, dan mendukung komunikasi pada level

kepemimpinan. Dari hasil wawancara peneliti menemukan bahwa

selain SDM yang diutamakan dari karyawan untuk mengedukasi

masyarakat, BPJS TK juga dilengkapi dengan sumberdaya pendukung

lainnya yang bertujuan untuk mempermudahkan proses sosialisasi

kepada pada masyarakat. Seperti proyektor, powerpoint, LCD/layar, dan

juga flyer menjadi alat yang selalu di sediakan ketika melakukan

sosialisasi kepada masyarakat.

Selain menggunakan landasan konseptual peneliti juga mengaitkan

pelaksanaan strategi komunikasi di BPJS Ketenagakerjaan dengan teori

AIDDA yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Dimana, teori AIDDA

mengatakan bahwa terjadinya proses psikologi pada khalayak dimulai

dari Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (keinginan),

Decision (keputusan), dan terakhir dengan Action (tindakan).

1. Attention (perhatian)

Menurut Schramm Attention atau perhatian adalah keinginan seseorang

untuk mencari dan melihat sesuatu. Seperti halnya produk atau jasa, yang

merupakan segala sesuatu yang ditawarkan perusahaan kedalam pasar

untuk diperhatikan pembeli yang berjuan untuk diusahakan untuk

dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan

konsumen.karena bentuk produk dalam penelitian ini adalah jasa, maka

proses penyampaian pesan yang dilakukan PBJS Ketenagakerjaan untuk

mendapatkan perhatian (attention) dari para calon peserta pengguna jasa

Page 9: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

jaminan sosial ketenagakerjaan khususnya BPU yang berada di kota

Banda Aceh adalah dengan cara adanya promosi atau pengenalan melalui

beberapa media. Pertama, melalui media cetak/koran. Pemberitaan

melalui media cetak/koran bertujuan untuk melakukan pencitraan

perusahaan kepada masyarakat, dimana dalam pemberitaan tersebut BPJS

Ketenagakerjaan lebih menonjolkan manfaat yang telah di terima oleh

masyarakat dari program BPJS Ketenagakerjaan. Kedua, melalui radio.

Untuk menjangkau calon pesertanya di kalangan BPU, BPJS

Ketenagakerjaan juga melakukan strategi komunikasi melalui promosi di

siaran radio. Ketiga, melalui baliho. Pemasangan baliho ditempat-tempat

keramaian atau pusat kota menjadikan salah satu alat promosi

penyampain pesan yang dilakukan oleh pihak BPJS Ketenagakerjaan.

2. Interest (ketertarikan)

Interest yang berarti ketertarikan disini memiliki asumsi bahwa adanya

perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu hal yang

menimbulkan daya tarik tertentu pada diri individu. Untuk menibulkan

daya tarik masyarakat perusahaan banyak melakukan pengenalan produk

jasa melalui beberapa media seperti media cetak, elekronik, maupun

baliho. Selain itu, pihak BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda Aceh untuk

menarik minat masyarakat pada sektor BPU juga dengan adanya

sosialisasi-sosialisasi mengenai manfaat yang didapatkan dari program

BPJS Ketenagakerjaan dan menjelaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan itu

berbeda dengan BPJS Kesehatan. Dengan demikian masyarakat merasa

lebih tertarik dan mudah melakukan interaksi langsung dengan

komunikator dari BPJS Ketenagakerjaan.

3. Desire (keinginan)

Selanjutnya menurut Schramm ada desire atau keinginan. Desire atau

keinginan adalah kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang

menarik perhatian khalayak sasaran.

Pekerja akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja jika hidupnya

diproteksi dengan asuransi kecelakaan kerja dan kematian selama

menjalani pekerjaannya. Dengan adanya program BPJS Ketenagakerjaan

ini, tidak hanya dapat melindungi pekerja Penerima Upah (PU) tetapi juga

melindungi pekerja pada sektor Bukan Penerima Upah (BPU). Oleh sebab

itu pihak BPJS Ketenagakerjaan dalam melakukan strategi komunikasi

kepada peserta sosialisasi menjelaskan bahwa dengan membayar iuran

yang tidak begitu besar tetapi tetap mendapatkan perlidungan yang besar

Page 10: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

juga. Dengan membayar iuran jasa program BPJS Ketenakerjaan untuk

peserta bukan penerima upah sebesar Rp 16.800,- sudah mendapat

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK). Sehingga

menimbulkan ketertarikaan serta keinginan masyarakat khususnya BPU

untuk menggunakan program jaminan sosial.

4. Decision (keputusan)

Decision atau keputusan disini memiliki makna kepercayaan untuk

melakukan sesuatu hal. Dalam hal ini peserta atau masyarakat yang

mengambil keputusan dari pngenalan produk/jasa, apakah hurus

menggunkannya atau tidak.

Hasil wawancara peneliti dengan informan dapatkan bahwa

masyarakat yang mengikuti kegiatan sosialisasi program jaminan sosial

ketenagakerjaan sebagai calon peserta pengguna jaminan sosial BPU

sebagian besar langsung mendaftar di lapangan tempat sosialisasi

berlangsung. Keputusan calon peserta ini dilakukan karena manfaat yang

ditawarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan ini jelas membatu melindungi

dalam persoalan jaminan sosial ketenagakerjaan.

5. Action (tindakan)

Action atau tindakan disini memiliki arti, suatu kegiatan untuk

merealisasikan keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu. Dalam hal

ini jika dikaitkan dengan strategi komunikasi sebagaimana hasil data yang

peneliti temukan saat melakukan wawancara, pelaksanaan strategi

komunikasi dari BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda Aceh ini

menyediakan Mobil Teras yang berfungsi untuk memudahkan

masyarakat yang ingin mendaftar sebagai peserta. Bisa langsung peserta

mendaftar ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan langsung yang berlokasi di

Jalan Teungku M. Daud Beureuh No.152 Banda Aceh. Tidak hanya itu saja

BPJS Ketenagakerjaan menyediakan layanan telpon atau bisa mendaftar

dengan via SMS atau Whatsapp dengan mengirimkan foto KTP.

Kendala-kendala dalam Penyampaian Pesan Strategi Komunikasi di

Masyarakat

Kendala-kendala yang sangat sering di temui oleh karyawan BPJS

Ketenagakerjaan saat melakukan observasi maupun saat sedang

melakukan sosialisasi di masyarakat umumnya adalah berupa foktor

penetahuan dikarenakan pendidikan yang begitu rendah.

Masyarakat masih banyak yang kurang peduli terhadap

keselamatannya dalam bekerja. Informan juga mengatakan bahwa

Page 11: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

masyarakat Aceh sulit jika di ajak untuk menghadiri sosialisasi, mereka

lebih baik pergi ke sawah atau berkerja dari pada menghadiri sosialisasi

tersebut. Masyarakat menganggap saat pertama kali berjumpa kalau BPJS

Ketenagakerjaan itu sama dengan BPJS Kesehatan, padal berbeda. Melalui

sosialisasilah masyarakat baru paham jika BPJS Ketenagakerjaan itu

berbeda dengan BPJS Kesehatan.

Kendala yang lainya adalah bahasa. Masih banyak masyarakat Aceh

yang belum begitu paham bahasa Indonesia. Sementara karyawan BPJS

Ketenagakerjaan tidak seluruhnya orang Aceh, seperti ada yang dari jawa,

medan, bandung, dan sebagainya. Inilah yang menjadi kendala-kendala di

lapangan saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian konseptual, teoritis dan pembahasan hasil

penelitian yang telah peneliti uraikan dalam penelitian ini, maka peneliti

menarik beberapa kesimpulan ialah sebagai berikut:

1. Secara general strategi komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam

Meningkatkan Jumlah Pengguna Jasa Program BPJS Ketengakerjaan

di Kota Banda Aceh dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: dengan sosialisasi (

door to door, Ambassador, menjalin komunikasi) dan menggunakan

media (cetak, elektronik, wabsite, dan billboard).

2. Secara konseptual menurut Liliweri esensi dari strategi komunikasi ini

golongkan menjadi tiga bagian yang dikaitkan dengan strategi

komunikasi BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda Aceh yaitu: Strategi

Implementasi, Strategi pendukung, dan Strategi integrasi,

3. Secara teoritis strategi komunikasi SBPJS Ketenagakerjaan dapat

dikaitkan dengan teori AIDDA dari Schramm yaitu: Attention

(perhatian), yaitu dengan cara adanya promosi atau pengenalan

melalui media cetak (teruma koran), media elektronik (radio) dan

baliho. Interest (ketertarikan), yaitu dengan menggunakan bahasa

(komunikasi) yang sederhana agar mudah dimengerti oleh calon

peserta. Desire (keinginan), yaitu dengan menjelaskan Rp 16.800,-

sudah mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan

Kematian (JK). Decision (keputusan), yaitu dengan semaksimal

mungkin memaparkan manfaat yang akan diterima jika bergabung di

BPJS Ketenagakerjaan. Action (tindakan), yaitu dengan cara

mempermudah peserta dalam pendaftaran dan pembayaran uang

iuran tiap bulannya.

Page 12: J r n a l I l m ia h M a FISIP Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

Jurn

alIlm

iah Mahasiswa

FISIP

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dalam Meningkatkan Jumlah

Pengguna Jasa Program BPJS Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh (Nof

Miranda Wahyudi, Dr. Mahyuzar, Drs,M.Si) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 3. №. 3. Agustus 2018

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah

Volume 3, Nomor 3, Agustus 2018

www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP

4. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika berada di lapangan.

Kendala ini berupa tingkat pendidikan yang masih rendah, dan

bahasa yang digunakan. Karena masyarakat Aceh masih ada yang

belum begitu paham dengan bahasa Indonesia.

5.1 Saran

Dari kesimpulan yang dijelaskan di atas, maka peneliti

mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Pihak BPJS Ketenagakerjaan cabang Banda Aceh harus meningkatkan

kuantitas sosialisasinya sehingga dapat lebih meningkatkan minat

masyarakat untuk menggunakan program jaminan sosial ini.

2. Petugas yang diberikan tugas untuk melakukan sosialisasi di

lapangan yang tidak bisa berbahasa aceh diberikan pelatihan supaya

ketika dilapangan dapat memudahkan petugas berkomunikasi

dengan baik dengan masyarakat yang kurang bisa berbahasa

Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. (1984). Strategi Komunikasi. Bandung: CV. Amrico

Effendy, Onong Uchjana. (1981). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung:

CV. Amrico.

. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi.

Bandung: Citra Aditya Bakti.

Kriyantono, Rachmat. (2004). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT.

Kencana Perdana.

. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT.

Kencana Perdana.

Miles, M.B & Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Libery.