Top Banner
Topik : Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida Trimester III sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang : Kecemasan merupakan hal yang sering terjadi pada ibu hamil. Taylor (1995) mengatakan bahwa kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Setiap kehamilan secermat apapun direncanakan tetap akan memberi kejutan baru bagi calon ibu. Apalagi bagi wanita yang baru mengalami kehamilan untuk pertama kali. Kecemasan sering menyertai proses kehamilan tersebut karena banyak perubahan yang akan dihadapi. Selain menghadapi perubahan baik fisiologis maupun psikologis, wanita yang baru mengalami kehamilan pertama juga harus menghadapi proses kelahiran dan perubahan pola hidup, sehingga dapat memicu terjadinya kecemasan. Bentuk dari kecemasan itu dapat berupa perasaan khawatir, was-was, gelisah, takut, dan cemas dalam menghadapi kehamilannya. Perasaan-perasaan yang muncul antara lain berkaitan dengan keadaan janin yang dikandungnya, ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi persalinan, serta perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi yang kadang menimbulkan ketidaknyamanan. Kecemasan umumnya ditandai dengan peningkatan kadar zat kimia otak yang berfungsi mengendalikan emosi (serotonin), ketegangan motorik dan hiperaktivitas saraf otonom. Keadaan ini menimbulkan sejumlah gejala, baik fisik maupun psikis. Kecemasan pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai gangguan diantaranya dapat berupa gangguan fisik seperti pusing, jantung berdebar dan tekanan darah meningkat, mulas, mual, dan diare, otot kaku, tegang, dan terasa nyeri, sering buang air kecil akibat terganggunya sistem saluran kemih, dan juga berupa gejala psikis seperti mudah marah, sensitive, sulit
40

Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Jun 25, 2015

Download

Documents

Izzatul Arifah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Topik :

Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida Trimester III sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang :

Kecemasan merupakan hal yang sering terjadi pada ibu hamil. Taylor (1995) mengatakan bahwa kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Setiap kehamilan secermat apapun direncanakan tetap akan memberi kejutan baru bagi calon ibu. Apalagi bagi wanita yang baru mengalami kehamilan untuk pertama kali. Kecemasan sering menyertai proses kehamilan tersebut karena banyak perubahan yang akan dihadapi. Selain menghadapi perubahan baik fisiologis maupun psikologis, wanita yang baru mengalami kehamilan pertama juga harus menghadapi proses kelahiran dan perubahan pola hidup, sehingga dapat memicu terjadinya kecemasan. Bentuk dari kecemasan itu dapat berupa perasaan khawatir, was-was, gelisah, takut, dan cemas dalam menghadapi kehamilannya. Perasaan-perasaan yang muncul antara lain berkaitan dengan keadaan janin yang dikandungnya, ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi persalinan, serta perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi yang kadang menimbulkan ketidaknyamanan.

Kecemasan umumnya ditandai dengan peningkatan kadar zat kimia otak yang berfungsi mengendalikan emosi (serotonin), ketegangan motorik dan hiperaktivitas saraf otonom. Keadaan ini menimbulkan sejumlah gejala, baik fisik maupun psikis. Kecemasan pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai gangguan diantaranya dapat berupa gangguan fisik seperti pusing, jantung berdebar dan tekanan darah meningkat, mulas, mual, dan diare, otot kaku, tegang, dan terasa nyeri, sering buang air kecil akibat terganggunya sistem saluran kemih, dan juga berupa gejala psikis seperti mudah marah, sensitive, sulit tidur. Hal ini akan lebih parah jika terjadi pad aibu hamil karena selain dapat mengganggu kesehatan ibu hamil, juga keadaan kesejahteraan janin yang dikandungnya. Hal itu dikarenakan hormone norepinefrin dan kortisol yang meninggi ketika ibu cemas dapat ditransfer pada bayi. Selain itu kondisi cemas pada ibu hamil menimbulkan konsentrasi hormon norepinefrin dan kortisol tinggi yang berhubungan dengan terjadinya kesulitan pada persalinan, seperti partus lama (Rinawati, 2008)

Besarnya masalah Menurut hasil penelitian Antoinette M. Lee dari Universitas Hong Kong, yang dipublikasikan di The Medical Journal Obstetrics and Gynecology akhir 2007 lalu, lebih dari separuh (57 persen) perempuan hamil terkena gangguan kecemasan. Di Indonesia, jumlah kasus kecemasan pada ibu hamil cenderung meningkat. Untuk pentingnya memperhatikan kondisi kesehatan mental ibu hamil-tidak hanya kesehatan fisiknya. Sayangnya, masalah kesehatan mental pada ibu hamil kurang diperhatikan, bahkan kerap diabaikan. Padahal, untuk melahirkan bayi sehat, kondisi ibu harus sehat, fisik maupun

Page 2: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

mental, sehingga belum ada data seberapa besar kecemasan atau masalah kejiwaan lain pada ibu hamil menyumbang pada angka kematian bayi. Namun, yang pasti, setiap bulan tak kurang dari 1.500 bayi meninggal di Indonesia( Rinawati,2008)

Untuk mengurangi resiko yang timbul akibat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil maka kecemasan pada ibu hamil itu sendiri harus dikurangi, untuk itu dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti mendengarkan musik, relaksasi, menghirup aroma terapi, dan salah satunya melakukan pijat pada badan. Pijat merupakan teknik pengobatan tradisonal dengan menggunakan teknik sentuhan dengan sedikit tekanan pada bagian tubuh. Pijat badan pada wanita hamil menggunakan teknik yang sama walaupun ada beberapa bagian tidak boleh dilakukan pijatan. Meskipun begitu pijat ibu hamil tetap dapat memberikan berbagai manfaat, diantaranya dapat mengurangi kegelisahan, mengurangi gejala-gejala depresi, membebaskan nyeri otot dan nyeri sendi, dan meningkatkan kesehatan bayi baru lahir.

Studi penelitian yang dilakukan 10 tahun yang lalu menunjukkan bahwa kadar hormon berhubungan dengan relaksasi dan stress, yang mendorong perbaikan kesehatan cardiovasculer, ketika massage therapy (pijat) diperkenalkan untuk perawatan prenatal. Hormon-hormon seperti norepinefrin dan kortisol (“hormon stress”) dikurangi dan level dopamine dan serotonin ditingkatkan pada wanita-wanita yang dilakukan pijatan setiap dua minggu selama hanya lima minggu.dengan menurunnya tingkat norepinefrin dan kortisol maka dapat mengurangi tingkat stress dan kecemasan pada ibu hamil TM III. Perubahan level hormon tersebut juga mengurangi kesulitan-kesulitan selama kelahiran dan memperkecil kesulitan-kesulitan bayi yang baru lahir, seperti berat badan kelahiran yang rendah ( hasyim, 2009)

Seperti yang sedang digalakkan saat ini yaitu promosi kesehatan, yang lebih menekankan pada aspek promotif dan preventif dari pada hanya sekedar kuratif, termasuk dalam menangani berbagai masalah di bidang kesehatan ibu dan anak. Kematian ibu masih merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia. Penurunan AKI sangat lambat, yaitu 450 per 100.000 pada tahun 1986, menjadi 425 per 100.000 pada tahun 1992. Perbedaan tiap Provinsi cukup besar, yaitu berkisar antara 130-750 per 100.000 kelahiran hidup. AKI tersebut 3-5 kali AKI Negara ASEAN lainnya, atau 50 kali AKI negara maju. Dan kini AKI di indonesia menurut SDKI tahun 2007, yaitu 228 per 100 ribu kelahiran hidup, dan masih tertinggi di wilayah Asia tenggara (Depkes RI,2009)

Berbagai penyulit dalam persalinan seperti kala 1 atau kala 2 lama merupakan salah satu penyumbang terjadinya kematian Ibu dan menimbulkan kesakitan pada ibu dan bayi. Dan untuk menangani masalah tersebut kebanyakan masih menggunakan aspek kuratif saja, tanpa mempertimbangkan aspek preventif sebagai solusi untuk mengurangi kejadian tersebut. Kesehatan dan kesejahteraan ibu akan lebih baik jika dapat mencegah terjadinya berbagai penyulit pada persalinan dan kehamilan, selama hal tersebut dapat dicegah. Dengan cara mengurangi faktor-faktor penyebab atau faktor resiko pada ibu hamil.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti mengajukan rumus masalah“Apakah ada perbedaan tingkat kecemasan pada primigravida Trimester III sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat?”.

Page 3: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : adakah Apakah ada perbedaan tingkat kecemasan pada primigravida Trimester III sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III

Sebelum dan Sesudah Pemberian terapi pijat di RS X Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan sebelum diberikan pemberian terapi

pijat pada ibu primigravida trimester III di RS X Tahun 2010

2. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan sesudah diberikan pemberian terapi

pijat pada ibu primigravida trimester III di RS X Tahun 2010.

3. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan pada pasien sebelum dan sesudah

dilakukan pemberian terapi pijat pada ibu primigravida trimester III di RS X

Tahun 2010.

Page 4: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN

1. Definisi

Menurut KBBI (2002), Kehamilan adalah keadaan mengandung janin dalam

rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa.

2. Klasifikasi Umur Kehamilan

Ditinjau dari tuanya, kehamilan dibagi menjadi: kehamilan triwulan pertama

(antara 0-12 minggu), triwulan kedua (12-28 minggu), triwulan ketiga (28-40

minggu). Kehamilan antara 36-42 minggu kehamilan matur, kehamilan lebih dari 42

minggu disebut postmatur, dan kehamilan antara 28-36 minggu disebut prematur

(Wiknjosastro, 2005).

3. Perubahan-Perubahan Maternal

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial di dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan

normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun

kadang – kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Saifuddin, 2006).

a. Perubahan fisik ibu hamil

Pada saat kehamilan terjadi perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya

pada alat genetelia eksterna dan interna dan pada payudara perubahan yang

terdapat pada wanita hamil ialah antara lain:

1) Genetalia eksterna dan interna

Page 5: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Uterus membesar pada bulan-bulan pertama. Berat uterus normal lebih

kurang 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000

gram

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon

estrogen. Konsistensi serviks menjadi lunak dengan adanya hipervaskularisasi

akibat meningkatnya hormon estrogen.

Vagina dan vulva juga menagalami perubahan, vagina dan vulva tampak

lebih merah kebiru-biruan (livide).

2) Mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,

estrogen dan progesteron.

3) Sirkulasi darah

Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25 %, diikuti oleh cardiac

output yang meningkat kira-kira menjadi 30 %.

4) Traktus digestivus

Pada bulan-bulan awal terjadi mual karena pengaruh hormon estrogen yang

meningkat. Tonus otot digestivus menurun, makanan lebih lama berada di

dalam usus. Salivasi berlebihan daripada biasanya.

5) Sistem respirasi

Biasanya ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas, disebabkan karena

diafragma tertekan oleh uterus yang membesar.

6) Traktus urinarius

Pada bulan-bulan awal kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus

yang membesar, sehingga timbul sering kencing. Pada akhir kehamilan, bila

Page 6: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

kepala janin sudah turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing

mulai muncul lagi karena uterus kembali tertekan.

7) Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.

8) Matabolisme dalam kehamilan

Wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meninggi, sistem endokrin juga

meninggi (Wiknjosastro, 2005).

b. Perubahan psikologis ibu hamil

Kehamilan dianggap sebagai waktu krisis yang diakhiri dengan kelahiran bayi.

Selama kehamilan kebanyakan ibu mengalami perubahan psikologis dan

emosional. Perubahan psikologis dan emosional ini tampaknya berhubungan

dengan perubahan biologis yang dialami ibu selama kehamilan. Emosi ibu hamil

cenderung labil. Reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan

dan mudah berubah-ubah.

Ibu hamil sangatlah sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang muncul akan

bahaya yang mungkin saja terjadi pada diri ibu maupun janinnya. Ketakutan yang

tidak mendasar ini mungkin disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada tubuhnya

tampaknya tidak bisa ia kendalikan dan proses hidupnya berubah dan tidak dapat

dikembalikan lagi. Inilah saat ibu hamil memerlukan saran, dorongan, pengarahan

dan bantuan dari orang-orang sekitarnya. Oleh karena perubahan psikologis secara

spesifik dapat diduga berdasarkan perubahan biologis selama kehamilan (Fitri,

2009).

Perubahan hormon serta fisik ternyata sangat berpengaruh terhadap

keseimbangan emosional ibu hamil. Rasa cemas, takut dan tidak nyaman yang

Page 7: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

kerap dirasakan secara berlebihan oleh calon ibu, ternyata juga dialami oleh janin

(conectique.com).

Kehamilan trimester III merupakan suatu trimester yang lebih berorientasi

pada realitas untuk orang tua yang menantikan kelahiran anaknya. Ikatan orangtua

dan janin berkembang pada Trimester III. Ibu kadang merasa takut akan berpisah

dengan bayinya jika lahir nanti, namun saat-saat untuk melahirkan sering dinanti

juga. Ibu sudah mulai membayangkan kondisi bayi yang akan dilahirkan nanti,

baik tentang fisiknya, jenis kelamin, maupun kemampuan mental dari bayi yang

akan dilahirkan. Nama bayi yang akan dilahirkan biasanya sudah direncanakan

pada trimester III ini (Bobak, 2004).

4. Ketidaknyamanan Kehamilan

Ibu hamil pada Trimester III sering mengalami ketidaknyamanan akibat

kehamilanya. Sistem pencernaan pada ibu hamil sering mengalami rasa tidak nyaman

sperti: konstipasi, yang bisa disebabkan karena peningkatan progesteron yang

menyebabkan peristaltik usus melambat, mortilitas otot-otot polos menurun,

penyerapan air dalam kolon meningkat, suplementasi zat besi, kurang latihan, diet

kurang (Pusdiknakes, 2003).

Perut kembung juga sering timbul karena beberapa penyebab yaitu motilitas

gastrointestinal yang menurun, tekanan uterus yang membesar, dapat juga karena

masuk angin. Walaupun jarang terjadi panas perut (heart burn) juga sering dialami

ibu hamil trimester III. Hal ini disebabkan antara lain karena aliran balik ke esophagus

yang mengandung asam gastrin, relasksasi spinkter esofagus bagian bawah,

kemampuan kerja gastro intestinal yang kurang dan pergeseran lambung naik ke

diafragma (Pusdiknakes, 2003).

Page 8: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Rasa tidak nyaman pada kulit juga sering dirasakan ibu hamil seperti gatal-gatal

yang kemungkinan disebabkan karena hipersensitif terhadap antigen plasenta.

Keringat yang bertambah juga sering mengakibatkan keluhan, karena aktifitas

kelenjar apokrin meningkat, aktifitas kelenjar ecerine meningkat sebagai akibat

metabolisme dan berat badan meningkat. Strie gravidarum walaupun tidak berbahaya

sering dikeluhkan ibu hamil karena pengaruh dari hormon yang meningkat

(Pusdiknakes, 2003).

Kram pada kaki juga sering terjadi pada ibu hamil trimester III, hal ini bisa terjadi

karena tekanan uterus yang meningkat pada syaraf, keletihan, aliran darah/sirkulasi

yang kurang ke tungkai bawah, ketidakseimbangan antara kalsium dan fosfor. Di

samping itu ada juga ibu hamil yang mengeluh mati rasa dan perih pada jari-jari

tangan dan kaki. Hal ini bisa disebabkan karena pada titik gaya berat akibat uterus

yang bertambah besar (Bobak, 2004).

Ketidaknyamanan kehamilan juga dirasakan pada daerah punggung atas dan

bawah dan daerah ligamentum retundum berupa rasa nyeri. Rasa nyeri daerah

punggung atas dan bawah biasanya disebabkan karena kurvatur dari vertebra

lumbosakral yang meningkat saat uterus membesar, spasme otot karena ada tekanan

pada syaraf, penambahan ukuran payudara, peningkatan hormon yang menyebabkan

jaringan kartilago menjadi lembek, keletihan, mekanisme tubuh yang kuarang baik

pada saat mengambil barang di lantai. Nyeri ligamentum pada ibu disebabkan karena

hipertropi dan peregangan ligamen selama hamil, tekanan dari uterus ke ligamentum

(Pusdiknakes, 2003).

Keluhan pada kepala bisa berupa pusing/sinkope. Hal ini bisa disebabkan karena

hipotensi postural yang berhubungan dengan perubahan-perubahan hemodinamik,

penggumpalan darah di pembuluh darah tungkai, bisa juga karena hipoglikemia.

Page 9: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Sedangkan sakit kepala bisa disebabkan karena kontraksi/ spasme otot, keletihan,

mata tegang, kongesti hidung, dinamika cairan syaraf yang berubah (Pusdiknakes,

2003).

Ibu hamil Trimester III juga sering mengalami edema, varises pada kaki dan

vulva. Hal ini bisa disebabkan karena kongesti pada ekstremitas bawah sehingga

permeabilitas meningkat, tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik,

kerapuhan jaringan elastis pembuluh darah (Pusdiknakes, 2003).

Keluhan sering kencing pada ibu hamil juga banyak terjadi pada usia kehamilan

trimester III. Hal ini disebabkan karena desakan uterus yang membesar terhadap

kandung kencing dan karena pengaruh hormon (Bobak, 2005; Pusdiknakes, 2003).

Keputihan juga sering diderita oleh ibu hamil karena mukusa vagina mengalami

hiperplasia, peningkatan lendir pada kelenjar endoservikal karena pengaruh

peningkatan estrogen (Pusdiknakes, 2003).

Sesak nafas juga sering dialami ibu hamil Trimester III. Hal ini disebabkan

karena ekspansi diafragma terbatas karena uterus yang membesar (Bobak, 2004).

5. Kecemasan dalam Kehamilan

a. Definisi kecemasan

Kecemasan dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan yang tidak jelas tentang

keprihatinan dan khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan

seseorang. Individu mungkin dapat mengidentifikasi situasi (mis. kehamilan),

tetapi pada kenyataanya ancaman terhadap diri berkaitan dengan khawatir dan

keprihatinan yang terlibat di dalam situasi. Situasi tersebut adalah sumber dari

ancaman itu sendiri (Carpenito, 2001).

Menurut Nettina (2001), ansietas adalah perasaan kekhawatiran subjektif dan

tegangan yang dimenifestasikan oleh tingkah laku psikofisiologis dan berbagai

Page 10: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

pola perilaku. Individu yang terkena mengalami tingkat ansietas yang

mempengaruhi fungsi kepribadian, okupasi, atau lingkungan sosial, serta

kesejahteraan psikofisiologis.

b. Sebab-sebab Kecemasan yang dialami Ibu Hamil :

1) Perubahan-perubahan fisik selama tiga trimester

Perubahan fisik tersebut dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan terhadap

perubahan fisik pada trimester 1 yaitu mual-mual, muntah-muntah, pusing, cepat

lelah dan capek. Sedangkan perubahan psikologisnya adalah wanita hamil mudah

marah, mudah tersinggung, dan sebagainya pada trimester 1 wanita hamil lebih

cemas dan takut akan keguguran. Hal ini dikarenakan pada fase ini perkembangan

bayi belum terlihat jelas dan lemah. Pada trimester ke-2 ibu hamil biasanya sudah

bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada trimester 1.

Ibu hamil pada trimester ke-2 mulai merasakan adanya gerakan janin di dalam

perutnya. Apabila wanita hamil tidak dapat merasakan gerakan-gerakan bayi dalam

kandungannya maka akan muncul kecemasan. Kecemasan ini berasal dari

ketakutan ibu hamil akan berkembangnya janin yang ada di dalam perutnya.

Apakah bayi yang ada di dalam kandungannya masih hidup atau mengalami suatu

gangguan. Pada wajah ibu hamil juga akan muncul bercak kecoklatan pada kulit

hidung dan pipi. Wanita hamil yang selalu memperhatikan kecantikan wajahnya

akan merasa cemas dengan kecantikannya. Pada trimester ke-3 kecemasan akan

kembali muncul ketika akan mendekati proses persalinan. Ibu hamil akan ditakuti

oleh kesakitan yang luar biasa ketika akan melahirkan bahkan resiko kematian. Hal

ini disebabkan wanita hamil sering mendengarkan cerita-cerita, baik dari tetangga

maupun ibu-ibu yang pernah melahirkan. Apakah ia bisa melakukan proses

Page 11: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

mengejan dengan baik agar proses persalinan berlangsung dengan lancar. Jika

wanita hamil lemah, maka akan mempersulit proses melahirkan nanti.

Perubahan tubuh ibu hamil berlangsung cepat, akan menimbulkan perubahan

citra tubuh. Tingkat perubahan berhubungan dengan fakto-faktor kepribadian,

respons sosial dan sikap menghadapi kehamilan. Perubahan citra tubuh adalah

normal namun dapat menimbulkan stres. (Salmah, 2006).

Pada trimester ketiga terdapat kombinasi antara perasaan bangga dan cemas

tentang apa yang akan terjadi pada saat melahirkan. Pada saat ini ibu akan

mengalami:

a) Merasa diri diistimewakan di lingkungan umum (ia bisa senang atau

menolak)

b) Proses kedekatan dengan fetusnya berlanjut

c) Persiapan menjadi orang tua/ ibu

d) Spekulasi mengenai jenis kelamin anak dan nama anak

e) Keluarga berinteraksi dengan menempelkan telinga ke perut ibu dan

berbicara dengan fetusnya.

2) Pengalaman emosional ibu hamil

Kecemasan dapat timbul ketika individu menghadapi pengalaman-

pengalaman baru. Wanita hamil yang pertama kali hamil akan lebih merasa

cemas dibandingkan dengan wanita hamil yang sudah pernah melahirkan. Hal

ini didasarkan bahwa “Cemas dapat timbul ketika individu menghadapi

pengalaman-pengalaman baru seperti masuk sekolah, memulai pekerjaan baru,

atau melahirkan bayi” (Stuart & Sundeen, 1998). Wanita hamil akan belajar dari

pengalaman-pengalaman emosionalnya selama menjalani kehamilan. Apabila

wanita hamil merasa terancam maka akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan

Page 12: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

sebagai suatu emosi yang muncul dari pengalaman subyektif individu. Individu

yang mengetahui penyebab sumber kecemasannya akan lebih mudah untuk

menghadapi kecemasan terutama pada ibu hamil.

3) Situasi-situasi yang mengancam ibu hamil

Situasi yang mengancam ibu hamil meliputi ancaman fisik, ancaman

terhadap harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan.

Individu yang merasa pada suatu kondisi yang tidak jelas akan menimbulkan

cemas. Contohnya; khawatir akan kehilangan orang yang kita cintai, perasaan-

perasaan bersalah dan berdosa yang bertentangan dengan hati nurani, dan

sebagainya. Situasi kecemasan tersebut biasanya dialami oleh wanita yang

menjalani kehamilan dan persalinan. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan

akan rasa aman sangat diperlukan ketika rasa gelisah dan rasa takut muncul

pada ibu hamil. Ibu hamil akan sangat cepat mengenali diri dan bayinya jika ia

berada dalam situasi-situasi seperti keguguran atau cemas terhadap dirinya yang

mengidap penyakit berbahaya bagi calon bayi (Aisyah, 2009).

c. Sumber-Sumber Kecemasan pada Ibu Hamil

Sumber-sumber kecemasan pada ibu hamil meliputi kecemasan realitas,

kecemasan neurotik, dan kecemasan moral. Kecemasan realitas merupakan

kecemasan atau takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar seperti takut mati,

trauma kelahiran, perasaan berdosa dan sebagainya. Kecemasan realitas yang dialami

oleh ibu hamil adalah ketakutan akan kesehatan bayi yang dikandungnya, takut bayi

yang dilahirkannya bernasib jelek/ buruk, takut tidak diterimanya bayi oleh suami dan

keluarga, takut akan ditinggalkan suami sesudah ia menjalani prose persalinan karena

karena bentuk tubuh yang telah berubah. Hal ini dapat menyebabkan ibu hamil

merasa tidak percaya diri dalam melewati masa kehamilan dan kelahiran. Kecemasan

Page 13: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

neurotik adalah kecemasan terhadap tidak terkendalinya naluri yang menyebabkan

sesorang melakukan tindakan yang bisa mendatangkan hukuman. Kecemasan jenis ini

merupakan rasa cemas terhadap penyakit yang dialami dan dirasakan ketika hamil.

Kecemasan neurotik ini biasanya takut melihat darah, serangga, binatang-binatang

kecil atau tempat yang tinggi dan orang banyak. Penyakit ini sejenis dengan

penyakit fobia. Kecemasan moral adalah ketakutan terhadap hati nurani, rasa berdosa

apabila individu melakukan atau berfikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan

dengan norma-norma. Perasaan bersalah dan berdosa yang dialami oleh ibu hamil

adalah hamil di luar nikah, pernikahan yang tidak direstui oleh keluarga dan ketiadaan

suami/keluarga pada saat hamil dan melahirkan. Hal ini muncul karena individu

tersebut melakukan hubungan yang dianggap bertentangan dengan norma-norma yang

ada di dalam masyarakat (Aisyah, 2009).

Menurut Salmah (2006) stress ibu hamil dipengaruhi oleh emosi, lingkungan sosial,

latar belakang budaya, penerimaan atau penolakan terhadap kehamilanya.

d. Tingkat Kecemasan

Tingkat Kecemasan Stuart & Sunden (1998) mengidentifikasikan tingkat

kecemasan dapat dibagi menjadi :

a. Kecemasan ringan

Pada tingkat kecemasan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi

membantu individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai

kemungkinan.

b. Kecemasan sedang

Pada ringkat ini individu lebih menfokuskan hal penting saat ini dan

mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya.

Page 14: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

c. Kecemasan berat

Pada tingkat ini lahan individu sangat menurun dan cenderung memusatkan

perhatian pada hal-hal lain, semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

kecemasan, individu tersebut mencoba memusatkan perhatian pada lahan lain dan

memerlukan banyak pengarahan.

d. Panik

Keadaan ini mengancam pengendalian diri, individu tidak mampu untuk

melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi

keperibadian yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan motorik, menurunnya

respon untuk berhubungan dengan orang lain dan kehilangan pikiran yang rasional.

Tingkah laku panik ini tidak mendukung kehidupan individu tersebut.

1. Respon Kecemasan

Stuart & Sunden (1998) memberikan suatu penilaian respon fisiologis     dan

respons perilaku, koognitif dan afektif terhadap kecemasan meliputi:

1) Kardiovaskuler

Palpitasi

Jantung berdebar

Tekanan darah meninggi*

Rasa mau pingsan *

Pingsan *

Tekanan darah menurun*

Denyut nadi menurun

2) Pernafasan

Nafas pendek

Nafas cepat

Page 15: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Tekanan pada dada

Nafas dangkal

Pembengkakan pada tenggorokan

Sensasi tercekik

Terengah-engah

3) Neuromuskuler

Refleksi meingkat

Reaksi kejutan

Mata berkedip-kedip

Insomnia

Tremor

Rigiditas

Gelisah

Wajah tegang

Kelemahan umum

Kaki goyahGerakan yang janggal

4) Gastrointestinal

Kehilangan nafsu makan

Menolak makan

Rasa tidak nyamanpada abdomen*

Mual*

Rasa terbakar pada jantung*

Diare*

5) Traktus Urinarius

Tidak dapat menahan kencing*

Page 16: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Sering berkemih

6) Kulit

Wajah kemerahan

Berkeringat setempat(telapak tangan)

Gatal

Rasa panas dan dingin pada kulit

Wajah pucatBerkeringat sekuruh tubuh

*Respon parasimpatis

Respon perilaku, kognitif dan afektif terhadap ansietas sbb:

1) Perilaku

Afektif

Gelisah

Ketegangan fisik

Tremor

Gugup

Bicara cepat

Kurang koordinasi

Cendrung mendapat cedera

Menarik diri dari hubungan intrpersonal

Menghalangi

Melarikan diri dari masalah

Menghindar

2) Kognitif

Perhatian terganggu

Konsentrasi terganggu dan pelupa

Page 17: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Salah dalam memberikan penilaian

Preokupasi dan hambatan berfikir

Kreatifitas dan prodoktifitas menurun

Bingung

Sangat Waspada

Kesadaran diri meningkat

Kehilangan objektifitas

Takut kehilangan control

Takut pada gambran visual

Takut cedera atau kematian

3) Afektif

Mudah terganggu

Tidak sabar

Gelisah dan tegang

Nervus dan ketakutan

Alarm

Teror

Gugup

Gelisah

Menurut Froggatt (2003) gejala kecemasan yang muncul berupa perasaan tidak

nyaman dan ketakutan, ditambah dengan beberapa gejala fisik yang tiadak

menyenangkan, termasuk ketegangan otot (otot yang menegang), denyut jantung

yang bertambah cepat, napas memburu, mulut kering, perut begah, berkeringat dan

gemetar. Apabila rasa cemas semakin parah, berbagai ekses yang lebih buruk bisa

muncul. Misalnya, munculnya rasa pusing, pingsan, dada sakit, pandangan buram,

Page 18: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

perasaan tercekik, badan terasa panas, dingin, mual dan sering buang air kecil atau

diare.

6. Pengaruh kecemasan terhadap kehamilan

Menurut Tiffanny Field, peneliti dari University of Miami School of Medicine,

Amerika Serikat, 10% dari wanita yang terkena depresi saat hamil dapat menularkan

kesedihannya pada janin didalam kandungannya. Keaadaan stress akan menyebabkan

pembuluh darah di rahim mengerut, sehingga aliran darah ke rahim akan berkurang.

Ini menyebabkan aliran darah ibu ke rahim dari ibu ke janin akan berkurang, sehingga

bayi akan menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi (Wardiman, 2004).

Kehamilan yang diinginkan dan diharapkan merupakan kebahagiaan tersendiri

bagi pasangan suami dan isteri dan juga keluarga dan lingkungannya. Namun tidak

jarang kehamilan membawa 'stres' , atau rasa khawatir, atau cemas, yang dirasakan

baik oleh ibu hamil. Ataupun oleh suaminya, ataupun oleh keluarga dan

lingkungannya. Kekhawatiran atau kecemasan dapat dimulai sejak kehamilan awal,

dan dapat dimulai dari derajat yang ringan sampai dengan derajat yang sangat berat.

Yang kadang kala dapat membahayakan jiwa si ibu yang hamil tersebut.

Kekhawatiran, atau kecemasan pada ibu hamil membawa dampak dan pengaruh

terhadap fisik dan psikik baik pada ibunya maupun pada janin yang dikandungnya;

dengan ditandai adanya peningkatan beberapa hormon 'stres' seperti yang telah

disebutkan sebelumnya : kortikosteroid, vasopresin, dan adrenalin. Yang kesemuanya

dapat mengakibatkan suatu kejadian yang disebut : vasokonstriksi, atau spasme

(menciutnya) pembuluh-pembuluh darah ibu, dengan ditandai turunnya aliran darah

dari rahim (uterus) ke plasenta (ari) (disebut sebagai sirkulasi utero-plasenter), dengan

akibat turunnya aliran zat asam, atau oksigen (proses oksigenisasi) dan aliran nutrisi,

atau gizi dari aliran darah ibu ke aliran darah janin di plasenta. Apabila kejadian ini

Page 19: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

berat, dan menetap, tidak jarang mengakibatkan keguguran; atau apabila kehamilan

lanjut dapat mengakibatkan bayi lahir tidak cukup bulan, atau bayi lahir dengan berat

badan yang rendah (meskipun kehamilannya cukup bulan). Tidak jarang pula

mengakibatkan kecacatan jasmani dan kemunduran 'kepandaian' (IQ) serta mental-

emosionalnya. Dengan kata lain, kehamilan dan proses persalinan memerlukan

ketenangan, 'ketenangan jiwa', lahir dan bathin (Anonim, 2010).

7. Mengatasi kecemasan

Selain itu Froggat (2003) dalam bukunya Free from Stress mengungkapkan 12

strategi mengatasi kecemasan:

1) Mampu merilekskan tubuh dan pikiran

2) Mengetahui cara memecahkan berbagai masalah

3) Tidur nyenyak

4) Mempunyai tujuan yang jelas dan masuk akal. Mengetahui segala hal

yang diinginkan sehingga mampu membuat keputusan yang bijak

5) Merawat tubuh(spa,pijat) Menkonsumsi makanan yang seimbang,

menghindari alkohol, kafein, dan obat-obatan berbahaya serta berolahraga

secara teratur

6) Menjaga sistem pendukung yakni keluarga dan teman

7) Mampu bertindak secara asertifdalam mengahdapi orang lain

8) Tetap menjaga stimulasi dan variasi di dalam kehidupan

9) Mengelola waktu secara efektif

10) Mengelola keuangan dengan cara yang meminimalkan stres

11) Mengelola perubahan di dalam kehidupan, dan mampu meminta

bantuan bila membutuhkan

Page 20: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

B. Massage/ Terapi pijat

1. Definisi Massage/ Terapi pijat

Massage atau therapy pijat yaitu terapi menggunakan sentuhan pada kulit/

permukaan tubuh. Bisa di katakan sebagai salah satu tradisi penyembuhan yg tertua.

Pada banyak kebudayaan diantaranya Yunani Kuno, Mesir, China dan India,

meyakini bahwa therapy massage selalu digunakannya untuk menyembuhkan

berbagai macam penyakit.

2. Jenis terapi pijat

Menurut American Massage Therapy Association (AMTA), jenis pemijatan yang

paling umum adalah:

a. Terapi Swedia

Dianggap sebagai tipe yang paling lazim. Pemijatan dilakukan dengan gerakan-

gerakan panjang, peremasan dan teknik lainnya pada lapisan otot yang terdapat

lebih dekat dengan permukaan, bersama-sama dengan gerakan gabungan yang

aktif dan pasif. Tujuannya adalah untuk memperlancar peredaran darah dan untuk

meningkatkan keluwesan pergerakan tubuh dan untuk melepaskan ketegangan

otot.

b. Terapi Jaringan Dalam

Dirancang untuk melepaskan ketegangan dengan cara menerapkan gerakan-

gerakan yang lambat dan penekanan jari secara dalam. Sistem ini disebut dengan

jaringan dalam karena menekankan pemijatan lapisan jaringan otot yang lebih

dalam. Gerakan dan tekanan mengikuti atau melintangi urat otot dan urat daging.

c. Shiatsu dan Akupresur

Keduanya adalah sistem pemijatan tekanan jari berdasarkan konsep penyembuhan

Oriental. Tujuannya adalah untuk merawat titik-titik khusus yang terletak

Page 21: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

sepanjang garis bujur, yaitu saluran energi yang tidak terlihat dan mengalir dalam

tubuh. Tekanan yang diberikan membebaskan aliran energi dan mengembalikan

kenyamanan tubuh.

d. Terapi Olah - raga

Pemijatan olah-raga berfokus pada pemanasan atlit agar dia bisa mencapai

kinerja yang optimal, mengurangi rasa pegal setelah olah-raga atau membantu

dalam menyembuhkan otot yang keseleo.

3. Manfaat terapi pijat

Manfaat terapi pijat secara langsung yaitu relaksasi menyeluruh dan ketenangan. Hal

ini terjadi karena massage adalah sebagai pemicu terlepasnya Endorfin, Zat Kimia

Otak ( Neuro Transmitter ) yang menghasilkan perasaan nyaman. Tingkat Hormon

Stress, seperti : Adrenalin, Kortisol, Norephinefrine tentunya juga akan berkurang.

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon stress yang tinggi dapat menurunkan

system immun pada tubuh.

Beberapa Keuntungan fisik dari terapi pijat diantaranya :

· Mengurangi Tekanan pada Otot

· Memperbaiki Sirkulasi Darah

· Merangsang System Lymfatik

· Mengurangi Hormon Stress

· Meningkatkan Mobilitas Persendian & Kelenturan

· Menyegarkan permukaan kulit agar terlihat cerah.

· Mempercepat penyembuhan cederanya pada jaringan lunak.

· Menambah kewaspadaan mental

· Mengurangi kegelisahaan dan depresi.

4. Pijat pada ibu hamil

Page 22: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Menurut dr.Tiffany Field dari universitas Miami, Amerika serikat, mereferensikan

spa/pijat untuk mengurangi stress dan kecemasan pada ibu hamil. Dengan menjalani

spa/pijat tersebut dapat mengurangi rasa sakit, pegal dan berbagai ketidaknyamanan

lain yang sering dikeluhkan. Beberapa ahli lain mengatakan bahwa spa/pijat pada

ibu hamil efektif mengurangi sakit punggung, melancarkan peredaran darah,

membetulkan posisi tubuh ibu hamil, mengurangi bengkak dan kram pada kaki, serta

mengurangi stress.

Pijat ibu hamil aman dilakukan asal dilakukan dengan posisi ibu hamil miring atau

terlentang, tidak boleh telungkup. Tekanan pijat pada badan harus terukur, tidak

boleh terlalu kencang. Perut ibu hamil dilarang dipijat. Selain itu, untuk pijat di

bawah kaki diarahkan ke daerah tengah telapak kaki sampai ke depan, tidak kearah

belakang. Karena titik refleksi ke bagian perut ada pada daerah telapak kaki dari

tengah ke tumit (Kompas,2010)

C. Pengukuran tingkat Kecemasan

Instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan adalah Hamilton

Anxiety Rating Scale (HARS). Yaitu mengukur aspek kognitif dan efektif yang meliputi

(Hawari, 2001):

1) Perasaan cemas, ditandai dengan : cemasan, firasat buruk, takut akan pikiran

sendiri,   dan mudah tersinggung.

2) Ketegangan yang di tandai oleh : merasa tegang, lesu, tidak dapat istirahat tenang,

gemetar.

3) Ketakutan ditandai oleh : ketakutan pada keramaian, binatang, tempat umum,

sendirian, gelap, pada orang asing.

4) Gangguan tidur ditandai oleh : sukar untuk tidur, terbangun malam hari, tidur

tidak nyenyak.

Page 23: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

5) Gangguan konsentrasi ditandai oleh: sukar konsentrasi, daya ingat buruk, daya

ingat menurun.

6) Perasaan depresi di tandai oleh : sedih, helplessness, hopelessness, despondency,

depresi.

7) Gejala somatik ditandai oleh :  nyeri pada otot, kaku, kedutan otot, gigi

gemeretak, suara tidak stabil.

8) Gejala sensorik ditandai oleh : tinnitus, penglihatan kabur, muka merah dan

pucat, merasa lemah, perasaan di tusuk-tusuk.

9) Gejala kardiovaskuler ditandai oleh : takikardia, berdebar-debar, nyeri dada,

denyut nadi mengeras, rasa lemah seperti mau pingsan, detak jantung hilang

sekejap.

10) Gejala pernafasan di tandai oleh : Rasa tertekan atau sempit didada, perasaan

tercekik, merasa nafas pendek/ sesak, sering menarik nafas panjang.

11) Gejala Gastrointestinal ditandai oleh : sulit menelan, mual, perut melilit,

gangguan pencernaan, nyeri lambung sebelum atau sesudah makan, rasa panas di

perut, perut terasa kembung atau penuh, muntah, defekasi lembek, berat badan

menurun, dan kontipasi (sukar buang air besar).

12) Gejala Urogenital ditandai oleh : sering kencing, tidak dapat menahan kencing,

amenorhea, menorhagia, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek,

haid beberapa kali dalam sebulan, frigiditas, ejakuasi dini, ereksi melemah, ereksi

hilang dan impoten.

13) Gejala Otonom ditandai oleh : mulut kering, muka merah kering, mudah

berkeringat, pusing, sakit kepala, kepala terasa berat, bulu-bulu berdiri.

Page 24: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

14) Perilaku sewaktu wawancara, ditandai oleh : gelisah, tidak tenang, jari gemetar,

mengerutkan dahi atau kening, muka tegang tonus otot meningkat, nafas pendek

dan cepat dan muka memerah.

Cara penilaian :

Skor 0    : tidak ada gejala sama sekali

Skor 1    : 1 dari gejala yang ada

Skor 2    : separuh dari gejala yang ada

Skor 3    : lebih dari separuh gejala yang ada

Skor 4    : semua gejala ada

Penilaian hasil yaitu dengan menjumlahkan nilai skor item 1 sampai dengan 14

dengan ketentuan sebagai berikut:

Skor kurang dari 6        = tidak ada kecemasan

Skor 6 sampai dengan 14    = kecemasan ringan

Skor 15 sampai dengan 27    = kecemasan sedang

Skor lebih dari 27        = kecemasan berat

Page 25: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

D. Kerangka teori

E. Kerangka konsep

Primigravida TM III

Perubahan Fisik

Perubahan Psikologis

Terapi pijat

Pengurangan Tingkat

kecemasan

CemasKetidaknyamanan

Page 26: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL DEPENDEN : tingkat kecemasan primigravida trimester III

VARIABEL INDEPENDEN : terapi pijat

B. HIPOTESIS PENELITIAN

Ada perbedaan tingkat kecemasan primigravida Trimester III sebelum dan setelah

pemberian terapi pijat.

C. RANCANGAN PENELITIAN

1. Jenis dan desain penelitian

2. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pre

eksperimen. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain

pre test and post-test group. Di dalam desain ini, observasi dilakukan sebanyak 2 kali

yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum

eksperimen (01) disebut pre test dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-

test. Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 01-02 diasumsikan merupakan efek dari

treatment atau eksperimen.

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 27: Izzatul Arifah 25010110151003 Lj Tugas Ke 3

Gambar 3.2 : Bagan Rancangan Penelitian Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III Sebelum dan Sesudah Pemberian Musik Klasik

Pemberian terapi pijat

Post testPre test