Top Banner

of 27

ITS Undergraduate 12561 Paper

Jul 08, 2015

Download

Documents

h3rureggae
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MODIFIKASI PERENCANAAN STADION INDOOR SURABAYA SPORT CENTER (SSC) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA RUANG (SPACE TRUSS)Nama mahasiswa NRP Jurusan Dosen pembimbing : Annisa Ariyanti Purbosari : 3106 100 060 : Teknik Sipil FTSP-ITS : Budi Suswanto, ST., MT., PhD. Ir. Djoko Irawan, MS. ABSTRAK Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang teknik sipil sudah semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang pesat adalah sistem struktur rangka ruang (space truss). Salah satu keunggulan space truss antara lain lebih ekonomis dan mudah pelaksanaannya. Stadion indoor Surabaya Sport Center pada mulanya didesain dengan space truss sebagai rangka atap, beton bertulang sebagai konstruksi utamanya dan beton pracetak sebagai tempat duduk tribunnya. Kemudian pada penyusunan proposal tugas akhir ini, gedung tersebut dimodifikasi sehingga seluruh struktur atas (upper structure), baik itu rangka atap maupun kolom, didesain menggunakan rangka ruang (space truss) dengan sambungan las sebagai alat sambungnya. Sedangkan untuk tribunnya, direncanakan tetap dengan menggunakan beton pracetak, akan tetapi struktur utama tribunnya terbuat dari beton bertulang yang dicor ditempat dan terpisah dari struktur space truss. Perhitungan pembebanan dari beban gravitasi menggunakan PPIUG 1983. Sedangkan untuk beban lateral seperti beban gempa dan beban angin menggunakan SNI 03-1726-2002. Untuk perhitungan penulangan baik itu penulangan lentur maupun geser dan torsi elemen pracetak menggunakan ketentuan dari SNI 032847-2002. Sedangkan perhitungan baja mengunakan ketentuan dari SNI 03-1729-2002 dan LFRD. Gaya-gaya dalam yang terjadi akibat proses pengangkatan elemen pracetak dihitung dengan ketentuan dari PCI Design HandBook Fourth Edition. Tujuan akhir dalam perencanaan modifikasi ini adalah tersedianya perancangan untuk modifikasi yang memenuhi segala persyaratan keamanan konstruksi. Kata Kunci : Space truss, Stadion indoor Surabaya Sport Center.

rangka ruang (space truss) sebagai struktur atas (upper structure). Struktur atas (upper structure) yang digunakan seluruhnya, baik atap maupun kolom, merupakan rangka ruang atau dalam konstruksi juga dikenal dengan istilah space truss. Sedangkan untuk perencanaan atap didesain sebagai atap lengkung dengan konstruksi berupa sistem rangka ruang atau space truss. Dari segi estetika atau keindahan, desain atap lengkung memiliki nilai keunikan dan artistic yang tinggi. Selain melihat dari segi estetikanya, pemilihan desain atap lengkung ini juga memperhatikan beban angin yang diterima atap. Dengan menggunakan sistem atap lengkung, beban angin yang diterima atap lebih kecil dibanding dengan beban angin yang diterima oleh atap dengan desain konvensional, seperti segitiga. Untuk desain sambungan pada perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan sistem struktur rangka ruang dan atap berbentuk lengkung ini digunakan sambungan las. Struktur tribun stadion indoor Surabaya Sport Center ini, didesain dengan menggunakan struktur beton bertulang di cor di tempat. Sedangkan untuk dudukan penontonnya (balok L) menggunakan beton pracetak. Struktur tribunnya didesain berdiri sendiri secara terpisah dari struktur space truss.

1.2 TujuanPermasalahan umum adalah bagaimana merencanakan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (space truss)? Adapun rincian permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini, antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana preliminary desain dari perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (space truss)? 2. Beban-beban apa sajakah yang bekerja pada bangunan atas dan pondasinya? 3. Bagaimana pemodelan struktur rangka ruang yang digunakan? 4. Profil apa yang digunakan dalam pemodelan struktur tersebut? 5. Bagaimana perencanaan sambungan yang digunakan pada setiap pemodelan struktur?

1.3 Batasan MasalahTujuan umum adalah dapat merencanakan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (space truss) sesuai dengan syarat struktural suatu bangunan, mudah dan cepat cara pelaksanaannya serta ekonomis. Adapun tujuan-tujuan khusus antara lain sebagai berikut: 1. Dapat menentukan preliminary desain dari perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (space truss). 2. Dapat mengetahui beban-beban yang bekerja baik pada struktur bangunan atas maupun pondasinya. 3. Dapat menentukan pemodelan struktur rangka ruang yang digunakan.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangPada saat ini ketertarikan masyarakat terhadap olahraga mulai kembali marak. Hal ini menyebabkan kebutuhan masyarakat akan fasilitas olahraga yang memadai. Surabaya Sport Center (SSC) merupakan kompleks olahraga yang dirancang supermegah dan superlengkap sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat Surabaya akan fasilitas olahraga. SSC berada di kawasan Benowo, Surabaya Barat. Dalam tugas akhir ini dibahas tentang perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center (SSC) dengan menggunakan sistem

4.

5.

Dapat menentukan profil yang paling sesuai untuk digunakan dalam pemodelan struktur tersebut. Dapat mendesain perencanaan sambungan pada setiap pemodelan struktur.

(dapat lokasi proyek ataupun diluar lokasi proyek yang memang pada umumnya memproduksi elemen-elemen beton precetak). Selanjutnya komponen-komponen tersebut dipasang sesuai keberadaannya sebagai komponen struktur, sebagian bagian dari sistem struktur beton (Erfianto,1999 ).

1.4 Lingkup Pekerjaan1. 2. Merencanakan struktur atap dan kolom dengan menggunakan space truss struktur baja. Merencanakan struktur utama dan sekunder tribun dengan beton bertulang dengan tempat dudukan tribun menggunakan beton pracetak. Tidak melakukan analisa perhitungan biaya konstruksi. Tidak meninjau kecepatan konstruksi. Profil yang digunakan merupakan profil yang tersedia di pasaran. Tidak memperhitungkan perkerasan dan material lapangan. Tidak memperhitungkan pondasi.

2.3 Sambungan LasSambungan las dalam tugas akhir ini yang dipakai adalah sambungan las sudut.

3. 4. 5. 6. 7.

3. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

1.5 Manfaat1. 2. 3. Sebagai pemenuhan akan kebutuhan sarana olahraga umum bagi masyarakat Surabaya. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam bidang tenik sipil. Sebagai referensi baru dalam perencanaan gedung dengan sistem rangka ruang yang memiliki kecenderungan lebih ekonomis dan indah dari pada perencanaan dengan baja konvensional.

2. TINJAUAN PUSTAKA Berisi teori teori dan perumusan yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, antara lain: 2.1 Space TrussProf. S. R. Satish Kumar dan Prof. A. R. Santha Kumar menjelaskan pula pengertian tentang space truss dalam jurnalnya tentang Design of Steel Structures , yaitu rangka tiga dimensi yang terdiri dari batang-batang yang saling menyambung. Space truss memiliki sifat khas yaitu tidak menerima gaya momen atau torsi. Semua member hanya dapat memikul gaya aksial tekan dan tarik. Dalam jurnal tersebut, juga dijelaskan tentang kelebihan-kelebihan dari space truss, antara lain sebagai berikut: 1. Ringan, efisien secara stuktural dan penggunaan material optimal. 2. Mudah dibentuk. Dibuat dipabrik dengan jumlah banyak, sehingga lebih murah, bentuk dan ukuran sesuai standard an dapat dengan mudah dirakit di tempat oleh pekerja semi-skilled. 3. Komponennya kecil-kecil sehingga mudah dibawa dan ditransportasikan. 4. Bentuknya elegan dan ekonomis untuk struktur terbuka yang bebas kolom.

Gambar 3.1 Bagan Alir

2.2 Beton PracetakPada dasarnya beton pracetak tidaklah berbeda dengan beton bertulang lainnya. Yang membedakan hanyalah pada metode pabrikasinya. Sebagian besar dari elemen struktur pracetak ditempatkan tertentu

-2-

4. PERENCANAAN STURKTUR SPACE TRUSS4.1 Perhitungan Gording dan Penutup Atap

4.2 Perencanaan Space Truss. Pembebanan Kuda-kudaP1 G1 G2 P2 G3

G4 P3

G5

1.

Gambar 4.2 pembebanan pada kuda-kuda rangka space frame akibat gording. Beban Mati Bagian tepi Berat gording G1 = 4.52 x 2.8 = 7.112 kg Penutup atap = 4.66 x 1.24 x 6 = 18.6 kg Berat gording G2 = 0.5 x 7.112 = 3.556 kg + Total = 29.27 kg Lain-lain = 10% x total = 2.93 kg+ PD1 = 31/19 kg

Gambar 4.1 Rencana Atap Penutup atap direncanakan dari ZINCALUME LYSAGHT KLIP-LOK 700 HI-STRENGTH dengan spesifikasi sebagai berikut: Tebal = 0.42 mm Single span = 1650 mm Internal span = 1750 mm Overhang = 150 mm Berat = 4,66 kg/m2 5 kg/m2 Jarak antar gording = 1600 mm Jarak kuda-kuda = 7400 mm Jarak miring gording=1600 cos 0 1600 mm 1.6m

Kemiringan = 0 Gording direncanakan dengan menggunakan profil circular hollow sections (CHS) dengan spesifikasi sebagai berikut : Mutu Baja : BJ 41 Fu = 410 MPa = 4100 kg/cm2 Fy = 250 MPa = 2500 kg/cm2 E = 2.1 x 106 kg/cm3 Dimensi profil: q = 4,52 kg/m D = 60,5 mm A = 5,76 cm2 t = 3,2 mm I = 23,7 cm4 r = 2,03 cm Z = 7,84 cm3

Bagian tengah Berat gording G3 = 4.52 x 2.8 Berat gording G2 & G4 = 2 x 3.556 Penutup atap = 4.66 x 2.84 x 6 Total Lain-lain = 10% x total PD2 Berat gording G5 = 4.52 x 2.8 Berat gording G4 & G6 = 2 x 3.556 Penutup atap = 4.66 x 3.2 x 6 Total Lain-lain = 10% x total PD3 2.

= 7.112 kg = 7.112 kg = 85.2 kg + = 99.42 kg = 9.942 kg + = 109.4 kg = 7.112 kg = 7.112 kg = 96 kg + = 110.0 kg = 1.102 kg + = 121.2 kg

Beban Hidup Bagian tepi Akibat beban air hujan a. Beban hidup terbagi rata dari beban air hujan (PPIUG 1983 Pasa 3.2.2) q = (40 0,8 )kg/m2 20 kg/m2 = (40 0,8 24o) kg/m2 = 20.8 kg/m2 dipakai q = 20 kg/m2 Q = q a = 20 1.6 = 32 kg/m P = 20 1/2 panjang gording = 32 0.5 2.8 = 44.8 kg b. Beban terpusat berasal dari pekerja P = 100 kg Bagian tengah Akibat beban air hujan a. Beban hidup terbagi rata dari beban air hujan (PPIUG 1983 Pasa 3.2.2) q = (40 0,8 )kg/m2 20 kg/m2 = (40 0,8 24o) kg/m2 = 20.8 kg/m2 dipakai q = 20 kg/m2

-3-

Q = q a = 20 3.2 = 64 kg/m P = 20 1/2 panjang gording = 64 0.5 2.8 = 89.6 kg b. Beban terpusat berasal dari pekerja P = 100 kg 3. Beban Angin W = 40 kg/m2 Pada Kolom = 0.9 x 40 Angin Hisap = -0.4 x 40 Pada atap Angin Hisap = -0.5 x 40 = -0.4 x 40 = -0.4 x 40 = -0.2 x 40

V

C I Wtotal R 0.52 1 81092.9 14744.2kg 5.5

= 36 kg/m2 = -16 kg/m2 = -20 kg/m2 = -16 kg/m2 = -16 kg/m2 = -5 kg/m2

V100 100% 14744 14744kg V30 30% 14744 4423.25kgKombinasi Pembebanan untuk Space Truss: 1. DEAD 2. LIVE 3. WIND 4. WIND1 5. Gempa 100% 6. Gempa 30% 7. COMB1 8. COMB2 9. COMB 3 10. COMB 4 11. COMB 5 12. COMB 6 13. COMB 7 14. COMB 8 15. COMB 9 16. COMB 10 17. COMB 11 18. COMB 12 4.2 Perencanaan batang Space Truss Sebagai contoh diambil batang 1005-1. Batang direncanakan menggunakan profil CHS. Perencanaan Rangka Batang - Batang Bawah Kontrol pada batang section 134-1d engan menggunakan profil CHS D 165.2 mm,tebal 6,0 mm Dari hasil anlisa dengan program SAP didapat: Pu = -8705.01 kg Pu = 3495.24 kg L = 320 cm Dimensi: D = 165.2 mm A = 30.01 cm2 t = 6,0 mm I = 952 cm4 r = 5.63 cm Z = 115 cm3 Fu = 410 MPa = 5000 kg/cm2 Fy = 250 MPa = 2900 kg/cm2 E = 2 x 106 kg/cm2 Kc=1 Kontrol Aksial Kontrol Kelangsingan Elemen Penampang D t 0.114 E r fyr

Pada Atap Bagian tepi q1 20 1.6 32 kg / m( menentukan ) q2 5 1.6 12.8 kg / m 1 P1hisap q jarak gording 2

32 0.8Bagian tengahq1 16 1.6 P1hisap

25.6kg

25.6 kg / m( menentukan ) 1 q jarak gording 2 40.96kg

25.6 0.8

Pada Kolom qtekan 36 3.2 115.2 kg / m qhisap 16 3.2 51.2 kg / m 1 Ptekan q jarak 2115.2 1.6 Phisap 51.2 1.6 184.32kg 81.92kg

4.

Beban Gempa Perhitungan gaya gempa berdasarkan SNI 03-17262002 dengan memakai metode beban statis ekuivalen yaitu :

V

C I Wtotal R

Beban Total Total berat 1 As = 81092.9 kg Periode getar bangunan Periode getar bangunan didapat dari rumus : T = 0.06 H H = 23.3 m = 0.06 (23.3)3/4 = 0.63 s Perhitungan gaya geser akibat gempa Kota Surabaya termasuk wilayah gempa 3 dengan waktu getar alami 0.63s. Tanah di areal stadion termasuk tanah sedang. Dari respon spektrum wilayah gempa 3 didapat besar C = 0.52. Dari tabel 1 dan 3 SNI 03-1726-2002 didapat faktor keutamaan I = 1.0 (gedung umum) dan faktor daktilitas R = 5.5 (struktur rangka pemikul momen menengah untuk wilayah gempa sedang)

Kontrol Kelangsingan Komponen Struktur Tekan Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.4

lk r

200

Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.1, untuk menetapkan parameter kelangsingan:c

kc L r

fy E

-4-

Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.2, untuk menetapkan daya dukung nominal komponen struktur: untuk c 0.25 1 fy Pn Ag f cr Ag

Berdasarkan table untuk menghitung x , S , Ip untuk bentuk sambungan las tertentu.A1 0.25 D2 A2 0.25 (D ALas A1 A2 t )2

Dimisalkan te = 1cm

Pn 0.85 Pn Berdasarkan AISC LRFD 1.5, maka c

fAkibat Pu :

0.75 0.6 fulas 0.75 0.6 70 70.3 2214.45 kg / cm2Pu ALas

f cr Pn Pu

0.658 c fy fcr Ag Pn

2

fP

Tebal Las Total:

Kontrol Kelangsingan Komponen Struktur Tarik Batas kelangsingan batang tarik berdasarkan SNI 03-1726-2002 Pasal 17.4.5.1 L 500 D 320 19.37 cm 500 cm 16.52 Batas Leleh: berdasarkan SNI 03-1726-2002 Pasal 10.1 Pu Pn 0.9 Ag fy Batas Putus: Ae 0.75 A Pu Pn 0.75 Ae fu Jadi profil CHS D 165.2 mm dapat dipakai sebagai batang bawah pada kuda-kuda space frame.

te a

fP fn te 0.707t 7mm

Syarat tebal: t maks 6mma ef

fu t1 1.41 a maks Fexx

t

6 .4

a

t

6 mm

a yang dipakai adalah 6.5 mm Diagonal tarik Berdasarkan table untuk menghitung x , S , Ip untuk bentuk sambungan las tertentu. A1 0.25 D 2 0.25 16,52 2 214,343 cm 2 2 A2 0.25 D 0.25 15,92 2 199,056 cm 2 ALas A1 A2 214,343 199,056 15,29 cm 2 Dimisalkan te = 1cm

f4.3 Perencanaan Sambungan 4..3.1 Sambungan Antar Batang Sambungan antar batang pada kuda-kuda space frame mengunakan sambungan type las. Batang-batang yang dihubungkan terdiri dari batang horizontal dengan 9 batang diagonal. Batang diagonal ini dibagi menjadi diagonal tarik (kuning) dan tekan (merah).

0.75 0.6 fu las 2214.45 kg / cm2

0.75 0.6 70 70.3

Akibat Pu :

fP

Pu ALas

542.174 5.665

0.096 kg / cm 2

Tebal Las Total: fP 0.096 te fn 2214.45

4,34.10 5 cm4

4,34.10 4 mm 6,13.10 4 mm

a

te 0.707

4,34.10 0.707

6,13.10 5 cm

Syarat tebal:

t maksa ef

6mm1.41 1.41 fu t1 Fexx

t 7mm

a min

3mm

a maksGambar 4.3 Sambungan antara batang diagonal dan horisontal Diagonal tekan

4100 0.6 0.7 cm 7mm 70 70.3 t 6 .4 6 .4 mm

a yang dipakai adalah 3 mm 4.3.1 Sambungan Base Plate Dari hasil analisis SAP gaya yang bekerja pada dasar kolom element diperoleh:

-5-

Pu = 987.23 kg Mux = 3.14 kgm Muy = -13.28 kgm Vu = 4.87 kg Perencanaan Tebal Las b = 17 cm d = 17 cm Berdasarkan tabel untuk menghitung x , S , Ip untuk bentuk sambungan las tertentu.

S r3 ( 26 .74 ) 3 Dimisalkan te = 1cm

59797 cm 3

h' we c1 we jarak baut ketepi 1.75db 1.75 2.54 4.45 cm 27 c1 jarak min untuk kunci 2.54 4.29 cm 16 h' 4.45 4.29 8.74 cm H d 2h 35.5 2 8.74 52.98 cm H 53 cm h H we 53 4.45 48.55 cm B H 53 cm B 0.8bf 53 0.8 1.5 b 25.9 cm 2 2Dimensi pondasi: Panjang: 60 + ( 2 x 10 ) = 80 cm LebarA2 A1

A las = te 4(b+d) = 1x 4(17+17) = 136

cm 2

f

0.75 0.6 fu las 2214.45 kg / cm 2

0.75 0.6 70 70.3

: 60 + ( 2 x 10 ) = 80 cm80 80 1.333 60 60 A2 A1 0.85 25 1.333 28.333 MPa 28333 kg / cm2 .

Karena pengelasan dilkukan bolak-balik maka bidang yang dilas menjadi 2, sehingga A dan S mnjdi 2 kali. Vu 4.76 fv 0.0175 kg / cm 2 2 ALas 2.136 Akibat Pu :

fcu 0.85 fc' a h h2

fP

Pu 2 ALas

3012 2.136

11.07 kg / cm 2

Pu 2h H 2Mu c fcu B 48.552

Akibat Mu:

fm

Mu SfV2

1399 59797fP2

0.023 kg / cm 2

Tebal Las Total:

f total f total

fM

2

0.01752 11.07 2

0,0232

11.07 kg / cm 2

te a

f total 11.07 0,005 cm 0.05mm fn 2214.45 te 0.05 0.071 cm 0.7mm 0.707 0.707

30122 48.55 53 2 1399 0.16cm 0.6 26924 53 . Tu Pu c fcu B a Tu 0.6 26924 53 0.16 3012 164211 kg . . Perhitugan baut bangkur: Direncanakan diameter baut : 1.905 cm Ab = 0.25 x 3.14 (1.905 x 1.905 ) =2.85 cm2 Fu = 4100 kg/cm2 Rn 0.75 fub 0.5 Ab 0.75 4100 0.5 2.85 4381875 kg . Tu 164211 . n 0.37 Rn 4381875 . a 48.55

Dipakai 4 baut. Perhitungan tebal pelat baja :t1 2.108 2.108 Tu h' we fy B 1642.11 8.74 4.45 2500 53 0.05 cm

Syarat tebal:

tmaksa ef

15mm

10 t 15mm

amin

5mmt1

fu t1 1.41 Fexx 4100 0.05 1.41 70 70.3

0.06 cm

0.6mm

a maks

t

6 .4

6 mm

Dipakai tebal pelat baja = t = 1.5 cm Panjang baut angker Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.2 tabel 11

a yang dipakai adalah 5 mm Perencanaan Tebal Plat dan Baut Angkur Dimensi pelat 60 x 60 cm d = 34 + 1.5 = 35.5 cm fc =25 MPa

e

Mu Pu

13.99 3012

0.005 cm

1 H 6

1 60 10 cm 6

Direncanakan baut dengan diameter: 1 in = 2.54 cm

-6-

1 1 0 .8 1 c K tr db 9 fy 10 fc ' c K tr db 14 .4 cm 27 cm 30 cm 2 .5

h

b

1 fy L 0 .4 45 cm 50 cm 16 700 2 2 h 50 33 cm 35 cm 3 3

Jadi, dipakai dimensi balok 50/35 cm.

d

db

d

10 25 14 .4 db

9 250 1 1 0 .8 1 2 .5 14 .4 1 . 905

5.2.2 Balok Anak Balok Anak Pelat Lantai L = 600 cm 1 fy h L 0 .4 16 700

38 cm

40 cm

bb

Jadi panjang baut angkur yang digunakan adalah 30 cm

1 h 2 2 h 3

1 40 2 2 40 3

20 cm27 cm

Jadi, dipakai dimensi balok induk melintang 40/30

5. STRUKTUR SEKUNDER 5.1 Data dan BahanBahan yang dipakai untuk struktur gedung ini adalah beton bertulang dengan data-data sebagai berikut : Letak bangunan : Dekat dari pantai Zona gempa : Zona 3 Mutu beton (fc ) : 25 Mpa Mutu baja (fy) : 390 Mpa

cm. Balok Anak Tribun L L = 600 cm 1 fy h L 0 .4 38 cm 16 700 1 1 b h 40 20 cm 2 2

40 cm

b

2 h 3

2 3

40

27 cm

5.2 Perencanaan Balok, Pelat, dan Kolom5.2.1 Balok Induk Balok Induk Tribun Memanjang L= 856 cm

Jadi, dipakai dimensi balok induk memanjang 40/30 cm. 5.2.3 Kolom Dimensi balok terbesar : b = 50 cm h = 70 cm Lbalok = 600 cm

h

b

1 fy L 0 .4 51 cm 70 cm 16 700 2 2 h 70 47 cm 50 cm 3 3

Jadi, dipakai dimensi balok 70/50 cm. Balok Induk Tribun Melintang L= 980 cm

Ibalok

Ib

1 3 1 bh 40 703 1 106 cm4 12 12

hc = tinggi kolom = 713 cm

h

1 L 16

0 .4

fy 700

59 cm

70 cm

Ic hcI kolom

Ib hbIc b h

b

2 h 3

2 3

70

46 , 67 cm

50 cm

Jadi, dipakai dimensi balok 70/50 cm.

1 1 4 bh 3 h 12 12 1 / 12 h 4 1000000 713 600 h 67 . 189 cm

Balok Induk Ruangan Memanjang L= 600 cm

b50 cm

67 . 189 cm

Jadi, digunakan dimensi kolom 70 x 70 cm. 5.2.4 Pelat Lantai

h

b

1 L 16 2 h 3

0 .4

fy 700

36 cm

2 3

50

33 cm

35 cm

Lyn

372.5

40 2

30 2

337.5 cm

Jadi, dipakai dimensi balok 50/35 cm. Balok Induk Ruangan Melintang L= 745 cm

Lxn 600

40 2

40 2

560 cm

-7-

Mn perlu.....ok! As = 1.900,66 mm2 ( 5D22) As = 1.140,4 mm2 (3D22) Balok Positif Tumpuan 1 Penulangan lentur :

= 24.4 mm Smaks 0,5 d = 0,5 639 = 319.5 mm Smaks 600 mm Jadi dipasang s = 150 mm Dipasang tulangan 10 mm 150 mm Pemutusan Tulangan Penyaluran momen negatif(SNI 03-2847-2002 ps 14.12) - Balok Memanjang 50 70( bentang 6 m) Jarak titik belok x = 2h = 2 700 = 1400 mm Diambil nilai terbesar dari : x+d = 1400 + 639 = 2039 mm x + 12 db = 1400 + 12 22 = 1664 mm x+n

6.3.2

16l = 1744

14001800 mm

5500 1743.75 mm 16

MnRn perlu

Mu

374517400 468146750 Nmm 0,8 M n perlu 468146750 2.87 Mpa b.d 2 (0,8)(500).(639)22.m.Rn 1 fy ( 2).(18.35).( 2.87 ) 1 390 0,0079

Spasi bersih antar tulanganS bw 500 2sengkang

2 .decking

n. tul .utama ( 7 ).( 22 ) 41mm

perlu

1 1 m

n 1 ( 2 ).(10 ) ( 2 ).( 40 ) 7 1

25 mm 25 mm

1 1 18.35As1=

Maka pada balok tumpuan 1 dipakai As = 7D22= 2660.93 mm2 As = 4D22 =1520.53 mm2 6.3.3 Balok Momen Lapangan Penulangan lentur :

perlu.b.d=(0.0079).(500).(639)

=2532.34mm2

M n1

As1. f y d

a 2

A . fy As1. f y ds1

2. 1. f 'c .b

MnRn perlu

Mu

(2532.34).(390) = (2532.34 ).(390) 639 (2).(0,78).(25).(500)= 581064204.2 N.mm Mn1 = 581064204.2 N.mm > Mn perlu Jumlah tulangan As = 2660.93mm2 (7D22 ) As = 1520.53 mm2 (4D22) Penulangan geser : Mengikuti pasal 13 SNI 03-2847-2002s

125513200 156891500 Nmm 0,8 M n perlu 156891500 0,96Mpa b.d 2 (0,8)(500).(639) 22.m.Rn fy 1 (2).(18,35).(0,96) 390 0,0025mm2

1 1 m

1

1 1 10,29As1=

perlu.b.d=(0.0032).(500).(639)=1024,038

- 20 -

M n1

As 1 . f y d

a 2

A .fy As1 . f y ds1

MnRn =

Mu

2. 1 . f 'c .b

374517300 0,8

468146625 Nmm

(1024,038).(390) = (1024,038 ).(390) 639 (2).(0,78).(25).(500) = 247021117,8 N.mm Mn1 = 247021117,8 N.mm > Mn perlu Jumlah tulangan As =1140,398 mm2 ( 3D22 ) As = 760,26 mm2 (2D22) Penulangan geser : Mengikuti pasal 13 SNI 03-2847-2002 Vu = 120429,7 kg = 1204297 NVc =

Mn 2 b dx= 1 1

468146625 0.8 500 63921 2 Rn m fy

2,866 Mpa

m

=

1 1 18,35

1

2

2.87 18,35 390

0.0079

fc' 66

bw d 500 639 = 266250 N

Vc = 25 Vc

= 0,6 266250 = 159750 N Vc = 79875 N

= 0,0079 min = 0,0032 < Syarat = min < pakai < max ... OK As = b d = 0,005 200 214 = 214 mm2 A = 0.25 D 2 0.25 122 113.097 mm2 Berdasarkan buku Sruktur Beton 1 theory and practice (Nur Ahmad Husin,ST,MT) didapat Mn : Mn= (1.423,8 ).(350 ) 339

1 2

(1.423,8 ).(350 ) ( 2).( 0,78).( 40 ).(300 )

Vu > Vc diperlukan tulangan geser

120429,7 Vs = Vu = 1605729,33 N 0,75Av = 2 As As 1 10 mm (As = 760,265 mm2) Perhitungan jarak sengkang Dimana : Smax =

= 155.668.229,6 N.mm Mn1 =155.668.229,6 N.mm > Mn perlu Jumlah tulangan As = 1.900,66 mm2 ( 5D22) As = 1.140,4 mm2 (3D22) 6.3.5 Balok Positif Tumpuan 2

Av f y d Vs

2 78,54 390 639 1605729,33

Rn perlu

M n perlu b.d1 1 m2

= 24,38 mm Smaks 0,5 d = 0,5 24,38 = 12,19 mm Smaks 600 mm Jadi dipasang s = 150 mm Dipasang tulangan 10 mm 150 mm25mm n 1 500 ( 2).(10) ( 2).(40) (3).(22) 167 mm 25mm 3 1 Maka pada balok Lapangan dipakai As = 5D22= 1.900,66 mm2 As = 3D22 =1.140,4 mm2 S bw 2sengkang

100141644 (0,8)(300).(339) 22.m.Rn fy

3,63Mpa

perlu

1

2.decking

n. tul .utama

1 ( 2).(10 ,29 ).(3,63) 1 1 0,011 10, 29 350 As1 = perlu.b.d=(0.011).(300).(339)=1118,7mm2Mn 1 (1118 , 7 ).( 350 ) 339 (1118 , 7 ).( 350 ) ( 2 ).( 0 , 78 ).( 40 ).( 300 )

6.3.4

Balok Negatif Tumpuan 2 Penulangan lentur : 0,028 = 0,021 max = 0,75 balance = 0,75min

= 124.544.252 N.mm Mn1 = 124.544.252 N.mm < Mn perlu Mn perlu = Mn1 + Mn2 Mn2 = Mn perlu - Mn1 = 125.177.055 124.544.252 = 632803N.mm

' 0,011

=

1,4 fy

1,4 0,0036 390=

0,85. 1 . f ' c .d ' 600 f y .d 600 f y

min

=

1 f' c 4 fy

1 25 4 390

= 0,0032 (SNI 03-2847-

(0,85).(0,78).(40).(61) 600 (350).(339) 600 350 0,011 0,033Tulangan tekan belum leleh..!

2002 ps.12.5.1) Dicari m (perbandingan tegangan).....CHU KIA WANG & CHARLES G. SALMON; Disain Beton Bertulang jilid 1 (3.8.4a)

f 's

Es .

s

m

fy 0,85 f c '

390 0,85 25

18,35- 21 -

600 1 600 1

0,85. 1. f 'c .d ' ( ' ). f y .d

l

(0,85).(0,78).(40).(61) (0,011).(350).(339) 143,69 Mpa632803 ( 143,69).(339 41) 14,78

Mn2 = As .f s (d- d ) As =2

= 2194 2200 mm 2.decking n. tul.utama sengkang S 25mm n 1 300 ( 2).(10) (2).(40) (3).(22) 87mm 25mm 3 1 Maka pada balok tumpuan 2 dipakai As = 5D22= 1.900,66 mm2 As = 3D22 =1.140,4 mm2bw 2

M n2 f ' s .(d d )

6.4 Penulangan KolomKolom Interior (39) 6.4.1 Perencanaan Tulangan Memanjang Kolom 500 x 500 Penulangan kolom memakai bantuan program PCACOL. Diketahui: fy = 390 Mp f c = 25 Mpa Pu = 55919,7 N Mu= 14743300 N mm Dicoba 20D19 = 5680 mm2 Berdasarkan SNI 03 2847 2002 ps 23.4.3.1: 1%< Vc diperlukan tulangan geser Vs = Vu = 224496,1 299328,13 N 0,75 Av = 2 As As 1 12 mm (As = 113,14 mm2) Perhitungan jarak sengkang Dimana : Smax =

Av fy d Vs

2 113,14 400 583,5 299328,13

= 176,441 mm Smaks 0,5 d = 0,5 583,5 = 291,75 mm Smaks 600 mm Jadi dipasang s = 150 mm Dipasang tulangan 12 mm 150 mm Pemutusan Tulangan Penyaluran momen positif(SNI 03-2847-2002 ps 14.12) - Balok Memanjang 50 70( bentang 6 m) Jarak titik belok x = 2h = 2 800 = 1600 mm Diambil nilai terbesar dari : x+d = 1600 + 720 = 2320 mm x + 12 db = 1600 + 12 29 = 1948 mm x+n

d atas = 500 y = 500 66,77 = 433,23 mm d bawah = 500 40 10 - 19/2 = 440,5 mm Besarnya Mg+ adalah: As1 f y 63,33 390 a 4,15 mm 0,85 f 'c b 0,85 25 350 Mg+ 0,8 A's f y da 2 108285147Nmm , 0,8 63,33 390 433,23 4,15 2

16

1600

9500 2193,75 16

mm

Besarnya Mg- adalah:

- 22 -

aMg-

As1xf y 0,85xf 'c xb0,8 As fy d

804,25x390 0,85x25x350a 2

52,72mm440,5 52,72 2

a

As1

fy

0,85 f 'c b

63,33 390 0,85 25 350

4,15 mm433,23 4,15 2

0,8 804,25 390

Mpr+ 0,8 A's f y d

127618771N mm

a 2 10828514,7 Nmm

0,8 63,33 390

Mg = Mg++ M g- = 138,447 kN m Nilai Me diperoleh dengan bantuan diagram interaksi kolom (PCACOL), yaitu mencari momen yang dihasilkan dari kombinasi beban aksial terkecil kolom atas dan kolom bawah.P ( kN) 5000 (Pmax)

Besarnya Mg- adalah: As1xf y 804,25 x390 a 0,85 xf 'c xb 0,85 x 25 x350

52,72mm

Mpr

0,8 As

fy d

a 2 440,5 52,72 2

0,8 804,25 390 127618771N mm

Mg = Mg++ M g- = 138,447 kN mfs=0 fs=0.5fy

Besarnya Vu dihitung dengan rumus

2 1 34 -500 5 500 Mx (kN-m)

-2000

(Pmin)

Gambar 6.7 Diagram interaksi akibat tulangan utama kolom interior Dimana dari Gambar 6.7 diperoleh Me = 494 kN m Me>(6/5) Mg 494 > (6/5) x 138,45 = 166,14 kN m Persyaratan strong column weak beam dipenuhi. Pengekangan Kolom - h = 500 mm - 1/6 n = 1/6 (5000 - 500) = 750 mm - 500 mm - b terkecil = x 500 = 125 mm - 6 db = 6 x 19 = 114 mm 350 hx S x 100 3 10 350 0,5 500 2 40 2 100 48,33 mm 3 nilai sx tidak perlu lebih besar dari 150 mm dan tidak perlu lebih kecil dari 100 mm Digunakan jarak begel (s) = 100 mm (minimum). Dengan jarak begel, s = 100 mm diperoleh Ash = 0,3[100(500 (2x40) 10) 25/390][(5002/(5002x40)2) 1] = 329 mm2 (menentukan) atau Ash = 0,09[100(500 (2x40) 10) 25/390] = 236,54 mm2 Dipakai begel sepanjang sendi plastis dp 10 100 Jumlah tulangan n = Ash / Luas dp 10 = 329 / 78,54 = 4,2 5 bh Jadi dipakai 5dp10 100 (Ash = 392,7 mm2) > Ash..... SNI 2847 Pasal 23.4.4.3 6.4.1.2 Penulangan Transversal untuk Beban Geser

Mpr 324 64,8 kN ln 5,5 0,5 Besarnya Vu tersebut harus dibandingkan dengan Ve , yaitu gaya geser yang diperoleh dari Mpr kolom. Cara memperoleh Mpr kolom memakai bantuan diagram interaksi kolom program PCACOL dengan fs = 1,25 fy = 1,25 x 390 = 487.5 Mpa dan = 1. VuP ( kN) 6000 (Pmax)

Mpr

fs=0 fs=0.5fy 2 1 34 5 -600 600 Mx (kN-m)

(Pmin) -3000

Gambar 6.8 Diagram interaksi akibat tulangan tranversal kolom interior Diperoleh Mpr = 553 kNm Karena dimensi dan penulangan kolom atas dan bawah sama maka: 2 xMpr 2 x553 Ve 221,2 kN ln 5,5 0,5 Ternyata Ve > Vu = 64,8 kN, maka perencanaan geser memenuhi syarat. Besarnya Vu tersebut akan ditahan oleh kuat geser beton (Vc) dan kuat tulangan geser (Vs). Nilai Vc harus dianggap = 0 sesuai SNI 03-2847 Pasal 23.4(5(2)). Apabila: - 50% x Ve > Vu - Pu < Ag f c/20 50 % x Ve = 138,25 > 64,8 kNm Jadi begel di luar sendi plastis digunakan dp 10 125 mm

- 23 -

6.4.1.3 Sambungan Lewatan Tulangan Vertikal Kolomd

9 fy 10 f ' c c K tr db

2660,93 12 40 y 6545 , mm

22 2

db

4. .82 82 20 4 2 3163 ,59

6 82 8 120 20 4 2

dimana: = 1,0 ; = 1,0 ; = 1,0 ; = 1,0 c = 40 + 10 + 22/2 = 61 mm 500 2 40 10 19 c 31,75 mm 6 x2 dipakai nilai c = 31,75 mm (terkecil) 1 192 390 Atr f yt 4 K tr 18,43 10 sn 10 x100 x6 c K tr 31,75 18,43 2,64 db 19 Diambil nilai c K tr tidak boleh > 2,5 (nilai db maksimum) = 9 fy . . d . x Ktr db 10 f c ' db = 9 . 390 . 1 x 1 x 1 x 1 = 28,0810 25 2,5

d atas = 700 y = 700 65,45 = 634,55 mm d bawah = 700 40 12 - 22/2 = 637 mm Besarnya Mg+ adalah: As 1 1,25 f y 1520,53 390 1,25 a 69,77mm 0,85 f ' c b 0,85 25 500 Mg+ 0,8 A' f d a s y0,8 152053 390 637 , 2 341545254 Nmm 341545kNm ,1 , 69,77 2

Besarnya Mg- adalah: As 1 1,25 f y 2660,93 390 1,25 a 122,09mm 0,85 f ' c b 0,85 25 500Mg 0 ,8 0 ,8 As fy 1, 25 d 390 a 2 1, 25 634 , 55 122 , 09 2

2660 , 93

595165484

, 7 Nmm

= 28,08 db = 28,08 x 19 = 533,52 mm Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.15.1 dan Pasal 14.15.2. Sambungan lewatan tulangan ulir dan kawat ulir dalam kondisi tarik harus menggunakan Sambungan kelas B. Panjang lewatan = 1,3 d = 1,3 x 533,52 = 693,58 mm.d

Mg = Mg+ + M g- = 936,71 kN m Nilai Me diperoleh dengan bantuan diagram interaksi kolom (PCACOL), yaitu mencari momen yang dihasilkan dari kombinasi beban aksial terkecil kolom atas dan kolom bawah.P ( kN) 12000 (Pmax)

Kolom eksterior (171)fs=0

6.4.2 Perencanaan Tulangan Memanjang Kolom Penulangan kolom memakai bantuan program PCACOL. Diketahui: fy = 390 Mpa f c = 25 Mpa Pu = 2656277 N Mu = 1105823500 N mm Dicoba 20D32 = 16089 mm2 Berdasarkan SNI 03 2847 2002 ps 23.4.3.1: 1%< (6/5) Mg 1734 > (6/5) x 936,71 = 1124,052 kN m Persyaratan strong column weak beam dipenuhi. 6.4.2.2 Pengekangan Kolom Bagian sendi plastis ditentukan berdasarkan SNI 03 2847 Pasal 23.4.4.4 yang menyatakan: Panjang o tidak kurang dari . - h = 500 mm - 1/6 n = 1/6 (5000 700) = 716,67 mm - 500 mm Digunakan daerah sendi plastis ( o) sepanjang 750 mm Jarak begel sepanjang sendi plastis diatur dalam SNI 03 2847 Pasal 23.4.4.2 yang menyatakan, spasi maksimum tulangan transversal: - b terkecil = x 700 = 175 mm - 6 db = 6 x 22 = 132 mm

- 24 -

Sx

100

350 3

hx

350 100

0,5 500 3

2 40

12 2

Karena dimensi dan penulangan kolom atas dan bawah sama maka:

149 mm

Ve

nilai sx tidak perlu lebih besar dari 150 mm dan tidak perlu lebih kecil dari 100 mm Dengan jarak begel, s = 100 mm diperoleh Ash = 0,3[100(700 (2x40) 12) 25/390][(7002/(7002x40)2) 1] = 1490,4 mm2 (menentukan) atau Ash = 0,09[100(700 (2x40) 12) 25/390] = 350,77 mm2 Dipakai begel sepanjang sendi plastis dp 12 100 mm. Jumlah tulangan n = Ash / Luas dp 12 = 1490,1 / 113,1 = 13 14 bh Jadi dipakai 14dp12 100 (Ash = 1583,4 mm2) > Ash..... SNI 2847 Pasal 23.4.4.3 6.4.2.3 Penulangan Transversal untuk Beban Geser As 1 1,25 f y 2660,93 390 1,25 a 122,09mm 0,85 f ' c b 0,85 25 500Mpr 0,8 As f y 1,25 d a 2 122 ,09 2

2Mpr ln

2 1878 7,13 0,5

566,52 kN

Ternyata Ve > Vu = 141,28 kN, maka perencanaan geser memenuhi syarat. Besarnya Vu tersebut akan ditahan oleh kuat geser beton (Vc) dan kuat tulangan geser (Vs). Nilai Vc harus dianggap = 0 sesuai SNI-2847 Pasal 23.4(5(2)). Apabila: - 50% x Ve > Vu - Pu < Ag f c/20 50 % x Ve = 283,26 kN > Vu = 141,28 kN ok Sisa panjang kolom di luar sendi plastis, dipasang begel sesuai ketentuan SNI 02 2487 pasal 23.4(4(6)). < 6 db = 6 x 22 = 132 mm Atau < 150 mm Jadi begel di luar sendi plastis digunakan dp 10 125 mm 6.4.2.3 Sambungan Lewatan Tulangan Vertikal Kolom Sambungan tulangan kolom yang diletakkan di tengah tinggi kolom harus memenuhi ketentuan panjang lewatan yang ditentukan SNI 03 2587 pasal 14.2.3 yang dihitung dengan rumus:d

0,8 2660 ,93 390 1,25 634 ,55 595165484 ,7 Nmm Besarnya Mg+ adalah:

db

aMpr

As 1 1,25 f y 0,85 f ' c b0,8 A' s f y d

1520,53 390 1,25 0,85 25 500a 2 69,77 2 341,545kNm 637

9 fy 10 f 'c c K tr db

69,77mm

0,8 1520,53 390 341545254,1Nmm

dimana: = 1,0 ; = 1,0 ; = 1,0 ; (SNI 03 2847 pasal 14.2.4) c = 40 + 12 + 22/2 = 63 mm 700 2 40 12 22 c 47,83 mm 6 x2 dipakai nilai c = 47,83 mm (terkecil)1 222 390 4 Ktr 10 sn 10 x100 x6 c K tr 47,83 24,7 3,3 db 22 Atr f yt 24,7

= 1,0

Mpr = 936,71 kN m Besarnya Vu dihitung

dengan

rumus

Vu

Mpr ln

936,71 7,13 0,5

141,28 kN

Besarnya Vu tersebut harus dibandingkan dengan Ve , yaitu gaya geser yang diperoleh dari Mpr kolom. Cara memperoleh Mpr kolom memakai bantuan diagram interaksi kolom program PCACOL dengan fs = 1,25 fy = 1,25 x 390 = 437,5 Mpa.P ( kN) 12000 (Pmax)

Diambil nilai maksimum) = 9 fyd

c K tr db

tidak boleh > 2,5 (nilai

db

10 f c '10 20

.

.x Ktr db

.

= 9 . 390 . 1 x 1 x 1 x 1 = 31,42,5

dfs=0 fs=0.5fy 12 3

= 31,4 x db = 31,4 x 22 = 690 mm

-2000

2000 Mx (kN-m)

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.15.1 dan Pasal 14.15.2. Sambungngan lewatan tulangan ulir dan kawat ulir dalam kondisi tarik harus menggunakan Sambungan kelas B. Panjang lewatan = 1,3 d = 1,3 x 690 = 898 mm

6.5 Hubungan Balok Kolom(Pmin) -8000

Gambar 6.10 Diagram interaksi akibat tulangan tranversal kolom eksterior Diperoleh Mpr = 1878 kNm

6.5.1 Hubungan Balok Dan Kolom Eksterior HBK dalam kolom interior keempat mukanya terdapat balok-balok dengan lebar : 300 mm < kolom= 300 mm maka sesuai SNI 032847-2002 pasal 23.5.2.11

- 25 -

Untuk kesederhanaan penditailing dipakai Ash ujung kolom untuk tulangan HBK. f'c = 25 Mpa fy = 390 Mpa Besarnya gaya geser HBK (gaya geser di x-x) Vx-x = T1 + T2 - Vh Menghitung besarnya T1 dan T2 T1 = As1 x 1,25 fy= 2660,93 x 1,25 x 390= 1297,2 kN T2 = As2 x 1,25 fy= 1520,53 x 1,25 x 390= 741,23 kN 6.5.2 Menghitung Besarnya Vh Dari perhitungan sebelumnya pada desain kolom didapatkan : Mpr- = 595,17 kN m Mpr+ = 341,545 kN m Besarnya Mu : Mu = kN m

Berdasarkan SNI 03-2847 2002 pasal 23.5.3.1 untuk balok kolom yang terjepit pada kedua sisinya menggunakan rumus :Vc 0 .75 1 .25 A j f 'c 0 .75 1 .25 500 500 25

= 1171,88 kN > Vx-x = 395,283 kN

(HBK kuat)

7. PENUTUP

7.1 KesimpulanDalam tugas akhir ini diperoleh hasil alternatif desain dari perencanaan stadion indoor Surabaya Sport Center (SSC). Dari perencanaan ini ditarik kesimpulan bahwa seluruh profil yang digunakan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, dengan perincian sebagai berikut: 1. Perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (Space Truss) dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Profil struktur space truss menggunakan: Gording: 60.5 x 3.2 mm Atap: 165.2 x 6,0 mm Kolom: 267.4 x 9 mm 3. Profil struktur tribun menggunakan: Pelat lantai:

M pr 2

M pr

595,17 341,545 = 468,36 2

Vh

Mu Ln

2 468,36 (7,13 0,5)

141,3 kN

Jadi : Vx-x

= T1 + T2 - Vh = 1297,2 + 741,23 141,3 = 1897,15 kN Berdasarkan SNI 03-2847 2002 pasal 23.5.3.1 untuk balok-kolom yang terjepit pada keempat sisinya menggunakan rumus:

Vc

0.75 1.7 A j

f 'c 25(HBK kuat) Pelat tribun: Perincian elemen pelat yang merupakan pelat Lantai adalah : Tebal pelat = 12 cm Penulangan pelat lantai Ukuran pelat(m) 0.8 6 Tulangan Pakai Arah X Arah Y 12 350 12 200

0.75 1.7 700 700

= 3123,775 kN > Vx-x = 1897,15 kN

6.5.3 Hubungan Balok Dan Kolom Interior Kuat geser HBK tepi yang diperiksa hanya dikekang oleh 3 balok sehingga sesuai SNI 03-2847 2002 Pasal 23.5.2.2,tulangan transversal di ujung kolom perlu dipasang dalam HBK. F'c = 25 Mpa fy = 390 Mpa Besarnya gaya geser HBK (gaya geser di x-x) Vx-x = T1 - Vh Menghitung besarnya T1 T1 = As x 1,25 fy = 804,25 x 1,25 x 390 = 392,1 kN T2 = As2 x 1,25 fy = 63,33 x 1,25 x 390 = 30,873 kN 6.5.4 Menghitung Besarnya Vh Dari perhitungan sebelumnya pada desain kolom didapatkan : Mpr+ = 10,829 kNm Mpr- = 127,62 kN m Besarnya Mu : Mu =

Balok Anak Lantai Dimensi Balok Anak: 30/40 o Tulangan tumpuan 4 D 18 (As = 1017 mm2) o Tulangan lapangan 4 D 18 (As = 1017 mm2) o Tulangan Geser 8-200 mm Balok Tribun Dimensi Balok Anak: 30/40 cm o Tulangan tumpuan 4 D 18 (As = 1017 mm2) o Tulangan lapangan 4 D 18 (As = 1017 mm2) o Tulangan Geser 8-200 mm Tangga Pracetak o Tulangan lentur pelat tangga pakai 12 mm 350 (As =339.12 mm2) o Tulangan pembagi pakai 12 mm 200 (As =339.12 mm2)

M pr

M or 2 2 69,23 (5,5 0,5)

138,45 = 69,23 kN 2

VhJadi :

Mu Ln

27,69 kN

Vx-x = T1 + T2 - Vh = 392,1 + 30,873 27,69 = 395,283 kN

- 26 -

o Tulangan angkat Untuk satu titik angkat pelat lantai digunakan Seven Wire Strand diameter 1/4 in dengan 8 titik angkat. Balok Induk Dimensi = 50/70 cm Tulangan = D22 dan 10

150 mm

Kolom Dimensi Kolom -= 70/70 cm Jumlah tulangan = 20D32 Begel = 12 100 mm 4. Pemodelan struktur space truss yang digunakan Untuk pemodelan atap, digunakan rangka ruang atau space truss dengan desain melengkung. Beban yang dipikul oleh rangka diasumsikan sebagai beban terbagi rata dan diterima sebagai beban terpusat pada setiap jointnya. Untuk pemodelan kolom, digunakan rangka ruang atau space truss. Beban gempa dianalisa dengan pendekatan statis. Bebanbeban yang lain dianalisa dengan pendekatan pada umumnya. Pemodelan struktur tribun Untuk struktur utama tribunnya akan menggunakan beton bertulang, sedangkan untuk struktur sekundernya, yaitu tempat dudukan dan tangga, akan menggunakan beton pracetak. Perencanaan sambungan yang digunakan Sambungan Las t las = 1cm Sambungan base Plate t las = 1 cm t pelat = 1.5 cm dimensi pelat = 60 x 60 cm baut = 4 1 Panjang baut angkur = 30 cm Sambungan HBK Dari hasil perhitungan semua hubungan balok dan kolom sudah memenuhi syarat.

5.

6.

- 27 -