Top Banner
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI TERAKTIF BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam. ) HASIL UJI TOKSISITAS SECARA BRINE SHRIMP LETHALITY TEST. Disusun Oleh : Al QOSHASH MUNTASIROH M0304022 SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Kimia JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET Juli, 2010
83

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

Mar 31, 2019

Download

Documents

buithien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

1

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI

TERAKTIF BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) HASIL

UJI TOKSISITAS SECARA BRINE SHRIMP LETHALITY TEST.

Disusun Oleh :

Al QOSHASH MUNTASIROH

M0304022

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Kimia

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Juli, 2010

Page 2: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

2

HALAMAN PENGESAHAN

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sebelas Maret Surakarta telah mengesahkan skripsi mahasiswa :

AL QOSHASH MUNTASIROH NIM M0304022, dengan judul “ Isolasi dan

Identifikasi Komponen Kimia Fraksi Teraktif Buah Merah (Pandanus conoideus

Lam.) Hasil Uji Toksisitas Secara Brine Shrimp Lethality Test.

Skripsi ini dibimbing oleh :

Pembimbing I

Soerya Dewi Marliyana, M.Si.

NIP. 19690313 199702 2 001

Pembimbing II

Nestri Handayani, M.Si, Apt

NIP. 19701211 200501 2 001

Dipertahankan didepan TIM Penguji Skripsi pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 29 Juli 2010

Anggota TIM Penguji :

1. M. Widyo W., M.Si.

NIP. 19760822 200501 1 001

2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt.

NIP. 19780319 200501 1 003

1. ………………………………

2. ………………………………

Disahkan oleh

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ketua Jurusan Kimia,

Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D.

NIP. 19560507 198601 1001

ii

Page 3: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

3

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI TERAKTIF

BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam.) HASIL UJI TOKSISITAS

SECARA BRINE SHRIMP LETHALITY TEST” adalah benar-benar hasil

penelitian sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat kerja atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Juli 2010

AL QOSHASH MUNTASIROH

iii

Page 4: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

4

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI TERAKTIF

BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lamk.) HASIL UJI TOKSISITAS

SECARA BRINE SHRIMP LETHALITY TEST.

AL QOSHASH MUNTASIROH.

Jurusan Kimia. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret.

ABSTRAK

Telah dilakukan Isolasi dan identifikasi komponen kimia fraksi teraktif

buah merah (Pandanus Conoideus Lam.) hasil uji toksisitas secara Brine Shrimp

Lethality Test (BST). Isolasi senyawa buah merah dilakukan dengan maserasi

menggunakan pelarut etanol. Maserat dipartisi dengan n-heksan untuk

memisahkan senyawa non-polar.

Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan

skrining fitokimia dengan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT), ekstrak etanol

mengandung golongan senyawa antrakuinon, kumarin dan senyawa fenol,

sedangkan ekstrak n-heksan mengandung golongan senyawa asam lemak, steroid

dan triterpenoid, dan karotenoid.

Ekstrak etanol dan n-heksan dilakukan uji Toksisitas secara (BST). Fraksi

n-heksan teraktif BST, dilakukan pemisahan dengan Kromatografi kolom Vakum

Cair (KVC). Fraksi-fraksi hasil KVC di uji BST, fraksi teraktif BST dilanjutkan

pemisahan komponen senyawa dengan kromatografi kolom flash. Hasil

identifikasi diperoleh 3 komponen senyawa asam lemak yaitu asam palmitat,

asam oleat dan asam miristat.

Kata kunci : Buah merah (Pandanus conoideus Lamk.), isolasi, identifikasi, BST.

IV

Page 5: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

5

ISOLATION AND IDENTIFICATION THE COMPONENT IN FRACTION

ACTIVATED RED FRUIT (Pandanus conoideus Lamk.) FROM RESULT

TOXICITY BY BRINE SHRIMP LETHALITY TEST.

AL QOSHASH MUNTASIROH.

Department of Chemistry and Natural Sciences Faculty.

Sebelas Maret University.

ABSTRACT

Isolation and identification the component in fraction activated red fruit

(Pandanus conoideus Lamk.) from result toxicity by Brine Shrimp Lethality Test

(BST) have been done. Isolation was carried out by maseration used etanol.

Extract ethanol was partision with n-hexane to isolate non-polar compounds.

Identification the chemical compound red fruit extract was carried out by

fitochemistry screening with Thin Layer Chromatography (TLC), ethanol extract

contained of anthraquinone, cumarine, and fenolic compounds; on the other hand

fatty acids, steroid and triterpenes, and carotenoid were in the n-hexan extract.

Etanol and n-hexane extract was carried toxicity tested by BST. N-hexane

fraction activated BST was separate with Vacuum Liquid Chromatography

(VLC). Fractions of VLC tested by BST, fraction activated BST was separated

with flash coulom chromatography. The result identification releaved three

compounds fatty acids were palmitic acid, oleic acid, and miristic acid.

Keyword : Red fruit (Pandanus conoideus Lamk.), isolation, identification, BST.

v

Page 6: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

6

MOTTO

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.

Dan sesungguhnya yang demikian itu berat,

Kecuali bagi orang-orang yang khusuk.

(Q.S Al Baqarah : 45)

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.

Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah

(urusan yang lain) dengan sungguh-sungguh

(Q.S. Al-Insyirah : 6-7).

Janganlah kamu lemah sehingga mudah ditindas

Dan janganlah kamu keras sehingga mudah dipatahkan.

(Solichul Anwar)

vi

Page 7: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

7

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk :

Ibu dan Bapak, terimakasih atas doa, dukungan,

bimbingan, cinta, kasih sayang, kesabaran dan

kepercayaan yang telah diberikan selama ini...

Kakak-kakakku yang selalu memberikan doa, semangat

dan dukungan untuk si ragil…

Keponakanku semua, terimakasih atas doanya…

Mas Fain, mas Kmt dan mas Ichul yang selalu

memberiku semangat dan motivasi, terima kasih…

Buat teman-teman ku ni’mah, isah, okly, puji, dienta,

cwe9+ dan seluruh angkatan ’04 terima kasih atas doa,

dukungan dan bantuannya…

vii

Page 8: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

8

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat, karunia, dan ijin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana

Sains dari Jurusan Kimia FMIPA, UNS.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak lepas dari bimbingan,

pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Kimia

F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Pembimbing Akademis.

2. Ibu Soerya Dewi M, M.Si selaku pembimbing I yang selalu memberikan

semangat dan dengan kesabarannya telah meluangkan waktu dalam

mengarahkan dan membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini.

3. Ibu Nestri Handayani, M.Si, A.pt selaku pembimbing II yang selalu

memberi semangat dan dengan kesabaran membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Laboran Lab. Dasar Kimia FMIPA UNS dan Sub. Lab. Kimia

Laboratorium Pusat UNS.

5. Bapak/Ibu Dosen pengajar dan semua staf jurusan kimia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi hasil

yang lebih baik lagi. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan memberi tambahan ilmu bagi pembaca. Amin.

Surakarta, Juli 2010

AL QOSHASH MUNTASIROH

viii

Page 9: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... iv

HALAMAN ABSTRACT ................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 2

1. Identifikasi Masalah ...................................................................... 2

2. Batasan Masalah ............................................................................ 3

3. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5

1. Buah Merah ................................................................................... 5

a. Klasifikasi Tanaman .............................................................. 5

b. Deskripsi Tanaman ................................................................ 5

c. Kandungan dan Manfaat Buah Merah ................................... 6

2. Ekstraksi ........................................................................................ 7

3. Partisi dan Fraksinasi .................................................................... 9

ix

Page 10: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

10

4. Skrining Fitokomia ....................................................................... 9

5. Kromatografi ................................................................................. 9

6. Uji Toksisitas Secara BST ............................................................ 12

B. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 12

C. Hipotesis .............................................................................................. 13

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 14

A. Metode Penelitian ................................................................................ 14

B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 14

C. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 14

1. Alat ................................................................................................ 14

2. Bahan ............................................................................................. 15

D. Prosedur Penelitian .............................................................................. 16

1. Persiapan Sampel Daging Buah Merah.......................................... 16

2. Ekstraksi Buah Merah ................................................................... 16

3. Partisi dan Fraksinasi .................................................................... 17

4. Uji Toksisitas ................................................................................ 17

5. Skrining Fitokimia ....................................................................... 17

6. Penentuan Sistem Eluen ................................................................ 19

7. Pemisahan dengan Kromatografi Kolom ...................................... 19

8. Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (GC-MS) ........................ 20

9. Teknik Analisa Data ...................................................................... 21

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 22

A. Persiapan Sampel Buah Merah ........................................................... 22

B. Ekstraksi Sampel Buah Merah ............................................................ 22

C. Partisi Senyawa Polar dan Non Polar .................................................. 23

D. Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder dengan Skrining

Fitokimia ............................................................................................. 23

1. Skrining Fitokimia Ekstrak Polar Buah Merah ....................... 23

2. Skrining Fitokimia Ekstrak non Polar Buah Merah ................ 24

E. Uji Toksisitas ...................................................................................... 26

x

Page 11: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

11

F. Pemisahan Komponen Senyawa dalam Ekstrak n-heksan .................. 26

1. Penentuan Sistem Eluen dengan KLT ..................................... 27

2. Pemisahan Komponen Utama Fraksi n-heksan

dengan KCV ............................................................................ 28

3. Pemisahan Komponen Senyawa Fraksi Teraktif BST

dengan Kolom Flash ............................................................... 30

G. Identifikasi Komponen Senyawa Fraksi kolom

dengan GC-MS ................................................................................... 31

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 38

A. Kesimpulan ......................................................................................... 38

B. Saran .................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 39

LAMPIRAN ....................................................................................................... 43

xi

Page 12: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nilai Konstanta Dielektrik Beberapa Pelarut ....................................... 7

Tabel 2. Hasil Uji KLT Ekstrak dan fraksi Etanol Buah Merah ........................ 24

Tabel 3. Hasil Uji KLT fraksi n-heksan Buah Merah. ........................................ 25

Tabel 4. Hasil uji toksisitas ekstrak etanol buah merah

terhadap Artemia Salina. ....................................................................... 66

Tabel 5. Hasil uji toksisitas partisi larut n-heksan dan partisi

tidak larut n-heksan ekstrak etanol buah merah terhadap

Artemia salina. ...................................................................................... 66

Tabel 6. Hasil uji toksisitas fraksi-fraksi hasil fraksinasi dari

partisi larut n-heksan buah merah terhadap

Artemia Salina Leach. ......................................................................... 67

xii

Page 13: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Buah Merah ...................................................................................... 6

Gambar 2. Profil Kromatogram GC-MS Fraksi IIa ............................................ 32

Gambar 3. Spektra Massa Senyawa dengan tR 31,828 ....................................... 32

Gambar 4. Spektra Massa Senyawa Asam Palmitat .......................................... 33

Gambar 5. Spektra Massa Senyawa dengan tR 35,778 ....................................... 33

Gambar 6. Spektra Massa Senyawa Asam Oktadekanoat ................................. 33

Gambar 7. Kromatogram GC-MS Fraksi IIb ..................................................... 34

Gambar 8. Spektra Massa Senyawa dengan tR 31,814 ........................................ 34

Gambar 9. Spektra Massa Senyawa Asam Miristat ........................................... 35

Gambar 10. Spektra Massa Senyawa dengan tR 34,625 ..................................... 35

Gambar 11. Spektra Massa Senyawa Asam Oleat ................................. ............ 35

xiii

Page 14: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bagan Alir Cara Kerja .................................................................... 42

Lampiran 2. Kondisi Operasi GC-MS QP2010S Shimadzu .............................. 43

Lampiran 3. Hasil Analisis GC-MS ................................................................... 44

I. Kromatogram GC-MS fraksi IIa, n-heksan : etil asetat

(80%:20%, v/v) ................................................................................. 44

A. Data MS Puncak 1 ........................................................................... 45

B. Data MS Puncak 2 ........................................................................... 45

C. Data MS Puncak 3 ........................................................................... 45

D. Data MS Puncak 4 ........................................................................... 46

E. Data MS Puncak 5 ........................................................................... 47

F. Data MS Puncak 6 ........................................................................... 47

G. Data MS Puncak 7 ........................................................................... 47

H. Data MS Puncak 8 ........................................................................... 48

I. Data MS Puncak 9 ........................................................................... 49

J. Data MS Puncak 10 ......................................................................... 49

K. Data MS Puncak 11 ......................................................................... 49

L. Data MS Puncak 12 ......................................................................... 49

M. Data MS Puncak 13 ......................................................................... 50

N. Data MS Puncak 14 ......................................................................... 50

O. Data MS Puncak 15 ......................................................................... 50

P. Data MS Puncak 16 ......................................................................... 50

Q. Data MS Puncak 17 ......................................................................... 51

R. Data MS Puncak 18 ......................................................................... 51

S. Data MS Puncak 19 ......................................................................... 51

II. Kromatogram GC-MS fraksi Iib, n-heksan : etil asetat

(10 % : 90 %, v/v) ............................................................................. 52

A. Data MS Puncak 1 ............................................................................ 52

xiv

Page 15: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

15

B. Data MS Puncak 2 ............................................................................ 53

C. Data MS Puncak 3 ............................................................................ 54

D. Data MS Puncak 4 ............................................................................ 54

E. Data MS Puncak 5 ............................................................................ 54

F. Data MS Puncak 6 .............................................................................. 55

Lampiran 4. Hasil Uji KLT Golongan Senyawa ................................................. 56

Lampiran 5. Hasil Uji Toksisitas Secara BST ................................................... 66

xv

Page 16: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

16

Page 17: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman floranya yang kaya akan

berbagai khasiat dan potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber obat

tradisional. Sampai sekarang obat tradisional dari tumbuhan masih banyak

digunakan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena biasanya obat tradisional

harganya relatif lebih murah dan efek sampingnya relatif tidak ada dibanding dari

penggunaan obat sintetis (Harmanto, 2003).

Salah satu tumbuhan yang saat ini sedang banyak diperbincangkan sebagai

tanaman yang potensial untuk dikembangkan sebagai obat tradisional adalah

Pandanus conoideus Lam. atau Buah Merah yang merupakan tumbuhan endemik

Papua. Buah yang termasuk dalam famili Pandanaceae ini oleh masyarakat lokal

Papua telah banyak dimanfaatkan baik sebagai sumber bahan makanan, pewarna

alami dan sebagai bahan obat tradisional. Hingga sekarang buah merah tetap

menjadi makanan sebagian penduduk Papua terutama yang bermukim di daerah

pegunungan Jayawijaya. Sari buah merah mereka konsumsi bersama ubi,

sayuran, dan bahan makanan lainnya.

Sari buah merah digolongkan sebagai obat alternatif dan tidak

memberikan 100% kesembuhan, namun sebagai upaya untuk menolong panderita

penyakit degeneratif. Buah Merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat dalam

kadar tinggi. Diantaranya betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat,

dekanoat, protein, kalsium, vitamin, energi, lemak dan serat. Buah merah juga

mengandung asam lemak tak jenuh (omega-9 dan omega-3) dalam dosis tinggi

yang mudah di cerna dan diserap sehingga memperlancar proses metabolisme dan

mengatasi berbagai penyakit degeneratif (Budi, 2005).

Salah satu penyakit yang termasuk penyakit degeneratif adalah penyakit

kanker. Jumlah penderita kanker saat ini semakin meningkat, dan menempati

urutan keenam sebagai penyebab kematian (Hariani, 2005). Buah merah

(Pandanus conoideus Lam.) merupakan salah satu alternatif pengobatan kanker

1

Page 18: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

2

yang semakin dikenal di masyarakat (Irma & Gilang, 2005). Tingginya

kandungan antioksidan pada buah merah diduga memiliki aktifitas antikanker.

Senyawa ini di dalam tubuh akan menangkap radikal bebas penyebab kanker

(Lee, et. al, 2004).

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan isolasi

dan identifikasi golongan kimia ekstrak buah merah serta komponen kimia fraksi

teraktif buah merah (Pandanus conoideus Lam.) hasil uji toksisitas secara BST.

Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan manfaat buah merah sebagai

obat alami untuk penyembuhan penyakit kanker.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikiasi Masalah

Isolasi komponen kimia dari buah merah dapat dilakukan dengan metode

maserasi, soxhlet, dan perkolasi. Pemilihan pelarut yang tepat dalam proses isolasi

sangat penting. Berdasarkan hasil isolasi dapat dilakukan pemisahan senyawa

polar dan nonpolar. Pelarut yang digunakan untuk mengisolasi senyawa dengan

kepolaran rendah adalah n-heksan, petroleum eter, benzen dan butanol; untuk

mengisolasi senyawa yang lebih polar dapat menggunakan etil asetat, metanol dan

etanol. Hasil isolasi dengan pelarut yang berbeda akan menghasilkan ekstrak

dengan senyawa yang berbeda pula dan hal tersebut dapat mempengaruhi harga

LC50 pada uji toksisistas ekstrak.

Pengujian toksisitas ekstrak etanol buah merah yang dilakukan dengan

metode uji BST (Brine shrimp Lethality Test). Uji toksisitas tersebut dilakukan

secara in vitro. Hasil pengujian aktivitas toksisitas tergantung pada kandungan

senyawa yang terdapat dalam ekstrak tersebut.

Identifikasi golongan senyawa kimia dari suatu bahan alam dapat

dilakukan dengan cara penapisan fitokimia. Pemilihan metode penapisan

fitokimia sangat penting. Penapisan fitokomia dapat dilakukan dengan uji warna,

Komatografi Lapis Tipis (KLT), dan spektrum UV. Golongan senyawa kimia

yang dapat diidentifikasi dengan cara penapisan fitokimia adalah saponin, fenolat,

Page 19: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

3

flavonoid, terpenoid, steroid, alkaloid, tanin, glikosida, asam-asam organik,

lemak, karbohidrat dan asam amino.

Pemisahan komponen kimia komponen kimia yang teraktif pada uji

toksisitas dari ekstrak etanol buah merah dapat dilakukan dengan cara

Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatrogafi Vakum Cair (KVC) dan

kromatografi kolom dan penentuan struktur komponen senyawa kimia dapat

dilakukan dengan analisis menggunakan Kromatografi Gas (GC), Spektrometer

Infra Merah (IR), Spektrometri Massa (Mass Spectrometry, MS) dan

Spektroskopi Resonansi Magnet Inti (Nuclear Magnetic Resonance Spectroscopy,

NMR), Gas Chromatography-Mass spectroscopy (GC-MS). Pemilihan

penggunaan alat analisis yang tepat dalam penentuan struktur senyawa kimia

sangat penting dan harus disesuaikan dengan sifat dan jumlah sampel yang akan

di analisis.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, pada penelitian ini permasalahan di

batasi sebagai berikut:

a. Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) yang digunakan merupakan

kultivar berwarna merah yang diperoleh dari daerah Papua. Bagian

tumbuhan yang digunakan dalam penelitian adalah daging buahnya.

b. Isolasi dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut

etanol kemudian dilanjutkan partisi dengan menggunakan pelarut n-

heksana. Pemisahan fraksi-fraksi ekstrak hasil partisi dilakukan dengan

metode kromatografi kolom.

c. Identifikasi golongan kimia ekstrak buah merah secara uji skrining

fitokimia dengan metode uji KLT (kromatografi lapis tipis) dan komponen

kimia fraksi teraktif buah merah (Pandanus conoideus Lam.) secara BST

menggunakan analisis data GC-MS (Gas Chromatography-Mass

spectroscopy).

Page 20: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

4

3. Rumusan Masalah

Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Golongan senyawa apa saja yang terkandung dalam ekstrak etanol dan n-

heksan buah merah.

2. Komponen kimia apa saja yang terkandung dalam fraksi teraktif buah

merah secara BST yang diidentifikasi dengan analisis data GC-MS (Gas

Chromatography-Mass Spectroscopy).

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui golongan senyawa kimia ekstrak etanol dan n-heksan buah

merah.

b. Mengetahui komponen kimia yang terkandung dalam ekstrak terakitif

buah merah (Pandanus conoideus Lam.) secara BST yang diidentifikasi

dengan analisis data GC-MS.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi mengenai golongan kimia ekstrak etanol dan n-

heksan buah merah dan komponen kimia fraksi teraktif buah merah

(Pandanus conoideus Lam.) hasil uji toksisitas secara BST.

2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kandungan senyawa

ekstrak buah merah dalam bidang kesehatan dan sebagai refrensi bagi

penelitian selanjutnya.

Page 21: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Buah Merah (Pandanus conoideus Lam .)

Buah Merah adalah sejenis buah tradisional asli dari Papua. Oleh

masyarakat Wamena, Papua, buah ini disebut kuansu. Buah merah banyak hidup

di sepanjang lereng pegunungan Jayawijaya. Diantaranya Kema, Manokwari,

Timika, Nabire, Sorong, Bokondini, Karubaga, Kobakma, Kenyam, dan Pasema

(wikipedia, 2008). Nama ilmiahnya adalah Pandanus conoideus Lam.

a. Klasifikasi tanaman.

Klasifikasi buah merah :

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledonae

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus conoideus Lamk.

(Budi, 2005).

b. Deskripsi tanaman.

Tanaman Buah Merah adalah tanaman yang masih satu famili dengan

tanaman pandan. Pandanus conoideus Lam. ini di habitat aslinya (Pulau Papua)

tumbuh dari dataran rendah dekat pantai sampai dataran tinggi. Bahkan, di lereng

pegunungan Jayawijaya diketinggian 2.500 m dpl. tanaman ini bisa ditemukan.

Tanaman berkayu ini tumbuh bercabang sampai mempunyai 5 cabang. Daunnya

berbentuk pita yang pinggirnya berduri-duri kecil. Tinggi tanaman bisa mencapai

15 meter. Akarnya berbentuk akar udara yang menggantung sampai ketinggian

5

Page 22: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

6

satu meter dari pangkal batang. Tanaman ini berbuah saat berumur tiga tahun

sejak ditanam.

Gambar 1. Buah Merah (Pandanus. conoideus Lam.)

Buah merah umumnya berbentuk panjang lonjong atau agak persegi

dengan kuncup agak tertutup daun buah. Panjang buah 30-120 cm. Diameter buah

10-25 cm, dan berbobot 2-3 kg. Buah ini umumnya berwarna merah saat matang

berwarna merah marun terang, dan ada juga jenis yang berwarna merah

kecokelatan, dan coklat kekuningan. Kulit buah bagian luar menyerupai buah

nangka. Di Papua, beberapa daerah yang menjadi sentra Buah Merah adalah

daerah-daerah yang berada di sepanjang lereng pegunungan Jayawijaya.

c. Kandungan dan manfaat buah merah.

Adapun penelitian tentang khasiat pengobatan buah merah pertama kali

dilakukan oleh Budi, sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat

tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya

yang mengkonsumsi Buah merah. Pengamatan atas masyarakat lokal berbadan

lebih kekar dan berstamina tinggi, padahal hidup sehari-hari secara asli tradisional

yang serba terbatas dan terbuka dalam berbusana dikondisi alam yang keras serta

terkadang bercuaca cukup dingin diketinggian pegunungan. Keistimewaan fisik

penduduk lain yakni jarang yang terkena penyakit degeneratif seperti: hipertensi,

diabetes, penyakit jantung dan kanker.

Buah merah banyak mengandung antioksidan (kandungan senyawa kimia

rata-rata): karotenoid (12.000 ppm), betakaroten (700 ppm), tokoferol (11.000

Page 23: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

7

ppm), asam oleat 58%, asam linoleat 8.8 %, asam linolenat 7.8 %, dekanoat 2.0 %

(Budi, 2005).

Senyawa-senyawa yang terkandung dalam sari buah merah berkhasiat obat

dan bersifat aktif. Beberapa zat yang meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain:

asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, omega 3 dan omega 9,

betakaroten dan tokoferol (Vitamin E) dikenal sebagai senyawa antioksidan yang

ampuh mencegah penyakit. Semuanya senyawa tersebut merupakan senyawa aktif

penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh dan juga memiliki kandungan

nutrisi yang lengkap. Diantaranya : energi, protein, lemak, serat, kalsium, fosfor,

besi, vitamin B1 dan C serta air (Wahyono, 2007).

2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan komponen yang diinginkan atau

untuk menyari senyawa-senyawa yang ada dalam bahan. Penyarian dalam suatu

campuran berdasarkan kelarutan komponen tersebut terhadap pelarut yang

digunakan. Metode ekstraksi yang tepat tergantung dari tekstur, kandungan air,

bahan tumbuhan yang akan diekstraksi dan jenis senyawa yang akan diisolasi

(Padmawinata, 1996). Ekstraksi biasanya menggunakan pelarut organik secara

berurutan dengan kepolaran yang semakin meningkat.

Kepolaran pelarut tergantung dari nilai konstanta dielektriknya. Nilai

konstanta dielektrik beberapa pelarut dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Nilai konstanta dielektrik beberapa pelarut

Pelarut 0

n- Heksana

Benzene

Dietil eter

Kloroform

Aseton

Etil asetat

Asetonitril

Etanol

Metanol

0.00

+ 0.025

+ 0.29

+ 0.31

+ 0.43

+ 0.45

+ 0.50

+ 0.68

+ 0.73

Sumber : Stahl, 1985

Page 24: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

8

Pelarut heksana, eter, petroleum eter, dan kloroform digunakan untuk

mengambil senyawa dengan kepolaran rendah sedangkan pelarut yang lebih polar

misalnya alkohol dan etil asetat digunakan untuk mengambil senyawa yang lebih

polar (Rusdi, 1990).

Metode ekstraksi dapat dibagi menjadi :

1. Maserasi

Ekstraksi dengan cara perendaman bahan alam yang telah dikeringkan

dalam pelarut. Keuntungan dari maserasi adalah hasil ekstraksi banyak serta

dapat menghindarkan perubahan kimia terhadap senyawa-senyawa tertentu

oleh karena pemanasan namun demikian proses maserasi membutuhkan waktu

yang relatif lama.

2. Perkolasi

Perkolasi yaitu ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru.

Biasanya dilakukan pada suhu kamar. Proses ini terdiri dari tahapan

pengendapan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan atau penampungan ekstrak), hal ini dilakukan terus menerus

sampai didapatkan ekstrak.

3. Soxhlet

Soxhlet yaitu proses pemisahan berulang dengan sampel berupa padatan.

Sampel yang akan diekstrak lalu dibungkus dengan kertas saring lalu

dimasukkan dalam alat soxhlet. Alat ini pada bagian atas dihubungkan dengan

pendingin balik sedangkan bagian bawah terdapat labu alas bulat sebagai

tempat pelarut. Pemanasan dengan suhu tertentu akan menguapkan pelarut.

Uap akan naik ke atas mengalami proses pendinginan. Ruang soxhlet akan

dipenuhi oleh pelarut yang telah mengembun hingga batas tertentu pelarut

tersebut akan membawa solut dalam labu. Proses ini berlangsung terus

menerus (Rusdi, 1988). Keuntungan dari ekstraksi soxhlet adalah proses

berlangsung berulang-ulang secara otomatis hingga ekstraksi sempurna.

Page 25: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

9

3. Partisi dan Fraksinasi

Partisi merupakan suatu metode pemisahan senyawa polar dan non-polar

dari hasil ekstraksi, sedangkan fraksinasi merupakan metode pemisahan lanjut

yang dimaksudkan untuk mendapatkan fraksi dengan gambaran kromatogram

yang lebih sederhana.

4. Skrining fitokimia

Pendekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan kimia

dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, buah, bunga dan biji)

terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif, yaitu alkaloid,

antrakuinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin (steroid dan

triterpenoid), tanin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), dan sebagainya.

Adapun tujuan pendekatan skrining fitokimia adalah untuk mensurvei tumbuhan

guna mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk

pengobatan (Farnsworth, 1966).

Analisis kualitatif untuk mengetahui golongan senyawa yang bioaktif

dapat dilakukan dengan uji tabung dan atau dengan Kromatografi Lapis Tipis

(KLT). (Stahl, 1985).

5. Kromatografi

a. Kromatografi Lapis Tipis.

Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi cair-padat dan

merupakan metode pemisahan fisikokimia. Lapisan yang memisahkan, terdiri atas

bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas,

logam, atau lapisan yang cocok. Fase diam tersebut dapat berupa lapisan tipis

alumina, silika gel atau bahan serbuk lainnya.

Pemisahan dengan KLT berdasarkan penyerapan. Campuran yang akan

dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita. Setelah pelat

ditempatkan dalam larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan

terjadi selama perambatan kapiler.

Page 26: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

10

Kelebihan KLT adalah dapat melakukan pemisahan senyawa yang sangat berbeda

seperti senyawa organik alam dan organik sintetik, kompleks anorganik-organik,

dan bahkan ion anorganik dapat dilakukan dalam beberapa menit dengan alat yang

harganya tidak terlalu mahal. Selain itu, KLT hanya memerlukan pelarut dan

cuplikan dalam jumlah sedikit (beberapa mikrogram sampai lima gram).

Identifikasi dari senyawa yang terpisah pada lapis tipis diperoleh dari

harga faktor retensi (Rf), yaitu dengan membandingkan jarak yang ditempuh oleh

senyawa terlarut dengan jarak tempuh pelarut.

Harga Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal

Jarak yang ditempuh pelarut dari titik asal

(Padmawinata, 1985).

Penyerap yang digunakan untuk kromatografi lapis tipis mempunyai sifat

yang mirip dengan sifat-sifat penyerap pada kromatografi kolom. Dua sifat

penting dari penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya. Pada lapis tipis,

penyerap dengan butiran halus akan menaikkan hasil pemisahan, butiran penyerap

yang halus akan memberikan aliran pelarut yang lebih cepat. (Sastrohamidjoyo,

2005).

b. kromatografi kolom.

Kromatografi kolom juga merupakan suatu metode pemisahan yang

melibatkan 2 fase yaitu fase diam dan fase gerak. Hanya pada kromatografi

kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan pada bagian atas kolom

penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung

plastik.

Adapun beberapa jenis kromatografi kolom, yaitu :

- Kromatografi kolom gravitasi

Kromatografi kolom gravitasi, fase gerak dibiarkan mengalir melalui

kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya tarik bumi/gravitasi.

- Kromatografi Kolom Tekan (Kolom flash)

Kromatografi Kolom Tekan (kolom flash) merupakan kromatogtafi kolom

yang dimodifikasi dengan bantuan gas untuk mempercepat elusi. Kelebihan

Page 27: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

11

kromatogtafi kolom flash jika dibandingkan dengan kromatografi kolom gravitasi

adalah prosesnya memerlukan waktu yanag relatif lebih singkat.

Pemilihan kolom disesuaikan dengan jumlah cuplikan yang akan

dipisahkan. Banyaknya cuplikan berbanding lurus dengan luas penampang kolom

- Kromatograi Vakum Cair (KVC)

Kromatogtafi vakum cair merupakan salah satu kromatografi vakum

khusus yang biasanya juga menggunakan silikia gel sebagai adsorben.

Pada KVC, kolom dikemas kering dalam keadaan vakum agar diperoleh

kerapatan adsorben maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang paling non polar

yang akan dipakai dituang ke permukaan adsorben kemudian divakum lagi.

Kolom dihisap sampai kering dan siap dipakai jika kolom tidak retak atau

turunnya eluen sudah rata dengan kolom.

Sampel dilarutkan dalam pelarut yang sesuai atau sampel dibuat serbuk

bersama adsorben (impregnasi) dan dimasukkan ke bagian atas kolom kemudian

dihisap perlahan-lahan. Kolom selanjutnya dielusi dengan pelarut yang sesuai,

dimulai dengan yang paling non polar. Kolom dihisap sampai kering pada setiap

pengumpulan fraksi. Pada kromatografi vakum cair, fraksi-fraksi yang ditampung

biasanya bervolume jauh lebih besar dibandingkan dengan fraksi-fraksi yang

diperoleh dari kromatografi kolom biasa. Langkah pemisahan menggunakan

kromatografi vakum cair biasanya dilakukan pada tahap awal pemisahan

(pemisahan terhadap ekstrak kasar yang diperoleh langsung dari proses ekstraksi).

- Kromatografi Gas – Spektrometer Massa (GC-MS)

GC-MS merupakan suatu gabungan dari instrumen GC dan instrumen MS.

Kedua alat dihubungkan dengan satu interfase. Kromatografi gas berfungsi

sebagai alat pemisah berbagai komponen campuran dalam sampel sedangkan

spektrometer massa berfungsi untuk mendeteksi masing-masing molekul

komponen yang telah dipisahkan pada sistem kromatografi gas. Kromatografi

GC-MS akan memberikan informasi struktur senyawa yang terdeteksi.

Dalam GC, cuplikan diinjeksikan ke dalam injektor. Aliran gas dari gas

pengangkut akan membawa cuplikan yang telah teruapkan masuk ke dalam kolom

yang akan memisahkan komponen-komponen dari cuplikan (McNair, 1988).

Page 28: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

12

Komponen-komponen yang telah terpisah kemudian akan ditembak dengan

elektron sehingga akan terfragmentasi menjadi ion-ion positif dengan

perbandingan massa dan muatan (m/z) tertentu (Sastrohamidjojo, 2005).

6. Uji toksisitas secara BST

Brine Shrimp Lethallity Test (BST) digunakan sebagai metode bioassay

guided dalam melakukan skrining terhadap senyawa aktif ataupun ekstrak aktif

dari bahan alam (Meyer, 1982; Carballo dkk., 2002). Hewan percobaan yang

digunakan dalam metode ini adalah Artemia salina atau Brine Shrimp yaitu

sejenis udang-udangan primitif. Metode pengujian menggunakan A. Salina

dianggap memiliki korelasi dengan daya sitotoksit senyawa-senyawa anti kanker,

sehingga sering digunakan skrinning awal pencarian senyawa anti kanker. Metode

ini dikenal sebagai metode yang cepat, mudah, murah dan hasilnya dapat

dipertanggung jawabkan (Meyer, et all. 2005). Hewan percobaan ini hidup di

perairan yang berkadar garam 15 - 300 per mil temperatur antara 25 - 30 oC, dan

pH antara 7,3 - 8,4. Metode BST digunakan untuk mendeteksi keberadaan

senyawa toksik, dan dipakai untuk memonitor dalam isolasi senyawa dari

tumbuhan yang berefek sitotoksik, dengan menentukan harga LC50 dari senyawa

aktif (Astuti et.al., 2005).

Rekomendasi BST oleh Carballo et.al. (2002) sebagai uji awal skrinning

perolehan senyawa bioaktif didasarkan karena adanya korelasi positif antara

sitotoksik dengan uji BST tersebut.

B. Kerangka Pemikiran

Sari buah merah yang dihasilkan dari ekstraksi atau penyarian buahnya

telah banyak diteliti dan telah diketahui mengandung senyawa antioksidan.

Adanya kandungan senyawa antioksidan yang tinggi sebagai zat aktif yang dapat

mencegah berbagai penyakit serta dapat meminimalisir resiko kanker, sehingga

sering digunakan sebagai obat tradisional. Selain itu juga banyak mengandung

vitamin dan mineral (Budi, 2005). Pada penelitian ini bertujuan mengisolasi dan

Page 29: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

13

mengidentifikasi golongan senyawa dari ekstrak buah merah dan komponen kimia

fraksi teraktif buah merah yang diuji secara BST.

Proses isolasi dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunakan

pelarut etanol untuk mengisolasi senyawa-senyawa yang ada dalam buah merah.

Dipilih maserasi dapat menghindarkan perubahan kimia terhadap senyawa-

senyawa tertentu oleh karena pemanasan. Maserat hasil ekstraksi dipartisi dengan

menggunakan n-heksan dan etil asetat untuk mengisolasi senyawa yang lebih

rendah tingkat kepolarannya (non-polar).

Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan metode penapisan

fitokimia secara uji KLT.

Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) dilakukan uji toksisitas secara in

vitro dengan metode Brine Shrimp Lethallity Test (BST) pada tiap fraksinya,

sehingga diketahui fraksi ekstrak yang teraktif secara BST.

Identifikasi komponen senyawa kimia dari fraksi teraktif secara BST

dilakukan analisis dengan GC-MS untuk mendapatkan informasi komponen

senyawa yang terdapat dalam fraksi teraktif BST Buah Merah.

C. Hipotesis

Metode skrining fitokimia dengan uji KLT diperoleh informasi golongan

senyawa kimia ekstrak buah merah. Metode BST dapat menunjukkan toksisitas

ekstrak buah merah dan dengan analisis GC-MS diperoleh informasi komponen

senyawa kimia dalam fraksi teraktif BST buah merah.

Page 30: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di

laboratorium kimia. Penelitian pendahuluan berupa isolasi senyawa-senyawa

polar dan non polar dari daging buah buah merah menggunakan metode maserasi

dengan pelarut etanol. Maserat hasil ekstraksi tersebut diambil sebagian untuk

kemudian dipartisi dengan pelarut n-heksan, diperoleh fraksi polar dan non polar

yang kemudian dilakukan uji toksisitas secara BST dan fraksi teraktif BST

dipisahkan dengan kromatografi kolom untuk mendapatkan fraksi-fraksinya, dari

fraksi-fraksi hasil pemisahan kolom tersebut diidentifikasi menggunakan skrining

fitokimia dengan KLT dan GC-MS.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan mulai bulan Juni - Desembaer 2009 di

Laboratorium Kimia Dasar dan di Sub Lab Kimia Laboratorium Pusat FMIPA

UNS Surakarta. Analisis GC-MS dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik

FMIPA UGM.

C. Alat dan Bahan

1.Alat yang digunakan.

Peralatan yang digunakan sebagai berikut :

1. Peralatan gelas

2. Satu set alat destilasi

3. Satu set alat rotary evaporator

4. Plat KLT

5. Bejana KLT

6. Lampu UV 254 nm dan 366 nm.

7. Kolom kromatografi.

8. Eksikator

14

Page 31: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

15

9. Hot plate

10. Hair Dryer

11. Timbangan elektrik AND GF-300 (satuan gram, 3 angka di belakang

koma, kapasitas maksimal 310g)

12. Pipa kapiler

13. Corong pisah.

14. Botol semprot.

15. Klem dan Statif

16. Botol flakon

17. Aerator

18. Oven

19. Camera digital

20. Kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) Shimadzu QP20105

2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) dari Papua

2. Telur artemia Salina

3. Etanol

4. n-heksan

5. Etil Asetat

6. Butanol

7. Metanol

8. Benzene

9. Dietil Eter

10. H2SO4

11. Logam Mg

12. FeCl3

13. Asam format

14. Asam asetat glasial

15. Toluena

Page 32: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

16

16. Pereaksi anisaldehid asam sulfat

17. Pereaksi Dragendroff,

18. Pereaksi asam sulfat 50%

19. Pereaksi alumunium klorida

20. Pereaksi Besi (III) klorat

21. Pereaksi KOH etanolik 50%

22. SbCl3

23. Kertas saring biasa.

24. Aquades

25. Cerium sulfat

26. NH3

27. Air laut buatan

28. Fermipan

29. Plat KLT silika Gel F254

D. Prosedur Penelitian

1. Persiapan sampel Buah Merah

Buah merah dipisahkan dari jantungnya kemudian daging buahnya yang

menempel pada bagian luar bijinya diambil.

2. Ekstraksi Buah Merah

Untuk mengambil ekstrak pada daging buahnya dilakukan dengan cara

dimaserasi. Sampel 200 gram dimaserasi menggunakan pelarut etanol 400 ml.

Campuran dibiarkan selama 48 jam sambil diaduk sesekali, diletakan di tempat

yang terlindung cahaya pada suhu kamar. Cairan hasil maserasi kemudian

difiltrasi. Proses maserasi dilakukan sebanyak 3 kali. Ketiga hasil maserasi

digabung dan sebagian diuapkan dengan vacuum rotary evaporator hingga di

peroleh ekstrak yang benar-benar pekat (fraksi murni polar).

Page 33: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

17

3. Partisi dan fraksinasi

Sebagian Maserat yang lain dipartisi dengan etil asetat dan n-heksan untuk

mendapatkan senyawa yang tingkat kepolarannya lebih rendah (non-polar).

Sehingga ada dua bagian partisi non polar dan polar. Kemudian hasil partisi

tersebut juga diuapkan dengan vacuum rotary evaporator sehingga mendapatkan

fraksi partisi non polar dan polar.

4. Uji Toksisitas

Metode uji toksisitas yang digunakan dalam penelitian adalah secara BST,

yaitu suatu uji ketoksikan terhadap larva Artemia salina dengan menghitung

prosentase kematian larva seperti yang digunakan oleh meyer, (1982). Metode ini

telah banyak dikembangkan sebagai salah satu cara penentuan bioaktivitas ekstrak

tanaman maupun senyawa murni (Meyer,1982), menyatakan bahwa suatu

senyawa dikatakan aktif jika mempunyai nilai LC50 dibawah 1000 μg/ml.

Berdasarkan hal itu maka dilakukan pengujian BST pada ekstrak dan masing-

masing fraksi buah merah.

Uji BST tersebut sebagai langkah awal sebelum melakukan skrining

fitokimia dan pemisahan fraksi dengan kromatografi kolom.

5. Skrining fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan terhadap masing-masing ekstrak pekat etanol

awal, fraksi n-heksan dan etanol partisi untuk mengetahui golongan senyawa yang

terisolasi. Penapisan fitokimia dilakukan dengan metode uji Kromatografi Lapis

Tipis (KLT).

a. Ekstrak dan Fraksi Etanol

Skrining fitokimia (uji KLT) terhadap ekstrak dan fraksi etanol, sebagai

berikut ;

1. Uji Flavonoid

Ekstrak sampel ditotolkan pada lempeng plat Silika Gel F254. Elusi

dilakukan dengan fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat : air (100 : 11

: 11 : 27) dalam 2 ml. Plat dikeringkan dan disemprot dengan pereaksi aluminium

Page 34: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

18

klorida. Kemudian plat diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan UV 366 nm.

Flavonoid akan memberikan warna kuning jika diamati pada cahaya tampak.

2. Uji Antrakuinon

Uji Antrakuinon menggunakan fase diam silika Gel F254 dan Elusi

dilakukan dengan fase gerak etil asetat : metanol : air (100 : 13,5 : 10) dalam 2 ml.

Plat dikeringkan kemudian disemprot dengan pereaksi KOH etanolik 5 % dan

diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan UV 366 nm. Antrakuinon

memberikan warna coklat merah jika diamati pada cahaya tampak.

3. Uji Kumarin

Uji kumarin menggunakan penyemprot KOH 5 % etanolik sebagai deteksi

dengan larutan pengembang dietil eter : toluen (1 : 1) dijenuhkan dengan asam

asetat 10%. Kumarin akan menunjukkan warna biru muda atau sawo matang jika

diamati pada cahaya tampak.

4. Uji senyawa fenolik

Uji senyawa fenolik digunakan deteksi FeCl3 dan elusi dilakukan dengan

fase gerak etil asetat : metanol : air (100 : 13,5 : 10). Kemudian plat diamati pada

cahaya tampak, UV 254 nm dan UV 366 nm. fenol akan memberikan warna hijau

atau biru kehitaman jika diamati pada cahaya tampak.

5. Uji Saponin

Uji KLT untuk saponin elusi dilakukan dengan fase gerak

kloroform : metanol (95 : 5). Plat dikeringkan kemudian disemprot dengan

pereaksi anisaldehid asam sulfat dan diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm

dan UV 366 nm. Saponin akan memberikan warna biru violet jika diamati pada

cahaya tampak.

b. Fraksi n-heksan

Skrining fitokimia (uji KLT) terhadap fraksi n-heksan, sebagai berikut ;

1. Uji Asam Lemak

Uji KLT asam lemak menggunakan penyemprot rhodamin B dalam etanol dan

pengembang benzene : dietil eter (95% : 5%) dalam 2 ml larutan. Semua jenis

asam lemak dapat dideteksi dengan rhodamin B (Harborne, 1987 ; Robinson,

Page 35: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

19

1991). Kemudian plat diamati dibawah sinar UV 365 nm akan menunjukkan

warna ungu jika sampel mengandung asam lemak.

2. Uji Steroid dan Triterpenoid

Uji KLT steroid dan triterpenoid menggunakan penyemprot H2SO4 dengan

pengembang heksana : etil asetat (95% : 5%) dalam 2 ml larutan. Steroid dan

triterpenoid akan memberikan warna ungu jika diamati dibawah sinar UV 254 nm

dan 365 nm.

3. Uji Karotenoid

Uji KLT karotenoid menggunakan penyemprot SbCl3 dengan fase gerak

dietil eter : benzene (95% : 5%) dalam 2 ml. Diamati dibawah sinar UV 254 nm

dan UV 365 nm.

6. Penentuan sistem eluen.

Penentuan sistem eluen menggunakan metode KLT dengan eluen yang

digunakan adalah n-heksan dan etil asetat. Masing - masing fraksi pekat dari hasil

maserasi dan partisi ditotolkan pada permukaan plat KLT dengan fase diam silika

gel F254 menggunakan pipa kapiler. Dibiarkan sebentar agar pelarutnya menguap

dan jenuh. Kemudian dimasukkan ke dalam bejana pengembang yang berisi

sistem eluen terpilih.

7. Pemisahan dengan kromatografi kolom.

Kromatografi merupakan metode terpilih untuk melakukan dan memonitor

hasil isolasi. Pemisahan campuran senyawa ke dalam fraksi-fraksi dapat dilakukan

dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak dan fase diam yang

disesuaikan dengan karakter ekstrak yang akan dipisahkan, yang diperoleh dari

hasil penentuan sistem eluen. Pemisahan dengan kromatografi kolom dilakukan

dengan menggunakan adsorben silica gel dan eluen n-heksana, n-heksana-

etanol,n-heksan-etil asetat, dan etanol.

Kromatografi kolom vakum tekan : Silika kolom dimasukkan ke dalam

kolom sedikit demi sedikit kemudian dipadatkan dengan vakum agar silika yang

nanti digunakan benar-benar padat. Selanjutnya sampel dibuat bubur dengan cara

Page 36: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

20

diencerkan dengan sedikit pelarut yang akan digunakan untuk elusi kemudian

dicampur adsorben dan menguapkan pelarutnya dengan waterbath. Sampel

kemudian diletakkan di atas silika yang sudah siap dalam kolom, di atas silika gel

yang telah tersalut ekstrak diletakkan kertas saring untuk mencegah terbentuknya

kembali suspensi silika gel yang tersalut ekstrak dengan pelarut.

Kromatografi kolom flash : Silika gel (beratnya disesuaikan dengan kolom

yang nantinya digunakan) dibuat bubur dengan menambahkan n-heksana

kemudian dimasukkan ke dalam kolom kromatograf. Bagian atas kolom kemudian

ditutup dan dibiarkan selama 24 jam agar adsorben dalam kolom tersebut

memadat. Setelah adsorben memadat, kran kolom dibuka dan pelarut dikeluarkan

sampai tersisa sekitar 3 ml diatas batas atas adsorben. Selanjutnya sampel

dimasukan ke dalam kolom dan dielusi dengan menggunakan eluen hasil KLT.

Proses pemisahan dalam kromatografi kolom dilakukan dengan cara gradasi.

Masing-masing fraksi yang diperoleh kemudian dilakukan identifikasi untuk

mengetahui struktur senyawanya.

8. Kromatografi Gas- Spektroskopi Massa (GC-MS)

Kondisi Operasi GC-MS QP2010S Shimadzu saat analisa sampel buah merah

Jenis kolom : HP-5MS panjang 30 m, diameter 0,25 mm

Kondisi kolom

Suhu awal : 60ºC

Waktu awal : 5 menit

Kenaikan suhu : 5 ºC/menit

Suhu akhir : 290ºC

Suhu injektor : 300 ºC

Aliran kolom : 0,5 mL/menit

Tekanan : 11,0 kPa

Jenis detektor : MS

Gas pembawa : Helium

Total Flow : 60,0 mL/menit

Split rasio : 112,2

Page 37: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

21

9. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil percobaan berupa golongan senyawa kimia

yang terkandung ekstrak etanol, fraksi etanol dan n-heksan buah merah dari hasil

skrining fitokimia secara uji KLT. Hasil uji KLT diperoleh harga Rf dan warna

spot yang menunjukkan adanya golongan senyawa tertentu. Identifikasi GC-MS

digunakan untuk mengidentifikasi komponen kimia apa saja yang terkandung

dalam fraksi teraktif buah merah hasil uji toksisitas secara BST. Dari

kromatogram GC-MS diperoleh jumlah komponen senyawa dan prosentase area

relatif masing-masing komponen dalam sampel. Prosentase area relatif masing-

masing komponen digunakan untuk menentukan jumlah kandungan masing-

masing komponen senyawa dalam fraksi teraktif buah merah. Pola fragmentasi

spektra massa instrumen GC-MS dibandingkan dengan spektra massa senyawa

referrence dari penelusuran library untuk mengidentikasi komponen senyawa.

Page 38: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Sampel Buah Merah

Sampel yang digunakan merupakan buah merah yang berasal asli dari

Papua. Buah merah dipisahkan dari jantungnya kemudian daging buahnya yang

menempel pada bagian luar bijinya diambil.

B. Ekstraksi Buah Merah

Ekstraksi buah merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut

etanol. Sampel seberat 200 gram dimaserasi dengan etanol sebanyak 400 ml.

Campuran dibiarkan selama 2 x 24 jam sambil diaduk sesekali, pengadukan

bertujuan untuk membantu proses distribusi pelarut ke dalam sel tanaman

sehingga senyawa yang terkandung dalam sel tanaman dapat terekstrak sempurna,

proses maserasi diletakkan di tempat yang terlindung cahaya pada suhu kamar.

Cairan hasil maserasi (maserat) kemudian difiltrasi, dan di remaserasi sehingga 3

kali maserasi. Volume total etanol yang digunakan 1200 ml dan ketiga hasil

maserat digabung diperoleh ekstrak etanol sebanyak 1.112 ml dan sebagian

diuapkan dengan vacum rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak pekat.

Metode maserasi dipilih karena ekstraksi ini tidak melibatkan pemanasan

sehingga perubahan-perubahan senyawa kimia yang terkandung dalam buah

merah dapat dihindari. Menurut Lenny (2006), proses maserasi sangat

menguntungkan untuk isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman

ekstrak tumbuhan dapat menyebabkan pemecahan dinding dan membran sel

akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar dinding sel sehingga

metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut

organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna. Maserasi juga dapat diatur lama

perendaman yang dilakukan. Nobre, Moura (2005, 562-565) membandingkan

kadar flavonoid Momordica charantia L. menggunakan metode ekstraksi

maserasi dan perkolasi, hasilnya bahwa metode maserasi lebih baik. 22

Page 39: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

23

Etanol dipilih sebagai pelarut karena memiliki kepolaran yang tinggi,

dapat melarutkan komponen dengan berbagai tingkat kepolaran sehingga

diharapkan komponen non polar dalam simplisia juga dapat terekstrak bersamaan

dengan komponen polar, sehingga diharapkan semua senyawa yang terkandung

dalam simplisia dapat terekstrak dengan sempurna. Selain itu juga dilihat dari sifat

ketoksikannya, etanol lebih rendah dibanding metanol karena dalam penelitian ini

juga dilakukan uji toksisitas dari ekstrak etanol yang diperoleh.

C. Partisi Senyawa Polar dan non-Polar

Sebagian maserat yang lain dipartisi dengan n-heksan untuk mendapatkan

senyawa yang tingkat kepolarannya lebih rendah (non-polar). Sehingga diperoleh

dua bagian partisi non-polar dan polar. Hasil partisi tersebut juga dipekatkan

dengan vacum rotary evaporator, sehingga diperoloeh fraksi partisi polar dan

non-polar yang mana dari fraksi tersebut juga dilakukan uji toksisitas.

D. Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder dengan Skrining Fitokimia

Komponen yang terdapat pada ekstrak etanol, fraksi etanol, dan fraksi n-

heksan dianalisis golongan senyawanya dengan metode Skrining Fitokimia

menggunakan uji KLT (Kromatigrafi Lapis Tipis). Skrining fitokimia dapat

dilakukan berdasarkan penelusuran atau penelitian yang dilakukan sebelumnya.

Skrining fitokimia yang dilakukan terhadap masing-masing hasil ekstraksi

sebagai berikut ;

1. Skrining Fitokimia Ekstrak polar Buah Merah

Uji KLT ekstrak polar buah merah dilakukan pada ekstrak dan fraksi

etanol terhadap senyawa : flavonoid, antrakuinon, kumarin, senyawa fenolik dan

saponin. Hasil UJI KLT dari ekstrak polar dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji KLT ekstrak etanol dan fraksi etanol dari Buah Merah.

Kandungan

Senyawa

Hasil Uji KLT

Kesimpulan Rf Sinar

Tampak

Teori UV365nm Teori

Page 40: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

24

Flavonoid (I) 0.8

(II) 0,913

Orange

kemerahan

Biru latar

ungu

Kuning

intensif,

hijau atau

jingga

+

Antrakuinon (I) 0,913

(II) 0,893

Orange Merah Kuning

kehijauan

Kuning +

Kumarin (I) 0,26

0,4

0,8

0,9

(II) 0,12

0,226

0,353

0,62

Kuning

kecoklatan

Biru

muda

atau

coklat

sawo

matang

+

Senyawa

fenolik

(glikosida)

(I) 0,913

(II) 0,893

Kuning-

orange

kecoklatan

Hijau-

kuning

merah

Hijau

Hijau

+

Saponin (I) 0,56

(II) 0,48

Kuning

kecoklatan

Warna

biru

_

Keterangan : (I) : Ekstrak etanol

(II) : Fraksi etanol partisi

(+) : Ada golongan senyawa kimia

(-) : Tidak ada golongan senyawa kimia

Hasil Uji KLT ekstrak dan fraksi etanol buah merah seperti yang tercantum dalam

Tabel 2 menunjukkan esktrak etanol buah merah mengandung flavonoid,

antrakuinon, kumarin dan senyawa fenol.

2. Skrining Fitokimia Ekstrak non polar Buah Merah

Uji kandungan senyawa ekstrak non polar dilakukan pada fraksi n-heksan

buah merah mengacu pada penelitian sebelumnya, Budi (2005), yang telah

menyatakan bahwa sari buah merah mengandung lemak dan asam lemak, steroid,

triterpenoid, dan karotenoid. Hasil Uji KLT dari fraksi n-heksan dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji KLT fraksi n-heksan dari Buah Merah.

Kandungan

Senyawa

Hasil Uji KLT

Kesimpulan Rf UV254nm UV365nm teori

Asam lemak 0,93 Ungu latar Ungu latar merah Ungu +

Page 41: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

25

0,78 merah muda muda (tampak

jelas)

Steroid dan

triterpenoid

0,78 Coklat

kebiruan

Ungu Ungu +

Karotenoid 0,926 Hitam

kebiruan

Ungu Ungu +

Keterangan : (+) = Ada golongan senyawa kimia

(-) = Tidak ada golongan senyawa kimia

Hasil uji KLT fraksi n-heksana buah merah seperti yang tercantum dalam

Tabel 3 menunjukkan ekstrak n-heksan buah merah mengandung asam lemak,

steroid, triterpenoid dan karotenoid. Hasil uji KLT menunjukkan profil spot asam

lemak lebih dominan dari profil spot senyawa lainnya. Hal ini memberikan suatu

gambaran bahwa asam lemak dimungkinkan merupakan komponen utama yang

terkandung dalam buah merah. Hasil tersebut mirip dengan kandungan senyawa

dalam sari buah merah dari penelitian Budi (2005), yang komponen utamanya

adalah asam lemak.

Semua Ekstrak dan fraksi yang telah dilakukan uji KLT selanjutnya di

lakukan uji BST, untuk mengetahui fraksi mana yang teraktif BST. Fraksi yang

teraktif BST kemudian dilanjutkan proses fraksinasi dengan kromatografi kolom

untuk memisahkan komponen-komponen senyawa yang terkandung didalamnya.

D. Uji Toksisitas

Metode uji toksisitas yang digunakan untuk mengetahui potensi ekstrak

buah merah sebagai anti kanker, dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality

Test (BST) yaitu suatu uji ketoksikan terhadap larva Artemia salina atau Brine

Shrimp sejenis udang primitif dengan menghitung prosentase kematian larva yang

digunakan (Meyer, 1982). BST digunakan sebagai metode bioassay guided dalam

melakukan skrinning terhadap senyawa aktif ataupun ekstrak aktif dari bahan

alam (Meyer, 1982; Carballo dkk, 2002). Uji BST dimulai dari menghitung

prosentase kematian ekstrak etanol. Rata-rata prosentase kematian dari ekstrak

etanol 59,34 %, nilai tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol poten sebagai

anti kanker. Fraksi partisi n-heksan dan etanol juga dilakukan uji BST.

Page 42: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

26

Uji BST ini dilakukan sebagai dasar dalam pemisahan kromatografi,

karena fraksi yang akan dipisah dengan kromatografi adalah fraksi yang teraktif

BST. Hasil uji BST menunjukkan rata-rata prosentase kematian fraksi etanol

47,34 %, sedangkan fraksi n-heksan 54 % (Lampiran 4). Hasil tersebut

menunjukkan ekstrak n-heksan merupakan yang teraktif BST, selanjutnya

dilakukan pemisahan kromatografi untuk memperoleh fraksi-fraksi yang

terkandung dalam ekstrak n-heksan.

F. Pemisahan Komponen Senyawa dalam Fraksi n-Heksan.

Berdasarkan hasil uji BST fraksi n-heksan dipisahkan komponen-

komponen senyawanya dengan metode kromatografi, yaitu kromatografi vakum

cair (KVC) dan kromatografi kolom tekan (kolom flash) atau sering disebut

kolom flash. Pemilihan KVC karena senyawa yang akan dipisahkan merupakan

komponen utama yang jumlahnya relatif banyak. KVC memiliki kelebihan dalam

efisiensi waktu. Fraksi hasil pemisahan KVC di uji BST dan fraksi yang teraktif

BST dilanjutkan pemisahan dengan kolom flash untuk memperoleh komponen–

komponen seyawa yang terkandung didalamnya.

Langkah awal dari pemisahan komponen fraksi n-heksan adalah penentuan

eluen yang akan digunakan dalam KVC. Penentuan sistem eluen ditentukan

dengan KLT. Eluen terpilih yaitu eluen yang menghasilkan spot paling banyak

dan memberikan profil pemisahan yang baik.

1. Penentuan sistem eluen dengan KLT

Penentuan sistem eluen dengan KLT bertujuan untuk mencari sistem eluen

yang mampu memberikan pemisahan yang paling baik dan sekaligus untuk

mengetahui profil pemisahannya yang memberikan informasi mengenai

kompleksitas senyawa yang akan dipisahkan. Jika campuran senyawa yang

dipisahkan sederhana maka eluen dalam KLT dapat digunakan sebagai eluen

dalam kromatografi kolom. Penentuan sistem eluen dengan KLT dilakukan

dengan metode trial and error. Fase gerak yang digunakan adalah n-heksana dan

Page 43: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

27

etil asetat yang divariasi tingkat kepolarannya dengan memvariasi perbandingan

volume hingga diperoleh perbandingan volume yang memberikan pemisahan

paling baik. Campuran pelarut n-heksana dan etil asetat merupakan sistem eluen

universal yang sering direkomendasikan sebagai fase gerak dalam kromatografi

karena mudah diuapkan dan mudah mengatur tingkat kepolaran eluen.

Sampel fraksi n-heksan ditotolkan pada plat KLT kemudian dielusi dengan

berbagai variasi perbandingan n-heksana : etil asetat (v/v). Variasi terdiri dari

perbandingan n-heksana 100%, etil asetat 100%, n-heksana : etil asetat (95% :

5%, 90% :10%,85% : 15%, 80% : 20%, 75% : 25%). Spot hasil elusi dilihat dan

di perbandingkan eluen mana yang menunjukkan profil pemisahan yang paling

baik.

Hasil pemisahan dengan perbandingan pelarut 90 % : 10 % menunjukkan

adanya 3 spot pemisahan berwarna merah dan orange. Spot 1 memiliki Rf 0,88,

spot 2 dengan Rf 0,68 dan spot 3 dengan Rf 0, 64. Noda spot sudah terangkat

dengan baik ke atas. Eluen ini jika diaplikasikan sebagai fase gerak dalam

kromatografi kolom maka kemungkinan spot 1 dapat terpisah dengan baik tetapi

spot 2 dan 3 sulit dipisahkan karena jarak antar spot terlalu dekat (ΔRf1-2 0,2 dan

ΔRf2-3 0.04) sehingga kedua spot terakhir akan terelusi bersamaan.

Menurut Clark Still (1978), pemilihan sistem eluen dengan KLT sebaiknya

harus memiliki ∆Rf 0,15-0,20. Dengan demikian, untuk memperbesar harga ∆Rf

maka sistem eluen dibuat lebih polar dari 90%:10%. Hasil KLT dengan

perbandingan eluen 80 % : 20 % memberikan profil pemisahan yang lebih baik,

dengan ditandai pemisahan spot jelas dan warna yang relatif sama dengan sistem

eluen sebelumnya. Hasil pemisahan diperoleh 3 spot, spot 1 memiliki Rf 0,91,

spot 2 dengan Rf 0,22 dan spot 3 dengan Rf 0,123. Tetapi spot 2 dan 3 juga akan

sulit untuk dipisahkan karena jarak kedua spot cukup dekat (ΔRf1-2 0,69 dan ΔRf2-3

0,88). ΔRf yang cukup besar tersebut memungkinkan untuk melakukan

pemisahan dengan KVC. Jika eluen 80 % : 20 % diaplikasikan dalam KVC, spot 1

akan terelusi lebih dahulu, sedangkan spot 2 dan 3 masih tertinggal. Untuk

mengelusi spot 2 dan 3 maka diperlukan pelarut yang bersifat lebih polar.

Page 44: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

28

Perbandingan n-heksan : etil asetat 10 % : 90 % untuk mengelusi spot 2

sedangkan untuk spot 3 di elusi dengan etil asetat 100 %.

Campuran senyawa dalam ekstrak n-heksan selanjutnya dipisahkan

dengan menggunakan teknik elusi gradient dalam KVC. Fase gerak yang

digunakan adalah n-heksan : etil asetat dengan perbandingan 80 % : 20 %, 10 % :

90 % dan etil asetat 100%.

2. Pemisahan Komponen Utama dari fraksi n-heksan dengan Kromatografi

Vakum Cair (KVC)

Kromatografi Vakum Cair merupakan kromatografi kolom yang

dimodifikasi dengan pompa vakum untuk mempercepat proses elusi. Pengisian

kolom pada KVC secara packing kering yaitu adsorben dimasukkan ke dalam

kolom tanpa dicampur dengan solvent. Jumlah adsorben yang digunakan

tergantung pada tingkat kesulitan pemisahan serta jumlah sampel yang akan

dipisahkan. Kolom tanpa dicampur terlebih dulu dengan solven. Jumlah adsorben

yang digunakan tergantung pada tingkat kesulitan pemisahan serta jumlah sampel

yang akan dipisahkan. Untuk pemisahan campuran yang sederhana, dapat

digunakan rasio perbandingan 30 : 1 (Clark still, 1978). Tetapi dari penelitian-

penelitian yang sudah pernah dilakukan perbandingan disesuaikan dengan

diameter kolom yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan kolom yang

berukuran 6 cm dengan perbandingan adsorben : sampel 20 : 1. Setelah 100 g

silika gel 60 (adsorben) dimasukkan, kolom divakum untuk memperoleh

kerapatan adsorben maksimum. fraksi pekat n-heksan 5 g yang telah diimpregnasi

dengan 10 g silikia gel 60 dimasukkan di atas permukaan adsorben dan

dipadatkan dengan cara divakum. Impregnasi dilakukan dengan cara mencampur

adsorben dengan fraksi n-heksan dan menguapkan pelarutnya dengan waterbath.

Di atas silika gel yang telah tersalut fraksi diletakkan kertas saring untuk

mencegah terbentuknya kembali suspensi silika gel yang tersalut fraksi dengan

pelarut.

Proses elusi dilakukan dengan menggunakan 3 sistem eluen yaitu n-

heksana : etil asetat 80 % : 20 %, 10 % : 90 % dan etil asetat 100 % (v/v) sehingga

Page 45: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

29

diperoleh fraksi-fraksi yang kemudian di KLT untuk melihat profil kemiripan dari

farksi–fraksi tersebut untuk penggabungan fraksi yang sama atau mirip profil

pemisahannya. Elusi dimulai dari eluen n-heksan : etil asetat (80 % : 20 %),

kemudian n-heksan : etil asetat (10 % : 90 %) dan terakhir etil asetat (100 %)

dengan volume solven tiap elusi adalah 100 mL dan tiap eluen sebanyak dua kali

elusi. Pengelusian dibantu dengan pompa vakum untuk mempercepat turunnya

eluen.

Elusi pertama dan kedua menggunakan eluen n-heksana : etil asetat (80 %

: 20 %) menghasilkan 2 fraksi, fraksi 1 berwarna bening orange dan fraksi 2

berwarna bening orange muda. Elusi ketiga dan keempat menggunakan eluen n-

heksan : etil asetat (10 % : 90 %) menghasilkan fraksi 3 berwarna bening orange

muda dan fraksi 4 berwarna bening kekuningan. Elusi kelima dan keenam

menggunakan eluen etil asetat (100 %) menghasilkan fraksi 5 dan 6 berwarna

bening kekuningan. Setelah keenam fraksi diuapkan pelarutnya diperoleh fraksi 1

berwarna merah pekat, fraksi 2 orange ke merahan, fraksi 3 orange pekat, fraksi 4,

5, dan 6 orange ke kuningan. Kemudian ke enam fraksi tersebut di KLT untuk

penggabungan fraksi–fraksi yang memiliki kesamaan profil. Hasil KLT diperoleh

3 fraksi hasil penggabungan yaitu fraksi I dari fraksi 1, fraksi II penggabungan

fraksi 2 dan 3 sedangkan fraksi III penggabungan dari fraksi 4, 5 dan 6. Ketiga

fraksi tersebut di KLT dan diamati dibawah sinar UV 365 nm. Fraksi I

memberikan warna ungu pekat kehitaman dengan sedikit cincin ungu. Jika dilihat

dari sifat kepolaran senyawa dan berdasarkan prinsip like dissolve like tidak

menutup kemungkinan steroid dan triterpenoid dan atau karotenoid dapat

ditemukan dalam fraksi I tersebut.

Fraksi II menghasilkan 3 spot, spot 1 berwarna ungu muda, spot 2

berwarna ungu hanya berupa lengkungan dan spot 3 hanya terlihat pemendaran

tanpa terlihat noda spotnya, tidak menutup kemungkinan fraksi II juga

mengandung golongan senyawa yang mirip dengan fraksi I. Fraksi III

menghasilkan 3 spot, spot 1 dan 2 berwarna ungu muda dan spot ketiga berwarna

ungu. Sistem KLT tersebut analog dengan sistem KLT untuk uji asam lemak

karena kemungkinan besar fraksi III mengandung asam lemak. Pada profil

Page 46: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

30

pemisahan KLT menunjukkan bahwa KVC telah memisahkan komponen senyawa

yang terkandung dalam ekstrak n-heksan dapat terpisah dengan baik. Hasil KLT

dapat dilihat pada Lampiran 3.

Ketiga fraksi hasil pemisahan kolom KVC kemudian dilakukan uji BST,

hasil uji BST menunjukkan rata-rata prosentase kematian fraksi I 56,67 %, fraksi

II 66,67 % dan fraksi III 32 %. Hasil tersebut menunjukkan fraksi II merupakan

fraksi teraktif BST yang kemudian dipisahkan lanjut dengan kromatografi kolom

flash. . Data uji BST dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Pemisahan Komponen Senyawa dari Fraksi teraktif BST dengan

kromatografi kolom flash.

Kromatografi kolom flash pada prinsipnya sama dengan kromatografi

kolom gravitasi. Kromatografi kolom flash merupakan kromatografi kolom yang

dimodifikasi dengan bantuan gas untuk mempercepat elusi. Pemilihan

kromatografi kolom flash karena kolom flash mempunyai kelebihan waktu yang

diperlukan dalam proses pemisahan relatif lebih cepat dibandingkan dengan

kromatigrafi kolom gravitasi.

Pemilihan kolom disesuaikan dengan banyaknya cuplikan yang akan

dipisahkan. Dalam penelitian ini digunakan kolom dengan diameter 1 cm.

Pengisian adsorben pada kolom flash dilakukan dengan cara basah, terlebih

dahulu disiapkan campuran homogen antara adsorben dan pelarut yang paling non

polar yang akan digunakan untuk elusi. Adsorben yang digunakan seberat 12

gram dan pelarut yang digunakan untuk membuat suspensi yaitu n-heksan 100%

secukupnya. Campuran harus membentuk suspensi dengan kekentalan tertentu

(cukup cair untuk dituang). Pembuatan campuran yaitu dengan menuang sedikit

demi sedikit adsorben ke dalam pelarut. Langkah ini tidak boleh dibalik dengan

menambahkan pelarut kedalam adsorben karena panas yang dibebaskan dapat

mendidihkan pelarut dan dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan dalam

campuran (kristanti, dkk., 2006). Dengan bantuan corong pisah, suspensi

dituangkan kedalam kolom sedikit demi sedikit dan pelan-pelan agar tidak ada

gelembung udara. Serta diberikan sedikit tekanan dari aerator agar adsorben

Page 47: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

31

benar-benar padat dan kran dibagian bawah kolom dibuka, agar pelarut dapat

mengalir keluar. Sehingga diharapkan adsorben benar-benar padat. Kemudian

kolom didiamkan semalam agar kolom benar-benar padat dan saat digunakan

diharapkan kolom tidak terjadi cracking / pecah. Sample yang akan dipisahkan

sebanyak 0,3 gram. Proses elusi dilakukan dengan 2 sistem eluen yaitu n-heksan :

etil asetat 80 % : 20 % dan 10 % : 90 %. Dari hasil pemisahan kolom diperoleh

beberapa fraksi yang kemudian fraksi yang mempunyai profil warna sama / mirip

digabung hingga diperoleh 6 fraksi. Dari ke enam fraksi tersebut dilakukan uji

KLT untuk mengetahui profil pemisahannya, dari hasil KLT tersebut keenam

fraksi digabung menjadi 2 fraksi, yang mana fraksi IIa gabungan dari fraksi 1, 2,

3, 4 dan fraksi IIb gabungan dari fraksi 5 dan 6.

Dua fraksi hasil akhir dari pemisahan kolom flash kemudian di analisis

dengan GC-MS untuk mengetahui komponen-komponen senyawanya.

G. Identifikasi Komponen Senyawa Fraksi Kolom dengan GC-MS

Data GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy) digunakan untuk

mengidentifikasi komponen senyawa yang terkandung dalam fraksi IIa dan IIb

dari fraksi n-heksan buah merah. Kromatogram hasil pemisahan fraksi IIa dan IIb

GC-MS (spesifikasi alat dan kondisi pengoperasian tercantum dalam Lampiran 2)

ditunjukkan pada Gambar 2 dan 15.

Luas area puncak kromatogram GC-MS menunjukkan konsentrasi relatif

senyawa terhadap cuplikan yang teruapkan dalam pengoperasian GC-MS.

Komponen fraksi yang dianalisis dibatasi hanya pada puncak yang memiliki

prosentase luas area relatif diatas 1 %. Profil kromatogram fraksi IIa dapat dilihat

pada Gambar 2.

Page 48: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

32

Gambar 2. Profil Kromatogram Fraksi IIa

Identifikasi senyawa dilakukan dengan membandingkan pola fragmentasi

spektra massa dengan pola fragmentasi senyawa reference. Senyawa yang dipilih

adalah senyawa hasil penelusuran pustaka yang memiliki SI (Similarity Index)

lebih besar sama dengan 90.

Spektra massa senyawa dengan tR 31,828 menit dan prosentase luas area

puncak relatif 11,21 % memiliki spektra seperti pada Gambar 3, diidentifikasi

sebagai asam palmitat (asam heksadekanoat) karena memiliki pola fragmentasi

yang sama dengan asam palmitat (asam heksadekanoat) dengan SI 93.

Gambar 3. Spektra massa senyawa dengan tR 31,828

Page 49: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

33

Gambar 4. Spektra massa senyawa asam palmitat (asam heksadekanoat)

Spektra massa senyawa dengan nilai tR 35,778 dan prosentase luas area

puncak relatif 66,11 % yang memiliki pola fragmentasi hampir sama dengan pola

fragmentasi senyawa asam oleat (asam oktadekanoat) dengan indeks kemiripan 93

ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Spektra Massa Senyawa dengan tR 35,778

Gambar 6. Spektra Massa Senyawa asam oktadekanoat

Profil kromatogram GC-MS fraksi IIb dari fraksi n-heksan buah merah

ditunjukkan pada Gambar 7 menunjukkan adanya 6 puncak kromatogram yang

terpisah dengan baik, seperti pada fraksi IIa luas area puncak relatif dibawah 1 %

dapat diabaikan.

Page 50: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

34

Gambar 7. Profil Kromatogram Fraksi IIb

Identifikasi senyawa dilakukan dengan membandingkan pola fragmentasi

spektra massa dengan pola fragmentasi senyawa reference. Senyawa yang dipilih

adalah senyawa hasil penelusuran pustaka yang memiliki SI (Similarity Index)

lebih besar sama dengan 90.

Spektra massa senyawa dengan nilai tR 31,814 dan luas area puncak relatif

1,90 % diperoleh spektra massa seperti pada Gambar 8, diidentifikasi sebagai

asam miristat dari hasil perbandingan pola fragmentasi yang diperoleh dengan

library WILEY7.LIB dengan SI 91.

Gambar 8. Spektra Massa senyawa dengan nilai tR 31,814

Page 51: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

35

Gambar 9. Spektra Massa Senyawa Asam miristat

Spektra massa senyawa dengan nilai tR 34,625 dan luas area puncak relatif

92,26 % diperoleh spektra seperti pada gambar 10, dari pola fragmentasinya

diidentifikasi sebagai senyawa asam oleat (asam oktadekanoat) dengan indeks

kemiripan (SI) 91.

Gambar 10. Spektra Massa Senyawa dengan nilai tR 34,625

Gambar 11. Spektra Massa Senyawa asam oleat

Hasil analisis data GC-MS baik fraksi IIa dan IIb menunjukkan bahwa

komponen kimia fraksi teraktif BST mengandung asam lemak. Hasil tersebut juga

didukung dari hasil skrining fitokimia secara KLT bahwa fraksi n-heksan

mengandung asam lemak.

Jadi fraksi IIa dan IIb menunjukkan komponen senyawa yang sama

dengan komponen senyawa sari buah merah (budi, 2005) yaitu asam lemak.

Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa asam lemak yang memiliki

ikatan terkonjugasi dapat berperan sebagai senyawa aktif antikanker. Sari buah

merah yang beredar dimasyarakat terbukti sacara in vivo aktif terhadap beberapa

jenis kanker, dari hasil penelitian Mun’im dkk., 2006 bahwa sari buah merah

Page 52: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

36

mampu menghambat pertumbuhan kanker pada paru-paru tikus. Kandungan asam

lemak yang cukup dominan dari ekstrak buah merah juga berpotensi untuk diteliti

lebih lanjut.

Page 53: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dengan pembahasan sebelumnya dapat diambil

kesimpulan bahwa ;

1. Ekstrak dan fraksi etanol dari buah merah mengandung golongan

senyawa fenol, flavonoid, antrakuinon, dan kumarin. Fraksi n-

heksan buah merah mengandung golongan senyawa asam lemak,

steroid, triterpenoid, serta karotenoid.

2. Komponen kimia fraksi teraktif buah merah hasil uji toksisitas

secara BST adalah asam palmitat, asam oleat dan asam miristat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut mengenai :

1. Pemisahan lebih lanjut terhadap masing-masing komponen kimia

fraksi teraktif buah merah hasil uji BST.

2. Dilakukan uji sitotoksisitas terhadap fraksi teraktif secara BST untuk

mengetahui potensi anti kanker.

Page 54: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

38

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mun’in; Retnosari. 2006. Uji Hambatan Tumorigenesis Sari Buah Merah

(Pandanus Conoideus Lam.) terhadap tikus betina yang diinduksi 7,12

Dimetilbenz (a)Antrasen (DMBA). Majalah Ilmu Kefarmasian, vol. III,

No. 3, 153-161.

Anonim, 2005, Pro dan Kontra Buah Merah, Pendapat pakar dan Praktisi, Redaksi

Agromedia, Jakarta, Hal: 7-12 dan 21-26.

Anonim. 2007. Buah Merah Atasi Efek Rokok. Trubus. Volume 45.

Astuti, P., Alam, G., Hartanti, M.S, Sari, D. dan wahyuono, S. 2005. Uji

sitotoksik senyawa alkaloid dari spons petrosia sp.; potensial pengembangan

sebagai antikanker. Majalah Farmasi Indonesia, 16 (1):58-62

Budi, I Made. 2001. Kajian Kandungan Zat Gizi dan Sifat Fisiko Kimia Berbagai

Jenis Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk) Hasil Ekstraksi

Secara Tradisional di Ka. Jayawijaya Irian Jaya. Tesis. Institut Pertanian

Bogor.

Budi, I.M., dan Paimin, F.R. 2005. Buah Merah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Carballo, J.L, inda , Z.LH., Perez, et all. 2002. A Comparison Between two Brine

Shrimp Assay to Detect in Vitro Cytotoxicity in Marine Natural Product.

BMC Biotechnology 2 (17):1-5

Duryatmo, S., Sofia, H. dan Karjono, 2005, Bukti Ilmiah Buah Merah, Majalah

Trubus, Volume 425.

Farnsworth, N.R., 1966, Biological and Phytochemical Screening of Plants,

Journal Pharm. Sci., Vol 55, 3, p. 225-276.

Gunawan IW. G. 2008. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa terpenoid yang aktif

AntiBakteri Pada Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn). Jurnal Kimia

2(1), 31 – 39.

Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa

Tumbuhan. Penerbit ITB, Bandung.

Hargono, D., 1997, Obat Tradisional Dalam Zaman Teknologi, Majalah

Kesehatan Masyarakat No. 56, Hal: 3-5.

Hariani, R. 2005. Nutrisi Pada Penderita Kanker. http://www.dharmais.co.id.

Diakses pada 18 agustus 2009.

38

Page 55: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

39

Harmanto, N. 2003. Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa. PT. Agromedia

Pustaka, Jakarta.

Hendrayani, 2002, Isolasi dan Identifikasi Komponen Utama Rimpang Temu

Mangga (Curcuma mangga Val.) dari Ekstrak Etanol, Skripsi, Kimia FMIPA

UNS, Surakarta.

Hu, Q., Ren, S., dan Liu, S., 2007. The Optimization of Ultrasonic Wave

Extraction and Vacuum Liquid Chromatography for Isolation of Destruxins.

Medwell Journals. Vol 2 (4), Hal 462-467.

Huie, C.W., 2002. A Review of Modern Sample Preparation Technique for The

Extraction and Analysis of Medicinal Plants. Springer Journal. Vol 373 :

23-30.

Irda Fidrianny. 2003. Efek Antihipertensi dan Hipotensi Beberapa Fraksi dari

Ekstrak Etanol Umbi Lapis Kucai (Allium schoenoprasum L., Lliliaceae).

Jurnal Matematika dan Sains Vol. 8 No.4, hal 147 – 150.

Irma & Gilang. 2005. Tanaman Obat Untuk Penderita Kanker.

http://www.pdpersi.co.id, diakses pada 18 agustus 2009.

Jimmi C, Miharty, Herdini., 2002. Gallakatekin : Senyawa Flavonoid Lainnya

Dari Kulit Batang Rengas (Gluta renghas Linn). Jurnal Natur Indonesia, 4

(1).ISSN 1410-9379.

Koensoemardiyah., 1992. Biosintesis Produk Alami. IKIP Semarang Press.

Terjemahan ; Biosynthesis of Natural Products , Manito, P., 1985. John

wiley and sons. Inggris.

Kristanti, novi. Dkk. Buku Ajar Fitokimia. Jurusan kimia-laboratorium Kimia

Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas

Airlangga.

Lee JY, Hwang WI & Lim ST. 2004. Antioxidant and Anticancer of Organic

Extracts from platycodongrandiflorum A. De Candolleroots. Journal of

Ethnopharmacology 93: 409-415.

Lenny, S. 2006. isolasi dan Uji Bioaktivitas Kandungan Kimia Utama Puding

Merah dengan Metode Brine Shrimp. USU Repository.

http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06000441.pdf. diakses tanggal 10

agustus 2009.

Lehninger, L., 1993. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Terjemahan dari Principles of

Biochemistry oleh Thenawijaya, M., IPB. Bogor.

Page 56: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

40

Mc Laughlin, J.L., Rogers, L.L, Anderson, J.E. 1998. The use of Biological Assay

to Evalute Botanicals. Drug Information Journal 32 : 513-524

Mc Nair, H.M., Bonelli, E.J., 1988. Dasar Kromatografi Gas. Penerbit ITB.

Bandung.

Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., et all. 1982. Brine Shrimp: A Convenient General

Bioassay for Active Plant Constituents. Planta Medica 45: 31-34.

Moeljopawiro, S., Nuringtyas, T.R., Noveriza, R., dan Trisilawati, O. 2007.

Identifikasi Fraksi Bioaktif Anti Kanker Payudara dan Kanker Rahim dan

Mikrobia Kontaminan pada 3 Varietas Buah Merah (Pandanus conoideus

Lamk.). Laporan Hasil Penelitian. UGM. Yogyakarta.

Nobre, C., Moura, F. 2005. standardization of Exstracts from Momordica

Charantia L. (Cucurbitaceae) by Total Flavonoids Contens Determination.

Acta Farm Bonaerense. Vol. 24. 562-566

.

Padmawinata, K. dan I. Soediro, 1985, Analisis Obat secara Kromatografi dan

Mikroskopi, Penerbit ITB, Bandung. Terjemahan : Drugs Analisis by

Chromatography and Microscopy, Stahl, E., Michigan

Padmawinata, K., 1991, Pengantar Kromatografi, Edisi Ke dua, ITB Press,

Bandung. Terjemahan: Introduction to Chromatography, Gritter, R.J.: J. M.

Bobbit; A. E Schwarting, 1985, Holden Day Inc., USA.

Padmawinata, K. dan I. Soediro., 1996, Metode Fitokimia: Penuntun Cara

Modern Menganalisis Tumbuhan, Cetakan ke dua, Penerbit ITB, Bandung.

Terjemahan: Phytochemical Methods, Harborne, J.B., 1984, Chapman and

Hall Ltd., London.

Pohan., G.H., Arie, N.I., Suherman, A.H., dan Kosasih. 2006. Teknologi Ekstraksi

dan Karakterisasi Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.).

Ringkasan Hasil Penelitian dan Pengembangan BBIA Tahun 2006.

Http://www.bbia.go.id (diakses agustus 2009).

Pohan, G.H., Aprianita, N., Wijaya, H., dan Rohimah. 2006. Kajian Teknis

Standar Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.). Ringkasan

Hasil Penelitian dan Pengembangan BBIA Tahun 2006.

Http://www.bbia.go.id (diakses agustus 2009).

Richard, J. P. 1998. Natural Products Isolation. Humana press, Totowa, New

Jersey.

Rusdi, 1990, Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Pusat Penelitian

Universitas Andalas, Padang.

Page 57: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

41

Sastrohamidjojo, H., 2005. Kromatografi, Liberty, Yogyakarta.

Sirait M., dkk., 1987. Analisis Obat Tradisional Jilid 1. Direktorat Jendral

Pengawasan Obat dan Tanaman, Jakarta.

Subroto, A., 2007. Buah Merah Sehatkan Mata ?. Majalah Trubus No.451,

Jakarta, Hal: 116-117.

Stahl, E., 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi. ITB.

Bandung. Hal 3-19.

Still, Clark., Kahn, M., and Mitra, A., 1978. Rapid Chromatographuc Technique

for Preparatives Separations with Moderate Resolution. Journal of Organic

Chemistry : Vol. 43. No. 14.

Styrer, L., 2000. Biokimia volume 2. Fourth Edition. Stanford University.

Sylverstein, R.M., Bassler, G.C., Morril, T.C., 1991. Spectrometric Identification

of Organic Compounds. Fifth Edition. John wiley & Sons. New York.

Tjitrosoepomo, G., 2005, Morfologi Tumbuhan, Edisi ke-15, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta, Hal 242.

Wahyono. 2007. Uji toksisitas akut ekstrak etanolik terstandar dari kulit akar

Senggugu (Clerodendrumserratum L. Moon). Majalah Farmasi Indonesia,

18(1), 1-7.

Page 58: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

42

LAMPIRAN 1

Bagan Alir Cara Kerja

Maserasi Etanol 400 ml (3 x @ 48 jam)

Uji BST

KLT

Partisi n-heksan

KLT

KLT

Uji BST

KVC dengan eluen n-heksan : etil

asetat, volume @ 100 ml (80%: 20%;

10% : 90%; 0%:100%)

Kromatografi flash dengan eluen n-

heksan : etil asetat (80%:20%;

10%:90%)

Identifikasi GC-MS

200 g Buah Merah

(Pandanus conoideus Lam.)

Ekstrak etanol

Fraksi teraktif BST

Fraksi I Fraksi II Fraksi III

Fraksi teraktif BST

Fraksi a Fraksi b

Fraksi n-heksana Fraksi Etanol

Uji BST

Komponen senyawa kimia

buah merah teraktif BST

Golongan

Senyawa Kimia

Golongan

Senyawa Kimia

Uji BST

Uji BST

Uji BST KLT KLT KLT

Page 59: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

43

LAMPIRAN 2

Kondisi Operasi GC-MS

Page 60: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

44

LAMPIRAN 3

Hasil Analisis GC-MS

I. Hasil Analisis GC-MS fraksi IIa, n-heksan : etil asetat (80% : 20%, v/v)

44

Page 61: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

45

A. Data MS Puncak 1.

B. Data MS Puncak 2.

C. Data MS Puncak 3.

Page 62: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

46

D. Data MS Puncak 4.

Page 63: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

47

E. Data MS Puncak 5.

F. Data MS Puncak 6.

G. Data MS Puncak 7.

Page 64: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

48

H. Data MS Puncak 8.

Page 65: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

49

I. Data MS Puncak 9.

J. Data MS puncak 10.

K. Data MS Puncak 11.

L. Data MS Puncak 12.

Page 66: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

50

M. Data MS Puncak 13.

N. Data MS Puncak 14.

O. Data MS Puncak 15.

P. Data MS Puncak 16.

Page 67: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

51

Q. Data MS Puncak 17.

R. Data MS Puncak 18

S. Datra MS Puncak 19.

Page 68: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

52

II. Hasil Analisis GC-MS Fraksi IIb, n-heksan : etil asetat (10% : 90%, v/v)

A. Data MS Puncak 1.

Page 69: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

53

B. Data MS Puncak 2.

Page 70: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

54

D. Data MS Puncak 3.

E. Data MS Puncak 4.

F. Data MS Puncak 5.

Page 71: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

55

F. Data MS Puncak 6.

Page 72: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

56

LAMPIRAN 4

HASIL UJI KLT GOLONGAN KIMIA

1. Skrining Fitokimia Ekstrak n-heksan (non polar) Buah Merah

a. Asam Lemak

Keterangan gambar :

Fase diam : Silika Gel F254

Fase Gerak : Benzena : Dietil eter ( 19 : 1 ) dalam 2 ml eluen.

Deteksi : Disemprot dengan Rhodamin B dalam etanol.

Ket. Teori : Uji positif dibawah sinar UV ditandai dengan bercak warna

ungu pada latar merah muda pada UV 365.

A : Sebelum di sinari lampu UV.

B : Dibawah sinar UV 254 nm.

C : dibawah sinar UV 365 nm.

Spot 2

Rf 0,78

Perhitungan Rf

Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal

Jarak yang ditempuh pelarut dari titik asal

A

Spot 1

Rf 0,93

B C

56

Page 73: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

57

b. Steroid dan atau Terpenoid

Keterangan gambar :

Fase Diam : Silika Gel F254

Fase Gerak : Heksana : Etil asetat ( 95% : 5% )

Deteksi : H2SO4

Ket. Teori : Hasil uji positif steroid dan atau terpenoid dibawah sinar UV

berwarna ungu

A : Sebelum disinari lampu UV

B : Dibawah sinar UV 254 nm

C : Dibawah sinar UV 365 nm.

Spot 1

Rf 0,78

A B C

Page 74: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

58

c. Karotenoid

Keterangan gambar :

Fase Diam : Silika Gel F254

Fase Gerak : Dietil eter : Benzene ( 95 % : 5% )

Deteksi : SbCl3

Ket. Teori : Hasil uji positif karotenoid, dilihat dibawah sinar UV

berwarna hijau atau ungu

A : Sebelum disinari lampu UV

B : Dibawah sinar UV 254 nm

C : Dibawah sinar UV 365 nm.

Spot 1

Rf 0,926

A B C

Page 75: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

59

2. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol (polar) Buah Merah

a. Antrakuinon.

Keterangan gambar :

Fase diam : Silika gel F254

Fase gerak : Etil asetat : metanol : air ( 100:13.5:10, dalam 2 ml):

Deteksi : KOH 5% etanolik

Spot 1

Rf 0,88

Spot 1

Rf 0,913

A B C

E F D

Page 76: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

60

Ket. Teori : Bercak dibawah sinar tampak berwarna merah jingga di

bawah sinar UV kuning kehijauan menunjukkan adanya

antrakuinon

A : Ekstrak etanol murni sebelum disinari lampu UV

B : Fraksi etanol partisi sebelum disinari lampu UV

C : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

D : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm

E : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

F : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm.

b. Senyawa Fenolik (Glikosida)

Spot 1

Rf 0,93

Spot 1

Rf 0,9

C B A

Page 77: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

61

Keterangan gambar :

Fase diam : silika gel F254

Fase gerak : etil asetat : metanol : air (100:13.5:10, dalam 2ml)

Deteksi : SbCl3

Ket. Teori : Hasil uji positif bercak dibawah sinar tampak berwarna hijau,

kuning, merah dan dibawah sinar UV berwarna kuning

A : Ekstrak etanol murni sebelum disinari lampu UV

B : Fraksi etanol partisi sebelum disinari lampu UV

C : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

D : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm

E : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

F : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm.

D F E

Page 78: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

62

c. Flavonoid

Keterangan gambar :

Fase diam : silika gel F254

Fase gerak : etil asetat : asam format : asam asetat glasial : air (100 :

11 : 11 : 27, dalam 2 ml)

Deteksi : AlCl3

Spot 1

Rf 0,906 Spot 1

Rf 0,8

A B C

F E D

Page 79: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

63

Ket. Teori : Hasil uji positif bercak dibawah sinar tampak berwarna

kuning dan dibawah sinar UV 365 nm berpendar kuning

intensif, hijau atau jingga

A : Ekstrak etanol murni sebelum disinari lampu UV

B : Fraksi etanol partisi sebelum disinari lampu UV

C : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

D : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm

E : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

F : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm.

d. Saponin

Keterangan gambar :

Fase diam : silika gel F 254

Fase gerak : kloroform : metanol : air (64 : 50 : 10, dalam 2 ml)

Deteksi : anisaldehid as. sulfat, dipanaskan 100 0C

Ket. Teori : Hasil uji positif bercak berwarna biru dibawah sinar

tampak

A : Ekstrak etanol murni sebelum disinari lampu UV

B : Fraksi etanol partisi sebelum disinari lampu UV

A B C D E F

Page 80: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

64

C : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

D : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm

E : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

F : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm.

e. Kumarin

Spot 2

Rf 0,387

Spot 4

Rf 0,84

Spot 3

Rf 0,64

Spot 1

Rf 0,247

Spot 4

Rf 0,613

Spot 3

Rf 0,347

Spot 1

Rf 0,12

Spot 2

Rf 0,227

A B

C D E F

Page 81: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

65

Keterangan gambar :

Fase diam : silika gel F 254

Fase gerak : dietil eter : toluen (1:1, dalam 2 ml)

Deteksi : KOH 5% etanolik

Ket. Teori : Hasil Uji positif dibawah sinar tampak menunjukkan warna biru

muda atau coklat sawo matang

A : Ekstrak etanol murni sebelum disinari lampu UV

B : Fraksi etanol partisi sebelum disinari lampu UV

C : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

D : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm

E : Ekstrak etanol murni dibawah sinar UV 254 nm

F : Fraksi etanol partisi dibawah sinar UV 365 nm.

Page 82: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

66

LAMPIRAN 5

HASIL UJI TOKSISITAS SECARA BST

Tabel 4. Hasil uji toksisitas ekstrak etanol buah merah terhadap A. Salina

Sampel Konsent

(μg/ml)

Rata-rata persentase kematian A. salina

(%)

Rata-rata

replikasi

(%) Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Ekstrak

etanol

1000 62 56 60 59,34

500 42 44 44 43,34

100 24 20 22 22

Tabel 5. Hasil uji toksisitas partisi larut n-heksan dan partisi tidak larut n-heksan

dari ekstrak etanol buah merah terhadap Artemia salina.

Sampel Konst

(μg/ml)

Rata-rata persentase kematian A. salina

(%)

Rata-rata

replikasi

(%) Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Partisi larut n-

heksan (non-

polar)

400 50 54 58 54

200 28 36 30 31,34

100 20 26 26 24

Partisi tidak

larut n-heksan

(polar)

400 52 48 42 47,34

200 24 22 24 23,34

100 16 18 12 15,34

Tabel 6. Hasil uji toksisitas fraksi-fraksi hasil fraksinasi dari partisi larut n-heksan

buah merah terhadap Artemia Salina Leach.

Page 83: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA FRAKSI …/Isolasi...memisahkan senyawa non-polar. Identifikasi golongan senyawa dalam ekstrak buah merah dilakukan skrining fitokimia dengan

67

Sampel Konst

(μg/ml)

Rata-rata persentase kematian A. salina

(%)

Rata-rata

replikasi

(%) Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Fraksi I 200 54 56 60 56,67

100 24 28 26 26

50 6 10 8 8

Fraksi II

200 76 62 62 66,67

100 34 36 38 36

50 16 12 10 12,67

Fraksi III 200 30 32 34 32

100 14 14 16 14,67

50 8 6 8 7,33