ANALISIS PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PENJUALAN (SALES GROWTH) SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT ISO 9000 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA oleh NURMALA AHMAR WIWIK KURNIA PENDAHULUAN Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang berlaku. Peningkatan kompetisi global telah menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar berkaitan dengan kualitas (Simmon dan White, 1999). Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik. Untuk menjamin adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang sama pula. Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya. Ini merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan. Salah satu standar mutu yang telah diakui banyak kalangan bisnis adalah ISO 9000. ISO 9000 dikeluarkan pertama kali oleh International Organization for Standardization (ISO) yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Standar ISO 9000 menjadi wajib bagi banyak produsen untuk dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PENJUALAN (SALES GROWTH) SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT
ISO 9000 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI BURSA EFEK JAKARTA
oleh
NURMALA AHMARWIWIK KURNIA
PENDAHULUAN
Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan
untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang berlaku. Peningkatan
kompetisi global telah menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar
berkaitan dengan kualitas (Simmon dan White, 1999). Oleh karena itu menjadi
sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang
menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik. Untuk menjamin
adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang
sama pula. Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang
berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya. Ini
merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan.
Salah satu standar mutu yang telah diakui banyak kalangan bisnis adalah
ISO 9000. ISO 9000 dikeluarkan pertama kali oleh International Organization for
Standardization (ISO) yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Standar ISO 9000
menjadi wajib bagi banyak produsen untuk dapat bersaing di pasar internasional,
dengan menunjukkan konsistensi mutu produk yang dihasilkan. Untuk itu
Indonesia menjadi salah satu negara yang mengadopsi sepenuhnya ISO 9000 ini
menjadi Standar Nasional Indonesia 19-9000 (SNI 19-9000), sehingga sedikit
banyak memberikan dorongan pada produsen Indonesia untuk memproduksi
dengan cara-cara yang lebih baik, efektif, dan produktif. Dengan kata lain
sertifikat ISO 9000 dapat digunakan sebagai ticket bisnis bagi perusahaan dalam
perdagangan bebas yang penuh persaingan. Sertifikat ISO 9000 merupakan
sertifikat yang menandakan bahwa perusahaan telah dinilai dan hasilnya telah
memenuhi persyaratan – persyaratan yang sesuai dengan standar ISO. ISO 9000
tidak hanya merupakan jaminan tentang mutu produk, tetapi juga terhadap seluruh
proses produksinya mulai dari pemilihan bahan baku, sumber daya manusia,
pengolahan, peralatan sampai dengan pembuangan limbah industrinya (Rudy,
1996).
Pada kenyataannya, ISO 9000 tidak diragukan lagi merupakan standar
yang paling berpengaruh dari standar serupa di seluruh dunia. Penerimaan cepat
atas ISO 9000 ini menunjukkan bahwa perusahaan mendapati bahwa standar
tersebut ditetapkan dengan baik dan layak diamati meskipun tidak ada bukti nyata
bahwa standart ini benar-benar baik atau benar-benar buruk (Simmon dan White,
1999). Apabila suatu perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 9000 akan
diperoleh beberapa manfaat antara lain meningkatkan kepuasan dan kepercayaan
pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematis. Sertifikat
ISO 9000 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kebijakan, prosedur, dan
instruksi kualitas yang telah direncanakan dengan baik. ISO 9000 menghasilkan
peningkatan kinerja operasi melalui pengurangan proses tindakan korektif dan
penghapusan, meningkatkan profitabiliats, dan keunggulan pemasaran yang
berasal dari pengakuan internasional atas logo ISO 9000. Keunggulan semacam
itu secara khusus penting untuk perusahaan dengan strategi penjualan
internasional (Simmon dan White, 1999).
Oleh karena itu dengan memperoleh sertifikat ISO 9000, diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi pendapatan perusahaan, melalui peningkatan
nilai penjualan produk yang berkualitas dan memiliki harga yang kompetitif,
dimana setelah memperoleh sertifikat ISO 9000, tingkat penjualan perusahaan
baik penjualan domestik maupun penjualan asing dapat lebih meningkat
dibandingkan sebelum perusahaan memiliki sertifikat ISO 9000. Penelitian ini
mencoba menemukan bukti empiris apakah ada perbedaan pertumbuhan domestik
(domestic sales growth) dan pertumbuhan penjualan asing (foreign sales growth)
perusahaan manufaktur yang telah memiliki ISO seri 9000 di Bursa Efek Jakarta.
2.1 PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian dengan topik sejenis yaitu penelitian pada perusahaan
yang memperoleh sertifikat ISO 9000 telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya. Beberapa peneliti tersebut antara lain:
1. Penelitian oleh Nurmala Ahmar (2002).
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan oleh
Nurmala Ahmar adalah menganalisis apakah terdapat perbedaan rasio
profitabilitas antara satu tahun sebelum dengan satu, dua, dan tiga tahun sesudah
memperoleh sertifikat ISO 9000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. Variabel rasio profitabilitas yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi:
Return on Invesment (ROI), Gross Profit Margin, dan Sales Growth.
Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa (1) Tidak ada perbedaan
yang signifikan untuk ROI dan Sales Growth sebelum dan sesudah memperoleh
sertifikat ISO 9000 untuk keseluruhan data, (2) Ada perbedaan yang signifikan
untuk ROI dan Sales Growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO
9000 untuk pengelompokan data berdasarkan tahun perolehan sertifikat ISO 9000,
dan (3) Ada perbedaan yang signifikan untuk ROI, GPM dan Sales Growth
sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000 untuk pengelompokan data
berdasarkan jenis sektor industri.
Adapun Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh
Nurmala Ahmar dengan penelitian saat ini adalah:
a. Persamaan Penelitian Nurmala (2002) dengan penelitian saat ini
Variabel dalam penelitian ini mengambil salah satu variabel yang telah
dianalisis dalam penelitian terdahulu yaitu variabel Pertumbuhan Penjualan (Sales
Growth).
b. Perbedaan Penelitian Nurmala (2002) dengan penelitian saat ini
Penelitian terdahulu, menganalisis perbedaan sales growth antara satu
tahun sebelum dengan satu, dua, dan tiga tahun sesudah memperoleh sertifikat
ISO 9000, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menganalisis perbedaan sales
growth antara satu tahun sebelum dengan satu, sampai dua tahun sesudah
memperoleh sertifikat ISO 9000, selain itu dalam penelitian kali ini variabel sales
growth dibedakan antara domestic sales growth dan foreign sales growth.
2. Penelitian oleh Juni Ima Indriani (2003)
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan oleh Juni
Ima Indriani adalah menganalisis perbedaan rasio net profit margin (NPM) antara
satu tahun sebelum dengan satu, dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat
ISO 9000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Sesuai dengan
permasalahan yang diangkat, variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
Net Profit Margin perusahaan sebelum dan sesudah registrasi ISO 9000.
Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa (1) Ada pengaruh negatif
terhadap NPM satu tahun sebelum dengan satu dan dua tahun sesudah
memperoleh sertifikat ISO 9000 untuk keseluruhan data, (2) Tidak ada pengaruh
positif terhadap NPM satu tahun sebelum dengan satu dan dua tahun sesudah
memperoleh sertifikat ISO 9000 untuk pengelompokan data berdasarkan tahun
perolehan sertifikat ISO 9000, dan (3) Tidak ada pengaruh positif terhadap NPM
satu tahun sebelum dengan astu dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO
9000 untuk pengelompokan data berdasarkan jenis sektor industri.
Adapun Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh
Juni Ima Indriani dengan penelitian saat ini adalah:
a. Persamaan Penelitian Juni Ima (2003) dengan penelitian saat ini
Seperti halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Juni Ima Indriani,
penelitian saat ini juga menggunakan populasi yang sama yaitu perusahaan
manufaktur yang memperoleh sertifikat ISO 9000 yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.
b. Perbedaan Penelitian Juni Ima (2003) dengan penelitian saat ini
Dalam penelitian terdahulu, variable yang digunakan adalah Net profit
margin, sedangkan dalam penelitian saat ini variabel yang digunakan adalah
Pertumbuhan penjualan (sales growth).
3. Penelitian oleh Bret L. Simmons dan Margaret A. White (1999)
Dalam penelitiannya yang berjudul “The Relationship Between ISO 9000
and Business Performance : Does Registration Really Matter” tersebut, Simmons
dan White menganalisis hubungan antara ISO 9000 dengan kinerja bisnis pada
perusahaan yang bersertifikat ISO 9000 dan yang tidak bersertifikat ISO 9000.
Variabel yang dianalisis adalah rasio profitabilitas ( Meliputi ROA dan ROI dan
foreign sales) dan juga variabel pangsa pasar dan kualitas produk.
Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kinerja operasional dan foreign sales (tingkat penjualan asing)
pada perusahaan yang memiliki sertifikat ISO 9000 dan yang tidak memiliki
sertifikat ISO 9000.
Adapun Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh
Simmon dan White dengan penelitian saat ini adalah:
a. Persamaan Penelitian Simmon dan White (1999) dengan penelitian saat
ini
Populasi yang digunakan dalam penelitian saat ini, sama dengan salah satu
populasi yang digunakan dalam penelitian Simmon dan White, yaitu perusahaan
yang bersertifikat ISO 9000.
b. Perbedaan Penelitian Simmon dan White (1999) dengan penelitian saat
ini
Penelitian terdahulu mencoba untuk membandingkan tingkat kinerja
operasional dan tingkat penjualan asing antara perusahaan yang bersertifikat ISO
9000 dengan perusahaan yang tidak memiliki sertifikat ISO 9000, sedangkan
dalam penelitian ini, peneliti membandingkan sales growth perusahaan baik
penjualan domestik maupun penjualan asing perusahaan antara sebelum
memperoleh sertifikat ISO 9000 dengan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000.
2.2.1 ISO 9000
Salah satu standar mutu yang paling ideal adalah ISO 9000. ISO 9000
dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang
berkedudukan di Jenewa, Swiss. Standar ISO 9000 menjadi wajib bagi banyak
produsen untuk dapat bersaing di pasar internasional, dengan menunjukkan
konsistensi mutu produk yang dihasilkan. Untuk itu Indonesia menjadi salah satu
negara yang mengadopsi sepenuhnya ISO 9000 ini menjadi Standar Nasional
Indonesia 19-9000 (SNI 19-9000), sehingga sedikit banyak memberikan dorongan
pada produsen Indonesia untuk memproduksi dengan cara-cara yang lebih baik,
efektif, dan produktif.
Dengan adanya sistem mutu ISO 9000 dan adanya penerapan yang tepat,
maka suatu usaha / bisnis diharapkan akan dapat memiliki suatu sistem mutu yang
mendasar dan cukup kuat untuk mengendalikan mutu usaha/bisnis sehingga dapat
dengan mudah untuk di kembangkan dan ditingkatkan pengendalian mutu
prosesnya di masa yang akan datang. Rangkuman elemen sistem mutu ISO 9000
seperti tampak pada Tabel berikut.
Tabel Elemen – elemen system mutu ISO 9000
NO ELEMEN BUTIR DALAM ISO 9001
ISO 9002
ISO 9003
1 Tanggung jawab manajemen / / /2 Sistem kualitas / / /3 Tinjau ulang kontrak / / /4 Pengendalian desain / n.a n.a5 Pengendalian data dan dokumen / / /6 Pembelian / / /7 Pengendalian produkyang dipasok pelanggan / / /8 Identifikasi dan kemampuan penelusuran produk / / /9 Pengendalian proses / / n.a10 Inspeksi dan pengujian / / /11 Pengendalian atas inspeksi, pengukuran, dan peralatan uji / / /12 Status inspeksi dan pengujian / / /13 Pengandalian produk non konfirmasi / / /14 Tindakan pencegahan dan korektif / / /15 Penanganan, penyimpanan, pengepakan,
Sumber : Nasution MN (2001)Keterangan: n.a = not applied (tidak diterapkan)
2.2.3 Sertifikat ISO 9000 sebagai bukti jaminan kualitas
Sertfikasi atas ISO 9000 mempunyai arti bahwa system mutu perusahaan
telah di asses atau dinilai dan hasilnya telah memenuhi persyaratan-persyaratan
yang sesuai dengan standar ISO 9000 yang dipilih. Sertifikasi yang berkaitan
dengan ISO 9000 sering disebut sertifikasi system mutu, yaitu pemberian
sertifikat kepada perusahaan yang telah mampu menerapkan system mutu menurut
ISO 9000. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa Sertifikat ISO 9000
merupakan bukti atau jaminan bahwa perusahaan telah merencanakan dan
menerapkan suatu system kualitas yang baik yang sesuai untuk produk dan
seluruh proses produksi perusahaan.
Sertifikasi ISO 9000 menghasilkan peningkatan kinerja operasi melalui
pengurangan proses tindakan korektif dan penghapusan, meningkatkan
profitabilitas, dan keunggulan pemasaran yang berasal dari pengakuan
internasional dengan dimilikinya logo ISO 9000 (Simmon and White, 1999).
Apabila suatu perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 9000 akan
diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut:
Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan melalui jaminan kualitas
yang terorganosasi dan sistematis. Sistem dokumentasi ISO 9000
menunjukkan kabijakan, prosedur, dan instruksi kualitas telah direncanakan
dengan baik.
Meningkatkan citra dan daya saing dalam memasuki pasar global, dimana
perusahaan yang sudah bersertifikat ISO 9000 dapat mengiklankannya dalam
media massa.
Audit system kualitas peerusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000
dilakukan secara periodik sehingga pelangan tidak perlu melakukan audit
kualitas. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi kualitas
oleh pelanggan.
Perusahaan yang telah memperoleh serifikat ISO 9000, secara otomatis
terdaftar pada lembaga registrasi. Apabila pelanggan potensial ingin mencari
pemasok yang bersertifikat ISO 9000, mereka hanya menghubungi lembaga
registrasi.Ini berarti terbuka pasar baru bagi perusahaan.
Meningkatkan kualitas dan produktivitas produk melalui kerjasama dan
komunikasi yang lebih baik, system pengendalian yang konsisten, serta
pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi
lebih baik.
Meningkatkan kesadaran kualitas dalam perusahaan.
Memberikan pelatihan secara sistematis kepada seluruh karyawan melalui
prosedur dan instruksi yang terdefinisi dengan baik.
2.2.4 Konsep Kualitas pada Perusahaan Manufaktur
Pengertian kualitas sangat beragam, tergantung perepsi pemakainya.
Menurut Feiganbaum (1991) dalam penelitian Nurmala (2002), definisi kualitas
adalah sebagai berikut “Quality is the total composite product and services
characteristics of marketing, engineering, manufacturing and maintenance
through which the product and services in use will meet expectation of customer”.
Jadi kualitas merupakan gabungan karakteristik produk dan jasa yang memenuhi
harapan pelanggan atau konsumen. Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary),
kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang
menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan
atau ditetapkan (Gasperz, 2001)
Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas produk atau jasa akan dapat
diwujudkan apabila orientasi kegiatan perusahaan diarahkan kepada kepuasan
pelanggan. Karena kualitas mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan
kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan
berkualitas apabila sesuai keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik,
serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar. (Gaspersz, 2001)
Dalam perusahaan manufaktur, sistem kualitas akan mencakup semua
tahap dari identifikasi awal tentang kebutuhan pelanggan sampai ke pembuangan
produk setelah digunakan. Tujuan dari sistem kualitas pada perusahaan
manufaktur adalah meningkatkan kepuasan total pelanggan secara terus menerus.
Gambar 2.2SISTEM MUTU UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
BERDASARKAN ISO 9000
2. Rekayasa desain dan
pengembangan produk
1. Pemasaran dan 3. Perolehan material
Riset pasar
11. Pembuangan produk 4. Perencanaan dan
setelah dipergunakan pengembangan
proses
10. Bantuan teknis 5. Produksi
dan pelayanan
9. Intalasi dan operasi 6. Inspeksi dan pengujian
8. Penjualan dan 7. Pengepakan dan
distribusi penyimpanan
Sumber: Nasution MN (2001)
2.2.5 Hubungan kualitas dengan penjualan
Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang
yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan
biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan
customer value yang lebih baik. Dengan cara ini perusahaan dapat
mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru, dan
mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu
meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai
harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan
harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan
total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.
PELANGGAN
PEMASOK(PERUSAHAAN)
Gambar 2.3HUBUNGAN KUALITAS DENGAN PENJUALAN
Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh PT Sucofindo dan Pusat
Standarisasi Nasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun
1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh ISO
9000, ditemukan fakta bahwa perolehan ISO 9000 telah memicu terjadinya
beberapa dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih baik, fokus
terhadap konsumen, mengurangi scrap product, peningkatan produktivitas,
peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan serta peningkatan
pangsa pasar. ( Kompas, 2004 )
2.2.6 ISO 9000 dan SALES GROWTH
Seperti dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa penerapan sertifikat
ISO 9000 diyakini dapat memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan
karena terjadinya proses continues improvement. Perolehan sertifikat ISO 9000 di
duga mampu memicu peningkatan pertumbuhan penjualan ( sales growth ) secara
berkesinambungan dari waktu ke waktu.
Sertifikat ISO 9000 terutama diperlukan bagi perusahaan – perusahaan
yang berorientasi eksport, sebab ISO 9000 merupakan standart kualitas
JAMINAN
KUALITAS
PERBAI
KAN
KUALITAS
Memperbaiki posisi
persaingan
Harga yg lebih tinggi
Meningkatkan pangsa pasar
Meningkatkan penjualan
Meningkatkan laba
Meningkatkan keluaran yg bebas dari kerusakan
Mengurangi biaya operasi
Sumber: Vincent Gasperz (2001) diolah
internasional. Bagi perusahaan yang berorientasi eksport, total penjualan dalam
perusahaan dapat terdiri dari:
a. Penjualan domestik (domestic sales), yaitu pendapatan perusahaan dari
aktivitas penjualan produk yang terjadi di dalam negeri.
b. Penjualan asing (foreign sales), yaitu pendapatan perusahaan dari aktivitas
penjualan produk yang dikirim ke luar negeri (penjualan eksport).
Dampak diperolehnya Sertifikat ISO 9000 telah banyak dianalisis oleh
beberapa peneliti terdahulu. Beberapa ringkasan dari penelitian sebelumnya yang
mengkaji hubungan antara sertifikat ISO 9000 dengan pertumbuhan penjualan
(sales growth) dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2BEBERAPA RINGKASAN DARI PENELITI TERDAHULU TENTANG
HUBUNGAN ISO 9000 DAN SALES GROWTH
Peneliti Sebelumnya Principal Findings1 Charles et all ( 2004 ) Adanya peningkatan sales growth pada
perusahaan US antara sebelum memperoleh dengan setelah memperoleh sertifikat ISO 9000
2 Nurmala Ahmar ( 2002 )
Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap sales growth perusahaan manufaktur di BEJ antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000.
3 Simmon and White (1999)
Tidak ada perbedaan yang signifikan anatar kinerja operasional dan foreign sales pada perusahaan yang memiliki sertifikat ISO 9000 dan yang tidak memiliki.
4 Hoffmann ( 1999 ) Tingkat Sales Growth dan net income menurun pada 500 perusahaan, meskipun mereka bersertifikat ISO 9000.
Sumber : dari beberapa sumber dirangkum oleh penulis
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, bukti empiris perbedaan sales
growth perusahaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000
terutama bagi perusahaan manufaktur di Indonesia masih menjadi pertanyaan
yang perlu diuji. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji dan menguji perbedaan
Sales Growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000 pada
perusahaan manufaktur di BEJ, dengan membedakan antara domestic sales
growth dan foreign sales growth yang mencerminkan pertumbuhan penjualan
(sales growth) baik pertumbuhan penjualan dalam negeri maupun pertumbuhan
penjualan asing dari waktu ke waktu.
Gambar 2.5KONSEP PENYUSUNAN HIPOTESIS PENELITIAN
Satu thn sbl H1 Satu thn ssd Satu thn sbl H3 Satu thn ssd
H2 Dua thn ssd H4 Dua thn ssd
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka pemikiran dan konsep penyusunan hipotesis yang
telah dibuat, dapat disusun rumusan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan domestik (domestic sales
growth) antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah memperoleh
sertifikat ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Jakarta.
H2: Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan domestik (domestic sales
growth) antara satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh
SALES GROWT
H
Sebelum sertifikasi ISO 9000
DOMESTIC SALES
GROWTH
FOREIGN SALES
GROWTH
Sesudah sertifikasi ISO 9000
Sebelum sertifikasi ISO 9000
Sesudah sertifikasi ISO 9000
sertifikat ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Jakarta.
H3 : Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan asing (foreign sales growth)
antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat
ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta.
H4: Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan asing (foreign sales growth)
antara satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat
ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta.
growth ) tidak sepenuhnya terbukti dalam penelitian ini. Adanya keterbatasan
dalam penelitian ini membuat peneliti tidak dapat menyimpulkan bahwa
perolehan sertifikat ISO seri 9000 tidak memberikan suatu keuntungan pemasaran
bagi perusahaan yang memperolehnya. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain:
1. Adanya kemungkinan bahwa terdapat banyak faktor yang berpengaruh pada
pertumbuhan penjualan dan tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Faktor yang menyebabkan tidak adanya perbedaan ini antara lain dibutuhkan
suatu persiapan yang matang untuk memperoleh sertifikat ISO seri 9000,
sehingga ada kemungkinan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian
telah menerapkan sistem mutu sesuai ISO seri 9000 jauh sebelum sertifikat
diperoleh. Sebaliknya bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk
domestic sales growth & foreign sales growth antara sebelum dan sesudah
memperoleh sertifikat ISO seri 9000, diduga disebabkan oleh rendahnya
komitmen manajemen. Hal ini menyebabkan penerapan sistem manajemen
kualitas ISO seri 9000 menjadi terbelengkai, padahal penerapan sistem
manajemen kualitas ini menuntut adanya komitmen & tanggung jawab yang
besar. Sikap mental juga diduga memiliki pengaruh yang cukup dominan
karena diketahui bahwa terdapat perusahaan - perusahaan yang dalam
mengimplementasikan sistem manajemen kualitas ISO seri 9000, dilakukan
dengan motivasi yang tidak sehat yaitu hanya untuk mengikuti trend semata
untuk mengejar prestise sehingga menyebabkan kemalasan yang nantinya
akan menghambat jadwal kerja yang telah ditentukan dalam penerapan sistem
manajemen kualitas ISO seri 9000 ( Juni Ima, 2003 ). Namun dalam penelitian
ini hal-hal tersebut tidak menjadi variabel yang diteliti. Berdasarkan data yang
ada, antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah sertifikasi secara
umum domestic sales growth mengalami peningkatan, begitu pula dengan
foreign sales growth. Sedangkan antara satu tahun sebelum dengan dua tahun
sesudah sertifikasi secara umum domestic sales growth mengalami
peningkatan dan foreign sales growth jugs mengalami peningkatan. Nilai
perubahan domestic sales growth dan foreign sales growth antara satu tahun
sebelum dengan satu dan dua tahun sesudah sertifikasi tersebut secara empiris
terbukti tidak signifikan.
2. Keterbatasan jumlah sampel dan lamanya periode penelitian diduga sangat
berpengaruh terhadap hasil penelitian.
5.3 SARAN
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran yang dapat digunakan untuk
semua pihak terutama untuk pihak – pihak yang akan melakukan penelitian serupa
antara lain :
1. Penelitian dimasa mendatang diharapkan dapat memperluas sampel dan
periode jangka waktu penelitian.
2. Penelitian dimasa mendatang juga dapat menganalisis perbedaan pertumbuhan
penjualan perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO dengan perusahaan
yang memperoleh penghargaan lain seperti ICSA, sebab di era globalisasi ini
perusahaan – perusahaan membutuhkan suatu pengakuan untuk dapat menarik
minat pasar dan meningkatkan pertumbuhan penjualan mereka, antara lain
dengan cara menapilkan logo – logo penghargaan seperti logo ISO dan ICSA.
3. Bagi perusahaan baik yang belum maupun telah memiliki serifikat ISO seri
9000, diharapkan semoga penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan untuk melakukan regitrasi &
mempertahankannya, dimana dalam mengimplementasikan sistem manajemen
kualitas ISO seri 9000 diperlukan adanya komitmen dan upaya serius dari
pihak manajemen sehingga pada nantinya dengan dimilikinya sertifikat ISO
seri 9000 dapat memberikan value added pada produk dan mempermudah
memasuki pasar internasional.
DAFTAR RUJUKAN
BI Annual Report, 1998
BRAM Annual Report, 1997
Corbet, J Charles, et all, 2004. The Financial Impact of ISO 9000 Certification in the US : An Empirical Analysis. ( Online ), ( http://www. google.id, diakses 31 November 2004 )
Gasperz, Vincent, 2001. Total Quality Management. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
Ikatan Akuntan Indonesia, 1999. Standart Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Imam Ghozali, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Imam Ghozali, dan John Castellan, 2002. Statistik Non Parametrik : Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Juni Ima Indriani, 2003. Analisis Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Registrasi ISO seri 9000 : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.
Kompas, 1997
Meningkatkan Mutu Perusahaan Melalui ISO 9000:2000. ( Online ), ( http://www. kompas.com, diakses 31 November 2004 )
MN. Nasution, 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Nurmala Ahmar, 2002. Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO seri 9000 : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Thesis Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi tidak dipublikasikan, Universitas Diponegoro.
Rothery, Brian, 1992. Analisis ISO 9000. Jakarta : PT.Pustaka Binaman Pressindo.
Rudi Suardi, 2003. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Penerapannya Untuk Mencapai TQM. Jakarta : Penerbit PPM.
Rudy Badrudin, 1996. Memenangkan Persaingan Dalam Era Perdagangan Global dengan ISO 9000 dan Model Total Quality Management (TQM)-Kasus Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen edisi Februari 1996. STIE YKPN Jogjakarta.
Simmons, Bret L, Margareth A White. 1999. “The Relationship Between ISO 9000 and Business Performance: Does Registration Really Matter?” . Journal of Managerial Issues. Vol. XI Number 3 Fall: 330-343.
TKIM Annual Report, 1997
Wursch, H. Stephan, 2003. Critical Examination of the Benefits of ISO 9000 Series Registration to Small and Medium-Sized Enterprises in Switzerland. ( Online ), ( http://www. google.id, diakses 31 November 2004 )