Top Banner
ANALISIS PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PENJUALAN (SALES GROWTH) SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT ISO 9000 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA oleh NURMALA AHMAR WIWIK KURNIA PENDAHULUAN Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang berlaku. Peningkatan kompetisi global telah menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar berkaitan dengan kualitas (Simmon dan White, 1999). Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik. Untuk menjamin adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang sama pula. Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya. Ini merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan. Salah satu standar mutu yang telah diakui banyak kalangan bisnis adalah ISO 9000. ISO 9000 dikeluarkan pertama kali oleh International Organization for Standardization (ISO) yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Standar ISO 9000 menjadi wajib bagi banyak produsen untuk dapat
49

Iso and Sales Growth

Aug 10, 2015

Download

Documents

Dee Lina
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Iso and Sales Growth

ANALISIS PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PENJUALAN (SALES GROWTH) SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT

ISO 9000 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI BURSA EFEK JAKARTA

oleh

NURMALA AHMARWIWIK KURNIA

PENDAHULUAN

Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan

untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang berlaku. Peningkatan

kompetisi global telah menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar

berkaitan dengan kualitas (Simmon dan White, 1999). Oleh karena itu menjadi

sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang

menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik. Untuk menjamin

adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang

sama pula. Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang

berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya. Ini

merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan.

Salah satu standar mutu yang telah diakui banyak kalangan bisnis adalah

ISO 9000. ISO 9000 dikeluarkan pertama kali oleh International Organization for

Standardization (ISO) yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Standar ISO 9000

menjadi wajib bagi banyak produsen untuk dapat bersaing di pasar internasional,

dengan menunjukkan konsistensi mutu produk yang dihasilkan. Untuk itu

Indonesia menjadi salah satu negara yang mengadopsi sepenuhnya ISO 9000 ini

menjadi Standar Nasional Indonesia 19-9000 (SNI 19-9000), sehingga sedikit

banyak memberikan dorongan pada produsen Indonesia untuk memproduksi

dengan cara-cara yang lebih baik, efektif, dan produktif. Dengan kata lain

sertifikat ISO 9000 dapat digunakan sebagai ticket bisnis bagi perusahaan dalam

perdagangan bebas yang penuh persaingan. Sertifikat ISO 9000 merupakan

sertifikat yang menandakan bahwa perusahaan telah dinilai dan hasilnya telah

memenuhi persyaratan – persyaratan yang sesuai dengan standar ISO. ISO 9000

tidak hanya merupakan jaminan tentang mutu produk, tetapi juga terhadap seluruh

Page 2: Iso and Sales Growth

proses produksinya mulai dari pemilihan bahan baku, sumber daya manusia,

pengolahan, peralatan sampai dengan pembuangan limbah industrinya (Rudy,

1996).

Pada kenyataannya, ISO 9000 tidak diragukan lagi merupakan standar

yang paling berpengaruh dari standar serupa di seluruh dunia. Penerimaan cepat

atas ISO 9000 ini menunjukkan bahwa perusahaan mendapati bahwa standar

tersebut ditetapkan dengan baik dan layak diamati meskipun tidak ada bukti nyata

bahwa standart ini benar-benar baik atau benar-benar buruk (Simmon dan White,

1999). Apabila suatu perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 9000 akan

diperoleh beberapa manfaat antara lain meningkatkan kepuasan dan kepercayaan

pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematis. Sertifikat

ISO 9000 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kebijakan, prosedur, dan

instruksi kualitas yang telah direncanakan dengan baik. ISO 9000 menghasilkan

peningkatan kinerja operasi melalui pengurangan proses tindakan korektif dan

penghapusan, meningkatkan profitabiliats, dan keunggulan pemasaran yang

berasal dari pengakuan internasional atas logo ISO 9000. Keunggulan semacam

itu secara khusus penting untuk perusahaan dengan strategi penjualan

internasional (Simmon dan White, 1999).

Oleh karena itu dengan memperoleh sertifikat ISO 9000, diharapkan dapat

memberikan dampak positif bagi pendapatan perusahaan, melalui peningkatan

nilai penjualan produk yang berkualitas dan memiliki harga yang kompetitif,

dimana setelah memperoleh sertifikat ISO 9000, tingkat penjualan perusahaan

baik penjualan domestik maupun penjualan asing dapat lebih meningkat

dibandingkan sebelum perusahaan memiliki sertifikat ISO 9000. Penelitian ini

mencoba menemukan bukti empiris apakah ada perbedaan pertumbuhan domestik

(domestic sales growth) dan pertumbuhan penjualan asing (foreign sales growth)

perusahaan manufaktur yang telah memiliki ISO seri 9000 di Bursa Efek Jakarta.

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Beberapa penelitian dengan topik sejenis yaitu penelitian pada perusahaan

yang memperoleh sertifikat ISO 9000 telah dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya. Beberapa peneliti tersebut antara lain:

Page 3: Iso and Sales Growth

1. Penelitian oleh Nurmala Ahmar (2002).

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan oleh

Nurmala Ahmar adalah menganalisis apakah terdapat perbedaan rasio

profitabilitas antara satu tahun sebelum dengan satu, dua, dan tiga tahun sesudah

memperoleh sertifikat ISO 9000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Jakarta. Variabel rasio profitabilitas yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi:

Return on Invesment (ROI), Gross Profit Margin, dan Sales Growth.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa (1) Tidak ada perbedaan

yang signifikan untuk ROI dan Sales Growth sebelum dan sesudah memperoleh

sertifikat ISO 9000 untuk keseluruhan data, (2) Ada perbedaan yang signifikan

untuk ROI dan Sales Growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO

9000 untuk pengelompokan data berdasarkan tahun perolehan sertifikat ISO 9000,

dan (3) Ada perbedaan yang signifikan untuk ROI, GPM dan Sales Growth

sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000 untuk pengelompokan data

berdasarkan jenis sektor industri.

Adapun Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh

Nurmala Ahmar dengan penelitian saat ini adalah:

a. Persamaan Penelitian Nurmala (2002) dengan penelitian saat ini

Variabel dalam penelitian ini mengambil salah satu variabel yang telah

dianalisis dalam penelitian terdahulu yaitu variabel Pertumbuhan Penjualan (Sales

Growth).

b. Perbedaan Penelitian Nurmala (2002) dengan penelitian saat ini

Penelitian terdahulu, menganalisis perbedaan sales growth antara satu

tahun sebelum dengan satu, dua, dan tiga tahun sesudah memperoleh sertifikat

ISO 9000, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menganalisis perbedaan sales

growth antara satu tahun sebelum dengan satu, sampai dua tahun sesudah

memperoleh sertifikat ISO 9000, selain itu dalam penelitian kali ini variabel sales

growth dibedakan antara domestic sales growth dan foreign sales growth.

2. Penelitian oleh Juni Ima Indriani (2003)

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan oleh Juni

Ima Indriani adalah menganalisis perbedaan rasio net profit margin (NPM) antara

Page 4: Iso and Sales Growth

satu tahun sebelum dengan satu, dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat

ISO 9000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Sesuai dengan

permasalahan yang diangkat, variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah

Net Profit Margin perusahaan sebelum dan sesudah registrasi ISO 9000.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa (1) Ada pengaruh negatif

terhadap NPM satu tahun sebelum dengan satu dan dua tahun sesudah

memperoleh sertifikat ISO 9000 untuk keseluruhan data, (2) Tidak ada pengaruh

positif terhadap NPM satu tahun sebelum dengan satu dan dua tahun sesudah

memperoleh sertifikat ISO 9000 untuk pengelompokan data berdasarkan tahun

perolehan sertifikat ISO 9000, dan (3) Tidak ada pengaruh positif terhadap NPM

satu tahun sebelum dengan astu dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO

9000 untuk pengelompokan data berdasarkan jenis sektor industri.

Adapun Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh

Juni Ima Indriani dengan penelitian saat ini adalah:

a. Persamaan Penelitian Juni Ima (2003) dengan penelitian saat ini

Seperti halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Juni Ima Indriani,

penelitian saat ini juga menggunakan populasi yang sama yaitu perusahaan

manufaktur yang memperoleh sertifikat ISO 9000 yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta.

b. Perbedaan Penelitian Juni Ima (2003) dengan penelitian saat ini

Dalam penelitian terdahulu, variable yang digunakan adalah Net profit

margin, sedangkan dalam penelitian saat ini variabel yang digunakan adalah

Pertumbuhan penjualan (sales growth).

3. Penelitian oleh Bret L. Simmons dan Margaret A. White (1999)

Dalam penelitiannya yang berjudul “The Relationship Between ISO 9000

and Business Performance : Does Registration Really Matter” tersebut, Simmons

dan White menganalisis hubungan antara ISO 9000 dengan kinerja bisnis pada

perusahaan yang bersertifikat ISO 9000 dan yang tidak bersertifikat ISO 9000.

Variabel yang dianalisis adalah rasio profitabilitas ( Meliputi ROA dan ROI dan

foreign sales) dan juga variabel pangsa pasar dan kualitas produk.

Page 5: Iso and Sales Growth

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara kinerja operasional dan foreign sales (tingkat penjualan asing)

pada perusahaan yang memiliki sertifikat ISO 9000 dan yang tidak memiliki

sertifikat ISO 9000.

Adapun Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh

Simmon dan White dengan penelitian saat ini adalah:

a. Persamaan Penelitian Simmon dan White (1999) dengan penelitian saat

ini

Populasi yang digunakan dalam penelitian saat ini, sama dengan salah satu

populasi yang digunakan dalam penelitian Simmon dan White, yaitu perusahaan

yang bersertifikat ISO 9000.

b. Perbedaan Penelitian Simmon dan White (1999) dengan penelitian saat

ini

Penelitian terdahulu mencoba untuk membandingkan tingkat kinerja

operasional dan tingkat penjualan asing antara perusahaan yang bersertifikat ISO

9000 dengan perusahaan yang tidak memiliki sertifikat ISO 9000, sedangkan

dalam penelitian ini, peneliti membandingkan sales growth perusahaan baik

penjualan domestik maupun penjualan asing perusahaan antara sebelum

memperoleh sertifikat ISO 9000 dengan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000.

2.2.1 ISO 9000

Salah satu standar mutu yang paling ideal adalah ISO 9000. ISO 9000

dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang

berkedudukan di Jenewa, Swiss. Standar ISO 9000 menjadi wajib bagi banyak

produsen untuk dapat bersaing di pasar internasional, dengan menunjukkan

konsistensi mutu produk yang dihasilkan. Untuk itu Indonesia menjadi salah satu

negara yang mengadopsi sepenuhnya ISO 9000 ini menjadi Standar Nasional

Indonesia 19-9000 (SNI 19-9000), sehingga sedikit banyak memberikan dorongan

Page 6: Iso and Sales Growth

pada produsen Indonesia untuk memproduksi dengan cara-cara yang lebih baik,

efektif, dan produktif.

Dengan adanya sistem mutu ISO 9000 dan adanya penerapan yang tepat,

maka suatu usaha / bisnis diharapkan akan dapat memiliki suatu sistem mutu yang

mendasar dan cukup kuat untuk mengendalikan mutu usaha/bisnis sehingga dapat

dengan mudah untuk di kembangkan dan ditingkatkan pengendalian mutu

prosesnya di masa yang akan datang. Rangkuman elemen sistem mutu ISO 9000

seperti tampak pada Tabel berikut.

Tabel Elemen – elemen system mutu ISO 9000

NO ELEMEN BUTIR DALAM ISO 9001

ISO 9002

ISO 9003

1 Tanggung jawab manajemen / / /2 Sistem kualitas / / /3 Tinjau ulang kontrak / / /4 Pengendalian desain / n.a n.a5 Pengendalian data dan dokumen / / /6 Pembelian / / /7 Pengendalian produkyang dipasok pelanggan / / /8 Identifikasi dan kemampuan penelusuran produk / / /9 Pengendalian proses / / n.a10 Inspeksi dan pengujian / / /11 Pengendalian atas inspeksi, pengukuran, dan peralatan uji / / /12 Status inspeksi dan pengujian / / /13 Pengandalian produk non konfirmasi / / /14 Tindakan pencegahan dan korektif / / /15 Penanganan, penyimpanan, pengepakan,

pemeliharaan/pengawetan, dan penyerahan/ / /

16 Pengendalian catatan kualitas / / /17 Audit kualitas internal / / /18 Pelatihan / / /19 Pelayanan / / n.a20 Teknik statistic / / /

Sumber : Nasution MN (2001)Keterangan: n.a = not applied (tidak diterapkan)

2.2.3 Sertifikat ISO 9000 sebagai bukti jaminan kualitas

Page 7: Iso and Sales Growth

Sertfikasi atas ISO 9000 mempunyai arti bahwa system mutu perusahaan

telah di asses atau dinilai dan hasilnya telah memenuhi persyaratan-persyaratan

yang sesuai dengan standar ISO 9000 yang dipilih. Sertifikasi yang berkaitan

dengan ISO 9000 sering disebut sertifikasi system mutu, yaitu pemberian

sertifikat kepada perusahaan yang telah mampu menerapkan system mutu menurut

ISO 9000. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa Sertifikat ISO 9000

merupakan bukti atau jaminan bahwa perusahaan telah merencanakan dan

menerapkan suatu system kualitas yang baik yang sesuai untuk produk dan

seluruh proses produksi perusahaan.

Sertifikasi ISO 9000 menghasilkan peningkatan kinerja operasi melalui

pengurangan proses tindakan korektif dan penghapusan, meningkatkan

profitabilitas, dan keunggulan pemasaran yang berasal dari pengakuan

internasional dengan dimilikinya logo ISO 9000 (Simmon and White, 1999).

Apabila suatu perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 9000 akan

diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut:

Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan melalui jaminan kualitas

yang terorganosasi dan sistematis. Sistem dokumentasi ISO 9000

menunjukkan kabijakan, prosedur, dan instruksi kualitas telah direncanakan

dengan baik.

Meningkatkan citra dan daya saing dalam memasuki pasar global, dimana

perusahaan yang sudah bersertifikat ISO 9000 dapat mengiklankannya dalam

media massa.

Audit system kualitas peerusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000

dilakukan secara periodik sehingga pelangan tidak perlu melakukan audit

kualitas. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi kualitas

oleh pelanggan.

Perusahaan yang telah memperoleh serifikat ISO 9000, secara otomatis

terdaftar pada lembaga registrasi. Apabila pelanggan potensial ingin mencari

pemasok yang bersertifikat ISO 9000, mereka hanya menghubungi lembaga

registrasi.Ini berarti terbuka pasar baru bagi perusahaan.

Page 8: Iso and Sales Growth

Meningkatkan kualitas dan produktivitas produk melalui kerjasama dan

komunikasi yang lebih baik, system pengendalian yang konsisten, serta

pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi

lebih baik.

Meningkatkan kesadaran kualitas dalam perusahaan.

Memberikan pelatihan secara sistematis kepada seluruh karyawan melalui

prosedur dan instruksi yang terdefinisi dengan baik.

2.2.4 Konsep Kualitas pada Perusahaan Manufaktur

Pengertian kualitas sangat beragam, tergantung perepsi pemakainya.

Menurut Feiganbaum (1991) dalam penelitian Nurmala (2002), definisi kualitas

adalah sebagai berikut “Quality is the total composite product and services

characteristics of marketing, engineering, manufacturing and maintenance

through which the product and services in use will meet expectation of customer”.

Jadi kualitas merupakan gabungan karakteristik produk dan jasa yang memenuhi

harapan pelanggan atau konsumen. Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary),

kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang

menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan

atau ditetapkan (Gasperz, 2001)

Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas produk atau jasa akan dapat

diwujudkan apabila orientasi kegiatan perusahaan diarahkan kepada kepuasan

pelanggan. Karena kualitas mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan

kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan

berkualitas apabila sesuai keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik,

serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar. (Gaspersz, 2001)

Dalam perusahaan manufaktur, sistem kualitas akan mencakup semua

tahap dari identifikasi awal tentang kebutuhan pelanggan sampai ke pembuangan

produk setelah digunakan. Tujuan dari sistem kualitas pada perusahaan

manufaktur adalah meningkatkan kepuasan total pelanggan secara terus menerus.

Page 9: Iso and Sales Growth

Gambar 2.2SISTEM MUTU UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BERDASARKAN ISO 9000

2. Rekayasa desain dan

pengembangan produk

1. Pemasaran dan 3. Perolehan material

Riset pasar

11. Pembuangan produk 4. Perencanaan dan

setelah dipergunakan pengembangan

proses

10. Bantuan teknis 5. Produksi

dan pelayanan

9. Intalasi dan operasi 6. Inspeksi dan pengujian

8. Penjualan dan 7. Pengepakan dan

distribusi penyimpanan

Sumber: Nasution MN (2001)

2.2.5 Hubungan kualitas dengan penjualan

Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang

yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan

biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan

profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan

customer value yang lebih baik. Dengan cara ini perusahaan dapat

mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru, dan

mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu

meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai

harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan

harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan

total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.

PELANGGAN

PEMASOK(PERUSAHAAN)

Page 10: Iso and Sales Growth

Gambar 2.3HUBUNGAN KUALITAS DENGAN PENJUALAN

Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh PT Sucofindo dan Pusat

Standarisasi Nasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun

1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh ISO

9000, ditemukan fakta bahwa perolehan ISO 9000 telah memicu terjadinya

beberapa dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih baik, fokus

terhadap konsumen, mengurangi scrap product, peningkatan produktivitas,

peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan serta peningkatan

pangsa pasar. ( Kompas, 2004 )

2.2.6 ISO 9000 dan SALES GROWTH

Seperti dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa penerapan sertifikat

ISO 9000 diyakini dapat memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan

karena terjadinya proses continues improvement. Perolehan sertifikat ISO 9000 di

duga mampu memicu peningkatan pertumbuhan penjualan ( sales growth ) secara

berkesinambungan dari waktu ke waktu.

Sertifikat ISO 9000 terutama diperlukan bagi perusahaan – perusahaan

yang berorientasi eksport, sebab ISO 9000 merupakan standart kualitas

JAMINAN

KUALITAS

PERBAI

KAN

KUALITAS

Memperbaiki posisi

persaingan

Harga yg lebih tinggi

Meningkatkan pangsa pasar

Meningkatkan penjualan

Meningkatkan laba

Meningkatkan keluaran yg bebas dari kerusakan

Mengurangi biaya operasi

Sumber: Vincent Gasperz (2001) diolah

Page 11: Iso and Sales Growth

internasional. Bagi perusahaan yang berorientasi eksport, total penjualan dalam

perusahaan dapat terdiri dari:

a. Penjualan domestik (domestic sales), yaitu pendapatan perusahaan dari

aktivitas penjualan produk yang terjadi di dalam negeri.

b. Penjualan asing (foreign sales), yaitu pendapatan perusahaan dari aktivitas

penjualan produk yang dikirim ke luar negeri (penjualan eksport).

Dampak diperolehnya Sertifikat ISO 9000 telah banyak dianalisis oleh

beberapa peneliti terdahulu. Beberapa ringkasan dari penelitian sebelumnya yang

mengkaji hubungan antara sertifikat ISO 9000 dengan pertumbuhan penjualan

(sales growth) dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2BEBERAPA RINGKASAN DARI PENELITI TERDAHULU TENTANG

HUBUNGAN ISO 9000 DAN SALES GROWTH

Peneliti Sebelumnya Principal Findings1 Charles et all ( 2004 ) Adanya peningkatan sales growth pada

perusahaan US antara sebelum memperoleh dengan setelah memperoleh sertifikat ISO 9000

2 Nurmala Ahmar ( 2002 )

Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap sales growth perusahaan manufaktur di BEJ antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000.

3 Simmon and White (1999)

Tidak ada perbedaan yang signifikan anatar kinerja operasional dan foreign sales pada perusahaan yang memiliki sertifikat ISO 9000 dan yang tidak memiliki.

4 Hoffmann ( 1999 ) Tingkat Sales Growth dan net income menurun pada 500 perusahaan, meskipun mereka bersertifikat ISO 9000.

Sumber : dari beberapa sumber dirangkum oleh penulis

Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, bukti empiris perbedaan sales

growth perusahaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000

terutama bagi perusahaan manufaktur di Indonesia masih menjadi pertanyaan

yang perlu diuji. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji dan menguji perbedaan

Page 12: Iso and Sales Growth

Sales Growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000 pada

perusahaan manufaktur di BEJ, dengan membedakan antara domestic sales

growth dan foreign sales growth yang mencerminkan pertumbuhan penjualan

(sales growth) baik pertumbuhan penjualan dalam negeri maupun pertumbuhan

penjualan asing dari waktu ke waktu.

Gambar 2.5KONSEP PENYUSUNAN HIPOTESIS PENELITIAN

Satu thn sbl H1 Satu thn ssd Satu thn sbl H3 Satu thn ssd

H2 Dua thn ssd H4 Dua thn ssd

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kerangka pemikiran dan konsep penyusunan hipotesis yang

telah dibuat, dapat disusun rumusan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan domestik (domestic sales

growth) antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah memperoleh

sertifikat ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

Jakarta.

H2: Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan domestik (domestic sales

growth) antara satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh

SALES GROWT

H

Sebelum sertifikasi ISO 9000

DOMESTIC SALES

GROWTH

FOREIGN SALES

GROWTH

Sesudah sertifikasi ISO 9000

Sebelum sertifikasi ISO 9000

Sesudah sertifikasi ISO 9000

Page 13: Iso and Sales Growth

sertifikat ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

Jakarta.

H3 : Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan asing (foreign sales growth)

antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat

ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta.

H4: Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan asing (foreign sales growth)

antara satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat

ISO 9000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta.

VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURANNYA

1. Pertumbuhan Penjualan Domestik (domestic sales growth)

Pertumbuhan penjualan domestik (domestic sales growth) mencerminkan

kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan dalam negerinya dari

waktu ke waktu. Variabel pertumbuhan penjualan mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Tyson (1987) dan Hofmann (1999) pada penelitian Nurmala

(2002). Ukuran pertumbuhan penjualan domestik dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

Domestic Sales Growth = Domestic Sales t - Domestic Sales t-1

Page 14: Iso and Sales Growth

Domestic Sales t-1

Dimana :

Domestic Sales t = Penjualan domestik tahun t

Domestic Sales t-1 = Penjualan domestik sebelum tahun t

2. Pertumbuhan penjualan Asing (foreign sales growth)

Pertumbuhan penjualan asing (foreign sales growth) mencerminkan

kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan asingnya dari waktu ke

waktu. Variabel pertumbuhan penjualan asing mengacu pada penelitian yang

dilakukan Simmon dan White (1999). Ukuran pertumbuhan penjualan asing

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Foreign Sales Growth = Foreign Sales t - Foreign Sales t-1

Foreign Sales t-1

Dimana :

Foreign Sales t = Penjualan asing tahun t

Foreign Sales t-1 = Penjualan asing sebelum tahun t

3.5 POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

3.5.1 Populasi penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, yang telah memperoleh sertifikat

ISO 9000.

3.5.2 Sampel penelitian

Agar dapat memenuhi tujuan penelitian, maka sampel yang digunakan

dalam penelitian ini harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta dan telah

memperoleh Sertifikat ISO 9000 baik versi 1994 maupun versi 2000, sebab

kedua versi tersebut hanya berbeda dalam formatnya.

2 Melakukan aktivitas penjualan dalam negeri dan luar negeri (eksport)

Page 15: Iso and Sales Growth

3 Tersedia laporan keuangan khususnya laporan rugi laba yang mengungkapkan

dengan jelas proporsi penjualan dalam negeri dan penjualan eksport secara

terpisah, untuk satu tahun sebelum dan satu sampai dua tahun sesudah

memperoleh sertifikat ISO 9000.

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sample penelitian dilakukan dengan

menggunakan teknik Purposive Sampling, dimana anggota sampelnya diambil

secara khusus sesuai dengan tujuan penelitian.

3.6 DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

berupa laporan keuangan meliputi Laporan Rugi Laba beserta catatan atas laporan

keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di bursa Efek Jakarta, yang telah memperoleh Sertifikat ISO 9000 dari

lembaga sertifikasi sistem kualitas yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi

Nasional.

3.7 METODE ANALISIS DATA

Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai

varibel yang digunakan dalam penelitian, yaitu variabel Pertumbuhan Penjualan

Domestik (domestic sales growth) dan variabel Pertumbuhan Penjualan Asing

(foreign sales growth).

4.1 GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, yang telah memperoleh sertifikat

ISO 9000. Penelitian ini mengambil data daftar perusahaan manufaktur dari

sebuah harian ekonomi dan bisnis, Bisnis Indonesia, yang menyajikan informasi

terbaru untuk perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya. Sementara,

Page 16: Iso and Sales Growth

perusahaan yang memperoleh ISO seri 9000 diperoleh dari beberapa sumber

antara lain dari daftar yang dikeluarkan oleh Riset Bisnis Indonesia ( RBI )

Research, sebuah lembaga riset berbagai bidang bisnis Indonesia, dari hasil

download daftar yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional melalui situs

www.bsn.or.id, dan dari daftar yang dikeluarkan oleh PT. Sucofindo periode 13

Maret 2004. Perolehan sampel dilakukan berdasarkan kriteria sampel yang sudah

ditetapkan. Kriteria pertama yaitu perusahaan yang dijadikan sampel adalah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta dan telah memperoleh

Sertifikat ISO 9000 baik versi 1994 maupun versi 2000.

Berdasarkan data yang diperoleh dari harian Bisnis Indonesia terdapat 150

perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Setelah

dilakukan pencocokan dengan daftar perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO

seri 9000 dari daftar yang dikeluarkan oleh Riset Bisnis Indonesia ( RBI )

Research, sebuah lembaga riset berbagai bidang bisnis Indonesia, dari hasil

download daftar yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional melalui situs

www.bsn.or.id, dan dari daftar yang dikeluarkan oleh PT. Sucofindo periode 13

Maret 2004, didapatkan 50 perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO seri

9000 dalam kurun waktu tahun 1994 sampai dengan tahun 2001.

Kriteria sampel kedua adalah perusahaan yang dijadikan sampel

melakukan aktivitas penjualan dalam negeri dan luar negeri (eksport) . Kriteria

ketiga yaitu perusahaan yang dijadikan sampel harus tersedia laporan

keuangannya khususnya laporan rugi laba yang mengungkapkan dengan jelas

proporsi penjualan dalam negeri dan penjualan eksport secara terpisah, untuk satu

tahun sebelum dan satu sampai dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO

9000.

Dari ke 50 perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO seri 9000, setelah

dicari data laporan keuangan di situs www.jsx.co.id dan dari data perusahaan yang

tersedia di perpustakaan Bursa Efek Surabaya, didapatkan 16 perusahaan yang

dapat memenuhi kriteria sampel kedua dan ketiga. Hal tersebut disebabkan karena

terdapat data pertumbuhan penjualan perusahaan yang dijadikan sampel penelitian

tidak tersedia baik di situs www.jsx.co.id maupun di perpustakaan Bursa Efek

Page 17: Iso and Sales Growth

Surabaya, pada kurun waktu tahun 1994 sampai dengan 2001. Adapun daftar

lengkap dari 16 perusahaan yang menjadi sampel analisis berdasarkan jenis sektor

industri ditunjukkan pada Tabel 4.1

Tabel 4.3DAFTAR JUMLAH PERUSAHAAN PENERIMA ISO SERI 9000

(Berdasarkan Tahun Perolehan)

NoThn

Jumlah Kode PerusahaanSertifikasi

1 1994 2 GDYR, INDR2 1995 2 IKBI, TRST3 1996 9 BRAM, SMSM, PAFI, HDTX, INDF            BRPT, UNIC, AMFG, TKIM4 1997 1 AQUA5 1998 1 MYTX6 2001 1 INTP

Jumlah : 16   Sumber : data yang diolah

Adapun klasifikasi berdasarkan jenis sertifikasi yang diperoleh dapat

dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4Jenis Sertifikasi dan Jumlah Perusahaan

Jenis ISO Jumlah9002 159001 1

Jumlah 16Sumber : data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh informasi bahwa sampel analisis

memiliki dua jenis ISO seri 9000 yaitu ISO seri 9001 dan ISO seri 9002. Kedua

jenis sertifikasi tersebut tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan ( RBI

Research 1998 ). Perbedaannya hanya berada pada elemen design control. ISO

9002 tidak membahas dan menilai elemen tersebut karena sistem mutu ini

digunakan untuk perusahaan – perusahaan yang telah melakukan dan menetapkan

design produknya dengan pasti. Perusahaan – perusahaan yang berorientasi ekspor

tidak memerlukan elemen ini karena design produk telah disiapkan sebelumnya.

Dari data yang ada kedua jenis sertifikasi ini didominasi oleh perusahaan –

Page 18: Iso and Sales Growth

perusahaan pada sektor industri semen, otomotif, tekstil, plastik, kabel, makanan

& minuman, kayu, kimia, keramik,porselin dan kaca. Sedangkan ISO 9001

banyak dimiliki oleh perusahaan – perusahaan untuk sektor industri pulp dan

kertas.

Pengumpulan data rasio keuangan diperoleh dari laporan yang diterbitkan

oleh setiap perusahaan untuk memenuhi persyaratan Badan Administrasi Efek

( BAE ) yang diambil dari Bursa Efek Surabaya ( BES ). Data laporan keuangan

yang diperoleh diolah menjadi rasio – rasio yang akan diuji dengan menggunakan

alat uji statistik seperti dijelaskan pada metode penelitian.

1.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif untuk kelompok data berdasarkan tahun perolehan

dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

SALES GROWTH SEBELUM DAN SESUDAH SERTIFIKASI ISO 9000

( berdasarkan tahun perolehan )

Sales Growth Nilai Meanper kelompok Sebelum Sesudah sertifikasi

tahun sertifikasi satu tahun dua tahunTahun 1994 :      Domestic SG 0.14 0.09 0.05Foreign SG 0.25 2.18 0.11Tahun 1995 :      Domestic SG 0.51 -0.40 4.54Foreign SG 5.38 9.86 -0.10Tahun 1996 :      Domestic SG 0.17 0.15 0.57Foreign SG 1.85 0.87 1.99

Sumber : lampiran 5 diolah

Sebagaimana rangkuman yang tercantum pada Tabel 4.6 diatas, sales

growth perusahaan manufaktur yang dapat dianalisis adalah perusahaan

manufaktur yang memperoleh sertifikasi antara tahun 1994 sampai dengan tahun

1996. Tahun 1997, 1998, dan 2001 hanya ada satu perusahaan yang termasuk

dalam sampel penelitian, sehingga tidak dapat dilakukan uji beda dan diambil

rata-ratanya karena hanya ada satu data.

Page 19: Iso and Sales Growth

Rata-rata domestic sales growth tahun 1994 sebelum sertifikasi bernilai

sebesar 0.14 dan terus menurun sampai dua tahun sesudah sertifikasi yaitu 0.09

dan 0.05. Lain halnya dengan foreign sales growth, sebelum sertifikasi rata-rata

foreign sales growth sebesar 0.25 dan meningkat drastis pada satu tahun sesudah

sertifikasi sebesar 2.18 dan kemudian menurun pada dua tahun sesudah sertifikasi

sebesar 0.11. Peningkatan yang mencolok pada satu tahun sesudah sertifikasi ini

disebabkan karena PT. Goodyear Indonesia Tbk mengalami peningkatan foreign

sales lebih dari 74 persen pada satu tahun sesudah sertifikasi.

Pada tahun 1995, rata-rata domestic sales growth sebelum sertifikasi

bernilai sebesar 0.51 dan menurun drastis hingga mengalami pertumbuhan negatif

sebesar -0.40, namun meningkat lagi pada dua tahun sesudah sertifikasi sebesar

4.54. Rata-rata foreign sales growth, sebelum sertifikasi sebesar 5.38 dan

meningkat pada satu tahun sesudah sertifikasi sebesar 9.86 namun kemudian

pertumbuhan negatif dan menurun pada dua tahun sesudah sertifikasi sebesar

-0.10.

Tahun 1996, rata-rata domestic sales growth sebelum sertifikasi sebesar

0.17 dan menurun pada satu tahun sesudah sertifikasi sebesar 0.15 dan meningkat

lagi pada dua tahun sesudah sertifikasi sebesar 0.57. Sama halnya dengan foreign

sales growth, rata-rata foreign sales growth sebelum sertifikasi sebesar 1.85 dan

menurun pada satu tahun sesudah sertifikasi sebesar 0.87 dan meningkat lagi pada

dua tahun sesudah sertifikasi sebesar 1.99.

Rata-rata domestic sales growth dan foreign sales growth untuk

pengelompokan data berdasarkan tahun perolehan sertifikat ISO 9000 masih saja

bervariasi. Dari sini dapat kita lihat bahwa tampak adanya kondisi yang fluktuatif

sesudah sertifikat diperoleh. Ada dugaan bahwa bukti empiris ini selain

mencerminkan efek yang ditimbulkan oleh sertifikasi ISO 9000, juga disebabkan

pula oleh kondisi ekonomi yang cukup fluktuatif pula dalam kurun waktu

penerimaan sertifikat ISO 9000, salah satunya yaitu adanya krisis moneter yang

melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, tepatnya Juli 1997 krisis

moneter Indonesia dimulai, ditandai dengan melonjaknya nilai tukar rupiah

Page 20: Iso and Sales Growth

terhadap dollar, dari Rp. 2.000,- pada September 1994 menjadi Rp. 5.200,- sampai

dengan akhir tahun 1997 ( Kompas, 1997 ). Nilai rupiah mengalami penurunan

tajam hingga mencapai tingkat terendah yaitu Rp. 16.500,- per dollar pada Juni

1998, dan kembali menguat pada kisaran Rp. 8.800,- hingga akhir tahun 1998.

( BI annual report,1998 ). Hal ini membawa dampak negatif pada penjualan

domestik yaitu menurunnya daya beli masyarakat. Dari data yang ada tampak

bahwa memang ada penurunan domestic sales growth untuk data tahun 1996 pada

tahun 1997 ( satu tahun sesudah sertifikasi ).

Secara keseluruhan, Domestic sales growth antara satu tahun sebelum

dengan satu tahun sesudah sertifikasi rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1

persen, dengan total perusahaan yang mengalami peningkatan sebesar 43.75

persen dari keselurahan sampel. Peningkatan tertinggi dicapai oleh PT. Tjiwi

Kimia, Tbk dengan nilai sebesar 250 persen. Sedangkan yang mengalami

penurunan sebesar 50 persen dan sisanya sebesar 6,25 persen tidak mengalami

perubahan domestic sales growth, Untuk domestic sales growth satu tahun

sebelum dengan dua tahun sesudah sertifikasi, perusahaan yang mengalami

peningkatan sebesar 43.75 persen dari keselurahan sampel, sedangkan yang

mengalami penurunan sebesar 56.25 persen, namun secara keseluruhan rata-rata

mengalami kenaikan sebesar 197 persen Rangkuman prosentase kenaikan atau

penurunan domestic sales growth dapat dilihat pata Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.8

JUMLAH PERUSAHAAN YANG MENGALAMI PENINGKATAN ATAU PENURUNAN DOMESTIC SALES GROWTH

Domestic Jumlah PersentaseSales Growth Sampel  

1 Th Sbl dgn 1 Th Ssd    Mengalami peningkatan

7 43.75%

Mengalami penurunan 8 50.00%

Tetap 1 6.25%

Jumlah : 16 100.00%

1 Th Sbl dgn 2 Th Ssd    Mengalami peningkatan

7 43.75%

Mengalami penurunan 9 56.25%

Tetap 0 0.00%

Jumlah : 16 100.00%

Sumber : rangkuman tabel 4.7

Page 21: Iso and Sales Growth

Sedangkan prosentase kenaikan atau penurunan foreign sales growth,

dapat dilihat pada Tabel 4.9. Berdasarkan data tersebut, dapat kita lihat bahwa

secara keseluruhan foreign sales growth antara satu tahun sebelum dengan satu

tahun sesudah sertifikasi rata-rata mengalami peningkatan sebesar 592 persen,

dengan total perusahaan yang mengalami peningkatan sebesar 68.75 persen dari

keselurahan sampel, sedangkan yang mengalami penurunan sebesar 31.25 persen.

Sedangkan untuk foreign sales growth satu tahun sebelum dengan dua tahun

sesudah sertifikasi, perusahaan yang mengalami peningkatan sebesar 43.75 persen

dari keselurahan sampel, sedangkan yang mengalami penurunan sebesar 56.25

persen, namun secara keseluruhan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 2225

persen. Rangkuman jumlah perusahaan yang mengalami peningkatan atau

penurunan foreign sales growth dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10

JUMLAH PERUSAHAAN YANG MENGALAMI PENINGKATAN ATAU PENURUNAN FOREIGN SALES GROWTH

Foreign Jumlah PersentaseSales Growth Sampel  

1 Th Sbl dgn 1 Th Ssd    Mengalami peningkatan 11 68.75%Mengalami penurunan 5 31.25%Tetap 0 0.00%

Jumlah : 16 100.00%1 Th Sbl dgn 2 Th Ssd    

Mengalami peningkatan 7 43.75%Mengalami penurunan 9 56.25%Tetap 0 0.00%

Jumlah : 16 100.00%

Sumber : rangkuman tabel 4.9

Dari keseluruhan data diatas, dapat kita lihat terdapat beberapa perusahaan

yang mengalami peningkatan drastis dari satu tahun sebelum memperoleh

sertifikat ISO 9000, hal inilah yang menyebabkan rata-rata domestic sales growth

dan foreign sales growth menunjukkan angka yang positif atau dengan kata lain

menunjukkan adanya peningkatan, walaupun prosentase jumlah perusahaan yang

Page 22: Iso and Sales Growth

mengalami penurunan lebih besar dari prosentase jumlah perusahaan yang

mengalami peningkatan. Tujuh dari sembilan perusahaan yang memperoleh

sertifikat ISO 9000 di tahun 1996, mengalami peningkatan foreign sales growth

dua tahun sesudah sertifikasi atau di tahun 1998, lebih dari 300 persen, bahkan

PT. Branta Mulia Tbk mengalami peningkatan lebih dari 27.000 persen, suatu

prestasi yang luar biasa. Dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia

telah membawa beberapa keuntungan bagi penjualan eksport perusahaan,

berdasarkan informasi yang ada dalam annual report perusahaan, peningkatan ini

antara lain disebabkan adanya efek konversi US Dollar terhadap pendapatan

ekspor dalam rupiah dimana kurs dollar terhadap rupiah melonjak dari Rp. 5.200,-

diakhir tahun 1997 menjadi Rp. 8.800,- di tahun 1998, sehingga menyebabkan

peningkatan pendapatan eksport dalam rupiah ( BRAM annual report, 1998 )

Perusahaan lain yang mengalami peningkatan yang tinggi pada foreign sales

growth dua tahun sesudah sertifikasi atau di tahun 1998 adalat PT. Tjiwi Kimia,

Tbk. Berdasarkan informasi yang ada dalam annual report perusahaan,

peningkatan ini antara lain disebabkan karena perusahaan melakukan perluasan

pasar eksport dan penambahan jenis-jenis produk baru ( TKIM annnual report,

1998 )

Rata-rata peningkatan domestik sales growth dan foreign sales growth

diatas tidak dapat dijadikan patokan bahwa terjadi suatu perbedaan yang

signifikan antara sebelum dan sesudah sertifikasi untuk keseluruhan data, sebab

terdapat beberapa data yang mendominasi kenaikan dan penurunan domestik sales

growth dan foreign sales growth. Untuk membuktikan apakah kenaikan atau

penurunan tersebut menyebabkan suatu perbedaan yang signifikan, maka data

harus diuji secara statistik, yang akan dilakukan pada tahapan pengujian hipotesis.

1.2.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel yang diuji

mempunyai distribusi normal atau tidak. Asumsi ini diuji dengan menggunakan

Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data

Page 23: Iso and Sales Growth

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal kan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotting data akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Imam

Ghozali, 2001).

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Normal Probability

Plot ( Lampiran 6 ), dapat terlihat bahwa beberapa data foreign sales growth

tidak mendekati distribusi normal. Untuk memastikan, peneliti juga menggunakan

alat uji Kolmogorov Smirnov ( K-S ). Uji K-S mencakup perhitungan distribusi

kumulatif yang terjadi di bawah distribusi teoritisnya, serta membandingkannya

dengan distribusi frekuensi kumulatif hasil observasi. ( Imam dan John, 2002).

Dari hasil Uji K-S ( lampiran 8 ), menunjukkan bahwa probabilitas

Foreign sales satu tahun sebelum sertifikasi dan foreign sales satu tahun sesudah

sertifikasi, bernilai 0.015 dan 0.045, dimana nilai tersebut kurang dari nilai α =

0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan pengujian tersebut, maka uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Rank Test, dimana alat uji tersebut

digunakan untuk menguji domestic sales growth dan foreign sales growth sebelum

dan sesudah memperoleh sertifikat ISO seri 9000.

Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan bahwa data dari sampel

penelitian tidak berdistribusi normal, sehingga dalam menguji hipotesis, peneliti

menggunakan alat uji dengan Wilcoxon Signed Rank Test.

Berdasarkan uji beda pertumbuhan penjualan ( sales growth ) sebelum dan

sesudah sertifikasi ISO seri 9000 didapatkan hasil seperti terangkum pada

Tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11

HASIL UJI BEDA SEBELUM DAN SESUDAH SERTIFIKASI

SELAMA DUA TAHUN

Page 24: Iso and Sales Growth

(untuk keseluruhan data)

Sales Satu tahun Dua tahunGrowth Z Sig Z Sig

Domestic -4.26 0.670 -0.362 0.717Foreign -1.344 0.179 -0.362 0.717

Sumber : rangkuman hasil pengolahan data ( lampiran 9)

Berdasarkan hasil pengujian untuk keseluruhan data, yaitu sampel

pengamatan 16 perusahaan, memberikan bukti empiris bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan baik untuk domestic sales growth maupun foreign sales growth

antara satu tahun sebelum dengan satu tahun dan dua tahun sesudah sertifikasi

ISO seri 9000, atau dengan kata lain hipotesis 1, 2 , 3 dan 4 ditolak.

Bukti empiris tersebut menunjukkan bahwa diperolehnya sertifikasi ISO

9000 ternyata tidak cukup menyebabkan pertumbuhan penjualan berbeda antara

sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO seri 9000. Namun hasil empiris

yang tidak signifikan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak

dipertimbangkan dalam penelitian ini yang secara aktual mempengaruhi

pertumbuhan penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: perolehan

sertifikasi yang berbeda tahun diuji bersamaan, ada kemungkinan bahwa

perusahaan – perusahaan yang dijadikan sampel telah memperbaiki manajemen

kualitasnya jauh sebelum satu tahun memperoleh sertifikasi.

Perbedaaan tahun perolehan sertifikat ISO seri 9000 diduga berpengaruh

pada hasil pengujian. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi dan politik pada

tahun yang berbeda akan berpengaruh pada aktivitas bisnis perusahaan, yang pada

akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan penjualan perusahaan. Dengan

pertimbangan faktor tersebut, penelitian ini mencoba untuk menguji perbedaan

pertumbuhan penjualan berdasarkan kelompok tahun perolehan meskipun tidak

diungkapkan dalam hipotesis. Ringkasan hasil pengujian tersebut dapat dilihat

pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12

HASIL UJI BEDA

Page 25: Iso and Sales Growth

BERDASARKAN KELOMPOK TAHUN PEROLEHAN ISO 9000

Sales Satu tahun Dua tahunGrowth Z Sig Z Sig

Thn. 1994        Domestic -0.447 0.655 -1.342 0.180Foreign -1.342 0.180 -0.447 0.655

Thn. 1995        

Domestic -1.342 0.180 -0.447 0.655Foreign -0.447 0.655 -0.447 0.655

Thn. 1996        

Domestic -0.280 0.779 -0.889 0.374Foreign -1.484 0.139 -1.362 0.173

Sumber : rangkuman hasil pengolahan data ( lampiran13-15 )

Setelah dilakukan pengujian yang sama pada data yang dikelompokkan

berdasarkan tahun perolehan sertifikat ISO 9000, diperoleh hasil bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan baik untuk domestic sales growth maupun foreign sales

growth antara satu tahun sebelum dengan satu tahun dan dua tahun sesudah

sertifikasi ISO seri 9000, atau dengan kata lain hipotesis 1, 2 , 3 dan 4 ditolak baik

untuk kelompok tahun 1994, 1995, maupun tahun 1996.

Perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO seri 9000 pada tahun 1997,

1998, dan 2001 hanya ada satu perusahaan, untuk itu tidak dilakukan pengujian.

Uji beda tidak bisa dilakukan dengan jumlah sampel satu perusahaan.

Meskipun tidak diungkapkan dalam hipotesis, penelitian ini mencoba

untuk memperluas pengamatan dengan melakukan uji beda sebelum dan sesudah

sertifikasi berdasarkan kelompok industri, dengan pertimbangan bahwa masing-

masing jenis industri mempunyai karakteristik yang berlainan, misalnya

karakteristik bahan, karakter proses produksi, karakter produk jadi, dan karakter

pasar. Ringkasan hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

HASIL UJI BEDA BERDASARKAN KELOMPOK INDUSTRI

Kelompok Industri Signifikansi

Page 26: Iso and Sales Growth

Domestic SG Forein SGSatu

tahunDua

tahunSatu

tahunDua

tahunIndustri Barang Konsumsi        

Makanan & minuman 0.655 0.180 0.655 0.180Aneka Industri        

Textile dan Garmen 0.190 0.715 0.715 0.465Otomotif dan Komponennya 0.109 1.000 0.109 0.109

Sumber : rangkuman hasil pengolahan data ( lampiran10-12 )

Setelah dilakukan pengujian yang sama pada data yang dikelompokkan

berdasarkan jenis industrinya, diperoleh hasil yang sama pula, bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan baik untuk domestic sales growth maupun foreign sales

growth antara satu tahun sebelum dengan satu tahun dan dua tahun sesudah

sertifikasi ISO seri 9000, atau dengan kata lain hipotesis 1, 2 , 3 dan 4 ditolak baik

untuk kelompok industri makanan dan minuman, textile dan garmen, serta industri

otomotif dan komponennya.

Untuk kelompok industri lain, yaitu industri Semen, Keramik, Porselen &

kaca, Kayu dan pengolahannya, Pulp dan kertas, Plastik dan kemasan, Kimia,

serta industri Kabel hanya ada satu perusahaan, untuk itu tidak dilakukan

pengujian.

1.2.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan alat

uji Wilcoxon Sign Rank Test, diperoleh bukti empiris bahwa hipotesis 1 dan

hipotesis 2 dalam penelitian ini ditolak, baik untuk keseluruhan data, untuk

pengelompokkan data berdasarkan tahun perolehan sertifikasi, maupun untuk

pengelompokkan data berdasarkan jenis industrinya. Hal ini berarti bahwa tidak

ada perbedaan untuk Pertumbuhan Penjualan Domestik (Domestic Sales Growth)

antara satu tahun sebelum dengan satu sampai dua tahun sesudah memperoleh

sertifikat ISO 9000, pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

Jakarta.

Page 27: Iso and Sales Growth

Hal yang sama terjadi pada pengujian hipotesis 3 dan 4, dimana kedua

hipotesis tersebut ditolak baik untuk keseluruhan data, untuk pengelompokkan

data berdasarkan tahun perolehan sertifikasi, maupun untuk pengelompokkan data

berdasarkan jenis industrinya. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan untuk

Pertumbuhan Penjualan Asing (Foreign Sales Growth) antara satu tahun sebelum

dengan satu sampai dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000, pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Jakarta.. Ringkasan pengujian

hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14

RINGKASAN PENGUJIAN HIPOTESIS

  Hipotesis ditolakKeseluruhan Industri H1 , H2, H3, H4Berdasarkan tahun perolehan :  1994 H1 , H2, H3, H41995 H1 , H2, H3, H41996 H1 , H2, H3, H4Berdasarkan kelompok industri :  Industri Barang Konsumsi  Makanan & minuman H1 , H2, H3, H4Aneka Industri  Textile dan Garmen H1 , H2, H3, H4Otomotif dan Komponennya H1 , H2, H3, H4

Sumber : rangkuman hasil pengolahan data

Penemuan empiris ini memberikan kemungkinan adanya indikasi bahwa

banyak faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan penjualan baik penjualan

domestik maupun penjualan asing pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

Dominasi pengaruh kondisi ekonomi dan politik dalam dunia perdagangan diduga

menjadi penyebabnya. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menguji dugaan

tersebut. Keterbatasan ini diharapkan dapat ditindaklanjuti untuk penelitian di

masa datang.

SIMPULAN

Page 28: Iso and Sales Growth

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan

pertumbuhan penjualan domestik (domestic sales growth) dan pertumbuhan

penjualan asing ( foreign sales growth )antara satu tahun sebelum dengan satu

sampai dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO seri 9000. Penelitian ini

dilakukan dengan sampel sebanyak 16 perusahaan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan alat uji Wilcoxon

Sign Rank Test didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk

domestic sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO seri

9000 baik untuk keseluruhan data, untuk pengelompokkan data berdasarkan tahun

perolehan sertifikat, dan untuk pengelompokkan data berdasarkan jenis industri.

Begitu pula untuk pengujian foreign sales growth tidak ada perbedaan yang

signifikan untuk antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO seri 9000

baik untuk keseluruhan data, untuk pengelompokkan data berdasarkan tahun

perolehan sertifikat, dan untuk pengelompokkan data berdasarkan jenis industri

5.2 KETERBATASAN PENELITIAN

Adanya dugaan bahwa perolehan sertifikat ISO seri 9000 dapat

meningkatkan pertumbuhan penjualan baik pertumbuhan penjualan domestik

( domestic sales growth ) maupun pertumbuhan penjualan asing ( foreign sales

growth ) tidak sepenuhnya terbukti dalam penelitian ini. Adanya keterbatasan

dalam penelitian ini membuat peneliti tidak dapat menyimpulkan bahwa

perolehan sertifikat ISO seri 9000 tidak memberikan suatu keuntungan pemasaran

bagi perusahaan yang memperolehnya. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain:

1. Adanya kemungkinan bahwa terdapat banyak faktor yang berpengaruh pada

pertumbuhan penjualan dan tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini.

Faktor yang menyebabkan tidak adanya perbedaan ini antara lain dibutuhkan

suatu persiapan yang matang untuk memperoleh sertifikat ISO seri 9000,

sehingga ada kemungkinan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian

telah menerapkan sistem mutu sesuai ISO seri 9000 jauh sebelum sertifikat

diperoleh. Sebaliknya bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk

domestic sales growth & foreign sales growth antara sebelum dan sesudah

Page 29: Iso and Sales Growth

memperoleh sertifikat ISO seri 9000, diduga disebabkan oleh rendahnya

komitmen manajemen. Hal ini menyebabkan penerapan sistem manajemen

kualitas ISO seri 9000 menjadi terbelengkai, padahal penerapan sistem

manajemen kualitas ini menuntut adanya komitmen & tanggung jawab yang

besar. Sikap mental juga diduga memiliki pengaruh yang cukup dominan

karena diketahui bahwa terdapat perusahaan - perusahaan yang dalam

mengimplementasikan sistem manajemen kualitas ISO seri 9000, dilakukan

dengan motivasi yang tidak sehat yaitu hanya untuk mengikuti trend semata

untuk mengejar prestise sehingga menyebabkan kemalasan yang nantinya

akan menghambat jadwal kerja yang telah ditentukan dalam penerapan sistem

manajemen kualitas ISO seri 9000 ( Juni Ima, 2003 ). Namun dalam penelitian

ini hal-hal tersebut tidak menjadi variabel yang diteliti. Berdasarkan data yang

ada, antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah sertifikasi secara

umum domestic sales growth mengalami peningkatan, begitu pula dengan

foreign sales growth. Sedangkan antara satu tahun sebelum dengan dua tahun

sesudah sertifikasi secara umum domestic sales growth mengalami

peningkatan dan foreign sales growth jugs mengalami peningkatan. Nilai

perubahan domestic sales growth dan foreign sales growth antara satu tahun

sebelum dengan satu dan dua tahun sesudah sertifikasi tersebut secara empiris

terbukti tidak signifikan.

2. Keterbatasan jumlah sampel dan lamanya periode penelitian diduga sangat

berpengaruh terhadap hasil penelitian.

5.3 SARAN

Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,

maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran yang dapat digunakan untuk

semua pihak terutama untuk pihak – pihak yang akan melakukan penelitian serupa

antara lain :

1. Penelitian dimasa mendatang diharapkan dapat memperluas sampel dan

periode jangka waktu penelitian.

2. Penelitian dimasa mendatang juga dapat menganalisis perbedaan pertumbuhan

penjualan perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO dengan perusahaan

Page 30: Iso and Sales Growth

yang memperoleh penghargaan lain seperti ICSA, sebab di era globalisasi ini

perusahaan – perusahaan membutuhkan suatu pengakuan untuk dapat menarik

minat pasar dan meningkatkan pertumbuhan penjualan mereka, antara lain

dengan cara menapilkan logo – logo penghargaan seperti logo ISO dan ICSA.

3. Bagi perusahaan baik yang belum maupun telah memiliki serifikat ISO seri

9000, diharapkan semoga penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam mengambil keputusan untuk melakukan regitrasi &

mempertahankannya, dimana dalam mengimplementasikan sistem manajemen

kualitas ISO seri 9000 diperlukan adanya komitmen dan upaya serius dari

pihak manajemen sehingga pada nantinya dengan dimilikinya sertifikat ISO

seri 9000 dapat memberikan value added pada produk dan mempermudah

memasuki pasar internasional.

Page 31: Iso and Sales Growth

DAFTAR RUJUKAN

BI Annual Report, 1998

BRAM Annual Report, 1997

Corbet, J Charles, et all, 2004. The Financial Impact of ISO 9000 Certification in the US : An Empirical Analysis. ( Online ), ( http://www. google.id, diakses 31 November 2004 )

Gasperz, Vincent, 2001. Total Quality Management. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Ikatan Akuntan Indonesia, 1999. Standart Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.

Imam Ghozali, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Imam Ghozali, dan John Castellan, 2002. Statistik Non Parametrik : Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Juni Ima Indriani, 2003. Analisis Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Registrasi ISO seri 9000 : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.

Kompas, 1997

Meningkatkan Mutu Perusahaan Melalui ISO 9000:2000. ( Online ), ( http://www. kompas.com, diakses 31 November 2004 )

MN. Nasution, 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Nurmala Ahmar, 2002. Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO seri 9000 : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Thesis Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi tidak dipublikasikan, Universitas Diponegoro.

Rothery, Brian, 1992. Analisis ISO 9000. Jakarta : PT.Pustaka Binaman Pressindo.

Page 32: Iso and Sales Growth

Rudi Suardi, 2003. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Penerapannya Untuk Mencapai TQM. Jakarta : Penerbit PPM.

Rudy Badrudin, 1996. Memenangkan Persaingan Dalam Era Perdagangan Global dengan ISO 9000 dan Model Total Quality Management (TQM)-Kasus Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen edisi Februari 1996. STIE YKPN Jogjakarta.

Simmons, Bret L, Margareth A White. 1999. “The Relationship Between ISO 9000 and Business Performance: Does Registration Really Matter?” . Journal of Managerial Issues. Vol. XI Number 3 Fall: 330-343.

TKIM Annual Report, 1997

Wursch, H. Stephan, 2003. Critical Examination of the Benefits of ISO 9000 Series Registration to Small and Medium-Sized Enterprises in Switzerland. ( Online ), ( http://www. google.id, diakses 31 November 2004 )