INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) KELOMPOK E7 Michaela Vania Tanujaya 102010175 Winda Dwi Ernita 102011067 Bonny Pabetting 102011122 Julvica Heuw 102011175 Andreas 102011218 Josephine 102011283 Maria Priscilla 102011352 Eifraimdio Paisthalozie 102011384
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)KELOMPOK E7
Michaela Vania Tanujaya 102010175Winda Dwi Ernita 102011067Bonny Pabetting 102011122Julvica Heuw 102011175Andreas 102011218Josephine 102011283Maria Priscilla 102011352Eifraimdio Paisthalozie 102011384
Skenario 2
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke Poliklinik dengan keluhan utama nyeri saat berkemih sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam, sering berkemih tapi hanya sedikit-sedikit dan urin berwarna keruh.
IDENTIFIKASI MASALAH
Struktur Anatomi
• Disuria:– Sejak kapan, kontinuitas nyeri.– Waktu timbulnya sepanjang BAK: sebelum, saat,
sesudah– Warna dan kejernihan urin– Frekuensi BAK dan banyak-tidaknya urin
Anamnesis
• Inspeksi– Terutama pada orifisium uretra eksternum : tanda-
tanda peradangan (ektropion)• Palpasi– Suprapubik nyeri tekan suprapubik
mengisyaratkan sistitis• Perkusi– Pada costovertebral angle (CVA). Nyeri
menandakan pielonefritis
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan mikroskopik urin– Penemuan bakteri merupakan indikasi awal adanya
infeksi– Dapat pula digunakan untuk mencari leukosit : bila (+)
indikasi untuk kultur– Bila bakteri (+) dan leukosit (-) : kontaminasi sampel
• Kultur– Spesimen: midstream, kateter, aspirasi suprapubik– Hasil dari spesimen midstream dan kateter:
• ≥100.000/mL & satu organisme
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan radiologi– Atas indikasi khusus:
• ISK kambuh • Gejala urologik: kolik ginjal, hematuria• Hematuria persisten• Mikroorganisme jarang (Pseudomonas spp, Proteus spp)• ISK berulang dalam ≥6 minggu
– USG– Foto polos abdomen– Pielografi IV– Isotop scanning
…pemeriksaan penunjang
• Infeksi Saluran Kemih (ISK)/Urinary Tract Infection (UTI)
• Keberadaan mikroorganisme di dalam urin dengan hitung koloni murni ≥105 cfu/mL baik simtomatik maupun asimtomatik
Diagnosis Kerja
• Batu kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat• Kolik ginjal di CVA (biasanya unilateral) yang
tidak membaik dengan perubahan posisi• Kadang dapat demam.• Diagnosis: Kolik ginjal + hematuria
(mikro/makroskopik)
Diagnosis Banding: (1) Urolitiasis
• Uretritis selain karena ISK: uretritis karena STD• Uretritis gonokokal
– Gatal & panas di distal uretra & sekitar orifisium uretra eksternum
– Disuria, polakisuria– Discharge, kadang ada darah, ektropion
• NGU– Chlamydia, Ureaplasma, Mycoplasma hominis, Gardnerella– Disuria ringan, perasaan tidak enak di uretra, polakisuria– Discharge seropurulen
Diagnosis Banding: (2) Uretritis
Working Diagnosis
ISK Infeksi itu sendiri => reaksi inflamasi sel urotelium yang melapisi saluran kemih.Pada organ padat => gejala beratOrgan berongga => lebih ringan
Epidemiologi
• Bayi laki-laki > perempuan• Wanita > laki-laki
Etiologi
Patofisiologi
• V.U bebas mikroorganisme• Mikroorganisme memasuki SK melalui: ascending, hematogen, limfogen, langsung
dari organ sekitarnya
• Uretra – prostat – vas deferens- Testis – V.U – ureter - ginjal
• ISK atas : demam, kram, nyeri punggung, muntah, penurunan berat badan– Pielonefritis akut
Demam tinggi, menggigil, sakit pinggang. Biasanya didahului presentasi ISK bawah
– Pielonefritis kronikKelanjutan infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi masa kecil. Pembentukan jaringan ikat di parenkim ginjal
Manifestasi klinik
ISK BAWAH• Perempuan– Sistitis
Nyeri suprapubik, polakisuria, nokturia, disuria– Sindroma uretra akut (SUA)
Hanya disuria dan sering kencingDisebabkan mikroorganisme anaerob
• Laki-laki– Sistitis– Prostatitis– Epididimidis– Uretritis
• ReinfeksiEpisode infeksi dengan interval >6 minggu oleh mikroorganisme yang berbeda
• Relapsing infectionTerapi tidak adekuat
ISK rekuren
• Bakteriuria asimtomatik pada kehamilan– Prevalensi 2-10% tergantung sosial ekonomi
– Prevalensi naik ke 25% pada wanita dengan Ureaplasma urealyticum dan Gardnella vaginalis
– Ditemukan basiluria pada wanita hamil asimtomatik harus diterapi antimikroba rentan komplikasi
ISK pada kelompok khusus
• Bakteriuria asimtomatik pada pasien DM– Prevalensi pada wanita DM > wanita tanpa DM– Patogenesis tidak diketahui pasti– Diduga akibat disfungsi kandung kemih karena
disfungsi saraf otonom– Gangguan fungsi leukosit (opsonisasi, kemotaksis,
fagositosis)– Terapi antimikroba
• Bakteriuria asimtomatik pada resipien transplantasi ginjal– Prevalensi 35-79% pada 3-4 bulan pertama– Diduga terkait kateter
• ISK yang berhubungan dengan kateter– Prevalensi infeksi nosokomial terkait kateter 40%– 26% pasien dengan kateter dilaporkan bakteriuria– 25%nya menunjukkan gejala ISK
Faktor Pencetus
• Litiasis• Obstruksi saluran kemih• Penyakit ginjal polikistik• Nekrosis papilar• Diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal• Nefropati analgesik• Penyakit sickle cell• Senggama• Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesterone• Kateterisasi
Pertahanan lokal tubuh terhadap infeksi
• Wash out mechanism• PH urine yang rendah• Adanya ureum dalam urine• Osmolaritas urine yang tinggi• Estrogen pada wanita pada usia produktif• Panjang uretra pada pria• Adanya zat antibakteri pada kelenjar prostat yang
terdiri atas Zn• Uromukoid (protein Tamm-Horsfall)
Yang menghalangi mekanisme wash out
• Stagnasi / stasis urine1. Menahan pipis2. Obstruksi3. Dilatasi/ refluks V.U• Benda asing u/ sembunyi kuman
• ISK bawah– Intake cairan banyak, antibiotik– Ampisilin 3000mg; Trimetoprim 300 mg – Banyak resistensi sehingga lebih baik Trimetoprim-
sulfametoxazol atau fluorokuinolon– Antimikroba diberikan 3 hari, kecuali infeksi
menetap atau leukosuria berikan 5-10 hari
Penatalaksanaan
• Infeksi Chlamydia : Azitromisin 1 gram atau Doksisiklin 100 mg bid selama 7 hariTerapi juga pasangan seks
• Reinfeksi:– Dengan predisposisi: antibiotik intensif + koreksi faktor
tersebut– Tanpa predisposisi : asupan cairan banyak, antibiotik
dosis tunggal setelah senggama– Terapi antimikroba s.d. 6 bulan
ISK atas• Pielonefritis akut– Rawat inap (pantau status hidrasi dan antibiotik
parenteral paling tidak 48 jam) dengan indikasi:• Hidrasi tidak normal, toleransi antibiotik oral• Pasien sakit berat• Diperlukan investigasi lanjutan• Kehamilan, DM, lansia
– Pilihan AB IV dalam 48-72 jam s.d. patogen diidentifikasi: fluorokuinolon, aminoglikosida, sefalosporin spek. Luas.
Pencegahan
• Minum banyak air• Segera buang air kecil apabila kandung kemih
sudah terasa penuh.• Menjaga kebersihan daerah genital• Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab
toilet jongkok tidak menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis.
• ISK sederhana : tidak berakibat jangka panjang • ISK tipe komplikasi– ISK pada kehamilan
• Basiluria asimtomatik: pielonefritis, bayi prematur, anemia, hipertensi yang diinduksi kehamilan
• ISK trisemester III : bayi retardasi mental, pertumbuhan janin lambat, kematian janin.
– ISK pada DM• Basiluria asimtomatik pielonefritis• Nekrosis ginjal, syok sepsis, nefropati akut vasomotor.
Abses perinefrik, obstruksi ureter
Komplikasi
• Prognosis baik pada ISK tipe sederhana selama terapi antibiotik adekuat
• Prognosis memburuk pada ISK tipe komplikasi karena tingginya risiko komplikasi
Prognosis
• ISK merupakan keadaan dimana terdapat bakteri pada urin, bisa dengan atau tanpa presentasi klinis. Etiologi tersering adalah E. coli dan enterobakteria lainnya. ISK berprognosis baik pada terapi antibiotik yang adekuat.
Penutup