Top Banner
SEKANRIO 1 Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam Anto, 19 tahun, adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu Anto mengikuti pelatihan tehnik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh instruktur, bahwa untuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam kondisi kesehatan yang prima. Di samping itu, untuk mendaki gunung, diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl). Pada ketinggian tertentu, dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Untuk itu diperlukan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan hipoksia seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel. Langkah I Identifikasi a. Adaptasi : penyesuaian suatu organisme dengan lingkungannya atau proses ketika organisme tersebut meningkatkan kecocokannya dengan lingkungan. b. Kelelahan otot : suatu keadaan yang terjadi setelah kontraksi dalam jangka waktu tertentu. c. Sesak nafas : rasa nyeri saat bernafas atau peningkatan frekuensi pernafasan. d. Oksigen : senyawa kimia yang penting untuk respirasi sel. e. Hipoksia : keadaan dimana sel atau jaringan mengalami kekurangan oksigen. f. Sungkup oksigen : alat bantu nafas yang mengandung oksigen.
28

isi wrap up

Dec 19, 2015

Download

Documents

Rayyan Fitriasa

isinya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

SEKANRIO 1Kekurangan Oksigen pada Pencinta AlamAnto, 19 tahun, adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu Anto mengikuti pelatihan tehnik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh instruktur, bahwa untuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam kondisi kesehatan yang prima. Di samping itu, untuk mendaki gunung, diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl). Pada ketinggian tertentu, dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Untuk itu diperlukan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan hipoksia seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.

Langkah IIdentifikasia. Adaptasi:penyesuaian suatu organisme dengan lingkungannya atau proses ketika organisme tersebut meningkatkan kecocokannya dengan lingkungan.b. Kelelahan otot:suatu keadaan yang terjadi setelah kontraksi dalam jangka waktu tertentu.c. Sesak nafas: rasa nyeri saat bernafas atau peningkatan frekuensi pernafasan.d. Oksigen: senyawa kimia yang penting untuk respirasi sel.e. Hipoksia: keadaan dimana sel atau jaringan mengalami kekurangan oksigen.f. Sungkup oksigen : alat bantu nafas yang mengandung oksigen.g. Kematian sel: sel yang telah mengalami deferensiasi dan apoptosis, yaitu keadaan dimana sel tidak dapat melakukan aktivitasnya lagi.

Analisa Masalah1. Apakah penyebab dari hipoksia?2. Bagaimana cara menghindari terjadinya hipoksia?3. Apa penyebab sesak nafas?4. Apa saja macam-macam hipoksia?5. Apa saja gejala hipoksia?6. Adakah pengaruh hemoglobin terhadap perubahan tekanan oksigen?7. Bagaimana mekanisme kematian sel?8. Apakah penyebab kelelahan otot?9. Bagaimana cara penanganan hipoksia?10. Apakah peran oksigen dalam tubuh?Braintorming1. Karena pasokan oksigen di lingkungan berkurang, gangguan fungsi hemoglobin, sirkulasi darah terganggu, hemoglobin lebih sensitif mengikat CO.2. Perhatikan batas ketinggian tertentu dan latihan fisik terlebih dahulu.3. Kurangnya oksigen, jalan nafas yang terhambat, dan kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen berkurang.4. Ada 4 macam hipoksia, yaitu: Hipoksia hipoksik: gangguan pertukaran oksigen dib paru-paru Hipoksia anemik: tubuh tidak mampu mengangkut oksigen yang tersedia di jaringan target Hipoksia stagnant: tidak ada aliran darah yang cukup ke jaringan target Hipoksia histotoksik: tubuh tidak dapat menggunakan oksigen yang sudah dialirkan5. Mengalami sesak nafas, kejang dan lemas, pingsan, kuku dan bibir menjadi biru (sianosis).6. Berpengaruh, karena pada ketinggian tertentu, oksigen berkurang sehingga fungsi transport oksigen terganggu.7. Sel tubuh -> berdiferensiasi -> berfungsi -> apoptosis -> mati8. Kadar asam laktat meningkat.9. Salah satu caranya adalah diberi terapi oksigen.10. Metabolisme tubuh, respirasi aerob, oksidasi biologis.

HipotesisHipoksia adalah keadaan dimana seseorang kekurangan oksigen dalam tubuh baik karena ventilasi yang kurang atau transporter yang bermasalah, kegagalan dalam pompanya, dan adanya pengaruh zat toksik, sehingga menyebabkan sesak nafas dan kelelahan otot, dengan gelaja kejang dan lemas, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan kematian sel. Oleh karena itu, hipoksia harus dicegah dan ditangani secepatnya sesuai dengan penyebab hipoksia tersebut.

Sasaran Belajar1. Memahami dan menjelaskan tentang oksigen1.1 Definisi oksigen1.2 Struktur oksigen1.3 Fungsi dan peranan oksigen dalam kehidupan sel2. Memahami dan menjelaskan tentang hemoglobin2.1 Definisi hemoglobin2.2 Struktur hemoglobin2.3 Fungsi hemoglobin3. Memahami dan menjelaskan tentang hipoksia3.1 Definisi hipoksia3.2 Jenis-jenis dan penyebab hipoksia3.3 Gejala dan penanganan3.4 Bahaya hipoksia dalam kehidupan sel3.5 Mekanisme terjadinya hipoksia

PEMBAHASAN1. Memahami dan menjelaskan tentang oksigen1.1 Definisi oksigena. Unsur kimia dengan nomor atom 8. Unsur ini menusun sekitar 20 persen atmosfer, merupakan unsur penting dalam pernapasan tumbuhan dan hewan, dan diperlukan untuk mendukung pembakaran. (Kamus Dorland)b. Gas dengan rumus , tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, merupakan komponen dari kerak bumi; zat asam; unsur dengan nomor atom 8, berlambang O, dan bobot atom 15,9994. (KBBI)c. Oksigen diangkut ke jaringan oleh oksihemoglobin (hemoglobin jenuh disertai oksigen). Masing-masing dari keempat gugus heme di sebuah molekul hemoglobin memiliki afinitas yang berbeda terhadap oksigen, yang menyebabkan kurva disosiasi oksigen berbentuk sigmoid hal ini menunjukkan betapa mudahnya gugus heme menyerahkan oksigen ke jaringan, yang juga bergantung pada suhu,Ph,dan tekanan karbon dioksida. (Brooker:2008)1.2 Struktur oksigen

Bagi manusia, oksigen adalah zat yang penting sekaligus toksik. Struktur elektronik oksigen (O2, dioksigen) merupakan penyebab paradoks ini karena struktur tersebut mendorong terjadinya reduksi oksigen dalam langkah elektron tunggal. Reduksi yang bertahap ini memperlambat penggabungan langsung oksigen dengan senyawa organik (pembakaran spontan) dan memungkinkan sel mengoksidasi bahan bakar melalui kerja dehidrogenase, yang akhirnya menggabungkan daya reduksi oksigen dengan pembentukan ATP dalam rantai transpor elektron.Di pihak lain, struktur oksigen juga menyebabkan terbentuknya radikal oksigen dan spesies oksigen reaktif lain yang mampu menyebabkan cedera sel. Metabolisme oksigen yang normal dengan tiada hentinya mengubah O2 menjadi spesies oksigen reaktif (ROS), dapat menyebabkan cedera sel. Berbagai rangsangan, misalnya radiasi, peradangan, penuaan, dan tekanan parsial oksigen (PO2) yang lebih tinggi daripada normal, meningkatkan pembentukan ROS. Tidak adanya O2 karena penurunan aliran darah akibat penurunan pasokan oksigen sehingga pembentukan ATP berkurang (iskemia) juga menyebabkan cedera sel. Masuknya kembali oksigen (reperfusi) meningkatkan cedera sel akibat ROS. Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron.Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi pertukaran negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin elektronnya berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai sumber oksigen aktif. Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis (kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan pada jaringan.

1.3 Fungsi dan peranan oksigen dalam kehidupan selRespirasi Seluler adalah salah satu cara sel memperoleh energi. Ini adalah fungsi dari metabolisme sel. Respirasi selular mengubah partikel makanan ke dalam air dan karbon dioksida. Sejumlah energi dilepaskan selama proses bahwa sel menggunakan untuk kegiatan-kegiatannya. Respirasi selular aerobik mengacu pada proses di mana sel-sel menggunakan oksigen untuk membantu mengubah makanan menjadi energi yang tersimpan. Tanpa transfer energi ini, sel-sel tidak dapat melakukan tugas-tugas penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bila oksigen tidak tersedia, beberapa sel dapat melakukan respirasi anaerobik, ini jenis respirasi yang menghasilkan energi jauh lebih sedikit daripada respirasi aerob. Jika oksigen tidak tersedia, beberapa sel dapat melakukan respirasi anaerobik untuk waktu terbatas. Misalnya, ketika berolahraga kadang oksigen habis lebih cepat daripada yang dapat dikembalikan. Dalam situasi ini, sel-sel otot melakukan respirasi anaerob, yang menyebabkan asam laktat untuk dibangun pada otot. Di penumpukan asam laktat menyebabkan kelelahan otot.Tujuan dari respirasi selular aerobik adalah untuk menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi sel. Sel membutuhkan energi untuk melakukan berbagai tugas dalam tubuh, termasukmenggerakkan otot, menjaga organ vital bekerja, dan pembelahan sel dan replikasi. Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O, dan menghasilkan energi sebesar 38 ATP. Pada pernapasan ini, pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari udara.

Respirasi selular menggunakan oksigen dan glukosa untuk memproduksi karbon dioksida, air dan energi berupa ATP.

Terjadi oksidasi dan reduksi. Oksidasi adalah kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.

mendapat hidrogen Kehilangan hidrogen

Tahap-tahap respirasi aerob:

Reaksi kimia pada respirasi aerobic dapat digambarkan sebagai berikut:+ 6 O + 6 6 + 12O + 675 kal.a. GlikolisisGlikolisis adalah jalur utama dari metabolism glukosa yang melibatkan fruktosa, galaktosa dan karbohidrat lain dalam makanan.reaksi glikolisis terletak di sitoplasma.pada tahap ini terjadi pengubahan senyawa glukosa dari 6 atom c menjadi 2 senyawa asam piruvat dengan 3 atom c serta NADH dan ATP. Glikolisis yang terjadi atas 10 reaksi dapat disimpulkan dalam 2 tahap Reaksi penambahan gugus fosfat, pada tahap ini digunakan 2 molekul ATP Gliseraldehid 3 fosfat diubah menjadi asam piruvat selain itu dihasilkan 4 molekul ATP dan 2 molekut NADH.

Asam piruvat yang dihasilkan akan memasuki mitokondria untuk melakukan siklus Krebs. Namun sebelum memasuki siklus Krebs, asam piruvat (3C) ini diubah terlebih dahulu menjadi asetil koA (2C) di dalam matriks mitokondria melalui proses dekarboksilasi oksidatif. Senyawa selain glukosa, misalnya fruktosa, manosa, galaktosa, dan lemak dapat pula mengalami metabolisme melalui jalur glikolisis dengan bantuan enzim-enzim tertentu. b. Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat)Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat.Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria.Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.

Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:a)Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan. Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).b)Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.c)Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan CO2.d)Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.e)Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.f)Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat (4C) dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil ko-A seperti langkah ke 2 di atas.Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.c. Transpor elektron

Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2O. ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP. Reaksinya kompleks, tetapi yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q, serta beberapa sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3. Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke FMN (Flavine Mono Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H yang diambil dari lingkungan sekitarnya. Sampai terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O.Jadi hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada tumbuhan melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat tinggi. Ketiga proses respirasi dapat diringkas sebagai berikut.Fosforilasi oksidatif

Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi air.Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien, hampir semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini sangat umum digunakan karena sangat efisien untuk mendapatkan energi, dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.Dalam proses fosforilasi oksidatif, elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat akan ditransfer ke senyawaNAD+yang berada di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima elektron, NAD+akan bereaksi menjadi NADH dan ion H+, kemudian mendonorkan elektronnya ke rantai transpor elektron kompleks I dan FAD yang berada di dalam rantai transpor elektron kompleks II. FAD akan menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH2melalui reaksi redoks.Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Pada eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di dalam mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di membran dalam sel. Enzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada eukariota, lima kompleks protein utama terlibat dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak enzim-enzim berbeda yang terlibat.Elektron yang melekat pada molekul rantai transpor elektron di sisi dalam membran mitokondria akan menarik ion H+ menuju membran mitokondria sisi luar, disebut kopling kemiosmotik,[4] yang menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+ melalui ATP sintase ke dalam mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien pH, dari area dengan energi potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju matriks dengan energi potensial lebih tinggi. Proses kopling kemiosmotik menghasilkan kombinasi gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran ini yang disebut gaya gerak proton. Energi gaya gerak proton digunakan untuk menghasilkan ATP melalui reaksi fosforilasi ADP.Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme, ia menghasilkan spesi oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida pada kompleks I.Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan kemungkinan juga menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan metabolisme ini juga merupakan target dari banyak obat dan racun yang dapat menghambat aktivitas enzim.Dekarboksilasi OksidatifDekarboksilasi Oksidatif atau disingkat dengan DO adalah proses Perubahan Piruvatmenjadi Asetilkoezim A.Proses ini berlangsung karboksilasi Oksidatif ini di membran luar mitocondria sebagai fase antara sebelum Siklus Krebs ( Pra Siklus Krebs ) sehingga DO sering dimasukkan langsung dalam Siklus krebs.Reaksi oksidasi piruvat hasil glikolisis menjadi asetil koenzim-A, merupakan tahap reaksi penghubung yang penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam trikarboksilat (daur Krebs).Reaksi yang diaktalisis oleh kompleks piruvat dehidrogenase dalam matriks mitokondria melibatkan tiga macam enzim (piruvatdehidrogenase, dihidrolipoil transasetilase, dan dihidrolipoildehidrogenase), lima macam koenzim (tiaminpirofosfat, asam lipoat,koenzim-A, flavin adenin dinukleotida, dan nikotinamid adeninedinukleotida) dan berlangsung dalam lima tahap reaksi.Keseluruhan reaksi dekarboksilasi ini irreversibel, dengan G 0 = - 80 kkal per mol.Reaksi ini merupakan jalan masuk utama karbohidrat kedalam daur Krebs.Tahap reaksi pertama dikatalis oleh piruvat dehidrogenase yang menggunakan tiamin pirofosfat sebagai koenzimnya.Dekarboksilasi piruvat menghasilkan senyawa -hidroksietil yang terkait pada gugus cincin tiazol dari tiamin pirofosfat.Pada tahap reaksi kedua -hidroksietil didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian dipindahkan dari tiamin pirofosfat ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam lipoat, yang terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase.Dalam hal ini gugus disulfida dari asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya, gugus sulfhidril. Pada tahap reaksi ketiga, gugus asetil dipindahkan dengan perantara enzim dari gugus lipoil pada asam dihidrolipoat, kegugus tiol (sulfhidril pada koenzim-A).Kemudian asetil ko-A dibebaskan dari sistem enzim kompleks piruvat dehidrogenase.Pada tahap reaksi keempat gugus tiol pada gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk disulfidanya dengan enzim dihidrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin adenin dinukleotida).Akhirnya (tahap reaksi kelima) FADH + (bentuk reduksi dari FAD) yang tetap terikat pada enzim, dioksidasi kembali oleh NAD + (nikotinamid adenin dinukleotida) manjadi FAD, sedangkan NAD + berubah menjadi NADH (bentuk reduksi dari NAD +).

2. Memahami dan menjelaskan tentang hemoglobin2.1 Definisi hemoglobina. Pigmen pembawa oksigen pada eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang sedang berkembang di dalam sumsum tulang; sebuah hemoprotein tersusun atas empat rantai polipeptida globin yang berbeda dan mengandung sekitar 141 sampai 146 asam amino. (Kamus Dorland)b. hemoglobin adalah suatu pigmen merah di dalam sel eritrosit, termasuk golongan conjugated protein yaitu gugus prostetik heme berikatan dengan protein globulin. (Drs. Dr. H. Pantjita Hardjasasmita)Hemoglobin adalah suuatu pigmen (yang berwarna secara alami). Karena kandungan besinya maka hemoglobin tampak kemerahan jika berikatan dengan dan keunguuan jika mengalamai deoksigenasi. Karena itu, darah arteri yang teroksigenasi penuh akan berwarna merah dan darah vena yang telah kehilangan sebagian dari kandungan nya di tingkat jaringan, memiliki rona kebiruan. Selain mengangkut , hemoglobin juga dapat berikatan dengan yang berikut : Karbon dioksida. Hemoglobin membantu mengangkut gas ini dari sel jaringan kembali ke paru. Bagian ion hidrogen asam () dari asam karbonat terionisasi, yang dihasilkan di tingkat jaringan . Hemoglobin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak banyak menyebabkan perubahan ph darah. Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam darah, tetapi jika terhirup maka gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin yang berikatan dengan sehingga terjadi keracunan CO. Nitrat oksida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat vasodilator berikatan dengan hemoglobin. NO ini dibebaskan di jaringan, tempat zat ini melemaskan dan melebarkan arteriol lokal. Vasodilatasi ini membantu menjamin bahwa darah kaya dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu menstabiilkan tekanan darah.

Karena itu, hemoglobin berperan kunci dalam transpor sekaligus memberi kontribusi signifikan pada transpor dan kemampuan darah menyangga pH. Selain itu, dengan mangangkut vasodilatornya sendiri, hemoglobin membantu menyalurkan yang dibawanya. (Sherwood:2012)Hemoglobin berfungsi untuk mmengangkut oksigen dari paru paru ke jaringan kapiler sehingga oksigen tersedia untuk oksidasi bahan bakar. Fungsi fisiologi utama hemoglobin adalah mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam jaringan tubuh. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (DepKes RI., 1989).

Kadar hemoglobin Anak balita :