Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Sejak beberapa dekade, manusia ibaratnya menjadi sandera oleh penyakit malaria. Statistik dari organisasi kesehatan dunia WHO, semakin menegaskan besaran dari ancaman wabah penyakit malaria di dunia. Dilaporkan, setiap tahunnya 300 juta orang terinfeksi malaria. Lebih dari satu juta orang, meninggal sebagai dampak penyakit . Terutama kawasan Afrika hitam yang menjadi kawasan endemik malaria. Sekitar 90 persen kasus malaria di dunia, terjadi di kawasan yang selalu diguncang konflik bersenjata. Akibatnya, selain mutu kesehatan menurun drastis, beban sosial dan ekonomi akibat dari wabah penyakit malaria, sangat membebani perkembangan kawasan Afrika hitam (Wulandari, 2010). Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut hingga kronik yang dapat disebabkan oleh satu atau lebih spesies plasmodium, ditandai dengan panas tinggi bersifat intermitten, anemia, dan hepato-splenomegali, cara untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan darah tepi (apusan tebal atau tipis) untuk konfirmasi adanya parasit Plasmodium, baagi dunia medis, wabah malaria adalah 1
44

isi vaksin malaria.doc

Jan 15, 2016

Download

Documents

melsy_riana1993

vaksin malaria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: isi vaksin malaria.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Sejak beberapa dekade, manusia ibaratnya menjadi sandera oleh penyakit

malaria. Statistik dari organisasi kesehatan dunia WHO, semakin menegaskan

besaran dari ancaman wabah penyakit malaria di dunia. Dilaporkan, setiap tahunnya

300 juta orang terinfeksi malaria. Lebih dari satu juta orang, meninggal sebagai

dampak penyakit . Terutama kawasan Afrika hitam yang menjadi kawasan endemik

malaria. Sekitar 90 persen kasus malaria di dunia, terjadi di kawasan yang selalu

diguncang konflik bersenjata. Akibatnya, selain mutu kesehatan menurun drastis,

beban sosial dan ekonomi akibat dari wabah penyakit malaria, sangat membebani

perkembangan kawasan Afrika hitam (Wulandari, 2010).

Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut hingga kronik yang dapat

disebabkan oleh satu atau lebih spesies plasmodium, ditandai dengan panas tinggi

bersifat intermitten, anemia, dan hepato-splenomegali, cara untuk memastikan

diagnosis diperlukan pemeriksaan darah tepi (apusan tebal atau tipis) untuk

konfirmasi adanya parasit Plasmodium, baagi dunia medis, wabah malaria adalah

tantangan besar yang harus dihadapi, seperti lazimnya standar dari metode

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pencegahan selalu merupakan cara

terbaik. Disnilah letak masalahnya. Sejauh ini, pencegahan malaria yang efektif yakni

dalam bentuk vaksinasi, siklus perkembang biakan penyebab malaria, yakni

Plasmodium falciparum amat rumit. Memang sudah diketahui, penyebaran parasit

bersel tunggal itu melalui gigitan nyamuk Anopheles. Tapi, perkembangannya

berbagai tahapan yang sulit diputus (Suhendi, 2009).

Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan

makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk

hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga

1

Page 2: isi vaksin malaria.doc

pada ilmu-ilmu terapan dan murni lainnya, seperti biokimia, komputer, biologi

molekular, mikrobiologi, genetika, kimia ,matematika, dan lain sebagainya. Vaksin

malaria merupakan suatu tindakan yang diharapkan dapat membantu mencegah

penyakit malaria, dalam hal ini virus cacar air yang kurang aktif di rekayasa genetika

dengan dikombinasikan menggunakan potongan pada permukaan plasmodium yang

merupakan parasit dalam penyebab penyakit malaria sendiri (Wulandari, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui penyebab dan gejala yang di timbulkan penyakit malaria?

2. Mengetahui siklus hidup nyamuk anopheles dan plasmodium?

3. Mengetahui proses pembuatan vaksin untuk penyakit malaria dengan cara

rekasa genetic?

2

Page 3: isi vaksin malaria.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Malaria

2.1.1. Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari

genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Istilah

malaria diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau

udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan

bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam

rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme

(Prabowo, 2008).

Soemirat (2009) mengatakan malaria yang disebabkan oleh protozoa terdiri

dari empat jenis species yaitu plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana,

plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana, plasmodium falciparum

menyebabkan malaria tropika dan plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.

Menurut Achmadi (2010) di Indonesia terdapat empat spesies plasmodium,

yaitu:

1. Plasmodium vivax, memiliki distribusi geografis terluas, mulai dari wilayah

beriklim dingin, subtropik hingga daerah tropik. Demam terjadi setiap 48 jam

3

Page 4: isi vaksin malaria.doc

atau setiap hari ketiga, pada siang atau sore. Masa inkubasi plasmodium vivax

antara 12 sampai 17 hari dan salah satu gejala adalah pembengkakan limpa

atau splenomegali.

4

Page 5: isi vaksin malaria.doc

2. Plasmodium falciparum, plasmodium ini merupakan penyebab malaria tropika,

secara klinik berat dan dapat menimbulkan komplikasi berupa malaria celebral

dan fatal. Masa inkubasi malaria tropika ini sekitar 12 hari, dengan gejala nyeri

kepala, pegal linu, demam tidak begitu nyata, serta kadang dapat menimbulkan

gagal ginjal.

3. Plasmodim ovale, masa inkubasi malaria dengan penyebab plasmodium ovale

adalah 12 sampai 17 hari, dengan gejala demam setiap 48 jam, relatif ringan dan

sembuh sendiri.

4. Plasmodium malariae, merupakan penyebab malaria quartana yang memberikan

gejala demam setiap 72 jam. Malaria jenis ini umumnya terdapat pada daerah

gunung, dataran rendah pada daerah tropik, biasanya berlangsung tanpa gejala,

dan ditemukan secara tidak sengaja. Namun malaria jenis ini sering mengalami

kekambuhan (Achmadi, 2010).

2.1.2. Etiologi

Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium. Pada manusia

plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax,

plasmodium malariae, dan plasmodium ovale. Akan tetapi jenis spesies plasmodium

falciparum merupakan penyebab infeksi berat bahkan dapat menimbulkan kematian

(Harijanto, dkk 2010).

a. Siklus Hidup Plasmodium

Parasit malaria (plasmodium) mempunyai dua siklus daur hidup, yaitu pada

tubuh manusia dan didalam tubuh nyamuk Anopheles betina (Soedarto, 2011).

5

Page 6: isi vaksin malaria.doc

Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus

ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang dalam siklus

hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra.

Klasifikasi :Filum : ApicomplexaKelas : AconoidasidaOrdo : HaemosporidaFamili : PlasmodiidaeGenus : Plasmodium

Gambar : plasmodium (anonymous, 2010).

6

Page 7: isi vaksin malaria.doc

Gambar 1. Siklus hidup plasmodium penyebab malaria.

1. Siklus didalam tubuh manusia

Pada waktu nyamuk Anopheles spp infeksi menghisap darah manusia, sporozoit

yang berada dalam kelenjar ludah nyamuk Anopheles masuk kedalam aliran darah

selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu sporozoit menuju ke hati dan menembus

hepatosit, dan menjadi tropozoit. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang

terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositik

yang berlangsung selama 9-16 hari. Pada plasmodium falciparum dan plasmodium

malariae siklus skizogoni berlangsung lebih cepat sedangkan plasmodium vivax dan

plasmodium ovale siklus ada yang cepat dan ada yang lambat. Sebagian tropozoit hati

tidak langsung berkembang menjadi skizon, akan tetapi ada yang menjadi bentuk

dorman yang disebut bentuk hipnozoit. Bentuk hipnozoit dapat tinggal didalam sel hati

selama berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun yang pada suatu saat bila

penderita mengalami penurunan imunitas tubuh, maka parasit menjadi aktif sehingga

menimbulkan kekambuhan.

2. Siklus didalam tubuh nyamuk Anopheles betina

Apabila nyamuk Anopheles betina mengisap darah yang mengandung gematosit,

didalam tubuh nyamuk gematosit akan membesar ukurannya dan meninggalkan

eritrosit. Pada tahap gematogenesis ini, mikrogamet akan mengalami eksflagelasi dan

diikuti fertilasi makrogametosit. Sesudah terbentuknya ookinet, parasit menembus

dinding sel midgut, dimana parasit berkembang menjadi ookista.

7

Page 8: isi vaksin malaria.doc

Setelah ookista pecah, sporozoit akan memasuki homokel dan pindah menuju kelenjar

ludah. Dengan kemampuan bergeraknya, sporozoit infektif segera menginvasi sel-sel

dan keluar dari kelenjar ludah.

Masa inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk kedalam tubuh

sampai timbulnya gejala klinis berupa demam. Lama masa inkubasi bervariasi

tergantung spesies plasmodium.

Masa prapaten adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat

dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.

b. Tahapan Siklus Plasmodium

Dalam tahapan siklus plasmodium dapat berlangsung keadaan-keadaan

sebagai berikut:

1. Siklus preeritrositik: periode mulai dari masuknya parasit ke dalam darah sampai

merozoit dilepaskan oleh skizon hati dan menginfeksi eritrosit.

2. Periode prepaten: waktu antara terjadinya infeksi dan ditemukannya parasit

didalam darah perifer.

3. Masa inkubasi: waktu antara terjadinya infeksi dengan mulai terlihatnya gejala

penyakit.

4. Siklus eksoeritrositik: siklus yang terjadi sesudah merozoit terbetuk di skizoit

hepatik, merozoit menginfeksi ulang sel hati dan terulangnya kembali skizogoni.

5. Siklus eritrositik: waktu yang berlangsung mulai masuknya merozoit kedalam

eritrosit, terjadinya reproduksi aseksual didalam eritrosit dan pecahnya eritrosit

yang melepaskan lebih banyak merozoit.

8

Page 9: isi vaksin malaria.doc

6. Demam paroksismal: Serangan demam yang berulang pada malaria akibat

pecahnya skizoit matang dan masuknya merozoit kedalam aliran darah.

7. Rekuren: Kambuhnya malaria sesudah beberapa bulan tanpa gejala. Tabel 2.1. Tahapan-Tahapan Siklus Spesies plasmodium

Spesies Plasmodium Plasmodium Plasmodium PlasmodiumPlasmodium Vivax Ovale Malariae FalcifarumSiklus Preeritrositik 8 hari 9 hari 13 hari 5,5-6 hariPeriode Prepaten 11-13 hari 10-14 hari 15-16 hari 9-10 hariMasa Inkubasi 12-17 hari/ 16-18 hari 18-40 hari 9-14 hari

sampai 12 atau lebih atau lebihBulan lama lama

Siklus Ada Ada Ada pada Tidak adaEksoeritrositik beberapaSekunder strainJml mezoit per Lebih dari 10 15 ribu 2 ribu 40 ribuSkizoit Jaringan RibuSiklus Eritrositik 48 jam 49-50 jam 72 jam 48 jamParasitemia per ml 20 ribu-50 ribu 9 ribu-30 6 ribu-20 20 ribu-2 juta

ribu ribuBeratnya Serangan Ringan sampai Ringan Ringan Berat padaPrimer Berat penderita non

imunDemam Berulang Tiap 8-12 jam Tiap 8-12 Tiap 8-10 Tiap 16-36

jam jam jamKekambuhan ++ ++ +++ Tidak terjadiMasa Rekuren Panjang Panjang Sangat Pendek

panjangLama Infeksi 1,5-3 tahun 1,5-3 tahun 3-50 tahun 1-2 tahun

2.1.3. Gejala Malaria

Malaria adalah penyakit dengan gejala demam, yang terjadi tujuh hari sampai

dua minggu sesudah gigitan nyamuk yang infektif. Adapun gejala-gejala awal adalah

demam, sakit kepala, menggigil dan muntah-muntah (Soedarto, 2011).

Menurut Harijanto, dkk (2010) gejala klasik malaria yang umum terdiri dari

tiga stadium (trias malaria) yaitu:

9

Page 10: isi vaksin malaria.doc

1. Periode dingin. Mulai menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering

membungkus diri dengan selimut atau sarung dan saat menggigil seluruh tubuh

sering bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang

10

Page 11: isi vaksin malaria.doc

kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan

peningkatan temperatur.

2. Periode panas. Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan

panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala,

terkadang muntah-muntah, dan syok. Periode ini lebih lama dari

fase dingin, dapat sampai dua jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.

3. Periode berkeringat. Mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah,

temperatur turun, lelah, dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan

dapat melaksanakan pekerjaan seperti biasa.

Menurut Anies (2006) malaria komplikasi gejalanya sama seperti gejala malaria ringan,

akan tetapi disertai dengan salah satu gejala dibawah ini:

- Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit).

- Kejang.

- Panas tinggi disertai diikuti gangguan kesadaran.

- Mata kuning dan tubuh kuning.

- Pendarahan dihidung, gusi atau saluran pencernaan.

- Jumlah kencing kurang (oliguri).

- Warna air kencing (urine) seperti air teh.

- Kelemahan umum.

- Nafas pendek.

11

Page 12: isi vaksin malaria.doc

2.1.4. Diagnosis Malaria

Soerdarto (2011) mengatakan diagnosis malaria ditegakkan setelah dilakukan wawancara

(anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Akan tetapi diagnosis pasti

malaria dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan sediaan darah menunjukakan hasil yang positif

secara mikroskopis atau Uji Diagnosis Cepat (Rapid Diagnostic Test= RDT).

a. Wawancara (anamnesis)

Anamnesis atau wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang penderita

malaria yakni, keluhan utama: demam, menggigil, dan berkeringat yang dapat disertai sakit

kepala, mual muntah, diare, nyeri otot, pegal-pegal, dan riwayat pernah tinggal di daerah

endemis malaria, serta riwayat pernah sakit malaria atau minum obat anti malaria satu bulan

terakhir, maupun riwayat pernah mendapat tranfusi darah.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik terhadap penderita dapat ditemukan mengalami demam dengan suhu

tubuh dari 37,50C sampai 400C, serta anemia yang dibuktikan dengan konjungtiva palpebra yang

pucat, pambesaran limpa (splenomegali) dan pembesaran

hati (hepatomegali).

c. Pemerikasaan laboratorium

Pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut

teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat darah (SDr, sediaan darah) tebal dan preparat

darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya parasit malaria dalam darah. Tes diagnostik cepat

12

Page 13: isi vaksin malaria.doc

Rapid Diagnostic Test (RDT) adalah pemeriksaan yang

dilakukan bedasarkan antigen parasit malaria dengan imunokromatografi dalam bentuk dipstick.

Test ini digunakan pada waktu terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) atau untuk memeriksa malaria

pada daerah terpencil yang tidak ada tersedia sarana laboratorium. Dibandingkan uji

mikroskopis, tes ini mempunyai kelebihan yaitu hasil pengujian cepat diperoleh, akan tetapi

Rapid Diagnostic Test (RDT) sebaiknya menggunakan tingkat sentitivity dan specificity lebih

dari 95% (Soerdato, 2011).

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita, meliputi

pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan trombosit (Widoyono,

2008).

2.1.5. Penyebaran Malaria

Penyebaran malaria disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya sebagai

berikut :

1. Perubahan lingkungan yang tidak terkendali dapat menimbulkan tempat perindukan

nyamuk malaria.

2. Banyaknya nyamuk Anopheles spp yang telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria (17

spesies) dari berbagai macam habitat.

3. Mobilitas penduduk yang relatif tinggi menuju daerah endemis malaria.

4. Perilaku masyarakat yang memungkinkan terjadinya penularan.

5. Semakin meluasnya penyebaran parasit malaria yang telah resisten terhadap obat anti

malaria.

13

Page 14: isi vaksin malaria.doc

6. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan untuk menjangkau seluruh desa yang bermasalah

malaria, karena hambatan geografis, ekonomi dan sumber daya

(Soedarto, 2011)

Menurut Prabowo (2008) kemampuan bertahannya penyakit malaria disuatu daerah

ditentukan oleh faktor-faktor berikut :

a. Parasit malaria

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria yaitu suatu protozoa dalam darah yang

termasuk genus plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia, yaitu plasmodium falcifarum,

plasmodium malariae, plasmodium vivax dan plasmodium ovale. Masing-masing spesies

plasmodium menyebabkan infeksi malaria yang berbeda-beda.

b. Manusia

Secara alami, penduduk disuatu daerah endemis malaria ada yang mudah dan ada yang

sukar terinfeksi malaria, meskipun gejala klinisnya ringan. Dari dulu penyakit ini sering terjadi

di daerah-daerah pemukiman baru, seperti daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini terjadi

karena pekerja yang datang dari daerah lain belum mempunyai kekebalan tubuh sehinga rentan

terinfeksi.

c. Lingkungan

Keadaan lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap ada-tidaknya penyakit malaria

disuatu daerah, misalnya adanya danau air payau, genangan air dihutan, persawahan, tambak

ikan, pembukaan hutan dan pertambangan. Karena tempat-tempat tersebut merupakan sebagai

tempat perindukan vektor malaria.

d. Iklim

14

Page 15: isi vaksin malaria.doc

Suhu dan curah hujan pada suatu daerah berperan penting dalam penularan penyakit

malaria. Biasanya penularan malaria lebih tinggi pada musim hujan bandingkan kemarau karena

air hujan yang menimbulkan genangan air merupakan tempat yang ideal untuk perindukan

nyamuk malaria.

e. Nyamuk Anopheles

Malaria yang sebabkan oleh nyamuk Anopheles betina yakni sebagai vektor penular

penyakit malaria hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis, meskipun dapat pula hidup

beriklim sedang. Namun nyamuk ini membutuhkan genangan air yang tidak mengalir atau yang

mengalir perlahan untuk meletakkan telur-telurnya, sebagai tempat untuk berkembangbiak (Anis,

2006).

Akan tetapi penyebaran nyamuk Anopheles dapat dibedakan menurut lingkungan ekologi

antara lain:

1. Pada daerah pantai terutama muara sungai, tambak ditepi pantai, rawa-rawa, hutan bakau

yang mengandung air payau, lagon. Ditempat ini biasanya senang berkembangbiak nyamuk

An. sundaicus, An. subpictus dan An. minimus.

2. Pada daerah persawahan, ladang dan hutan didekat pantai biasanya berkembangbiak

nyamuk An. niggerimus, An. compestris dan An. letefer.

3. Pada daerah hutan bersemak, seperti hutan dikaki bukit dan hutan karet yang

mengandung air tawar, akan ditemukan tempat berkembangbiaknya nyamuk An. umbrosus

dan An. balaba censis.

4. Di daerah bukit adanya persawahan bertingkat, hutan karet dan kolam-kolam yang

mengandung air tawar, biasanya berkembangbiak nyamuk An. aconitus dan An. maculatus.

5. Di daerah pegunungan terdapat hutan karet, hutan buah-buahan dan hutan pegunungan

yang dapat mengandung air tawar biasanya berkembangbiak nyamuk An. Maculates.

2.2. Nyamuk Anopheles

15

Page 16: isi vaksin malaria.doc

2.2.1. Klasifikasi Nyamuk Anopheles

Malaria adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

Anopheles, adapun klasifikasi nyamuk Anopheles spp secara umum sebagai berikut;

- Kingdom : Animalia

- Phylum : Arthropoda

- Class : Insecta

- Order : Diptera

- Family : Culicidae

- Tribe : Anophelini

- Genus : Anopheles

- Spesies : An. Sundaicus

An. Aconitus

An. Balabacensis

An. Suppictus

An. Maulatus

Soedarto (2011), mengatakan sedikitnya terdapat sekitar 20 spesies Anopheles yang

menjadi penularan malaria di dunia, 17 spesies diantaranya terdapat di Indonesia. Vektor-vektor

malaria tersebut pada umumnya menggigit manusia pada malam hari, penularan akan lebih

intensif terjadi di daerah dimana nyamuk dapat hidup dalam waktu lama (yang memungkinkan

plasmodium dapat berkembang menjadi infektif di dalam tubuh nyamuk) dan nyamuk lebih

menyukai darah manusia dibandingkan darah hewan.

2.2.2. Siklus Hidup Nyamuk

16

Page 17: isi vaksin malaria.doc

Selama daur hidupnya (life cycle) terdapat empat stadium perkembangan nyamuk yaitu

telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa (imago). Tiga stadium pertama, yaitu telur, larva dan pupa

hidup didalam air (akuatik) berlangsung selama 5-14 hari (tergantung pada spesies dan suhu

lingkungannya). Nyamuk dewasa betina di alam umumnya berumur kurang dari 2 minggu,

namun nyamuk dewasa yang dipelihara dilaboratorium dapat hidup lebih dari satu bulan.

Gambar 2. Siklus hidup nyamuk Anopheles

1. Telur Nyamuk

Seekor nyamuk betina dapat mengeluarkan 50-200 butir telur setiap kali bertelur. Telur

yang mempunyai pelampung dikedua sisinya berukuran 0,5 x 0,2 mm, diletakkan satu per satu

secara langsung di permukaan air.

Gambar 3. Telur nyamuk Anopheles

2. Larva Anopheles

17

Page 18: isi vaksin malaria.doc

Larva atau jentik nyamuk Anopheles memiliki kepala yang tumbuh baik dilengkapi sikat

mulut untuk makan, dada (thorax) yang besar dan abdomen yang terdiri dari sembilan segmen

perut. Larva tidak mempunyai kaki, larva menghisap udara melalui spirakel (lubang hawa) yang

terdapat pada segmen abdomen ke-8 sehingga larva Anopheles harus sering menuju

kepermukaan air unuk bernapas. Larva akan mengalami metamorfosis dan berubah bentuk

menjadi kepompong atau pupa.

Gambar 4. Larva Anopheles

3. Pupa Anopheles

Pupa Anopheles jika dilihat dari samping berbentuk koma, kepala dan toraknya menyatu

menjadi cephalothorax sedangkan abdomennya melengkung ke bawah. Pupa harus sering

berenang menuju permukaan air untuk bernafas dengan menggunakan alat pernafasan berbentuk

terompet yang terdapat pada bagian cephalothorax. Beberapa hari dalam bentuk pupa, kulit

bagian dorsal cephalothorax akan terkelupas dan nyamuk dewasa akan keluar dari

kepompongnya.

18

Page 19: isi vaksin malaria.doc

Gambar 5. Pupa Anopheles

4. Nyamuk dewasa Anopheles.

Perkembangan dari telur ke nyamuk dewasa membutuhkan waktu sekitar 5-14 hari

tergantung pada suhu ambien. Di daerah tropis umumnya di butuhkan waktu 10-14 hari. Nyamuk

dewasa mempunyai bentuk tubuh yang langsing, dan terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala,

thorax, dan abdomen. Anopheles dewasa dapat dibedakan dari nyamuk lainnya dengan melihat

pulpus nyamuk Anopheles yang panjangnya sama dengan panjang probosis. Selain itu sayap

Anopheles mempunyai bercak sisik yang berwarna hitam putih. Nyamuk Anopheles dewasa

mudah dikenal dari posisi tubuhnya pada waktu beristrahat, yaitu membentuk sudut dengan

permukaan tempatnya hinggap, dan tidak sejajar dengan permukaan tempat hinggap yang terjadi

pada nyamuk lainnya. Jarak terbang nyamuk ini tidak lebih dari 0,5-3 km dari tempat

perindukannya, jika ada tiupan angin yang kencang, bisa terbawa sejauh 20-30 km.

19

Page 20: isi vaksin malaria.doc

Gambar 6. Nyamuk dewasa Anopheles

2.2.3. Beberapa Aspek Perilaku (Bionomik)

Menurut Hiswani (2004) biomedik nyamuk Anopheles mencakup perilaku mencari darah,

perilaku istrahat, dan perilaku berkembangbiak yaitu:

a. Perilaku Mencari Darah

1. Perilaku mencari darah yang dikaitkan dengan waktu. Nyamuk anopheles umumnya

aktif mencari darah pada waktu malam hari. Apabila dipelajari dengan teliti, ternyata

tiap spesies mempunyai sifat berbeda, ada spesies yang aktif mulai senja hingga

menjelang tengah malam dan ada juga sampai pagi hari.

2. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat. Apabila dilakukan penangkapan

nyamuk didalam dan diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat

diketahui ada dua golongan nyamuk, yaitu: eksofagik yang lebih suka mencari darah

diluar rumah dan endofagik yang lebih senang mencari darah didalam rumah.

3. Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah. Berdasarkan macam darah

yang disenang dapat kita bedakan atas: antropofilik yaitu nyamuk yang lebih senang

dengan darah manusia, dan zoofilik nyamuk yang senang menghisap darah binatang.

4. Frekuensi menggigit, sudah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin

satu kali selama hidupnya. Untuk mempertahankan dan memperbanyak keturunannya,

nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses

pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari darah dengan

interval tergantung pada spesies, yang dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban,

20

Page 21: isi vaksin malaria.doc

dan disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim di Indonesia memerlukan waktu sekitar 48-

96 jam.

b. Perilaku Istirahat.

Istirahat bagi nyamuk mempunyai dua macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama

waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu nyamuk

sedang aktif mencari darah. Pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan

aman untuk beristirahat akan tetapi tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda.

Ada spesies yang hinggap ditempat-tempat dekat dengan tanah (An. Aconitus) tetapi ada pula

species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An. Sundaicus). Kemudian pada

waktu malam hari ada nyamuk yang masuk ke dalam rumah hanya untuk menghisap darah

manusia dan setelah itu langsung keluar serta ada pula sebelum dan sesudah menghisap darah

manusia hinggap di dinding rumah untuk beristirahat.

c. Perilaku Berkembangbiak.

Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau

tempat untuk berkembangbiak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya. Ada spesies

yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (An.Sundaicus) tetapi ada

pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An.Umrosus) sementara itu ada juga species yang

berkembangbiak di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An.Aconitus).

BAB III

21

Page 22: isi vaksin malaria.doc

PEMBAHASAN

3.1 Vaksin Malaria

Vaksin malaria merupakan suatu tindakan yang diharapkan dapat membantu mencegah

penyakit ini, tetapi adanya bermacam-macam stadium pada perjalanan penyakit malaria

menimbulkan kesulitan pembuatannya. Pengobatan yang tepat dan efektif untuk malaria adalah

yang berbasis artemisinin dengan terapi kombinasi. Namun, pencegahan malaria tetap lebih baik

jika dibandingkan dengan pengobatan penyakit tersebut maka dari itu terus dilakukan pembuatan

vaksinnya. Penelitian pada pembuatan vaksin malaria ditujukan pada 2 jenis vaksin, yaitu

1. Proteksi terhadap ketiga stadium parasit:

1. Sporozoit yang berkembang dalam nyamuk dan menginfeksi manusia.

2. Merozoit yang menyerang eritrosit.

3. Gametosit yang menginfeksi nyamuk

2. Rekayasa genetika atau sintesis polipeptida yang relevan. Jadi, pendekatan pembuatan

vaksin yang berbeda-beda mempunyai suatu kelebihan dan kekurangan masing-masing,

tergantung tujuan mana yang akan dicapai. Vaksin dari sporozoit Plasmodium falciparum

merupakan vaksin yang pertama kali diuji coba, dan apabila telah berhasil, vaksin dapat

mengurangi morbiditas dan mortalitas malaria tropika terutama pada anak dan ibu hamil.

Dalam waktu dekat akan diuji coba vaksin dengan rekayasa genetika.

Konsep memori imunologik dan transfer imunitas lewat serum atau imunoglobulin

tampaknya berperan pada proses terbentuknya kekebalan terhadap malaria. Individu yang sudah

terpapar Plasmodium dalam waktu yang lama mungkin sudah lebih dulu “membangun” imunitas

sehingga gejala infeksi tidak begitu nyata, walaupun dari analisis darah tebal sudah ditemukan

Plasmodium. Selain itu apabila serum darah seorang dewasa yang sudah sering terpapar

Plasmodium diberikan kepada orang lain yang belum pernah terpapar, maka resipien serum itu

akan memperoleh sejumlah imunitas. Karena itu, prinsip vaksinasi adalah membuat seseorang

yang tidak pernah terpapar Plasmodium menjadi imun dengan cara memaparkannya pada

Plasmodium yang dilemahkan. Dalam hal ini sporozoit adalah bentuk yang terpenting karena

22

Page 23: isi vaksin malaria.doc

sesuai dengan bentuk Plasmodium yang dimasukkan nyamuk ke dalam tubuh manusia. Konsep

ini sudah dicoba pada tahun 1970-an dengan melemahkan sporozoit lewat radiasi, namun

kendala perbedaan spesies Plasmodium yang amat bervariasi membuat konsep ini tidak terlalu

berkembang pada saat itu. Sedangkan pada masa sekarang, permasalahan utama adalah resistensi

parasit yang berkembang dengan cepat (Suhendi, 2009)

Selain pada fase sporozoit, ada kemungkinan konsep vaksin bekerja pada tahap lain

dalam siklus hidup Plasmodium. Secara teoritis setiap tahap perkembangan Plasmodium dalam

tubuh manusia dapat dibuatkan vaksin. Vaksin preeritrositer (hepatik) dibuat berdasarkan konsep

penghambatan pelepasan trofozoit dari skizon hati, yaitu dengan menginduksi limfosit T

sitotoksik untuk merusak sel-sel hati yang terinfeksi. Vaksin eritrositer diharapkan dapat

menghambat multiplikasi trofozoit yang dilepaskan skizon hati atau mencegah invasi trofozoit

menuju eritrosit. Ada pula konsep pembuatan vaksin yang mampu mencegah perlekatan eritrosit

ke dinding pembuluh darah. Fase seksual juga dapat dijadikan dasar pengembangan vaksin. Fase

ini tidak berperan imunologis pada manusia, namun berperan dalam mencegah penularan lebih

lanjut lewat nyamuk.

Pengembangan vaksin malaria pada saat ini ditujukan untuk dua kelompok besar. Yang

pertama kepada populasi di daerah endemik malaria, dan yang kedua ditujukan untuk turis dari

negara nonendemik yang berkunjung ke negara endemik.

Berikut ini adalah beberapa kandidat vaksin malaria yang pernah diuji.

1. Pada tahun 1987 dikembangkan kandidat vaksin SPf66, dengan menggunakan antigen

permukaan sporozoit dan merozoit Plasmodium falciparum. Uji klinik terhadap vaksin ini

gagal di fase III, di mana efektivitasnya turun dari 75% menjadi 60%.

2. CSP adalah suatu vaksin terhadap Plasmodium falciparum yang menggunakan rekombinan

terhadap komposisi protein permukaan sporozoit (circumsporozoite protein) yang berikatan

dengan toksin Pseudomonas aeruginosa. Uji klinik terhadap vaksin ini gagal di fase I, karena

efek protektifnya tidak begitu kuat.

3. Vaksin multifase NYVAC-Pf7 yang mengkombinasikan7,antigenP.falciparum. Vaksin ini

mengandung CSP dan PfSSP2 (antigen permukaan sporozoit) yang berfungsi protektif pada

fase sporozoit; 4 antigen LSA1 (beberapa di antaranya AMA-1, antigen serin, MSP-1) yang

23

Page 24: isi vaksin malaria.doc

protektif di fase eritrositer; dan 1 antigen fase seksual (Pfs25). Uji klinik terhadap vaksin ini

gagal memicu terbentuknya antibodi protektif pada manusia.

4. RTS,S merupakan kandidat vaksin rekombinan yang mengandung protein permukaan

sporozoit P.falciparum dari fase preeritrositer yang digabungkan dengan antigen permukaan

virus hepatitis B; sehingga diharapkan imunogenisitasnya meningkat. Bahan adjuvan yang

teruji klinis cukup baik imunogenisitasnya adalah monofosforil A dan QS21 (SBAS2). Hasil

uji efektivitas kandidat vaksin ini cukup baik, terutama bagi anak-anak. Efektivitas vaksin

pada anak-anak ditemukan sebesar 53% untuk adjuvan AS01E (Bejon et.al; 2008) dan 65.2%

untuk adjuvan AS02D (Abdulla et.al; 2008).

5. PvRII (Plasmodium vivax region II) merupakan kandidat vaksin yang ditujukan untuk

mengikat protein reseptor untuk P.vivax; yaitu antigen Duffy.

6. Sanaria PfSPZ adalah kandidat vaksin lainnya yang menggunakan sel utuh Plasmodium dari

p.falciparum yang dilemahkan sebagai pemicu respons imunitas. Prinsip dasarnya yaitu sama

dengan metode yang iradiasi nyamuk, mengandung Plasmodium falciparum untuk

melemahkan parasit, yang pernah dikembangkan pada tahun 1970-an.

3.2 Melacak gen yang akan dinon-aktifkan

Salah satu langkah rekayasa yang paling rumit, adalah melacak gen tertentu pada

Plasmodium yang cocok untuk dimatikan fungsinya, juga dapat diketahui, pencegahan paling

efektif adalah dengan memberikan vaksin malaria dalam stadium Sporozoit. Dalam situasi

normal, dalam stadium inilah bibit penyakit malaria, dipindahkan dari inang nyamuk ke dalam

tubuh manusia, melalui gigitan nyamuk bersangkutan. Vaksin dari plasmodium utuh tersebut,

juga harus dapat melakukan fungsinya, menyerang sel-sel hati untuk berkembang biak. Di sinilah

fase paling kritis dari penelitian. Sebab, Plasmodium harus dapat menyerang sel hati, namun

pada saat yang tepat, perkembangan selanjutnya yakni serangan ke sel-sel darah merah, harus

dicegah. Setelah penelitian bertahun-tahun, ditemukan gen yang disebut UIS-3, yang harus

dinonaktifkan, agar stadium serangan ke sel darah merah dapat dihindarkan.

24

Page 25: isi vaksin malaria.doc

Gambar : Sel darah merah yang terinfeksi oleh P.vivax (anonymous, 2011).

Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan

manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam

populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula

dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan

yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan

genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada

kemanfaatan tertentu. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme,

mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan.

Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini.

Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk

peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk

mengembangkan bidang masing-masing.

25

Page 26: isi vaksin malaria.doc

3.2 Proses Pembuatan Vaksin Malaria

Prinsip pembuatan rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin malaria adalah sebagai berikut :

Gambar : Proses pembuatan vaksin malaria

(Pratiwi, 2006).

a. Mengisolasi (memisahkan) gen- gen dari organisme penyebab penyakit

Memisahkan gen - gen dari pembawa penyakit malaria yaitu plasmodium yang berperan

menghasilkan antigen yang merangsang limfosit untuk menghasilkan antibody. Antigen diambil

dari (sebagian atau seluruh) bakteri atau virus penyebab penyakit, antigen bibit penyakit ini,

yang sebelumnya telah diolah sedemikan rupa, sehingga tidak akan menimbulkan penyakit lagi,

bila disuntikkan kembali ke dalam tubuh kita, namun akan merangsang sistim imunologi tubuh

untuk memberi reaksi dan membuat zat antibody yang diperlukan untuk melawan dan

mematikan bibit penyakit yang sama bila invasi masuk dalam tubuh kita sehingga kita terhindar

dari penyakit dan kita menjadi kebal / imun terhadap penyakit tersebut.

26

Page 27: isi vaksin malaria.doc

b. Mengekstraksi DNA di permukaan plasmodium dan DNA pada virus cacar air yang

kurang aktif.

Tipe kloning ada dua macam meliputi reproduktif dan therapeutic. Tipe kloning

reproduktif, DNA yang berasal dari sel telur manusia atau hewan dihilangkan dan diganti dengan

DNA yang berasal dari sel somatik (kulit, rambut, dan lain-lain) hewan atau menusia dewasa

yang lain. Tipe kloning therapeutic bertujuan menghasilkan suatu Stem cell (sel yang belum

terdiferensiasi) antara lain dua jenis stem cell, yaitu totipotent stem cell (TSC) dan pluripotent

stem cell (PSC) yang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi organ-organ tubuh

jaringan untuk kepentingan penggantian organ atau jaringan yang rusak pada manusia akibat

suatu penyakit tertentu (degeneratif) tanpa adanya penolakan respon kekebalan tubuh dari

penerima (Muladno, 2002).

Kloning gen meliputi serangkaian proses isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu

organisme, penentuan sekuen DNA, pembentukan molekul DNA rekombinan, dan ekspresi gen

target dalam sel inang(Kimbal, John W. 1989

c. Menyisipkan gen-gen yang telah di isolasi tersebut (DNA plasmodium) ke tubuh

organisme yang kurang pathogen yaitu virus cacar air.

Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) diisolasi dari mikrobia yang

bersangkutan. Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid bakteri yang sama, tetapi telah

dilemahkan (tidak berbahaya). Bakteri atau mikroba ini menjadi tidak berbahaya karena telah

dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit, misalnya lapisan lendirnya. Bakteri yang telah

disisipi gen ini akan membentuk antigen murni. Bila antigen ini disuntikkan pada manusia,

sistem kekebalan manusia akan membuat senyawa khas yang disebut antibodi. Munculnya

antibodi ini akan mempertahankan tubuh dari pengaruh senyawa asing (antigen) yang masuk

dalam tubuh.

d. Mengkulturkan organisme hasil rekayasa sehingga menghasilkan antigen dalam jumlah

banyak.

Ketika plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, plasmodium

akan memproduksi molekul yang dikenal sebagai antigen. Munculnya antigen ini

27

Page 28: isi vaksin malaria.doc

memungkinkan sistem kekebalan tubuh mengenali adanya proses infeksi dan merangsang respon

kekebalan tubuh menghasilkan antibodi terhadap plasmodium. Antibodi adalah suatu zat yang

mampu menetralisir benda asing seperti, bakteri, virus, dan juga parasit (plasmodium). Gagasan

pemberian vaksin malaria didasari dari mekanisme alamiah ini. Vaksin berisi antigen yang

bertindak sebagai target respon dari sistem kekebalan tubuh. Vaksin malaria akan dibuat dari

antigen yang didapat dari tahapan siklus hidup plasmodium, dengan harapan tubuh manusia

dapat menghasilkan antibodi melawan parasit. Pemberian vaksin diharapkan akan menjadi satu

alternatif dalam mengatasi masalah malaria. Antigen dari plasmodium yang ditemukan di dalam

tubuh manusia yang terinfeksi sangatlah beragam jenisnya, hal ini disebabkan karena di dalam

tubuh manusia, parasit mengalami beberapa kali perubahan bentuk sesuai tahapan siklus

hidupnya, yang berdampak pada beragamnya antigen yang dihasilkan.

Respon imun terhadap antigen stadium sporozoit (bentuk infektif) dan stadium hepatosit

diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi sporozoit ke dalam sel hati dan menghambat

pertumbuhan parasit di dalam sel hati tersebut . respon imun terhadap bbeberapa antigen stadium

eritrositik selain dapat mencegah infeksi merozoit ke dalam eritrosit dan menghambat

pertumbuhan parasit, ada juga yang dapat mencegah terjadinya gejala klinis dan komplikasi yang

berat pada infeksi malaria. Vaksin malaria dapat dihasilkan dari plasmodium yang direkayasa

genetika yaitu dengan dikombinasikan gen dari plasmodium yang merupakan vector dari

penyakit malaria sendiri dengan virus cacar air yang kurang aktif dengan mengisolasi

plasmodium dari penderita kemudian mengekstraksi DNA dan memisahkan gen khusus yang

akan di hubungkan dengan DNA dari virus cacar air yang kurang aktif, hasil dari rekayasa

genetika ini akan disuntikkan ke manusia penderita malaria dan dapat diekspresikan dengan

kekebalan manusia antibody akan melawan plasmodium sehingga penyakit yang mematikan ini

dapat dikurangi.

e. Mengekstraksi antigen yang akan digunakan sebagai vaksin malaria.

Antigen dalam pembuatan vaksin ini berasal dari bakteri yang dipergunakan sebagai zat

aktif yang dikandung didalam vaksin, dan antigen ini bertujuan untuk merangsang sistim

imunologi tubuh atau sistim pertahanan tubuh, untuk membuat zat antibody yang  diperlukan

untuk melawan dan membasmi bibit penyakit yang invasi masuk dalam tubuh kita. Antigen ini

diambil dari (sebagian atau seluruh) bakteri atau virus penyebab penyakit, antigen bibit penyakit

28

Page 29: isi vaksin malaria.doc

ini, yang sebelumnya telah diolah, sehingga tidak akan menimbulkan penyakit lagi, bila

disuntikkan kembali ke dalam tubuh kita, namun akan merangsang sistim imunologi tubuh untuk

memberi reaksi dan membuat zat antibody yang diperlukan untuk melawan dan mematikan bibit

penyakit yang sama bila invasi masuk dalam tubuh kita sehingga kita terhindar dari penyakit dan

kita menjadi kebal imun terhadap penyakit tersebut. Cara mengolah antigen bibit penyakit agar

supaya aman untuk dipergunakan dalam vaksin bisa dengan cara mematikan bibit penyakit

tersebut dengan cara pemanasan/heating, dengan cara penyinaran/radiasi, kemudian dengan zat

kimia/chemical substant misalnya fenol, alkohol dan lain-lain, proses ini disebut Inaktivasi /

inactivation, artinya vaksin ini mngandung antigen bakteri atau virus yang telah di matikan,

sehingga tidak bisa menularkan penyakit yang sama lagi bila dipakai sebagai vaksin, dikenal

sebagai vaksin mati (Killed Vaccine / Inactivated Vaccine) Atau bisa juga dengan cara

mengembang biakkan bakteri atau virus tersebut kedalam medium tertentu yang mirip dengan

medium habitat bibit dari penyakit tersebut, kemudian pengembangbiakan ini diteruskan hingga

mencapai tahapan dimana sifat asli bibit penyakit yaitu sifat keganasan hilang, namun secara

genetik tetap akan dikenali oleh sistim imunologi tubuh kita sebagai bibit penyebab penyakit

tertentu dan akan merangsang tubuh membuat zat antibody untuk bibit penyakit tersebut.

BAB IV

29

Page 30: isi vaksin malaria.doc

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

30

Page 31: isi vaksin malaria.doc

Anonymous. 2011. Plasmodium. http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmodium. diakses tanggal 6 oktober 2012

Anonymous.2010. virus cacar air. http://id.wikipedia.org/wiki/cacarair . diakses tanggal 5 oktober 2012

Harijanto, P. N. 2007. Malaria. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat .Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pp: 1732- 1744.

Kimbal, John W. 1989. Biologi .Edisi kelima cetakan kedua. Jakarta:Penerbit Erlangga

Pratiwi, D.A. 2006. Biologi. Jakarta : penerbit erlangga

Muladno, 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor : Penerbit Pustaka Wirausaha Muda.

Suhendi. 2009. Vaksin malaria. http://www.mikrokontrol.com/jurnal/iptek/penelitian-vaksin malaria.html. diakses tanggal 5 oktober.2012

Wulandari.2010. penyakit malaria. http://ifhaajasmin.blogspot.com/2012/05/vaksin-

malaria.html. diakses tanggal 5 oktober 2012.

31