Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang serba maju ini dunia dipenuhi oleh teknologi-teknologi canggih yang setiap harinya mengalami perubahan ke arah yang lebih maju. Sehingga tidak jarang mahasiswa teknik mesin dituntut untuk berpikir ke arah depan guna menghadapi persaingan dunia luar. Alat-alat yang digunakan juga banyak menggunakan sistem pneumatik terutama didunia industri dan perusahaan-perusahaan yang besar yang ada didaerah kita. Oleh karena itu praktikum pneumatik ini merupakan mata kuliah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa teknik mesin untuk dapat mempraktekan serta memahami dalam melaksanakan sehingga mahasiswa dapat mengetahui peralatan apa saja yang menggunakan aplikasi pneumatik. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dilaksanakan praktikum pneumatik ini adalah sebagai berikut : 1. Agar mahasiswa mengetahui fungsi dari katup yang digunakan dan dapat membuat rangkaian pneumatik dengan benar. 1
81

Isi pneumatik

Jan 20, 2015

Download

Technology

Setria Tuyull

laporan pneumatik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Isi pneumatik

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman yang serba maju ini dunia dipenuhi oleh teknologi-teknologi

canggih yang setiap harinya mengalami perubahan ke arah yang lebih maju.

Sehingga tidak jarang mahasiswa teknik mesin dituntut untuk berpikir ke arah

depan guna menghadapi persaingan dunia luar.

Alat-alat yang digunakan juga banyak menggunakan sistem pneumatik

terutama didunia industri dan perusahaan-perusahaan yang besar yang ada

didaerah kita.

Oleh karena itu praktikum pneumatik ini merupakan mata kuliah yang harus

diselesaikan oleh mahasiswa teknik mesin untuk dapat mempraktekan serta

memahami dalam melaksanakan sehingga mahasiswa dapat mengetahui peralatan

apa saja yang menggunakan aplikasi pneumatik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakan praktikum pneumatik ini adalah sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa mengetahui fungsi dari katup yang digunakan dan dapat

membuat rangkaian pneumatik dengan benar.

2. Agar mahasiswa mengetahui peralatan apa saja yang menggunakan sistem

pneumatik.

3. Agar mahasiswa mengerti prinsip kerja dari rangkaian pneumatik yang

dibuat pada saat praktikum.

4. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis katup yang digunakan dalam

praktikum pneumatik.

1

Page 2: Isi pneumatik

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum pneumatik ini

adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari setiap rangkaian

pneumatik.

2. Mahasiswa dapat membuat rangkaian dengan benar serta rangkaian

tersebut bisa berjalan sesuai dengan yang dinginkan.

3. Mahasiswa mengetahui peralatan apa saja yang menggunakan aplikasi dari

sistem pneumatik.

1.4 Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika penulisan dari laporan praktikum pneumatik ini adalah

antara lain :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan dari praktikum,

manfaat serta sistematika penulisan.

BAB II TEORI DASAR

Pada bab ini berisikan tentang teori dasar mengenai praktikum

pneumatik.

BAB III JAWABAN DARI SOAL-SOAL PADA MODUL YANG SUDAH

DIKERJAKAN

Bab ini berisi tentang jawaban soal-soal yang dikerjakan pada saat

praktikum.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat selama

praktikum.

2

Page 3: Isi pneumatik

BAB IITEORI DASAR

2.1 Pengertian

Pneumatik berasal dari kata Yunani yaitu ”pneuma” yang berarti udara.

Jadi Pneumatik adalah ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang

berkaitan dengan udara. Perangkat Pneumatik bekerja dengan memanfaatkan

udara yang dimampatkan (compressed air).

Dalam hal ini udara yang dimampatkan akan didistribusikan kepada sistem

yang ada sehingga kapasitas sistem terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan udara

yang dimampatkan kita memerlukan Compressor.

2.2 Komponen Sistem Pneumatik

1. Kompressor

Kompressor digunakan untuk menghisap udara di atmosfer dan

menyimpannya kedalam tangki penampung atau receiver. Kondisi udara dalam

atmosfer dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.

Kompresor yang biasa digunakan ada 2 macam yaitu :

a. Kompresor langkah positif (positive-displecement)

Pada kompresor langkah positif ada dua jenis :

1. Kompresor bolak-balik (reciprocating) input terbagi lagi jadi 2 yaitu :

dengan mempergunakan piston (piston compressor) dan dengan

mengunakan diapragma (diaphragma compressor).

2. Kompressor berputar (rotary compressor) terbagi lagi menjadi beberapa

bagian yaitu : slinding vane rotary compressor (baling-baling), two axial

screw compresor (kompressor ulir) dan root blower.

b. Kompressor turbo (turbo compressor)

Kompresor ini tidak cocok apabila digunakan sebagai sumber (pengolah)

udara yang dimampatkan untuk pneumatik, hal ini disebabkan kerena tekanan

udara yang dihasilkan terlalu besar.

3

Page 4: Isi pneumatik

2. Oil and Water Trap

Fungsi dari Oil and Water Trap adalah sebagai pemisah oli dan air dari

udara yang masuk dari kompressor. Jumlah air persentasenya sangat kecil dalam

udara yang masuk kedalam sistem Pneumatik, tetapi dapat menjadi penyebab

serius dari tidak berfungsinya sistem.

3. Dehydrator.

Fungsi unit ini adalah sebagai pemisah kimia untuk memisahkan sisa uap

lembab yang mana boleh jadi tertinggal waktu udara melewati unit Oil and Water

Trap.

4. The Air Filter

Setelah udara yang dikompresi melewati unit Oil and Water Trap dan unit

Dehydrator, akhirnya udara yang dikompresi akan melewati Filter untuk

memisahkan udara dari kemungkinan adanya debu dan kotoran yang mana

mungkin tedapat dalam udara.

Gambar 2.1 The Air Filter

5. Restrictor

Restrictor adalah tipe dari pengontrol klep yang digunakan dalam sistem

Pneumatik, Restrictor yang biasa digunakan ada dua tipe yaitu : tipe Orifice dan

Variable Restrictor.

6. Pressure Regulator.

Sistem tekanan udara siap masuk pada tekanan tinggi menambah tekanan

pada bilik dan mendesak beban pada piston.

4

Page 5: Isi pneumatik

Gambar 2.2 Pressure Regulator

2.3 Aktuator

Aktuator adalah bagian terakhir dari output suatu sistem kontrol Pneumatik.

Output biasanya digunakan untuk mengidentifikasi suatu sistem kontrol ataupun

aktuator. Pada Pneumatik, jenis aktuator ada bermacam-macam, diantaranya:

1. Aktuator gerakan linier:

a. Silinder aksi tunggal (Single acting cylinder)

Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang pada

sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi batang piston silinder

dikeluarkan ke atmosfir melalui saluran pembuangan.

Gambar 2.3 Silinder Aksi Tunggal

b. Silinder aksi ganda (Double acting cylinder)

Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja tunggal,

tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. Silinder kerja ganda mempunyai dua

saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan).

5

Page 6: Isi pneumatik

Prinsip kerja dari silinder kerja ganda ini dengan memberikan udara

bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah maju), sedangkan sisi yang lain

(arah mundur) terbuka ke atmosfir,

Gambar 2.4 Silinder Aksi Ganda

2. Aktuator gerakan berputar:

a. Motor yang digerakkan oleh udara. Motor Pneumatik adalah suatu peralatan

Pneumatik yang menghasilkan gerakan putar yang sudut putarnya tidak

terbatas bila terhadap peralatan ini dialiri udara yang dimampatkan. Ada 4

jenis motor Pneumatik, yaitu piston motors, sliding vane motors, gear

motors, turbin.

b. Aktuator yang berputar atau gerakan putar.

2.4 Katup Pneumatik

Sistem perangkaian Pneumatik terdiri atas katup-katup yang memiliki

fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda, diantaranya yaitu:

1. Katup kontrol arah (Directional Control Valve),

Katup kontrol arah adalah bagian yang mempengaruhi jalannya aliran udara.

Aliran udara akan lewat, terblokir atau membuang ke atmosfir tergantung dari

lubang dan jalan aliran katup kontrol arah tersebut.

Menurut jenisnya katup pengarah dapat di bagi menjadi beberapa jenis :

a. Katup 3/2

Katup 3/2 adalah katup yang membangkitkan sinyal dengan sifat bahwa

sebuah sinyal keluaran dapat dibangkitkan juga dapat dibatalkan/diputuskan.

Katup 3/2 mempunyai 3 lubang dan 2 posisi.

6

Page 7: Isi pneumatik

Ada 2 konstruksi sambungan keluaran :

a. Posisi normal tertutup (N/C): katup belum diaktifkan, pada lubang

keluaran tidak ada aliran udara bertekanan yang keluar.

b. Posisi normal terbuka (N/O): katup belum diaktifkan, pada lubang

keluaran sudah ada aliran udara bertekanan yang keluar.

Adapun dari jenis-jenis katup 3/2 adalah sebagai berikut :

1) Katup 3/2 Diaktifkan Secara Pneumatik

Katup 3/2 diaktifkan secara Pneumatik , dioperasikan oleh sinyal udara pada

lubang pengaktifan 12(Z), menggunakan udara dari luar sebagai pembantu. Ini

digolongkan sebagai katup beroperasi dengan pilot tunggal, karena hanya ada satu

sinyal kontrol dan katup mempunyai pegas pengembali.

2. Katup 3/2 Pilot Tunggal N/C

Gambar 2.5 Katup 3/2 Pilot Tunggal N/C

3. Katup 3/2 Pilot Tunggal N/O

Gambar 2.6 Katup 3/2 Pilot Tunggal N/O

7

Page 8: Isi pneumatik

4. Katup 3/2 N/C , Bola Duduk

Gambar 2.7 Katup Dalam Keadaan Aktif

5. Katup 3/2 Geser Dengan Tangan ( Hand Slide Valve )

Gambar 2.8 Katup 3/2 Geser Dengan Tangan

6. Katup 3/2 Dengan Tuas Rol

Gambar 2.9 Katup 3/2 , NC Pengaktifan Dengan Tuas Rol

8

Page 9: Isi pneumatik

Jenis katup 3/2 normal terbuka dengan tuas rol diperlihatkan seperti pada

gambar di bawah :

Gambar 2.10 Katup 3/2 , NO, Pengaktifan Dengan Rol

b. Katup 4/2

Katup 4/2 mempunyai 4 lubang dan 2 posisi kontak. Sebuah katup 4/2

dengan kedudukan piringan adalah sama konstruksi dengan kombinasi gabungan

dua katup 3/2 .

Gambar 2.11 Katup 4/2 Dudukan Piringan, Dalam Keadaan Tidak Aktif

c. Katup 4/3

Katup 4/3 mempunyai 4 lubang dan 3 posisi kontak. Contoh katup ini

adalah katup geser pelat dengan pengaktifan tangan. Konstruksi katup

diperlihatkan seperti pada gambar di bawah :

9

Page 10: Isi pneumatik

Gambar 2.12 Katup 4/3 , Plat Geser Dengan Posisi Tengah Tertutup

Pada saat posisi normal ( pegangan di tengah ), semua lubang terblokir.

Pada saat aktif, kanal-kanal sirkulasi akan saling berhubungan dengan berputarnya

dua piringan. Jika pegangan diputar ke kanan, aliran dari 1(P) ke 4(A) dan 2(B) ke

3(R) terbuka. Sedangkan jika pegangan diputar ke kiri, aliran dari 1(P) ke 2(B)

dan 4(A) ke 3(R) terbuka.

d. Katup 5/2

Gambar 2.13 Katup 5/2 , Prinsip Geser Mendatar

7. Katup searah (Non return valve),

Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan

melewatkannya ke arah yang berlawanan.

Jenis- jenis katup searah

a. Check valves

10

Page 11: Isi pneumatik

Hanya mempunyai 1 inlet dan 1 outlet, dapat menutup aliran pada satu

arah aliran. Pada arah lainnya katup ini dengan bebas dapat mengalirkan

aliran udara dengan tekanan rendah.

Gambar 2.14 Katup Cek

b. Two pressure valve

Mempunyai 2 inlet dan 1 outlet. Udara mampat mengalir melalui katup ini

bila sinyal udara terdapat pada kedua sambungan inlet. (= Logic AND

function)

Gambar 2.15 Katup Fungsi “DAN” Dengan Input Pada Y

c. Shuttle valve (= Logic OR function)

Udara mampat dapat mengalir dari salah satu atau kedua saluran inlet

menuju outlet.

Gambar 2.16 Katup Fungsi“ATAU” Dengan Input Pada Y

11

Page 12: Isi pneumatik

d. Quick exhaust valve

Katup ini berfungsi sebagai penambah kecepatan silinder. Dengan ini

memungkinkan waktu yang diperlukan untuk langkah kerja silinder

terutama untuk single acting cylinder lebih singkat lagi.

Gambar 2.17 Katup Buangan Cepat, Udara Mengalir Ke Silinder

3. Katup pengatur aliran (Flow control valve), berfungsi mengatur aliran udara

secara volumetrik.

Katup kontrol aliran mempengaruhi volume aliran udara bertekanan yang

keluar pada dua arah.

a. Bi-directional flow control valve, mengatur udara ke dua arah.

Gambar 2.18 Katup Bi-Directional Flow Control Valve

b. One way flow control valve, mengalirkan udara ke satu arah untuk

mengatur kecepatan aktuator.

12

Page 13: Isi pneumatik

Gambar 2.19 Katup Kontrol Aliran, Satu Arah

4. Katup pengatur tekanan (pressure valve), fungsinya mengatur besarnya tekanan

udara yang diperlukan.

a. Pressure regulating valve

Berfungsi mengatur tekanan udara konstan yang dibutuhkan.

Gambar 2.20 Katup Pembatas Tekanan

b. Pressure limiting valve

Gambar 2.21 Katup Pengatur Tekanan

13

Page 14: Isi pneumatik

Simbol-simbol Pneumatik yang digunakan berdasarkan DIN (Deutche

Institut fur Normung) No. 1219 dan sudah dijadikan ISO dengan nomor yang

sama.

1. Simbol yang digunakan untuk konversi energi dan preparasi

Gambar 2.22 Konversi Energi Dan Preparasi

2. Simbol katup penentu arah (simbol penyeimbangan)

14

Page 15: Isi pneumatik

Gambar 2.23 Simbol Penyeimbangan

3. Simbol katup pengatur arah, sambungan port dan posisi

Gambar 2.24 Simbol Katup Pengatur Arah

4. Simbol/Metoda Aktuasi

15

Page 16: Isi pneumatik

Gambar 2.25 Simbol Metoda Aktuasi

16

Page 17: Isi pneumatik

5. Contoh penggambaran katup penentu arah beserta sinyal/kontrolnya

Gambar 2.26 Katup Penentu Arah Beserta Sinyal/Kontrolnya

6. Simbol katup searah

Gambar 2.27 Simbol Katup Searah

7. Simbol Katup pengatur aliran

Gambar 2.28 Simbol Katup Pengatur Aliran

8. Simbol katup pengatur tekanan

17

Page 18: Isi pneumatik

Gambar 2.29 Simbol Katup Pengatur Tekanan

18

Page 19: Isi pneumatik

9. Simbol aktuator linier

Gambar 2.30 Simbol Aktuator Linier

2.5 Susunan Sistem Pneumatik

Susunan sistem Pneumatik merupakan suatu rangkaian yang bila dijalankan

maka akan melakukan kerja.Adapun susunan sistem Pneumatik terdiri atas:

1. Catu daya (energi supply)

Yang dimaksud catu daya ini adalah pembangkit udara bertekanan

(compressor). Catu daya merupakan tempat tersimpannya energi yang siap

melakukan tekanan kerja pada suatu rangkaian jika kran penutup dibuka.

2. Elemen masukan (sensors)

Elemen masukan atau sensor disini merupakan suatu alat yang digunakan

untuk memulai jalan kerja pada setiap rangkaian.

3. Elemen pengolah (processors)

Elemen pengolah merupakan alat yang melakukan pengolahan aliran

sebelum aliran sebelum aliran dijalankan ke elemen control

4. Elemen pengontrol (final control elemen)

Elemen pengontrol merupakan terdiri dari alat atau katup yang mengontrol

gerakan kerja aliran udara sesuai dengan sinyal-sinyal yang diberikan.

5. Elemen kerja

19

Page 20: Isi pneumatik

Elemen kerja disini berupa silinder yang dapat menggerakkan piston sesuai

dengan aliran udara yang diberikan.

2.6 Udara Bertekanan

Udara bertekanan memiliki banyak sekali keuntungan, tetapi dengan

sendirinya juga terdapat segi-segi yang merugikan atau pembatasan-pembatasan

pada penggunaan nya. Hal-hal yang menguntungkan dari pneumatik pada

mekanisasi yang sesuai dengan tujuan sudah diakui oleh cabang-cabang industri

yang lebih banyak lagi. Pneumatik mulai digunakan untuk pengendalian maupun

penggerakan mesin-mesin dan alat-alat.  

Sifat-sifat udara yang mempengaruhi  sifat-sifat pengontrolan sistem

pneumatik antara lain : 

1. Udara tidak mempunyai bentuk khusus. Bentuknya selalu sesuai dengan

tempatnya.  

2. Dapat dimampatkan /kompresible.

3. Memenuhi semua ruang dengan sama rata.

4. Dapat dikontrol baik laju alirannya maupun tekanan dan gaya yang bekerja.

Ada beberapa media kerja (bentuk energi) yaitu elektrik, hidrolik dan

pneumatik.Persaingan antara peralatan pneumatik dengan peralatan mekanik,

hidrolik atau elektrik makin menjadi besar.

Dalam penggunaannya sistem pneumatik diutamakan karena beberapa hal

yaitu :

1. Paling banyak dipertimbangkan untuk beberapa mekanisasi

2. Dapat bertahan lebih baik terhadap keadaan-keadaan tertentu Sering kali

suatu proses tertentu dengan cara pneumatik, berjalan lebih rapi (efisien)

dibandingkan dengan cara lainnya.

20

Page 21: Isi pneumatik

Gambar 2.31 Susunan Sistem Pneumatik

2.7 Aljabar Bool Dasar dan Gerbang Logika Dasar

1. Bilangan Biner

Bilangan biner adalah bilangan yang berbasis dua (2), jadi hanya memiliki

dua nilai, yaitu : 0 dan 1. Pada permasalahan teknik, arti nilai bilangan biner

tersebut berkembang lagi dan menjadi dasar dari pola pikir logika, seperti pada

tabel berikut :

Tabel 2.1 Aljabar Bool

Nilai Kondisi sinyal Lampu Level Tombol

0 Low Padam Rendah Tidak ditekan

1 High Nyala Tinggi Ditekan

21

Page 22: Isi pneumatik

Tabel berikut memudahkan untuk pengkonversian :

Tabel 2.2 Konversi Biner ke DesimalBilangan Biner Bilangan

DesimalNo.Bit 7 6 5 4 3 2 1 0Pengali 27 26 25 24 23 22 21 20

Dst 0 0 0 0 1 0 1 0 10

2. Gerbang Logika Dasar

Catatan : Untuk Operasi Logika “BUKAN”, dibaca “BAR” atau “NOT”

Misalnya : Ã Dibaca “A BAR” atau “NOT-A”

Aturan penghitungan

Tabel 2.3 Gerbang Logika Dasar

DAN ATAU BUKAN

A.0=0

A.1=A

A.A=A

A.A=0

A+0=A

A+1=1

A+A=A

A+A=1

à = X

A = A=X

A = A=X

A =A=X

22

Page 23: Isi pneumatik

BAB III

JAWABAN DARI SOAL-SOAL PADA MODUL YANG SUDAH

DIKERJAKAN

PENGATURAN KECEPATAN LANGKAH MAJU-MUNDUR TERPISAH

[PRAKTIKUM 1]

Prisip kerja

Ketika tombol start ditekan maka saluran (P) dan (A) pada katup 3/2 with

push botton normaly close terhubung, sehingga udara dari manifold mengalir dari

saluran (P) menuju saluran (A) pada katup 3/2 with push botton normaly close.

Dan mengalir menuju saluran (S) pada flow control 1 , yang berfungsi mengatur

tekanan balik piston pada posisi semula, lalu mengalir menuju saluran (T).

kemudian mengalir lagi menuju saluran masuk (U) pada flow control (2) yang

berfungsi mengatur tekanan maju piston, kemudian mengalir menuju saluran (V)

23

Page 24: Isi pneumatik

dan mengalir ke saluran (W) pada sigle acting cylinder sehingga menekan piston

maju.

Ketika tombol start pada katup 3/2 with push botton normaly close dilepas

maka, hubungan saluran (P) dan (A) pada 3/2 with push botton normaly close

terputus, dan piston kembali ke semula karna adanya spring. Udara mengalir ke

saluran (W) single acting cylinder menuju saluran (V) pada flow control 2 dan

saluran (U) . dan mengalir menuju saluran (T) pada flow control (1) dan mengalir

menuju saluran (S) pada flow control (1) dan mengalir kembali menuju saluran

(A) dan mengalir keluar menuju saluran (R) pada katup 3/2 with push botton

normaly close.

MEMPERBESAR KECEPATAN LANGKAH MUNDUR

[PRAKTIKUM 2]

24

Page 25: Isi pneumatik

PRINSIP KERJA

Ketika tombol start ditekan maka saluran (P) dan (A) pada katup 3/2 with push

button normaly close terhubung udara dari manifold mengalir menuju saluran (P)

pada katup 3/2 with push button normaly close menuju saluran (A) dan udara

mengalir ke saluran (D) pada flow control yang berfungsi mengatur tekanan maju

piston. Dan udara mengalir menuju saluran (E) dan mengalir menuju saluran (F)

pada quick exhaust valve yang berfungsi mempercepat pembuangan udara, dan

mengalir menuju saluran (G) dan mengalir pada saluran (H) pada single acting

cylinder, sehingga menekan piston maju.

Pada saat tombol start push botton 3/2 normaly close dilepas , maka saluran

(P) dan (A) pada katup 3/2 with push button terputus. Dan piston kembali ke

posisi semula karna adanya spring, dan udara dari saluran (H) mengalir menuju

saluran (G) quick exhaust valve dan udara mengalir keluar menuju saluran (I)

quick exhaust valve.

25

Page 26: Isi pneumatik

PENGATURAN KECEPATAN LANGKAH MAJU-MUNDUR MELALUI

PENYUMBATAN UDARA CATU

[PRAKTIKUM 3]

PRINSIP KERJA:

Sebelum tombol start ditekan saluran (P) dan saluran (B) pada katup 5/2

with push button terhubung udara dari manifold masuk menuju saluran (P) dan

mengalir ke saluran (B) pada katup 5/2 with push button. Dan mengalir menuju

saluran (C) flow control (1), dan saluran (D), dan menuju saluran (E) pada double

acting cylinder yang menekan piston pada posisi normal.

Ketika tombol start 5/2 with push button ditekan maka, saluran (P) dan

saluran (B) terputus, dan saluran (P) terhubung ke saluran (A). sehingga udara

dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan menuju saluran (A) pada katup

5/2 with push button dan udara mengalir menuju saluran (H) pada flow control (2)

yang berfungsi mengatur tekanan maju piston. Dan mengalir kembali menuju

saluran (G) pada flow control (2) dan mengalir menuju saluran ( F) pada double

acting cylinder sehingga piston maju.

Pada saat tombol start 5/2 with push button dilepas saluran (P) dan saluran

(B) terhubung, udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan mengalir

menuju saluran (B) pada katup 5/2 with push button dan udara mengalir menuju

26

Page 27: Isi pneumatik

saluran (C) pada flow control (1) yang berfungsi mengatur tekanan balik piston

dan mengalir menuju saluran (D) pada flow control (1) dan mengalir ke saluran

(E) pada doule acting cylinder yang menekan piston mundur, dan udara mengalir

ke saluran (F) pada doule acting cylinder, dan mengalir menuju saluran (G) pada

flow control (2) yang berfungsi mengatur tekanan maju piston. Dan mengalir ke

saluran (H) flow control (2) dan mengalir menuju saluran (A) pada 5/2 with push

button dan keluar menuju saluran (S) pada 5/2 with push button.

27

Page 28: Isi pneumatik

PENGATURAN KECEPATAN LANGKAH MAJU-MUNDUR MELALUI

PENYUMBATAN UDARA BUANG

[PRAKTIKUM 4]

PRINSIP KERJA:

Sebelum tombol start ditekan saluran (P) dan (B) pada 5/2 with push

button terhubung, udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) pada katup

5/2 with push button dan mengalir menuju saluran (K) pada flow control (1) yang

berfungsi mengatur kecepatan balik piston. Dan mengalir ke saluran (L) pada flow

control (1) dan mengalir ke saluran (M) pada double acting cylinder yang

menekan piston mundur ke posisi normal.

Ketika tombol start 5/2 with push button ditekan maka, saluran (P) dan

saluran (B) pada katup 5/2 with push button terputus. Dan saluran (P) dan (A)

pada katup 5/2 with push button terhubung. Udara dari manifold mengalir ke

saluran (P) dan (A) pada katup 5/2 with push button , dan mengalir menuju

saluran (Z) pada flow control (2) yang berfungsi mengatur kecepatan mundur

28

Page 29: Isi pneumatik

piston. Dan mengalir ke saluran (O) pada flow control (2) dan mengalir ke saluran

(N) pada double acting cylinder, sehingga piston keluar.

Pada saat tombol start 5/2 with push button dilepas saluran (P) dan (B)

pada katup 5/2 with push button terhubung , udara dari manifold mengalir menuju

saluran (P) dan (B) pada katup 5/2 with push button dan mengalir menuju saluran

(K) pada flow control (1) yang berfungsi mengatur kecepatan balik piston, dan

mengalir ke saluran (L) pada flow control (1) dan mengalir ke saluran (M) double

acting cylinder, sehingga piston bergerak mundur, dan udara mengalir ke saluran

(N) pada double acting cylinder , dan mengalir menuju saluran (O) pada flow

control (2) yang berfungsi mengatur kecepatan maju piston, dan mengalir ke

saluran (Z) pada flow control (2) dan mengalir ke saluran (A) pada katup 5/2 with

push button dan mengalir keluar menuju saluran (S) pada katup 5/2 with push

button.

29

Page 30: Isi pneumatik

PENGATURAN KECEPATAN LANGKAH SATU ARAH

[PRAKTIKUM 5]

A. SUPPLY AIR THROTTLING

PRINSIP KERJA:

Sebelum tombol start ditekan saluran (P) dan (B) pada katup 5/2 with push

button terhubung, udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan (B) pada

katup 5/2 with push button. Dan mengalir menuju saluran (F) pada double acting

cylinder sehingga piston mundur pada posisi normal.

Ketika tombol start ditekan saluran (P) dan (A) pada katup 5/2 with push

button terhubung , udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan mengalir

ke saluran (A) pada katup 5/2 with push button dan udara mengalir menuju

saluaran (C) pada flow control yang berfungsi mengatur kecepatan maju piston,

dan mengalir menuju saluran (D) flow control dan udara mengalir menuju saluran

(E) pada double acting cylinder dan udara mendorong piston maju.

30

Page 31: Isi pneumatik

Ketika tombol start 5/2 with push button dilepas maka, saluran (P) dan (B)

pada katup 5/2 with push button terhubung kemudian udara dari manifold

mengalir ke saluran (P) dan (B) pada katup 5/2 with push button dan mengalir

menuju saluran (F) pada double acting cylinder dan udara menekan piston pada

posisi normal. Udara mengalir ke saluran (E) pada double acting cylinder dan

mengalir menuju saluran (D) flow control yang berfungsi mengatur kecepatan

maju piston. Dan mengalir menuju saluran (C) pada flow control dan mengalir ke

saluran (A) pada 5/2 with push button dan keluar menuju saluran (S) pada 5/2

with push button.

31

Page 32: Isi pneumatik

B. EXHAUST AIR THROTTLING

PRINSIP KERJA

Sebelum tombol start ditekan saluran (P) dan (B) pada 5/2 with push button

terhubung, udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan saluran (B) pada

5/2 with push button dan mengalirmenuju saluran (S) pada flow control yang

berfungsi mengatur kecepatan maju pada piston dan mengalir menuju saluran (E)

pada flow control dan mengalir menuju saluran (T) pada double acting cylinder,

sehingga menekan piston mundur ke posisi normal.

Ketika tombol start ditekan saluran (P) dan (A) pada 5/2 with push button

terhubung , sehingga udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan (A)

pada katup 5/2 with push button dan mengalir menuju saluran (O) pada double

acting cylinder sehingga piston bergerak maju

Ketika tombol start dilepas, saluran (P) dan (B) pada katup 5/2 with push

button terhubung udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan (B) pada

katup 5/2 with push button dan mengalir menuju saluran (S) pada flow control

yang berfungsi mengatur kecepatan maju piston , dan udara mengalir ke saluran

32

Page 33: Isi pneumatik

(E) pda flow control dan udara mengalir ke saluran (T) double actng cylinder dan

mengalir menuju saluran (A) pada katup 5/2 with push button dan keluar ke

saluran (S pada katup 5/2 with push button.

PENGGUNAAN DUA BUAH ROLLER UNTUK PENGEMBALIAN SECARA

OTOMATIS

[PRAKTIKUM 6]

PRINSIP KERJA:

Sebelum tombol strat 3/2 with push button normaly close ditekan maka udara

dari manifold masuk ke katup 5/2 double pilot valve melalui saluran (P) yang

terhubung ke saluran (B) dan udara mengalir ke saluran (X) pada double acting

cylinder , dan piston masuk ke dalam . pada saat itu Udara dari manifold menuju

ke roller (B) pada saluran (P) yang terhubung ke saluran (A) pada roller(B). udara

masuk ke dual pressure melalui saluran (Y).

Pada saat tombol start 3/2 with push button normaly close ditekan saluran (P)

dan (A) pada katup 3/2 with push button normaly close terhubung, udara dari

manifold masuk kesaluran (P) dan (A) pada katup 3/2 with push button normaly

close dan udara mengalir ke saluran (X) pada dual pressure valve, udara dari

33

Page 34: Isi pneumatik

saluran (A) pada dual pressure valve mengalir ke saluran 14(Z) pada katup 5/2

double pilot valve , sehingga posisi katup berubah saluran (P) dan (A) pada katup

5/2 double pilot valve terhubung, udara dari manifold mengalir menuju saluran

(P) dan (A) pada katup 5/2 double pilot valve dam mengalir ke saluran (M) pada

double acting cylinder sehingga mendorong piston keluar, pada saat ujung piston

menyentuh roller (A) sehingga posisi 3/2 roller valve (A) berubah udara dari

saluran (P) terhubung ke saluran (A) menuju saluran 12(Y) pada katup 5/2 double

pilot valve, sehingga posisi katup 5/2 double pilot valve berubah saluran (P) dan

(B) pada katup 5/2 double pilot valve tethubung , udara dari manifold masuk ke

saluran (P) dan (B) pada katup 5/2 double pilot valve, dan mengalir menuju

saluran (X) pada double acting cylinder sehingga piston masuk , maka terjadilah

gerakan bolak-balik.

Pada saat tombol start 3/2 with push button normaly close dilepas maka saluran

(P) dan (A) pada 3/2 with push button normaly close terputus dan udara dari

manifold tidak mengalir dan udara dari saluran (X) pada double acting cylinder

mengalir menuju saluran (B) pada katup (5/2) double pilot valve, dan udara keluar

melalui saluran (S) pada katup double pilot valve

34

Page 35: Isi pneumatik

PENGONTROLAN SECARA MANUAL

[PRAKTIKUM 7]

35

Page 36: Isi pneumatik

PENGONTROLAN SECARA AUTOMATIK

[PRAKTIKUM 8]

36

Page 37: Isi pneumatik

RANGKAIAN LOGIKA ‘OR’

[PRAKTIKUM 9]

37

Page 38: Isi pneumatik

RANGKAIAN LOGIKA ‘AND’

[PRAKTIKUM 10]

38

Page 39: Isi pneumatik

PRAKTIKUM11 RANGKAIAN KONBINASI LOGIKA ‘AND-OR’(ANF OR

CIRCUIT)

1. Persamaan aljabar bool

= T1 + T2 + T3 . A3

= (T1 . T2. T3) T4

1. Skema rangkaian digital

39

Page 40: Isi pneumatik

2. Skema rangkaian Pneumatik :

40

Page 41: Isi pneumatik

RANGKAIAN APLIKASI SQUENSIONAL

(PRAKTIKUM 12)

Prinsip kerja 12

Sebelum tombol start 3/2 with push button normaly close ditekan, udara dai

manifold masuk ke katup 5/2 double pilot valve, melalui saluran (P) terhubung ke

saluran (B) dan udara mengalir ke saluran (M) pada double acting cylinder dan

piston masuk kedalam.pada saat itu udara dari manifold masuk ke roller (A) pada

saluran (P) yang terhubung ke saluran (A) pada roller (A) udara masuk ke dual

pressure melalui saluran 12(Y)

Ketika tombol start 3/2 with push button normaly close ditekan maka , saluran

(P) dan (A) pada 3/2 with push button normaly close terhubung. Udara dari

manifold masuk menuju saluran (P) dan mengalir ke saluran (A) pada katup 3/2

41

Page 42: Isi pneumatik

with push button normaly close dan mengalir ke saluran 12(Z) pada pressure

sequence valve yang berfungsi mengatur tekanan piston maju untuk beberapa saat,

sehingga saluran (P) dan (A) pada pada pressure sequence valve dan mengalir ke

saluran 14(Z) 5/2 double pilot valve, sehingga saluran (P) dan (A) pada 5/2 double

pilot valve terhubung udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan (A)

pada 5/2 double pilot valve dan mengalir ke saluran (X) pada double acting

cylinder dan piston bergerak maju.

Pada saat tombol start 3/2 with push button normaly close dilepas maka,

saluran (P) dan (A) pada katup3/2 with push button normaly close terputus, udara

dari manifold tidak mengalir dan piston bergerak mundur. Udara dari saluran (M)

double acting cylinder dan mengalir menuju saluran (B) pada 5/2 double pilot

valve dan mengalir keluar melalui saluran (S) pada 5/2 double pilot valve.

42

Page 43: Isi pneumatik

RANGKAIAN APLIKASI KATUP TIME DELAY

[PRAKTIKUM 13]

Prinsip kerja 13:

Pada saat tombol start 3/2 with push button normaly close ditekan, maka

saluran (P) dan (A) pada katup 3/2 with push button normaly close terhubung ,

udara dari manifold masuk menuju saluran (P) dan mengalir ke saluran (A) pada

katup 3/2 with push button normaly close dan mengalir ke saluran 12(Z) pada time

delay yang berfungsi mengatur waktu tunda pada saat piston maju, sehingga

saluran (P) dan (A) pada time delay terhubung, udara dari manifold mengalir ke

saluran (P) dan (A) pada time delay dan udara mengalir menuju saluran 12(Z)

pada 3/2 pneumatic valve normaly close, sehingga saluran (P) dan (A) pada 3/2

pneumatic valve normaly close terhubung, udara dari manifold mengalir ke

saluran (P) dan (A) pada 3/2 pneumatic valve normaly close dan mengalir ke

saluran (M) pada single acting cylinder, sehingga piston bergerak maju.

43

Page 44: Isi pneumatik

Pada saat tombol pada 3/2 pneumatic valve normaly close dilepas , saluran

(P) dan (A) pada 3/2 pneumatic valve normaly close terputus, sehingga udara dari

manifold tidak mengalir dan udara dari saluran (M) pada single acting cylinder

mengalir menuju saluran (A) pada pada 3/2 pneumatic valve normaly close dan

keluar menuju saluran (R) pada pada 3/2 pneumatic valve normaly close.

RANGKAIAN APLIKASI PENGHITUNG

[PRAKTIKUM 14 PEMISAHAN KOTAK]

44

Page 45: Isi pneumatik

SISTEM PENGUNCIAN DOMINAN “OFF:

[PRAKTIKUM 15]

Prinsip kerja 15

Pada saat tombol on pada 3/2 with push button normaly close ditekan maka

saluran (P) dan (A) pada 3/2 with push button normaly close terhubung, sehingga

udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan (A) pada 3/2 with push

button normaly close dan udara mengalir ke saluran (Y) pada shutt valve dan

mengalir melalui saluran (P) dan (A) pada 3/2 katup with push button normaly

open dan udara mengalir ke saluran 14(Z) pada 3/2 pneumatic valve normaly

close, sehingga saluran (P) dan (A) pada 3/2 pneumatic valve terhubung. Udara

dari saluran (A) pada 3/2 pneumatic valve terbagi ke beberapa saluran

1. Saluran (M) pada single acting cylinder sehingga piston keluar

2. Saluran (X) pada shuttle valve udara mengalir ke saluran (A) pada shuttle

valve terhubung ke katup 3/2 push button normaly open saluran (A) dan

45

Page 46: Isi pneumatik

(P) pada 3/2 push button normaly open terhubung dan mengalir ke 14(Z)

pada 3/2 pneumatic valve normaly close, sehingga saluran (P) dan (A)

pada 3/2 pneumatic valve normaly close terhubung dan mengalir ke

saluran (M) pada single acting cylinder sehingga piston tetap tertahan di

luar.

Apabila tombol off pada 3/2 swith push button normaly open ditekan maka

saluran (P) dan (A) pada katup 3/2 swith push button normaly open terputus ,

sehingga berubah menjadi katup 3/2 swith push button normaly close dan udara

dari manifold tidak mengalir dan piston bergerak mundur , dari saluran (M) pada

single acting cylinder mengalir menuju saluran (A) pada 3/2 pneumatic valve

menuju salurabn (R) pada 3/2 pneumatic valve .

Sistem penguncian dominan off apabila kedua tombol on dan off ditekan

bersamaan maka piston berada pada posisi normal.

46

Page 47: Isi pneumatik

SISTEM PENGUNCIAN DOMINAN “ON:

[PRAKTIKUM 16]

Prinsip Kerja Praktikum 16

Apabila tombol ON pada katup 3/2 normaly close ditekan maka saluran

(P) dan (A) pada katup 3/2 normaly close terhubung, udara darai manifold masuk

menuju katup 3/2 normaly close dari saluran (P) dan (A) serta masuk menuju

saluran (Y) pada shutt valve terhubung ke saluran 14(Z) pada katup 3/2 pneumatic

valve normaly close. Sehingga posisi katup berubah saluran (P) dan (A) pada

katup 3/2 pneumatic valve normaly close, terhubung , udara dari manifold masuk

menuju saluran (P) dan (A) pada pneumatic valve normaly close, dari saluran (A)

pneumatic valve normaly close, udara terbagi :

1. Ke saluran (M) pada single acting cylinder sehingga piston keluar

2. Ke katup 3/2 normaly open, udara dari saluran (P) terhubung ke saluran

(A) pada 3/2 normaly open, dan udara mengalir ke saluran (X) pada shutt

valve, terhubung ke seluran 14(Z) pada 3/2 pneumatic valve normaly close

47

Page 48: Isi pneumatik

udara mengalir ke saluran (A) dan mengalir menuju saluran (M) single

acting cylinder sehingga piston tetap tertahan di luar.

Apabila tombol OFF pada katup 3/2 normaly open ditekan maka katup 3/2

normaly open berubah ke posisi close, sehingga udara dari saluran (P) yang

terhubung ke saluran (A) pada katup 3/2 normaly open terputus, udara dari

saluran (A) pada katup shutt valve yang terhubung ke saluran 14(Z) pada katup

3/2 pneumatic valve normaly close tidak dialiri udara, sehingga katup 3/2

pneumatic valve normaly close berubah maka piston masuk ke silinder, udara dari

saluran (M) masuk ke saluran (A) 3/2 pneumatic valve normaly close dan keluar

ke saluran (R) pada katup 3/2 pneumatic valve normaly close.

System penguncian dikatakan dominan ON apabila kedua tombol ON dan

OFF ditekan bersamaan maka piston keluar.

48

Page 49: Isi pneumatik

RANGKAIAN APLIKASI KATUP TUNDA WAKTU DAN IMPULS DIRAC

[PRAKTIKUM 17 PRESS UNTUK PENGELEMAN]

49

Page 50: Isi pneumatik

IMPULS DIRAC DENGAN ONE-WAY FLOW CONTROL

[PRAKTIKUM 18]

Prinsip Kerja

Pada saat tombol start 3/2 with push button normaly close ditekan maka,

saluran (1) dan (2) pada 3/2 with push button normaly close terhubung, udara dari

manifold mengalir ke saluran (1) dan (2) pada katup 3/2 with push button normaly

close. Dari saluran (2) pada 3/2 with push button normaly close udara terbagi

menuju:

1. Saluran (1) dan (2) pada katup 3/2 pneumatic normaly open.

2. Menuju saluran (Y) pada flow control yang berfungsi mengatur besarnya

tekanan udara yang akan menuju katup 3/2 pneumatic normaly open,

melalui saluran 12 (Z), kemudian udara dari saluran (1) dan (2) pada katup

3/2 pneumatic valve normaly open terhubung dalam waktu sesaat, sebelum

katup terdorong, udara dari saluran (2) pada 3/2 pneumatic valve normaly

open mengalir ke saluran (X) pada single acting cylinder, sehingga

50

Page 51: Isi pneumatik

mendorong piston maju dalam waktu sesaat lalu piston bergerak mundur

ke posisi normal.

IMPULS DIRAC DENGAN TIME DELAY SWITCH ON NORMALY OPEN

[PRAKTIKUM 19]

Prinsip Kerja

Pada saat tombol start pada 3/2 with push button normaly close ditekan

maka, saluran (P) dan (A) pada katup 3/2 with push button normaly close

terhubung udara dari manifold masuk menuju saluran (P) dan (A) udara dari

saluran (A) pada katup 3/2 with push button normaly close terbagi dengan

mengunakan fitting menuju :

1. Saluran (P) menuju saluran (A) pada time delay swith on normaly open

dan mengalir menuju saluran (X) pada single acting cylinder, sehingga

posisi silinder bergerak maju.

2. Saluran (Z) pada time delay swith on normaly open berubah menjadi close,

sehingga saluran (P) dan (A) terputus dan mengakibatkan piston mundur.

51

Page 52: Isi pneumatik

RANGKAIAN APLIKASI KATUP GERBANG LOGIKA DAN IMPULS DIRAC

[PRAKTIKUM 20 : PENGAMANAN MESIN FREIS]

RANGKAIAN KOMBINASI EXOR

[PRAKTIKUM 21 PENGONTROL PINTU DENGAN DUA TOMBOL]

1.Tabel Kebenaran.

T1 T2 Y

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

52

Page 53: Isi pneumatik

3.Skema Rangkaian Pneumatik

PRAKTIKUM 22 PENGONTROL PINTU DENGAN TIGA TOMBOL

1.Tabel Kebenaran

T1 T2 T3 Y

0 0 0 0

0 0 1 1

0 1 0 0

0 1 1 0

1 0 1 0

1 0 0 1

1 1 0 0

1 1 1 0

53

Page 54: Isi pneumatik

2.Persamaan Aljabar Bool.

Y= A.B.C+A.B.C+A.B.C

= A.(B.C+B.C)+A.B.C

3. Skema Rangkaian Pneumatik

54

Page 55: Isi pneumatik

BI-STABIL DENGAN LAGIKA “OR”

[PRAKTIKUM 23]

Prinsip Kerja

Sebelum tombol start ditakan, maka saluran (P) dan (B) pada katup 5/2

double pilot (2) terhubung, udara dari manifold mengalir ke saluran (P) dan (B)

pada katup 5/2 double pilot (2). Dan mengalir ke saluran (K) pada flow control

(B) yang berfungsi mengatur aliran udara. Kemudian udara ke saluran (L) flow

control (B) menuju saluran (M) pada cylinder aksi ganda. Sehingga piston berada

pada posisi normal, sehingga udara dari saluran (B) 5/2 double pilot mengalir ke

saluran (X) shutt valve (2) melalui fitting. Yang berfungsi membagi udara dari

55

Page 56: Isi pneumatik

saluran (B) 5/2 double pilot. Kemudian udara mengalir ke saluran (A) pada shutt

valve (2) dan mengalir menuju saluran (Y) pada katup 5/2 double pilot (1).

Pada saat tombol start pada katup 3/2 with push button ditekan maka

saluran (P) dan (A) pada katup 5/2 with push button normaly close terhubung,

sehingga udara dari manifold mengalir menuju saluran (P) dan (A) pada katup 5/2

with push button normaly close dan udara mengalir ke saluran (P) pada katup 5/2

double pilot (1) dan saluran (B), kemudian udara mengalir ke saluran 14(Z) pada

katup 5/2 duble pilot (2), sehingga saluran (P) dan (A) pada katup 5/2 double pilot

(2) mengalir ke saluran (O) pada flow control (A) yang berfungsi mengatur aliran

udara dan mengalir ke saluran (N) dan mengalir ke saluran (X) pada double acting

cylinder dan mendorong piston bergerak maju, sebagian udara pada saluran (B)

double pilot (1) mengalir ke saluran (Y) pada shutt valve (2) dan mengalir ke

saluran (A) dan mengalir ke saluran 12(Y).

Udara yang berada pada saluran (Y) pada silinderaksi ganda, akan

mengalir ke saluran (L) dan (K) pada flow control (B) menuju saluran (B) dan (R)

pada katup 5/2 double pilot (2).

Pada rangakaian inipiston bergerak sesuai dengan tombol 3/2 with push

button normaly close, meskipun ketika piston belum sampai pada posisi terluar.

56

Page 57: Isi pneumatik

BI-STABIL DENGAN GERBANG LOGIKA “AND”

[PRAKTIKUM 24]

Prinsip Kerja

Sebelum tombol start 5/2 with push button ditekan, maka saluran (P) dan

(B) pada katup 5/2 with push button terhubung udara dari manifold mengalir

menuju saluran (P) dan (B) pada katup double pilot (2) dan udara mengalir ke

saluran (M) flow control (2) yang berfungsi mengatur aliran udara , dan mengalir

ke saluran (N) pada flow control (2) dan mengalir ke saluran (L) pada double

acting cylinder sehingga posisi piston berada pada posisi normal, udara dari

saluran (B) pada katup 5/2 double pilot (2) sebagian mengalir ke saluran (X) pada

katup dual pressure (2).

Pada saat tombol start pada 5/2 with push button ditekan, maka saluran (P)

dan (A) pada katup 5/2 with push button terhubung, udara dari manifold mengalir

57

Page 58: Isi pneumatik

ke saluran (P) dan (A) pada 5/2 with push button, dan mengalir ke saluran (P) dan

(B) pada katup 5/2 double pilot (1) dan mengalir menuju saluran 14(Z) pada katup

5/2 double pilot (2) sehingga saluran (P) dan (A) pada katup double pilot (2)

terhubung dan mengalir menuju saluran (P) pada flow control (1) yang berfungsi

mengatur aliran udara, sebagian udara mengalir ke saluran (X) pada dual pressure

(1), dan udara mengalir ke flow control (1) saluran (O) dan mengalir menuju

saluran (X) pada silinder aksi ganda sehingga piston bergerak maju. Ketika itu

tombol 5/2 wihh push button dilepas dan posisi piston masih berada diluar.

Piston akan kembali ke posisi normal apabila tombol 5/2 push button

ditekan kembali.

58

Page 59: Isi pneumatik

BI-STABIL DENGAN KATUP 3/2

[PRAKTIKUM 25]

rinsip Kerja

Sebelum tombol start ditekan saluran (P) dan (B) pada katup 5/2 double

selenoid (2) terhubung udara dari manifold mengalir ke saluran (P) dan (B) pada

katup 5/2 double selenoid (2), udara dari saluran (B) 5/2 double selenoid (2)

terbagi 2 yaitu:

a. Menuju saluran (S) pada flow control (B) dan saluran (T) flow control (B)

dan mengalir ke saluran (U) pada double acting cylinder dan menekan

piston pada posisi normal

b. Menuju saluran (P) pada katup 3/2 pneumatic valve normaly open

59

Page 60: Isi pneumatik

Pada saat tombol start pada 3/2 with push button normaly close di tekan maka

saluran (P) dan (A) pada 3/2 with push button normaly close terhubung, udara dari

manifold masuk ke saluran (P) dan (A), dan dari saluran (A) pada 3/2 with push

button normaly close udara terbagi ke tiga saluran

1. Saluran 14(Z) pada katup 3/2 pneumatic valve normaly open (1).

2. Saluran 14(Z) pada katup 3/2 pneumatic valve normaly open (2).

3. Ke saluran (P) pada katup 5/2 double pilot (1) dan saluran (P) dan (B)

pada 5/2 double pilot (1) terhubung, dari saluran (B) pada 5/2 doule pilot

(2) udara mengalir ke 14(Z) pada 5/2 double pilot (2) sehingga posisi

katup berubah saluran (P) dan (A) pada 5/2 double pilot (2) terhubung dan

udara mengalir ke saluran (X) pada flow control (A), dan mengalir ke

saluran (W) pada flow control (A) dan mengalir ke saluran (V) double

acting cylinder sehingga mengakibatkan piston bergerak maju dan

tertahan.

Pada saat tombol start pada 3/2 with push button normaly close di tekan

kembali maka saluran (P) dan (A) pada 3/2 with push button normaly close

terhubung udara dari manifold mengalir ke saluran (P) dan (A) pada katup 3/2

with push button normaly close, dan udara dari saluran (P) dan (A) pada 5/2

double pilot (2) mengalir menuju saluran (P) pada 3/2 pneumatic normaly open

dan mengalir menuju saluran (A) 3/2 pnematic valve dan mengalirmenuju saluran

12(Y) pada 5/2 duoble pilot valve (1) sehingga posisi katup berubah saluran (P)

dan (A) pada 5/2 duoble pilot valve (1) terhubung, udara mengalir ke saluran

12(Y) pada double pilot (2) sehingga saluran (P) dan (B) double pilot (2)

terhubung dan udara mengalir ke saluran (S) pada flow control (B) dan mengalir

menuju saluran (T) pada flow control (B), serta mengalir menuju saluran (U) pada

double acting cylinder dan menekan piston maju.

60

Page 61: Isi pneumatik

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat dalam praktikum pneumatiki adalah:

1. Pneumatik adalah ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang

berkaitan dengan udara. Perangkat Pneumatik bekerja dengan memanfaatkan

udara yang dimampatkan (compressed air).

2. Untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan pada pneumatic dapat

diselesaikan dengan banyak cara dan dengan penggunaan katup yang

berbeda-beda juga sesuai dengan penggunaanya.

3. Sistem pneumatik pada suatu rangkaian akan bekerja dengan benar jika

penggunaan komponen sesuai dengan fungsinya.

4.2 SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan praktikum

yaitu:

1. Supaya tidak sulit dalam membuat suatu rangkaian pneumatik mahasiswa

seharusnya lebih mengetahui fungsi dari berbagai macam katup, dan

komponen-komponen pneumatik lainya.

2. Dalam membuat suatu rangkaian haruslah benar-benar teliti agar rangkaian

yang di buat sesuai dengan yang dinginkan.

3. Ketika ingin memasang selang dari manifold ke katup sebaiknya selang

dipasang pada katup terlebih dahulu kemudian baru dipasang pada manifold,

supaya selang tidak terbang ketika dipasang., dan jika selang sering lepas

gunakanlah kain untuk menganjalnya.

4. Ketika ingin melepas selang dari manifold hendalaklah penjepit pada katup

atau manifold ditekan kedalam terlebih dahulu.

61