Top Banner
BAB I PENDAHULUAN ASI adalah makanan yang bisa disebut sebagai makanan yang paling menyehatkan bagi bayi dan ASI sendiri merupakan makanan yang termasuk paling lengkap nutrisinya, seperti antibodi untuk membantu bayi melawan penyakit. Selain vitamin D sebagai suplemen setiap hari, ASI juga merupakan satu – satunya sumber nutrisi selama 6 bulan pertama kelahiran. Setelah 6 bulan, preparat besi ditambahkan perlahan – lahan selagi ASI dilanjutkan. AAP ( American Academy of Pediatrics ) sendiri menyarankan pemberian ASI dilanjutkan setidak – tidaknya satu tahun pertama atau lebih sejak kelahiran. Diharapkan bayi mendapatkan berbagai keuntungan. Pemberian ASI sendiripun mempunyai keuntungan bagi sang ibu, seperti memperbaiki tubuih dari stress akibat kehamilan, dan dapat mencagah kanker payudara. Semakin lama waktu pemberian ASI semakin berkurang juga resiko – resiko yang disebutkan diatas. Di beberapa minggu pertama, pemberian ASI sendiri adalah kegiatan paling sulit. Dimana pada masa itu, ibu sendiri sedang memperbaiki diri dari kealahiran bayinya, perubahan hormonal, dan sedikit tidur. Kebanyakan ibu juga mengalami kelelahan mental dan emosional yang luar biasa. Kejadian – kejadian ini memacu ibu untuk meningkatkan semangatnya dalam memberikan ASI , dimana sang ibu sendiri dapat memberikan ASI nya selama satu tahun penuh. Kebanyakan Page | 1
31

ISI Edited

Jul 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ISI Edited

BAB I

PENDAHULUAN

ASI adalah makanan yang bisa disebut sebagai makanan yang paling menyehatkan

bagi bayi dan ASI sendiri merupakan makanan yang termasuk paling lengkap nutrisinya,

seperti antibodi untuk membantu bayi melawan penyakit. Selain vitamin D sebagai

suplemen setiap hari, ASI juga merupakan satu – satunya sumber nutrisi selama 6 bulan

pertama kelahiran. Setelah 6 bulan, preparat besi ditambahkan perlahan – lahan selagi ASI

dilanjutkan. AAP ( American Academy of Pediatrics ) sendiri menyarankan pemberian

ASI dilanjutkan setidak – tidaknya satu tahun pertama atau lebih sejak kelahiran.

Diharapkan bayi mendapatkan berbagai keuntungan.

Pemberian ASI sendiripun mempunyai keuntungan bagi sang ibu, seperti

memperbaiki tubuih dari stress akibat kehamilan, dan dapat mencagah kanker payudara.

Semakin lama waktu pemberian ASI semakin berkurang juga resiko – resiko yang

disebutkan diatas.

Di beberapa minggu pertama, pemberian ASI sendiri adalah kegiatan paling sulit.

Dimana pada masa itu, ibu sendiri sedang memperbaiki diri dari kealahiran bayinya,

perubahan hormonal, dan sedikit tidur. Kebanyakan ibu juga mengalami kelelahan mental

dan emosional yang luar biasa.

Kejadian – kejadian ini memacu ibu untuk meningkatkan semangatnya dalam

memberikan ASI , dimana sang ibu sendiri dapat memberikan ASI nya selama satu tahun

penuh. Kebanyakan ibu yang memberikan Asi terhadap bayinya, mendapatkan kesan yang

begitu mendalam dalam memenuhi dan memberikan nutrisi yang bagus untuk buah

hatinya.

Page | 1

Page 2: ISI Edited

BAB II

PEMBAHASAN

I. BREASTFEEDING

I.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA

Ukuran dan Bentuk

Ukuran dan bentuk payudara sendiri biasanya merupakan keturunan, dan dan

berbeda – beda setiap individu, tergantung dari jaringan lemak itu sendiri. Ukuran

payudara bukan merupakan faktor indikasi atas fungsinya.

Berat dari payudara itu biasanya sekitar 200 gram sebelum masa kehamilan, 400 –

600 gram saat masa kehamilan, dan 600 – 800 gram saat menyusui.

Puting Susu

Sama dengan payudara, puting susu itu banyak macam bentuk dan ukurannya.

Mempunyai sifat yang elastis, dan dapat ereksi pada saat dirangsang . Mempunyai

sekitar 15 – 25 duktus yang kaya dipersyarafi oleh syaraf sensoris .

Areola

Mempunyai sifat yang sama seperti puting susu yaitu mempunyai sifat yang elastis.

Mempunyai kelenjar yang bernama kelenjar montgomery, mensekresi sangat

sedikit susu seperti substansi yang melubrikasi dan melindungi puting susu, dan

memberikan bau yang membuat bayi mengenal akan ibunya.

Page | 2

Page 3: ISI Edited

Lain – lain

Setiap payudara tersusun atas 15 – 20 lobus. Lobus – lobus ini tersimpan di dalam

lemak dan jaringan pengikat yang memiliki pembuluh darah kecil, pembuluh limfe

dan syaraf.

Setiap lobus mengandung 20 – 40 lobulus dimana terbagi atas alveoli – alveoli

yang memproduksi susu.

Selama menyusui alveoli ini berkontraksi dan menyalurkan susu ke duktus. Setiap

duktus membesar dan menjadi sinus laktiferus yang berlokasi di belakang puting

susu dan areola.

Payudara ini sendiri merupakan organ yang mempunyai vaskularisasi yang tinggi

yang diperdarahi oleh arteri mamaria dan dipersyarafi oleh nervus intercostalis 4, 5,

dan 6.

I.2. PEMBENTUKAN KELENJAR MAMMAE

Organ ini tidak seperti organ – organ lain. Dari lahir, pubertas, kehamilan, laktasi hingga

menopause, tidak ada organ yang lain dapat berubah ukuran, bentuk, dan fungsinya kecuali

organ ini.

PEMBENTUKAN PADA SAAT EMBRIO PERUBAHAN

Minggu ke 4 Pembentukan payudara dimulai pada saat

lengkung primitif berkembang dari axilla

Minggu ke 6 – 8 Lengkung primitif menebal seiring

dengan pertumbuhan dinding dada.

Pada lengkung ini mulai berkembang

menjadi otot – otot dari puting dan

areola. Sel – sel epitel berkembang

menjadi alveoli pada payudara.

Minggu ke 12 – 16 Hormon seks plasenta memasuki

sirkulasi.

Minggu ke 32 - 40 Struktur Lobular- alveolar mengandung

Page | 3

Page 4: ISI Edited

pembentukan kolustrum. Massa dari

Glandula mammae meningkat hingga 4

kali dari awalnya.

Puting dan areola selanjutnya

berkembang dan berpigmentasi.

SETELAH LAHIR Jaringan mammae dari neonatus

kemungkinan sudah bisa mensekresi

kolustrum.

Masa anak – anak Terbatas pada perkembangan dan

pertumbuhan umum.

Masa Pubertas Estrogen menjadi hormon terpenting

dalam perkembangan payudara. Duktus –

duktus berkembang.Selama masa

menstruasi, proliferasi, dan

perkembangan aktif dari peyudara, di

setiap siklusnya progesteron selanjutnya

yang memegang peranan dalam

pertumbuhan payudara. Perkembangan

ini dapat mencapai sampai umur 35

tahun.

I.3. KEHAMILAN

Hormon – hormon yang berperan dalam kehamilan antara lain :

Estrogen yang berperan dalam pematangan duktus –duktus

Progesteron yang berperan dalam menstimulasi pertumbuhan dari ukuran lobus,

lobulus dan areola.

Glukokortikoid juga berperan dalam pembentukan lobulus.

Human Placental Lactogen, hormon ini belum jelas fungsinya dalam laktogenesis.

Prolaktin dibutuhkan untuk memenuhi perkembangan dari glandula mammae.

Hormon ini dikontrol melalui hipotalamus dan dieksresikan melalui reseptor yang

berada di permukaan sel alveoli.

Page | 4

Page 5: ISI Edited

Prolactin Inhibiting Factor, hormon ini di sekresi oleh hipotalamus untuk

mensupresi hormon prolaktin. Sedangkan stimulasi dari puting susu mensupresi

pengeluaran PIF sendiri.

Thyroid Stimulating Hormon, merupakan hormon yang mempengaruhi

perkembangan payudara dan laktasi, juga meningkatkan respon dari sel – sel

mammae kepada prolaktin.

Thyrotrphin Releasing Hormon diduga meningkatkan jumlah dari TSH dan

prolaktin.

I.4. LAKTOGENESIS DAN HAL - HAL YANG MEMPENGARUHI

Pengeluaran ASI memfasilitasi produksi dari pembentukannya. Hal ini dipengaruhi

oleh faktor kualitas dan kuantitas kebutuhan bayi dalam menyusu.

ASI sendiri mengandung protein yang di sebut Feedback Inhibitor of Lactation (FIL).

Konsentrasi protein ini meningkat dengan lamanya produksi dari ASI, dan menurun

pada saat kebutuhan akan ASI menurun. Jadi pada ibu yang menyusui anaknya akan

memproduksi lebih banyak susu.

Ibu dengan payudara kecil mempunyai kapabilitas memproduksi ASI yang sama

banyak dengan yang mempunyai payudara lebih besar. Tetapi ibu dengan payudara

kecil harus menyusui anaknya lebih sering.

Hormon oxytocin bertanggung jawab atas refleks dari pengeluaran susu. Pengeluaran

susu ini melalui stimulus langsung ke neuron sensoris di areola dari pituitari posterior

dengan pulasasi dengan interval satu menit. Refleks ini juga distimulasi oleh suara

dari bayi, atau bau ibu ke anaknya.

Page | 5

Page 6: ISI Edited

Hormon oxytocin ini sendiri menyebabkan konsentrasi dalam sel alveoli memaksa susu

keluar dari duktus. Dan oxytocin ini juga menstimulasi bagian otak sang ibu yang mengatur

efek menenangkan, tekanan darah dan hormon kortisol ibu, menurunkan kecemasan dan

kelakuan agresif dan merekatkan hubungan antara ibu dan anak. Dari alasan ini, hormon

oxytocin juga mempunyai nama lain sebagai love hormones. Ibu yang menyusui juga dapat

menurunkan resiko dari perdarahan postpartum, dan meningkatnya jumlah dari oxytocin

membantu ibu untuk kontraksi dari uterus.

I.5. AIR SUSU IBU

Air Susu Ibu menyediakan nutrisi yang komplit bagi bayi dan menyediakan sistem imun

yang tidak didapatkan pada susu formula. Macam – macamnya adalah :

Colostrum

Susu pertama di sekresi pada minggu ke 16 kehamilan hingga awal postpartum. Lalu

menurun secara gradual dan berubah menjadi susu yang matang pada hari ke 5 – 14

postpartum. Volume dari colostrum berubah secara cepat. Pada hari ke 2 postpartum

bisa didapatkan sekita 50 ml, dimana setiap harinya bisa bertambah hingga 25 %.

Colostrum sendiri seperti gel berwarna kuning. Ini ideal untuk bayi dengan

pemberian sekitar 2 – 20 ml perhari selama 3 hari. Fungsi daeri colostrum sendiri

diduga sebagai proteksi terhadap bayi daripada sebagai sumber nutrisi. Mengandung

lebih banyak protein dan lemak yang sedikit daripada susu itu sendiri. Colostrum

juga bertindak sebagai laksansia pada bayi untuk mengeluarkan mekonium dengan

cepat. Bayi yang lama mengeluarkan mekonium memiliki faktor yang besar dalam

mengalami hiperbilirubinemia.

Air

Pada ASI, kandungan air didapatkan sekitar 87,5 % dari keseluruhan ASI, dimana

menyediakan kebutuhan air pada bayi.

Protein

Protein pada ASI terdiri atas :

1. 19 asam amino esendial untuk pertubuhan dan perkembangan manusia.

2. Whey protein untuk pencernaan.

3. Kasein, yang mempunyai fungsi yang sama seperti whey protein.

4. Laktoferin untuk transport besi dan absorpsi, membantu pembentukan dari

Limfosit B dan limfosit T, dan berfungsi sebagai antibakterial.

Page | 6

Page 7: ISI Edited

5. Imunoglobulin A, G, M, dan E yang melindungi permukaan mukosa untuk

menhindari dari penetrasi kuman patogen.

Karbohidrat

1. Laktosa merupakan karbohidrat utama. Dari semua mamalia, ASI

mengandung laktosa paling tinggi (7,2 gr / 100 ml ), membuat susu menjadi

manis. Mensuplai sekitar 40 % energi yang dibutuhkan untuk perkembangan

otak, Sistem saraf pusat dan tubuh, Laktosa juga membantu penyerapan

kalsium.

2. Oligosakarida berfungsi sebagai blok terhadap kuman patogen yang

menyerang usus, dan menstimulasi bakteri Lactobacillus bifidus.

Lemak

Lemak sendiri merupakan bahan yang paling besar dalam menyediakan energi

( kilojoule )dalam ASI untuk bayi. Kaya akan asam lemak esensial dan

idbutuhkan untuk sistem visual. Lemak mengandung sterol, fosfolipid, kolesterol

dan enzim lipase.

Vitamin

Jumlah vitamin pada ASI tergantung pada sang ibu sendiri dalam pola

makanannya. Semakin banyak makanan yang mengandung vitamin dimakan

oleh sang ibu, semakin banyak pula jumlah kandungan vitamin dalam ASI.

Vitamin yang larut lemak

1. Vitamin A

Dibutuhkan untuk sistem visual. Defisiensi vitamin A pada negara

berkembang merupakan masalah yang belum terpecahkan hingga sekarang.

Pemberian ASI yang lama dapat menyediakan pasokan vitamin A yang

dibutuhkan selama perkembangan bayi.

2. Vitamin D

Pasokan vitamin D dapat tersedia pada saat bayi yang tidak terpajan dengan

sinar matahari. Bayi yang terpapar sinar matahari selama 2 jam per minggu

dapat mempertahankan konsentrasi normal vitamin D.

3. Vitamin E

Berfungsi sebagai antioksidan.

4. Vitamin K

Page | 7

Page 8: ISI Edited

Jumlah nya sebenarnya sangat sedikit sekali sehingga pasokan vitamin K

pada bayi dapat diberikan melalui injeksi Intra Muskular pada saat bayi lahir.

Vitamin yang larut air

1. Vitamin B12

Dibutuhkan oleh bayi untuk pembentukan sistem syaraf.

2. Vitamin C

Dibutuhkan sebagai antioksidan. Suplementasi tambahan tidak akan

meningkatkan jumlah yang dibutuhkan.

3. Vitamin yang lain seperti Tiamin, Riboflavin, Niasin, Asam Pantotenat,

Biotin, Asam Folat dibutukan untuk perkembangan bayi.

Mineral

Konsentarsi mineral dalam ASI sbenarnya hanya sedikit, tetapi kesemuanya

memiliki bioavabilitas yang tinggi. Kalsium, fosfat, magnesium, potasium,

sodium, sulfat, sitrat dan trace elemen seperti cuprum, chromium, kobalt, besi,

florida, iodine, zinc, mangan, selenium, dapat disuplai oleh ASI daripada

makanan tambahan lainnya.

ASI mengandung sekitar ± 200 kandungan yang teridentifikasi dan masih banyak

yang belum teridentifikasi.

I.6. BEBERAPA KEUNTUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI

ASI mengandung imunoglobulin dan antimikrobial lainnya dimana berfungsi sebagai

blok dari masuknya kuman patogen melalui mukosan ususs, dan untuk mengurangi

faktor resiko infeksi.

Pemberian Asi selama 13 minggu pertama dapat mengurangi insidensidari

gastroenteritis dan infeksi saluran nafas.

Asi mempunyai rasio yang optimal dari rantai asam lemak tidak jenuh yang

dibutuhkan oleh perkembangan otak dan retina.

Mengandung banyak mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Pemberian ASI dapat meningkatkan perkembangan motorik.

Perbandingan Iintelektual dari bayi yang tidak mendapatkan ASI mempunyai nilai

rata – rata yang kurang dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI.

Pemberian ASI menunjukkan dapat mengurangi onset dari alergi atopik.

Page | 8

Page 9: ISI Edited

Pemberian ASI dapat mengurangi insidensi dari Necrotizing Enterocolitis pada bayi

preterm.

Pemberian ASI juga dapat mengurangi faktor kejadian kanker payudara pada ibu.

Pemberian ASI sangat mudah tersedia, ekonomis, higienis, dan suhunya pas untuk

pemberian pada bayi.

I.7. SUSU BUATAN ( Artificial Baby Milk )

Banyak para profesional dan khalayak umum berpendapat bahwa pemberian ASI buatan

melalui botol adalah sama dengan pemberian ASI. Sebenarnya ASI itu sendiri sangat

kompleks dan komposisinya sepertinya diprogram oleh komunikasia kimiawi antara ibu dan

anak, pre dan postnatal. Formula dari ASI buatan tidak dapat menduplikasi sifat kompleks

dari ASI, tidak dapat menyediakan kesanggupan proteksi terhadap penyakit dan tidak dapat

menyediakan hubungan secara personal antara ibu dengan anaknya. Kesemuanya itu dapat

dirangkum sebagai berikut :

Susu buatan sendiri sebenarnya mengandung nutrisi yang sama dengan ASI seperti

protein, lemak, vitamin, dan mineral. Tetapi kesemua itu tidak dapat di duplikasi oleh

susu buatan.

Susu buatan tidak dapat berubah komposisinya pada saat bayi membutuhkan nutrisi

untuk perkembangannya.

Susu buatan tidak mengandung faktor – faktor imunitas, enzim, hormon, dan faktor –

faktor pertumbuhan.

Asam lemak pada susu buatan tidak sama dengan ASI.

Susu buatan memiliki masa kadaluarsa.

I.8. KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN OBAT - OBATAN DALAM PEMBERIAN

ASI

MEDIKASI ALASAN

Bromocriptine Digunakan sebagai supresi pada laktasi dan prolactin inhibitor.

Cocaine Dapat berada dalam ASI selama lebih dari 48 jam setelah penggunaan,

dapat menyebabkan kejang pada bayi.

Cyclophosphide Sitotoksik, dapat menyebabkan mutasi gen dan karsinogenesis pada

bayi.

Page | 9

Page 10: ISI Edited

Cyclosporine Bersifat imunosupresan.

Doxorubicin Sitotoksik. ( lihat poin diatas )

Lithium Digunakan dalam pengobatan kelainan bipolar. Ditemukan kandungan

sebesar 33% sampai 55 % dalam ASI.

Methotrexate Sitotoksik. ( lihat poin diatas ) .

Phencyclidine Potensial halusinogen, paruh waktu yang panjang.

Pheninodione Antikoagulan

Radioactive iodine and

other

radiolabeled elements

DAPat di transer sangat cdepat kedalam ASI, dapat menyebabkan resiko

kanker tiroid pada bayi.

Perbedaan ASI dan Susu Formula

Berikut perbedaaan keunggulan ASI dibandingkan susu formula.

. 1).  Sumber Gizi Sempurna ASI: Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna

untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain faktor

pembentuk sel-sel otak, terutama DHA dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung

whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak dari pada casein

(protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:3,

komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.

Susu Formula : Tidak seluruh zat gizi yang tergandung di dalamnya dapat diserap

oleh tubuh bayi. Misalnya : protein susu sapi tidak mudah diserap karena

mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey : casein susu sapi adalah

20:80.

. 2).  Mudah Dicerna. ASI : Pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada

usia kurang lebih lima bulan.ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-

enzim yang dapat membantu proses pencernaan, antara lain lipase

(untukmenguraikan lemak), amylase (untuk menguraikan karbohidrat) dan

protease (untuk menguraikan lemak). Sisa metabolisme yang akan disekresikan

(dikeluarkan) melalui ginjal pun hanya sedikit, sehingga kerja ginjal bayi menjadi

lebih ringan, metabolisme ini penting karena merupakan proses pembakaran zat-zat

didalam tubuh menjadi energi, sel- sel baru dan lain-lain.

Page | 10

Page 11: ISI Edited

Susu Formula : Sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pemcernaan

serangkaian proses di pabrik mengakibatkan enzin-enzim pencernaan tidak

berfungsi. Akibatnya lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses

metabolisme, yang membuat ginjal harus bekerja keras.

3). Komposisi sesuai Dengan Kebutuhan

ASI : Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah dari

hari ke hari. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam rangka menyesuaikan diri

dengan kebutuhan gizi bayi. Misalnya kolostrum (cairan bening berwarna

kekuningan yang biasanya keluar pada awal kelahiran sampai kira-kira seminggu

sesudahnya) terbukti mempunyai kadar protein yang sangat tinggi, serta kadar

lemak dan laktosa (gula susu) yang lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI

yang keluar hari ke-10 setelah melahirkan). Kandungan kolostrum yang seperti ini

akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang memang belum berfungsi

optimal.

Selain itu, komposisi ASI pada saat menyusui (fore milk) berbeda dengan

komposisi pada akhir menyusui (hind milk). Kandungan protein fore milk

(berwarna bening dan encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknyarendah bila

dibandingkan hind milk (berwarna putih dan kental). Walau tampak sehat,

pertambahan berat badan bayi yang hanya mendapat fore milk kurang baik. Hingga

dianjurkan untuk tidak terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusui pada

payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisap belum habis. ASI

ibu yang melahirkan bayi prematur juga sesuai dengan kebutuhan bayi, dengan

protein lebih tinggi dan lebih mudah diserap.

Susu Formula : Komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum

(sesuai aturan minum).

4). Mengandung Zat Pelindung

ASI : Mengandung banyak zat pelindung, antara lain immunoglobulin dan sel-sel

darah putih hidup, yang perlu untuk membantu kekebalan tubuh bayi. Selain itu,

ASI mengandung zat yang tidak terdapat dalam susu sapi dan tidak dapat dibuat

duplikasi atau tiruannya dalam susu formula, yaitu faktor bifidus zat ini penting

Page | 11

Page 12: ISI Edited

untuk merangsang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus yang membantu

melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi

beberapa jenis bakteri merugikan seperti keluarga coli.

Susu Formula : Hanya sedikit mengandung immunoglobulin dan sebagian besar

merupakan jenis yang tidak dibutuhkan tubuh bayi, selain itu mengandung el-sel

darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup.

5). Cita Rasa BervariasiASI : Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis

senyawa atau zat yang terkandung didalam makanan dan minuman yang

dikonsumsi ibu Susu Formula : Bercita rasa sama dari waktu ke waktu.

Page | 12

Page 13: ISI Edited

I.8. IBU YANG BOLEH MENYUSUI

Ibu menyusui bayinya merupakan suatu panggilan batin. Disini dapat tersedia adanya

sebuah hubungan psikis antara ibu dengan anaknya. Ibu dengan riwayat sectio caesaria dapat

memberikan bayinya ASI sperti ibu yang melahirkan anaknya secara spontan pervaginam.

Infeksi spesifik seperti endometriosis dan mastitis bukan merupakan kontraindikasi dalam

pemberian ASI.

Wanita dengan kelainan struktural seperti hipoplastik atau payudara tubular, kemungkinan

susah untuk memproduksi ASI. Kebanyakan wanita dengan puting yang terlihat rata atau

masuk ke dalam, dapat menyusui bayinya dengan catatan bahwa sang ibu diderikan latihan

yang khusus pada awal laktasi. Memompa payudara sesekali sebelum pemberian ASI juga

dapat memfasilitasi laktasi.

Laktasi tidak dapat memungkinkan pada wanita yang mendapatkan mastektomi.

Bagaimanapun juga di beberapa ibu, kemungkinan dapat menyusui bayinya setelah

mendapatkan terapi mammoplasty dengan implan dan kebanyakan ibu dapat menyusui

setelah biopsi payudara.

Ibu dengan bayi preterm juga dapat menyusui. ASI dari sang ibu mempunyai kualitas yang

spesifik yang dimana cocok dengan kebutuhan bayi prematur. Bagaimanapun juga,

kebutuhan nutrisi pada bayi prematur beda dengan kebutuhan nutrisi pada bayi normal.

Beberapa bayi dengan kelainan bibir sumbing atau langit – langit mulut yang terbelah

kemungkinan bisa mendapatkan ASI. Jaringan lunak pada payudara dapat memenuhi

defeknya.

I.9. IBU YANG TIDAK BOLEH MENYUSUI

Meskipun benar adanya bahwa banyak ibu dapat meyusui, tetapi ada beberapa pengecualian.

Pengecualian – pengecualian ini harus dipahami agar dapat mengurangi frustasi dan

kekecewaan dari para ibu. Kontraindikasinya antara lain adalah :

Mempunyai riwayat tubeculosis aktif. Bayi yang terpajan yang lama dengan ibu yang

menderita TBC, akan mempunyai resiko yang terbesar tertular infeksi melalui udara.

Bayi dapat diberikan ASI karena di ASI itu sendiri tidak mengandung

Mycobacterium tuberculosa. Ibu yang mederita TBC dapat memberikan ASI nya

setalah minimum 2 minggu pengobatan.

Ibu dengan status sedang dalam perawatan kanker payudara.

Page | 13

Page 14: ISI Edited

Ibu yang terinfeksi herpes simplex di payudara. Bersamaan dengan virus

cytomegalovirus, kedua virus ini dapat ditemukan dalam ASI.

Mempunyai riwayat HIV. Pemberian ASI sendiri merupakan masalah yang masih

menjadi polemik sampai sekarang ini. Dikatakan bahwa profilaksis anti retro viral

aman untuk bayi yang menyusu pada ibunya, dan efektif dalam mengurangi transmisi

HIV.

Ibu yang mengkonsumsi alkohol dan narkoba.

Bayi dengan galaktosemia. Bayi ini tidak boleh mengkonsumsi semau formula yang

mengandung laktosa.

Page | 14

Page 15: ISI Edited

I.10. MEKANISME BAYI DALAM MENYUSU

1. Puting susu mengalami elongasi 2 sampai 3 kali panjangnya dan setengah dari

lebarnya.

2. Lemak pada dagu bayi berfungsi sebagai segel dalam menciptakan ruangan yang

vakum.

3. Tekanan negatif dalam mulut sendiri memegang puting dan payudara pada

tempatnya.

4. Gerakan keatas dari rahang bayi menjadi perangkap bagi air susu yang berada dalam

sinus dan mengkompresi sinus antara palatum dan lidah.

5. Tekanan yang positif dari lidah bayi ke puting dan payudara, menyebabkan air susu

keluar.

6. Gerakan peristaltik dari anterior ke posterior dari lidah juga menyebabkan air susu

keluar, dan sisi lateral dari lidah berkontraksi agar air susu yang berakumulasi dalam

rongga mulut tertelan.

7. Mekanisme Hisap – Nafas, memiliki perbandingan 2 hisap : 1 nafas.

I.11. Bayi – Bayi dengan Keadaan Khusus

1. Bayi Prematur

Kebutuhan Nutrisi

Perkumpulan Pediatrik merekomendasikan pemberian ASI adalah

cara yang paling optimum dalam mensuplai kebutuhan nutrisi bagi

bayi prematur. Ibu yang memiliki bayi prematur, air susunya

mengandung lebih banyak nutrisi daripada ibu yang memiliki bayi

lahir cukup bulan. Antara lain : Protein, sodium, klorida, besi dan

magnesium. Setelah 3 bulan masa menyusui, kandungan protein

berkurang, tetapi lemak, laktosa, dan energi meningkat.

Page | 15

Page 16: ISI Edited

Kebutuhan Imunitas

Bayi yang lahir prematur memiliki sitem imun yang belum baik,

sehingga kecenderungan dapat terpajan dengan kuman – kuman

patogen.

Agen - agen antimikrobial dan faktor – faktor imunologi cukup

tinggi dalam ASI ibu yang memiliki bayi prematur. Colostrum itu

sendiri mengandung konsentrasi yang cukup tinggi akan Ig A,

Lisosim, Laktoferin, Makrofag, Limfosit, dan neutrofil.

Dengan keadaan yang seperti ini, bayi prematur dapat diberikan ASI

hingga mampu mendapat pasokan makanan dari luar selain ASI.

Umur bayi : Insidensi sepsis ASI Formula

10 hari pertama 5% 10%

11- 14 hari 9% 20%

25 – 38 hari O% 15%

El – Mohandes et al (1997) melakukan perbandingan insidensi sepsis antara pemberian

ASI dengan susu formula pada Neonatal Intensive Unit

SKIN-TO-SKIN CONTACT (KANGAROO CARE)

Bayi manusia lahir memiliki segi psikis terhadap ibunya. Disaat kulit bayi bersentuhan

dengan kulit ibunya, insting bayi akan langsung mencari payudara ibunya dan langsung

menyusu. Paradigma ini disebarluaskan berdasarkan evidenced based practices ( UNICEF,

1990 ) dengan hasil yang memuaskan.

Hasil dari Skin – to Skin Contact, adalah sebagai berikut: Page | 16

Page 17: ISI Edited

1. Fisiologi

Membantu bayi untuk meregulasi suhu tubuhnya, pernafasan, dan

frekuensi nadi lebih cepat daripada didalam inkubator

Meningkatnya durasi tidur bayi dan berkontribusi dalam

pertumbuhan bayi.

2. Infeksi

Terjadi penurunan yang sangat signifikan terhadap pajanan infeksi

( pneumonia dan septikemia ).

3. Pemberian ASI

Durasi pemberian ASI yang lebih lama.

Produksi ASI yang lebih stabil.

Meningkatnya hubungan psikis dalam pemberian ASI antara ibu

dan bayinya.

Meningkatnya jumlah bayi prematur yang mendapatkan

pemberian ASI eksklusif.

1.12. CARA ALTERNATIF DALAM PEMBERIAN ASI

1. Cup Feeding

Pemberian cara ini sering digunakan pada bayi lahir cukup bulan sebagai salah satu

cara dalam pemberian ASI. Penelitian mengatakan bahwa pemberian cara ini

adalah metode alternatif yang aman pada bayi prematur berusia 20 minggu

kehamilan dan lebih. Pemberian cara ini meningkat seiring dengan pergantian dari

manguk ke botol susu.

Page | 17

Page 18: ISI Edited

2. Feeding Tube Device

Beberapa literatur mengatakan bahwa bantuan dari pelindung puting dari silikon

yang tipis membantu bayi prematur dalam menyusu dimana bayi itu tidak dapat

menyedot susu dari puting ibunya yang terlalu keras atau terlalu besar. Alat ini

lebih elastis daripada puting yang asli, dan dapat mestimulasi refleks menyedot

yang lebih kuat. Alat ini juga bisa tetap pada bentuknya jika bayi menyedot terlalu

kuat dan tidak licin. Pada saat bayi mulai menghisap, tekanan negatif memberikan

ruang kosong antara puting dengan pelindung silikon ini. Tekanan ini untuk

mengkompensasi hisapan yang lemah pada bayi, memberikan akumulasi susu pda

ruangan kosong tadi dan siap untuk diminum.

II. BREASTFEEDING JAUNDICE

PENDAHULUAN

Arias pertama kali mendeskripsikan breastfeeding jaundice pada tahun 1963.

Breastfeeding jaundice ini adalah salah satu tipe dari neonatal jaundice yang berasosiasi

dengan pemberian ASI. Karakteristiknya merupakan dari indirek hiperbilirubinemia pada

pemberian ASI pada bayi yang terbentuk pada hari ke 4 – 7 kehidupan. Berlangsung lebih

lama dibandingkan dengan jaundice fisiologik, dan penyebab yang tidak teridentifikasi. (11)

Page | 18

Page 19: ISI Edited

II.1. Patofisiologi

Etiologinya tidak terlalu jelas, tetapi beberapa faktor diduga menjadi peran dalam

breastfeeding jaundice ini. Antara lain :

Metabolit yang tidak biasa dari progesteron (pregnane-3-alpha 20 beta-diol),

sebuah substansi yang terdapat dalam ASI yang menginhibisi uridine

diphosphoglucuronic acid (UDPGA) glucuronyl transferase.

Meningkatnya konsentrasi dari asam lemah tidak jenuh yang menginhibisi hepatic

glucoronyl transferase.

Meningkatnya sirkulasi bilirubin didalam lintasan enterohepatik karena

meningkatnya aktivitas dari beta glucoronidase di ASI, dan terlambatnya

pembentukan flora normal pada bayi.

Terjadi defek pada aktivitas uridine diphosphate-glucuronyl transferase (UGT1A1)

pada bayi dimana varian homozigot dan heterozigot dari sindrom gilbert.

Berkurangnya ambilan dari bilirubin tidak terkonjugasi pada hepar karena mutasi

dari anion transporter protein SLCO1B1.

Adanya sitokin pada ASI khususnya interleukin-1 beta dan interleukin-6 yang

meningkat .

Tingginya tingkat Epidermal Growth Factor ( EGF ). Hormon ini bertanggung

jawab atas pertumbuhan, proliferasi dan maturasi dari saluran pencernaan pada

bayi.

II.2. Frekuensi

Terdapat pada 50 – 70 % pada bayi baru lahir. Jaundice sedang ( bilirubin > 12

mg/dL ) terbentuk pada 4 % bayi yang mendapatkan susu dari botol, dibandingkan

dengan 14 % dari yang mendapatkan ASI. Jaundice berat ( bilirubin > 15 mg/ dL )

terdapat pada 0,3 yang mendapatkan susu dari botol dibandingkan dengan 2 %

yang mendapatkan ASI.

Page | 19

Page 20: ISI Edited

II.3. Morbiditas dan Mortalitas

Keadaan ini dapat terjadi pada bayi lahir cukup bulan yang sehat dikarenakan kernikterus (

bilirubin ensefalopati ). Dari laporan kasus menyatakan bahwa beberapa yang

mendapatkan lamanya pemberian ASI yang tidak adekuat dan bilirubin diatas 25 mg/ dL

kemungkinan dapat menyebabkan kernikterus. Dan grup lain yang berupa tidak dapatnya

pasokan ASI yang kurang pada bayi prematur.

II.4. Ras

Ras tidak berpengaruh dalam keaadan ini. Meskipun banyak ditemukan pada bayi di Cina,

Jepang, Korea, dan Amerika Latin.

II.5. Jenis Kelamin

Tidak ada predileksi jenis kelamin pada keadaan ini.

II.6. Umur

Manifestasi keadaan ini pada umur 4 – 7 awal kehidupan dan dapat bertahan hingga 3 – 12

minggu.

II.7. Manifestasi Klinik

Jaundice fisiologi biasanya bermanifestasi pada 24 jam setelah lahir. Ini dapat

dihubungkan dengan tidak terlalu optimalnya pasokan kalori, khususnya produksi

ASI terlambat.

Page | 20

Page 21: ISI Edited

Dapat diketahui dengan adanya sklera yang ikterik dan wajah yang kuning.

Kemudian diikuti ke arah kaudal yaitu abdomen dan ektremitas. Pada penekanan

yang lembut pada kulit dapat membantu untuk mengetahui adanya jaundice,

khususnya pada bayi yang berkulit agak gelap. Bagaimanapun juga observasi klinik

ini tidak terlalu akurat dalam mengetahui tingkat parahnya hiperbilirubinemia.

Prakiraan kasar jumlah bilirubin pada darah pada wajah 5mg/dL, pada abdomen

15mg/dL, ekstremitas 20mg/dL.

Pemeriksaan neurologi termasuk refles pada bayi baru lahir, sekiranya normal.

II.8. Penyebab

Suplementasi dengan dekstrose 5 % dalam air ( D5W ) dapat meningkatkan kadar

jaundice.

Terhambatnya produksi ASI dan kurangnya pasokan ASI dapat menurunkan

pasokan kalori, dehidrasi, dan meningkatnya bilirubin dalam serum melalui siklus

enterohepatik.

Terdapatnya lipoprotein lipase dalam ASI yang memproduksi asam lemak tidak

jenuh rantai panjang dimana dapat menghambat aktivitas glukoronil transferase.

Menurunnya aktivitas uridine diphosphate-glucuronyl transferase (UGT1A1) dapat

juga menyebabkan prolonged hiperbilirubinemia.

Yang paling sering adalah mutasi dari G211A exon 1 ( Gly71Arg) dimana alelnya

hanya 13 % .

II.9. Pemeriksaan

Didapatkan kadar bilirubin diatas 12 mg/dL (170 µmol/L ). Total bilirubin serum

meningkat dengan cepat diatas 5 mg/dL (85 µmol/L/hari).

Jumlah bilirubin terkonjugasi yang lebih dari 2 mg/L ( 34 µmol/L)

Jika tersangka akan hemolisis, maka harus dipertimbangkan tes yang lain berupa

golongan darah , coombs test, skrining terhadap enzim Glucose-6-phosphate

dehydrogenase (G-6-PD), riwayat keluarga, onset dari jaundice sebelum 24 jam

kehidupan, peningkatan bilirubin lebih dari 0,5 mg/dL/jam, hepatosplenomegali.

Pemeriksaan lain berupa ditemukannya urin yang berwana gelap dan mengandung

tinja yang berwarna dempul.

Page | 21

Page 22: ISI Edited

II.10. Penatalaksanaan

Ditingkatkannya pasokan ASI sebanyak 8 – 12 kali per hari dan cek bilirubin

serum dalam 12 – 24 jam.

Dapat ditambahkan formula selain ASI.

Fototerapi dengan panjang sinar 425nm – 475nm. Terapi ini dapat di hentikan jika

kadar bilirubin dalam darah kurang dari 15 mg/dL.

Dapat dipikirkan untuk transfusi darah apabila didapatkan kadar bilirubin lebih dari

20 mg/dL

II.11. Edukasi

Sediakan konseling bagi ibu untuk edukasi pemberian ASI.

Page | 22

Page 23: ISI Edited

Page | 23