Top Banner
55

ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Feb 17, 2018

Download

Documents

lytuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia
Page 2: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia
Page 3: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

ISBN : 978-602-19092-2-5

PENGELOMPOKAN PESTISIDA BERDASARKAN CARA KERJANYA

(MODE OF ACTION)

Oleh :

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti

Penyunting :

Tonny K. Moekasan Laksminiwati Prabaningrum

Penerbit

YASAN BINA TANI SEJAHTERA LEMBANG - BANDUNG BARAT

2 0 1 2

Page 4: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia
Page 5: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan buku dengan judul “Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerjanya (Mode of Action)”. Cara kerja atau Mode of action pestisida adalah kemampuan pestisida dalam mematikan jasad sasaran menurut cara masuknya bahan racun ke dalam jasad sasaran tersebut. Pengelompokan pestisida berdasarkan cara kerjanya perlu diketahui sebagai dasar dalam pergiliran pestisida dalam rangka pengelolaan resistensi hama dan patogen tanaman

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan masukkan untuk penyempurnaan tulisan ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Yayasan Bina Tani Sejahtera yang telah sudi menerbitkan dan menyebarkan buku ini melalui websitenya. Semoga buku ini bermanfaat bagi petani, praktisi pertanian, dan khalayak yang memerlukan informasi mengenai pestisida.

Lembang, September 2012

Penulis

Page 6: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat iv

Page 7: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat v

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar………………………………………….......... iii

Daftar Isi ………………………………………………............ v

Daftar Tabel……………………………………………............ vii

Daftar Gambar…………………………………………........... vii

I. PENDAHULUAN……………………………………........... 1

II. PENGGUNAAN PESTISIDA DI INDONESIA…….......... 3

2.1. Kebutuhan dan Perilaku Petani terhadap Pestisida……………………………………...............

3

2.2 Dampak Negatif Penggunaan Pestisida….............. 4

III. CARA KERJA INSEKTISIDA DAN FUNGISIDA ........... 7

3.1 Cara Kerja (Mode of Action) Insektisida……......... 7

3.1.1. Alternatif penggunaan insektisida dengan cara kerja MoA yang berbeda……………...............

9

3.1.2. Mekanisme resistensi non-target site ............... 10

3.1.3 Klasifikasi dan deskripsi insektisida berda- sarkan MoA .......................................................

10

Page 8: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat vi

3.2 Cara kerja (mode of action) fungisida………......... 20

3.2.1 Mekanisme resistensi patogen………................. 20

3.2.2 Rekomendasi pengelolaan resistensi pathogen terhadap fungisida……………............................

20

IV. Perangkat Lunak untuk Mencari Jenis Pestisida yang Tepat Secara Cepat ....................................................

38

V. PENUTUP…………………………………………............. 41

DAFTAR PUSTAKA……………………………………..........

42

Page 9: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat vii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

1 Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC…………………………………….

13

2 Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC……………………………………

28

Page 10: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman

1 Tampilan awal program ………............... 39

2 Perintah untuk memasukkan informasi yang dicari .............................................

39

3 Hasil pencarian ...................................... 40

Page 11: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 1

I. PENDAHULUAN

Usaha di bidang pertanian, khususnya komoditas hortikultura

merupakan usaha yang berisiko tinggi. Kondisi iklim yang tidak menentu, tingginya serangan organisme penganggu tumbuhan (OPT) serta harga yang berfluktuasi merupakan beberapa kendala yang sering dihadapi. Serangan OPT yang terus menerus memaksa petani selalu menggunakan pestisida untuk mengatasinya. Aplikasi pestisida cenderung terus meningkat dalam jumlah, frekuensi, dosis, dan komposisi yang digunakan (Direktorat Perlindungan Hortikultura 2004). Praktik seperti itu telah mengakibatkan OPT menjadi resisten sehingga serangan OPT semakin menjadi masalah bagi petani.

Dalam beberapa tahun terakhir penggunaan pestisida oleh petani cenderung meningkat, karena hal tersebut dianggap cara paling efektif untuk mengendalikan OPT, sehingga permintaan pestisida di tingkat petani meningkat. Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia sangat banyak. Dalam buku pestisida untuk pertanian yang diterbitkan pada tahun 2010 (Kementerian Pertanian 2010) disebutkan 2.628 merk dagang dari 196 perusahaan yang terdaftar.

Beredarnya jenis pestisida dalam jumlah yang banyak, sementara informasi tentang penggunaan pestisida yang bijaksana masih terbatas, menyebabkan perilaku petani dalam penggunaan pestisida semakin tidak terkendali. Oleh karena itu, upaya mengurangi dampak negatif akibat penggunaan pestisida perlu terus diupayakan. Salah satu diantaranya ialah dengan pengelompokan pestisida yang beredar di Indonesia khususnya yang digunakan pada tanaman sayuran, berdasarkan cara kerjanya.

Pengelompokan golongan pestisida berdasarkan cara kerjanya diadopsi dari IRAC (Insecticide Resistance Action Committee) dan FRAC (Fungicide Resistance Action Committee). Pengelompokan pestisida berdasarkan cara kerjanya dalam rangka

Page 12: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 2

pengelolaan resistensi OPT terhadap pestisida yang digunakan. Dengan mengetahui cara kerja pestisida, penggunaan pestisida dari kelompok cara kerja yang sama secara berturut-turut dapat dihindari.

Page 13: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 3

II. PENGGUNAAN PESTISIDA DI INDONESIA

2.1. Kebutuhan dan Perilaku Petani terhadap Pestisida

Seiring dengan peningkatan serangan OPT, maka kebutuhan pestisida terus meningkat setiap tahun. Menurut data yang dikeluarkan oleh BPS (2006) pada tahun 1984 Indonesia menguasai 20% dari pangsa pasar pestisida dunia. Pada kurun waktu 1982 – 1987 terjadi peningkatan pemakaian pestisida sebesar 36% dibanding periode sebelumnya, sedangkan untuk herbisida peningkatan mencapai 70% dan total pemakaian insektisida pada tahun 1986 mencapai 1723 ton. Pada tahun 1996 penggunaan pestisida per musim tanam untuk satu hektar areal tanaman padi adalah sebesar Rp.24.354,- dan terus meningkat hingga pada tahun 2006 mencapai Rp. 250.000,-. Pertumbuhan pasar pestisida nasional tahun 2006 sebesar Rp. 2,16 Trilyun.

Hasil penelitian di areal pertanian di Sumatera Utara menunjukkan bahwa kebutuhan petani akan pestisida beragam. Dari segi merk dagang ada sekitar 26 merk golongan piretroid yang dominan dipilih oleh petani, diikuti golongan organofosfat 10 merk dagang, golongan karbamat 6 merk dagang, golongan neristoksin 2 merk dagang, sedangkan golongan pirol dan avermektin masing-masing 1 merk dagang.

Dalam memilih jenis pestisida yang digunakan, kebanyakan para petani sangat fanatik terhadap jenis petisida tertentu, sehingga tidak mudah menerima jenis yang baru. Pola pikir seperti itu didasarkan pada pengalaman mereka yang merasa puas terhadap jenis pestisida tersebut dalam mengendalikan OPT (Herawaty dan Nadhira 2009).

Menurut Herawaty dan Nadhira (2009) pada umumnya petani menggunakan lebih dari satu jenis pestisida dalam setiap aplikasi, yaitu sebanyak 68,70 % petani menggunakan dua macam pestisida

Page 14: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 4

untuk setiap penyemprotan, sedangkan petani yang menggunakan satu dan tiga macam (jenis) setiap aplikasi hanya 9,1 %. Alasan yang mereka kemukakan adalah dengan melakukan pencampuran diharapkan pestisida tersebut lebih efektif dan lebih ampuh membunuh OPT.

Jika dilihat dari dosis pestisida yang digunakan petani setiap aplikasi, diketahui bahwa terdapat 44,4 % petani menggunakan dosis melebihi anjuran, sedangkan yang menggunakan dosis sesuai anjuran sebanyak 36,4 % bahkan ada yang menggunakan dosis sampai 2 kali ukuran dosis anjuran sebanyak 12,1 %. Hal itu disebabkan oleh kekhawatiran bahwa penggunaan dosis sesuai anjuran tidak akan efektif dalam mengendalikan OPT (Herawaty dan Nadhira 2009).

2.2 Dampak Negatif Penggunaan Pestisida

Penggunaan pestisida yang berlebih menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Salah satu dampak penggunaan pestisida yang berlebih ialah timbulnya resistensi OPT terhadap pestisida yang memaksa petani harus mengeluarkan pengendalian lebih tinggi. Kondisi ini secara ekonomi akan menimbulkan beban bagi masyarakat karena biaya produksi semakin tinggi menyebabkan meningkatnya harga jual yang akan membebani konsumen.

Timbulnya masalah resistensi OPT terhadap pestisida disebabkan oleh tindakan manusia dalam mengaplikasikan pestisida tanpa dilandasi oleh pengetahuan yang memadai tentang pestisida (Untung 2007). Petani akan meningkatkan dosis dan frekuensi penyemprotan jika pestisida yang digunakan tidak mampu membunuh OPT. Bila praktik tersebut tidak membuahkan hasil, mereka akan menggunakan jenis pestisida baru yang harganya lebih mahal dengan harapan pestisida tersebut lebih efektif dari jenis pestisida yang digunakan sebelumnya.

Page 15: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 5

Beralihnya petani menggunakan pestisida baru tanpa adanya perubahan mendasar dalam filosofi dan strategi pengendalian hama dengan pestisida adalah solusi sementara, karena bukan tidak mungkin akan menimbulkan masalah baru yang lebih parah, yaitu terjadinya resistensi hama terhadap jenis pestisida yang baru tersebut.

Dari data penelitian dan pengalaman empirik dapat dibuktikan bahwa populasi hama yang sudah resisten terhadap satu atau lebih jenis pestisida biasanya dapat mengembangkan sifat resistensi terhadap senyawa lain secara lebih cepat, khususnya bila senyawa baru itu mempunyai mekanisme resistensi yang sama atau berdekatan dengan senyawa-senyawa sebelumnya. Hal ini disebabkan sebagian besar serangga hama mampu mempertahankan dan mewariskan sifat resistensi pada keturunannya dalam waktu yang lama. Mekanisme resistensi penyakit terhadap fungisida dan resistensi gulma terhadap herbisida pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan mekanisme resistensi hama terhadap insektisida (Untung 2007).

Untuk menghambat timbul dan berkembangnya populasi OPT yang resisten dapat dilakukan dengan tiga macam strategi, yaitu: (1) sikap sedang (moderation), (2) penjenuhan (saturation) dan 3) serangan ganda (multiple attack). Pengelolaan dengan moderasi bertujuan mengurangi tekanan seleksi terhadap hama, antara lain dengan pengurangan dosis dan frekuensi penyemprotan yang lebih jarang. Pengelolaan dengan saturasi bertujuan memanipulasi atau mempengaruhi sifat pertahanan serangga terhadap insektisida, baik yang bersifat biokimiawi maupun genetik. Sedangkan pengelolaan dengan serangan ganda antara lain dilakukan dengan cara mengadakan rotasi atau pergiliran kelompok dan jenis insektisida yang mempunyai cara kerja atau mode of action yang berbeda (Georgiou dan Taylor 1986). Dari ketiga cara tersebut yang paling mudah dan memungkinkan dilakukan seperti kondisi di Indonesia adalah dengan cara pergiliran kelompok jenis pestisida yang

Page 16: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 6

digunakan berdasarkan cara kerjanya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai cara kerja pestisida mutlak diperlukan.

Pengelolaan resistensi OPT terhadap pestisida bertujuan untuk menghambat terjadinya resistensi OPT terhadap pestisida yang digunakan. Untuk kondisi di Indonesia dimana tingkat pengetahuan petani terhadap pestisida masih sangat rendah, maka pergiliran penggunaan pestisida berdasarkan cara kerjanya merupakan salah satu alternatif. Namun demikian, program tersebut akan sulit dilaksanakan jika pengetahuan tentang cara kerja pestisida tersebut sulit diakses oleh pengguna. IRAC (Insecticide Resistance Action Committe) dan FRAC (Fungicide Resistance Action Committe) telah mengeluarkan kode cara kerja dari beberapa pestisida yang beredar di dunia. Dengan mengetahui kode cara kerja dari setiap pestisida tersebut akan memudahkan dalam melakukan pergiliran pestisida dengan cara menghindari penggunaan pestisida yang memiliki kode cara kerja yang sama. Dengan demikian, proses terjadinya resistensi OPT terhadap pestisida dapat dihambat.

Page 17: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 7

III. CARA KERJA INSEKTISIDA DAN FUNGISIDA

3.1 Cara Kerja (Mode of Action) Insektisida

Cara kerja atau Mode of Action adalah kemampuan pestisida dalam mematikan hama atau penyakit sasaran menurut cara masuknya bahan beracun ke jasad hama atau penyakit sasaran dan menurut sifat dari bahan kimia tersebut.

Berdasarkan cara masuknya ke dalam jasad sasaran, insektisida digolongkan menjadi :

1. Racun perut/lambung merupakan bahan beracun pestisida yang dapat merusak sistem pencernaan jika tertelan oleh serangga

2. Racun kontak merupakan bahan beracun pestisida yang dapat membunuh atau mengganggu perkembangbiakan serangga, jika bahan beracun tersebut mengenai tubuh serangga.

3. Racun nafas merupakan bahan racun pestisida yang biasanya berbentuk gas atau bahan lain yang mudah menguap (fumigan) dan dapat membunuh serangga jika terhisap oleh sistem pernafasan serangga tersebut.

4. Racun saraf :merupakan pestisida yang cara kerjanya mengganggu sistem saraf jasad sasaran

5. Racun protoplasmik merupakan racun yang bekerja dengan cara merusak protein dalam sel tubuh jasad sasaran

6. Racun sistemik merupakan bahan racun pestisida yang masuk ke dalam sistem jaringan tanaman dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman, sehingga bila dihisap, dimakan atau mengenai jasad sasarannya bisa meracuni. Jenis pestisida tertentu hanya menembus ke jaringan tanaman (translaminar) dan tidak akan ditranlokasikan ke seluruh bagian tanaman (Gigih 2011).

Page 18: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 8

Berdasarkan cara kerjanya (Mode of action), yaitu menurut sifat kimianya, pestisida dibagi menjadi empat 4 golongan besar, yaitu :

1. Organoklorin merupakan insektisida sintetik yang paling tua yang sering disebut hidrokarbon klor. Secara umum diketahui bahwa keracunan pada serangga ditandai dengan terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas, gemetar, kemudian kejang hingga akhirnya terjadi kerusakan pada saraf dan otot yang menimbulkan kematian. Organoklorin bersifat stabil di lapangan, sehingga residunya sangat sulit terurai.

2. Organofosfat merupakan insektisida yang bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang berakibat pada terjadinya kekacauan pada sistem pengantar impuls saraf ke sel-sel otot. Keadaan ini menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan, otot menjadi kejang, dan akhirnya terjadi kelumpuhan (paralisis) dan akhirnya serangga mati.

3. Karbamat merupakan insektisida yang berspektrum luas. Cara kerja karbamat mematikan serangga sama dengan insektisida organofosfat yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase pada sistem saraf. Perbedaannya ialah pada karbamat penghambatan enzim bersifat bolak-balik reversible yaitu penghambatan enzim bisa dipulihkan lagi. Karbamat bersifat cepat terurai.

4. Piretroid merupakan piretrum sintetis, yang mempunyai sifat stabil bila terkena sinar matahari dan relatif murah serta efektif untuk mengendalikan sebagain besar serangga hama. Piretroid mempunyai efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi sistem saraf serangga pada peripheral (sekeliling) dan sentral (pusat). Peretroid awalnya menstimulasi sel saraf untuk berproduksi secara berlebih dan akhirnya menyebabkan paralisis dan kematian.

Page 19: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 9

Dengan mengetahui cara kerja suatu pestisida dapat dibuat strategi pengelolaan resistensi untuk menghambat terjadinya resistensi OPT terhadap pestisida yang umum digunakan. Hal ini disebabkan pada kebanyakan kasus, tidak hanya resistensi yang menyebabkan senyawa aktif tertentu menjadi tidak aktif, tetapi sering juga menyebabkan resistensi silang terhadap senyawa kimia lainnya. Hal itu terjadi karena senyawa dengan kelompok kimia spesifik biasanya bersinergi dengan hama target, begitu juga dengan mekanisme cara kerjanya. Biasanya hama akan mengembangkan mekanisme ketahanan tertentu dengan memodifikasi genetiknya terhadap target sasaran insektisida pada tubuhnya. Ketika hal itu terjadi, interaksi senyawa aktif dengan target akan terganggu dan pestisida akan kehilangan keefektifannya. Jika senyawa dalam berbagai sub-kelompok bahan kimia melakukan cara kerja yang sama, akan ada risiko bahwa mekanisme ketahanan oleh hama yang telah dikembangkannya secara otomatis akan memberikan resistensi silang untuk semua senyawa dalam sub-kelompok bahan kimia yang sama. Ini adalah konsep resistensi silang dalam kelompok bahan kimia untuk insektisida dan akarisida yang merupakan dasar dari klasifikasi cara kerja atau MoA oleh IRAC (IRAC 2011).

3.1.1. Alternatif penggunaan insektisida dengan cara kerja yang

berbeda Tujuan pengelolaan resistensi insektisida ialah mencegah

atau menunda evolusi resistensi terhadap insektisida, atau untuk membantu mendapatkan kembali kerentanan pada populasi serangga hama pada saat ketahanannya muncul. Pengelolaan resistensi OPT terhadap insektisida merupakan elemen penting dalam mempertahankan efikasi insektisida. Menurut pengalaman lebih mudah untuk secara proaktif mencegah resistensi itu terjadi daripada mereaktifkan kembali kerentanan. Klasifikasi cara kerja

Page 20: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 10

atau MoA yang disusun oleh IRAC dapat memberikan panduan dalam merancang strategi pengelolaan resistensi insektisida.

Pengalaman telah menunjukkan bahwa semua insektisida dan akarisida yang efektif dirancang melalui pelaksanaan strategi pengelolaan resistensi sebagai upaya meminimalkan seleksi untuk ketahanan satu jenis insektisida. Dalam prakteknya, pergantian, pengurutan atau rotasi senyawa bahan kimia dari kelompok yang berbeda dapat menjamin keberlangsungan dan keefektifan pelaksanaan pengelolaan resistensi insektisida. Dengan adanya pengelompokan berdasarkan cara kerja atau MoA maka pemilihan insektisida dari senyawa bahan kimia yang masih satu kelompok dan memiliki cara kerja yang sama dapat ditekan serendah mungkin. 3.1.2. Mekanisme resistensi non-target site

Resistensi serangga dan tungau terhadap insektisida dan akarisida merupakan reaksi enzim di dalam tubuhnya. Ketika hama telah membentuk ketahanan metabolisme dan spektrum resistensi silang telah diketahui, ada kemungkinan pergiliran pestisida berdasarkan MoA tidak dapat digunakan. Demikian pula mekanisme melemahnya penetrasi pestisida ke jasad sasaran, atau perubahan tingkah laku dapat juga mengakibatkan resistensi terhadap banyak grup MoA. Mekanisme yang dibentuk oleh hama sasaran tersebut diketahui dapat mengakibatkan resistensi silang antar kelompok MoA. Oleh karena itu penggunaan pestisida harus dimodifikasi secara tepat, dengan cara melakukan rotasi senyawa bahan aktif dengan kelompok MoA yang berbeda (IRAC 2011).

3.1.3. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan MoA

Klasifikasi MoA dikembangkan dan didukung oleh IRAC berdasarkan pada MoA yang terbukti terbaik dari bahan aktif insektisida yang tersedia. Rincian daftar MoA telah disepakati oleh perusahaan dan disetujui oleh industri yang diakui secara internasional, akademisi, ahli toksikologi serangga dan ahli biokimia.

Page 21: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 11

IRAC bertujuan untuk memastikan bahwa pengguna insektisida dan akarisida memiliki kesadaran terhadap pengelompokan MoA dan bahwa mereka memiliki dasar yang kuat untuk melaksanakan pengelolaan resistensi yang berkelanjutan sepanjang musim melalui penggunaan, urutan atau rotasi insektisida dengan MoA yang berbeda.

Untuk membantu menunda resistensi, sangat disarankan bahwa petani juga perlu mengintegrasikan metode pengendalian lainnya ke dalam program pengendalian hama.

IRAC membagi target sasaran insektisida sebagai berikut: 1. Saraf dan otot. Insektisida yang bereaksi pada saraf dan otot,

umumnya bereaksi cepat. 2. Pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan serangga

dikontrol oleh keseimbangan dua hormon utama, yaitu hormon juvenil dan ekdisone. Pengatur pertumbuhan serangga bertindak dengan cara meniru salah satu hormon atau langsung dengan pembentukan kutikula/ deposisi lipid atau biosintesis. Insektisida yang bekerja pada individu target dalam sistem ini pada umumnya reaksinya lambat.

3. Respirasi/pernafasan. Respirasi mitokondria menghasilkan ATP, yang bertindak sebagai sumber energi bagi semua proses pada sel-sel vital. Dalam mitokondria, sebuah rantai transpor elektron menyimpan energi yang dilepaskan oleh oksidasi dalam bentuk gradien proton yang mendorong sintesis ATP. Beberapa insektisida diketahui mengganggu respirasi mitokondria oleh penghambatan transpor elektron dan/atau fosforilasi oksidatif. Insektisida yang bekerja pada target individu dalam sistem ini umumnya bereaksi cepat dan cukup tepat dalam menghambat pembentukan sel pada individu target.

4. Saluran pencernaan tengah. Pada daerah mesenteron atau saluran pencernaan tengah, yaitu tempat makanan akan dicerna (lambung) terdapat gastrik kaekum yang bentuknya seperti jari dan terletak di anterior dari ventrikulus dan menghasilkan enzim-

Page 22: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 12

enzim pencernaan (Batubara 2002). Pada Ordo Lepidoptera, saluran pencernaan tengah merupakan saluran khusus tempat berkembangnya dan terekspresinya gen toksin dari tanaman transgenik. Gen toksin yang masuk ke saluran pencernaan tengah akan mereplikasi diri dengan cepat, sehingga memenuhi ruang sel pencernaan dan mematikan serangga.

5. Tidak diketahui target spesifiknya. Beberapa insektisida diketahui berdampak kurang efektif dalam melumpuhkan dan mengenali target spesisfiknya atau untuk bereaksi terhadap non-spesifik target atau lebih dari satu target. Misalnya kelompok MoA no. 8 menghambat pembentukan sel, hanya mekanismenya belum diketahui.

Page 23: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 13

Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC Kode Golongan Sasaran Cara Kerja Deskripsi

1 1 A (Karbamat) 1 B (Organofosfat)

Saraf dan otot Menghambat asetilkolin Menghambat AChE (acetylcholinesterase), menyebabkan hyperexcitation. AChE adalah enzim yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis saraf.

2 2 A (Siklodine organoklorin) 2 B (Phenilpyrazoles)

Saraf dan otot Antagonis GABA (gamma-aminobutyric acid) pada sistem saraf

Memblokir saluran klorida aktivasi GABA menyebabkan hyperexcitation dan kejang-kejang. GABA adalah neurotransmiter inhibisi utama pada serangga.

3 3 A (Pirethroid dan Pirethrin) 3 B (DDT dan Metoksiklor)

Saraf dan otot Mengganggu aliran Na+ dalam sel saraf

Menyebabkan saluran natrium selalu terbuka, sehingga pada beberapa kasus menyebabkan hyperexcitation saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info potensial di sepanjang akson saraf.

Page 24: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 14

Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)

Kode Golongan Sasaran Cara Kerja Deskripsi

4 4 A (Neonikotinoid) 4 B (Nikotin)

Saraf dan otot Menyerang sistem syarat (spesifik pada nAChR)

Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs, menyebabkan hyperexcitation. Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat.

5 Spinosin Saraf dan otot Menyerang sistem saraf (neurotransmiter)

Allosterically mengaktifkan nAChRs, menyebabkan hyperexcitation dari sistem saraf.

6 Avermektin dan Milbemysin

Saraf dan otot Menghambat fungsi GABA pada saluran utama klorida

Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat (GluCls), menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga.

7 7 A (ZPT) 7 B (Fenoksikarb) 7 C (Piriproksifen)

Pertumbuhan dan perkembangan

Memanipulasi dengan meniru hormon juvenile

Diterapkan di pra-metamorfik instar. Senyawa ini mengganggu dan mencegah metamorfosis.

Page 25: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 15

Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)

Kode Golongan Sasaran Cara Kerja Deskripsi

8 8 A (Alkil halides) 8 B (Kloropikrin) 8 C (Sulfuril fluoride) 8 D (Boraks) 8 E (Tartar emetic)

Belum diketahui Menghambat pembentukan sel

Menghambat pembentukan sel, hanya mekanismenya belum diketahui.

9 9 B (Pimetrozine) 9 C (Flonicamid)

Saraf dan otot Merusak proses pencernaan pada ordo Homoptera

Menyebabkan penghambatan makan, selektif pada kutuputih dan kutudaun

10 10 A (Klofentezin, Heksitiazok, Diflovidazin) 10 B (Etoksazole)

Pertumbuhan dan perkembangan

Menghambat pertumbuhan tungau

Menghambat pertumbuhan tungau

Page 26: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 16

Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)

Kode Golongan Sasaran Cara Kerja Deskripsi

11 Bacillus thuringiensis atau Bacillus sphaericus

Saluran pencernaan

Mikroba perusak membran pada saluran pencernaan bagian tengah (midgut) serangga

Racun protein yang mengikat pada reseptor pada membran saluran pencernaan tengah dan mendorong pembentukan pori-pori, mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan septicaemia

12 12 A (Diafentiuron) 12 B (Organotin miticides) 12 C (Propargite) 12 D (Tetradifon)

Respirasi Menghambat sintesis ATP Menghambat enzim yang mensintesis ATP pada mitokondria

13 Klorfenaphyr, DNOC, Sulfuramid

Respirasi Menghambat fosforilasi oksidatif untuk pembentukan energi

Gangguan pada gradien proton, sirkuit gradien proton (protonophores) yang pendek pada mitokondria sehingga ATP tidak dapat disintesis.

14 Nereistoksin analog Saraf dan otot

Memblok salura pada nAChR

Memblokir saluran ion nAChR, sehingga blok sistem saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin adalah excitatory neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat.

Page 27: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 17

Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)

Kode Golongan Sasaran Cara Kerja Deskripsi

15 Benzoilurea Pertumbuhan dan perkembangan

Menghambat biosintesis kitin Menghambat biosintesis kitin

16 Buprofezin Pertumbuhan dan perkembangan

Menghambat biosintesis kitin Menghambat biosintesis kitin pada beberapa serangga khususnya kutuputih

17 Cyromazine Pertumbuhan dan perkembangan

Mengganggu proses moulting (pergantian kulit)

Merontokkan kutikula saat proses pergantian kulit serangga

18 Diasilhidrazine Pertumbuhan dan perkembangan

Mengaktivasi hormone ecydsone

Meniru hormon ganti kulit (ecdysone)menginduksi kutikula serangga dewasa agar rontok sebelum waktunya

19 Amitraz Saraf dan otot Agonist reseptor oktopamin Mengaktifkan reseptor oktopamin, mengarah ke hyperexcitation. Oktopamin adalah hormon pada serangga yang menyerupai adrenalin, seperti neurohormon untuk pertahanan diri atau untuk terbang.

20 20 A (Hydrametilnon) 20 B (Asequinocil) 20 C (Fluacrypyrim)

Respirasi Menghambat transpor elektron pada mitokondria (tipe III)

Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.

Page 28: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 18

Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)

Kode Golongan Sasaran Cara Kerja Deskripsi

21 21 A (METI akarisida dan Insektisida) 21 B (Rotenon)

Respirasi Menghambat transpor elektron pada mitokondria (tipe I)

Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.

22 22 A (Indoksakarb) 22 B (Metaflumizon)

Saraf dan otot Memblokir saluran natrium (Na+)

Memblokir saluran natrium, menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. Saluran natrium yang terlibat dalam penyebaran potensial aksi di sepanjang akson saraf.

23 Asam Tetronik dan Asam Tetramik

Pertumbuhan dan perkembangan

Menghambat asetil koenzim A karboksilase

Menghambat kerja asetil koenzim A karboksilase untuk mensintesis lipid yang merupakan langkah pertama dalam biosintesis lipid, sehingga menyebabkan kematian serangga.

24 24 A (Phosfine) 24 B (Sianida)

Respirasi Menghambat transport elektron pada mitokondria (tipe IV)

Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.

Page 29: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 19

Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)

Kode Golongan Sasaran Cara Kerja Deskripsi

25 Turunan Beta- Ketonitril

Respirasi Menghambat transpor elektron pada mitokondria (tipe II)

Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.

28 Diamida Saraf dan otot Mengaktifkan reseptor rianodin

Aktifnya otot reseptor rianodin, menyebabkan kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor rianodin berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma dari sel intraseluler.

un Azadiraktin Benzoksimat Bifenazate Bromopropylate Chinomethionat Cryolite Dicofol Pyridalyl Pyrifluquinazon

Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

Page 30: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 20

3.2 Cara Kerja (Mode of Action) Fungisida 3.2.1 Mekanisme resistensi patogen

Informasi mengenai mekanisme ketahanan dan risiko resistensi perlu diketahui. Jika resistensi di lapangan diketahui terhadap salah satu kelompok MoA, kemungkinan besar ketahanan silang ke kelompok MoA lain dapat terjadi. Peningkatan derajat resistensi silang dapat berbeda antar anggota kelompok MoA dan antar spesies patogen atau bahkan di dalam spesies yang sama. Perlu juga diinformasikan tentang resistensi dan status resistensi silang patogen tertentu terhadap fungisida kombinasi, agar dapat diambil tindakan pengelolaan resistensi. Pengelolaan resistensi dipengaruhi oleh faktor intrinsik dari fungisida, risiko patogen dan risiko agronomi di lapangan.

FRAC membagi risiko resistensi fungisida menjadi beberapa tingkatan, yaitu (FRAC 2011c): 1) Resistensi tinggi, apabila terjadi penurunan keefektifan yang

parah di areal yang luas akibat terjadinya perkembangan resistensi pada satu atau lebih patogen target, di suatu wilayah tertentu dalam waktu beberapa tahun

2) Resistensi menengah, apabila terjadi penurunan keefektifan yang terdeteksi pada beberapa kondisi, atau pada lingkup terbatas, dan isolat yang resisten diperoleh dari sampel patogen target

3) Resistensi rendah, apabila terjadi penurunan keefektifan atau terjadinya resistensi isolat tidak terdeteksi atau sangat jarang setelah bertahun-tahun penggunaan

3.2.2 Rekomendasi pengelolaan resistensi terhadap fungisida

Pengelolaan resistensi yang direkomendasikan oleh FRAC pada beberapa jenis fungsida adalah sebagai berikut (FRAC 2011b):

Page 31: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 21

1) Pengelolaan resistensi terhadap benzimidazole Banyak jenis patogen yang mampu beradaptasi sangat cepat

dengan bahan aktif benzimidazole, misalnya patogen Botrytis sp., Oculimacula spp., dan Rhynchosporium secalis, penyebab penyakit lodoh daun pada tanaman Barley (Kendal et al. 1993). Ketika resistensi terhadap benzimidazole telah mapan, maka kemapanan akan berlanjut. Sebagai contoh kesuksesan dalam strategi penggunaan campuran benzimidazole untuk pengendalian bercak daun Cercospora di Amerika Serikat. Di negara bagian tenggara, dengan penggunaan benomil tunggal, resistensi praktis segera muncul. Di Texas, pencampuran benzimidazole-mankozeb digunakan sejak awal, sehingga tidak ada resistensi yang berkembang selama bertahun-tahun kecuali pada plot percobaan yang mana hanya benzimidazole yang diterapkan berulang kali (Smith 1988).

Kelompok kerja FRAC (sekarang Forum Ahli) mendukung penggunaan campuran atau pergantian secara umum, dan menghindari penggunaan eradicant kecuali benar-benar diperlukan. Penggunaan fungisida benzimidazole di seluruh dunia masih besar, meskipun kejadian resistensi luas sejak awal 1970-an. Dengan tidak adanya data, sulit untuk mengatakan sampai sejauh mana fungisida benzimidazole sekarang masih efektif, dan apakah digunakan pada skala ini adalah sepenuhnya dibenarkan.

Hasil pemantauan pada tahun 1997-2003 mengindikasikan terjadinya resistensi pada Mycosphaerella graminicola dan Oculimacula spp. akibat penggunaan benzimidazole yang terlalu sering. Salah satu cara mengatasi resistensi terhadap benzimidazole ialah dengan pencampuran fungisida benzimidazole karbendazim dengan diethofenkarb untuk mengendalikan Botrytis pada anggur dan tanaman lainnya.

Bahan diethofencarb menunjukkan resistensi silang yang negatif terhadap benzimidazole. Diethofenkarb hanya menghambat strain resisten benzimidazole pada patogen target dan tidak

Page 32: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 22

memberikan pengaruh pada strain yang sensitif terhadap benzimidazole. Dalam prakteknya, campuran benzimidazole carbendazim dengan diethofenkarb yang diperkenalkan pada tahun 1987, awalnya memberikan pengendalian yang baik terhadap patogen Botrytis, terlepas dari apakah patogen tersebut resisten benzimidazole atau tidak. Namun kemunculan dan penyebaran strain yang resisten terhadap kedua fungisida tersebut dapat menimbulkan masalah kedepannya dan pencampuran tidak dapat lagi dilakukan.

2) Pengelolaan resistensi terhadap fenilamid

Fungisida kelompok fenilamid pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977. Cara kerjanya spesifik terhadap patogen jamur kelas Oomycetes, dan tidak memberikan efek pada jamur kelas lain. Tahun 1980 kasus resistensi pertama terjadi secara tiba-tiba. Bahan metalaksil yang diaplikasikan untuk mengendalikan penyakit tepung palsu pada mentimun oleh patogen Pseudoperonospora cubensis di Israel dan pada pengendalian penyakit busuk daun oleh patogen Phytophthora infestans di Eropa. Pada tahun-tahun berikutnya di Perancis dan Afrika Selatan terjadi juga resistensi pada patogen Plasmopara viticola penyebab penyakit tepung palsu, dan di negara-negara Amerika tengah pada patogen cendawan biru Peronospora tabacina. Kejadian resistensi ini sangat tidak terduga, sejak hasil percobaan yang dilakukan oleh perusahaan fungisida (Staub et al 1979) menunjukkan indikasi tingkat risiko yang rendah. Menyadari bahwa resistensi Phytophthora infestans berkaitan dengan penggunaan metalaksil tunggal, dan resistensi justru tidak terjadi pada negara-negara yang hanya memformulasikannya dengan campuran mankozeb untuk diaplikasikan. Hal ini menyebabkan produsen segera mencabut produk fungisida berbahan tunggal dan merekomendasikan bahwa campuran multi site fungisida sebaiknya digunakan.

Page 33: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 23

Rekomendasi FRAC secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut : • Fenilamid hanya digunakan sebagai protektan, bukan untuk

aplikasi kuratif atau eradikasi • Untuk aplikasi pada daun hanya digunakan campuran pra-

kemas dengan fungisida pasangannya dengan dosis ¾ dari dosis penuh, tetapi dosis fenilamid tergantung pada aktivitas intrinsik yang penjelasannya oleh masing-masing perusahaan produsen

• Fungisida yang diaplikasikan pada daun tidak boleh digunakan untuk aplikasi pada tanah

• Penyemprotan dibatasi 2-4 kali selama satu musim tanam, dengan interval maksimum 14 hari

• Fenilamid digunakan pada awal musim tanam atau periode pertumbuhan tanaman secara aktif, kemudian beralihlah ke produk non-fenilamid

• Fenilamid tidak boleh digunakan pada produksi benih kentang

Sejak resistensi terhadap fenilamid pertama kali muncul, beberapa fungisida baru yang aktif untuk Oomycetes telah diperkenalkan, misalnya fungisida QoI, fluazinam, dimetomorf, siazofamid dan zoksamid, sehingga lebih banyak pilihan untuk program aplikasi diversifikasi. Pada kenyataannya rekomendasi FRAC tidak dapat bertahan lama setelah muncul P.infestans pada tanaman kentang hampir di seluruh dunia yang terdeteksi telah resisten. Meskipun demikian, bukti percobaan di lapangan menemukan bahwa pencampuran fenilamid dan mankozeb secara berkelanjutan menunjukkan hasil yang lebih baik daripada mankozeb tunggal (Staub 1994).

Kelompok fungisida seperti iprodion, vinklozolin dan prosimidon telah banyak digunakan sejak pertengahan tahun 1970-an terutama untuk mengendalikan jamur dari genus Botrytis, Sclerotinia dan

Page 34: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 24

Monilinia. Fungisida ini awalnya digunakan untuk menggantikan fungisida benzimidazole yang sudah tidak efektif lagi. Resistensi terhadap dikarboksimide sering muncul pada kultur di laboratorium, dan setelah sekitar tiga tahun penggunaan intensif, strain yang resisten terdeteksi juga di lapangan. Isolat dari lapangan telah menunjukkan derajat resistensi yang berbeda serta patogenisitasnya cenderung menurun, sementara tingkat resistensi meningkat.

Masalah serangan Botrytis sp. pada pertanaman anggur di Eropa mengalami peningkatan sejak tahun 1980-an. Berbagai pencampuran fungisida tidak mampu mengatasinya. FRAC membuat rekomendasi sebagai berikut: • Jangan mengaplikasikan dikarboksimide lebih dari dua atau tiga

kali per musim • Aplikasi hanya dilakukan pada saat terjadi serangan Botrytis

yang tinggi • Melakukan pergiliran fungisida untuk menstabilkan pengendalian

Botrytis 3) Pengelolaan resistensi terhadap SBIs (sterol biosynthesis

inhibitors) atau penghambat sintesis sterol SBI merupakan kelompok terbesar fungisida yang terdiri dari

3 bagian berbeda, yaitu : (1) DMIS, penghambat sterol C14- dimethylation (misalnya triazoles, imidazoles, fenarimol, triforine); (2) Amina (jenis morfoline misalnya tridemorf, jenis fenpropimorf misalnya piperidines, jenis fenpropidin, misalnya spiroketalamines spiroksamin); (3) hidroksianilid (misalnya fenheksamid). DMIS pertama kali digunakan pada tahun 1970-an, triforine, triadimefon dan imazalil menjadi contoh awal. Sejak saat itu setidaknya lebih dari 30 DMIS telah digunakan dalam bidang pertanian. Pada saat FRAC terbentuk pada tahun 1982, laporan-laporan mengenai resistensi terhadap DMI sangat sedikit. DMI memiliki cara kerja yang spesifik pada target, dan mutan resisten mudah diperoleh oleh perlakuan mutagenik di laboratorium. Namun, mutasi telah

Page 35: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 25

mengurangi kekuatan patogenisitas, sehingga perkembangan resistensi praktis dianggap tidak mungkin (Fuchs dan Drandarevski 1976).

FRAC membuat rekomendasi mengenai penggunaan fungisida SBI sebagai berikut : • SBI tunggal hanya diaplikasikan dalam satu musim tanam,

untuk mengendalikan patogen utama dalam satu areal dengan tingkat serangan yang tinggi

• Untuk mengendalikan patogen pada tanaman yang membutuhkan beberapa kali aplikasi penyemprotan, misalnya penyakit embun tepung dapat digunakan campuran atau pergiliran dengan menggunakan fungisida jenis lain yang efektif dan tidak bersifat resistensi silang

• Jika pencampuran atau pergantian tidak memungkinkan, SBI dapat digunakan sebagai cadangan jika kondisi pertanaman sudah kritis

• Jika DMI atau amina mengalami penurunan kinerja dan menjadi kurang sensitif terhadap patogen, SBI dapat digunakan dengan pencampuran atau pergantian menggunakan fungisida yang efektif dan tidak bersifat resistensi silang

• Penggunaan fungisida jenis lain sebagai pengganti dengan mode of action yang berbeda harus dimaksimalkan

• Gunakan fungisida sesuai dengan rekomendasi pada label kemasan, dan jangan mengurangi atau melebihkan dosis

• Gunakan tindakan lain seperti penggunaan varietas tahan, praktek agronomi yang benar, dan menjaga kebersihan sekitar pertanaman

4) Pengelolaan resistensi terhadap anilinopirimidin

Fungisida ini meliputi jenis siprodinil, pirimetanil dan mepanipirim. FRAC memfokuskan untuk merekomendasikan pengelolaan resistensi dalam mengendalikan Botrytis cinerea dan

Page 36: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 26

Venturia inaequalis pada apel, yang merupakan patogen dengan risiko resistensi tinggi dan juga merupakan patogen target yang komersialisasi pengendaliannya dengan fungisida jenis ini.

Strain resisten dari kedua patogen ini ditemukan pada kebun apel dan kebun anggur. Patogen ini bersifat resisten silang terhadap semua fungisida jenis anilinopirimidin, tetapi tidak pada fungisida dari kelompok lain. Resistensinya ditemukan dalam frekuensi rendah dan kinerja anilinopirimidin yang berkelanjutan dipantau menjadi lebih baik selama dua belas tahun penggunaan secara komersial. 5) Pengelolaan resistensi terhadap QoIs (Quinone outside

Inhibitors, “strobilurins” /Penghambat keluarnya quinon “strobilurins”)

Fungisida kelompok ini terdiri dari 12 jenis fungisida, tetapi masih dalam kelompok senyawa kimia yang berhubungan (misalnya metoksiakrilat, oksimino asetat) yang memiliki kinerja anti jamur, yaitu dengan menghambat transfer elektron di Qo site pada kompleks III mitokondria. Fungisida ini diperkenalkan sepuluh tahun yang lalu, dan telah banyak digunakan untuk mengendalikan berbagai patogen.

Rekomendasi FRAC dalam penggunaan fungisida QoI adalah sebagai berikut : • Aplikasikan fungisida QoI sesuai dengan rekomendasi pada

label kemasan pabrik • Batasi jumlah aplikasi total, baik pada pengaplikasian tunggal

maupun pada pencampuran dengan fungisida lain • Lakukan pergantian dengan fungisida selain QoI, baik secara

tunggal maupun pencampuran dengan fungisida lain yang efektif dan non-resistensi silang kelompok lain.

6) Pengelolaan resistensi terhadap CAAs (carboxylic acid

amides/ amida asam karboksilat)

Page 37: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 27

FRAC dibentuk untuk memperkenalkan pengelolaan resistensi terhadap fungisida carboxylic acid amides (CAA)/ amida asam karboksilat. Saat ini produk CAA yang sudah dikomersilkan antara lain dimetomorf, flumorf, benthiavalikarb, iprovalikarb dan mandipropamid. Fungisida-fungisida tersebut memiliki cara kerja yang umum dan dikhususkan untuk mengendalikan jamur dari golongan Oomycetes. Tidak lama setelah fungisida CAA (dimethomorf) diperkenalkan pada tahun 1993, fungisida tersebut direkomendasikan untuk dikombinasikan dengan fungisida lain yang memiliki cara kerja multisite. Ternyata hasilnya tidak berpengaruh nyata dalam menekan populasi Plasmopara viticola pada kebun-kebun anggur di Prancis dan Jerman. Keadaan ini mengindikasikan bahwa Plasmopara viticola telah resisten terhadap CAA.

CAA merupakan jenis fungisida yang memiliki risiko resistensi tinggi , sehingga diperlukan pedoman dalam penggunaannya secara bijak. Rekomendasi FRAC adalah sebagai berikut : • Aplikasi tidak lebih dari 4 jenis fungisida CAA • Aplikasi selalu dikombinasikan dengan fungsida multisite atau

fungisida lain yang tidak berpotensi menimbulkan resistensi silang.

Page 38: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 28

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

M1 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

M2 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

M3 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

M4 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

M5 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

Page 39: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 29

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

M6 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

M7 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

M8 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

M9 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak bahan aktif fungisida pada banyak target.

Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda resistensi. Tidak ada resistensi silang antara anggota kelompok M1 sampai M9.

1 Mengganggu mitosis dan pembelahan sel

Fase mitosis (β-tubulin) Resistensi pada beberapa spesies jamur. Beberapa mutasi target, sebagian besar pada gen kode E198A/G/K, F200Y di β-tubulin gen. Mempunyai resistensi silang antara kelompok yang sama, tetapi tidak memiliki resistensi silang pada N-Phenylcarbamates. Memiliki risiko tinggi (dapat dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk benzimidazol)

Page 40: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 30

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

2 Mengganggu signal transduksi enzim

Transduksi sinyal Resistensi umumnya pada spesies cendawan Botrytis dan beberapa patogen lainnya. Resistensi silang umumnya antara anggota kelompok. Memiliki risiko sedang sampai tinggi (dapat dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk dikarboksimid)

3 Mengganggu sterol biosintesis pada membran

Biosintesis sterol di membran (demetilase)

Ada perbedaan besar dalam spektrum aktivitas fungisida. Resistensi diketahui pada beberapa spesies cendawan. Beberapa mekanisme resistensi yang diketahui meliputi target mutasi pada gen cyp51 (ERG 11), misalnya V136A, Y137F, A379G, I381V; cyp51 promotor, transporter ABC dan lain-lain. Resistensi silang antara fungisida kelompok ini aktif terhadap jamur yang sama. Fungisida DMI adalah inhibitor biosintesis sterol, tetapi tidak menunjukkan resistensi silang untuk kelas inhibitor lainnya. Memiliki risiko sedang (dapat dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk inhibitor biosintesis sterol)

4 Mengganggu sintesis asam nukleat

Sintesis asam nukleus (RNA polimerase)

Perlawanan dan resistensi silang diketahui di berbagai jenis cendawan Oomycetes tetapi belum diketahui mekanismenya. Memiliki risiko tinggi (dapat dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk fenilamid)

Page 41: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 31

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

5 Mengganggu sterol biosintesis pada membran

Sintesis membrane dan Lipid (fosfolipid biosintesis)

Menyebabkan penurunan sensitivitas pada cendawan embun tepung. Resistensi silang dalam kelompok umumnya ditemukan tetapi tidak untuk kelompok Inhibitor Biosintesis Sterol lainnya. Berisiko sedang sampai rendah (dapat dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk inhibitor biosintesis sterol)

6 Mengganggu sintesis membran dan lipid

Sintesis membran dan lipid ( fosfolipid biosintesis)

Resistensi diketahui pada jenis jamur spesifik, berisiko rendah hingga sedang. Pengelolaan resistensi diperlukan jika digunakan untuk patogen berisiko resistensi.

7 Menganggu proses respirasi Respirasi (Kompleks II NADH suksinat dehidrogenase)

Resistensi diketahui pada spesies jamur di beberapa populasi mutan pada lapangan dan laboratorium. Target mutasi pada gen SDH, misalnya H / Y (atau H / L) 257, 267, 272 atau P225L, tergantung pada spesies jamur. Berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi (dapat dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk SDHI)

8 Mengganggu sintesis asam nukleat

Sintesis asam nukleus (RNA polimerase)

Resistensi silang diketahui pada cendawan embun tepung, Memiliki risiko sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi pestisida.

Page 42: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 32

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

9 Mengganggu sintesis asam amino dan protein

Sintesis asam amino dan protein (biosintesis metionin)

Resistensi diketahui pada spesies Botrytis dan Venturia, secara sporadis. Berisiko sedang, (dapat dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk Anilinopyrimidine)

10 Mengganggu mitosis dan pembelahan sel

Fase mitosis (β-tubulin) Resistensi diketahui pada mutasi gen target E198K. Tidak memiliki resistensi silang terhadap benzimidazoles. Berisiko tinggi dan diperlukan pengelolaan resistensi.

11 Menganggu proses respirasi Respirasi (Kompleks III sitokrom bc1) pada Qo site

Resistensi diketahui pada berbagai spesies jamur, target mutasi pada gen b CYT (G143A, F129L). Resistensi silang ditunjukkan antara semua anggota kelompok QoI. Berisiko tinggi, (dapat dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk QoI)

12 Mengganggu signal transduksi enzim

Transduksi sinyal Resistensi secara sporadis ditemukan, berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi.

13 Mengganggu sinyal transduksi enzim

Transduksi sinyal Resistensi diketahui terhadap quinoxyfen. Berisiko sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi. Resistensi silang ditemukan pada spesies Erysiphe (Uncinula) necator, tapi tidak pada Blumeria graminis.

Page 43: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 33

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

14 Mengganggu sintesis membran dan lipid

Sintesis membran dan lipid (peroksidase lipid)

Resistensi diketahui pada eberapa spesies jamur. Berisiko rendah hingga sedang. Memiliki pola resistansi silang kompleks karena spektrum aktivitas yang berbeda.

16.1 Mengganggu sintesis melanin di dinding sel

Sintesis melanin di dinding sel (reduktase)

Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap perlu dilakukan pengelolaan resistensi.

16.2 Mengganggu sintesis melanin di dinding sel

Sintesis melanin di dinding sel (dehidratase)

Mekanisme resistensi diketahui, dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi

17 Mengganggu sterol biosintesis pada membran

Sintesis membran dan lipid (fosfolipid biosintesis)

Tetap diperlukan pengelolaan resistensi walaupun berisiko rendah hingga sedang.

18 Mengganggu sterol biosintesis pada membran

Sintesis membran dan lipid (fosfolipid biosintesis)

Mekanisme resistensi tidak diketahui, dan hanya pada aktivitas fungisida dan herbisida, umumnya hanya untuk fungisida yang dipakai pada dunia medis.

19 Mengganggu biosintesis dinding sel

Biosintesis dinding sel (sintesis kitin)

Mekanisme resistensi diketahui, dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi.

20 Mengganggu mitosis dan pembelahan sel

Mitosis Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap perlu dilakukan pengelolaan resistensi.

Page 44: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 34

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

21 Menganggu proses respirasi Respirasi (Kompleks III sitokrom bc1) pada Qi site

Risiko resistensi tidak diketahui, tetapi diasumsikan berisiko sedang hingga tinggi (terjadi mutasi di target yang dikenal dalam organisme model). Diperlukan pengelolaan resistensi

22 Mengganggu mitosis dan pembelahan sel

Fase mitosis (β-tubulin) Berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi

23 Mengganggu sintesis asam amino dan protein

Sintesis asam amino dan protein

Berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi

24 Mengganggu sintesa asam amino dan protein

Sintesis asam amino dan protein

Resistensi dikenal pada jenis jamur dan bakteri patogen (P. glumae). Berisiko sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi.

25 Mengganggu sintesis asam amino dan protein

Sintesis asam amino dan protein

Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida, berisiko tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi

26 Mengganggu biosintesis dinding sel

Biosintesis dinding sel (trehalase dan inositol biosintesis)

Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi perlu dilakukan pengelolaan resistensi.

27 Belum diketahui

Page 45: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 35

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

28 Mengganggu sintesis membran dan lipid

Sintesis membran dan lipid (Permeabilitas sel membran dan asam lemak)

Mekanisme resistensi diketahui, berisiko rendah hingga sedang dan tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi

29 Menganggu proses respirasi Respirasi (fosforilasi oksidatif)

Mekanisme resistensi diketahui, berisiko rendah hingga sedang dan tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi

30 Menganggu proses respirasi Penghambat fosforilasi oksidatif dalam pembentukan ATP

Mekanisme resistensi diketahui, berisiko rendah hingga sedang dan tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi

31 Mengganggu sintesis asam nukleat

Sintesis asam nukleus (DNA topoisomerase)

Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida, tetapi tidak diketahui pada fungisida. Perlu dilakukan pengelolaan resistensi

32 Mengganggu sintesis asam nukleat

Sintesis asam nukleus (sintesis DNA/RNA)

Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi perlu dilakukan pengelolaan resistensi.

33 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

34 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

35 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

36 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

37 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

Page 46: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 36

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

38 Menganggu proses respirasi Respirasi (menghambat pembentukan ATP)

Dilaporkan telah mengalami resistensi namun berisiko rendah.

39 Menganggu proses respirasi Respirasi (kompleks I NADH Oksido reduktase)

Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap perlu dilakukan pengelolaan resistensi.

40 Mengganggu biosintesis dinding sel

Biosintesis dinding sel (sintesis selulosa)

Resistensi diketahui pada Plasmopara viticola tapi tidak pada Phytophthora infestans. Resistensi silang antara semua anggota kelompok CAA. Berisiko rendah hingga sedang, Rendah untuk berisiko menengah, (dapat dilihat pada Pedoman Pengelolaan Resistensi FRAC untuk CAA).

41 Mengganggu sintesis asam amino dan protein

Sintesis asam amino dan protein

Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida, berisiko tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan resistensi

42 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

43 Mengganggu mitosis dan pembelahan sel

Fase mitosis (delokalisasi spektrin)

Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap perlu dilakukan pengelolaan resistensi

44 Mengganggu sintesis membran dan lipid

Perusak sel membran patogen

Tidak ada laporan mengenai resistensi. Dianggap berisiko rendah, berdasarkan cara menganggu pada bagian membran yang tidak spesifik.

45 Menganggu proses respirasi Respirasi (kompleks III sitokrom bc1) pada Qx (unknown) site

Risiko resistensi diasumsikan dari sedang hingga tinggi untuk inhibitor target tunggal, dan diperlukan pengelolaan resistensi

Page 47: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 37

Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)

Kode Sasaran Cara kerja Deskripsi

P Induksi pertahanan tanaman inang

Induksi pertahanan tanaman inang

Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap perlu dilakukan pengelolaan resistensi.

U5 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

U6 Belum diketahui Belum diketahui Resistensi diketahui pada Sphaerotheca, diperlukan pengelolaan resistensi.

U8 Belum diketahui Belum diketahui Resistensi terdeteksi pada isolat yang kurang sensitif pada embun tepung gandum. Berisiko sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi.

U12 Belum diketahui Belum diketahui Resistensi diketahui pada Venturia inaequalis, berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi.

U13 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

NC Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui

Page 48: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 38

IV. PERANGKAT LUNAK

UNTUK MENCARI JENIS PESTISIDA YANG TEPAT SECARA CEPAT

Balai Penelitian Tanaman Sayuran bekerjasama dengan

Yayasan Bina Tani Sejahtera telah mengeluarkan perangkat lunak Daftar dan Pengelompokan Pestisida untuk Tanaman Sayuran yang Beredar di Indonesia Berdasarkan Cara Kerjanya. Basis data pestisida yang digunakan pada perangkat lunak ini dibuat berdasarkan daftar pestisida yang diterbitkan oleh Pusat Perijinan dan Investasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2010. Selain itu pada perangkat lunak ini dilengkapi pula dengan pengelompokan cara kerja dari pestisida yang diperoleh dari situs IRAC (Insecticide Resistance Action Committee) dan FRAC (Fungicide Resistance Action Committee).

Perangkat lunak tersebut dikemas dalam bentuk CD dengan sistem operasi Windows XP 1, 2, Vista atau Windows-7 yang dilengkapi dengan browser Internet Explores. Pada perangkat lunak tersebut pengguna dapat mencari OPT sasaran (nama umum dan nama latin), komoditas, dan pestisida (Merk dagang, bahan aktif, dan kode cara kerjanya).

Penggunaan perangkat lunak tersebut sangat mudah, yaitu dengan cara memasukkan CD tersebut ke dalam CD room pada komputer. Sebagai contoh : Seorang petani ingin mengetahui OPT sasaran (nama umum dan nama Latin), Jenis pestisida yang dianjurkan untuk OPT tersebut (Merk dagang, nama bahan aktif dan kode cara kerjanya) pada tanaman cabai. Tahapan penggunaan perangkat lunak tersebut adalah sebagai berikut : 1. Masukkan CD perangkat lunak “Daftar dan pengelompokan

pestisida untuk tanaman sayuran yang beredar di Indonesia berdasarkan cara kerjanya” pada CD room di komputer. Maka

Page 49: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

pada layar komputer akan muncul tampilan seperti pada Gambar 1, dan tunggu sesaat maka akan di layar akan mucul tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 1. Tampilan awal program

Gambar 2. Perintah untuk memasukkan informasi yang dicari

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 39

Page 50: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

2. Tuliskan pada kolom komoditas kata Cabai (Gambar 2), lalu

tekan tombol cari, maka di layar akan mucul tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil pencarian

Keterangan hasil pencarian :

Pada Gambar 3 akan ditampilan hasil pencarian OPT pada komoditas cabai yang terdiri atas : 1. Kolom ke-1, nama umum OPT yang umum menyerang tanaman

cabai 2. Kolom ke-2, nama Latin dari nama umum OPT tersebut 3. Kolom ke-3, Kelompok pestisida untuk mengendalikan OPT

tersebut 4. Kolom ke-4, Merk dagang dari pestisida untuk mengendalikan

OPT tersebut 5. Kolom ke-5, nama bahan aktif dari pestisida tersebut 6. Kolom ke-6, kode cara kerja dari pestisida tersebut

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 40

Page 51: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 41

V. PENUTUP

Dalam praktik budidaya tanaman sayuran, petani pada umumnya masih mengandalkan pestisida untuk menyelamatkan hasil panennya dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit. Pestisida telah dianggap sebagai jaminan keberhasilan usahataninya. Sementara, pengetahuan petani tentang pestisida masih sangat terbatas. Di lapangan masih banyak sekali kekeliruan yang dilakukan oleh petani dalam penggunaan pestisida, salah satunya adalah memilih jenis pestisida yang tepat sesuai dengan jenis OPT yang menyerang. Selain pemilihan pestisida yang sesuai dengan OPT sasaran, pestisida yang digunakan juga harus terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia. Untuk mendapatkan informasi tersebut dapat diperoleh dari Buku Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan yang diterbitkan oleh Pusat Perijinan dan Investasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Namun, peredaran buku tersebut masih sangat terbatas.

Dengan diterbitkannya perangkat lunak untuk mencari jenis pestisida secara cepat, maka pencarian jenis pestisida yang tepat akan jauh lebih mudah. Selain itu dengan diketahuinya kode cara kerja dari petisida tersebut akan memudahkan para pengguna/ petani untuk melakukan pergiliran penggunaan pestisida dalam upaya pengelolaan resistensi OPT terhadap pestisida yang digunakan. Dengan demikian, dampak negatif penggunaan pestisida seperti timbulnya OPT yang resisten terhadap pestisida dapat dihambat.

Page 52: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 42

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, R. 2002. Fisiologi Serangga Hutan (Sistem Pencernaan Serangga). Diakses di www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1016/1/hutan-ridwanti2.pdf pada 13 September 2011.

BPS (Badan Pusat Statistik), 2006. Pestisida Nasional. Diakses di

www.bps.go.id pada tanggal 9 September 2011.

Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2004. Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman Hortikultura. Diakses di http://www.litbang.deptan.go.id pada tanggal 9 September 2011.

Direktorat Pupuk dan Pestisida, 2011. Pedoman Pembinaan

Penggunaan Pestisida. Diakses di www.promedia.co.id/ppvtpp/downlot.php?file=Pembinaan...Pestisida.pdf pada tanggal 9 September 2011.

FRAC, 2011 a. FRAC Code List : Fungicides Sorted by MoA.

Diakses di http://www.frac.info/frac/index.htm pada tanggal 12 Juli 2011.

FRAC, 2011 b. Fungicide Resistance in Crop Pathogens: How Can it

be Managed?.Diakses di http://www.frac.info/frac//publication/publication.htm pada tanggal 12 Juli 2011.

FRAC, 2011 c. Fungicide Resistance: The Assessment of Risk.

Diakses di http://www.frac.info/frac/index.htm pad tanggal 12 Juli 2011.

Page 53: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 43

Georgiou, G.P dan C.E. Taylor, 1986. Factors Influencing the Evolution of Resistance. Hal 157-169. Committee on Strategies for the Management of Pesticide Resistant Pest Populations. National Academy Press, Washington, D.C. Diakses di www.whalonlab.msu.edu/Newsletter/pdf/19.2.pdf pada tanggal 9 September 2011.

Gigih, 2011. Pestisida. Diakses di: http://pejuang-

pangan.blogspot.com/2011/07/pestisida-bagian-2.html Pada tanggal 7 September 2011.

Herawaty, dan A. Nadhira, 2009. Kajian Penggunaan Pestisida Oleh

Petani Pemakai Serta Informasi Dari Berbagai Stakeholder Terkait Di Kabupaten Karo Sumatera Utara. Diakses di www.info.stppmedan.ac.id/pdf/jurnalhera1.pdf pada tanggal 9 September 2011.

IRAC, 2011. IRAC MoA Classification Scheme. Diakses di

http://www.irac-online.org/mode-of-action/updated-irac-moa-classification-v7-1-now-published/ pada tanggal 12 Juli 2011.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2010. Pestisida

Pertanian dan Kehutanan Tahun 2010. Pusat Perizinan dn Investasi, Sekretariat Jenderal. Jakarta.

Media Data Riset, 2011. Daftar Peraturan Pestisida. Diakses di

www.mediadata.co.id pada tanggal 9 September 2011.

Untung, K. 2007. Pengelolaan Resistensi Pestisida Sebagai Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu. Diakses di http://kasumbogo.staff.ugm.ac.id/?satoewarna=index&winoto=base&action=listmenu&skins=1&id=127&tkt=2 pada tanggal 9 September 2011

Page 54: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 44

Page 55: ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx - balitsa.litbang.pertanian.go.idbalitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M-66... · Jumlah merk dagang pestisida yang beredar di Indonesia

Abdi Hudayya dan Hadis Jayanti (2012) : Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action)

Yayasan Bina Tani Sejahtera, Lembang –Bandung Barat 45