Top Banner
IRRITABLE BOWEL SYNDROME PADA ANAK Ayu Ningtiyas Nugroho 030.08.049
36

Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Dec 29, 2015

Download

Documents

Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

IRRITABLE BOWEL SYNDROME PADA ANAK

Ayu Ningtiyas Nugroho

030.08.049

Kepaniteraan Dasar Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo

Jakarta, 20 Oktober 2013

Page 2: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Bab I

Pendahuluan

Irritable bowel syndrome (IBS) merupakan gangguan fungsional pada sistem

gastrointestinal. Hal ini berarti bahwa usus besar pada pasien dengan IBS tidak

berfungsi dengan sebagaimana seharusnya dan hal ini menyebabkan terjadinya

berbagai macam dari simptom-simptom IBS. Simptom yang paling sering dari IBS

adalah nyeri abdominal bawah, perubahan kebiasaan pada garakan usus, iritasi

abdomen yang hilang jika defekasi, rasa kembung yang berasal dari perubahan

motilitas usus.

Pada kenyataanya, ada beberapa tipe dari IBS yang mencerminkan simptom yang

paling dominan, antara lain: predominan diare ( IBS-D ), predominan konstipasi

( IBD-C ), post-infeksi IBS ( IBS-PI ), dan IBS yang terdapat konsistensi dari feses

( IBS-A ). Semua tipe IBS ini dapat disertai dengan gejala demam, muntah, sakit

kepala, banyak gas pada perut, dll. Juga terdapat malaise menyeluruh, lemah, lemas,

kegelisahan, stress, gangguan emosiaonal, dan nyeri pinggang juga dapat terjadi pada

pasien IBS. Menurut statistik, penyakit gastrointestinal lebih sering menyerang wanita

daripada laki-laki.

Kesulitan yang sekarang dihadapi adalah tidak adanya pemahaman tentang mengapa

IBS terjadi dan dengan tidak adanya pemeriksaan spesifik yang dapat dilakukan untuk

mendiagnosa keadaan ini. Itulah mengapa IBS sering dibingungkan dengan chronic

functional abdominal pain ( CFAP ), inflammatory bowel disease ( IBD ) dan

beberapa penyakit gastrointestinal lainnya. Masalah dari IBS adalah adanya spasme

otot pada dinding usus, tetapi penyebab biokimianya belum diketahui. Simptom dari

IBS dapat meringan bahkan hilang sama sekali untuk waktu yang lama, kemudian

tiba-tiba terjadi lagi. Hal ini membuat diagnosis dari IBS menjadi sulit.

IBS adalah sindrom kronik, mengganggu dan tidak nyaman, IBS adalah sindrom yang

tidak fatal dan dapat di ringankan dan di hilangkan dengan terapi yang tepat. Pada

umumnya pelembek feses dan laksatif dapat digunakan pada IBS dengan predominan

konstipasi. Berbagai macan obat antidiare ( opioid atau loperamide, diphenoxylate,

dan codein ) dapat digunakan untuk pasien dengan predominan diare. Obat

Page 3: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

antispasmodic, seperti antikolinergik, dapat digunakan untuk menolong

menghilangkan simpton dari kram atau diare.

Pengobatan yang paling baik untuk irritable bowel syndrome adalah diet sehat, atasi

stress dan depresi, dan pengobatan IBS dengan bahan-bahan natural.1

Page 4: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Bab II

Tinjauan pustaka

A. Definisi

Menurut New England Journal of Medicine, irritable bowel syndrome (IBS)

adalah gangguan fungsional sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya

perubahan peristalsis usus, nyeri abdomen, dan dengan tidak ditemukannya

penyebab patologis yang spesifik.2

Menurut Mayoclinic, irritable bowel syndrome (IBS) adalah penyakit yang

sering ditemukan dan menyangkut gangguan pada colon. IBS menyebabkan

kram, nyeri abdomen, kembung, diare, dan konstipasi. Disamping dari

simptom yang tidak nyaman ini, IBS tidak menyebabkan kerusakan permanen

pada colon.

Kebanyakan pasien dengan simptom IBS sudah dapat mengkontrol kondisinya,

hanya sebagian kecil yang mengalami IBS dengan simptom yang parah.

IBS tidak menyebabkan inflamasi pada jaringan usus, ataupun meningkatkan

resiko terhadap kanker usus. Pada banyak kasus, pasien sudah dapat mengatasi

IBS dengan mengubah pola makan, gaya hidup dan mengurangi stress.3

B. Epidemiologi

Simptom dari irritable bowel syndrome ( IBS ) harus dilihat dari adanya

gangguan pencernaan sejak masa anak-anak, karena diperkirakan IBS pada

anak dan dewasa adalah 2:1 pada sebagian besar dari populasi sampel, dan

angka tinggi pada orang-orang yang berobat. Simptom yang mirip IBS timbul

pada kira-kira 10 % pasien dewasa setelah terjangkit infeksi saluran cerna yang

disebabkan oleh bakteri ataupun virus.

Faktor resiko terjadinya IBS setelah infeksi saluran cerna lebih besar pada

keadaan: jenis kelamin perempuan, lamanya durasi gastroenteritis, dan adanya

faktor psikososial ( termasuk stress pada saat infeksi ataupun somatisasi ).

Page 5: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Presentasi dan eksaserbasi dari IBS seringkali dicetuskan oleh stress psikologis

dan fisik.2

C. Penyebab

Penyebab dari irritable bowel syndrome sangat sulit untuk diketahui, tetapi

banyak ahli yang telah melakukan penelitian tentang IBS dan hasilnya adalah

sebagai berikut:

Hipotesa etiologi dari irritable bowel syndrome:4

o Adanya transit profile yang tidak normal dan hiper persepsi dari

pergerakan usus normal mungkin didapatkan

o Kira-kira 1/3 pasien dengan irritable bowel syndrome memiliki

gangguan transit pada colon. Keterlambatan motilitas colon lebih

sering pada tipe IBS-C dibandingkan dengan kontrol sehat.

Kenaikan motilitas colon lebih sering terjadi pada IBS-D.

o Sensitisasi local histamine pada neuron afferent menyebabkan

depolatisasi awal terjadi.

o Penyebab dari IBS memiliki hubungan dengan infeksi enterik.

o Hipereaktivitas dari colon dan gangguan immunologik dari colon

dan usus halus dapat terus berlangsung setelah gastroenteritis.

o Peranan dari psikologis secara independen mempengaruhi

perjadinya IBS pada pasien dengan post-infeksi irritable bowel

syndrome.5

o Gangguan psikologis dapat membentuk proinflammatory cytokine

milieu, yang mencetuskan IBS dengan mekanisme yang belum

diketahui yang terjadi setelah infeksi akut.

o Mekanisme neurohormonal sentral dapat mencetuskan IBS.

Aktivasi abnormal dari reseptor N- methyl-D- aspartate (NMDA),

aktivasi dari sintesis nitric oxide, aktivasi neurokinin reseptor, dan

induksi dari gene-related peptide juga diduga dapat menyebabkan

terjadinya IBS.

o Mediasi dari sistem limbic dan respons autonomic memediasi

terjadinya kenaikan motilitas usus dan lambung. Limbic sistem

Page 6: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

yang abnormal telah dibuktikan merupakan salah satu pencetus IBS

dan pada orang-orang dengan gangguan depresi. Hal ini telah di tes

dengan positron emission tomography.

o Aksis hipotalamik-pituitari disangkan sangat berkaitan dengan

gangguan motilitas karena adanya gangguan dari respons usus

dengan hipotalamus. Hipotalamus mensekresi 6ejuna6trophin-

releasing factor (CRF) pada keadaan stress, sehingga terapi dengan

CRF antagonis dapat menghilangkan gangguan motilitas yang

terjadi.

o Pimentel mengemukakan bahwa berkembangbiaknya mikroba pada

usus kecil menyebabkan banyak gas dan distensi pada pasien

dengan IBS.

o Rasa kembung dan distensi dapat terjadi karena intoleransi dari

lemak dari makanan yang dikomsumsi. Reflex yang memperantarai

pembuangan gas pada usus kecil lebih terganggu pada pasien yang

memiliki intoleransi lipid.

o Eliminasi dan perubahan diet sangat dianjurkan pada penderita

IBS, karena short-chain carbohydrates seperti fruktosa dan fruktans

dapat menimbulkan gejala-gejala IBS.

Penyebab dari irritable bowel syndrome masih belum jelas diketahui. Dinding

usus dilapisi oleh lapisan otot yang berkontraksi dan relaksasi dengan irama

yang terkoordinasi untuk mendorong makanan dari lambung hingga ke

rectum. Jika seseorang memiliki IBS, kontraksi dari otot usus akan lebih kuat

dan berlangsung lebih lama daripada normal. Makanan didorong lebih cepat

dan menyebabkan gas, kembung, dan diare.

Pada kasus lain, kebalikannya. Makanan dipindahkan perlahan, dan feces

menjadi kering dan keras. Abnormalitas dari sistem saraf dan colon dapat

menyebabkan perasaan tidak enak ketika abdomen teregang karena gas.

Makanan. Banyak orang menyadari bahwa gejala IBS dapat memburuk jika

mereka memakan makanan tertentu. Seperti coklat, susu, dan alcohol dapat

menyebabkan konstipasi atau diare. Minuman bersoda dan sayuran dapat

menimbulkan kembung dan rasa tidak enak pada beberapa orang dengan IBS.

Page 7: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Peranan dari alergi makanan dan intoleransi pada IBS masih belum diketahui

secara pasti.7

Stress. Orang dengan IBS mungkin dapat merasakan bahwa simptom dari IBS

dapat bertambah buruk pada keadaan stress, seperti perubahan rutinitas,

ataupun perdebatan dalam keluarga. Stress tidak menimbulkan IBS, tetapi

memperparah simptom dari IBS yang sudah ada.

Hormon. Karena wanita 2 kali lebih besar untuk terkena IBS daripada laki-

laki, peneliti percaya bahwa perubahan hormonal berperan penting dalam IBS.

Banyak wanita yang mendapati bahwa IBS bertambah parah pada sekitar masa

menstruasi.

Penyakit lainnya. Terkadang penyakit lain, seperti gastroenteritis dapat

memicu IBS.

Banyak orang memiliki gejala-gejala seperti IBS, tetapi jika ada hal-hal seperti

dibawah ini, lebih mengarah ke irritable bowel syndrome:

Muda. IBS mulai sebelum umur 35 tahun untuk 50% populasi.

Wanita. Secara keseluruhan, wanita memiliki kemungkinan mendapat IBS

2 kali daripada laki-laki.

Memiliki riwayat keluarga IBS. Penelitian telah menunjukkan bahwa jika

memiliki keluarga kandung ( ayah, ibu atau saudara kandung ) yang

terdiagnosa IBS, kemungkinan besar ia terdiagnosa IBS juga.

Peneliti mempelajari bahwa riwayat keuarga dengan IBS sangat berkaitan

dengan gen, faltor lingkungan dalam keluarga dan atau keduanya.

D. Patofisiologi

Teori tentang irritable bowel syndrome dibagi menjadi 3 bagian, yaitu tentang

motilitas gastrointestinal, hiperalgesia visceral, dan psikopatologi.

1. Perubahan motilitas gastrointestinal, termasuk pada usus halus dan usus

besar.

Page 8: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Perubahan myoelektrik dari colon terdiri dari gelombang lambat dengan

beberapa spike potensial. Dismotilitas colon pada IBS menunjukkan

adanya variasi dari gelombang lambat dan perlambatan dari puncak

spike pada saat postprandial. Pasien yang lebih rentan terhadap diare

lebih menunjukkan hal ini dibandingkan dengan pasien yang lebih

rentan terhadap konstipasi.

Dismotilitas dari usus kecil bermanifestasi pada terhambatnya transit

makanan pada pasien yang rentan konstipasi, sehingga menunjukkan

adanya interval yang lebih pendek antara migratory motor complex.

2. Hiperalgesia visceral.

Perasaan berlebih dari motilitas normal dan nyeri visceral merupakan

karakteristik dari IBS. Inflasi dari rectosigmoid dan distensi dari usus

halus mempruduksi rasa sakit pada pasien dengan IBS.

Hipersensitivitas lebih terlihat pada distensi usus yang cepat, bukan

pada yang gradual. Sensitisasi dari jaras afferent nociceptor yang

bersinaps di sorsal horn dari medulla spinalis membuat sensasi yang

berlebih.

3. Psychopatology.

Hubungan antara gangguan psikis dan IBS belum sangat jelas. Pasien

dengan gangguan psikis lebih sering mngeluhkan simptom IBS

dibandingkan dengan orang normal. Pasien yang datang berobat

biasanya ditemuakan adanya dapresi mayor, gangguan cemas, dan

hipokondriasis. Orang yang memiliki gangguan pada aksis I lebih

banyak mengalami IBS. Orang-orang yang memiliki riwayat kekerasan

seksual atau fisik juga dapat memiliki simptom-simptom yang menjurus

kearah IBS. Tetapi patofisiologi dari gangguan psikologi dan IBS masih

belum jelas diketahui.

Inflamasi mikroskopik juga ditemukan pada beberapa pasien. Konsep ini

sangat mengagetkan karena IBS sebelumnya selalu dikaitkan dengan tidak

Page 9: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

adanya gangguan patologis. Inflamasi colon dan usus halus telah ditemukan

pada subset pasien dengan IBS post infeksius enteritis. Faktor resiko post

infeksius IBS adalah jenis kelamin wanita, panjangnya masa sakit, tipe

pathogen yang menginfeksi, dan umur muda. Pada biopsy, ditemukan limfosit

yang menginfiltrasi pleksus mesenterika. Pasien dengan post infeksius IBS8

mungkin ditemukan kenaikan jumlah limfosit dan sel enteroendokrin. Sel

enteroendokrin pada post infeksius IBS tampaknya mensekresi serotonin, yang

menyebabkan naiknya sekresi colon yang menyebabkan diare.

Pertumbuhan bakteri merupakan salah satu mekanisme yang menyebabkan

rasa kembung dan distensi dan sangat sering ditemukan pada pasien IBS.

Terapi yang paling baik untuk hal ini dalah probiotik dan antibiotic.

Mikroflora di feses juga dapat membedakan pasien IBS. Pada pasien IBS

ditemukan adanya gangguan dari banyaknya dan konten dari mikroba usus.

E. Gambaran klinis

Gejala klinis dari IBS sangat bervariasi dari orang ke orang dan sering juga

gejalanya mirip dengan penyakit lain. Gejala yang paling sering ditemukan

adalah:6

Nyeri abdomen atau kram

Rasa kembung

Buang angin ( flatulence )

Diare atau konstipasi ( kadang bergantian antara konstipasi dan diare )

Lendir di feces

IBS adalah kondisi yang kronik dan pada waktu-waktu tertentu simptom IBS

dapat memburuk ataupun dapat hilang seluruhnya.

Simptom-simptom dari IBS antara lain:

Perubahan peristalsis usus

Page 10: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Konstipasi merupakan komplain dari feses yang keras dan sakit pada

saat defekasi, biasanya tidak berpengaruh bila diberi laksatif. Diare

biasanya diseskripsikan sebagai BAB lembek dan dan sedikit, dan

adanya urgensi dan frekuensi untuk ingin BAB. Urgensi postprandial

merupakan hal yang sering ditemui pada IBS, dan perubahan

peristalsis usus sering terjadi.

Nyeri abdomen

Nyeri abdomen dideskripsikan sebagai sakit yang difus tanpa

penhalaran. Daerah yang sakit biasanya di kuadran kiri bawah. Episode

sakit tajam dan akut biasanya menutupi sakit yang lebih tumpul.

Makanan dapat membuat nyeri dan buang air besar memperingan

nyeri. Tetapi defekasi belum tentu menghilangkan nyeri seluruhnya.

Distensi abdominal

Pasien dengan IBS biasanya mengeluh adanya rasa kembung karena

gas. Orang dengan IBS mungkin mengalami kenaikan lingkar

pinggang dalam 1 hari jika dilihat dari CT-scan. Mereka juga

sepertinya terbiasa dengan distensi abdominal yang ringan.

Mucorrhea jernih yang berasal dari sumber noninflamatorik.

Noncolonic dan extraintestinal simptom

Adanya hubungan dengan dyspepsia, heartburn, mual, muntah, dan

disfungsi seksual ( dispareunia dan kurangnya libido ), frekuensi dan

urgensi untuk buang air kecil juga didapatkan. Simptom ini memburuk

di periode perimenstruasi dan comorbidibitas yang sering adalah

fibromyalgia.

Simptom yang berhubungan dengan stress

Simptom ini dapat diketahui dengan anamnesa yang menyeluruh, dan

menekankan keadaan-keadaan yang sepertinya menimbulkan stress.

Simptom yang inkonsisten adalah tanda bahaya untuk kemungkinan

adanya patologi organik. Simptom yang tidak konsisten untuk IBS

adalah sebagai berikut:

o Onset di umur pertengahan atau tua

Page 11: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

o Simptom akut: IBS ditegakkan karena kronisitasnya

o Simptom yang progresif

o Anoreksia dan kehilangan berat badan

o Demam

o Perdarahan rectal

o Diare yang tidak sakit

o Steatorrhea

o Laktosa da fruktosa intoleran

o Intoleransi gluten

Pada pemeriksaan fisik pasien dengan irritable bowel syndrome didapatkan:

Pasien secara keseluruhan tampak sehat

Pasien mungkin tampak tegang atau gelisah

Pasien mungkin memiliki nyeri tekan pada sigmoid cord

F. Diagnosis

Anamnesa untuk pasien dengan suspek IBS adalah sebagai berikut:3

Apa yang anda rasakan?

Kapan pertama kali anda merasakan gejala-gejala ini?

Kapan simptom ini hilang, atau tetap sama sepanjang hari?

Apakah ada sesuatu yang memperparah keadaan ini? Seperti makanan

tertentu, stress atau ( pada wanita ) kapan anda terakhir kali haid?

Apakah anda kehilangan berat badan?

Apakah ada darah pada BAB anda?

Apakah anda muntah, disamping gejala-gejala tadi yang telah anda

sebutkan?

Apakah anda demam?

Apakah anda merasa stress, emosi, ataupun kesusahan atau kehilangan?

Apakah yang sehari-hari anda konsumsi?

Apakah anda ada alergi makanan atau intoleransi laktosa?

Apakah anda pernah didiagnosa penyakit tertentu?

Page 12: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Apakah yang telah ada konsumsi? Obat-obatan, vitamin, herbal, atau

suplemen?

Apakah ada anggota keluarga anda yang memiliki riwayat gangguan usus

besar atau kanker colon?

Apakah simptom yang ada rasakan mempengaruhi quality of life, termasuk

hubungan nterpersonal, dan kemampuan pada di tempat kerja atau

sekolah?

Diagnosis IBS ditegakkan berdasarkan Kriteria Rome, sebagai berikut:2

Berulangnya nyeri abdomen atau ketidak nyamanan perut sekurang-

kurangnya 3 hari dalam 3 bulan terakhir, dengan 2 atau lebih gejala

berikut:

o Membaik dengan defekasi

o Adanya perubahan dari banyaknya BAB

o Adanya perubahan dari bentuk dan fisik feses

Page 13: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

G. Diagnosis banding

Diagnosis banding dari irritable bowel syndrome adalah sebagai berikut:2

Angina abdominal

Hipotiroid

Gangguan cemas

Inflammatory bowel disease

Intoleransi laktosa

Bacterial overgrowth syndrome

Kolik bilier

Page 14: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Neoplasma ganas pada usus halus

Thrombosis arteri mesenterika

Celiac sprue

Kanker pankreas

Pankreatitis kronik

Ca kolon, adenokarsinoma

Alergi makanan

Endometriosis

Gastroenteritis bakterial

Lead toxicity

Gastroenteritis viral

Giardiasis

Ulcerative colitis

Hypercalcemia

Hipertiroid

Intoleransi fruktosa

Gastrinoma

Infectious colitis

Efek samping obat-obatan

Diare sekretorik

H. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Darah lengkap - dapat membandingkan anemia, inflamasi, ataupun infeksi.

Metabolik – dapat membedakan gangguan metabolik, untuk

menyingkirkan kemungkinan dehidrasi, dan gangguan elektrolit pada

pasien dengan diare.

Hemmocult – untuk menyingkirkan kemungkinan perdarahan

gastrointestinal.

Feces – untuk mengetahui apakah adanya giardia, pathogen usus, laukosit,

ova da parasit, clostridium difficile toksin.

Breath testing – untuk screening intoleransi laktosa/fruktosa.

Page 15: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Fungsi tiroid – untuk menyingkirkan hipertiroid atau hipotiroid.

Serum kalsium – menyingkirkan kemungkinan hiperparatiroid.

Sedimentasi eritrosit dan C-reactive protein – nonspesifik tes untuk

inflamasi.

Serologi dan biopsy – khususnya pada penderita IBS dengan dominasi

diare.

H2 breath test – untuk menyingkirkan pertumbuhan bakteri dan sebaiknya

dilakukan pada pasien dengan dominasi diare.

Radiologi

Saluran cerna atas dengan barium: untuk screening tumor, inflamasi,

obstruksi, dan chrohn’s disease.

Souble contrast barium enema: untuk screening tumor dan inflamasi.

USG kandung empedu: untuk melihat apakah pasien ada nyeri

postprandial atau dispepsia berulang.

CT-scan abdomen: untuk screening tumor, obstruksi, dan penyakit

pancreas.

Pemeriksaan tambahan lainnya:

Diet makanan bebas laktosa selama 1 minggu dengan penambahan

konsumsi suplemen lactase. Jika terjasi perbaikan simptom berarti terdapat

intoleranis laktosa. Tetapi dari hasil penelitian dan praktek klinis sehari-

hari dapat tidak sejalan. Beberapa ahli gastroenterologi melakukan tes

hydrogen breath test. Jika test ini positif, dapat dipertimbangkan bahwa

pasien memiliki intoleransi fruktosa.

Puasa selama 48 jam. Jika diare masih ada, dapat disimpulkan diare

berasal dari penyebab sekretorik.

Manometri usus dapat mengetahui ada atau tidaknya response spasme

karena distensi rectal dan penyebab lainnya.

Prosedur lain yang digunakan:

Page 16: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Endoskopi: untuk melihat apakah ada obstruksi distal pada pasien dengan

irritable bowel syndrome.

Beberapa studi dibawah ini dilakukan berdasarkan riwayat pasien.

o Esophagogastroduodenoscopy dengan biopsy, diindikasikan unruk

pasien dengan dyspepsia persisten, atau dengan simptom-simptom

yang menunjukkan adanya malabsorbsi atau kecurigaan kearah

celiac disease.3

o Colonoscopy: diindikasikan untuk pasien dengan tanda-tanda

bahaya, seperti perdarahan, anemia, diare kronik, umur tua, riwayat

terdapat polip colon, dan riwayat keluarga dekat yang memiliki

kanker. Dapat juga gajala-gejala seperti kehilangan berat badan

atau anoreksia. Screening colonoscopy karus dilakukan karena

telah tercantum dalam tatalaksana internasional.

Penemuan histologik

Para peneliti menyatakan bahwa adanya degenerasi dan limfositosis dari

pleksus myenterik dan hal ini terjadi di daerah jejunum proksimal. Adanya

limfositosis colon dan enteroendocrine cell hyperplasia telah ditemukan pada

sebagian pasien.

I. Komplikasi

Diare dan konstipasi, merupakan tanda dari IBS yang dapat menjadi faktor

pencetus hemoroid. Jika pasien dengan IBS menghindari beberapa makanan

tertentu, maka dapat menjadi malnutrisi. Tetapi, komplikasi yang paling

signifikan adalah terganggunya dari kualitas hidup. IBS membatasi

kemampuan pasien untuk:

Adanya kesulitan untuk bergaul dengan teman-teman karena IBS

membuat kecenderungan untuk menghindari kontak sosial.

IBS membuat kegiatan seksual menjadi tidak menarik dan

menyakitkan.

Page 17: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Orang dengan IBS kurang potensial dengan pekerjaannya karena sering

merasa sakit dan tidak masuk kerja.

Hal-hal ini yang menyebabkan hidup menjadi kurang menyenangkan dan jika

dibiarkan, IBS dapat menimbulkan kurang semangat dan depresi.

J. Penatalaksanaan

Pada banyak kasus, perubahan diet dan gaya hidup dapat mengurangi simptom

dari IBS. Tetapi tubuh tidak dapat langsung meresponterhadap perubahan ini,

sehingga tujuan dari perubahan diet dan gaya hidup haru dipertahankan dalam

waktu jangka panjang.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat mengurangi konstipasi,

tetapi dapat membuat kram dan gas didalam usus semakin memburuk. Cara

yang paling baik adalah mengkonsumsi serat tinggi secara bertahap selama

beberapa minggu. Contohnya: makanan yang mengandung serat adalah

gandum, buah, sayur, dan kacang-kacangan. Jika simptom IBS tetap buruk,

segera periksa ke dokter.

Bebrapa jenis makanan dapat memperburuk gejala IBS. Hindari memakan

makanan tersebut. Makanan yang biasanya membuat gejala memburuk adlah

alcohol, coklat, dan minuman berkafein seperti kopi dan minuman bersoda,

pemanis sugar-free seperti sorbitol dan mannitol. Jika gas dalam usus yang

merupakan masalah utama, hindari memakan kacang-kacangan, kubis, kol, dan

brokoli. Makanan berlemak juga dapat menjadi problem untuk orang-orang

tertentu. Permen karet dan minum melalui sedotan dapat menyebabkan

bertambahnya gas dalam usus karena menelan gas lebih banyak.

Makan pada jam yang teratur. Jaga pola makan agar makan pada jam-jam yang

sama setiap hari untuk membantu meregulasi fungsi usus. Jika simptom utama

adalah diare, makan dalam jumlah sedikit tetapi sering dapat membantu

mengurangi gejala diare. Jika konstipasi merupakan masalah utama, makanlah

makanan yang mengandung banyak serat.

Page 18: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Jika memiliki intoleransi laktosa, cobalah untuk mengganti susu dengan yogurt.

Atau mengkonsumsi ensim untuk membantu memecah laktosa. Mengkonsumsi

susu dalan jumlah kecil dan mengkombinasi dengan makanan lain dapat

membantu. Pada beberapa kasus, pasien harus tidak mengkonsumsi produk-

produk ternak sama sekali.

Minumlah banyak-banyak, karena air putih adalah yang terbaik. Minum

minuman beralkohol ataupun bersoda akan mensntimulasi usus dan

memproduksi lebih banyak gas.

Olah raga yang teratur, karena dapat mengurangi depresi dan stress, sehingga

menstimulasi kontraksi normal dari usus dan membuat pasien merasa lebih

baik terhadap dirinya. Olah raga harus dimulai secara bertahap. Jika pasien

memiliki penyakit lain yang menyertai, harus disesuaikan dengan keadaan

klinisnya.

Gunakan obat-obatan antidiare dan laksatif secara hati-hati. Jika menggunakan

Imodium, gunakan dosis paling kecil yang berpengaruh. Konsumsilah imodiun

20 sampai 30 menit sebelum memakan makanan yang sering mencetuskan

diare. Obat-obatan ini dapat berpengaruh buruk jika dipakai dalam jangka

waktu yang panjang dan tidak secara bertanggungjawab.3

Beberapa terapi tambahan dibawah ini dapat membantu untuk meringankan

simptom dari irritable bowel syndrome:

Akupunktur.

Studi tentang efektivitas dari akupunktur terhadap simptom IBS masih

belum pasti. Beberapa orang menggunakan akupunktur untuk membantu

dalam relaksasi spasme otot dan memperbaiki fungsi peristalsis usus.

Herbal.

Salah satu bahan antispasmodic natural adalah peppermint. Peppermint

dapat merelaksasi spasme otot halus pada dinding usus. Peppermint juga

dapat meredakan simptom iBS dalam jangka waktu yang pendek. Jika

ingin mengkonsumsi peppermint, haruslah memilih yang terbungkus

dengan enteric-coated capsule. Peppermint dapat menyebabkan heartburn,

Page 19: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

dan sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai

terapi degan peppermint agar tidak mengganggu kerja obat lain yang telah

diberikan.

Hipnosis.

Hipnosis dapat mengurangi rasa nyeri abdomen dan rasa kembung.

Hipnoterapist yang professional dapat membantu untuk membantu

merelaksasikan otot abdomen dan membuat pasien masuk ke dalam

keadaan relaksasi penuh.

Probiotik.

Probiotik merupakan bakteri baik yang hidup didalam usus. Probiotik

ditemukan pada makanan seperti yougurt, dan supplement lainnya. Orang

dengan IBS sebaiknya mengkonsumsi probiotik, karena pasien dengan IBS

memiliki jumlah flora normal yang lebih sedikit dibandingkan orang yang

normal. Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa probiotik dapat

meringankan simptom seperti nyeri abdomen dan perasaan kembung.

Olah raga teratur. Olah raga teratur, seperti yoga dan meditasi ataupun

massage dapat menjadi salah satu pilihan yang efektif untuk

menghilangkan stress.

K. Pencegahan

Setiap orang dapat terkena simptom-simptom seperti IBS karena cemas atau

depresi. Tetapi jika seseorang terkena sindrom IBS yang berhubungan dengan

stress, seperti nyeri abdomen dan diare lebih menonjol dan parah pada

frekuensi dan intensitasnya. Beberapa cara yang dapat menolong untuk

mencegah dan mengurangi simptom IBS adalah sebagai berikut:

Konseling. Pada beberapa kasus, psikiatri dapat menolong pasien dalam

mempelajari untuk mengurangi stress degnan cara mengubah cara

pandang bagaimana pasien merespon terhadap suatu kejadian.

Biofeedback. Teknik ini merupakan teknik untuk mengurangi stress

yang berefek dalam mengurangi ketegangan otot dan memperlambat

detak jantung, sehingga pasien dapat belajar bagaimana cara untuk

mengatasi stress dan bagaimana berelaksasi.

Page 20: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Progressive relaxation exercise. Latihan ini membantu otot-otot tubuh

satu per satu. Mulai dari mengencangkan otot kaki, kemudian

konsentrasi untuk melepaskan ketegangan pada kaki tersebut, kemudian

perlahan melepaskan semua tegangan pada otot. Latihan diteruskan

hingga semua otot dalam tubuh berelaksasi.

Nafas dalam. Kebanyakan orang dewasa bernapas dengan

menggunakan dada, tetapi jika kita bernapas dengan menggunakan

abdomen, kita akan terasa lebih rileks. Ketika kita menghirup nafas,

biarkan perut kita untuk membesar. Ketika menghembuskan nafas,

perut kita aka berkontraksi dengan sendirinya. Nafas dalam juga dapat

membantu merilekskan otot abdomen, yang akan juga menghasilkan

aktvitas usus yang normal.

Teknik lainnya. Luangkan waktu minimal 20 menit sehari untuk rileks,

atau melakukan aktivitas yang membuat rileks, seperti mendengarkan

musik, membaca, bermain game ataupun berendam di air hangat.

L. Terapi

Terapi farmakologik

Terapi simptomatik ( biasanya bertujuan untuk menormalisir peristalsis usus

dan mengurangi nyeri abdomen ) untuk menghilangkan gejala IBS untuk

pasien yang datang dengan simptom IBS ringan. Penanganan pasien yang

datang dengan simptom yang berat lebih sulit, karena hanya sedikit obat-obatan

yang telah melalui penelitian dan kontrol terhadap pasien dengan IBS. Terapi

IBS dengan obat-obatan yang ada biasanya ditergetkan untuk menangani gejala

individual, seperti kontipasi, diare, dan nyeri abdomen.3

Konstipasi

Pada praktek klinik, laksatif sering berguna untuk mengatasi konstipasi, tetapi

penggunaannya untuk pasien dengan IBS belum diteliti secara spesifik. Serat

dan bahan-bahan lainnya juga berguna sebagai terapi awal untuk konstipasi.

Page 21: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Tetapi efeksamping dari serat antara lain, bertambahnya rasa kembung, dan

mulas, menyebabkan berkurangnya penggunaan fiber untuk para penderita

IBS.

Tegaserod adalah partial 5-hydroxytryptamine4 (5-HT4 )–receptor agonist,

telah terbukti dari sebuar penelitian memiliki efek yang moderat dalam

menghilangkan simptom dari pasien IBS. 20% pasien yang diterapi dengan

tegaserod memiliki angka perbaikan yang baik dari simptom IBS. Tetapi

karena efek sampingnya yang berupa myocardial iskemia, stroke dan unstable

angina, maka tegaserod dilarang untuk dikonsumsi oleh perempuan yang lebih

muda dari usia 55 tahun.

Diare

Data penelitian tentang penggunaan antidiare sangatlah kurang, tetapi dalam

praktek sehari-hari obat-obatan antidiare sangatlah efektif. Dosis rendah,

sepserti 2 mg loperamide, sangat efektif untuk diare yang tak terkontrol, dan

juga dapat mengurangi kecemasan terhadap urgensi BAB.

Pasien dengan diare yang diterapi dengan 5-HT3–receptor antagonist alosetron

I mg 2 kali sehari selama 12 minggu menunjukkan perbaikan dari urgensi dan

frekuensi dari usus besar, mengurangi nyeri abdomen, dan memperbaiki

kualitas kesehatan. Olansetron telah diakui oleh FDA dan diindikasikan

terutama untuk wanita dengan simptom diare yang berat sekurang-kurangnya 6

bulan dan tidak merespon dengan obat-obatan antidiare biasa. Tetapi

penggunaannya dibatasi karena adanya efek samping yang serius seperti ileus,

obstruksi bowel, impaksi feses dan perforasi.

Nyeri abdomen

Agen antispasmodik (hyoscyamine atau mebeverine ) telah digunakan untuk

penatalaksanaan dari nyeri abdomen pada pasien IBS. Data dari penelitian

tentang efektivitas oba-obatan tersebut masih kurang. Tricyclic antidepressant

sering digunakan untuk menanggulangi simptom IBS dengan dosis rendah (10

Page 22: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

to 75 mg amitriptyline ) dapat mengurangi hiperalgesia, memperbaiki tidur,

dan normalisasi dari transit makanan pada gastrointestinal. Jika digunakan pada

dosis 100 mg sebelum tidur, dapat mengobati depresi dan gangguan cemas

juga. Efek dari tricyclic antidepressant baik untuk menanggulangi nyeri

somatic dan pasien dengan IBS dengan gangguan tidur.

Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor6 ( duloxetine dan vanlafaxine )

telah dibuktikan efektif dalam mengurangi nyeri pada keadaan kronik lainnya

selain IBS, termasuk fibromyalgia. Tetapi data mengenai peran SNRI pada IBS

masih kurang. Ada prevalensi yang tinggi antara gangguan cemas dan terapi

jangka panjang dan resiko dependensi.

Terapi kognitif dan behavioral

Terapi cognitive dan behavioral telah diteliti sebagai terapi psikososial untuk

IBS. Terapi cognitive bertujuan untuk mengubah cara pandang dan persepsi

yang salah perhadap simptom somatik. Terapi behavioral bertujuan untuk

teknik relaksasi dan menumbuhkan kebiasaan yang sehat. Beberapa penelitian

yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa adanya reduksi pada simptom

IBS dengan menggunakan gut-directed hypnosis, yang terdiri dari relaksasi,

perubahan cara pandang dan kepercayaan, dan self-management.

Data perbandingan antara psikoterapi dan farmakoterapi untuk IBS sangat

kurang. Perbaikan dengan menggunakan terapi psikologis dan farmakologis

sepertinya terlihat memiliki kesamaan hasil untuk IBS. Pasien yang diterapi

dengan terapi cognitive-behavioral mendapatkan hasil yang signifikan untuk

mendapatkan reduksi pada simptom gastrointestinal sekurang-kurangnya 50%.

Page 23: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak
Page 24: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Bab III

Kesimpulan

Irritable bowel syndrome ( IBS ) merupaka kumpulan gejala dari rasa tidak nyaman

pada saluran cerna dan gejala-gejalanya meliputi rasa nyeri abdomen, rasa kembung,

diare, konstipasi, distensi abdomen, dan bab disertai lender yang berlangsung kronik

dan berulang.

Diagnosis dari IBS ditegakkan menurut Kriteria Rome dan IBS sangat sulit untuk di

diagnosa karena simptomnya yang tidak khas dan pasien biasanya tidak mengingat

gejala-gejala IBS yang pernah dialaminya pada waktu anak-anak. IBS juga sulit di

diagnosa karena IBS dapat timbul setelah post bacterial infection ( IBS-PI ).

Terapi untuk IBS bertujuan untuk menanggulangi gejala simptomatik dari IBS.

Seperti antispasmodik, antihistamin, probiotik, menjaga diet, dan antidiare. Karena

IBS lebih sering ditemukan pada orang-orang dengan gangguan cemas dan depresi,

maka obat-obatan seperti SNRI antidepressant dapat digunakan. Penanggulangan dari

stress dan depresi, perubahan pola diet dan olah raga yang teratur dapat membantu

untuk mengurangi derajad keparahan dari simptom IBS.

Page 25: Irritable Bowel Syndrome Pada AnakIrritable Bowel Syndrome Pada Anak

Bab IV

Daftar pustaka

1. Irritable Bowel Syndrome [ dari halaman internet ]. Dari: http://about-irritable-bowel-syndrome.net/

2. Emeran A. Mayer. Dalam: Irritable Bowel Syndrome. n engl j med 358;16. 17 April 2008. Diakses tanggal 18 November 2010; dari: http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp0801447

3. Irritable Bowel Syndrome [ dari halaman internet ]. Dari: http://www.mayoclinic.com/health/irritable-bowel-syndrome/DS00106

4. Irritable Bowel Syndrome [ dari halaman internet ]. Dari: http://emedicine.medscape.com/article/180389-overview

5. Cudahman Manan, Ari Faisal Syam. Irritable Bowel Syndrome. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.

6. Chung Owyang. Irritable Bowel Syndrome. Dalam: Harrison’s Principle of Internal Medicine. Edisi 16. United States of America: McGraw Hill; 2005.

7. Irritable Bowel Syndrome [ dari halaman internet ]. Dari: http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/ibs/

8. Bacterial Diarrhea [ dari halaman internet ]. Dari: http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp0904162