Top Banner
[Get a Cbox] refresh name e-mail / url message Go help · smilies · cbox [get this widget]> [Tutup]
4

&iQWa 3Xisi - biofarmaka.ipb.ac.idbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/31 Cinta Puisi... · b o x] r f s h n a m e-i l / u r m e s a g G o h e l p ... Karmawibhangga panil 18 pada

May 25, 2018

Download

Documents

lykhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: &iQWa 3Xisi - biofarmaka.ipb.ac.idbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/31 Cinta Puisi... · b o x] r f s h n a m e-i l / u r m e s a g G o h e l p ... Karmawibhangga panil 18 pada

Senin, 01 September 2014

“Mentradisikan Jamu, Melestarikan Budaya Bangsa”

Menyusuri pagi ditemani matahariJajakan minuman warisan leluhur

Tak peduli letih mengeluhHiraukan keringat terbakar terik

Dengan semangat susuri pelosok jalanTak kenal lelah senantiasa berteriak:

"...Jamu....jamuu....jamuuu..."Djampi dan Oesodo

Ramuan disertai doa yang menyehatkanMenyehatkan Masyarakat, Melestarikan Budaya!

Bila disebutkan kata “Jamu” yang terlintas dalambayangan kita pastilah tertuju pada Si Mbak-mbak yang biasa berkain kebaya menggendongbakul berisi botol-botol dengan ember kecil ditangannya, itulah keseharian jamu yang kitakenal dan lebih populer dengan sebutan Jamu Gendong, yang mana konsumennyakebanyakan dari kalangan menengah ke bawah. Padahal dalam catatan sejarah, awalnyajamu justru hanya dikonsumsi oleh kalangan kerajaan, bisa dilihat dari asal kata jamu yangberasal dari Djampi bahasa kromo inggil (bahasa yang biasa digunakan dilingkungankeraton) dan Oesodo (Djampi artinya penyembuhan menggunakan ramuan obat-obatan sertadoa dan ajian-ajian, sedang Oesodo berarti kesehatan), sedangkan kata jamu itu sendiriadalah bahasa Jawa Madyo ‘Masyarakat Umum’ dari Djampi. Selain itu, juga didukungdengan banyaknya dokumen-dokumen berupa Serat/Primbon yang berasal dari Kerajaan(baca: Keraton) yang menuliskan tentang jamu atau djampi ini, seperti: dalam Serat Centhiniyang ditulis atas perintah Kanjeng Gusti Adipati Anom Amengkunegoro III yang memerintahSurakarta pada tahun 1820-1823 Masehi, Serat Kaoro Bap Djampi-djampi (TulisanPengetahuan Tentang Jamu-jamu) ditulis pada tahun 1858 Masehi, yang memuat sebanyak1734 ramuan Djampi. Sedangkan catatan ‘dokumen’ yang sudah menggunakan istilah jamuditemukan pada Serat Parimbon Djampi Ingkang Sampoen Kangge Ing Salami-laminipoenditulis tahun 1875 Masehi. Hingga tak heran jika pada abad ke-17, pada masa kekuasaanKerajaan Mataram para puteri-puteri keraton menggunakan jamu untuk menjaga kesehatan,pengobatan, kecantikan dan lain-lain. Seiring berjalannya kebutuhan pelayanan kesehatan dimasyarakat, serta berkembangnya pengetahuan tentang jamu di kalangan Walyan atauTabib, maka timbul gagasan untuk menjajakan jamu secara dipikul oleh lelaki dan digendong

Biofarmaka IPB

Entri Populer

"Puisi"Didera sepi, ku cumbuidirimu; pada helai daunlontar! dengan pena gairah;menggores kata bagai

kecupan! melalui bait-bait bel...

“Mentradisikan Jamu,Melestarikan BudayaBangsa”Menyusuri pagi ditemanimatahari Jajakan minuman

warisan leluhur Tak peduli letih mengeluhHiraukan keringat terb...

Lukisan Cinta"Lukisan Cinta" Ketika sangmalam Membentangkankanvas hitamnya Kutorehkan warna kerinduan

Pada putihnya awan ketulusan kasi...

How Can I 4get U"How Can I 4get U?"Bagaimana aku bisamelupakanmu? jika setiaprintik gerimis hanya

Cinta Puisi"Cinta...terima kasih atas luka yang kau beri, karena perihnya menginspirasi berjuta...Puisi"

Home Posts RSS Comments RSS Edit

2

Tweet

1

Get floatingshare buttons

58

Like

Share

2 Aug 14, 12:43 PMlilas: baguuus

21 Jul 14, 05:12 AM [Get a Cbox] refresh

name e-mail / url

message Go

help · smilies · cbox

[get this widget]> [Tutup]

Page 2: &iQWa 3Xisi - biofarmaka.ipb.ac.idbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/31 Cinta Puisi... · b o x] r f s h n a m e-i l / u r m e s a g G o h e l p ... Karmawibhangga panil 18 pada

dengan menggunakan bakul oleh perempuan. Dan ternyata, Jamu Gendonglah yang masihbisa survive ‘bertahan’ sampai saat ini. Hingga Pemerintah menilai perlu untuk merumuskanperaturannnya yaitu mengenai Jamu Gendong sebagai Obat Tradisional dalam PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007 Tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, dan Jamu Gendong terdapat pada pasal 1 butir ke-10: “Usaha Jamu Gendong adalah usaha yang dilakukan oleh perorangan dengan menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat segar dengantujuan untuk dijajakan langsung kepada konsumen”. Begitulah perjalanan panjang jamu yang konon sudah ada/diciptakan sejak zamanMesolitikum dan Neolitikum, dengan ditemukannya peralatan lumpang batu dan pipisan yangbiasa digunakan oleh nenek moyang kita untuk memproses pembuatan makanan danJamu. Hingga terus berkembang ke zaman kerajaan-kerajaan dan diabadikan dalamrelief candi, prasasti dan artefak lainnya (baca: daun lontar). Salah satu contoh dalam reliefKarmawibhangga panil 18 pada candi Borobudur yang menggambarkan pembuatan jamumenggunakan pipisan untuk perawatan kesehatan dengan pemijatan dan penggunaanramuan jamu atau Saden Saliro. Begitu juga terdapat pada candi Brambang, Panataran,Sukuh dan Tekalwangi dan candi lainnya. Dalam Prasasti Madhawapura disebutkanmengenai beberapa resep Jamu dari Kerajaan Majapahit, juga tentang proses pembuatan danperacik jamu yang disebut Acaraki. Banyak lagi prasasti yang menceritakan mengenai jamu,seperti: Balawi, Sidoteka, Bendosari, Biluluk dan lain-lain.

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan Jamu? Menurut Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia (Nomor: 003/MENKES/PER/I/2010):

“Jamu adalah Obat Tradisional Indonesia”Sedangkan pengertian Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahantumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahantersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkanpengalaman. Keunggulan jamu terlihat dari bahan-bahannya yang tidak menggunakan bahankimia sehingga meminimalisasi efek sampingnya, fenomena “Back to Nature” juga turutmendongkrak kembali pamor jamu sebagai pengganti obat kimia, selain karena bahan-bahannya yang alami juga dikarenakan penggunaannya yang telah beratus-ratus tahun,tentunya! sudah sangat teruji kemanjurannya. Dalam Undang-undang (baca: PeraturanMenteri Kesehatan), pemerintah juga telah mengatur tentang uji kelayakan ‘saintifikasi’ Jamusebagai obat tradisional (Saintifikasi Jamu adalah pembuktian ilmiah Jamu melalui penelitianberbasis pelayanan kesehatan). Hal ini sangat diperlukan sekali, selain untuk menjagakualitas mutu jamu, juga sebagai pembuktian bahwa jamu secara ilmiah memang layakmenjadi obat dengan efek samping yang minim.Dalam hal pengemasan untuk mempermudah pengonsumsiannya, jamu sudah tersediadalam berbagai bentuk dan kemasan seperti: permen, es krim, kue, puding, coklat, pil, tablet,cairan dalam sachet/botol dan tentu saja serbuk. Penjajaannya pun sudah menggunakankios, gerai/outlet dan cafe. Demikian pula dalam hal penyajiannya, Jamu sudah bisadikonsumsi dalam keadaan dingin atau menggunakan es, bahkan sudah ada terobosan baruberupa es krim jamu.Melihat itu semua, sangat pantas sekali bagi kita untuk mentradisikan ‘membiasakan’kembali budaya mengonsumsi jamu, bukan hanya sekedar untuk alasan kesehatan saja tapijuga sebagai wujud rasa terima kasih atas warisan budaya leluhur ini dan berpartisipasidalam melestarikannya. Sudah selayaknya bila jamu dicanangkan sebagai primadona obattradisional di nusantara dan manca negara sebagai produk ekspor. Ditambah lagi sudahdiajukannya jamu ke UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan KebudayaanPBB) sebagai warisan budaya tak-benda bangsa Indonesia (Intangible CulturalHeritage), Hingga benar-benar dapat terwujud jamu sebagai warisan budaya kebanggaanbangsa yang menjadi primadona di negeri sendiri dan manca negara.

mendatangkan kerinduan pada warnawarni...

Hopeless"Hopeless" Musimpenghujan belum juga redamembasahi mata inikemarau panjang kerinduan

telah menghantui di depan mataentahlah...

Sunyi Malam DinginMalam yang sunyi lirihberbisik: mendesahkansejuta helaan nafaskerinduan! didekap dingin

yang membekukan keputus-asaan!!berselimut aw...

"Pengantin Sunyi""Pengantin Sunyi" Kucumbui selalu; malam sunyiberwajah pasi! Tanpa kata-kata! bahkan desah nafas!

karena ...

Puisi Cinta KaryaPujangga Angkatan 66Puisi Cinta PujanggaAngkatan 66 Setelah sedikitmengupas tentang karya

Pujangga Islam dan puisi-puisi cinta yangmenjadi ...

"Cincin Cinta""Cin_Cin_Ta" Kupersembahkan sebuahcincin padamu! Agar kemilaupesonanya selalu

menerangi hatimu; Hingga setia selalumengh...

Puisi Dalam FilmPuisi Dalam Film Untukmemperindah film yangbertema romantis, puisi cintabanyak dimasukkan ke

dalam skenario. Disamping, banyak...

Translate:

by : BTF

Blog Archive

▼ 2014 (31)

► Juli (18)

► Agustus (12)

▼ September (1)

“Mentradisikan Jamu, MelestarikanBudaya Bangsa”

Cari di Blog Ini

Cari

1

Page 3: &iQWa 3Xisi - biofarmaka.ipb.ac.idbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/31 Cinta Puisi... · b o x] r f s h n a m e-i l / u r m e s a g G o h e l p ... Karmawibhangga panil 18 pada

Tentunya diperlukan upaya bersama dari pihak: pemerintah, petani jamu, pengusaha jamu‘pembuat dan penjual jamu’ dan masyarakat sebagai konsumen untuk melestarikan jamu ini.Apalagi jika bermaksud menjadikan jamu sebagai primadona produk ekspor, kesadaranuntuk mengonsumsi dan kebanggaan akan jamu harus dimulai pada diri kita sendiri.Beberapa hal berikut mungkin berguna untuk membantu melestarikan jamu sebagai warisanbudaya kebanggaan bangsa Indonesia:Di mulai dari petani jamu sebagai produsen dari bahan-bahan pembuatan jamu denganmeningkatkan mutu ‘kualitas dan kuantitas’ tanaman jamu melalui penggunaan bibit ungguldan membuat terobosan percepatan budi daya tanaman jamu, apalagi jika bisamembudidayakannya tanpa menggunakan pupuk kimia yang tentunya selain lebih higienisjuga akan menaikkan nilai jualnya, pemerintah juga harus berperan aktif dalam pengadaanbibit jamu, pupuk dan juga penyuluhan-penyuluhan cara budi-dayanya yang efektif.Dalam proses pembuatannya, pengusaha jamu harus terus mengadakan riset baik itu yangdilakukan oleh intern lembaga riset perusahaannya atau berkejasama dengan lembaga risetlainnya dengan terus menggali ‘menginovasi’ resep-resep jamu dan mengujinya secarailmiah serta memperbaharui bentuk dan kemasannya mengikuti perkembangan zaman,menciptakan mesin produksi jamu yang lebih canggih ‘higienis, ekonomis dan praktis’,mewaralabakan penjualan jamu kepada masyarakat (bisa juga dengan membuat jaringanMLM), mengadakan even-even agar jamu lebih populer dan dikenal lagi oleh semua lapisanmasyarakat (berkerja sama dengan pemerintah atau organisasi lainnya, dengan mengadakaneven-even seperti mengadakan lomba racik jamu antar penjual jamu gendong ataumasyarakat umum, minum jamu bersama dengan jumlah peserta yang terus ditingkatkan daritahun ke tahun, lomba menulis artikel atau buku tentang jamu di lingkungan sekolah atauumum dan lain-lain).Sebagai fasilitator, pemerintah harus dapat mensinergikan semua fihak mulai dari petanijamu, penjual jamu gendong, pengusaha jamu dan masyarakat, aktif dalam memantauproduk-produk jamu yang beredar di pasaran termasuk merazia jamu tanpa izin berikutpabriknya, merazia kios-kios jamu yang disalah gunakan menjadi tempat menjual minumankeras, secara berkala memberikan penyuluhan atau penataran kepada penjual Jamu gendongmengenai pembuatan Jamu yang higienis juga ekonomis serta praktis, mengalokasikan danakhusus ‘pinjaman lunak’ untuk semua pihak dalam mengembangkan usaha jamu, menjadiporos dalam even-even bersama dan bisa menggabungkan semua fihak dalam rangkamemperkenalkan jamu, menciptakan slogan baru untuk jamu misal; “lima sempurna enambijaksana” (untuk mendapatkan slogan terbaik bisa dengan dilombakan), berkerja samadengan pengusaha jamu dan masyarakat terutama fihak sekolah melakukan studytour/wisata secara berkala ke musium jamu dan kampung jamu, dan yang terpenting! turutmencari celah pangsa pasar jamu (bersama pengusaha jamu tentunya) untuk diekspor kemanca negara dan membuat regulasi yang mendukung hingga jamu bisa menjadi primadonaproduk ekspor kebanggaan bangsa Indonesia.Dan yang terakhir, pihak konsumen ‘masyarakat’ sebagai pengguna jamu; harus memulainyadengan menanamkan kesadaran untuk mencintai jamu sebagai tradisi dan budaya warisanleluhur sedari dini dengan contoh sederhana seperti: membiasakan anak-anak minum Jamuberas kencur untuk meningkatkan nafsu makan, memperkenalkan tanam-tanaman jamudengan menanamnya di pekarangan, mengajak keluarga berwisata ke musium jamu ataukampung jamu, dan yang paling berkesan dengan mencoba membuat jamu bersamakeluarga seperti membuat es krim jamu misalnya.

Jika semua pihak dapat berkerja sama, bukan tak mungkin jamu menjadi primadona obatalternatif, bukan hanya di indonesia tapi juga di mancanegara. Mari kita mentradisikankembali: "Mengonsumsi jamu; menyehatkan! sekaligus melestarikan tradisi budaya bangsa".

Sumber Link dan Gambar:http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-info/501-info-jamu-as-world-cultural-heritage-2013http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collectionhttp://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journalhttp://jdih.pom.go.idhttp://jualjamuacehdenpasardijakartautara.blogspot.com

Site Map:

September 2014[01] “Mentradisikan Jamu,Melestarikan Budaya Bangsa”August 2014[30] Senja Hitam[28] Rindu Rembulan[28] SUJUD[25] Sebatang Rokok[23] Rindu[22] Merah Putih Cintaku![15] Merdeka atau Mati![14] Pagi Ini[06] Rembulan Dan Bintang[05] How Can I 4get U[05] Hopeless[01] Puisi Cinta Karya PujanggaAngkatan 66July 2014[31] Puisi Dalam Film[28] Mohon Maaf Lahir-Bathin[23] Poesis[23] Sunyi Malam Dingin[22] Senja[22] Medley[21] Pujangga Islam[20] Lukisan Cinta[19] Jiwa Seindah Dirimu[19] Luruh Dalam Hampa[18] Lilin Cinta[18] "Apalah Aku Ini?"[17] "Cincin Cinta"[17] "Kado Cinta"[16] "Pengantin Sunyi"[16] "Altar Cinta"[15] "Cinta"[15] "Puisi"

Langganan

Contact Us:

Panglima Tianfeng

Lihat profil lengkapku

Google+ Followers

Panglima Tianfeng

10 memiliki saya dilingkaran

Lihatsemua

+ ke lingkaran

Google+ Badge

Panglima Tianfeng

10 pengikut

Ikuti

Join this sitewith Google Friend Connect

Members (1)

Already a member? Sign in

Pos

Komentar

Page 4: &iQWa 3Xisi - biofarmaka.ipb.ac.idbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/31 Cinta Puisi... · b o x] r f s h n a m e-i l / u r m e s a g G o h e l p ... Karmawibhangga panil 18 pada

« Posting Lama Buat sebuah Link

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id http://Mifkhoirmaunasyif.blogspot.comhttp://newherbatic.blogspot.comhttp://yogyakarta.panduanwisata.com

Diposkan oleh Panglima Tianfeng di 20.04

0 komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Tukar Link Otomatis danGratis:

1. You're first!

Mister Linky's Magical WidgetsIf you are participating in Friday's Feast,

fill in the form below and press Enter.

Your name:

Your URL: Enter

Please leave a comment after linking...Thank you!

Click here for Mister Linky'sname/URL cookie removal tool.

Friday's Feast HomeView More Friday's Feast Participants

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Cinta Puisi. All rights reserved. Blogger templates created by Templates Block

Wordpress theme by Business Phone Service and Business Phone Line