Top Banner
IPB P a r i w a r a PARIWARA IPB/November 2015/ Volume 283 Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah CP Editor : Nunung Munawaroh Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaluddin, Waluya S, Ahsan S, Aris Solikhah Fotografer: Cecep AW, Bambang A Layout : Devi Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Dr. Hajrial Aswidinnoor (Peneliti Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta) Prof.Dr. Slamet Budijanto (Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta) Prof.Dr. Lilis Nuraida (Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta) Meraih Anugerah Indofood Riset Nugraha 2015 Selamat atas Prestasi Membanggakan Direktorat Riset dan Inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB menyelenggarakan “The 2nd International Symposium on LAPAN-IPB Satellite for Food Security and Environmental Monitoring”, (17-18/11). Kegiatan yang digelar di IPB International Convention Center (IICC) Bogor ini, diikuti oleh ratusan peneliti dari Indonesia, Jerman, Jepang, Finlandia, dan Selandia. Simposium ini merupakan kerjasama antara IPB dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk pemanfaatan Lapan-IPB Satelit (Lisat) dalam rangka monitoring ketahanan pangan dan pemantauan lingkungan. Demikian dikatakan Direktur Riset dan Inovasi IPB, Prof. Dr. Iskandar Z. Siregar. “Simposium ini juga untuk mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan penginderaan jarak jauh di LAPAN,” ujarnya. Wakil Rektor bidang Sarana dan Bisnis IPB, Dr. Arif Imam Suroso dalam sambutan pembukaan mengatakan, “Pengembangan satelit kerjasama LAPAN dan IPB sangat penting untuk menunjang program ketahanan pangan nasional. Sebagai tahap awal, satelit Lisat akan digunakan untuk memberikan informasi satelit yang terkait dengan pemantauan lahan pertanian musiman khususnya untuk produksi beras, yang difokuskan pada perolehan hasil panen atau untuk memprediksi terbaik musim tanam. Namun, satelit ini dikembangkan tidak hanya untuk tujuan pertanian, tetapi juga untuk kelautan dan perikanan, kehutanan dan iklim seperti tercantum dalam Renstra IPB tahun 2014/2018. Ketersediaan data dari hasil LAPAN-IPB Satelit diyakini memberikan dampak yang sangat besar dalam pengembangan sumberdaya manusia Indonesia dan pengembangan keilmuan penginderaan jauh di Indonesia”. Kepala LAPAN, Prof.Dr. Thomas Djamaluddin mengatakan, sensor yang akan terpasang dalam LISAT memiliki kemampuan menyediakan data dasar bagi pemantauan lahan pertanian semusim, terutama padi, yang ditekankan pada perolehan informasi berbagai fase pertumbuhan padi serta estimasi luasan panen atau awal musim tanam. “Satelit Lisat atau satelit A3 ini akan diluncurkan pada pertengahan 2016,” ujarnya. (Awl) IPB Gelar Simposium Satelit Ketahanan Pangan dan Pemantauan Lingkungan Kontes Ayam Bekisar Nasional 2015 yang berlangsung di Lapangan Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Baranangsiang, Bogor, Minggu (15/11) adalah kontes pertama di IPB hasil kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB dengan Keluarga Penggemar Ayam Bekisar Indonesia (Kemari). Ratusan peserta yang ikut kontes berasal dari Bali, Madura, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. “Ayam bekisar dikategorikan sebagai ayam pesuara. Ayam bekisar adalah hasil persilangan antara ayam hutan hijau jantan dengan ayam lokal Indonesia, terutama ayam kampung. Asalnya dari Kabupaten Sumenep, Madura. Diantara ayam pesuara lainnya, seperti ayam pelung dari Kabupaten Cianjur- Jawa Barat, ayam ketawa dari Kab. Sidrap-Sulawesi Selatan, ayam kukuak balenggek dari Kab. Solok-Sumatra Barat, dan ayam gaok dari Madura, hanya ayam bekisar yang belum terdaftar sebagai plasma nutfah ayam asli Indonesia. Ayam pesuara lainnya sudah mempunyai pengakuan atau mendapatkan SK dari Kementerian Pertanian RI,” ujar Maria Ulfa, S.Pt, M.Si, staf pengajar Fakultas Peternakan IPB yang juga Ketua Panitia. Menurutnya, kegiatan ini diinisiasi dalam rangka menuju pendaftaran bekisar sebagai plasma nutfah ayam asli Indonesia. Dalam kontes ini yang dinilai adalah kesehatan dan penampilan ayam bekisar. Tak heran, jika ayam yang menjadi juara akan meningkat harga jualnya. “Kontes ini memperebutkan piala bergilir Rektor IPB dan Piala Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan, Kementan RI. Tahun depan IPB akan gagas kongres ayam dan kontes ayam pesuara, tetapi tingkatannya naik hingga level dunia,” tuturnya.(zul) IPB Kawal Bekisar sebagai Plasma Nutfah Indonesia
2

IPB P a r i w a r abiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 283.pdf · (IPB) tiba di Desa Dramaga Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Jumat (13/11). Kepala Desa Dramaga,

Mar 03, 2019

Download

Documents

ngohuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IPB P a r i w a r abiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 283.pdf · (IPB) tiba di Desa Dramaga Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Jumat (13/11). Kepala Desa Dramaga,

IPBP a

r i

w a

r a

PARIWARA IPB/November 2015/ Volume 283Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah CP

Editor : Nunung Munawaroh Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaluddin, Waluya S, Ahsan S, Aris Solikhah Fotografer: Cecep AW, Bambang A Layout : Devi Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB

Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Dr. Hajrial Aswidinnoor (Peneliti Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta)

Prof.Dr. Slamet Budijanto (Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta)

Prof.Dr. Lilis Nuraida (Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta)

Meraih Anugerah Indofood Riset Nugraha 2015

Selamat atas Prestasi Membanggakan

Direktorat Riset dan Inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB menyelenggarakan “ The 2nd International Symposium on LAPAN-IPB S ate l l i te fo r Fo o d S e c u r i t y a n d Environmental Monitoring”, (17-18/11).

Kegiatan yang digelar di IPB International Convention Center (IICC) Bogor ini, diikuti oleh ratusan peneliti dari Indonesia, Jerman, Jepang, Finlandia, dan Selandia.

Simposium ini merupakan kerjasama antara IPB dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk pemanfaatan Lapan-IPB Satelit (Lisat) dalam rangka monitoring ketahanan pangan dan pemantauan lingkungan. Demikian dikatakan Direktur Riset dan Inovasi IPB, Prof. Dr. Iskandar Z. Siregar. “Simposium ini juga untuk mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan penginderaan jarak jauh di LAPAN,” ujarnya.

Wakil Rektor bidang Sarana dan Bisnis IPB, Dr. Arif Imam Suroso dalam sambutan pembukaan mengatakan, “Pengembangan satelit kerjasama LAPAN dan IPB sangat penting untuk menunjang program ketahanan pangan nasional. Sebagai tahap awal, satelit Lisat akan digunakan untuk memberikan informasi satelit yang terkait dengan pemantauan lahan pertanian musiman khususnya untuk produksi beras, yang difokuskan pada perolehan hasil panen atau untuk memprediksi terbaik musim tanam. Namun, satelit ini dikembangkan tidak hanya untuk tujuan pertanian, tetapi juga untuk kelautan dan perikanan, kehutanan dan iklim seperti tercantum dalam Renstra IPB tahun 2014/2018. Ketersediaan data dari hasil LAPAN-IPB Satelit diyakini memberikan dampak yang sangat besar dalam pengembangan sumberdaya manusia Indonesia dan pengembangan keilmuan penginderaan jauh di Indonesia”.

Kepala LAPAN, Prof.Dr. Thomas Djamaluddin mengatakan, sensor yang akan terpasang dalam LISAT memiliki kemampuan menyediakan data dasar bagi pemantauan lahan pertanian semusim, terutama padi, yang ditekankan pada perolehan informasi berbagai fase pertumbuhan padi serta estimasi luasan panen atau awal musim tanam. “Satelit Lisat atau satelit A3 ini akan diluncurkan pada pertengahan 2016,” ujarnya. (Awl)

IPB Gelar Simposium Satelit Ketahanan Pangan dan Pemantauan Lingkungan

Kontes Ayam Bekisar Nasional 2015 yang b e r l a n g s u n g d i Lapangan Kampus Institut Pertanian B o g o r ( I P B ) B a r a n a n g s i a n g , B o g o r , M i n g g u (15/11) adalah kontes pertama di IPB hasil

kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB dengan Keluarga Penggemar Ayam Bekisar Indonesia (Kemari). Ratusan peserta yang ikut kontes berasal dari Bali, Madura, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Ayam bekisar dikategorikan sebagai ayam pesuara. Ayam bekisar adalah hasil persilangan antara ayam hutan hijau jantan dengan ayam lokal Indonesia, terutama ayam kampung. Asalnya dari Kabupaten Sumenep, Madura. Diantara ayam pesuara lainnya, seperti ayam pelung dari Kabupaten Cianjur-Jawa Barat, ayam ketawa dari Kab. Sidrap-Sulawesi Selatan, ayam kukuak balenggek dari Kab. Solok-Sumatra Barat, dan ayam gaok dari Madura, hanya ayam bekisar yang belum terdaftar sebagai plasma nutfah ayam asli Indonesia. Ayam pesuara lainnya sudah mempunyai pengakuan atau mendapatkan SK dari Kementerian Pertanian RI,” ujar Maria Ulfa, S.Pt, M.Si, staf pengajar Fakultas Peternakan IPB yang juga Ketua Panitia.

Menurutnya, kegiatan ini diinisiasi dalam rangka menuju pendaftaran bekisar sebagai plasma nutfah ayam asli Indonesia. Dalam kontes ini yang dinilai adalah kesehatan dan penampilan ayam bekisar. Tak heran, jika ayam yang menjadi juara akan meningkat harga jua lnya. “Kontes in i memperebutkan piala bergilir Rektor IPB dan Piala Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan, Kementan RI. Tahun depan IPB akan gagas kongres ayam dan kontes ayam pesuara, tetapi tingkatannya naik hingga level dunia,” tuturnya.(zul)

IPB Kawal Bekisar sebagai Plasma Nutfah Indonesia

Page 2: IPB P a r i w a r abiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 283.pdf · (IPB) tiba di Desa Dramaga Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Jumat (13/11). Kepala Desa Dramaga,

Tim Jumat Keliling (Jumling) Institut Pertanian Bogor (IPB) tiba di Desa D r a m a g a K e c a m a t a n D r a m a g a Kabupaten Bogor, J u m a t ( 1 3 / 1 1 ) . K e p a l a D e s a D r a m a g a , Ya y a t Supriatna, dalam s a m b u t a n n y a

mengatakan, “IPB merupakan sekolah tinggi pertanian yang ternama, IPB gudangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudah saatnya warga lingkar kampus menimba ilmu di IPB. Warga lingkar kampus jangan merasa malu untuk datang dan belajar di IPB. Ayo bangkitkan semangat anak-anak kita, tunjukkan prestasi yang tinggi”. Selanjutnya, Yayat menyampaikan harapan agar ke depan IPB dan warga Desa Dramaga dapat terus bers inerg i untuk memajukan dan mengembangkan potensi yang ada di salah satu desa binaan IPB ini.

Jumling IPB di Desa Dramaga Ketua rombongan Jumling IPB, Dr. Hartoyo menyampaikan, “IPB menganggap keberadaan desa-desa lingkar kampus merupakan satu hal yang sangat potensial untuk dikembangkan ke arah lebih baik. Jumling IPB adalah salah satu kepedulian IPB terhadap warga lingkar kampus untuk berkomunikasi langsung, berinteraksi mengenai berbagai harapan untuk memajukan desa, terutama dalam bidang lingkungan, seperti pertanian, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial”. Dalam kesempatan ini, Dr Hartoyo yang juga Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB berujar perihal pentingnya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga yang masih menjadi masalah bagi warga Desa Dramaga. Menurutnya, kalau saja setiap rumah tangga bisa dengan baik mengelola sampah, maka sampah yang menumpuk di pembuangan sampah sementara tidak akan terjadi.

Kegiatan Jumling IPB di Desa Dramaga ini dirangkai dengan pemberian santunan kepada anak yatim, alat-alat kesehatan untuk Posyandu, peralatan belajar untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Al-Quran untuk Madrasah. Turut hadir dalam Jumling kali ini antara lain Agrianita IPB, perwakilan Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) LPPM IPB Warcito, SP, MM, tim LPPM dan tim Humas IPB. (Awl)

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Forum Komunikasi dan Kemitraan Perikanan Tangkap (FK2PT) menyelenggarakan Seminar Nasional Perikanan Tangkap (Semnastangkap) 6 pada tanggal 22 Oktober 2015 di Auditorium Sumardi Sastrakusumah FPIK IPB. Dalam laporannya, Dr. Iin Solihin sebagai Ketua Pelaksana mengatakan bahwa latar belakang dilaksanakannya seminar ini adalah besarnya tantangan perikanan tangkap yang dihadapi saat ini, terutama dengan akan dilaksanakannya kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang tinggal menghitung hari.

Pelaksanaan seminar nasional ini diharapkan mampu mensinergikan para stakeholders perikanan tangkap/laut dalam pembangunan perikanan tangkap Indonesia dalam menghadapi pelaksanaan MEA 2015. Pada kesempatan ini dilakukan diseminasi hasil-hasil kajian di bidang perikanan tangkap yang meliputi teknologi, manajemen dan sosial ekonomi.

Seminar Nasional Perikanan Tangkap Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor bidang Sumberdaya dan Kajian Strategis IPB, Prof.Dr. Hermanto Siregar. Dalam sambutannya Wakil Rektor menyampaikan perlunya terobosan kebijakan yang efektif dan tepat sasaran sesuai dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan yang memperhatikan aspek pertumbuhan ekonomi, kelestarian sumberdaya dan keharmonisan sosial.

Kebijakan yang dirumuskan harus didasarkan pada kajian ilmiah dengan melakukan juga konsultasi publik yang memadai sehingga kebijakan akan efektif dan dapat terhindar dari gejolak sosial yang besar. Sebagai contoh, kebijakan pelarangan alat tangkap, perlu memperhatikan aspirasi masyarakat pelaku perikanan dan membuat antisipasi solusi dari dampak kebijakan.

Seminar kali ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu Staf Ahli Menteri bidang Ekonomi dan Sosial Budaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Ir. Saut P. Hutagalung, MM. Ia menjelaskan mengenai potensi dan tantangan sektor Kelautan dan Perikanan dalam menghadapi pemberlakukan MEA. Pembicara lainnya adalah Dr. Fedi A. Sondita (akademisi dari Departemen PSP FPIK IPB) yang memaparkan Kesiapan Riset Teknologi dan SDM Perikanan Tangkap Menghadapi MEA, dan Adi Surya (Asosiasi Kapal Pengangkut Ikan Indonesia dan Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia) dengan materi Status dan Strategi Investasi Perikanan Tangkap.

Sebanyak 73 makalah dipresentasikan oleh para peneliti bidang perikanan laut dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian, pengambil kebijakan dari kalangan pemerintah, organisasi profesi yang berkaitan dengan perikanan tangkap, pengusaha dan praktisi perikanan tangkap. Diikuti pula oleh para mahasiswa serta masyarakat pemerhati perikanan laut lainnya. Peserta seminar ini berasal dari 21 perguruan tinggi, delapan lembaga penelitian dan dua praktisi/masyarakat umum.***