Top Banner
IPB P a r i w a r a PARIWARA IPB/ Oktober 2015/ Volume 273 Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah Reporter : Aris Solikhah, Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaludin, Waluya S, Ahsan S Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Seminar Nasional “Penanggulangan Bencana di Sektor Pertanian dan Upaya Pengurangan Risikonya”, Kamis (1/10), di IPB International Convention Center (IICC) Bogor. Kepala Pusat Studi Bencana LPPM IPB, Prof. Dr. Euis Sunarti, mengatakan, “Penting bagi Pusat Studi Bencana LPPM IPB untuk melakukan konsolidasi penanggulangan bencana terkait pertanian dan upaya pengurangan risikonya. Tujuannya adalah untuk mengelaborasi lingkup bencana terkait pertanian, merumuskan upaya penanggulangan bencana di sektor pertanian, membangun jejaring dengan para pihak terkait bencana di sektor pertanian, dan mendorong IPB sebagai institusi terdepan yang terkait kontribusi Ipteks bagi penanggulangan bencana di sektor pertanian”. Sementara itu, Kepala LPPM IPB, Dr. Prastowo dalam sambutan sekaligus membuka seminar menyampaikan, “Dalam penanggulangan bencana di sektor pertanian dan upaya pengurangan risikonya ada dua hal yang harus dicermati. Pertama, pertanian sebagai penyebab terjadinya Penanggulangan Bencana di Sektor Pertanian dan Upaya Pengurangan Risikonya bencana, jangan bercocok tanam di lereng gunung atau di dataran tinggi yang tidak memenuhi kaidah‐kaidah konservasi. Kedua, pertanian sebagai korban bencana alam. Sekarang ini banyak wilayah pertanian yang mengalami kekeringan hebat, gunung yang meletus juga berakibat merusak areal pertanian. Semua ini mengakibatkan petani kita sangat mengalami kerugian yang sangat tinggi”. Seminar ini menghadirkan keynote speaker Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ir. Medi Herlianto, C.ES. Sesi pertama dengan moderator Dosen Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB Dr. Harianto, menghadirkan narasumber Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Ekonomi RI, Ir. Musdhalifah Machmud, MT; Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS RI, Ir. Nono Rusono, MSi; Guru Besar FEM IPB Prof. Dr. Hermanto Siregar; serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Haris Syahbuddin. Sementara sesi kedua dengan moderator Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Dr. Arif Satria, menghadirkan narasumber Dosen Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Armi Susandi; Dosen Fakultas Kehutanan IPB Prof. Dr. Herry Purnomo; Dosen Fema IPB Dr. Lala Kolopaking, dan Kepala Pusat Studi Bencana LPPM IPB Prof. Dr. Euis Sunarti. (Awl) Tepat di ulang tahunnya yang ke‐ 22, Radio Agri FM menyelenggarakan kegiatan re‐ launching yang dilaksanakan pada Sabtu (3/10), bertempat di Studio Agri FM Kampus IPB Dramaga, Bogor. Kegiatan re‐ launching ini dilaksanakan dengan adanya integrasi pengelolaan Agri FM di bawah manajemen Green TV. Kegiatan re‐launching diresmikan secara langsung oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB Dr. Arif Satria. “Agri FM memiliki peran yang strategis baik internal maupun eksternal. Keberadaan Agri FM sangat bermanfaat sebagai media pelatihan mahasiswa, terlebih dengan adanya mata kuliah media siaran. Kami harap ini dapat benar‐benar menjadi laboratorium yang dapat melayani fungsi baik secara akademik maupun pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan,” ujar Dr. Arif. Agri FM didirikan pada tahun 1993 dengan tujuan awal untuk menyebarluaskan gagasan dan hasil penelitian IPB kepada masyarakat secara luas. Agri FM juga dimanfaatkan untuk menjadi wadah latihan mahasiswa khusunya dari Program Studi Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian pada waktu itu. Hingga saat ini Agri FM terus mengudara dengan para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Agri FM sebagai tenaga penyiar. Hal ini merupakan bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang IPB lakukan, yakni pengabdian kepada masyarakat. Dalam kesempatan ini Kepala Green TV Dr. Anna Fatchiya menyampaikan selamat untuk Agri FM yang telah mengudara selama 22 tahun ini. “Semoga menjadi lebih baik dan terus bermanfaat untuk IPB, bangsa dan negara,” harap Dr. Anna. Turut hadir juga dalam kegiatan re‐launching ini antara lain Kepala Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MSi, Koordinator Mata Kuliah Media Siaran Dr. Amiruddin Saleh, serta Dr. Dwi Sadono yang mewakili Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) Fema IPB. (as) Re‐Launching Agri FM
2

IPB P a r i w a r abiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 273.pdf · memiliki peran yang strategis baik internal maupun eksternal. ... laboratorium yang dapat

Mar 08, 2019

Download

Documents

buikhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IPB P a r i w a r abiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 273.pdf · memiliki peran yang strategis baik internal maupun eksternal. ... laboratorium yang dapat

IPBP a

r i

w a

r a

PARIWARA IPB/ Oktober 2015/ Volume 273Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah

Reporter : Aris Solikhah, Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaludin, Waluya S, Ahsan S Layout : Devi Fotografer: Cecep AW,

Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat

Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Seminar Nasional “Penanggulangan Bencana di Sektor Pertanian dan Upaya Pengurangan Risikonya”, Kamis (1/10), di IPB International Convention Center (IICC) Bogor.

Kepala Pusat Studi Bencana LPPM IPB, Prof. Dr. Euis Sunarti, mengatakan, “Penting bagi Pusat Studi Bencana LPPM IPB untuk melakukan konsolidasi penanggulangan bencana terkait pertanian dan upaya pengurangan risikonya. Tujuannya adalah untuk mengelaborasi lingkup bencana terkait p e r t a n i a n , m e r u m u s k a n u p a y a penang gulangan bencana d i sektor pertanian, membangun jejaring dengan para pihak terkait bencana di sektor pertanian, dan mendorong IPB sebagai institusi terdepan yang terkait kontribusi Ipteks bagi penanggulangan bencana di sektor pertanian”.

Sementara itu, Kepala LPPM IPB, Dr. Prastowo dalam sambutan sekaligus membuka seminar menyampaikan, “Dalam penang gulangan bencana d i sektor pertanian dan upaya pengurangan risikonya ada dua hal yang harus dicermati. Pertama, pertanian sebagai penyebab terjadinya

Penanggulangan Bencana di Sektor Pertanian dan Upaya Pengurangan Risikonya

bencana, jangan bercocok tanam di lereng gunung atau di dataran tinggi yang tidak memenuhi kaidah‐kaidah konservasi. Kedua, pertanian sebagai korban bencana alam. Sekarang ini banyak wi layah pertanian yang mengalami kekeringan hebat, gunung yang meletus juga berakibat merusak a r e a l p e r t a n i a n . S e m u a i n i mengakibatkan petani kita sangat mengalami kerugian yang sangat tinggi”.

Seminar ini menghadirkan keynote speaker Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ir. Medi Herlianto, C.ES. Sesi pertama dengan moderator Dosen Departemen Agr ib i sn is Faku l tas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB Dr. Harianto, menghadirkan narasumber Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Ekonomi RI, Ir. Musdhalifah Machmud, MT; Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS RI, Ir. Nono Rusono, MSi; Guru Besar FEM IPB Prof. Dr. Hermanto Siregar; serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Haris Syahbuddin.

S e m e n t a r a s e s i k e d u a d e n g a n moderator Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Dr. Arif Satria, menghadirkan narasumber Dosen Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Armi Susandi; Dosen Fakultas Kehutanan IPB Prof. Dr. Herry Purnomo; Dosen Fema IPB Dr. Lala Kolopaking, dan Kepala Pusat Studi Bencana LPPM IPB Prof. Dr. Euis Sunarti. (Awl)

Te p a t d i u l a n g tahunnya yang ke‐22, Radio Agri FM menyelenggarakan k e g i a t a n r e ‐l a u n c h i n g y a n g dilaksanakan pada S a b t u ( 3 / 1 0 ) , b e r t e m p a t d i

Studio Agri FM Kampus IPB Dramaga, Bogor. Kegiatan re‐launching ini dilaksanakan dengan adanya integrasi pengelolaan Agri FM di bawah manajemen Green TV.

Kegiatan re‐launching diresmikan secara langsung oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB Dr. Arif Satria. “Agri FM memiliki peran yang strategis baik internal maupun eksternal. Keberadaan Agri FM sangat bermanfaat sebagai media pelatihan mahasiswa, terlebih dengan adanya mata kuliah media siaran. Kami harap ini dapat benar‐benar menjadi laboratorium yang dapat melayani fungsi baik secara akademik maupun pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan,” ujar Dr. Arif.

Agri FM didirikan pada tahun 1993 dengan tujuan awal untuk menyebarluaskan gagasan dan hasil penelitian IPB kepada masyarakat secara luas. Agri FM juga dimanfaatkan untuk menjadi wadah latihan mahasiswa khusunya dari Program Studi Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian pada waktu itu.

Hingga saat ini Agri FM terus mengudara dengan para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Agri FM sebagai tenaga penyiar. Hal ini merupakan bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang IPB lakukan, yakni pengabdian kepada masyarakat. Dalam kesempatan ini Kepala Green TV Dr. Anna Fatchiya menyampaikan selamat untuk Agri FM yang telah mengudara selama 22 tahun ini. “Semoga menjadi lebih baik dan terus bermanfaat untuk IPB, bangsa dan negara,” harap Dr. Anna. Turut hadir juga dalam kegiatan re‐launching ini antara lain Kepala Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MSi, Koordinator Mata Kuliah Media Siaran Dr. Amiruddin Saleh, serta Dr. Dwi Sadono yang mewakili Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) Fema IPB. (as)

Re‐Launching Agri FM

Page 2: IPB P a r i w a r abiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 273.pdf · memiliki peran yang strategis baik internal maupun eksternal. ... laboratorium yang dapat

Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor ( IPB), Dr. Hawis Madduppa, melakukan kunjungan riset ke Pusat Studi Biologi dan Kimia Lingkungan Laut (Institut fuer Chemie und Biologie des Meeres – ICBM) Universitas Oldenburg Jerman pada tanggal 14‐27 September 2015 dilakukan. Kunjungan ini diterima oleh Prof. Dr. Peter Schupp, sebagai rekan peneliti Dr. Hawis dalam kerangka riset Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional yang dibiayai oleh Dirjen DIKTI Tahun 2015 yang berjudul “Counteracting Loss of Biotechnological

Resources & Ecosystem Functions caused by potentially Climate Change‐driven Sponge Invasions into Indonesian Coral Reefs”.

“Selama kunjungan kami memantapkan analisis riset dan juga rencana publikasi, serta mempelajari beberapa teknik analisis dan dilatih menggunakan beberapa peralatan yang dimiliki ICBM,” kata Dr. Hawis. “Proses transfer teknologi dan ilmu pengetahuan dapat berjalan melalui pertukaran akademik dan kerjasama riset antar institusi internasional,” lanjutnya. Dr. Hawis juga memberikan kuliah singkat kepada mahasiswa sarjana Program Studi Biologi dan Lingkungan Universitas Oldenburg. Sebagai langkah lanjutan, Prof. Dr. Peter Schupp berkunjung ke IPB dan akan terlibat dalam EMBRIO Field Convention Trip dan Workshop yang akan dilaksanakan di Pulau Tunda dan Pulau Pari pada tanggal 3‐9 Oktober 2015. Selama kunjungan riset di Jerman ini, Dr. Hawis juga melakukan pematangan riset dengan Dr. Sonia Bonjarno dari Pusat Studi Ekologi Tropis (ZMT) Bremen, yang juga merupakan rekan peneliti untuk kerangka riset “Contributing to Coral Commons” di Indonesia yang akan dilaksanakan pada tahun 2016. Selain itu, Dr. Hawis juga sudah menjajaki kerjasama riset dengan Prof. Stevan dari Ruhr‐University Bochum yang akan bekerjasama meneliti Genetika Populasi Ikan Flashlight di Indonesia.***

ITK FPIK IPB Perkuat Kolaborasi Akademik dan Riset dengan Perguruan Tinggi di Jerman

Dewan Guru Besar (DGB) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indones ia ( A I P I ) meng ge lar seminar ber ta juk “Pengembangan Keilmuan Menyongsong Seabad Indonesia Merdeka”, Senin (5/10). Seminar yang digelar di Ruang Sidang Senat Akademik Gedung Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Dramaga Bogor ini dihadiri puluhan ilmuwan muda yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Pascasarjana IPB.

Kepala AIPI Prof. Sangkot Marzuki mengatakan bahwa diperkirakan pada tahun 2045 Science Culture Excellent di Indonesia akan banyak menghilang. “Saat ini science hanya untuk kepentingan industri dan ekonomi tanpa melihat prosesnya. Science itu tidak linear, kita tidak dapat gunakan science hanya untuk industri saja tanpa penguatan dasar ilmu. Saat ini dari seribu riset hanya seratus inovasi yang berhasil dihilirisasi. Dari seratus tersebut hanya satu yang jadi produk industri yang diandalkan,” ujarnya. Salah kaprah pemahaman science juga terjadi, yakni hanya dianggap sebagai inovasi. Padahal science itu alat kebijakan, alat pola pikir, alat budaya dan juga alat diplomasi. Menurutnya, India adalah salah satu negara yang sadar betul dengan hal ini. Presiden Jawaharlal Nehru bahkan sampai memasukkan pentingnya science ke dalam undang‐undang dasar India.

Sementara itu, menjelang seratus tahun Indonesia Merdeka, ilmuwan IPB yang tergabung dalam Panitia Ad Hoc ( PA H ) Pengembangan Ke i lmuan menduga kemungkinan perkembangan ilmu, khususnya yang berkaitan dengan pertanian dan memberi arah pengembangan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga mengkaji strategi yang diperlukan untuk mencapai arah perkembangan ilmu yang diharapkan. “Setelah kita pelajari ternyata konvergensi IPTEK itu menuju ke Sustainable Agriculture Development. Beberapa tantangannya adalah peningkatan populasi dan food insecurity, keterbatasan lahan dan sumberdaya, perubahan iklim dan masalah lingkungan, serta perhatian terhadap ketidaktahanan energi,” ujar Prof. Armansyah, peneliti dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB saat mewakili PAH dalam seminar ini.

Dengan statuta sebagai pertanian, kelautan dan biosains tropika serta ilmu‐ilmu pendukungnya, strategi pencapaian yang berhasil dirumuskan adalah mengembangkan suasana akademis, fasilitas penelitian dan kebijakan yang baik demi pencapaian sasaran secara “by design”, serta meletakkan sasaran pada posisi sangat tinggi seperti meraih Nobel Award.(zul)

IPB dan AIPI Rumuskan Pengembangan Keilmuan 30 Tahun Mendatang

FMIPA IPB dan University of Waterloo Kanada Kembangkan Ilmu Aktuaria

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) menerima kunjungan Dr Nello Anger i l l i (Assoc iate V ice‐P r e s i d e n t , I n t e r n a t i o n a l , University of Waterloo Kanada)

dan Prof. Dr. Ken Seng Tan dari Departemen Statistik dan Ilmu Aktuaria, University of Waterloo Kanada, Kamis (1/10). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mempererat hubungan antara FMIPA IPB, khususnya Departemen Matematika dengan Universitas Waterloo, mengingat saat ini Departemen Matematika FMIPA IPB sedang mempersiapkan program studi baru yaitu Program Studi Aktuaria. Program Studi Actuarial Science di University of Waterloo (UW) termasuk dalam jajaran rangking ke‐3 terbaik di dunia. Oleh karenanya, sejalan dengan program internasionalisasi yang sedang digalakkan IPB, kerjasama ini dipandang cukup strategis. Hadir dalam pertemuan ini Dekan FMIPA IPB, Dr. Sri Nurdiati, para Ketua Departemen, dan dosen di lingkungan FMIPA IPB.

Dr. Angerilli dalam presentasinya menyampaikan data kebutuhan aktuaris yang cukup besar di dunia termasuk di Indonesia yang saat ini belum tercukupi oleh sistem pendidikan yang ada. Disampaikan bahwa saat ini Indonesia membutuhkan sekitar 2 ribu Aktuaris. University of Waterloo melalui dukungan Pemerintah Kanada bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) bidang Aktuaria dalam suatu program yang dikenal dengan READI (Risk Management, Economic Sustainability and Actuarial Scence Development in Indonesia Project). Menurut Dr. Angerilli, jika IPB hendak mengembangkan program studi Aktuaria, UW siap bekerjasama dengan IPB baik dalam bentuk pengembangan SDM dosen, pembentukan Double Degree Program, maupun kerjasama riset. Dalam pengembangan SDM, Dr. Angerilli juga menyampaikan adanya peluang beasiswa bagi dosen muda untuk mengambil program Aktuaria di UW.***