Top Banner
IPB P a r i w a r a PARIWARA IPB/ Oktober 2015/ Volume 270 Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaludin, Waluya S, Ahsan S, Nabila Rizki A Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Bertepatan dengan bulan Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB), untuk pertama kalinya Majelis Wali Amanat (MWA) IPB menggelar Sidang Paripurna Terbuka, Rabu (30/9), di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga Bogor. Agenda utama sidang adalah Laporan Kinerja Rektor IPB tahun 2015. Hal ini dilakukan sebagai wujud akuntabilitas IPB kepada pemangku kepentingan dan masyarakat. Selaku Ketua MWA IPB periode 2014‐2019, Prof. Dr. M. Ahmad Chozin membuka sidang yang dihadiri anggota MWA, Senat Akademik (SA), Dewan Guru Besar (DGB), peneliti, staf pendidik, tenaga kependidikan dan mahasiswa IPB. Dalam sambutannya, Prof. Chozin menyampaikan harapan MWA terhadap perkembangan IPB ke depan, yakni adanya penguatan akses masyarakat terhadap produk‐ produk inovasi IPB, mendekatkan karya‐karya sivitas akademika IPB dengan para penggunanya. “Untuk itu, akses masyarakat tersebut telah ditetapkan menjadi agenda pembahasan MWA dengan rektorat secara periodik. Harapan lainnya agar Sistem Manajemen Kinerja (Simaker) dapat dilakukan secara lebih terintegrasi dan didukung teknologi informasi, agar menjadi alat pengambilan keputusan manajemen institut,” ujarnya. Pada kesempatan ini, Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto menyampaikan program kerja IPB yang telah dilaksanakan pada tahun 2015. Program kerja tahun 2015 mengacu pada Renstra IPB 2014‐2018 dengan visi IPB 2018 “Menjadi perguruan tinggi berbasis riset bertaraf internasional dan penggerak prima pengarusutamaan pertanian”. Pada tahun 2015, roadmap tahunannya adalah relevansi dan substansi yang bermakna penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di IPB dituntut bergerak lebih maju dan relevan dengan perubahan dan tuntutan zaman yang sangat dinamis. “Pada tanggal 21 September lalu para Dekan Fakultas, Dekan Sekolah Pascasarjana, Direktur Sekolah Bisnis, Sekolah Vokasi dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) telah menyampaikan data terakhir capaian kinerja dari unit kerja masing‐masing. Alhamdulillah, hingga akhir September ini, secara keseluruhan kinerja IPB sebagai institusi telah MWA IPB: Perkuat Akses Masyarakat Terhadap Inovasi IPB mencapai 81,81 persen. Capaian ini merupakan kontribusi seluruh pemangku kepentingan yang telah berpartisipasi aktif dalam mencapai target‐target yang telah ditetapkan,” ujar Rektor. Terkait hasil inovasi IPB yang mendominasi dalam daftar Inovasi Indonesia Paling Prospektif hasil seleksi Bussiness Innovation Center (BIC) selama delapan tahun, tahun ini 45 inovasi dari 107 Inovasi Paling Prospektif berasal dari IPB. Jumlah tersebut melebih target yang ditetapkan tahun 2015 yakni 35 inovasi. Sementara itu untuk Paten dan HKI lainnya, secara kumulatif sampai dengan tanggal 25 September 2015, IPB mengajukan 291 aplikasi paten dan 75 diantaranya telah diberi paten (granted). Selain paten, IPB juga telah mendaftarkan 14 merek dan empat diantaranya telah granted serta enam pendaftaran Hak Cipta. Untuk tahun 2015, IPB telah mengajukan 12 proposal paten untuk mengikuti intensif RAIH HKI Ristek, dan 15 proposal paten untuk mengikuti UBER HKI Dikti. “Alhamdulillah, Presiden RI, Menteri Pertanian dan beberapa menteri pada Kabinet Kerja, Wakil Gubernur Jawa Barat, dan Bupati Karawang telah meninjau panen padi IPB 3S di Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Pada kesempatan tersebut Presiden menugaskan IPB untuk memperluas areal pendampingan teknologi budidaya tanaman padi dari 500 hektar di Kabupaten Karawang menjadi 50 ribu hektar di seluruh Indonesia. Saya sudah menghubungi rektor‐rektor di seluruh Indonesia untuk membantu terlaksananya porgram ini. Selain itu, Menteri Pertanian juga meminta kepada IPB agar program tersebut dapat diperluas untuk komoditas lainnya seperti kedelai, sapi dan buah‐buahan,” papar Rektor. (zul)
2

IPB P a r i w a r a - Biopharmaca BiofarmakaHomebiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015...budidaya tanaman padi dari 500 hektar di Kabupaten Karawang menjadi 50 ribu

Apr 28, 2018

Download

Documents

tranthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IPB P a r i w a r a - Biopharmaca BiofarmakaHomebiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015...budidaya tanaman padi dari 500 hektar di Kabupaten Karawang menjadi 50 ribu

IPBP a

r i

w a

r a

PARIWARA IPB/ Oktober 2015/ Volume 270Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah

Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaludin, Waluya S, Ahsan S, Nabila Rizki A Layout : Devi Fotografer: Cecep AW,

Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat

Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Bertepatan dengan bulan Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB), untuk pertama kalinya Majelis Wali Amanat (MWA) IPB menggelar Sidang Paripurna Terbuka, Rabu (30/9), di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga Bogor. Agenda utama sidang adalah Laporan Kinerja Rektor IPB tahun 2015. Hal ini dilakukan sebagai wujud akuntabilitas IPB kepada pemangku kepentingan dan masyarakat. Selaku Ketua MWA IPB periode 2014‐2019, Prof. Dr. M. Ahmad Chozin membuka sidang yang dihadiri anggota MWA, Senat Akademik (SA), Dewan Guru Besar (DGB), peneliti, staf pendidik, tenaga kependidikan dan mahasiswa IPB. Dalam sambutannya, Prof. Chozin menyampaikan harapan MWA terhadap perkembangan IPB ke depan, yakni adanya penguatan akses masyarakat terhadap produk‐produk inovasi IPB, mendekatkan karya‐karya sivitas akademika IPB dengan para penggunanya.

“Untuk itu, akses masyarakat tersebut telah ditetapkan menjadi agenda pembahasan MWA dengan rektorat secara periodik. Harapan lainnya agar Sistem Manajemen Kinerja (Simaker) dapat dilakukan secara lebih terintegrasi dan didukung teknologi informasi, agar menjadi alat pengambilan keputusan manajemen institut,” ujarnya. Pada kesempatan ini, Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto menyampaikan program kerja IPB yang telah dilaksanakan pada tahun 2015. Program kerja tahun 2015 mengacu pada Renstra IPB 2014‐2018 dengan visi IPB 2018 “Menjadi perguruan tinggi berbasis riset bertaraf internasional dan penggerak prima pengarusutamaan pertanian”. Pada tahun 2015, roadmap tahunannya adalah relevansi dan substansi yang bermakna penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di IPB dituntut bergerak lebih maju dan relevan dengan perubahan dan tuntutan zaman yang sangat dinamis. “Pada tanggal 21 September lalu para Dekan Fakultas, Dekan Sekolah Pascasarjana, Direktur Sekolah Bisnis, Sekolah Vokasi dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) telah menyampaikan data terakhir capaian kinerja dari unit kerja masing‐masing. Alhamdulillah, hingga akhir September ini, secara keseluruhan kinerja IPB sebagai institusi telah

MWA IPB: Perkuat Akses Masyarakat Terhadap Inovasi IPB men cap a i 81 ,81 p ersen . Cap a ian in i merupakan kontribusi seluruh pemangku kepentingan yang telah berpartisipasi aktif dalam mencapai target‐target yang telah ditetapkan,” ujar Rektor.

Terkait hasil inovasi IPB yang mendominasi dalam daftar Inovasi Indonesia Paling Prospektif hasil seleksi Bussiness Innovation Center (BIC) selama delapan tahun, tahun ini 45 inovasi dari 107 Inovasi Paling Prospektif berasal dari IPB. Jumlah tersebut melebih target yang ditetapkan tahun 2015 yakni 35 inovasi. Sementara itu untuk Paten dan HKI lainnya, secara kumulatif sampai dengan tanggal 25 September 2015, IPB mengajukan 291 aplikasi paten dan 75 diantaranya telah diberi paten (granted). Selain paten, IPB juga telah mendaftarkan 14 merek dan empat diantaranya telah granted serta enam pendaftaran Hak Cipta. Untuk tahun 2015, IPB telah mengajukan 12 proposal paten untuk mengikuti intensif RAIH HKI Ristek, dan 15 proposal paten untuk mengikuti UBER HKI Dikti.

“Alhamdulillah, Presiden RI, Menteri Pertanian dan beberapa menteri pada Kabinet Kerja, Wakil Gubernur Jawa Barat, dan Bupati Karawang telah meninjau panen padi IPB 3S di Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Pada kesempatan tersebut Presiden menugaskan IPB untuk memperluas areal pendampingan teknologi budidaya tanaman padi dari 500 hektar di Kabupaten Karawang menjadi 50 ribu hektar di seluruh Indonesia. Saya sudah menghubungi rektor‐rektor di seluruh Indonesia untuk membantu terlaksananya porgram ini. Selain itu, Menteri Pertanian juga meminta kepada IPB agar program tersebut dapat diperluas untuk komoditas lainnya seperti kedelai, sapi dan buah‐buahan,” papar Rektor. (zul)

Page 2: IPB P a r i w a r a - Biopharmaca BiofarmakaHomebiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015...budidaya tanaman padi dari 500 hektar di Kabupaten Karawang menjadi 50 ribu

Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali melakukan peningkatan kualitas publikasi ilmiah berkala melalui pe lat ihan Open Journa l System ( O J S ) yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan Inovasi (Dit. RI), Senin (28/9). Pelatihan diselenggarakan di Ruang Senat Gedung Rektorat Andi Hakim Nasoetion, kampus IPB Dramaga, Bogor. Pelatihan yang diikuti oleh pengelola jurnal yang ada di IPB ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal berbasis online dan memenuhi persyaratan akreditasi oleh Direktorat Jenderal Pendididikan Tinggi (Dirjen Dikti).

“Sesuai semangat kita untuk meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal yang ada di IPB dan meningkatkan jumlah jurnal yang terakreditasi, dalam kesempatan ini kita akan sharing berkaitan dengan pengelolaan dan peraturan akreditasi Dikti yang mensyaratkan tulisan berkala ilmiah dalam bentuk elektronik,” terang Kasubdit Agenda Riset dan Publikasi Dit. RI IPB, Dr. Nurul Khumaida. OJS sendiri merupakan software pengelolaan jurnal mulai dari proses pengiriman artikel oleh penulis, proses editing, sampai penerbitan jurnal secara online. Sistem ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk migrasi dari jurnal yang berbasis cetak menjadi jurnal yang berbasis online .

Menurut salah satu pembicara dalam pelatihan ini, Direktur Integrasi Data dan Sistem Informasi (DIDSI) IPB Dr. Idat Galih Permana, banyak manfaat dari jurnal berbasis online ini, diantaranya dapat menekan biaya penerbitan dan distribusi, mempercepat proses penerbitan, memudahkan mendapat sponsor, serta jurnal dapat dikenal luas oleh komunitas akademik, industri dan lainnya. “Sangat disayangkan jika jurnal yang dimiliki institusi sebesar IPB tidak dikenal secara luas,” ujar Dr. Idat.

Pelatihan ini juga turut menghadirkan pembicara dari Hayati Journal of Bioscience (HAYATI J Biosci) yakni Managing Editor HAYATI J Biosci, Dr. Berry Juliandi, dan editor‐in‐chief HAYATI J Biosci, Dr. Iman Rusmana. Berdasarkan peraturan Dirjen Dikti, akreditasi jurnal dilakukan secara online. Usulan akreditasi terbitan berkala ilmiah dalam bentuk cetak masih dapat dilakukan sampai tanggal 31 Maret 2016. Pada tahun 2010 jumlah jurnal IPB yang terakreditasi oleh Dikti berjumlah lima jurnal, tahun ini jumlah jurnal yang terakreditasi tercatat sebanyak 12 jurnal. (as)

Direktorat Riset dan Inovasi IPB Gelar Pelatihan OJS

Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (Dit KSKP) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. ANTAM (Persero) tbk menyelenggarakan workshop dengan tema, “Pen ingkatan Akses Petan i terhadap Permodalan dan Pasar ”. Kegiatan in i dilaksanakan pada hari Selasa (29/9) di Ruang Sidang Rektor, Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Direktur KSKP IPB, Dr. Dodik Ridho Nurrochmat dalam sambutannya mengatakan, “Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan akses petani terhadap permodalan dan pasar. Pertama, infrastruktur pertanian sebagai kebutuhan dasar fisik yang diperlukan untuk jaminan sebagai layanan dan fasilitas, agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Kedua, penguatan kelembagaan, dimana harus mencakup struktur pelaku dan perilaku petani dan pengusaha. Petani menjual hasil panen rata‐rata dengan cara instan, sehingga terjadi kesalahan penjualan dan yang menerima untung besar adalah para tengkulak”.

Dr. Dodik menambahkan, meski berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan bantuan modal, namun upaya itu tidak sepenuhnya dapat mengatasi kesulitan modal bagi petani. Di sektor perbankan juga tidak memberikan kontribusi yang begitu berarti kepada para petani kita. Untuk itu, harus ada pengusaha‐pengusaha yang mau membantu para petani dalam masalah permodalan dengan sistem yang biasa digunakan petani yaitu Yarnen atau panen dulu baru dibayar. Kepala Divisi CSR PT Antam, Ir Agus Yulianto MM, mengatakan, PT. Antam yang didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diamanahkan untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang meliputi bidang pertanian, pendidikan, pelayanan kesehatan, pengentasan kemiskinan, dan pembinaan mitra usaha mikro. Hadir sebagai narasumber workshop adalah Dika Rina Kuki dari PT. Fresh Partners Indonesia yang berbicara tentang “Akses Pasar Ekspor”, serta Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kabupaten Bogor, Drh. H. Soetrisno,MM. Turut hadir dalam kegiatan ini diantaranya para pengusaha, petani, dosen dan mahasiswa IPB. (Awl)

KSKP IPB Gelar Workshop “Peningkatan Akses Petani terhadap Permodalan dan Pasar”

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar festival & expo serta workshop yang mengangkat komoditas kopi

thdalam acara “the 4 Agribusiness Festival 2015”, di Kampus IPB Baranangsiang Bogor, Minggu (27/9). Event ini merupakan rangkaian puncak sekaligus penutup dari

thkeseluruhan rangkaian acara pada “the 4 Agribusniess Festival 2015” yang bertemakan “Agribisnis Kreatif”.

Dalam event yang dibuka oleh Dekan FEM IPB, Dr Yusman Syaukat ini diisi oleh berbagai jenis stand bazaar mulai dari berbagai jenis makanan, fashion, hingga produk – produk pertanian kreatif. Selain itu juga terdapat expo dan penampilan akustik dari berbagai SMA dan band‐band Bogor. Pada expo ini, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) juga turut memperkenalkan komoditas kopi kepada masyarakat luas.

Tampak hadir dalam kesempatan ini diantaranya Ketua Departemen Agribisnis FEM IPB Dr. Dwi Rachmina, Dr. Bayu Krisnamurthi, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kota Bogor Wawan Darwan, SP, MM yang juga sebagai Ketua Forum Komunikasi Sub Terminal Agribisnis (FORKASTA) Indonesia. Acara ini dihadiri lebih dari seribu pengunjung, yang terdiri dari masyarakat umum, pelajar hingga pengusaha. “Event ini merupakan event tahunan yang diadakan oleh Departemen Agribisnis IPB. Kami mengharapkan acara ini dapat menjadi pelopor perkembangan dan kemajuan Agribisnis Indonesia di sektor pertanian dan menjadi event tahunan yang memacu generasi muda untuk memajukan pertanian Indonesia,” ujar Ketua Panitia, Dodi Dwipa.***

Komoditas Kopi dalam Agribisnis Kreatif