Top Banner
IPB P a r i w a r a PARIWARA IPB/ September 2014/ Volume 137 Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Dedeh Hartati Editor: Nindira Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahillah, Awaludin, Waluya S Layout : Devi Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at Jangan Dilewatkan! 1. Pakar IPB di “Siaran Pedesaan RRI” 93,75 FM, setiap Selasa pukul 19.30‐20.00 WIB. 2. Siaran SMART Syariah (CI‐BEST LPPM IPB) Radio SMART FM (95,95 FM), setiap Rabu pukul 08.00‐09.00 WIB. 3. IPB di Lion Magazine (Lion Air Inflight Magazine) dan Batik Magazine (Batik Air Inflight Magazine) di setiap edisi. 4. Kolom Tamkinia Republika (CI‐ BEST LPPM IPB) setiap Kamis di minggu terakhir. Hasil penelusuran peneliti Fakultas Kehutanan IPB, Ir. Siswoyo, potensi tanaman herbal Indonesia yang baru dikenal sekitar 29.375 jenis. Hal ini disampaikannya ketika menjadi narasumber dalam Seminar Sehari Standardisasi Hulu Hilir Jamu Produk Biofarmaka, di Hotel Salak, Bogor (25/9). Seminar ini digelar dalam rangka Dies Natalis Pusat Studi Biofarmaka IPB ke‐16, sekaligus Dies Natalis IPB ke‐51. Lebih lanjut disampaikan Ir.Siswoyo, banyak persoalan di hulu. Karena banyak faktor yang dapat mengancam kelestarian tumbuhan obat Indonesia, diantaranya makin banyak konversi lahan sehingga berkuranglah potensi lahan untuk tanaman obat. Disamping itu, kurangnya perhatian terhadap pengelolaan dan budidaya tanaman obat, termasuk telah terkikisnya budaya dan pengetahuan tradisional masyarakat yang lebih memilih obat warung daripada obat herbal. Karenanya, menurut Ir. Siswoyo, penting kiranya kebijakan pemerintah yang tepat guna bagi kawasan konservasi dan pelestarian tanaman obat. Namun, potensi Indonesia yang kaya akan biodiversitas ini tak mampu bersaing di pasar dunia, demikian disampaikan oleh Dr. Ir. Eka Intan K, dosen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Faktanya, posisi dan daya saing produk herbal Indonesia masih rendah karena masih sulit dipasarkan, baik di dalam negeri maupun ekspor. Hal ini karena produknya belum terstandarisasi. Belum lagi dengan pangsa pasar ekspor komoditas dan produk herbal Indonesia yang menurun 0,6 persen dari tahun 2000 hingga sekarang. Yang tak kalah ironis, produk herbal Indonesia rata‐rata Standardisasi Hulu Hilir Jamu Produk Biofarmaka masih menggunakan teknologi sederhana, kualitas sumberdaya manusia pun terbatas dalam skill dan pengetahuannya. Berdasarkan hal ini, penting adanya strategi penguatan posisi produk herbal Indonesia. Hal ini bisa dilakukan dengan memperkuat teknologi produk herbal yang digunakan oleh industri rumah tangga (IRT) agar dapat mengurangi biaya produksi dan mampu berdaya saing. Yang krusial, peningkatan komitmen pemerintah dalam penguatan daya saing produk herbal Indonesia serta perlunya peningkatan kualitas SDM yang berkecimpung dalam produk herbal. Acara seminar sehari ini dibuka oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Dr.Prastowo dengan dihadiri ratusan peneliti, pejabat pemerintah, dan praktisi. (dh)
2

IPBbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Pariwara IPB 2014 Vol 137.pdf · Manajemen K3LL ini berlaku untuk seluruh unit kerja di IPB, termasuk sub‐sub operasional KMM IPB Sosialisasikan

Jun 07, 2019

Download

Documents

duongbao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IPBbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Pariwara IPB 2014 Vol 137.pdf · Manajemen K3LL ini berlaku untuk seluruh unit kerja di IPB, termasuk sub‐sub operasional KMM IPB Sosialisasikan

IPBP a

r i

w a

r a

PARIWARA IPB/ September 2014/ Volume 137

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Dedeh Hartati

Editor: Nindira Reporter : Siti Zulaedah, Nunung Munawaroh, Rio Fatahillah, Awaludin, Waluya S Layout : Devi

Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB Gd. Andi Hakim

Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

Jangan Dilewatkan!

1. Pakar IPB di “Siaran Pedesaan RRI” 93,75 FM, setiap Selasa pukul

19.30‐20.00 WIB.2. Siaran SMART Syariah (CI‐BEST

LPPM IPB) Radio SMART FM (95,95 FM), setiap Rabu pukul

08.00‐09.00 WIB.3. IPB di Lion Magazine (Lion Air

Inflight Magazine) dan Batik Magazine (Batik Air Inflight Magazine) di setiap edisi.

4. Kolom Tamkinia Republika (CI‐BEST LPPM IPB) setiap Kamis di

minggu terakhir.

Hasil penelusuran peneliti Fakultas Kehutanan IPB, Ir. Siswoyo, potensi tanaman herbal Indonesia yang baru dikenal sekitar 29.375 jenis. Hal ini disampaikannya ketika menjadi narasumber dalam Seminar Sehari Standardisasi Hulu Hilir Jamu Produk Biofarmaka, di Hotel Salak, Bogor (25/9). Seminar ini digelar dalam rangka Dies Natalis Pusat Studi Biofarmaka IPB ke‐16, sekaligus Dies Natalis IPB ke‐51.

Lebih lanjut disampaikan Ir.Siswoyo, banyak persoalan di hulu. Karena banyak faktor yang dapat mengancam kelestarian tumbuhan obat Indonesia, diantaranya makin banyak konversi lahan sehingga berkuranglah potensi lahan untuk tanaman obat. Disamping itu, kurangnya perhatian terhadap pengelolaan dan budidaya tanaman obat, termasuk telah terkikisnya budaya dan pengetahuan tradisional masyarakat yang lebih memilih obat warung daripada obat herbal. Karenanya, menurut Ir. Siswoyo, penting kiranya kebijakan pemerintah yang tepat guna bagi kawasan konservasi dan pelestarian tanaman obat.

Namun, potensi Indonesia yang kaya akan biodiversitas ini tak mampu bersaing di pasar dunia, demikian disampaikan oleh Dr. Ir. Eka Intan K, dosen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Faktanya, posisi dan daya saing produk herbal Indonesia masih rendah karena masih sulit dipasarkan, baik di dalam negeri maupun ekspor. Hal ini karena produknya belum terstandarisasi. Belum lagi dengan pangsa pasar ekspor komoditas dan produk herbal Indonesia yang menurun 0,6 persen dari tahun 2000 hingga sekarang. Yang tak kalah ironis, produk herbal Indonesia rata‐rata

Standardisasi Hulu Hilir Jamu Produk Biofarmaka

masih menggunakan teknologi sederhana, kualitas sumberdaya manusia pun terbatas dalam skill dan pengetahuannya.

Berdasarkan hal ini, penting adanya strategi penguatan posisi produk herbal Indonesia. Hal ini bisa dilakukan dengan memperkuat teknologi produk herbal yang digunakan oleh industri rumah tangga ( I RT) agar dapat mengurangi biaya produksi dan mampu berdaya saing. Yang k r u s i a l , p e n i n g k a t a n k o m i t m e n pemerintah dalam penguatan daya saing produk herbal Indonesia serta perlunya p e n i n g k a t a n k u a l i t a s S D M y a n g berkecimpung dalam produk herbal.

Acara seminar sehari ini dibuka oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian ke p a d a M a s y a r a k a t ( L P P M ) I P B , Dr.Prastowo dengan dihadiri ratusan peneliti, pejabat pemerintah, dan praktisi. (dh)

Page 2: IPBbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Pariwara IPB 2014 Vol 137.pdf · Manajemen K3LL ini berlaku untuk seluruh unit kerja di IPB, termasuk sub‐sub operasional KMM IPB Sosialisasikan

Hama Baru Singkong Merugikan Petani Hingga 900 M

Indonesia, salah s a t u n e g a r a p e n g h a s i l singkong terbesar dunia terancam oleh hama baru, k u t u p u t i h ( P h e n a c o c c u s manihoti). Kutu putih berukuran 3 mm, berbentuk oval , berwarna m e r a h j a m b u d e n g a n t u b u h ditutupi tepung l i l i n p u t i h i n i

merusak tanaman singkong dengan menghisap cairan tanaman. Jika dibiarkan berpotensi menimbulkan kerugian petani senilai Rp 900 miliar. Hal ini disampaikan Prof.Dr.Aunu Rauf di sela‐sela Seminar Kutu Putih Singkong vs Parasitoid: Pengelolaan Hama Asing Berbasis Ekologi, di Hotel Gumati Desa Sukaraja Kabupaten Bogor, 24/9.

Prof.Aunu Rauf mengatakan, kutu putih yang hidup bergerombol ini merusak tanaman dengan cara menghisap cairan pucuk tanaman singkong. Singkong yang terkena serangan hama ini pucuknya akan kerdil dan keriput. Akibatnya pertumbuhan tanaman akan terhambat, ubinya kecil‐kecil dan kualitasnya menurun. Lebih jauh Prof. Aunu menjelaskan, di Indonesia hama ini pertama kali ditemukan menyerang di Bogor pada pertengahan 2010. Kini kutu putih ini sudah menyebar di Pulau Jawa dan Lampung yang merupakan sentra produksi singkong di Indonesia. Diperkirakan dampak serangan hama ini akan lebih berat terjadi di daerah yang memiliki iklim yang lebih kering, seperti beberapa tempat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Serangan kutu putih ini akan lebih ganas jika terjadi pada musim k e m a r a u s e p e r t i s e k a r a n g i n i .

Kutu putih ini berasal dari Amerika latin. Penyebaran ke luar dimulai tahun 1973 di Kongo dan menyebar ke berbagai negara di Afrika. Kutu ini tidak bisa terbang, kemungkinan penyebaran antar benua diperkirakan terbawa bahan tanaman. Tahun 2008, kutu ini menyeberang ke Asia melalui Thailand. Di daerah asalnya, kutu ini tidak menimbulkan masalah karena selalu dikendalikan musuh alaminya yaitu tawon parasitoid (Anagyrus lopezi). Saat hama ini masuk ke wilayah baru, musuh alaminya tertinggal, sehingga hama ini dengan le luasa berkembang b iak. Upaya pengendalian hama ini, dengan mendatangkan tawon parasitoid dari negeri asalnya seperti yang dilakukan di banyak negara di Afrika, Thailand, dan sekarang di Indonesia. (wrw)

Korindo, sebuah yayasan yang berasal dari Korea Selatan, menyerahkan beasiswa kepada mahasiswa IPB pada 23/9 di Kampus IPB Dramaga. Mereka adalah Ririn Dwitasari, Hanna Gatry Mauliddia, Ronald Alan Amaral, Sri Kartika Amanda, dan Christine Della Prasetya. “Rata‐rata yang mendapatkan beasiswa ini adalah mahasiswa Fahutan yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,00,” ujar Kasubdit

Mahasiswa IPB Terima Beasiswa Korindo

Kesejahteraan Mahas iswa Direktorat Kemahasiswaan, Dr. Megawati Simanjuntak di sela acara. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof. Dr. Yonny Koesmaryono mengatakan, dengan pemberian beasiswa ini diharapkan akan mendorong mahasiswa untuk terus maju dan berprestasi, karena persaingan di dunia kerja akan lebih ketat.

Ketua Yayasan Korindo, Mulia Wijaya menyampaikan rasa bangganya terhadap mahasiswa IPB dan berharap para mahasiswa ini dapat terus meningkatkan prestasinya. “ P u p u k l a h m o t i v a s i d a l a m menumbuhkembangkan kreativitas untuk maju dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Kami sangat menunggu mahasiswa IPB untuk bergabung dengan Yayasan Korindo setelah lulus nanti. Masa pengabdian para mahasiswa di dunia kerja sudah menunggu. Kita akan bersama‐sama mengelola hutan yang ada di Indonesia, seperti hutan Kalimantan dan Papua," katanya. (Awal)

K a n t o r M a n a j e m a n M u t u ( K M M ) I P B sosialisasikan Manual Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) di hadapan perwakilan unit‐unit kerja di IPB, (17/9). Kepala KMM IPB, Dr.Ir. Ferdinand Yulianda, M.Sc menyampaikan, Sistem Manajemen K3LL ini berlaku untuk seluruh unit kerja di IPB, termasuk sub‐sub operasional

KMM IPB Sosialisasikan Manual S i s t e m M a n a j e m e n K 3 L L

lainnya dan pihak lain yang berhubungan dengan operasional kampus yang meliputi warga dan mitra IPB yang beroperasi (bekerja) di dalam lingkungan kampus IPB.

Terbentuknya sistem manajemen K3LL ini diharapkan akan menjadi pedoman dalam melaksanakan semua kegiatan operasional akademik dan non akademik. Harapannya, setiap aktivitas selalu memprioritaskan kesehatan dan keselamatan kerja, baik bagi pelaksana maupun lingkungannya. Setiap kegiatan hendaknya dapat terkendali dan terjamin keamanannya, disamping kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga. Dengan implementasi sistem ini, IPB diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu da lam melaksanakan tugas perguruan tinggi. (dh)

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB mendapat kunjungan dari lembaga akreditasi Institute of of Marine Engineering, Science and Technology (IMAREST) dari Inggris, 22‐24/9. Kunjungan ini berkaitan dengan perpanjangan akreditasi internasional ITK IPB. Asesor yang terdiri dari Philip Sayer PhD dan Ben Saunders melaksanakan beberapa agenda yang tujuannya mel ihat dan mengkonf i rmas i beberapa rekomendasi yang telah diberikan pada akreditasi s e b e l u m n y a . P a d a 2 2 / 9 a g e n d a y a n g dilaksanakan adalah pertemuan dengan Rektor IPB Prof. Dr. Herry Suhardiyanto, M.Sc dan Industrial Advisory Board . Para asesor menekankan tentang seberapa besar dukungan IPB dan Industrial Advisory Board terhadap ITK

Visitasi Asesor IMAREST di ITK IPB

IPB di masa mendatang. Agenda lainnya adalah kunjungan ke fasilitas laboratorium, workshop dalam rangka melihat kesiapan dalam hal ke s e l a m ata n d a n ke s e h ata n ke r j a d i laboratorium, pertemuan dengan mahasiswa untuk berdiskusi tentang pelayanan dan bagaimana IPB menjamin keselamatan selama perkuliahan, pertemuan dengan Kantor Manajemen Mutu IPB.

Ben Saunders, Vice Dean of Faculty of Engineering University of Strathclyde Glasgow UK ini mengatakan sangat senang dengan perkembangan yang di tunjukkan ITK dan IPB. Ia menandaskan bahwa dengan kondisi sekarang di I T K dan I P B, maka dapat direkomendasikan mendapatkan akreditasi internasional dari IMAREST untuk empat tahun ke depan. Sebagai tambahan, mahasiswa ITK akan mendapatkan membership IMAREST. (*)