Top Banner
INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN NUSA PENIDA KAB. KLUNGKUNG Oleh: I Wayan Sedana FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
29

INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

Oct 26, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK

PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI

KECAMATAN NUSA PENIDA

KAB. KLUNGKUNG

Oleh:

I Wayan Sedana

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

Page 2: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembangunan Kabupaten Klungkung yang mengarahkan areal Nusa

Penida sebagai kawasan industri pariwisata yang diharapkan dapat

menyebabkan pertumbuhan ekonomi dari kegiatan kepariwisataan.

Menurut pola dasar pembangunan kawasan pariwisata Nusa Penida

Kabupaten Klungkung bertujuan :

1. Mewujudkan Nusa Penida sebagai kawasan wisata yang menarik bagi

pelaku bisnis pariwisata Bali, Indonesia, dan dunia.

2. Membentuk citra (image) Nusa Penida sebagai kawasan wisata yang unik

dan atraktif serta berdasarkan budaya Bali.

3. Mewujudkan keterpaduan dan sinergi perkembangan kawasan Nusa

Penida dan kawasan Bali lainnya.

4. Mewujudkan Nusa Penida sebagai kawasan wisata yang tumbuh dan

berkembang secara terencana, teratur, dan terkendali.

5. Mewujudkan pemanfaatan ruang kawasan pariwisata yang serasi dan

berwawasan lingkungan.

6. Mewujudkan Nusa Penida sebagai kawasan wisata yang menarik bagi

pelaku bisnis pariwisata Bali, Indonesia, dan dunia.

7. Membentuk citra (image) Nusa Penida sebagai kawasan wisata yang unik

dan atraktif serta berdasarkan budaya Bali.

8. Mewujudkan keterpaduan dan sinergi perkembangan kawasan Nusa

Penida dan kawasan Bali lainnya.

9. Mewujudkan Nusa Penida sebagai kawasan wisata yang tumbuh dan

berkembang secara terencana, teratur, dan terkendali.

10. Mewujudkan pemanfaatan ruang kawasan pariwisata yang serasi dan

berwawasan lingkungan.

11. Menghadirkan rencana tata ruang kawasan wisata Nusa Penida yang dapat

memberi kejelasan lokasi investasi.

B. Tujuan

Mengetahui potensi fisik sumberdaya lahan, untuk Perencanaan

Pengembangan Wilayah.

Page 3: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

2

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dent and Young (1987) menyatakan bahwa evaluasi lahan suatu

proses untuk memperkirakan potensi lahan untuk penggunaan tertentu

termasuk didalamnya penggunaan lahan untuk tanaman pangan,

perkebunan, daerah turis, pemukiman dan daerah konservasi. Dengan

demikian dalam mengevaluasi lahan diperlukan banyak ahli dalam

bidangnya masing-masing, sebagai contoh dalam evaluasi lahan untuk

pertanian memerlukan ahli dalam bidang tanah, agronomi, hidrologi,

biologi dan ekologi yang dibentuk menjadi satu tim yang akan

mengambil keputusan dalam menentukan kesesuaian lahan (Nasution,

2003).

Hasil dari evaluasi lahan merupakan dasar bagi pengambil

keputusan untuk menetapkan penggunaan lahan dan pengelolaan

(management) yang diperlukan.

Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi

dengan menggunakan karakteristik lahan atau kualitas lahan.

Karakteristik lahan merupakan kelengkapan lahan itu sendiri, yang dapat

dihitung atau diperkirakan seperti curah hujan, tekstur tanah dan

ketersediaan air, sedangkan kualitas lahan lebih merupakan sifat

tanah yang lebih kompleks, seperti kesesuaian kelembaban tanah,

ketahanan terhadap erosi dan bahaya banjir (FAO, 1977).

Beberapa sistem evaluasi lahan (Klingebiel and Montgomery,

1976; Chan et al., 1975) menyarankan klasifikasi berdasarkan jumlah

dan tingkat keragaman dan faktor penghambat produksi. The FAO

Framework for Land Evaluation tidak dimaksudkan untuk

mengevaluasi lahan secara parametrik (Purnell, 1977). Hal ini

disebabkan oleh kesulitan untuk mendapatkan kesepakatan terhadap

kriteria yang akan digunakan dalam evaluasi, tetapi bukan berarti FAO

Framework tidak dapat digunakan untuk pendekatan parametriks

hanya perlu pengembangan pada parameter yang akan digunakan.

Page 4: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

3

III. METODELOGI

Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung dan

menggunakan data sekender, selanjutnya dianalisa potensi fisik

sumberdaya lahan. Data informasi yang dipergunakan berasal dari data

sekunder dari hasil studi sejenis di sekitar wilayah studi, laporan dan

publikasi dari instansi teknis terkait baik di Kabupaten Klungkung dan

Provinsi Bali, rnaupun data primer yang didapatkan dari hasil pengukuran

dan survey di wilayah studi Wilayah studi termasuk wilayah Kecamatan

Nusa Penida, Kabupaten Klungkung yang memiliki luas wilayah 202.840

km2 terdiri atas 16 desa yakni, 79 Banjar, dan 37 desa adat.

Page 5: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Potensi fisik sumberdaya lahan

4.1.1. Iklim

A. Tipe Iklim

Tipe iklim di kawasan Pulau Nusa Penida adalah tipe iklim tropis

yang dicirikan dengan suhu dan kelembaban udara cukup tinggi dan

hujan bermusim, Kondisi iklim di kawasan tersebut termasuk tipe

iklim tropis yang dicirikan dengan suhu dan kelembaban udara cukup

tinggi dan hujan bermusim (Barry dan Chorley,1976). Berdasarkan

klasifikasi iklim Smith dan Fergusson, wilayah studi termasuk tipe

iklim F yang bercirikan dengan rata-rata bulan basah sebanyak 4 bulan

dengan curah hujan 1376 mm/tahun dan bulan kering rata-rata 55

hari//tahun. Kondisi iklim demikian mempengaruhi penggunaan lahan

yang lebih banyak pemanfaatan untuk lahan perkebunan di bandingkan

dengan persawahan. Berbeda dengan kawasan Kabupaten Klungkung

daratan, di sekitar dataran rendah yang lebih banyak memiliki areal

persawahan

Indeks perbandingan rata-rata bulan kering dan bulan basah (nilai

Q) sebesar 57 %.. Bulan kering terjadi sekitar bulan Juni sampai

September yang dipengaruhi oleh aliran udara dari daratan benua

Australia, yang dikenal dengan musim Timur. Kecepatan angin pada

musim ini bisa berhembus dengan cepat dari arah Tenggara maupun

Timur. Periode musim peralihan (pancaroba) diantara dua musim

terjadi pada bulan April sampai Mei dan bulan Oktober sampai

Nopember. Bulan basah merupakan bulan-bulan terjadinya musim

penghujan dicirikan dengan bulan yang terjadi mempunyai curah hujan

lebih dari 55 hari hujan berkisar tertinggi sebesar 1376 mm dan bulan

kering pada musim kemarau dicirikan dengan bulan yang mempunyai

curah hujan yang lebih kecil dari 60 mm

Page 6: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

5

B. Temperatur

Temperatur udara di Kabupaten Klungkung rata-rata adalah 26°

Celsius dengan suhu terendah sekitar 24,7° Celsius dan tertinggi 28.3°

Celsius.

Sumber: BMKG 111,2015

Gambar 4.2.

Suhu Udara Rata-rata Bulanan Periode Tahun 2010

Kelembaban udara di wilayah studi akan lebih besar dari

kelembaban udara relatif rata-rata hasil analisis data stasiun

klimatologi, karena wilayah studi memiliki areal yang berada dekat

dengan daerah penguapan air laut. Kelembaban rata-rata di wilayah

studi sebesar 82 % yang berfluktuasi antara musim hujan dan musim

kemarau.

C. Curah Hujan

Pola curah hujan di wilayah studi umumnya mempunyai jumlah

curah hujan tahunan rata-rata di atas 1000 mm. Begitu juga curah

hujan menunjukkan perbedaan antara belahan Bali bagian selatan dan

bagian utara, dimana umumnya daerah Bali bagian selatan turun hujan

lebih banyak daripada bagian utara. Dari alat pencatat hujan pada

lokasi stasiun di Badan Meteorologi dan Geofisika di Tuban, terbaca

curah hujan tahun 2010 untuk wilayah di Kecamatan Nusa Penida rata-

rata 1376 mm/tahun.

22

23

24

25

26

27

28

29

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

Page 7: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

6

Tabel 4.1. Curah Hujan di Kecamatan Nusa Penida

Bulan Wilayah Kecamatan

Nusa Penida

Januari 526,0

Februari 326,5

Maret 139,5

April 26,5

Mei 89,0

Juni 1,5

Juli 33,0

Agustus 1,0

September 19,5

Oktober 15,0

November 9,0

Desember 295,5

Jumlah 1482,0

Rata-rata 123,5

Sumber: BMKG.2015

Pola curah hujan yang tercatat menunjukkan adanya potensi hujan

yang besar pada bulan Desember dan Januari yang berpotensi

menimbulkan genangan di kawasan yang tidak memiliki system

drainase yang memadai. Beberapa kawasan yang terdapat di wilayah

studi saat ini sedang dibenahi system drainasenya sehingga apabila

system drainase tersebut sudah selesai akan dapat mengurangi potensi

banjir.

D. Angin

Pada umumnya wilayah studi beriklim laut tropis dimana

perubahan musim terjadi setiap enam bulan dari musim kemarau ke

musim hujan. Musim kemarau dipengaruhi oleh massa udara dari

Benua Australia sedangkan musim hujan dipengaruhi oleh massa udara

Benua Asia dan Pasifik yang melewati samudera. Dalam kaitan itu,

pola arah angin di wilayah studi berubah-ubah secara musiman. Secara

umum arah angin yang dominan adalah angin Tenggara dan angin

timur yang terjadi pada bulan-bulan kemarau yaitu Juni sampai

Oktober. Pada musim hujan angin bertiup dominan barat dan barat

daya dari bulan Desember sampai Maret. Rata-rata kecepatan angin di

Kabupaten Klungkung tahun 2010 sebesar 5,6 Knot dapat dilihat pada

Gambar 3.5.

Page 8: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

7

Sumber: BMKG III, 2015

Gambar 4.2.

Rata-rata kecepatan Angin Kabupaten Klungkung

E. Kelembaban Udara

Kelembaban udara nisbi rata-rata bulanan di wilayah studi

menurut Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar

berkisar antara 78% sampai 81%, dengan rata-rata kelembaban

tahunan adalah 79,3 %.

Sumber: BMKG III. 2015

Gambar 4.3.

Rata-rata Kelembaban Udara, 2010

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

74%

76%

78%

80%

82%

84%

86%

88%

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

Page 9: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

8

F. Lamanya Penyinaran Matahari

Presentase lamanya penyinaran matahari rata-rata bulanan

bervariasi antara 64% sampai 89%. Bulan Januari merupakan bulan

yang lama penyinaran matahari paling rendah yaitu 64% dan

mengalami peningkatan hingga bulan Mei mencapai 88%. Selanjutnya

bulan Juni mengalami penurunan lagi menjadi 85% dan bulan

meningkat lagi hingga mencapai lama penyinaran maksimum pada

bulan September (89%), setelah itu menurun sampai bulan Januari.

Kondisi penyinaran matahari yang lama pada masa-masa tertentu

sangat erat kaitannya dengan potensi kekeringan dan kemungkinan

terjadi bahaya kebakaran akibat tingginya suhu udara di suatu

kawasan. Semak belukar menjadi kering dan pemicu yang keci! dapat

menyulut kobaran api.

Sumber: BMKG III. 2015 Gambar 4.4. Rata-rata lamanya

penyinaran matahari, 2015

G. Fisiografi dan tanah

Pulau Nusa Penida merupakan sebuah pulau bagian dari pulau

Bali bagian utaranya oleh sebuah isthmus yang diperkirakan terjadi

karena adanya sesar melintang ke arah timur-barat sehingga

memisahkan pulau Bali dengan Pulau Nusa Penida. Sebagian besar

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

Page 10: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

9

lapisan tanah di kawasan Nusa Penida merupakan tanah kapur

(limestone). Berdasarkan data pengeboran yang dilakukan di Kawasan

Bukit (JICA, 2005), lapisan kapur masih dijumpai pada kedalaman 250

meter, tetapi belum diketahui batas bawahnya. Batu kapur tersebut

mengandung clay dengan kadar yang bervariasi, sangat permeabel,

anisotropik. Pada gambar peta geologi pulau Bali, terlihat bahwa di

bagian Pulau Nusa Penida ditempat lokasi kegiatan akan dibangun

sebagian besar merupakan limestone.

Permukaan batuan kapur (karstic surface) telah mengalami

pelapukan. Hal ini menyebabkan terjadinya terra-rossa yang sangat

subur untuk tanaman pada ketebalan 2,0-6,0 meter. Pada bagian yang

tinggi, lapisan terra-rossa ini banyak yang terkelupas dan diendapkan

kembali pada bagian yang lebih rendah, sehingga kedalaman terra-

rossa dapat mencapai 3-5 meter lebih. Lapisan ini berwarna merah

kekuningan, bercampur dengan butir-butir kapur sebagai lapisan

penyela.

Lokasi kegiatan secara geologis terbagi menjadi dua bagian, yakni

di daerah yang berdekatan dengan pantai dan lahan tegalan. Batuan

kapur yang terkandung meliputi batu kapur kristalin dengan kadar clay

sangat rendah, kecuali pada lapisan terra rossa atas; sebagian areal

merupakan batu kapur yang tebal dan merupakan akifer yang paling

produktif dan di bawahnya terdapat lapisan kapur dengan kadar clay

yang sangat tinggi sebagai lapisan kedap air (semi permeable).

Secara umum tidak terdapat keunikan, keistimewaan struktur

geologi pada wilayah studi. Struktur geologi terdiri atas batuan

gamping yang keras.

Wilayah perbukitan kapur di bagian selatan memiliki jenis tanah

Alfisols dengan fisiografi pengangkatan (uplifit) daerah pantai.

Kerawanan yang mungkin timbul pada lapisan tanah bagian atas (top

soil) adalah pada kekuatan atau daya dukung tanah apabila lapisan

tersebut dipergunakan sebagai lokasi bangunan. Pemotongan lahan

Page 11: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

10

perlu mempertimbangkan tofografi kawasan dan disesuaikan dengan

keindahan kawasan. Sungai yang mengalir pada satuan morfologi ini

kondisi keairannya bersifat intermitten (mengalir hanya pada musim

hujan).

Sebagian wilayah studi termasuk daerah perbukitan dengan rilief

halus hingga kasar dengan kemiringan landai hingga terjal (0-70%)

batuannya terdiri dari batuan-batuan gamping yang keras . Air hujan

pada wilayah proyek sangat mudah mengalir ke sisi Selatan atau ke

lembah yang berfungsi sebagai sungai pada musim hujan. Morfologi

kawasan yang berbukit dan memiliki lembah yang curam

menyebabkan lapisan yang memiliki kesuburan yang sedang

ditumbuhi oleh semak belukar. Jarang sekali dapat ditemui tumbuhan

tinggi yang dapat bertahan pada waktu yang lama. Areal di kawasan

perbukitan Nusa Penida memiliki tingkat tahanan air bawah tanah yang

terbatas sehingga berpengaruh pada potensi cadangan air tanah yang

memiliki waktu retensi yang terbatas.

Keunikan lahan di lokasi kegiatan terjadi karena morfologi ini

mempunyai bentuk permukaan bergelombang sedang dengan

kemiringan lereng umumnya 15 - 30% (setempat > 50%) dan berada

pada ketinggian 7 - 500 meter di atas permukaan laut. Penggunaan

lahan pada satuan ini umumnya berupa daerah tegalan.

Struktur dan tekstur tanah pada wilayah studi pada umumnya

termasuk Mediteran Coklat Merah, secara khususnya sub groupnya

termasuk Typic Haplustalfs. Profit tanah pada kedalaman 0 s.d. 10 cm

memiliki satuan horison jelas, rata dan tekstur liat dengan struktur

kubus membulat, kasar dan berpori banyak. Konsistensi tanah sangat

lekat dengan kondisi yang sangat plastis dengan pengakaran halus

banyak. Pada kedalaman 10 s.d. 20 cm batas horison tanah jelas, rata

dengan tekstur liat, struktur kubus membulat dan kasar. Konsistensi

tanah teguh dan sangat plastis dengan pori banyak dan pengakaran

sedang sedikit. Pada kedalaman di atas 20 cm atau lebih batas horison

Page 12: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

11

agak kabur dengan tekstur liat dan struktur kubus membulat.

Konsistensi tanah teguh, sangat plastis, sangat lekat, dengan pori

sedang dan pengakaran halus sedang.

Tingkat kesuburan tanah di lokasi kegiatan sangat kurang baik.

Hal ini disebabkan karena lapisan tanahnya sangat tipis serta unsur

hara dan kandungan zat organik sangat kecil. Porositas tanah yang

sangat tinggi menyebabkan air irigasi tidak ada serta evaporasi yang

terjadi sangat tinggi mengakibatkan tanaman sulit bisa hidup, terutama

pada musim kemarau. Kondisi tanah tersebut akan menjadi hambatan

besar dalam pengelolaan pertamanan, sehingga harus didatangkan

tanah subur dari luar serta pemberian pupuk dan penggemburan tanah

yang harus dilakukan secara rutin dengan intensitas penyiraman yang

banyak.

Tabel. 4.3. Data Analisis Tanah

No. Parameter Hasil Analisa Keterangan

1 pH 6,6 N

2 DHL 0,82 mmhos/cm SR

3 C Organik 2,50 (%) S

4 N Total 0,8 (%) R

5 P Tersedia 6,78 ppm SR

6 K Tersedia 55,48 ppm SR

7 Kadar Air

- KU

- KL

6,77 (%)

31,52 (%)

-

-

8 Tekstur Lempung berliat

Sumber : Analisis Lab Tanah FP UNUD

H. Hidrologi

Wilayah studi termasuk daerah perbukitan dengan litologi batu

gamping yang secara hidrogeologis terpisah dari daratan pulau Bali

sehingga recftarge-nya hanya berasal dari air hujan. Nilai tingkat

infiltrasi batuan dari wilayah studi sangat tinggi yakni 70-100 %. Pada

waktu bulan kering nilai infiltrasi sangat tinggi mencapai 100 %

sedangkan pada waktu bulan basah atau musim hujan berkisar 71 %

hingga 89 %.

Page 13: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

12

Perbukitan yang terdapat di tengah-tengah Pulau Nusa Penida

berfungsi sebagai water shed yang merupakan batas paling atas daerah

tangkapan hujan. Kondisi tofografi wilayah Bukit yang landai ke arah

utara menyebabkan kesempatan air hujan untuk berinflitrasi jauh lebih

besar. Hal ini ditandai dengan adanya vegetasi di bagian sebelah

Selatan maupun Timur relatif lebih jarang. Recharge boundry di

wilayah ini diperkirakan letaknya melintang dari Barat ke Timur.

Sungai yang ke Selatan umumnya lebih pendek dan sangat curam

sehingga menyebabkan inflitrasi air hujan ke dalam tanah di bagian ini

lebih rendah.

Air merupakan kebutuhan pokok yang mutlak harus dipenuhi

untuk kelangsungan hidup mahkluk hidup. Walaupun jumlah air di

bumi tetap, namun dari segi kualitas, jumlahnya sangat terbatas. Oleh

karena itu pemanfaatan air, harus disesuaikan dengan potensi yang

tersedia sehingga dapat terjaga keseimbangannya dapat terjaga.

Pemanfaatan air, terutama air tanah di Bali Selatan telah

dikembangkan dengan pembuatan sumur-sumur bor dengan tujuan

menambah kebutuhan air minum bagi masyarakat. Untuk kawasan

rencana kegiatan kebutuhan air minum sudah dapat dilayani dengan

fasilitas yang disediakan oleh penyediaan air perpipaan yang dikelola

dan ditangani langsung oleh PDAM Klungkung.

Akifer air tanah di Kabupaten Klungkung mengikuti pola Bali

secara umum. Akifer dangkal ditemukan pada kedalaman 30 - 50 m

dengan formasi miring ke arah selatan. Sedangkan akifer tertekan atau

air tanah dalam ditemukan pada kedalaman 50-150 m. Menurut

pengelompokan kandungan air tanah yang dibuat dalam Peta

Hidrogeologi Bali yang dicatat Bappeda & Litbang Provinsi Bali

Tahun 2011 terdapat wilayah-wilayah dengan kandungan air tanah

yang merentang atas kondisi sebagai berikut : 1) daerah yang

terpengaruh oleh air laut (air payau) meliputi wilayah Jimbaran,

Tanjung Benoa dan sekitarnya, 2) setempat kandungan air sangat

Page 14: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

13

sedikit sekali 0,1 It/ det terdapat di wilayah Bukit Pecatu dan Nusa

Dua, 3) setempat kandungan air besar 10 It/det terdapat di wilayah

Kuta, Kuta Utara hingga sebagian kecamatan Mengwi, 4) setempat

kandungan sedang 5 It/det terdapat di wilayah Abiansemal, dan 5)

setempat kandungan sedikit 0,5 It/det terdapat di wilayah Petang.

Kondisi kualitas air tanah berdasarkan pengujian terhadap beberapa

sumur dangka! dan sumur dalam di Badung Selatan menunjukkan

bahwa air tanah masih memiliki kualitas baik. Tetapi pada beberapa

sumur sampel ditemukan bahwa air tanah sudah terasa asin karena

intrusi air laut dan terdapatnya pencemaran koli tinja.

Kondisi mata air di Kabupaten Klungkung menurut hasil

penelitian JICA (2008) masih memungkinkan untuk pelayanan

kebutuhan air bagi masyarakat dengan berusaha menjaga kualitas

daerah resapan air dengan baik. Namun bagi kawasan Badung Selatan

hanya terdapat di Jimbaran dengan kapasitas yang sangat terbatas.

Tabel 4.5. Keberadaan Mata Air di Kabupaten Klungkung

No. Mata Air Desa Kecamatan Debit lt/dt Pemanfaatan

1 Mata air Penida Bunga Mekar Nusa Penida 150 lt

2 Segening Batumadeg Nusa Penida 200 lt

3 Tembelig Batukandik Nusa Penida 175 lt

4 Guyangan Batukandik Nusa Penida 225 lt

5 Pelilit - Nusa Penida 150 lt

Sumber : Bappeda Kabupaten Klungkung

Dalam keadaan yang memungkinkan, akibat adanya rekahan,

celah atau bekerjanya fungsi kaliparitas, maka air tanah akan muncul

ke permukaan sebagai mata air. Keterdapatan mata air di Nusa Penida

menurut data Bappeda tahun 2005 ditemukan di beberapa tempat

sebanyak 5 buah. Upaya menjaga keberadaan mata air ini sangat

penting dilakukan agar ketersediaannya tetap lestari.

Hasil pengukuran terhadap sampel air yakni sampel yang

berasal dari mata air dan sampel air yang diambil salah satu mata air

di sekitar rencana kegiatan pada tanggal 10 November 2012

menunjukkan kondisi air yang memenuhi baku mutu air Kelas I dan

Page 15: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

14

II. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat,

penyediaan air bersih dari PDAM sering mengalami kendala karena

kekurangan pasokan, sehingga masyarakat masih memanfaatkan

sumber air hujan dengan menampungnya dalam cubang atau tempat

air yang besar.

Beberapa parameter termasuk kategori tinggi seperti kandungan

nitrat dan sulfat. Kemungkinan hal ini berkaitan dengan penggunaan

bahan tambahan kimiawi di dalam tangki pengumpul air dan faktor

alam lainnya yang menyebabkan konsentrasi senyawa-senyawa

nitrogen dan sulfat menjadi relatif tinggi

4.1.2. Flora dan Fauna

Wilayah studi merupakan kawasan perbukitan yang terdiri atas areal

diidentifikasi dalam wilayah studi. Jenis tanaman yang ditemukan di wilayah studi

meliputi tanaman Jati (Tectona grandis), Gamal (Gylceridia sepium), jambu Mete

(Syzigium sp), Lamtoro (Sepium glauca), Bekul (Syzipus indica), Ketapang

(Terminalia katapang), Juwet (Syzigium sp), Singapur (Muntingia calabura),

Kapuk (Caiba petandra), Mengkudu (Morinda citrifolia), Jepun (Plumeria

accuminata), Ancak (Picus sikomorus), Nangka (Artirocarpus sp), Sotong

(Syzigium javanicum), Kembang Kertas (Buogenfile spectabilis),Kelor (Moringa

oliefera), Turi (Sesebenia sp), Kerasi (Lantana camara), Silik (Anona squmosa),

Beringin (Picus relegiosa), Soka (Ixora paludosa), Nusa Indah (Musaendah sp),

Pepaya (Carica papaya), Jambu Air (Syzigium aqueum), Kaktus (Cactus sp),

Asem (Tarindus indica), dan Sonokling (Darbergia speciosa). Penduduk

setempat berusaha menanami lahan perbukitan yang merupakan lahan kering

dengan berbagai tanaman, namun karena keterbatasan sumber air mengakibatkan

pohon-pohan tersebut hanya tumbuh dengan baik pada waktu musim hujan.

Page 16: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

15

4.1.3. Sumberdaya Sosial ekonomi, Budaya

A. Demografi

Penduduk Pulau Bali mengalami peningkatan jumlah penduduk yang

tinggi setiap tahun. Pada tahun 1971 jumlah penduduk sebanyak 2.120.000

jiwa meningkat menjadi 3.891.000 jiwa pada tahun 2010. Kondisi ini

memiliki dampak langsung terhadap munculnya berbagai permasalahan sosial.

Seperti terlihat dalam gambar berikut yang memperlihatkan pertambahan

jumlah penduduk Bali dan Indonesia yang terus meningkat.

Sumber: Studi JICA.2011

Gambar 4.6.

Pertambahan Penduduk Pulau Bali

Kabupaten Klungkung merupakan wilayah yang cukup lambat

perkembangan perekonomian kawasannya, terutama di sumbang dari sektor

pariwisata. Jumlah penduduk Kecamatan Nusa Penida pada tahun 2012 adalah

47.757 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak berada di Desa Batukandik, yaitu

4.308 jiwa. Jumlah penduduk terendah terdapat di Desa Toya Pakeh, yaitu 597

jiwa.

Page 17: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

16

B. Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi masyarakat di wilayah studi sebagian besar

dipengaruhi oleh karakteristik daerahnya sebagai daerah kering yang berbukit.

Pemanfaatan lahan sebagian besar untuk lahan tegalan yang dibiarkan

ditumbuhi rumput dan perdu liar. Dengan berkembangnya aktivitas

kepariwisataan, lahan di saat ini lebih banyak dikembangkan sebagai kawasan

pariwisa seperti hotel, restoran dan villa.

C. Sosial Budaya

Masyarakat di yang sebagian besar beragama Hindu sangat mematuhi

nilai-nilai budaya tradisi yang bersumber dari ajaran Agama Hindu. Pada

setiap aktivitas masyarakat senantiasa merujuk pada nilai-nilai yang

bersumber pada sastra agama Hindu. Pelaksanaan tradisi di desa pakraman

selalu dikaitkan dengan landasan filosofi Tri Hita Karana yang

mengedepankan keselarasan dan harmoni yang direfleksikan dalam bentuk

awig-awig yang pada dasarnya mengatur aspek Parahyangan, Pawongan dan

Palemahan. Para remaja atau pemuda-pemudi terhimpun dalam wadah sekehe

Teruna-teruni. Lembaga-lembaga sosial lainnya yang menunjang keberadaan

Desa Pakraman berupa sekehe-sekehe seperti sekehe gong, sekehe kidung, dan

lain sebagainya. Subak abian juga ada di daerah tersebut sesuai dengan

topografi daerahnya yang berbukit dan berbatu sehingga pertanian lahan

kering yang mendominasi kehidupan petani di daerah tersebut.

Aktivitas kepariwisataan diharapkan selalu menjaga nilai-nilai kesucian

yang terdapat dalam areal tempat suci. Tidak seperti candi atau kuil Hindu di

India yang berupa bangunan tertutup, kawasan tempat suci di Bali (pura)

dirancang sebagai tempat ibadah di udara terbuka yang terdiri dari beberapa

lingkungan yang dikelilingi tembok. Masing-masing lingkungan ini

dihubungkan dengan gerbang atau gapura yang penuh berukiran indah.

Lingkungan yang dikelilingi tembok ini memuat beberapa bangunan seperti

pelinggih yaitu tempat suci bersemayam Hyang, meru yaitu menara dengan

atap bersusun, serta bale (pendopo atau paviliun). Struktur tempat suci pura

mengikuti konsep Tri Mandala, yang memiliki tingkatan pada derajat

kesuciannya, yakni:

Page 18: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

17

1) Nista mandala (Jaba pisan): zona terluar yang merupakan pintu masuk

pura dari lingkungan luar. Pada zona ini biasanya berupa lapangan atau

taman yang dapat digunakan untuk kegiatan pementasan tari atau tempat

persiapan dalam melakukan berbagai upacara keagamaan.

2) Madya mandala (Jaba tengah): zona tengah tempat aktivitas umat dan

fasilitas pendukung. Pada zona ini biasanya terdapat Bale Kulkul, Bale

Gong (Baie gamelan), Wantilan (Bale pertemuan), Bale Pesandekan, dan

Perantenan.

3) Utama mandala (Jero): yang merupakan zona paling suci di dalam pura. Di

dalam zona tersuci ini terdapat Padmasana, Pelinggih Meru, Bale Piyasan,

Bale Pepelik, Bale Panggungan, Bale Pawedan, Bale Murda, dan Gedong

Penyimpenan.

Prosesi budaya/keagamaan ada yang dilakukan secara reguler ada yang

dilakukan secara eventual. Prosesi yang dilakukan secara reguler yaitu melasti

yang dilakukan setiap tahun dari pura menuju pantai, kemudian piodalan di

Pura Tri Kahyangan yang meliputi Pura Dalem, Pura Puseh dan Pura

Baleagung adalah aktivitas ritual yang rutin dilaksanakan. Aktivitas

keagamaan yang paling dekat dengan lokasi proyek adalah upakara dan

upacara di Pura Dalem Ped. Selanjutnya terdapat Pura Pucak Mundi, Gua Giri

Putri, Pura Gua Gala-Gala, Pura Batu Medan, dan Pura Segara. Berikut ini

dapat diuraikan keberadaan beberapa tempat persembahyangan yang berada

dekat dengan lokasi kegiatan.

D. Sarana dan Prasarana Umum

Prasarana jalan telah dapat dijangkau atau menghubungkan seluruh desa,

dengan panjang jalan 138,50 km (110,5 km beraspal, 7,5 km diperkeras, jalan

masih berupa tanah 20,5 km, jembatan 6 unit). Jumlah kendaraan bermotor

499 unit atau kepemilikan kendaraan per 1000 penduduk sekitar 11 kendaraan.

Angka perjalanan penduduk tertinggi di pelabuhan, dengan 3.659 trip/bulan

dengan rata-rata penumpang per hari 122 penumpang. Pola jaringan jalan yang

telah terbentuk adalah pola radial atau jalan lingkar yang menghubungkan

setiap desa di Nusa Penida. Jenis angkutan penumpang dan barang yang

Page 19: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

18

melayani kawasan Nusa Penida adalah jenis pick up dengan waktu operasi

yang relatif terbatas, yaitu di pelabuhan ke desa-desa atau banjar dan antar

desa. Terminal angkutan umum yang ada terdapat di Pelabuhan Buyuk,

Mentigi, dan Pasar Sampalan.

Sarana dan prasarana kelistrikan telah menjangkau semua wilayah studi.

Rata-rata peningkatan kapasitas listrik meningkat 6% dari tahun 2005-2008

untuk Kabupaten Klungkung, namun terjadi peningkatan yang cukup tajam di

Kecamatan Nusa Penida yaitu sebesar 17% yaitu dari 1.596.364.161 KWH

menjadi 697.960.240 KWH dengan Jumlah pelanggan sebanyak 20.315

pelanggan (Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah

Kabupaten Klungkung,2008). Fasilitas telepon telah dinikmati oleh sebagian

kecil masyarakat di wilayah Nusa Penida, walaupun belum semua rumah

penduduk mendapatkan sambungan telepon rumah. Penggunaan alat

komunikasi lainnya seperti telepon genggam sudah menjadi alat yang dikenal

luas dengan adanya beberapa toko pelayanan prasarana telepon selular di Nusa

Penida.

4.2. Pembahasan

Pembangunan Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung akan

memiliki arti penting di dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian

menambah potensi lapangan pekerjaan dan pertumbuhan pasar akan terbentuk

sebagai akibat adanya aktivitas pertumbuhan ekonomi tersebut. Pembangunan

fasilitas umum seperti jalan, sarana kesehatan, pendidikan, dan pasar akan

mendapat tambahan biaya.

Secara umum potensi fisik lingkungan terdiri atas Lingkungan A

(Abiotik), lingkungan B (Biotik), dan lingkungan C (Culture/Kebudayaan

Masyarakat/ Sosial). Lingkungan A adalah lingkungan geofisik-kimia yang

berkaitan dengan benda-benda fisik seperti air, tanah, udara, angin, batu-batuan,

dan lain lain. Lingkungan B adalah berkaitan dengan lingkungan biologi terutama

flora dan fauna. Termasuk didalamnya organisme hidup mulai dari organisme

bersel satu hingga organisme tinggi. Sedangkan lingkungan C berkaitan dengan

lingkungan manusia dan kebudayaannya yang menyangkut aspek sosial, ekonomi,

budaya, kesehatan, keamanan, dan lain lain. Kawasan lokasi kegiatan pada

umumnya lebih banyak terdiri atas lahan tegalan dan perkebunan. Undang-

Page 20: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

19

Undang No 32 tahun 2009 didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia.

Dalam pengertian tersebut, lingkungan hidup Indonesia yang dianugrahkan Tuhan

Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan

rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar

dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa

Indonesia serta mahluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan

kualitas hidup itu sendiri.

Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung merupakan kawasan yang

baru berkembang sebagai kawasan pariwisata, namun bagian timur kawasan,

masih memperlihatkan suasana perbukitan yang alami belum banyak terbangun

narnun memiliki pemandangan laut yang mempesona.

Pembangunan fasilitas akomodasi pariwisata yang sangat memerlukan

potensi sumber daya air di Bali yang sangat terbatas. Berdasarkan data di Bapedda

Propinsi Bali, 2006, cadangan efektif sumber air di pulau Bali berasal dari air

hujan sebanyak 5.507,90 juta m3. Cadangan yang berasal dari air tanah sebanyak

1.447,42 juta m3. Sedangkan besarnya cadangan yang bersumber dari air

permukaan seperti mata air sungai-sungai, danau dan waduk berjumlah kurang

lebih 2.315,39 juta m3. Melihat kondisi seperti ini. maka pembangunan fasilitas

akomodasi pariwisata yang boros air, perlu memberikan kontribusi nyata terhadap

peningkatan penyediaan sumber air baku dari dana yang dialokasikan bersumber

pada pendapatan sektor pajak dan dana pihak ketiga.

Pembangunan fasilitas pariwisata seperti Hotel dan Resort berbintang

sangat berperan dalam perubahan sumber daya air di Bali. Sebagai perbandingan,

satu kamar Hotel dan Resort berbintang lima memerlukan air kira-kira 1500

liter/hari, sedangkan kebutuhan air bagi penduduk rata-rata 140 liter per orang per

hari. Bila pembangunan fasilitas pariwisata tersebut tidak mengindahkan daya

dukung air di pulau Bali, maka cadangan air pun akan mengalami gangguan yang

signifikan bisa merusak tatanan masyarakat Bali pada umumnya yang tentunya

dapat rnengganggu keberlanjutan masa depan Bali.

Page 21: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

20

Sumberdaya alam lainnya yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat

dalam pembangunan adalah sumber daya mineral dan bahan galian khususnya

galian C yang terdiri dari pasir-batu (sirtu); batu padas/paras; batu kapur/gamping

(limestone); batu apung; tanah liat; tanah urug; batu mulia dan batu tabas. Bahan

alam tersebut dapat ditambang di seluruh bagian pulau Bali, namun yang paling

banyak terdapat di kawasan bagian timur yakni di kabupaten Klungkung dan

Karangasem. Cadangan bahan galian C yang dimiliki pulau Bali diperkirakan

jumlahnya semakin terbatas. Bahan gaiian berupa batu kali berjumlah 1.090.073

m3; batu gamping (limestone) sebanyak 25.488.977.909 m3; batu padas

236.666.627 m3; pasir dan batu diperkirakan berjumlah 1.474.415.959 m3.

Sebagian besar cadangan tersebut dihasilkan sebagai akibat muntahan gunung

berapi seperti akibat letusan Gunung Agung pada tahun 1964. Sehingga untuk

masyarakat di daerah tersebut, keberadaan bahan alam tersebut sangat membantu

peningkatan kesejahteraannya. Namun, dengan semakin terbatasnya potensi yang

ada akibat pemanfaatan yang terus menerus, telah menimbulkan implikasi yang

besar bagi daerah sumber penghasil bahan petambangan galian C tersebut. Oleh

karenanya, dukungan terhadap program mitigasi lingkungan hidup di kawasan

sumber galian perlu semakin ditingkatkan, dengan memberikan porsi dan prioritas

yang besar dari anggaran yang bersumber pada pendapatan pajak pembangunan.

Dengan dukungan finansial yang memadai, tentunya program mitigasi dan

konservasi lingkungan hidup bagi kawasan sumber pertambangan galian C dapat

lebih ditingkatkan.

Lingkungan fisik Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung meliputi

keberadaan areal perbukitan kapur yang keras dengan cadangan air terbatas.

Ditinjau dari nilai ekonomi secara kulitatif, komponen lingkungan ini lebih

dimanfaatkan masyarakat untuk pengembalaan dan pertanian lahan kering.

Lingkungan biologi meliputi keberadaan flora dan fauna perbukitan yang banyak

digunakan sebagai lahan peternakan sapi, serta vegetasi pesisir dan laut yang

menjadi sumber penghidupan nelayan. Nilai ekonomis lingkungan biologi ini

adalah untuk menjaga keberlangsungan kehidupan masyarakat dalam penyediaan

sumber makanan dan tabungan kalau sewaktu-waktu diperlukan untuk kegiatan

senari-hari. Lingkungan sosial meliputi keberadaan tempat suci sebagai pusat

aktivitas keagamaan masyarakat, dengan beberapa fasilitas pendukung

perekonomian seperti pasar desa, LPD, dan fasilitas umum lainnya.

Page 22: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

21

V. Penutup

Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung berada di kawasan pesisir

dan laut yang menjadi sumber penghidupan masyarakat nelayan. Kegiatan

pariwisata di kawasan tersebut, nantinya perlu mensinergikan kegiatan para

nelayan ini sehingga tetap da Mengingat kondisi lingkungan di wilayah studi

adalah daerah perbukitan, maka pada umumnya masyarakat sangat mengharapkan

adanya peningkatan kesejahteraan khususnya di bidang perekonomian masyarakat

melalui pengembangan kawasan pariwisata

Page 23: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

LAMPIRAN

Page 24: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

Gambar 1

Peta Administrasi

KA

WA

SA

N

AD

MIN

IST

RA

SI

Page 25: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

Sumber : Bappeda-Litbang Kab. Klungkung, 2010

Gambar 2

Peta Kontur

Page 26: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

2

Sumber : Bappeda-Litbang Kab. Klungkung, 2010

Gambar 3

Peta Topografi dan Sumber Mata Air

Page 27: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

Gambar 4

Kondisi Sarana dan Prasarana Transportasi Nusa Penida

Page 28: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

2

Gambar 5

Arahan Kebijakan Sistem Jaringan Transportasi Tahun 2002-2015

Page 29: INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA LAHAN UNTUK …

3

Gambar 6

Pola Pemanfaatan Ruang Daratan