Top Banner
8/28/2015 Ditulis oleh : Baskan Hanurajie | Praktisi UTR, BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL FOR PHYSICS STUDENT INTRODUKSI UJI TAK RUSAK (NDT INTRODUCTION)
21

Introduksi NDT 2016

Jan 27, 2016

Download

Documents

baskandt4247

Informasi mini untuk UTR yang mencakup Radiografi, Ultrasonik, Magnetik, Penetran dan Eddy current, semoga manfaat.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Introduksi NDT 2016

8/28/2015

Ditulis oleh : Baskan Hanurajie | Praktisi UTR, BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

FOR PHYSICS

STUDENT INTRODUKSI UJI TAK RUSAK (NDT INTRODUCTION)

Page 2: Introduksi NDT 2016

1 | P a g e

PEMBUKA

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Mengetahui atas seluruh

kejadian di alam semesta ini. Dengan izin-Nya, penulis berbagi

pengetahuan yang sedikit dari ilmu-Nya yang Maha Luas.

Uji Tak Rusak merupakan pengetahuan fisika dasar yang diterapkan

dibidang industri dengan sangat meyakinkan dan signifikan. Sejak

1885 ketika X-ray dibuat oleh W.C.Roentgen ataupun zat radioaktif

oleh H. Becquerel hingga sekarang telah memberikan sumbangan yang

sangat berharga bagi kemaslahatan manusia. UTR modern telah

berkembang pesat namun hal itu tidak akan terwujud sebelum dimulai

dengan UTR konvensional. Seiring dengan berkembangnya teknologi

maka diimbangi pula dengan kemampuan personel dalam menangani

teknologi UTR yang baru ini.

Semoga buku kecil ini memberikan pengetahuan tambahan, bagaimana

fisika diterapkan khususnya bidang UTR dan wawasan bagi

pembacanya terutama dalam dunia kerja dan dapat diamalkan dalam

mendukung kehidupan didunia yang lebih baik.

Wassalam

Baskan Hanurajie

ISO NDT Level III

Page 3: Introduksi NDT 2016

2 | P a g e

DAFTAR ISI

PEMBUKA

1. INTRODUKSI .......................................................................................................... 3

2. UJI CAIRAN PENETRAN (PT) ............................................................................ 4

2.1 INTRODUKSI UJI CAIRAN PENETRAN (PT) ................................................................ 4

2.2 PRINSIP DASAR ........................................................................................................ 5

2.3 KEUNGGULAN ......................................................................................................... 6

2.4 KETERBATASAN ...................................................................................................... 6

3. UJI PARTIKEL MAGNETIK (MT) ..................................................................... 7

3.1 INTRODUKSI UJI PARTIKEL MAGNETIK (MT) .......................................................... 7

3.2 PRINSIP DASAR ........................................................................................................ 8

3.3 KEUNGGULAN ......................................................................................................... 9

3.4 KETERBATASAN ...................................................................................................... 9

4. UJI RADIOGRAFI (RT) ......................................................................................... 9

4.1 INTRODUKSI UJI RADIOGRAFI (RT) ........................................................................ 10

4.2 PRINSIP DASAR ...................................................................................................... 11

4.3 KEUNGGULAN ...................................................................................................... 11

4.4 KETERBATASAN .................................................................................................... 11

5. UJI ULTRASONIK (UT) ...................................................................................... 11

5.1 INTRODUKSI UJI ULTRASONIK (UT) ....................................................................... 11

5.2 PRINSIP DASAR ...................................................................................................... 12

5.3 KEUNGGULAN ...................................................................................................... 13

5.4 KETERBATASAN ................................................................................................... 13

6. UJI EDDY CURRENT .......................................................................................... 13

6.1 INTRODUKSI UJI EDDY CURRENT (ET).................................................................... 14

6.2 PRINSIP DASAR ...................................................................................................... 14

6.3 KEUNGGULAN ...................................................................................................... 14

6.4 KETERBATASAN ................................................................................................... 15

7. APLIKASI UTR DI INDUSTRI ........................................................................... 15

8. PELATIHAN DAN SERTIFIKASI ..................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20

RIWAYAT PENULIS ............................................................................................... 20

Page 4: Introduksi NDT 2016

3 | P a g e

1 Introduksi Uji Tak Rusak (UTR) adalah salah satu bagian dari fungsi kendali kualitas dan proses industri dan saling melengkapi antara metode satu dengan yang lainnya. Definisi UTR adalah pengujian suatu bahan, komponen atau struktur pada bagian permukaan atau internal atau kondisi metalurgi, tanpa merusak bahan tersebut sehingga integritasnya terjaga dan masih layak untuk digunakan. Teknik ini dapat diterapkan secara sampling untuk pemeriksaan individu atau dapat digunakan untuk 100% memeriksa bahan dalam sistem kendali kualitas produksi. Sekarang ini telah menjadi konsep teknologi tinggi, dalam evolusi peralatan sehingga telah membuat UTR ini menjadi cukup kuat untuk aplikasi dalam lingkungan industri pada setiap tahap pabrikasi - dalam pembuatan baja dari pembuatan awal hingga pemeriksaan insite bahkan sampai in-service. Tingkat ketrampilan inspektur disyaratkan untuk menerapkan teknik secara tepat sehingga mendapatkan jumlah informasi maksimum mengenai suatu produk, dengan umpan balik secara konsekuen ke fasilitas produksi. UTR bukan hanya sebuah metode untuk menolak bahan standar rendah; tetapi itu juga memberi jaminan bahwa yang baik itu adalah baik. Teknik ini menggunakan berbagai prinsip; tidak ada metode tunggal yang menjadi unggulan, metode yang ada dibangun untuk memenuhi semua persyaratan dalam segala situasi. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari metode yang paling umum digunakan dalam industri, dengan rincian aplikasi sesuai, fungsi dan keuntungan. Metode yang dibahas adalah: Uji Cairan Penetran (PT) Uji Partikel Magnetik (MT) Uji Radiografi (RT) Uji Ultrasonik (UT) Uji Eddy Current (ET) Namun, ini tidak berarti bahwa semua prinsip yang tersedia untuk Insinyur UTR, ada metode lain seperti: potensial drop, soniks, infra-merah, emisi akustik dan spectrography dan yang lainya. Disini tidak diberikan informasi ini, tetapi 5 UTR yang sudah umum saja, semoga manfaat.

Page 5: Introduksi NDT 2016

4 | P a g e

2. Uji Cairan Penetran 2.1 Introduksi Uji Cairan Penetran (PT)

Pemeriksaan penetran cairan adalah metoda yang digunakan untuk menemukan cacat permukaan dengan munculnya cairan berwarna atau floresen dari cacat. Teknik ini didasarkan pada kemampuan cairan membentuk gambar pada permukaan bersih yang ada cacatnya dengan aksi kapilaritas. Perioda waktu setelah itu disebut dengan dwell, kelebihan cairan penetran dibersihkan yang selanjutnya diberikan developer. Aksi ini disebut dengan bleber (blotter), seperti tinta yang muncul di saku baju dimana pada pemeriksaan ini penetran yang bleber sebagai akibat tertinggal didalam cacat. Penetran kontras warna sesuai untuk cahaya putih sedangkan penetran floresen digunakan pada kondisi gelap menggunakan ”cahaya hitam” ultraviolet.

Teknik pemeriksaan yang sangat kuno ini pertama kali digunakan pada pemeriksaan keramik lembut dengan menyebarkan karbon hitam pada permukaannya, kemudian karbon hitam akan mengendap pada retak permukaan sehingga gambarannya tampak. Selanjutnya dilakukan pada bengkel kerja kereta api untuk menguji komponen besi dan baja dengan metoda ”minyak dan pemutih”. Pada metoda ini, minyak kental yang biasanya tersedia di bengkel kerja, dilarutkan dengan kerosin (minyak tanah) pada tangki besar sehingga pemeriksaan komponen kereta api seperti roda dapat dicelupkan. Setelah diangkat dan dibersihkan, permukaan komponen dilapisi dengan suspensi lembut kapur beralkohol sehingga terbentuk lapisan putih yang kemudian alkoholnya mengalami penguapan. Benda uji selanjutnya digetarkan dengan pukulan palu yang menyebabkan minyak sisa pada bagian retak permukaan muncul keluar dan bleber / mengotori lapisan putih. Metoda ini digunakan sejak permulaan abad 19 hingga mendekati tahun 1940 ketika metoda partikel magnetik diperkenalkan dan memberikan hasil yang lebih sensitif untuk besi dan baja feromagnetik.

Metoda berbeda yang dikenalkan pada tahun 1940-an, dimana permukaan uji dilapisi dengan pernis mengkilat dan setelah kering diberi getaran dengan dipukul dengan palu. Dikarenakan sifat getas lapisan pernis terhadap retak akan tampak disekitar permukaan cacat. Pernis yang getas telah digunakan untuk menunjukan distribusi stres pada komponen dan tidak untuk menemukan cacat.

2.2 Prinsip Dasar

Preparasi permukaan : Satu tahapan yang paling penting dalam pemeriksaan cairan penetran adalah preparasi permukaan. Permukaan harus

Page 6: Introduksi NDT 2016

5 | P a g e

bersih dari minyak, gemuk, air atau pengotor lain yang mungkin menghalangi penetran ketika memasuki cacat. Benda uji juga mungkin harus di etsa jika setelah mengalami permesinan seperti proses mesin, semprotan pasir atau grit blasting. Proses tersebut dapat menyapu permukaan benda uji sehingga menutupi cacat.

1. Aplikasi penetran : Setiap permukaan harus mengalami pembersihan dan kering kemudian bahan penetran diterapkan dengan disemprotkan, dengan kuwas atau dicelupkan pada bak penetran.

2. Menetapnya penetran (Dwell): penetran tetap dipermukaan benda uji dalam jangka waktu tertentu untuk memungkinkan penetran semaksimal mungkin menjangkau atau menyusup ke dalam cacat. Waktu menetap (dwell time) adalah waktu keseluruhan yang digunakan penetran dalam berinteraksi dengan permukaan benda uji. Waktu menetap ini biasanya ditentukan oleh pembuat penetran (fabrikator) atau sesuai persyaratan tertentu. Waktu yang diberikan bergantung pada aplikasinya, bahan penetran yang digunakan, bahan benda uji, bentuk bahan yang diuji, dan tipe cacat yang diperiksa. Waktu minimum secara umum mempunyai rentang antara 5 hingga 60 menit. Pada dasarnya tidak berbahaya apabila waktu yang digunakan lebih lama dari waktu yang ditetapkan sejauh cairan tersebut tidak menjadi kering. Waktu yang sesuai sering ditentukan secara percobaan dan seringkali untuk aplikasi tertentu saja.

3. Pembersihan sisa penetran: Bagian ini adalah bagian yang sangat serius dalam prosedur pemeriksaan disebabkan sisa penetran harus dibersihkan dari permukaan benda uji sementara harus menyisakan penetran sedikit mungkin didalam cacat. Hal ini bergantung pada sistem penetran yang digunakan, tahapan ini mungkin juga diikuti dengan pembersihan menggunakan solven, pencucian langsung dengan air, atau menggunakan emulsifier yang selanjutnya menggunakan air.

4. Aplikasi developer: Lapisan tipis developer selanjutnya diterapkan pada permukaan benda uji untuk menyerap penetran yang tersisa dalam cacat muncul dan tampak dipermukaan. Developer diberikan dengan berbagai cara diantaranya ditaburkan (untuk teknik kering), dicelupkan atau disemprotkan (untuk teknik basah).

5. Pengembangan Indikasi: Developer diperbolehkan untuk tetap di permukaan benda uji dengan periode waktu yang sesuai untuk menarik keluar penetran yang terjebak didalam cacat, pada setiap permukaan.

Page 7: Introduksi NDT 2016

6 | P a g e

Waktu pengembangan biasanya 10 menit minimum dan waktu yang lebih panjang untuk cacat retak yang sangat halus.

6. Pemeriksaan: Pemeriksaan dilakukan dibawah pencahayaan yang tepat untuk mendeteksi indikasi dari setiap cacat yang tampak.

7. Pembersihan permukaan: Tahapan akhir dalam proses adalah membersihkan permukaan benda uji dari developer dimana hasil pemeriksaan menyatakan cacat tersebut masih dapat diterima.

2.3 Keunggulan

PT memiliki sensitivitas yang tinggi untuk cacat kecil dipermukaan. PT memiliki keterbatasan beberapa bahan, mungkin dapat memeriksa

bahan seperti bahan logam dan non-logam, magnetik dan non-magnetik, konduktor dan non-konduktor.

Benda uji dengan volume yang besar dapat diperiksa dengan cepat dan ongkos yang murah.

Komponen pada benda uji yang rumit dapat diperiksa secara rutin. Indikasi dihasilkan secara langsung dipermukaan benda uji dan

menampakan bentuk cacat secara nyata. Kaleng semprot cairan penetran menjadikan teknik ini memiliki mobilitas

tinggi. Bahan penetrant dan peralatan pendukungnya relatif tidak mahal

2.4 Keterbatasan

Hanya cacat terbuka dipermukaan yang dapat dideteksi. Hanya bahan yang permukaannya tidak berpori yang dapat diperiksa. Pembersihan permukaan sangat penting untuk mencegah pengotor yang

menutupi cacat. Penghalusan logam dengan machining, grinda, dan semprotan pasir atau

udara harus dihindarkan sebelum pemeriksaan PT. Inspektur harus memiliki akses langsung terhadap permukaan yang

diperiksa. Penyelesaian permukaan dan

kekasaran dapat berpengaruh terhadap sensitivitas pemeriksaan.

Proses operasi berulang harus dilakukan dan dikendalikan.

Pembersihan akhir untuk benda uji atau bahan yang diterima harus dilakukan.

Penanganan bahan kimia dan limbahnya juga diperlukan.

Page 8: Introduksi NDT 2016

7 | P a g e

3. Uji partikel Magnetik 3.1 Introduksi Uji Partikel Magnetik (MPT/MT)

Pemeriksaan partikel magnetik (MPI) adalah metoda UTR (uji tak rusak) yang digunakan untuk mendeteksi cacat. MPI adalah cepat dan relative mudah dalam aplikasi dan preparasi permukaan benda uji tidaklah begitu kritis dibanding dengan UTR lain. Karakter inilah yang menjadikan MPI secara luas banyak digunakan pada metoda UTR.

MPI menggunakan medan magnet dan partikel magnetik, seperti serbuk besi untuk mendeteksi cacat pada komponen. Hanya satu persyaratan yang menjadi titik utama adalah komponen yang diperiksa haruslah dibuat dari bahan ferromagnetik seperti besi, nikel, kobal atau campurannya (alloys). Material ferromagnetik adalah bahan yang dapat dimagnetisasi hingga level dimana pemeriksaan menjadi efektif.

Metoda ini digunakan untuk pemeriksaan berbagai produk seperti cor (cast), tempa (forging) dan las (weldment). Banyak industri menggunakan MPI untuk menentukan komponen yang layak untuk digunakan. Beberapa contoh industri yang menggunakan MPI seperti struktur baja, otomotif, petrokimia, pembangkit energi dan industri ruang angkasa. Pemeriksaan bawah air juga bagian lain dari MPI yang digunakan pada struktur lepas pantai dan jaringan pipa bawah air.

Page 9: Introduksi NDT 2016

8 | P a g e

3.2. Prinsip Dasar

Secara teori, MT secara relative memiliki konsep sederhana. Hal ini dapat dipandang sebagai kombinasi dua UTR : uji magnetic fluks bocor dan uji visual. Dengan memandang sebuah magnet batang dimana memiliki medan magnet didalam dan disekitar magnet. Setiap tempat yang masuk

dan keluarnya terdapat garis gaya magnet disebut kutub. Kutub dimana garis gaya magnet keluar dari kutub magnet disebut kutub utara sedangkan untuk yang masuk kedalam disebut kutub selatan.

Jika magnet batang patah di bagian tengah, sehingga menghasilkan dua batang magnet dengan masing-masing kutubnya. Jika magnet hanya retak tetapi tidak patah keseluruhan, maka kutub magnet akan terbentuk pada bagian tepi dari retak tersebut. Medan magnet keluar dari kutub utara dan masuk kembali pada kutub selatan. Medan magnet menyebar keluar bila terdapat rongga udara akibat retak sebagai akibat udara tidak dapat membawa sebanyak garis gaya magnet per satuan volume. Apabila medan menyebar, akan menimbulkan kebocoran pada material dan kemudian disebut medan magnet bocor.

Jika partikel besi ditaburkan pada magnet retak, partikel akan ditarik ke dan kumpul tidak hanya pada kutub di tepi magnet tetapi juga pada kutub dibatas tepi retak. Kumpulan partikel ini sangat mudah terlihat dari pada retak yang actual dan ini menjadi dasar pemeriksaan magnetic partikel.

Tahap pertama dari pemeriksaan magnetic partikel adalah memagnetisasi komponen yang akan diperiksa. Jika setiap cacat pada atau dekat permukaan mucul (tampak), cacat akan terbentuk pada medan bocor. Setelah komponen dimagnetisasi, partikel besi apakah itu kering atau bentuk basah diberikan pada permukaan

bagian yang dimagnetisasi. Partikel akan tertarik dan kumpul pada fluks medan bocor, sehingga membentuk indikasi tampak sehingga petugas dapat mendeteksinya.

Page 10: Introduksi NDT 2016

9 | P a g e

3.3 Keunggulan

• Dapat mendeteksi permukaan dan dekat sub-permukaan. • Dapat memeriksa bagian dengan bentuk yang tidak beraturan secara

mudah. • Pembersihan awal komponen tidak begitu diutamakan seperti untuk

beberapa metode pemeriksaan lainnya. Kebanyakan kontaminan dalam cacat tidak akan menghalangi pendeteksian cacat.

• Pemeriksaan dengan metode cepat dan indikasi yang terlihat langsung pada permukaan spesimen.

• Dianggap cukup murah dibandingkan dengan banyak metode UTR lainnya. • Cukup portabel terutama bila digunakan dengan peralatan bertenaga

baterai.

3.4 Keterbatasan

• Tidak dapat memeriksa bahan non-ferrous seperti aluminium, magnesium atau baja tahan karat.

• Inspeksi komponen yang besar mungkin memerlukan penggunaan peralatan dengan persyaratan kekuatan khusus.

• Beberapa bagian mungkin memerlukan penghapusan lapisan atau plating untuk mencapai sensitivitas pemeriksaan yang diinginkan.

• Keterbatas kemampuan deteksi diskontinuitas. Sensitivitas kedalaman maksimum adalah sekitar 0,6 "(dalam kondisi ideal).

• Pembersihan akhir dan pasca demagnetisasi sering diperlukan. • Penyelarasan antara fluks magnetik dan cacat adalah penting

4. Uji Radiografi

4.1 Introduksi Uji Radiografi (RT) Radiografi adalah salah satu uji tak rusak yang menggunakan sinar x atau sinar gamma dan mampu menembus hampir semua logam sehingga dapat digunakan untuk mengungkap cacat atau ketidaksesuain dibalik dinding metal atau di dalam bahan itu sendiri. Radiografi menggunakan kemampuan radiasi sinar-x atau gamma untuk menembus langsung pada material. Intensitas radiasi yang akan ditembakkan pada material sangat bergantung pada berat jenis dan ketebalan. Hasil dari pengujian akan ditampilkan pada film atau melalui komputer. Dengan pesawat sinar-X atau sumber radioaktif, seperti Ir-192, Co-60, atau dalam

Page 11: Introduksi NDT 2016

10 | P a g e

kasus langka menggunakan Cs-137 dalam X-ray computed tomography sebagai sumber foton. Uji Neutron Radiografi (NR) adalah varian dari pengujian radiografi yang menggunakan neutron bukan foton untuk menembus bahan. Ini dapat melihat hal-hal yang sangat berbeda dari sinar-X, karena neutron dapat menembus dengan mudah melalui Timah hitam (Pb) dan Baja tapi dihentikan oleh plastik, air dan minyak. Radiasi pengion merupakan perangkat yang sangat penting dalam uji radiografi tetapi dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Untuk alasan ini, tindakan pencegahan khusus harus diperhatikan ketika menggunakan dan bekerja di sekitar radiasi pengion. Kepemilikan bahan radioaktif dan penggunaan perangkat radiasi diatur oleh kontrol regulasi yang ketat. Otoritas utama bagi sebagian besar jenis dan penggunaan bahan radioaktif diawasi oleh BAPETEN. Untuk kebanyakan situasi, jenis dan jumlah maksimum bahan radioaktif yang dimiliki, cara di mana mereka dapat digunakan, dan individu yang berwenang untuk menggunakan bahan radioaktif diatur dalam peraturan regulasi sebagai pemberi izin penggunaan radioaktif. 4.2 Prinsip Dasar Dalam Uji Radiografi, benda uji ditempatkan antara sumber radiasi dan film (atau detektor). Kepadatan material dan perbedaan ketebalan benda uji akan melemahkan (yaitu mengurangi) radiasi yang menembusnya melalui proses interaksi yang melibatkan hamburan dan / atau absorpsi. Perbedaan dalam penyerapan kemudian direkam pada film atau melalui sarana elektronik. Dalam radiografi industri ada beberapa metode pencitraan yang tersedia, teknik untuk menampilkan gambar akhir, yaitu Film Radiografi, Real Time Radiografi (RTR), Computed Tomography (CT), Radiografi Digital (DR), dan Computed Radiografi (CR). Ada dua sumber radioaktif yang berbeda tersedia untuk penggunaan industri; X-ray dan Gamma-ray. Sumber radiasi ini menggunakan tingkat energi yang lebih tinggi, panjang gelombang yang lebih pendek yaitu, 100 keV hingga 1,3 MeV bahkan lebih tinggi. Karena radioaktivitas yang digunakan dalam pengujian radiografi memiliki potensi bahaya maka sangat

Page 12: Introduksi NDT 2016

11 | P a g e

penting untuk memastikan bahwa Peraturan proteksi radiasi benar-benar dipatuhi selama operasi. Computed Tomography (CT) adalah salah satu laboratorium berdasarkan metode NDT canggih yang ditawarkan untuk industri. CT adalah teknik berdasarkan radiografi yang menyediakan gambar Volume penampang dan 3D dari objek di bawah pemeriksaan. Gambar-gambar ini memungkinkan struktur internal benda uji yang akan diperiksa tanpa superimposisi melekat terkait dengan 2D radiografi. Fitur ini memungkinkan analisis rinci dari struktur internal dari berbagai komponen.

4.3 Keunggulan

• Teknik ini tidak dibatasi oleh jenis atau kepadatan materi. • Dapat memeriksa komponen yang dirakit. • Diperlukan persiapan permukaan Minimum. • Peka terhadap perubahan perubahan ketebalan, korosi, void, retak, dan

kepadatan materi. • Mendeteksi baik permukaan dan bawah permukaan cacat. • Memberikan hasil yang permanen dari pemeriksaan.

4.4 Keterbatasan

• Perlu banyak untuk tindakan pencegahan dalam proteksi radiasi terutama radiasi intensitas tinggi.

• Perlu banyak jam pelatihan teknisi sebelum pelaksanaan lapangan. • Akses ke kedua sisi benda uji sangat diperlukan. • Orientasi paparan terhadap cacat menjadi kritis. • Dalam menentukan kedalaman cacat tidak mudah kecuali dengan teknik

tertentu. • Biaya peralatan cukup mahal.

5. Uji Ultrasonik 5.1 Introduksi Uji Ultrasonik (UT) Uji bahan tidak merusak dengan ultrasonik telah berlangsung selama 40 tahun lebih. Dari pengujian pertama menggunakan osilasi ultrasonic untuk mendeteksi cacat pada bahan yang berbeda, Hal ini telah menjadi metoda uji klasik untuk pengukuran yang mengarah pada semua factor penting yang

Page 13: Introduksi NDT 2016

12 | P a g e

mempengaruhinya. Saat ini uji ultrasonik dengan didukung dengan teknologi instrumen yang sangat memadai, memberi hasil uji yang dapat diulang dengan akurasi yang tinggi. Asumsi yang memberikan kesan nyata bahwa ilmu pengetahuan merupakan faktor yang berpengaruh dan kemampuan dalam penerapan teknologi uji ini. Tidak semua pengaruh harus diacu secara serius oleh operator, Dalam beberapa hal yang berpengaruh dapat diabaikan tanpa melebarkan toleransi pengukuran yang diizinkan. Disebabkan hal ini, tahapan pengujian disederhanakan dan waktu pengujian dikurangi. Meskipun demikian, kualifikasi operator yang melaksanakan tanggung jawab tugas ini dan yang melanjutkan tantangan untuk tetap bertahan hingga kondisi mutakhir dari uji ini. 5.2 Prinsip Dasar

Sistem pemeriksaan ultrasonic terdiri dari beberapa unit seperti pembangkit pulsa / penerima pulsa, probe dan perangkat monitor. Pembangkit / penerima pulsa adalah perangkat elektronik yang dapat menghasilkan pulsa listrik tegangan tinggi. Dengan diberinya pembangkit pulsa, probe menghasilkan energi ultrasonic frekwensi tinggi. Energi suara akan mucul dan menjalar melalui bahan dalam bentuk gelombang. Apabila terdapat diskontinuitas (seperti retak) dalam penjalaran gelombang ini, sebagian energi akan dipantulkan dari permukaan cacat. Pantulan sinyal gelombang ditransformasikan dalam bentuk gelombang listrik oleh probe dan digambarkan dalam layar.

Page 14: Introduksi NDT 2016

13 | P a g e

5.3 Keunggulan

Sangat sensitive untuk cacat permukaan dan subpermukaan

Kedalaman daya tembus untuk deteksi cacat atau pengukuran sangat utama dibanding UTR lain.

Dapat meng-akses dari satu sisi terutama untuk teknik pulsa gema.

Sangat akurat dalam menentukan posisi reflector dan menaksir ukuran dan bentuk.

Sedikit persiapan benda uji diperlukan Peralatan elektronik menyediakan hasil yang cepat. Gambar secara rinci dapat dihasilkan dengan system otomatis Dapat digunakan dengan fungsi lain seperti mengukur tebal selain deteksi

cacat.

5.4 Keterbatasan

Permukaan harus dapat diakses untuk mentrasmisikan ultrasonic. Keterampilan dan latihan yang lebih ekstensif dibanding dengan metoda

UTR lain. Umumnya memerlukan media kuplan untuk memudahkan transmisi energi

suara kedalam benda uji. Bahan yang kasar, bentuk tidak beraturan, terlalu kecil, tipis lagi atau tidak

homogen adalah sulit untuk diperiksa. Besi cor dan bahan dengan butiran kasar adalah sulit untuk diperiksa

disebabkan kemampuan transmisi yang rendah dan nois yang tinggi. Cacat linier dengan arah sejajar dengan berkas ultrasonic ada

kemungkinan tidak terdeteksi Standar acuan diperlukan untuk kalibrasi peralatan dan karakterisasi cacat.

6. Uji Eddy current 6.1 Introduksi Uji Eddy Current (ET) Uji Eddy current (ET) sebagai teknik untuk pengujian menemukan dasarnya dalam elektromagnetisme. Arus Eddy yang pertama kali terlihat oleh François Arago pada tahun 1824, tetapi fisikawan Perancis Léon Foucault ditetapkan dengan menemukan arus eddy pada tahun 1855. ET mulai dikenal akibat ilmuwan Inggris, Michael Faraday menemukan induksi elektromagnetik pada tahun 1831. Sederhananya, Faraday menemukan bahwa ketika dalam loop tertutup di mana saat ini dapat bersirkulasi dan timbul medan magnet melewati

Page 15: Introduksi NDT 2016

14 | P a g e

konduktor (atau sebaliknya), arus listrik mengalir melalui konduktor ini. 6.2 Prinsip Dasar

Uji Eddy Current (arus pusar) saat ini adalah salah satu dari beberapa metode UTR yang menggunakan prinsip "elektromagnetisme" sebagai dasar untuk melakukan pemeriksaan. Beberapa metode lain seperti Remote Field Test (RFT), Uji Kebocoran Flux Magnet (MFLT) dan Barkhausen Noise juga menggunakan prinsip ini.

Arus eddy diciptakan melalui proses yang disebut induksi elektromagnetik. Ketika arus bolak-balik yang diterapkan konduktor, seperti kawat tembaga, medan magnet berkembang di dalam dan sekitar konduktor. Medan magnet ini menimgkat sebagai arus bolak-balik, naik hingga maksimum lalu menurun berkurang hingga nol. Jika ada konduktor listrik lain dibawa mendekat medan magnet yang berubah ini, saat ini akan diinduksi dalam konduktor kedua ini. Pusaran arus yang diinduksi arus listrik yang mengalir di jalur melingkar. Mereka mendapatkan nama mereka dari "pusaran" yang terbentuk ketika cairan atau gas mengalir dalam lintasan melingkar di sekitar hambatan ketika kondisi benar.

Salah satu keuntungan utama dari pemeriksaaan arus pusar (eddy-current) saat ini sebagai alat UTR dalam berbagai inspeksi dan pengukuran yang dapat dilakukan. Dalam keadaan yang tepat, arus eddy dapat digunakan untuk:

• Deteksi retak • Pengukuran ketebalan material • Pengukuran ketebalan lapisan • Pengukuran konduktivitas untuk: • identifikasi bahan • Deteksi kerusakan panas • Kasus penentuan kedalaman • Pemantauan perlakuan panas

6.3 Keunggulan

• Sensitif terhadap retak kecil dan cacat lainnya

• Mendeteksi permukaan dan cacat dekat permukaan

• Inspeksi memberikan hasil yang langsung • Peralatan portable • Metode ini dapat digunakan untuk

memeriksa lebih dari sekedar cacat • Memerlukan persiapan untuk bahan uji • pemeriksaan non kontak • Dapat memeriksa bentuk dan ukuran dari

Page 16: Introduksi NDT 2016

15 | P a g e

bahan konduktif yang kompleks 6.4 Keterbatasan

• Hanya bahan konduktif yang dapat diperiksa • Permukaan harus dapat diakses oleh probe • Keterampilan dan pelatihan yang dibutuhkan lebih luas dari pada teknik

yang lain • preparasi permukaan diperlukan dan kekasaran permukaan dapat

mengganggu • Standar acuan diperlukan untuk penyetelan • Kedalaman penetrasi terbatas • Cacat seperti delaminations yang terletak sejajar dengan probe kumparan

berkelok-kelok dan arah scan tidak bisa terdeteksi

7. Aplikasi UTR di Industri

a. Pemeriksaan pesawat terbang (AIRCRAFT INSPECTION) Uji tak rusak digunakan secara luas selama pembuatan pesawat. NDT juga digunakan untuk mencari retak fatigue dan kerusakan korosi selama pengoperasian pesawat terbang. Bagian perawatan dalam dunia penerbangan sangat penting dan kritis sehingga UTR selalu dilakukan dalam menentikan kelayakan dari pesawat terbang. - Pemeriksaan selama pembuatan dan MRO (maintenance, repair dan overhaul)

Page 17: Introduksi NDT 2016

16 | P a g e

- Pemeriksaan Boeing-747 dengan Uji Radiografi-RT. (Cengkareng)

- Pemeriksaan propeller untuk pesawat Viper Dakota di Curug

b. Pemeriksaan pembangkit enerji (POWER PLANT INSPECTION) Secara berkala, pembangkit listrik yang melakukan perawatan dengan pemeriksaan UTR. Inspektur sedang memasukan probe eddy current ke dalam tabung penukar panas (HE) untuk memeriksa kerusakan akibat korosi.

- Pemeriksaan HE di Pembangkit listrik

Page 18: Introduksi NDT 2016

17 | P a g e

- Pemeriksaan di fabrikasi Weld joint blender shaft dengan Uji

Ultrasonik- UT) – PT. TEHA Bandung untuk DNX Indonesia

c. Pemeriksaan tanki timbun (TANK STORAGE INSPECTION) Crawler robot menggunakan ultrasounik untuk memeriksa dinding tangki yang besar terhadap penipisan akibat korosi.

d. Pemeriksaan Kawat Baja (WIRE ROOF INSPECTION) Perangkat elektromagnetik dan inspeksi visual yang digunakan untuk menemukan kabel yang rusak dan kerusakan lainnya pada tali kawat yang digunakan di chair-lifts, crane dan perangkat angkat lainnya.

Page 19: Introduksi NDT 2016

18 | P a g e

e. Pemeriksaan bejana tekan (PRESSURE VESSEL INSPECTION)

Kegagalan bejana tekanan dapat mengakibatkan ledakan yang besar sehingga kerugian jiwa dan material serta waktu produksi. Untuk melindungi terhadap kejadian yang berbahaya ini, tank (vessel) diperiksa menggunakan radiografi dan pengujian ultrasonik.

f. Pemeriksaan lainnya dengan UTR yang lain - Korosi pipa bawah tanah dengan gradient arus searah (DCVG)

Page 20: Introduksi NDT 2016

19 | P a g e

- Pemetaan panas dengan infrared (IR)

8. Pelatihan dan Sertifikasi (Training and Certification) Kemampuan personel UTR tidak lepas dari pelatihan yang diakhiri dengan lulus ujian sertifikasi sebagai bukti kompetensi. Acuan yang digunakan untuk kegiatan sertifikasi ini ada dua skema:

i. Sertifikasi sentral (ISO-9712, EN-473 (PCN), ACCP)

ii. Sertifikasi perusahaan (SNT-TC-1A, ASNT-CP-198)

Dengan mengacu kepada skema sertifikasi yang tersedia maka personel yang telah disertifikasi diakui dikawasan dunia lain yang menggunakan sistem skema yang sama.

Sehubungan dengan MEA 2015, maka sertifikasi personel menjadi utama sebagai bagian dari profesionelisme personel untuk menjadikan tenaga kerja Indonesia yang handal, mampu bersaing dan terpercaya terutama bidang UTR.

Dewasa ini pengguna personel UTR Indonesia melakukan aktifitas di ASEAN, Kazakstan Oil and Gas, Azerbaizan (Baku), West Africa, PNG, Australia. Pasar domestik juga merupakan komoditas yang signifikan terutama minyak dan gas bumi, geothermal, pembangkit enerji, penerbangan, perkapalan dll.

Semoga dengan meningkatnya industri di negeri ini, personel UTR Indonesia mampu memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan mampu bersaing di regional ASEAN.

Page 21: Introduksi NDT 2016

20 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

1. Radiography in Modern Industry, fourth edition. Rochester, NY: Eastman Kodak Co. 1980.

2. Lawrence A., and Paul McIntire, Nondestructive Testing Handbook, Volume 3: Second edition, Radiography and Radiation. American Society for Nondestructive Testing, 2008.

3. Pherigo G.L., Becker G. et al., NDT Training Program, Radiography Method, ASNT Continuing Education In Nondestructive Testing, The American Society for Nondestructive Testing, Ohio, 1980

4. Training Course Series No. 3, Industrial Radiography, Manual for Syllabi Contained in IAEA-TEC DOC – 628 “Training Guidelines in Non-Destructive Testing Techniques”, IAEA, Vienna, 2000.

5. Non-Destructive Testing (Advanced Course), The Japanese Society for Non-Destructive Inspection.

6. Bray Don E., Stanley Roderick K., Nondestructive Evaluation – A tool in Design, Manufacturing, and Service, CRC Press, USA, 1997

7. Halmshaw, Industrial Radiography, Agfa-Gevaert N.V., Belgium 8. Davis Joseph R. et all, ASM Handbook, Volume 17, Nondestructive Evaluation and

Quality Control, ASM International, USA,1989. 9. Bushong, Stewart C., Radiologic Science for Technologist, Fifth Edition, Mosby, 1993 10. Cartz, Louis, Nondestructive Testing, ASM International, 1995 11. IAEA Regional Training Course on Digital Industrial Radiography, Daejon, 2000 12. http://www.ndt-ed.org/EducationResources/CommunityCollege/.

Riwayat Penulis: Baskan Hanurajie – (Garut, 24-01-1967), menyelesaikan program S1 (Fisika) di UNPAD dan S2

(Material Safety Engineering) di Yokohama (YNU). Staf Pusdiklat BATAN dari tahun 1992 hingga

1999 sebagai pengajar dan instruktur uji radiografi, selanjutnya dipindah-tugaskan ke pusat

standardisasi dan mutu nuklir (PSMN – BATAN, Serpong) hingga sekarang. Mengikuti kursus

UTR (NDT) dari level I hingga level III, NDI Technique course untuk seluruh metoda di Kyushu

(1996) dan NDT infrared di Ibaraki (1998), Jepang serta NDT technology di Daejon, Korea

(2007). Pengalaman lapangan dalam pemeriksaan UTR untuk jaringan pipa, boiler, bejana tekan

dan penukar panas. Mengajar pada kursus UTR yang bersifat in-house. Menulis artikel UTR

pada majalah ilmiah dan asosiasi. Mengikuti seminar UTR pada JSNDI Spring Conference,

Tokyo, 2002, Nondestructive Characterization Material (NDCM), Berlin, 2002. Integrated

Management System on Nuclear Power Plant, Argonne National Laboratory, Chicago 2015.

Anggota asosiasi profesi AUTRI, JSNDI (2004), ASNT (2017). Dari 2005 hingga sekarang diberi

amanah sebagai penguji untuk sertifikasi nasional personil UTR radiografi sesuai ISO-9712.