Top Banner
 LITERATUR REVIEW INTERVENSI ERGONOMI BERUPA ALAT BANTU ANGKAT PADA INDUSTRI PEMBUATAN MEBEL Disusun Ol eh : Mega Puspitasari (6511040074) Yosi Dwi Gantara (651104008 5) TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2013
6

INTERVENSI ERGONOMI.docx

Oct 19, 2015

Download

Documents

megapuspita04

aaa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LITERATUR REVIEW INTERVENSI ERGONOMI BERUPA ALAT BANTU ANGKAT PADA INDUSTRI PEMBUATAN MEBEL

Disusun Oleh :

Mega Puspitasari(6511040074)Yosi Dwi Gantara(6511040085)

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2013INTERVENSI ERGONOMI BERUPA ALAT BANTU ANGKAT PADA INDUSTRI PEMBUATAN MEBEL

1.1 PendahuluanPerkembangan dunia Industri mebel di California Utara menjadi sangat pesat. Ada lebih dari 75.000 orang bekerja di industri, sekitar 88% orang bekerja di Industri mebel. Sesuai dengan fakta yang ada, banyak kasus yang terjadi di Industri pembuatan mebel yakni penyakit punggung, muskulokeletal dan penyakit lainnya. Oleh karena itu dalam jurnal Gary A. Mirka dkk. Membahas tentang suatu penelitian yang bertujuan mengembangkan dan mengevaluasi Engineering control untuk mengurangi resiko cedera punggung bagian bawah (low back). Dalam industri pembuatan mebel dapat digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu sebagai berikut :1. Upholstered FurnitureMerupakan furnitur berlapis seperti pembuatan sofa, kursi berlapis kain, loveseats, dll.2. CasegoodSeperti pembuatan meja, rak buku, rak rias,dll.3. Hardwood ChairsSeperti pembuatan kursi-kursi di ruang makan, ada yang berlapis dan ada yang tidak.Ketiga kategori pembuatan mebel tersebut, memiliki tingkat terkena resiko gangguan muskulokeletal yang tinggi, tetepi spesifikasi dari faktor resikonya bervariasi antara industri satu dengan indusri yang lainnyaSebuah literatur baru mengenai penelitian keselamatan dan kesehatan kerja di industri menggambarkan bahwa sebagian besar pekerjaan difokuskan pada : Paparan bahan kimia ( Estill dan Spences, 1996, dkk) Kebisingan (Vinzent dan Laursen, 1993, dkk) Cedera akut (Aaltonen, 1996) Gerakan dinamis tubuh (Anderson, 1981, dkk)Suatu studi yang dilakukan oleh Christensen, 1995. Mempertimbangkan masalah muskulokeletal dalam suatu industri pembuatan mebel. Dalam studi tersebut, mereka mempertimbangkan postur tubuh, aktifitas perawatan di industri furniture. Di laporkan bahwa 75% karyawan mengalami gejala nyeri, sakit punggung serta muskulokeletal selama setahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena karyawan melakukan kegiatan mengangkat secara berulang, postur yang kaku dan beban otot statis. Mereka menyimpulkan bahwa dengan mencatat strategi yang optimal untuk mendesain ulang pekerjaan, termasuk memberikan variasi tugas atau shift kerja serta istirahat yang cukup dapat mengurangi resiko terkena muskulokeletal.1.2 Literatur Review JurnalMetodeLangkah pertama dalam proses intervensi ergonomi adalah mengidentifikasi pekerjaan-pekarjaan yang menyebabkan cedera punggung (low back). Identifikasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama yaitu pengawasan pasif dengan menggunakan OSHA Form 200 log Analysis and Survey, dan yang kedua adalah pengawasan aktif yaitu dengan melakukan penilaian ergonomi di tempat kerja (On-site Ergonomic Assessment 1. OSHA Form 200 log Analysis and SurveyMenurut tinjauan dari data log OSHA mengindikasikan bahwa peralatan pada Opholstered Furniture dapat menyebabkan masalah pada punggung. Sedangkan fasilitas pada industri Casegood menunjukkan bahwa masalah punggung lebih banyak dan tersebar, dan area yang beresiko tinggi menyebabkan cedera tersebut terletak pada ruang mesin. Selain itu sebuah survei dilakukan pada pekerja di industri mebel, survei ini hanya meminta daftar pekerjaan yang pernah mereka lakukan, serta gerakan-gerakan atau pose selama proses kerja yang dapat menimbulkan cedera. Dari hasil survei tersebut ternyata cocok dengan data log OSHA.

2. On-site Ergonomic AssassmentPenilaian ergonomi ini dilakukan di tempat kerja secara langsung. Empat belas fasilitas atau tempat kerja pada Industri pembuatan mebel, baik Casegood maupun Upholstered, dikunjungi selama enam bulan untuk melakukan analisa ergonomi tingkat tinggi terhadap aktifitas pekerja selama proses kerja. Hasil survei dari masing-masing pekerjaan tersebut digunakan untuk mengidentifikasi tingkat dari paparan terhadap faktor yang menyebabkan cedera punggung. Analisis ergonomi terhadap posisi tubuh pekerja saat bekerja melakukan pelapisan (Upholstery) mengungkapkan bahwa faktor yang dapat menyebabkan resiko cedera punggung adalah sebagai berikut : Tingginya tenaga yang dikeluarkan selama melakukan bongkat muat mebel Postur yang kaku (kelenturan yang ekstrim > 50, lipatan lateral > 20, memutar> 20) Membungkuk dan memutar berulang kali pada seluruh operasi.

Teknik Desain PrototypePenelitian dilakukan dengan pembentukan dasar, dimana bentuk dasar dari intervensi ergonomi dievaluasi di Laboratorium oleh peniliti di bidang pekarja mebel. Hasil penelitian tersebut digunakan untuk memperbaiki desain intervensi. Tedapat dua fasilitas alat yang dibuat untuk mempermudah pekerjaan, sehingga resiko cedera rendah. Berikut ini adalah alat yang dihasilkan :a. High Adjustable Upholstery Buck

Gambar 1.1. High Adjustable Upholstery Buck

Pada alat ini ditambahkan silinder pneumatik ke dalam strukturnya, sehingga permukaan kerja dapat bergerak vertikal dan pengguna dapat dengan leluasa mengatur tinggi permukaan kerja sesuai dengan postur tubuhnya, jadi lebih ergonomis. Pengguna alat ini menggunakan pedal kaki untuk mengontrok aliran udara ke silinder pneumatik, untuk menyesuaikan tinggi selama bekerja. Sistem ini dirancang untuk mengontrol posisi tubuh pekerja agar tidak kaku, serta dapat mengurangi penyakit pada punggung. Alat ini biasanya digunakan selema proses pelapisan (Upholstery).

b. Shop Cart Lift

Gambar 1.2. Shop Cart Lift

Shop cart lift merupakan sebuah sistem forklift yang dirancang sedemikian rupa sehingga garpu untuk mengangkat beban sesuai dengan standar yang dapat diterima shop cart tersebut. Sistem forklift ini dikembangkan untuk digunakan sebagai fasilitas alat di ruang mesin pembuatan mebel Casegood. Alat ini memungkinkan pekerja bekerja secara aman, cepat dan mudah untuk menaikkan dan menurunkan serta mengangkut barang ke ruang mesin. Dengan demikian operator dapat mempertahnkan posisi tubuh yang lebih tegak selama bekerja, serta dapat meningkatkan produktivitas melalui gerakan-gerakan tubuh yang ergonomis.Seperti yang telah dihipotesiskan, penyesuaian ketinggian yang tersedia pada kedua alat tersebut cukup berdampak pada kinematika postur tubuh. Hasil evaluasi laboratorium menunjukkan bahwa kedua alat tersebut dapat mengurangi gerakan sagital dari batang tubuh, percepatan gerakan, gerakan lateral dari batang tubuh dengan tetap menjaga produktivitas.1.3 KesimpulanJadi dapat disimpulkan dalam jurnal ini (Gary A. Mirka, 2001, dkk) menjelaskan 2 alat bantu angkat yang digunakan dalam Industri pembuatan mebel. Dimana pengaruh keduanya cukup besar terhadap kesehatan pekerja, terutama dalam hal postur tubuh, sehingga pekerja dapat melakukan tugas-tugasnya dengan nyaman. Manfaat bagi produktivitas pekerja juga dapat ditemukan, tetapi kemajuan produktivitas yang dirasakan dalam jangka panjang hanya sedikit. Jadi intervensi harus dimanfaatkan secara terampil oleh pekerja agar dapat memaksimalkan produktivitas mereka.

Referensi Christensen, H., Pedersen, M.B., Sjogaard, G., 1995. A national cross-sectional study in the Danish wood and furniture industry on working postures and manual materials handling. Ergonomics 38 (4), 793805

Marras, W.S., Lavender, S.A., Leurgans, S., Rajulu, S., Alread, G., Fathallah, F., Ferguson, S., 1993. The role of dynamic three-dimensional strunk motion in occupationally related low back disorders: the effects of workplace factors, trunk position and trunk motion characteristics on risk of injury. Spine 18, 617628.

Mirka, G.A., Marras, W.S., 1993. A stochastic model of trunk muscle coactivation during trunk bending. Spine 18 (11), 13961409.