This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Studi tentang:Studi tentang:Sistem yang kompleks :Sistem yang kompleks :
Sistem Pengembangan AgroindustriSistem Pengembangan Agroindustri Konservasi EnergyKonservasi Energy Sistem Pembangunan Yang BerkelanjutanSistem Pembangunan Yang Berkelanjutan dlldll
Memerlukan suatu pemahaman yang utuh tentang sistem yang dikaji Memerlukan suatu pemahaman yang utuh tentang sistem yang dikaji (seringkali dilakukan secara intuitif)(seringkali dilakukan secara intuitif)
Metodologi untuk menggambarkan Struktur dari Sistem Yang Dikaji.
Identifikasi seperti apa Struktur yg ada di dalam suatu Sistem merupakan kontribusi yg besar utk “menangani” sistem secara efektif dan
memberikan sumbangan yg berarti dalam proses pengambilan keputusan
StrukturStruktur : : Menggambarkan pengaturan dari elemen-elemen dan Menggambarkan pengaturan dari elemen-elemen dan
hubungan antar elemen dalam membentuk suatu hubungan antar elemen dalam membentuk suatu sistem.sistem.
Suatu struktur belum tentu memberikan penjelasan Suatu struktur belum tentu memberikan penjelasan tentang objek yang terikat didalam sistem atau tentang objek yang terikat didalam sistem atau memberikan penjelasan tentang sistem yang dikaji.memberikan penjelasan tentang sistem yang dikaji.
Interpretive Structural ModelInterpretive Structural Model: : berkenaan dengan interpretasi berkenaan dengan interpretasi dari hubungan antar elemen dari suatu sistem yang didasarkan atas dari hubungan antar elemen dari suatu sistem yang didasarkan atas hubungan kontekstualhubungan kontekstual tertentu. tertentu.
Interpretive Structural Modeling (ISM)Interpretive Structural Modeling (ISM): : as a process that transform unclear, poorly articulated mental as a process that transform unclear, poorly articulated mental
models of system models of system into into visible, well-defined models useful for many visible, well-defined models useful for many purpose.purpose.
Dikembangkan pertama kali oleh J.N., Warfield (1971).Dikembangkan pertama kali oleh J.N., Warfield (1971). Berkembang:Berkembang:
Flexible ISMFlexible ISM Fuzzy Structural Modeling.Fuzzy Structural Modeling.
Is a computer-assisted technique to help individuals and groups Is a computer-assisted technique to help individuals and groups understand and communicate effectively about complex systemsunderstand and communicate effectively about complex systems
Aplikasi ISMAplikasi ISM
Strukturisasi Perencanaan Program Strukturisasi Perencanaan Program Pendidikan TinggiPendidikan Tinggi
Strukturisasi Rencana Program Strukturisasi Rencana Program Conservasi Enersi pada Industri SemenConservasi Enersi pada Industri Semen
Strukturisasi Managemen Limbah.Strukturisasi Managemen Limbah.Strukturisasi Kualitas Sistem InformasiStrukturisasi Kualitas Sistem Informasi dlldll
Hubungan KontekstualHubungan Kontekstual
Jenis Hub. Kontekstual:Jenis Hub. Kontekstual: PengaruhPengaruh Membantu Membantu KontribusiKontribusi KepentinganKepentingan MendorongMendorong
Sifat Hub. Kontekstual:Sifat Hub. Kontekstual: Reflexive, Irreflexive, Reflexive, Irreflexive,
Property Logical ConditionReflexive An element always relates to itselfIrreflexive An element cannot relate to itselfMesoreflexive An element may or may not relate to itself
Symmetric If Si relates to Sj, Sj relate to Si
Asymmetric If Si relates to Sj, Sj cannot relate to Si
Mesosymmetric If Si relates to Sj, Sj may or may not relate to Si
Transitive For all ordered pairs where Si relate to Sj, and Sj
relate to Sk, then Si relate to SkIntransitive For all ordered pairs where Si relate to Sj, and Sj
relate to Sk, then Si cannot relate to SkMesotransitive For all ordered pairs where Si relate to Sj, and Sj
relate to Sk, then Si may or maynot relate to Sk
Nama ElemenNama Elemen Hubungan KontekstualHubungan Kontekstual
Kebutuhan Kebutuhan sub-elemen kebutuhan yang satu mendukung sub-elemen kebutuhan yang satu mendukung terpenuhinya sub-elemen kebutuhan yang terpenuhinya sub-elemen kebutuhan yang lain lain
Kendala/Masalah Kendala/Masalah sub-elemen kendala yang satu menyebabkan sub-elemen kendala yang satu menyebabkan sub-elemen kendala yang lain sub-elemen kendala yang lain
PerubahanPerubahan sub-elemen perubahan yang satu sub-elemen perubahan yang satu menyebabkan atau mendorong sub-elemen menyebabkan atau mendorong sub-elemen perubahan yang lain.perubahan yang lain.
TujuanTujuan sub-elemen tujuan yang satu memberikan sub-elemen tujuan yang satu memberikan kontribusi tercapainya sub-elemen tujuan kontribusi tercapainya sub-elemen tujuan yang lain. yang lain.
Indikator/Ukuran Indikator/Ukuran sub-elemen indikator pencapaian tujuan sub-elemen indikator pencapaian tujuan pengembangan yang satu memberikan pengembangan yang satu memberikan kontribusi terhadap sub-elemen indikator kontribusi terhadap sub-elemen indikator yang lain.yang lain.
KegiatanKegiatan sub-elemen kegiatan pengembangan yang satu sub-elemen kegiatan pengembangan yang satu mendukung sub-elemen kegiatan yang lain.mendukung sub-elemen kegiatan yang lain.
Pelaku Pelaku sub-elemen pelaku yang satu dalam sub-elemen pelaku yang satu dalam pengembangan perlu mendapat dukungan pengembangan perlu mendapat dukungan sub-elemen pelaku yang lain.sub-elemen pelaku yang lain.
Sistem Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri
1. Meningkatkan pendapatan petani atsiri (t-1)2. Meningkatkan pendapatan usaha industri ekstraksi (t-2)3. Meningkatkan produktivitas industri ekstraksi (t-3)4. Meningkatkan nilai tambah bahan / produk minyak atsiri (t-4).5. Meningkatkan posisi tawar usaha industri ekstraksi (t-5).6. Meningkatkan kualitas produk minyak atsiri (t-6).7. Meningkatkan lapangan kerja (t-7).8. Meningkatkan akses dan kemudahan permodalan usaha (t-8).9. Meningkatkan pendapatan daerah (t-9).10.Meningkatkan jaminan pasokan bagi industri hilir m. atsiri (t-10).11.Meningkatkan jumlah dan nilai ekspor minyak atsiri (t-11).12.Meningkatkan iklim usaha dan investasi industri m.atsiri (t-12).
Sub-Elemen Tujuan Sistem Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri
Strukturisasi PengembanganStrukturisasi Pengembangan
Analisis Hubungan Kontekstual
antar Elemen Perubahan/Tujuan, Kebutuhan,
Dan Kendala
MetodeInterpretive Structural Modellng
Struktur Hirarki ElemenElemen Kunci Pengelompokan Elemen
Tahapan/Langkah ISMTahapan/Langkah ISM
Penentuan Elemen dan Sub-elemen dari Sistem &
Jenis hubungan Kontekstual
Tujuan dan Output dari
Kajian
Mental Process
Studi PustakaDiskusi
Brain StormingSurvey Pakar
Penentuan Tingkat Hubungan Kontekstual
antar Elemen/Sub-elemen
Expert survey/Kuesioner
Structured Self-Interaction Matrix (SSIM)
Transformasi SSIM keReachability Matrix (RM)
RMTransitive
?
Modifikasi SSIM
Reachability Matrix (RM)
SSIM Revised
Ya
X
structural information of a mental model
Sub-Elemen Kendala ke- i yang dihadapi dalam rangka Renovasi Perekonomian
1.
Ke
tida
kpa
stia
n n
ilai t
uka
r m
ata
ua
ng
2.
Le
ma
hn
ya k
oo
rdin
asi
pira
nti
keb
ijaka
n p
em
erin
tah
(ca
da
ng
an
de
visa
, su
ku b
un
ga
, fis
kal d
an
de
reg
ula
si)
3.
Ke
terg
an
tun
ga
n y
an
g t
ing
gi t
erh
ad
ap
pin
jam
an
lua
r n
eg
eri
da
lam
an
gg
ara
n r
utin
da
n p
em
ba
ng
un
an
ne
ga
ra
4.
Tin
gg
inya
be
ba
n b
iaya
re
kap
italis
asi
pe
rba
nka
n
5.
Pe
ne
rima
an
su
mb
er
pe
mb
iaya
an
da
lam
ne
ge
ri
yan
g b
elu
m o
ptim
al
6.
Ke
pa
stia
n p
en
eg
aka
n h
uku
m
7.
Pe
ng
aw
asa
n d
an
pro
ses
au
dit
8.
Ke
ma
mp
ua
n p
ela
ku e
kon
om
i un
tuk
me
mp
erh
itun
gka
n r
esi
ko
9.
Re
nd
ah
nya
ga
ji p
eg
aw
ai n
eg
eri
sip
il (P
NS
)
10
. A
sim
etr
i in
form
asi
11
. K
eru
saka
n li
ng
kun
ga
n d
an
me
lua
snya
lah
an
krit
is
1. Ketidakpastian nilai tukar mata uang
2. Lemahnya koordinasi piranti kebijakan pemerintah (cadangan devisa,suku bunga, fiskal dan deregulasi)
3. Ketergantungan yang tinggi terhadap pinjaman luar negeri dalamanggaran rutin dan pembangunan negara
4. Tingginya beban biaya rekapitalisasi perbankan
5. Penerimaan sumber pembiayaan dalam negeri yang belum optimal
6. Kepastian penegakan hukum
7. Pengawasan dan proses audit
8. Kemampuan pelaku ekonomi untuk memperhitungkan resiko
9. Rendahnya gaji pegawai negeri sipil (PNS)
10. Asimetri informasi
11. Kerusakan lingkungan dan meluasnya lahan kritis
2. Matrik Hubungan Kontekstual (Tingkat Pengaruh/Penyebab) antar Sub-Elemen Kendala yang dihadapi dalam rangka Renovasi Perekonomian Nasional
Sub-Elemen Kendala ke- j yang dihadapi dalam rangka Renovasi Perekonomian
Hubungan Kontekstual (contextual relationship)
– V : kendala (1) mempengaruhi kendala (2), tetapi tidak sebaliknya.
– A : kendala (2) mempengaruhi kendala (1), tetapi tidak sebaliknya.
– X : kendala (1) dan kendala (2) saling mempengaruhi .
– O : kendala (1) dan kendala (2) tidak saling mempengaruhi.
• V: eij = 1; eij = 0
• A: eij = 0; eij = 1
• X: eij = 1; eij = 1
• O: eij = 0; eij = 0
Sub-Elemen Tujuan ke- j yang akan dicapai
Sub-Elemen Tujuan ke- i T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
T1 X V V A O X X V V A
T2 X V O V A X X A O
T3 X X X O A X V V
T4 X V V O A A V
T5 X X V X O O
T6 X V V O X
T7 X V V O
T8 X V X
T9 X V
T10 X
Sub-Elemen Tujuan ke- j yang akan dicapai
Sub-Elemen Tujuan ke- i T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
*) Strukturisasi Pengembangan*) Faktor Penentu Pengembangan
*) Alternatif Model Pengembangan
• Aspek Perubahan yg diinginkan/tujuan yang ingin dicapai• Aspek Kebutuhan stakeholder yang ingin dipenuhi.• Aspek Kendala yg dihadapi dlm pengembangan kemitraan
Strukturisasi PengembanganStrukturisasi Pengembangan
Penjaringan data/informasi:• Survey lapang & Focused Group Discussion
Elemen Perubahan yg diinginkan /tujuan yg dicapai
• Meningkatnya nilai harga jual Bokar di tingkat petani (T-1)• Posisi tawar antara Petani dan Industri Karer Remah yang lebih seimbang (T-2)• Transaksi antara Petani dan Industri Karet Remah yang lebih mudah dan murah (T-3),• Komitmen yang lebih baik terhadap kesepakatan yang terjalin dalam program kemitraan (T-4),• Kemitraan berlangsung lebih langgeng (T-5),• Kemitraan yang lebih mandiri (T-6)• Meningkatnya volume transaksi Bokar antara Petani dan Industri Karet Remah (T-7), dan • Meningkatnya mutu Bokar (T-8).
Strukturisasi PengembanganStrukturisasi Pengembangan
Penjaringan data/informasi:• Survey lapang & Focused Group Discussion
Elemen Kebutuhan Stakeholder
• Diperolehnya harga Bokar yang lebih wajar (N-1),• Transparansi dan informasi harga yang lebih baik (N-2),• Proses transaksi yang lebih “fair”, transparan, dan sederhana (N-3),• Biaya transaksi yang labih murah (N-4),• Volume transaksi yang cukup signifikan bagi kebutuhan pabrik (N-5),• Mutu Bokar yang lebih baik dan terjamin dengan harga yang sesuai mutu (N-6), • Diperolehnya bantuan kredit untuk kebutuhan Saprodi yang lebih mudah (N-7),• Diperolehnya jaminan pasokan dan pasar Bokar yang lebih pasti (N-8).
Strukturisasi PengembanganStrukturisasi Pengembangan
Penjaringan data/informasi:• Survey lapang & Focused Group Discussion
Elemen Kendala Pengembangan
• Lemahnya Kelembagaan Petani Karet (K-1),• Keengganan Industri Karet Remah untuk bermitra (K-2),• Ketergantungan petani yang tinggi kepada Pedagang Pengumpul (K-3),• Industri Karet Remah lebih suka bertransaksi dengan pedagang (K-4),• Volume transaksi dengan petani mitra yang rendah (K-5),• Toleransi Industri Karet Remah dalam menerima Bokar dengan mutu yang beragam/rendah (K-6),• Apresiasi harga terhadap mutu Bokar yang lebih baik (K-7),• Proses dan mekanisme penetapan mutu Bokar (K-8).