MAKALAH ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
INTERKONEKSI SISTEM WIRELESS GITAR
MENUJU AMPLIFIERPEMBIMBING:
MOCHAMMAD TAUFIK,ST.,MT
PENYUSUN :
Kelompok 6 (JTD-2C)
Rifki Lazuardi 17 1341160041
Rinanda Septianingrum 18 1341160055
Tito Dwi Mauluddi 22 1341160045
Yoga Febrian Hogantara 24 1341160033JARINGAN TELEKOMUNIKASI
DIGITAL
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga Laporan dengan judul INTERKONEKSI SISTEM
WIRELESS GITAR MENUJU AMPLIFIER dapat diselesaikan dengan
baik.Laporan makalah ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh nilai di Semester III di jurusan Jaringan Telekomunikasi
Digital, Politeknik Negeri Malang. Dalam penyusunan Laporan makalah
ini, tidak lupa Penyusun menyampaikan terima kasih kepada :1. Bapak
MOCHAMMAD TAUFIK,ST.,MT sebagai dosen mata kuliah Telekomunikasi
Elektronika Politeknik Negri Malang,2. Kepada kedua orang tua,
bapak dan Ibu, atas semua dukungan moral dan doa selama ini.
3. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang
telah memberikan saran dalam penyusunan lapoan ini.Untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan laporan ini sehingga bermanfaat bagi semua
pihak.
Semoga laporan ini mampu menjadi acuan untuk mengevaluasi sejauh
mana keberhasilan kegiatan Pelaksanan Pengerjaan Laporan makalah
yang penyusun lakukan. Mengingat masih banyak kesalahan dan
kekurangan serta jauhnya dari kesempurnaan penulisan laporan ini,
baik dari segi teknis maupun non teknis.
Malang, 06 Desember 2014
penyusun
Kelompok 6DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................
1.2
Tujuan................................................................................................................
1.3
Manfaat..............................................................................................................
1.4 Rumusan
Masalah.............................................................................................
1.5 Batasan
Masalah................................................................................................
1.6 Metodologi
Penelitian........................................................................................
BAB II Teori Dasar
2.1 Penguat
RF.............................................................................................2.2
Tingkatan Penguat
RF......................................................................................
2.2.1.
Buffer.....................................................................................2.2.2.
Driver.....................................................................................
2.2.3.
Final.......................................................................................2.3
Jenis Kelas
Penguat..........................................................................................
2.3.1 Penguat Kelas
A....................................................................
2.3.2. Penguat Kelas
C....................................................................
BAB III Pembahasan3.1 Perencanaan
Alat..............................................................................................
3.2 Hasil dan Pembahasan..
BAB IV Kesimpulan dan Daftar Pustaka
4.1 Kesimpulan..
4.2 Daftar Pustaka..BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSistem wireless dibuat untuk
menggantikan koneksi kabel dari gitar menuju ke amplifier (wireless
communication) dengan sarana pemancar dan penerima radio melalui
gelombang frekuensi modulasi (FM). Sistem wireless diterapkan pada
gitar, diharapkan supaya para gitaris lebih leluasa bergerak setiap
kali melakukan pertunjukan (pentas) musik yang selalu menggunakan
kabel saluran. Prinsip kerja sistem cukup sederhana, sinyal
informasi yang berasal dari suara dawai gitar diterima spool gitar,
kemudian dikirim- kan oleh transmitter melalui gelombang frekuensi
modulasi (FM). Setelah itu, diterima oleh receiver yang nantinya
akan diperkuat oleh amplifier.Banyak sekali produk elektronik baru
yang ada di pasaran, diantaranya berbagai peralatan dengan
teknologi wireless. Semakin banyak bermunculan berbagai peralatan
elektronik yang dulunya menggunakan kabel, sekarang ini sudah
diterapkan dengan sistem wireless. Produk-produk yang menggunakan
sistem wireless diantaranya microphone, printer adapter wireless,
mouse + keyboard wireless, dan masih banyak yang lain- nya.
Pemanfaatannya hampir mencakup semua aspek kehidupan manusia.
Sistem wireless yang dibuat untuk menggantikan koneksi kabel dari
gitar menuju ke amplifier (wireless communication) dengan sarana
pemancar dan penerima radio melalui gelombang frekuensi modulasi
(FM).1.2 Tujuan
Perancangan penyalur sinyal yang dihasilkan dari alat musik
gitar dan diteruskan ke tuner FM sebagai penerimanya dan
menyalurkan ke penguat audio sehingga suara gitar dihasilkan.
1.3 Manfaat
1. Dapat digunakan sebagai tambahan literatur yang akan
digunakan pada dunia
pendidikan.
2. Dapat memberikan tam- bahan pangetahuan pada dunia industri
tentang sistem wireless gitar dengan harga yang murah.1.4 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana merancang peralatan wireless sebagai alat pengganti
kabel saluran pada gitar.2. Bagaimana membuat dan menguji rangkain
wireless.1.5 Batasan Masalah1. Merancang dan merealisasikan sistem
wireless gitar, antena yang digunakan pada pemancar ini menggunakan
antena vertikal, cara kerja dan pengujian sistem wireless gitar.2.
Maksud dari pembuatan sistem wireless gitar dengan menggunakan
gelombang frekuensi modulasi (FM) adalah: sistem wireless dapat
digunakan sebagai penyalur sinyal yang dihasilkan dari alat musik
dan diteruskan ke tuner FM sebagai penerimanya dan menyalurkan ke
penguat audio sehingga suara gitar dihasilkan.1.5 Metodologi
PenelitianMetode yang digunakan untuk menyelesaikan tugas ini
yaitu:1. Merumuskan dan membatasi masalah2. Studi Literatur,
pencarian dan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan
dengan tugas akhir ini yang didapat dari buku referensi,
artikel, internet, dan
sumber-sumber lain yang berhubungan.BAB II
TEORI DASAR
2.1 Penguat RFPenguat RF merupakan perangkat yang berfungsi
memperkuat sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan osilator RF dan
diterima oleh antena untuk dipancarkan. Pada penguat RF, rangkaian
yang umum digunakan adalah penguat kelas A dan Kelas C.
2.2 Tingkatan Penguat RF2.2.1Buffer
Buffer merupakan blok rangkaian yang berfungsi sebagai penyangga
atau penyaring sinyal masukan (input) agar sesuai dengan
karakteristik kerja penguat.
Ciri : a.) Daya outputnya kecil
b.) Impedansi input tinggi yang pembebanan yang rendah dari
tingkat sebelumnya
c.) Impedansi output rendah
d.) Jika buffer tidak digunakan, maka transfer daya dari tingkat
sebelumnya ke tingkat selanjutnya tidak akan maksimum.
e.) Umumnya mempunyai daya output maksimum 0,5 watt.
2.2.2 Driver
Driver merupakan penguat tingkat dua yang juga merupakan
rangkaian kendali dari penguat RF. Rangkaian penguat pada driver
akan menentukan daya pada rangkaian final.
Ciri : a.) Mempunyai daya output yang lebih besar dari rangkaian
buffer
b.) Umumnya mempunyai daya output maksimum 5 watt
c.) Rangkaian penguatnya dikatakan rangkaian penguat sinyal
menengah atau
daya sedang.
2.2.3 Final
Final merupakan penguat tingkat akhir. Rangkaian penguat final
menentukan daya output secara keseluruhan dari penguat RF.
Rangkaian final ini merupakan penguat tingkat akhir yang
dihubungkan ke antena pemancar. Komponen penguat dari rangkaian
final ini mempunyai daya yang tinggi.2.3 Jenis Kelas
Penguat2.3.1Penguat Kelas APenguat kelas A adalah penguat yang
bekerja dengan titik operasi dan sinyal masuk yang sedemikian rupa
hingga arus dalam rangkaian keluaran mengalir terus menerus
sehingga menyebabkan transistor selalu beroperasi di daerah aktif.
Ini mengandung arti bahwa arus kolektor mengalir sepanjang 360o
dari siklus ac. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tanpa
sinyal, basis transistor telah diberi tegangan bias. Sifat-sifat
penguat kelas A, yaitu: Bati Tegangan dengan BebanDi dalam penguat
CE, tegangan ac Vin menggerakkan basis, menghasilkan tegangan
keluar ac Vout. Bati tegangan tanpa beban adalah :
Gambar 1 Penguat CEKarena resistansi yang dilihat oleh kolektor
adalahrc = RC // RLSehingga dapat dihitung bati tegangan terhadap
beban dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dimana :rc = Resistansi emiter acrc = Resistansi kolektor acRC =
Resistansi kolektor dcA = Bati Tegangan tanpa bebanRL = Resistansi
bebanAV = Bati tegangan dengan beban Bati ArusBati arus sebuah
transistor adalah perbandingan arus kolektor ac terhadap arus basis
ac. Persamaannya adalah sebagai berikut:
Dimana :Ai = Bati arusic = Arus kolektor acib = Arus basis ac
Bati DayaDaya masuk ac pada basis adalahPin = Vin x IbDaya keluar
ac pada kolektor adalahPout = - Vout x IcTanda minus (-) diperlukan
karena adanya pembalikan fasa. Perbandingan Pout/Pin disebut
sebagai bati daya dan ditulis dengan Ap. dengan mengambil
perbandingan tersebut, didapatkan:
Karena Av = Vout / Vin dan Ai = Ic / Ib , maka : Ap = - Av
AiDimana :P in = Daya input acv in = Tegangan melintas pada
resistansi emiterIb = Arus basis acIc = Arus kolektor ac Vout =
Tegangan keluar Pout = Daya output acAp = Bati dayaAv = Bati
teganganAi = Bati arus Daya BebanDaya ac ke dalam tahanan beban RL
adalah
Dimana :PL = Daya beban acVL = Tegangan beban rmsRL = Resistansi
beban Efisiensi TahapanEfisiensi tahapan kelas A diberikan oleh
Dimana :PL(maks) =Daya beban maksimumPS = daya dc dari catu =
Efisiensi tahapan2.3.2Penguat Kelas CDaerah dimana arus kolektor
yang mengalir kurang dari 180o siklus ac disebut daerah operasi
kelas C. Hal ini berarti bahwa arus kolektor penguat kelas C tidak
sinusoidal, karena arus mengalir dalam bentuk pulsa-pulsa. Untuk
menghindari distorsi yang disebabkan oleh beban yang bersifat tidak
murni, penguat kelas C selalu menggerakkan rangkaian bejana
resonansi. Cara ini menghasilkan tegangan keluar berupa tegangan
sinusoidal. Penguat TertalaGambar 4 memperlihatkan salah satu cara
utnuk membuat penguat kelas C. Rangkaian bejana resonansi ditala
pada frekuensi sinyal masuk. Bila rangkaian mempunyai faktor
kualitas (Q) yang tinggi, resonansi paralel akan terjadi
disekitar.Dimana :fr = Frekuensi resonansiL = InduktansiC =
Kapasitansi
Gambar 5 Penguat Kelas C Tertala Garis Beban DCKarena RS sangat
kecil, garis beban dc tampak hampir vertikal, seperti ditunjukkan
pada gambar 2.6. transistor tidak mempunyai arus selain arus bocor
sehingga tidak ada pelanturan termal. Titik Q diletakkan pada titik
putus tanpa resiko pengatur termal.Gambar 6 Garis beban Penguat
Kelas CGaris beban ac yang diturunkan masih tetap sama. Untuk
penguat CE :
dan
Dimana :IC( jen) = Arus jenuh acrC = Resistansi kolektor acVCEQ
= Tegangan kolektor emiter tenangICQ = Arus kolektor tenangVCE( put
) = Tegangan putus acGambar 6 memperlihatkan garis beban ac. Bila
transistor bekerja, titik operasinya berayun ke atas sepanjang
garis beban ac. Dengan demikian arus jenuh ac pada penguat kelas C
adalah VCC/rC, dan ayunan maksimumnya adalah VCC.BAB III
PEMBAHASAN
3.1Perencanaan Alat
Cara kerja rangkaian Pre-amp, penguat depan pre-amp menggunakan
transistor C828 yang akan menguatkan sinyal input dari kumparan
(spool) guitar. Fungsi penguat ini adalah menguatkan sinyal listrik
yang sangat lemah yang dibangkitkan oleh tranduser (kumparan) dari
guitar. Bagian ini yang pertama kali menguatkan sinyal datang dari
getaran dawai guitar dan mengubah menjadi sinyal elektronik oleh
tranduser.Selanjutnya output dari penguat ini akan diumpankan ke
bagian pencampur (mixer). Dari bagian inilah proses diteruskan ke
bagian proses penumpangan sinyal terjadi antara sinyal informasi
yang telah dikuatkan oleh penguat depan kepada sinyal pembawa yang
dihasilkan oscilator. Rangkaian pencampur ini menggunakan komponen
utama transistor tipe C2668.
Bila basis pada transistor ini mendapatkan sinyal, maka
transistor ini akan ON, sehingga antara kolektor (c) dengan emitor
(e) terhubung. Keadaan ini akan terus berlangsung selama sinyal
masih ada. Apabila sinyal input berhenti (OFF), maka trigger tidak
ada berarti transistor jenuh dengan sendirinya. Keadaan ini akan
dicapai berulang-ulang selama catu daya masih hidup dan akan
berhenti sampai catu daya dalam keadaan terputus (OFF).
Pada pencampur ini terjadi proses penumpangan informasi kepada
sinyal pembawanya tidak lain adalah sinyal dari bagian oscilator.
Oscilator membangkitkan sinyal frekuensi tinggi yang dapat ditala
frekuensinya. Frekuensi ini diatur agar dihasilkan frekuensi output
sebesar
126,1 MHz. Dengan mengatur selisih 10,7 MHz dari sinyal ini
nantinya diharapkan wireless akan bekerja pada daerah 126,1
MHz.
Buffer, tingkat berikutnya adalah buffer. Bagian ini menguatkan
tegangan dan arus karena sinyal output dari tingkat sebelumnya
masih lemah. Transistor akan ON setelah mendapat catu daya sebesar
Vcc melalui rangkaian pembagi tegangan. Karena rangkaian ini
termasuk dalam jenis rangkaian common base, maka besarnya arus yang
ada pada basis emittor lebih besar dibanding dengan basis kolektor.
Hal ini yang menyebabkan sinyal tidak akan masuk melalui basis
emitor akan tetapi melalui basis kolektor. Meskipun demikian
kemungkinan adanya sinyal yang lolos melalui basis emitor tetap
diperhitungkan, sehingga untuk menghilangkan sinyal yang lolos
tersebut pada kaki emitor dipasang filter kondensator.
Resistor pada kondensator berfungsi menghalangi sinyal ac yang
akan menuju ke ground karena hanya arus dc yang dapat melalui
resistor dan sinyal ac akan terus melalui coupling kondensator
sebagai output.
Bagian akhir sebelum sampai ke beban adalah penguat RF yang
berfungsi menguatkan sinyal yang diumpankan oleh tingkat
sebelumnya. Hubungan antara tingkat awal sampai tingkat akhir dari
sistem wereless gitar dapat dilihat pada gambar 1.
3.2Hasil dan PembahasanPengukuran yang dilakukan;
Menguji alat dengan masukan Audio Generator dengan,Frekuensi:
20Hz 20KHz
Tegangan: 1 volt
Jarak : 1meter
Menguji jarak maksimal dari alat tersebut dapat dilihat pada
gambar 3.
BAB IV
KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA
4.1 Kesimpulan Berdasarkan dari pembuatan sistem wireless gitar
dan data yang diperoleh dari eksperimen dapat di simpulkan sebagai
berikut: Pembuatan sistem wireless gitar dapat digunakan sebagai
pengganti kabel saluran yang menghubungkan antara gitar dengan
penguat, sehingga sangat praktis dan tidak mengganggu gerak dari
pemusik. Setelah melakukan percobaan sistem wireless gitar ini
dapat berfungsi dengan baik pada frekuensi 126,1 MHz. Dipilih
frekuensi 126,1 MHz ini karena kurangnya pemancar broadcast pada
frekuensi tersebut. Sehingga tidak mengganggu pemancar lain pada
saat sistem wireless sedang digunakan (on).
Jarak maksimal yang dapat dijangkau 10 meter, dengan masukan
audio: 20 Hz 20 KHz.
Sistem wireless dapat juga dikembangkan lebih lanjut tidak
terbatas pada gitar saja, teapi dapat juga dipakai pada
peralatan-peralatan lain.
Untuk meningakatkan jarak jangkauan dapat dilakukan dengan
mengubah atau meningkatkan penguatan pada tingkat penguat RF.
4.2 Daftar PustakaA.Karim.1993. Teknik Penerima dan Pemancar
Radio Jilid IV. Jakarta: PT.Elekmedia komputindo.Dennis Roddy and
John Coolen. 1984. Komunikasi Elektronika. Jakarta: Erlangga.Kamal
Idris. 1990. Komunikasi Elektronika. Jakarta: Erlangga.Malvino,
Albert P. 1979. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.PH. Smale. 1986. Sistem Telekomunikasi I. Jakarta:
Erlangga.Suharsimi Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Wasito S. 1995.
Vademekum Elektronika. Jakarta: PT.Gramedia.