Top Banner
Market Analysis Summary Pasar yang ditargetkan oleh perusahaan merupakan pasar yang terdiri dari wisatawan wisatawan di DIY, para pengelola wisata di DIY, biro biro wisata di DIY, dan para pesaing tidak langsung, seperti perusahaan advertising di DIY dan perusahaan trash bag. Pasar memiliki peluang yang menjanjikan bagi perusahaan Anantara mengingat tren pertumbuhan target customer yang positif serta motivasi membeli yang kuat dari para customer, seperti kebutuhan bagi pengelola wisata dan biro wisata untuk melakukan promosi yang efektif mengingat semakin ketat persaingan dan kebutuhan wisatawan serta pengelola wisata akan barang yang dapat mempermudah wisatawan terkait masalah kebersihan dan informasi pariwisata di DIY. Customer yang ditargetkan oleh perusahaan Anantara adalah wisatawan DIY khususnya yang berusia di atas 12 tahun dan mengunjungi objek objek wisata selain museum dan makam di DIY, yakni sejumlah 2.130.578 wisatawan (5% dari jumlah wisatawan), 27 objek wisata yang terdapat di DIY (10% dari jumlah objek wisata di DIY) dan 22 biro wisata yang terdapat di DIY (5% dari jumlah biro wisata yang terdapat di DIY). Selain itu, pasar memiliki peluang yang cukup menjanjikan karena perusahaan menggunakan strategi blue ocean dimana pasaryang dimasuki oleh perusahaan merupakan pasar yang belum disentuh oleh perusahaan lainnya secara langsung.
26

Integrated Project

Dec 27, 2015

Download

Documents

Frankie Ho

Business Canvas Model Application
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Integrated Project

Market Analysis Summary

Pasar yang ditargetkan oleh perusahaan merupakan pasar yang terdiri dari wisatawan –

wisatawan di DIY, para pengelola wisata di DIY, biro –biro wisata di DIY, dan para pesaing

tidak langsung, seperti perusahaan advertising di DIY dan perusahaan trash bag. Pasar memiliki

peluang yang menjanjikan bagi perusahaan Anantara mengingat tren pertumbuhan target

customer yang positif serta motivasi membeli yang kuat dari para customer, seperti kebutuhan

bagi pengelola wisata dan biro wisata untuk melakukan promosi yang efektif mengingat semakin

ketat persaingan dan kebutuhan wisatawan serta pengelola wisata akan barang yang dapat

mempermudah wisatawan terkait masalah kebersihan dan informasi pariwisata di DIY. Customer

yang ditargetkan oleh perusahaan Anantara adalah wisatawan DIY khususnya yang berusia di

atas 12 tahun dan mengunjungi objek – objek wisata selain museum dan makam di DIY, yakni

sejumlah 2.130.578 wisatawan (5% dari jumlah wisatawan), 27 objek wisata yang terdapat di

DIY (10% dari jumlah objek wisata di DIY) dan 22 biro wisata yang terdapat di DIY (5% dari

jumlah biro wisata yang terdapat di DIY). Selain itu, pasar memiliki peluang yang cukup

menjanjikan karena perusahaan menggunakan strategi blue ocean dimana pasaryang dimasuki

oleh perusahaan merupakan pasar yang belum disentuh oleh perusahaan lainnya secara langsung.

Page 2: Integrated Project

Market Analysis

o Market size

Pasar yang relevan dengan bisnis yang akan dijalankan ialah

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) dan pendukung pariwisata di DIY, seperti pengelola

objek wisata, hotel, dan biro wisara. Jumlah wisatawan yang berkunjung

ke objek – objek wisata di DIY adalah sebanyak 11.379.640 wisatawan,

baik nusantara maupun mancanegara (sumber data: statistik

kepariwisataan DIY tahun 2012). Menurut statistik kepariwisataan DIY

tahun 2012, jumlah Hotel Bintang yang terdapat di DIY pada tahun 2012

adalah 45 hotel, sementara Hotel Melati sebanyak 447 hotel, jumlah biro

wisata pada tahun 2012 adalah 427 biro wisata, dan jumlah objek wisata

yang terdapat di DIY sebanyak 265 objek wisata .

Kompetitor langsung pada bisnis ini tidak ada mengingat bisnis

serupa belum ada sebelumnya, namun terdapat kompetitor tidak langsung,

seperti perusahaan garbage bag, advertising, dan penyedia informasi

pariwisata DIY yang dapat mengancam kelanggengan bisnis. Jumlah

perusahaan di bidang advertising yang terdapat di DIY adalah sebanyak

11 (sumber : www.daftarperusahaan.com) dan jumlah perusahaan yang

memproduksi trash bag atau sejenisnya di Indonesia adalah sebanyak 42

perusahaan. Secara ringkas market size dari bisnis dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 3: Integrated Project

Tabel 1 Komponen pada market dan jumlahnya masing - masing

o Tren dan Pertumbuhan market

Grafik di bawah menunjukkan pertumbuhan jumlah wisatawan di DIY

pada tahun 2009 – 2012.

Grafik 1 Jumlah wisatawan di DIY tahun 2009 – 2012 (sumber : Statistik

Kepariwisataan DIY)

Pada grafik 1 terlihat bahwa jumlah wisatawan yang datang ke DIY dari tahun ke

tahun menunjukkan tren positif, kecuali pada tahun 2010. Hal ini disebabkan

terjadinya bencana alam di DIY, yakni meletusnya gunung merapi yang

menyebabkan jumlah wisatawan relatif berkurang di tahun 2010, namun pada

tahun 2011 jumlah wisatawan kembali meningkat menjadi 10.786.624 wisatawan

Komponen Jumlah

Wisatawan di DIY 11.379.640 orang

Hotel 492 hotel

Biro wisata 427 biro wisata

Objek wisata 265 objek wisata

Perusahaan advertising 11 perusahaan

Perusahaan garbage

bag

42 perusahaan

Page 4: Integrated Project

dan terus meningkat di tahun 2012 menjadi 11.379.640 wisatawan. Jumlah biro

wisata DIY di juga mengalami peningkatan signifikan di tahun 2012.

Grafik 2 Jumlah biro wisata di DIY tahun 2009 – 2012 (sumber : Statistik

Kepariwisataan DIY)

Pada grafik 2 terlihat bahwa jumlah biro wisata di DIY meningkat pada tiap

tahunnya. Pada tahun 2009, jumlah biro wisata di DIY sebanyak 279 biro wisata

dan terus meningkat tiap tahunnya hingga pada tahun 2012 sejumlah 427 biro

wisata. Dengan meningkatnya jumlah biro wisata di DIY tentu saja persaingan di

antara biro wisata akan menjadi semakin ketat. Begitu juga dengan persaingan

hotel di DIY yang terus meningkat seiiring meningkatnya jumlah hotel di DIY.

Page 5: Integrated Project

Grafik 3 Jumlah hotel di DIY tahun 2009 – 2012 (sumber : Statistik

Kepariwisataan DIY)

Perusahaan - perusahaan advertising atau pengelola objek wisata pada

umumnya dalam melakukan promosi objek wisata dengan menggunakan media

cetak, website, atau baliho / papan reklame. Isu – isu terkait sapta pesona, yakni

aman; tertib; bersih; sejuk; indah; ramah-tamah; dan kenangan, masih menjadi hal

yang diperhatikan oleh wisatawan dan pengelola objek wisata. Pengelola wisata

condong melakukan aktivitas – aktivitas terkait meningkatkan performansi sapta

pesona di objek wisatanya masing – masing, seperti meningkatkan sekuritas,

menyelenggarakan acara – acara, dan menambah tempat pembuangan sampah di

objek wisatanya.

o Costumer Analysis

o Customer Definition

Customer dari bisnis ini ialah para wisatawan yang berwisata di

objek wisata yang terletak di DIY dan para pemaku kepentingan terkait

pariwisata di DIY, seperti pengelola objek wisata baik negeri maupun

swasta, pengelola hotel, biro wisata, pusat oleh – oleh di DIY, dan

sebagainya, yang ingin melakukan promosi terkait objek wisata atau

usahanya masing – masing.

Page 6: Integrated Project

o Customer Dissatisfaction

Wisatawan yang datang ke DIY memiliki beberapa keluhan

mengenai pariwisata DIY. Berikut merupakan keluhan dari wisatawan

DIY yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan (Customer Needs

Identification) terhadap 55 responden yang mana merupakan wisatawan di

DIY.

Grafik 4 Keluhan wisatawan di DIY (sumber : hasil olahan sendiri)

Dari hasil kuesioner terlihat bahwa keluhan terbanyak dari

wisatawan di DIY adalah mengenai hal – hal terkait dengan kebersihan.

Banyak dari responden mengeluhkan mengenai minimnya tempat

pembuangan sampah yang ada di objek wisata yang terbuka, seperti di

Malioboro, pantai, dan candi – candi yang ada di DIY. Hal tersebut juga

terlihat ketika dilakukan observasi langsung di beberapa objek wisata di

DIY. Pihak pengelola objek wisata melalui wawancara yang dilakukan

dan berita yang dirintis oleh pihak berwenang juga menyatakan bahwa

salah satu masalah yang sering ditemui oleh pihak pengelola ialah sampah

yang dibuang sembarangan oleh wisatawan (Sumber : Kompas, 2012 dan

Harian Jogja , 2013)

Selain masalah kebersihan, minimnya informasi terkait pariwisata,

seperti pusat oleh – oleh resmi di DIY dan objek wisata yang terdapat di

DIY (terutama bagi wisatawan yang tidak menggunakan jasa biro wisata),

Page 7: Integrated Project

dirasakan oleh para wisatawan di DIY. Hal ini menunjukkan bahwa

strategi promosi yang telah dilaksanakan objek wisata maupun pemaku

kepentingan lainnya masih belum efektif.

o Buying Motives

Motivasi customer dalam menggunakan produk atau jasa yang

ditawarkan dalam bisnis ialah kebutuhan dari customer akan produk atau

jasa yang ditawarkan. Wisatawan tentu menginginkan produk yang dapat

memberikan kemudahan bagi wisatawan selama berkunjung ke objek –

objek wisata, misal mudah untuk membuang sampah dan mengakses

informasi mengenai pariwisata. Dari segi pengelola wisata tentu ingin agar

objek wisata yang dikelolanya memiliki predikat baik di mata wisatawan,

misalnya dari segi sapta pesona. Para pemaku kepentingan lain terkait

pariwisata, tentu membutuhkan media promosi yang efektif sehingga para

pemaku kepentingan tersebut dapat memperoleh manfaatnya masing –

masing, terlebih semakin banyaknya jumlah hotel, biro wisata, dan objek

wisata lainnya menyebabkan tingginya tingkat persaingan di masing-

masing usaha tersebut.

o Competitor Analysis

o Langsung

Kompetitor langsung dari bisnis masih belum ada, mengingat bisnis yang

akan dijalankan merupakan bisnis dengan ide baru yang belum pernah ada

sebelumnya.

o Tidak Langsung

Kompetitor tidak langsung dari bisnis adalah perusahaan - perusahaan di

bidang garbage bag, advertising, dan penyedia informasi pariwisata DIY.

Perusahan – perusahaan tersebut merupakan pesaing tidak langsung dari

bisnis karena kompetitor juga dapat menawarkan produk atau jasa yang

dapat mengancam kelanggengan bisnis. Berikut merupakan analisis yang

dilakukan terhadap kompetitor – kompetitor dari bisnis.

Page 8: Integrated Project

Grafik 5 Performansi trash bag yang umum terdapat di pasaran

Grafik 6 Performansi buku informasi pariwisata yang umum terdapat di pasaran

Page 9: Integrated Project

Grafik 7 Performansi media brosur pariwisata yang umum terdapat di pasaran

o Market Opportunity

Peluang untuk masuk ke dalam pasar relatif besar, mengingat

belum adanya produk serupa yang ditawarkan kepada customer. Akses ke

customer relatif mudah mengingat posisi geografis customer yang terletak

di DIY, yang mana merupakan lokasi produksi dari bisnis, serta dukungan

dari pemerintah, dalam hal ini ialah dinas kepariwisataan DIY, terkait

produk yang ditawarkan ke customer. Jumlah pasar, yakni wisatawan,

hotel, biro wisata, dan pusat pembelian oleh – oleh, memiliki tren

pertumbuhan positif yang mana memberikan peluang besar bagi bisnis

untuk masuk (lihat bagian pertumbuhan dan tren pasar), motivasi untuk

menggunakan produk kuat. Produk yang ditawarkan juga masih belum

memiliki pesaing yang langsung. Hal ini terlihat dari persaingan irelevan

yang dilakukan oleh perusahaan Anantara.

Page 10: Integrated Project

Grafik 8 Persaingan irrelevan antara produk Anantara dengan kompetitor waste

bag

Grafik 9 Persaingan irrelevan antara produk Anantara dengan Buku informasi

pariwisata

Page 11: Integrated Project

Grafik 10 Persaingan irrelevan antara produk Anantara dengan brosur pariwisata

Secara garis besar, persaingan menjadi irrelevan disebabkan oleh dilakukannya

strategi blue ocean pada produk yang ditawarkan kepada customer.

Customer Segmenting

Customer pada bisnis dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni wisatawan dan pengguna

jasa iklan. Berikut merupakan segmen - segmen dari customer, wisatawan.

o Demografi

Wisatawan dibagi berdasarkan asal wisatawan di DIY yakni wisatawan

lokal dan mancanegara. Menurut Dinas Pariwisata DIY, pada tahun 2012, jumlah

wisatawan lokal di DIY sebanyak 10.880.125 wisatawan dan wisatawan

mancanegara sebanyak 499.515 wisatawan. Wisatawan juga dibagi berdasarka

nusia wisatawan, yakni usia 0 – 12 tahun (anak – anak) dan usia di atas 12 tahun.

Pada tahun 2012, jumlah wisatawan yang berusia 0 -12 tahun (anak – anak)

berjumlah 3.793.213 wisatawan dan yang berusia di atas 12 tahun berjumlah

7.586.427 wisatawan.

Page 12: Integrated Project

Grafik 11 Segmentasi wisatawan di DIY berdasarkan asal dan umur wisatawan

(sumber : statistik kepariwisataan Yogyakarta 2012)

o Geografis

Wisatawan dibagi berdasarkan objek wisata yang dikunjungi oleh

wisatawan.

Grafik 12 Segmentasi wisatawan di DIY berdasarkan objek wisata yang

dikunjungi (sumber : statistik kepariwisataan Yogyakarta 2012)

Jumlah wisatawan yang mengunjungi objek wisata museum dan makam sebanyak

844.942 wisatawan dan objek wisata selain museum dan makam sebanyak

10.652.890 wisatawan. Sementara untuk pengguna jasa iklan, segmentasi dapat

dibagi berdasarkan jenis usaha yang dilakukan yakni objek wisata, hotel, biro

wisata, pusat oleh – oleh, dan rumah makan.

Page 13: Integrated Project

Customer Targeting

Pasar yang ditargetkan oleh bisnis ialah wisatawan lokal dan mancanegara dengan

usia di atas 12 tahun ke atas yang mengunjungi objek – objek wisata selain museum dan

makam di DIY. Jumlah wisatawan yang ditargetkan pada tahun pertama bisnis beroperasi

adalah sebanyak 2.130.578 wisatawan (30 persen dari 7.101.927 wisatawan lokal dan

mancanegara yang memiliki usia di atas 12 tahun dan mengunjungi objek – objek wisata

selain museum dan makam di DIY). Angka 30 persen diambil berdasarkan kapasitas

produksi, keunikan produk, kemampuan awal bisnis dari distribusi produk serta

ketertarikan awal pengelola wisata dan wisatawan terhadap produk. Sementara segmen

pengguna iklan yang ditargetkan oleh bisnis ialah objek wisata dan biro wisata.

Gambar 1 Target wisatawan

Objek wisata yang ditargetkan pada tahun pertama sebanyak 10% dari total objek

wisata yang ada di DIY yakni sebanyak 27 dari 265 objek wisata yang ada di DIY dan

biro wisata yang ditargetkan adalah 5 % dari total biro wisata yang ada di DIY atau

sebanyak 22 biro wisata dari 427 biro wisata yang ada di DIY.

Wisatawan lokal

dan mancanegara

usia di atas 12

tahun

Wisatawan lokal dan

mancanegara yang

mengunjungi objek wisata

selain museum 7.586.427

wisatawan

10.652.890

wisatawan

Target 2.130.578 wisatawan lokal dan

mancanegara yang memiliki usia di atas

12 tahun dan mengunjungi objek – objek

wisata selain museum dan makam di DIY

Page 14: Integrated Project

Gambar 2 Target objek wisata dan biro wisata

Customer Positioning

Bagi wisatawan dan pengelola wisata, produk yang ditawarkan merupakan produk

yang dapat memudahkan wisatawan dalam menjaga kebersihan selama berwisata di objek

wisatanya tersebut serta media informasi singkat mengenai pariwisata DIY, sehingga

ketika wisatawan ingin membuang sampah namun tidak ada tempat sampah di sekitar

objek wisatanya, produk perusahaan Anantara yang pertama kali dipikirkan oleh

wisatawan. Bagi pengelola objek wisata dan biro wisata produk yang ditawarkan

merupakan media promosi objek wisata dan biro wisatanya masing – masing serta media

untuk menunjukkan bahwa objek wisata dan biro wisata peduli akan kebersihan di DIY,

sehingga ketika pengelola objek wisata dan biro wisata ingin mempromosikan usahanya

masing – masing secara efektif dan dilihat oleh para wisatawan serta mendapatkan citra

di mata wisatawan akan kebersihan, maka produk perusahaan Anantara yang muncul

pertama kali di benak objek wisata dan biro wisata.

265

Objek

Wisata

di DIY

Target objek

wisata sebanyak 27

objek wisata di

DIY.

Target biro wisata

sebanyak 22 biro

wisata di DIY.

427 Biro

Wisata

di DIY

Page 15: Integrated Project

Gambar 3 Perceptual mapping (kiri) wisatawan dan (kanan) pengguna jasa iklan

Costumer Needs

Berdasarkan hasil dari market analysis yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner

terhadap wisatawan – wisatawan yang ada di DIY, wawancara terhadap para pengelola wisata

yang ada DIY, dan observasi langsung di beberapa objek wisata di DIY diperoleh need

statements berikut ini.

Tabel 2 Need Statements dari Wisatawan dan Pengelola Objek Wisata di Yogyakarta

Kebutuhan yang diperoleh dari customer kemudian dijadikan sebagai input dalam

menghasilkan diagram Kano. Dengan dihasilkannya diagram Kano maka dapat diketahui

prioritas dari masing – masing needs tersebut. Berikut merupakan diagram kano yang dihasilkan

dari pembagian kuisioner terhadap 33 responden.

Kode Need Statement

N1 Kebersihan objek wisata dikelola dengan baik

N2 Objek wisata atau pihak yang terkait menyediakan akomodasi dan transportasi yang memadai menuju objek wisata

N3 Objek wisata menetapkan tarif yang terjangkau untuk wisatawan lokal maupun mancanegara

N4 Informasi mengenai pariwisata Yogyakarta dan transportasi umum mudah untuk diperoleh

N5 Terjaminnya keamanan bagi wisatawan di objek wisata

N6 Tersedianya tour guide yang memahami objek wisata dengan baik

N7 Objek wisata melakukan inovasi terhadap objek wisatanya masing - masing

Good Company’s Image Good Design

Bad Design

Easy to Carry Hard to Carry

Bad Company’s Image

Bad media in

promoting /

sharing

information

Good media in

promoting /

sharing

information Plastik kresek Trash bag

Produk kita

Brosur Buku

panduan

wisata

Produk kita

Page 16: Integrated Project

Tabel 3 Klasifikasi needs pada model Kano

Keterangan :

O = One-Dimensional = tingkat kepuasan wisatawan berhubungan linear dengan performansi

atribut

A = Attractive = semakin tinggi performansi atribut maka semakin tinggi juga kepuasan

wisatawan namun jika tidak ada atribut ini dalam produk tidak akan menyebabkan kekecewaan

M = Must-Be = atribut harus ada dalam produk yang ditawarkan

I = Indifferent = ada atau tidaknya atribut tidak akan mempengaruhi kepuasan wisatawan

Gambar 4 Diagram Kano

Diagram Kano yang dihasilkan menunjukkan bahwa N2, N3, dan N7 tergolong needs

yang sifatnya attractive, N1 dan N4 merupakan needs yang sifatnya one-dimensional, N6

merupakan need yang sifatnya indifferent dan N5 merupakan need yang sifatnya must-be. Hasil

Code Q A O I M R Total Max Category

N1 0 2 18 2 11 0 33 18 O

N2 0 13 7 7 6 0 33 13 A

N3 1 10 9 5 8 0 33 10 A

N4 0 7 13 5 8 0 33 13 O

N5 0 0 10 5 18 0 33 18 M

N6 0 5 1 17 8 2 33 17 I

N7 0 16 3 11 2 1 33 16 A

Page 17: Integrated Project

dari analisis Kano akan menjadi dasar pengembangan, pemilihan konsep – konsep produk

melalui pohon klasifikasi serta dasar pertimbangan dalam House of Quality.

Pohon Klasifikasi Konsep

Gambar 5 Pohon Klasifikasi Konsep

Berdasarkan pohon klasifikasi di atas dapat diperoleh beberapa konsep yang dapat menjawab

kebutuhan dari wisatawan

Tempat Penampungan

Sampah

Portable

Memiliki informasi mengenai pariwisata

DIY

Terdapat fitur pemadam rokok

Tidak terdapat fitur pemadam rokok

Tidak memiliki informasi mengenai

pariwisata DIY

Terdapat fitur pemadam rokok

Tidak terdapat fitur pemadam rokok

Unportable Memiliki informasi mengenai pariwisata

DIY

Tidak memiliki informasi mengenai

pariwisata DIY

Page 18: Integrated Project

a. Tempat penampungan sampah portable yang dapat memberikan informasi mengenai

pariwisata DIY dimana terdapat fitur pemadam rokok di tempat penampungan sampah

tersebut

b. Tempat penampungan sampah portable yang dapat memberikan informasi mengenai

pariwisata DIY dimana tidak terdapat fitur pemadam rokok di tempat penampungan

sampah tersebut

c. Tempat penampungan sampah portable yang tidak memiliki media informasi

mengenai pariwisata DIY namun terdapat fitur pemadam rokok di tempat penampungan

sampah tersebut

d. Tempat penampungan sampah portable yang tidak memiliki media informasi

mengenai pariwisata DIY dan tidak terdapat fitur pemadam rokok di tempat

penampungan sampah tersebut

e. Tempat penampungan sampah unportable yang memiliki media informasi mengenai

pariwisata DIY

f. Tempat penampungan sampah unportable yang tidak memiliki media informasi

mengenai pariwisata DIY

Screening and Scoring

Tabel berikut menunjukan proses screening yang dilakukan terhadap 6 konsep yang

dihasilkan dari pohon klasifikasi konsep.

Page 19: Integrated Project

Tabel 4 Proses screening terhadap keenam konsep yang dihasilkan

Keterangan :

A Media penampungan sampah portable yang dapat memberikan informasi

mengenai pariwisata DIY dimana terdapat fitur pemadam rokok di tempat

penampungan sampah tersebut

B Media penampungan sampah portable yang dapat memberikan informasi

mengenai pariwisata DIY dimana tidak terdapat fitur pemadam rokok di tempat

penampungan sampah tersebut

C Media penampungan sampah portable yang tidak memiliki media informasi

mengenai pariwisata DIY namun terdapat fitur pemadam rokok di tempat

penampungan sampah tersebut

D Media penampungan sampah portable yang tidak memiliki media informasi

mengenai pariwisata DIY dan tidak terdapat fitur pemadam rokok di tempat

penampungan sampah tersebut

E Media penampungan sampah unportable yang memiliki media informasi

mengenai pariwisata DIY

Selection Criteria A B C D E F Kompetitor

Kemampuan sebagai media penampungan sampah + + + + + + 0

Kemampuan sebagai media informasi mengenai pariwisata DIY + + - - + - 0

Kemampuan untuk memberikan keamanan ekstra kepada wisatawan + 0 + - 0 0 0

Inovasi + + + + + - 0

Biaya Produksi - 0 - 0 - - 0

Easy to carry + + + + - - 0

Sarana Pengiklanan + + - - + - 0

Ramah Lingkungan 0 0 0 0 - - 0

Jumlah (+) 6 5 4 3 4 1 0

Jumlah (0) 1 3 1 2 1 1 8

Jumlah (-) 1 0 3 3 3 6 0

Nilai Akhir 5 5 1 0 1 -5 0

Peringkat 1 1 2 3 2 4

Lanjutkan? Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak

Page 20: Integrated Project

F Media penampungan sampah unportable yang tidak memiliki media informasi

mengenai pariwisata DIY

Proses screening mengambil kompetitor trash bag yang ada di pasaran pada umumnya.

Gambar 6 Trash / Waste Bag yang digunakan sebagai kompetitor (F)

Hasil screening menunjukkan bahwa konsep A, B, C, dan E merupakan konsep yang secara garis

besar (tanpa pembobotan) yang terpilih sesuai dengan kriteria seleksi. Konsep A, B, C, dan E

kemudian diseleksi lebih lanjut dengan memberikan bobot terhadap kriteria seleksi.

Tabel 5 Proses scoring terhadap hasil screening

Hasil scoring menunjukan bahwa konsep A, yakni media penampungan sampah portable yang

dapat memberikan informasi mengenai pariwisata DIY dimana terdapat fitur pemadam rokok di

tempat penampungan sampah tersebut, merupakan konsep yang akan digunakan dalam produk

yang akan diproduksi oleh perusahaan Anantara.

Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban

Kemampuan sebagai media penampungan sampah 15% 4 0.6 4 0.6 4 0.6 5 0.75

Kemampuan sebagai media informasi mengenai pariwisata DIY 15% 5 0.75 5 0.75 0 0 5 0.75

Kemampuan untuk memberikan keamanan ekstra kepada wisatawan 22% 5 1.1 3 0.66 5 1.1 0 0

Inovasi 10% 5 0.5 4 0.4 4 0.4 3 0.3

Biaya Produksi 10% 3 0.3 4 0.4 3 0.3 2 0.2

Easy to carry 7% 5 0.35 5 0.35 5 0.35 0 0

Sarana Pengiklanan 12% 5 0.6 5 0.6 0 0 5 0.6

Ramah Lingkungan 9% 5 0.45 5 0.45 5 0.45 2 0.18

Total Nilai 4.65 4.21 3.2 2.78

Peringkat 1 2 3 4

Lanjutkan Ya Tidak Tidak Tidak

Selection Criteria Bobot (%)

A B C E

Page 21: Integrated Project

Needs vs Metrics

Tabel berikut menunjukkan hubungan antara needs dan technical response.

Tabel 6 Hubungan antara needs dan technical response

Keterangan:

: High Relationship

: Medium Relationship

: Low Relationship

Benchmarking

Berikut merupakan produk yang digunakan sebagai kompetitor dari produk yang akan

ditawarkan kepada customer.

Gambar 7 Kompetitor trash bag

vo

lum

e

mate

rial

fitu

r ta

mb

ah

an

bia

ya p

rod

uk

si

Kemampuan sebagai media penampungan sampah

Kemampuan sebagai media informasi mengenai pariwisata DIY

Kemampuan untuk memberikan keamanan ekstra kepada wisatawan

Inovasi

Harga Terjangkau

Easy to carry

Sarana pengiklanan

Ramah lingkungan

Technical Response

Needs

Page 22: Integrated Project

Tabel 7 Hasil benchmarking produk yang dikembangkan dengan kompetitor

Keterangan :

Customer Needs 1 2 3 4 5

targ

et

va

lue

imp

rovem

en

t ra

te

Kemampuan sebagai media penampungan sampah 5 1.25

Kemampuan sebagai media informasi mengenai pariwisata DIY 5 1.667

Kemampuan untuk memberikan keamanan ekstra kepada wisatawan 3 1

Inovasi 4 1

Harga Terjangkau 4 1.333

Easy to carry 3 1

Sarana pengiklanan 4 1

Ramah lingkungan 3 1

our product

produk kompetitor

Kompetitor = waste bag

Page 23: Integrated Project

Value Proposition

o Value Background

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu tujuan utama para

wisatawan lokal maupun mancanegara karena terdapat berbagai macam objek

wisata seperti wisata wisata alam, dan wisata budaya. Dengan melakukan

pembangunan dan pengembangan pada bidang pariwisata diharapkan akan

memberikan manfaat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia karena

merupakan salah satu sektor pembangunan dalam bidang ekonomi. Hal ini selain

mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja

bagi pengangguran saat ini, juga akan meningkatkan rasa cinta akan lingkungan

di sekitarnya,

Untuk mengembangkan suatu objek wisata, ketersediaan sarana dan

prasarana merupakan salah satu sektor yang bisa diandalkan. Kualitas lingkungan

merupakan bagian integral dari Industri Wisata. Hal tersebut adalah hal yang

selayaknya mendapatkan perhatian yang paling tinggi karena pariwisata adalah

industri yang memiliki keterkaitan dengan tujuan wisata dengan karakter

keseimbangan diantara keindahan natural dan kualitas lingkungan yang terjamin.

Kata lingkungan muncul ke permukaan untuk menjadi penunjuang aktivitas

wisata lainnya. Keindahan dan kenyamanan objek wisata, seperti keindahan

pemandangan alam, air yang bersih dan segar, bersih dari sampah yang dibuang

sembarangan dan bertebaran disepanjang objek wisata, sehingga pemeliharaan

terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap

kompetisi pasar akan pemilihan objek wisata oleh wisatawan. Jika kualitas

lingkungan dari suatu objek wisata menurun, maka tempat tersebut akan

cenderung diabaikan bila dibandingkan dengan objek wisata dengan kualitas

lingkungan yang lebih baik.

Berangkat dari masalah tersebut, perusahaan Anantara memiliki ide untuk

membuat waste bag yang akan diproduksi secara masal yang akan digunakan oleh

wisatawan - wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Daerah

Istimewa Yogyakarta. Waste bag akan digunakan untuk menyimpan sampah

sementara ketika wisatawan belum menemukan tempat sampah pada suatu objek

Page 24: Integrated Project

wisata. Pada tas tersebut terdapat uniqueness dan inovasi yang akan menyediakan

informasi mengenai objek wisata yang juga mendukung sistem informasi dari

objek pariwisata di DIY, yang mana masih sering dikeluhkan oleh wisatawan –

wisatawan di DIY Hal ini dimaksudkan agar tujuan dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Yogyakarta yang ingin mewujudkan Sapta Pesona yang

merupakan kunci utama dari keberhasilan suatu pariwisata.

o Value Design

Value yang terdapat pada produk yang ditawarkan ke wisatawan dan pengguna

jasa iklan adalah sebagai berikut

o Inovasi

Produk berupa waste bag yang ditawarkan merupakan sebuah inovasi baru

karena produk serupa belum ada di pasaran. Waste bag ini didesain agar dapat

dijadikan sarana advertising atau iklan dari objek wisata, travel agency, restoran,

hotel dan sebagainya. Selain itu, terdapat informasi-informasi yang berkaitan

tentang Yogyakarta, seperti peta objek wisata, rute Trans Jogja, dan sebagainya,

yang dicetak pada waste bag tersebut. Fungsi utama dari waste bag yaitu sebagai

tempat sampah sementara apabila wisatawan kesulitan mencari tempat sampah

permanen atau ukuran yang lebih besar. Selain itu, waste bag ini juga dapat

digunakan sebagai wadah benda-benda selain sampah, sesuai dengan keinginan

pengguna. Waste bag ini diproduksi dengan tujuan dapat membantu menjaga

kebersihan di tempat-tempat wisata Yogyakarta pada khususnya dan tempat-

tempat umum pada umumnya.

Page 25: Integrated Project

Gambar 8 Rancangan Produk (kiri) dan contoh informasi mengenai pariwisata

DIY di produk (kanan)

o Unique

Produk ini mempunyai nilai uniqueness karena mempunyai desain yang menarik

dan fitur-fitur tambahan yang tidak dapat dijumpai di produk sejenis. Pertama,

waste bag ini didesain dengan warna dan gambar yang menarik sehingga

memberi nilai beda terhadap produk waste bag yang lain. Kedua, terdapat

beberapa fitur tambahan yang akan memberi keuntungan pada penggunanya yaitu

pengait dan kantong rokok. Pengait berfungsi untuk memudahkan pengguna

dalam membawa waste bag tersebut. Dengan adanya pengait, waste bag dapat

dikaitkan pada ikat pinggang, celana, tas dan sebagainya sehingga pengguna tidak

perlu membawa waste bag tersebut dengan tangan. Kantong rokok digunakan

untuk mematikan rokok sebelum dibuang ke dalam waste bag. Dengan adanya

kantong rokok tersebut, pengguna akan diingatkan untuk mematikan rokok dahulu

sehingga tidak menimbulkan bahaya.

o Mass production

Waste bag ini dapat diproduksi secara masal karena merupakan produk yang

tidak membutuhkan ketelitian yang tinggi serta merupakan barang yang

mempunyai ketahanan relatif tinggi sehingga dapat disimpan dalam waktu cukup

lama (2 tahun jika terkena paparan sinar matahari). Dengan menggunakan metode

mass production, biaya produksi dapat ditekan dan waktu produksi lebih cepat.

Namun, sistem rantai pasok yang baik tetap diperlukan untuk mendukung sistem

Page 26: Integrated Project

produksi masal ini, seperti hubungan kerjasama yang kuat dengan pihak supplier

bijih plastik atau dengan menggunakan lebih dari satu supplier dalam memeasok

pasokan bijih plastik. Selain itu, penjadwalan maintenance, baik predictive

mauapun preventive maintenance perlu dilakukan dengan baik terutama pada

mesin – mesin yang krusial seperti mesin injeksi plastik dan cooling tower yang

digunakan dalam proses produksi plastik.

o Uncertain demand

Permintaan mengenai produk ini tidak tentu dikarenakan jumlah

pelanggan yang akan memasang iklan ataupun membeli produk ini juga tidak

tentu. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahan menggunakan sistem make to

stock dalam memproduksi waste bag tanpa iklan. Kemudian, sistem make to

order digunakan untuk memasang iklan pada tas tersebut sesuai permintaan.

Perusahaan akan membuat kontrak dengan customer perihal iklan yang akan

dipasang sebagai salah satu langkah dalam mencegah ketidak pastian permintaan

pengguna jasa iklan. Untuk membantu mengatasi ketidakpastian pada permintaan

produk, peramalan pada pengunjung pariwisata di masing-masing objek wisata

akan dilakukan. Hal ini penting terkait dengan produksi yang harus dilakukan

oleh perusahaan.