Top Banner
INSTRUMEN PENGENDALI MONETER MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Moneter II Oleh Tatik Andriani (135020100111013) Natalia Firda G. (135020100111026) Rina Dwi A. (135020101111056) PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 1
47

Instrumen pengendali moneter

Jul 30, 2015

Download

Economy & Finance

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Instrumen pengendali moneter

INSTRUMEN PENGENDALI MONETER

MAKALAH

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi Moneter II

Oleh

Tatik Andriani (135020100111013)

Natalia Firda G. (135020100111026)

Rina Dwi A. (135020101111056)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

1

Page 2: Instrumen pengendali moneter

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................3

2.1 Instrumen Pengendali Moneter

A. Instrumen Langsung....................................................................................5

B. Instrumen Tidak Langsung..........................................................................10

C. Instrumen yang Sering Digunakan...............................................................23

D. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia..........................26

KESIMPULAN..........................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................30

2

Page 3: Instrumen pengendali moneter

PEMBAHASAN

2.1 Instrumen Pengendali Moneter

Kebijakan moneter merupakan suatu hal yang sangat penting bagi tiap-tiap negara.

Hal ini dikarenakan, kebijakan moneter memiliki kendali dalam mempengaruhi sasaran-

sasaran dan target akhir. Target akhir sebuah kebijakan moneter adalah suatu kondisi

ekonomi makro yang ingin dicapai.

Setiap negara memiliki target yang berbeda dan bersifat dinamis. Artinya target akhir

setiap negara dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan

perekonomiannya. Akan tetapi, kebanyakan negara menetapkan 4 hal yang menjadi

ultimate target dari kebijakan moneter, yakni:1

a. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan;

b. Kesempatan kerja;

c. Kestabilan harga;

d. Keseimbangan neraca pembayaran.

Sasaran tersebut memiliki unsur kontradiktif, yang berarti bahwa untuk mencapai

target-target tersebut tidak bisa dilakukan bersama-sama. Setiap target memiliki dampak

yang saling bertolak belakang. Sebagai contoh untuk mencapai target akhir pemerataan

pendapatan dan memperluas kesempatan kerja, berpengaruh terhadap kestabilan harga

dan keseimbangan neraca pembayaran. Sekalipun suatu negara bisa mencapai keempat

target tersebut secara bersama-sama, namun faktanya setiap target itu tidak bisa tercapai

secara optimal.

Di sisi lain, pengaruh moneter dalam jangka panjang hanya akan meningkatkan

harga dan menimbulkan inflasi. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang bank sentral

ada kecenderungan bahwa sasaran akhir kebijakan moneter adalah stabilisasi

harga.2Sejarah dari beberapa negara membuktikan bahwa kebijakan moneter yang

memiliki multi sasaran akhir, kondisi perekonomian akan memburuk. Berkaca dari

pengalaman-pengalaman tersebut, beberapa negara memfokuskan untuk mencapai

sasaran tunggal termasuk Indonesia.

3

Page 4: Instrumen pengendali moneter

Gambar 1Perbandingan Sistem Operasi Kebijakan Moneter

Sumber: Ascarya. “Seri Kebanksentralan: Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 3

Untuk mencapai sasaran akhir yang diinginkan, diperlukan adanya indikator dan

instrumen untuk membantu proses pencapaian target. Untuk dapat mengontrol indikator,

bank sentral perlu melakukan intervensi dengan menggunakan instrumen-instrumen yang

dimiliki.

Secara garis besar, instrumen ini dapat digolongkan menurut cara yang berbeda:3

1) Menurut cara instrumen tersebut mempengaruhi sasaran operasional, dapat dibagi

langsung atau tidak langsung,

2) Menurut orientasinya di pasar keuangan, dapat dibagi berorientasi pasar (market

oriented/based) dan tidak berorientasi pasar (non-market oriented/based),

3) Menurut diskresinya4, dapat dibagi diskresinya berada di bank sentral atau di peserta

pasar.

4

Page 5: Instrumen pengendali moneter

Dari penjelasan tersebut, topik yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

mencakup intrumen baik langsung maupun tidak langsung, dan instrumen yang sering

digunakan serta instrumen pengendalian moneter di Indonesia.

A. Instrumen Langsung

Instrumen langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang dapat secara

langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Pada

umumnya bersifat non-market dan diskresinya ada di bank sentral. Keuntungannya

bahwa ia dapat dipergunakan sebagai alat yang efektif bagi bank sentral untuk

mengendalikan harga atau kuantitas kredit, terutama dalam tahap-tahap awal

pembangunan atau dalam keadaan krisis yang bersifat sementara. Biasanya dipergunakan

oleh negara-negara berkembang.

Jenis-jenis instrumen langsung yaitu:

1.) Penetapan Suku Bunga

Berupa penetapan tingkat suku bunga baik untuk pinjaman maupun simpanan di

dalam sistem perbankan. Keefektifan instrumen langsung ini terletak pada kredibilitas

sistem penegakan dan pengawasannya.

2.) Pagu Kredit

Berupa penetapan jumlah atau kuantitas maksimum kredit yang dapat disalurkan

oleh perbankan. Berfungsi untuk mengendalikan jumlah uang beredar dengan secara

langsung mempengaruhi jumlah kredit domestik yang dapat disalurkan oleh perbankan.

3.) Rasio Likuiditas (Statutory Liquidity Ratios)

Digunakan bank sentral dengan mewajibkan banl-bank lain untuk memelihara

cadangan primer juga untuk setiap saat memelihara surat-surat berharga tertentu atau

mata uang tertentu dengan presentase tertentu. Bertujuan untuk menggalang dana yang

dibutuhkan untuk pembiayaan anggaran pemerintah melalui surat-surat utang pemerintah

kepada perbankan, sembari menciptakan pasarnya.

5

Page 6: Instrumen pengendali moneter

4.) Kredit Langsung

Berupa penyaluran kredit secara langsung kepada sektor, program, proyek, dan

kegiatan tertentu yang sedang digalakkan pemerintah namun belum cukup menarik bagi

sektor swasta.

5.) Kuota Rediskonto

Mirip dengan kredit langsung namun dijamin dengan surat berharga pasar uang

melalui kuota untuk memberikan intensif pengembangan sektor tertentu.

6.) Instrumen Lain

Intrumen langsung yang pada masa dahulu pernah digunakan untuk mengendalikan

uang beredar atau money supply:

a. Pengguntingan Uang

Ditunjukan untuk mengurangi uang beredar. Dengan pengguntingan uang, nilai

pacahan uang yang terkena peraturan ini berkurang sejumlah presentase tertentu

sedangkan sisanya diganti dengan surat berharga pemerintah jangka panjang.

b. Pembersihan Uang (Monetary Purge)

Dengan pembersihan uang, nilai uang diturunkan dengan presentase tertentu

tanpa ada penggantian untuk jumlah yang diturunkan tersebut. Efek pembersihan

uang sama dengan pengguntingan uang, yaitu penurunan jumlah uang beredar.

c. Penetapan Uang Muka Impor

Ketetapan ini berlaku bagi para importir yang akan melakukan transaksi

pembelian dari luar negeri. Dengan ketetapan ini para importir diwajibkan untuk

membayar sejumlah presentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valuta

asing yang mereka perlukan untuk mengimpor barang yang mereka perlukan dari

luar negeri.

Tabel 1: Instrumen Langsung Pengendalian Moneter5

Instrumen Cara kerja Keuntungan Kerugian

1. Penetapan sk Bank sentral dengan -Efektif untuk - Menghambat

6

Page 7: Instrumen pengendali moneter

bunga (interest rate controls)

wewenangnya menetapkan tingkat sk bunga baik untuk pinjaman maupun simpanan dalam sistem perbankan

mengendalikan suku bunga kredit, terutama di masa krisis (sementara)- biasanya dicadangkan pada saat pemerintah tidak dapat mencapai sasaran suku bunga melalui pasar atau ketika suku bunga jangka panjang merupakan tujuan kebijakan- menganung pengaruh-pengaruh “noncompetitive pricing” ketika pembukaan bank terbatas- Membatasi jumlah masalah “adverse selection”, terutama ketika informasi peminjam langka atau pengawasan bank lemah

kompetisi di pasar-pasar keuangan- alokasi sumber-sumber keuangan tidak berdasarkan mekanisme pasar- pagu suku bunga mudah dihindari dengan mengubah simpanan bank menjadi aset yang menghasilkan bunga pasar (seperti vaslas) atau menjadi barang. - mendorong disintermediasi atau intermediasi nonbank.- murah untuk meminjam kredit sehingga mendorong penggunaan kapital yang berlebihan.

2. Pagu kredit (credit cellings)

Bank sentral menetapkan jumlah atau kuantitas maksimum kredit yang dapat dialurkan oleh perbankan

- Efektif untuk mengendalikan kuantitas kredit perbankan, terutama di masa krisis (sementara)- Dapat meminimalkan kehilangan kendali moneter selama masa transisi ke instrumen tidak langsung ketika mekanisme transisi tidak tentu

- Menghambat alokasi perbankan- Dapat menyebabkan disintermediasi dan hilangnya kefektifan- Sulit diterapkan jika terdapat banyak bank dna “capital inflows”

3. Rasio likuiditas (statutory liquidity ratio)

Bank sentral mewajibkan bank-bank untuk setiap

- Dengan adanya “captive demand” untuk aset yang

- Mengganggu kompetisi dengan menerapkan batasan-

7

Page 8: Instrumen pengendali moneter

saat memelihara surat-surat berharga tertentu atau mata uang tertentu dengan persentase tertentu (biasanya utang pemerintah) di luar CWM.

masuk kualifikasi (biasanya utang pemerintah) rasio likuiditas dapat mengurangi biaya peminjaman untuk penerbit instrumen ini.

batasan pada manajemen aset bank.- mengganggu tingkat harga sekuritas dan menghambat perdagangan di pasar sekunder.- dapat menyebabkan disintermediasi dan dapat menurunkan disiplin fiskal pemerintah, yang pada akhirnya akan menyebabkan hilangnya keefektifan sebagai alat untuk mengendalikan uang.

4. Kredit langsung (directed credits)

Bank sentral menyalurkan kredit secara langsung (atau melalui agen pemerintah) kepada sektor, program, proyek dan atau kegiatan tertentu yang sedang diprioritaskan

- Pengendalian langsung terhadap agregat kredit bank sentral ke perbankan

- Ada kemungkinan misalokasi sumber daya - dapat digunakan untuk menyalurkan kredit langsung ke BUMN sehingga mengurangi pengaruh langsung anggaran pemerintah

5. Kuota rediskonto Bank sentral menetapkan jumlah kuota surat-surat berharga sektor tertentu yang dapat di re-diskonto-kan dengan suku bunga dibawah harga pasar

- Menetapka batas bawah suku bunga antar bank sehingga memperbaiki transmisi perubahan suku bunga- digunakan untuk rediskonto surat berharga sektor tertentu dan menyalurkan likuiditas ke bank tertentu.

- Suku bunga diskonto dibawah pasar akan menghambat perkembangan PUAB jika penggunaannya tidak dibatasi

6.1 Pengguntingan uang

Bank sentral dan/atau pemeritah menetapka

- Merupakan sumber dana pemerintah

- Masyarakat merasa dirugikan karena

8

Page 9: Instrumen pengendali moneter

bahwa nilai pecahan mata uang tertentu berkurang sejumlah presentase tertentu (misalnya tinggal 50%), sedangkan sisanya diganti dengan surat berhearga pemerintah jangka panjang. Caranya uang kertas digunting menjadi dua bagian. Satu bagian sebagai alat pembayaran, bagian lain ditukar dengan surat berharga pemerintah.

dalam keadaan tidak terdapat sumber lain- pilihan mudah bagi pemerintah baru yang belum kredibel

“dipaksa” menukarkan sebagian uangnya dengan surat berharga pemerintah- kredibilitas pemerintah akan dipertanyakan apabila penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan semula- pemerintah harus merencanakan dengan baik pada saat surat berharga jatuh waktu.

6.2 Pembersihan uang

Bank sentral dan/atau pemerintah menetapkan bahwa nilai uang diturunkan dengan presentase tertentu tanpa ada penggantian untuk jumlah yang diturunkan tersebut.

- Merupakan sumber dana pemerintah dalam keadaan tidak terdapat sumber lain - pilihan mudah bagi pemerintah yang baru dan belum kredibel - pemeirntah tidak perlu mengeluarkan surat berharga pemerintah.

- Masyarakat dirugikan dnegan penurunan nilai uangnya.- kredibilitas pemerintah akan dipertanyakan apabila penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan semula.

6.3 Penetapan uang muka impor

Dengan ketetapan ini para importir diwajibkan untuk membayar sejumlah persentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valas yang mereka perlukan untuk mengimpor barang yang mereka perlukan dari luar negeri

- Uang beredar yang bersumber dari sisi impor dapat dikontrol- sebagai alat kontrol devisa negara

- Memberatkan importir yang bermodal minim- dapat menyuburkan pasar gelap valas

9

Page 10: Instrumen pengendali moneter

B. Instrumen Tidak Langsung

Instrumen tidak langsung adalah instrumen pengendalian moneter yang secara tidak

langsung dapat mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral.

Instrumen tidak langsung merupakan usaha untuk mengendalikan besaran moneter

dengan cara mempengaruhi neraca bank sentral. Satu hal yang penting dalam instrumen

tidak langsung ialah bank sentral dapat mempengaruhi posisi base money atau bank

reserve yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kredit dan penawaran uang.

Jenis instrument tidak langsung juga bermacam-macam dan bervariasi, antara lain;

1.) Cadangan Wajib Minimum

Cadangan wajib minimum adalah jumlah likuid minimum yang wajib dipelihara oleh

bank. Cadangan wajib minimum dapat dibedakan menjadi cadangan primer dan cadangan

sekunder. Cadangan primer lebih dikenal secara umum sebagai cadangan wajib

minimum.

a. Cadangan primer (primery reserves)

Instrument tidak langsung yang yang merupakan ketentuan bank sentral yang

merupakan ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank memelihara

sejumlah alat likuid sebesar presentase tertentu dari kewajiban lancarnya.

Cadangan primer ini termasuk Instrument tidak langsung karena ia pada satu

sisi akan mempengaruhi kemampuan bank memberikan kredit dan pada tingkat suku

bunga. Cadangan primer ini adalah jenis instrumen yang bersifat non-market based

karena jumlah cadangan primer ditentukan oleh bank sentral.

Cadangan ini banyak digunakan oleh bank sentral sebagai instrumen

pengendalian moneter disamping sebagai ketentuan kehati-hatian untuk memastikan

bahwa bank-bank memiliki likuiditas yang cukup setiap saat bila nasabah melakukan

penarikan simpanannya. Namun, dalam prerkembangannya perubahan presentase

cadangan primer secara aktif sebagai instrumen pengendalian moneter moneter

semakin berkurang, terutama atas poertimbangan dapat memberikan dampak yang

buruk terhadap poengelolaan portofolio bank-bank.

b. Cadangan sekunder (secondary reservese)

10

Page 11: Instrumen pengendali moneter

Disamping cadangan primer, ada kalanya bank sentral mewajibkan bank-bank

untuk memelihara sejumlah alat likuid tambahan diatas cadangan primer. Tambahan

alat likuid tersebut seringkali dinamakan cadangan sekunder. Pada umumnya, alat

likuid yang dapat diperhitungkan sebagai cadangan sekunder berbentuk surat-surat

berharga baiik milik bank sentral maupun pemerintah.

2.) Fasilitas diskonto

Fasilitas diskonto adalah fasilitas kredit dan simpanan yang diberikan oleh bank

sentral kepada bank-bank dengan jaminan surat-surat berharga dan tingkat diskonto akan

mempengaruhi permintaan kredit dari bank.

Dibeberapa Negara tingkat diskonto yang disebaabkan untuk fasilitas ini ada yang

berbeda diatas suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) dan ada pula yang berada

dibawah suku bunga PUAB. Pada umumnya, penggunaan fasilitas diskonto ini oleh bank-

bank akan dikenakan penalty agar mereka tidak sering kali menggunakan fasilitas

diskonto dari bank sentral mengingat fasilitas diskontro ini berfunsi sebagai mekanisme

katub pengaman dalam menjaga stabilitas di pasar uang.

Bentuk fasilitas diskonto ini pada umumnya berupa pinjaman dengan jaminan

kepada sistem perbankan dan suku bunga diatas suku bunga intervensi bank sentral (atau

berupa simpanan dengan suku bunga dibawah pasar) sehingga suku bunga fasilitas

diskonto ini akan menjadi patokan uku bunga pinjaman tertinggi (ceiling) atau suku

bunga simpanan terendah (floor).

3.) Fasilitas rediskonto

Instrument tidak langsung serrupa dengan fasilitas diskonto dalam bentuk fasilitas

pinjaman jangka pendek yang merupakan ketentuan bank sentral dalam menetapkan

tingkat rediskonto surat-surat berharga pasar uang (SPBU). Yang dapat digunakan dan

dirediskontokan ke bank sentral.

Pada umumnya, penerapan fasilitas ini ditujukan untuk mengembangkan pasar surat-

surat berharga pasar uang dan juga bermanfaat pada saat OPT masih terbatas dan belum

berjalan dengan baik antara lain sebagai akibat terbatasnya surat-surat berharga yang

dapat dipergunakan sebagai instrument operasionalnya.

11

Page 12: Instrumen pengendali moneter

4.) Operasi pasar terbuka

OPT merupakan instrument kebijakan moneter tidak langsung yang penting karena

melalui OPT bank sentral dapat mempengaruhi sasaran opertasionalnya yaitu suku bunga

atau jumlah uang beredar secara lebih efektif. Operasi pasar terbuka menjadi penting

karena mampu mengendalikan jumlah uang beredar. Dikatakan demikian karena sinyal

arah kebijakan moneter dapat disampaikan oleh OPT, yang pelaksananya dilakukan

secara terbuka dan pembentukan suku bunganya ditentukan berdasarkan mekanisme

pasar. OPT juga dapat dilakukan atas inisiatif bank sentral dengan frekuensi dan kuantitas

sesuai dengan yang diinginkannya.

OPT berbentuk kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank sentral, baik dipasar

primer maupun pasar sekunder melalui mekanisme lelang atau nonlelang. Apabila bank

sentral akan mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat-surat

berhargaa(biasa disebut kontraksi) yang akan berdampak pada pada penggunaan likuid

bank-bank dan selanjutnya akan memperkecil kemampuan bank-bank memberikan

pinjaman.

OPT merupakan instrument tidak langsung yang sangat penting karena sangat

fleksibel dibandingkan instrument-instrumen tidak langsung lainnya, seperti cadangan

primer atau fasilitas diskonto, dan keikutsertaan setiap institusi peserta atas dasar

sukarela, bukan kewajiban. Dikatakan fleksibel karena dapat dilakukan atas inisiatif bank

sentral dan frekuensi dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkannya. Operasi pasar

terbuka ada setelah berkembangnya pasar uang atau pasar modal.

a. Lelang surat berharga bank sentral

Lelang surat berharga bank sentral merupakan salah satu instrument

operasional yang wajib difgunakan oleh OPT. lelang ini dilakukan dipasar primer

karena bank sentral sebagai penerbit menjual langsung ke pasar.

b. Lelang surat berharga pemerintah

Lelang surat berharga pemerintah merupakan salah satu instrument operasional

yang digunakan dalam OPT seperti lelang surat berharga bank sentral. Adapun

perbedaannya ialah penerbitnya adalah pemerintah, buykan bank sentral. Lelang ini

dilakukan dilakukan di pasar primer karena pemerintah sebagai penerbit menjual

langsung ke pasar.

12

Page 13: Instrumen pengendali moneter

c. Operasi pasar sekunder

Pasar sekunder merupakan pasar uang yang lebih baik untuk OPT. di pasar

sekunder dapat dilakukan jual beli surat-surat berharga secara outright atau repo. Hal

ini hanya akan dapat terlaksana apabila pasar sekunder telah berkembang baik

sehingga operasi ini banyak digunakan disebagian besar Negara maju yang pasar

sekundernya sudah sedemikian maju, likuid dan surat-surat berharga yang dapat

diperjual belikan tersedia dalam jumlah yang memadai.

Gambar 2

Operasi Pasar Terbuka

Sumber: Aulia Pohan. “Kerangka Kebijakan Moneter dan Implikasinya di Indonesia”. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2008. Hal 54

Operasi pasar terbuka ini merupakan kegiatan bank sentral dalam melakukan jual beli

surat-surat berharga jangka pendek dalam rangka mengatur jumlah uang beredar atau

suku bunga jangka pendek. Seperti terlihat dalam gambar diatas, jika pemerintah

bermaksud untuk mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat

berharga. Jika permerintah bermaksud menambah jumlah uang beredar, bank sentral

akan membeli surat berharga.

5.) Fasilitas simpanan bank sentral

13

Page 14: Instrumen pengendali moneter

Fasilitas simpanan bank sentral merupakan salah satu instrument tidak langsung yang

berbentuk simpanan dibank-bank di bank sentral yang berjangka sangat pendek. Fasilitas

ini digunakan oleh bank-bank jika mereka mengalami likuiditas pada akhir hari namun

tidak dapat menempatkan dana kelebihannya itu ketempat lain. Oleh karena itu,

sukubunga fasilitas simpanan ini pada umumnya berada dibawah suku bunga

pasar.fasilitas ini ada yang bersifat aktif dan pasif. Pasif berarti inisiatif berada pada

peserta pasar dan dan berapapun jumlah yang akan mereka simpan bank sentral harus

menerimanya. Aktif berati inisiatif berada pada bank sentral.

6.) Intervensi valusa asing

Operasi valuta asing merupakan salah satu instrument tidak langsung yang dapat

dilakukam oleh OPT, Yaitu bank sentral melakukan jual-beli valuta asing dipasar valuta

asing untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan nilai tukar.

Jual beli valuta asing ini dapat dilakukansecara spot (outright) atau swap. Jual beli

secara spot bermanfaat ketikaa pasar valuta asing dinegara tersebut lebih berkembang

daripada pasar uangnya. Penggunaan lain instrument ini adalah untuk sterilisasi disaat

banyak investasi asing masuk., untuk menjaga uang yang beredar.

7.) Fasilitas overdraft

Fasilitas pemberian pinjaman (dengan atau tanpa pinjaman) yang berjangka sangat

pendek kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likiuditas jangka sangat pendek

(kalah kliring) . oleh karena itu fasilitas ini pada umumnya memiliki suku bunga diatas

suku bunga sumber-sumber dana lainnya dipasar uang.

Cara kerja instrument ini dapat digambarkan sebagai berikut, pada saat kliring aka

nada bank yang menang dan kalah kliring. Menang kliring berarti kewajibannya lebih

kecil dari pada tagihannya kedpada bank-baank lain, atau sebaliknya. Bank yang kalah

kliring berarti harus menyediakan dana likuid sebesar kekelahan tersebut. Fasilitas ini

merupakan fasilitas standart dan mderupakan salah satu instrument penting dibanyak

Negara karena suku bunga overdraft dapat dijadikan sebagai suku bunga kunci dalam

perubahan arah kebijakan moneter.

14

Page 15: Instrumen pengendali moneter

8.) Simpanan sector pemerintah

Simpanan sector pemerintah merupakan instrument tidak lanhsung yang dapat

digunakaan oleh bank sentral terutama untuk pengendalian likuiditas jangka pendek. Cara

kerja instrument ini sebenarnya hanya berupa realokasi simpanan pemerintah yang brtada

pada bank sentral dan dibank-bank pelaksana/umum. Apabila bank sentral akan

menguranggi jumlah uang beredar maka dapat dilakukan dengan realokasi simpanan

sektor pemerintah yang berada dibank-bank umum ke bank sentral demikian pula

sebaliknya.

Instrument ini pernah digunakan dibeberapa Negara, seperti Kanada, Malaysia, dan

jerman sampai akhir 1993.

9.) Lelang kredit

Lelang kredit merupakan instrument sementara yang dipergunakan dalam maa awal

transisi ke pengguna instrument tidak langsung untuk mengubah dari pemberian kredit

langsung kealokasi pasar. Instrument ini biasanya digunakan ketika pasar-pasar keuangan

belum berkembang dan suku bunga patokan antar bank belum ada.

Dengaan sistem lelang, alokasi kredit dapat sesuai dengan kebutuhan pasar dan suku

bunga pasar dapat terbentuk. Apabila surat-surat berhargaa pasar uang sudah mulai

berkembang. Operasi lelang kredit ini dapat direstrukturisasi kembali menjadi lelang

repo.

10.) Imbauan

Imbauan juga dapat dipergunakan sebagai instrument tidak langsung dalam

pengendalian moneter oleh bank sentral. Imbauan akan menjadi efektif apabila bank

sentralnya kredibel dan tidak sering digiunakan.

11.) Instrument lain

Surat berharga yang dijual oleh bank sentral pada umumnya berdasarkan suku bunga

naamun dengan berkembangnya perbankan syariah,bank sentral juga dapat menjual surat

berharga yang berdasarkan wadiah bank sentral. Instrument ini biasanya disediakan oleh

bank sentral sabagai fasilitas simpanan bagi bank-bank syariah sehingga mempunyai

kemiringan dengan fasilitas simpanan bank sentral yang berdasar syariah. Namun tidak

15

Page 16: Instrumen pengendali moneter

tertutup kemungkinan dimasa mendatang instrument ini dapat pula dipergunakan sebagai

salah satu instrument operasional OPT.

Tabel 2. Instrumen Tidak Langsung Pengendalian Moneter

Instrumen Cara kerja Keuntungan Kerugian

1.1 Cadangan

primer/cadangan

wajib minimum

Bank sentral

mewajibkan bank-

bank umum

memelihara sejumlah

alat likuid tertentu

(seperti kas) sebesar

persentase tertentu

dari kewajiban

lancarnya pada bank

sentral.

- Mingkatkan

kemampuanm

emperkirakan

kebutuhan cadangan

-peningkatan

cadangan primer

bermanfaat sterilisasi

ekses likuiditas atau

untuk

mengakomodasi

perubahan struktural

dalam permintaan

akan cadangan.

- meningkatkan

kefektifan kebijakan

moneter.

- “Averaging”

memberikan

fleksibilitas yang

lebih besar kepada

bank dalam

manajemen

portofolionya.

- Cadangan primer

tinggi merupakan

pajak pada

intermediasi

perbankan. Hal ini

dapat dinetralkan

dengan pemberian

kompensasi sesuai

dengan suku bunga

pasar.

- pajak ini dapat

menyebabkan

melebarnya “spreads”

antara suku bunga

kredit dan suku

bunga deposito, yang

akan mengarah pada

disintermediasi.

- tidak cocok jika

digunakan untuk

manajemn likuiditas

jangka pendek karena

seringnya perubahan

cadangan primer

mengganggu

manajemen

16

Page 17: Instrumen pengendali moneter

portofolio bank.

1.2 Cadangan

sekunder

Bank sentral

mewajibkan bank-

bank, di luar

cadangan primer

(tetapi masih dalam

kerangka CMW),

untuk memelihara

alat-alat likuid

tertentu dengan

rincian/presentase

tertentu.

- Memberikan

keleluasaan bank

sentral dalam

menentukan alat

likuid yang harus

dipelihara.

- dapat dipakai untuk

memasyarakatkan

surat berharga

tertentu.

- Kurang memberikan

ruang fleksibilitas

bagi bank.

- mengganggu

kompetisi perbankan

dengan penerapan

pembatasan ini.

- mengganggu harga

pasar sekuritas yang

lain di pasar

sekunder.

2. Fasilitas diskonto Bank sentral

memberikan fasilitas

pinjaman (dan/atau

simpanan) dan

menetapkan tingkat

diskonto surat

berharga bank sentral

(SBBS) atau

pinjamannya.

- berguna sebagai

mekanismen katub

pengaman.

- berguna sebagai

sinyal kebijakan bank

sentral.

- fasilitas untuk bank-

bank lemah yang sulit

mendapatkan

kebutuhan dana di

PUAB.

- Mamberikan

informasi patoka

suku bunga.

- Tidak begitu cocok

untuk pertargetan

“base money” secara

tepat, karena akses ke

pintu ini atas inisiatif

bank.

- kriteria surat

berharga yang dapat

digunakan dan akses

ke pintu ini sering

dimanfaatkan sebagai

kebijakan kredit

selektif.

3. Fasilitas

Rediskonto

Bank sentral

memberikan fasilitas

pinjaman melalui

rediskonto surat

berharga pasar uang

(SBPU), menetapkan

tingkat

- Suku bunga

diskonto sering dapat

meningkatkan

transmisi dari arah

kebijakan melalui

pengaruh

pengumumannya

- Tidak begitu cocok

untuk pernagetan

base money secara

tepat karena akses ke

pintu ini atas inisiatif

bank.

- kriteria surta

17

Page 18: Instrumen pengendali moneter

rediskontonya, dan

menetapkan SBPU

yang dapat

digunakan.

sebagai patokan suku

bunga (Prancis,

Jerman, dan AS)

- Pengaruh awalnya

lebih meluas daripada

OPT, yang hanya

terbatas pada

counterpart-nya di

satu atau sedikit

pusat-pusat finansial.

- mengembangkan

pasar surat-surat

berharga yang dapat

dirediskontokan.

- dapat pula

bermanfaat pada saat

OPT terbatas karena

kurangnya surat

berharga.

berharga yang dapat

digunakan dan akses

ke pintu ini sering

dimanfaatkan sebagai

kebijakan kredit

selektif.

4.1 Lelang SBBS

sebagai instrumen

OPT

Bank sentral

melakukan lelang

untuk

menjual/membeli SB

bank sentral kepada

perbankan dan

peserta lain di pasar

primer.

- Instrumen yang

fleksibel untuk

manajemen likuiditas

jangka pendek karena

bank sentral yang

menerbitkan dan

berbagai format

lelang/tender dapat

digunakan untuk

mengarahkan suku

bunga.

- bermanfaat

khususnya pada saat

bank sentral tidak

punya cukup SB

- Bank sentral dapat

menanggung

kerugian apabila

terjadi

penerbitan/penjualan

yang cukup besar.

- Jika SB bank sentral

digunakan bersama

dengan SB

pemerintah (T-bills),

permasalahan akan

muncul jika tidak ada

koordinasi yang kuat

antarpenerbit SB.

18

Page 19: Instrumen pengendali moneter

pemerintah untuk

melaksanakan OPT

4.2 Lelang SB

pemerintah sebagai

instrumen OPT

Pemerintah

melakukan lelang

untuk menjual SB

pemerintah kepada

peserta pasar di pasar

primer. Selanjutnya,

bank sentral dapat

melakukan jual beli

SB pemerintah ini

dalam OPTnya.

- Manajemennya

sama dengan SB

bank sentrla jika

koosrdinasi dengan

departemen keuangan

karena penerbitan SB

pemeritnah dapat

melebihi kebutuhan

fiskal.

- Mendorong disiplin

fiskal bagi

pemerintah jika

pembiayaan langsung

dari bank sentral

dihentikan.

- Tujuan manajemn

utang dapat

berbentrokan dengan

manajemen moneter

jeika departemen

keuangan

memanipulasi lelang

untuk menjaga biaya

dana dibawah pasar.

- ketika manajemen

moneter bergantung

pada penerbitan

perdana, lelang sering

dapat menghambat

perkembangan pasar

sekunder.

4.3 Operasi pasar

sekunder

Bank senrtal

melakukan jual-beli

surat-surat berharga

secara outright atau

repo dalam rangka

OPT

- dapat dilaksanakan

secara terus menerus

sehingga memberikan

fleksibilitas yang

tinggi.

- Transparan.

- meningkatkan

perkembangan pasar

sekunder.

- respon yang segera

dari pasar uang.

- memerluka pasar

sekunder yang

matang dan lukuid

dan bank sentral

harus memiliki

cadangan aset yang

dapat dipasarkan

yang cukup.

5. Fasilitas simpanan

bank sentral/ deposit

facility

Bank sentral

memberikan fasilitas

berbentuk simpanan

bank-bank di bank

- membangtu

pencapaian sasaran

operasional

- fleksibel dalam

- apabila dilakukan

terus-menerus,

menyebabkan

ketergantungan dan

19

Page 20: Instrumen pengendali moneter

sentral yang

berjangka sangat

pemdek yang

digunakan oleh bank-

bank apabila mereka

mengalami kelebihan

lu=ikuiditas pada

akhir hari namun

tidak dapat

menempatkan

kelebihan dana

kelebihannya itu di

tempat lain.

jumlah maupun suku

bunga.

- suku bunga sebagai

acuan pasar uang.

- dapat untu

keperluan kontraksi

dan ekspansi.

- membantu bank

yang kelebihan

likuiditas.

manajemen keuangan

kurang berkembang.

6. Operasi valas Bank sentral

melakukan jual beli

valuta asing di pasar

valas untuk

mempengaruhi

jumlah uang beredar

dan nilai tukar.

- Jika pasar valas

berkembang

sedangkan SB

pemerintah tidak

aktif, swap dapat

menggantikan operasi

repo SB pemerintah.

- penjualan dan

pembelian valas

secara spot dapat

bermanfaat ketika

pasar valas lebih

berkembang daripada

pasar uangnya.

- Bank sentral dapat

mengalami kerugian

jika operasi valas

digunakan dengan

maksud untuk

menjaga nilai tukar

yang tidak

sustainable.

7. Fasilitas Overdraft Bank sentral

memberikan fasilitas

pinjaman (dengan

atau tanpa jaminan)

yang berjangka

sangat pendek kepada

- Menyediakan

fasilitas pinjaman

jangka sangat pendek

yang suku bunganya

lebih tinggi dari

sumber lain.

- lihat pintu

rediskonto diatas.

- kerugian suku

bunga yang sudah

diumumkan

sebelumnya

20

Page 21: Instrumen pengendali moneter

bank-bank yang

mengalami kesulitan

likuiditas jangka

pendek (kalah

kliring).

- dapat menjadi

bagian kunci

pengaturan sistem

pembayaran.

sedangkan akses ke

pintu ini atas inisiatif

bank.

8. Simpanan sektor

pemerintah

Bank sentral

memindahkan /

realokasi simpanan

pemerintah yang

berada di bank sentral

dan atau di bank-

bank

pelaksana/umum

- karena besarnya

arus dana

keluar/masuk sistem

perbankan dari

pemerintah, realokasi

simpanan pemerintah

antara bank sentral

dan bank pelaksana

dapat menjadi

instrumen kunci

untuk meredam

pengaruh arus

tersebut pada

likuiditas jangka

pendek.

- kurang transparan

- berlawanan dengan

usaha pengembangan

pasar sekunder untuk

sekuritas pemerintah

9. lelang kredit Bank sentral

melakukan lelang

kredit kepada

perbankan.

- menawarkan alat

untuk mengetahui

harga/suku bunga

kredit bank sentral.

- dapat digunakan

ketika pasar masih

belum berkembang

dan referensi suku

bunga antar bank

belum ada.

- menetapkan patokan

suku bunga.

- mengalokasikan

- bank sentral

menghadapi resiko

kredit yang sulit

dinilai

- mungkin tidak

cocok untuk

manajemen harian

jika “settlement”

lelang masih targte

harian.

- rawan terhadap

masalah “adverse

selection”

21

Page 22: Instrumen pengendali moneter

kredit sesuai dengan

ketentuan pasar.

10. imbauan Bank sentral

mengimbau bank-

bank untuk

melakukan hal-hal

tertentu, seperti

menurunkan suku

bunga pinjaman/

simpanannya

- fleksibel

penggunaannya.

- tidak mengikat.

- efektif kalau BS

kredibel

- tidak mengikat

sehingga hasilnya

tidak pasti.

- tidak boleh

digunakan terus-

menerus

- Kalau BS tidak

kredibel kurang

efektif.

11. Penjualan SB

wadiah bank sentral

sebagai instrumen

OPT

Bank sentral

membuka window

(seperti fasilitas

simpanan bank

sentral namun

menggunakan sistem

mudharabah) khusus

untuk penempatan

bagi bank-bank

syariah.

- Instrumen yang

dapat dijadikan

sebagai komplemen

SB bank sentral di

sektor perbankan

syariah.

- Bermanfaat

khususnya pada saat

bank sentral tidak

punya cukup SB

pemerintah untuk

melaksanakan OPT

- Memiliki

keuntungan seperti

fasilitas simpanan

bank sentral.

- Memberikan

kesempatan yang

sama bagi bank

syariah untuk ikut

berpartisipasi di pasar

uang dengan sistem

- Bank sentral hanya

dapat mengendalikan

kuantitas dan tidak

dapat mengendalikan

suku bunga karena

ketentuan syariahnya.

- memiliki

kekurangan sperti

fasilitas simpanan

bank sentral. Akan

tidak terlalu tidak

efektif kalau volume

penjualan kecil.

22

Page 23: Instrumen pengendali moneter

yang sesuai dengan

syariah .

- menambah pilihan

instrumen bagi bank

sentral.

Akan efektif apabila

volume penjuam

sudah cukup banyak.

SUMBER: Ascarya. “Seri Kebanksentralan: Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat Pendidikan

dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 3

C. Instrumen yang Sering Digunakan

Setelah belajar mengenai Instrumen langsung maupun tidak langsung dalam proses

pengambilan kebijakan moneter, ada baiknya untuk mengetahui instrumen-instrumen apa

yang sering digunakan untuk pengambilan kebijakan moneter terkait dengan sasaran yang

ingin dicapai.

Pada akhir tahun 1970an, Bank Sentral seperti The Fed di Amerika mulai

menggunakan instrumen tidak langsung untuk kebijakan moneter mereka. Perubahan dari

instrumen langsung ke instrumen tidak langsung ini dikarenakan perekonomian yang

semakin lama semakin terbuka, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap perkembangan

pasar-pasar keuangan. Pasar keuangan yang sekain berkembang semakin lama tidak

sesuai dengan instrumen langsung karena dapat mengakibatkan terjadinya inefisiensi dan

disintermediasi. Intermediasi sendiri memiliki pengertian interaksi antara perbankan

dengan lembaga keuangan lainnya dengan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas

ekonomi di sektor riil. Sehingga apabila tetap menggunakan instrumen langsung akan

berdampak pada ekonomi sektor riil.

Setelah akhir 1970an, negara-negara berkembang mulai mengikuti perubahan negara

maju dengan menggunakan instrumen tidak langsung.

Instrumen langsung yang sering digunakan antara lain:

1) Pagu Kredit

2) Pengendalian Suku Bunga

23

Page 24: Instrumen pengendali moneter

3) Kredit Langung

4) Rasio Likuiditas

5) Kuota Rediskonto

Instrumen tidak langsung yang sering digunakan antara lain:

1) Cadangan Primer

2) Fasilitas Diskonto

3) Operasi Pasar Terbuka

4) Fasilitas Rediskonto

5) Lelang Kredit dan Operasi Valuta Asing

Sebagian besar bank sentral menggunakan Operasi Pasar Terbukan sebagai

instrumen utama, akan tetapi ada pula negara yang menggunakan instrumen selain OPT

sebagai instrumen utama, seperti Brasil yang menggunakan fasilitas diskonto.

Alasan mengapa banyak negara menggunakan OPT sebagai instrumen utamanya

adalah karena OPT merupakan instrumen yang sangat fleksibel.dan keterlibatan institusi

pihak kedua (bank dan broker) tidak mengikat. Selain itu, bank sentral dapat

mengendalikan frekuensi OPT dan jumlah/kuantitas lelang yang diinginkan sehingga

OPT merupakan metode yang sangat bermanfaat untuk menstabilkan reserve money atau

suku bunga jangka pendek. OPT juga tidak membebankan pajak kepada bank.5

Tabel 3. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter

yang Digunakan oleh Negara-Negara Lain

NegaraCadangan

Wajib Minimum

Fasilitas Diskonto

Operasi Pasar Terbuka

Instrumen Lain

Negara Maju

Amerika Serikat 3%-10% Kebutuhan jangka pendek

SB pemerintah, bonds, notes

Tidak ada

Inggris 0,35% Overnight, LOLR

SB pemerintah, SB swasta

Tidak ada

Jepang Ya Diatur per bank SB pemerintah, Imbauan

24

Page 25: Instrumen pengendali moneter

bonds, CDs

Perancis 0,5%-1% 5-10hari repo SB pemerintah, SB swasta

Tidak ada

Jerman 1%-20%, rata-rata

3 bulan, sedang, panjang

SB pemerintah Fasilitas kredti perpanjangan

New Zealand Tidak ada <28 hari, otomatis

SB pemerintah, SB bank sentral

Tidak ada

Negara Berkembang

- Amerika Latin

Argentina 3%-43%, rata-rata

≤ 30 hari, LOLR

Boads pemerintah

Tidak ada

Cili 3,6%-30% 1 hari/bulan, LOLR

SB pemerintah, SB bank sentral

Tidak ada

Brazil 3%-83% Ya SB pemerintah, SB bank sentral

Fasilitas overdraft,

fasilitas kredit jangka pendek, fasilitas kredit perpanjangan, lelang, kredit

Meksiko >0 Darurat CETES, BONOS

CDs, Fasilitas pinjaman darurat

-Asia Tenggara

Korea Ya Ya Bonds pemerintah,

MSBs

Lelang kredit

Thailand 7%, rata-rata 7 hari, LOLR SB pemerintah, SB bank sentral

LSR, FXW

Filipina 17% Ya SB pemerintah, SB bank sentral

25

Page 26: Instrumen pengendali moneter

Malaysia 11,5% ≥ 3 bulan SB pemerintah, SB bank sentral

Kredit jangka pendek, LSR, Ins. langsung

Indonesia 3%-5%, rata-rata

Ya SB pemerintah, SB pasar uang

Tabungan pemerintah,

FXO

Negara berkembang

lain

Ghana 5%, rata-rata Ya, sb. penalti SB pemerintah, SB bank sentral

Pinjaman overnight

Mesir 10%-15%, rata-rata

Ya, 2% diatas SB pemerintah SLR

Tunisia 2% 7 hari, sb. penalti

SB pemerintah Lelang kredit

Cina 13% Ya Tidak ada Ins. Langsung

India 15%, rata-rata Ya SB pemerintah Penetapan sb. SLR, Fasilitas

switching

Negara Transisi

Republik czech 8,5% Rata-rata Ya SB pemerintah, SB bank sentral

Kredit jangka pendek

Rusia 1,5%-20%, rata-rata

Tidak ada SB pemerintah Tidak ada

SUMBER: Ascarya. “Seri Kebanksentralan: Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter”. Pusat Pendidikan

dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta. 2002. Hal 29

D. Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter di Indonesia

Instrumen-instrumen pengendalian moneter yang pernah dan sedang digunakan

Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan negara dan perkembangan struktur

finansial negara Indonesia. Pembahasan sejarah instrumen yang pernah dipakai dibagi ke

dalam 2 periode yaitu sebelum tahun 1983 dan sesudah 1983. Tahun 1983 merupakan

26

Page 27: Instrumen pengendali moneter

tahun pembatas, dimana Indonesia mamasuki era baru deregulasi moneter yang

digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

1.) Sebelum 1983

Sebelum tahun 1983 perkembangan perekonomian Indonesia di bagi kedalam dua

periode yang berbeda, yaitu periode 1945-1965 dan periode 1965-1983. Periode 1945-

1965 memprioritaskan untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara.

Sementara periode tahun 1965-1983 mulai memprioritaskan pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi.

a. Periode 1945-1965

Bank sentral baru didirikan tahun 1953 dan melakukan ekspansi moneter

dengan penambahan uang beredar. Ekspansi moneter ini dilakukan dengan

monetisasi yaitu pencetakan uang baru untuk menutup defisit anggaran belanja

negara yang membengkak.

Sebelum tahun 1957, instrumen pengendalian moneter Indonesia berupa

petapan suku bunga, OPT, pagu kredit dan kredit langsung. Setelah tahun 1957,

pengendalian moneter ditujukan untuk mengurangi money supply akibat kebijakan

moneter longgar yaitu berupa pengguntingan uang, pembersihan uang dan penetapan

uang muka impor. Instrumen terakhir di periode ini adalah cadangan primer yang

dimaksudkan untuk memastikan bahwa bank-bank mempunyai likuiditas yang

cukup.

b. Periode 1965-1983

Periode ini ditandai dengan kebijakan moneter ketat dengan stabilisasi dan

rehabilitasi ekonomi. Pengendalian stabilitas harga menjadi sasaran akhir akibat

adanya hiperinflasi yang terjadi di periode sebelumnya. Instrumen pengendalian

moneter yang digunakan pada saat itu berupa instrumen tidak langsung tradisional,

yaitu cadangan primer, serta instrumen langsung seperti kredit langsung dan

penetapan suku bunga.

Pada tahun 1974 instrumen tidak langsung mulai ditinggalkan dan digantikan

dengan instrumen langsung seperti pagu kredit.

2.) Sesudah 1983

27

Page 28: Instrumen pengendali moneter

Sesudah tahun 1983 perkembangan perekonomian Indonesia dibagi kedalam dua

periode yang berbeda, yaitu periode 1983-1997 dan periode pasca 1997. Tahun 1983-

1997 ditandai dengan deregulasi sistem keuangan dan perbankan sejak 1 juni 1983

sampai terjadinya krisis keuangan dan perbankan pada pertenganhan 1997. Periode pasca

1997 ditandai dengan program pemulihan sistem keuangan dan perbankan akibat krisis

moneter yang melanda Indonesia.

a. Periode 1983-1997

Dengan adanya oil boom kedua dan resesi yang melanda dunia pada tahun

1980, pemerintah memulai deregulasi di sektor moneter dan perbankan dengan Paket

Kebijakan 1 juni 1983. Era ini ditandai dengan kembalinya menggunakan

instrumentidak langsung.

b. Periode Pasca 1997

Pada masa krisis keuangan dan perbankan yang melanda Asia Tenggara sejak

2 juli 1997 kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia dalam rangka

pemulihan adalah kontraksi moneter. Instrumen-instrumen yang digunakan pada

umumnya sama dengan periode sebelumnya, hanya yang aktif digunakan adalah

instrumen kontraksi. Instrumen utamanya adalah fasilitas diskonto, OPT, dan

Intervensi Rupiah, ditambah dengan intervensi valas.

Intervensi Rupiah merupakan instrumen tidak langsung yang sejajar dengan

instrumen operasi OPT yang baru diperkenalkan pada tahun 1988. Cara kerjanya

adalah melalui kegiatan pinjam-meminjam dana yang dilakukan Bank Indonesia

secara langsung di pasar uang antarbank dengan jangka waktu overnight s.d. 7 hari.

28

Page 29: Instrumen pengendali moneter

KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah diuraikan mengenai instrumen kebijakan moneter, dapat

ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:

Ada instrumen langsung dan tidak langsung yang digunakan Bank Sentral untuk

mengarahkan kebijakan moneter ke tujuan tertentu.

Instrumen langsung dan tidak langsung memiliki cara kerja, keuntungan, dan

kerugian masing-masing.

Penggunaan instrumen-instrumen tersebut tergantung pada situasi dan kondisi suatu

negara

Semakin terbuka perekonomian dunia, semakin berkembang pasar keuangan,

menyebabkan instrumen langsung menjadi tidak efektif, karena akan menyebabkan

disintermediasi untuk Bank dan pelaku ekonomi sektor riil.

29

Page 30: Instrumen pengendali moneter

DAFTAR PUSTAKA

Warjiyo, Perry. 2004. Seri Kebanksentralan: Mekasnisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. Vol 11. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

30