Top Banner
INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) DI MEDIA TANAH ULTISOL ABI YUDHISTIRA DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
43

INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

Mar 07, 2019

Download

Documents

trinhcong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

PADA SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq)

DI MEDIA TANAH ULTISOL

ABI YUDHISTIRA

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

PADA SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq)

DI MEDIA TANAH ULTISOL

ABI YUDHISTIRA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada

Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 3: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

iii

RINGKASAN

ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai

Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) di Media Tanah Ultisol. Di bawah

bimbingan SRI WILARSO BUDI R.

Bakteri dan FMA merupakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk

meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji

keefektifan isolat bakteri (Bacillus subtilis dan Enterobacter hormaechei ) dan

Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman

jabon (Anthocephalus cadamba Miq). Rancangan percobaan pada penelitian ini

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 pola faktorial terdiri dari 2

faktor, dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan dengan 5 kali ulangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi spora Gigaspora sp

dengan kedua isolat bakteri (Bacillus subtilis (M1B1) dan Enterobacter

hormaechei (M1B2)) mengalami penurunan infeksi akar akar terhadap kontrol

(M1B0) masing-masing sebesar 20,25% dan 36,21%. Secara umum interaksi

spora Gigaspora sp. dengan bakteri Enterobacter hormaechei (M1B2)

memberikan respon yang baik jika dibandingkan dengan interaksi spora

Gigaspora sp. dengan bakteri Bacillus subtilis (M1B1) terhadap parameter tinggi,

diameter, biomassa pucuk dan Indeks Mutu Bibit (IMB). Nilai peningkatan

(M1B2) masing-masing sebesar 26,96%, 46,61%, 11,19%, 39,98% terhadap

kontrol. Interaksi mikoriza dengan bakteri secara umum berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan semai jabon. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya

peningkatan terhadap kontrol.

Kata kunci: Fungi Mikoriza Arbuskula, isolat bakteri, infeksi akar

Page 4: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

iv

SUMMARY

ABI YUDHISTIRA. Inoculation bacteria and Arbucular Mycorrhizal Fungi on jabon

(Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) seedling in the ultisol soil media. Under

direction of SRI WILARSO BUDI R.

Bacteria and AMF is a microorganisms that help increasing the plants

growth. The purpose of this research is to test the effectiveness of bacteria isolates

(Bacillus subtilis and Enterobacter hormaechei) and Arbuskula Mycorrhizal

Fungi (AMF) in influencing plant growth on jabon (Anthocephalus cadamba

Miq). This research is Complete Randomsized Design (CRD) with two factorial

patterns which containts six combination treatment with five times replication.

Showed that the interaction of the spores Gigaspora sp. interaction with

both isolates of bacteria (Bacillus subtilis (M1B1) and Enterobacter hormaechei

(M1B2)) have decreased the control of roots infection (M1B0), each of them is

20.25% and 36.21 %. In general the interactions spores of Gigaspora sp. with

Enterobacter hormaechei (M1B2) has give a good response compared with the

interaction spores of Gigaspora sp. with Bacillus subtilis (M1B1) with the

parameter height, diameter, bud biomass and Seed Quality Index (SQI). The value

increased (M1B2) of each is about 26.96%, 46.61%, 11.19%, 39.98% of the

controls. The interaction of mychorrhizal and bacteria in general, significantly

affect the jabon seedling growth. All of this has been proven by the increased of

the control.

Keywords: Arbucular Mycorrhizal Fungi, bacteria isolates, root infection

Page 5: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Inokulasi Bakteri dan Fungi

Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) di

Media Tanah Ultisol adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan

bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

darikarya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkandalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Bogor, Juni 2012

Abi Yudhistira

E44051431

Page 6: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

vi

Judul Skripsi : Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada

Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) di

Media Tanah Ultisol

Nama Mahasiswa : Abi Yudhistira

NIM : E44051431

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Dr.Ir. Sri Wilarso Budi R, MS

NIP. 19620210 198803 1 003

Mengetahui :

Ketua Departemen Silvikultur

Fakultas Kehutanan IPB

Prof. Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS

NIP : 19601024 198403 1 009

Tanggal Lulus

Page 7: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dapat diselesaikan dengan

baik serta memperoleh banyak manfaat dan ilmu pengetahuan yang sangat

berharga bagi penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

Judul yang dipilih dalam skripsi ini adalah “Inokulasi Bakteri dan Fungi

Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) di

Media Tanah Ultisol”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Program Mayor Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada Orang tua tercinta dan keluarga yang selalu memberikan doa, semangat,

dukungan, dan kasih sayang tiada habisnya, Bapak Dr.Ir. Sri Wilarso Budi R, MS

yang telah memcurakan segala kesabaran, perhatian, waktu, tenaga, serta pikiran

dalam memberikan arahan dan bimbingan serta masukan dalam skripsi ini

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar.

Dalam penysunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skrpsi

ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati penulis akan selalu bersika terbuka dalam menerima kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak yang bersifat membangun ke arah

yang lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri

khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan literatur pada umumnya.

Bogor, Juni 2012

Penulis

Page 8: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 1987 sebagai anak

pertama dari dua bersaudara pasangan Budi Santoso dan Dewi Anggraini. Penulis

menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 67 Jakarta pada tahun 2005. Pada

tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), kemudian pada tahun 2006 penulis

diterima di program Mayor Silvikultur, Departemen Silvikultur, Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di TGC (Tree Grower Comunity)

sebagai Staf Divisi Informasi dan Komunikasi tahun 2006/2007. Penulis juga

pernah melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekositem Hutan (PPEH) di KPH

Indramayu, dan KPH Lingarjati, Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan

Gunung Walat (HPGW) serta kegiatan Praktek Kerja Profesi di KPH Bogor

Perusahaan Acacia mangium (BKPH Parung Panjang), Perum Perhutani Unit III

Jawa Barat-Banten.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai

Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) di Media Tanah Ultisol di bawah

bimbingan Bapak Dr.Ir. Sri Wilarso Budi R, MS.

Page 9: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Budi Santoso dan Ibu Dewi anggraini, adikku

tercinta kenthia anggraini serta keluarga besar penulis atas dukungan secara

moral maupun material serta kasih sayang yang senantiasa tercurah dan

inspirasi, motivasi, dan doa.

2. Dr. Ir. Sri Wilarso Budi R, MS. sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi dapat selesai dengan baik.

3. Ir. Agus Priyono, MS sebagai dosen penguji pada ujian komprehensif serta

Prof. Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS sebagai ketua sidang ujian komprehensif.

4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Kehutanan IPB, terutama seluruh dosen dan

staff dari Departemen Silvikultur serta Laboratium Silvikultur yang telah

banyak mendidik dan membantu penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi

ini.

5. Weda Gelar Pananjung yang membantu dan mendukung dalam penyelesaian

penelitian dan skripsi ini dari awal hingga selesai.

6. Teman-teman yang turut membantu Sulistyo Ariebowo, Bramas Arista, Romi

Kashengki, Raden Rodlyan Gufrona, Oktora Trianggana, Khoeruzaman, Dedy

Wahyudi.

7. Teman-teman Fahutan QQ, Bos Mami, Rima, Yogi, Pe-em, Asep, Rifa, Yum,

Maung, Kibo, Odoy, Mokmok, Ateng (Bubu), Bono, Sam, Jenggot, Tofan,

Agha dan teman-teman dari SMUN 67 Jakarta.

8. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Page 10: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

I. PENDAHULUAN ..................................................................................

1.1 Latar Belakang ...............................................................................

1.2 Tujuan Penelitian ...........................................................................

1.3 Manfaat Penelitian ..........................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

2.1 Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) .............................................

2.2 Mikoriza .........................................................................................

2.2.1 Tipe-Tipe Mikoriza ..............................................................

2.2.2 FMA ....................................................................................

2.3 “Mycorrhiza Helper Bacteria” (MHB) .............................................

2.4 Podsolik Merah Kuning(Ultisol) ......................................................

III. METODE PENELITIAN .......................................................................

3.1 Waktu dan Tempat .........................................................................

3.2 Alat dan Bahan ...............................................................................

3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian .......................................................

3.3.1 Persiapan Media ...................................................................

3.3.2 Persiapan Awal Isolat Bakteri ...............................................

3.3.3 Isolasi Spora Mikoriza ..........................................................

3.3.4 Inokulasi Mikoriza dan Inokulasi Bakteri .............................

3.3.5 Pemeliharaan ........................................................................

3.3.6 Pengamatan Parameter dan Pengumpulan Data ....................

3.3.6.1 Tinggi bibit .............................................................

3.3.6.2 Diameter batang ......................................................

3.3.6.3 Pengukuran biomassa akar dan pucuk .....................

3.3.6.4 Nisbah Pucuk Akar (NPA) ......................................

3.3.6.5 Indeks Mutu Bibit (IMB) .........................................

xii

xiii

1

1

3

3

4

4

4

5

5

6

7

9

9

9

9

9

10

11

11

12

12

12

12

12

12

13

Page 11: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

xi

3.3.6.6 Persentase infeksi akar ............................................

3.3.7 Rancangan Percobaan ...........................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

4.1 Hasil ...............................................................................................

4.1.1 Pengaruh mikoriza, bakteri dan kombinasinya

terhadap parameter pertumbuhan semai jabon ......................

4.1.1.1 Tinggi semai ..............................................................

4.1.1.2 Diameter Semai .........................................................

4.1.1.3 Biomassa akar ...........................................................

4.1.1.4 Biomassa pucuk .........................................................

4.1.1.5 Nisbah Pucuk Akar (NPA) .........................................

4.1.1.6 Indeks Mutu Bibit (IMB) ...........................................

4.1.1.7 Infeksi akar ................................................................

4.2 Pembahasan ...................................................................................

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

5.1 Kesimpulan ....................................................................................

5.2 Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

LAMPIRAN .................................................................................................

13

14

16

16

16

16

17

17

18

18

19

19

20

25

25

25

26

29

Page 12: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Hasil analisis sidik ragam pengaruh inokulasi mikoriza, bakteri

dan interaksinya terhadap parameter pertumbuhan semai jabon ..............

Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap

parameter pertambahan tinggi semai jabon 2 bulan setelah tanam ...........

Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap

pertambahan diameter semai jabon 2 bulan setelah tanam........................

Uji lanjut Duncan inokulasi FMA terhadap parameter biomassa

akar semai jabon 2 bulan setelah tanam ...................................................

Uji lanjut Duncan isolat bakteri terhadap parameter biomassa

akar semai jabon 2 bulan setelah tanam ...................................................

Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap

parameter biomassa pucuk semai jabon 2 bulan setelah tanam ................

Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap

parameter NPA semai jabon 2 bulan setelah tanam ..................................

Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap

parameter Indeks Mutu Bibit semai jabon 2 bulan setelah tanam ............

Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap

parameter infeksi akar semai jabon 2 bulan setelah tanam ......................

16

16

17

18

18

18

19

19

20

Page 13: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1

2

3

4

5

6

7

Sidik ragam tinggi semai jabon ......................................................................... 32

Sidik ragam diameter semai jabon ..................................................................... 32

Sidik ragam biomassa akar semai jabon ............................................................ 32

Sidik ragam biomassa pucuk semai jabon .......................................................... 32

Sidik ragam Nisbah Pucuk Akar (NPA) semai jabon ......................................... 33

Sidik ragam Indeks Mutu Bibit (IMB) semai jabon ........................................... 33

Sidik ragam infeksi akar semai jabon ................................................................ 33pengukuran tinggi semai jabon 34

29

29

29

29

29

29

29

Page 14: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat

menyebabkan semakin tingginya permintaan produk hasil hutan. Banyak produk

hasil hutan yang digunakan secara luas dalam masyarakat, sehingga industri

perkayuan sangat membutuhkan bahan baku untuk memenuhi permintaan

konsumen. Menurut Nurrochmat (2010) permintaan kayu bulat domestik tahun

2010 diperkirakan mencapai hampir 10 juta m3 ditambah dengan defisit aktual

saat ini. Dari hasil perhitungan berbagai sumber diperkirakan defisit penawaran

kayu bulat (permintaan didasarkan pada kapasitas terpasang industri) saat ini

sekitar 30 juta m3, sehingga dengan prediksi pertambahan gap diatas (10 juta m

3)

maka gap riil pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 40 juta m3 (domestik).

Defisit kayu bulat untuk permintaan ekspor juga cenderung semakin membesar

hingga mencapai lebih dari 5 juta m3 pada tahun 2010. Demikian juga dengan

pemasaran ekspor kayu lapis, semakin lama defisit penawaran akan semakin

membesar dan gap penawaran-permintaan ekspor kayu lapis diperkirakan

mencapai sekitar 6 juta m3 pada tahun 2010.

Dengan kondisi tersebut, tekanan terhadap hutan alam terus meningkat.

Kerusakan hutan saat ini diperkirakan terus meningkat drastis. Dalam membangun

HTI, HR, maupun HTR perlu adanya pertimbangan tentang jenis tanaman yang

akan dikembangkan yaitu tanaman jenis-jenis cepat tumbuh (fast growing

species).

Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) merupakan jenis tanaman yang

sedang dikembangkan karena jenis ini termasuk jenis cepat tumbuh dengan daur

yang relatif singkat dengan riap tahunan yang relatif tinggi sebesar 7 cm/tahun

sampai tanaman berumur 6-8 tahun, dan akan menurun menjadi 3 cm/tahun

sampai tanaman berumur 20 tahun. Rata-rata riap volume/tahun adalah 10-26

m³/tahun (Soerianegara dan Lemmens 1994). Jabon juga merupakan jenis asli

Indonesia (indigenous) yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki pangsa pasar

Page 15: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

2

yang baik, serta mempunyai kualitas yang tidak kalah bersaing dengan jenis-jenis

lain, misalnya untuk bahan baku venir dan kayu lapis.

Indonesia banyak memiliki lahan marginal yang didominasi oleh tanah

Podsolik Merah Kuning (Ultisol) cukup luas dengan kadar kemasaman yang

tinggi sehingga kelarutan kation-kation Al, Fe, dan Mn tinggi menyebabkan unsur

fosfor (P) kurang tersedia bagi tanaman serta kandungan unsur hara makro dan

mikro, seperti N, K, Ca, Mg, dan Mo yang rendah (Notohadiprawiro 1983).

Problema tanah ini adalah reaksi masam, kadar Al tinggi sehingga menjadi racun

tanaman dan menyebabkan fiksasi P, unsur hara rendah, diperlukan tindakan

pengapuran dan pemupukan (Hardjowigeno 2003). Tetapi menurut Howeler dan

Cadavid (1976) pemberian kapur lebih dalam dari 30 cm sulit untuk dilakukan

sehingga kemasaman subsoil masih dapat menghambat perkembangan sistem

perakaran. Oleh sebab itu diperlukan alternatif lain, seperti pembuatan bibit yang

mampu beradaptasi pada tanah masam dengan menggunakan mikroorganisme.

Salah satu mikroorganisme yang dapat membantu adalah mikoriza.

Mikoriza adalah bentuk simbiosis mutualisme antara fungi dengan akar tanaman.

Fungi memperoleh karbohidrat dari tanaman, yaitu dari hasil fotosintesis,

sedangkan tanaman mendapatkan unsur hara khususnya fosfat dari fungi. Fungi

Mikoriza Arbuskula (FMA) adalah fungi yang bersimbiosis dengan akar

tumbuhan. Simbiosis ini mempunyai peran penting dalam pengambilan unsur hara

dari dalam tanah, terutama fosfat, sehingga pertumbuhan tanaman dapat

diperbaiki (Gunawan 1984).

Selama ini penelitian mengenai mikoriza hanya terfokus pada kemampuan

mikoriza dalam menstimulasi pertumbuhan tanaman dengan cepat tanpa

memperhatikan adanya faktor lain yang mempengaruhi mikoriza untuk dapat

meningkatkan pertumbuhan tanaman maupun untuk menjamin kualitas dari

inokulum FMA itu sendiri. Faktor tersebut diketahui berupa mikroorganisme yang

dapat bersimbiosis dengan spora mikoriza yaitu bakteri. Bakteri tersebut dikenal

dengan nama Mycorrhizal Helper Bacteria (MHBs) yang dapat bersimbiosis

dengan FMA dan mempunyai kemampuan menstimulir perkembangan FMA

(biostimulan) serta mampu berfungsi sebagai biofungisida yang dapat menekan

tumbuhnya patogen pada proses produksi inokulum FMA (Budi 2006). MHBs

Page 16: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

3

merupakan bentuk endosimbiotik pada spora mikoriza yang dapat bersifat obligat

maupun fakultatif. Isolat MHBs diperoleh dengan cara mengisolasinya dari spora

mikoriza. Berdasarkan penelitian Nunang (2011) Bacillus subtilis dan

Enterobacter hormaechei berpotensi menjadi MHB. Bakteri-bakteri tersebut

ditetapkan menjadi MHB karena bakteri hasil isolasi spora FMA Gigaspora sp.

dan Glomus sp. (endofit) mampu menstimulir perkembangan hifa FMA secara in

vitro pada tanaman sorgum, mempunyai kemampuan menghasilkan enzim

hidrolitik dan sifat antagonis terhadap patogen tular tanah.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan isolat bakteri (B.

subtilis dan E. hormaechei) dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dalam

mempengaruhi pertumbuhan tanaman jabon (Anthocephalus cadamba Miq.).

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam rangka

peningkatkan pertumbuhan dan kualitas bibit jabon melalui aplikasi FMA dan

MHB (B. subtilis dan E. hormaechei).

Page 17: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.)

Jenis A. cadamba Miq. ini bersinonim dengan A.chinensis Lamk. dan A.

indicus A. Rich. Jabon (A. cadamba Miq.) merupakan pohon yang dapat mencapai

tinggi sampai 45 meter, mempunyai batang yang lurus dan silindris dengan batang

bebas cabang lebih dari 25 meter. Diameter batang dapat mencapai 100–160 cm,

batang berbanir dengan tinggi banir hingga 2 meter dan lebar sampai 60 cm.

Jabon mempunyai daun tunggal dengan ujung daun berbentuk runcing sampai

meruncing serta berdaun penumpu (Soerianegara dan Lemmens 1994).

Pohon jabon merupakan jenis pohon yang dapat digunakan untuk pohon

ornamental dan naungan atau untuk reforestasi dan agroforestri, sedangkan

kayunya dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan, diantaranya adalah

untuk korek api, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak-anak, venir, kayu

lapis, pulp dan kertas, kayu lamina, serta konstruksi darurat yang ringan

(Martawijaya et al. 1992), obat tradisional (daun dan kulit kayu), serta bunga dan

buahnya dapat dimakan (Soerianegara dan Lemmens 1994).

2.2 Mikoriza

Mikoriza merupakan asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan fungi.

Asosiasi antara akar tanaman dengan fungi ini memberikan manfaat yang sangat

baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat fungi tersebut tumbuh

dan berkembang biak. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem

perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga

tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan

kapasitas dalam penyerapan unsur hara (Iskandar (2001) dalam Christina 2010).

Mikoriza merupakan salah satu dari jenis fungi. Fungi merupakan tumbuhan

tingkat rendah yang tidak mempunyai zat hijau daun sehingga bersifat heterotrof,

terdiri dari satu sel atau banyak sel dan mampu berkembang biak secara generatif

dan vegetatif. Pada dasarnya asosiasi mikoriza terbentuk sebagai hasil hubungan

simbiosis mutualisme antara fungi pembentuk mikoriza dengan perakaran

Page 18: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

5

tanaman. Akar tanaman mengeluarkan cairan karbohidrat dan dimanfaatkan oleh

fungi pembentuk mikoriza sebagai sumber energi. Fungi pembentuk mikoriza

membantu penyerapan berbagai unsur hara dan air kepada akar yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan tanaman (Fakuara 1988).

2.2.1 Tipe-tipe mikoriza

Mikoriza secara umum terbagi atas 2 (dua) golongan, yaitu ektomikoriza

dan endomikoriza. Pembagian ini didasarkan pada tempat mikoriza bersimbiosis

pada akar. Ektomikoriza merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar

tanaman dan di antara sel-sel apeks akar, sedangkan endomikoriza merupakan

mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara sel-

sel apeks akar (Wikipedia 2006).

Menurut Fakuara (1990) berdasarkan infeksinya serta bentuk dan tidak

terbentuknya selubung hifa dapat dibedakan tiga bentuk mikoriza, yaitu:

1. Ektomikoriza yaitu mikoriza yang pada permukaan luar akar terbentuk

selubung jalinan hifa fungi.

2. Endomikoriza yaitu fungi pembentuk mikoriza berkembang hanya dalam sel-

sel korteks akar dan tidak terbentuk selubung hifa pada akar.

3. Ektendomikoriza yaitu struktur yang memiliki kedua ciri-ciri tersebut.

Adanya fungi di sel-sel korteks dan juga terbentuknya hifa pada permukaan

akar.

2.2.2 Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)

Fungi Mikoriza Arbuskula adalah salah satu tipe fungi mikoriza dan

termasuk ke dalam golongan endomikoriza, yaitu fungi pembentuk mikoriza yang

berkembang di dalam sel-sel akar, tidak membentuk mantel hifa pada permukaan

akar maupun jala Hartig dalam jaringan epidermis dan korteks akar, dan

mempunyai organ berupa arbuskula. Beberapa genus FMA juga memiliki organ

yang disebut vesikula (Smith dan Read 1997).

FMA ialah simbion obligat yang artinya fungi tersebut tidak bisa

dikulturkan tanpa adanya akar tanaman sebagai inang (Smith dan Read 1997).

Peranan FMA untuk tanaman adalah : (1) perbaikan nutrisi tanaman dan

Page 19: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

6

peningkatan pertumbuhan, (2) sebagai pelindung hayati (bio-protection), (3)

meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan, (4) terlibat dalam siklus

biogeokimia, (5) sinergis dengan mikroorganisme lain, dan (6) mempertahankan

keanekaragaman tumbuhan (Setiadi 2006). Kapasitas pengambilan hara dapat

ditingkatkan jika terjadi kolonisasi mikoriza pada akar karena waktu hidup akar

yang dikolonisasi FMA menjadi lebih panjang, ukuran percabangan serta diameter

akar diperbesar dan luas permukaan absorpsi akan diperluas (Delvian 2003).

Abbott dan Robson (1992) dalam Christina (2010) mengatakan alasan mengapa

FMA dapat meningkatkan penyerapan hara dalam tanah yaitu karena FMA dapat

mengurangi jarak bagi hara untuk memasuki akar tanaman, meningkatkan rata-

rata penyerapan hara dan konsentrasi hara pada permukaan penyerapan, dan

merubah secara kimia sifat-sifat hara sehingga memudahkan penyerapannya ke

dalam akar tanaman.

Semua FMA tidak mempunyai sifat morfologi dan fisiologi yang sama oleh

karena itu sangat penting untuk mengetahui identitasnya. Walaupun fungi ini

mempunyai sebaran inang yang sangat luas, fungi ini mempunyai pengaruh yang

spesifik juga terhadap jenis tanaman yang terinfeksi. Disamping itu fungi ini juga

mempunyai pengaruh yang bervariasi pada kultivar dalam satu jenis tanaman dan

dapat pula berbeda pengaruh terhadap tanaman dalam ekosistem dan jenis tanah

yang berbeda serta dalam jenis tanah yang sama tapi berbeda sifat biologinya,

kimia, dan fisiknya (Brundrett et al. 1996).

Menurut Fakuara (1988), bahwa infeksi FMA dipengaruhi oleh berbagai

faktor meliputi: pemupukan, nutrisi tanaman, pestisida, intensitas cahaya, musim

dan kelembaban tanah, pH, kepadatan inokulum, dan kerentanan tanaman.

Efektivitas FMA tergantung pada kesesuaian antara faktor jenis FMA, tanaman,

dan tanah, serta interaksi ketiga faktor tersebut.

2.3 “Mycorrhiza Helper Bacteria” (MHB)

Proses simbiosis antara fungi mikoriza dan akar tanaman dipengaruhi oleh

berbagai macam mikroorganisme yang hidup di sekitar perakaran tanaman di

dalam tanah (rhizospere), khususnya oleh bakteri (Garbaye 1994). Bakteri yang

meningkatkan perkembangan mikoriza disebut Mychorrizal Helper Bacteria

Page 20: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

7

(MHB). MHB mempunyai kemampuan menstimulir perkembangan FMA dan

mempunyai fungsi sebagai fungisida sehingga dapat menekan tumbuhnya bibit

penyakit pada produksi inokulum FMA. Penelitian ultrastruktur dengan

menggunakan mikroskop elektron telah membuktikan adanya bakteri-bakteri yang

terdapat pada hifa dan mantel ektomikoriza, dinding spora dan sporokarp FMA.

Bakteri ini termasuk dalam golongan Burkholderia yang merupakan golongan

bakteri pengikat nitrogen.

Penambahan MHB pada inokulum fungi dapat meningkatkan keberhasilan

inokulasi. Mamatha et al. (2002) mengatakan bahwa efek dari inokulasi tanah

dengan FMA dan MHB telah diteliti pada tanaman Mulberry dan Papaya yang

sudah diujicobakan di lapangan. Inokulasi Bacillus coagulans meningkatkan

permukaan mikoriza dalam inokulasi tanaman-FMA, ini mungkin termasuk dalam

golongan MHB.

Isolat-isolat bakteri yang mempunyai kemampuan meningkatkan

perkembangan mikoriza, pada pengujian lanjutan mempunyai kemampuan juga

terhadap penghambatan perkembangan patogen akar baik secara in vitro maupun

in vivo. Dengan demikian MHB berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai agen

biofungisida dan sekaligus biostimulan (Budi 2006).

Secara keseluruhan formasi MHB sangat mungkin sekali bersama-sama

dalam mekanisme simbiosis mikoriza dan bakteri di dalam tanah sekitar perakaran

tanaman, simbiosis ini selalu ditemukan setiap waktu, walaupun dalam situasi dan

kondisi yang sangat berbeda dan pada tanaman dengan kombinasi mikoriza yang

sangat beraneka ragam (Garbaye dan Duponnois 1991).

2.4 Podsolik Merah Kuning (Ultisol)

Ultisol hanya ditemukan di daerah-daerah dengan suhu rata-rata lebih dari

8ºC. Ultisol adalah tanah dengan horison argilik atau kandik bersifat masam

dengan kejenuhan basa rendah (Hardjowigeno 2003).

Podsolik Merah Kuning adalah tanah yang sangat tercuci, lapisan atas

berwarna abu-abu muda sampai kekuningan, lapisan bawah merah atau kuning,

terdapat akumulasi liat hingga tekstur relatif berat, struktur gumpal, permeabilitas

rendah, stabilitas agregat rendah, bahan organik rendah, kejenuhan basa rendah,

Page 21: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

8

ph rendah 4,2–4,8. Horison eluviasi tidak terlalu jelas (Hardjowigeno 2003).

Dikatakan juga dalam Hardjowigeno (2003) bahwa bahan induk podsolik merah

kuning kadang-kadang mempunyai karatan kuning, merah dan abu-abu. Bahan

induk adalah batuan endapan bersilika, napal, batu pasir, batu liat. Ditemukan

pada ketinggian antara 50–350 m, iklim tropika basah dengan curah hujan antara

2500–3500 mm (Hardjowigeno 2003).

Page 22: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kaca Departemen

Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, mulai bulan Januari

2012 sampai dengan Maret 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah saringan bertingkat, refrigerator, neraca

analitik, cawan Petri, labu Erlenmeyer, inkubator, gelas ukur, sendok pengaduk,

pipet, pinset spora, jarum ose, Laminar Air Flow Cabinet, bunsen, hot plate,

autoklaf, sentrifus, pengaduk magnet, gelas kultur, mesin shaker, gunting, oven,

mikroskop stereo, mikroskop binokuler, tabung film, preparat slide, plastik, dan

alat hitung, sprayer, bak kecambah, kantong polibag, alat penyiram, kamera,

mistar, kaliper, dan alat tulis.

Bahan yang digunakan untuk media tanaman digunakan tanah podsolik

merah kuning. Untuk perlakuan digunakan isolat bakteri yang berasal dari isolasi

bakteri pada spora Gigaspora sp. (B. subtilis) dan Glomus sp. (E. hormaechei),

inokulum fungi mikoriza Gigaspora sp. Untuk perbanyakan bakteri, bahan yang

dibutuhkan adalah alkohol 75%, alumunium foil, kapas, tisu, kertas label, Nutrient

Broth (tanpa agar) 10%, NaCl 0,7%, dan air steril. Untuk bahan yang digunakan

dalam pewarnaan dan pengamatan infeksi akar yaitu aquades, KOH 2,5%, HCl

2%, Tryphan blue, glycerin, dan cat kuku.

3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian

3.3.1 Persiapan media

Media yang digunakan adalah tanah podsolik merah kuning. Sebelum

dimasukkan ke dalam polibag, tanah dikeringkan dan diayak menggunakan

saringan kemudian disangrai terlebih dahulu agar steril. Tanah steril dimasukkan

ke dalam polibag berukuran 10 cm x 15 cm dan polibag diberi label sesuai dengan

perlakuan.

Page 23: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

10

3.3.2 Persiapan Awal Isolat Bakteri

3.3.2.1 Pembuatan Media Nutrien Agar

Media nutrien agar dibuat dengan melarutkan bahan nutrien agar sebanyak

28 g ke dalam 1 L aquades pada gelas ukur dengan kapasitas 1 L. Untuk

mempercepat pelarutan, gelas ukur tersebut diletakkan di atas pengaduk magnet.

Setelah larut, lalu dituang ke labu Erlenmeyer, kemudian mulut erlenmeyer

disumbat dengan kapas yang selanjutnya ditutup dengan alumunium foil

kemudian disterilisasi dengan autoklaf (suhu 1210C dengan tekanan 1 atm).

3.3.2.2 Penyiapan Media Nutrien Agar Pada Cawan Petri

Cawan Petri yang steril digunakan sebagai wadah untuk media nutrien agar.

Penuangan media dilakukan di dalam laminar air flow cabinet. Setiap cawan Petri

berisi kurang lebih 10 ml. Setelah media membeku cawan Petri dibalik kemudian

ditutup agar uap air tidak menetes ke agar untuk menghindari kontaminasi.

3.3.2.3 Peremajaan Bakteri

Koloni bakteri pada cawan Petri hasil isolasi bakteri dari spora Gigaspora

sp. dan Glomus sp. dipindahkan ke dalam cawan Petri lain yang telah terisi oleh

media nutrien agar dengan menggunakan jarum ose. Pemindahan koloni bakteri

dilakukan dengan metode pengolesan secara zig zag, lalu diinkubasi ke dalam

inkubator pada suhu 30 0C.

3.3.2.4 Perbanyakan isolat bakteri

Media nutrient broth adalah media yang digunakan untuk perbanyakan

isolat bakteri, untuk membuat media 1 L dibutuhkan 13 g nutrient broth. Media

tersebut dilarutkan dalam gelas ukur dengan bantuan pengaduk magnet hingga

media benar-benar larut. Kemudian dimasukan ke dalam labu Erlenmeyer.

Erlenmeyer yang berisi media Nutrient Broth dibungkus bagian lehernya dengan

alumunium foil untuk disterilisasi dengan cara dimasukkan dalam autoklaf dengan

suhu 121°C dan tekanan 1 atm selama 20 menit. Setelah disterilkan dalam

autoklaf, media diangkat dan jika sudah dingin, isolat bakteri diinokulasikan ke

dalam media Nutrient Broth dengan menggunakan jarum ose. Perbanyakan isolat

Page 24: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

11

dilakukan di dalam Laminar Air Flow Cabinet untuk menghindari kontaminasi.

Media yang sudah diinokulasi bakteri kemudian diletakkan di atas shaker 80 rpm

selama 48 jam. Pertumbuhan bakteri dapat diketahui dengan melihat keruhnya

media Nutrient Broth pada Erlenmeyer.

3.3.2.5 Pembuatan larutan isolat bakteri

Media cair hasil perbanyakan bakteri yang sudah keruh dituangkan ke dalam

tabung sentrifus. Sebelumnya, tabung sentrifus dibilas dengan aquades steril

terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar tabung sentrifus dalam keadaan steril.

Setelah dituang, media cair hasil perbanyakan diendapkan dengan cara

disentrifugasi agar bakteri mengendap di dasar tabung selama 3 menit dengan

kecepatan maksimal. Kemudian cairan perbanyakan bakteri dibuang dan bakteri

yang mengendap di dasar tabung diambil dan dilarutkan dengan air yang steril.

3.3.3 Isolasi Spora Mikoriza

Untuk mendapatkan spora dilakukan isolasi melalui teknik penyaringan

basah bertingkat. Spora yang tersaring dimasukan pada cawan Petri lalu diamati di

bawah mikroskop stereo, kemudian dipisahkan dengan pinset spora dari kototan-

kotoran yang ikut tersaring, sehingga dihasilkan spora murni dalam tabung film

yang telah berisi aquades. Satu tabung film berisi minimal 50 spora untuk 1

tanaman.

3.3.4 Inokulasi mikoriza dan inokulasi bakteri

Spora mikoriza dan bakteri diinokulasikan Dengan membuat 4 lubang

sekitar batang semai sampai terlihat akarnya, larutan isolat bakteri dimasukkan

dengan menggunakan mikro pipet sebanyak 1 ml, begitu pula dengan anakan yang

mendapat perlakuan mikoriza, 1 tabung yang berisi 50 spora Gigaspora sp.

dimasukkan dalam lubang mengenai akar semai, kemudian lubang ditutup

kembali dengan media sapih. Begitu pula dengan perlakuan kombinasi antara

mikoriza dengan bakteri, penginokulasian isolat bakteri dan spora Gigaspora sp.

dimasukkan dalam lubang yang sama.

Page 25: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

12

3.3.5 Pemeliharaan

Untuk pemeliharaan dilakukan penyiraman dengan air biasa sebanyak dua

kali dalam sehari (pagi dan sore) tergantung kondisi media. Jika media dalam

kondisi basah atau lembab maka cukup disiram sekali saja (pagi atau sore). Untuk

pengendalian hama dilakukan secara manual dengan mematikan hama.

3.3.6 Pengamatan parameter dan pengumpulan data

Dalam pengamatan, parameter yang diamati adalah : (1) tinggi tanaman (2)

diameter tanaman (3) biomassa akar dan pucuk (4) perhitungan IMB (Indeks

Mutu Bibit) (5) NPA (6) persentase infeksi akar.

3.3.6.1 Tinggi bibit

Pengukuran tinggi bibit dilakukan setiap 1 minggu sekali selama 2 bulan.

Tinggi bibit diukur mulai dari titik bekas kotiledon sampai titik tumbuh tunas

yang paling muda/titik tertinggi (meristem apikal) pada batang. Nilai tersebut

dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).

3.3.6.2 Diameter batang

Pengukuran diameter dilakukan setiap 1 bulan sekali selama 2 bulan.

Diameter diukur mulai dari 1,5 cm di atas permukaan media dengan

menggunakan alat kaliper digital. Nilai tersebut dinyatakan dalam satuan

milimeter (mm).

3.3.6.3 Pengukuran biomassa akar dan pucuk

Biomassa akar dan pucuk dihitung dengan rumus biomassa yaitu :

Biomassa = (Berat basah - berat kering)/berat basat x 100 %

3.3.6.4 Nisbah Pucuk Akar (NPA)

Nilai ini menggambarkan perbandingan antara berat kering bagian pucuk

dengan bagian akar bibit.

Page 26: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

13

3.3.6.5 Indeks Mutu Bibit (IMB)

Menurut Lackey dan Alm (1982) dalam Hendromono (1987), Indeks Mutu

Bibit dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

IMB = A + B

C/D + A/B

Keterangan : IMB = Indeks Mutu Bibit

A = Bobot kering pucuk (g)

B = Bobot kering akar (g)

. C = Tinggi tanaman (cm)

D = Diameter tanaman (mm)

Bibit baik dan mampu bertahan di lapangan jika memiliki nilai IMB (Q) > 0.09

(Dickson et al. 1960).

3.3.6.6 Persentase infeksi akar

Identifikasi persentase infeksi akar dilakukan dengan cara mengambil

contoh akar yang muda (serabut) secara acak dari polibag kemudian dilakukan

proses pembersihan dan pewarnaan akar. Infeksi akar ditandai dengan adanya

hifa, arbuskula dan vesikel atau salah satu dari organ tersebut Menurut Setiadi et

al.(1992), pengukuran persen infeksi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Akar diambil, dicuci dengan air biasa untuk melepaskan semua miselium

luar. Bagian akar muda (serabut) diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi

atau tabung film bekas dan direndam dalam larutan KOH 2,5%, dibiarkan selama

semalam atau akar sampai berwarna kuning bersih. Setelah akar berwarna kuning

bersih, larutan KOH 2,5% dibuang dan akar dibilas dengan air. Setelah itu

direndam dengan larutan H2O2 2% selama 5 menit, lalu larutan H2O2 2% dibuang

dan akar dibilas dengan air, kemudian akar direndam dengan HCl 2 % selama 10

menit, tanpa di oven.

Setelah 10 menit akar tidak dicuci lagi dan langsung diganti dengan larutan

staining (gliserin dan aquades dengan perbandingan 7:3), ditambah dengan

Trypan blue 0,05% (0,2 g dalam 1 L), kemudian dibiarkan semalam. Larutan

staining dibuang dan diganti dengan larutan distaining (larutan staining tanpa

Trypan blue yaitu gliserin dan aquades dengan perbandingan 1:1) selama

Page 27: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

14

semalam. Akar kemudian dipotong-potong sepanjang 1 cm, lalu disusun pada

gelas objek (1 gelas objek untuk 10 potong akar). Untuk setiap tanaman sampel

dibuat tiga preparat. Selanjutnya diamati dengan mikroskop stereo.

Amati potongan akar pada kaca preparat untuk setiap bidang pandang.

Bidang pandang yang terinfeksi ditunjukan dengan adanya tanda-tanda seperti

hifa, arbuskula maupun vesikula. Persentase akar terinfeksi dihitung dengan

rumus :

∑ bidang pandang yang terinfeksi

% Terinfeksi = x 100 %

∑ keseluruhan bidang pandang

3.3.7 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan pola faktorial teridiri dari 2 faktor.

Faktor yang pertama adalah pemberian mikoriza (M) yang terdiri dari 2 taraf yaitu

M0 = Tanpa mikoriza Gigaspora sp.

M1 = pemberian mikoriza Gigaspora sp.

Faktor kedua adalah pemberian bakteri (B) yang terdiri dari 3 taraf yaitu

B0 = tanpa bakteri

B1 = pemberian isolat bakteri B. subtilis

B2 = pemberian isolat bakteri E. hormaechei

Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan dengan 5 kali ulangan sehingga

jumlah total tanaman seluruhnya adalah 30 tanaman.

Model rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan pada faktor pemberian mikoriza ke-i dan faktor

pemberian bakteri ke-j pada ulangan ke-k

µ = Nilai rata-rata umum

αi = Nilai pengaruh faktor pemberian mikoriza ke-i

βj = Nilai pengaruh faktor pemberian bakteri ke-j

εijkl = Nilai galat dari unit percobaan faktor pemberian mikoriza ke-i dan

faktor pemberian bakteri ke-j pada ulangan ke-k

Page 28: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

15

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah

yang diamati, dilakukan analisis keragaman yang diperoleh dari pengolahan data

dengan menggunakan prog SAS. Kemudian bila pengaruh yang diberikan

menunjukan perbedaan yang nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan.

Page 29: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengaruh Mikoriza, Bakteri dan Kombinasinya terhadap parameter

pertumbuhan semai jabon

Hasil analisis sidik ragam terhadap parameter pertumbuhan semai jabon

pada Tabel 1, menunjukkan bahwa interaksi antara mikoriza dan bakteri

memberikan pengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan semai jabon. Hasil

analisis sidik ragam dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil analisis sidik ragam pengaruh inokulasi mikoriza, bakteri dan

interaksinya terhadap parameter pertumbuhan semai jabon

Parameter F Hitung

FMA P Bakteri P Interaksi P

Tinggi 0,26 tn 0,93 tn 5,79 * Diameter 14,19 * 2,40 tn 20,39 *

Biomassa akar 6,54 * 7,60 * 1,46 tn

Biomassa pucuk 38,91 * 14,96 * 7,33 * NPA 38,68 * 6,14 * 5,36 *

IMB 2,73 tn 0,10 tn 3,44 *

% infeksi 224,75 * 3,75 * 3,75 *

tn : tidak nyata; * : nyata (p<0,05)

4.1.1.1 Tinggi semai

Hasil uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap parameter

pertambahan tinggi semai jabon 2 bulan setelah tanam disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap parameter

pertambahan tinggi semai jabon 2 bulan setelah tanam

Perlakuan Rata-rata (cm) Peningkatan terhadap

kontrol %

M0B0 2,30b

0,00 M0B1 3,22

a 40,00

M0B2 3,06a

33,04

M1B0 3,18a

38,26 M1B1 2,74

ab 19,13

M1B2 2,92ab

26,96

Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada

selang kepercayaan 95 %

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pemberian bakteri B. subtilis (M0B1)

tanpa mikoriza memberikan nilai rata-rata pertambahan tinggi tertinggi sebesar

Page 30: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

17

3,22 cm, sedangkan kontrol (M0B0) memberikan nilai rata-rata pertambahan

tinggi terendah yaitu 2,3 cm setelah 2 bulan tanam.

4.1.1.2 Diameter Semai

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan didapatkan hasil bahwa pemberian

bakteri B. subtilis (M0B1) tanpa mikoriza memberikan nilai rata-rata pertambahan

diameter terbesar yaitu 0,28 cm, sedangkan interaksi antara spora Gigaspora sp.

dengan bakteri B. subtilis (M1B1) memberikan nila rata-rata pertambahan

diameter terendah yaitu 0,074 cm setelah 2 bulan tanam. Hasil selengkapnya

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap parameter

pertambahan diameter semai jabon 2 bulan setelah tanam

Perlakuan Rata-rata (cm) Peningkatan terhadap

kontrol %

M0B0 0,086d

0,00

M0B1 0,280a

225,58

M0B2 0,244ab

183,72 M1B0 0,184

bc 113,95

M1B1 0,074d

-13,95

M1B2 0,126cd

46,61

Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95 %

4.1.1.3 Biomassa akar

Analisis sidik ragam pada Tabel 1 menunjukkan biomassa akar dipengaruhi

oleh perlakuan tunggal FMA dan perlakuan tunggal bakteri. Berdasarkan hasil uji

lanjut Duncan Pemberian spora Gigaspora sp. (M1) memiliki rata-rata biomassa

akar sebesar 83,959. Pemberian bakteri B. subtilis (B1) memiliki rata-rata

biomassa akar sebesar 83,100 sedangkan pemberian bakteri E. hormaechei (B2)

memiliki rata-rata biomassa akar sebesar 85,024. Hasil uji lanjut Duncan disajikan

pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Page 31: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

18

Tabel 4 Uji lanjut Duncan inokulasi FMA terhadap parameter biomassa akar

semai jabon 2 bulan setelah tanam

Perlakuan Rata-rata Peningkatan terhadap

kontrol %

M0 79,605b

0,00

M1 83,959a

5,47

Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada

selang kepercayaan 95 %

Tabel 5 Uji lanjut Duncan isolat bakteri terhadap parameter biomassa akar semai

jabon 2 bulan setelah tanam

Perlakuan Rata-rata Peningkatan terhadap

kontrol %

B0 77,222b

0,00

B1 83,100a

7,61 B2 85,024

a 10,10

Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada

selang kepercayaan 95 %

4.1.1.4 Biomassa pucuk

Berdasarkan berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pemberian bakteri B.

subtilis (M0B1) tanpa mikoriza memiliki rata-rata biomassa pucuk terbesar yaitu

85,342, sedangkan kontrol (M0B0) memberikan nilai rata-rata biomassa pucuk

terendah yaitu 74,144 setelah 2 bulan tanam. Hasil uji lanjut Duncan disajikan

pada Tabel 6.

Tabel 6 Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap parameter

biomassa pucuk semai jabon 2 bulan setelah tanam

Perlakuan Rata-rata Peningkatan terhadap

kontrol %

M0B0 74,144c

0,00 M0B1 85,342

a 15,10

M0B2 84,752ab

14,31

M1B0 83,654ab

12,83

M1B1 81,890b

10,45 M1B2 82,444

ab 11,19

Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada

selang kepercayaan 95 %

4.1.1.5 Nisbah Pucuk Akar (NPA)

Berdasarkan berdasarkan hasil uji lanjut Duncan interaksi spora Gigaspora

sp. dengan bakteri B. subtilis (M1B1) dan interaksi spora Gigaspora sp. dengan

Page 32: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

19

bakteri E. Hormaechei (M1B2) memiliki nilai rata-rata NPA terbesar yaitu 3,1140

dan 2,7240 setelah 2 bulan tanam. Hasil uji lanjut Duncan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap parameter

NPA semai jabon 2 bulan setelah tanam

Perlakuan Rata-rata Peningkatan terhadap

kontrol %

M0B0 1,5120b

0,00 M0B1 1,5560

b 2,91

M0B2 2,0500b

35,58

M1B0 2,0520b

35,71 M1B1 3,1140

a 105,95

M1B2 2,7240a

80,16

Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada

selang kepercayaan 95 %

4.1.1.6 Indeks Mutu Bibit (IMB)

Berdasarkan berdasarkan hasil uji lanjut Duncan pemberian bakteri E.

hormaechei (M0B2) tanpa mikoriza memiliki rata-rata nilai Indeks Mutu Bibit

terbesar yaitu 0,4060 sedangkan kontrol (M0B0) memiliki rata-rata nilai Indeks

Mutu Bibit terendah yaitu 0,1180 setelah 2 bulan tanam. Hasil uji lanjut Duncan

disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap parameter

Indeks Mutu Bibit semai jabon 2 bulan setelah tanam

Perlakuan Rata-rata Peningkatan terhadap

kontrol %

M0B0 0,1180b

0,00 M0B1 0,3440

ab 191,53

M0B2 0,4060a

244,07

M1B0 0,3100ab

162,71

M1B1 0,1300ab

10,17 M1B2 0,1640

ab 38,98

Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada

selang kepercayaan 95 %

4.1.1.7 Infeksi akar

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan interaksi spora Gigaspora sp. dengan

bakteri B. subtilis (M1B1) memberikan penurunan persentase infeksi mikoriza

terhadap perlakuan tanpa bakteri (M1B0) yaitu sebesar 20,25%, sedangkan

pemberian bakteri E. hormaechei (M1B2) memberikan penurunan persentase

infeksi akar terbesar yaitu 36,21%. Hasil uji lanjut Duncan disajikan pada Tabel 9.

Page 33: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

20

Tabel 9 Uji lanjut Duncan interaksi mikoriza dan bakteri terhadap parameter

infeksi akar semai jabon 2 bulan setelah tanam

Perlakuan Rata-rata Peningkatan terhadap

kontrol %

M1B0 20,597a

0,00

M1B1 16,427b

-20,25 M1B2 13,137

b -36,21

Huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata dalam uji lanjut Duncan pada

selang kepercayaan 95 %

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Tabel 1 interaksi mikoriza

dengan bakteri berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi semai jabon. Dari

hasil uji lanjut Duncan yang disajikan pada Tabel 2, pemberian bakteri B. subtilis

(M0B1) tanpa mikoriza memberikan peningkatan terhadap kontrol sebesar 40%.

Pemberian spora Gigaspora sp. (M1B0) memberikan peningkatan sebesar

38,26%, sedangkan interaksi antara spora Gigaspora sp. dan bakteri (B. subtilis

dan E. hormaechei) mengalami peningkatan terhadap kontrol secara berurutan

19,13% (M1B1) dan 26,96% (M1B2). Jika dilihat dari nilai tersebut diketahui

terjadi penurunan peningkatan tinggi pada interaksi mikoriza dengan bakteri.

Pertambahan diameter semai jabon dari hasil analisis sidik ragam dapat

diketahui perlakuan tunggal inokulasi mikoriza dan interaksi antara mikoriza dan

bakteri berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter semai jabon.

Pemberian spora Gigaspora sp. (MIB0) tidak hanya meningkatkan pertumbuhan

tinggi tetapi juga meningkatkan pertumbuhan diameter semai jabon sebesar

113,95%. Interaksi spora Gigaspora sp. dengan bakteri B. subtilis (M1B1)

berdampak kurang menguntungkan terhadap pertambahan diameter tanaman

inang. Hal ini dapat dilihat dengan penurunan terhadap kontrol sebesar 13,95%.

Dari kedua parameter tinggi dan diameter dapat dilihat terjadinya penurunan

terhadap perlakuan tunggal mikoriza. Hal ini diduga bakteri dan mikoriza

menggunakan sebagian besar hasil fotosintat tanaman inang untuk pertumbuhan

dan proses metabolisme dalam hidup mereka masing-masing. Kemungkinan

dalam penelitian ini asosiasi antar bakteri, FMA, dengan tanaman jabon kurang

efektif karena kondisi perakaran dan lingkungan atau karakter tanaman inang, atau

sifat fisika dan kimia tanah, atau karakteristik FMA yang tidak sesuai sehingga

Page 34: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

21

bakteri tidak mampu meningkatkan kerja FMA pada semai jabon yang diuji.

Melin (1962) dalam Wibisono (2009) mengatakan bahwa pertumbuhan fungi

mikoriza memerlukan ketersediaan karbohidrat yang cukup dalam akar. Bukman

dan Brady (1982) dalam Suyono (2003) menyebutkan bahwa organisme tanah

dapat merugikan tanaman tingkat tinggi diantaranya melalui persaingan untuk

memperoleh hara yang tersedia. Organisme yang biasanya memperoleh unsur hara

lebih dulu, baru tanaman tingkat tinggi mempergunakan yang masih tersisa.

Berdasarkan analisis sidik ragam (Tabel 1) dapat diketahui hanya perlakuan

tunggal inokulasi mikoriza dan perlakuan tunggal isolat bakteri yang berpengaruh

nyata terhadap biomassa akar. Dari hasil uji lanjut Duncan pemberian spora

Gigaspora sp. (M1) terhadap biomassa akar memiliki peningkatan sebesar 5,47%

terhadap kontrol. Pengaruh pemberian bakteri B. subtilis (B1) memberikan

pengaruh sebesar 7,61%, sedangkan E. hormaechei (B2) memberikan peningkatan

sebesar 10,10%. Abbot dan Robson (1984) dalam Delvian (2005) mengatakan

bahwa dengan adanya mikoriza pada perakaran tanaman dapat meningkatkan

kapasitas pengambilan hara karena waktu hidup akar yang diinfeksi diperpanjang

dan derajat percabangan serta diameter akar diperbesar, sehingga luas permukaan

absorbsi akar diperluas. Dengan berubahnya struktur akar oleh adanya infeksi dari

mikoriza Gigaspora sp. menyebabkan pertumbuhan akar tanaman jabon menjadi

lebih baik sehingga fungsi akar dalam menyerap air dan hara dapat ditingkatakan

maka akan meningkat pula pertumbuhan tanaman inang.

Pada parameter biomassa pucuk, dari hasil sidik ragam (Tabel 1)

menunjukkan interaksi antara mikoriza dan bakteri memberikan pengaruh nyata.

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (Tabel 6) perlakuan tunggal spora Gigaspora

sp. (M1B0) memberikan peningkatan sebesar 12,83%. Interaksi antara spora

Gigaspora sp. dengan bakteri B. subtilis (M1B1) memberikan peningkatan

terhadap kontrol sebesar 10,45%, sedangkan antara spora Gigaspora sp. dengan

E. hormaechei (M1B2) memberikan peningkatan sebesar 11,19%. Walaupun

peningkatan ineraksi mikoriza dan bakteri lebih kecil dari perlakuan tunggal FMA

akan tetapi mengalami peningkatan terhadap kontrol. Hal ini diduga pemberian

bakteri atau mikoriza dapat membantu pertumbuhan tanaman tingkat tinggi dan

juga menunjukkan pemberian spora Gigaspora sp. dan isolat bakteri B. subtilis

Page 35: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

22

atau E. hormaechei memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman

jabon jika dibandingkan dengan kontrol.

Berdasarkan hasil sidik ragam (Tabel 1) interaksi antara mikoriza dengan

bakteri berpengaruh nyata terhadap Nisbah Pucuk Akar (NPA). Nisbah pucuk

akar merupakan hasil perhitungan yang membandingkan antara berat kering

pucuk dengan berat kering akar tanaman. Sehingga, besarnya nilai nisbah pucuk

akar tanaman sangat ditentukan oleh pertumbuhan pucuk dan akar tanaman.

Pertumbuhan tanaman yang baik dan normal ditunjukkan dengan nilai nisbah

pucuk akar yang seimbang. Hal ini mengindikasikan bahwa bagian pucuk dan

akar tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Akar

berfungsi menyerap air dan hara dari dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan

pucuk. Terjadinya hambatan media pertumbuhan tanaman akan diikuti oleh

penurunan nisbah pucuk dan akar (Hairiah et al. 2004).

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (Tabel 7), interaksi spora Gigaspora sp.

dengan bakteri B. subtilis (M1B1) menunjukkan respon yang baik, dimana rata-

rata NPAnya sebesar 3,1140 mengalami peningkatan sebesar 105,95%,

sedangakan interaksi spora Gigaspora sp. dengan bakteri E. hormaechei (M1B2)

memiliki rata-rata NPA sebesar 2,7240 peningkatan sebesar 80,16%. Hal ini

menunjukkan interaksi mikoriza dengan bakteri memiliki pertumbuhan yang baik

dan seimbang antara kemampuan akar menyerap air dan hara dari tanah dengan

laju fotosintesis dan transpirasi pada pucuk. Duryea dan Brown (1984) dalam

Setyaningsih (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan semai

terbaik pada umumnya terjadi pada NPA (Nisbah Pucuk Akar) antara 1 dan 3.

Duponnois (1992) dalam Safriyanto (2004) menyatakan bahwa bakteri-

bakteri sekitar perakaran tanaman berdasarkan hipotesis dapat menyuburkan

perakaran dan meningkatkan daya serap akar setelah adanya keterlibatan dari

simbiosis dengan fungi. Imas dan Setiadi (1987) menambahkan bahwa stimulasi

dari mikroorganisme tanah dapat terjadi karena akar mensuplai nutrien. Bukman

dan Bradi (1969) dalam Suyono (2003) mengatakan bahwa bakteri dapat

membantu pertumbuhan tanaman tingkat tinggi dengan baik karena bakteri secara

praktis dapat memegang monopoli tiga buah pokok transformasi enzim yaitu

Page 36: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

23

nitrifikasi, oksida sulfur, dan fiksasi N. Selain itu bakteri dapat membantu

pertumbuhan tanaman diantaranya dengan cara membantu penyediaan unsur hara.

Hasil analisis sidik ragam pada Tabel 1 menunjukkan interaksi mikoriza

dengan bakteri memberikan pengaruh nyata terhadap Indeks Mutu Bibit (IMB).

IMB merupakan salah satu parameter yang diamati dengan tujuan untuk

mengetahui keadaan mutu semai (bibit), sehingga kemampuan suatu semai untuk

tumbuh di lapangan dapat diketahui. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (Tabel

8) pemberian bakteri E. hormaechei (M0B2) memiliki rata-rata IMB terbesar

yaitu sebesar 0,4060 dan peningkatan terhadap kontrol 244,07%, sedangkan

interaksi spora Gigaspora sp. dengan bakteri B. subtilis (M1B1) memiliki rata-

rata IMB terkecil yaitu 0,1300 dan peningkatan terhadap kontrol sebesar 10,17%.

Menurut Lackey dan Alm (1982) dalam Hendromono (1987) menyatakan bahwa

semakin besar angka indeks mutu menandakan bibit semakin tinggi mutunya.

Selanjutnya Roller (1977) dalam Hendromono (1987) menambahkan bahwa bibit

yang mempunyai angka indeks mutu lebih kecil dari 0,09 bibit tidak akan berdaya

hidup tinggi dikondisi lapangan.

Hasil analisis sidik ragam pada Tabel 1 interaksi mikoriza dengan bakteri

memberikan pengaruh nyata terhadap infeksi akar. Berdasarkan hasil uji lanjut

Duncan (Tabel 9) interaksi spora Gigaspora sp. dengan bakteri E. hormaechei

(M1B2) memberikan penurunan persentase infeksi terbesar yaitu 36,21% terhadap

perlakuan mikoriza tanpa bakteri (M1B0), sedangkan interaksi spora Gigaspora

sp. dengan B. subtilis (M1B1) memberikan penurunan persentase infesi akar

sebesar 20,25%. Hal ini diduga karena bakteri memberikan pengaruh negatif

terhadap kerja dari mikoriza dalam arti bahwa bakteri yang diinokulasikan

menghambat mikoriza dalam menginfeksikan akar tanaman. Duponnois (1992)

dalam Garbaye (1994) menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara

kemampuan bakteri untuk mengurangi atau menanmbahkan miselia dan

mempengaruhi formasi mikoriza. Delvian (2005) dalam Molo (2010) mengatakan

bahwa penurunan persentase kolonisasi FMA pada perakaran tanaman mungkin

disebabkan oleh perubahan fisiologi tanaman yang mungkin akan mempengaruhi

simbionnya secara langsung atau tidak langsung. Moutoglis et al. (1996) dalam

Molo (2010) menyatakan bahwa selain dipengaruhi kepekaan inang terhadap

Page 37: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

24

infeksi, infeksi akar pada tanaman juga dipengaruhi langsung dan tidak langsung

oleh faktor-faktor lingkungan yang selalu dinamis sehingga mempengaruhi

kecepatan infeksi. Ada tiga mekanisme yang menyebabkan terjadinya tanggapan

perkembangan asosiasi mikoriza atas kondisi lingkungan yang mempengaruhi,

yaitu : (1) perubahan anatomi dan fisiologi yang terjadi didalam akar sehingga

menentukan perkembangan fungi, (2) adanya perubahan kuantitatif dan kualitatif

aksudat akar yang mempengaruhi perkembangan miselia ekstra, (3) aliran karbon

dari inang ke fungi akan menetukan perkembangan miselium dan spora fungi

(Naggahashi et al. (1996) dalam Molo 2010).

Page 38: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Interaksi FMA dengan bakteri dapat meningkatkan pertumbuhan semai

jabon secara nyata di banding kontrol, namun nilai peningkatannya lebih

rendah bila dibandingkan inokulasi bakteri dan FMA secara tunggal.

2. Terjadi penurunan infeksi akar terhadap interaksi spora Gigaspora sp

dengan bakteri B. subtilis (M1B1) sebesar 20,25%, sedangkan interaksi

spora Gigaspora sp. dengan bakteri E. hormaechei (M1B2) memberikan

penurunan sebesar 36,21%.

3. Interaksi spora Gigaspora sp. dengan bakteri E. hormaechei (M1B2)

memberikan respon lebih baik jika dibandingkan dengan interaksi spora

Gigaspora sp. dengan bakteri B. subtilis (M1B1) terhadap parameter

tinggi, diameter, biomassa pucuk dan Indeks Mutu Bibit (IMB). Nilai

peningkatan (M1B2) masing-masing sebesar 26,96%, 46,61%, 11,19%,

39,98% terhadap kontrol.

4. Perlakuan M0B1 memberikan respon terbaik terhadap parameter tinggi

dan diameter. Nilai peningkatannya masing-masing 40% dan 225,58%.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian pada tanaman yang berbeda untuk melihat

respon interaksi antara mikoriza dan bakteri dalam meningkatkan

pertumbuhan tanaman.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan jenis FMA yang lain.

3. Perlu dilakukan penelitian dengan jenis bakteri yang lain.

Page 39: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Brundrett M, Bougher N, Dell B, Grove T, Malajczuk N. 1996. Working with

mychorrhizas in forestry and agriculture. (ACIAR). http://

www.ffp.csiro.au/research/mycorrhiza/index.html [25 April 2012].

Budi SW. 2006. Pemanfaatan “Mycorrhizal Helper Bacteria” (MHB) sebagai

biofungisida dan biostimulan perkembangan Cendawan Mikoriza

Arbuscula (CMA) dalam rangka peningkatan kualitas inokulum CMA dan

pertumbuhan tanaman jati (Tectona grandis) [laporan penelitian]. Bogor:

Fakultas Kehutanan, IPB.

Christina F. 2010. Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA), Mycorrhizal

Helper Bacteria (MHB), serta arang kayu dan batubara untuk

meningkatkan pertumbuhan semai jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)

Miq) [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan, IPB.

Delvian. 2003. Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) di hutan

pantai dan potensi pemanfaatannya: studi kasus di hutan Cagar Alam

Leuweung Sancang Kabupaten Garut Jawa Barat [disertasi]. Bogor.

Program Pascasarjana, IPB.

Delvian. 2005. Respon pertumbuhan dan perkembangan Cendawan Mikoriza

Arbuskula dan tanaman terhadap salinitas tanah. http://

library.usu.ac.id/download/fp/hutan-delvian2.pdf [25 April 2012].

Dickson A, Leaf AL, Hosner JF. 1960. Quality appraisal of white spruce and

white pine seedling stocks in nurseries. Chron 36(1):10-13

Fakuara Y. 1988. Mikoriza, Teori dan Kegunaan dalam Praktek. Bogor: Pusat

Antar Universitas.

Fakuara Y. 1990. Teknologi Mikroba Hutan. Potensi dan Peranannya dalam

Pembinaan Hutan Hujan Tropika. Bogor: Pusat Antar Universitas.

Garbaye J, Duponnois R. 1991. Mayens pour ameliorer la croissance des plantes.

Frencs patent 267281. 31 December 1992.

Garbaye J. 1994. A New dimension to the mycorrhizal symbiosis. New Phytol

128:197-210.

Gunawan AW. 1984. Mikoriza vesikular arbuskular pada palawija [laporan

penelitian]. Bogor: Jurusan Biologi, IPB.

Hairiah K, Sugiarto C, Utami SR, Purnomosidhi P, Roshetko JM. 2004. Diagnosis

faktor penghambat pertumbuhan akar sengon (Paraserianthes falcataria

L. Nielsen) pada ultisol di Lampung Utara. http://

www.worldagroforestrycentre.org/sea/Publications/files/journal/JA0024-

04.PDF [25 April 2012].

Hardjowigeno S. 2003. Klafisikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika

Pressindo.

Page 40: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

27

Hendromono. 1987. Pertumbuhan dan mutu bibit Acacia mangium Willd.,

Eucalyptus deglupta Blume. pada tujuh macam medium yang telah diberi

kapur [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, IPB.

Howeler RH, Cadavid LC. 1976. Screening of rice cultivar for tolerance to Al-

toxicity in nutrient solutions as compared with a field screening method.

Agron J 68:551-555.

Imas T, Setiadi Y. 1987. Mikrobiologi Tanah. Bogor: Pusat Antar Universitas

Bioteknologi IPB.

Karyaningsih I. 2009. Pembenah tanah dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)

untuk peningkatan kualitas bibit tanaman kehutanan pada areal bekas

tambang batubara [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, IPB.

Mamatha G, Bagyaraj DJ, Jaganath S. 2002. Inoculation of field-entablished

mullbery and papaya with arbuscular mycorrhiza fungi and a mycorrhiza

helper bacterium. Mycorrhiza 12:313-316.

Martawijaya A, Kartasujana I, Mandang YI, Prawira SA, Kadir K. 1992. Atlas

Kayu Indonesia. Jilid II. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan. Departemen Kehutanan.

May NL. 2011. Diversitas bakteri asal spora fungi mikoriza arbuskula Gigaspora

sp. dan Glomus sp. serta potensinya sebagai mycorrhiza helper bacteria

[tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, IPB.

Molo JE. 2010. Penggunaan Mycorrhizal Helper Bacteria (MHB) dan Fungi

Mikoriza Arbuskula (FMA) untuk meningkatkan pertumbuhan semai

mindi (Melia azedarach Linn) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. IPB.

Notohadiprawiro T. 1983. Persoalan tanah masam dalam pembangunan pertanian

di Indonesia. Di dalam: Radjaguguk B, Jutono; editor. Prosiding Seminar

Alternatif Pelaksanaan Program Pengapuran Tanah Mineral Masam di

Indonesia. Yogyakarta: Faperta UGM. hlm 44-47.

Nurrochmat DR. 2010. Prediksi keseimbangan supply-demand hasil hutan kayu

Indonesia. file:///G:/kebutuhan%20kayu.htm [25 April 2012]

Safriyanto TO. 2004. Pengaruh inokulasi cendawan mikoriza arbuskula dan

bakteri rhizosfer Paraserianthes falcataria terhadap pertumbuhan semai

Acacia mangium Wild [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, IPB.

Setiadi Y, Mansur I, Budi SW, Achmad. 1992. Petunjuk Laboratorium

Mikrobiologi Tanah Hutan. Bogor: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar

Unversitas Bioteknologi, IPB.

Setiadi Y. 2006. Pengembangan cendawan mikoriza arbuskula untuk

merehabilitasi lahan marjinal (prospek dan problem) [makalah]. Di dalam:

Teknologi Baru Bekerja dengan Mikoriza. Modul Workshop Mikoriza;

Bogor, 20-22 November 2006. Bogor: Pusat Penelitian Sumberdaya

Hayati dan Bioteknologi IPB.

Page 41: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

28

Setyaningsih L. 2007. Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan kompos

aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azadarach

Linn) pada media tailing Tambang Emas Pongkor [tesis]. Bogor : Sekolah

Pascasarjana, IPB.

Smith SE, Read DJ. 1997. Mycorrhizal Symbiosis. Ed ke-2. London: Academic

Press. Harcourt Barace and Company Publ.

Soerianegara I, Lemmens RHMJ. 1994. Timber Trees: Major Commercial

Timbers. Plant resources of South-East Asia No. 5 (1) PROSEA

Foundation, Bogor. Indonesia.

Suyono. 2003. Pengaruh inokulasi bakteri dan endomikoriza terhadap

pertumbuhan sengon (Paraserianthes falcataria) [skripsi]. Bogor:

Fakultas Kehutanan, IPB.

Wibisono H. 2009. Pemanfaan Mycorrhizal Helper Bacteria (MHB) dan Fungi

Mikoriza Arbuskula (FMA) untuk meningkatkan pertumbuhan semai

gmelina (Gmelina arborea Roxb.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan,

IPB.

Wikipedia. 2006. Mikoriza. http://id.wikipedia.org/wiki/mikoriza [25 April 2012].

Page 42: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

LAMPIRAN

Page 43: INOKULASI BAKTERI DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA … · ABI YUDHISTIRA. Inokulasi Bakteri dan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)Miq) di Media Tanah

29

Lampiran 1 Sidik ragam tinggi semai jabon

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

M 1 0.05633333 0.05633333 0.26 0.6144

B 2 0.40066667 0.20033333 0.93 0.4095

M*B 2 2.50466667 1.25233333 5.79 0.0089

Lampiran 2 Sidik ragam diameter semai jabon

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

M 1 4.25633333 4.25633333 14.19 0.0009

B 2 1.44266667 0.72133333 2.40 0.1117

M*B 2 12.23466667 6.11733333 20.39 <.0001

Lampiran 3 Sidik ragam biomassa akar semai jabon

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

M 1 142.2234133 142.2234133 6.54 0.0173

B 2 330.4128800 165.2064400 7.60 0.0028

M*B 2 63.4049867 31.7024933 1.46 0.2525

Lampiran 4 Sidik ragam biomassa pucuk semai jabon

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

M 1 194.3107500 194.3107500 38.91 <.0001

B 2 149.4043467 74.7021733 14.96 <.0001 M*B 2 73.2631200 36.6315600 7.33 0.0033

Lampiran 5 Sidik ragam Nisbah Pucuk Akar (NPA) semai jabon

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

M 1 6.38485333 6.38485333 38.68 <.0001 B 2 2.02650000 1.01325000 6.14 0.0070

M*B 2 1.77020667 0.88510333 5.36 0.0119

Lampiran 6 Sidik ragam Indeks Mutu Bibit (IMB) semai jabon

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

M 1 0.10561333 0.10561333 2.73 0.1113 B 2 0.00788667 0.00394333 0.10 0.9034

M*B 2 0.26580667 0.13290333 3.44 0.0486

Lampiran 7 Sidik ragam Infeksi akar semai jabon

Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F

M 1 2096.771601 2096.771601 224.75 <.0001

B 2 69.882997 34.941498 3.75 0.0384

M*B 2 69.882997 34.941498 3.75 0.0384