Top Banner
 Kelompok 5 Injeksi Chlorpheniramine Maleat 1. 1. Juniarti Selvia (I22112005) 2.  2. Merry Suryani (I22112010) 3. Farhanisa (I22112012) 4. Ibkar Zam-Zam (I22112014) 5. Khazizah (I22112023) 6. Uray Cindy Hafinur (I22112037) 7. Uswatun Hasanah Dini (I22112042)
12

Injeksi Ctm

Nov 04, 2015

Download

Documents

Merry Tan

injeksi ctm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Kelompok 5 Injeksi Chlorpheniramine Maleat

    1. 1. Juniarti Selvia (I22112005)

    2. 2. Merry Suryani (I22112010)

    3. Farhanisa (I22112012)

    4. Ibkar Zam-Zam (I22112014)

    5. Khazizah (I22112023)

    6. Uray Cindy Hafinur (I22112037)

    7. Uswatun Hasanah Dini (I22112042)

  • Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara

    merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir, injeksi dikemas dalam wadah 100 mL atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang

    bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan

    pada pembuluh darah kapiler.

  • Percobaan ini menggunakan chlorpheniramin sebagai zat aktif dalam injeksi, Khlorfeniramin maleat merupakan salah satu antihistaminika H1 (AH1) yang mampu mengusir histamin secara kompetitif dari reseptornya (reseptor H1) dan dengan demikian mampu meniadakan kerja histamin.

  • Histamin memegang peran utama pada proses peradangan dan pada sistem imun. Khlorfeniramin maleat sebagai AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. AH1 juga bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas dan keadaan lain yang disertai pelepasan histamin endogen berlebih

  • Efek samping yang terjadi adalah mengantuk (jarang terjadi adalah efek yang berlawanan pada dosis tinggi, atau pada anak atau lansia), hipotensi, sakit kepala, pusing, berdebar-debar, gangguan psikomotor, sulit BAK, mulut kering, pandangan kabur, gangguan saluran cerna; gangguan hati; gangguan darah; ruam dan rekasi fotosensitif, berkeringat dan tremor, reaksi hipersensitifitas (termasuk bronkospasme, angioedema, anafilaksis); injeksi dapat mengiritasi.

  • Cara kerja

    1. Pembuatan larutan aqua P.I

    2 . Melarutkan chlorpheniramine maleat, benzalkonium klorida, natrium sitrat, dalan aqua P.I pada wadah yang berbeda

    3. Semua larutan dicampur dan dihomogenkan

    4. Disaring kemudian disterilisasi akhir menggunakan autoklaf

    5. Sediaan dikemas dalam vial

  • injeksi vial adalah salah satu bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5 mL 100 mL

    Injeksi vial pun dapat berupa takaran tunggal atau ganda dimana digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau pun lebih. Botol injeksi vial

    ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan

    injeksi.

  • Keuntungan sediaan injeksi

    1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi

    pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal

    jantung, asma, shok.

    2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif

    secara oral atau yang dapat dirusak oleh saluran pencernaan,

    seperti insulin, hormon dan antibiotik.

    3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak

    sadar harus diberikan secara injeksi.

    4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol

    obat dari ahli karena pasien harus kembali untuk pengobatan

    selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak dapat

    menerima obat secara oral.

    5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal

    untuk obat bila diinginkan seperti pada gigi dan anestesi.

    6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang

    diperpanjang, bentuk parenteral tersedia, termasuk injeksi steroid

    periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin

    periode panjang secara i.m.

  • 7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan elektrolit.

    8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi melalui rute parenteral.

    9. Aksi obat biasanya lebih cepat.

    10. Seluruh dosis obat digunakan.

    11. Beberapa obat, seperti insulin dan heparin, secara lengkap tidak aktif ketika diberikan secara oral, dan harus diberikan secara parenteral.

    12. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat dektrosa.

    13. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena dapat menyelamatkan hidupnya.

  • Kerugiaan sediaan injeksi adalah:

    1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pemberian rute lainPada pemberian parenteral

    dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari

    2. Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek fisiologisnya.

    3. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parenteral lebih mahal dibandingkan metode

    rute yang lain.

  • 4. Beberapa rasa sakit dapat terjadi seringkali tidak disukai

    oleh pasien, terutama bila sulit untuk mendapatkan vena yang

    cocok untuk pemakaian i.v.

    5. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan

    untuk mengatur dosis.

    6. Sekali digunakan, obat dengan segera menuju ke organ

    targetnya. Jika pasien hipersensitivitas terhadap obat

    atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk

    dikembalikan lagi.

    7. Pemberian beberapa bahan melalui kulit membutuhkan perhatian sebab udara atau

    mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi phlebitis, pada bagian yang diinjeksikan.

  • No Bahan Jumlah

    1

    Chorpheniramine Maleat 10mg/ml

    2 Benzalkonium klorida 0,02 %

    3 Natrium sitrat 1,5%

    4 Natrium klorida 0,4326%

    5 Aqua pro injeksi ad 10 ml

    kesimpulan