Top Banner

of 58

Initial Assesment

Jan 09, 2016

Download

Documents

initial assesment
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • INITIAL ASSESMENT4321A. PENGERTIANB. TUJUANC. KONSEPD. TAHAPAN

  • INITIAL ASSESMENT4321

    Initial Assesment adalah proses penilaian yang cepat dan pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian pada pasien gawat darurat

    Initial assessment secara luas adalah proses evaluasi secara cepat pada penderita gawat darurat yang langsung diikuti dengan tindakan resusitasi.

    A. PENGERTIANB. TUJUANC. KONSEPD. TAHAPAN

  • INITIAL ASSESMENT

    Mencegah semakin parahnya penyakit dan menghindari kematian korban dengan penilaian yang cepat dan tindakan yang tepat. Memprioritaskan pasien dan memberikan penanganan segera. Informasi digunakan untuk membuat keputusan tentang intervensi kritis dan waktu yang dicapai. dengan mengkaji tingkat kesadaran dan pengkajian CAB (Circulation Airway, Breathing ,Circulation).1234A. PENGERTIANB. TUJUANC. KONSEPD. TAHAPAN

  • INITIAL ASSESMENT

    1234A. PENGERTIANB. TUJUANC. KONSEPD. TAHAPAN

  • INITIAL ASSESMENT1. Persiapan2. Triage3. Survei primer4. Resusitasi5. Tambahan terhadap survey primer dan resusitasi6. Survei sekunder7. Tambahan terhadap survey sekunder8. Pemantauan dan re-evaluasi9. Penanganan definitive

    1234A. PENGERTIANB. TUJUANC. KONSEPD. TAHAPAN

  • 1. PERSIAPAN

    Persiapan pada penderita berlangsung dalam dua fase yang berbeda, yaitu fase pra rumah sakit / pre hospital, dimana seluruh penanganan penderita berlangsung dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit. Fase kedua adalah fase rumah sakit/hospital dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga dapat dilakukan resusitasi dengan cepat.PRA RUMAH SAKITRUMAH SAKIT1234

  • 1. PERSIAPAN harus ada koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas lapangan sehingga rumah sakit dapat mempersiapkan diri. Pada fase ini dititikberatkan pada stabilisasi pasien yang menyangkut penjagaan jalan nafas, kontrol perdarahan dan syok, immobilisasi pasien dan transportasi pasien. waktu di tempat kejadian (scene time) yang lama harus dihindari. selain itu juga penting mengumpulkan keterangan yang nanti dibutuhkan di rumah sakit, seperti waktu kejadian, sebab kejadian, mekanisme kejadian, serta riwayat penderita sehingga dapat ditentukan jenis dan berat dari trauma. 1234PRA RUMAH SAKITRUMAH SAKIT

  • 1. PERSIAPAN

    perlu dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba, sebaiknya ada ruangan khusus resusitasi serta perlengkapan airway (laringoskop, endotracheal tube) yang sudah dipersiapkan. Selain itu, perlu dipersiapkan cairan kristaloid (mis : RL) yang sudah dihangatkan, perlengkapan monitoring serta tenaga laboratorium dan radiologi

    tenaga medik yang berhubungan dengan penderita harus dihindarkan dari kemungkinan penularan penyakit menular dengan cara menggunakan alat-alat seperti masker/face mask, proteksi mata/google, baju kedap air, sepatu dan sarung tangan kedap air.1234PRA RUMAH SAKITRUMAH SAKIT

  • 2. TRIAGE

    A.PENGERTIAN

    Triage adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan.

    1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    B. TUJUAN

    Tujuan triage adalah Dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan tepat sesuai dengan sumber daya yang ada 1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    C. JENIS Terdapat dua jenis keadaan triage :Multiple Casualtiesmusibah massal dg jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak melampaui kemampuan rumah sakit. Dalam keadaan ini penderita dengan masalah yang mengancam jiwa dan multi trauma akan dilayani terlebih dahulu.Mass Casualtiesmusibah massal dg jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan rumah sakit. Dalam keadaan ini yang akan dilayani terlebih dahulu adalah penderita dengan kemampuan survival yang terbesar, serta membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga paling sedikit.

    1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    PRINSIP-PRINSIP TRIAGE Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin),The Right Patient to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak dengan seleksi korban berdasarkan : a. Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit b. Dapat mati dalam hitungan jam c. Trauma ringan d. Sudah meninggal 1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    E. PRIORITASDari yang hidup dibuat prioritas prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul Tingkat prioritas : a. Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat dan biru untuk sangat berat.Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. 1234TUJUANPENGERTIANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    c. Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan d. Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis. 1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25% b. Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata. 1234TUJUANPENGERTIANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    F. PENILAIAN DALAM TRIAGE a. Primary survey (A,B,C) untuk menghasilkan prioritas I dan seterusnya b. Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II, III,0 dan selanjutnya c. Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada A, B, C, derajat kesadaran dan tanda vital lainnya. d. Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban 1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    G. PERENCANAAN TRIAGE a. Persiapan sebelum bencana b. Pengorganisasian personal (bentuk tim triage) c. Pengorganisasian ruang/tempat d. Pengorganisasian sarana/peralatan e. Pengorganisasian suplai f. pelatihan g. komunikasi1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    H. PEMIMPIN TRIAGETugas pemimpin triage a. Primary survey b. Menentukan prioritas c. Menentukan pertolongan yang harus diberikan Keputusan triage harus dihargai. Diskusi setelah tindakan. Hindari untuk tidak memutuskan sesuatu. Pemimpin triage tidak harus dokter, perawat pun bisa atau orang yang terlatih tergantung sumber daya manusia di tempat kejadian. 1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    I. TIM TRIAGETugas-tugasTim triage a. Bertanggung jawab b. Mencegah kerusakan berlanjut atau semakin parah c. Pilah dan pilih korban d. Memberi perlindungan kepada korban. 1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    Dokumentasi/rekam medis triage a. Informasi dasar : nama, umur, jenis kelamin, cedera, penyebab cedera, pertolongan pertama yang telah diberikan b. Tanda-tanda vital : tensi, nadi, respirasi, kesadaran c. Diagnosis singkat tapi lengkap d. Kategori triage e. Urutan tindakan preoperatif secara lengkap

    1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 2. TRIAGE

    Perhatian : 1. Jika fasilitas kurang memadai maka lebih diutamakan yang potensial selamat. contoh jika korban label merah lebih potensial selamat maka label biru dapat berubah menjadi label hitam 2. Dalam keadaan bencana, lebih baik memberi bantuan lebih daripada kurang 3. Pikirkan kemungkinan yang paling buruk sehingga dapat mempersiapkan lebih baik.1234PENGERTIANTUJUANJENISPRINSIP

  • 3. PRIMARY SURVEY

    1. Pengertian: Deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam2. Tujuan: Untuk mengetahui kondisi pasien yang mengancam jiwa dan kemudian dilakukan tindakan life saving.Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis perlukaan, tanda2 vital, dan mekanisme cedera.Pada penderita yang terluka parah, terapi diberikan bedasarkan prioritas. Tanda vital penderita harus dinilai secara cepat dan efisien.Pengelolaan penderita berupa primary survey yg cepat dan kemudian resusitasi, secondary survey, dan akhirnya terapi definitif.Selama primary survey, keadaan yang mengancam nyawa harus dikenali, dan resusitasinya dilakukan pada saat itu juga.

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    3. URUTAN PENANGANAN PENDERITAA Airway with C-Spine ProtectionB Breathing / Ventilation / OxygenationC Circulation & Stop BleedingD Disability (Neurologic Status)E Exposure/Environment/Body Temperature

    Dilakukan secara berurutan (sekuensial), sesuai prioritas dan agar lebih jelas. Namun dalam praktek hal2 diatas sering dilakukan bersamaan(simultan).

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    AIRWAY, with Cervical Spine Control

    Nilai patency (kelancaran) jalan napas dan lakukan penilaian secara cepat akan adanya obstruksi jalan napas.Usaha utk membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal.Harus dilakukan segala usaha untuk menjaga jalan napas dan memasang airway definitif bila diperlukan. Tidak kalah pentingnya adalah mengenali kemungkinan gangguan airway yang dapat terjadi kemudian, dan ini hanya dapat dikenali dengan re-evaluasi berulang terhadap airway-ini.

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    Dalam keadaan kecurigaan faktur cervical, harus dipakai alat imobilisasi. Alat imobilisasi ini harus dipakai sampai kemungkinan fraktur cervical dapat disingkirkan.

    INGAT : anggaplah ada fraktur cervical pada setiap penderita multi-trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas klavikula.

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    BREATHING dan VENTILASI

    Nilai keadaan oksigenasi dan ventilasi penderita.Ventilasi yg baik meliputi fungsi yg baik dari paru, dinding dada dan diafragma. Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat.Perlukaan yg mengakibatkan gangguan ventilasi yg berat adalah tension pneumothorax, flail chest dg contusio paru, dan open pneumothorax. Keadaan ini harus dikenali pada saat dilakukan primary survey.

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    1234

    Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher dan kepala

    Tentukan laju dan dalamnya pernapasanInspeksi dan palpasi leher dan thoraks.Perkusi Thoraks untuk menentukan redup atau hipersonorAuskultasi Thoraks bilateral

  • 3. PRIMARY SURVEY

    CIRCULATION and Stop BleedingNilai keadaan hemodinamik penderitaCari sumber perdarahan, baik perdarahan eksternal maupun internal.Suatu keadaan hipotensi pada penderita trauma harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia, sampai terbukti sebaliknya3 penemuan klinis yg dalam hitungan detik dapat memberikan informasi keadaan hemodinamik penderita, yakni tingkat kesadaran, warna kulit dan nadi.Perdarahan eksternal dihentikan dengan penekanan (direct pressure) pada luka. Tourniquet sebaiknya jangan dipakai karena merusak jaringan dan menyebabkan iskemia distal, shg tourniquet hanya dipakai bila ada amputasi traumatik.

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    Disability (Neurologic Status)

    Nilai Keadaan Neurologis secara cepatParameter : tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tanda-tanda lateralisasi, dan tingkat (level) cedera spinal.Tingkat kesadaran dinilai dengan AVPU scoring atau GCS scoring.Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi dan/atau penurunan perfusi ke otak, atau disebabkan trauma langsung pada otak.

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    1234Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya re-evaluasi terhadap keadaan oksigenasi, ventilasi dan perfusi.Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran penderita. Walaupun demikian, bila sudah disingkirkan kemungkinan hipoksia atau hipovolemia sbg sebab penurunan kesadaran, maka trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan bukan alkoholisme, sampai terbukti sebaliknya.

  • 3. PRIMARY SURVEY

    1234Lihat Respon Pupil

    Observe for neurologic deteriorationNilai GCS atau AVPU

    Jenis PemeriksaanNilaiE Eye Opening Spontan Terhadap suara Terhadap nyeri Tidak ada 4321V Verbal Respons Berorientasi baik Berbicara mengacau (disorientasi) Kata-kata tidak teratur Suara tidak jelas Tidak ada54321M Best Motoric Respons Ikut Perintah Melokalisir nyeri Fleksi Normal (menarik anggota yg dirangsang) Fleksi Abnrmal(dekortikasi) Ekstensi Abnormal (deserebrasi) Tidak ada654321

  • 3. PRIMARY SURVEY

    Exposure / Environment

    Buka pakaian penderita untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.Periksa hal-hal yg mungkin terlewat pada pemeriksaan sebelumnya, mis perlukaan pada tubuh yg tertutup pakaian, darah yg keluar dari MUE atau anus, dll.Setelah pakaian dibuka, penderita harus segera diselimuti untuk mencegah hipotermi.

    1234

  • 3. PRIMARY SURVEY

    1234 Selimuti pasien Gunakan infus hangat

  • 4. RESUSITASIResusitasi yang agresif dan pengelolaan cepat pada yang mengancam nyawa merupakan hal yang mutlak bila ingin penderita tetap hidup.teknik resusitasi :

    Air Way

    Pada penderita yang masih sadar dapat dipakai nasofaringeal airway. Bila penderita tidak sadar dan tidak ada refleks batuk (gag refleks) dapat dipakai orofaringeal airway.1234

  • 4. RESUSITASI

    Airway harus dijaga dengan baik pada semua penderita.Jaw trust atau chin-lift dapat dipakaiMembersihkan airway dari benda asingMemasang naso-pharingeal airway (pd penderita yg masih sadar) atau oro-pharingeal airway (pd penderita yg tdk sadar)Bila ada keraguan mengenai kemampuan menjaga airway, lebih baik memasang airway definitif (intubasi oro atau nasotracheal atau surgical crico-thyroidotomy).Menjaga leher dalam posisi netral, bila perlu secara manual, bila melakukan tindakan utk membebaskan airwayFiksasi leher dengan berbagai cara, setelah memasang airway.

    1234

  • 4. RESUSITASI

    BREATHING

    Pemberian oksigen konsentrasi tinggiVentilasi dengan alat bag-valve-maskMenghilangkan tension pneumothoraksMenutup open pneumothoraksMemasang pulse oximeter

    1234

  • 4. RESUSITASI

    CIRCULATION

    Perdarahan eksternal dihentikan dengan tekanan langsung pada tempat perdarahan. Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah, serta konsultasi bedahMemasang 2 chateter i.v ukuran besar, ambil sampel darah utk pemeriksaan darah rutin, analisis kimia, tes kehamilan, golongan darah dan cross-match, dan analisis gas darah, berikan cairan kristaloid yg dihangatkan dan/atau pemberian darah.Memasang NG-tube dan Chateter urine, jika tidak ada kontra indikasi.

    1234

  • 5. TAMBAHAN PADA PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI Tambahan (adjunct) pada primary survey merupakan pemeriksaan atau tindakan tambahan yg boleh dilakukan selama primary survey untuk menunjang diagnosis atau membantu evaluasi resusitasi yang dilaksanakan, namun pelaksanaannya sendiri tidak boleh mengganggu atau menunda tindakan resusitasi yang sedang dilaksanakan.

    Tindakan yg dilakukan, meliputi :A. Monitor EKG B. Kateter urin dan lambungC. MonitorD. Pemeriksaan rontgen dan pemeriksaan tambahan lainnya

    1234

  • 5. TAMBAHAN PADA PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI

    A. Monitor EKG : dipasang pada semua penderita trauma.B. Kateter urin dan lambung

    Kateter urinKateter urin jangan dipasang jika dicurigai ada ruptururetra yang ditandai dengan :1. Adanya darah di orifisium uretra eksterna (metal bleeding)2. Hematom di skrotum atau perineum3. Pada Rectal Toucher, prostat letak tinggi atau tidak teraba4. Adanya fraktur pelvis.

    Bila dicurigai ruptur uretra harus dilakukan uretrogram terlebih dahulu.

    1234

  • 5. TAMBAHAN PADA PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI

    Kateter lambung atau NGTKateter lambung dipakai untuk mengurangi distensi lambung dan mengurangi kemungkinan muntah. Isi lambung yang pekat mengakibatkan NGT tidak berfungsi, lagipula pemasangannya sendiri dapat mengakibatkan muntahBila lamina kribosa patah atau diduga patah, kateter lambung harus dipasang melalui mulut untuk mencegah masuknya NGT dalam rongga otak. Dalam keadaan ini semua pipa jangan di masukkan lewat jalur nasofaringeal.

    1234

  • 5. TAMBAHAN PADA PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI

    C. Monitor

    Monitoring hasil resusitasi sebaiknya didasarkan pada penemuan klinis seperti laju nafas, nadi, tekanan nadi, tekanan darah, ABG (Arterial Blood Gases), suhu tubuh dan keluaran (output) urin hasil pemeriksaan di atas harus didapat secepatnya setelah menyelesaikan survei primer.1. Laju nafas dan ABG dipakai untuk menilai airway dan breathing2. Penggunaan Pulse oximetri mengukur kadar O2 saturasi, bukan PaO23. Pada penilaian tekanan darah harus disadari bahwa tekanan darah iniA. PENGERTIANB. TUJUANC. TAHAPAN1234

  • 5. TAMBAHAN PADA PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI

    D. Pemeriksaan rontgen dan pemeriksaan tambahan lainnya

    Pemeriksaan foto rontgen harus selektif, dan jangan menghambat proses resusitasi. Foto toraks dan pelvis dapat mengenali kelainan yang mengancam nyawa, dan foto pelvis dapat menunjukkan adanya fraktur pelvis. Pemeriksaan DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage) dan USG abdomen merupakan pemeriksaan bermanfaat untuk menentukan adanya perdarahan intraabdomen.A. PENGERTIANB. TUJUANC. TAHAPAN1234

  • 6. SECONDARY SURVEY Pengertian: Mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang menjadi lebih gawat dan mengancam jiwa apabila tidak segera diatasi dengan pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe)

    Tujuan: Untuk mendeteksi penyakit atau trauma yang diderita pasien sehingga dapat ditangani lebih lanjutSurvey sekunder baru dilaksanakan setelah primary survey selesai, resusitasi sudah dilakukan, dan ABC-nya penderita dipastikan membaik.

    1234

  • 6. SECONDARY SURVEYPada survey sekunder ini dilakukan pemeriksaan neurologi lengkap, termasuk mencatat skor GCS bila belum dilaksanakan dlm survey primer. Pada survey sekunder ini juga dilakukan pemeriksaan radiologi yg diperlukan.

    Prosedur khusus seperti DPL,evaluasi radiologis dan pemeriksaan laboratorium juga dikerjakan pada kesempatan ini evaluasi lengkap dari penderita memerlukan pemeriksaan berulang-ulang.

    Peralatan: Stetoskop, tensi meter, jam, lampu pemeriksaan/senter, gunting, thermometer, catatan, alat tulis

    1234

  • 6. SECONDARY SURVEY

    prosedur : A. AnamnesisSetiap pemeriksaan lengkap memerlukan anamnesis mengenai riwayat perlukaan. Biasanya data ini tidak bisa didapat dari penderita sendiri dan harus didapat dari keluarga atau petugas lapangan.Riwayat AMPLEA: AlergiM: Medikasi (obat yang diminum saat ini)P: Past Illness (penyakit penyerta) / pregnancyL: Last mealE: Even / environment yang berhubungan dengan kejadian perlukaan

    1234

  • 6. SECONDARY SURVEY

    Mekanisme perlukaan sangat menentukan keadaan penderita. Jenis perlukaan dapat diramalkan dari mekanisme kejadian perlukaan itu. Trauma biasanya dibagi menjadi beberapa jenis:1. Trauma tumpul2. Trauma tajam3. Trauma termal4. Trauma kimia, toksin dan radiasi1234

  • 6. SECONDARY SURVEY

    B. Pemeriksaan Fisik

    1. Pemeriksaan kondisi umum menyeluruha. Posisi saat ditemukanb. Tingkat kesadaranc. Sikap umum, keluhand. Trauma, kelainane. Keadaan kulit

    1234

  • 6. SECONDARY SURVEY

    2. Periksa kepala dan leher

    a. Rambut dan kulit kepala Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekananb. Telinga Perlukaan, darah, cairanc. Mata Perlukaan, pembengkakan, perdarahan, reflek pupil, kondisi kelopak mata, adanya benda asing, pergerakan abnormald. Hidung Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping hidung, kelainan anatomi akibat trauma

    1234

  • 6. SECONDARY SURVEY

    e. Mulut Perlukaan, darah, muntahan, benda asing, gigi, bau, dapat buka mulut/ tidakf. Bibir Perlukaan, perdarahan, sianosis, keringg. Rahang Perlukaan, stabilitas, krepitasih. Kulit Perlukaan, basah/kering, darah, suhu, warnai. Leher Perlukaan, bendungan vena, deviasi trakea, spasme otot, stoma, stabilitas tulang leher

    1234

  • 6. SECONDARY SURVEY

    3. Periksa dadaFlail chest, nafas diafragma, kelainan bentuk, tarikan antar iga, nyeri tekan, perlukaan (luka terbuka, luka mengisap), suara ketuk/perkusi, suara nafas

    4. Periksa perutPerlukaan, distensi, tegang, kendor, nyeri tekan, undulasi

    5. Periksa tulang belakangKelainan bentuk, nyeri tekan, spasme otot

    1234

  • 6. SECONDARY SURVEY

    6. Periksa pelvis/genetaliaPerlukaan, nyeri, pembengkakan, krepitasi, inkontinensia

    7. Periksa ekstremitas atas dan bawahPerlukaan, angulasi, hambatan pergerakan, gangguan rasa, bengkak, denyut nadi, warna luka

    1234

  • 7. TAMBAHAN TERHADAP SECONDARY SURVEY Pemeriksaan lanjutan hanya dikerjakan setelah ventilasi dan hemodinamik penderita dalam keadaan stabil.CT ScanPemeriksaan Rontgen dg kontrasFoto EkstremitasEndoskopi dan USGSemua prosedur diatas jangan dilakukan sebelum hemodinamik penderita stabil dan telah diperiksa secara teliti.

    1234

  • 8. PEMANTAUAN DAN RE-EVALUASI Penurunan keadaan dapat dikenal apabila dilakukan evaluasi ulang terus menerus, sehingga gejala yg baru timbul segera dapat dikenali dan dapat ditangani secepatnya.Monitoring tanda vital dan produksi urin penting. Produksi urin org dewasa sebaiknya dijaga cc/kgBB/jam, pd anak 1 cc/kgBB/jam. Bila penderita dalam keadaan kritis dapat dipakai pulse oximeter dan end tidal CO2 monitoring.Penanganan rasa nyeri merupakan hal yang penting. Golongan opiat atau anxiolitika harus diberikan secara i.v dan sebaiknya jangan i.m.

    1234

  • 9. PENANGANAN DEFINITIF

    Terapi definitif dimulai setelah primary dan secondary survey selesai.Untuk keputusan merujuk penderita dapat dipakai Interhospital Triage Criteria.Apabila keputusan merujuk penderita telah diambil, maka harus dipilih rumah sakit terdekat yang cocok untuk penanganan pasien.

    1234

  • *********************************************************