Top Banner
25

Info Pusaka Edisi VI

Apr 02, 2016

Download

Documents

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Info Pusaka Edisi VI
Page 2: Info Pusaka Edisi VI

Daftar Isi

Ajang PemilihanDuta Wisata Kaur 2013

[Hal 10 - 13]

Profil:Perpustakaan DaerahKabupaten Kaur[Hal 14 - 19]

Kami Pramuka IndonesiaKwarcab 0706 Kaur

[hal 30 - 33 ]

Abon Ikan Khas Kaur [Hal. 34 - 37 ]

Bantuan Sosial -BansosDinsosnakertrans[Hal 20 - 25]

Pendidikan Berbasis LokalPrasyarat Masyarakat

Swadaya[Hal 2- 9]

Usaha Kesehatan Gigi,Sekolah Inovatif“Fit For School”

[Hal 26 - 29]

SmartPhoneKebutuhan Vs Style[Hal 44 ]

Page 3: Info Pusaka Edisi VI

PENDIDIKAN BERBASIS LOKAL

PRASYARAT MASYARAKAT SWADAYAHermen Malik, Ph.D

Page 4: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 20134 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 5

Pengetahuan MasyarakatBangsa yang ingin maju sejajar dengan bang-sa maju lainnya di dunia adalah bangsa yang berfikir dan bertindak berdasarkan ilmu pen-getahuan. Di Eropa sudah mulai diterapkan semenjak pernyataan Bacon pada abad ke 16 yang mengatakan ‘Penguasaan terhadap Ilmu pengetahuan seobjektif mungkin untuk terwu-judnya kesejahteraan manusia’. Pada saat itu mitos yang sudah berlangsung lama menjadi dasar berfikir dan bertingkah laku masyarakat bergeser menjadi logos, sebagai basik berfikir dan bertindak masyarakat di belahan bumi Bagian Barat tersebut . Semenjak pernyataan itu dimulailah zaman ilmu pengetahuan di Eropa yang membangun masyarakat Eropa berbasis ilmu pengetahuan yang menjadikan mereka lebih maju.

Prasyarat kemajuan berdasarkan pengetahuan dibutuhkan keseimbangan antara pembuday-aan dan pendidikan yang saling mendukung satu sama lainnya. Untuk menghasilkan kerja nyata tidak hanya membutuhkan ilmu penge-tahuan tetapi juga memerlukan budaya kerja keras, disiplin, cermat, teliti, berwawasan jangka panjang dan bangga dengan hasil kerja

yang unggul. Kedua pilar ini akan membentuk prestasi perorangan, kelompok, perusahaan, daerah dan akhirnya Negara. Pilar kebudayaan memberikan makna pada manusia dan kema-nusiaan. Kebudayaan merupakan cara ber-fikir, bertingkah laku, bertindak, dan berkeya-kinan dalam sisitem kehidupan yang dipahami dan dipedomani bersama oleh seluruh anggota masyarakat yang akan membawa kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan.

Kemajuan hanya dapat dicapai jika memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas yang dapat ditempuh melului pendidikan. Orang Jepang memulai modernisasi dengan angka melek huruf 98%, struktur keluarga yang erat, memiliki etos kerja dan disiplin tinggi, serta rasa nasionalisme luar biasa. Mereka me-nyadari bahwa mereka merupakan manusia unggul tanpa merendahkan bangsa lain. Mer-eka, karena itu, mempelajari kelebihan bang-sa lain untuk digunakan dalam membangun bangsa sendiri. Pendidikan bagi mereka tidak hanya mengajarkan pengetahuan saja, yang lebih penting lagi sekolah menanamkan dis-iplin, kepatuhan, ketepatan, rasa hormat ter-hadap sesama, dan patuh kepada kaisar atau

Negara yang mencerminkan semangat nasi-onalisme tinggi. Dengan kepatuhan terhadap Negara, mereka meredam sikap kasar, cong-kak, culas dan sombong. Berarti kemajuan buat masyarakat Jepang bukan hanya dari segi intlektual tetapi juga dari segi moral. Socrates sekitar 2500 tahun yang lalu mengatakan bah-wa tujuan pendidikan adalah good and smart , good ditinjau dari aspek karakter, budi pekerti atau budaya, sedangkan smart ditinjau dari as-pek intlektual atau ilmu pengetahuan.

Dengan pengetahuan yang mereka pelajari dari sekolah, masyarakat Jepang sibuk membuat barang dengan menggunakan mesin. Yang ti-dak memiliki mesin, mereka terus berupaya membuat barang lebih banyak dengan tan-

gan dalam bentuk kerajinan rumah tangga. Mereka mempelajari distribusi barang yang lebih efisien dan mereka terus berlatih untuk berkompetisi. Pada awal industrialisasi, mer-eka membangun industri yang mereka yakini sudah biasa dikerjakan seperi industri katun dan sutra. Mereka membangun pabrik yang tidak menggoda orang manca negara untuk menirunya karena kebanyakan hanya dibutuh-kan oleh orang Jepang sendiri seperti sake,

miso dan kecap. Keberhasilan industri Jepang awalnya berkat kuatnya industri rumah tangga (machikouba) yang kemudian berkembang menjadi industri besar.

Pendidikan Berbasis LokalPendidkan berbasis lokal adalah sistem pen-didikan yang memberikan penekanan pada sumber daya lokal. Anak didik tidak merasa asing dengan lingkungan alam, geografis, so-sial, budaya, politik, sejarah tempat mereka dibesarkan dan tempat mereka akan hidup setelah sekolah nanti. Ancaman lebih lanjut dari pendidikan yang tidak berbasis budaya lokal adalah tidak termanfaatkannya kearifan lokal dan hilangnya budaya lokal yang meru-pakan potensi pembangunan yang tinggi. Ke-

hilangan budaya lokal akan men-gakibatkan keru-sakan alam dan disharmoni sos-ial dimasyarakat yang mengham-bat pembangunan. Oleh karena itu di-perlukan perlind-ungan teknologi lokal, dirancang sistem insentif bagii teknologi lokal, disusun regulasi kearifan lokal, didaftarkan kekayaan intle-ktual teknologi lokal, dan yang terpenting mema-sukan pengeta-

huan lokal dalam kurikulum wajib di sekolah.

Dari segi anggaran pendidikan, kita sudah merasa puas dengan alokasi 20% dari total anggaran APBN dan APBD, tetapi pendidikan tidak hanya serba material seperti ruang kelas yang bagus, laboratorium yang modern, buku perpustakaan yang lengkap, pendidikan guru yang tinggi, serta fasilitas olah raga dan seni

Page 5: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 20136 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 7

memadai. Penghayatan terhadap budaya me-liputi internalisasi sistem nilai pada anak di-dik kita jauh lebih penting dari fasilitas yang lengkap tersebut . Anak didik kita harus mam-pu beradaptasi dengan lingkungan masa depan dimana mereka hidup dan mampu memecah-kan masalah yang akan mereka hadapi nanti. Transformasi budaya harus menyentuh men-talitas meliputi cara berfikir, bertingkah laku, dan berkreasi . Tanpa menyentuh segi mentali-tas yang sesuai dengan budaya lokal, anak di-dik hanya mendapatkan sekedar hiasan intele-ktual pribadi dengan ijazah dan gelar semata tanpa ruang inovasi untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dalam memperbaiki kehidupan masa depan .

Dampak dari budaya global yang ingin serba cepat, instan, efisien, pragmatis, hidonis, dan materialistik telah juga masuk ke dunia pen-didikan. Pendidik kita cenderung mengikuti pola berfikir global tanpa memperhatikan bu-daya lokal. Kompetisi yang luar biasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mengaki-batkan system nilai dilanggar, terjadilah sifat hipokrit, dengan menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini mengakibatkan hidup kurang bermakna ( loose of spiritual vision) yang ditekan oleh ke-butuhan materi tanpa batas tersebut. Muatan budaya lokal dan penguatan aspek afektif dan psikomotorik dalam pengajaran sangat diper-lukan untuk menangkal pengaruh buruk glo-balisasi.

Pendidikan harus terus menerus diperbaharui sesuai dengan kondisi masa depan, pendidi-kan tidak boleh tertinggal dari kondisi masa depan. Pendidikan mendidik orang agar mengerti potensi lokal, kearifan lokal, penge-tahuan lokal, budaya lokal agar dapat dijadi-kan landasan dan perekat karakter nasional, sehingga dapat berkompetisi dengan perada-ban global. Tanpa mengerti sistem nilai lokal, generasi yang kita didik akan terombang-amb-ing tanpa pedoman dan karakter yang kuat . Pengalaman Jepang, awal kompetisi dengan industri global yaitu dengan cara membuat minuman lokal sake yang hanya dikonsumsi

oleh masyarakat lokal jepang, patut kita contoh. Kearifan lokal yang hanya digunakan oleh masyarakat lokal sep-erti mengolah makanan lo-kal umbi-umbian, gula aren, lebah madu dan batu hias dapat juga digunakan sebagai langkah awal bagi kita dalam pengembangan industri un-tuk dapat bersaing dengan masyarakat global.

Seringkali bahan ajar yang kita berikan kepada anak didik kita tidak pernah dimiliki, dilihat, dialami oleh mer-eka dalam kehidupan nyata. Gambar-gambar yang kita tampilkan dibuku pelajaran tidak pernah familiar dengan kehidupan mereka sehari-hari. Perlengkapan rumah tangga sep-erti kulkas, rice cooker (pemasak nasi), com-puter, sofa, TV, lampu belajar dan kelengka-pan rumah tangga standar kota tidak pernah terdapat di kampung mereka. Mereka merasa asing dengan bahan ajar yang mereka dapat-kan di sekolah. Sistem pendidikan seperti ini merupakan kekerasan terselubung dalam sistem pengajaran kita. Kita harus menyesuai-kan sistem pendidikan dengan budaya lokal agar mereka tidak tercabut dari akar budaya setempat.

Anak yang kita didik bukan merupakan robot, atau mesin produksi. Mereka adalah manusia yang memiliki keinginan, perasaan, harga diri,

pandangan hidup dan sifat manusia lainnya. Pandangan yang menganggap mereka faktor produksi seperti mesin yang dijalankan secara mekanik merupakan pandangan yang sangat menyesatkan. Semua dimensi kemanusian paripurna harus diajarkan dalam pendidikan secara terintegrasi yang sering disebut pendi-dikan holistik. Muatan pendidikan terintegrasi tersebut terdiri dari komponen sosial, budaya, agama, kebangsaan, fisik, seni, ilmu penge-tahuan dan teknologi serta keseimbangan. Penekanan pada salah satu dimensi saja akan mengakibatkan sikap hidup kesepian, hampa, dan terasing dari akar budaya dan alam setem-pat.

Pengetahuan keindraan didapat melalui metode eksperimental. Pengetahuan jenis ini dapat diketahui dengan menggunakan panca indra yang dapat diukur, dilihat, diamati yang bersifat emperis (ruang dan waktu). Pendi-dikan pengetahuan keindraan tidak dapat di-lakukan hanya dengan abstrak tetapi harus diajarkan dengan menggunakan benda yang sesungguhnya. Laboratorium yang ada ti-dak hanya merupakan laboratorium di dalam ruang kelas, akan tetapi harus dibangun labo-ratorium lapangan berupa laboratorium sek-tor primer seperti tanaman, tumbuhan, ternak,

perikanan, tanah, air, energi dan tambang. Laboratorium skunder yaitu sektor skunder terdiri dari industri pangan, kayu, pakaian, logam, dan sektor tersier terdiri dari industri kreatif, nano teknologi, seni, budaya, film, de-sainer dan informatika.

Penguatan KapasitasPendidikan ditujukan untuk melatih ke-mandirian, membangun karakter dan men-transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan bukan untuk membentuk ses-eorang sesuai dengan keinginan guru, orang tua murid atau sekolah, tetapi memfasilitasi anak didik sesuai dengan kapisitasnya ma-sing-masing. Pendidikan holistik emperis dapat memberi ruang meningkatkan kapasi-tas potensial setiap individu sehingga setiap individu dapat berkreasi dan bekerja sesuai dengan kemapuan dan keinginannya masing-masing. Kita tidak mungkin berharap anak di-dik kita yang tuna netra untuk menjadi supir; kita tidak berharap anak didik kita yang patah kaki menjadi pemain bola kaki, tetapi mereka ini dapat menjadi pengrajin dan penulis yang handal. Pendidikan harus mampu menemukan kesesuaian dengan potensi yang dimiliki anak didik.

Page 6: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 20138 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 9

Pengetahuan yang didapat dari pendidikan dan pengalaman dapat diimplemtasikan melalui inovasi dalam kehidupan sehari-hari yang sering disebut kompetensi. Prioritas utama yang kita lakukan adalah memberi ruang ber-kreasi semua orang untuk menerapakan ilmu pengetahuan dalam tindakan. Ruang berkrea-si hendaknya difasilitasi sehingga kapasitas individu, organisasi, sistem dan masyarakat secara keseluruhan dapat berkembang. Ru-ang berkreasi dapat dilbangun apabila sistem pendidikan sejalan dengan potensi lokal dan budaya lokal. Kelembagaan yang dapat men-dukung inovasi hendaknya disusun seperti sistem upah, kesehatan, penghargaan, jarin-gan, hubungan profisional , hubungan sosial dan karir diperhatikan.

Aktivitas masyarakat yang produktif secara bersama-sama pada aktivitas sehari-hari ber-interaksi dengan lingkungannya dalam menin-gkatkan kesejahteraan melalui proses belajar panjang akan memperkuat kompetensi. Kom-petensi masyarakat terbagi dalam dua model yaitu pertama, kompetensi tanggung jawab mereka untuk mensejahterakan masyarakat melalaui pemanfaatan sumberdaya yang ada disekitarnya dengan menggunakan kekuatan sendiri. Kedua, masyarakat meyakini akan kapasitas mer-eka sendiri untuk melakukan peker-jaan berlandas-kan kekuatan dari dalam. Keyaki-nan ini merupakan kepercayaan diri masyarakat (Self confidence) un-tuk bekerja den-gan menggunakan pengetahuan lokal yang mereka mi-liki melalui proses belajar yang pan-jang. Kompetensi ini merupakan modal dasar dalam mening-

katkan produktivitas individu dan komunitas sekaligus dapat memelihara kesinambungan pembangunan.

Persyaratan dasar pengembangan kapasitas adalah terletakpada besarnya tingkat pen-getahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan dilanjutkan den-gan pelatihan formal, dan pengalaman dari pengetahuan lokal dapat memperkuat kapa-sitas individu. Pengalaman lokal dapat mem-produksi pengetahuan dan pengetahuan dapat diimplementasikan apabila semua pihak dapat berkontribusi sehingga peradaban semakin lama semakin meningkat. Semua pihak di-maksud adalah petani, buruh tani, pemerintah desa, LSM, pemuda, perempuan desa, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain-lain. Pengetahuan dan pengalaman memiliki hubungan saling mengisi satu dengan lainnya.

Energi InternalPembanguanan masyarakat yang sekarang se-harusnya kita lakukan lebih ditekankan pada pembangunan yang menggunakan energi dari dalam masyarakat yaitu energi internal den-gan pendekatan keswadayaan. Energi internal dapat berupa kompetensi, kapabilitas, kapasi-tas, dalam pengelolaaan Sumber Daya Alam

(SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), Sum-ber Daya Buatan (SDB) dan Sumber Daya Sosial Budaya (SDSB). Swadaya merupakan perwujudan dari kompetensi individu atau ke-lompok untuk membangun diri mereka send-iri. Memperkuat kapasitas masyarakat akan menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi dalam membangun dirinya sendiri merupakan bagian penting pembangunan keswadayaan.

Energi internal dari SDA sangat menentukan dalam pembangunan swadaya. Pengenalan terhadap SDA lokal seperti tanah, lahan, air, cuaca, tanaman, tumbuhan,hewan, jasad re-nik dibutuhkan secara terinci. Pengelolaan sumberdaya lokal ini ada yang dapat dilaku-kan sendiri secara perorangan; ada yang dapat dilakukan dengan keluarga; ada yang harus dikerjakan dengan tetangga; juga ada yang melalui komunitas; bahkan ada yang harus dikerjakan melalui keterlibatan lebih banyak pihak. Tindakan yang dilakukan secara ber-sama ini akan memproduksi institusi sosial lokal. Aktivitas bersama untuk kepentingan bersama dan menyadari masalah ini meru-pakan kebutuhan bersama, biasanya meru-pakan aktivitas terpola dan melembaga serta dipatuhi oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini merupakan kekuatan internal masyarakat lokal yang merupakan modal sosial dan bu-daya yang sangat penting dan utama dalam pembangunan.

Masyarakat lokal memiliki kompetensi dalam memanfaatkan dan memelihara sumber daya pembangunan yang terdapat di desa. Sumber-daya buatan seperti jalan dimanfaatkan sesuai dengan dengan peruntukannya dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Kerusakan jalan akan diperbaiki secara bersama dengan go-tong royong. Pelanggaran peruntukan jalan

biasanya dilaku-kan oleh masyara-kat eksternal desa. Sumber daya so-sial budaya yang merupakan Insti-tusi lokal dapat berfungsi untuk menyaring mana aktivitas yang benar mana yang salah, mana yang baik dan yang bu-ruk, mana yang pantas dan yang tidak pantas. Kes-emua modal sosial ini berpadu secara

harmoni dalam masyarakat lokal sehingga terjadilah kesalehan sosial.

Energi internal yang digunakan dalam pem-bangunan merupakan energi utama, Penggu-naan energi internal bukan berarti melarang energi eksternal untuk dimanfaatkan. Eneri eksternal membantu apabila belum ditemukan atau belum lengkapnya energi internal untuk memecahkah masalah yang dihadapi. Hibrid-isasi energy internal dan eksternal akan mem-percepat kemajuan pembangunan masyara-kat. Keutamaan penggunaan energi internal agar manusia sebagai pusat peradaban dapat menemukan identitas , makna, tujuan hidup, keharmonisan dengan alam, nilai, keseimban-gan, kebangsaan dan keagamaan di dalam ke-hidupan. Tidak mungkin pembangunan akan berhasil secara swadaya tanpa menggunakan kekuatan energy internal sebagai pilar utama pembangunan menuju masyarakat madani.(*)

Page 7: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201310 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 11

Ajang PemilihanDuta Wisata Kaur 2013

Wonderful Indonesia. Begitulah tagline pari-wisata Indonesia yang resmi dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif. Tagline singkat tersebut dibuat dengan ha-rapan untuk menarik kunjungan wisatawan

mancanegara ke tanah air sebanyak mungkin. Upaya tersebut selayaknya didukung oleh semua kalangan karena industri pariwisata bersifat multiplier effects.

Perhelatan duta wisata yang digelar di Kabu-paten Kaur menyedot antusiasme yang tinggi dari putra-putri daerah. Menurut Exa Vero-renggi, ST selaku Ketua Panitia Pemilihan Duta Wisata kaur, melalui pemilihan Duta wisata 2013 diharapkan dapat mewakili Ka-bupaten Kaur dalam upaya mempromosikan potensi wisata, juga diharapkan bisa menjadi sosok yang kreatif, inovatif, percaya diri, ber-pengalaman, dan berjati diri dalam mengenal-kan wisata Kaur. tentu saja Hal itu ditunjang oleh penampilan yang simpatik dan diarahkan untuk menggapai terwujudnya generasi yang berkualitas, santun, dan berdedikasi dalam melestarikan budaya, serta berperan aktif dalam promosi pariwisata.

Penyelenggaraan pemilihan duta wisata meru-pakan bagian integral dari pembangunan dunia pariwisata serta pelestarian nilai-nilai seni dan budaya Kaur. Sebanyak 45 putra-putri berasal dari penjuru Kaur terdiri dari 19 orang putra dan 26 putri yang turut ambil bagian pada Ajang pemilihan Duta Wisata Kaur. Even ini merupakan yang ke-6 kalinya sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008.

Kriteria penilaian duta wisata senantiasa dit-ingkatkan kualitasnya dengan menitikberat-kan kepada keterpaduan seluruh komponen penilaian secara menyeluruh. Hal itu me-nyangkut perpaduan terbaik dari aspek-aspek umum, pengetahuan sejarah dan kebudayaan, pariwisata, public speaking, etika perilaku dan busana, penguasaan bahasa, psikologi dan pengembangan diri. Peserta diwajibkan me-lalui tahapan-tahapan sistem penilaian yang menjadi standarisasi panitia yang tentu saja mengedepankan aspek-aspek diatas. Pada Grand Final yang dilaksanakan di Taman Bineka Kaur pada tanggal 18 November 2013 terpilihlah Alan Yudha Bagaskara dan Tia Septriana sebagai pasangan duta Wisata Kabu-paten Kaur 2013. Keduanya berhak mewakili

Page 8: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201312 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 13

Kaur pada pemilihan Bujang Gadis Bengkulu serta Putri Pariwisata Provinsi Bengkulu.

Perlu diketahui, ajang pemilihan duta wisata merupakan atraksi wisata yang bertujuan me-lestarikan budaya daerah, sekaligus sarana pengembangan potensi bakat, kreativitas, ke-cerdasan para generasi muda untuk menjadi figur yang dapat berperan dalam mempro-mosikan kekayaan seni, budaya dan pariwisata serta menghilangkan citra sebagai pelengkap kegiatan atau pajangan saja. Melalui ajang ini, para finalis duta wisata diharapkan dapat me-miliki disiplin, dedikasi, dan tanggung jawab yang tinggi untuk membantu pemerintah dae-rahnya dalam memamerkan serta mempro-mosikan keanekaragaman kebudayaan daerah kepada wisatawan. Sebagai duta wisata, selain harus mampu mempromosikan dunia wisata daerahnya tetapi juga harus mampu memban-tu pemerintah daerah mengajak warga untuk menjaga budaya bersih, indah, dan tertib yang akhirnya menghasilkan masyarakat yang ber-sih, bermoral, serta bermental baik. Di samp-ing itu, pemilihan duta wisata diharapkan juga mampu menjadi inspirator dan motivator bagi generasi muda dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat.

Seorang Duta Wisata juga membutuhkan

suatu bentuk kepribadian baik yang dibutuh-kan untuk bersosialisasi dengan masyarakat luas. Beberapa kepribadian yang diperlukan sebagai seorang Duta Wisata di antaranya:

KetulusanKetulusan menempati peringkat pertama se-bagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan akan membuat orang lain merasa aman dan dihargai. Orang yang tu-lus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, mencari-cari alasan, atau me-mutar-balikkan fakta.

Kerendahan HatiBerbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengung-kapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat ji-wanya yang bisa bersikap rendah hati. Bagai-kan sebatang padi semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa men-gakui dan menghargai keunggulan orang lain.

KesetiaanKesetiaan sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya. Orang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkor-ban, dan tidak suka berkhianat.

Bertanggung jawabOrang yang bertanggung jawab akan melak-sanakan kewajibannya dengan sungguh-sung-guh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak mencari kambing hitam untuk dis-alahkan. Bahkan, kalau dia merasa kecewa atau sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapa pun. Dia menyadari bahwa dirinya send-irilah yang bertanggung jawab atas apa pun yang dialami dan dirasakannya.

Percaya DiriRasa percaya diri memungkinkan sesesorang menerima dirinya sebagaimana adanya, meng-hargai dirinya, dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dengan baik.

Kebesaran JiwaKebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya di-kuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ke-tika menghadapi masa-masa sukar dia, tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

EmpatiEmpati adalah sifat yang sangat mengagum-kan. Orang yang berempati bukan saja pen-dengar yang baik, tapi bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik, dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Diharapan duta wisata ke depan semakin

berkembang dan berfungsi sebagai duta pari-wisata dan duta budaya. Sehingga bisa dilihat hasilnya bukan hanya dilihat dari segi umum saja. Karena kita tidak bisa menilai segala sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja. Secara konkret, seorang presiden pun tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam menjalankan dan mengatur sebuah negara. Apalagi hanya seorang duta wisata yang ti-dak mudah mendapatkan segala fasilitas un-tuk melakukan promosi budaya dan promosi wisata. Namun, perlu diakui bahwa ajang pe-milihan duta wisata dapat membawa peruba-han dalam pribadi dan tingkah laku para gen-erasi muda, karena setelah mengikuti ajang pemilihan duta wisata, rasa cinta budaya men-jadi semakin mengental di dalam diri.(*)

Page 9: Info Pusaka Edisi VI

Uni Eropa - British CouncilProgram Peningkatan Pendidikan Dasar Melalui Penguatan Kapasitas

Pemerintah Daerah, Lembaga Non Pemerintah, dan Sekolahdi Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu

Profil:PERPUSTAKAAN DAERAHKABUPATEN KAUR

Page 10: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201316 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 17

Perpustakaan merupakan salah satu lem-baga pelayanan masyarakat yang bertujuan mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan dituntut untuk selalu berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan wa-wasan masyarakat di sekitarnya dengan me-nyediakan bacaan-bacaan yang dapat menun-jang tujuan tersebut. Perpustakaan harus melakukan pelayanan terbaik bagi masyara-kat.

Para pelaku dunia perpustakaan di Provinsi Bengkulu, khususnya Kabupaten Kaur perlu ikut berbangga hati dengan prestasi yang di-peroleh Perpustakaan Daerah Kaur yang ma-sih dianggap seumur jagung. pada perhelatan lomba perpustakaan tingkat nasional, per-pustakaan daerah kabupaten kaur yang me-wakili provinsi bengkulu dalam ajang tersebut mendapat peringkat 6 terbaik di tingkat na-

sional. Hal tersebut menjadi sebuah suntikan semangat baru bagi perpustakaan lain baik itu perpustakaan desa untuk membangun dan mengembangkan perpustakaan masing-mas-ing menjadi lebih baik lagi.

Perpustakaan daerah Kabupaten Kaur pada umumnya memiliki masa kunjung dan pelay-anan pada jam kerja atau siang hari. senin sampai sabtu dimulai sejak jam 7.30 s.d 16.00 wib: sedangkan pada hari jumat, Perpustakaan Daerah Kabupaten Kaur hanya buka sampai pukul 13.00 wib.

Jenis PelayananJenis layanan yang dimiliki dapat mempenga-ruhi jumlah pengunjung perpustakaan.Semakin banyak jenis layanan tentu akan leb-ih menarik minat pemustaka untuk meman-faatkan perpustakaan tersebut.

Perpustakaan daerah pada umumnya memiliki beberapa layanan informasi diantaranya :Layanan sirkulasi yaitu kegiatan melayani pe-mustaka dalam pemesanan, peminjaman dan pengembalian bahan pustaka beserta peny-elesaian administrasinya. Hal ini dilakukan di kantor perpustakaan yang bersangkutan.Dalam pelayanan ini pengunjung datang ke perpustakaan, membawa syarat untuk menjadi anggota perpustakaan dan mendapatkan kartu anggota perpustakaan. Kartu anggota tersebut dapat dimanfaatkan untuk meminjam buku sesuai ketentuan yang ada pada masing-mas-ing perpustakaan. Setelah dipinjam kemudian koleksi bahan pustaka yang dipinjam dikem-balikan sesuai jadwal seperti yang tertera pada sampul belakang bagian dalam. Pada um-umnya di perpustakaan daerah diberlakukan masa peminjaman selama satu minggu.

Layanan deposit merupakan koleksi terbitan pemerintah maupun terbitan lain dari hasil terbitan yang diserahkan ke perpusda sebagai pelaksanaan Undang-undang no 4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam Indonesia.

Layanan perpustakaan keliling yaitu layanan perpustakaan yang bergerak dengan meng-gunakan kendaraan darat, dalam hal ini Per-pustakaan Kabupaten Kaur mengerahkan 2 unit kendaraan Roda Empat serta 5 Buah

kendaraan Roda Dua untuk melayani ma-syarakat yang butuh informasi. Layanan ini memberikan layanan sirkulasi yang diberikan pada masyarakat di daerah-daerah dengan cara mendatangi pemustaka dengan beberapa petu-gas yang siap memberikan pelayanan. Den-gan kata lain pelayanan perpustakaan keliling lebih mendekatkan bahan pustaka kepada pe-mustaka dengan mendatangi di tempat-tempat mereka berada seperti di kecamatan, desa, sekolahan, TBM dan lain sebagainya yang masih dalam wilayah kerja perpustakaan yang bersangkutan.

Layanan ini diberikan untuk men-jangkau daerah-daerah terpencil yang jauh dari kota. Layanan ini tidak diberikan setiap namun di-jadwalkan sesuai kebutuhan. Bisa seminggu dua kali bahkan tak ja-rang tiga kali dalam satu minggu.

Layanan rujukan/Referensi yaitu kegiatan memberikan informasi kepada pemustaka perpustakaan dalam bentuk pemberian layanan cepat dan atau bimbingan pemakai sumber.

Layanan penelusuran literatur yai-tu kegiatan mencari atau menentu-

Page 11: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201318 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 19

kan kembali semua kepustakaan rujukan yang pernah terbit atau pernah ada mengenai suatu bidang tertentu.

Bimbingan pemakai yaitu layanan yang di-berikan kepada pengunjung atau pemustaka baru perpustakaan. Layanan ini memberikan penjelasan cara penggunaan perpustakaan me-liputi tempat, jenis layanan, prosedur pelay-anan, syarat anggota dan lain sebagainya.

Layanan bercerita pada anak-anak yaitu lay-anan bercerita kepada anak-anak dengan ber-bagai teknik bercerita mengenai suatu buku atau beberapa buku bacaan yang dimiliki perpustakaan. Hal ini bertujuan untuk menarik minat anak-anak untuk mem-baca bukunya sendiri.

Membina kelompok pembaca yaitu ke-giatan memberikan bimbingan dan ara-han terhadap kelompok pembaca, diskusi dalam bidang-bidang tertentu dengan mengintensifkan penggunaan koleksi perpustakaan.

Layanan internet dan atau wifi/hotspot yaitu pelayanan perpustakaan yang di-berikan dengan menyediakan sarana internet dan wifi/hotspot. Perpustakaan menyediakan perangkat internet dan atau wifi/hotspot yang dapat dimanfaatkan secara gratis dan dengan kapasitas yang memadai untuk penggunaan bersama-sama.

Jenis layanan tambahan yang diberikan apa-bila perpustakaan telah memiliki koleksi digi-tal dan atau memiliki situs perpustakaan digi-tal yang pada tahun-tahun terakhir ini mulai dikembangkan atau dikenal dengan sebutan layanan digital library. Digital Library atau perpustakaan digital merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang menye-diakan layanan penelusuran data secara utuh atau sebagian akan tetapi dalam bentuk format elektonik. pada saat ini, Perpustakaan Daerah Kabupaten Kaur sedang berupaya mengem-bangkan Digital Library dengan melakukan survey ke perpustakaan di daerah lain. Di-

harapkan seiring berjalannya waktu dan ma-kin berkembangnya teknologi ICT kedepan-nya Perpustakaan Daerah Kabupaten Kaur memiliki pelayanan yang memuaskan.

PegawaiJumlah personil atau tenaga yang ada dapat mempengaruhi kegiatan pelayanan. Apabila personil terbatas tentu perpustakaan tidak akan mampu untuk menambah jam kunjung dan jam layanan. Tentu dalam hal ini analisis kebutuhan pegawai sangat berpengaruh dan kemampuan daerah untuk pengadaan pegawai baru juga menjadi pertimbangan tersendiri.

Selain jumlah pegawai, kemampuan pegawai juga mempengaruhi kualitas pelayanan.Jumlah karyawan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kaur sampai saat ini (Desember 2013) sebanyak 39 Orang, yang terdiri dari 24 orang PNS dan 15 orang tenaga Honorer/Kontrak dengan rincian sebagai beri-kut :Kepala Kantor : 1 Orang, Ka. Subbag TU : 1 Orang, Ka. Seksi : 3 Orang, Pelaksana PNS : 19 Orang Pelaksana (Honorer/Kontrak) : 15 Orang

Biaya dan anggaranKetersediaan anggaran sangat mempengaruhi penambahan jam kunjung perpustakaan. Hal ini dapat dimaklumi dikarenakan setiap pega-wai tentu cenderung berangkat pada jam kerja sedangkan tambahan malam hari merupakan kegiatan lembur. Hal ini tentu berdampak pada jumlah anggaran.

Pendanaan Perpustakaan Daerah Kabupaten Kaur bersumber dari APBD Kabupaten Kaur.Jumlah Anggaran 2008 Rp.168.559.200,-Jumlah Anggaran 2009 Rp.198.579.500,-Jumlah Anggaran 2010 Rp.199.658.000,-Jumlah Anggaran 2011 Rp.201.739.000,-Jumlah Anggaran 2012 Rp.207.200.000,-Jumlah Anggaran 2013 Rp.218.345.000,-

Jumlah koleksiJumlah koleksi yang dimiliki akan berpenga-ruh pada jumlah kunjungan pemustaka. Apa-bila koleksi yang dimiliki perpustakaan tidak memenuhi atau tidak bisa memberikan kepua-

san seperti yang diharapkan pemustaka tentu belum perlu dilakukan perpanjangan masa kunjung perpustakaan sampai malam hari.Dalam hal ini, Perpustakaan Daerah Kabupat-en Kaur per mei 2013 memiliki koleksi 6.668 Judul dan 16.276 exemplar

PengunjungPengunjung akan mempengaruhi layanan yang diberikan. Semakin banyak pengun-jung lebih baik jika diberikan kesempatan waktu yang lebih lama untuk memanfaatkan perpustakaan. Hal ini juga dipengaruhi oleh budaya pemustaka di daerah tersebut.Pengun-jung yang memiliki karakter beraneka ragam juga berhak mendapatkan tempat dan layanan yang berbeda-beda pula.

Perpustakaan Daerah Kabupaten Kaur telah menerbitkan Ratusan Kartu Anggota dengan rincian sbb: Mahasiswa/Pelajar : 250 Orang,

Dosen/Guru : 15 Orang, Pegawai Negeri : 176 Orang, Lain-lain : 87 Orang. Selain terdaftar sebagai anggota, terdapat puluhan pengunjung yang datang setiap harinya, tak jarang disaat mendekati Ujian baik itu sekolah ataupun Universitas yang ada di Kabupaten Kaur, pen-gunjung Perpustakaan Kaur membludak.

Sarana dan PrasaranaFasilitas, merupakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh perpustakaan demi memberikan layanan yang meliputi : Gedung atau ruangan; Transportasi; Mebelair; Pera-latan Komunikasi; Peralatan Teknologi Infor-

masi dan Rambu-rambu Perpustakaan.

Pelayanan perpustakaan yang diberikan kepada pemustaka semestinya merupak-an pelayanan yang prima yaitu pelayanan yang baik sesuai dengan standar pelay-anan yang berlaku atau dimiliki oleh in-stansi yang memberikan pelayanan dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

Tiga komponen utama yang harus dimil-iki perpustakaan dalam melaksanakan pelayanan prima: Pemberdayaan sumber daya insani dan sumber daya non-insani

(human resources and non-human resources), pelayanan yang tidak bersifat menunggu (ser-vices), pemberdayaan pemustaka (users’s em-powering).

Tujuan pelayanan ini memberikan layanan yang dapat memenuhi dan memuaskan pe-mustaka atau masyarakat pengguna serta memberikan fokus pelayanan kepada pemus-taka serta memberdayakan masyarakat teru-tama pada perpustakaan daerah.

Berdasarkan penjelasan tersebut jelas dibu-tuhkan kejelian, keseriusan, kemampuan dan kemauan perpustakaan secara institusi mau-pun pengelolanya selaku pelaksana kegiatan agar dapat memberikan layanan yang optimal dalam rangka memberikan kepuasan kepada pemustaka. Perpustakaan dapat memberikan pelayanan maksimal dan meningkatkan pem-berdayaan masyarakat.(*)

Page 12: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201320 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 21

Pemberian bantuan sosial disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan dilakukan secara selektif serta setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib yang ditetap-kan dalam Peraturan Perundang-Undangan. Pemberian bantuan sosial ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memper-hatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat.Kegiatan dan program Bantuan Sosial (Ban-sos) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmi-grasi yang saat ini sedang dijalankan antara lain :

Kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH)Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kuali-tas sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendi-dikan dan kesehatan.

Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai bantuan tunai bersyarat akan membantu ibu-ibu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anak dalam hal kesehatan

dan pendidikan, utamanya bagi balita, anak prasekolah, dan anak sekolah, anak usia dasar SD dan SMP. Program Keluarga Harapan ini akan berjalan selama 6 tahun dengan kucuran dana rata-rata per Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM).

Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengu-rangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian tar-get.

Secara khusus tujuan Program Keluarga Ha-rapan antara lain : Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM.

Kabupaten Kaur Ta-hun 2013 mendapat Program Keluarga Harapan (PKH) se-banyak 8 (delapan) Kecamatan, yaitu : Ke-camatan Kaur Utara sebanyak 200 RTSM, Kecamatan Kelam Tengah sebanyak 238 RTSM, Kecamatan Kinal sebanyak 195 RTSM, Kecamatan Maje sebanyak 308

RTSM, Kecamatan Muara Sahung sebanyak 222 RTSM, Kecamatan Nasal sebanyak 380 RTSM, Kecamatan Padang Guci Hulu seban-yak 333 RTSM, Kecamatan Tanjung Kemun-ing sebanyak 299 RTSM

Program Keluarga Hara-pan (PKH) dilaksanakan oleh UPPKH Pusat, UP-PKH Kabupaten/Kota dan Pendamping PKH. Pelak-sana memegang peran penting dalam menjamin keberhasilan PKH. UP-PKH Pusat - merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program. UP-PKH Pusat juga melakukan pengawasan perkemban-gan yang terjadi di tingkat daerah serta menyediakan bantuan yang dibutuhkan.

UPPKH Kab/Kota - melaksanakan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari kecamatan ke pusat dapat berja-lan dengan baik dan lancar. UPPKH Kab/Kota juga berperan dalam mengelola dan menga-wasi kinerja pendamping serta memberi ban-tuan jika diperlukan.

Pendamping - merupakan pihak kunci yang

BANTUAN SOSIAL -BANSOS-Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya re-

siko sosial.

Page 13: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201322 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 23

menjembatani penerima manfaat dengan pihak¬pihak lain yang terlibat di tingkat ke-camatan maupun dengan program di tingkat kabupaten/kota. Tugas Pendamping termasuk didalamnya melakukan sosialisasi, penga-wasan dan mendampingi para penerima man-faat dalam memenuhi komitmennya.Dalam pelaksanaan PKH terdapat Tim Koor-dinasi yang membantu kelancaran program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas

menyampaikan informasi berupa undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan dan seterusnya serta menyampaikan bantuan ke tangan penerima manfaat langsung. Selain tim ini, juga terdapat lembaga lain di luar struk-tur yang berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan PKH, yaitu lembaga pelayanan kes-ehatan dan pelayanan pendidikan di tiap keca-matan dimana PKH dilaksanakan.

Pendamping merupakan aktor penting dalam mensukseskan PKH. Pendamping adalah pelaksana PKH di tingkat kecamatan. Pendamping diperlukan karena:1. Sebagian besar orang miskin tidak memi-liki kekuatan, tidak memiliki suara dan ke-mampuan untuk memperjuangkan hak mereka yang sesungguhnya. Mereka membutuhkan pejuang yang menyuarakan mereka, yang

membantu mereka mendapatkan hak.2. UPPKH Kabupaten/Kota tidak memiliki kemampuan melakukan tugasnya di seluruh tingkat kecamatan dalam waktu bersamaan. Petugas yang dimiliki sangat terbatas sehing-ga amatlah sulit mendeteksi segala macam permasalahan dan melakukan tindak lanjut dalam waktu cepat. Jadi pendamping sangat dibutuhkan. Pendamping adalah pancaindera

PKH.

Jumlah pendamp-ing disesuaikan den-gan jumlah peserta PKH yang terdaftar di setiap kecamatan. Sebagai acuan, se-tiap pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM peserta PKH. Selan-jutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator pendamp-ing. Pendamping menghabiskan seba-gian besar waktunya dengan melakukan kegiatan di lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung dan berdiskusi dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendi-dikan, pemuka daerah maupun dengan peserta itu sendiri. Pendamping juga bisa ditemui di UPPKH Kabupaten/Kota, karena paling tidak sebulan sekali untuk menyampaikan pem-baharuan dan perkembangan yang terjadi di tingkat kecamatan.Lokasi kantor pendamping sendiri terletak di UPPKH Kecamatan yang berada di kantor ca-mat.

Secara kelembagaan, Pendamping melapor-kan seluruh kegiatan dan permasalahannya ke UPPKH Kabupaten/Kota. Pendamping memi-liki tugas yang sangat penting dalam pelaksa-naan program di lapangan, yaitu:1. Tugas Persiapan ProgramTugas persiapan program meliputi pekerjaan yang harus dilakukan Pendamping untuk mempersiapkan pelaksanaan program. Keg-iatan ini dilaksanakan sebelum pembayaran pertama diberikan kepada penerima manfaat.• Menyelenggarakan pertemuan awal dengan seluruh peserta PKH;• Menginformasikan (sosialisasi) program ke-pada RTSM peserta PKH dan mendukung so-

sialisasi kepada masyarakat umum;• Mengelompkan peserta kedalam kelompok yang teridiri atas 20-25 peserta PKH untuk mempermudahkan tugas pendampingan;• Memfasilitasi pemilihan Ketua Kelompok ibu-ibu peserta PKH (selanjutnya disebut Ket-ua Kelompok saja);• Membantu peserta PKH dalam mengisi For-mulir Klarifikasi data dan menandatangani su-rat persetujuan serta mengirim formulir terisi kepada UPPKH Kabupaten/Kota;• Mengkoordinasikan pelaksanaan kunjungan awal ke Puskesmas dan pendaftaran sekolah.

2. Tugas Rutin Pendamping :• Menerima pemutakhiran data peserta PKH dan mengirimkan formulir pemutakhiran data tersebut ke UPPKH Kabupaten/kota;• Menerima pengaduan dari Ketua Kelompok dan/atau peserta PKH serta dibawah koordi-nasi UPPKH Kabupaten/Kota melakukan tin-daklanjut atas pengaduan yang diterima (Lihat Pedoman Operasional Sistem Pengaduan Ma-syarakat).• Melakukan kunjungan insidentil khususnya kepada peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen;• Melakukan pertemuan dengan semua peserta setiap enam bulan untuk re-sosialisasi (pro-

Page 14: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201324 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 25

gram dan kemajuan/perubahan dalam pro-gram)• Melakukan koordinasi dengan aparat setem-pat dan pemberi pelayanan pendidikan dan kesehatan;• Melakukan pertemuan bulanan dengan Ket-ua Kelompok;• Melakukan pertemuan bulanan dengan Pelayan Kesehatan dan Pendidikan di lokasi pelayanan terkait.• Melakukan pertemuan triwulan dan tiap se-mester dengan seluruh pelaksana kegiatan: UPPKH Daerah, Pendamping, Pelayan Kes-ehatan dan Pendidikan.

Program penanggulangan kemiskinan perdesaan melalui Kelompok Usaha Ber-sama (KUBE)Kabupaten Kaur Tahun 2013 mendapati ban-tuan stimulan modal Usaha Ekonomi Produk-tif (UEP) sebanyak 20 (dua puluh) KUBE dengan jumlah bantuan 20 juta per kelompk. Untuk Kecamatan Nasal terdiri dari Desa Air Pahlawan 2 (dua) kelompok, Desa Sumber Harapan 4 (empat) kelompok dan Desa Batu Lunggung 4 (empat) kelompok. Sedangkan Kecamatan Maje terdiri dari Desa Tanjung Baru 2 (dua) kelompok, Desa Suka Menanti 2 (dua) kelompok, Desa Way hawang 2 (dua) kelompok, Desa Linau 2 (dua) kelompok, dan Desa Bakal Makmur 2 (dua) kelompok.Program kegiatan ini berdasarkan dengan UU RI No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, UU No. 13 Tahun 2011 tentang Penan-ganan Fakir Miskin dan Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan Kes-ejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin.

Program Keserasian SosialKegiatan program keserasian sosial berdasar-kan UUD Negara RI Tahun 1945 pasal 33 dan pasal 34, UU No. 24 Tahun 2007 tentang pen-anggulangan bencana dan UU No. 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial. Melalui Direktoral perlindungan sosial bencana sos-ial Kementrian Sosial RI telah di alokasikan dana keserasian sosial ke Kab. Kaur untuk 4 (empat) desa masing-masing mendapati dana Rp. 109.000.000 (seratus Sembilan juta rupi-

ah). Desa-desa yang mendapati dana tersebut antara lain : Desa Beriang Tinggi Kecamatan Tanjung Kemuning, Desa Ulak Bandung Ke-camatan Muara Sahung, Desa Muara Sahung Kecamatan Muara Sahung, Desa Padang Ma-nis Kecamatan Kaur Utara

Tujuan keserasian sosial berbasis masyarakat yang sangat mendasar adalah mewujudkan integrasi sosial, penerimaan sosial (social ac-ceptance) dalam tatanan hidup berdampingan secara damai melalui sistem dan mekanisme kerukunan sosial di antara kelompok masyara-kat. Fungsi dari keserasian sosial adalah mem-baurkan kembali para korban bencana sosial dengan masyarakat dalam sistem kehidupan bersama. Dengan nilai dasar inilah diharapkan keseimbangan, kesetaraan dan keharmonisan dapat terwujud masyarakat tanpa konflik.

Dana yang diberikan kepada masing-masing desa tersebut digunakan untuk membangun in-frastruktur dan fasilitas umum desa, sehingga selain sasaran fisik sebagai wadah penyatuan warga juga mendapat sasaran non-fisik yaitu warga hidup dalam kebersamaan dan gotong royong serta menjalankan ibadah.

Taruna Siaga Bencana (TAGANA)Alasan lahirnya Tagana adalah adanya reaksi dari sebagian besar kaum muda di desa/ke-lurahan di sebagian besar wilayah Republik Indonesia yang kurang puas terhadap kurang berfungsinya sistem penanggulangan bencana informal. Penanggulangan bencana informal adalaah unsur potensi penanggulangan ben-cana berbasis masyarakat, agar potensi pen-anggulangan bencana yang ada di masyarakat dapat berfungsi secara optimal diperlukan proses pembelajaraan agar lebih handal. Un-tuk itu diperlukan upaya-upaya pelatihan dan pendidikan, maka dapat dipastikan tidak akan tercipta masyarakat yang handal dalam penanggulangan bencana sebagai bentuk ke-siapsiagaan untuk menghadapi bencana yang akan datang.

Pelatihan hanyalah sebuah proses panjang yang hasilnya tidak dapat lansung terlihat

dan terbukti menjadi handal karena pelatihan adalah sebuah proses, maka akselerasi pros-es dapat dipengaruhi berbagi aspek. Aspek-aspek itulah yang akan menentukan keber-hasilan suatu proses untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menngingat suatu pedoman pelatihan hanyalah media statis dan pasif, maka pengembangan kemampunan individu-individu Tagana diharapkan dapat ditambah dari pengalaman-pengalaman empirik pada kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana praktis.

Saat ini anggota Tagana di Kab. Kaur berjum-lah 63 orang, adapun beberapa tugas Tagana antara lain :1. Pra Bencana (sebelum terjadinya bencana)- Melakukan pendataan wilayah rawan ben-cana di daerah bersangkutan- Melakukan kajian dan analisa resiko bencana- Menghimpun potensi dan sumber Pra Ben-cana- Melakukan penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat serta membentuk Kampung Siaga Bencana. - Melakukan penguatan jaringan kerjasama- Menyusun rencana aksi Pra Bencana- Melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi

2. Tanggap Darurat (saatnya terjadi bencana)- Mengaktifkan semua sistem- Menghimpun data dan informasi- mengerahkan semua potensi- Menyalurkan bantuan dan penyelenggaraan dapur umum- melakukan antisipasi dampak bencana lan-jutan- Menyiapkan bantuan lanjutan3. Pasca Bencana- Membuat catatan dampak bencana- Menyusun rencana rehabilitasi- Melakukan kajian dampak bencana- melakukan rujukan- melakukan evaluasi- menyusun laporan Pra Bencana Prospek tagana antara lain adalah : Tagana di-harapkan menjadi unsur pertama yang mem-beri pertolongan dan peduli dalam penang-gulangan bencana dengan semboyan “we are the fisrt to help and care”. Tagana diharapkan menjadi unsure terdepan untuk member pelay-anan, perlindungan dan rehabilitasi sosial “we are the front liner to social services, protection and rehabilitation”. Tagana diharapkan men-jadi unsure pemersatu untuk melindungi per-bedaan kepentingan masyarakat “we are the great to unity”(*)

Page 15: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201326 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 27

Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyara-kat seutuhnya termasuk di dalamnya adalah

pelayanan kesehatan gigi dan mulut khusus-nya pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

termasuk di Kabupaten Kaur. Di Kabupaten Kaur kunjungan pasien gigi dari tahun ke ta-hun juga mengalami kenaikan yang cukup significant. Pencabutan gigi masih menjadi kasus yang paling sering dilakukan di Puskes-mas dan rumah sakit hal ini disebabkan kare-na perawatan gigi sejak dini tidak dilakukan dengan baik. Pendidikan kesehatan gigi sejak dini masih sangat rendah, masalah kesehatan gigi belum dianggap sebagai hal yang pent-ing untuk diperhatikan.Masih tingginya kasus tersebut menjadikan tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan gigi di Kabupaten Kaur un-tuk melakukansebuah inovasi yang bertujuan

memutuskan mata rantai kasus kerusakan gigi danmenurunkan angka kesakitan gigi. Ber-dasarkan data sebelumnya usia anak sekolah memiliki kontribusi cukup tinggi pada kun-jungan di Poli gigi dengan kasus kerusakan gigi yang mengakibatkan gigi tersebut harus dicabut dan analisa sementara, hal ini dise-babkan karena pendidikan kesehatan gigi dan mulut sejak dini di masyakarat belum menjadi bagian penting.

Terkait dengan hal tersebut, maka Dinas Ke-sehatan Kabupaten Kaur bersama dengan petugas kesehatan gigi melakukan perbaikan pada pelayanan kesehatan gigi anak sekolah dalam program Upaya Kesehatan Gigi Seko-lah (UKGS). Perlu diketahui bahwa di Indo-nesia program UKGS telah dilaksanakan se-jak tahun 1951, tetapi dampak program UKGS terhadap status kesehatan gigi murid sekolah dasar hingga saat ini belum memuaskan. Dan di lapangan ada permasalahan kejenuhan dan pesimis atas program UKGS dari tenaga ke-sehatan dan pihak sekolah. Sebagai wujud tindak lanjut dari upaya perbaikan yang akan dilakukan, maka pada tahun 2013 Dinas Kes-ehatan Kabupaten kaurmelaksanakan program UKGS Inovatif yang berorientasi pada keg-iatan preventif dengan menggunakan 2 (dua) prinsip tahap pencegahan, yaitu:1. Tindakan Promotif yang dalam pelaksa-naannya terdiri atas dua yakni promotif yang bersifat masal dan promotif yang bersifat in-dividual;2. Tindakanprotektif, berupa “surface pro-tection” dan tindakan awal mengatasi karies dengan teknik ART (Atraumatic Restorative Treatment ) yaitu upaya tepat guna yang ti-dak memerlukan sarana prasarana metoda dan tenaga yang kompleksKegiatan UKGS ini adalah sesuai UU kes-ehatan no 36 tahun 2009 Bab V pasal 48 berbunyi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memulihkan dan meningkat-kan derajat kesehatan masyarakat dalam ben-tuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi dan pengobatan penyakit gigi dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah,

USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH INOVATIV “FIT FOR SCHOOL”DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAUR

Sasaran kegiatan adalah anak sekolah dasar (Siswa/siswi SD) dengan tujuan sejak dini Anak- anak telah mengetahui bagaimana memelihara kesehatan giginya sendiri dan program kesehatan gigi ini merupakan salah satu pro-gram yang dilaksanakan di Pusat-pusat pelayanan khususnya Puskesmas.

Page 16: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201328 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 29

pemerintah daerah dan atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan ber-kesinambungan. Rongga mulut merupakan cerminan kesehatan kita, karena kebanyakan

penyakit yang gejalanya dapat dilihat didalam mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan umumnya, dimana gigi berfungsi untuk mengunyah makanan, berbi-cara dan ,menentukan bentuk wajah dan ke-cantikan seseorang . Sejak lahir, mulut sudah berfungsi untuk menangis , menyusui pada ibu dan semakin besar anak bertambah pula fung-si dari mulut.Agar fungsi mulut berjalan den-gan baik diperlukan pemeliharaan kebersihan dan kesehatannya. Apabila kesehatan gigi dan mulut dibiarkan tidak bersih gigi geligi akan tertutup oleh lapisan “ plaque “ ( plak ). Plak

merupakan endapan lunak sisa-sisa makanan yang melekat erat menutupi permukaan gigi-yang terdiri dari bahan perekat seperti agar-agar dan bakteri, apabila menderita sakit gigi

yang kronis merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit jantung.Plak ini lama kelamaan akan menyebabkan gigi berlubang atau radang gigi. Untuk membersihkan gigi mulut yang paling sederhana dan mudah dapat dilakukan dengan menyikat gigi geligi secara teratur dan benar.

Kuman yang melekat pada karang gigi akan mengeluarkan toksin (racun) yang merang-sang gusi sehingga timbul radang pada gusi makin lama akan merusakjaringan pengikat antara akar gigi dan tulang. Kelainan gigi dan mulut dapat mengakibatkan gangguan fungsi,

bila gigi dicabut karena karies gigi maupun radang gusi yang parah mengakibatkan fungsi mulut terganggu : fungsi kunyah dan berbicara akan terganggu, fungsi estetika / kecantikan akan berkurang. Pencegah terjadinya penyakit gigi dan radang gusi adalah adalah menghilan-gkan plak dan ditunjang dengan menyikat gigi secara teratur, hindari pemakaian tusuk gigi , sebaiknya pakailah benang gigi (dental floss), mengatur pola makan, kurangi makanan yang manis seperti permen, coklat, manisan dsb. Perbanyak makan makanan yang menyehat-kan, periksa gigi secara teratur diklinik bila ada kelainan-kelainan .

Tujuan dari kegiatan Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut di sekolah adalah :1. Untuk memberi pengertian pada siswa ten-tang pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan.2. Menginfomasikan kepada siswa tentang kelainan gigi dan mulut, penyebab dan cara pencegahannya.3. Memberikan pelayanan kesehatan gigi bagi siswa yang bermasalah giginya4. Memberikan rujukan dan perawatan selan-jutnya untuk gigi yang tidak dapat ditindak

lajuti saat itu.

Sasaran kegiatan adalah anak sekolah dasar (Siswa/siswi SD) dengan tujuan sejak dini Anak- anak telah mengetahui bagaimana memelihara kesehatan giginya sendiri dan program kesehatan gigi ini merupakan salah satu program yang dilaksanakan di Pusat-pusat pelayanan khususnya Puskesmas.

Salah satu yang dilakukan untuk penanggu-langannya disamping secara rutin program kesehatan gigi mulut dilakukan baik di Pusk-esmas maupun disekolah – sekolah dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan, Untuk Tahun 2013 di laksanakandi SD Negeri 07 Tetap Kecamatan Tetap, SD Negeri 01 Kaur utara Kecamatan Kaur utara, SD Negeri 06 Cahya batin Kecamatan Semidang Gumay, SD Negeri 03 Nasal Kecamatan Muara Nasal, SD Negeri 03 Tanjung kemuning Kecamatan Tanjung kemuning, SD Negeri 07 Padang jati Kecamatan Luas.Diharapkan dengan adanya kegiatan – kegiatan tersebut akan menurunkan jumlah kasus gangguan Gigi dan Mulut di ka-bupaten Kaur khususnya pada anak sekolah Dasar. (***)

Page 17: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201330 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 31

Pramuka sejatinya adalah sebuah gerakan yang memberikan pendidikan kepanduan bagi generasi muda di Indonesia, kata pramu-ka sendiri adlah sebuah singkatan dari Praja Muda karana yang mempunyai arti Rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka sendiri

adalah sebutan bagi para anggota Gerakan Pramuka, tingkatannya sendiri terdiri dari be-berapa tingkatan, dimulai dari Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, selain itu juga ada tingka-tan kakak-kakak Pembina.

Anggota Pramuka di ajak untuk mencintai neg-eri ini, menumbuhkan sifat-sifat patriotisme yang pada masa sekarang mungkin sebuah harga mahal yang harus di tebus oleh bangsa ini, dalam pramuka juga diajarkan bagaimana harus menyikapi hidup di era sekarang yang kian tidak menentu saja, intinya Gerakan Pramuka adalah sebuah pembelajaran di luar lingkungan sekolah maupun keluarga dan bi-asanya dalam bentuk kegiatan menarik, meny-enangkan, sehat, teratur, terarah, praktis dan di lakukan di alam terbuka. Tujuan sebenarnya adalah pembentukan watak, akhlak dan budi perkerti yang luhur, sekilas adalah tujuan yang klise, namun jika terjun sendiri di dalamnya akan merasakan makna itu sebenar-benarnya.

Bangga menjadi Pramuka Indonesia.” Kali-mat tersebut dijadikan semboyan dalam pen-citraan Gerakan Pramuka yang dimotori oleh salah satu Kwartir Daerah di Indonesia. Seb-agai anggota suatu organisasi memang harus bangga terhadap apa yang sedang ditekuni, dijalani, dan dijadikan wadah pengemban-gan diri. Memilih Gerakan Pramuka sebagai organisasi yang menjembatani antara masa anak-anak, menyeberangi masa remaja, dan meniti menuju masa dewasa tentu saja adalah salah satu pilihan terbaik yang dimiliki para pemuda, terutama pemuda Indonesia.

Dalam Pramuka di ajarkan tidak hanya materi tapi juga etika. Bagaimana cara menghargai diri sendiri dan orang lain, bagaimana cara agar berani tampil di depan orang banyak, bagaimana cara disiplin, bagaimana bisa jadi orang yang teratur, bagaimana jadi mandiri, dan bagaimana cara menjadi kuat.

Gerakan Pramuka pantas mendapatkan ju-lukan “Mesangger Of Peace”. Pembawa misi perdamaian. Kenapa? Karena Gerakan

KAMI PRAMUKA INDONESIAKwarcab 0706 Kaur

Pramuka tidak hanya mengajarkan materi tapi juga etika. Bagaimana cara menghargai diri sendiri dan orang lain, bagaimana cara agar berani tampil di depan orang banyak, bagaimana cara disiplin, bagaimana bisa jadi orang yang teratur, bagaimana jadi mandiri, dan bagaimana cara menjadi kuat.

Page 18: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201332 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 33

Pramuka selain berasaskan Pancasila yang menyemaikan nilai-nilai luhur bangsa, tidak pernah memberikan celah-celah tumbuhnya bibit politik di dalamnya. Pramu-ka netral dalam artian yang sesungguhnya. Merupak-an hal yang amat menyalahi asas dan prinsip yang sudah dipahami bersama jika pada unsur kegiatannya, pada visi pelaksanaannya, dan pada orientasi pembinaannya dibumbui “poli-tik praktis”. Selain karena Gerakan Pramuka merupakan organisasi nonpolitik, organisasi ini juga memiliki struktur yang mengakar den-

gan Pemerintah dari jajaran nasional sampai pedesaan sehingga menyentuh hampir semua lapisan masyarakat. Mulai dari jabatan Ketua Majelis Pembimbing Nasional yang dirangkap oleh Presiden sampai dengan Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan yang pada umum-nya dirangkap oleh Kepala Sekolah.

Pramuka menjadi konsumsi yang terus dibu-tuhkan oleh para anak-anak, pemuda, mau-pun para pakar pendidikan atau kepemudaan di daerahnya. Mengapa? Karena meskipun sistem strutural Pramuka terintegrasi dengan Pemerintahan, namun pelaksanaan kegiatan-nya memiliki metode-metode yang jauh leb-

ih fleksibel seperti Pendidikan di luar ruan-gan, belajar sambil melakukan, pengamalan sistem among, dan sebagainya. Betul sekali. Pramuka sangat portable, seperti filosofi po-hon kelapa yang dapat tumbuh dimana-mana, Pramuka sangat sesuai apabila diterapkan seb-agai pendidikan di lapangan, namun juga tidak kalah proporsional jika harus dituntut formal apabila bersinggungan dengan pejabat-pejabat sepaket dengan protokolernya yang begitu di-siplin menginginkan performa terbaik. Dan yang patut dibanggakan lagi adalah Gerakan

Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang diberi amanah untuk mengenakan ben-dera kebangsaan di seragam hariannya dalam bentuk setangan leher dan pita leher merah pu-tih. Bandingkan saja dengan para tentara dan polisi dimana mereka merupakan tonggak per-tahanan dan ketertiban bangsa Indonesia. Mer-eka bekerja siang dan malam, mengamankan, menertibkan, mempertahankan, berjuang, bah-kan tak sedikit yang mengorbankan banyak hal termasuk harta, benda, waktu sampai nyawa demi negara. Sudah selayaknya bangga men-genakan seragam pramuka dengan berkalung setangan leher, karena orang-orang yang ber-juang demi negara (baca: polisi dan tentara)

saja tidak mendapat kehormatan untuk mengenakan merah putih di dadanya. Tapi, sebagai anggota gerakan pramuka kadang malah menganggap kain merah dan pu-tih itu mengganggu atau bahkan membuat tidak nyaman beraktifi-tas apabila terus mengenakannya. Sekali lagi, seharusnya pramuka bangga diberi kesempatan untuk terus dan tetap menjaga simbol kemerdekaan bangsa kita yakni merah putih. Bahkan aturan untuk mengenakannya di leher meny-impan filosofi yang sangat men-dalam yakni diharapkan dengan adanya merah putih yang ‘mengikat’ leher, memiliki kendali dalam berperilaku agar se-lalu dapat menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar. Merah putih di leher juga merupakan satu pesan dari para pendiri Gerakan Pramuka bahwa “anggota Gerakan Pramuka merupak-an lapis kedua dari pertahanan bangsa, setelah Tentara Nasional Indonesia.” Luar biasa! Sekarang tanyakan pada diri sendiri, sudah-kah menghargai setangan leher dan pita leher sebagai amanah estafet pertahanan bangsa? Pertahanan yang tidak hanya dinilai dari fisik saja, tapi juga pertahanan dalam hal sosial, bu-daya, pendidikan, dan masih banyak lagi.

Inilah sumpah seorang pramuka yang selalu membuat dada bergemuruh jika diucapkan dengan hati yang sebenarnya:

Tri SatyaDemi kehormatanku aku berjanji akan ber-sungguh-sungguh :1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan pancasila.2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat3. Menepati Dasa Dharna

Dasa DharmaPramuka itu :

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia3. Patriot yang sopan dan ke-satria4. Patuh dan suka bermusy-awarah5. Rela Menolong dan tabah6. Rajin, terampil dan gembira7. Hemat, cermat, dan bersa-haja8. Disiplin Berani dan setia9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya10. Suci dalam pikiran, per-kataan dan perbuatan(*)

Page 19: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 35

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairan sekitar 5,8 juta km2 (75% dari total wilayah Indone-sia)yang terdiri dari 0,35 juta km2 perairan teritorial; 2,8 juta km2 perairan laut nusan-tara; dan 2,7 juta km2 laut ZEEI (Zona Eko-nomi Eksklusif Indonesia). Selain itu wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia. Potensi Perikanan Indonesia sangatlah banyak baik dari segi perikanan darat,dan laut.

Sebagai negara kepulauan, yang 2:3 wilayah negara ini adalah laut, maka tidaklah meng-herankan jika Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam hasil kelautan yang luar biasa besar. Dikelilingi dengan lautan luas, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi perikanan cu-kup tinggi. Jika kita perhatikan, protein yang terkandung dalam ikan merupakan salah satu sumber protein yang paling tinggi. Banyaknya protein yang terkandung dalam ikan, mendo-rong masyarakat untuk mengkonsumsi ikan setiap harinya. Oleh karena itu, hasil olahan laut ini, khususnya ikan, bisa menjadi potensi bisnis daerah yang luar biasa pastinya

Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat karena mudah didapat dan harganya murah. Namun, ikan ternyata memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan ikan adalah tubuh ikan yang mem-punyai kadar air tinggi dan pH mendekati ne-tral merupakan media yang baik untuk per-tumbuhan bakteri pem-busuk maupun organ-isme lainnya sehingga ikan menjadi komoditi yang cepat membusuk. Selain itu, daging ikan banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang sifatnya sangat

mudah mengalami proses oksidasi. Oleh se-bab itu, sering muncul bau tengik pada ikan Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh ikan dirasakan sangat menghambat usaha pemasaran hasil perikanan. Sebab itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet produk perikanan pada pascapanen melalui proses pengolahan mau-pun pengawetan.

Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlakuan yang baik selama proses pengawetan dilaku-kan untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi, seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang ber-sih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pen-geringan, pemindangan, pengasapan, pera-gian, dan pendinginan ikan.

Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal oleh orang banyak dan umumnya abon diolah dari daging sapi. Sebab itu, abon sapi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif pengolahan ikan, untuk mengan-tisipasi kelimpahan produksi ataupun untuk penganekaragaman produk perikanan. Abon

Abon Ikan Khas KaurUsaha pembuatan abon ikan ini sudah lama berdiri malah sebelum kabu-

paten ini berdiri usaha ini sudah ada

Page 20: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201336 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 37

ikan adalah jenis makanan awetan yang ter-buat dari ikan laut yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya awet yang relatif lama. Jenis ikan yang dibuat sebagai bahan baku abon belum selek-tif, bahkan hampir semua jenis ikan dapat dija-dikan abon. Namun demikian, akan lebih baik apabila dipilih jenis ikan yang mempunyai se-rat yang kasar dan tidak mengandung banyak duri. Ikan yang biasa dibuat abon adalah ikan air laut antara lain tuna, marlin, tongkol, caka-lang, tenggiri, dan bawal. Ikan marlin meru-pakan ikan yang baik untuk diolah menjadi abon ikan. Ikan ini terkenal dengan rasanya yang enak. Rasanya perpad-uan antara ikan tuna dan teng-giri. Ikan tuna juga memiliki keunggulan. Tidak seperti ke-banyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging ikan ini berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini kare-na otot tuna lebih banyak men-gandung myoglobin dari pada ikan lainnya. Ikan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan tuna men-gandung protein antara 22,6 - 26,2 g/100 g daging. Lemak antara 0,2 - 2,7 g/100 g daging. Di samping itu, ikan tuna mengandung min-eral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin). Secara umum bagian ikan yang dapat dimakan (edible portion) berkisar antara 45 – 50 % dari tubuh ikan. Untuk kelompok ikan tuna, bagian ikan yang dapat dimakan berkisar antara 50 – 60 %13.

Pemberdayaan istri Nelayan atau Wanita ne-layan adalah suatu istilah untuk wanita yang hidup di lingkungan keluarga nelayan, baik sebagai istri maupun anak dari nelayan pria. Kaum wanita di keluarga nelayan umumnya terlibat dalam aktivitas mencari nafkah un-tuk keluarganya. Selama ini wanita nelayan

bekerja menjadi pengumpul kerang-kerangan, pengolah hasil ikan, pembersih perahu yang baru mendarat, pengumpul nener, membuat/memperbaiki jaring, pedagang ikan dan mem-buka warung. Namun peran wanita di ling-kungan nelayan ini belum dianggap berarti, sebagai penghasil pendapatan keluarga pun dianggap income tambahan. Selain itu wanita nelayan pun menanggung resiko tinggi akibat tingginya kecelakaan kerja di usaha penang-kapan ikan laut ini.

Pengalaman menunjukan bahwa pemberday-aan wanita nelayan adalam pembangunan ke-lautan dan perikanan sulit dikembangkan, hal ini disebabkan karena kurangnya IPTEK dan

kemiskinan yang selalu mengukung mereka. Beberapa masalah dalam integrasi wanita ne-layan dalam pembangunan kelautan dan peri-kanan antara lain, keadaan pendidikan yang umumnya sangat rendah, tenaga wanita sering tidak dinilai, masih adanya nilai-nilai sosial budaya masyarakat sebagai penghambat ber-peran sertanya wanita nelayan secara aktif, sedangkan beban kerja wanita dalam keluarga cukup tinggi.

Kegiatan pemberdayaan wanita nelayan me-lalui pendekatan ekonomi masyarakat den-gan mengembangkan potensi wanita nelayan, ternyata dapat menghasilkan berbagai produk unggulan dari potensi kelautan dan dengan

pendampingan manajemen dan kewirausa-haan serta teknologi tepat guna yang men-garah pada peningkatan mutu atau kualitas produk, tentu hal ini akan semakin mening-katkan peran wanita nelayan tersebut untuk perekonomian keluarga.

Ukm Anggrek Karya Perintis Ukm Inova-tiv Pengolahan Abon IkanKabupaten kaur adalah salah satu kabupaten yang luas wilayahnya sebagian besar adalah pesisir, sehingga penduduknya beroprasi ne-layan. Desa Pasar Lama adalah salah satu desa yang terletak di pesisir panatai yang juga may-oritas masyarakat adalah nelayan.

Kabupaten Kaur juga terkenal dengan pers-ingahan ikan tuna penghasilan nelayan yang kadang tidak menetap yang bergantung pada cuaca. Guna untuk meningkatkan penghasilan dan untuk memenuhi kebutuhan dan mense-jahterakan nelayan, maka sebagian ibu-ibu nelayan memanfaatkan sebagai ikan untuk di kelola menjadi berbagai jenis pengelolaan ikan. Kelompok Anggrek Karya adalah salah satu kelompok pengolahan yang ada di Desa

Pasar Lama yang kegiatannya adalah mem-buat Abon Ikan. Sehingga dapat memanfaat-kan sebagai ikan yang ada.

Usaha pembuatan abon ikan ini sudah lama berdiri malah sebelum kabupaten ini berdiri usaha ini sudah ada, alatnya pun masih sangat sederhana,namun seiring dengan perkemban-gan zaman alat yang digunakan sudah mu-lai berangsur lebih bagus. Bahan baku yang digunakan masih tergantung dengan hasil tangkapan nelayan, tapi masih mampu untuk memenuhi permintaan pasar yang ada namun belum belum bias digunakan dalam partai be-sar karena terkendala dengan alat yang digu-nakan masih sangat sederhana.

Fungsi dari Kelompok Pengelola ikan ini adalah sebagai wadah ibu-ibu nelayan untuk berorganisasi dan dapat menyalurkan kemam-puan mereka. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk memanfaatkan ikan dan dapat mening-katkan nilai harga ikan dan dapat membantu menambahkan penghasilan bagi keluarga ne-layan.(Sisca)

Page 21: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 201338 INFO PUSAKA No. 06 Tahun I Desember 2013 39

Page 22: Info Pusaka Edisi VI

Pantai Muara SambatKec. Kaur Selatan

Page 23: Info Pusaka Edisi VI

42

Page 24: Info Pusaka Edisi VI

INFO PUSAKA No. 04 Tahun I oktober 201346

SmartphoneKebutuhan Vs Style

Seiring perkembangan zaman dan teknolgi yg tengah terjadi di kalangan masyarakat modern penggunaan handphone bukan hanya sekedar alat komunikasi semata melainkan sudah menjadi gaya hidup di kalangan may-oritas masyarakat,penomena ini tidak bisa di pungkiri membawa efek baik itu secara positif maupun negatif .Terutama di kalangan remaja bahkan anak-anak. Di zaman globalisasi ini, ternyata anak kecil tidak bisa terhindarkan dari efek fenomena HP ini. Buktinya anak-anak SD pun sudah ‘melek’ HP terutama merek Blackberry. Ini terjadi umumnya di kota-kota besar. Walaupun tidak tertutup kemungkinan bahwa anak-anak seumuran SD di desa pun sudah terkena efek dan imbas dari globalisasi.

Jelas, ini bukan merupakan kabar gembira. Karena pada umur se-dini itu seharusnya para orang tua mengoptimalkan kemampuan panca indera dan kemampuan non-teknologi. Agar ketika dewasa tidak terlalu bergantung pada teknologi.

Belum jika kita melihat fenomena HP yang terjadi pada gaya hidup remaja kita. Blackber-ry terasa seperti barang wajib jika ingin diakui trendi dan gaul. Bukan tentang fungsi dan ke-gunaannya, namun lebih gengsi dan gaya saja. Sudah barang tentu, remaja tipe seperti ini

adalah remaja yang bukan diperlukan untuk menjadi generasi penerus bangsa ini.

Boleh saja memakai Smartphone asal alasan-nya karena memang butuh untuk menggu-nakan fungsinya. Bukan karena gengsi dan gaya. Jika karena alasan seperti itu mereka mengkonsumsi HP mewah, maka saya kha-watir bahwa timbul pengikutan besar-besaran oleh para masyarakat lapisan bawah. Mereka menyaksikan HP mewah itu di sinetron atau TV misalnya, tapi karena kesenjangan yang begitu jauh memisahkan antara lapisan atas dan bawah, mereka pun melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Seperti misal-nya, banyak yang mau menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) dari kalangan remaja dise-babkan keinginan mereka hidup dengan ba-rang-barang mewah.Dari sisi lingkungan sudah jelas, bahwa indus-trialisasi secara massive akan memberi pence-maran lingkungan. Negara-negara industri seperti Amerika Serikat, terbukti berperan besar dalam pencemaran lingkungan yang menyebabkan global warming. Perusahaan elektronik, termasuk HP, juga bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan ini. Dan sampai saat ini belum ada perusahaan elek-tronik, termasuk HP, membuat dan memasar-kan produknya secara luas.

Page 25: Info Pusaka Edisi VI