KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil Alamin...... Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridonya akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas untuk mata kuliah KMB, yang membahas mengenai penyakit influenza yang merupakan penyakit tertua dan yang biasa dialami manusia. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam menjalankan syariatnya. Saya ucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak yang telah membantu mensukseskan tugas akhir KMB ini hingga selesai, baik secara langsung maupun tidak. Bila dalam penyampaian tugas ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya. Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat saya harapkan untuk perbaikan tugas ini kedepan. Semoga taufik, hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita semua menuju terciptanya keridhoan Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin......
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin......
Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridonya akhirnya
saya dapat menyelesaikan tugas untuk mata kuliah KMB, yang membahas mengenai penyakit
influenza yang merupakan penyakit tertua dan yang biasa dialami manusia.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam
menjalankan syariatnya.
Saya ucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak yang telah membantu
mensukseskan tugas akhir KMB ini hingga selesai, baik secara langsung maupun tidak.
Bila dalam penyampaian tugas ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca,
dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat saya harapkan untuk perbaikan
tugas ini kedepan. Semoga taufik, hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita semua menuju
terciptanya keridhoan Allah SWT.
Amin ya Robbal Alamin......
Raha, Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan penyakit tertua dan paling sering
didapat pada manusia. Influenza juga merupakan salah satu penyakit yang mematikan.
Penyakit influenza pertama kali diperkenalkan oleh Hipocrates pada 412 sebelum Masehi.
Pandemi pertama yang terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana muncul
dari Asia dan meyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah terdokumentasi
sebanyak 31 kemungkinan terjadinya pandemi influenza dan empat di antaranya terjadi
pada abad ini yakni pada 1918 (Spanish flu) yang menyebabkan 50-100 juta kematian oleh
virus influenza A subtipe H1N1, 1957 (Asia flu) yang meyebabkan 1-1,5 juta kematian
oleh virus influeza A subtipe H2N2, dan 1968 (Hongkong flu) yang menyebabkan 1 juta
kematian oleh virus ifluenza A subtipe H3N2.
Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian besar populasi
manusia setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi dengan cepat, bahkan seringkali
memproduksi strain baru di mana manusia tidak mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika
keadaan ini terjadi, mortalitas influenza berkembang sangat cepat. Di Amerika Serikat
epidemi influenza yang biasanya muncul setiap tahun pada musim dingin atau salju
menyebabkan rata-rata hampir 20.000 kematian. Sedangkan di Indonesia atau di negara-
negara tropis pada umumnya kejadian wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan
puncaknya akan terjadi pada bulan Juli.
Karena sifat-sifat materi genetiknya, virus influenza dapat mengalami evolusi dan
adaptasi yang cepat, dapat melewati barier spesies dan menyebabkan pandemic pada
manusia. Burung air liar dan itik menjadi sumber virus yang potensial sebagai pemicu
pandemi di Indonesia. Sedangkan ternak babi berperan sebagai tempat reassortment virus
avian influenza (VAI) dengan virus human influenza. Burung puyuh dapat juga menjadi
tempat reassortment dari VAI asal berbagai burung yang dijual di pasar burung.
Sementara peternakan unggas menyediakan hewan peka dalam jumlah yang banyak yang
memungkinkan VAI mengalami evolusi yang cepat. Suatu Rencana Gawat Influenza
diusulkan untuk segera dikembangkan.
WHO menyatakan bahwa awal tahun 2006 ini merupakan saat terdekat terjadinya
pandemi flu sejak pandemi terakhir tahun 1968. Data yang ada menunjukkan bahwa wabah
avian influenza hanya kurang satu syarat lagi untuk menjadi ”calon” pandemi, yaitu belum
ditemukan bukti penularan antarmanusia di masyarakat. Pengalaman masa lalu, pandemi
tahun 1918, misalnya, menunjukkan bahwa korban manusia dapat sampai puluhan juta
orang.
Diseluruh dunia hingga April 2007 terdapat 172 kasus flu burung yang
terkonfirmasi. Seperti dapat terlihat dari laporan WHO kasus terbanyak di Vietnam (93
kasus) dan Indonesia menduduki peringkat ke-2 dengan 81 kasus namun jumlah kematian
di Indonesia yang tertinggi, yaitu 63 dari 81 kasus.
1.2. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, serta dapat memahami
bagaimana cara pencegahan tarhadap virus influenza dangan tepat dan konsep askep
daripada penyakit influenza itu sendiri.
1.3. Perumusan masalah
1. Apa pengertian penyakit influenza ?
2. Bagaimana cara penularannya ?
3. Apa saja komplikasi dari virus influenza ?
4. Ada berapa macam tipe virus influenza ?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.1. Pengertian
Influenza merupakan penyakit Virus akut yang terjadi dalam proporsi epidemik
setiap 2 -3 tahun dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Virus dengan mudah menular
Dari satu penjamu (hospes) ke penjamu lainya. Infeksi influenza sebelumnya tidak
menjamin perlindungan dan pemajananyang akan datang. Epidemik dan mempunyai angka
serangan yang tinggi. Aktivitas puncak untuk wabah influenza adalah 6 – 8 minggu selama
musim dingin. Penularan paling mungkin terjadi dalam tiga hari pakit pertama saat sakit.
1.2. Etiologi
Penyebab dari influenza adalah virus influenza. Ada tiga tipe yakni tipe A, B dan C.
Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test. Tipe A merupakan virus
penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit
yang lebih ringan daripada tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan
epidemik. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenesisnya untuk manusia, mungkin
hanya menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan suatu
orthomyxovirus golongan RNA. Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3
bagian utama yaitu : Antigen S (soluble Antigen), hemaglutinin dan Neuramidase. Antigen
S merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri atas ribonuldeoprotein. Antigen ini
spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin dan neuramidase berbentuk seperti duri
dan tampak menonjol pada permukaan virus. Hemaglutinin diperlukan untuk lekatnya
virus pada membran sel penjamu sedangkan neuromidase diperlukan untuk pelepasan virus
dari sel yang terinfeksi.
1.3. Klasifikasi
Dalam klasifikasi virus, virus influenza termasuk virus RNA yang merupakan tiga
dari lima genera dalam famili Oethomyxoviridae:
o Virus influenza A
o Virus influenza B
o Virus influenza C
Virus-virus tersebut memiliki kekerabatan yang jauh dengan virus parainfluenza
manusia, yang merupakan virus RNA yang merupakan bagian dari famili paramyxovirus
yang merupakan penyebab umum dari infeksi pernapasan pada anak, seperti croup
(laryngotracheobronchitis), namun dapat juga menimbulkan penyakit yang serupa dengan
influenza pada orang dewasa.
a. Virus influenza A
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar
merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala,
virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang
berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi
influenza manusia.
Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ketiga tipe
influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi
lagi menjadi subdivisi berupa serotipe-serotipe yang berbeda berdasarkan tanggapan
antibodi terhadap virus ini. [22] Serotipe yang telah dikonfirmasi pada manusia,
diurutkan berdasarkan jumlah kematian pandemi pada manusia, adalah:
H1N1, yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918, dan Flu Babi pada tahun
2009
H2N2, yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957
H3N2, yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968
H5N1, yang menimbulkan Flu Burung pada tahun 2004
H7N7, yang memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa[23]
H1N2, endemik pada manusia, babi, dan unggas
H9N2
H7N2
H7N3
H10N7
b. Virus influenza B
Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara
eksklusif hanya menyerang manusia, dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza
A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing
laut dan musang. Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat
dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya
terdapat satu serotipe influenza B. Karena tidak terdapat keragaman antigenik,
beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia muda.
Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan
permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan
dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen
antarspesies), membuat pandemi influenza B tidak terjadi.
c. Virus influenza C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia,
anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal.
Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya
hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.
1.4. Dampak terhadap berbagai sistem tubuh
a) Sistem Pernapasan
Batuk dengan sputum kental,napas pendek,serak,ada riwayat merokok,peningkatan
Adanya penurunan turgor kulit,muka pucat dan kemerahan
i) Sistem Pengindraan
Adanya kerusakan fungsi masing-masing indra akibat komplikasi dan keparahan
penyakit
1.5. Patofisiologi dan penyimpangan KDM
a. Patofisiologi
Virus influenza A, B dan C masing-masing dengan banyak sifat mutagenik yang
mana virus tersebut dihirup lewat droplet mukus yang terarolisis dari orang-orang yang
terinfeksi. Virus ini menumpuk dan menembus permukaan mukosa sel pada saluran
napas bagian atas, menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia. Neuramidase
mengurangi sifat kental mukosa sehingga memudahkan penyebaran eksudat yang
mengandung virus pada saluran napas bagian bawah. Di suatu peradangan dan nekrosis
bronchiolar dan epithelium alveolar mengisi alveoli dan exudat yang berisi leukosit,
erithrosit dan membran hyaline. Hal ini sulit untuk mengontrol influenza sebab
permukaan sel antigen virus memiliki kemampuan untuk berubah. Imunitas terhadap
virus influenza A dimediasi oleh tipe spesifik immunoglobin A (lg A) dalam sekresi
nasal. Sirkulasi lg G juga secara efektif untuk menetralkan virus. Stimulus lg G adalah
dasar imunisasi dengan vaksin influenza A yang tidak aktif.
Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi epithelium secara perlahan
mulai setelah sakit hari kelima. Regenerasi mencapai suatu maximum kedalam 9
sampai 15 hari, pada saat produksi mukus dan celia mulai tamapk. Sebelum regenerasi
lengkap epithelium cenderung terhadap invasi bakterial sekunder yang berakibat pada
pneumonia bakterial yang disebabkan oleh staphiloccocus Aureus.
Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut biasanya 2 sampai 7 hari
diikuti oleh periode penyembuhan kira-kira seminggu. Penyakit ini penting karena
sifatnya epidemik dan pandemik dan karena angka kematian tinggi bersama sekunder.
Resiko tinggi pada orang tua dan orang yang berpenyakit kronik.
b. Penyimpangan KDM
KejadianAgent Etiologi
ReservoirTransmisi
Periode inkubasi
Periode kommunicabilitas
Kelemahan dan resisten
Lapor pada dinas kesehatan setempat
Menyebar dalam pandemik, epidemik, penyakit menular setempat dan kasus-kasus sporadik ; tinggi pada musim dingin pada zona temperatur.
Tiga tipe virus (A, B dan C) masing-masing dengan sifat turunan.
Manusia ; beberapa mamalia dicurigai sebagai sumber sifat-sifat turunan virus.
Transmisi langsung oleh inhalasi virus dalam nukus kotor yang berterbangan.
24-27 jam. 3 hari dari symptom onset/serangan.
Universal : infeksi menghasilkan imunitas terhadap suatu sifat turunan spesifik virus, tetapi durasi imunitas tergantung pada simpanan antigenic pada sifat turunan. Laporan kasus-kasus mandatory/yang diperintahkan.
1.6. Tanda dan Gejala
1. Menggigil, demam, sakit kepala, nyeri otot, anoreksi, batuk dan gejala pernapasan
bagian atas
2. Pemulihan mulai sekitar hari keempat yaitu batuk dan debilisasi dapat masih menetap
1.7. Prosedur diagnostik
Test Diagnostik Penemuan
Tes LaboratoriumKultur jaringan nasal atau sekret pharyngeal.
Positif untuk virus infuenza
Kultur sputum. Positif untuk bakteri pada infeksi sekunderFluorescent antibody yang mengotori sekret.
Positif untuk virus infuen
Hemagglutination inhibition or complement fixation test
Meningkat 4 x pada antibody antara tahap akut dan pemulihan.