Top Banner
IMUNOLOGI DASAR IMUNOLOGI DASAR Justina Maria Justina Maria Instalasi Laboratorium RSUD. Dr. Instalasi Laboratorium RSUD. Dr. Soedarso Soedarso
103

INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Oct 28, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

IMUNOLOGI DASARIMUNOLOGI DASAR

Justina MariaJustina Maria

Instalasi Laboratorium RSUD. Dr. Instalasi Laboratorium RSUD. Dr. SoedarsoSoedarso

Page 2: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan imunologi untuk Pemeriksaan imunologi untuk menunjang diagnosis dibagi dalam menunjang diagnosis dibagi dalam 2 golongan:2 golongan:

1.Pemeriksaan untuk menetapkan 1.Pemeriksaan untuk menetapkan kompetensi imunologik atau menilai kompetensi imunologik atau menilai imunologik.imunologik.

2. Pemeriksaan yang dipakai untuk 2. Pemeriksaan yang dipakai untuk menunjang diagnosis .menunjang diagnosis .

Page 3: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Unsur-unsur yang berperan dalam Unsur-unsur yang berperan dalam reaksi imunologikreaksi imunologik

A.A. Antigen dan imunogenAntigen dan imunogen

B.B. Sistem limforetikuler.Sistem limforetikuler. 1. Unsur seluler.1. Unsur seluler.

a. limfosit Ta. limfosit T

b.limfosit Bb.limfosit B

c.sel plasmac.sel plasma

d.sel NKd.sel NK

e.sel fagosit mononukleare.sel fagosit mononuklear f.PMN : neutrofil, basofil,eosinofil, mastosit f.PMN : neutrofil, basofil,eosinofil, mastosit

Page 4: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

2. Unsur organ dan jaringan.2. Unsur organ dan jaringan.a.a.Organ limfoid primer:Organ limfoid primer:

Kelenjar timusKelenjar timusSu – tul dan ekivalen bursa fabrisiusSu – tul dan ekivalen bursa fabrisius

b.b.Organ limfoid sekunder.Organ limfoid sekunder.Kelenjar limfeKelenjar limfeLimpaLimpaJaringan limfoid lainJaringan limfoid lain

C. Imunoglobulin, komplemen, interleukin, C. Imunoglobulin, komplemen, interleukin, interferoninterferon

Page 5: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

ANTIGEN DAN IMUNOGENANTIGEN DAN IMUNOGEN

Imunogen : substansi yang mampu Imunogen : substansi yang mampu merangsang respon imun, baik respon merangsang respon imun, baik respon selular maupun respon humoral atau selular maupun respon humoral atau keduanya, apabila substansi itu dimasukkan keduanya, apabila substansi itu dimasukkan ke dalam tubuh.ke dalam tubuh.

Antigen: substansi yang mampu bereaksi Antigen: substansi yang mampu bereaksi dengan antibodi yang diproduksi atas dengan antibodi yang diproduksi atas rangsangan imunogen tanpa rangsangan imunogen tanpa mempertimbangkan apakah antigen itu mempertimbangkan apakah antigen itu sendiri bersifat imunogeniksendiri bersifat imunogenik

Page 6: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

IMUNOGLOBULINIMUNOGLOBULINSubstansi pertama yang diidentifikasikan Substansi pertama yang diidentifikasikan

sebagai molekul dalam serum yang sebagai molekul dalam serum yang mampu menetralkan sejumlah mampu menetralkan sejumlah mikroorganisme penyebab infeksi.mikroorganisme penyebab infeksi.

Merupakan molekul glikoprotein yang Merupakan molekul glikoprotein yang terdiri komponen polipeptida 82-96%, terdiri komponen polipeptida 82-96%, selebihnya karbohidratselebihnya karbohidrat

Pada elektroforesis molekul bermigrasi Pada elektroforesis molekul bermigrasi sebagai gamaglobulin.sebagai gamaglobulin.

Fungsi utama dalam respon imun adalah Fungsi utama dalam respon imun adalah mengikat dan menghancurkan Agmengikat dan menghancurkan Ag

Page 7: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

STRUKTUR IMUNOGLOBULINSTRUKTUR IMUNOGLOBULIN

Page 8: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Klasifikasi imunoglobulinKlasifikasi imunoglobulinAda 5 kelas utama imunoglobulin:Ada 5 kelas utama imunoglobulin:

Ig GIg G Ig MIg M Ig AIg A Ig DIg D Ig EIg E

Page 9: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

BENTUK-BENTUK ANTIBODIBENTUK-BENTUK ANTIBODI

KlasKlas TempatTempat FungsiFungsiIgGIgG Bentuk antibodi Bentuk antibodi

utama di sirkulasiutama di sirkulasiMengikat patogen, mengaktifkan Mengikat patogen, mengaktifkan komplemen, meningkatkan komplemen, meningkatkan fagositosisfagositosis

IgMIgM Di sirkulasi, antibodi Di sirkulasi, antibodi terbesarterbesar

Aktifkan komplemen, Aktifkan komplemen, menggumpalkan selmenggumpalkan sel

IgAIgA Di saliva dan susuDi saliva dan susu Mencegah patogen menyerang Mencegah patogen menyerang sel epitel traktus digestivus dan sel epitel traktus digestivus dan respiratori.respiratori.

Ig DIg D Di sirkulasi dan Di sirkulasi dan jumlahnya paling jumlahnya paling rendahrendah

Menandai kematuran sel BMenandai kematuran sel B

Ig EIg E Membran berikatan Membran berikatan dengan reseptor dengan reseptor basofil dan sel mast basofil dan sel mast dalam jaringandalam jaringan

Bertanggung jawab dalam respon Bertanggung jawab dalam respon alergi dan melindungi dari alergi dan melindungi dari serangan parasit cacingserangan parasit cacing

Page 10: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Sistem imunitas tubuhSistem imunitas tubuh Melindungi tubuh terhadap unsur – unsur Melindungi tubuh terhadap unsur – unsur

patogen : bakteri, virus, fungi, protozoa, patogen : bakteri, virus, fungi, protozoa, parasit.parasit.

Respon imun seseorang terhadap unsur Respon imun seseorang terhadap unsur patogen sangat tergantung pada :patogen sangat tergantung pada :Kemampuan sistem imun untuk mengenal Kemampuan sistem imun untuk mengenal

molekul – molekul asing.molekul – molekul asing.Kemampuan untuk melakukan reaksi yang Kemampuan untuk melakukan reaksi yang

tepat untuk menyingkirkan molekul – molekul tepat untuk menyingkirkan molekul – molekul asing.asing.

Page 11: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Kemampuan tersebut dimiliki oleh Kemampuan tersebut dimiliki oleh komponen – komponen sistem imun komponen – komponen sistem imun tubuh yang terdapat dalam jaringan tubuh yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang terletak di dalam su limforetikuler yang terletak di dalam su – tul, kelenj.limfe, limpa, timus, sistem – tul, kelenj.limfe, limpa, timus, sistem sal nafas, sal cerna.sal nafas, sal cerna.

Dapat membedakan zat yang berasal Dapat membedakan zat yang berasal dari tubuh sendiri.dari tubuh sendiri.

Page 12: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 13: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Respon imun non spesifikRespon imun non spesifik

Imun bawaanImun bawaanUpaya tubuh mempertahankan diri Upaya tubuh mempertahankan diri

terhadap masuknya Agterhadap masuknya AgProses : fagositosis dan reaksi Proses : fagositosis dan reaksi

inflamasi.inflamasi.

Page 14: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

FagositosisFagositosisSel fagosit : leukositSel fagosit : leukositSel fagosit harus dekat dengan partikel Sel fagosit harus dekat dengan partikel

bakteri / partikel bakteri harus melekat bakteri / partikel bakteri harus melekat pada permukaan fagosit.pada permukaan fagosit.

Diperlukan faktor leukotaktik atau Diperlukan faktor leukotaktik atau kemotaktik yang berasal dari bakteri, kemotaktik yang berasal dari bakteri, neutrofil / makrofag, komplemen.neutrofil / makrofag, komplemen.

Bakteri perlu mengalami opsonisasi Bakteri perlu mengalami opsonisasi bakteri dilapisi Ig atau komplemen (Cbakteri dilapisi Ig atau komplemen (C33b)b)

Page 15: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Bakteri masuk ke dalam sel secara Bakteri masuk ke dalam sel secara endositosis endositosis terperangkap terperangkap fagosom kemudian dihancurkan fagosom kemudian dihancurkan dengan proses oksidasi – reduksi, dengan proses oksidasi – reduksi, derajat keasaman yang ada dalam derajat keasaman yang ada dalam fagosit, penghancuran oleh lisozim, fagosit, penghancuran oleh lisozim, gangguan metabolisme bakteri.gangguan metabolisme bakteri.

Page 16: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 17: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Respon imun spesifikRespon imun spesifik

Limfosit mempunyai peran penting Limfosit mempunyai peran penting karena dapat mengenal setiap Agkarena dapat mengenal setiap Ag

Digolongkan dalam 2 populasi :Digolongkan dalam 2 populasi :Limfosit T : berfungsi dalam respon imun Limfosit T : berfungsi dalam respon imun

selularselularLimfosit B : berfungsi dalam respon Limfosit B : berfungsi dalam respon

humoral.humoral.

Page 18: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Respon imun selulerRespon imun seluler Yang bekerja : limfosit TYang bekerja : limfosit T Melawan mikroorganisme intraselulerMelawan mikroorganisme intraseluler Sub populasi:Sub populasi:

Sel T penolong ( T- helper )Sel T penolong ( T- helper ) Sel T-sitotoksiSel T-sitotoksi

Sel T penolong : Sel T penolong : Akan mengenali mikroorganisme/ Ag yang terdapat Akan mengenali mikroorganisme/ Ag yang terdapat

pada permukaan sel makrofag,limfosit pada permukaan sel makrofag,limfosit menghasilkan limfokin (a.l interferon) menghasilkan limfokin (a.l interferon) membantu membantu makrofag menghancurkan mikroorganismemakrofag menghancurkan mikroorganisme

Sel T-sitotoksik :Sel T-sitotoksik : Menghancurkan mikroorganisme intraseluler Menghancurkan mikroorganisme intraseluler

secara langsungsecara langsung

Page 19: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Respon imun humoralRespon imun humoral

Limfosit T-penolong membantu limfosit Limfosit T-penolong membantu limfosit B berdiferensiasi dan membentuk B berdiferensiasi dan membentuk antibodi.antibodi.

Setiap klon limfosit memproduksi satu Setiap klon limfosit memproduksi satu jenis antibodi spesifik terhadap antigen jenis antibodi spesifik terhadap antigen tertentu.tertentu.

Antibodi berikatan dengan antigen Antibodi berikatan dengan antigen membentuk kompleks AgAb yang membentuk kompleks AgAb yang mengaktivasi komplemen sehingga Ag mengaktivasi komplemen sehingga Ag hancur.hancur.

Page 20: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

DASAR PEMERIKSAAN LABORATORIUM IMUNOLOGI

Macam :

1. Uji respon imunologik non spesifik

2. Uji respon imunologik spesifik

3. Deteksi antigen

Page 21: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Uji respon imunologik non spesifik

Seluler

• Kuantitatif pe atau pe jumlah leukosit, monositosis, eosinofilia

• Kualitatif uji hambatan migrasi leukosit, uji gangguan fagositosis, uji fungsi membunuh mikroba

Humoral

• Kadar CRP me > 100 x pd infeksi atau kerusakan jaringan

• Kadar komplemen C3, C4, faktor B, properdin

Page 22: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Uji respon imunologik spesifikSeluler

1. Kualitatif uji transformasi limfosit (dg PHA & con A)

uji sitotoksisitas

uji produksi limfokin

2. Kuantitatif tes rosetteHumoral

Elektrpforesis protein

Imuno elektroforesis

UJI INTERAKSI ANTIGEN ANTIBODI

1. Reaksi presipitasi

- utk antibodi/antigen terlarut terbentuk presipitat

- jml antigen & antibodi hrs seimbang

2. Reaksi aglutinasi

- utk antibodi/antigen btk partikel terbentuk aglutinasi

- jml antigen & antibodi hrs seimbang

- m/ : Widal, gol darah, tes kehamilan

3. Interaksi antigen antibodi tingkat molekuler

RIA (radio immunoassay)

ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay)

Page 23: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA LABORATORIUM PADA

IMUNODEFISIENSIIMUNODEFISIENSIJustina MariaJustina Maria

Instalasi Laboratorium KlinikInstalasi Laboratorium KlinikRSUD. Dr. SoedarsoRSUD. Dr. Soedarso

PontianakPontianak

Page 24: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Imunodefisiensi

Imunodefisiensi primer

Defek respon imun bawaan

Defek maturasi dan aktivasi limfosit

Kelainan/disfungsi fagosit

Defek sist. komplemen

Defisiensi limf. B dan prod Ab

Defisiensi limf. T

Defisiensi sel induk

Def. mol. yg diperlukan untuk aktivasi dan fungsi sel T

Imunodefisiensi sekunder

AIDS

Page 25: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Imunodefisiensi primerImunodefisiensi primer

Kelainan atau disfungsi fagositKelainan atau disfungsi fagositChronic granulomatous disease (CGD )Chronic granulomatous disease (CGD )

Penyebab a.l : defisiensi enzim G6PDPenyebab a.l : defisiensi enzim G6PD

Leucocyte adhesion deficiency ( LAD )Leucocyte adhesion deficiency ( LAD )Penyebab a.l: gangguan pada reseptor Penyebab a.l: gangguan pada reseptor

permukaan fagosit ( reseptor komplemen CR3 )permukaan fagosit ( reseptor komplemen CR3 )

Page 26: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Imunodefisiensi sekunderImunodefisiensi sekunder

Sering dijumpaiSering dijumpaiDisebabkan a.l:Disebabkan a.l:

MalnutrisiMalnutrisi Infeksi virus yang sitotoksik terhadap sel Infeksi virus yang sitotoksik terhadap sel

limfoidlimfoidSinar XSinar XObat-obat sitotoksik, kortikosteroidObat-obat sitotoksik, kortikosteroid

Page 27: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

AIDS ( Acquired Immune Deficiency AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ).Syndrome ).Disebabkan oleh HIVDisebabkan oleh HIVPemeriksaan jumlah sel CD4 Pemeriksaan jumlah sel CD4 untuk untuk

mengetahui perjalanan penyakitmengetahui perjalanan penyakitJumlah CD4 < 600 /ul Jumlah CD4 < 600 /ul penderita mulai penderita mulai

menunjukkan defisiensi imun selulermenunjukkan defisiensi imun seluler

Page 28: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium

Uji saringUji saringPemeriksaan lanjutanPemeriksaan lanjutan

Page 29: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Uji saringUji saring

1.1. Hitung lekosit, trombosit, retikulosit.Hitung lekosit, trombosit, retikulosit.

Hitung jenis (termasuk melihat morfologi Hitung jenis (termasuk melihat morfologi eritrosit dan leukosit ).eritrosit dan leukosit ).

Biakan kuman.Biakan kuman.

Jumlah neutrofil < 1800/ulJumlah neutrofil < 1800/ul

Jumlah limfosit < 1500/ulJumlah limfosit < 1500/ul

Dugaan kearah imunodefisiensi seluler pemeriksaan lanjut.

Page 30: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

2. Uji imunitas humoral.2. Uji imunitas humoral.Mengukur kadar Ig ( Ig A, Ig G, Ig M, Ig E ).Mengukur kadar Ig ( Ig A, Ig G, Ig M, Ig E ).Kadar CKadar C3 3 , C, C44(C(C33 : 0,90-1,80 g/l ; C : 0,90-1,80 g/l ; C44:0,19-:0,19-

0,45g/l)0,45g/l)Uji hemolitik CH Uji hemolitik CH 5050

Page 31: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan lanjutanPemeriksaan lanjutanUji imunitas selulerUji imunitas selulerJumlah sel TJumlah sel T

ImmunofluoresenImmunofluoresenFlowcytometerFlowcytometer

Fungsi neutrofilFungsi neutrofilFungsi fagositosis:Fungsi fagositosis:

Uji nitroblue tetrazolium ( NBT): kemampuan Uji nitroblue tetrazolium ( NBT): kemampuan neutrofil untuk mereduksi NBT menjadi neutrofil untuk mereduksi NBT menjadi formasan yang berwarna biruformasan yang berwarna biru

Page 32: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT AUTOIMUN.PADA PENYAKIT AUTOIMUN.

Page 33: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Penyakit Autoimun.Penyakit Autoimun.

Penyakit akibat timbulnya respon imun Penyakit akibat timbulnya respon imun terhadap jaringan tubuh sendiri.terhadap jaringan tubuh sendiri.

Ditandai adanya antibodi terhadap Ditandai adanya antibodi terhadap jaringan tubuh sendiri yang dikenal jaringan tubuh sendiri yang dikenal sebagai autoantibodi di dalam sirkulasi.sebagai autoantibodi di dalam sirkulasi.

Diagnosis laboratorium berdasarkan Diagnosis laboratorium berdasarkan adanya autoantibodi baik yang spesifik adanya autoantibodi baik yang spesifik organ maupun yang nonspesifik di organ maupun yang nonspesifik di dalam darah penderita.dalam darah penderita.

Page 34: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Penyakit autoimun dibedakan :Penyakit autoimun dibedakan :

1.1. Spesifik organ:Spesifik organ:• Tirotoksikosis Grave’s.Tirotoksikosis Grave’s.

Adanya antibodi terhadap reseptor permukaan Adanya antibodi terhadap reseptor permukaan sel tiroid yang merangsang kelenjar tiroid.sel tiroid yang merangsang kelenjar tiroid.

Pem.lab :Anti reseptor TSH ( TR Pem.lab :Anti reseptor TSH ( TR ab)ab)menentukan penyebabnya.menentukan penyebabnya.

• Tiroiditis Hashimoto.Tiroiditis Hashimoto. Akibat destruksi jaringan oleh anti TPO( anti Akibat destruksi jaringan oleh anti TPO( anti

tiroperoksidase )tiroperoksidase ) Pemeriksaan lab.:anti TPO, anti tiroglobulinPemeriksaan lab.:anti TPO, anti tiroglobulin

Page 35: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

2.Non spesifik organ2.Non spesifik organLupus Eritematosus Sistemik ( SLE ). Lupus Eritematosus Sistemik ( SLE ).

Kelainan hematologi : anemi hemolitik dengan Kelainan hematologi : anemi hemolitik dengan retikulositosis, lekopeni, limfopeni, retikulositosis, lekopeni, limfopeni, trombositopeni.trombositopeni.

Kelainan ginjal : proteinuri +3/>, torak Kelainan ginjal : proteinuri +3/>, torak bergranula.bergranula.

Kelainan imunologi : sel LE positif, anti DNA Kelainan imunologi : sel LE positif, anti DNA titer tinggi.titer tinggi.

Antibodi antinuklear ( ANA ) titer meningkatAntibodi antinuklear ( ANA ) titer meningkat

Page 36: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Sel LESel LE

Page 37: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

ANA ( ImmunofluoresenANA ( Immunofluoresen ) )

Page 38: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Artritis rheumatoid.Artritis rheumatoid.Kelainan daerah sendi akibat pertumbuhan sel-Kelainan daerah sendi akibat pertumbuhan sel-

sel sinovial yang merusak tulang dan tulang sel sinovial yang merusak tulang dan tulang rawan.rawan.

Pemeriksaan lab :Pemeriksaan lab : Faktor reumatoid.Faktor reumatoid.

Antiglobulin,suatu autoantibodi terhadap Antiglobulin,suatu autoantibodi terhadap fragmen Fc dari IgG.fragmen Fc dari IgG.

Sebagian besar terdiri dari mol IgMSebagian besar terdiri dari mol IgM Cara : aglutinasi, RIACara : aglutinasi, RIA

Antibodi antinuklearAntibodi antinuklear

Page 39: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Artritis rheumatoid.Artritis rheumatoid.Kelainan daerah sendi akibat pertumbuhan sel-Kelainan daerah sendi akibat pertumbuhan sel-

sel sinovial yang merusak tulang dan tulang sel sinovial yang merusak tulang dan tulang rawan.rawan.

Pemeriksaan lab :Pemeriksaan lab : Faktor reumatoid.Faktor reumatoid.

Antiglobulin,suatu autoantibodi terhadap Antiglobulin,suatu autoantibodi terhadap fragmen Fc dari IgG.fragmen Fc dari IgG.

Sebagian besar terdiri dari mol IgMSebagian besar terdiri dari mol IgM Cara : aglutinasi, RIACara : aglutinasi, RIA

Antibodi antinuklearAntibodi antinuklear

Page 40: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA LABORATORIUM PADA

INFEKSIINFEKSI

Page 41: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Bakteri : Salmonella typhiBakteri : Salmonella typhiVirus :Virus :

DengueDengueHepatitis BHepatitis BHepatitis CHepatitis CHIVHIV

Parasit : P.falciparum, P. vivax, Parasit : P.falciparum, P. vivax, P.malariae, P. knowlesiP.malariae, P. knowlesi

Page 42: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

DEMAM TIFOID

Page 43: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan laboratorium demam Pemeriksaan laboratorium demam tifoidtifoid

Demam tifoid : suatu infeksi yang Demam tifoid : suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri S.typhi.disebabkan oleh bakteri S.typhi.

S. typhi :S. typhi :Batang, gram negatifBatang, gram negatifMempunyai : Ag O, Ag protein flagelar H,Mempunyai : Ag O, Ag protein flagelar H,

Ag kapsular Vi.Ag kapsular Vi.Golongan yang penting untuk infeksi Golongan yang penting untuk infeksi

manusia: A, B, C, D, Emanusia: A, B, C, D, E

Page 44: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Salmonella typhi :

flagela (antigen H )

lipopolisakarida ( antigen O )

kapsel ( antigen Vi )

Page 45: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Macam pemeriksaanMacam pemeriksaan

1.1. Hematologi :Hematologi :

Hb : normalHb : normal

menurun : perforasi, perdarahan usus.menurun : perforasi, perdarahan usus.

Jumlah lekosit : turun, normal, tinggiJumlah lekosit : turun, normal, tinggi

Hit. Jenis lekosit : neutropeni denganHit. Jenis lekosit : neutropeni dengan

imfositosis relatif.imfositosis relatif.

LED :meningkatLED :meningkat

Jumlah trombosit : normal, menurun. Jumlah trombosit : normal, menurun.

Page 46: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

2. Urinalisis : protein : negatif - positif2. Urinalisis : protein : negatif - positif

lekosit dan eritrosit : normal, lekosit dan eritrosit : normal, bila meningkat mungkin terjadi penyulit.bila meningkat mungkin terjadi penyulit.

3. Kimia Klinik : GOT, GPT sering 3. Kimia Klinik : GOT, GPT sering meningkat.meningkat.

4. Imunoserologi4. Imunoserologi

5. Mikrobiologi : kultur darah, feses, 5. Mikrobiologi : kultur darah, feses, aspirasi sumsum tulang.aspirasi sumsum tulang.

6. Biologi molekuler6. Biologi molekuler

Page 47: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

4. Imunoserologi4. Imunoserologi..A. WidalA. WidalUntuk mendeteksi adanya Ab dalam darah Untuk mendeteksi adanya Ab dalam darah

terhadap Ag O dan H kuman S. typhi/ terhadap Ag O dan H kuman S. typhi/ paratyphi.paratyphi.

Biasanya Ab O muncul pada hari ke 6 – 8 Biasanya Ab O muncul pada hari ke 6 – 8 dan H pada hari 10 – 12 setelah onset dan H pada hari 10 – 12 setelah onset penyakit.penyakit.

Pemeriksaan pada fase akut harus disertai Pemeriksaan pada fase akut harus disertai dengan pemeriksaan ke 2 masa dengan pemeriksaan ke 2 masa konvalesens.konvalesens.

Uji cepat.Uji cepat.Hasil dinyatakan dengan adanya Hasil dinyatakan dengan adanya

aglutinasi.aglutinasi.

Page 48: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Serotipe Salmonella yang sering Serotipe Salmonella yang sering digunakan :digunakan :Gol A : S. paratyphi A dengan Ag O Gol A : S. paratyphi A dengan Ag O

dan Hdan HGol B : S. paratyphi B dengan Ag O Gol B : S. paratyphi B dengan Ag O

dan Hdan HGol C : S. paratyphi C dengan Ag O Gol C : S. paratyphi C dengan Ag O

dan Hdan HGol D : S. typhi dengan Ag O dan HGol D : S. typhi dengan Ag O dan H

Page 49: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

AglutinasiReagenserum

Page 50: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Demam tifoid /paratifoid dinyatakan Demam tifoid /paratifoid dinyatakan kalau :kalau :Titer O = 1/160. Meningkat setelah Titer O = 1/160. Meningkat setelah

akhir minggu I, mencapai puncak akhir minggu I, mencapai puncak antara minggu III s/d IV, lalu turun antara minggu III s/d IV, lalu turun kembali.kembali.

Kenaikkan titer O = 4 kali pada 2 kali Kenaikkan titer O = 4 kali pada 2 kali pemeriksaan selang waktu 1 minggu. pemeriksaan selang waktu 1 minggu.

Page 51: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

B. Elisa S. typhi / paratyphi Ig G dan Ig MB. Elisa S. typhi / paratyphi Ig G dan Ig MLebih sensitive dan spesifik Lebih sensitive dan spesifik

dibandingkan uji Widal.dibandingkan uji Widal.Uji cepat.Uji cepat.Demam tifoid dinyatakan kalau :Demam tifoid dinyatakan kalau :

Ig M positif Ig M positif infeksi akut infeksi akutIg G positif Ig G positif pernah terinfeksi / pernah terinfeksi /

reinfeksi/ daerah endemis.reinfeksi/ daerah endemis.

C. Inhibition Magnetic Binding Immunoassay ( IMBI ).

Mendeteksi antibodi Ig M terhadap antigen O9 LPS S. typhi

Page 52: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

DEMAM BERDARAH DENGUE

Page 53: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan laboratorium demam Pemeriksaan laboratorium demam berdarah dengueberdarah dengue

Demam Dengue penyakit yang Demam Dengue penyakit yang disebabkan oleh virus dengue anggota disebabkan oleh virus dengue anggota virus Flavivirus dan famili Faviviridae.virus Flavivirus dan famili Faviviridae.

Disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.Disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Memiliki single stranded RNAMemiliki single stranded RNA Ada empat serotipe : serotipe 1, 2, 3, 4 Ada empat serotipe : serotipe 1, 2, 3, 4

( DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4 ). ( DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4 ).

Page 54: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 55: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Macam pemeriksaanMacam pemeriksaan

1.1. Hematologi :Hematologi : Jumlah trombosit menurun Jumlah trombosit menurun

( trombositopeni )( trombositopeni ) Hematokrit meningkatHematokrit meningkat Jumlah lekosit menurun ( lekopeni )Jumlah lekosit menurun ( lekopeni ) SDT : limfosit plasma biruSDT : limfosit plasma biru

2.2. Hemostasis :Hemostasis : Uji torniquetUji torniquet Masa protrombinMasa protrombin D dimerD dimer

Page 56: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

3. 3. Kimia klinikKimia klinikSGOT, SGPTSGOT, SGPT

4. Isolasi virus.4. Isolasi virus.Diagnosis pasti dengan cara isolasi virus Diagnosis pasti dengan cara isolasi virus

dengue dengan menggunakan kultur sel.dengue dengan menggunakan kultur sel.Sampel : serum, plasma, lapisan buffy coat Sampel : serum, plasma, lapisan buffy coat

darah heparin.darah heparin.5. Uji serologis 5. Uji serologis

Uji Inhibisi Hemaglutinasi Uji Inhibisi Hemaglutinasi Uji ElisaUji ElisaUji Dengue Blot atau Dot immunoassay Uji Dengue Blot atau Dot immunoassay

atau dengue stick.atau dengue stick.Uji imunokromatografi ( ICT )Uji imunokromatografi ( ICT )Dengue NS 1 AgDengue NS 1 Ag

Page 57: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Imunokromatografi ( Uji ICT )Imunokromatografi ( Uji ICT )

Untuk mendeteksi Ig M dan Ig G anti Untuk mendeteksi Ig M dan Ig G anti dengue sekaligus.dengue sekaligus.

Serum tunggal.Serum tunggal.Waktu 15 – 30 menit.Waktu 15 – 30 menit.Pada infeksi sekunder tidak perlu Pada infeksi sekunder tidak perlu

menunggu timbul garis Ig M anti menunggu timbul garis Ig M anti dengue.dengue.

Page 58: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 59: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

• Suatu glikoprotein• Diperlukan untuk mendeteksi adanya infeksi virus dengue fase akut.• NS-1 terdapat di sirkulasi sejak hr ke 1 stlh onset demam s/d hr ke 9

• Sampel : serum, plasma

Dengue NS 1 AgDengue NS 1 Ag

Page 60: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 61: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

HEPATITIS BHEPATITIS B

Page 62: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan laboratorium Hepatitis BPemeriksaan laboratorium Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit yang Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B

( HBV ).( HBV ). Virus Hepatitis B:Virus Hepatitis B:

Virus DNA, keluarga Hepadnaviridae.Virus DNA, keluarga Hepadnaviridae.Virion dikenal sebagai partikel Dane.Virion dikenal sebagai partikel Dane.HBs Ag diproduksi dalam jumlah besar oleh HBs Ag diproduksi dalam jumlah besar oleh

sel yang terinfeksi.sel yang terinfeksi.Bagian Capsid terdapat HBe Ag dan HBc Ag.Bagian Capsid terdapat HBe Ag dan HBc Ag.

Page 63: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 64: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan :Pemeriksaan :Marker kerusakan hati : SGPT, SGOT, Marker kerusakan hati : SGPT, SGOT,

Bilirubin.Bilirubin.Beratnya kerusakan hati : Bilirubin, Beratnya kerusakan hati : Bilirubin,

Albumin, Prothrombin Time.Albumin, Prothrombin Time.Marker virus : HBV DNA, HBe Ag, HBs Ag.Marker virus : HBV DNA, HBe Ag, HBs Ag.Antibodi virus : Anti HBc, Anti HBe, Anti Antibodi virus : Anti HBc, Anti HBe, Anti

HBs.HBs.

Page 65: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 66: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan petanda HepatitisPemeriksaan petanda Hepatitis BBI.I. Pemeriksaan antigen – antibodi HBV.Pemeriksaan antigen – antibodi HBV.

1.1. HBs Ag.HBs Ag. HBs Ag berhubungan dengan HBs Ag berhubungan dengan

selubung permukaan virus.selubung permukaan virus. Keberadaannya dalam serum Keberadaannya dalam serum

biasanya merupakan petanda pertama biasanya merupakan petanda pertama terjadinya infeksi HBV.terjadinya infeksi HBV.

HBs Ag timbul selama masa inkubasi, HBs Ag timbul selama masa inkubasi, menghilang selama masa menghilang selama masa penyembuhan.penyembuhan.

Page 67: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Setelah infeksi akut tetap ada Setelah infeksi akut tetap ada menandakan terjadi hepatitis kronis atau menandakan terjadi hepatitis kronis atau pembawa virus yang tidak ada gejala.pembawa virus yang tidak ada gejala.

2. Anti HBs.2. Anti HBs. Timbul beberapa minggu atau bulan Timbul beberapa minggu atau bulan

kemudian, setelah sembuh secara klinis kemudian, setelah sembuh secara klinis dan biasanya menetap seumur hidup.dan biasanya menetap seumur hidup.

Page 68: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

3. Core antigen ( HBc Ag ).3. Core antigen ( HBc Ag ). Ditemukan pada sel – sel hati yang terinfeksi.Ditemukan pada sel – sel hati yang terinfeksi. Tidak terdeteksi di dalam serum, kecuali Tidak terdeteksi di dalam serum, kecuali

teknik – teknik khusus yang dapat teknik – teknik khusus yang dapat menghancurkan partikel Dane.menghancurkan partikel Dane.

4. Anti HBc.4. Anti HBc. Biasanya timbul pada saat terjadi gejala klinis.Biasanya timbul pada saat terjadi gejala klinis. Pada infeksi akut anti HBc Ig M muncul 2 Pada infeksi akut anti HBc Ig M muncul 2

minggu setelah HBs Ag terdeteksi, menetap minggu setelah HBs Ag terdeteksi, menetap selama ± 6 bulan.selama ± 6 bulan.

Penting pada masa ‘ Penting pada masa ‘ window period window period ’.’.

Page 69: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

5. Antigen e ( HBe Ag ).5. Antigen e ( HBe Ag ).Berasal dari core virus.Berasal dari core virus.Timbul bersamaan dengan Timbul bersamaan dengan

dihasilkannya DNA polimerase virus.dihasilkannya DNA polimerase virus.Menunjukkan replikasi virus.Menunjukkan replikasi virus.Bila menetap kemungkinan terjadi Bila menetap kemungkinan terjadi

hepatitis kronis.hepatitis kronis.

6. Anti HBe.6. Anti HBe.Terdeteksinya anti HBe merupakan Terdeteksinya anti HBe merupakan

prognosis yang baik.prognosis yang baik.

Page 70: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

II. Pemeriksaan HBV DNA.II. Pemeriksaan HBV DNA.PCRPCRUntuk mengetahui :Untuk mengetahui :

Adanya replikasi virus.Adanya replikasi virus.Memantau respon terapi anti virus.Memantau respon terapi anti virus.Mendeyeksi kekambuhan setelah terapi Mendeyeksi kekambuhan setelah terapi

dihentikan.dihentikan.

Page 71: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Metode pemeriksaanMetode pemeriksaan

1.1. EIA :EIA :• IndirekIndirek• SandwichSandwich

2.2. AglutinasiAglutinasi

3.3. Rapid :Rapid :• ICTICT

Page 72: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

HEPATITIS CHEPATITIS C

Page 73: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 74: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

PemeriksaanPemeriksaan

1.1. SGPT SGPT 60 % penderita HCV (+) 60 % penderita HCV (+) normal.normal.

2.2. Antibodi terhadap HCVAntibodi terhadap HCV• Dengan metode EIADengan metode EIA• Hasil :Hasil :

Positif palsuPositif palsu Infeksi aktif oleh HCVInfeksi aktif oleh HCV Infeksi HCV di masa lampauInfeksi HCV di masa lampau

Page 75: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

3. Recombinant Immunoblot Assay ( RIBA )3. Recombinant Immunoblot Assay ( RIBA )Uji konfirmasi .Uji konfirmasi .

4. ICT4. ICT

5. HCV RNA5. HCV RNAPCRPCRUntuk analisis awal bagi orang yang Untuk analisis awal bagi orang yang

menunjukkan hasil pemeriksan anti HCV menunjukkan hasil pemeriksan anti HCV positif.positif.

6. Pemeriksaan Genotip HCV6. Pemeriksaan Genotip HCV

Page 76: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Tests for HCV: Tests for HCV: Virological markersVirological markers

HCV Spot TestHCV Spot Test

Page 77: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

MALARIAMALARIA

Page 78: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Disebabkan oleh parasit malaria :Disebabkan oleh parasit malaria :Plasmodium falciparumPlasmodium falciparumPlasmodium vivaxPlasmodium vivaxPlasmodium malariaePlasmodium malariaePlasmodium ovale.Plasmodium ovale.Plasmodium knowlesi ( th. 2007 )Plasmodium knowlesi ( th. 2007 )

Cara penularan melalui gigitan nyamuk Cara penularan melalui gigitan nyamuk Anopheles betinaAnopheles betina

Page 79: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium

1.1. Sediaan darah :Sediaan darah : Tebal Tebal densitas parasit densitas parasit Tipis Tipis menentukan spesies parasit menentukan spesies parasit

malariamalaria Pengecatan GiemsaPengecatan Giemsa

Page 80: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

2. Teknik Quantitative Buffy Coat ( QBC )2. Teknik Quantitative Buffy Coat ( QBC )

3.Dip stick test 3.Dip stick test ICT ICT

4.Indirect Fluorescent Antibody Test ( IFAT 4.Indirect Fluorescent Antibody Test ( IFAT ) dan Enzyme-Linked Immunosorbent ) dan Enzyme-Linked Immunosorbent AssayAssay

( ELISA ).( ELISA ).

5. PCR5. PCR

Page 81: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Antigen yang dipakai sebagai Antigen yang dipakai sebagai target target

HRP-2 (HRP-2 (Histidine Rich Protein-2Histidine Rich Protein-2) ) → P. falciparum→ P. falciparum

pLDH (pLDH (pan Lactate Dehydrogenasepan Lactate Dehydrogenase) → empat ) → empat

spesies Plasmodiumspesies Plasmodium

Aldolase (Aldolase (pan Malaria antigenpan Malaria antigen) → empat spesies ) → empat spesies

PlasmodiumPlasmodium

Page 82: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

HRP-2 :HRP-2 :Protein yang larut dalam airProtein yang larut dalam airDisekresikan oleh berbagai stadium Disekresikan oleh berbagai stadium

aseksual dan gametosit muda P. falciparumaseksual dan gametosit muda P. falciparumTidak ditemukan pada spesies plasmodium Tidak ditemukan pada spesies plasmodium

yang lain.yang lain.Berada di darah sampai 28 hari setelah Berada di darah sampai 28 hari setelah

pengobatanpengobatan

Page 83: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

LDH dan Aldolase :LDH dan Aldolase :Dihasilkan oleh stadium aseksual atau Dihasilkan oleh stadium aseksual atau

seksual semua plasmodium.seksual semua plasmodium. Isomer enzim LDH setiap plasmodium Isomer enzim LDH setiap plasmodium

berbeda sehingga dapat digunakan untuk berbeda sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi campuran jika mendeteksi infeksi campuran jika dikombinasi dengan HRP-2dikombinasi dengan HRP-2

Page 84: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 85: INFEKSI IMUNOLOGI 2013
Page 86: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Reaksi positif palsu :Reaksi positif palsu :Faktor rematoidFaktor rematoidPersisten Ag setelah pengobatan.Persisten Ag setelah pengobatan.

Reaksi negatif palsu:Reaksi negatif palsu:Jumlah parasit rendah (< 100 parasit / Jumlah parasit rendah (< 100 parasit / µµL )L )Jumlah parasit tinggi ( > 10.000 parasit / Jumlah parasit tinggi ( > 10.000 parasit / µL )µL )

Page 87: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM HIVLABORATORIUM HIV

Justina MariaJustina MariaInstalasi Laboratorium KlinikInstalasi Laboratorium Klinik

RSUD. Dr. SoedarsoRSUD. Dr. SoedarsoPontianakPontianak

Page 88: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Human Immunodeficiency VirusHuman Immunodeficiency Virus (HIV) (HIV)

•• RetrovirusRetrovirus

•• 2 2 ssss--RNARNA

•• reverse reverse transcriptasetranscriptase

•• StrukturStruktur ::

envelopeenvelope

capsidcapsid

corecore

•• RetrovirusRetrovirus

•• 2 2 ssss--RNARNA

•• reverse reverse transcriptasetranscriptase

•• StrukturStruktur ::

envelopeenvelope

capsidcapsid

corecore

Page 89: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan laboratorium HIVPemeriksaan laboratorium HIV

Biakan virus Biakan virus

Deteksi antigen : p24Deteksi antigen : p24

Deteksi materi genetik : DNA provirus / Deteksi materi genetik : DNA provirus / RNARNA

Deteksi antibodi : penyaring & konfirmasiDeteksi antibodi : penyaring & konfirmasi

Page 90: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Untuk mengetahui status infeksi HIVUntuk mengetahui status infeksi HIV

Pemeriksaan laboratorium yang Pemeriksaan laboratorium yang penting:penting:Jumlah CD4Jumlah CD4Viral load HIVViral load HIV

Page 91: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemakaian strategi penyaringPemakaian strategi penyaringTujuan tes Prevalensi Strategi

Darah donor + transplantasi

semua prevalensi

I

Surveilans > 10 % I

10 % II

Diagnosis simtomatik > 30 % I

30 % II

asimtomatik > 10 % II

10 % III

Tujuan tes Prevalensi Strategi

Darah donor + transplantasi

semua prevalensi

I

Surveilans > 10 % I

10 % II

Diagnosis simtomatik > 30 % I

30 % II

asimtomatik > 10 % II

10 % III

Page 92: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring darah donor & transplantasidarah donor & transplantasi

A1A1A1A1

A1 positifA1 positif

Anggap Anggap sebagai sebagai “positif”“positif”

A1 negatifA1 negatif

Anggap Anggap sebagai sebagai

“negatif”“negatif”

Jangan dipakai !!Jangan dipakai !!

Page 93: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk surveilansAlur pemeriksaan anti-HIV untuk surveilans

A1A1A1A1

A1 positifA1 positif A1 negatifA1 negatif

Lapor Lapor sebagai sebagai

“Non-reaktif”“Non-reaktif”

A2A2A2A2

Page 94: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

A1 pos A1 pos A2 posA2 pos

A2A2A2A2

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk surveilansAlur pemeriksaan anti-HIV untuk surveilans

A1 pos A1 pos A2 negA2 neg

Ulangi A1&A2Ulangi A1&A2Ulangi A1&A2Ulangi A1&A2

A1 pos A1 pos A2 posA2 pos

A1 pos A1 pos A2 negA2 neg

Lapor Lapor sebagai sebagai

“Non-reaktif”“Non-reaktif”

A1 neg A1 neg A2 negA2 neg

Lapor Lapor sebagai sebagai “reaktif”“reaktif”

Lapor Lapor sebagai sebagai

“Indeterm”“Indeterm”

Page 95: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosisAlur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

A1A1A1A1

A1 positifA1 positif A1 negatifA1 negatif

Lapor Lapor sebagai sebagai

“Non-reaktif”“Non-reaktif”

A2A2A2A2

Page 96: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

A1 pos A1 pos A2 posA2 pos

A2A2A2A2

A3A3A3A3

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosisAlur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

A1 pos A1 pos A2 negA2 neg

Ulangi A1&A2Ulangi A1&A2Ulangi A1&A2Ulangi A1&A2

A1 pos A1 pos A2 posA2 pos

A1 pos A1 pos A2 negA2 neg

Lapor Lapor sebagai sebagai

“Non-reaktif”“Non-reaktif”

A1 neg A1 neg A2 negA2 neg

Lapor Lapor sebagai sebagai “reaktif”“reaktif”

A1 pos A1 pos A2 neg A2 neg A3 negA3 neg

A1 pos A1 pos A2 neg A2 neg A3 posA3 pos

A1 pos A1 pos A2 pos A2 pos A3 posA3 pos

A1 pos A1 pos A2 pos A2 pos A3 negA3 neg

Lapor Lapor sebagai sebagai

“Indeterm”“Indeterm”

Page 97: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

A1 pos A1 pos A2 neg A2 neg A3 negA3 neg

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosisAlur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis

Risiko Risiko tinggitinggi

Risiko Risiko rendahrendah

Lapor Lapor sebagai sebagai

“Non-reaktif”“Non-reaktif”

Lapor Lapor sebagai sebagai

“Indeterm”“Indeterm”

Page 98: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pemeriksaan CD4 dan Viral Pemeriksaan CD4 dan Viral LoadLoad

VL adalah jumlah partikel virus HIV yang VL adalah jumlah partikel virus HIV yang ditemukan dalam setiap ml darah.ditemukan dalam setiap ml darah.

Semakin banyak jumlah partikel virus HIV di Semakin banyak jumlah partikel virus HIV di dalam darah, semakin cepat sel – sel CD4 dalam darah, semakin cepat sel – sel CD4 dihancurkan dan semakin cepat pasien ke dihancurkan dan semakin cepat pasien ke arah AIDS.arah AIDS.

Pemeriksaan jumlah CD4 dilakukan untuk Pemeriksaan jumlah CD4 dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai sistem kekebalan tubuh melawan mengenai sistem kekebalan tubuh melawan virus.virus.

Page 99: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

Pengiriman sampelPengiriman sampel

Tabung plastik tahan pecah Kantung plastik Termos + es

Surat rujukan

Page 100: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

VCT Lab

TB

Peny Dlm

STI

Neurologi

KIA

RS

VCT

Dr Praktek

NGO’s

R.S

Rehab

Individu

PKM

VCT

Community

ALUR TES HIV DIAGNOSTIK

Hsl lab. dikembalikan kepada dr yg meminta (rahasia dijaga ketat)

Page 101: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

PENTING !!!PENTING !!!

Informed consentInformed consent tertulistertulis

Didahului dengan Didahului dengan pre-test counselingpre-test counseling

Diikuti dengan Diikuti dengan post-test counselingpost-test counseling

Page 102: INFEKSI IMUNOLOGI 2013

PRAKTIKUM PRAKTIKUM

Hematologi : Hematologi : Hitung Hitung jumlah leukositjumlah leukositHitung jumlah trombositHitung jumlah trombosit

HBs Ag, Anti HCV, Anti HIVHBs Ag, Anti HCV, Anti HIVWidal, sel LEWidal, sel LECD4CD4

Page 103: INFEKSI IMUNOLOGI 2013