Top Banner

of 28

INDUSTRI SOHUN

Apr 07, 2018

Download

Documents

Gween Pameelha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    1/28

    INDUSTRI SOHUN

    PENDAHULUAN

    Makanan ini cukup akrab dimasyarakat dan telah dikenal turun temurun. Bentuknya yang seperti

    benang, kenyal dan transparan sering menjadi penambah selera dalam masakan soto, sup ataubakso. Makanan ini akrab ditelinga masyarakat sebagai sohun.

    Sohun merupakan suatu produk bahan makanan kering yang dibuat dari pati dengan bentuk khas(SNI 01-3723-1995). Berbagai macam pati sebagai bahan baku sohun dapat berasal dari umbi-umbian, kacang hijau, jagung, ubi jalar (sweet potato), sagu, aren, midro/ganyong (cannaeduliker) dan tapioka. Di Indonesia umumnya sohun dibuat dari bahan dasar pati sagu atau arendan midro sebagai campuran. Di negara lain seperti di Cina bahan bakunya adalah mungbean/pati kacang hijau atau di Korea dengan bahan baku sweet potato.

    Di Indonesia sohun dikenal juga sebagai soun, su un, soon, soo hun atau soo hon. Begitu pula

    tiap negara memiliki penyebutan sendiri-sendiri, seperti harusame (Jepang), woon sen(Thailand), kyazan (Burma), mien, bun tau (Vietnam), bi fun, ning fun, sai fun, fun see (China),sohoon, tunghoon (Malaysia), pancit, sotanghon (Pilipina). Sementara didunia dikenal dengannama cellophane noodles, silver noodles, glass noodles, transparent vermicelli atau spring rainnoodles (terjemahan bahasa jepang dari harusame).

    Jenis olahan pangan lainnya yang bentuknya hampir sama dengan sohun adalah bihun. Namunkeduanya mempunyai perbedaan seperti, bihun terbuat dari bahan dasar amilosa dan dalampembuatannya dikukus atau direbus, sedangkan sohun terbuat dari bahan dasar amilopektin dandalam pembuatannya harus direbus (Astawan, 2004). Sohun dibuat dari pati sedangkan bihundibuat dari beras. Demikian juga dalam pemanfaatannya bukan merupakan barangkomplementer, karena masing-masing mempunyai kegunaan yang khas.

    Saat inipemanfaatan sohun masih terbatas sebagai campuran makanan seperti sup,soto, bakso,kimlo dan salad. Sohun sering juga digunakan dalam makananvegetarian atau ditambahkandalam minuman/manisan atau dessert soups.

    Ditinjau dari nilai gizinya, sohun sarat akan karbohidrat dan zat tenaga dengan kandunganprotein, lemak dan serat kasar yang rendah.

    PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

    PROFIL USAHA

    Usaha industri sohun pada umumnya merupakan usaha perorangan dengan skala usaha kecilsampai menengah dan merupakan usaha turun temurun. Usaha ini biasanya sebagai usahakeluarga dalam artian pemilik dibantu oleh keluarganya dalam pengelolaannya namun tenagakasar berasal dari luar keluarga. Namun demikian, berdasarkan kriteria Disperindag, semuaperusahaan merupakan usaha formal dalam artian mempunyai ijin usaha dan aspek legal lainyaseperti TDP, HO, IMB atau NPWP.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    2/28

    Sebaran industri sohun secara nasional paling banyak terdapat di Pulau Jawa. Diluar Pulau Jawahanya terdapat usaha sohun di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Tiga besar sentra industrisohun di Indonesia berdasarkan direktori industri BPS tahun 2004 dengan urutan dari yangpaling banyak yaitu Cirebon (44 unit usaha), Tulungagung (17 unit usaha) dan Banyumas (13unit usaha). Sebaran usaha sohun di Indonesia selengkapnya disajikan pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1.Sebaran usaha industri sohun di Indonesia

    Wilayah Jumlah Usaha

    Cirebon 44

    Tulungagung 17

    Banyumas 13

    Brebes 9

    Purbalingga 6

    Cilacap 5

    Klaten 2

    Palembang 2

    Situbondo 2

    Jember 2

    Kuningan 1

    Gresik 1

    Lampung 1

    Kudus 1

    Asahan 1

    Banyuwangi 1

    Kediri 1

    Madiun 1

    Indonesia 110

    Sumber : Direktori Industri 2004, Biro Pusat Statistik

    POLA PEMBIAYAAN

    Kegiatan usaha pembuatan sohun mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan. Kredit untukusaha ini merupakan kredit komersial yang berupa kredit modal kerja (KMK). Kredit inimenggunakan sistem rekening koran dengan suku bunga 15,5% pertahun dan perhitunganbunga efektif, jangka waktu pengembalian 1 tahun serta tanpa masa tenggang (grace period).

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    3/28

    Persyaratan untuk memperoleh kredit ini yaitu memenuhi persyaratan jaminan berupa sertifikattanah/bangunan, tabungan deposito atau aset/barang bergerak. Dokumen persyaratan lainnyaberupa aspek legal usaha, seperti NPWP, TDP dan lainnya. Pengikatan jaminan sesuai denganketentuan perundang-undangan yang berlaku. Bank akan mengenakan biaya administrasi untukproses pengajuan kredit ini.

    ASPEK PEMASARAN

    PERMINTAAN DAN PENAWARAN

    1. Permintaan

    Sohun merupakan produk yang banyak digunakan sebagai campuran untuk makanan seperti sup,soto dan bakso, sehingga terdapat permintaan yang banyak dimasyarakat. Hal ini karenamasyarakat Indonesia sangat menyukai masakan tersebut. Namun data kuantitatif permintaansohun untuk pasar lokal maupun regional sulit didapatkan dari instansi terkait.

    Permintaan sohun kepada pengusaha di Tulungagung lebih banyak berasal dari luar kabupaten,antara lain dari Surabaya, Malang, Cirebon, Jakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur danSulawesi Tenggara. Permintaan yang besar juga ditandai dengan cukup besarnya impor sohun.Permintaan sohun dimasyarakat akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya rumahmakan-rumah makan yang menyajikan menu soto, sup dan bakso serta makanan lain yangmenggunakan sohun.

    Disamping permintaan dalam negeri, sohun juga memenuhi permintaan luar negeri (ekspor).Permintaan sohun di pasar luar negeri dinilai lebih besar dibandingkan permintaan domestik.Pada tahun 2000 volume ekspor sebesar 125.861 kg setara dengan US$ 82.437. Pada tahun 2003volume ekspor sebesar 39.939 kg atau setara dengan US$ 45.214. Ekspor sohun tiap tahunnyanaik turun mengikuti permintaan pasar luar negeri sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1 dansecara lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 3.1. Negara-negara tujuan ekspor sohun selama iniadalah Malaysia, Australia, Hongkong, Timor Timur, Brunei Darussalam, Singapura danAmerika Serikat.

    Produk pangan sohun ini masih mempunyai prospek yang baik. Hal ini dikarenakan konsumensohun makin banyak dan adanya permintaan dari luar negeri yang potensial yang masih belumbisa dipenuhi. Dari sisi produksi, tersedianya bahan baku yang melimpah di Indonesia.

    Tabel 3.1.Perkembangan ekspor sohun tahun 2000-2003

    Tahun Volume (kg) Nilai (US $)

    2000 125.861 82.437

    2001 54.718 53.551

    2002 181.457 44.007

    2003 39.939 45.214

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    4/28

    Sumber: Statistik ekspor 2000- 2003, BPS

    Gambar 3.1 Grafik perkembangan ekspor sohun tahun 2000-2003

    2. Penawaran

    Dalam statistik industri, produksi sohun nasional menunjukkan kecenderungan meningkat setiaptahunnya. Produksi paling banyak dalam rentang tahun 1998-2002 yaitu pada tahun 2001 sebesar91.816.962 kg. Data produksi tahun terakhir yang tersedia (2002) yaitu sebesar 76.151.851 kg.Data lengkap produksi sohun secara nasional tahun 1998-2002 disajikan pada Tabel 3.2 dangrafik perkembangan produksi disajikan pada Gambar 3.2.

    Tabel 3.2.

    .Perkembangan produksi sohun tahun 1998-2002

    Tahun Volume (kg)

    1998 23.071.251

    1999 17.465.538

    2000 36.014.951

    2001 91.816.962

    2002 76.151.851

    Sumber:Statistik Industri 1998-2002, BPS

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    5/28

    Gambar 3.2Grafik perkembangan produksi sohun tahun 1998-2002

    Produksi sohun di Indonesia dihasilkan oleh 110 unit usaha dengan skala kecil sampai menengah(Direktori Industri, BPS 2004). Berdasarkan data instansi terkait, jumlah unit usaha sohun dilokasi usaha ini tercatat sebanyak 17 unit usaha. Kapasitas produksi setiap unit usaha tersebutberkisar antara 100 ton350 ton per tahun atau rata-rata 258 ton per tahun.

    ASPEK PEMASARAN

    PERSAINGAN DAN PELUANG

    Persaingan di industri sohun dapat ditinjau dari aspek persaingan industri sejenis. Namun bukan

    dalam aspek persaingan antar pengusaha lokal, karena antar pengusaha hampir tidak terdapatpersaingan, karena masing-masing mempunyai pasar sendiri-sendiri. Akan tetapi persainganyang terjadi yaitu persaingan produk sohun lokal dengan produk impor yang mempunyai kualitasyang lebih baik dan harga lebih bersaing. Namun produk impor ini masih sedikit dan belumbanyak mempengaruhi pasar produk lokal.

    Peluang pasar sohun masih terbuka untuk pasar lokal maupun ekspor. Peluang di pasar lokalditandai dengan kecenderungan menjamurnya rumah-rumah makan yang menyajikan menudengan bahan baku sohun. Begitu juga pasar ekspor masih terbuka peluang yang luas. Peluangtersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan daya saing produk di pasar ekspor denganmemperbaiki mutu dan menyesuaikan dengan standar yang ada serta membuat variasi produk

    seperti sohun instan.

    HARGA

    Harga sohun dipasaran termasuk stabil. Perubahan harga dipicu oleh berubahnya semuakomponen biaya operasional usaha. Penyebab perubahan biaya operasional antara lain kenaikanbahan bakar minyak (BBM). Kenaikan BBM terakhir (April 2005) menyebabkan kenaikan hargabahan baku sebesar 1-2%, bahan pembantu sebesar rata-rata 15% dan biaya transportasi.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    6/28

    Sementara besar kecilnya permintaan atau pengaruh musim tidak mempengaruhi harga ditingkatprodusen.

    Harga sohun ditingkat produsen pada awal tahun 2005 berkisar antara Rp. 3.000 Rp. 9.500 perkg untuk sohun dari bahan baku pati aren dan Rp. 4.500 Rp. 6.900 per kg untuk sohun dari

    bahan baku pati sagu.

    JALUR PEMASARAN

    Jalur pemasaran produk sohun oleh pengusaha relatif masih sederhana. Pengusaha sohunmenjual produknya kepada pedagang perantara/pengepul, kemudian para pengepulmendistribusikan sohun kepada pedagang eceran. Pedagang eceran memasarkan langsung kekonsumen atau pedagang kecil lainnya. Alur pemasaran sohun dari produsen sampai kekonsumen disajikan pada Gambar 3.3.

    Gambar 3.3.Alur pemasaran produk

    KENDALA PEMASARAN

    Pada umumnya pemasaran yang dilakukan pengusaha sohun melalui pelanggan masing-masing(mempunyai pasar sendiri) atau pedagang pengepul yang langsung mendatangi pengusaha untuk

    mendapatkan barang, sehingga sedikit kendala yang muncul. Kendala-kendala yang biasanyadihadapi pengusaha antara lain minimnya informasi mengenai jumlah permintaan pasar yangdapat diperoleh pengusaha, produk melimpah dipasar pada saat musim kering sehingga harusmengurangi produksi padahal pada musim inilah paling baik untuk produksi. Kendala jugadialami untuk pemasaran keluar negeri (ekspor), hal ini karena belum dipenuhinya standar mutubagi produk pangan ini untuk ekspor.

    ASPEK PRODUKSI

    LOKASI USAHA

    Usaha pengolahan sohunmemerlukan area yang luas dan datar, air yang cukup, intensitassinarmatahari yang baik dan sanitasi yang baik. Area yang luas dibutuhkanuntuk penjemuransetelah adonan dicetak. Lokasi penjemuran sebaiknyatidak berdebu, jauh dari pembuangansampah atau jalan raya.

    Prosespenjemuran membutuhkan intensitas sinar matahari yang baik danmerupakan salah satufaktor kritis dalam pengolahan sohun. Buruknyaintensitas sinar matahari pada saat penjemuranmenyebabkan prosespengeringan lama dan berakibat rendahnya produksi dan mutu sohunsertadapat menyebabkan gagalnya proses pembuatan sohun. Air banyak digunakandalam proses

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    7/28

    pencucian bahan baku, pencampuran bahan dan pemasakan.

    Lokasiusaha tidak harus dekat dengan sumber bahan baku, hal ini karena sifatbahan baku yangawet dan hanya dihasilkan didaerah tertentu. Namundemikian lokasi usaha yang dekat denganbahan baku lebih baik untukefisiensi biaya transportasi.

    FASILITAS PRODUKSI DAN PERALATAN

    Berbagai fasilitas dan peralatan produksi yang dibutuhkan dalam usaha pengolahan sohun antaralain :

    1. Lahan usaha sebagai tempat untuk kegiatan produksi, penyimpanan hasil produksi,penjemuran dan pencucian bahan. Luas lahan yang dibutuhkan untuk kapasitas luaran600 kg per hari adalah 2000 m2. Sebagian besar lahan usaha digunakan untuk prosespenjemuran, yaitu seluas 1500 m2.

    2. Bangunan atau ruang produksi merupakan tempat kegiatan produksi berupa pencucian,pemasakan, pengekstrusian dan pengemasan. Konstruksi dinding terbuat dari tembokdengan atap berupa seng atau genteng. Ruang produksi yang diperlukan seluas 225 m 2.

    3. Gudang penyimpanan produk seluas 50 m2.4. Tempat pencucian pati yang berupa bak-bak besar dan kecil serta mesin-mesin pengaduk5. Mesin pengekstrusi yang digunakan untuk pengekstrusian adonan pati menjadi benang

    sohun

    Selain itu diperlukan fasilitas dan peralatan lainnya seperti pengaduk/blender, loyang dari sengdan rak-rak yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya seperti besi. Rincian kebutuhan fasilitasdan peralatan disajikan pada Tabel 4.1.

    Tabel. 4.1.Fasilitas dan peralatan produksi

    No Asumsi Satuan Jumlah/Nilai

    1Mesin Pencuci dan bakpenampungan

    Set/unit 1

    2 Pengaduk/Blender Unit 2

    3 Mesin Pengekstrusi/Ekstruder Unit 2

    4Ketel Uap/boiler (bahan bakar

    gas)Unit 1

    5 Loyang Unit 3.2006 Genset Unit 1

    7 Pompa air Unit 2

    8 Penampungan air Unit 2

    9 Wajan/Kuali Unit 4

    10 Kaleng/tong kecil 25 liter Unit 2

    11 Timbangan besar 50 kg Unit 1

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    8/28

    12 Timbangan kecil 5 kg Unit 3

    13 Sealer Unit 3

    14 Kereta dorong Unit 2

    15 Rak penjemuran Set 204

    16 Pengadukan Unit 417 Pipa/slang m 15

    18 Bangunan produksi m2 225

    19 Lahan penjemuran m2 1.500

    20 Gudang m2 50

    21 Sumur Unit 1

    Sumber: Data primer, diolah

    BAHAN BAKU

    Bahan baku utama pembuatan sohun adalah pati sagu/aren yang diperoleh melalui pemasok.Bahan baku ini merupakan produk lokal dan mudah didapatkan. Produksi pati sagu di Indonesiapada akhir tahun 2004 mencapai 200.000 ton pertahun. Pati sagu ini banyak dihasilkan diIndonesia terutama diluar Pulau Jawa, seperti di Riau, Maluku dan Papua.

    Untuk memperoleh mutu sohun yang baik diperlukan pati sagu dari pohon sagu yang masaproduksinya sedang bagus/siap panen yaitu pada saat batang pohon mengandung pati palingbanyak. Hal ini biasanya tergantung jenis pohon sagu dan patokan yang digunakan oleh petanisagu biasanya berupa perubahan fisik dari pohon sagu. Seperti pada pohon sagu jenisMetroxylon rumpii martius, saat panen (kandungan pati paling tinggi) ditandai denganmenguningnya pelepah daun, hilangnya duri yang terdapat pada pelepah daun kecuali sedikit

    pada bagian pangkal pelepah serta terbentuknya daun muda dengan ukuran yang mengecil danmemendek. Fase ini di Maluku dikenal dengan istilah fase Maputih.

    Pati dari pohon sagu muda mempunyai rendemen rendah dan mempengaruhi mutu sohun yangdihasilkan. Pada umumnya rendemen pati sagu dengan kualitas baik berkisar antara 60% - 70%.

    Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan sohun ini yaitu air, kaporit, dan minyaksawit/mentega. Pati midro/ganyong sering ditambahkan untuk memperbaiki mutu sohun yangdihasilkan seperti keuletan, namun bahan ini sulit didapatkan sehingga jarang digunakan.Pewarna biru sering juga digunakan untuk membuat sohun berwarna biru.

    TENAGA KERJA

    Usaha pengolahan sohun merupakan usaha padat karya, sehingga membutuhkan banyak tenagakerja manusia. Selain itu tenaga kerja diusaha ini tidak memerlukan keahlian/ketrampilankhusus. Ketrampilan tingkat sederhana diperlukan tenaga kerja yang bertugas untuk pemasakandan pengekstrusian yang dapat dengan mudah dipelajari dan dilatih.

    Proses produksi yang membutuhkan paling banyak tenaga kerja yaitu proses pengekstrusian

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    9/28

    sampai penjemuran dan pengemasan. Pada proses pengekstrusian diperlukan 9-10 orangpermesin ekstrusi dengan perincian satu orang untuk mengoperasikan mesin, satu atau dua orangmenyiapkan dan memasang loyang dibawah mesin dan lainnya menjemur dan mengumpulkankembali loyang yang telah kering sohunnya. Sementara dalam proses pengemasan membutuhkantiga orang permesin sealer (pengemas).

    Sistem upah tenaga kerja pada usaha ini berupa bulanan, harian dan borongan. Sistem bulananberlaku untuk manajer dan bagian administrasi. Sistem harian digunakan untuk tenaga kerja padabagian pencucian, pemasakan dan penjemuran. Sistem borongan digunakan untuk tenaga kerjapada bagian pengemasan.

    TEKNOLOGI

    Proses pengolahan sohun masih menggunakan teknologi yang sederhana. Tahapan-tahapanproses pengolahan dapat dilakukan seluruhnya secara manual dengan tenaga manusia. Dapatjuga digunakan mesin-mesin sederhana hasil merakit sendiri/buatan bengkel dengan penggerak

    tenaga listrik, seperti digunakan dalam proses pencucian, pemasakan, pengekstrusian danpengemasan. Mesin-mesin tersebut dapat dipesan/didapatkan di pasar lokal atau dalam propinsi.

    PROSES PRODUKSI

    Proses pembuatan sohun meliputi tahapan-tahapan : pencucian bahan baku (pati sagu),pemasakan, pengekstrusian, penjemuran dan pengemasan. Diagram alir proses pembuatan sohundisajikan pada Gambar 4.0.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    10/28

    Gambar 4.0 Diagram alir proses pembuatan sohun

    a. Pencucian bahan

    Pati sagu yang didapatkan dari pemasok masih banyak mengandung kotoran berupa serat-serat,pasir, tanah atau akar tanaman. Kotoran harus dihilangkan untuk mendapatkan pati sagu yangbersih sehingga menghasilkan benang sohun yang bagus dan bermutu.

    Proses pencucian berlangsung sampai kurang lebih tiga hari sehingga didapatkan pati yang putihdan bersih dari kotoran. Secara garis besar tahapannya yaitu tahap pertama menghilangkankotoran berupa serat dan lainnya, tahap kedua pemutihan menggunakan larutan kaporit dan tahapketiga pembilasan agar pati tidak berbau kaporit serta pemisahan pati dari air.

    Tahapan pertama yaitu pati sagu dimasukkan dalam bak pencucian berdiameter 2,4 m dan tinggi

    2 meter hingga kira-kira separuhnya. Kemudian ditambahkan air bersih dengan perbandingan 1:1dan dilakukan pengadukan menggunakan mesin pengaduk bertenaga listrik. Kotoran-kotoranyang mengapung/mengumpul dipermukaan campuran dipisahkan dan dibuang. Proses inidilakukan selama setengah hari dan diakhiri dengan perendaman pati dengan air sampaisemalam. Gambar 4.1 memperlihatkan bak-bak pencucian dan mesin pencampuran.

    Gambar 4.1 Bak pencucian dan mesin pengaduk

    Tahapan kedua dimulai dengan melarutkan kaporit dengan air didalam bak pencucian dan

    dibiarkan sebentar hingga bongkahan kaporit mengendap. Pati yang telah direndam semalam danbersih dipindahkan ke bak lain. Pada saat yang bersamaan ditambahkan air larutan kaporit yangtelah mengendap kaporitnya. Selanjutnya dilakukan pengadukan dan perendaman sampai patiterpisah dengan air. Setelah pati mengendap, air dalam bak dibuang. Selanjutnya diulangi prosespencucian dengan kaporit ini sampai tiga kali dengan menggunakan air larutan dari sisa kaporitproses sebelumnya. Setelah pencucian ketiga dihasilkan pati yang putih bersih. Zat pemutih lainyang dapat digunakan selain kaporit yaitu bisulfit.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    11/28

    Tahap terakhir, pati dicampur dengan air, diaduk sampai bau kaporit hilang. Selanjutnyacampuran pati dan air dipindahkan ke bak-bak kecil berukuran diameter 1 m dan tinggi 0,8 mdan direndam. Setelah itu baru campuran ditempatkan didalam kantong-kantong kain untukditiriskan. Gambar 4.2 memperlihatkan bak-bak kecil penampungan dan penirisan pati. Setelahdicuci bersih, pati sagu siap untuk dimasak.

    Setelah pencucian biasanya dapat diketahui kualitas pati bahan baku. Hal ini diketahui daritekstur dan penampakan dari pati tersebut. Pencucian yang kurang bersih menyebabkan sohunyang dihasilkan berwarna suram dan mudah patah, padahal warna putih merupakan warna yangdisukai oleh konsumen.

    Gambar 4.2 Bak kecil penampungan dan penirisan pati

    b. Pemasakan

    Pati yang telah bersih dari kotoran dimasukkan dalam wajan kemudian ditambahkan air bersihdengan perbandingan 1:1. Pencampuran dapat dilakukan dengan manual menggunakan tenagamanusia. Pencampuran dapat juga dilakukan dengan blender yang akan menghasilkan adonanyang lebih rata dan homogen. Gambar 4.3 menyajikan tempat pencampuran dan pemasakanadonan.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    12/28

    Gambar 4.3 Tempat pembuatan adonan

    Selanjutnya dilakukan pemasakan dengan uap yang berasal dari ketel uap/boiler yang dialirkanmelalui pipa-pipa panjang. Ketel uap ini menggunakan bahan bakar gas alam atau dapat jugamenggunakan bahan bakar yang lain yang ramah lingkungan seperti biogas, minyak bakar, solaratau batubara.

    Pemasakan dengan uap ini dilakukan selama 1 menit sambil terus dilakukan pengadukan.Adonan yang matang ditandai dengan terbentuknya adonan yang homogen, transparan danmembentuk seperti gel. Proses pemasakan dan hasilnya disajikan pada Gambar 4.4. Adonan iniharus benar-benar matang karena mempengaruhi mutu sohun yang dihasilkan. Adonan yang

    kurang matang menyebabkan sohun mudah patah.

    Gambar 4.4 Proses pemasakan dengan blender

    c. Pengekstrusian

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    13/28

    Adonan yang telah matang kemudian dimasukkan kedalam mesin ekstrusi (extruder) sohun.Mesin ini menggunakan prinsip ekstrusi yang akan membentuk adonan menjadi benang-benangsohun. Ekstrusi ini dilakukan melalui lubang-lubang kecil yang terdapat pada bagian bawahmesin yang besarnya diameter lubang tersebut dapat diatur sesuai dengan keinginan, misalnya0,5 mm, 1 mm dan sebagainya. Mesin ini digerakkan menggunakan tenaga listrik dengan sistem

    hidrolik. Gambar 4.5 menyajikan mesin ekstrusi sohun.

    Gambar 4.5 Mesin ekstrusi sohun

    Benang-benang sohun hasil ekstrusi ditampung diatas loyang yang terbuat dari seng denganukuran 125 cm X 30 cm yang telah diolesi dengan minyak sawit. Pengolesan dengan minyak inidilakukan agar nantinya benang-benang sohun tidak lengket diloyang sehingga mudah diangkatdan teksturnya menjadi bagus.

    Loyang-loyang dipasang secara manual dibawah mesin dan mesin akan menggerakkan loyang

    sambil membentuk benang-benang sohun diatasnya. Loyang berisi lembaran benang sohunditempatkan diatas kereta agar memudahkan dalam pemindahan menuju ke tempat penjemuran.Proses ekstrusi adonan sohun disajikan pada Gambar 4.6.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    14/28

    Gambar 4.6 Pengekstrusian benang-benang sohun

    d. Penjemuran

    Loyang-loyang yang berisi benang-benang sohun basah dipindahkan ketempat penjemurandengan menggunakan kereta dorong. Loyang ditempatkan diatas rak-rak yang terbuat dari bambuatau besi yang dibuat dengan tinggi 60 cm dari tanah dan jarak antar rak disesuaikan denganpanjang dari loyang yang digunakan.

    Penjemurandilakukan ditempat terbuka menggunakan sinar matahari. Jika cuaca bagusdanmatahari bersinar terik, penjemuran dilakukan selama 2-3 jam.Penjemuran merupakan prosesyang menentukan dalam proses pembuatansohun.

    Apabila cuaca buruk karena mendung atau hujan, loyang dipindahkan kedalam tempat produksidan dikeluarkan kembali ketika sinar matahari telah terik. Namun biasanya menghasilkan sohundengan mutu kedua. Proses penjemuran disajikan pada Gambar 4.7.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    15/28

    Gambar 4.7 Penjemuran benang-benang sohun

    Setelah 2-3 jam dan benang-benang sohun telah kering, loyang dikumpulkan untuk dipisahkan

    sohunnya dan dikumpulkan diruang pengemasan. Benang-benang sohun dipisahkan dari loyangsebagaimana disajikan pada Gambar 4.8. Selanjutnya loyang dipindahkan kedekat mesinekstrusi.

    Gambar 4.8 Benang sohun dipisahkan dari loyang

    e. Pengemasan

    Benang sohun yang telah dipisahkan dari loyang dikumpulkan menjadi satu dalam ruangpengemasan. Gambar 4.9 menyajikan tumpukan sohun yang siap untuk dikemas. Tahapanpengemasan yaitu penggulungan sohun, penimbangan dan pengepakan dalam kantong plastik.Masing-masing tahapan dikerjakan oleh satu orang pekerja. Pengemasan perlu penanganan yangbaik agar mutu sohun tetap terjaga, terutama untuk pasar ekspor. Gambar 4.9 menyajikanaktivitas pengemasan yaitu penggulungan, penimbangan dan pengepakan.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    16/28

    Gambar 4.9 Sohun siap dikemas

    Gambar 4.10 Aktivitas pengemasan

    JENIS DAN MUTU PRODUKSI

    Beberapa jenis sohun beredar dipasaran yang dapat dibedakan dari bahan bakunya. Jenis pertamaberbahan baku pati sagu yang banyak beredar di pasaran dan jenis kedua berbahan baku patiaren. Keduanya merupakan produk lokal. Jenis lainnya yaitu sohun berbahan baku pati kacanghijau (mung bean) yang merupakan produk impor.

    Mutu produk sohun harus memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan oleh Dinas Perindustriandan Perdagangan yaitu SNI 01-3723-1995. Syarat mutu disajikan pada Tabel 4.2.

    Selain itu terdapat standar lain yang harus dipenuhi untuk produk makanan yang dikeluarkanoleh Dinas Perindustrian daerah yaitu Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan dari DinasKesehatan berupa Sertifikat Penyuluhan (SP). Namun SP ini saat ini sudah tidak digunakan.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    17/28

    Produk pangan sebaiknya juga didaftarkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM)sehingga mendapatkan label MD.

    Tabel 4.2.Standar MutuSohun (SNI. 01-3723-1995)

    No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

    1

    Keadaan1.1. Bau1.2. Rasa1.3. Warna

    ---

    NormalNormalNormal

    2 Uji Tahan Bentuk -Tidak hancur jika direndam didalam air selama 10 menit

    3 Air (%) b/b maks. 14,5

    4 Abu (%) b/b maks. 0.5

    5

    Bahan tambahan

    makanan (pemutih)

    6

    Cemaran logam6.1. Timbal (Pb)6.2. Tembaga (Cu)6.3. Seng (Zn)6.4. Raksa (Hg)

    mg/kgmg/kgmg/kgmg/kg

    Maks. 1,0Maks. 10,0Maks. 40,0Maks. 0,05

    7 Cemaran Arsen (Ar) Maks. 0,5

    8

    Cemaran mikroba8.1. angka lempengtotal

    8.2. E. coli8.3. kapang

    Koloni/gAPM/g

    Koloni/g

    Maks. 106

    Maks. 10

    Maks. 104

    PRODUKSI OPTIMUM

    Produksi optimum usaha pengolahan sohun ini adalah 600 kg perhari dengan menggunakan duamesin ekstrusi. Tingkat produksi sohun optimum sangat dipengaruhi oleh mutu bahan baku,efektifitas pemakaian mesin dan peralatan sesuai kapasitas terpasang, ketrampilan tenaga kerjaserta musim.

    KENDALA PRODUKSI

    Dalam proses produksi sohun terdapat beberapa kendala dan hambatan. Dari segi bahan bakuyaitu berupa rendahnya mutu pati sehingga rendemennya rendah dan diperlukan pemutihan(bleaching) agar sohun yang dihasilkan tidak kusam. Kendala lain yang dihadapi yaituketergantungan terhadap musim karena produksi sohun membutuhkan panas matahari yang baik.Pada saat musim penghujan, produksi sohun bisa turun hingga 30-40% dari kondisi normal.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    18/28

    Kendala lainnya dari segi tenaga kerja yaitu sistem upah harian yang menyebabkan keterikatantenaga kerja dengan usaha rendah. Akibatnya pada saat ada pekerjaan musiman lain yang lebihmenjanjikan seperti musim panen padi, para pekerja meninggalkan kegiatan produksi sohununtuk menjadi pekerja di sawah.

    ASPEK KEUANGAN

    PEMILIHAN POLA USAHA

    Analisis aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan,terutama kemampuan pengusaha untuk mengembalikan kredit yang diperoleh dari bank. Analisiskeuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan dan pengelolaan usahaindustri pengolahan sohun. Aspek keuangan mencakup telaah komponen dan struktur biaya,pendapatan, kebutuhan modal dan kredit, cash flow, evaluasi profitabilitas rencana investasi,analisis Break Even Point dan analisis sensitivitas.

    Dalam analisis keuangan dipilih usaha yang menggunakan peralatan yang sudah memanfatkanmesin pada beberapa prosesnya walaupun masih sederhana. Proses yang menggunakan mesintersebut yaitu pencucian, pemasakan, pengekstrusian dan pengemasan. Kapasitas produksi yangdipilih yaitu kapasitas luaran 600 kg perhari yang disesuaikan dengan kapasitas mesin ekstrusiyang digunakan.

    ASUMSI

    Untuk penyusunan dan proyek kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi mengenaiparameter teknologi proses maupun biaya. Asumsi ini diperoleh berdasarkan kajian terhadapusaha industri sohun di Tulungagung serta informasi yang diperoleh dari pengusaha dan pustaka.Asumsi-asumsi usaha disajikan secara ringkas pada Tabel 5.1 dan secara lengkap padaLampiran1.

    Tabel 5.1.Asumsi dan parameter teknis industri sohun

    Asumsi Keterangan

    Umur proyek 5 tahun

    Hari kerja/bulan (7 jam per hari) 25 hari /bulan

    Bulan kerja/ tahun 12 bulan / tahun

    kapasitas produksi sohun / hari 600 kg

    kapasitas produksi sohun / tahun 180.000 kg

    Harga jual sohun per kg Rp 6.000

    Bunga kredit 15,5%

    Proporsi kredit dan Modal sendiri

    - Dana sendiri 65%

    http://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran01.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran01.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran01.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran01.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran01.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran01.html
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    19/28

    - kredit modal kerja 35%

    Jangka waktu pengembalian kredit investasi 3 tahun

    Jangka waktu pengembalian kredit modal kerja 1 tahu

    Pajak 15%/tahun

    Sumber:Lampiran 1

    Periode proyek diasumsikan selama 5 tahun yang ditentukan dengan memper-hatikan umurekonomis mesin-mesin utama produksi. Kegiatan produksi diasumsikan berjalan sepanjangtahun, dengan 25 hari kerja perbulan dan rata-rata 7 jam kerja perhari.

    Kapasitas produksi usaha diasumsikan sebesar 600 kg per hari atau setara dengan 180.000 kg pertahun. Harga jual produk diasumsikan sebesar Rp 6000 per kg dan hasil produksi diasumsikanterjual seluruhnya. Sementara kapasitas operasi usaha diasumsikan optimal (100%) mulai tahunke-3 sampai akhir proyek (tahun ke-5). Sedangkan kapasitas operasi tahun ke-1 sebesar 80% dan

    tahun ke-2 sebesar 90%.

    Kegiatan pemasaran diasumsikan membutuhkan dana sebesar Rp. 500.000 per bulan atau Rp.6.000.000 setahun.

    BIAYA INVESTASI DAN OPERASIONAL

    1. Biaya Investasi

    Komponen biaya investasi mencakup biaya-biaya : 1) Perijinan, 2) Bangunan, 3) Pengadaan alatdan mesin serta fasilitas lainnya. Biaya ini bersifat tetap dan dikeluarkan pada tahun ke-0 yaitu

    sebelum kegiatan operasi usaha dilaksanakan. Total kebutuhan biaya investasi yang diperlukanyaitu sebesar Rp. 317.875.000. Kebutuhan biaya untuk masing-masing komponen disajikan padaTabel 5.2. Rincian lengkap komponen biaya investasi disajikan padaLampiran 2.

    Tabel 5.2.Kebutuhan biaya investasi industri sohun

    No Komponen Biaya Total Nilai

    1 Perizinan 2.500.000

    2 Bangunan 179.350.000

    3 mesin/Peralatan 131.025.000

    4 Fasilitas lain 5.000.000

    Total 317.875.000

    Komponen biaya untuk bangunan dan pengadaan mesin/peralatan merupakan komponen biayayang paling besar nilainya. Secara berturut-turut kebutuhan biayanya sebesar 56,42% dan

    http://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/Lampiran/Lampiran01.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/Lampiran/Lampiran01.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/Lampiran/Lampiran01.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran02.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran02.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran02.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran02.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/Lampiran/Lampiran01.html
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    20/28

    41,22% dari total kebutuhan biaya investasi.

    Beberapa peralatan harus diganti (investasi ulang) selama periode proyek berlangsung. Peralatanitu antara lain yaitu pompa air, slang, loyang penjemuran dan kompor.

    2. Modal Kerja

    Modal kerja merupakan dana yang digunakan untuk operasional usaha sampai usaha tersebutmenghasilkan uang/pendapatan. Modal kerja meliputi biaya operasional usaha selama satu bulansebesar Rp. 68.145.650, ditambah dengan stok bahan baku untuk bulan kedua selama satu bulansebesar Rp. 50.000.000, sehingga total modal kerja sebesar Rp. 118.145.650. Komponen biayamodal kerja disajikan pada Tabel 5.3.

    Tabel 5.3.Kebutuhan modal kerja industri sohun

    Komponen Biaya Total NilaiBiaya operasional 1 bulan penuh 68.145.650

    - Biaya variabel 61.886.150

    - Biaya tetap 6.259.500

    Stok baan baku bulan ke 2 50.000.000

    Total Modal Kerja 18.145.650

    3. Biaya Operasional

    Biaya operasional merupakan biaya yang diperlukan dalam kegiatan produksi. Komponen biayaoperasional mencakup biaya langsung/variabel dan biaya tetap. Komponen biaya langsung terdiridari biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan biayapengemasan. Komponen biaya tetap terdiri dari tenaga kerja tetap, sewa lahan dan lainnya.

    Kebutuhan biaya operasional industri pengolahan sohun pada kapasitas 100% besarnya mencapaiRp. 817.523.800, dengan perincian biaya variabel sebesar Rp. 742.409.800 dan biaya tetapsebesar Rp. 75.114.000. Komponen biaya operasional disajikan pada Tabel 5.4. Rinciankomponen biaya operasional disajikan padaLampiran 3.

    Tabel 5.4.Kebutuhan biaya operasional industri sohun

    No Komponen Biaya Nilai Total Nilai

    1 Biaya langsung/variabel*) 742.409.800

    - Bahan baku 600.000.000

    http://www.bi.go.id./sipuk/id/lampiran/Lampiran03.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/lampiran/Lampiran03.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/lampiran/Lampiran03.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/lampiran/Lampiran03.html
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    21/28

    - Bahan pembantu 42.178.800

    - Pengemasan 6.031.000

    - Tenag kerja 94.200.000

    2 Biaya tetap 75.114.000

    Total 817.523.800

    Keterangan: *) pada kapasitas 100%

    Dalam Tabel 5.4 tampak bahwa komponen biaya untuk bahan baku merupakan komponen biayaoperasional terbesar yaitu 73,39% dari total kebutuhan biaya operasional.

    KEBUTUHAN INVESTASI DAN MODAL KERJA

    Kebutuhan dana untuk usaha industri sohun sebagaimana telah dijelaskan pada subbab terdahulu

    meliputi biaya investasi sebesar Rp. 317.875.000 dan biaya modal kerja sebesar Rp.118.145.650. Sumber dana yang digunakan untuk investasi dan modal kerja berasal dari danasendiri dan kredit perbankan dengan proprosi sebesar 65%:35%. Kebutuhan dana investasi danmodal kerja disajikan pada Tabel 5.5.

    Tabel 5.5.Kebutuhan dana investasi dan modal kerja industri sohun

    No Komponen Biaya Persentase Total Nilai

    1 Sumber Dana Investasi

    - Dana Sendiri 65% 206.618.750

    - Kredit 35% 111.256.250

    2 Sumber Dana Modal Kerja

    - Dana Sendiri 65% 76.794.673

    - Kredit 35% 41.350.977

    3 Total Dana Proyek

    - Dana Sendiri 65% 283.413.423

    - Kredit 35% 152.607.227

    Total 436.020.650

    Kredit yang diberikan perbankan menggunakan tingkat suku bunga 15,5% dengan sistemperhitungan bunga efektif menurun. Jangka waktu pengembalian kredit investasi selama 3 tahundan kredit modal kerja selama 1 tahun. Angsuran pokok dan bunga dibayarkan setiap bulan.Rencana pembayaran angsuran pokok dan bunga disajikan pada Tabel 5.6.

    Tabel 5.6.Rencana pembayaran Kredit investasi dan Kredit modal kerja

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    22/28

    TahunAngsuran

    PokokAngsuran

    BungaTotal

    Angsuran

    Kredit Investasi

    Tahu-1 37.085.417 14.610.109 51.695.526

    Tahu-1 37.085.417 8.861.869 45.947.286

    Tahu-1 37.085.417 3.113.630 40.199.046

    Kredit Modal Kerja

    Tahu-1 41.350.977 3.471.759 44.822.736

    Angsuran pokok tahun pertama sebesar Rp. 78.436.394, yang berasal dari angsuran kreditinvestasi sebesar Rp. 37.085.417 dan kredit modal kerja sebesar Rp. 41.350.977. Sementarauntuk tahun ke-2 dan ke-3 angsuran hanya berasal dari kredit investasi. Rincian rencanapembayaran angsuran pokok dan bunga disajikan padaLampiran 4.

    PRODUKSI DAN PENDAPATAN

    Berdasarkan asumsi, kapasitas produksi usaha perhari sebesar 600 kg atau 180.000 kg pertahun.Sementara kapasitas operasi pada tahun pertama sebesar 80%, tahun kedua sebesar 90% dantahun ketiga sampai akhir proyek sebesar 100%. Sedangkan harga jual produk sohundiasumsikan sebesar Rp. 6.000 per kg.

    Total pendapatan yang diperoleh pada tahun pertama pada kapasitas operasi 80% sebesar Rp.864.000.000, tahun kedua pada kapasitas operasi 90% sebesarRp. 972.000.000 dan tahun ketigasampai tahun kelima pada kapasitas operasi 100% sebesar Rp. 1.080.000.000. Proyeksipendapatan disajikan pada Tabel 5.7. Perincian rencana produksi dan penjualan disajikan padaLampiran 5.

    Tabel 5.7.Proyeksi pendapatan industri sohun

    Uraian Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 s/d 5

    Kapasitas 80% 90% 100%

    Nilai Penjualan 864.000.000 972.000.000 1.080.000.000

    PROYEKSI LABA RUGI DAN BREAK EVEN POINT

    Berdasarkan proyeksi produksi dan pendapatan, dapat diketahui pula proyeksikeuntungan/kerugian usaha. Pada tahun pertama usaha dengan kapasitas produksi 80% diperolehkeuntungan bersih setelah pajak sebesar Rp. 110.869.816, profit on sales 12,83% dan BEPsebesar Rp 446.719.274 atau 74.453 kg.

    http://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran04.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran04.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran04.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran05.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran05.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran05.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran04.html
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    23/28

    Tabel 5.8.Ringkasan proyeksi rugi laba

    UraianTahun ke

    1 2 3 4 5

    Kapasitas 80% 90% 100% 100% 100%

    Penerimaan 864.000.000 972.000.000 1.080.000.000 1.080.000.000 1.080.000.000

    Pengeluaran 733.564.922 798.585.904 867.078.644 863.965.014 863.965.014

    R/L Operasisebelum pajak

    130.435.078 173.414.096 212.921.356 216.034.986 216.034.986

    Pajak (15%) 19.565.262 26.012.114 31.938.203 32.405.248 32.405.248

    Laba setelahpajak

    110.869.816 147.401.982 180.983.153 183.629.738 183.629.738

    Profit on Sales 12,83% 15,16% 16,76% 17,00% 17,00%BEP

    Rupiah 446.719.274 417.223.161 398.833.709 388.872.756 388.872.756

    Unit (kg) 74.453 69.537 66.472 64.812 64.812

    Pada tahun kedua dengan kapasitas operasi 90% diperoleh keuntungan bersih setelah setelahpajak Rp. 147.401.982, profit on sales 15,16% dan BEP sebesar Rp. 417.223.161 atau 69.537 kg.Pada tahun ketiga dengan kapasitas 100% diperoleh keuntungan bersih setelah setelah pajak Rp.180.983.153, profit on sales 16,76% dan BEP sebesar Rp 398.833.709 atau 66.472 kg. Padatahun keempat dan kelima dengan kapasitas operasi 100% diperoleh keuntungan bersih setelah

    pajak Rp. 183.629.738, profit on sales 17,00% dan BEP sebesar Rp 388.872.756 atau 64.812 kg.Ringkasan proyeksi usaha disajikan pada Tabel 5.8 dan rinciannya disajikan padaLampiran 6.

    Rata-rata keuntungan usaha industri sohun selama periode proyek (lima tahun) sebesar Rp161.302.885, rata-rata profit on sales sebesar 15,75% dan rata-rata BEP sebesar Rp 408.104.331atau setara dengan 68.017 kg.

    PROYEKSI ARUS KAS DAN KELAYAKAN PROYEK

    Proyeksi arus kas dilakukan untuk mengetahui kewajiban keuangannya kepada pihak lain. Dalamanalisis arus kas juga dilakukan perhitungan kelayakan usaha yaitu Net Present Value (NPV),

    Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Period (PBP) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/CRatio).

    Pada proyeksi arus kas, arus kas masuk merupakan nilai hasil penjualan produk selama satutahun. Sedangkan arus keluar mencakup pula biaya pemasaran/distribusi.

    Proyeksi arus kas dengan pengelolaan dana pembiayaan dari Bank maupun dana milik sendirimenunjukkan bahwa industri sohun dapat mengembalikan kewajiban kepada Bank dan layak

    http://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran06.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran06.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran06.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran06.html
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    24/28

    untuk dilaksanakan. Proyeksi arus kas dan analisis kelayakan secara rinci disajikan padaLampiran 7.

    Hasil proyeksi pada tingkat suku bunga sebesar 15,5% yang disajikan pada Tabel 5.9menunjukkan bahwa usaha ini memiliki NPV positif yaitu sebesar Rp 407.573.821, IRR lebih

    tinggi dari suku bunga yaitu sebesar 56,30% dan Net B/C Ratio lebih dari 1,00 yaitu sebesar2,28. Sementara PBP selama 2 tahun 2 bulan menunjukkan bahwa investasi yang ditanamkandapat tertutup kembali selama 2 tahun 2 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layakuntuk dilaksanakan.

    Tabel 5.9.Ringkasan kelayakan usaha industri sohun

    Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan

    NPV 407.573.821 > 0

    PBP 2 tahun 2 bulan < 5 tahunIRR 56,30% > 15,5%

    Net B-C ratio 2,28 > 1

    ANALISIS SENSITIVITAS

    Analisis ini digunakan untuk mengetahui prediksi perubahan pendapatan dan pengeluaran yangmenyebabkan perubahan pada arus kas. Analisis sensitivitas usaha dilakukan dengan tigaskenario perubahan yaitu penurunan harga jual produk, kenaikan biaya operasional serta

    kombinasi penurunan harga jual dan kenaikan biaya operasional.Hasil analisis sensitivitas pada masing-masing skenario dijelaskan sebagai berikut :

    1. Penurunan harga jual

    Pada skenario ini terjadi penurunan harga jual produk sementara biaya investasi dan biayaoperasional tetap. Pada penurunan harga jual yang mengakibatkan penurunan pendapatan, usahaini menjadi sensitif terhadapnya pada kisaran 14%-15%. Hasil analisis sensitivitas disajikan padaTabel 5.10.

    Tabel 5.10.

    Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan harga jual

    Uraian Basis Harga Jual (-14%) Harga Jual (-15%)

    NPV 407.573.821 13.694.766 - 14.439.452

    PBP 2 tahun 2 bulan 5 tahun > 5 tahun

    IRR 56,30% 16,99% 13,95%

    http://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran07.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran07.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/Lampiran07.html
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    25/28

    Net B-C Ratio 2,28 1,04 0,95

    Tabel diatas menunjukkan bahwa pada penurunan harga jual 14% diperoleh Net B/C Ratio lebihdari 1,00, NPV positif dan IRR mencapai 16,99% serta PBP 5 tahun. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa pada suku bunga 15,5% dengan penurunan harga jual sebesar 14% maka

    proyek ini layak dilaksanakan. Pada penurunan harga jual sebesar 15% proyek ini tidak layakdilaksanakan karena IRR kurang dari tingkat suku bunga, yaitu 13,92%, Net B/C Ratio kurangdari satu, NPV negatif dan PBP melebihi umur proyek. Analisis sensitivitas secara lengkapdisajikan padaLampiran 8A.

    2. Kenaikan biaya operasional

    Pada skenario ini terjadi kenaikan biaya operasional sedangkan biaya investasi dan harga jualproduk tetap. Kenaikan biaya operasional ini meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Kenaikanbiaya operasional ini dapat disebabkan oleh kenaikan biaya bahan baku, bahan penolong, biayatenaga kerja atau yang lainnya. Pada kenaikan biaya operasional, usaha ini menjadi sensitif

    terhadapnya pada kisaran 18%-19%. Hasil analisis sensitivitas disajikan pada Tabel 5.11.

    Pada Tabel 5.11 dalam halaman berikutnya, kenaikan biaya operasional, baik biaya variabelmaupun biaya tetap sebesar 18%, diperoleh Net B/C Ratio lebih dari 1,00, NPV positif dan IRRmencapai 17,81% serta PBP 5 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada sukubunga 15,5% dengan peningkatan biaya operasional sebesar 18% maka proyek ini layakdilaksanakan. Pada peningkatan biaya operasional sebesar 19% proyek ini tidak layakdilaksanakan karena IRR kurang dari tingkat suku bunga, yaitu 15,49%, NPV negatif, Net B/CRatio sama dengan 1,00 dan PBP melebihi umur proyek. Analisis sensitivitas secara lengkapdisajikan padaLampiran 8.

    Tabel 5.11.Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya operasional

    Uraian BasisBiaya Operasional

    (+18%)Biaya Operasional

    (+19%)

    NPV 407.573.821 21.382.418 -72.660

    PBP 2 tahun 2 bulan 5 tahun > 5 tahun

    IRR 56,30% 17,81% 15,49%

    Net B-C Ratio 2,28 1,07 1,00

    3. Penurunan harga jual dan kenaikan biaya operasi

    Pada skenario ini terjadi penurunan harga jual sekaligus terjadi kenaikan biaya operasional padasaat yang sama dengan persentase yang sama. Pada kondisi ini, usaha menjadi sensitif terhadappenurunan harga jual dan kenaikan biaya operasional pada kisaran 8%-9%. Hasil analisissensitivitas disajikan pada Tabel 5.12.

    http://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioA.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioA.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioA.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioB.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioB.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioB.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioB.htmlhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioA.html
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    26/28

    Tabel 5.12.Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan harga dan kenaikan biaya operasional

    Uraian BasisHarga Jual (-8%) &Biaya Operasional

    (+8%)

    Harga Jual (-9%) &Biaya Operasional

    (+9%)NPV 407.573.821 10.859.452 -39.708.895

    PBP 2 tahun 2 bulan 5 tahun > 5 tahun

    IRR 56,30% 16,68% 11,14%

    Net B-C Ratio 2,28 1,03 0,88

    Tabel diatas menunjukkan bahwa kombinasi penurunan harga jual dan kenaikan biayaoperasional sebesar 8% diperoleh Net B/C Ratio lebih dari 1,00, NPV positif dan IRR mencapai16,68% serta PBP 5 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada suku bunga 15,5%

    dengan penurunan harga jual dan peningkatan biaya operasional 8% maka proyek ini layakdilaksanakan. Pada penurunan harga jual dan peningkatan biaya operasional sebesar 9% proyekini tidak layak dilaksanakan karena IRR kurang dari tingkat suku bunga, yaitu 11,14%, Net B/CRatio kurang dari satu, NPV negatif dan PBP melebihi umur proyek. Analisis sensitivitas secaralengkap disajikan padaLampiran 8.

    Hasil analisis sensitivitas terhadap semua skenario menyatakan bahwa usaha ini lebih sensitifterhadap perubahan harga jual produk dibandingkan terhadap perubahan biaya operasional. Halini ditunjukkan dengan penurunan harga jual sebesar 15% telah menyebabkan usaha tidak layakdilaksanakan, sedangkan pada kenaikan biaya operasional sebesar 15% usaha masih layakdilaksanakan.

    ASPEK SOSIAL EKONOMI

    Secara umum keberadaan dan pengembangan industri sohun memberikan dampak yang positifbagi wilayah baik lokal maupun regional. Sifat industri sohun yang padat karya membukapeluang kerja dan menyerap tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat disekitarusaha. Efek lainnya yaitu berperan dalam peningkatan pendapatan daerah. Dilokasi usaha, tiapunit usaha mempekerjakan 25 hingga 90 orang atau rata-rata 55 orang dengan jam kerja sekitar6-8 jam perhari.

    Keberadaan industri pengolahan sohun memberikan nilai ekonomis yang lebih baik danmeningkatkan nilai tambah bagi pati sagu sehingga dapat menyerap produksi pati sagu yangmelimpah di Indonesia. Berdasarkan statistik pemakaian bahan baku untuk industri makaroni,mi, spagheti, bihun, sohun dan sejenisnya, terdapat peningkatan pemakaian pati sagu dari tahunketahun. Pemakaian pati sagu pada tahun 2001 sebesar 8.981 ton meningkat menjadi 13.268 tonpada tahun 2002. Hal ini tentu juga berpengaruh pada peningkatan pendapatan petani sagu danpendapatan bagi daerah penghasil sagu.

    http://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioC.htmhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioC.htmhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioC.htmhttp://www.bi.go.id./sipuk/id/text/silmuk/sohun/lampiran/lampiran08skenarioC.htm
  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    27/28

    ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

    Pengolahan sohun menghasilkan limbah cair, padat dan gas. Limbah cair dihasilkan dari sisaproses pencucian pati yang mengadung kaporit. Limbah ini sebagian besar termasuk bahanorganik yang bersifat biodegradable yaitu secara alami dapat atau mudah diurai oleh mikroorganisme (Djarwanti et al, 1992). Limbah cair ini dialirkan ke tempat penampungan,diendapkan, baru dialirkan kesungai atau lubang penampungan sehingga diserap tanah. Limbahini tidak berbahaya bagi organisme tanah dan tanaman.

    Limbah padat dihasilkan dari ceceran sohun pada proses pengekstrusian. Ceceran ini biasanyadiolah kembali jika memungkinkan, yaitu dengan cara dihaluskan dan dicampurkan kembalidengan adonan pati untuk dimasak. Jika tidak memungkinkan limbah ini biasanya digunakanuntuk pakan ternak. Limbah padat juga dihasilkan pada saat pencucian pati pertama kali. Limbahberupa kotoran serat dan lainnya dibuang dalam lubang pembuangan.

    Limbah gas dalam jumlah sedikit dihasilkan pada saat pemakaian kaporit. Namun gas ini akanlangsung menguap keudara karena berada di ruangan terbuka sehingga tidak berbahaya bagipekerja dan lingkungan sekitar.

    KESIMPULAN

    1. Industri pengolahan sohun merupakanindustri yang masih berpotensi untukdikembangkan, dengan sumber bahanbaku sagu yang sangat berlimpah di Indonesiayaitu 200.000 tonpertahun dan besarnya potensi sagu yang belum termanfaatkan.Industriini juga meningkatkan nilai ekonomis pati sagu dan sebagai salah satupangansumber karbohidrat.

    2. Teknis produksi sederhana dan tanpa perlukeahlian khusus sehingga dapat diusahakandengan mudah dan kebutuhanmodal investasi yang masih terjangkau untuk usahakecil/menengah.

    3. Hasil analisis usaha sohun pada tingkatsuku bunga 15,5 % per tahun dan skala usaha 600kg per hari menunjukkanlayak diusahakan berdasarkan indikator kelayakan finansial,yaitu NPV = Rp 407.573.821, IRR = 56,30%, Net B/C ratio = 2,28 danmasapengembalian modal (PBP) selama 2 tahun 2 bulan.

    4. Hasil analisis sensitivitas memperlihatkanbahwa usaha industri sohun bersifat lebihsensitif terhadap perubahanharga jual produk dibandingkan perubahan atau kenaikanbiayaoperasional.

  • 8/4/2019 INDUSTRI SOHUN

    28/28

    5. Pengembangan usaha industri sohunmemberikan manfaat yang positif baik dari aspeksosial ekonomi baiklokal maupun regional antara lain menyerap pengangguran,meningkatkanpendapatan petani sagu dan pendapatan daerah

    SARAN

    1. Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkatteknologi proses dan aspekfinansial, usaha industri sohun layak untukdirealisasikan dan disarankan Bank dapatmemberikan kredit untuk pengembangan usahaini, khususnya terhadap usaha kecil danmenengah

    2. Usaha industri sohun ini perlu terus dibina agar dapatmeningkatkan mutu produknya agarsesuai standar yang berlaku dengan cara upgradingteknologi sehingga prosesnya lebihefektif dan efisien. Penyesuaianstandar mutu juga diperlukan agar produk sohun dapatbersaing dipasarekspor

    3. Penanganan kebersihan dan kesehatan alat dan lingkungan yanglebih baik terutama padaproses penjemuran dengan sinar matahari di ruang terbuka,sehingga mengurangikontaminasi bakteri, virus atau jamur dan bahancemaran lain yang berbahaya bagimanusia

    4. Penelitian yang berkesinambungan perlu dilakukan untukmenciptakan teknologi yanglebih baik, bahan baku yang menghasilkan mutusohun paling baik dan pengawasanterhadap bahan baku/penolong yang berbahayabagi manusia.