Top Banner

of 172

Indonesia Petroleum Business

Jan 10, 2016

Download

Documents

Den Yoga

gatau lah ini apaan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Pendahuluan : The Issues

    Peran Migas Bagi Indonesia

    Penguasaan & Pengusahaan Migas

    Pola Kerja Sama Pengelolaan Migas

    Tahapan Bisnis Migas

    Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S)

    Cost & Cost Recovery

    POD, WP&B, AFE

    Business Key Indicator

    AGENDA

  • PENDAHULUAN

    Eksplorasi dan Produksi Minyak & Gas Bumimerupakan kegiatan industri yang melibatkanbanyak bidang keahlian berteknologi tinggi danmemiliki resiko tinggi.

    Bisnis dalam industri migas menjadi satu peluangdan tantangan yang sangat menarik dan karenanyamemerlukan investasi dan pendanaan yang cukupbesar.

    Meliputi kegiatan di sektor Hulu dan Hilir sertasektor Industri dan Jasa Penunjang.

    Merupakan industri strategis yang hasilnya sangatdibutuhkan bagi kehidupan manusia

  • Sumber energi Listrik

    Industri, Rumah tangga

    Kendaraan bermotor

    Pesawat, Kapal laut, dll

    Kebutuhan hidup sehari-hari

    (produk petrokimia dari

    minyak bumi)

    Plastik

    Bahan pakaian

    Cat

    Pupuk

    dll

    Arti Penting Minyak BumiBagi Kehidupan Manusia

    Sumber:

    www.priweb.org/ed/pgws/uses/uses_home.html

  • Natural Gas Reserve by Region

    Cadangan

    Migas Dunia

  • Harga Minyak Dunia(@ Oct 2014)

    Rata-rata Permintaan 88,69 MM BOPD

    http://www.oil-price.net

    http://www.wtrg.com

    60an

    70-80an

    90an

  • Kelangkaan Minyak Bumi . di masa datang

    Demand

    Supply

    Oil is un-renewable energyDibutuhkan jutaan tahun untuk pembentukan minyak

    bumi, migrasi, dan akhirnya terjebak di srtuktur batuan.

    .. dan hanya diperlukan beberapa abad saja untuk

    menghabiskannya.

    Diperlukan

    Kegiatan eksplorasi daneksploitasi minyak bumi

    Penggunaan energi alternatif

  • Ranking Cadangan* Central Intelegence Agency Jan 2012

  • Pendahuluan : The Issues

    Peran Migas Bagi Indonesia

    Penguasaan & Pengusahaan Migas

    Pola Kerja Sama Pengelolaan Migas

    Tahapan Bisnis Migas

    Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S)

    Cost & Cost Recovery

    POD, WP&B, AFE

    Business Key Indicator

    AGENDA

  • Konsep Pembangunan Ekonomi

    Pendidikan & Kesehatan

    Pekerjaan Bagi Masyarakat

    Pembangunan Infrastruktur

    Pengembangan Sumber Pendapatan

    Dukungan Umum Kemasyarakatan

  • Menjamin efektivitas Eksplorasi dan Eksploitasi;

    Menjamin efektivitas Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga;

    Menjamin efektivitas tersedianya Minyak Bumi dan Gas Bumi;

    Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional;

    Meningkatkan pendapatan negara;

    Menciptakan lapangan kerja.

    PERAN PEMERINTAH

    TUJUAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA MIGAS(Pasal 3 UU No. 22 Tahun 2001)

    PE

    RU

    MU

    SA

    N

    KE

    BIJ

    AK

    AN

    PE

    LA

    KS

    AN

    AA

    N U

    RU

    SA

    N

    PE

    ME

    RIN

    TA

    HA

    N

    PE

    NG

    AW

    AS

    AN

    PE

    NG

    EL

    OL

    AA

    N

    AS

    ET

    N

    EG

    AR

    A

    PE

    NY

    AM

    PA

    IAN

    LA

    PO

    RA

    N

    (Pengertian MK atas Psl 33 UUD 1945)

  • PERANAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI

    BAGI PEMBANGUNAN NASIONAL

    Pembangunan Nasionalyang Berkelanjutan

    INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

    SUMBER

    PENDAPATAN

    NEGARA

    MEMENUHI

    KEBUTUHAN

    BAHAN

    BAKAR

    DOMESTIK

    SUMBER

    BAHAN

    BAKU

    INDUSTRI

    MENCIPTAKAN

    EFEK

    BERANTAI

    PADAT

    TEKNOLOGI

    PADAT

    MODAL

    PADAT

    MODAL

    PADAT

    RESIKO

    SDM

    YANG

    HANDAL

  • CADANGAN MINYAK BUMI INDONESIA (STATUS : 1 JANUARI 2007)PETA CADANGAN MIGAS

    128.68

    917.36

    696.79

    326.15

    768.86

    121.15

    954.26

    PAPUA

    CADANGAN MINYAK BUMI (MMSTB)

    NATUNA

    MALUKU

    TERBUKTI = 3,988.74 MMSTB

    POTENSIAL = 4,414.57 MMSTB

    TOTAL = 8,403.31 MMSTB

    97.75

    95.36

    141.28NAD

    SUMATERA UTARA

    SUMATERA TENGAH

    SUMATERA SELATAN

    JAWA TIMUR

    JAWA BARATSULAWESI

    KALIMANTAN4,155.67

    3.71

    CADANGAN GAS (TSCF)

    1.32

    7.96

    26,68

    6,18

    6,39

    53,06

    21,49

    7,79

    6,31

    24,14

    TERBUKTI = 106.01 TSCF

    POTENSIAL = 58.98 TSCF

    TOTAL = 164.99 TSCF

  • Pendahuluan : The Issues

    Peran Migas Bagi Indonesia

    Penguasaan & Pengusahaan Migas

    Pola Kerja Sama Pengelolaan Migas

    Tahapan Bisnis Migas

    Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S)

    Cost & Cost Recovery

    POD, WP&B, AFE

    Business Key Indicator

    AGENDA

  • INDUSTRI HULU MIGAS

    Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 2 dan 3

    Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas BumiNegara (Pertamina).

    Undang-undang Nomor 15 Tahun 1962 tentang Kewajiban Perusahaan MemenuiKebutuhan Dalam Negeri.

    Undang-undang Nomor 14 Tahun 1963 tentang Pengesahan Perjanjian Karya antara PN Pertamina dengan PT Stanvac Indonesia; PN PERMIGAN dengan PT Shell Indonesia.

    Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina).

    Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

    Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002.

    Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004

    Permen ESDM Nomor 6 Tahun2010

    Peraturan Presiden nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggara Pengelolaan Ind. Migas

    Sejarah Hukum Migas :

  • UU MIGAS No. 22/2001

    Putusan MK 21 Desember 2004

    DASAR HUKUM PENGELOLAAN MIGAS

    18

    HULU

    (BAB IV Pasal 11 s/d

    Pasal 21)

    HILIR

    (BAB V Pasal 23 s/d

    Pasal 30)

    PP 35/1994

    PP 35/2004 jo

    PP 34/2005

    Permen ESDM

    Bidang Hulu

    Pasal 49

    PP 42/2002

    Ttg BPMIGAS

    Pasal 49

    PP 67/2002

    ttg BPHMigas

    Pasal 60 huruf a

    PP 31/2003

    Ttg Pertamina

    PP 36/2004

    Perpres

    71/2005

    Perpres

    55/2005

    Permen ESDM

    Bidang Hilir

    Hak Menguasai negara atas sumber daya alam (Pengertian MK atas Psl 33 UUD 1945):

    Merumuskan kebijakan (beleid)

    Pengaturan (regelendaad)

    Pengurusan (berstuurdaad)

    Pengelolaan (beheerdaad)

    Pengawasan (toezichthoudeddaad)

    PP 09/2013

    Penyelenggara

    Kelola Ind. Migas

    Pembubaran BPMIGAS oleh MK

  • TUGAS DAN FUNGSI KELEMBAGAAN MIGAS

    BERDASARKAN UU No. 22/2001

    20

    PEMERINTAH *)

    (Pasal 4, 39 dan 41)

    SKK MIGAS (d/h BPMIGAS)

    (Pasal 6 dan 44)

    BPHMIGAS

    (Pasal 46)

    Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan (Pasal 4)

    Pembinaan (Pasal 39)

    - Penyelenggaraan Pemerintah **) di bidang migas

    - Penetapan Kebijakan kegiatan usaha migas

    Pengawasan ***) terhadap ditaatinya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 41)

    Pengawasan kegiatan usaha hulu migas berdasarkan Kontrak Kerja Sama (Pasal 44)

    Pengendalian manajemen operasi kegiatan usaha hulu migas (Pasal 6)

    Pengaturan danPengawasan terhadappelaksanaan penyediaandan pendistribusian BBM dan pengangkutan gas bumi melalui pipa.

    Catatan :

    *) Pemerintah adalah Perangkat NKRI yang terdiri dari Presiden beserta para Menteri

    **) Penyelenggaraan Pemerintah meliputi pembinaan dan pengawasan

    ***) Tanggung jawab DESDM dan departemen lain yang terkait

  • 21

    TAHAPAN DAN PELAKU

    KEGIATAN USAHA MIGAS

    KESDM/DIRJEN MIGAS: Menyelenggarakan Urusan Kepemerintahanan, MenetapkanKebijakan, dan Mengawasi Kepatuhan Terhadap Peraturan Yang Berlaku.

    DITJEN MIGAS SKK MIGAS (d/h BPMIGAS): Melakukan Pengawasan danPengendalian TerhadapPelaksanaan Kontrak Kerja Sama.

    BPHMIGAS: MelakukanPengawasan PelaksanaanPenyediaan dan PendistribusianBBM dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa.

    BU/BUT: Melakukan KegiatanEksplorasi dan Eksploitasi

    PERTAMINA: Melakukan Penyediaan dan Distribusi BBM Subsidi.

    BU: Melakukan Kegiatan Usaha Hilir.

    KEGIATAN USAHA HULU KEGIATAN USAHA HILIR

    SURVEY

    UMUM

    +

    PENYIAPAN

    WILAYAH

    KERJA

    PENAWARAN

    WK DAN

    PENUNJUKAN

    KONTRAKTOR

    PENANDA

    TANGANAN

    KONTRAK

    KERJA SAMA

    EKSPLORASI EKSPLOITASI LIFTINGPENJUALAN

    MIGAS

    PENYEDIAAN

    BBM

    KEGIATAN

    HILIR LAIN

    REGULATOR

  • 22

    Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan membentuk BPMIGAS untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu.

    Untuk melakukan Kegiatan Usaha Hulu, Badan Usaha atau Badan Usaha Tetap (sebagaimana didefiniskan dalam UU 22/2001) wajib mengadakan KKS dengan BPMIGAS.

    Pengendalian Kegiatan Usaha Hulu oleh BPMIGAS dilakukan lewat manajemen operasi KKS yang dipegang oleh BPMIGAS.

    Kegiatan yang yang dikendalikan oleh BPMIGAS adalah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sebagaimana didefinisikan dalam UU 22/2001 dan aktivitas-aktivitas (pengolahan lapangan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan hasil produksi) yang merupakan kelanjutan kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tersebut seperti diatur dalam Pasal 26 UU 22/2001.

    Wewenang BPMIGASSesuai PP 09/2013 : Wewenang, Tugas dan Fungsi sebagai Penyelenggara

    dan Pengelola Industri Migas dilakukan oleh SKK Migas

  • TUGAS DAN FUNGSI BPMIGAS

    TUGAS : melakukanpengawasan dan

    pengendalian terhadappelaksanaan Kontrak

    Kerja Sama (KKS).

    FUNGSI : melakukanpengawasan agar

    pengambilan sumberdaya alam dapat

    memberikan manfaatdan penerimaan yang maksimal bagi negara.

    1) Memberikan pertimbangan kepadaMenteri dalam hal penyiapan danpenawaran Wilayah Kerja serta KKS;

    2) Menandatangani KKS

    3) Mengkaji dan menyampaikan rencanapengembangan lapangan yang pertamakali akan diproduksikan

    4) Menyetujui rencana pengembanganlapangan selain rencana yang pertama;

    5) Memberikan persetujuan rencana kerjadan anggaran;

    6) Memonitori pelaksanaan KontrakKerja Sama;

    7) Menunjuk penjual Minyak Bumidan/atau Gas Bumi bagian Negara

    KEGIATAN

    USAHA HULU

    MEMBERIKAN

    KEUNTUNGAN

    MAKSIMAL

    BAGI NEGARA

    Untuk melaksanakan Tugasnya BPMIGAS, Menetapkan kebijakan dan pengambilan

    keputusan / tindakan dalam rangka menjalankan wewenangnya sendiri (PTK dll)

    Sesuai PP 09/2013 : Wewenang, Tugas dan Fungsi sebagai Penyelenggara

    dan Pengelola Industri Migas dilakukan oleh SKK Migas

  • RESUME TUGAS DAN FUNGSI KELEMBAGAAN MIGAS

    BERDASARKAN UU No. 22/2001

    Penyiapan dan

    Tender Wilayah

    Kerja

    PRE-CONTRACT

    Ditjen

    MIGAS

    CONTRACT POST-CONTRACT

    SKK

    MIGAS

    KKKS

    POD 1

    Kebijakan Makro

    Untuk Operasi

    Perminyakan

    Perpanjangan, Terminasi dan

    Evaluasi Wilayah

    Kerja

    Menandatangani KontrakKerjasama,

    Mengontrol, dan mengawasioperator dalam Operasi

    Perminyakan

    Merekomendasi& Pertimbangan

    Kepada Menteri ESDM

    Rekomendasi& PertimbanganKepada Menteri

    ESDM

    MelaksanakanOperasi Perminyakan

  • Pendahuluan : The Issues

    Peran Migas Bagi Indonesia

    Penguasaan & Pengusahaan Migas

    Pola Kerja Sama Pengelolaan Migas

    Tahapan Bisnis Migas

    Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S)

    Cost & Cost Recovery

    POD, WP&B, AFE & FQR

    Business Key Indicator

    AGENDA

  • Petroleum Fiscal System

    Petroleum Fiscal

    Arrangement

    Concessionary

    Contractual

    Service Contract

    Production Sharing Contract

    Pure Service

    Contract

    Risk Service

    Contract

    Johnston, 1994

    Campbells, 1987

    Petroleum Fiscal

    Arrangement

    Concessionary

    Service Contract

    Production Sharing Contract

  • Hak pengelolaan migas ada ditangan pemegang konsesi.

    Pemegang konsesimempunyai kewajiban

    membayar royalty, pajak

    pendapatan dan pajak

    lainnya.

    Pemerintah tidak campurtangan dalam pengelolaan

    bahan tambang.

    Audit pemerintah dilakukansesudah pekerjaan

    dilaksanakan (post audit)

    JENIS KONTRAK MIGAS

    Gross Rev.

    Royalty

    Exps.

    Taxable Income

    Tax

    Cont. TakeGov. Take

    Kontrak Konsesi/Royalty

  • Concessionary System : Production Allocation

    D&A = Depreciation & Amortization, IDC = Intangible Drilling Cost,

  • Kontrak Production Sharing (PSC)

    Hak pengelolaan migas ada di tangan pemerintah, walaupun pengusahaannya ada di tangan kontraktor.

    Dalam mengelola lapangannya kontraktor harusmembuat dan mengajukan POD (Plan of

    Development) agar diperoleh AFE (Authorization for

    Expenditure) berupa persetujuan mengeluarkan

    dana kepada pemerintah.

    Audit pemerintah dilakukan sebelum, pada saat dansesudah pekerjaan dilaksanakan (pre, current and

    post audit)

    JENIS KONTRAK MIGAS (Lanjutan)

  • KONSEP SEDERHANA BAGI HASIL PSC

    Bagi hasil Lifting antara Pemerintah dan Kontraktorsebesar 85 : 15 diperoleh sbb :

    Gross income (hasil produksi) . GICost recovery . To be shared ... .. TBSTotal taxes to be paid by Contractor:

    PPs (corporate tax= PPh) = 30%

    PBDR = 20% x (100% - 30%) = 14% 44% x TBS

    Net share after tax .. 56% x TBS This amount should be equal to the take home contractor share of 15%

    Contractor portion = 100 / 56 x 15% = 26,78 %

    Tax to be paid = 44% x 26,78% = 11,78% -

    Take home contractor share .. = 15,00 %

    Government portion = 100 % - 26,78% = 73,22%

    Add : tax received from Contractor = 11,78% +

    Total government share . = 85,00 %

  • Kontrak Jasa

    Pada kontrak jasa, operator mendapatkan balasjasa atas besarnya investasi, berupa persentase

    dari investasi yang telah dikeluarkannya.

    JENIS KONTRAK MIGAS (Lanjutan)

    Kontraktor/Operator, mengelola sumber daya agar dapat dikomersialisasi untuk mendapatkan revenue dan

    atas jasa pengelolaan sumber daya, operator

    mendapatkan fee sesuai kontrak kerja ($/Bbl)

    Kontrak Jasa Murni (Pure Service Contract)

    Kontrak jasa yang diikuti dengan kewajiban untuk ikutmenanggung seluruh/sebagian resiko bisnis termasuk

    resiko sumber daya.

    Kontrak Jasa Beresiko (Risk Service Contract)

  • Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract)

    Pelaksanaan Kontrak Production Sharing antaraPertamina dengan Kontraktor adalah sebagai

    tindak lanjut dari Pasal 12 UU No. 8 Tahun 1971.

    Kontraktor Kontrak Production Sharing (K3S) mengadakan negosiasi mengenai suatu Wilayah

    Kuasa Pertambangan yang ditawarkan Pertamina,

    kemudian ditandatangani oleh Menteri ESDM

    selaku Wakil Pemerintah.

    Sistem diatas telah di perbaruhi dalam UU MigasNo. 22 Tahun 2001, dimana pengelolaan Industri

    Migas dilaksanakan oleh Badan Pengatur, Jo. PP No.

    09 Tahun 2013

    KONTRAK MIGAS DI INDONESIA

  • Early

    Independence

    Modern

    Colonial

    1885 : Telaga Said,

    Sultan Langkat

    Concession for A.J.Ziljker

    1890 : Royal Shell

    1925 : STANVAC

    1936 : CALTEX

    1966: Ibnu Sutowo (ex

    Dir.Permina), Menteri Migas

    Perusahaan besar

    keberatan PSC : Royal

    Shell, STANVAC, CALTEX

    1966 : PSC IIAPCO, Japex,

    REFICAN, KODECO,

    ASAMERA

    Permina,Pertamin,Permigan

    Perundingan alot dg : Royal

    Shell, STANVAC, CALTEX

    1962 : Perjanjian Karya

    Pan- American Oil

    SEJARAH KONTRAK MIGAS

    INDONESIA

  • Kontrak Bagi Produksi dengan FTP (First Tranche Petroleum)

    Bentuk kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract) dimana penyisihan minyak pertama sebesar

    20% dari produksi disisihkan sebelum dikurangi biaya

    operasi dibagi antara Pertamina dan Kontraktor (sesuai

    term dalam kontrak).

    KONTRAK MIGAS DI INDONESIA (Lanjutan)

  • KontrakTAC (Technical Assistance Contract)

    KontrakTAC adalah sistem perhitungan bagi hasil yang dilakukan antara Pertamina dengan Kontraktor di lapangan

    yang sebelumnya dikelola oleh Pertamina.

    Disini dilakukan pemisahan antara non shareable oil yaituproduksi (kesepakatan) apabila tidak terdapat investasi dan

    shareable oil (yang dibagi) yaitu produksi akibat investasi

    kontraktor.

    KONTRAK MIGAS DI INDONESIA (Lanjutan)

    Kontrak JOB (Joint Operating Body)

    Bentuk kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract) yang diberlakukan pada daerah yang telah dieksplorasi dimana

    Pertamina memegang maksimum 50% participating interest.

    Pada participating interest dari kontraktor diberlakukan PSC. Kontraktor menanggung biaya dan dikembalikan dengan 50%

    uplift oleh Pertamina.

  • Pendahuluan : The Issues

    Peran Migas Bagi Indonesia

    Penguasaan & Pengusahaan Migas

    Pola Kerja Sama Pengelolaan Migas

    Tahapan Bisnis Migas

    Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S)

    Cost & Cost Recovery

    POD, WP&B, AFE

    Business Key Indicator

    AGENDA

  • Production Sharing Contract

    UUD 45 Pasal 33(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

    negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

    Sumber Daya Alam No

    Ketrampilan & Teknologi Yes

    Keuangan Yes

    Risiko Yes

    Sumber Daya Alam Yes

    Ketrampilan & Teknologi Yes&No

    Keuangan No

    Resiko No

    Kontrak Kerja Sama(Production Sharing Contract/PSC)

  • Oil and Gas Field Life Cycle & The Risk

    Prospect Definition

    Abandonment

    Depletion

    Ongoing

    Development

    ProductionDevelopment

    Discovery

    Appraisal

    Development

    Planning

    Resiko Eksplorasi :

    Tidak ditemukan cadangan Migas Statistik menunjukkan rasio gagal

    mencapai 70% - 80%

    Drilling Problems : Loss & Blow Out

    Menemukan cadangan Migas, tapitidak ekonomis

    Resiko atas komitment investasi :

    Resiko Development & Eksploitasi :

    Rasio gagal masih memungkinkan Drilling Problems masih memungkinkan Technology Risk Return to Investment Ratio rendah Fluktuasi hasil produksi & harga Migas

    2D Seismic Cost : US$ 5-10 Juta 3D Seismic Cost : US$ 10-20 Juta

    Drilling Cost : US$ 3-10 Juta Appraisal Cost : US$ 2-10 Juta

    High Investment

    High Technology

    High Risk

  • 1998 200757 KKS Terminasi

    EXPENDITURE KKKS (ASET DATA PEMERINTAH) : US$ 1,38 MILYAR

    Dry Hole

  • Alur Hukum KewenanganBadan Pelaksana MIGAS

    Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan membentukSKKMIGAS untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu.

    Untuk melakukan Kegiatan Usaha Hulu, Badan Usaha / Badan UsahaTetap (sebagaimana didefiniskan dalam UU 22/2001) wajib mengadakan

    Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan SKKMIGAS.

    Pengendalian Kegiatan Usaha Hulu oleh SKKMIGAS dilakukan lewatmanajemen operasi KKS yang dipegang oleh SKKMIGAS.

    Kegiatan yang yang dikendalikan oleh SKKMIGAS adalah kegiataneksplorasi dan eksploitasi sebagaimana didefinisikan dalam UU 22/2001

    dan aktivitas- aktivitas (pengolahan lapangan, pengangkutan,

    penyimpanan dan penjualan hasil produksi) yang merupakan kelanjutan

    kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tersebut seperti diatur dalam

    Pasal 26 UU 22/2001.

  • ADMINISTRASI WILAYAH KERJA & TAHAP KEGIATAN PENGUSAHAAN MIGAS(Tugas sebagai Pemegang Kuasa Pertambangan)

    Penelitian Penetapan WK Penawaran WK Penandatanganan WK Pengembalian WK Pengakhiran WK

    KontraktorTugas

    SKK (BP) MIGAS - KKKS)Wilayah Kerja

    EKSPLORASI

    0 5 tahun Sisa Periode Kontrak0 10 tahun(6 + 4 tahun)

    TanggalKontrak Efektif

    PENGEMBANGAN PRODUKSI & PENGEMBANGAN LANJUT

    Total Masa Kontrak 30 tahun

    Geological & GeophysicalSeismic & SurveyExploratory DrillingOther FacilitiesApprisal

    Development DrillingReservoir StudiesCompletionDrilling OperationWell Equipment

    Production FacilitiesProduction OperationsTechnical ServicesGeneral & AdministrationTransportations

  • Konsep Kontrak Kerja Sama (PSC)

    Penguasaan sumber daya alam Migas tetap berada pada Pemerintah.

    Pemerintah tidak akan menanggung resiko atas tidak ditemukannyacadangan migas

    Pemerintah tidak menghadapi kesulitan dana, dana selalu tersedia karenaoperasi perminyakan menghadapi banyak ketidakpastian

    Persyaratan :

    Investor harus memiliki keahlian, ketrampilan dan teknologi untukmelakukan pencarian cadangan Migas

    Investor harus memiliki dana untuk kebutuhan operasional

    Investor harus biasa menghadapi resiko tinggi

    Investor :

    Sumber : A to Z Bisnis Hulu Migas, A Rinto pudyantoro

  • Konsep Kontrak Kerja Sama (PSC)

    Kontraktor menyediakan segala dana investasi dan menanggung semuaresiko yang mungkin terjadi.

    Manajemen operasi di tangan SKK Migas

    Kepemilikan bahan tambang Migaas ada pada Pemerintah hingga titikpenyerahan

    Prinsip Dasar :

    Sumber : A to Z Bisnis Hulu Migas, A Rinto pudyantoro

    Kontraktor bertindak sebagai operator kegiatan eksplorasi danekploitasi sumber daya alam Migas, sedangkan SKK Migas

    berperan sebagai Manajemen.

    Kontraktor bersedia menyiapkan dana investasi untuk operasi Dana investasi hanya akan dikembalikan apabila bisnis Migas

    berhasil

    Kemitraan Unik:

  • Konsep Kontrak Kerja Sama (PSC)

    Komitmen pasti dari kontraktor untuk melakukanpekerjaan dan membelanjakan investasinya sesuai

    kesepakatan dalam kontrak.

    Apabila kontraktor tidak dapat memenuhi komitmennya, maka kontraktor akan terkena pinalti dengan menyetorkan

    dana ke kas negara sebesar dana yang tidak atau belum

    dibelanjakan sesuai komitmen dalam kontrak.

    Firm Commitment:

    Sumber : A to Z Bisnis Hulu Migas, A Rinto pudyantoro

  • PARAMETER KONTRAK

    1. Cost Recovery

    2. Harga Minyak dan Energi

    3. FirstTranche Petroleum (FTP)

    4. Equity to be Split (ES)

    5. Domestic Market Obligation (DMO)

    6. Contractor Share (CS)

    7. Net Contractor Share (NCS)

    8. Taxable Income

    9. Recoverable Cost

    10. Government Tax

    11. Government Share

    12. Total Contractor Share (TCS)

    13. Investment Credit

    14. Minimum Attractive Rate of Return (MARR)

  • 1. Cost Recovery

    Cost recovery adalah jumlah dari non-capital (NC), depresiasi capital (D), operating cost (OC) danunrecovery cost (UC) tahun sebelumnya. Cost recovery dapat diperoleh kembali denganmengambil bagian dari gross revenue, makakekurangan tersebut dapat diambil dari gross revenue tahun berikutnya. Kekurangan ini disebutunrecover cost.

    CR = NC + D + OC + UC

    Cost recovery adalah pengeluaran kontraktor yang dikembalikan kepada kontraktor apabila wilayahkerja telah dinyatakan komersial. Apabila tidakkomersial, cost recovery ini menjadi tanggungan danresiko kontraktor

  • 2. Harga Minyak dan Energi

    Harga minyak adalah fungsi pemasokan dan permintaanminyak dunia. Apabila produksi negara-negara penghasiltidak disiplin menjaga kuota produksinya maka akibatnyaharga akan turun.

    Untuk dapat mencapai harga yang diinginkan, perhitungandimulai degan penentuan harga ekonomi. Harga ekonomimemberikan suatu IRR tertentu pada pajak sama dengannol. Sehingga, harga ekonomi memberikan harga energiminimum karena tidak mengikutsertakan bagianpemerintah dari proyek tersebut. Harga ekonomisepanjang umur proyek dihitung berdasarkan persamaanberikut:

    T

    jj

    T

    jj

    j

    r

    Qj

    r

    OCI

    Pe

    0

    0

    )1(

    )1(

    )( Dimana :Pe = harga ekonomiQj = produksi energi pada tahun ke jIj = investasi pada tahun ke jOCj = biaya operasi pada tahun ke jr = internal rate of returnT = lamanya proyek, tahun

  • 2. Harga Minyak dan Energi (Lanjutan)

    Dengan pemasukan pajak, harga finansial dihitung denganspread sheet kontrak keekonomian energi.

    Harga finansial adalah harga yang memberikan IRR tertentu pada pajak tertentu, sehingga harganyaditentukan dengan trial and error.

    Langkah terakhir dalam menentukan harga energi adalahperhitungan Net Back Value dari energi lain, sebagaicontoh panas bumi terhadap batubara, minyak atau gas. Sehingga Net Back Value memberikan harga maksimumyang dapat diterima dan dihitung berdasarkan:

    NBEEAE = TCAE GEE

    TCAE = GAE + FAE

    Dimana :NB = net back valueTC = biaya listrik totalF = biaya bahan bakarG = biaya pembangkitanAE = energi alternatifEE = energi yang diamatiEEAE = energi yang diamati thd energi

    alternatif

  • 3. First Tranche Petroleum (FTP)

    First Tranche Petroleum adalah bagian yang harusdisisihkan dari produksi sebelum dikurangi biaya(cost recovery maupun investment credit) yang selanjutnya akan dibagi antara pemerintah dankontraktor sesuai dengan bagi hasil yang berlaku.

    Konsep FTP ini diambil dari konsep Model PenyisihanPertama Produksi yaitu sejumlah persen (%) tertentudari produksi minyak yang tidak dibebani terlebihdahulu dengan pengembalian biaya sehinggamerupakan bagian produksi minyak tetap bagiIndonesia dan kontraktor pada industri perminyakandi Indonesia.

    Karena prinsip FTP ini bukan merupakan royalti, maka dari jumlah FTP, tetap dibagi antarapemerintah dan kontraktor sesuai dengan persentasebagiannya. Besarnya FTP adalah 20 % daripendapatan kotor. Selanjutnya besarnya FTP dibagiantara pemerintah Indonesia dengan kontraktor.

  • First Tranche Petroleum (FTP) Lanjutan

    Pembagian FTP antara Kontraktor dengan Pemerintah :

    Perhitungan besarnya pembagian sebelum pajak (share before

    tax) dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Gross Annual

    Average Production Rate

    Contractor Share

    Before Tax

    Contractor Share

    After Tax

    < 50000 BOPD 48,0769 % 25 %

    50000 150000 BOPD 38,4615 % 20 %

    > 150000 BOPD 28,8462 % 15 %

    All Gas production 57,6923 % 30 %

    Tax) 1(

    Taxafter Share Tax before Share

  • 4. Equity to be Split (ETS)

    Equity to be Split (ETS) merupakan sisa keuntungan

    setelah dipotong biaya dan FTP (First Tranche

    Petroleum) yang akan dibagi untuk kontraktor dan

    pemerintah sesuai dengan split yang telah

    ditentukan dalam kontrak.

    Secara matematis dapat dirumuskan sebagai

    berikut :

    ETS = (Gross Production FTP) Cost Recovery

    Jumlah yang akan dibagi tergantung dari jumlah

    produksi dan cost recovery-nya.

  • 5. Domestic Market Obligation (DMO)

    Domestic Market Obligation merupakan bagian(dari profit oil to company) yang harusdiserahkan oleh perusahaan minyak kepadapemerintah dengan harga 10 % lebih rendah dariharga pasar untuk memenuhi kebutuhan bahanbakar dalam negeri.

    DMO akan dikenakan setelah lapangan tersebutberproduksi selama 5 tahun. Besarnya DMO (Domestic Market Obligation) ini dapatditentukan dengan persamaan :

    DMO = 0,25 x [CS+FTPcontr] x 0,9

    Dimana :

    DMO = Domestic Market Obligation, Bbls

    CS = Contractor Share, Bbls

    FTPcontr. = Besarnya FTP untuk kontraktor, Bbls

  • 6. Contractor Share (CS)

    Contractor Share merupakan bagian dari equity to be split yang menjadi milik kontraktor.

    Besarnya Contractor Share dapat ditentukan daripersamaan berikut :

    CS = [SH/(1-T)] x ETS

    Dimana :

    SH = Share dari Kontraktor, %

    T = Pajak, %

    ETS = Equity to be Split, Bbls

  • 7. Net Contractor Share (NCS)

    Net Contractor Share merupakan bagian yang dimiliki kontraktor setelah dipotong pajak untukpemerintah.

    Besarnya netto contractor share ini mengikutipersamaan :

    NCS = (1-T) x TI

    Dimana :

    NCS = Net Contractor Share, Bbls

    TI = Taxable Income, Bbls

  • 8. Taxable Income

    Taxable Income merupakan seluruh pendapatankontraktor yang dapat dikenai pajak setelahdipotong biaya-biaya yang dikeluarkan.

    Pendapatan kontraktor yang dapat dikenakan pajakterdiri dari komponen Contractor Share, FTP Contractor, Investment Credit, DMO fee, danbesarnya interest recovery jika ada.

    Semakin besar keempat komponen tersebut, makasemakin besar pula penerimaan pemerintah.

    TI = CS DMO + IC

  • 9. Recoverable Cost

    Recoverable cost merupakan jumlah dari cost recovery (CR) dengan investment credit (IC) atau jumlah cost recovery yang harus dilunasipada tahun yang bersangkutan.

    Besarnya recoverable ini langsung diambil darigross revenue sebelum displit.

    RC = CR + IC

    Dimana :

    RC = Recoverable Cost, Bbls

    CR = Cost Recovery, Bbls

  • 10. Government Tax

    Government Tax merupakan bagian dari taxable

    income yang dikenai pajak (T) yang harus

    diserahkan oleh kontraktor kepada pemerintah.

    Besarnya government tax (GT) ini mengikuti

    persamaan :

    GT = T x TI

  • 11. Government Share

    Government Share merupakan bagian dari equity to be split yang menjadi milik pemerintah. Hakbagian pemerintah adalah (1 Contractor Share), sehingga apabila dijumlahkan dengan hak bagiankontraktor jumlahnya harus sama dengan equity to be split.

    Besarnya Government Share ini dapat ditentukandengan persamaan berikut :

    GS = {1 [SH/(1-T)]} x ETS

    Dimana :GS = Government Share, BblsSH = Share dari Kontraktor, %T = Pajak, %ETS = Equity to be Split, Bbls

  • 12. Total Contractor Share (TCS)

    Total Contractor Share merupakan jumlah total yang diterima oleh kontraktor setelah ditambahCost Recovery.

    Besarnya total contractor share dapat ditentukandengan persamaan berikut :

    TCS = NCS +CR IC

    Dimana :

    TCS = Total Contractor Share, Bbls

    RC = Recoverable Cost, Bbls

    IC = Investment Credit, Bbls

  • 13. Investment Credit

    Investment Credit (IC) adalah pemberian insentifkepada kontraktor untuk menanamkan modal guna pengembangan lapangan minyak dan gas bumi.

    Dimana Investment Credit (IC) adalah :

    IC = PI x I

    Dimana :

    PI = Perbandingan Kredit terhadap Investasi, %

    I = Investasi, US$

  • 14. Contractor Cash Flow (CCF)

    Contractor cash flow menyatakan keuntungan

    yang diterima oleh kontraktor. Merupakan

    Total Contraktor Share yang telah dipotong

    oleh cost.

    CCF = TCS C

    Dimana :

    CCF = Contractor Cash Flow, US$

    C = Cost/Expenditure, US$

  • 15. Minimum Attractive Rate of Return (MARR)

    MARR adalah tingkat pengembalian minimum yang diinginkan. MARR tergantung pada lingkungan, jenis kegiatan, tujuan dankebijaksanaan organisasi, dan tingkat resiko dari masing-masingproyek.

    MARR dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

    1. Berdasarkan BiayaTotal

    MARR = Biaya modal + profit margin + risk premium

    Profit margin untuk perusahaan yang lebih bonafide lebih besar, sedangkan risk premium untuk proyek yang beresiko akan lebihbesar.

    2. Berdasarkan Opportunity Cost

    Ditentukan berdasarkan perpotongan kurva permintaan dan pemasukan investasi.

    Makin banyak jumlah investasi yang dilakukan makin banyak uang yang dikeluarkan. Makin banyak investasi, maka keuntungan marjinalnya makin menurun sedangkan biaya marjinal untuk memperolehnya makin mahal.

  • SKEMA DAN PERHITUNGAN PSC

    Hasil produksi terlebih dahulu disisihkan untuk FTP

    Volume minyak bumi dialokasikan untuk

    mengembalikan dana talangan yang dipergunakan

    untuk membiayai pengangkatan minyak bumi

    Sisanya, akan dibagikan ke masing-masing pihak

    berdasarkan porsi pembagian sesuai kontrak

    Menghitung DMO

    Pola Dasar Pembagian Migas

  • Basecase

    Lifting Bbl 12,000.0

    WAP US%/Bbl 50.0

    Ops Cost US$ 150,000.0

    Split Sebelum Pajak

    Split Sebelum

    Pajak

    28.8462% 71.1538%

    BBL Kontraktor SKK Migas

    Proceed 12,000.0

    FTP (2,400.0) 692 1708

    After FTP 9,600.0

    Op. Cost (3,000.0)

    ETS 6,600.0

    (6,600.0) 1904 4696

    0.0

    DMO (865.4) 865.4

    Net Share 1,730.8 7,269.2

    Cost Rec. 3,000.0

    Entitlement 4,730.8 7,269.2

    % Entitlement 39.42% 60.58%

    Kalkulasi Sederhana Bagi Produksi

    Minyak Bumi

    Misal di dalam kontrak :

    Split sebelum pajak antara SKK

    Migas dan Kontraktor adalah

    71, 1538% : 28, 8462%

    FTP sebesar 20% dibagi antar

    pihak

    DMO sebesar 25%

    Data Operasional :

    Np 1 tahun : 12.000 bbl

    Lifting Cost : US$ 150.000

    Avg. Oil Price by Year : US$ 50/bbl

    Ops. Cost

    Hasil Cont. Take & SKK Take :

    Kontraktor SKK Migas

    4,730.8 7,269.2

  • Kalkulasi Sederhana Bagi Produksi

    Minyak Bumi, Harga Minyak Naikkontrak :

    Split sebelum pajak antara SKK

    Migas dan Kontraktor adalah

    71, 1538% : 28, 8462%

    FTP sebesar 20% dibagi antar

    pihak

    DMO sebesar 25%

    Data Operasional Kondisi Awal :

    Np 1 tahun : 12.000 bbl

    Lifting Cost : US$ 150.000

    Avg. Oil Price by Year : US$ 50/bbl

    Avg. Oil Price NAIK menjadi US$ 100/bbl

    Kontraktor SKK Migas

    Semula

    Menjadi 3,663.5 8,336.5

    Harga Minyak NAIK menjadi US$ 100/Bbl

    Lifting Bbl 12,000.0

    WAP US%/Bbl 100.0

    Ops Cost US$ 150,000.0 Split

    Sebelum Pajak

    Split Sebelum

    Pajak

    28.8462% 71.1538%

    BBL Kontraktor SKK Migas

    Proceed 12,000.0

    FTP (2,400.0) 692 1708

    After FTP 9,600.0

    Op. Cost (1,500.0)

    ETS 8,100.0

    (8,100.0) 2337 5763

    0.0

    DMO (865.4) 865.4

    Net Share 2,163.5 8,336.5

    Cost Rec. 1,500.0

    Entitlement 3,663.5 8,336.5

    % Entitlement 30.53% 69.47%

    4,730.8 7,269.2

  • kontrak :

    Split sebelum pajak antara SKK

    Migas dan Kontraktor adalah

    71, 1538% : 28, 8462%

    FTP sebesar 20% dibagi antar

    pihak

    DMO sebesar 25%

    Data Operasional Kondisi Awal :

    Np 1 tahun : 12.000 bbl

    Lifting Cost : US$ 150.000

    Avg. Oil Price by Year : US$ 50/bbl

    Biaya Ops NAIK menjadi US$ 200,000

    Kontraktor SKK Migas

    Kalkulasi Sederhana Bagi Produksi

    Minyak Bumi, Lifting Cost Naik

    5,442.3 6,557.7

    Semula

    Menjadi

    Biaya Ops. NAIK menjadi US$ 200,000

    Lifting Bbl 12,000.0

    WAP US%/Bbl 50.0

    Ops Cost US$ 200,000.0 Split

    Sebelum Pajak

    Split Sebelum

    Pajak

    28.8462% 71.1538%

    BBL Kontraktor SKK Migas

    Proceed 12,000.0

    FTP (2,400.0) 692 1708

    After FTP 9,600.0

    Op. Cost (4,000.0)

    ETS 5,600.0

    (5,600.0) 1615 3985

    0.0

    DMO (865.4) 865.4

    Net Share 1,442.3 6,557.7

    Cost Rec. 4,000.0

    Entitlement 5,442.3 6,557.7

    % Entitlement 45.35% 54.65%

    4,730.8 7,269.2

  • kontrak :

    Split sebelum pajak antara SKK

    Migas dan Kontraktor adalah

    71, 1538% : 28, 8462%

    FTP sebesar 20% dibagi antar

    pihak

    DMO sebesar 25%

    Data Operasional Kondisi Awal :

    Np 1 tahun : 10.000 bbl

    Lifting Cost : US$ 150.000

    Avg. Oil Price by Year : US$ 50/bbl

    Lifting NAIK menjadi 12,000 Bbl

    Kalkulasi Sederhana Bagi Produksi

    Minyak Bumi, Produksi NaikLifting NAIK menjadi 15,000 bbl

    Lifting Bbl 15,000.0

    WAP US%/Bbl 50.0

    Ops Cost US$ 150,000.0 Split

    Sebelum Pajak

    Split Sebelum

    Pajak

    28.8462% 71.1538%

    BBL Kontraktor SKK Migas

    Proceed 15,000.0

    FTP (3,000.0) 865 2135

    After FTP 12,000.0

    Op. Cost (3,000.0)

    ETS 9,000.0

    (9,000.0) 2596 6404

    0.0

    DMO (1,081.7) 1,081.7

    Net Share 2,379.8 9,620.2

    Cost Rec. 3,000.0

    Entitlement 5,379.8 9,620.2

    % Entitlement 35.87% 64.13%

    Kontraktor SKK Migas

    5,379.8 9,620.2

    Semula

    Menjadi

    4,730.8 7,269.2

  • .. dari contoh kalkulasi sederhana produksi

    minyak bumi diatas, buat resume pengaruh

    perubahan :

    Harga Minyak Lifting Cost Produksi Minyak

    buat juga analisis dan manjemen agar penerimaan

    Pemerentah meningkat tanpa mempengaruhi

    ketentuan dalam kontrak bagi hasil

  • STANDART PRODUCTION SHARING CONTRAC

    Cost Recovery:

    Investment Credit Incentive Sunk Cost Capital Cost Operating Cost

    O/G PriceO/G Production

    Gross Revenue

    FTP

    Equity to be Split

    ETS

    Contractor TakeTaxIndonesia Take+ -

    Indonesia Share Contractor Share

    (1-Contractor Share)ETS

    DMO FEE Taxable Income

    DMO

    (Split/(1-Tax))ETS Share utkperhitungan

    DMO

  • PERUBAHAN TARIF PAJAK

    PAJAK = 44%

    SPLIT = 15%, after Tax

    Split = 0,15 / (1- 0,44)

    = 26,7857%

    (before Tax)

    Tarif Pajak pre-1984 1984 1994Corporate Tax 45% 35% 30%

    Deviden Tax, PBDR (20%) 11% 13% 14%

    Total Income Tax 56% 48% 44%

    Government Share 65.91% 71.15% 73.22%

    Contractor Share 34.09% 28.85% 26.78%

    Investment Credit 20.00% 17.00% 15.79%

    Net Investment Credit 8.80% 8.80% 8.84%

    Production Sharing (85 % - 15 %)

  • Pendahuluan : The Issues

    Peran Migas Bagi Indonesia

    Penguasaan & Pengusahaan Migas

    Pola Kerja Sama Pengelolaan Migas

    Tahapan Bisnis Migas

    Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S)

    Cost & Cost Recovery

    POD, WP&B, AFE

    Business Key Indicator

    AGENDA

  • PRINSIP COST STRUCTURE PADA PSC

    Sumber : Bambang Yuwono, PSC Financial Aspects

  • PRINSIP COST STRUCTURE PADA PSC

    Sumber : Bambang Yuwono, PSC Financial Aspects

  • 1. Apakah Cost Recovery?

    2. Apakah Pemerintah Harus Membayar Cost Recovery ?

    3. Dengan Meningkatnya Cost Recovery Apakah Pendapatan

    Negara Turun ?

    4. Cost Recovery Membengkak, Siapa yang Rugi Pemerintah

    atauKontraktor?

    5. Apakah Tepat Pendapat Bahwa Cost Recovery Harus Ditekan

    Serendah Mungkin ?

    6. Faktor-faktor Non-teknis Apa yang Dapat Meningkatkan Cost

    Recovery ?

    7. Kenapa Masyarakat Alergi Terhadap Meningkatnya Cost

    Recovery?

    8. Cost Recovery Meningkat, Kenapa Produksi Tidak Langsung

    Meningkat ?

    9. Apakah Benar Cost Recovery Indonesia Termahal Di Dunia ?

    10. Kenapa Perlu Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Cost

    Recovery ?

    Cost Recovery

  • Cost Recovery

    Pengembalian Biaya Operasi (Operating Cost) yang

    dikeluarkan oleh kontraktor dari hasil penjualan migas

    Terdiri dari :

    Non Capital : Exploration & Development Expenses

    Production Expenses Administration Expenses

    Capital : Depresiasi atas Investasi Asset KKKS

    Unrecovered Cost :Pengembalian atas biaya operasi tahun- tahun

    sebelumnya yang belum dapat diperoleh kembali.

  • Peruntukan Cost Pengusahaan Migas :

    Finding & Development Costs

    Eksplorasi Pengembangan

    Operating Costs

    Eksploitasi / Produksi Transportasi Marketing

    Termasuk didalamnya, untuk : Pembayaran pengadaan Barang & Jasa

    Pembayaran Salary & Benefit Pekerja

    Cost Recovery

  • Peningkatan Cost Recovery akan wajar, bila digunakan

    untuk:

    Maintenance & optimasi produksi

    Pengembangan lapangan Pencarian cadangan baru Pengembalian biaya operasi tahun sebelumnya Inflasi Supply & Demand di Industri Migas

    Peningkatan Cost Recovery dianggap tidak wajar, bila:

    Pengeluaran tidak terkait operasi migas Markup/Penggelembungan biaya Penyimpangan atas ketentuan perundangan

    Oleh karenanya perlu dilaksanakan pengawasan,

    pengedalian & audit (pre, current dan post)

    Cost Recovery

  • Cost Recovery

    Pre-managerial control adalah berupa persetujuan oleh SKK

    Migas terhadap usulan POD, WP&B maupun AFE melalui

    kajian yang memenuhi kaidah tekno-ekonomi, dengan

    memperhatikan aspek lingkungan.

    Current-managerial control adalah berupa persetujuan

    terhadap eksekusi program kerja dan anggaran, ketaatan

    terhadap proses dan peraturan pengadaan barang dan jasa

    sesuai PTK 007, pemberdayaan sumber daya nasional dan

    monitoring atas aktivitas operasi Kontraktor.

    Post-managerial control bertujuan untuk memastikan bahwa

    Kontraktor telah melaksanakan aturan, kebijakan yang

    digariskan serta melakukan perhitungan dan penyelesaian

    finansial atas hak dan kewajiban masing-masing pihak.

    Post Audit dapat dilakukan oleh :- Internal K3S - Partner - SKK Migas- BPKP - BPK - External Audit

    Pengawasan CR

  • Pendahuluan : The Issues

    Peran Migas Bagi Indonesia

    Penguasaan & Pengusahaan Migas

    Pola Kerja Sama Pengelolaan Migas

    Tahapan Bisnis Migas

    Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S)

    Cost & Cost Recovery

    POD, WP&B, AFE

    Business Key Indicator

    AGENDA

  • ALUR KEGIATAN EKSPLORASI & EKSPLOITASI

    Tahap Eksplorasi

    Survei

    EksplorasiPemboran

    Eksplorasi

    Dry Hole

    Penemuan

    Cadangan

    Migas

    Pemboran

    Deliniasi

    Perhitungan

    Cadangan

    SurveiSeismik

    Tambahan

    POD

    Plan of

    DevelopmentPemboran

    PengembanganPembangunan

    Fasilitas ProduksiProduksi

    Kilang

    Pengapalan

    Review Perhitungan

    Cadangan

    Tahap Eksploitasi (Pengembangan & Produksi

  • PLAN OF DEVELOPMENT

    (POD)

  • Mengembangkan lapangan / proyek baru secara ekonomi Menjaga Kesinambungan produksi Menaikkan keekonomianWilayah Kerja / Blok

    Plan of Development :

    Rencana Pengembangan satu atau lebih lapangan migas secara terpadu(integrated) untuk mengembangkan / memproduksikan cadangan

    hidrokarbon secara optimal dengan

    mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis, dan Health Safety & Environment (HSE) sehingga memberikan penerimaan yang sebesar-

    besarnya bagi negara dan keekonomian yang wajar bagi

    KKKS.

    POD memegang peranan yang sangat penting dalam

    pengembangan lapangan minyak dan gas bumi.

    DEFINISI POD

    TUJUAN POD

  • 1. Plan of Development-IPlan of Development -I (Pertama) adalah rencana

    pengembangan pertama kali dalam suatu Wilayah Kerja

    untuk mendapatkan persetujuan menteri ESDM atas

    rekomendasi SKK Migas setelah berkonsultasi dengan

    Pemerintah Setempat.

    UU 22/2001 Pasal 21:

    1. Rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan

    diproduksikan dalam suatu Wilayah Kerja wajib mendapatkan

    persetujuan Menteri berdasarkan pertimbangan dari Badan

    Pelaksana dan setelah berkonsultasi dengan Pemerintah Daerah

    Provinsi yang bersangkutan.

    2. Dalam mengembangkan dan memproduksi lapangan Minyak dan

    GasBumi, Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap wajib melakukan

    optimasi dan melaksanakannya sesuai dengan kaidah keteknikan

    yang baik

    3. Ketentuan mengenai pengembangan lapangan,

    pemroduksiancadanganMinyak dan Gas Bumi, dan ketentuan

    mengenai kaidah keteknikansebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

    dan ayat (2) diatur lebih lanjutdengan Peraturan Pemerintah

    Klasifikasi POD

  • PP No. 35 TahunTahun 2004

    Pasal 34

    Sejak disetujuinya rencana pengembangan lapangan yang pertama

    akan diproduksikan dari suatu Wilayah Kerja, Kontraktor wajib

    menawarkan participating interest 10% (sepuluh per seratus) kepada

    Badan Usaha Daerah.

    Pasal 35

    (1) Pernyataan minat dan kesanggupan untuk mengambil

    participating interest sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

    disampaikan oleh Usaha Milik Daerah dalam jangka waktu paling

    lama 60 (enam puluhsejak tanggal penawaran dari Kontraktor.

    (2) Dalam hal Badan Usaha Milik Daerah tidak memberikan

    pernyataan kesanggupan dalam jangka waktu sebagaimana

    dimaksud dalam (1), Kontraktor wajib menawarkan kepada

    perusahaan nasional.

  • PP No. 35 Tahun 2004

    Pasal 95

    (1) Rencana pengembangan lapangan yang pertama kali akan

    diproduksikan dalam suatu Wilayah Kerja sebagaimana dimak dalam

    pasal 90 huruf c termasuk perubahannya wajib mendapatkan

    persetujuan Menteri berdasarkan pertimbangan dari Badan

    Pelaksana

    (2) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

    (1), Menteri melakukan konsultasi dengan Gubernur yang wilayah

    administrasinya meliputi lapangan yang akan dikembangkan

    (3) Konsultasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dimaksudkan untuk

    memberikan penjelasan dan memperoleh informasi terutama yang

    terkait dengan rencana tata ruang dan rencana penerimaan daerah

    dari Minyak dan Gas Bumi

  • 2. Plan of Development-II dst.Plan of Development -II (Kedua dst) merupakan POD yang

    bertujuan mengembangkan satu atau lebih lapangan migas (yang

    salah satu lapangannya telah berproduksi) secara terpadu

    (integrated) untuk memproduksikan cadangan hidrokarbon secara

    optimal dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis dan

    HSE.

    3. POD Secondary Recovery/ EORMerupakan pengembangan suatu lapangan untuk memproduksikan

    minyak dengan metode Sec.Rec/EOR POD yang diusulkan dikaitkan

    dengan hasil produksi dari upaya Sec.Rec/EOR yang besarnya =

    produksi lapangan dikurangi produksi primary (berdasarkan

    produksi baseline yang disepakati

    SKK MIGAS dan KKKS)

    Klasifikasi POD

  • 4. POP (Put On Production)Merupakan usulan memproduksi minyak dari sumur eksplorasi

    dengan menggunakan fasilitas produksi di sekitar (existing facilities)

    Jika dikemudian hari dianggap perlu dibangun fasilitas produksi

    tersendiri maka POP harus diajukan kembali menjadi POD.

    5. POD Marginal FieldPOD untuk mengembangkan lapangan minyak marginal dalam rangka

    meningkatkan produksi nasional dengan memberi insentif khusus

    bagi lapangan minyak suatu wilayah kerja yang telah produksi tetapi

    belum ekonomis dengan term PSC yang berlaku.

    Klasifikasi POD

  • Klasifikasi POD

    6. Revisi PODMerupakan pengembangan lapangan yang mengalami perubahan

    skenario dan atau jumlah cadangan POD diajukan ke SKK MIGAS

    segera setelah diketahui hal berikut:

    1) Perubahan skenario pengembangan

    2) Perubahan jumlah cadangan migas yang signifikan terhadap

    POD awal.

    7. Plan of Further Development (POFD)Merupakan usulan pengembangan lanjut lapangan yang sudah

    berproduksi pada reservoir yang sama dan semua fasilitas dalam

    POD sebelumnya telah dilaksanakan.

  • WORK PROJECT & BUDGETING

    (WP&B)

  • PENJELASAN & PEDOMAN WP&B

    1. Definisi WP&B :

    Merupakan usulan rincian rencana kegiatan dan anggaran tahunan dengan

    mempertimbangkan kondisi, komitmen, efektivitas dan efisiensi pengoperasian

    K3S di suatu wilayah kontrak kerja.

    MELIPUTI :

    Kegiatan Eksplorasi (Survei Seismik & Geologi, Pemboran dan Studi G&G), Lead & Prospect, Exploration Commitment.

    Kegiatan produksi dan usaha menjaga kesinambungannya. POD

    Pemboran Sisipan

    Operasi Produksi dan Kerja Ulang

    Mempertahankan Produksi

    Proyek EOR (Sec. Recovery & Tertiary Recovery)

    Biaya untuk program-program Kegiatan Eksplorasi

    Pemboran Development & Fasilitas Produksi

    Produksi & Operasi

    Administrasi Umum, Administrasi Eksplorasi & Biaya Overhead

  • MELIPUTI (Lanjutan) :

    ENTITLEMENT SHAREGross Revenue, Harga Minyak & Gas, Cost Recovery, Indonesia Share,

    Contractor Share

    UNIT COST (US$/Bbl) Direct Production Cost Total Production Cost Cost Recovery

    STATUS UNRECOVERED COSTSTATUS

  • Sumber : Anditya Ibrahim

  • 2. Sesuai dengan ketentuan PRODUCTION SHARING CONTRACT

    SECTION I (SCOPE AND DEFINITIONS) :SKK MIGAS memiliki wewenang dan kendali atas manajemen kegiatan

    operasi K3S dan Kontraktor harus bertanggung-jawab ke SKK MIGAS.

    SECTION IV (WORK PROGRAM AND EXPENDITURES) :Tiga (3) bulan sebelum permulaan tahun kalender, Kontraktor sudah harus

    menyiapkan dan menyerahkan Original WP & B untuk mendapat persetujuan

    dari SKK MIGAS dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang

    diusulkan pada rencana kerja.

    PENJELASAN & PEDOMAN WP&B

    Fungsi Perencanaan & Pengawasan SKK MIGAS adalah upayaprecontrol dengan penekanan pada kelayakan teknis operasional.

    Penelitian dan Analisis terhadap usulan WP&B serta rencanapenggunaanTenaga Kerja (asing) sesuai dengan PSC, yaitu :

    Kelayakan Skala Waktu

    Tingkat Kegiatan Operasional

    Kelayakan Satuan / Jumlah Biaya

    Indonesianisasi / Alih Teknologi

    Perlindungan Tenaga Kerja Nasional

    Menjamin Pendapatan Pemerintah Secara Optimal

  • 3. REVISI WP & B

    Penyusunan WP&B tahunan dan revisi WP&B perlu dijelaskan sebagai berikut :

    a. Sesuai dengan Production Sharing Contract

    Mengenai Work Program & Expenditures, pengajuan usulan WP&B

    tahunan adalah 3 (tiga) bulan sebelum dimulainya tahun kalender untuk

    mendapatkan persetujuan SKK MIGAS.

    SKK MIGAS dapat menghendaki revisi usulan WP&B apabila terdapat hal-

    hal yang spesifik setelah diterimanya usulan WP&B tahunan tersebut.

    b. Pada tahun berjalan WP&B yang telah disetujui SKK MIGAS beralasan

    untuk diperbaiki (Ref. PSC Financial Budget & Reporting Procedures

    Manual), usulan perbaikan terlebih dulu harus diajukan kepada SKK MIGAS.

    Alasan yang dapat dikemukakan dalam usulan perbaikan original WP&B

    tahun berjalan, yaitu : rencana kerja tahunan menjadi tidak realistis lagi, atau

    perkiraan biayanya menjadi terlalu menyimpang. Usulan perbaikan WP&B

    disertai penjelasan singkat mengenai sebab sebab terjadinya penyimpangan.

    PENJELASAN & PEDOMAN WP&B

  • c. Berdasarkan butir a dan b, apabila SKK MIGAS berpendapat bahwa WP&B

    tahunan tersebut harus direvisi, SKKMIGAS akan memberitahukan

    kepada kontraktor.

    d. Mengingat butir-butir tersebut, diharapkan para K3S berusaha

    meningkatkan keakurasian penyusunan WP&B tahunan (well planned) dan

    mengurangi kemungkinan terjadi revisi WP&B

    Dalam hal yang terpaksa dan kondisi tidak realistis lagi untuk

    mempertahankan original WP&B tahunan, maka usulan revisi dapat diajukan

    ke SKK MIGAS sebelum pertengahan tahun kalender berjalan (bulan Juni).

    PENJELASAN & PEDOMAN WP&B

    3. REVISI WP & B (Lanjutan)

  • 4. MATERI WP & B

    1. WILAYAH KERJA EKSPLORASI

    a. Materi WP&B harus memenuhi komitmen eksplorasi sesuai

    ketentuan PSC dan didiskusikan secara detil prospek-

    prospek yang akan dibor (lokasi, cadangan, keekonomian),

    survey seismik & geologi (prospek & lead yang dicover,

    sumberdaya, keekonomian) dan studi G&G (harus dijelaskan

    tujuan, implementasi & nilai tambah) untuk strategi survei /

    pemboran selanjutnya serta penemuan play-play baru.

    b. Untuk kps tahap produksi (ada kegiatan eksplorasi), diskusi

    detil teknis dilaksanakan pada saat Pre-WP&B.

    PENJELASAN & PEDOMAN WP&B

  • 2. WILAYAH KERJA PRODUKSI

    MateriWP&B yang diserahkan kepada BPMIGAS untuk

    memenuhi ketentuan production sharing section IV terdiri dari

    butir-butir usulan WP&B serta lembar operational statistics, esensi

    dan materi yang akan dibahas/dipresentasikan harus memenuhi

    pokok-pokok ketentuan sebagai berikut :

    a. RapatWP&B adalah suatu rapat operasional dan rapat

    manajemen sehingga harus bersifat menyeluruh, singkat, jelas

    dan informatif.

    b. Memberikan gambaran perihal keekonomian dan pendapatan

    pemerintah dari setiap kegiatan di wilayah kerja KPS/JOB/KKS.

    c. Memberikan gambaran menyeluruh perihal kegiatan yang akan

    dilaksanakan dalamusulan rencana kerja dan anggaran pada

    tahun yang akan datang.

    d. Memberikan gambaran perihal organisasi dan pengembangan

    sumber daya manusia.

    Untuk dapat mencapai sasaran tersebut di atas, perlu dievaluasi

    keterangan/data yang tercantum pada buku usulan WP&B dan

    operational statistics.

    PENJELASAN & PEDOMAN WP&B

    4. MATERI WP & B (Lanjutan)

  • AUTHORIZATION FOR

    EXPENDITURE

    (AFE)

  • Sumber : Anditya Ibrahim

    PENGERTIAN

    SKK MIGAS selaku penanggung jawab management K3S bertugasuntuk mengamankan serta meningkatkan pendapatan negara dari

    kegiatan K3S, melalui mekanisme :

    Pre Audit Current Audit Post Audit

    K3S selaku operator bertanggung jawab kepada SKK MIGAS, K3S wajib membuat AFE untuk semua kegiatannya, sebagai alat kontrol

    mulai dari persiapan proyek pemantauan pelaksanaan operasional,

    serta penelitian pasca operasi

    DASAR HUKUM

    Production Sharing Contract Financial Budget and Reporting Procedures Manual

  • 1. Dirancang agar SKK MIGAS (selaku penanggung jawab

    management) memp eroleh informasi lengkap mengenai

    kegiatan yang diusulkan K3S (selaku penanggung jawab

    operasional), untuk keperluan :

    Analisa Evaluasi Persetujuan Monitoring

    2. Mengetahui rincian biaya proyek

    3. Pengendalian biaya

    4. Pertahapan proyek

    5. Pemeriksaan keuangan sebagai dasar untuk Cost Recovery

    AFE :

  • AFE adalah alat manajemen dalam fungsi Perencanaan dan

    Pengawasan Keuangan.

    Yang perlu diperhatikan dalam proses AFE adalah :

    Lingkup Kerja

    Adanya dana tersedia dalam anggaran (WP&B) yg disetujui.

    Verifikasi pembebanan biaya

    Laporan Penyelesaian dan Pertanggungjawaban Anggaran

    Data Tambahan

  • JENIS JENIS AFE

    Sumber : Anditya Ibrahim

  • Prosedur pengusulan AFE disampaikan dalam 2 (dua) konsep :

    A. Untuk yang menggunakan Pre-AFE

    B. Untuk yang tidak menggunakan Pre-AFE (Langsung AFE)

    A. TATA CARA PENYIAPAN PRE AFE :

    1. Proposal / usulan konsep AFE dari KPS dengan justifikasi lengkap dibawa ke

    Staf teknis Divisi Eksplorasi atau Divisi Eksploitasi, yang akan dicek sesuai list

    peruntukannya, jika diperiksa terdapat materi yang belum lengkap, akan

    dikembalikan untuk dilengkapi.

    2. Dinas Eksplorasi atau Eksploitasi akan mengevaluasi dan mengkoordinir tim

    AFE untuk mengadakan diskusi yang diikuti oleh Dinas dinas / fungsi terkait.

    Hasil diskusi untuk menentukan kelaikan suatu usulan AFE.

    3. Jika suatu usulan AFE dinyatakan layak maka KPS diminta untuk me ngajukan

    AFE asli dalam 2 Amplop :

    - Surat Asli dan AFE copy diserahkan ke Deputi Perencanaan.

    - Copy surat dan AFE asli diserahkan ke Subdin terkait di Divisi EKS/EPT.

    USULAN AFE :

  • B. TATA CARA PENYIAPAN AFE :

    1. Surat pengantar AFE dialamatkan ke : DEPUTI PERENCANAAN

    SKK MIGAS.

    2. AFE dibuat 4 (empat) rangkap asli, ukuran Folio 8,5 x 13 (sesuai

    dengan formulir AFE yang ditentukan), dengan kelengkapan

    datanya.

    3. Ditandatangani oleh pihak operator pengusul (setingkat manager)

    dan atasannya (pimpinan tertinggi) sebagai penanggung jawab,

    lengkap dengan : tanggal, bulan dan tahun.

    4. AFE dapat disetujui oleh Kepala Divisi Eksplorasi, Kepala Divisi

    Eksploitasi, Deputi Perencanaan atau Kepala SKK MIGAS.

    5. AFE yang sudah disetujui, 2 (dua) rangkap dikembalikan ke KPS

    dan 2 (dua) rangkap disimpan masing-masing 1 (satu) di Divisi

    Eksplorasi/Eksploitasi dan 1 (satu) pada Divisi Pengendalian

    Finansial Bidang FE&P SKK MIGAS.

    USULAN AFE :

  • USULAN AFE :

    B. TATA CARA PENYIAPAN AFE (Lanjutan) :

    6. Penomoran AFE, terdiri dari 6 angka (digits) sebagai berikut :

    XX XXXX

    4 digits terakhir : Nomor urut kegiatan pada proyek PSC

    2 digits pertama : Tahun anggaran/Pelaksanaan Proyek

    7. Mata uang (Currency) dalam US$ (dollar amerika)

    8. Close Out AFE diisi dengan angka realisasi dan dilaporkan ke Badan

    Pelaksana MIGAS lengkap dengan justifikasi paling lambat 4 (empat)

    bulan setelah proyek selesai.

  • REVISI (REVISED) AFE DILAKUKAN :

    I. Perubahan Lingkup kerja Scope of Work

    Jumlah total anggaran lebih besar/kecil dari 10% setiap nomor AF E Setiap katagori biaya lebih besar dari 30 %

    II. Project fisik belum selesai (kurang dari 70 %), apabila lebih maka ada

    resiko tidak di cost recovery.

    III. Revisi dapat dilakukan sebelum KPS memberikan perintah kerja atau

    sebelum tender award.

    IV. Kesempatan untuk revisi AFE diberikan 2 (dua) kali.

    Pengusulan revisi AFE dilakukan seperti tatacara pengajuan AFE original

    pada formulir AFE yang baru dengan mengisi kolom original budget yang

    sudah disetujui dan revised budget yang diusulkan.

  • TATA CARA PENYIAPAN CLOSE OUT AFE :

    1. Usulan close out AFE dilengkapi dengan copy persetujuan AFE dibawa ke

    Subdin EOA Div.DALFIN dengan kelengkapan datanya (Completion Report),

    sedangkan khusus untuk Studi ke Subdin pada Divisi Kajian & Pengembangan.

    2. Dilakukan evaluasi / diskusi untuk menentukan kelaikannya.

    3. Jika suatu usulan Close Out AFE dinyatakan layak maka KPS diminta untuk

    mengajukan Surat asli dan AFE asli persetujuan yang telah diisi nilai close out

    di tujukan ke Ka.Div. DALFIN dan copynya ke Ka.Div. Operasi terkait/

    Ka.Div.Jian.

    4. Surat konfirmasi Close out akan dikeluarkan oleh Divisi Pengenda lian

    Finansial Bidang FE&P SKK MIGAS.

  • ALUR WP&B DAN AFE

    EKSPLORASI :

    Komitmen K3S WP&B Eksplorasi AFE Eksplorasi

    PENEMUAN

    EKSPLORASI

    MIGAS

    EKSPLOITASI :

    POD + (Komitmen Eksplorasi WP&B Eksploitasi AFE Eksploitasi

  • Sumber : Anditya Ibrahim

  • Sumber : Anditya Ibrahim

  • Sumber : Anditya Ibrahim

  • Pendahuluan : The Issues

    Peran Migas Bagi Indonesia

    Penguasaan & Pengusahaan Migas

    Pola Kerja Sama Pengelolaan Migas

    Tahapan Bisnis Migas

    Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S)

    Cost & Cost Recovery

    POD, WP&B, AFE

    Business Key Indicator

    AGENDA

  • INDIKATOR KEEKONOMIAN

    Penanaman modal (investasi) didasarkan pada

    keuntungan yang diperoleh.

    Indikator ekonomi diperlukan untuk pengambilan

    keputusan.

    Jenis indikator ekonomi yang umum digunakan dalam

    usaha migas adalah :

    1. Pay Out Time (POT)

    2. Profit to Investment Ratio (PIR)

    3. Rate of Return (ROR)

    4. Net Present Value (NPV)

    5. Discounted Profit to Investment Ratio (DPIR)

  • 1. Pay Out Time (POT)

    Pay out time atau payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasidengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (nettocash flows). Dengan demikian payback period dari suatu investasimenggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar danayang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembaliseluruhnya.

    POT merupakan suatu ukuran pendekatan mengenai kecepatanpenerimaan cash flow. POT adalah suatu parameter yang bergunauntuk membandingkan kecepatan relatif penerimaan daripenghasilan sejak awal produksi.

  • 2. Net Present Value (NPV)

    Net present value (NPV) menunjukkan jumlah pendapatandikurangi total biaya selama proyek.

    NPV merupakan nilai keuntungan bersih dari suatu proyekyang diukur pada waktu sekarang.

    Suatu proyek dikatakan menguntungkan jika nilai NPV yang diperoleh adalah positif, jika nilai NPV suatu proyek adalahnegatif maka dapat dikatakan proyek tersebut mengalamikerugian. Sedangkan jika NPV besarnya sama dengan nol, maka besarnya pengeluaran untuk menyelenggarakanproyek sama dengan besarnya penerimaan.

    Dimana :

    C0 = Arus kas keluar pada awal investasi

    Cn = Arus kas masuk pada tahun ke-n

    r = Tingkat biaya modal yang disyaratkan

    n = Periode investasi

    n

    1 t n

    n0

    )r 1 (

    C C NPV

  • 3. Rate Of Return (ROR)

    Rate of Return (ROR) dapat disebut juga sebagaiInternal Rate of Return (IRR). ROR menunjukkan nilairelatif earning power dari modal yang diinvestasikandi proyek yaitu discount rate yang menyebabkanNPV sama dengan nol.

    Suatu proyek dianggap layak apabila ROR lebih besardaripada cost of capital (bunga bank) + resiko.

  • 4. Profit to Investment Ratio (PIR)

    Profit to investment ratio (PIR) disebut juga Return of Investment (ROI) merupakan perbandingan dari keuntunganbersih yang tidak dipotong terhadap besarnya investasi yang ditanam atau suatu ukuran yang merefleksikan kesanggupanmemberikan keuntungan total.

    PIR merupakan bilangan yang tidak berdimensi yang menghubungkan jumlah yang dihasilkan dari proyek investasitiap dollar yang ditanam. Profit to Investment Ratio dirumuskan sebagai berikut :

    Kelemahan dari parameter ini yaitu tidak dapatmencerminkan waktu dan pola pengembalian pendapatanyang dihasilkan dari suatu proyek dan tidak dapat mengetahuigambaran dari total keuntungan yang dapat diperoleh.

    Investasi

    CashflowNet ted UndiscounTotal PIR

  • 5. Discounted Profit to Investment Ratio (DPIR)

    Salah satu kelemahan dari Profit to Investment Ratio (PIR) adalah tidak mempertimbangkan waktu dalam perhitungannya. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan perhitungan Discounted Profit to Investment Ratio (DPIR).

    Discounted Profit to Investment Ratio merupakan perbandinganantara Net Present Value (NPV) terhadap besarnya investasiyang ditanam. Discounted Profit to Investment Ratio dirumuskan sebagai berikut :

    Besarnya DPIR menunjukkan berapa kali keuntungan yang akandiperoleh dari setiap 1 $ yang diinvestasikan. Sebagai contoh, harga DPIR sebesar 0,5 berarti setiap 1 $ yang diinvestasikanakan memperoleh keuntungan setengah dari investasi. Dalamanalisanya maka dipilih usulan investasi yang memberikan hargaDPIR yang besar.

    Investasi

    CashflowNet Discounted Total DPIR

  • Contoh Hasil Perhitungan

    Indikator Keekonomian

    SKENARIO Investasi NPV ROR PIR DPIR POT Project Live

    A-1 1.124.116 316.826 31,39% 0,60 0,28 1,31 11 Year

    A-2 1.161.796 327.142 30,96% 0,61 0,28 1,41 11 Year

    A-3 1.110.974 318.378 31,91% 0,60 0,29 1,26 11 Year

    A-4 1.161.796 267.761 27,93% 0,53 0,23 1,65 11 Year

    A-5 1.300.079 422.545 39,44% 0,56 0,33 0,93 11 Year

    B-1 1.004.036 373.483 37,72% 0,71 0,37 0,97 11 Year

    B-2 1.016.414 396.066 38,40% 0,75 0,39 0,97 11 Year

    B-3 1.013.756 365.183 37,16% 0,69 0,36 0,98 11 Year

    B-4 1.017.102 336.383 35,01% 0,66 0,33 0,99 11 Year

    B-5 1.202.861 469.046 45,07% 0,64 0,39 0,88 11 Year

    Note : Secara keekonomian maka skenario B-5 merupakan

    skenario yang paling baik.

  • ANALISA SENSITIVITAS

    Analisa sensitivitas adalah cara untuk melihat pengaruh perubahan indikator ekonomi bila parameter-parameter ekonomi lain dirubah besarannya.

    Besaran-besaran yang sering digunakan untuk analisa sensitivitas adalah Annual production, Oil price, Investment, Lifting Cost dan Tax (apabila dibutuhkan insentif).

    Dengan analisa sensitivitas ini akan bisa diprediksi kerugian atau keuntungan dari satu proyek bila salah satu atau lebih parameter ekonominya berubah.

  • Contoh Analisa Sensitivitas

    Menggunakan Spider Diagram

    Sensitivitas (NPV Vs Sensitivity)Skenario B-5

    OIL PRODUCTION

    OIL PRODUCTION

    OIL PRICE

    OIL PRICE

    INVESTMENT

    INVESTMENT

    LIFTING COST

    LIFTING COST

    250

    350

    450

    550

    650

    80% 85% 90% 95% 100% 105% 110% 115% 120%

    Sensitivity

    NP

    V @

    DR

    =1

    2%

    , U

    S$

    Th

    ou

    sa

    nd

    s

    OIL PRODUCTION OIL PRICE

    INVESTMENT LIFTING COST

  • Contoh Analisa Sensitivitas

    Menggunakan Spider Diagram

    Sensitivitas ( ROR vs Sensitivity )

    Skenario B-5

    INVESTMENT

    LIFTING COST

    OIL PRODUCTION

    OIL PRODUCTION

    OIL PRICE

    OIL PRICEINVESTMENT

    LIFTING COST

    25,00%

    30,00%

    35,00%

    40,00%

    45,00%

    50,00%

    55,00%

    60,00%

    80% 85% 90% 95% 100% 105% 110% 115% 120%

    Sensitivity

    RO

    R@

    DR

    =1

    2%

    OIL PRODUCTION OIL PRICE

    INVESTMENT LIFTING COST

    1 PIMP - INDONESIA PETROLEUM BUSINESS.pdf2 PIMP - INDONESIA PETROLEUM BUSINESS.pdfSlide1(1).pdfSlide2(1).pdfSlide3(1).pdfSlide4(1).pdfSlide5(1).pdfSlide6(1).pdfSlide7(1).pdfSlide8(1).pdfSlide9(1).pdfSlide10(1).pdfSlide11(1).pdfSlide12(1).pdfSlide13(1).pdfSlide14(1).pdfSlide15(1).pdfSlide16(1).pdfSlide17(1).pdfSlide18.pdfSlide19.pdfSlide20.pdfSlide21.pdfSlide22.pdfSlide23.pdfSlide24.pdfSlide25.pdfSlide26.pdfSlide27.pdfSlide28.pdfSlide29.pdfSlide30.pdfSlide31.pdfSlide32.pdfSlide33.pdfSlide34.pdfSlide35.pdfSlide36.pdfSlide37.pdfSlide38.pdfSlide39.pdfSlide40.pdfSlide41.pdfSlide42.pdfSlide43.pdfSlide44.pdfSlide45.pdfSlide46.pdfSlide47.pdfSlide48.pdfSlide49.pdfSlide50.pdfSlide51.pdf

    3 PIMP - INDONESIA PETROLEUM BUSINESS.pdf