Top Banner

of 25

Indikator Dan Alat Ukur ATP

May 30, 2018

Download

Documents

aulinung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    1/25

    INDIKATOR & ALAT UKURPRINSIP

    AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI & PARTISIPASI

    Disusun oleh :Dra.LOINA LALOLO KRINA P.

    SEKRETARIAT GOOD PUBLIC GOVERNANCEBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    JAKARTA - AGUSTUS 2003

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    2/25

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh tatacarapenyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik.

    Akibatnya timbul berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme

    (KKN) yang sulit diberantas, masalah penegakan hukum yang sulit berjalan,

    monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanan kepada

    masyarakat yang memburuk.

    Masalah-masalah tersebut juga telah menghambat proses pemulihanekonomi Indonesia, sehingga jumlah pengangguran semakin meningkat,

    jumlah penduduk miskin bertambah, tingkat kesehatan menurun, dan

    bahkan telah menyebabkan munculnya konflik-konflik di berbagai daerah

    yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia.

    Bahkan kondisi saat inipun menunjukkan masih berlangsungnya praktek dan

    perilaku yang bertentangan dengan kaidah tata pemerintahan yang baik,

    yang bisa menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi.

    Penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah landasan bagi pembuatan

    dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi.

    Fenomena demokrasi ditandai dengan menguatnya kontrol masyarakat

    terhadap penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi

    ditandai dengan saling ketergantungan antarbangsa, terutama dalam

    pengelolaan sumber-sumber ekonomi dan aktivitas dunia usaha (bisnis).

    Kedua perkembangan diatas, baik demokratisasi maupun globalisasi,

    menuntut redefinisi peran pelaku-pelaku penyelenggaraan pemerintahan.

    Pemerintah, yang sebelumnya memegang kuat kendali pemerintahan, cepat

    atau lambat harus mengalami pergeseran peran dari posisi yang seba

    mengatur dan mendikte ke posisi sebagai fasilitator. Dunia usaha dan

    pemilik modal, yang sebelumnya berupaya mengurangi otoritas negara yang

    dinilai cenderung menghambat perluasan aktivitas bisnis, harus mulai

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    3/25

    menyadari pentingnya regulasi yang melindungi kepentingan publik.

    Sebaliknya, masyarakat yang sebelumnya ditempatkan sebagai penerima

    manfaat (beneficiaries), harus mulai menyadari kedudukannya sebagai

    pemilik kepentingan yang juga harus berfungsi sebagai pelaku.

    Oleh karena itu, tata pemerintahan yang baik perlu segera dilakukan agar

    segala permasalahan yang timbul dapat segera dipecahkan dan juga proses

    pemulihan ekonomi dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Disadari,

    mewujudkan tata pemerintahan yang baik membutuhkan waktu yang tidak

    singkat dan juga upaya yang terus menerus. Disamping itu, perlu juga

    dibangun kesepakatan serta rasa optimis yang tinggi dari seluruh komponen

    bangsa yang melibatkan tiga pilar berbangsa dan bernegara, yaitu para

    aparatur negara, pihak swasta dan masyarakat madani untuk

    menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam rangka mencapai tata

    pemerintahan yang baik.

    1.2. Pokok Permasalahan

    Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka beberapa hal yang akan

    dibahas dalam tulisan ini adalah :

    a. Apa yang dimaksud dengan tata pemerintahan yang baik (good

    governance) ?

    b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sebuah tata pemerintahan

    yang baik ?

    c. Indikator dan alat ukur apa saja yang dapat dipergunakan untuk menilai

    sebuah tata pemerintahan ?

    II. TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)

    Good governance adalah mantra yang diucapkan oleh banyak orang di

    Indonesia sejak 1993. Kata governance mewakili suatu etika baru yang

    terdengar rasional, profesional, dan demokratis, tidak soal apakah

    diucapkan di kantor Bank Dunia di Washington, AS atau di kantor LSM yang

    kumuh di pinggiran Jakarta. Dengan kata itu pula wakil dari berbagai

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    4/25

    golongan profesi seolah disatukan oleh koor seruan kepada pemerintah

    yang korup di negara berkembang. Good governance, bad men!

    terkepung oleh seruan dari berbagai pihak, kalangan pejabat pemerintah

    pun lantas juga fasih menyebut konsep ini, meski dengan arti dan maksud

    yang berbeda.

    Proses pemahaman umum mengenai governance atau tata pemerintahan

    mulai mengemuka di Indonesia sejak tahun 1990-an, dan mulai semakin

    bergulir pada tahun 1996, seiring dengan interaksi pemerintah Indonesia

    dengan negara luar sebagai negara-negara pemberi bantuan yang banyak

    menyoroti kondisi obyektif perkembangan ekonomi dan politik Indonesia.

    Istilah ini seringkali disangkutpautkan dengan kebijaksanaan pemberian

    bantuan dari negara donor, dengan menjadikan masalah isu tata

    pemerintahan sebagai salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam

    pemberian bantuan, baik berupa pinjaman maupun hibah.

    Kata governance sering dirancukan dengan government. Akibatnya, negara

    dan pemerintah menjadi korban utama dari seruan kolektif ini, bahwa

    mereka adalah sasaran nomor satu untuk melakukan perbaikan-perbaikan.

    Badan-badan keuangan internasional mengambil prioritas untuk

    memperbaiki birokrasi pemerintahan di Dunia Ketiga dalam skema good

    governance mereka. Aktivitis dan kaum oposan, dengan bersemangat, ikut

    juga dalam aktivitas ini dengan menambahkan prinsip-prinsip kebebasan

    politik sebagai bagian yang tak terelakkan dari usaha perbaikan institusi

    negara. Good governance bahkan berhasil mendekatkan hubungan antara

    badan-badan keuangan multilateral dengan para aktivis politik, yang

    sebelumnya bersikap sinis pada hubungan antara pemerintah negara

    berkembang dengan badan-badan ini. Maka, jadilah suatu sintesa antara

    tujuan ekonomi dengan politik.

    Tetapi, sebagaimana layaknya suatu mantra, para pengucap tidak dapat

    menerangkan sebab akibat dari suatu kejadian, Mereka hanya mengetahui

    sebgian, yaitu bahwa sesuatu yang invisible hand menyukai mantra yang

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    5/25

    mereka ucapkan. Pada kasus good governance, para pengucap hanya

    mengetahui sedikit hal yaitu bahwa sesuatu yang tidak terbuka dan tidak

    terkontrol akan mengundang penyalahgunaan, bahwa program ekonomi

    tidak akan berhasil tanpa legitimasi, ketertiban sosial, dan efisiensi

    institusional.

    Satu faktor yang sering dilupakan adalah, bahwa kekuatan konsep ini justru

    terletak pada keaktifan sektor negara, masyarakat dan pasar untuk

    berinteraksi. Karena itu, good governance, sebagai suatu proyek sosial,

    harus melihat kondisi sektor-sektor di luar negara.

    2.1. Arti Good governance

    Governance, yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan, adalah

    penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola

    urusan-urusan negara pada semua tingkat.1 Tata pemerintahan mencakup

    seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan

    kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka,

    menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani

    perbedaan-perbedaan diantara mereka.

    Definisi lain menyebutkan governance adalah mekanisme pengelolaan

    sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sector negara

    dan sector non-pemerintah dalam suatu usaha kolektif.2 Definisi ini

    mengasumsikan banyak aktor yang terlibat dimana tidak ada yang sangat

    dominan yang menentukan gerak aktor lain. Pesan pertama dari terminologi

    governance membantah pemahaman formal tentang bekerjanya institusi-

    institusi negara. Governance mengakui bahwa didalam masyarakat terdapat

    banyak pusat pengambilan keputusan yang bekerja pada tingkat yang

    berbeda.

    1 Dikutip dari artikel Dokumen Kebijakan UNDP : Tata Pemerintahan Menunjang Pembangunan

    Manusia Berkelanjutan, dalam buletin informasi Program Kemitraan untuk Pembaharuan Tata

    Pemerintahan di Indonesia, 2000.2

    Meuthia Ganie-Rochman dalam artikel berjudul Good governance : Prinsip, Komponen danPenerapannya, yang dimuat dalam buku HAM : Penyelenggaraan Negara Yang Baik &

    Masyarakat Warga, (2000), Jakarta : Komnas HAM.

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    6/25

    Meskipun mengakui ada banyak aktor yang terlibat dalam proses sosial,

    governance bukanlah sesuatu yang terjadi secara chaotic, random atau tidak

    terduga. Ada aturan-aturan main yang diikuti oleh berbagai aktor yang

    berbeda. Salah satu aturan main yang penting adalah adanya wewenang

    yang dijalankan oleh negara. Tetapi harus diingat, dalam konsep governance

    wewenang diasumsikan tidak diterapkan secara sepihak, melainkan melalui

    semacam konsensus dari pelaku-pelaku yang berbeda. Oleh sebab itu,

    karena melibatkan banyak pihak dan tidak bekerja berdasarkan dominasi

    pemerintah, maka pelaku-pelaku diluar pemerintah harus memiliki

    kompetensi untuk ikut membentuk, mengontrol, dan mematuhi wewenang

    yang dibentuk secara kolektif.

    Lebih lanjut, disebutkan bahwa dalam konteks pembangunan, definisi

    governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan

    sosial untuk tujuan pembangunan, sehingga good governance, dengan

    demikian, adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial

    yang substansial dan penerapannya untuk menunjang pembangunan yang

    stabil dengan syarat utama efisien) dan (relatif) merata.

    Menurut dokumen United Nations Development Program (UNDP), tata

    pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi politik dan

    administrasi guna mengelola urusan-urusan negra pada semua tingkat. Tata

    pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga

    dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan

    kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan

    menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka. 3

    Jelas bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara negara,

    pasar dan masyarakat. Memang sampai saat ini, sejumlah karakteristik

    kebaikan dari suatu governance lebih banyak berkaitan dengan kinerja

    3

    Dokumen Kebijakan UNDP dalam Tata Pemerintahan Menunjang Pembangunan ManusiaBerkelanjutan, Januari 1997, yang dikutip dari Buletin Informasi Program Kemitraan untuk

    Pembaharuan Tata Pemerintahan di Indonesia, 2000

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    7/25

    pemerintah. Pemerintah berkewajiban melakukan investasi untuk

    mempromosikan tujuan ekonomi jangka panjang seperti pendidikan

    kesehatan dan infrastuktur. Tetapi untuk mengimbangi negara, suatu

    masyarakat warga yang kompeten dibutuhkan melalui diterapkannya sistem

    demokrasi, rule of law, hak asasi manusia, dan dihargainya pluralisme. Good

    governance sangat terkait dengan dua hal yaitu (1) good governance tidak

    dapat dibatasi hanya pada tujuan ekonomi dan (2) tujuan ekonomi pun tidak

    dapat dicapai tanpa prasyarat politik tertentu.

    2.2. Membangun Good governance

    Membangun good governance adalah mengubah cara kerja state, membuat

    pemerintah accountable, dan membangun pelaku-pelaku di luar negara

    cakap untuk ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara

    umum. Dalam konteks ini, tidak ada satu tujuan pembangunan yang dapat

    diwujudkan dengan baik hanya dengan mengubah karakteristik dan cara

    kerja institusi negara dan pemerintah. Harus kita ingat, untuk

    mengakomodasi keragaman, good governance juga harus menjangkau

    berbagai tingkat wilayah politik. Karena itu, membangun good governance

    adalah proyek sosial yang besar. Agar realistis, usaha tersebut harus

    dilakukan secara bertahap. Untuk Indonesia, fleksibilitas dalam memahami

    konsep ini diperlukan agar dapat menangani realitas yang ada.

    III. PRINSIP-PRINSIP TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD

    GOVERNANCE)

    UNDP merekomendasikan beberapa karakteristik governance, yaitu

    legitimasi politik, kerjasama dengan institusi masyarakat sipil, kebebasan

    berasosiasi dan berpartisipasi, akuntabilitas birokratis dan keuangan

    (financial), manajemen sektor publik yang efisien, kebebasan informasi dan

    ekspresi, sistem yudisial yang adil dan dapat dipercaya.

    Sedangkan World Bank mengungkapkan sejumlah karakteristik good

    governance adalah masyarakat sispil yang kuat dan partisipatoris, terbuka,

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    8/25

    pembuatan kebijakan yang dapat diprediksi, eksekutif yang bertanggung

    jawab, birokrasi yang profesional dan aturan hukum.

    Masyarakat Transparansi Indonesia menyebutkan sejumlah indikator seperti

    : transparansi, akuntabilitas, kewajaran dan kesetaraan, serta

    kesinambungan. Sejumlah pendapat lain mengenai prinsip-prinsip good

    governance dapat dilihat dalam Lampiran 1.

    Asian Development Bank sendiri menegaskan adanya konsensus umum bahwa

    good governance dilandasi oleh 4 pilar yaitu (1) accountability, (2)

    transparency, (3) predictability, dan (4) participation. 4

    Jelas bahwa jumlah komponen atau pun prinsip yang melandasi tata

    pemerintahan yang baik sangat bervariasi dari satu institusi ke institusi lain,

    dari satu pakar ke pakar lainnya. Namun paling tidak ada sejumlah prinsip

    yang dianggap sebagai prinsip-prinsip utama yang melandasi good

    governance, yaitu (1) Akuntabilitas, (2) Transparansi, dan (3) Partisipasi

    Masyarakat.

    Berikut ini adalah pembahasan mendalam dari ketiga prinsip tersebut

    disertai dengan indikator serta alat ukurnya masing-masing,

    3.a. Prinsip Akuntabilitas : Definisi, Indikator & Alat Ukurnya

    Ketiga prinsip tersebut diatas tidaklah dapat berjalan sendiri-sendiri, ada

    hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi, masing-masing adalah

    instrumen yang diperlukan untuk mencapai prinsip yang lainnya, dan

    ketiganya adalah instrumen yang diperlukan untuk mencapai manajemen

    publik yang baik.

    Walaupun begitu, akuntabilitas menjadi kunci dari semua prinsip ini.5

    Prinsip ini menuntut dua hal yaitu (1) kemampuan menjawab

    4

    Dikutip dari artikel Publik Administration in the 21-st Century, yang diterbitkan oleh AsianDevelopment Bank

    5ibid.

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    9/25

    (answerability), dan (2) konsekuensi (consequences). Komponen pertama

    (istilah yang bermula dari responsibilitas) adalah berhubungan dengan

    tuntutan bagi para aparat untuk menjawab secara periodik setiap

    pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana mereka

    menggunakan wewenang mereka, kemana sumber daya telah dipergunakan,

    dan apa yang telah dicapai dengan menggunakan sumber daya tersebut.

    Prof Miriam Budiardjo mendefinisikan akuntabilitas sebagai

    pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat untuk memerintah kepada

    mereka yang memberi mandat itu.6 Akuntabilitas bermakna

    pertanggungjawaban dengan menciptakan pengawasan melalui distribusi

    kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga mengurangi

    penumpukkan kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi saling mengawasi

    (checks and balances sistem). Lembaga pemerintahan yang dimaksud adalah

    eksekutif (presiden, wakil presiden, dan kabinetnya), yudikatif (MA dan

    sistem peradilan) serta legislatif (MPR dan DPR). Peranan pers yang semakin

    penting dalam fungsi pengawasan ini menempatkannya sebagai pilar

    keempat

    Guy Peter menyebutkan adanya 3 tipe akuntabilitas yaitu : (1) akuntabilitas

    keuangan, (2) akuntabilitas administratif, dan (3) akuntabilitas kebijakan

    publik. 7 Paparan ini tidak bermaksud untuk membahas tentang akuntabilitas

    keuangan, sehingga berbagai ukuran dan indikator yang digunakan

    berhubungan dengan akuntabilitas dalam bidang pelayanan publik maupun

    administrasi publik.

    Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan

    penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara

    terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan

    kebijakan.8

    6Miriam Budiardjo, (1998), Menggapai kedaulatan Untuk Rakyat, Bandung : Mizan, hal 107-

    120)7B. Guy Peters, (2000), The Politics of Bureaucracy, London : Routledge, hal 299-381)

    8Op.cit, hal, 19

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    10/25

    Pengambilan keputusan didalam organisasi-organisasi publik melibatkan

    banyak pihak. Oleh sebab itu wajar apabila rumusan kebijakan merupakan

    hasil kesepakatan antara warga pemilih (constituency) para pemimpin

    politik, teknokrat, birokrat atau administrator, serta para pelaksana di

    lapangan.

    Sedangkan dalam bidang politik, yang juga berhubungan dengan masyarakat

    secara umum, akuntabilitas didefinisikan sebagai mekanisme penggantian

    pejabat atau penguasa, tidak ada usaha untuk membangun monoloyalitas

    secara sistematis, serta ada definisi dan penanganan yang jelas terhadap

    pelanggaran kekuasaan dibawah rule of law. Sedangkan publik

    accountability didefinisikan sebagai adanya pembatasan tugas yang jelas

    dan efisien. 9

    Berbagai definisi lain tentang akuntabilitas maupun pembahasan singkatnya

    dapat dilihat pada Lampiran 2. Tetapi, secara garis besar dapat disimpulkan

    bahwa akuntabilitas berhubungan dengan kewajiban dari institusi

    pemerintahan maupun para aparat yang bekerja di dalamnya untuk

    membuat kebijakan maupun melakukan aksi yang sesuai dengan nilai yang

    berlaku maupun kebutuhan masyarakat. `Akuntabilitas publik menuntut

    adanya pembatasan tugas yang jelas dan efisien dari para aparat birokrasi.

    Karena pemerintah bertanggung gugat baik dari segi penggunaan keuangan

    maupun sumber daya publik dan juga akan hasil, akuntabilitas internal harus

    dilengkapi dengan akuntabilitas eksternal , melalui umpan balik dari para

    pemakai jasa pelayanan maupun dari masyarakat.

    Prinsip akuntabilitas publik adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa

    besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-

    nilai atau norma-norma eksternal yang dimiliki oleh para stakeholders yang

    9Meuthia Ganie-Rochman, hal 141

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    11/25

    berkepentingan dengan pelayanan tersebut. Sehingga, berdasarkan tahapan

    sebuah program, akuntabilitas dari setiap tahapan adalah :

    1. pada tahap proses pembuatan sebuah keputusan, beberapa indikator

    untuk menjamin akuntabilitas publik adalah :

    a. pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis dan

    tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan

    b. pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan nilai-nilai

    yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi

    yang benar maupun nilai-nilai yang berlaku di stakeholders

    c. adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah

    sesuai dengan visi dan misi organisasi, serta standar yang berlaku

    d. adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi,

    dengan konsekuensi mekanisme pertanggungjawaban jika standar

    tersebut tidak terpenuhi

    e. konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang telah

    ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target tersebut.

    2. pada tahap sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk menjamin

    akuntabilitas publik adalah :

    a. penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media

    massa, media nirmassa, maupun media komunikasi personal

    b. akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-

    cara mencapai sasaran suatu program

    c. akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan

    dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat

    d. ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang

    telah dicapai oleh pemerintah.

    (Indikator maupun alat ukur secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2)

    INDIKATOR & ALAT UKURPRINSIP : AKUNTABILITAS

    DEFINISI (Konseptual & Operasional) INDIKATOR ALAT UKUR

    1. The requirement of an public organization (or perhaps anindividual) to render an account to some other organization andto explain its action.

    Prosespembuatansebuah kepu-

    Visi & misi

    Job

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    12/25

    (B. Guy Peters, The Politics of Bureaucracy, (2000). London :

    Routledge hal. 299-381)Akuntabilitas dalam definisi ini mencakup :a. akuntabilitas keuangan (financial accountability)b. akuntabilitas administrative (administrative accountability)

    c. akuntabilitas kebijakan public (policy decision accountability)

    2. The extent to which one must answer to higher authority legal ororganizational- for ones actions in society at large or withinones particular organizational position

    (Jay M. Shafritz & E.W. Russell, Introducing PublicAdministration, (1997). USA : Longman, hal 376)

    3. Holders of public office are accountable for their decisions andactions to the public and must submit themselves to whateverscrunity is appropriate to their office

    (Martin Minogue, artikel The management of public change: fromold public administration to new public management dalamLaw & Governance Issue I, British Council Briefing.

    4. Akuntabilitas diperoleh melalui :a. usaha imperative untuk membuat para aparat pemerintahan

    mampu bertanggung jawb untuk setiap perilaku pemerintahandan responsif kepada entitas darimana mereka memperolehkewenangan

    b. penetapan criteria untuk mengukur performansi aparatpemerintahan serta penetapan mekanisme untuk menjaminbahwa standar telah terpenuhi

    (Governance : Sound Development Management (1999), AsianDevelopment Bank hal 7-13)

    5. Jenis-jenis akuntabilitas adalah :a. akuntabilitas politik dari pemerintah melalui lembaga

    perwakilanb. akuntabilitas keuangan melalui pelembagaan budget dan

    pengawasan BPKc. akuntabilitas hukum, dalam bentuk aturan hukum, reformasi

    hukum dan pengembangan perangkat hokumd. akuntabilitas ekonomi (efisiensi), dalam bentuk likuiditas dan

    (tidak) kepailitan dalam suatu pemerintahan yang demokratis,tanggung gugat rakyat melalui sistem perwakilan

    (Bintoro Tjokroamidjojo, Reformasi Administrasi Publik, (2001),Jakarta:

    MIA-UNKRIS hal 45-49

    6. Beberapa pertanyaan yang harus siap dijawab oleh administratorpublik sehubungan dengan akuntabilitas publik adalaha. apakah saya berhubungan dengan masalah-masalah yang harus

    diselesaikan dengan nilai-nilai yang konsisten dengan nilai-nilaidari konstituen saya ?

    b. apakah program yang saya buat untuk konstituen didasarkanpada hipotesis yang jelas tentang masalah dan solusi yang

    efektif untuk menyelesaikan masalah itu ?c. dengan hipotesis tersebut, apakah saya mempergunakanmetode yang efektif-biaya untuk mengimplementasikan

    tusan yangdibuat secaratertulis,tersedia bagiwarga yangmembutuhkan,

    dengan setiapkeputusan yangdiambil sudahmemenuhistandar etika dannilai-nilai yangberlaku, dansesuai denganprinsip-prinsipadministrasi yangbenar

    akurasi dan

    kelengkapaninformasi yangberhubungandengan cara-caramencapaisasaran suatuprogram

    kejelasan darisasarankebijakan yangtelah diambildan

    dikomunikasikan

    kelayakan dankonsistensi daritargetoperasionalmaupun prioritas

    penyebarluasaninformasimengenai suatukeputusanmelalui mediamassa

    akses publikpada informasiatas suatukeputusansetelahkeputusan dibuatdan mekanismepengaduanmasyarakat

    sistem informasimanajemen dan

    description(acuanpelayanan)- pilihan

    metodepelayanan

    - informasitentangtingkatpelayanan

    - mekanisme/ standarpelayanan

    - standarefisiensi

    - kapasitas ygmemadai

    - kualitasyang

    memadai

    produk-produkkebijakandaerah (prosespembuatankeputusan) :- Pola dasar- Propeda- Renstra- Repetada- APBD- Sistem &

    mekanismeperencanaan,pengendalianpembangunan daerah

    - SK- Anggaran

    tahunan- Perda

    Annual report(Laporanpertanggung-jawaban

    Laporankeuangan(sistempengelolaankeuangan)

    Kebijakandaerah dalam :

    -pengadaanbarang danjasa

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    13/25

    alternatif yang dipilih ?d. dalam mengimplementasikan metode tersebut apakah saya

    telah me-manfaatkan secara penuh sumber daya yang tersediabagi saya dalam pengertian alokasi sumber daya kontrol biayawaktu dan usaha versus penyelesaian dalam kuantitas maupunkualitas

    e. apakah saya telah menggunakan sumber daya yang, jika telahdigunakan secara efisien dan efektif, akan memenuhikebutuhan dari konstituen dalm pengertian secara kuantitasmaupun kualitas.

    (John W. Sutherland, Management Handbook for PublicAdministrators, (1978), Van Nostrand Reinhold Company, hal 607-662)

    7. Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa setiapkegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yangterkena dampak penerapan kebijakan.

    (Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program PembangunanDaerah Bappenas & Depdagri, 2002, hal 19)

    8. Accountability, however, is a two way relationship between publicservants and the public at large. Whilst there is a constitutionalobligation on public officials to provide an accountable publicservice the onus is on the public to ensure that officials live up tothis expectation. Standards of efficiency and public servicedelivery can only be as high as the expectations voiced by civilsociety interest groups.To hold public officials accountable for service delivery requires

    that the public be adequately informed about the level of servicethat they are entitled to. Moreover, the public must be reliably

    informed about the actual level of service delivery and theperformance of individual departments and officials within thepublic service.(Colm Allan, Coordinator Public Service Accountability MonitorEastern Cape, South Africa, dalam paper berjudul Civil Society &Public Accountability : the Need for Active Monitoring dalamdiskusi internasional 9-th International Anti-Corruption Conference,10-15 Oktober 1999 Durban, South Africa)

    9. Kapasitas dan kualitas yang memadai untuk mengemban fungsiprofesi secara konsisten, efisien dan efektif, responsif, jujur, sertabertanggung jawab kepada publik.(Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia)

    Kesimpulan :Prinsip akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapabesar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukurannilai-nilai atau norma eksternal yang dimiliki oleh para stakeholdersyang berkepentingan dengan pelayanan tersebut.

    Berdasarkan tahapan sebuah program akuntabilitas dari setiaptahapan adalah :a. pada tahap proses

    administrator publik harus siap untuk mendiskusikan ataumendemonstrasikan bahwa program telah dibangun dalam

    hubungan dengan tujuan program dan rencana utamanya sertabagaimana pelayanan akan disampaikan dalam sebuah tatacarayang konsisten dengan nilai-nilai konstituen

    monitoring hasil -pajak danretribusi

    -demokratisasi-keuangan

    daerah

    Penangananpengaduan-kotak pos

    pengaduan-berita-berita

    di mediamassa

    -pengaduanmelaluiornop (LSM)

    -hasil studi &penelitian

    -monitoring

    independen

    Penetapankriteria untukmengukurperformansiaparat

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    14/25

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    15/25

    Peran media juga sangat penting bagi transparansi pemerintah, baik sebagai

    sebuah kesempatan untuk berkomunikasi pada publik maupun menjelaskan

    berbagai informasi yang relevan, juga sebagai watchdog atas berbagai

    aksi pemerintah dan perilaku menyimpang dari para aparat birokrasi. Jelas,

    media tidak akan dapat melakukan tugas ini tanpa adanya kebebasan pers,

    bebas dari intervensi pemerintah maupun pengaruh kepentingan bisnis.

    Keterbukaan membawa konsekuensi adanya kontrol yang berlebih-lebihan

    dari masyarakat dan bahkan oleh media massa. Karena itu, kewajiban akan

    keterbukaan harus diimbangi dengan nilai pembatasan, yang mencakup

    kriteria yang jelas dari para aparat publik tentang jenis informasi apa saja

    yang mereka berikan dan pada siapa informasi tersebut diberikan.

    Beberapa definisi lebih lanjut tentang transparansi dapat dilihat dalam

    Lampiran 2, termasuk indikator maupun alat ukur dari prinsip ini,

    Tetapi secara ringkas dapat disebutkan bahwa, prinsip transparasi paling

    tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti :

    a. mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari

    semua proses-proses pelayanan publik

    b. mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang

    berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam

    sektor publik.

    c. mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi

    maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan

    melayani

    Keterbukaan pemerintah atas berbagai aspek pelayanan publik, pada

    akhirnya akan membuat pemerintah menjadi bertanggung gugat kepada

    semua stakeholders yang berkepentingan dengan proses maupun kegiatan

    dalam sector publik.

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    16/25

    INDIKATOR & ALAT UKURPRINSIP : TRANSPARANSI

    DEFINISI (Konseptual & Operasional) INDIKATOR ALAT UKUR

    1. Holders of public office should be as open as

    possible about all the decisions and actionsthat they take. They should give reasons fortheir decisions and restrict information only

    when the wider public interest clearlydemands(Martin Minogue, artikel The management

    of public change: from old publicadministration to new public managementdalam Law & Governance Issue I, British

    Council Briefing.Informasi dan keterbukaan ini mencakup :

    a. memberikan fakta dan analisis tentangkeputusan-keputusan kebijakan

    b. menjelaskan alasan-alasan darikeputusan-keputusan administratif

    c. membuka informasi guidelines internaltentang cara-cara bagian tersebutberhubungan dengan publik

    d. menyediakan informasi tentang biaya,target dan performansi dari pelayananpublik, dan prosedur-prosedur untukmengeluh dan mengadu

    e. memenuhi permintaan informasi khusus

    2. One of the requirements of corporatetransparency is that a company disclosewhether it has a code of conduct containingspecific rules designed to combat bribery

    what the contents of that code are andevaluations of internal controls and itsperformance in implementing the code.

    Doing so allows a company to be held toaccount if it does not meet its self-imposedstandards.

    (Harriet Fletcher Corporate transparency inthe fight gainst corruption. GlobalCorruption, hal 33)

    3. Transparansi didapat melalui settingunambiguous rules on what is expected of

    public employees in order to resolve thisconflicting situationPut stated standards into practice by :

    a. socialization : communication training andcounseling

    b. enforcement : disclosure systems

    detecting and punishing those who donot comply with the stated standards

    (Evelyn Levy, Forum on Ensuring

    Accountability and Transparency in the

    Public Sector, Brasilia, 2001)

    Penyediaan informasi yang

    jelas ten-tang prosedur-prosedur , biaya-biaya dantanggung jawab

    kemudahan akses informasi

    menyusun suatu mekanisme

    peng-aduan jika adaperaturan yang dilanggar

    atau permintaan untukmembayar uang suap

    meningkatkan arus informasi

    melalui kerjasama denganmedia massa dan lembaganon pemerintahan

    Publikasi

    kebijakanpublik melaluialat-alat

    komunikasi :- annual

    reports

    - brosur- leaflet- pusat

    informasi- telepon

    bebas pulsa- liputan

    media- iklan

    layananmasyarakat

    - website

    - papanpengumuman

    - Koran lokal

    Informasi

    yangdisajikan :- acuan

    pelayanan

    - perawatandata

    - laporan

    kegiatanpublik

    - prosedur

    keluhan

    Penanganan

    keluhan :- berita-berita

    kota di

    mediamassa danlocal

    - notice ofresponse

    - personil

    - limit wakturespon

    - opinion

    pools &

    survey ttgisu-isu

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    17/25

    4. Transparansi merujuk pada ketersediaaninformasi pada masyarakat umum dan

    kejelasan (clarity) tentang peraturan,undang-undang, dan keputusan pemerintahIndikatornya :

    a. akses pada informasi yang akurat dan

    tepat waktu (accurate & timely) tentangkebijakan ekonomi dan pemerintahan

    yang sangat penting bagi pengambilankeputusan ekonomi oleh para pelakuswasta. Data tersebut harus bebas

    didapat dan siap tersedia (freely &readily available)

    b. aturan dan prosedur yang simple,

    straightforward and easy to apply untukmengurangi perbedaan dalaminterpretasi

    (Asian Development Bank, Governance :Sound Development Management, 1999 :

    hal 7 -13)

    5. Menurut Transparency International, undang-undang Freedom of Information (FOI) bukan

    hanya mengatur tentang hak public untukmengakses informasi tetapi jugamenekankan pada obligasi pemerintah untuk

    memfasilitasi akses tersebut. Undang-undang ini memuat aturan bahwa sebuahkantor pemerintahan harus mempublikasikan

    informasi yang berhubungan dengan :a. struktur, fungsi dan operasib. kinerja yang dihasilkan oleh organisasi

    tersebutc. rancangan aksesd. prosedur internal yang digunakan oleh

    kantor tersebut dalam melakukanpelayanan

    6 Openness about policy intentions,formulations and implementations.

    (Organization for Economic C0-operation and

    Development)

    7. Access to information is the ability citizens to

    obtain information about the past, present,

    and future activities of the state. The phrasefreedom of information is also widely used

    when referring to the ability of individuals togain access to information in thepossession of the state. Access to

    information is fundamentally about thequality of information available from thestate, not the quantity. It has been argued

    that access to information is an essentialelement of democratic government. That is,for democracy to flourish, citizens must be

    adequately informed about the operationsand policies of their government.

    (Nikhil Dey, dikutip oleh Dr. GopakumarKrishnan, Public Affairs Centre Bangalore,

    kebijakanpublic

    - komentar &catatanuntuk draft

    kebijakan &

    peraturan- service

    userssurveys

    Institusi danorganisasidaerah

    - Bawasda- Kantor

    PMD/BPM

    - kantorHumas

    - DinasKominfo- Forum

    Lintas

    Pelaku

    pertemuan

    masyarakat

    mimbar

    rakyat

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    18/25

    dalam paper Increasing InformationAccess to Improve Political Accountability &

    Participation : Mapping Future Actions inAsia Pacific, disajikan dalam Asia PasificRegional Workshop,10-th IACC, Prague, 10

    Oktober 2001)

    8. Keterbukaan informasi yang berkenaan

    dengan perencanaan, penganggaran, danmonitoring serta evaluasi program, yangmudah diakses oleh masyarakat pada

    umumnya dan kalangan marjinal danperempuan pada khususnya.(Kemitraan bagi Pembaruan Tata

    Pemerintahan di Indonesia).

    9. Transparansi adalah prinsip yang menjamin

    akses atau kebebasan bagi setiap oranguntuk memperoleh informasi tentang

    penyelenggaraan pemerintahan, yakniinformasi tentang kebijakan prosespembuatan dan pelaksanaannya sertahasil-hasil yang dicapai

    (Buku Pedoman Penguatan PengamananProgram Pembangunan Daerah, Bappenasdan Depdagri 2002, hal 18)

    3.c. Prinsip Partisipatif : Definisi, Indikator & Alat Ukurnya

    Dalam proses pembangunan di segala sektor, aparat negara acapkali

    mengambil kebijakan-kebijakan yang terwuj ud dalam pelbagai keputusan

    yang mengikat masyarakat umum dengan tujuan demi tercapainya tingkat

    kesejahteraan yang lebih tinggi. Keputusan-keputusan semacam itu tidak

    jarang dapat membuka kemungkinan dilanggarnya hak-hak asasi warga

    negara akibat adanya pendirian sementara pejabat yang tidak rasional atau

    adanya program-program yang tidak mempertimbangkan pendapat rakyat

    kecil. Bukan rahasia lagi bahwa di negara kita ini pertimbangan-

    pertimbangan ekonomis, stabilitas, dan security sering mengalahkan

    pertimbangan-pertimbangan mengenai aspirasi masyarakat dan hak asasi

    mereka sebagai warga negara. Pembangunan politis dalam banyak hal telah

    disubordinasi oleh pembangunan ekonomis maupun kebijakan-kebijakan

    pragmatis pejabat tertentu.

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    19/25

    Partisipasi dibutuhkan dalam memperkuat demokrasi, meningkatkan kualitas

    dan efektivitas layanan publik, dalam mewujudkan kerangka yang cocok

    bagi partisipasi, perlu dipertimbangkan beberapa aspek, yaitu :

    a. partisipasi melalui institusi konstitusional (referendum, voting) dan

    jaringan civil society (inisiatif asosiasi

    b. partisipasi individu dalam proses pengambilan keputusan, civil society

    sebagai service provider

    c. local kultur pemerintah (misalnya Neighborhood Service Department di

    USA, atau Better Management Transparent Budget di New Zealand)

    d. faktor-faktor lainnya, seoerti transparansi, substansi proses terbuka dan

    konsentrasi pada kompetisi.

    Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat

    dalam pengambilan keputusan di setiap kegiatan penyelenggaraan

    pemerintahan.13 Keterlibatan dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan

    secara langsung atau secara tidak langsung.

    Transparansi bermakna tersedianya informasi yang cukup, akurat dan tepat

    waktu tentang kebijakan publik, dan proses pembentukannya. Dengan

    ketersediaan informasi seperti ini masyarakat dapat ikut sekaligus

    mengawasi sehingga kebijakan publik yang muncul bisa memberikan hasil

    yang optimal bagi masyarakat serta mencegah terjadinya kecurangan dan

    manipulasi yang hanya akan menguntungkan salah satu kelompok

    masyarakat saja secara tidak proporsional.

    Pendapat yang mengatakan bahwa partisipasi dapat dilihat melalui

    keterlibatan anggota-anggota masyarakat di dalam Pemilu saja, jelas

    merupakan pendapat yang kurang lengkap. Masih banyak pola perilaku

    informal yang dapat dijadikan patokan dalam menilai tingkat partisipasi

    dalam suatu masyarakat. Jika orang bersedia menilai proses politik secara

    netral maka bentuk-bentuk perilaku massa berupa protes, aksi pamflet,

    13Op.cit, hal 20

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    20/25

    ataupun pemogokan, sebenarnya juga termasuk partisipasi. Tindakan protes

    atau mogok, boleh jadi merupakan luapan dari tuntutan massa akibat

    saluran-saluran aspirasi yang sebelumnya ada telah berkembang. Protes

    yang disertai aksi-aksi kekerasan terkadang semata-mata disebabkan oleh

    keputusasaan, kegusaran, dan terpendamnya konflik internal

    Suatu kebijakan mungkin pada dasarnya bertujuan mulia karena jelas-jelas

    akan bermanfaat untuk kepentingan umum. Namun seiring dilaksanakannya

    kebijakan tersebut dalam sistem birokrasi yang berjenjang seringkali terjadi

    pergeseran dan penyimpangan arah kebijakan tadi.

    Bagaimanapun jika para birokrat tidak ingin kehilangan wibawanya dalam

    melaksanakan kebijakan-kebijakan publik, para birokrat harus senantiasa

    memperhatikan aspirasi-aspirasi masyarakat dan mendukung partisipasi

    seluruh unsur kemasyarakatan secara wajar. Setidak-tidaknya ada 2 alasan

    mengapa sistem partisipatoris dibutuhkan dalam negara demokratis.

    Pertama, ialah bahwa sesungguhnya rakyat sendirilah yang paling paham

    mengenai kebutuhannya. Dan kedua, bermula dari kenyataan bahwa

    pemerintahan yang modern cenderung semakin luas dan kompleks, birokrasi

    tumbuh membengkak di luar kendali. Oleh sebab itu, untuk menghindari

    alienasi warga negara, para warga negara itu harus dirangsang dan dibantu

    dalam membina hubungan dengan aparat pemerintah.

    Dalam rangka penguatan partisipasi publik, beberapa hal yang dapat

    dilakukan oleh pemerintah adalah :

    a. mengeluarkan informasi yang dapat diakses oleh publik

    b. menyelenggarakan proses konsultasi untuk menggali dan mengumpulkan

    masukan-masukan dari stakeholders termasuk aktivitas warga negara

    dalam kegiatan publik,

    c. mendelegasikan otoritas tertentu kepada pengguna jasa layanan publik

    seperti proses perencanaan dan penyediaan panduan bagi kegiatan

    masyarakat dan layanan publik.

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    21/25

    Partisipasi masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

    pembangunan itu sendiri, sehingga nantinya seluruh lapisan masyarakat akan

    memperoleh hak dan kekuatan yang sama untuk menuntut atau

    mendapatkan bagian yang adil dari manfaat pembangunan. Pembahasan

    lebih lengkap mengenai indikator maupun alat ukur dari prinsip ini dapat

    dilihat pada Lampiran 2 berikut ini.

    Demikianlah pembahasan secara singkat mengenai good governance, dilihat

    dari sudut karakteristik, prinsip, indikator serta alat ukurnya.

    INDIKATOR & ALAT UKURPRINSIP : PARTISIPASI PUBLIK

    DEFINISI (Konseptual & Operasional) INDIKATOR ALAT UKUR

    1. Didasarkan pada asumsi bahwa organisasipemerintahan akan bekerja lebih baik jika

    anggota-anggota dalam struktur diberikesempatan untuk terlibat secara intim dengansetiap keputusan organisasi.

    Hal ini menyangkut 2 aspek yaitu :a. keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai

    dan komitmen diantara para aparat agartermotivasi dengan kuat pada programyang diimplementasikan

    b. keterlibatan publik, dalam desain dan

    implementasi program.(B. Guy Peter, The Politics of Bureaucracy,

    (2001), London : Routledge, hal 299-381.

    2. Partisipasi dibutuhkan dalam memperkuatdemokrasi meningkatkan kualitas dan efektifitas

    layanan public. Dalam mewujudkan kerangkayang cocok bagi partisipasi perludipertimbangkan beberapa aspek, yaitu

    a. partisipasi melalui institusi konstitusional(referendum, voting) dan jaringan civil society(inisiatif asosiasi)

    b. partisipasi individu dalam prosespengambilan keputusan civil societysebagai service provider

    c. lokal kultur pemerintah

    d. faktor-faktor lainnya, seperti transparansisubstansi proses terbuka dan konsentrasipada kompetensi

    Dalam rangka penguatan partisipasi publicpemerintah seharusnya mengeluarkan informasiyang dapat diakses oleh publik,

    menyelenggarakan proses konsultasi untukmenggali dan mengumpulkan masukan-

    keterlibatanaparat melalui

    tercip-tanyanilai dankomitmen

    diantara aparat

    adanya forumuntukmenampungpartisipasi

    masyarakatyangrepresentatif,

    jelas arahnyadan dapatdikontrol

    bersifat terbukadan inklusif,harus

    ditempatkansebagaimimbar

    masyarakatmengekspre-sikankeinginannya.

    kemampuan

    masyarakatuntuk ter-libat

    public hearing

    pertemuan kelompokmasyarakat(stakeholders meeting)

    jajak pendapat umum

    laporan penelitian dankajian (constituentsurveys)

    media massa

    simple voting inreferenda

    diskusi publik

    e-participation

    policy conference

    policy round tables

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    22/25

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    23/25

    didalam memvalidasi premis-premis darimanasebuah program berasal dan karena itu akan

    berkontribusi terhadap efektivitas program.Dengan hadirnya isu partisipasi, kelompoktersebut akan berpindah dari orientasi pada

    input kepada manajemen program dan

    penekanan pada output.

    6. A process by which people take an active andinfluential hand in shaping decision that affecttheir lives.

    (Development Assistant Committee, Evaluationof Programs Promoting ParticipatoryDevelopment and Good Governance, 1997, hal

    22)

    7. A process by which people, especially

    disadvantaged people, influence decisions thataffect them (IBRD)

    8, Adanya sistem yang memungkinkan individuyang tidak terwakili kepentingannya olehkelompok kepentingan yang terorganisir untuk

    menyalurkan kepentingannya dalampengambilan keputusan mengenaiperencanaan, penganggaran, dan monitoring

    serta evaluasi kegiatan program(Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan

    di Indonesia)

    9. Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orangmemiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan

    keputusan di setiap kegiatan penyelenggaraanpemerintah.(Buku Pedoman Penguatan Pengamanan

    Program Pembangunan Daerah, Bappenas &Depdagri 2002, hal 20.)

    Kesimpulan :Prinsip partisipasi masyarakat menuntutmasyarakat harus diberdayakan, diberikan

    kesempatan dan diikutsertakan untuk berperandalam proses-proses birokrasi mulai dari tahapperencanaan pelaksanaan dan pengawasan atau

    kebijakan publik.

    Operasionalisasi konsep :1. pada level akar rumput, partisipasi

    mengimplikasikan struktur pemerin-tahan yangfleksibel dan memberikan peluang bagimasyarakat yang berkepentingan untuk

    menyem-purnakan desain dan implementasiprogram serta proyek public

    2. memberikan peluang bagi LSM seba-gai sarana

    alternatif enyaluran energi dari publik, melaluiidentifikasi kepentingan publik, mobilisasi opinipublik, untuk mendukung kepen-tingan

    tersebut, dan organisasi aksi yang sesuai

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    24/25

    DAFTAR BACAAN

    Asian Development Bank, (1999), Governance : Sound DevelopmentManagement,

    Archon, Fung & Erik Olin Wright, (2003), Deepening Democracy :Institutional Innovations in Empowered Participatory Governance, TheReal Utopias Project IV, London : Verso.

    Budiardjo Miriam, (2000), Menggapai Kedaulatan untuk Rakyat, Bandung :Mizan.

    Catanese, Anthony James (1984), The Politics of Planning & Development,Sage Library of Social Research, Volume 156, Beverly Hills : SagePublications

    Development Assistant Committee, (1997), Evaluation of ProgramsPromoting Participatory Development & Good Governance.

    Ganie-Rochman, Meuthia, (2000) artikel Good Governance : Prinsip,Komponen dan Penerapanny, dalam HAM : Penyelenggaraan NegaraYang Baik dan Masyarakat Warga, Jakarta : KOMNAS HAM.

    Garcia-Zamor, Jean-Claude, (1985), Public Participation in DevelopmentPlanning and Management : Cases from Africa and Asia, London :Westvoiew Press.

    Hill, Michael (1997), The Policy Process, London : Prentice Hall/HarvesterWheatsheaf.

    Hill, Michael & Peter Hupe, (2002), Implementing Public Policy : Governancein Theory and in Practice, London : Sage Publications.

    Lutrin, Carl E. dan Allen K. Settle, (1985), American Public Administration :Concepts & Cases, USA : Prentice-Hall Inc.

    Minogue, Martin, artikel The Management of Public Change : from OldPublic Administration to New Public Management dalam Law &Governance Issue I, British Council Briefing.

    Peters, B.Guy, (2000) The Politics of Bureaucracy, London : Routledge.

    Schmidt, Gregory D. (1989), Donors and Decentralization in DevelopingCountries : Insights from AID Experience in Peru, London : WestviewPress.

    Shafritz, Jay M. & E.W. Russell, (1997), Introducing Public Administration,

    USA : Longman)

  • 8/14/2019 Indikator Dan Alat Ukur ATP

    25/25

    Sutherland, John W. (1978), Management Handbook for PublicAdministrators, New York : Van Nostrand Reinhold Company

    Tjokroamidjojo, Bintoro, (2001), Reformasi Administrasi Publik, Jakarta :MIA UNKRIS.

    Referensi Lain :

    1. Asian Development Bank, Public Administration in the 21-st Century(artikel di Internet)

    2. Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah,Badan Perencanaan Nasional & Departemen Dalam Negeri, 2002

    3. Buletin Informasi Program Kemitraan untuk Pembaharuan TataPemerintahan di Indonesia, 2000