IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB UNTUK MENENTUKAN ANTIVIRUS YANG TEPAT DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARKHI PROCESS (AHP) Naskah Publikasi diajukan oleh Edwin Nur Prasetyo 07.12.2219 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
20
Embed
IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12.2219.pdf · And that is exactly what the ... Katalog semua model dalam basis model yang terdiri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEBUNTUK MENENTUKAN ANTIVIRUS YANG TEPAT DENGAN
METODE ANALYTICAL HIERARKHI PROCESS (AHP)
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Edwin Nur Prasetyo
07.12.2219
kepadaSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOMYOGYAKARTA
2011
Implementation of Decission Support System Web Based Antivirus to Determine
the Appropriate Method Analytical Hierarchy Process (AHP)
Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web
Untuk Menentukan Antivirus Yang Tepat Dengan
Metode Analytical Hierarkhi Process (AHP)
Edwin Nur Prasetyo
Jurusan Sistem Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The computer is one important part in improving information technology. Of
course, with various data and information contained therein. Therefore, as much as
possible we can protect our data from attacks such as viruses and other - other. To
protect it, computer owners directly determine the antivirus and then use on their
computers but in the election based solely on the advice of friends or want to try it without
any basis they choose the antivirus. As a result, users often do not get along antivirus
with antivirus they use. It is, caused by their decisions that have no basis for the
calculation.
This is where the role of decision support systems in order to provide solutions to
users who need input / suggestions to solve the problem for them. In building decision
support systems, especially relating to the selection of appropriate antiviral, requires
some data-related data such as antivirus, data categories, data criteria, and data
subkriteria. From some of these data, still needs to be processed again to obtain
information that is relevant, accurate, complete, timely, understandable and comparable.
The results can be obtained from this study is from the system can perform
calculations to obtain the appropriate decision and must be received from the decision.
Although final decisions remain on the user of this system, but at least it can help /
support in choosing an antivirus that they will use later. And that is exactly what the
purpose of this decision support system.
Keywords: Information Systems, Information, Decision Support, Assessment,
Calculation.
1. Pendahuluan
Komputer merupakan salah satu bagian penting dalam peningkatan teknologi
informasi. Tentunya dengan berbagai data dan informasi yang terdapat di dalamnya.
Oleh karena itu, sebisa mungkin kita dapat melindungi data kita dari serangan seperti
virus terlebih data tersebut sangat penting bagi kita. Dan hal tersebutlah yang merupakan
masalah yang sering dikeluhkan oleh para penggunanya. Yang kemudian pengguna
awam cenderung mengambil keputusan dengan menggunakan antivirus untuk
mengatasinya. Tetapi permasalahan masih belum selesai, dengan menggunakan
antivirus yang dipilih terkadang tidak semua virus dapat di-detect sebagai virus oleh
antivirus yang mereka gunakan. Selain itu, pengguna sering bingung dalam mengambil
keputusan untuk menggunakan antivirus jenis seperti apa sehingga kualitas keputusan
menjadi tidak maksimal dan akhirnya keputusan cenderung berbeda-beda antara
pengguna. Di sinilah sistem pendukung keputusan berperan agar dapat memberikan
solusi kepada pengguna yang membutuhkan masukan/usulan untuk mengatasi
masalahnya meskipun keputusan terakhir tetap pada pengguna serta kualitas keputusan
yang dihasilkan juga dapat maksimal. Dan hal itulah yang menjadi salah satu tujuan
sistem pendukung keputusan yaitu memberikan dukungan atas pertimbangan pengguna
dan tidak dimaksudkan untuk menjadi pengambil keputusan.
Mengidentifikasi jenis antivirus yang memungkinkan akan dipilih dan digunakan
oleh pengguna pada PC mereka berdasarkan spesifikasi komputer pengguna, dengan
mengacu pada pemahaman di atas sebuah sistem pendukung keputusan berbasis web
dapat diwujudkan. Yang melatarbelakangi perancangan sistem pendukung keputusan
berbasis web ini untuk memberikan masukan/usulan kepada pengguna meski keputusan
tetap ada pada pengguna.
2. Landasan Teori
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
2.1.1 Pengambilan Keputusan
Masalah merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian atau
bahkan dapat menghaslkan keuntungan. Pengambilan keputusan adalah sebuah
tindakan atau aksi (diantara berbagai alternatif) dalam pemecahan masalah yang diyakini
akan memberikan solusi terbaik untuk mencapai tujuan. Tujuan dari keputusan adalah
untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Ciri keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Banyak pilihan/alternative
2. Ada kendala atau syarat
3. Mengikuti suatu pola tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak
terstruktur.
4. Banyak input/varibel.
5. Ada factor resiko.
6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan.
2.1.2 Konsep Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan
sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan dan manipulasi data.
Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang
semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara
pasti bagaimana keputusannya seharusnya dibuat (Alter, 2002).
Aplikasi DSS merupakan aplikasi yang dibangun untuk mendukung solusi atas
suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang yang digunakan dalam
pengambilan keputusan. Aplikasi DSS menggunakan CBIS (Computer Based Information
System) yang fleksibel, interaktif dan dapat diadaptasi yang dikembangkan untuk
mendukung solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur.
Keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat dari
keterstrukturan macamnya ada tiga yaitu:
1. Keputusan terstruktur (structured decision).
2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision).
3. Keputusan tak terstruktur (unstructured decision).
Karaktristik dan kapabilitas yang terdapat pada DSS diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Dukungan kepada pengambil keputusan.
2. Dukungan untuk semua level manajerial.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
4. Dukungan untuk keputusan independent dan/atau sekuensial.
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan.
6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Adaptivitas sepanjang waktu.
8. Pengguna merasa seperti di rumah.
9. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas)
ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan).
10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem.
12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan
keputusan.
13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari
sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi-objek.
14. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil keputusan
pada satu lokasi atau didistribusikan di suatu organisasi secara keseluruhan
dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persedian.
2.1.3 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan
2.1.3.1 Subsistem Manajemen Data
Subsistem manajemen data merupakan memasukkan satu database yang berisi
data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem
manajemen database (DBMS/Data Base Management System). Subsistem manajemen
data juga dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori
untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan.
Subsistem manajemen data terdiri dari beberapa elemen antara lain berikut:
1. Database sistem pendukung keputusan
Database adalah kumpulan data yang saling terkait yang diorganisasi untuk
memenuhi kebutuhan dan struktur sebuah organisasi serta bisa digunakan
oleh lebih dari satu orang dan lebih dari satu aplikasi.
Sumber data dalam sistem pendukung keputusan, yaitu:
a. Data Internal
b. Data Eksternal
c. Data Privat/Personal
2. Sistem Manajemen Database/ Database Management System (DBMS)
Database dibuat, diakses, dan diperbaharui melalui sistem manajemen
database/ database management system (DBMS) yakni software pengelola
database pengelola database seperti Microsoft SQL Server, Microsoft Access,
Oracle, My SQL, dan lain-lain. Dalam memilih DBMS, tentunya harus
diperhatikan beberapa hal yang terkait dengan aplikasi yang akan dibangun,
antara lain: arsitektur sistemnya (seperti sistem berbasis stand alone atau
client server, berbasis desktop, atau berbasis web), platform sistem operasi
yang digunakan, besarnya data, dan pentingnya dukungan keamanan.
3. Direktori Data
Merupakan sebuah katalog dari semua data yang ada dalam database. Isinya
definisi data, dan fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan mengenai
ketersediaan item-item data, sumber, dan makna eksak dari data.
4. Fasilitas Query
Merupakan fasilitas untuk menyediakan akses data ke database serta
manipulasi data dalam database. Fasilitas tersebut menjawab bagaimana
kebutuhan inform asi dari user bisa dipenuhi oleh database.
2.1.3.2 Subsistem Manajemen Model
Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik,
ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan
manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-bahasa pemodelan untuk membangun
model-model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak ini sering disebut sistem
manajemen basis model (MBMS).
Model keputusan merupakan suatu bentuk keputusan yang diabstraksikan
menjadi bentuk simbolik. Subsistem manajemen model dalam DSS terdiri dari sub-sub
komponen berikut:
1. Basis Model
Berisi model statistik, keuangan, pengetahuan managemen atau model
quantitatif lain yang menyediakan kemampuan analisa seperti mencari,
menjalankan, menggabungkan memeriksa model.
Dilihat dari tingkat manajemen penggunanya, model dalam basis model
dibedakan seperti:
a. Model Strategis
b. Model Taktikal
c. Model Operasional
d. Model Building Block
2. Sistem Manajemen Basis Model
Software pembuat model, pembaharuan model, pengubahan model dan
manipulasi data.
3. Model Dictionary
Katalog semua model dalam basis model yang terdiri dari definisi model dan
fungsi utama untuk menjawab pertanyaan tentang keberadaan dan
kemampuan model.
4. Model Eksekusi, Intelegensi, dan Perintah
Eksekusi berfungsi untuk mengontrol jalannya aktivitas nyata. Intelegensi
untuk menggabungkan operasi beberapa model, sedangkan perintah untuk
menerima dan menerjemahkan instruksi model dari model lain.
Saat melakukan pemodelan dalam pembangunan DSS dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Studi kelayakan (Intelligence)
2. Perancangan (Design)
3. Pemilihan (Choice)
4. Membuat DSS
2.1.3.3 Sub Antarmuka Pengguna
Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem pendukung
keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan
dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari sistem
pendukung keputusan berasa dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat
keputusan.
2.1.3.4 Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan
Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan mendukung semua subsistem lain
atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan sifatnya optional.
Subsistem ini memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil
keputusan dan juga dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan
(bagian dari sistem manajemen pengetahuan), yang kadang-kadang disebut basis
pengetahuan organisasional.
2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh
Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi
faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993),
hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang
diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir
dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
AHP (Analytical Hierarchy Process) memiliki banyak keunggulan dalam
menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan
secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam
pengambilan keputusan.
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang
harus dipahami, diantaranya adalah:
1. Membuat Hierarki
2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)
4. Logical Consistency (konsistensi logis)
Prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) meliputi:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi, lalu menyusun hierarki dari
permasalahan yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen.
3. Sintesis
4. Mengukur konsistensi
2.3 Antivirus Komputer
2.3.1 Definisi Antivirus
Antivirus merupakan software yang secara khusus berfungsi mendeteksi
keberadaan virus yang berpotensi menyerang data atau sistem operasi komputer dan
mencegah perkembangan virus tersebut dengan mengarantina atau menghapusnya.
Dari banyaknya antivirus yang beredar, kita harus jeli dalam memilih antivirus
yang akan dipasang ke PC atau komputer. Karena setiap antivirus memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing. Dengan dasar pembandingan keunggulan dari masing-
masing antivirus tersebut, kita dapat menentukan antivirus yang sesuai dengan
spesifikasi PC atau komputer yang kita miliki dan sesuai kebutuhan kita.
Adapun beberapa hal yang harus ada pada antivirus yang akan kita pakai, yaitu:
1. Mudah digunakan.
2. Mampu mengidentifikasi virus dan sejenisnya.
3. Mampu membersihkan dan mengisolasi file-file yang telah terinfeksi virus.
4. Mampu memberikan laporan aktivitas.
5. Memiliki beragam fitur tambahan (plug in).
6. Instalasi dan pengaturan mudah dilakukan.
2.3.2 Metode Kerja Antivirus
Secara garis besar, metode kerja dari software antivirus dapatdibedakan menjadi
dua, yakni:
1. Deteksi virus berdasarkan basis data (database)
Pada metode ini, antivirus mendeteksi keberadaan virus menggunakan kode-
kode virus yang telah dianalisa oleh vendor antivirus dalam database-nya.
2. Deteksi virus berdasarkan cara kerja virus
Metode ini merupakan pendekatan baru yang menerapkan teknologi IDS
(Intrusion Detection System) yang dikenal pula dengan metode behaviour-
blocking detector. Antivirus yang menggunakan metode ini bekerja dengan
cara menggunakan kebijakan dalam mendeteksi keberadaan virus.
2.3.3 Kategori Antivirus
Dalam menggunakan software antivirus kita tidak hanya asal menggunakannya,
tapi kita haruslah paham tentang cara kerja antivirus itu sendiri. Dengan memahami hal
tersebut, kita menjadi paham akan keefektifan produk antivirus. Program antivirus dapat
dibagi dalam tiga kategori yang berbeda, yaitu Produk Pencegah Infeksi (Infection
Prevention Products), Produk Pendeteksi Infeksi (Infection Detection Products), dan
Produk Pengidentifikasi Infeksi (Infection Identification Products).
2.3.3.1 Produk Pencegah Infeksi (Infection Prevention Products)
Produk ini menghentikan proses pembiakan virus generik, dan mencegah virus
dari sistem yang mula-mula terinfeksi. Produk ini umumnya tidak khusus untuk virus-virus
tunggal, namun melindungi sistem kita terhadap semua jenis virus.
Program antivirus ini berkerja apabila mulai terjadinya suatu peristiwa-indikasi
adanya virus berusaha untuk menerobos sistem. Program pencegah tidak dapat
melindungi segmen booting dari infeksi. Hal ini dapat terjadi karena infeksi pada segmen
booting terjadi setelah sistem dihidupkan atau di-boot ulang.
2.3.3.2 Produk Pendeteksi Infeksi (Infection Detection Products)
Produk ini mendeteksi infeksi segera setelah infeksi terjadi. Umumnya produk ini
mengidentifikasi daerah tertentu pada sistem yang telah diinfeksi. Produk ini juga
mengidentifikasi infeksi virus jenis generic dan bukan virus-virus tunggal. Program
pendeteksi infeksi umumnya lenih baik daripada program pencegah infeksi, dan efektif
terhadap semua jenis virus.
2.3.3.3 Produk Pengidentifikasi Infeksi (Infection Identification Products)
Produk ini bekerja dengan cara mencari karakteristik jenis virus individual.
Produk ini dapat melakukan scan mencari segmen spesifik dari kode virus tertentu, atau
mencari label virus atau tanda hak cipta. Program semacam ini memiliki satu
keterbatasan, yakni program antivirus ini belum sempat dibuat saat muncul virus baru.
Pada artinya, produk ini akan selalu selangkah ketinggalan dalam perang antivirus.
Tetapi program yang menangani tugas pembersihan virus jauh lebih cepat, murah, dan
efektif daripada metode manual penyembuhan infeksi.
3. Analisis
Analisis bertujuan untuk mendapatkan pemahaman secara keseluruhan tentang
sistem yang akan kita kembangkan berdasarkan masukan dari calon pengguna dan
beberapa pihak yang berkepentingan.
Analisis sistem merupakan tahapan paling awal dari pengembangan sistem yang
menjadi fondasi menentukan keberhasilan sistem yang dihasilkan nantinya utamanya
difokuskan pada masalah dan persyaratan-persyaratan bisnis, terpisah dari teknologi
apapun yang dapat atau akan digunakan untuk mengimplementasikan solusi pada
masalah tersebut agar sistem dapat berjalan dengan baik guna mencapai tujuan sistem.
3.1 Analisis SWOT
Untuk memperoleh hasil yang baik, sistem ini menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT terdiri dari :
1. Kekuatan (Strength)
a. Merupakan solusi untuk memecahkan masalah pemilihan antivirus.
b. Pengaksesan sistem ini menggunakan media informasi berupa media
website.
c. Hasil dari sistem dapat menjadi alat bantu untuk memilih antivirus.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Kurangnya kepedulian pengguna antivirus terhadap data-data yang
disimpan dalam komputer mereka.
b. Merupakan sistem yang baru dikenal masyarakat.
3. Peluang (Oportunities)
a. Banyaknya pengguna antivirus yang masih bingung akan menggunakan
antivirus.
b. Karena sekarang sudah banyak yang mengenal internet, maka sistem ini
dibuat menggunakan sistem berbasis web.
4. Ancaman (Threats)
a. Memberi kesadaran akan pentingnya menjaga data kita yang khususnya
berada di dalam komputer dari ancaman seperti virus dan lain-lain.
b. Pengguna antivirus lebih mudah mengikuti saran orang lain dibandingkan
mengujinya sendiri dengan sistem ini.
3.2 Manajemen Data
Database merupakan persyaratan untuk merancang SPK yang efektif agar dapat
meningkatkan kemampuan penggunaan data secara kolektif. Database ini mempunyai
kemampuan mengintegrasi berbagai jenis data internal dan eksternal serta
memungkinkan adanya data – data yang harus dimanipulasi atau diubah, misalnya
melalui struktur penyimpanan dan perubahan format dalam penggunaannya. Dalam hal
ini ketika penginputan data antivirus. Integrasi dan pengujian konsistensi data dapat
disederhanakan dengan menggunakan DBMS (Database Management System).
Berikut data – data yang dibutuhkan dalam membentuk sebuah komponen
database, terdiri dari:
1. Data Internal, berupa data antivirus, data kategori antivirus.
2. Data Privat, yaitu data yang ditentukan khusus dalam sistem. Berupa kriteria,
perbandingan berpasangan, nilai kriteria, penjumlaham setiap baris, rasio
konsistensi.
3.3 Manajemen Model
Komponen pemodelan merupakan alat utama untuk mendukung pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah. Komponen pemodelan mendukung aktivitas pada
tahap perancangan dan pemilihan. Integrasi model – model ke dalam sistem informasi
berarti mengubah suatu sistem informasi manajemen yang berdasarkan pendekatan
komunikasi data dan pelaporan terintegrasi, menjadi suatu sistem pendukung keputusan.
Adapun metode yang diterapkan adalah metode AHP (Analitytical Hierarchy
Process), yakni dengan merangking obyek yang dalam hal ini antivirus. Dan antivirus
yang memiliki ranking tertinggi dapat dikatakan antivirus tersebut merupakan hasil dari
sistem pendukung keputusan.
3.4 Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode AHP
Dalam pemilihan antivirus untuk dapat digunakan pengguna dengan
menggunakan metode AHP (Analitytical Hierarchy Process), dalam pengambilan
keputusan sistem ini menggunakan kriteria dan bobot (sub kriteria) dalam penilaian
antivirus yang tepat. Kriteria dan bobot penilaian antivirus tersebut kemudian akan diolah
untuk ditentukan besarnya nilai prioritas dan akan didapat urutan posisi antivirus. Dengan
hasil perhitungan tersebut pengguna akan mudah mempertimbangkan dan menetapkan
pada antivirus yang akan mereka gunakan.
Adapun kriteria yang dipertimbangkan berdasarkan spesifikasi komputer berikut
bobot penilaiannya (sub kriteria) adalah sebagai berikut: