Top Banner
PRAKTIKUM ILMU RESEP LAPORAN 1 1. Copy resep APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta Apoteker : Drs Satrio, Apt. SP KP. 01.02.1.2.960 APOGRAPH Tertulis tgl : 6 maret ’06 No : 2 Oleh dr : Wiyono Tgl : 20 Mei 2006 Pro : Rani ( Dws ) Iter 2x R/ Clobazam No. xx S. ½ - ½ - 1 det it 1x R/ Ranitidin No. xxx S. 2 dd 1 det it 1x R/ Antasid No. xxx S. 3 dd 1 det it 1x R/ As Mefenamat No. X S.3 dd 1 det it 1x PCC
87

Ilmu resep 1

May 06, 2017

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ilmu resep 1

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 1

1. Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIJl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Apoteker : Drs Satrio, Apt.SP KP. 01.02.1.2.960

APOGRAPH

Tertulis tgl : 6 maret ’06 No : 2Oleh dr : Wiyono Tgl : 20 Mei 2006Pro : Rani ( Dws )

Iter 2xR/ Clobazam No. xx S. ½ - ½ - 1 det it 1xR/ Ranitidin No. xxx S. 2 dd 1 det it 1xR/ Antasid No. xxx S. 3 dd 1 det it 1xR/ As Mefenamat No. X S.3 dd 1 det it 1x

PCC

ζ

2. Kelengkapan Copy Resep

Nama dan alamat apotek : ada Nama APA dan no SIK APA : ada No resep, tanggal penulisan resep, dan salinan resep : ada Tanda det : untuk obat yang sudah diserahkan, atau ne det : untuk obat yang belum diserahkan : ada Tanda tangan/paraf APA : adaCopy resep diatas sudah lengkap

3. Assessmenta. Pasien

Page 2: Ilmu resep 1

Pasien adalah seorang wanita dewasa berusia 25 tahun dengan berat badan 50 Kg, datang dengan keluhan merasa stress, cemas, pusing, mual, lambungnya terasa perih. Pasien juga memiliki riwayat penyakit magh dan akhir-akhir ini sering kambuh.

b. Obat1) Clobazam (IONI, hal 156)

Indikasi : terapi tambahan pada epilepsi, penggunaan jangka pendek ansietas

Peringatan : penyakit pernafasan, kelemahan otot/ miastenia gravis, riwayat ketergantungan obat, kelainan kepribadian yang jelas, hamil, menyusui. Hati-hati pemberian iv.

Kontra indikasi : depresi pernafasan, insufisiensi pulmonor akut, status fobi/obsesi, psikosis kronik, porfiria.

Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, ataksia (terutama pada usia lanjut) amnesia, ketergantungan. Kadang nyeri kepala, vertigo, hipotensi, gangguan salivasi & sal. Cerna, ruam, perubahan libido, retensi urin.

Dosis : epilepsi 20-30mg/hari, max 60mg/hr. Anak diatas 3 th : tdk lebih dari setengah dosis dewasa.

Interaksi Obat : potensi timbal balik dengan depresan SSP atau alkohol. Antikonvulsan.

2) Ranitidin (MIMS, hal 110)Indikasi : Ulkus duodenum, refluks esofagitis, sindrom

zollinger ellison.Peringatan : disfungsi hati dan ginjal, hamil, menyusui, anak,

keganasan lambung.Efek samping : sakit kepala, pusing, gangguan GI, ruam kulit.Interaksi : menurunkan klirens warfarin, prokainamid, N-

asetilprokainamid meningkatkan absorbsi modazolan tetapi menurunkan absorbsi cobalamin.

Dosis : 1tab, 2xsehari

3). Antasid (AcitralI (MIMS, hal 102)Komposisi : Per tab/5ml lar Mg(OH)2 200mg, gel kering

Al(OH)3 200mg simethicone 20mg.Indikasi : Antasida, antiflatulen pada tukak lambung & tukak

duodnum, hiperasiditas, hiatushernia, meteorismus.

Dosis : 5-10ml atau 1-2 tab dikunyah. Diberikan diantara waktu makan & sebelum tidur.

Peringatan : gangguan fungsi ginjal, diet rendah fosfat.

Page 3: Ilmu resep 1

Efek Samping : gangguan GIInteraksi Obat : menganggu absorbsi tetrasiklin, Fe, penghambat

H2, warfarin, kuinidin.

4). Asam mefenamat (MIMS hal 189)Komposisi ; Mefenamic Acid.Indikasi : Reumatic, nyeri otot trauma & tulang punggung,

sakit gigi, sakit kepala, nyeri paha, demam, nyeri haid.

Kontra indikasi : ulkus GI atau peradangan usus, kerusakan hati atau ginjal.

Peringatan : hamil gagal ginjal, penderita asma yang sensitif terhadap AINS, hamil.

Efek samping : ggn GI, pandangan kabur, hipersensitivitas, diare.Interaksi Obat : mempertinggi efek kumarin.Dosis : Dewasa awal 500mg 2-3x/hr. Anak < 6bln 6,5

mg/kg/BB/6-8 jam.

5) Parasetamol (MIMS hal 196)Indikasi : sakit kepala, demam, nyeri, pegal linu & nyeri lainnya.Interaksi Obat : alkohol, antikoagulan, kloramfenikol, aspirin.Efek samping : hematologi, reaksi kulit, reaksi alergi lainnya.Peringatan : gangguan hati & ginjal.Mek. Kerja : daya antipiretik berdasarkan rangsangan terhadap

pusat pengaturan perifer dikulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor & keringat. Daya analgetik dengan menghambat terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer.

Dosis : Dws 1-2 tab, anak 6-12 thn ½-1 tab, 1-5 thn ¼-½ tab. Diberikan 3-4x/hr.

c. PenyakitUlkus merupakan istilah umum yang mengacu pada kerusakan kulit

lapisan permukaan dari usus atau mulut, tetapi biasanya digunakan untuk ulkus pada saluran cerna. Derajat keasaman yang berlebihan (hiperasiditas) atau adanya mikroorganisme seperti Helicobacter pylori biasanya menjadi penyebab terjadinya ulkus pada saluran cerna. Helicobacter pyloriadalah penyebab terbanyak infeksi saluran cerna. Bakteri ini tumbuh subur pada lapisan mucosa yang melindungi dinding saluran cerna. Faktor-faktor seperti merokok dan stress, jadwal makan tidak teratur, cara diet yang salah, konsumsi alcohol berlebihan, dan beberapa obat-obatan juga mempengaruhi terjadinya ulkus. Orang yang menggunakan obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) dalam jangka lama, terutama mereka yang mengidap arthritis, akan mengalami ulkus (tukak) lambung. Ulkus peptikum dapat mengenai pria, wanita, dan anak-anak. Gejala-gejala ulkus antara lain : rasa perih di ulu hati atau nyeri ketika lapar, mual, nyeri hilang beberapa menit setelah perut diisi

Page 4: Ilmu resep 1

makanan atau antasida, nyeri berulang, biasanya berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa bulan, berat badan turun. Kebanyakan ulkus yang banyak sembuh sendiri tanpa diobati. Tetapi gejala ulkus dapat kambuh kembali dan memburuk jika factor penyebabnya tidak diatasi dan akhirnya beresiko terjadi komplikasi seperti perdarahan dan perforasi lambung. Ulkus peptikum, gaster atau duodenum kronik juga dapat menyebabkan terjadinya jaringan parut, yang selanjutnya dapat menghalangi jalannya makanan, sehingga mengakibatkan muntah dan berat badan menurun.

Kesimpulan : Dari assessment diatas dapat disimpulkan bahwa ibu Rani menderita penyakit magh karena stress.

4. DRP (Drug Related Problem) Asam mefenamat di kontra indikasikan untuk magh karena dapat

meningkatkan sekresi asam lambung.

5. Care Plan Konfirmasi ke dokter mengenai perubahan resep Asam mefenamat diganti dengan parasetamol

6. Dispensing cyclea. Perhitungan bahan

- Clobazam : 10mg x 10 tab = 10 tab 10 mg

- Ranitidin : 150mg x 10 tab = 10 tab 150mg

- Antasid : 500mg x 10 tab = 10 tab 500mg

- PCT : 500mg x 10 tab = 10 tab 500mg

b. Menghargai resep- Clobazam = Rp.1.373 x 10 tab = Rp. 13.373- Ranitidin = Rp. 130 x 10 tab = Rp. 1.300- Antasid = Rp. 65 x 10 tab = Rp. 650- Paracetamol = Rp. 68 x 10 tab = Rp. 680- Embalage = Rp. 200 x 4 = Rp. 800- Tuslah = Rp. 600 x 4 = Rp. 2.400

Jumlah = Rp. 19.203

c. Penyiapan dan Pengemasan obat 1. Mengambil tiap obat 10 tablet sesuai permintaan pasien, kemudian

masing-masing dikemas dan diberi etiket.

Page 5: Ilmu resep 1

2. Lengkapi etiket, dan cek ulang jumlah obat, nama, kekuatan, bentuk sediaan, aturan pakai, nama pasien.

3. Serahkan obat kepada pasien, dan berikan informasi yang jelas.

7. KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan

cara penyimpanan yang benar Clobazam dengan dosis kecil digunakan sebagai penenang (utk

istirahat/tidur) dengan dosis 10mg 3xsehari, diminum setelah makan bila perlu.

Ranitidin dan Antasid digunakan untuk mengobati magh dengan dosis antasid 500mg 3xsehari 1 tablet, dan ranitidin 150mg 2xsehari 1 tablet, diminum sebelum makan, bila perlu.

Parasetamol digunakan untuk mengobati pusing dan nyeri lambung pasien dengan dosis 500mg 3xsehari, diminum setelah makan bila perlu.

Hindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya gejala atau penyebab penyakit, seperti makanan pedas, telat makan.

Jika gejala sudah tidak dirasakan lagi (sembuh), pengobatan dapat dihentikan.

8. Monitoring Kemungkinan terjadinya efek samping obat seperti mual, muntah,

gangguan saluran cerna, dan diare.

9. Evaluasi Keberhasilan terapi : pasien sembuh atau tidak, gejala/keluhan hilang

atau tidak Kemungkinan timbulnya penyakit lain karena reaksi dari obat.

10.Etiket : warna putih

Clobazam Ranitidin

Antasid Parasetamol

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 1a Yogyakarta, 20 mei ‘06

Rani 3x1 sehari, Pagi ½ tablet

Siang ½ tablet Malam 1 tablet

Setelah makanBila perlu

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 1b Yogyakarta, 20 mei ‘06

Rani 2x1 sehari, 1 tablet

Sebelum makanBila magh

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 1c Yogyakarta, 20 mei ‘06

Rani 3x1 sehari, 1 tablet

Sebelum makanBila magh

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 1d Yogyakarta, 20 mei ‘06

Rani 3x1 sehari, 1 tablet

Setelah makanBila pusing/nyeri

Page 6: Ilmu resep 1

10. Copy Resep

APOTEK PROGRAM PROFESIJl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Apoteker : Drs Satrio, Apt.SP KP. 01.02.1.2.960

APOGRAPH

Tertulis tgl : 6 maret ’06 No : 1Oleh dr : Wiyono Tgl : 17 Juli 2006Pro : Rani ( Dws )

Iter 2xR/ Clobazam No. xx S. ½ - ½ - 1 det it 1x + 10R/ Ranitidin No. xxx S. 2 dd 1 det it 1x + 10R/ Antasid No. xxx S. 3 dd 1 det it 1x + 10R/ As Mefenamat No. X S.3 dd 1 det it 1x + 10 PCC

ζ

Asisten

Page 7: Ilmu resep 1

Susi S.Farm.,Apt.PRAKTIKUM ILMU RESEP

LAPORAN 2

1. Resep 2.

2. Kelengkapan resep

Inscription : Identitas dokter (nama, alamat, SIP) : ada Tempat dan tanggal penulisan resep : ada/tdk ada Tanda resep diawal penulisan resep : adaPrescription : Nama obat, dosis, bentuk sediaan : adaSignatura : Aturan pakai obat : ada Nama pasien : ada

Umur pasien : adaSubdiscriptio : tanda tangan/paraf dokter : tidak adaResep diatas belum lengkap

3. Assesmenta. Pasien

Pasien adalah seorang anak berumur 7 tahun dengan BB 18 kg,. menurut ibunya pasien mengeluh sering pusing, badannya lemah, panas (demam) pada malam hari, susah makan dan tenggorokannya sakit untuk menelan. Pasien sudah diberi penurun panas,tapi panasnya tidak turun-turun. Gejala-gejala ini sudah berlangsung selama 4 hari. Diketahui b\eberapa hari yang lalu pasien mengkonsumsi makanan yang dibelinya disekolah, yang mungkin

Dr. IndraSIP:1234/DU/1990

Kantor : Praktek :Puskesmas Ngaglik Jl Maleo IJl Kaliurang KM 10 Sukoharjo, Ngaglik Sleman Sleman Yogyakarta,

R/ Ciprofloxasin mg 250 Paracetamol mg 250 Luminal mg 10 m.f.pulv. dtd No x S.2 dd 1

Pro : AndiUmur : 7 tahun

Page 8: Ilmu resep 1

makanan tersebut terkontaminasi oleh bakteri. Kemudian diperiksakan kedokter dan disarankan untuk melakukan tes widal dan ternyata hasilnya positif. Pasien tidak ada riwayat resisten terhadap antibiotik, juga tidak punya riwayat penyakit lain misalnya asma dll.

b. Obat1). Ciprofloxasin (IONI, hal 227)

Indikasi : Infeksi bakteri superficial, infeksi kuman gram positif dan gram negative. Profilaksis pada bedah saluran cerna bagian atas.

Peringatan : digunakan secara hati-hati pada pasien dengan riwayat epilepsi, pasien gannguan hati dan ginjal, pada wanita hamil dan menyusui dan anak-anak (hasil penelitian pada hewan menunjukkan adanya arthropati pada sendi penunjang berat badan).

Efek Samping : mual, muntah, diare, sakit perut, sakit kepala, pusing, gangguan tidur, ruam, pruritus, anafilaksis, fotosensitifitas, peningkatan ureum dan kreatinin serum, gangguan fungsi hati sementara, artralgia, mialgia, gangguan darah.

Dosis : oral : infeksi saluran nafas, 250-750mg, 2xsehari. Infeksi sal. Kemih 250-500mg, 2xsehari.Anak : tidak dianjurkan, tapi bila pertimbangan manfaat risiko menguntungkan, oral : 7,5-15/kg/hari dibagi 2dosis.

Interaksi Obat : meningkatkan kadar teofilin, warfarin, & AINS dalam plasma. Antasid mengurangi absorpsi siprofloksasin.

2). Parasetamol (MIMS hal 196)Indikasi : sakit kepala, demam, nyeri, pegal linu & nyeri lainnya.Interaksi Obat : alkohol, antikoagulan, kloramfenikol, aspirin.Efek samping : hematologi, reaksi kulit, reaksi alergi lainnya.Peringatan : gangguan hati & ginjal.Mek. Kerja : daya antipiretik berdasarkan rangsangan terhadap

pusat pengaturan perifer dikulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor & keringat. Daya analgetik dengan menghambat terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer.

Dosis : Dws 1-2 tab, anak 6-12 thn ½-1 tab, 1-5 thn ¼-½ tab. Diberikan 3-4x/hr.

3). Luminal (IONI, hal 154)Komposisi : phenobarbitalIndikasi : insomnia nervous, epilepsi, migrain.Interaksi : pemberian bersama metronidazol menyebabkan

efek metabolisme metronidazol dipercepat sehingga

Page 9: Ilmu resep 1

efek berkurang. Kortikosteroid, teofilin, alcohol, antibakteri, amtidepresan.

Efek samping : alergi, mengantukKontra indikasi : disfungsi ginjal atau hati, gangguan metabolisme

porfirin.Peringatan : pemakaian jangka lama : ketergantungan fisik &

mental. Usia lanjut. Hentikan pengobatan secara bertahap.

Mek.kerja : memblok pelepasan muatan listrik di otak.Dosis : Dws hipnotik/sedatif 15-50mg, anti kejang sehari 3x

sehari 3x 30-150mg, anak hipnotik/sedatif 1th 15-20mg, 7-12bln 10mg, 3-7bln 7,5mg, 0-3bln 5mg.Dosis diberikan 3xsehari.Anti kejang 5th 100mg, 1-5th 30-100mg, 6-12bln 20mg, 0-6bln 5mg.Bila perlu dosis dapat diulang.

4). Kloramfenikol (IONI, hal 230-231)Indikasi : infeksi berat akibat H. influenza, demam tifoid,

meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat lainnya.

Perhatian : hindari pemberian berulang dan jangka panjang. Turunkan dosis pada gangguan fungís hati dan ginjal. Lakukan hitung jenis sel darah sebelum dan secara berkala selama pengobatan. Pada neonatos dapat menimbulkan grey baby sindrome.

Kontra Indikasi : wanita hamil, menyusui dan pasien porfiria.Efek Samping : kelainan darah yang reversible seperti anemia

aplastik ( dapat berlanjut menjadi leukemia ), neuritis perifer, neuritis optic, eritema multiforme, mual muntah, diare, stomatitis, glositis, hemoglobinuris nokturnal.

Mek. Kerja : bekerja menghambat síntesis protein kuman dengan cara berikatan pada ribosom 50S sehingga menghambat pembebtukan rantai peptida.

Dosis : Oral,injeksi dan infus : 50 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis (pada infeksi berat seperti septikemi dan meningitis, dosis dapat digandakan dan segera diturunkan bila terdapat perbaikan klinis).ANAK: epiglotis hemofilus, meningitis purulenta 50-100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi.

c. PenyakitDemam tifoid (tiphus abdominali, typhoid fever) merupakan penyakit

infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh antara lain Salmonella typhi. Penularan terjadi lewat makanan dan air yang tercemar. Salmonella typhi

Page 10: Ilmu resep 1

masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Gejalanya bervariasi semula terjadi demam dengan kenaikan suhu bertahap dalam 3 hari. Pertama neri kepala konstan yang hebat, perut kembung dan nyeri, anoreksia, nausea dan obstipasi. Meskipun semua gejala infeksi sudah lenyap, namun pasien baru dinyatakan sembuh bila selama 3 mionggu tinjanya bebas basil, bila sesudah 6 bulan tinjanya masih positif maka dianggap pembawa basil kronis.

Kesimpulan : dari assesment pasien diatas, pasien di diagnosa demam tipoid yang terinfeksi melalui makanan yang mengandung Salmonella typhi.

4. DRP Ciprofloxasin tidak dianjurkan untuk anak-anak kecuali bila pertimbangan

manfaat lebih besar dibanding risiko maka diberikan secara oral, misalnya karena pasien sudah resisten terhadap antibiotik lain.

5. Care plan Konfirmasikan ke dokter mengenai perubahan resep. Ciprofloxasin tidak dianjurkan untuk anak-anak karena dapat menghambat

pertumbuhan tulang rawan (yang masih mau berkembang/tumbuh)Ciprofloxasin diganti dengan kloramfenikol sebagai pilihan pertama demam tifoid dan paling efektif mengobati pembawa basil serta aman untuk pasien anak-anak dengan dosis 225 mg 4 x sehari (tiap 6 jam) selama minimal 5 hari.

Pemberian antibiotik harus dipisahkan dari obat yang lain.

6. Dispensing cyclea. Penimbangan bahan

- Kloramfenicol : 50 x 18 kgBB = 900 mg/hari 900/4 = 225 mg 225 x 20 = 36 tab 125

- PCT : 250 mg x 10 = 5 tab 500 mg

- Luminal : 10 mg x 10 = 2 tab 50 mg

b. Cara kerja1. Mengambil kloramfenikol sebanyak 36 tab gerus ad homogen bagi

menjadi 20 bagian, bungkus dengan kertas perkamen, masukkan dalam plastik beri etiket putih dengan aturan pakai 4 x sehari sebelum makan (tiap 6 jam) sampai habis.

2. Mengambil PCT 5 tab gerus ad homogen (camp 1)3. Mengambil Luminal 2 tab gerus ad homogen (camp 2), kemudian

campur ad homogen dengan camp 1.

Page 11: Ilmu resep 1

4. Keluarkan dari mortir, bagi menjadi 10 bagian, bungkus kemudian masukkan dalam plastik, beri etiket putih dengan aturan pakai 2 x sehari (tiap 12 jam) jika perlu.

c. Menghargai resep - kloramfenikol : 36 tab x Rp. 278 = Rp. 10.008- PCT : 5 tab x Rp. 68 = Rp. 340 - Luminal : 2 tab x Rp. 38,5 = Rp. 77- tuslah : 2 x Rp. 1200 = Rp. 2.400- embalage : 2 x Rp. 200 = Rp. 400- kertas puyer : 30 x Rp. 30 = Rp. 900

Jumlah = Rp. 14.125

7. KIE Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan

cara penyimpanan yang benar. Obat antibiotik (kloramfenikol) harus diminum sampai habis 4 x sehari

1bungkus, sebelum makan (tiap 6jam), agar tidak terjadi resistensi terhadap obat tsb.

Parasetamol & luminal diminum jika perlu/demam saja dengan aturan pakai 2x sehari 1bungkus, setelah makan.

Banyak minum air putih, makan makanan bergizi, menghindari makanan yang merangsang lambung/saluran cerna misalnya makan makanan yang pedas. Banyak istirahat.

Biasakan mencuci tangan sebelum makan.

8. Monitoring Keadaan umum pasien : suhu tubuh, nafsu makan Efek samping obat: : mengantuk, kelainan darah, alergi Kepatuhan minum obat, terutama antibiotik. Tes widal setelah pengobatan

9. Evaluasi Keberhasilan terapi : pasien sembuh/ tidak Kemungkinan timbulnya penyakit lain karena reaksi dari obat.

10.Etiket putih

Kloramfenikol Paracetamol & Luminal

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 2a Yogyakarta, 20 mei ‘06

Andi 4x1 sehari

Sebelum makanSampai habis

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 2b Yogyakarta, 20 mei ‘06

Andi 2x1 sehari

Setelah makanBila demam

Page 12: Ilmu resep 1

11.Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIAPA : Drs Satrio, Apt.

jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaSP KP. 01.02.1.2.960

Copy resepTertulis tgl : 12 Juli ’06 No : 2Oleh dr : Indra Tgl : 17 Juli ’06Pro : Andi ( 7th )

R/ Ciprofloxasin mg 250 Paracetamol mg 250 Luminal mg 10 m.f.pulv. dtd No x S.2 dd 1 det

Pcc

Cap apotik ζ (Drs Satrio, Apt.)

Asisten,

Susi S.Farm.,Apt.

Page 13: Ilmu resep 1

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 3

1. Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIJl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Apoteker : Drs Satrio, Apt.SP KP. 01.02.1.2.960

APOGRAPH

Tertulis tgl : 01 Mei ’06 No : 15Oleh dr : Susana Tgl : 15 Mei 2006Pro : Ny Sumiyati

Iter 3xR/ Glibenklamid No. Lx S. 1 - 1 - 0 det origR/ Glucobay 50 No. Lx S. 2 dd 1 det orig

PCC

ζ

2. Kelengkapan Copy Resep Nama dan alamat apotek : ada Nama APA dan no SIK APA : ada No resep, tanggal penulisan resep, dan salinan resep : ada Tanda det : untuk obat yang sudah diserahkan, atau ne det : untuk obat yang belum diserahkan : ada Tanda tangan/paraf APA : adaCopy resep diatas sudah lengkap

3. Assessmenta. Pasien

Ny. Sumiyati (55 tahun) dengan berat badan 50 kg, mengeluh saat ini sering merasakan pusing, polipagi, polidipsi, dan poliuri. Pasien sudah mengidap penyakit ini sejak 2 tahun yang lalu. Setelah pemeriksaan kadar

Page 14: Ilmu resep 1

gula darah seewaktunya adalah 250 mg/dl dan tekanan darahnya normal. Pasien sudah pernah mendapat obat seperti yang diresepkan saat ini.

b. Obat1). Glibenklamid

Indikasi : NIDDM ringan-sedangPeringatan, KI : - gol sulfonylurea cenderung meningkatkan BB

- penggunaan harus hati-hati pada pasien usia lanjut, ggn fungsi hati dan ginjal. Klorpropamid dan glibenklamid tidak dianjurkan untuk pasien insufisiensi ginjal. Pada gangguan fungsi ginjal dapat digunakan glikuidon, glikazid, atau tolbutamid yang kerjanya singkat.

- wanita menyusui, porfiria, dan ketoasidosis mrpk KI bagi sulfonilurea.

- Insulin kadang-kadang diperlukan bila timbul keadaan patologis tertentu seperti infark miokard, infeksi, koma, dan trauma. Insulin juga diperlukan pada kehamilan.

Efek samping : pada umumnya ringan dan frekuensinya rendah, diantaranya gejala sal. Cerna & sakit kepala. Gejala hematologik termasuk tombositopenia, agranulositosis, dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali. Klorpropamid dapat meningkatkan ADH (Anti Diuretik Hormon), dan dengan frekuensi sangat jarang menyebabkan hiponatremia dan fotosensitivitas. Hipoglikemia dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat; juga pada gangguan fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut. Hipoglikemia sering ditimbulkan oleh ADO kerja lama.

Mek. Kerja : merangsang sel beta prankreas untuk lebih banyak melepaskan insulin, menekan pembentukan glukosa pada penderita NIDDM, dan meningkatkan reseptor insulin di sel.

Interaksi Obat : Banyak obat yang berinteraksi dengan SU sehingga resiko terjadinya hipoglikemia meningkat oleh azapropazon, fenilbutaon dan mungkin AINS.Beta bloker, benzafibrat.

Dosis : dosis awal 2,5 mg bersama sarapan maksimal 15 mg diberikan 1x sehari sebelum atau bersama sarapan.

Page 15: Ilmu resep 1

2) Glucobay 50 / Glucobay 100Komposisi : akarboseIndikasi : terapi tambahan untuk diet penderita DMDosis : tergantung respon individu, biasanya 50mg dapat

ditingkatkan s/d 100-200mg 3x/hr. Dosis dapat ditingkatkan setelah 4-8minggu.

Kontra Indikasi : penderita < 18th, ggn GI kronis berkaitan dengan absorpsi & pencernaan, keadaan yang bisa memburuk karena pembentukan gas dalam usus. Hamil, laktasi. Jangan disunakan pada pasien kerusakan ginjal berat (bersihan kreatinin <25ml/mnt).

Efek Samping : Kembung, bunyi usus, kadang diare & nyeri abdomen.

Interaksi Obat : Kolestiramin, absorben usus, enzim pencernaan.

c. PenyakitDiabetes mellitus adalah penyakit endokrin yang ditandai dengan

tingginya kadar gula darah diatas normal dan tingginya kadar gula dalam urin akibat terganggunya produksi hormon insulin oleh pancreas. Secara etiologis DM diklasifikasikan menjadi :1. Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM)

Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun

2. Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM)Disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin sehingga turunnya kemampuan insulin untuk merangsang glukosa dan untuk menghambat produksi glukosa dihati.

3. Diabetes tipe lain Berfungsi mulai dominan insulin disertai insulin relatif

Kesimpulan : dari assessment diatas disimpulkan bahwa Ny. Sumiyati mengalami DM tipe II dengan ciri-ciri seperti kadar gula darah yang tinggi.

4. DRP (Drug Related Problem)-

5. Care plan-

6. Dispensing cyclea. Perhitungan bahan obat

- Glibenklamid : 5mg x 60 tab = 60 tab

Page 16: Ilmu resep 1

5mg- Glucobay : 50mg x 60 tab = 60 tab

50mgb. Penyiapan dan Pengemasan obat

1. Mengambil tiap obat 60 tablet sesuai dengan jumlah yang tertera pada resep kemudian masing-masing dikemas dan diberi etiket.

2. Lengkapi etiket, dan cek ulang jumlah obat, nama, kekuatan, bentuk sediaan, aturan pakai, nama pasien.

3. Serahkan obat kepada pasien, dan berikan informasi yang jelas.

b. Menghargai resep- Glibenklamid : 60 tab x Rp. 185 = Rp. 11.100- Glucobay 50 : 60 tab x Rp. 1.065 = Rp. 63.900 - Tuslah : 2 x Rp. 600 = Rp. 1.200- Embalage : 2 x Rp. 200 = Rp. 400

Jumlah = Rp. 76.600

7. KIE (Komunikasi, Informasi, edukasi) Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan

cara penyimpanan yang benar. Obat harus diminum secara teratur sampai habis. Glibenklamid digunakan untuk mengatasi NIDDM dengan dosis

pemeliharaan 5mg 2xsehari, 1tablet (gula darah terkontrol), diminum pada pagi dan siang hari segera setelah makan.

Glucobay dengan dosis 50mg 2xsehari, 1tablet digunakan untuk mengatur diet pasien sehubungan dengan DM yang dideritanya dan menanggulangi efek samping dari glibenklamid yaitu kegemukan. Hindari penggunaan glucobay saat pasien beraktivitas dan tidur malam karena bersifat diuresis.

Pengaturan pola makan misal : mengurangi konsumsi makan yang banyak mengandung karbohidrat atau makanan yang kandungan karbohidrat, protein dan lemak harus seimbang (KH 60-70%, Protein 10-15%, lemak 10-25%). Penggunaan pemanis secukupnya dan hindari stress.

Olah raga teratur seperti jogging, 3-4 x seminggu selama ½ jam dilakukan sesudah makan.

8. Monitoring Kemungkinan terjadinya efek samping obat yang mungkin timbul seperti

mual, muntah, batuk kering dan hipotensi. Tekanan darah dan BB pasien. Kadar glukosa darah pasien. Kepatuhan pasien minum obat, sehingga mencegah terjadinya komplikasi

seperti misalnya Akut : koma, hipoglikemi, ketoasidosis kronik, neuropati diabetic, rentan infeksi seperti TB paru, gingivitis, infeksi sal.kemih.

Page 17: Ilmu resep 1

9. Evaluasi Keberhasilan terapi : pasien sembuh atau tidak, gejala/keluhan hilang

atau tidak Kemungkinan timbulnya penyakit lain karena reaksi dari obat.

10. Etiket : Putih

Glibenklamid Glucobay

APOTEK PROGRAM PROFESI

Jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaDrs Satrio, Apt.

No. 3a Yogyakarta, 15 mei ‘06

Ny. Sumiyati2x1 sehari

Pagi 1 tablet, segera setelah makanSiang 1 tablet, segera setelah makan

Sampai habis

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 3b Yogyakarta, 15 mei ‘06

Ny. Sumiyati2x1 sehari

Pagi 1 tablet, segera setelah makanSiang 1 tablet, segera setelah makan

Sampai habis

Page 18: Ilmu resep 1

10. Copy Resep

APOTEK PROGRAM PROFESIJl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Apoteker : Drs Satrio, Apt.SP KP. 01.02.1.2.960

APOGRAPH

Tertulis tgl : 01 Mei ’06 No : 15Oleh dr : Susana Tgl : 17 Juli 2006Pro : Ny Sumiyati

Iter 3xR/ Glibenklamid No. Lx S. 1 - 1 - 0 det it 1xR/ Glucobay 50 No. Lx S. 2 dd 1 det it 1x

Cap apotik PCC

ζ

Asisten,

Ibu Novi Dwi Rugiarti, S.Si., Apt.

Page 19: Ilmu resep 1

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 4

1. Resep 4

2. Kelengkapan resep

Inscription : Identitas dokter (nama, alamat, SIP) : ada Tempat dan tanggal penulisan resep : ada/tdk ada Tanda resep diawal penulisan resep : adaPrescription : Nama obat, dosis, bentuk sediaan : adaSignatura : Aturan pakai obat : ada Nama pasien : ada

Umur pasien : adaSubdiscriptio : tanda tangan/paraf dokter : tidak adaResep diatas belum lengkap

3. Assesmenta. Pasien

Pasien Tuan Yusuf datang dengan keluhan batuk, sesak nafas karena udara dingin. Pasien juga perokok aktif dan menderita penyakit asma sejak 1

Dr. IndraSIP:1234/DU/1990

Kantor : Praktek :Puskesmas Ngaglik Jl Maleo IJl Kaliurang KM 10 Sukoharjo, Ngaglik Sleman Sleman Yogyakarta,

R/ Theophyllin mg 150 CTM mg 2 Doveri mg 50 GG tab 1/3 Prednison mg 2,5 m.f. cap. dtd No x S.3 dd 1

Pro : YusufUmur : dws

Page 20: Ilmu resep 1

tahun yang lalu. Pasien tidak punya riwayat penyakit lain, pasien juga pernah mendapat obat seperti yang diresepkan sekarang.

b. Obat1) Theophyllin

Indikasi : Obtruksi jalur nafas reversibel, asma akut berat.Peringatan : penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, tukak lambung, menyusui, lansia, demam.

Kontra Indikasi : hati-hati pada penderita hipertensi dan aritmia jantung, diabetes, glaukoma dan gondok.

Efek samping : takikardia, palpitasi, mual, ggn sal. Cerna, sakit kepala, insomnia, aritmia, dan konvulsi terutama bila diberikan i.v cepat.

Mek. Kerja : xantin merangsang SSP, menimbulkan diuresis, merangsang otot jantung, dan mereduksi otot terutama bronkus.

Dosis : dws 130-150mg, anak 6-12th : 65-150mg, <1th : 65-75mg, 3-4x sehari sesudah makan.

2) CTMIndikasi : gejala alergi seperti hay fever, urtikaria, anafilaktik.Kontra Indikasi : serangan asma akut,bayi prematur.Efek samping : Sedasi, gangguan saluran cerna, efek

antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, euforia, nyeri kepala, stimulasi SSP, alergi, kelainan darah.

Mek. Kerja : memblokir reseptor tertentu dengan menyaingi histamin pada reseptornya di otot lain dinding pembuluh sehingga menghindarkan timbulnya reaksi alergi dan mrncegah efek bronkokonstruksi.

Interaksi : Alkohol, depresi SSP, antikolinergik, penghambat MAO.

Peringatan : Glaukoma sudut sempit, hamil, retensi urin, hipertrofi prostat, lesi fokal fortekserebrum, hindari mengemudi dan menjalankan mesin

Dosis : Oral 4mg tiap 4-6 jam, maks 24mg/hrDws:1/2 – 1 kapsul 3-4x/hr.

3) DoveriMengandung serbuk opium 100mg, serbuk ipecacuanhae 100mg, kalium sulfat 800 mg.Indikasi : Analgetik kuat, sedatif-hipnotis, meringankan nafas,

dan menghilangkan refleks batuk.

Page 21: Ilmu resep 1

Efek samping : ketagihan, mual, muntah, eksitasi, konvulsi, opstipasi, retensi urin, vasodilatasi, hipertensi, bronkokonstruksi.

Mek. Kerja : Endorfin ( morfin endogen ) bekerja denngan menduduki reseptor nyeri di SSP sehingga reseptor nyeri diblokir, hasiep analgetik berdasarkan kemampuanya menduduki sisa-sisa reseptor yang belum diduduki oleh endolfin.

Interaksi : Alkohol, antiaritmia, antibakteri.Dosis : Dws sehari 2-3x100-200mg.

4) GG ( Glyceryl Guaiacolate ) ( Guaifenesin )Komposisi : GuaifenesinIndikasi : Batuk dan kesulitan mengeluarkan sputum pada flu,

bronkitis, TB paru, ggn sal nafas atas.Efek samping : kadang gangguan GI.Dosis : Dewasa 1-3 tablet 3x/hari.

Anak>6tahun ½ dosis dewasa.

5) PrednisonKomposisi : prednisoneIndikasi : rinitis alergi, peradangan, lupus eritematosus,

pemfigus, agranulositosis, penyakit hodgkin, hepatitis, sindrom nefrotik, penyakin addison, trombositopenia, mieloblastik

Kontra Indikasi : hipersensitifEfek samping : retensi air dan cairan, edema, hipertensi, amenorea,

hiperhidrosis, gangguan mental, pankreatitis.Interaksi : efektifitas menurun dengan fenitoin, fenobarbital,

rifampisin.Dosis : awal dewasa 15-100mg, anak 1-2mg/kg BB

Pemeliharaan 5-15mg, 2,5-10mg.

c. PenyakitAsma atau bengek adalah suatu penyakit peradangan steril (dan

alergi) kronis yang baik serangan sesak nafas akut secara berkala mudah tersengal-sengal disertai batuk dan hipersekresi dahak. Asma alergi pada umumnya dimulai sejak anak-anak dan didahului gejala alergio lain. Pasien asma peka terhadap infeksi sal.nafas terutama virus berakibat perdangan bronkhial. Serangan asma disebabkan oleh peradangan steril kronis dari sal.pernafasan dengan mestcell dan granulosit eosinofil sebagai pemeran penting. Pada orang-orang yang peka terjadi obstruksi sal.pernapasan yang difus dan reversibel

Kesimpulan : berdasarklan asessment diatas, pasien menderita asma akibat alergi dan peka terhadap infeksi saluran nafas.

Page 22: Ilmu resep 1

12.DRP CTM dan GG underdose. Doveri tidak digunakan karena kontraindikasi dengan saluran pernafasan

seperti asma.

13.Care plan Konfirmasikan ke dokter mengenai perubahan resep. Doveri dan GG memiliki indikasi yang sama yaitu sebagai obat batuk.

Karena Doveri di kontra indikasikan untuk asma, maka yang digunakan cukup CTM saja.

Dosis CTM ditingkatkan menjadi 4mg 3x sehari, 1tablet. Dosis GG ditingkatkan menjadi 100mg 3x sehari, 1tablet.

14.Dispensing cyclea. Penimbangan Bahan Obat

- Theophylin : 150 mg x 10 = 1500 mg = 1,5 g - CTM : 4 mg x 10 = 10 tab

4 mg- GG : 100mg x 10 = 10 tab

100mg- Prednison : 2,5 mg x 10 = 5 tab

5 mg

b. Menghargai resep- theophylin : 1,5 g x Rp. 352 = Rp. 528- CTM : 10 tab x Rp. 26 = Rp. 260- GG : 10 tab x Rp. 39 = Rp. 390- prednison : 5 tab x Rp. 124 = Rp. 620- tuslah : = Rp. 1.200- embalage : = Rp. 200- kapsul : 10 cap x Rp. 60 = Rp. 600

Jumlah = Rp. 3.798

c. Cara kerja1. Menimbang theophylin 1,5 g (camp1).2. Mengambil Prednison sebanyak 5 tablet gerus ad homogen, keluarkan

dari mortir (camp 2).3. Mengambil CTM 10 tablet gerus ad homogen, keluarkan dari mortir

(camp 3).4. Mengambil GG 10 tab gerus ad homogen, masukkan campuran 1,2

dan 3 gerus ad homogen.5. Keluarkan campuran obat dari mortir bagi menjadi 10 bagian serbuk,

masukkan dalam cangkang kapsul.

Page 23: Ilmu resep 1

6. Masukkan dalam plastik dan diberi etiket putih dengan aturan pakai 3x1 sehari, 1 kapsul sesudah makan.

7. Serahkan obat kepada pasien, dan berikan informasi yang jelas.15.KIE (komunikasi, Informasi, Edukasi)

Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara penyimpanan yang benar.

Untuk mengobati asma pasien diberika Theophyllin dengan dosis 150mg. Untuk mengurangi radang diberikan prednison dengan dosis 2,5mg. Untuk mengatasi alerginya diberikan CTM dengan dosis 4mg. Minum obat secara teratur 3xsehari,1kapsul setelah makan, bila

perlu/asma kambuh. Prednison dan theophyllin diminum setelah makan karena dapat

mengiritasi lambung. Hindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya gejala / penyebab penyakit

asma seperti udara dingin, debu, asap rokok, aktifitas fisik yang terlalu berlebihan, dll.

Bila gejala sudah tidak dirasakan lagi/sembuh, pengobatan dapat dihentikan.

16.Monitoring Kemungkinan terjadinya efek samping obat seperti mual, muntah, diare. Keadaan umum pasien : sesak napas, rasa nyeri, sputum.

17. Evaluasi Keberhasilan terapi : pasien sembuh atau tidak, gejala/keluhan hilang

atau tidak Kemungkinan timbulnya penyakit lain karena reaksi dari obat.

18.Etiket : warna putih

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 4 Yogyakarta, 18 Juli ‘06

Tn. Yusuf 3x1 sehari, 1 kapsul

Setelah makanBila perlu

Page 24: Ilmu resep 1

19.Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIAPA : Drs Satrio, Apt.

jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaSP KP. 01.02.1.2.960

Copy resep

Tertulis tgl : 10 Juli ’06 No : 4Oleh dr : Indra Tgl : 18 Juli 2006Pro : Tn. Yusuf

R/ Theophyllin mg 150 CTM mg 2 Doveri mg 50 GG tab 1/3 Prednison mg 2,5 m.f. cap. dtd No x S.3 dd 1 det

Pcc

Cap apotik ζ (Drs Satrio, Apt.)

Asisten,

Ibu Novi Dwi Rugiarti, S.Si., Apt.

Page 25: Ilmu resep 1

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 5

1. Resep 5

2. Kelengkapan resep

Inscription : Identitas dokter (nama, alamat, SIP) : ada Tempat dan tanggal penulisan resep : ada/tdk ada Tanda resep diawal penulisan resep : adaPrescription : Nama obat, dosis, bentuk sediaan : adaSignatura : Aturan pakai obat : ada Nama pasien : ada

Umur pasien : adaSubdiscriptio : tanda tangan/paraf dokter : tidak adaResep diatas belum lengkap

3. Assesmenta. Pasien

Dr. IndraSIP:1234/DU/1990

Kantor : Praktek :Puskesmas Ngaglik Jl Maleo IJl Kaliurang KM 10 Sukoharjo, Ngaglik Sleman Sleman Yogyakarta,

R/ Primadex F No VI S. 2 dd 1R/ Mucohexin No VI S. 2 dd 1R/ Trifed No VI S. 2 dd 1

Pro : TutikUmur : dws

Page 26: Ilmu resep 1

Pasien Tuti (17tahun) datang dengan keluhan batuk berdahak, dan flu, dan sakit saat menelan. Pasien sudah diberi obat batuk lebih dari 5hari tetapi tidak kunjung sembuh. Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap penisilin.

b. Obat1) Primadex (ISO vol.38 hal 99 , MIMS hal 291)

Komposisi : cotrimoxasol (sulfametoxasol, trimetropim)Indikasi : ISK pielonefritis, pielitis, infeksi sal. Cerna, infeksi

sal. Nafas, infeksi THT krn bakteri Gram+ & -. Toxoplasmosis.

Kontra Indikasi : anemia megaloblastik, hamil & laktasi, bayi< 2bln.Efek samping : anemia megaloblastik, leukopenia, trombositopenia,

reaksi kulit, gangguan GI, sakit kepala, depresi, reaksi hematologi.

Peringatan : kerusakan ginjal & hati, reaksi alergi atau asma bronkial.

Dosis : tab Dws & anak> 12 thn 2 tab 2x/hari,Pagi & sore, selama 10-14 hari,Pengobatan > 14 hari 1 tab 2x/hari,Kasus berat : 3 tab 2x/hariKapl Forte Dws & anak > 12 thn 1 kapl 2x/hari.Infeksi berat & septikemia 1½ kapl 2x/hari.Sir Dws 4sdt 2x/hari selama 10-14hari. 6 minggu-5bln ½sdt 2x/hari. 6bln-5thn sehari 2x1 sdt. 6-12thn 2sdt 2x/hari. Diberikan sesudah makan.

2) Mucohexin (MIMS, hal 179)Komposisi : Bromhexin HCl.Indikasi : batuk yang memerlukan ekspektoran.Mek. Kerja : Mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan.Efek samping : gangguan GI, kenaikan transaminase sementara.Peringatan : tukak lambung.Dosis : Dws & anak > 10 thn 1 tablet 3x sehari.

3) Trifed (MIMS, hal 186, ISO vol.38 hal 336) Komposisi : Triprolidine HCl 2,5mg, pseudoephedrine HCl 60mg.Indikasi : meringankan gejala flu karena alergi sal. Nafas

atas.Kontra Indikasi : hipersensitifitas, hipertensi, asma, glaukoma,

hipertiroid, penyakit jantung, diabetes.Interaksi Obat : alkohol.Efek samping : sedasi, pusing, gangguan pencernaan, tremor,

lelah, penglihatan kabur.Peringatan : hati-hati pemakaian pada kehamilan, menyusui,

anak < 2 thn.Dosis : Tab Dws & anak > 12thn 1 tab 3x/hari.

Page 27: Ilmu resep 1

Sir Dws & anak > 12thn 2 sdt 3x/hari.Anak 2-4thn ½sdt. Anak 4-6thn ¾sdt.Anak 6-12thn 1sdt 3x/hari.

c. PenyakitIstilah CARA atau Cronic Aspecific Respiratory Affection mencakup

semua penyakit saluran pernapasan yang bercirikan penyumbatan (obstruktif) bronchi disertai pengembangan mukosa (udema) dan sekresi dahak yang berlebihan. Penyakit-penyakit tersebut meliputi berbagai bentuk penyakit beserta peralihannya, yakni asma, bronchitis kronis, dan emfisema paru yang gejala klinisnya dapat saling menutupi (dyspnoe). Gejala terpenting antara lain adalah sesak nafas saat mengeluarkan atau selama istirahat dan/atau sebagai serangan akut juga bentuk kronis dengan pengeluaran dahak kental. Infeksi saluran pernapasan dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan diselaput lendir, yang pada pasien asma dan COPD memperkuat HRB (Hiperaktivitas bronchi) dan bronchokonstriksi, serta mempermudah penetrasi alergan. Akhirnya dapat terjadi suatu lingkaran dengan infeksi yang selalu kambuh akibat obstruksi bronchi , yang mempermudah infeksi tersebut. Infeksi saluran pernafasan akut pada kebanyakan kasus (80 %) disebabkan oleh virus yang mudah disuprainfeksikan dengan bakteri. Terutama Haemophillus influenza yang amat terkenal, pada serangan akut bakteri atau profilaksis pada infeksi virus hebat , biasanya diberikan suatu antibiotic selama minimal 10 hari agar infeksi tidak kambuh.

Kesimpulan : dari assessment pasien diatas dapat disimpulkan bahwa pasien menderita ISPA dengan geja batuk, flu, sakit saat menelan.

4. DRP (Drug Related Problem) Mucohexin dan Trifed underdose.

5. Care Plan Konfirmasikan kedokter penulis resep mengenai adanya perubahan

resep. Mucohexin ditingkatkan dosisnya menjadi 8mg 3x sehari, 1tablet. Trifed ditingkatkan dosisnya menjadi 5mg 3x sehari, 1tablet.

6. Dispensing cyclea. Perhitungan bahan obat

- Primadex F = 960mg x 6 tab- Mucohexin = 8mg x 6 tab- Trifed = 5mg x 6 tab

b. Menghargai resep- Primadex : Rp. 490 x 6 tab = Rp. 2.940

Page 28: Ilmu resep 1

- Mucohexin : Rp. 2.100 x 6 tab = Rp. 12.600- Trifed : Rp. 1.300 x 6 tab = Rp. 7.800- Embalage : Rp. 200 x 3 = Rp. 600- Tuslah : Rp. 600x 3 R/ = Rp. 1.800

Jumlah = Rp. 25.740c. Cara kerja

1. Mengambil tiap obat 6 tablet sesuai dengan jumlah yang tertera pada resep kemudian masing-masing dikemas dan diberi etiket.

2. Lengkapi etiket, dan cek ulang jumlah obat, nama, kekuatan, bentuk sediaan, aturan pakai, nama pasien.

3. Serahkan obat kepada pasien, dan berikan informasi yang jelas.

7. KIE ( Komunikasi, Informasi, Edukasi ) Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat dan

cara penyimpanan yang benar. Untuk mengobati Infeksi digunakan antibiotik (Primadex) yang harus

diminum sampai habis, agar tidak terjadi resistensi kuman terhadap obat. Aturan pakainya 2 x sehari 1 kapsul sesudah makan.

Mucohexin digunakan untuk mengobati batuk berdahak pasien dengan dosis 8mg 3x sehari, 1tablet setelah makan.

Trifed digunakan untuk mengobati flu pasien dengan dosis 5mg 3x sehari, 1tablet setelah makan.

Obat yang telah diberikan harus diminum secara teratur, Jika gejala sudah tidak dirasakan lagi/sembuh, pengobatan dapat dihentikan, kecuali antibiotik, tetap harus diminum sampai habis.

8. Monitoring Kemungkinan timbulnya efek samping obat seperti mual, muntah, diare

dan gangguan sal. cerna. Kepatuhan minum obat, terutama antibiotik.

9. Evaluasi Keberhasilan terapi : apakah pasien sembuh dari sakitnya atau gejalanya

berkurang/ tidak. Kemungkinan timbulnya penyakit lain, atas reaksi dari obat.

10. Etiket : warna putih

Primadex FAPOTEK PROGRAM PROFESI

Jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaDrs Satrio, Apt.

No. 5a Yogyakarta, 20 mei ‘06

Tutik 2x1 sehari, 1tablet

Setelah makanHarus dihabiskan

Page 29: Ilmu resep 1

Mucohexin Trifed

20.Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIAPA : Drs Satrio, Apt.

jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaSP KP. 01.02.1.2.960

Copy resepTertulis tgl : 13 Juli ’06 No : 5Oleh dr : Indra Tgl : 19 Juli ’06Pro : Tutik (dws)

R/ Primadex F No VI S. 2 dd 1 Mucohexin No VI S. 2 dd 1 Trifed No VI S. 2 dd 1 det

Pcc

Cap apotik ζ (Drs Satrio, Apt.)

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 5b Yogyakarta, 20 mei ‘06

Tutik3x1 sehari, 1tablet

Setelah makanBila batuk

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 5c Yogyakarta, 20 mei ‘06

Tutik 3x1 sehari, 1tablet

Setelah makanBila Flu

Page 30: Ilmu resep 1

Asisten,

Susi S.Farm.,Apt.

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 6

1. Resep 6

2. Kelengkapan resep

Inscription : Identitas dokter (nama, alamat, SIP) : ada Tempat dan tanggal penulisan resep : ada/tdk ada Tanda resep diawal penulisan resep : adaPrescription : Nama obat, dosis, bentuk sediaan : adaSignatura : Aturan pakai obat : ada Nama pasien : ada

Umur pasien : adaSubdiscriptio : tanda tangan/paraf dokter : tidak adaResep diatas belum lengkap

3. Assesmenta. Pasien

Dr. IndraSIP:1234/DU/1990

Kantor : Praktek :Puskesmas Ngaglik Jl Maleo IJl Kaliurang KM 10 Sukoharjo, Ngaglik Sleman Sleman Yogyakarta,

R/ Bellaphen tab 1 Cofein mg 50 Paracetamol mg 500 m.f. cap. dtd No x S. prn 1 Cap

Pro : BasukiUmur : dewasa

Page 31: Ilmu resep 1

Basuki pasien pria dewasa datang dengan keluhan sakit kepala sebelah yang sangat hebat dan tidak tertahankan, mual, muntah, hingga demam. Jika telalu lama didepan komputer dan mencium bau-bau yang menyengat juga sakit kepala sebelahnya sering kambuh. pasien juga pernah mendapat obat seperti yang diresepkan sekarang.

b. Obat1) Bellaphen (MIMS hal 153)

Merupakan tablet salut gula Komposisi : Belladonna total alkaloid 0,1mg, ergotamine tartrate

0,3mg, Phenobarbital 20mg.Indikasi : sakit kepala, migren, mual, vertigo, berkeringat,

gangguan usus, nyeri haid, hipermenore, gangguan menopause.

Kontra Indikasi : hsmil, laktasi, kerusakan hati & ginjal, pembesaran prostat, ileus paralitik, kolitis ulserative, glaukoma, hipertensi berat, sepsis berat, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jantung iskemia, porfiria.

Interaksi Obat : meningkatkan efek muskarinik : amantadin, butifenon & fenotiazid, antidepresi trisiklik. Vasokonstriktor efek : simpatomimetik. Aktivitas menurun dengan : karbamazepin, kumarin, antikoagulan, siklosporin, quinidin, teofilin, metronidazol.

Efek samping : mulut kering, disfagia, midriasis dengan sikloplegia & fotofobia, kemeragan ggn GI, nyeri otot, depresi pernafasan, sedasi, kemerahan pada kulit. Mati rasa & menimbulkan rasa geli pada jari tangan & kaki.

Peringatan : miastemia gravis, diare, demam, takikardia, infark miokard akut. Usia lanjut. Tidak untuk profilaksis. Ggn kemampuan menjalankan kendaraan bermotor/mesin.

Dosis : 1-2 drag 3x/hari.

2) Cofein. Indikasi : Stimulasi SSP dengan efek menghilangkan letih,

lapar dan mengantuk, meningkatkan konsentrasi, suasana otak, efek inotropik, vasodiulator perifer dan diuretik.

Efek samping : Takikardi, gangguan lambung, ingatan berkurang, insomnia.

Mek. kerja : Menghambat FosfodiesteraseFarmakokinetika : Resorbsi di usus baik, t ½ plasma 3 – 5 jam,

ekskresi lewat urine.Interaksi : Obat golongan teofilin, nikotin

Page 32: Ilmu resep 1

Peringatan : Adiktif bila terlalu banyakDosis : Letih 1-3 sehari 100 – 200 mg, adjuvan bersama

analgetika 1 dd 50 mg, bersama ergotamin (migran 100 mg).

3). Parasetamol (MIMS hal 196)Indikasi : sakit kepala, demam, nyeri, pegal linu & nyeri lainnya.Interaksi Obat : alkohol, antikoagulan, kloramfenikol, aspirin.Efek samping : hematologi, reaksi kulit, reaksi alergi lainnya.Peringatan : gangguan hati & ginjal.Mek. Kerja : daya antipiretik berdasarkan rangsangan terhadap

pusat pengaturan perifer dikulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor & keringat. Daya analgetik dengan menghambat terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer.

Dosis : Dws 1-2 tab, anak 6-12 thn ½-1 tab, 1-5 thn ¼-½ tab. Diberikan 3-4x/hr.

c. PenyakitMigrain atau sakit kepala vaskular, merupakan sakit kepala yang hebat

dan kerap terjadi, mengenai bagian kepala sesisi. Migren memiliki 2 tipe dasar : klasik (migren dngan aura yang khas) dan umum (migren tanpa aura). Perbedaan dri ke-2 tipe ini terletak pada adanya tanda atu gejala awal.- Migren klasik ditandai dengan adanya aura (sensasi yang tidak biasa),

terjadi sekitar 20menit sebelum timbulnya sakit kepala, dengan gejala-gejala antara lain mual, muntah, pusing, pembesaran bintik buta, kilatan cahaya, kilauan garis-garis yang tidak beraturan dan rasa baal pada salah satu sisi tubuh. Juga terdapat nyeri mendadak pada salah satu sisi kepala, kepekaan terhadap cahaya, dan yang jarang terjadi, kelumpuhan tubuh sesisi.

- Migren biasa ditandai dengan nyeri pada salah satu sisi kepala, mual, dan muntah. Beberapa jam sebelum timbulnya sakit kepala, mungkin terdapat gejala awal, seperti perasaan gembira, penuh tenaga, haus, lapar terhadap sesuatu yang manis, rasa kantuk, mudah marah, atau depresi.

- Migren dengan komplikasi, merupakan bentuk yang kurang umum terjadi, berhubungan dengan gejala-gejala berkepanjangan dari saraf dan otak yang dapat terjadi melebihi lamanya sakit kepala.

Kesimpulan : Dari assessment pasien diatas dapat disimpulkan bahwa Pasien menderita penyakit migren dengan gejala mual, muntah, sakit kepala sebelah yang sangat hebat dan tidak tertahankan, hingga demam.

4. DRP (Drug Related Problem)-

Page 33: Ilmu resep 1

5. Care Plan Bellaphen dipisah dari obat lain karena bellaphen merupakan tablet salut

gula (dagree) sehingga jika ikut digerus tidak bisa homogen, hal ini dapat berpengaruh pada dosis (mengurangi dosis).

Cofein dengan dosis kecil (50mg) dapat berfungsi sebagai adjuvan paracetamol (meningkatkan efek analgetik dari paracetamol).

6. Dispensing cycleb. Perhitungan bahan obat

- Bellaphen = 500 mg x 10 tab = 10 tab500 mg

- Cofein = 50 mg x 10 = 500mg = 0,5g- Paracetamol = 500 mg x 10 tab = 10 tab

500 mg

b. Menghargai resep- Bellaphen : Rp. 890 x 10 tab = Rp. 8.900- Cofein : Rp. 1.300/g x 0,5g = Rp. 650- Paracetamol : Rp. 85 x 10 tab = Rp. 425- Embalage : Rp. 200 x 2 = Rp. 400- Tuslah : Rp. 600 x 1 R/ = Rp. 600

Rp. 1.200 x 1 R/ = Rp. 1.200- Kapsul Rp. 60 x 10 kapl = Rp.

600Jumlah = Rp. 9.130

c. Cara kerja 1. Mengambil Bellaphen sesuai dengan jumlah yang tertera pada resep

(10 tablet) kemudian dikemas dan diberi etiket putih dengan aturan pakai 1 tablet (dikunyah) setelah makan, bila perlu.

2. Mengambil Paracetamol sebanyak 10 tablet gerus ad homogen, kemudian campurkan dengan 500mg Cofein, gerus ad homogen,

3. Keluarkan campuran obat dari mortir, bagi menjadi 10 bagian serbuk, masukkan dalam cangkang kapsul.

4. Masukkan dalam plastik dan diberi etiket putih dengan aturan pakai 1 kapsul sesudah makan diminum bila perlu.

5. Lengkapi etiket, dan cek ulang jumlah obat, nama, kekuatan, bentuk sediaan, aturan pakai, nama pasien.

6. Serahkan obat kepada pasien, dan berikan informasi yang jelas.

7. KIE ( Komunikasi, Informasi, Edukasi ) Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat dan

cara penyimpanan yang benar. Bellaphen digunakan untuk mengobati migren pada saat istirahat karena

bersifat sedatif, dengan aturan pakai 1 tablet dikunyah setelah makan, bila perlu.

Page 34: Ilmu resep 1

Cofein dan Paracetamol digunakan untuk mengobati migren dan demam saat beraktivitas dengan dengan aturan pakai 1 kapsul sesudah makan diminum bila perlu.

Hindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya gejala atau penyebab penyakit seperti mengetik didepan komputer terlalu lama,menggunakan wewangian yang baunya menyengat.

Jika gejala sudah tidak dirasakan lagi/sembuh, pengobatan dapat dihentikan.

8. Monitoring Kemungkinan timbulnya efek samping obat seperti mual, muntah, diare

dan gangguan sal. cerna.

9. Evaluasi Keberhasilan terapi : apakah pasien sembuh dari sakitnya atau gejalanya

berkurang/ tidak. Kemungkinan timbulnya penyakit lain, atas reaksi dari obat.

10. Etiket : warna putih

Bellaphen

Paracetamol & Cofein

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 6a Yogyakarta, 19 Juli ‘06

Tn. Basuki 1 tablet (dikunyah)

Setelah makanBila perlu (saat istirahat)

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 6b Yogyakarta, 19 Juli ‘06

Tn. Basuki1 kapsul

Setelah makanBila perlu (saat beraktivitas)

Page 35: Ilmu resep 1

21.Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIAPA : Drs Satrio, Apt.

jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaSP KP. 01.02.1.2.960

Copy resepTertulis tgl : 13 Juli ’06 No : 6Oleh dr : Indra Tgl : 19 Juli ’06Pro : Basuki (dws)

R/ Bellaphen tab 1 Cofein mg 50 Paracetamol mg 500 m.f. cap. dtd No x S. prn 1 Cap det

Pcc

Cap apotik ζ (Drs Satrio, Apt.)

Asisten,

Susi S.Farm.,Apt.

Page 36: Ilmu resep 1

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 7

1. Resep 7

2. Kelengkapan resep

Inscription : Identitas dokter (nama, alamat, SIP) : ada Tempat dan tanggal penulisan resep : ada/tdk ada Tanda resep diawal penulisan resep : adaPrescription : Nama obat, dosis, bentuk sediaan : adaSignatura : Aturan pakai obat : ada Nama pasien : ada

Dr. IndraSIP:1234/DU/1990

Kantor : Praktek :Puskesmas Ngaglik Jl Maleo IJl Kaliurang KM 10 Sukoharjo, Ngaglik Sleman Sleman Yogyakarta,

R/ Erythromicin mg 300 Cotrimoxasol tab ½ Interhistin tab ½ Mucohexin tab ½ S. L q. s m.f. pulv. dtd No xV S. 3 dd 1

R/ Benacol exp. 60 ml S. 3 dd 2/3 C

Pro : UdinUmur : dewasa

Page 37: Ilmu resep 1

Umur pasien : adaSubdiscriptio : tanda tangan/paraf dokter : tidak adaResep diatas belum lengkap

3. Assesmenta. Pasien

Tuan Udin, pasien dewasa datang dengan keluhan batuk berdahak, tenggorokan terasa gatal. Pasien sudah diberi obat batuk lebih dari 5hari tetapi tidak kunjung sembuh. b. Obat

1) Erytrhromycin (MIMS, hal 261)Indikasi : infeksi karena mikroba yang peka sal. Nafas atas &

bawah, kulit & jaringan lunak, tulang, mata, saluran GI.

Peringatan : gangguan hati dengan atau tanpa jaundice & ginjal ; hamil, laktasi.

Kontra Indikasi : hipersensitifInteraksi Obat : meningkatkan kadar teofilin & toksisitas

karbamazepin, menurunkan bersihan triazolom.Efek samping : hepatitis kolestatik, mual, muntah, diare.Dosis : Dewasa 250 mg tiap 6 jam atau 500mg tiap 12 jam.

Anak 30-50mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 dosis.

2) Cotrimoxasol (MIMS hal 289)Indikasi : Infeksi sal. Cerna, sal. Nafas, kulit dll yang

disebabkan mikroorganisme yang sensitif.Peringatan : defisiensi enzim G6PD, nutrisi buruk, usia lanjut,

ggn fungsi ginjal.Kontra Indikasi : kerusakan hati/ginjal berat, hipersensitif thd

sulfonamid, diskrasia darah, hamil, laktasi, bayi <2bln, porfiria.

Interaksi Obat : PABA, anastetik lokal tipe prokain, metotreksat, warfarin, sulfonilurea.

Efek samping : gangguan pencernaan sindroma steven johnson, sindroma Lyell.

Dosis : Dewasa 2 tab 2x/hr atau 1 kapl 2x/hr.Anak (5-12th) 1 tab 2x/hr atau ½ kapl 2x/hr.

(1-5th) ½ tab 2x/hr.Sir (5-12th) 2 sdt 2x/hr, (6bln-5th) 1 sdt 2x/hr, (2-6bln) ½ sdt 2x/hr.

3) Interhistin (MIMS hal 396)Komposisi : Mebhydrolin napadisylateIndikasi : alergi, rinitis, urtikaria.Peringatan : Glaukoma sudut sempit, hamil, retensi urin,

hipertrofi prostat, pasien dengan lesi fokal di korteks

Page 38: Ilmu resep 1

serebral. Sensitivitas silang dengan obat yang berhubungan. Hindari menjalankan kendaraan bermotor/mesin.

Kontra Indikasi : serangan asma akut, prematur.Interaksi Obat : alkohol, depressan SSP, antikolinergik, MAOI.Efek samping : sedasi, gangguan GI, efek antimuskarinik, hipotensi,

lemah otot, tinitus, euforia, sakit kepala, stimulasi SSP, reaksi alergi, kelainan darah.

Dosis : Dewasa & anak > 10th 2-6 tab/hr atau 10-30ml/hr.5-10th 2-4 tab/hr atau 10-20ml/hr.2-5th 1-3 tab/hr atau 5-15ml/hr.<2th 1-2 tab/hr atau 5-10ml/hr.Diberikan dalam dosis terbagi.

4) Mucohexin (MIMS hal 179)Komposis : Bromhexin HCl.Indikasi : batuk yang memerlukan ekspektoran.Peringatan : tukak lambung.Efek samping : ggn GI, kenaikan transaminase sementara.Dosis : Dws & anak > 10th 2 sdt atau 1 tab 3x/hr.

Anak 5-10 th 1 sdt atau ½ tab 3x/hr.Anak 2-5th ½ sdt 3x/hr atau ½ tab 2x/hr.Anak <2th ¼ sdt 3x/hr.

5) Benacol exp. (MIMS, hal 169)Komposisi : Dipenhydramine HCl 12,5mg, ammon Cl 100mg, K

guaicosulfonate 30mg, Na citrate 50mg, menthol 1mg.

Indikasi : flu yang disertai gejala pilek, bersin & batuk produktif.

Peringatan : glaukoma sudut sempit, retensi urin, hipertrofi prostat, mempengaruhi kemampuan mengemudi/menjalankan mesin.

Kontra Indikasi : bayi prematur, atau neonatus, serangan asma akut.Interaksi Obat : meningkatkan efek sedasi depresan SSP. Aksi

diperpanjang oleh MAOI.Efek samping : ggn GI, anoreksia atau nafsu makan meningkat,

mengantuk, penglihatan kabur, kesulitan miksi, mulut kering, dada terasa sesak, hipotensi, lemah otot, tinitus, sakit kepala, kejang epileptiform, fotosensitif.

Dosis : Dws 1-2 sdt tiap 3-4 jam & 2 sdt pada malam hr. Anak ½-1 sdt tiap 4 jam & 1 sdt pada malam hr.

c. Penyakit

Page 39: Ilmu resep 1

Istilah CARA atau Cronic Aspecific Respiratory Affection mencakup semua penyakit saluran pernapasan yang bercirikan penyumbatan (obstruktif) bronchi disertai pengembangan mukosa (udema) dan sekresi dahak yang berlebihan. Penyakit-penyakit tersebut meliputi berbagai bentuk penyakit beserta peralihannya, yakni asma, bronchitis kronis, dan emfisema paru yang gejala klinisnya dapat saling menutupi (dyspnoe). Gejala terpenting antara lain adalah sesak nafas saat mengeluarkan atau selama istirahat dan/atau sebagai serangan akut juga bentuk kronis dengan pengeluaran dahak kental. Infeksi saluran pernapasan dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan diselaput lendir, yang pada pasien asma dan COPD memperkuat HRB (Hiperaktivitas bronchi) dan bronchokonstriksi, serta mempermudah penetrasi alergan. Akhirnya dapat terjadi suatu lingkaran dengan infeksi yang selalu kambuh akibat obstruksi bronchi , yang mempermudah infeksi tersebut. Infeksi saluran pernafasan akut pada kebanyakan kasus (80 %) disebabkan oleh virus yang mudah disuprainfeksikan dengan bakteri. Terutama Haemophillus influenza yang amat terkenal, pada serangan akut bakteri atau profilaksis pada infeksi virus hebat , biasanya diberikan suatu antibiotic selama minimal 10 hari agar infeksi tidak kambuh.

Kesimpulan : dari assessment pasien diatas dapat disimpulkan bahwa pasien menderita ISPA dengan geja batuk berdahak, tenggorokan terasa gatal.

4. DRP (Drug Related Problem) Interhistin dan Mucohexin underdose. Benacol expectoran dan Interhistin & Mucohexin indikasinya sama. Erytromicyn dan Cotrimoxasol indikasinya sama (pengobatan berlebih).

5. Care Plan Konfirmasikan kedokter penulis resep mengenai adanya perubahan

resep. Untuk mengobati infeksinya (ISPA) cukup digunakan salah satu antibiotik

saja yaitu Erytromicin yang merupakan lini pertama pengobatan ISPA jika pasien alergi terhadap penisilin. Dosisnya 500mg, 3xsehari 1tablet dan harus dihabiskan.

Untuk mengobati batuk berdahak cukup digunakan benacol exp saja dengan aturan pakai 2 sendok teh 3x sehari bila perlu, dan dapat diulang hingga 6x sehari tiap 4 jam.

Mucohexin ditingkatkan dosisnya menjadi 8mg dan Interhistin 50mg, masing-masing 3x sehari, 1tablet. Tetapi disini keduanya tidak digunakan dalam pengobatan.

6. Dispensing cyclec. Perhitungan bahan obat

- Erythromycin = 500mg x 15 tab- Benacol exp. = 60ml (1botol)

Page 40: Ilmu resep 1

b. Menghargai resep- Erythromycin : Rp. 1.297 x 15 tab = Rp. 19.455 - Benacol exp. : = Rp. 7.700- Embalage : Rp. 200 x 1 = Rp. 200- Tuslah : Rp. 600x 2 R/ = Rp. 1.200- Botol 100ml : = Rp. 1.000

Jumlah = Rp. 29.555

c. Cara kerja 1. Mengambil erythromycin 500mg sesuai dengan jumlah yang tertera

pada resep (15tablet) kemudian dikemas dan diberi etiket putih.2. Mengambil Benacol exp. 1 botol.

3. Lengkapi etiket, dan cek ulang jumlah obat, nama, kekuatan, bentuk sediaan, aturan pakai, nama pasien.

4. Serahkan obat kepada pasien, dan berikan informasi yang jelas.

7. KIE ( Komunikasi, Informasi, Edukasi ) Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat dan

cara penyimpanan yang benar. Untuk mengobati Infeksi digunakan antibiotik (Erythromycin) yang harus

diminum sampai habis, agar tidak terjadi resistensi kuman terhadap obat. Aturan pakainya 3 x sehari 1 tablet sesudah makan.

Benacol exp. digunakan untuk mengobati batuk berdahak dan menekan alergi pasien dengan aturan pakai 2 sendok teh 3x sehari bila perlu, dan dapat diulang hingga 6x sehari tiap 4 jam jika batuk tidak reda.

Hindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya gejala atau penyebab penyakit, seperti makanan pedas dan berminyak, keluar malam.

Obat yang telah diberikan harus diminum secara teratur, Jika gejala sudah tidak dirasakan lagi/sembuh pengobatan dapat dihentikan, kecuali antibiotik tetap harus diminum sampai habis.

8. Monitoring Kemungkinan timbulnya efek samping obat seperti mual, muntah, diare

dan gangguan sal. cerna. Kepatuhan minum obat terutama antibiotik.

9. Evaluasi Keberhasilan terapi : apakah pasien sembuh dari sakitnya atau gejalanya

berkurang/ tidak. Kemungkinan timbulnya penyakit lain, atas reaksi dari obat.

11. Etiket : warna putih

Erythromycin Benacol exp.

Page 41: Ilmu resep 1

22.Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIAPA : Drs Satrio, Apt.

jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaSP KP. 01.02.1.2.960

Copy resepTertulis tgl : 13 Juli ’06 No : 7Oleh dr : Indra Tgl :20 Juli ’06Pro : Tn. Udin

R/ Erythromicin mg 300 Cotrimoxasol tab ½ Interhistin tab ½ Mucohexin tab ½ S. L q. s m.f. pulv. dtd No xV S. 3 dd 1 det

R/ Benacol exp. 60 ml S. 3 dd 2/3 C det

Pcc

Cap apotik ζ (Drs Satrio, Apt.)

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 7a Yogyakarta, 20 Juli ‘06

Tn. Udin 3x1 sehari, 1 tablet

Setelah makanHarus dihabiskan

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 7b Yogyakarta, 20 Juli ‘06

Tn. Udin 3x1 sehari, 2 sdtSetelah makan

Bila batuk

Page 42: Ilmu resep 1

Asisten,

Ibu Novi Dwi Rugiarti, S.Si., Apt.

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 8

1. Resep 8

2. Kelengkapan resep

Inscription : Identitas dokter (nama, alamat, SIP) : ada Tempat dan tanggal penulisan resep : ada/tdk ada Tanda resep diawal penulisan resep : adaPrescription : Nama obat, dosis, bentuk sediaan : adaSignatura : Aturan pakai obat : ada Nama pasien : ada

Dr. IndraSIP:1234/DU/1990

Kantor : Praktek :Puskesmas Ngaglik Jl Maleo IJl Kaliurang KM 10 Sukoharjo, Ngaglik Sleman Sleman Yogyakarta,

R/ Tenace 10 No. xv S. 1 dd ½ pagiR/ HCT No. xxx S. 1 dd 1 pagiR/ Sumagesic mg 600 S. 3 dd 1

Pro : Tn. DanuUmur : dws

Page 43: Ilmu resep 1

Umur pasien : adaSubdiscriptio : tanda tangan/paraf dokter : tidak adaResep diatas belum lengkap

3. Assesmenta. Pasien

Tn. Danu (50 tahun) datang dengan keluhan sakit kepala. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tekanan darahnya tinggi melebihi normal (160/110). Tn. Danu juga memiliki riwayat hipertensi.

b. Obat1) Tenace (MIMS hal 138)

Komposisi : Enalapril maleatIndikasi : hipertensi esensial & renovaskuler, penyakit jantung

kongestif.Peringatan : ggn fungsi ginjal, hiperkalemia, bedah/anestesi,

kehamilan & menyusui.Kontra Indikasi : hipersensitif, riwayat angiodema yang berhubungan

dengan pengobatan dengan penghambat ACE.Interaksi Obat : diuretik.Efek samping : sakit kepala, pusing, hipotensi, batuk, mual, efek

ortostatik, angiodema, lelah.Dosis : 10-40 mg/hr dlm dosis tunggal atau terbagi.

2) HCT (MIMS hal 148)Komposisi : HydrochlorothiazideIndikasi : Diuretika, edema, terapi tambahan pada hipertensi.Peringatan : ggn fungsi hati atau ginjal, hamil, laktasi, usia lanjut,

SLE, monitor cairan dan elektrolit.Kontra Indikasi : anuria, terapi bersama litium, dekompensasi ginjal.Interaksi Obat : dpt mengakibatkan toksisitas dari glikosida digitalis,

efek hambatan, neuromuskular dari pelemas otot, efek antihipertensi. Peningkatan resiko hipotensi postural dengan alkohol, barbiturat, opioid. Efek menekan K ditingkatkan oleh kortikosteroid, ACTH, karbenoksolon.

Efek samping : ggn metabolik, ketidak seimbangan elektrolit, anoreksia, ggn GI, sakit kepala, pusing, hipotensi postural, parestesia, impotensi, penglihatan menjadi kuning, reaksi hipersensitif, jarang ikterik kolestatik pankreatitis, diskrasia darah.

Dosis : 50-200mg/hr.

3) Sumagesic (MIMS hal 198)Komposisi : Paracetamol

Page 44: Ilmu resep 1

Indikasi : demam akibat flu atau infeksi lainnya, sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot & sendi, AR, OA, nyeri karena trauma ringan atau tindakan bedah.

Peringatan : gagal hati & ginjal.Interaksi Obat : alkohol, antikoagulan oral, kloramfenikol, aspirin,

fenobarbital, pemacu enzim hati, zat hepatotoksik.Efek samping : reaksi hematologi, reaksi kulit & reaksi alergi lain.Dosis : Dws 1 tab, anak ¼-½ tab, diberikan 3-4x/hr.

c. PenyakitHipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai lebih banyak diderita

oleh pria dan resikonya dimulai pada usia pertengahan. Tekanan darah diatas normal (120/90mmhg). Seringkali tidak diketahui penyebabnya (pada 90% kasus). Faktor yang memegang peranan terjadinya hipertensi diantaranya yaitu umur, keturunan, jenis kelamin, merokok, pecandu alkohol, obesitas, stress, penyakit ginjal, penyakit adrenalin, kelainan jantung bawaan, obat-obat tertentu, pre-eklamsia, asupan kadar garam yang tinggi dan kurang berolahraga.

Kesimpulan : dari assessment diatas dapat disimpulkan bahwa pasien menderita hipertensi sedang dengan gejala sakit kepala.

5. DRP (Drug Related Problem)-

5. Care Plan-

6. Dispensing cycled. Perhitungan bahan obat

- Tenace = 10mg x 15 tab- HCT = 25mg x 30 tab- Sumagesic = 600mg x 15 tab

b. Menghargai resep- Tenace : Rp. 346 x 15 tab = Rp. 5.190 - HCT : Rp. 51 x 30 tab = Rp. 1.530- Sumagesic : Rp. 406 x 15 tab = Rp. 6.090- Embalage : Rp. 200 x 3 = Rp. 600- Tuslah : Rp. 600 x 3 R/ = Rp. 1.800

Jumlah = Rp. 15.210

c. Cara kerja

Page 45: Ilmu resep 1

1. Mengambil masing-masing obat sesuai dengan jumlah yang tertera pada resep kemudian dikemas dan diberi etiket putih.

2. Lengkapi etiket, dan cek ulang jumlah obat, nama, kekuatan, bentuk sediaan, aturan pakai, nama pasien.

3. Serahkan obat kepada pasien, dan berikan informasi yang jelas.

7. KIE ( Komunikasi, Informasi, Edukasi ) Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat dan

cara penyimpanan yang benar. Tenace dan HCT digunakan secara kombinasi untuk mengobati hipertensi

pasien, dengan aturan pakai 1x sehari ½tablet 10mg setelah makan (pagi hari) untuk Tenace, dan 1xsehari 1 tablet 25mg setelah makan (pagi hari) untuk HCT.

Sumagesic digunakan untuk mengobati sakit kepala pasien dengan aturan pakai 3x sehari 1 tablet 600mg, setelah makan, bila perlu/sakit kepala.

Hindari hal-hal yang dapat memicu timbulnya gejala atau penyebab penyakit, seperti makanan dengan kadar garam tinggi, merokok, alkohol.

Obat yang telah diberikan harus diminum secara teratur, Jika gejala sudah tidak dirasakan lagi/sembuh pengobatan dapat dihentikan.

8. Monitoring Tekanan darah pasien. Kemungkinan timbulnya efek samping obat seperti mual, muntah, diare

dan gangguan sal. cerna. Kepatuhan minum obat.

9. Evaluasi Keberhasilan terapi : apakah pasien sembuh dari sakitnya atau gejalanya

berkurang/ tidak. Kemungkinan timbulnya penyakit lain, atas reaksi dari obat.

12. Etiket : warna putih

Tenace HCT

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 8a Yogyakarta, 20 Juli ‘06

Tn. Danu 1x sehari, ½ tablet

Pagi hari (Setelah makan)Bila perlu

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 8b Yogyakarta, 20 Juli ‘06

Tn. Danu1x sehari, 1 tablet

Pagi hari (Setelah makan)Bila perlu

Page 46: Ilmu resep 1

Sumagesic

23.Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIAPA : Drs Satrio, Apt.

jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaSP KP. 01.02.1.2.960

Copy resepTertulis tgl : 13 Juli ’06 No : 8Oleh dr : Indra Tgl :20 Juli ’06Pro : Tn. Danu

R/ Tenace 10 No. xv S. 1 dd ½ pagi det

R/ HCT No. xxx S. 1 dd 1 pagi det

R/ Sumagesic mg 600 S. 3 dd 1 det

Pcc

Cap apotik ζ (Drs Satrio, Apt.)

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 8c Yogyakarta, 20 Juli ‘06

Tn. Danu 3x sehari, 1 tablet

Setelah makanBila perlu / sakit kepala

Page 47: Ilmu resep 1

Asisten,

Ibu Novi Dwi Rugiarti, S.Si., Apt.

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 9

1. Resep 9

2. Kelengkapan resep

Inscription : Identitas dokter (nama, alamat, SIP) : ada Tempat dan tanggal penulisan resep : ada/tdk ada Tanda resep diawal penulisan resep : adaPrescription : Nama obat, dosis, bentuk sediaan : adaSignatura : Aturan pakai obat : ada Nama pasien : ada

Umur pasien : adaSubdiscriptio : tanda tangan/paraf dokter : tidak ada

Dr. IndraSIP:1234/DU/1990

Kantor : Praktek :Puskesmas Ngaglik Jl Maleo IJl Kaliurang KM 10 Sukoharjo, Ngaglik Sleman Sleman Yogyakarta,

R/ Cotrimoxasol mg 400 Paracetamol mg 500 Metoklopramid mg 10 m.f. Cap. dtd No. X S. 2 dd 1

Pro : AriUmur : 12 th

Page 48: Ilmu resep 1

Resep diatas belum lengkap

3. Assesmenta. Pasien

Pasien adalah seorang anak berumur 12 tahun dengan BB 35 kg. Menurut ibunya pasien mengeluh sering pusing, badannya lemah, panas (demam) pada malam hari, susah makan dan tenggorokannya sakit untuk menelan. Pasien juga sering mual dan muntah, dan jika demam suhu tubuhnya mencapai 38o C, pasien sudah diberi penurun panas,tapi panasnya tidak turun-turun. Gejala-gejala ini sudah berlangsung selama 4 hari. Kemudian diperiksakan kedokter dan disarankan untuk melakukan tes widal dan ternyata hasilnya positif. Pasien tidak ada riwayat resisten terhadap antibiotik, juga tidak punya riwayat penyakit lain.

b. Obat1) Cotrimoxasol (MIMS hal 289)

Indikasi : Infeksi sal. Cerna, sal. Nafas, kulit dll yang disebabkan mikroorganisme yang sensitif.

Peringatan : defisiensi enzim G6PD, nutrisi buruk, usia lanjut, ggn fungsi ginjal.

Kontra Indikasi : kerusakan hati/ginjal berat, hipersensitif thd sulfonamid, diskrasia darah, hamil, laktasi, bayi <2bln, porfiria.

Interaksi Obat : PABA, anastetik lokal tipe prokain, metotreksat, warfarin, sulfonilurea.

Efek samping : gangguan pencernaan sindroma steven johnson, sindroma Lyell.

Dosis : Dewasa 2 tab 2x/hr atau 1 kapl 2x/hr.Anak (5-12th) 1 tab 2x/hr atau ½ kapl 2x/hr.

(1-5th) ½ tab 2x/hr.Sir (5-12th) 2 sdt 2x/hr, (6bln-5th) 1 sdt 2x/hr, (2-6bln) ½ sdt 2x/hr.

2 Parasetamol (MIMS hal 196)Indikasi : sakit kepala, demam, nyeri, pegal linu & nyeri lainnya.Interaksi Obat : alkohol, antikoagulan, kloramfenikol, aspirin.Efek samping : hematologi, reaksi kulit, reaksi alergi lainnya.Peringatan : gangguan hati & ginjal.Mek. Kerja : daya antipiretik berdasarkan rangsangan terhadap

pusat pengaturan perifer dikulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor & keringat. Daya analgetik dengan menghambat terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer.

Dosis : Dws 1-2 tab, anak 6-12 thn ½-1 tab, 1-5 thn ¼-½ tab. Diberikan 3-4x/hr.

Page 49: Ilmu resep 1

3) Metoklopramid (MIMS hal 116)Indikasi : ggn GI, mabuk perjalanan, muntah pada kehamilan,

mual & muntah yang diinduksi oleh obat, anoreksia, aerofagi ulkus peptik, stenosis pilorik (ringan), duodenitis, dispepsia pasca gastrektomi endoskopi & intubasi.

Peringatan : Anak dan dewasa muda ; kehamilan, laktasi ; diabetes, depresi ; pasien yang mendapat obat lain yang juga menyebabkan reaksi ekstrapiramidal.

Kontra Indikasi : obtruksi intestinal; feokromositoma, epilepsi.Interaksi Obat : bersifat antagonis dengan antikolinergik & analgesik

narkotik, Depresan SSP: meningkatkan sedasi. Dapat menghambat absorpsi digoksin, simetidin, & meningkatkan absorpsi paracetamol, tetrasiklin, levadopa di usus halus.

Efek samping : reaksi ektrapiramidal, pusing, lelah, mengantuk, sakit kepala, depresi, gelisah, ggn GI, hipertensi.

Dosis : Dws 10mg 3x/hr.Anak 9-14 thn 5mg 3x/hr.

c. PenyakitDemam tifoid (tiphus abdominali, typhoid fever) merupakan penyakit

infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh antara lain Salmonella typhi. Penularan terjadi lewat makanan dan air yang tercemar. Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Gejalanya bervariasi semula terjadi demam dengan kenaikan suhu bertahap dalam 3 hari. Pertama neri kepala konstan yang hebat, perut kembung dan nyeri, anoreksia, nausea dan obstipasi. Meskipun semua gejala infeksi sudah lenyap, namun pasien baru dinyatakan sembuh bila selama 3 minggu tinjanya bebas basil, bila sesudah 6 bulan tinjanya masih positif maka dianggap pembawa basil kronis.

Kesimpulan : dari assesment pasien diatas, pasien di diagnosa demam tipoid dengan gejala sering pusing, mual, muntah, badannya lemah, panas (demam) pada malam hari, susah makan dan tenggorokannya sakit untuk menelan.

4. DRP Cotrimoxasol underdose untuk anak dengan BB normal. Metoklopramid overdose.

5. Care plan Cotrimoxasol dosisnya tingkatkan menjadi 480mg 2x sehari. Metoklopramid dosisnya diturunkan menjadi 5mg 3x sehari. Pemberian antibiotik harus dipisahkan dari obat yang lain.

Page 50: Ilmu resep 1

6. Dispensing cyclea. Penimbangan bahan

- Cotrimoxasol : 480mg = 10 tab

- PCT : 500 mg x 10 = 10 tab 500 mg

- Metoklopramid : 5 mg x 10 = 5 tab 10 mg

b. Cara kerja1. Mengambil Cotrimoxasol sebanyak 10 tab gerus ad homogen,

Keluarkan campuran obat dari mortir bagi menjadi 10 bagian, masukkan dalam cangkang kapsul, kemudian masukkan dalam plastik beri etiket putih dengan aturan pakai 2 x sehari (tiap 12 jam) 1kapsul setelah makan, sampai habis.

2. Mengambil PCT 10 tab gerus ad homogen, Keluarkan campuran obat dari mortir bagi menjadi 10 bagian, masukkan dalam cangkang kapsul, kemudian masukkan dalam plastik dan diberi etiket putih dengan aturan pakai 3xsehari (tiap 8 jam), 1 kapsul sesudah makan, bila perlu.

3. Mengambil Metoklopramid 5 tab gerus ad homogen, Keluarkan campuran obat dari mortir bagi menjadi 10 bagian serbuk, masukkan dalam cangkang kapsul, kemudian masukkan dalam plastik dan diberi etiket putih dengan aturan pakai 3xsehari (tiap 8 jam), 1 kapsul ½jam sebelum makan, bila mual muntah.

c. Menghargai resep - Cotrimoxasol :10 tab x Rp. 98 = Rp. 980- PCT :10 tab x Rp. 68 = Rp. 680 - Metoklopramid : 5 tab x Rp. 300 = Rp. 1.500- tuslah : 3 x Rp. 1200 = Rp. 3.600- embalage : 3 x Rp. 200 = Rp. 600

Jumlah = Rp. 7.360

7. KIE (komunikasi, Informasi, Edukasi) Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan

cara penyimpanan yang benar Obat antibiotik (Cotrimoxasol) harus diminum sampai habis 2 x sehari

(tiap 6jam) 1kapsul 480 mg, sebelum makan, agar tidak terjadi resistensi terhadap obat tsb.

Parasetamol diminum jika perlu/demam atau nyeri saja dengan aturan pakai 3x sehari (tiap 8jam) 1 kapsul 500mg, setelah makan.

Metoklopramid diminum jika perlu/mual muntah saja dengan aturan pakai 3xsehari (tiap 8 jam), 1 kapsul ½jam sebelum makan, bila mual muntah.

Page 51: Ilmu resep 1

Banyak minum air putih, makan makanan bergizi, menghindari makanan yang merangsang lambung/saluran cerna misalnya makan makanan yang pedas. Banyak istirahat.

Biasakan mencuci tangan sebelum makan.

8. Monitoring Keadaan umum pasien : suhu tubuh, nafsu makan Efek samping obat: : mual, muntah, diare, alergi. Kepatuhan minum obat, terutama antibiotik. Tes widal setelah pengobatan.

9. Evaluasi Keberhasilan terapi : pasien sembuh/ tidak Kemungkinan timbulnya penyakit lain karena reaksi dari obat.

10.Etiket putih

Cotrimoxasol Paracetamol

Metoklopramid

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 9a Yogyakarta, 21 Juli ‘06

Ari (12th) 2x sehari

Setelah makanHarus habis

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 9b Yogyakarta, 21 Juli ‘06

Ari (12th) 3x sehari

Setelah makanBila demam / nyeri

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 9c Yogyakarta, 21 Juli ‘06

Ari (12th) 3x1 sehari

Sebelum makanBila mual /muntah

Page 52: Ilmu resep 1

11. Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIAPA : Drs Satrio, Apt.

jl. Kaliurang KM 14,5 YogyakartaSP KP. 01.02.1.2.960

Copy resepTertulis tgl : 14 Juli ’06 No : 9Oleh dr : Indra Tgl :21 Juli ’06Pro : Ari (12 th)

R/ Cotrimoxasol mg 400 Paracetamol mg 500 Metoklopramid mg 10 m.f. Cap. dtd No. X S. 2 dd 1 det

Pcc

Cap apotik ζ (Drs Satrio, Apt.)

Asisten,

Page 53: Ilmu resep 1

Susi S.Farm., Apt.

PRAKTIKUM ILMU RESEPLAPORAN 10

1. Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIJl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Apoteker : Drs Satrio, Apt.SP KP. 01.02.1.2.960

APOGRAPH

Tertulis tgl : 1 Juni 2006 No : 5Oleh dr : Budi Ari Tgl : 2 Juni 2006Pro : Bp. Sugiyono

R/ Rifampisin mg 600 No. xxx S. 1 dd 1 did

R/ Etambutol mg 500 No. Lx S. 1 dd 2 did

R/ INH mg 400 No. xxx S. 1 dd 1 did

PCC

ζ

2. Kelengkapan Copy Resep Nama dan alamat apotek : ada Nama APA dan no SIK APA : ada No resep, tanggal penulisan resep, dan salinan resep : ada

Page 54: Ilmu resep 1

Tanda det : untuk obat yang sudah diserahkan, atau ne det : untuk obat yang belum diserahkan : ada Tanda tangan/paraf APA : adaCopy resep diatas sudah lengkap

3. Assessmenta. Pasien

Pasien adalah seorang pria dewasa (50 tahun), datang dengan keluhan batuk-batuk dan kadang-kadang berdahak, serta mengeluarkan darah. Pasien juga mengeluh cepat letih dan sering berkeringat waktu malam hari, gangguan pernapasan, selain itu pasien juga mengeluh berat badannya turun dari 65 kg menjadi 55 kg. Keluhan ini sudah dirasakan selama kurang lebih 2 minggu yang lalu. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit lain, namun dalam keluarganya, ibunya mempunyai penyakit yang sama dengan yang pasien rasakan. Pasien belum pernah mendapatkan resep ini sebelumnya, obat yang sudah dikonsumsinya hanyalah obat-obat flu biasa dan pasien sama sekali tidak merasakan adanya kesembuhan. Ketika diperiksakan ke dokter, sang dokter menyarankan untuk melakukan tes mantoux, kemudian diberi resep ini. Pasien tidak alergi terhadap antibiotik.Ket : Tes mantoux, adalah tes tuberculin yang dilakukan pada sputum pasien, specimen yang diperiksa dari sputum tersebut adalah tes BTA (Bakteri Tahan Asam).

b. OBAT1) Rifampisin (OOP, hal 150, IONI hal 239) Antibiotik ini merupakan derivat semi sintetik dari rifampisin B,

rifampisin berkhasiat bakterisid luas terhadap fase pertumbuhan M. tuberculosae dan M. leprae, baik yang barada di luar maupun yang did ala sel. Rifampisin efektif terhadap bakteri gram positif dan negative ( seperti : E. coli, Klebsiella, pseudomonas ) ( OOP, hal 150 )Indikasi : lihat dosisKontra indikasi : hipersensitivitas terhadap rifampisin dan penderita

Icterus.Efek samping : gangguan saluran cerna, meliputi mual, muntah,

anoreksia, diare pada terapi intermiten dapat terjadi sindrom influenza, gangguan respirasi, urtikaria, ruam.

Mekanisme kerja : menghambat DNA-dependent RNA polymerase dari mikrobakteria dan mikroorganisme lain dengan menekan mula terbentuknya rantai dalam sintesis RNA.

Interaksi : rifampisin mempercepat perombakan obat- obat lain bila diberikan bersamaan waktu dengan jalan induksi enzim dalam hati. Atau pemberian antibakteri lain metabolisme kloromfenikol dipercepat oleh rifampisin (mengurangi kadar

Page 55: Ilmu resep 1

plasma) kadar plasma dapson diturunkan oleh klaritromisin dan mungkin makrolida lain (risiko uveitis).

Peringatan : kurangi dosis pada gangguan fungsi hati, lakukan pemeriksaan uji fungsi hati dan hitung sel darah pada pengobatan jangka panjang.

Dosis : Tuberculosis, 10mg/kg (8-12 mg/kg) perhari, maksimum 600 mg/hari, dua atau tiga kali seminggu. Pemberian sebaiknya 30 menit sebelum makan.Brulosis, legionelosis, infeksi berat stafilokokus dalam kombinasi dengan obat yang lain, oral atau intravena 0,6-1,2 g/hari (dalam dosis terbagi 2 - 4).

2) Etambutol (IONI hal 240)Indikasi : tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain.Peringatan : turunkan dosis pada gangguan fingsi ginjal, usia

lanjut, kehamilan ; ingatkan pasien untuk melaporkan gangguan penglihatan.

Kontra Indikasi : anak dibawah 6 thn, neuritis optik,, gangguan visual.Efek samping : neuritis optik, buta warna merah/hijau, neuritis

perifer.Dosis : Dewasa dan anak diatas 6 thn :

Utk pengobatan yang tidak diawasi, etambutol diberikan dengan dosis 25mg/kg/hr pada fase awal dan 15mg/kg/hari pada fase lanjutan (atau 15mg/kg/hr selain pengobatan). Pada pengecekan intermiten dibawah pengawasan, etambutol diberikan dalam dosis 30mg/kg 3kali seminggu atau 45mg/kg 2 kali seminggu.

3) INH (isoniazid) ( IONI hal 239, OOP 149 ) Indikasi : tuberculosis dalam kombinasi dengan obat lain :

propilaksis Kontraindikasi : penyakit hati yang aktif, hipersensifitas terhadap

isoniazid.Efek samping : mual, muntah, neuritis optic, kejang, episode

psikosis, reaksi hipersensifitas seperti eritema multiforme, demam, purpura, hiperolikimia dan ginekomnastia

Mekanisme kerja : berdasarkan terganggunya sintesa mycolic acid, yang diperlukan untuk membangun dinding bakteri.reabsorpsi dari usus Sangay cepat, difusinya kedalam jaringan tubuh baik sekali, bahkan menembus jaringan yang sudah mengeras. Isoniazid menghilangkan sifat tahan

Page 56: Ilmu resep 1

asam dan menurunnya jumlah lemak yang terekstraksi oleh etanol dari mikrobakterium.

Interaksi : dengan anti bakteri lain dapat meningkatkan toksisitas pada SSP dengan sikloserin (IONI hal 486)

Peringatan : gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, resiko efek samping meningkat pada asetilator lambat : epilepsy, riwayat psikosis, alkoholisme, kehamilan dan menyusui, porfiria.

Dosis : umumnya diberikan per oral, tapi dapat diberikan secara i-m atau i-v.Terapi : dewasa dan anak : 5 mg / kg (4-6 mg/ kg) perhari, maksimum 300 mg/ hari. 10 mg tiga kali seminggu atau 15 mg/kg dua kali sehari selama 6 bulan atau lebih. Anak : 5 mg/kg /hari (max 300 mg/hari) selama 6 bulan atau lebih.

3). Vitamin B6 (piridoksin)Indikasi : Lihat dosisEfek samping : Dapat menyebabkan neuropati sonsorik atau

sindrom neuropati dalam dosis antara 50 mg – 2 g perhari untuk jangka waktu panjang

Dosis : Keadaan Defesiensi 20 – 50 mg hingga 3 kali sehari. Neuropati isoniazid, profilaksis 10 mg/hari, terapetik 50 mg 3x sehari

c) PenyakitTuberculosis (TBC) adalah suatu penyakit yang paling sering terjadi di

paru-paru yang disebabkan oleh bakteri gram positif tahan asam dengan pertumbuhan sangat lambat, yakni Mycobacterium tuberculosis. Gejala TBC antara lain batuk kronis, demam, berkeringat waktu malam, rasa nyeri dibagian dada. Tuberkulosa (TB) digolongkan berdasarkan tempat infeksi, beratnya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologis dan riwayat pengobatan sebelumnya.Tempat infeksi : Disebut TB paru adalah bila penyakit mengenai parenkim paru. TB ekstra paru adalah TB tanpa kelainan radiologis di parenkim paru. Termasuk dalam kelompok ini TB kelenjar getah bening (mediastinum dan/atau hilus).Beratnya penyakit : TB ekstrapulmoner berikut ini dianggap berat : meningitis TB, TB miliaris, perikarditis, peritonitis, efusi pleura bilateral atau luas, medulla spinalis, saluran kemih. TB berikut ini dianggap kurang berat : kelenjar getah bening, efusi pleura unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi perifer, kulit.

Gejala TBC antara lain batuk kronis, demam, berkeringat waktu malam, keluhan pernapasan, perasaan letih, malaise, hilang nafsu makan, turunnya berat badan, dan rasa nyeri dibagian dada. Dahak penderita berupa lendir

Page 57: Ilmu resep 1

(mucoid), pirulent atau mengandung dahak. Pengobatan TBC terdiri dari dua fase, yakni fase intensif dan fase pemeliharaan.

Kesimpulan : Bp Sugiyono terinfeksi TBC yang ditegakkan dengan gejala yang ada serta jumlah obat yang diresepkan oleh dokter. Kemungkinan penularan bakteri TB dari ibunya. Untuk memperjelas hasil hipotesa ini, perlu dilakukan tes sputum dan foto thorax. Pasien belum pernah mendapatkan resep ini sebelumnya, sehingga bisa disimpulkan bahwa penyakit TB yang dideritanya masih baru (dari assessment pasien, didapat data keluhan berlangsung baru 2 minggu dan hanya minum obat-obat flu biasa saja).

4. DRP (Drug Related Problem) INH overdose untuk pengobatan TBC.

5. Care Plan Konfirmasi ke dokter mengenai perubahan resep. Kombinasi antara INH, etambutol dan rifampisin untuk pengobatan TB

dalam jangka panjang sudah sesuai. Hanya saja perlu penambahan vitamin B6 untuk mengantisipasi terjadinya defisiensi vitamin B6 dalam tubuh akibat pemakaian INH.

Dosis INH diturunkan menjadi 300 mg perhari dan belum perlu dikombinasikan dengan obat lain (contoh : pyrazinamid), karena TB pasien masih baru dan belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya.

Penggunaan obat-obat TB, sebaiknya diminum sesuai dengan aturan pakai dan tidak boleh putus obat, karena dapat menyebabkan resistensi bakteri terhadap obat.

6. Dispensing cyclea. Perhitungan bahan obat

- Rifampisin : 600 mg = 15 tab- Etambutol : 500 mg = 30 tab- INH : 300 mg = 15 tab - Vitamin B6 : 10 mg = 15 tab

b. Menghargai resep- Rifampisin 600 = 15 tab x Rp. 1.591 = Rp. 23.869- Etambutol = 30 tab x Rp. 532 = Rp. 15.960- INH = 15 tab x Rp. 93 = Rp. 1.395- Vit B6 = 15 tab x Rp. 22 = Rp. 330- Embalage = 3 x Rp. 200 = Rp. 600- Tuslah = 3/R x Rp. 600 = Rp. 1.800

Jumlah Rp. 44.750

c. Cara Kerja

Page 58: Ilmu resep 1

1. Mengambil masing-masing obat sesuai dengan jumlah yang tertera pada resep kemudian masing-masing dikemas dan diberi etiket putih.

2. Melakukan pemeriksaan ulang yaitu dengan pemeriksaan silang, kemudian diserahkan kepada pasien, dengan memberikan informasi yang jelas.

7. KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) Informasikan mengenai aturan pakai, kegunaan masing-masing obat dan

cara penyimpanan yang benar. Rifampisin digunakan untuk mengobati TBC dengan aturan pakai 1xsehari

1tablet 30menit sebelum makan, sampai habis. Etambutol digunakan sebagai terapi tambahan pengobatan TBC dengan

aturan pakai 1xsehari 2tablet sesudah makan, sampai habis. INH digunakan sebagai terpai tambahan pengobatan TBC dengan aturan

pakai 1x sehari 1tablet sesudah makan, sampai habis. Vitamin B6 digunakan sebagai asupan vitamin B6 untuk mengantisipasi

terjadinya defisiensi vitamin B6 dalam tubuh akibat pemakaian INH, dan juga bisa untuk mengobati mual muntahnya, dengan aturan pakai 1x sehari 1 tablet, sesudah makan.

Obat yang telah diberikan harus diminum secara teratur sampai habis, agar tidak terjadi resistensi kuman terhadap obat dan jangan sampai terjadi putus obat . Jika pasien satu kali lupa tidak meminum obatnya, maka pasien harus segera melanjutkan kembali minum obatnya.

Menginformasikan bahwa penggunaan rifampisin dapat menimbulkan warna merah pada urin.

Untuk mencegah terjadi penularan, sebaiknya alat makan pasien tidak boleh dipakai bersama dengan anggota keluarga yang lain.

Pasien jangan meludah sembarangan, jika batuk harus menutup mulut untuk mencegah penularan terhadap orang lain.

Pasien harus mengkonsumsi makanan yang bergizi, tidak merokok dan minum alkohol.

Jika ada gejala yang sama pada keluarga yang lain segera periksakan kedokter untuk segera mendapatkan pengobatan, untuk mencegah penularan.

.8. Monitoring

Kemungkinan timbulnya efek samping obat seperti mual, muntah, gangguan saluran cerna dan diare.

Tes SGOT dan SGPT (tes fungsi hati) untuk mencegah terjadinya nekrosis hati akibat penggunaan obat, terutama rifampisin.

9. Evaluasi

Page 59: Ilmu resep 1

Keberhasilan terapi : pasien sembuh atau tidak, gejala/keluhan hilang atau tidak

Lakukan tes lab laju endap darah, apakah kembali normal atau tidak, jika masih melebihi normal berarti px masih sakit

Hasil rontgen, masih menampakkan ada tidaknya flek-flek pada paru. Kemungkinan timbulnya penyakit lain karena reaksi dari obat.

10.Etiket : warna putih

Rifampisin Etambutol

INH Vitamin B6

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 10a Yogyakarta, 21 Juli ‘06

Bp. Sugiyono 1x sehari, 1 tablet

½jam sebelum makanSampai habis

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 10b Yogyakarta, 21 Juli ‘06

Bp. Sugiyono1x sehari, 2 tablet

Setelah makanSampai habis

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 10c Yogyakarta, 21 Juli ‘06

Bp. Sugiyono1x sehari, 1 tablet

Setelah makanSampai habis

APOTEK PROGRAM PROFESI Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Drs Satrio, Apt.No. 10d Yogyakarta, 21 Juli ‘06

Bp. Sugiyono1x sehari, 1 tablet

Setelah makan

Page 60: Ilmu resep 1

12. Copy resep

APOTEK PROGRAM PROFESIJl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Apoteker : Drs Satrio, Apt.SP KP. 01.02.1.2.960

APOGRAPH

Tertulis tgl : 1 Juni 2006 No : 5Oleh dr : Budi Ari Tgl : 21 Juni 2006Pro : Bp. Sugiyono

R/ Rifampisin mg 600 No. xxx S. 1 dd 1 det

R/ Etambutol mg 500 No. Lx S. 1 dd 2 det

R/ INH mg 400 No. xxx S. 1 dd 1 det

Cap apotik PCC

ζ

Asisten,

Susi S.Farm., Apt.

Page 61: Ilmu resep 1

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU RESEPRESEP NO.3,4,7,8

ASISTEN : Ibu Novi Dwi Rugiarti, S.Si., Apt

DISUSUN OLEH :

NAMA : WINTARI TAURINANIM : 05 811 604KELAS : A

Page 62: Ilmu resep 1

PROGRAM PROFESI APOTEKERUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA2006

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU RESEPRESEP NO. 1,2, 5,6, 9,10

ASISTEN : MBA SUSI S.FARM.,APT.

DISUSUN OLEH :

NAMA : WINTARI TAURINANIM : 05 811 604KLAS : A

PROGRAM PROFESI APOTEKERUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Page 63: Ilmu resep 1

YOGYAKARTA2006