Top Banner
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MANAJEMEN BENCANA Sepuluh Tahun Kolaborasi Indonesia – Australia SCIENCE AND TECHNOLOGY FOR DISASTER MANAGEMENT Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration
25

ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Mar 14, 2019

Download

Documents

dangnga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MANAJEMEN BENCANASepuluh Tahun Kolaborasi Indonesia – Australia

SCIENCE AND TECHNOLOGY FOR DISASTER MANAGEMENT Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration

Page 2: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Department of Industry, Innovation and ScienceMinister for Resources and Northern Australia: Senator the Hon Matthew CanavanSecretary: Dr Heather Smith PSM

Geoscience AustraliaChief Executive Officer: Dr James JohnsonThis document is published with the permission of the CEO, Geoscience Australia

© Commonwealth of Australia (Geoscience Australia) 2018.

With the exception of the Commonwealth Coat of Arms and where otherwise noted, this product is provided under a Creative Commons Attribution 4.0 International Licence.

http://creativecommons.org/licences/by/4.0/legalcode

Geoscience Australia has tried to make the information in this product as accurate as possible. However, it does not guarantee that the information is totally accurate or complete. Therefore, you should not solely rely on this information when making a commercial decision.

Geoscience Australia is committed to providing web accessible content wherever possible. If you are having difficulties accessing this document please email [email protected]

ISBN 978-1-925297-74-4eCat 117021GA PP-1568

Bibliographic reference: Robinson, D.J., Weber, R. and Thamrin, F. (trans.) 2018. Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster management: ten years of Indonesia-Australia collaboration. Geoscience Australia, Canberra. http://dx.doi.org/10.11636/9781925297744

Authors: Robinson, D. J. and Weber, R. Indonesian Translation: Thamrin, F., DMInnovation

Internal Images: Robinson, D. J., Weber, R., Morgan, C., Griffin, J., Ghasemi, H., Bear-Crozier, A., DMInnovation, Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT), Badan Gelologi, Alfred Wegener Institute

SCIEN

CE A

ND

TECHNOLOGY FOR DISASTER

MA

NA

GEM

ENTDMInnovation

Page 3: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MANAJEMEN BENCANA Sepuluh Tahun Kolaborasi Indonesia – Australia

SCIENCE AND TECHNOLOGY FOR DISASTER MANAGEMENT Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration

Page 4: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Manajemen Bencana Sepuluh Tahun Kolaborasi Indonesia – Australiaiv

PRAKATA

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang rawan bencana disebabkan oleh profil bahaya dan populasinya yang tinggi. Terlepas dari profil risikonya, secara umum manajemen bencana belum mendapatkan infromasi berdasarkan ketersediaan sumber terbaik yang ada.

Sejak tahun 2008, pemerintah Australia dan Indonesia telah bermitra untuk meningkatkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia untuk mendukung pengambilan keputusan terkait manajemen bencana. Kemitraan kami terkonsentrasi pada penguatan informasi berbasis bukti dalam penanganan bencana dengan meningkatkan:

• informasi terkait bencana untuk gempa bumi, tsunami, gunung berapi dan banjir

• data spasial terkait keterpaparan (populasi, pembangunan, jalan dan infrastrutur)

• alat pendukung keputusan seperti InaSAFE yang membantu manajer bencana untuk mengkombinasikan data keterpaparan dan bahaya untuk memberikan informasi terkait manajemen dan tanggap bencana.

Kami telah bekerja sama dengan lembaga manajemen teknis dan bencana, universitas, organisasi non-pemerintah dan sektor swasta untuk mengembangkan kapasitas Indonesia untuk mengelola bencana dan mengaplikasikan praktik-praktik terbaik sebagai prosedur/proses yang baku. Kemitraan telah memfasilitasi hasil ilmu pengetahuan-ke-kebijakan dan ilmu pengetahuan-ke-program dalam penanganan bencana yang membantu orang mempersiapkan diri, tanggap dan pulih dari krisis.

Sepuluh tahun merupakan waktu yang tepat untuk membentuk sebuah kemitraan, mengembangkan dan memberikan perubahan yang efektif dan berkelanjutan. Pencapaian yang telah diraih terlalu banyak untuk dicantumkan satu per satu. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Penanggulangan Bencana hanya menyinggung permukaan untuk menyoroti pencapaian paling signifikan. Saat ini fokusnya dengan melihat pada kecenderungan terhadap pencapaian selama tiga tahun terakhir. Dalam kasus ini, pencapaian pada periode dari program ini hanya mungkin terjadi karena proses yang telah dibangun dan diperluas pencapaiannya pada tujuh tahun sebelumnya.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Penanggulangan Bencana menunjukkan bagaimana kolaborasi kami meningkatkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam manajemen bencana di Indonesia dengan mengembangkan pengetahuan baru dan meningkatkan kapasitas, baik di kalangan ilmuwan maupun di dalam kebijakan dan pengambil keputusan. Dengan demikian, kebijakan nyata telah dikembangkan dan diterapkan dan praktiknya telah berubah. Program ini telah membantu memperkuat hubungan antara lembaga-lembaga di Indonesia dan juga antara Indonesia dan Australia dalam bidang manajemen bencana dan ilmu pengetahuan secara lebih luas. Terwujudnya hubungan baru serta kolaborasi yang lebih baik anatara pemerintah-ke-pemerintah dan hubungan peer-to-peer yang kuat.

Tidak memungkinkan untuk menghitung jumlah orang yang telah berkontribusi dalam program ini apalagi menyampaikan ucapan terima kasih kepada setiap orang secara individu. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih secara umum kepada seluruh rekan kerja Indonesia, Australia dan Internasional atas kontribusinya terhadap penguatan penggunaan sains dan teknologi dalam manajemen bencana. Senang bekerja sama dengan Anda semua. Saya sangat bangga dengan apa yang telah kita capai.

Dr. David Robinson, Chief Scientist, DMInnovation Project

Page 5: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Science and Technology for Disaster Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 1

FOREWORD

Indonesia is one of the most disaster prone countries in the world due to its hazard profile and high population exposure. Despite its risk profile, disaster management has not traditionally been informed by best available information.

Since 2008, the Australian and Indonesian governments have partnered to increase the use of science and technology in Indonesia to support decision making in disaster management. Our partnership has concentrated on strengthening the evidence base for informed disaster management by improving:

• hazard information for earthquake, tsunami, volcano and flood

• spatial data for exposure (population, building, roads and infrastructure)

• decision support tools such as InaSAFE that assist disaster managers to combine hazard and exposure data to inform disaster response and management.

We have worked alongside technical and disaster management agencies, universities, non-government organisations and the private sector to develop Indonesian capacity to manage disasters and institutionalise best-practices. Partnerships have facilitated science-to-policy and science-to-programming outcomes in disaster management that help people prepare for, respond to and recover from crises.

Ten years is a good time for a partnership to form, blossom and deliver effective and sustainable changes. The achievements over this time are too many to list in entirety. Science and Technology for Disaster Management merely scratches the surface to highlight the most significant achievements. There is a tendency in doing so to focus on achievements over the last three years. In most cases the achievements of this later period of the program have only been possible because they have built on and extended the achievements of the former seven years.

Science and Technology for Disaster Management demonstrates how our collaboration has increased the use of science and technology in Indonesian disaster management by developing new knowledge and enhancing capacity, both within the scientists and within policy and decision makers. In doing so, tangible policies have been developed and implemented and practices have changed. The program has helped to strengthen relationships between agencies within Indonesia and also between Indonesia and Australia in the areas of disaster management and science more broadly. New relationships manifest as distinct government-to-government collaborations and strong peer-to-peer links.

It is not possible to count the large number of people who have contributed to this program let alone thank everyone individually. I therefore wish to express my gratitude broadly to all of our Indonesian, Australian and International colleagues for their contribution towards strengthening the use of science and technology in disaster management. It has been a pleasure to work with you all. I am extremely proud of what we have achieved.

Dr. David Robinson, Chief Scientist, DMInnovation Project

Page 6: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

PERSIAPAN DAN TANGGAP BENCANA MELALUI INASAFE

Pengelolaan bencana berbasis bukti mempertimbangkan dampak bahaya terhadap keterpaparan. Program kami telah bekerja sama dengan BNPB, GFDRR (Bank Dunia) dan Kartoza untuk membangun sebuah toolkit komputasi yang dikenal dengan InaSAFE untuk membantu para manajer bencana mempersiapkan dan menanggapi bencana. Dengan demikian, kami telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penggunaan, dan keberlanjutan teknologi geospasial untuk manajemen bencana di Indonesia.

PENCAPAIAN-PENCAPAIAN KUNCI:

Mengelola 4 rilis utama aplikasi desktop InaSAFE yang digunakan di Indonesia untuk menginformasikan rencana kontingensi nasional dan sub-nasional di provinsi Jawa Timur, NTT, Sulawesi Selatan dan Maluku. InaSAFE juga telah ditempatkan secara internasional di daerah-daerah yang membentang dari Afrika Sub-Sahara ke Vietnam dan Pasifik.

Integrasi InaSAFE Realtime dengan peta goncangan (shakemap), banjir dan abu vulkanik untuk analisa dampak yang mendekati real time untuk gempa bumi, banjir di Jakarta dan abu vulkanik untuk informasi tanggap darurat bencana seperti pada kasus Gempa Pidie 6,5 pada 7 Desember 2016. BNPB telah mempunyai layanan platform Realtime InaSAFE pada sistem mereka dengan mempergunakan aset yang diberikan oleh program ini sebagai wadahnya.

InaSAFE menginformasikan kegiatan organisasi internasional lainnya seperti UNOCHA yang mengkoordinasikan kegiatan Perencanaan Kontingensi untuk gempa besar dan dukungan Program Pangan Dunia untuk perancangan dan lokasi jaringan pusat pasokan darurat kemanusiaan.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Manajemen Bencana Sepuluh Tahun Kolaborasi Indonesia – Australia2

Page 7: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Science and Technology for Disaster Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 3

PREPARATION FOR AND RESPONSE TO DISASTER THROUGH INASAFE

Evidence-based disaster management considers the impact of a hazard on the exposure. Our program has worked in partnership with BNPB, GFDRR (World Bank) and Kartoza to build a computational toolkit known as InaSAFE to help disaster managers prepare and respond to disasters. In doing so we have made significant contributions to the use, and sustainability of geospatial technologies for disaster management in Indonesia.

KEY ACHIEVEMENTS:

Managed 4 major releases of InaSAFE Desktop used in Indonesia to inform national and sub-national contingency plans in East Java, NTT, South Sulawesi and Maluku provinces. InaSAFE has also been deployed internationally in regions extending from Sub-Saharan Africa to Vietnam and the Pacific.

InaSAFE Realtime integration with Shakemap, flood and volcanic ash forecasts for near real- time impact assessments for earthquake, flooding in Jakarta and volcanic ash to inform disaster responses such as the Magnitude 6.5, 7 December 2016 Pidie Earthquake. BNPB have begun hosting the InaSAFE Realtime platform on assets gifted by the program.

InaSAFE informing activities of other international organisations such as the UNOCHA led Contingency Planning activity for a catastrophic earthquake and the World Food Programme’s support for the design and location of a network of humanitarian emergency supply hubs.

Science and Technology for Disaster Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 3

Page 8: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

DATA SPASIAL

Baik selama fase tanggap darurat setelah bencana atau selama tahap perencanaan untuk melihat dampak dari potensial bahaya sebuah bencana—manajer bencana harus memahami dampak bahaya terhadap populasi dan lingkungan sekitarnya. Hal ini membutuhkan pengetahuan tentang jumlah populasi, bangunan dan infrastruktur dan bagaimana penyebarannya secara spasial. Kami mengaplikasikan alat dan data keterpaparan pada manajemen bencana dengan mengembangkan komunitas di Indonesia untuk menghasilkan dan menafsirkan data spasial.

PENCAPAIAN-PENCAPAIAN KUNCI:

Mendukung Tim OpenStreetMap Kemanusiaan (HOT) untuk membangun komunitas OpenStreetMap (OSM) di Indonesia. Cabang HOT Indonesia mendapatkan status formal sebagai asosiasi independen yang memastikan dapat menerima dana dan bekerja secara langsung dengan pemerintah Indonesia di masa depan.

Pemetaan dilakukan pada lebih dari 12,6 juta bangunan dan jalan sepanjang 404.000 km di OSM untuk Indonesia. Data ini telah dikumpulkan di wilayah prioritas yang menginformasikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama kegiatan perencanaan kontinjensi seperti gladi ruang tsunami Ambon DiREx 2016, pasca bencana dan pemulihan untuk gempa bumi Pidie 6,5 tanggal 7 Desember 2016 dan pra- persiapan bencana untuk potensi bencana erupsi selama letusan aktif Gunung Agung pada bulan Desember 2017.

Mengembangkan solusi teknologi untuk mendukung peningkatan efisiensi sistem manajemen data. Sebagai contoh, investasi program kami dalam “Tasking Manager” OSM untuk mengkoordinasikan pengumpulan data spasial yang efisien dan mengurangi redundansi. Ini telah digunakan oleh BNPB untuk mengelola mapathon secara komprehensif di 136 kabupaten prioritas mereka yang diperuntukkan bagi manajemen bencana. “Tasking Manager” telah diadopsi secara global, memberikan kontribusi terhadap pengelolaan lebih dari 1,25 juta tugas pemetaan internasional yang memberikan informasi pengambilan keputusan secara signifikan seperti pada kasus tanggap bencana Ebola di Afrika, Topan Yolanda di Filipina dan Gempa Nepal berkekuatan 7.8 pada 25 April 2015.

Integrasi pelatihan OSM, QGIS dan InaSAFE ke dalam kurikulum universitas di Indonesia dan publikasi panduan teknis OSM online.

Page 9: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

SPATIAL DATA

Whether it is during the response phase following a disaster or the planning phase to explore the impact of a potential hazard event—disaster managers must understand the impact of hazards on people and the built environment. This requires knowledge of the number of people, buildings and infrastructure and how they are distributed spatially. We have embedded exposure data and tools in disaster management by developing an Indonesian community to generate and interpret spatial data.

KEY ACHIEVEMENTS:

Supporting the Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) to build an OpenStreetMap (OSM) community in Indonesia. The Indonesian branch of HOT gained formal status as an independent association ensuring it can receive funding from and work directly with Indonesian government into the future.

The mapping of over 12.6 million buildings and 404 000 km of road in OSM for Indonesia. This data has been collected in priority areas informing the National Disaster Management Agency (BNPB) during contingency planning activities such as the Ambon DiREx 2016 table top tsunami exercise, post disaster response and recovery for the Magnitude 6.5, 7 December 2016 Pidie Earthquake and pre-disaster preparation for a potential catastrophic eruption during the active eruptions of Mt Agung in December 2017.

Developing technological solutions to support the improved efficiency of data management systems. For example, our program has invested in the OSM tasking manager to coordinate efficient spatial data collection and reduce redundancy. This has been used by BNPB to manage mapathons in their 136 priority districts earmarked for comprehensive disaster management. The tasking manager has been adopted globally, contributing to management of over 1.25 million mapping tasks informing internationally significant decision making such as the responses for Ebola in Africa, Typhoon Yolanda in the Philippines and the Magnitude 7.8 25 April 2015 Nepal Earthquake.

The integration of OSM, QGIS and InaSAFE training into Indonesian university curricula and publication of online OSM technical guides.

Page 10: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

PRESTASI CROSS-CUTTING

KERJASAMA DENGAN SEKTOR SWASTAKomponen besar dari program ini terlaksana melalui kemitraan pemerintah-dengan-pemerintah. Luasnya capaian tetap tidak dapat dicakup tanpa kontribusi signifikan dari sektor swasta terutama di bidang logistik dan pengembangan perangkat lunak. Kontribusi dari universitas dan sektor non-pemerintah juga terbukti penting dalam pelaksanaan program.

MENDUKUNG PERTUMBUHAN SEKTOR SWASTAPremi perusahaan reasuransi membiayai dan melakukan penilaian risiko dengan menggunakan informasi terbaik yang tersedia terkait bahaya dan risiko. Peta bahaya gempa dan tsunami nasional yang didukung melalui proyek ini telah diluncurkan dan diadopsi oleh perusahaan reasuransi dan asuransi global. Kemampuan Indonesia untuk merevisi peta bahaya karena ketersediaan informasi baru akan mendukung pertumbuhan sektor Asuransi Indonesia. Salah satu lulusan GREAT telah mandapatkan pekerjaaan bidang ini dan akan terus berkembang seiring pertumbuhan industry.

INOVASIProgram kami difokuskan untuk memberikan solusi inovatif bagi para manajer bencana. Sebagai contoh:

• InaSAFE membantu manajer bencana mengakses informasi yang sebelumnya hanya tersedia bagi para ilmuwan. InaSAFE memenangkan penghargaan inovasi Departemen Perdagangan dan Urusan Luar Negeri Indonesia untuk untuk Platform Online Paling Inovatif di tahun 2017 dan Penghargaan 2013 Black Duck Open Source Rookie of the Year pada tahun 2013 dari bidang kandidat global.

• Inisiatif Crowd-Sourcing telah membantu memetakan sejumlah bangunan dan jalan yang belum pernah ada sebelumnya dan secara langsung menginformasikan manajemen dan tanggap darurat banjir di Jakarta.

• Panduan dikembangkan di Indonesia untuk penggunaan data elevasi digital dalam pemodelan genangan tsunami dan sekarang diadopsi secara internasional. Panduan ini menginformasikan cara penggunaan drone dan teknologi pemetaan elevasi lainnya.

• Solusi komputasi berkinerja tinggi digunakan di berbagai kegiatan bencana yang memfasilitasi, untuk pertama kalinya, pemodelan berskala besar di Indonesia. Infrastruktur ini telah diberikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan dan BMKG. Mitra telah dilatih dalam penggunaannya dan didukung dengan anggaran untuk pemeliharaan berkelanjutan dan potensial penggantian yang diperlukan nantinya.

Page 11: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

PENGAMANAN INFRASTRUKTURPeta bahaya gempa nasional akan menjadi dasar revisi kode bangunan Indonesia, yang mengarah pada tingkat kemanan yang lebih baik dari sisi desain bangunan maupun terhadap masyarakat. Demikian pula produk-produk bahaya vulkanik dan tsunami digunakan untuk menginformasikan keputusan dalam penentuan lokasi dan desain infrastruktur termasuk diantaranya bandara, fasilitas pembangkit tenaga listrik dan pelabuhan.

MENDUKUNG MASYARAKAT RENTAN DAN TAK TERWAKILIBencana berdampak proporsional terhadap anggota masyarakat termiskin dan paling rentan. Kami memberikan pelatihan untuk masyarakat yang kurang terwakili dan rentan. Kami mendorong keterlibatan perempuan ke dalam semua aspek program dan menjalankan kegiatan pemetaan partisipatif fokus hanya pada peserta perempuan pada bulan Februari dan November 2017. Demikian juga, kami memprakarsai pemetaan partisipatif dengan Asosiasi Pemuda Penyandang Disabilitas pada bulan April 2017. Selanjutnya, kami meningkatkan fungsi InaSAFE untuk menghasilkan laporan dampak yang dipilah menurut jenis kelamin, penyandang disabilitas dan usia yang memastikan bahwa manajer bencana dapat mempertimbangkan dampaknya terhadap populasi yang rentan saat melakukan kegiatan perencanaan dan tanggap darurat bencana.

KEBERLANJUTANFase awal kolaborasi kami terfokus pada studi percontohan dan uji coba gagasan baru dan inovasi. Program ini secara bertahap berkembang melalui konsep pembuktian (proof of concept) menjadi fokus pada program pasca keberlanjutan. Kami sangat antusias untuk melihat penggabungan data spasial, pemodelan bahaya lanjutan dan penggunaan InaSAFE, semuanya diharapkan terus menginformasikan manajemen bencana di Indonesia secara berkelanjutan di masa yang akan datang.

Page 12: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

KEMITRAAN YANG BERTUMBUH/BERKEMBANGKemitraan Indonesia-Australia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk manajemen bencana adalah hubungan yang berkembang. Pengetahuan dan pengalaman yang ada diterjemahkan ke dua arah dengan Australia yang juga mendapatkan manfaat secara signifikan. Sebagai contoh:

• Kami telah mengamati peningkatan penggunaan perangkat lunak open source di dalam Geoscience Australia sebagai akibat langsung dari pengalaman yang diperoleh di Indonesia. Ini berpotensi menghemat  biaya lisensi dan dalam beberapa kasus menghasilkan hasil yang lebih baik. Contohnya, kita telah secara bersamaan mulai menggunakan perangkat lunak pemodelan bahaya gempa di Indonesia dan Australia untuk memanfaatkan sumber daya dan kesempatan belajar yang ada untuk melayani kedua negara.

• Sumber-sumber tsunamigenik yang berpotensi mempengaruhi Australia Utara dan Barat juga berpotensi terjadi di Jawa bagian Selatan dan Sumatera bagian Barat. Upaya kolaborasi untuk memahami sumber-sumber ini telah membawa pada komunitas Australia dan Indonesia yang lebih aman.

• Australia sedang dalam proses migrasi perangkat lunak untuk pengelolaan, akuisisi dan pengolahan data gempa. Kami akan bermigrasi ke perangkat lunak yang sama yang sudah digunakan di BMKG dan mendapatkan manfaat dengan kesempatan untuk berinteraksi dengan sistem Indonesia sebelum migrasi yang akan kita lakukan.

• Gunung berapi Indonesia secara langsung mempengaruhi industri penerbangan dengan banyaknya penerbangan Australia yang melintasi wilayah Indonesia. Hal ini juga berdampak pada turis Australia, dan dalam beberapa kasus dapat langsung menimbulkan abu di wilayah Australia. Kolaborasi kami telah meningkatkan dialog antara badan-badan Indonesia dan Australia yang mengelola bahaya terkait abu vulkanik dan untuk memperbaiki arus informasi kedua arah serta membantu pendekatan manajemen regional yang lebih kuat.

Page 13: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

January

2011

Graduate Research School for Earthquake and Active Tectonics (GREAT) begins educating the next generation of Indonesian hazard experts ensuring that Indonesia has its own experts to inform disaster management.

February

2012

The first release of the decision support tool (InaSAFE v0.1) enables Indonesian disaster managers to integrate science and technology to ensure future disaster management can be evidence based.

KEY OUTCOMES

2008 Collaboration begins—improving disaster management.

March

2012

Local flood management is revolutionised with the production of the first digital version of sub-village government boundaries for Jakarta.

May

2012

Mitigation strategies and protecting lives across Indonesia will be enhanced with the integration of the first release of the Indonesian National Tsunami Hazard Map in BNPB’s Tsunami Management Plan.

May

2017

Over 12 million buildings mapped. Indonesian branch of Humanitarian OpenStreetMap (OSM) Team gained formal recognition which will allow them to partner with Government of Indonesia to continue to support an active spatial data community.

March

2017

Safer coastline communities across all of Indonesia with the completion of the extended tsunami warning system.

September

2017

The national building code which plays an important role in safeguarding infrastructure will be informed by the release of the new National Earthquake Hazard Map.

December

2017

Indonesian Government applies end-to-end evidence-based disaster management to manage a potential eruption of Agung Volcano in Bali, capturing new exposure information, engaging with hazard experts for hazard data and using InaSAFE to estimate potential impacts that inform planning.

June

2018 Program completes

KEY OUTCOMES

Page 14: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

CROSS-CUTTING ACHIEVEMENTS

ENGAGING THE PRIVATE SECTORLarge components of this program have been delivered through government-to-government partnership. The breadth of achievements however could not have been covered without significant contribution from the private sector particularly in the areas of logistics and software development. Contributions from the university and non-government sectors have also proved critical to program delivery.

SUPPORTING PRIVATE SECTOR GROWTHReinsurance companies base premiums and undertake risk assessments using best available hazard and risk information. The national earthquake and tsunami hazard maps supported through this project have been released and are being adopted by global reinsurance and insurance companies. The ability within Indonesia to revise hazard maps as new information becomes available will underpin the growth of the Indonesian Insurance sector. One GREAT graduate has already attained employment in this area and more are likely in the future as the industry grows.

INNOVATIONOur program has focused on delivering innovative solutions for disaster managers. For example:

• InaSAFE helps disaster managers access information previously only widely available to scientists. InaSAFE won the Department of Foreign Affairs and Trade’s Indonesia innovation award for the Most Innovative Online Platform in 2017 and the 2013 Black Duck Open Source Rookie of the Year Award in 2013 from a global field of candidates.

• Crowd-Sourcing initiatives have helped to map an unprecedented number of buildings and roads and directly informed flood management and response in Jakarta.

• Guidelines were developed in Indonesia for the use of digital elevation data in tsunami inundation modelling and are now being adopted internationally. These guidelines inform the use of drone and other technology elevation mapping.

• High performance computing solutions were deployed across a range of hazard activities facilitating, for the first time, large scale modelling in Indonesia. This infrastructure has been gifted to The Ministry of Public Works and Housing and BMKG. Partners have been trained in their use and supported to budget for  ongoing maintenance and potential replacement.

Page 15: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

SAFEGUARDING INFRASTRUCTUREThe national earthquake hazard map will form the basis for the revision of Indonesian building codes, leading to a generation of safer building design and safer communities. Similarly the volcanic and tsunami hazard products are being used to inform decisions around critical infrastructure siting and design including airports, power generation facilities and ports.

SUPPORTING THE VULNERABLE AND UNDERREPRESENTEDDisasters disproportionally impact the poorest and most vulnerable members of society. We delivered training for underrepresented and vulnerable communities. We encouraged the inclusion of women in all aspects of the program and ran women only participatory mapping activities in February and November 2017. Similarly, we ran a participatory mapping initiative with the Young Persons with Disabilities Association in April 2017. Furthermore, we enhanced InaSAFE functionality to generate impact reports disaggregated by gender, disability and age ensuring that disaster managers can consider the impact on the vulnerable when undertaking planning and response activities.

SUSTAINABILITYThe early phase of our collaboration focussed on pilot studies and testing new ideas and innovations. The program has gradually progressed through proof of concept to a strong focus on sustainability post program. We are excited to see that the incorporation of spatial data, advanced hazard modelling and use of InaSAFE are all expected to continue to inform Indonesian disaster management sustainably into the future.

Page 16: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

MATURE PARTNERSHIPThe Indonesia-Australia partnership on science and technology for disaster management is a mature relationship. Knowledge and experience is translated in both directions with Australia benefiting significantly also. For example:

• We have observed an increased use of open source software within Geoscience Australia as a direct result of experience gained working in Indonesia. This has the potential to save on license fees and in some  cases lead to improved outcomes. For example, we have simultaneously started using new earthquake hazard modelling software in both Indonesia and Australia leveraging limited resources and learning opportunities to serve both countries.

• The tsunamagenic sources that can potentially impact Northern and Western Australia are the same as those impacting Southern Java and Western Sumatra. Collaborative efforts to understand these sources has led to safer Australian and Indonesian communities.

• Australia is in the process of migrating software for its management, acquisition and processing of earthquake data. We will migrate to the same software already being used in BMKG and have benefited from the opportunity to interact with Indonesian systems ahead of our own migration.

• Indonesian volcanos directly impact the airline industry with many Australia bound flights crossing Indonesian territories. They also impact Australian tourists, and in some cases can directly drop ash on Australian territories. Our collaboration has enhanced dialogue between the Indonesian and Australian agencies that manage ash-related hazards improving the flow of information in both directions and assisting a more robust regional management approach.

Page 17: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

BENCANA GEMPA BUMI

Indonesia telah mengalami lebih dari 2000 gempa bumi dengan kekuatan besar dari lima SR sejak tahun 1960 menjadikannya salah satu negara yang paling aktif secara seismik di dunia. Kemitraan kami telah meningkatkan kapasitas Indonesia untuk mengembangkan bukti ilmiah tentang bahaya gempa untuk menginformasikan manajemen bencana dan membantu kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan dari gempa bumi.

PENCAPAIAN-PENCAPAIAN KUNCI:

Membantu Indonesia untuk membuat Peta Gempa Bumi Nasional yang diluncurkan pada tanggal 4 September 2017. Peta ini dikembangkan dengan masukan dari lebih dari sepuluh lembaga dan universitas di Indonesia yang bekerja di bawah struktur tata kelola yang difasilitasi melalui program ini. Hasilnya mengindikasikan lebih tingginya bahaya gempa dari pemahaman yang ada sebelumnya di beberapa wilayah di Indonesia termasuk di bagian utara Jawa yang berpenduduk padat.

Memasang dan mengelola sistem real-time di BMKG yang menghasilkan perkiraan getaran tanah dalam hitungan menit pada semua gempa bumi Indonesia yang signifikan.

Kemajuan pengetahuan dan kemampuan di dalam lima bidang ilmu gempa, termasuk pemantauan dan pengolahan catatan gempa; penyimpanan dan pengolahan goncangan tanah akibat gempa; penafsiran geologis dari gempa-gempa yang lampau; pemanfaatan ilmu geodesi (atau pengukuran posisi yang lebih akurat) untuk mengukur dan menginterpretasikan akumulasi regangan; dan analisa bahaya seismik probabilistik.

Peta bencana yang baru untuk skala provinsi dari Badan Geologi untuk seluruh provinsi di Indonesia.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Manajemen Bencana Sepuluh Tahun Kolaborasi Indonesia – Australia16

Page 18: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Science and Technology for Disaster Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 17

EARTHQUAKE HAZARD

Indonesia has experienced over 2000 earthquakes with magnitude greater than five since 1960 making it one of the most seismically-active countries in the world. Our partnership has enhanced Indonesia’s capacity to develop scientific evidence on earthquake hazard to inform disaster management and prepare for, respond to and recover from earthquakes.

KEY ACHIEVEMENTS:

Assisted Indonesia to create a National Earthquake Hazard Map launched on 4 September 2017. The map was developed with input from more than ten Indonesian agencies and universities working under a governance structure facilitated through this program. It indicates a higher than previous understood earthquake hazard in some areas of Indonesia including the highly populated northern Java.

Installed and managed a real-time system at BMKG which produces estimates of ground shaking within minutes of all significant Indonesian earthquakes.

Advances in knowledge and capability within all five fields of earthquake science including monitoring and processing of earthquake records; storage and processing of earthquake ground motion; geological interpretation of prehistoric earthquakes; use of geodesy (or accurate positioning) to measure and interpret the accumulation of strain; and probabilistic seismic hazard analysis.

New provincial-scale hazard maps from Badan Geologi for all Indonesian provinces.

Science and Technology for Disaster Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 17

Page 19: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

BENCANA TSUNAMI

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang rawan akan potensi tsunami. Program kami telah meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan bukti ilmiah tentang bahaya tsunami untuk menginformasikan manajemen bencana dan membantu kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan dari tsunami.

PENCAPAIAN-PENCAPAIAN KUNCI:

Membuat Peta Bencana Tsunami Nasional pertama berdasarkan metode probabilistik mutakhir. Peta ini telah digunakan untuk memprioritaskan investasi mitigasi tsunami di seluruh Indonesia.

Mengembangkan kemampuan dalam kelompok inti di dalam Badan Geologi Indonesia untuk menghasilkan peta genangan tsunami skala lokal. 17 peta bahaya skala lokal atau tingkat kabupaten telah dihitung.

Memperkuat sistem peringatan tsunami di kawasan timur Indonesia dengan menambahkan sumber-sumber tsunamigenic di timur, memperluas database skenario di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dari 4.580 sampai 17.317 skenario. Proyek ini juga telah menyederhanakan alur kerja dan proses pengambilan keputusan yang menciptakan sistem peringatan yang lebih baik di seluruh Indonesia.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Manajemen Bencana Sepuluh Tahun Kolaborasi Indonesia – Australia18

Page 20: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Science and Technology for Disaster Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 19

TSUNAMI HAZARD

Indonesia is one of the most tsunami-prone countries in the world. Our program has enhanced Indonesia’s capacity to develop scientific evidence for tsunami hazard to inform disaster management and help people prepare for, respond to and recover from tsunami.

KEY ACHIEVEMENTS:

Produced the first National Tsunami Hazard Map based on state-of-the-art probabilistic methods. This map has been used to prioritise tsunami mitigation investment across Indonesia.

Developed capability within a core group within the Indonesian Geological Agency to produce local scale tsunami inundation maps. 17 local scale or district scale hazard maps have been calculated.

Strengthened the Indonesian tsunami warning system in eastern Indonesia by adding tsunamigenic sources in the east, extending the scenario database at Indonesian Agency for Meteorology, Climatology and Geophysics (BMKG) from 4580 to 17 317 scenarios. This project has also streamlined workflow and decision-making processes creating a more robust warning system across all of Indonesia.

Page 21: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

BAHAYA GUNUNG BERAPI

Bagaimanapun, ada banyak gunung berapi di kepulauan Indonesia yang berpotensi meletus atau berada di tingkat siaga tinggi karena letusan yang tertunda. Di sekitar gunung berapi, orang-orang mengungsi, terkadang sampai bertahun-tahun atau puluhan tahun yang kemudian menimbulkan permasalahan bagi masyarakat. Selanjutnya, dampak letusan meluas melampaui daerah sekitar gunung berapi yang menciptakan tantangan tambahan bagi para manajer tanggap bencana. Abu vulkanik berdampak pada industri penerbangan, dan ketika jatuh ke tanah, hal itu mengganggu kehidupan dan mata pencaharian orang-orang yang berada disekitar maupun yang jauh dari gunung berapi. Program kami fokus untuk meningkatkan pemahaman terkait hujan abu ini.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Manajemen Bencana Sepuluh Tahun Kolaborasi Indonesia – Australia20

PENCAPAIAN-PENCAPAIAN KUNCI:

Kemampuan untuk memperkirakan abu vulkanik oleh Badan Geologi yang menggunakan deskripsi model letusan dan angin untuk memperkirakan potensi hujan abu di wilayah yang luas di sekitar gunung berapi yang meletus. Sistem ini telah digunakan pada saat setelah letusan terjadi dan / atau selama penaksiran peringatan pada sejumlah gunung berapi termasuk Agung, Merapi dan Sinabung.

Peta perkiraan hujan abu untuk 7 gunung berapi di Indonesia.

Sistem InaSAFE Volcanic Ash Realtime yang menggabungkan bahaya dan paparan untuk melaporkan dampak potensial pada orang dan berikut sektor pertanian, atau hal-hal yang menjadi dampak dari letusan. Beberapa saat lalu, sistem ini dimanfaatkan saat penanganan Gunung Agung.

Page 22: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Science and Technology for Disaster Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 21

VOLCANO HAZARD

At any point in time there can be multiple volcanos across the Indonesian archipelago that are either erupting or on a high level of alert for a pending eruption. In the immediate vicinity of the volcano, people are displaced, sometimes for years or decades creating challenges for society. Furthermore, eruption impacts extend beyond the immediate vicinity of the volcano creating additional challenges for disaster managers. Volcanic ash impacts the airline industry, and when it falls to the ground it disrupts the lives and livelihoods of people far from the volcanos. Our program has focused on increasing the understanding of ash fall.

Science and Technology for Disaster Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 21

KEY ACHIEVEMENTS:

A volcanic ash forecasting capability within Badan Geologi that uses a description of the eruption and wind models to forecast potential ash fall across a broad region surrounding an erupting volcano. This system has been used following eruptions and/or during a warning assessment of a number of volcanos including Agung, Merapi and Sinabung.

Probabilistic ash fall maps for 7 Indonesian volcanos.

An InaSAFE Volcanic Ash Realtime system that combines hazard and exposure to report potential impacts on people and the agriculture sector immediately following, or in the lead up to, an eruption. This system was recently utilised during management of Mt Agung.

Page 23: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

BERINVESTASI PADA PENDIDIKAN TERSIER TERKAIT TEKTONIK AKTIF

Bahaya seperti gempa bumi, tsunami dan gunung berapi akan terus berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perlu untuk terus melakukan praktik-praktik terbaik yang ada dalam penanganan bencana. Memastikan penanganan bencana di masa depan terinformasikan berdasarkan basis bukti memerlukan sektor pendidikan tersier yang kuat sehingga dapat mengembangkan pemikiran ahli teknis generasi baru. Kami telah berinvestasi di sektor tersier Indonesia menciptakan program baru untuk mendidik ahli bahaya yang berkualitas dan memperkuat hubungan antara universitas-universitas di Indonesia dan Australia.

PENCAPAIAN-PENCAPAIAN KUNCI:

Bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menciptakan pusat pembelajaran multidisipliner tentang gempa bumi dan tektonik aktif. Sekolah Penelitian Pascasarjana untuk Gempa dan Tektonik Aktif (GREAT) telah meluluskan empat orang Ph.D. dan 30 mahasiswa S2, banyak di antaranya telah kembali ke ke institusi teknisnya di Indonesia dimana mereka akan terus bekerja dalam membantu pengembangan program-program pemerintah.

Memperkuat hubungan antara ITB dan Australian National University (ANU), dengan supervisi bersama para mahasiswa pascasarjana dan menandatangani program gelar Master bersama.

Mendukung lima orang mahasiswa pasca sarjana dan dua mahasiswa Ph.D untuk kuliah di ANU. Empat dari lima mahasiswa tersebut telah kembali ke Indonesia dan sekarang bekerja di kantor pemerintahan di Indonesia. Ditambah lagi, adanya sebuah usulan baru, New Colombo Plan dimana akan ada dua rombongan tur mahasiswa ANU ke Indonesia untuk belajar tentang program-program yang ada di ITB.

Proyek penelitian pascasarjana yang ditargetkan memberi hasil langsung ke dalam program pemetaan gempa nasional.

Pembelian kumpulan alat-alat untuk kegempaan dan geodesi yang akan diletakkan di Indonesia untuk mendukung penelitian dimasa akan datang yang berkaitan dengan gempa bumi dan bahaya tsunami.

Page 24: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

Management  Ten Years of Indonesia – Australia Collaboration 23

INVESTING IN TERTIARY EDUCATION FOR ACTIVE TECTONICS

Hazards such as earthquake, tsunami and volcano will continue to impact the lives of Indonesians. It will therefore be necessary to continue best-practice disaster management. Ensuring future disaster management is informed by evidence requires a strong tertiary education sector to develop the minds of a new generation of technical experts. We have invested in the Indonesian tertiary sector creating new programs to educate qualified hazard experts and strengthen links between Indonesian and Australian universities.

KEY ACHIEVEMENTS:

Worked with the Institute of Technology Bandung (ITB) to create a multidisciplinary centre for learning about earthquakes and active tectonics. The Graduate Research School for Earthquake and Active Tectonics (GREAT) has already graduated four Ph.D. and 30 Masters students, many of whom have returned to Indonesian technical agencies where they will continue to inform government programs for decades.

Strengthened relationships between ITB and Australian National University (ANU), with co-supervision of graduate students and signing of a joint Master’s degree program.

Supported five masters and two PhD students to study at ANU. Four of these students have returned to Indonesia and are now working in the Indonesian Government. Furthermore, there is a successful New Colombo Plan proposal that will see two tours of ANU students to Indonesia to learn from ITBs programs.

Targeted graduate research projects that feed results directly into the national earthquake mapping program.

Purchased a pool of earthquake and geodesy instruments that will remain in Indonesia to support future research on earthquake and tsunami hazard.

Science and Technology for Disaster

Page 25: ILMU PENGETAHUAN SCIENCE AND TECHNOLOGY DAN … · untuk manajemen bencana: sepuluh tahun kolaborasi Indonesia-Australia = Science and technology for disaster ... atas kontribusinya

www.ga.gov.au