Top Banner
PRAKTIKUM ILMU TANAH I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus). Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi 1
82

Il Muuta Nah

Dec 12, 2015

Download

Documents

laporan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Il Muuta Nah

PRAKTIKUM ILMU TANAH

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan

yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam,

sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).

Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme,

membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah

dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah

sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai

horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses

fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi

sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak

tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara

kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi

(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial

seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi

berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif

dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,

proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu

menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan

produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri

perkebunan, maupun kehutanan.

Tanah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda,

misalnya yang berwarna merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur

pasir, debu, liat dan sebagainya. Dan untuk membedakan sifat tanah

tersebut dilakukan klasifikasi tanah, yaitu usaha untuk membeda-

bedakan tanah berdasar atas sifat-sifat yang dimilikinya. Hal ini sangat

penting karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan

perlakuan (pengelolaan) yang berbeda pula. Untuk mengetahui secara

1

Page 2: Il Muuta Nah

jelas karakteristik tanah baik secara umum maupun khusus maka

disusunlah makalah ini. Dan untuk karakteristik tanah secara khusus

saya mengambil klasifikasi tanah dari jenis tanah Alfisol untuk

dianalisa.

B. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui cara deskripsi bentang lahan

2. Mengetahui macam – macam profil tanah

3. Mengetahui sifat fisika dan sifat kimia tanah

4. Mampu menganalisi lengas dan pH tanah

C. Waktu dan Tempat Praktikum

1. Waktu : 26 – 27 Oktober 2013

2. Tempat : 1. Fakultas Pertanian UNS

2. Jatikuwung

3. Jumantono

Laboratoriumnya??

2

Page 3: Il Muuta Nah

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Bentang Lahan

Bentuk lahan (landform) merupakan istilah yang digunakan

untuk menyatakan masing-masing dari setiap satu kenampakan dari

kenampakan secaramenyeluruh dan sinambung (multitudineous features)

yang secara bersama-sama membentuk permukaan bumi. Hal ini mencakup

semua kenampakan yang luas,seperti dataran, plato, gunung dan

kenampakan-kenampakan kecil seperti bukit,lembah, ngarai, arroyo,

lereng, dan kipas aluvial menambahkan bahwa bentuk lahan

merupakankonfigurasi permukaan lahan (land surface) yang mempunyai

bentuk-bentuk khusus. Suatu bentuk lahan akan dicirikan oleh struktur

atau batuannya, proses pembentukannya, dan mempunyai kesan

topografi spesifik (luthfi, 2006)

B. Profil Tanah

Profil tanah merupakan penampang vertikal tanah yang terdiri atas

horizon – horizon atau lapisan – lapisan tanah, yang dibedakan atas

silum (horizon A dan B), bahan induk (horizon C), dan batuan

(horizon R). pada tanah yang ditumbuhi vegetasi lebat, di atas horizon

A seringkali ditemukan horizon O. solum tanah adalah bagian profil

tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah (luthfi, 2006).

Horizon O, A, B, C, dan R di sebut sebagai horzon utama. Horizon

utama ini biasanya dibagi lagi menjadi beberapa bagian atau subdivisi.

Penambahan subdivisi biasanya ditunjukkan dengan penambahan

angka pada horizon utama (bimbie, 2012).

Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah

dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan

ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa

tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar

peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari  12,5 cm).

disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata,

berombak, tidak teratur atau terputus (Kukuh, 2009).

3

Page 4: Il Muuta Nah

C. Sifat Fisika Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu,

dan liat. tekstur tanah biasa juga disebut besar buti tanah, termasuk

salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini

disebabkan karena tekstur tanah behubungan erat dengan pergerakan

air, udara, berat volume tanah, kemudahan tanah memadat (agus et al,

2006).

Struktur tanah meupakan karakteristik secara fisik dari tanah.

Struktur tanah ini dibentuk oleh komposisi antara agregat atau butir

tanah dengan ruang antar agregat. Struktur tanah ini juga di imbangi

oleh tiga faktor yaitu, fase padat, fase cair dan fase gas (bimbungan,

2010).

Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat

orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat,

merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat

memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras

sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching).

Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran

bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun

proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan

oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah

kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi

teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh

kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif

menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap,

sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna

yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi

(United States Department of Agriculture, 2008).

D. Sifat Kimia Tanah

Derajat kemasaman tanah merupakan Reaksi tanah yang

menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan

4

Page 5: Il Muuta Nah

dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion

hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam

tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan

ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding

terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion

H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan

OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH-

, maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (feisal, 2013).

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu

faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya

pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan

kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan

bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah. OrganikBahan organik

tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik

dalam ekosistem tanah (feisal, 2013)

kesuburan kimia berperan dalam menentukan dan menjelaskan

reaksi-reaksi kimia yang menyangkut dalam masalah-masalah

ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mencapai

rnaksud tersebut, maka pembahasan mengenai sifat kimia tanah ini

kita batasi pada. hal-hal yang berkaitan erat dengan masalah-masalah

antara lain : Reaksi tanah (pH), koloid tanah, pertukaran kation, dan

kejenuhan basa (feisal, 2013)

E. Analisis Lengas Tanah

Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh

ruangpori tanah dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas

tanah juga dapat diartikan sebagai air yang terdapaat dalam tanah yang

terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis, dan

kapiler (Notohadiprawiro,2000).

Pada pemberian air yang berlebihan sehingga gaya berat air lebih

besar dari gaya ikat zarah tanah terhadap lengas, maka kelebihan lenga

tersebut akan teratus bebas melalui pori makro. Lenga teratus ini

5

Page 6: Il Muuta Nah

disebut Lengas gravitasi. Apabila tidak ada kelebihan lengas yang

teratus lagi maka tanah dikatakan dalam keadaan Kapasitas lapangan

(field capacity). Apabila kandungan lengas tanah terus berkurang,

sehingga tidak mampu mengimbangi kehilangan air akibat

evapotranspirasi maka tanah dikatakan dalam keadaan titik layu tetap

(permanent wilting point) (Agus, 2008).

Keberadaan air dalam tanah mempunyai tingkat tegangan yang

berbeda-beda. Ukuran tegangan lengas tanah yang paling umum

digunakan adalah cm, bar, pF. Tegangan lengas tanah digunakan

menjadi ukuran kemampuan tanah menyimpan air melawan kakas

gravitasi yang menarik air ke luar tubuh tanah. Tegangan lengas tanah

juga menentukan berapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Air

perkolasi membantu siklus unsure hara dan pemindahan liat, oksida

besi dan alumunium, garam-garam, dll (Notohadiprawiro, 2000).

F. Analisis pH Tanah

pH tanah merupakan faktor teknis yang jarang diperhatikan

terutama oleh petani-petani yang masih mengembangkan pola

budidaya secara tradisional. pH tanah bukan merupakan tingkat

kesuburan jika dilihat dari kandungan unsur-unsur kimia dalam tanah.

pH tanah lebih mendefinisikan pada kondisi keterikatan antar unsur

atau senyawa yang terdapat di dalam tanah. ph tanah yang ideal akan

mempengaruhi tingkat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman

(tanijogonegoro, 2013).

pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena

larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N),

Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan

dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan

terhadap penyakit (tanijogonegoro, 2013).

6

Page 7: Il Muuta Nah

III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

A. Pencandraan Bentang Lahan

1. Alat dan bahan

a. Klinometer

b. Global Positioning System (GPS)

c. Kompas

d. Meteran

e. Altimeter

f. Lahan Pengamatan Kampus Fakultas Pertanian UNS

Kentingan, Jebres, Surakarta.

g. Lahan pengamatan di Desa Jumantono, Karanganyar.

h. Lahan Pengamatan di Desa Jatikuwung, Karanganyar.

2. Cara kerja

a. Mengamati bentuk wilayah.

b. Mengamati cuaca yang terjadi saat pengamatan.

c. Mengukur posisi lintang dan bujur lokasi pengamatan dengan

GPS.

d. Mengukur kemiringan lahan dengan klinometer.

e. Menentukan arah hadap lokasi pengamatan dengan

mengunakan kompas.

f. Mengamati vegetasi disekitar lokasi pengamatan.

g. Mengamati ada tidaknya genangan, potensi banjir dan erosi.

h. Mengamati relief dan penggunaan lahan.

i. Mengukur ketinggian tempat.

B. Penyidikan Profil Tanah

1. Alat dan bahan

a. Rafia berwarna

b. Kertas label ukuran 5x5 cm

c. Pacul

d. Paku pines

e. Meteran dari kertas

7

Page 8: Il Muuta Nah

f. Pisau belati

g. Profil tanah yang baru dan terlindung dari sinar matahari secara

langsung.

2. Cara kerja

a. Membuat irisan tegak atau lereng pada tanah.

b. Mengukur jeluk dengan meteran kertas.

c. Menentukan ada tidaknya gleisasi.

d. Menetukan batas lapisan dengan cara menusuk-nusuk tanah

dengan pisau belati atau dengan memukul-mukul tanah dengan

gagang pisau belati.

e. Mengamati perbedaan warna pada irisan tersebut.

f. Mengamati jumlah dan pengukuran tanaman.

g. Mengamati perbedaan yang ada pada tiap lapisan.

C. Sifat Fisika Tanah

1. Alat dan bahan

a. Lup

b. Penetrometer

c. Air

d. Buku MSCC

e. Tanah pada profil

f. Aquadest

2. Cara kerja

a. Pengamatan Tekstur tanah

1) Mengambil sampel tanah tiap lapisan sekitar 25 gram.

2) Basahi tanah dengan aquades hingga berbentuk pasta tetapi

tidak sampai menjadi bubur.

3) Meremas-remas tanah dan dibentuk bola.

4) Membentuk pita dengan cara ditekan-tekan atau dipilin

antara ibu jari dan jari telunjuk.

5) Menentukan tekstur tanahnya.

b. Pengamatan Struktur tanah

8

Page 9: Il Muuta Nah

1) Mengambil sampel tanah masing-masing lapisan atau

Horizon.

2) Mengamati tanah dengan lup.

3) Mengamati tipe, ukuran dan derajat struktur tanah dengan

cara dipijit-pijit.

4) Menentukan tipe struktur, ukuran dan derajat tanah.

c. Konsistensi tanah

1) Mengambil sampel tanah dari masing-masing lapisan atau

Horizon.

2) Menentukan konsistensi dengan cara memeras, memijit dan

atau memirit tanah dalam keadaan yang sebenarnya di

lapang.

d. Warna tanah

1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan tanah.

2) Menentukan warna tanah dengan mencocokan sampel pada

MSCC  (Munsel Soil Colour Chart).

e. Uji Penetrometer

1) Membersihkan bidang tanah yang akan diukur dari seresah

atau batu.

2) Cincin geser pembaca ditarik ke belakang pada kedudukan

skala nol (0).

3) Penetrometer ditusukkan ke dalam tanah hingga ujung

penetrometer masuk sedalam tanda batas.

4) Penetrometer dicabut tanpa menyentuh cincin geser

pembaca yang terdorong ke depan.

5) Mengamati skala yang ditunjukan pada penetrometer.

D. Sifat Kimia Tanah

1. Alat dan bahan

a. Karton marga

b. Tissue gulung

c. Kertas label ukuran 5x5 cm

9

Page 10: Il Muuta Nah

d. Flakon

e. Spidol waterproof

f. Pipet

g. Tanah pada profil

h. HCl 1,2 N

i. KCNS 10%

j. H2O2  3% dan 10%

k. K4Fe(CN)6 0,5%

l. KCl 1 N

m. H2O

n. HCL 10%

2. Cara kerja

a. pH Tanah

1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan atau Horizon

dan dibagi menjadi dua bagian dan dimasukkan dalam

flakon.

2) Bagian pertama ditambah H2O dan bagian kedua ditambah

KCl dan dikocok.

3) Mengamati pH masing-masing sampel secara elektrometrik

yaitu mengukur dengan pH meter dan secara volumetrik

yaitu mengukur dengan pH stick.

b. Kandungan Bahan Organik

1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan.

2) Menambahkan beberapa tetes H2O2 10 % dengan takaran

yang sama pada masing-masing sampel.

3) Mengamati reaksi timbulnya buih yang terjadi.

c. Aerasi dan Drainase

1) Mengambil dua bongkah tanah pada masing-masing lapisan.

2) Meletakkannya dalam tissu gulung yang berbeda.

3) Menetesi keduanya dengan HCl 1,2 N.

10

Page 11: Il Muuta Nah

4) Menutup tissu gulung dan menekan sampai cairan terperas

keluar.

5) Menetesi sampel  tanah yang satu dengan KCNS 10 % dan

sampel tanah yang lain dengan K4Fe(CN)6 0,5%.

6) Menekan masing-masing bongkah tanah sekali lagi

menggunakan jari yang masih bersih dan amati warna yang

timbul. O2

d. Konsentrasi

1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan.

2) Menambahkan beberapa tetes H2O2 3 %.

3) Mengamati timbulnya buih yang terjadi

e. Kandungan CaCO3 (kapur)

1) Mengambil sampel dari masing-masing lapisan.

2) Menambahkan beberapa tetes HCl 10 %.

3) Mengamati timbulnya buih yang terjadi.

E. Analisis Lengas Tanah

1. Alat dan bahan

a. Botol timbang

b. Oven

c. Eksikator

d. Penimbang

e. Botol semprong

f. Kain kasa

g. Statif

h. Gelas piala

i. Cawan tembaga

j. Spatel

k. Kertas saring

l. Petridish

m. Kaca arloji

n. Papan kayu

11

Page 12: Il Muuta Nah

o. Cawan

p. Aquades

q. Tanah (ctka 0,5 mm, 2 mm, bongkahan)

2. Cara kerja

a. Lengas Tanah Kering Angin

1) Botol penimbang dan tutupnya ke dalam oven selama 30

menit kemudian mendinginkannya ke dalam eksikator dan

menimbang botol penimbang dengan  sebagai tutupnya

(sebagai a).

2) Memasukkan ctka kurang lebih 2/3 tinngi botol penimbang

lalu menimbangnya (sebagai b). Dan masing- masing ctka

dilakukan 2 kali ulangan.

3) Memasukkan ke dalam oven dengan keadaan terbuka

bersuhu 105°C selam 4 jam.

4) Mendinginkan botol penimbang dan isinya kc, eksikator

dalam keadaan tertutup, kemudian menimbangnya setelah

dingin 

(sebagai c).

5) Melakukan perhitungan kadar lengas.

Kadar Lengas Tanah = (b−c )(c−a)x 100%

Nilai c – a adalah berat contoh tanah kering mutlak (ctkm)

b. Kapasitas Lengas Lapang

1) Membungkus atau menyumbat salah satu ujung

botol dengan kain kassa.

2) Memasukkan ctka kedalam botol semprong dengan bagian

yang tertutup kain kassa sebagai dasarnya.

3) Memasang botol semprong pada statif dan diatur

seperlunya.

4) Meredam selama 48 jam.

12

Page 13: Il Muuta Nah

5) Mengangkat semprong dan membiarkan air menetes

sampai tetes terakhir.

6) Mengambil contoh tanahnya yang berada 1/3 bagian

tengah semprong kemudian di masukkan ke dalam botol

timbang (sebagai b), tetapi sebelumnya terlebih dahulu

botol timbang di timbang dengan tutupnya (sebagai a).

7) Memasukkan ke dalam oven selama 4 jam.

8) Mendinginkan botol penimbang dan isinya pada eksikator,

kemudian menimbangnya (sebagai c)

9) Menguhitung kadar lengasnya.

c. Lengas Maksimum

1) Menggerus ctka menjadi butir primer dan menyaringnya

menjadi Ø 2 mm.

2) Mengambil cawan berlubang yang dasarnya diberi kertas

saring yang sudah dibasahi.

3) Menimbang dengan gelas arloji sebagai alasnya + cawan

berlubang (sebagai a).

4) Memasukkan ctka yang telah digerus ke dalam cawan

± 1/3 lalu diketuk-ketukan, menambahkan lagi ctka

sampai 2/3 lalu diketuk-ketukan lagi, kemudian

menambahkan lagi ctka sampai penuh, mengetuknya lagi

dan meratakannya.

5) Memasukkan cawan tersebut ke dalam perendam

kemudian diisi air sampai permukaan air mencapai kurang

lebih 1/2 tinggi dinding cawan, perendaman 12 jam

(setelah direndam permukaan tanah akan cembung

minimal rata/mendatar).

6) Mengangkat cawan dan membersihkan sisi luarnya lalu

meratakan tanah setinggi cawan dengan diperes secara

hati-hati dan menimbangnya dengan diberi alas gelas

arloji (sebagai b).

13

Page 14: Il Muuta Nah

7) Memasukkan ke dalam oven bersuhu 105° C selama 4

jam, lubang pembuangan air pada oven harus terbuka.

8) Memasukkan ke dalam eksikator kemudian menimbang

dengan diberi gelas arloji (sebagai c).

9) Membuang tanah, membersihkan cawan dan kertas saring

kemudian menimbangnya dengan alas gelas arloji (sebagai

d).

10) Menghitung kadar lengasnya.

Kadar lengas maksimum tanah ¿(b−a )−(c−d)

(c−d)  x 100%

d. Batas Berubah Warna (BBW)

1) Memasukkan pasta tanah dengan cara mencampur ctka 0,5

mm dengan air pada cawan penguap.

2) Meratakan pasta tanah pada kayu membentuk elips dengan

ketinggian pada bagian tengah  ±3mm dan makin ke tepi

makin tepi.

3) Membiarkan semalam dan setelah ada beda warna ambil

tanah selebar 1cm (warna terang dan warna gelap) untuk

di analisis KLnya.

4) Memasukkan tanah tadi ke dalam botol timbang yang

telah di timbang dahulu (sebagai a) dan menimbangnya

lagi  (sebagai b).

5) Masukkan ke dalam oven selama 4 jam.

6) Masukkan ke eksikator, dan setelah dingin menimbangnya

(sebagai c).

7) Menghitung Kadar Lengasnya.

F. Analisis pH Tanah

1. Alat dan bahan

a. Flakon

b. Pengaduk Kaca

c. pH meter

14

Page 15: Il Muuta Nah

d. Timbangan.

2. Cara kerja

a. Menimbang ctka Ø 0,5 mm sebanyak 5 gram dan memasukkan

kedalam dua buah flakon.

b. Menambahkan aquadest 12,5 cc untuk analisis pH H2O, 12,5 cc

KCl untuk pH KCl, dan 12,5 cc NaF untuk pH NaF.

c. Mengaduk masing-masing flakon hingga homogeny selama 15

menit

d. Mendiamkannya selama 30 menit

e. Mengukur masing – masing pH dengan pH meter yang tersedia

pada Lab.

15

Page 16: Il Muuta Nah

Ukampus Kantor Bupati

Monumen Pancasila

Jumantono

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Lokasi Jumantono

1. Diskripsi Lokasi

a.Daerah / lokasi : Jumantono

b. Hari tanggal survey : Sabtu, 26 Oktober 2013

c.profil / pedon : Profil

d. Tinggi tempat : 126 m dpl

e.Nama surveyor : Kelompok 18

f. Cuaca : Cerah/ bersih (SU)

g. Arah Hadap : Barat Laut

h. Letak Geografis : 070 37’ 49,9” LS dan 1100 56’ 54,4”

BT

i. Jenis tanah : Alvisol

j. Denah Lokasi :

Gambar 1. Peta lokasi fp ke Jumantono

16

Page 17: Il Muuta Nah

2. Penyandraan Bentang Lahan

Tabel 4.1.1 Penyandraan Bentang LahanNo. Deskripsi Keterangan

1. Lereng 20 %

2. Arah Barat Laut

3. Fisiologi lahan Vulkanik

4. Genangan Sangat Jarang

5. Tutupan lahan Tutupan tanaman

6. Erosi Erosi permukaan

7. Tingkat erosi Ringan

8. Batuan permukaan Jumlah <0,1% dari luas permukaan; jarak antara batuan kecil >8 m dan antara batuan besar sekitar 20 m

9. Vegetasi Rumput, Ketela Pohon, Mangga, Lamtoro, Kakao, Sawit, Jambu Mete, Jati, Semak.

10. Geologi QVL

Sumber : Boardlist

17

Page 18: Il Muuta Nah

3. Penyidikan Profil Tanah

Gambar 2. Profil tanah Jumantono (pindah yahhh diatas peta

lokasi!!!!)

Table 4.1.2 Diskripsi umum Profil / Pedon TanahNo. Deskripsi Keterangan1. Metode Observasi Irisan Sekop (Slice

shovel)/SS

2. JelukHorison A1

Horison A2

Horison B

0 - 2020 - 3838 - 55

3. Horisona. Batas Horison1. Horison A1

2. Horison A2

3. Horison Bb. Topografi1. Horison A1

2. Horison A2

3. Horison B

BaurBaurBaur

BerombakBerombakBerombak

4. Perakarana. UkuranHorison A1

Horison A2

Horison Bb. JumlahHorison A1

Horison A2

Horison B

SedangSedangSedang

BanyakBanyakBanyak

Sumber : Boardlist

18

Page 19: Il Muuta Nah

4. Sifat Fisika Tanah

Tabel 4.1.3 Sifat Fisika TanahNo. Deskripsi Keterangan1. Tekstur Tanah

Horison A1

Horison A2

Horison B

Geluh lempung pasiranGeluh lempungan debuanlempungan

2.Struktur Tanaha. TipeHorison A1

Horison A2

Horison B

Gumpal membulatGumpal membulatGumpal membulat

3. b. UkuranHorison A1

Horison A2

Horison B

SedangSedangSedang

4. c. DerajatHorison A1

Horison A2

Horison BKonsistensiHorison A1

Horison A2

Horison B

SedangSedangSedang

Basah Agak LekatBasah Agak LekatBasah Agak Lekat

5. WarnaHorison A1

Horison A2

Horison B

Dark BrownDark BrownDark Brown

Sumber : Boardlist

19

Page 20: Il Muuta Nah

5. Sifat Kimia Tanah

Tabel 4.1.4 Sifat Kimia TanahNo. Deskripsi Keterangan

1. Redoks

Horison A1

Horison A2

Horison B

O2 (baik)

O2 (baik)

O2 (baik)

2.

Keasaman

a. pH H2O

Horison A1

Horison A2

Horison B

5

4

5

3. b. pH KCL

Horison A1

Horison A2

Horison B

5

5

4

4. Kadar BO

Horison A1

Horison A2

Horison B

+ + +

+ ++ +

+ +

5. Kadar Kapur

Horison A1

Horison A2

Horison B

0

0

0

20

Page 21: Il Muuta Nah

Sumber : Boardlist

6. Analisis Lengas Tanah

a.Kadar Lengas Tanah Kering Angin

Tabel 4.1.5 Pengukuran kadar lengas tanah kering angin tanahJumantono

Botol Ukuran A (gr) B (gr) C (gr) Kadar

Lengas

A 2 mm 52,95 gr 67,122 gr 64,689 gr 20,7 %

B 2 mm 52,986 gr 68,019 gr 65,428 gr 20,8 %

C 0,5 mm 53,196 gr 69,216 gr 66,629 gr 19,3 %

D 0,5 mm 57,255 gr 70,202 gr 67,499 gr 26,4 %

E Bongkahan 57,261 70,153 69,690 12,8%

F Bongkahan 56, 795 68,236 67,201 9,94 %

Sumber : Laporan Sementara

Rumus :

Kadar Lengas Tanah¿(b−c )(c−a)x 100%

Kadar Lengas Rata-rata

ɸ 2 mm

KL rata-rata : 20,7 % + 20,8 % : 20,75 %2

ɸ 0,5 mm

KL rata-rata : 19,3 % + 26,4 % : 22,85 %2

Bongkahan

KL rata-rata : 12,8% + 9,94 % : 11,37 % 2

21

Page 22: Il Muuta Nah

b. Kapasitas Lapangan

Tabel 4.1.6 Pengukuran kapasitas lapang tanah JumantonoBotol Pengulangan 1 Pengulangan 2

A 54,878 gr 56,127 gr

B 43,576 gr 73,211gr

C 58,195 gr 68,718gr

Sumber : Laporan Sementara

Kadar Lengas 1. (43,576 -58,195) X 100 % = 44,07 % (58,195 -54,878)

Kadar Lengas 2. (73,211– 68,718) X 100% = 35,68 % (68,718– 56,127)

Jadi, rata-rata kapasitas lapangan 44,07 % + 35,68 % = 39.88 %2

c. Lengas Maksimum

Tabel 4.1.7 Pengukuran lengas maksimum tanah JumantonoBoto

l

Berat

A 53,7 gr

B 85,854 gr

C 80,744 gr

D 48,529 gr

Sumber : Laporan Sementara

Kadar Lengas maksimum : ( B-A) – ( C-D) X 100 %( C-D)

: (85,854 -53,7) – (80,744 -48,529 X 100 % = 14,98 %(80,744 -48,529)

d. Batas Berubah Warna ( BBW )

Tabel 4.1.8 Pengukuran BBW tanah JumantonoBotol A (gr) B (gr) C (gr) Kadar Lengas

22

Page 23: Il Muuta Nah

A 53,089 53,213 53,183 31,91 %

B 52,852 53,268 53,156 36,842 %

Sumber : Laporan Sementara

KL rata-rata : 31,91 % + 36,842 % = 34,376 % 2

e. Analisis Struktur Tanah

1) Bobot Volume (BV)/ Bulk Density

Tabel 4.1.9 Bobot volum tanah Jumantono

Berat KL

A 3,113 gr 11,37 gr

B 5,839 gr

P 12 cc

Q 17 cc

Sumber : Laporan Sementara

BV = 87 x a

(100+KL ) x ¿¿

= 87 x 3,113

(100+11,37 ) x ¿¿

= 270,83

111, 37 x1,978 = 1,229 gr/cc

2) Bobot Jenis/ Particle Density

Tabel 4.1.10 Bobot jenis tanah Jumantono

Berat Suhu BJ1 Suhu BJ2 BJ1 BJ2

a 19,860 gr 28º 27º 0,9963 0,9965

b 44,772 gr

c 24,876 gr

d 44,494 gr

Sumber : Laporan Sementara

23

Page 24: Il Muuta Nah

Bobot Jenis = 100 x (c−a ) x B J1 x B J 2

(100+KL ) x ¿¿

= 100 x (24,876−19,860 ) x 0,9963 x0,9965

(100+11,37 ) x ¿¿

= 497,99

587,476 = 0,84 gr

3) Porositas

n = (1-BV/BJ) x 100%

= (1- 3,181,96

) x 100%

= 0,37 %

f. Analisis pH Tanah

Tabel 4.1.11 Analisis pH tanah Jumantono

Ulangan ke H2O KCl

1 5,9 5

2 5,6 5,1

Rata – rata 5,75 5,05

Sumber : Laporan Sementara

B. Lokasi FP

1. Lokasi Kampus FP UNS

a. Daerah / lokasi :Kampus Fakultas Pertanian UNS

b. Hari / Tanggal survey : sabtu, 26 Oktober 2013

c. Nomer profil / pedon : Profil

d. Tinggi tempat : 108 m dpl

e. Kiblat / arah hadap : Barat Laut

f. Cuaca : Berawan Sebagian (PC)

g. Letak Geografis : 07˚ 33’ 36,4” LS / 110˚ 51’ 30,3” BT

h. Nama Surveyor : Kelompok 18

24

Page 25: Il Muuta Nah

Lab. Pusat

F. Kedokteran

Auditorium agrobudoyo

Lokasi

i. Jenis tanah : Entisol

j. Denah Lokasi :

Gambar 3. Lokasi FP

2. Penyandraan Bentang Lahan

Tabel 4.2.1 Penyandraan Bentang LahanNo. Deskripsi Keterangan

1. Lereng 20 %

2. Arah Barat Laut

3. Fisiologi lahan Miscellaneous

4. Genangan Tanpa

5. Tutupan Tutupan tanaman, rumput, pohon

6. Erosi Erosi permukaan

7. Tingkat erosi Ringan

8. Batuan permukaan < 0,1 % / 1

9. Vegetasi Rumput, Tanaman Tahunan

10. Geologi Quarter alluvial

Sumber : Boardlist

25

Page 26: Il Muuta Nah

3. Penyidikan Profil Tanah

Gambar 4. Profil tanah Fakultas Pertanian UNS(pindah yahhh diatas

peta lokasi!!!!)

Table 4.2.2 Diskripsi umum Profil / Pedon TanahNo. Deskripsi Keterangan1. Metode Observasi Irisan Sekop (Slice

shovel)/SS

2. JelukHorison A1

Horison C1

Horison C2

0 - 1515 - 5032 - 50

26

Page 27: Il Muuta Nah

3.

4.

Horisona. Batas HorisonHorison A1

Horison C1

Horison C2

b. TopografiHorison A1

Horison C1

HorisonC2

Perakarana. UkuranHorison A1

Horison C1

Horison C2

b. JumlahHorison A1

Horison C1

Horison C2

Berangsur BaurBaur

BerombakBerombakTerputus

SedangSedangSedang

Sedikit SedikitSedikit

Sumber : Boardlist

4. Sifat Fisika Tanah

Tabel 4.2.3 Sifat Fisika TanahNo. Deskripsi Keterangan1.

2.

3.

4.

Tekstur TanahHorison A1

Horison C1

Horison C2]

Struktur Tanaha. StrukturHorison A1

Horison C1

Horison C2

b. UkuranHorison A1

Horison C1

Horison C2

c. DerajatHorison A1

Horison C1

Horison C2

Geluh lempungan debuanlempungan pasiranGeluh lempungan pasiran

Kersai Kersai Kersai

KasarKasarKasar

Kuat Kuat Kuat

Lembab sangat teguhLembab sangat teguhLembab sangat teguh

27

Page 28: Il Muuta Nah

5. KonsistensiHorison A1

Horison C1

Horison C2

WarnaHorison A1

Horison C1

Horison C2

BrownDark BrownDark Brown

Sumber : Boardlist

5. Sifat Kimia Tanah

Tabel 4.2.4 Sifat Kimia TanahNo. Deskripsi Keterangan1.

2.

3.

4.

5.

RedoksHorison A1

Horison C1

Horison C2

Keasamana. pH H2OHorison A1

Horison C1

Horison C2

b. pH KCLHorison A1

Horison C1

Horison C2

Kadar BOHorison A1

Horison C1

Horison C2

Kadar KapurHorison A1

Horison C1

R3 (sangat buruk)R2 (buruk)R3 (sangat buruk)

565

555

+ + ++ ++ + + +

000

28

Page 29: Il Muuta Nah

Horison C2

Sumber : Boardlist

6. Analisis Lengas Tanah

a. Kadar Lengas Tanah Kering Angin

Tabel 4.2.5 pengukuran kadar lengas tanah kering angin tanah FPBotol Ukuran A

(gr)B (gr) C (gr) Kadar

Lengas

A 2 mm 53,08 66,74 64,43 20,35 %

B 2 mm 52,00 65,23 63,00 20,27 %

C 0,5 mm 51,73 65,31 63,21 18,29 %

D 0,5 mm 53,82 65,72 63,89 18,17 %

EBongkahan 54 68,2 66,6 12,69%

FBongkahan 54,08 66,16 64,8 12,68%

Sumber : Laporan Sementara

Kadar Lengas Rata-rata

ɸ 2 mm

KL rata-rata : 20,35 % + 20,27 % : 20,31 % 2

ɸ 0,5 mm

KL rata-rata : 18,29 % + 18,17 % : 18,23 % 2

Bongkahan

KL rata-rata : 12,69% + 12,68% : 12,685 % 2

b. Kapasitas Lapangan

Tabel 4.2.6 Pengukuran kapasitas lapang tanah FPA : 52,101 gr 25 gr

B : 57,101 gr 45,1 gr

C : 55,9 gr 33,324 gr

Sumber : Laporan Sementara

Kadar Lengas :

29

Page 30: Il Muuta Nah

pertama

(57,101 -55,9)X 100 %= 31,6 %(55,9 - 52,101)

kedua

(45,1-33,324 )(33,324-25 )

× 100% = 41,89%

Rata – rata : 31,6% + 41,89% = 36,75%2

c. Lengas Maksimum

Tabel 4.2.7 Pengukuran lengas maksimum tanah FPBotol Berat

A 45,3 gr

B 86,82 gr

C 82,30 gr

D 48,20 gr

Sumber : Laporan Sementara

Kadar Lengas : ( B-A) – ( C-D) X 100 % ( C-D)

: (86,82 -45,3) – (82,30 -48,20) X 100 % =21,76% (82,30 -48,20)

d. Batas Berubah Warna ( BBW )

Tabel 4.2.8 Pengukuran BBW tanah FPBotol A (gr) B (gr) C (gr) Kadar Lengas

A 54,4 55,6 55,20 40,40 %

B 52,03 52,44 52,33 36,60 %

Sumber : Laporan Sementara

KL rata-rata : 40,40 % + 36,60 % = 38,5 % 2

e. Analisis pH Tanah

Tabel 4.2.9 analisis pH tanah FP

30

Ulangan ke pH H2O pH KCl1 6,10 5,572 6,14 5,55

Rata-rata pH

6,12 5,56

Page 31: Il Muuta Nah

Sumber: Laporan Sementara

f. Analisis Struktur Tanah

1) Bobot Volume (BV)/ Bulk Density

Tabel 4.2.10 Analisis Bobot Volume tanah FPBerat KL

a 2,5 gr 12,4255

b 2,92 gr

p 20 cc

q 21,5 cc

Sumber : Laporan Sementara

BV = 87 x a

(100+KL ) x ¿¿

= 87 x 2,5

(100+12,42 ) x ¿¿

= 217,5

112 , 42 x 0,609 = 3,18 gr/cc

2) Bobot Jenis/ Particle Density

Tabel 4.2.11 Analisis Bobot jenis tanah FPBerat Suhu BJ1 Suhu BJ2 BJ1 BJ2

a 22,420 gr 26º 30º 0,9968 0,9957

b 51,028 gr

c 27,06 gr

d 53, 565 gr

Sumber : laporan Sementara

Bobot Jenis = 100 x (c−a ) x B J1 x B J 2

(100+KL ) x ¿¿

31

Page 32: Il Muuta Nah

Gudang Jerami

Profil 4

Pedon

= 100 x (27,06−22,4 ) x0,9968 x 0,9957

(100+12,42 ) x ¿¿

= 462,511234,91

= 1,96 gr

3) Porositas

n = (1-BV/BJ) x 100%

= (1- 3,181,96

) x 100%

= 0,63 %

C. Jatikuwung

1. Diskripsi Lokasi

a. Daerah / lokasi : Jatikuwung

b. Hari tanggal survey : minggu, 27 Oktober 2013

c. profil / pedon : Profil

d. Tinggi tempat : 149 m dpl

e. Nama surveyor : Kelompok 18

f. Cuaca : Berawan sebagian (PC)

g. Arah Hadap : Barat Daya

h. Letak Geografis : 070 31’ 05.425” LS dan

1100 50’ 43.130” BT

i. Jenis tanah : Vertisol

j. Denah Lokasi :

Gambar 5, Denah Loksi jatikuwung

2. Penyandraan Bentang Lahan

Tabel 4.3.1 Data Pencandraan Bentang Lahan

32

Page 33: Il Muuta Nah

No. Deskripsi Keterangan1. Cuaca Berawan sebagian (Partly Cloud) /

PC2. Posisi Latitude : 07°31’05,525”

Longitude : 110°50’43,130”3. Tinggi tempat 140 mdpl4. Lereng 20% 11° (4)5. Fisiografi lahan Vulkanik/ V6. Genangan atau banjir Kadang-kadang (Occasional) / OC7. Tutupan lahan Rumput (grass / herbaceous) / G8. Vegetasi Rumput 55 %

Mangga 4%Pisang 3%Lamtoro 1%Pohon jati 6%

9. Geologi Quarter Vulkanik Merapi10. Erosi Erosi permukaan 11. Batuan di permukaan < 0,1 % / 1

Sumber : Boardlist Praktikum

33

Page 34: Il Muuta Nah

3. Penyidikan Profil Tanah

Gambar 6. Profil tanah Jatikuwung

Tabel 4.3.2 Data Pengamatan ProfilNo.

Deskripsi Keterangan

1. Metode observasi Irisan Sekop (Slice shovel)/SS

2.JelukHorison A1

Horison A2

Horison BW

28-39 cm13-28 cm0-13 cm

3.Batas HorisonHorison A1

Horison A2

Horison BW

Berangsur (Gradual)/ GBerangsur (Gradual)/ GBerangsur (Gradual)/ G

4.Topografi HorisonHorison A1

Horison A2

Horison BW

Berombak (Wavy)Berombak (Wavy)Berombak (Wavy)

5.

PerakaranHorison A1

Horison A2

Horison BW

Halus (fine)/ FBanyak : ≥ 5 per satuan luasHalus (fine)/ FSedikit : 0,2- <1 persatuan luas Sangat Halus (Very fine)/ VFSedikit : 0,2- <1 persatuan luas

Sumber : Boardlist Praktikum

34

Page 35: Il Muuta Nah

4. Sifat Fisika Tanah

Tabel 4.3.3 Data Sifat Fisika TanahNo.

Deskripsi Keterangan

1. TeksturHorison A1

Horison A2

Horison BW

Lempung debuan (SiC)Lempung debuan (SiC)Lempung Pasiran (SC)

2. StrukturHorison A1

Horison A2

Horison BW

Sub angular blocky, sangat halus dan kuatSub angular, sanngat halus dan kuatAngular blocky, sangat halus dan sedang

3. KonsistensiHorison A1

Horison A2

Horison BW

Sangat teguh sekaliSangat teguhTeguh

4. WarnaHorison A1

Horison A2

Horison BW

2,5 YR 2,5/12,5 YR 4/12,5 YR 5/1

5. Redoks / aerasi drainaseHorison A1

Horison A2

Horison BW

BurukBurukBuruk

6.

PenetrasiVertikalHorizontal :Horison A1

Horison A2

Horison BW

1,5 kg/cm2

1 kg/cm2

1 kg/cm2

1 kg/cm2

Sumber :Boardlist Praktikum

35

Page 36: Il Muuta Nah

5. Sifat Kimia Tanah

Tabel 4.3.4 Data Sifat Kimia Tanah

No. Deskripsi Keterangan1. pH Tanah

Horison A1

Horison A2

Horison BW

H2O : ; KCl : H2O : ; KCl : H2O : ; KCl :

2. Kadar BOHorison A1

Horison A2

Horison BW

Sangat banyak Banyak Sedikit

3. Kadar KapurHorison A1

Horison A2

Horison BW

Tidak adaTidak adaTidak ada

Sumber : Boardlist Praktikum

6. Analisis Lengas Tanah

a. Kadar Lengas Tanah Kering Angin

Tabel 4.3.5 Kadar Tanah Kering Angin Tanah Jatikuwung

Ukuran A (gr) B (gr) C (gr)Kadar Lengas

Bongkahan 1 56,757 69,973 66,083 42%

Bongkahan 2 57,733 70,944 69,518 12%

Ø 0,5 mm156,340 71,047 69,021 16%

Ø 0,5 mm256,066 71,431 69,911 11%

Ø2 mm156,036 70,002 67,965 17%

Ø 2 mm256,083 70,525 68,391 17%

Sumber : Laporan Sementara

Rumus :

Kadar Lengas Tanah¿(b−c )(c−a)x 100%

36

Page 37: Il Muuta Nah

Kadar Lengas Rata-rata :

- Bongkahan

KL rata-rata = 42% + 12 % = 27 %2

- Ø 0,5 mm

KL rata-rata = 16 % + 11 % = 13,5 % 2

- Ø2 mm

KL rata-rata = 17 % + 17 % = 17 % 2

b. Kapasitas Lapangan

Tabel 4.3.6 Kapsitas Lapang Tanah JatikuwungFlakon Ulangan 1 Ulangan 2A (gr) 58,060 54,831B (gr) 74,139 70,019C (gr) 70,733 66,837

Sumber : Laporan Sementara

Kapasitas Lapang 1 :

(74,139– 70,733) x 100% = 30 %(70,733– 58,060)

Kapasitas Lapan 2 :

(70,019– 66,837) x 100% = 30 %(66,837– 54,831)

Jadi, rata-rata kapasitas lapangan 30 % + 30 % = 30% 2

37

Page 38: Il Muuta Nah

c. Lengas Maksimum (Kapasitas Air Maksimum)

Tabel 4.3.7 Perhitungan Lengas maksimum tanah JatikuwungBerat

a 47,390 gr

b 103,542 gr

c 78,153 gr

d 46,949 gr

Sumber : Laporan Sementara

Kadar Lengas Maksimum = (b-a) – (c-d) x 100 % (c-d)

= (103,542–47,390)–( 78,153 –46,949) x 100 % = 80% (78,153 –46,949)

d. Batas Berubah Warna ( BBW )

Tabel 4.3.8 Batas Berubah Warna Tanah JatikuwungUlangan A (gr) B (gr) C (gr) Kadar Lengas

1 54,523 62,580 62,399 2%

2 52,972 61,908 60,222 7%

Sumber : Laporan Sementara

KL rata-rata : 2%+ 7% : 4,5 % 2

e. Analisis Struktur Tanah

1) Bobot Volume (BV)/ Bulk Density

Tabel 4.3.9 Bobot Volume Tanah Jatikuwung

Berat KL

a 3,893 gr 27

b 5,956 gr

p 20 cc

q 24 cc

Sumber : Laporan Sementara

BV = 87 x a

(100+KL ) x ¿¿

38

Page 39: Il Muuta Nah

= 87 x 3,893

(100+27 ) x¿¿

= 338,691

127 x0,87 x 1,937 = 1, 582 gr/cc

2) Bobot Jenis/ Particle Density

Tabel 4.3.10 Bobot Jenis Tanah Jatikuwung

Berat Suhu BJ1 Suhu BJ2 BJ1 BJ2

a 21,367 gr 26º 28º 0,9968 0,9965

b 46,286 gr

c 26,448 gr

d 49,714 gr

Sumber : Laporan Sementara

Bobot Jenis = 100 x (c−a ) x B J1 x B J 2

(100+KL ) x ¿¿

= 100 x (26,448−21,367 ) x 0,9968 x0,9957

(100+27 ) x ¿¿

= 497,99

587,476 = 0,84 gr

3) Porositas

n = (1-BV/BJ) x 100%

= (1- 1.580.84

) x 100%

= 0,88%

7. Analisis pH Tanah

Tabel 4.3.11 Analisis pH Tanah Jatikuwung

Ulangan ke H2O KCl

1 6,6 5,6

2 6,7 5,6

Rata – rata 6,65 5,6

Sumber : Laporan Sementara

39

Page 40: Il Muuta Nah

V. PEMBAHASAN

A. Jumantono

1. Bentang Lahan Pada praktikum kali ini pengamatan pertama dilaksanakan

pada profil 2 di Desa Sukosari, Kec. Jumantono, Kab. Karanganyar

tepatnya di Stasiun klimatologi UNS pada hari Sabtu tanggal 26

Oktober 2013. Jenis tanah yang diamati adalah Alvisol. Cuaca saat

pengamatan Cerah.

Posisi lokasi berada di 070 37’ 49,9” LS dan 1100 56’ 54,4”

BT. Pengamatan tinggi tempat diukur dengan menggunakan GPS 126

mdpl dengan kemiringan menggunakan klinometer yaitu 20% dan

mempunyai arahbarat laut. Tanah di Jumantono tebentuk akibat

vulkanik dengan vegetasi didominasi oleh mangga dan rumput. Tidak

ada genangan pada lokasi pengamatan.

2. Profil Tanah

Tanah di Jumantono, Karanganyar ini termasuk tanah alvisol

yang terbagi menjadi 3 lapisan yaitu horizon A1, A2 dan B. Metode

yang dilakukan untuk menyelidiki profil tanah adalah dengan Irisan

Sekop (Slice shovel). Jeluk horizon A1 0-20cm, horizon A2 20-38cm

dan lapisan B38-55cn. Ketegasan batas horison A1 baur, A2 baur dan

B baur. Topografi batas horizon untuk semua lapisan Berombak.

Jumlah perakaranuntuk semua lapisan bamyak . Untuk ukuran

perakaran untuk semua lapisan Sedang.

3. Sifat Fisika Tanah

Sifat fisika tanah yang diamati adalah tekstur tanah, struktur

tanah, konsistensi, aerasi drainase, warna, dan uji penetrometer/

penetrasi.

40

Page 41: Il Muuta Nah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir

(sand), debu (silt), dan lempung (clay). Dalam penentuan tekstur tanah

di lapangan menggunakan cara kualitatif, yaitu: dengan merasakan

tingkat kasar, licin dan lengketnya tanah tersebut.Pada pengamatan

tanah ini, tekstur tanah yang didapat pada tiap horizon yaitu Geluh

lempung pasiran, Geluh lempung debuan, lempung.

Struktur tanah merupakan susunan saling mengikat antara

partikel-partikel tanah pada semua lapisan. Cara menentukannya

dengan mengambil gumpalan tanah, dipecah dengan jari. Pecahan

tersebut merupakan agregrat, kemudian ditentukan tipe, ukuran, dan

derajad struktur lapisan. Struktur tanah yang terlihat pada pengamatan,

yaitu kersai.

Konsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap perubahan

bentuk atau perpecahan. Cara menentukan konsistensi tanah adalah

dengan meremas atau memijit tanah dalam berbagai keadaan

kandungan air. Konsistensi tanah berpengaruh pada ketahanan tanah

terhadap perubahan bentuk atau pepecahan yang disebabkan oleh

berbagai faktor dari luar maupun dalam seperti tekanan dari air hujan,

aliran air, suhu yang fluktuatif baik dari dalam maupun luar tanah.

Pada profil ini memiliki kondisi tanah yang Basah agak lekat.

Konsistensi tanah pada pengamatan tanah kali ini, untuk horizon

A1 sangat gembur,A2 gembur, Bsangat teguh. Aerasi dan drainasi

tanah merupakan sifat tanah yang erat hubungannya dengan

kemampuan tanah dalam menyediakan air dan udara. Dari hasil

pengamatan dapat diketahui bahwa tanah di lokasi ini memiliki aerasi

drainase sedang.

Tanah alvisol di Jumantono ini cenderung berwarna cokelat

kemerahan. Pengidentifikasian tanah menggunakan buku Munsell Soil

Color Chart (MSCC). Untuk horizon A1, A2 dan Bmemiliki warna

Dark Brown

41

Page 42: Il Muuta Nah

Ketahanan penetrasi tanah atau daya topang tanah adalah

kamampuan sistem tanah untuk memberikan reaksi terhadap tekanan

atau beban (dari akar tanaman, alat olah, mesin-mesin kehutanan atau

pertanian) yang diterimanya.Alat yang digunakan adalah penetrometer

tanah yang terdiri dari dua tipe utama, yaitu: penetrometer tanah tipe

tekan dan penetrometer tipe tusuk. Satuan yang digunakan pada uji

penetrometer adalah kg/cm2. Selain itu dengan cara manual

menggunakan tusukan dengan ibu jari. Hasil pengamatan uji

penetrometer pada tanah pada posisi vertikal yaitu 2 kg/cm2 . Pada

posisi horizontal yaitu1,5 kg/cm2.

4. Sifat Kimia Tanah

Pada pembahasan sifat kimia tanah meliputi, kemasaman (pH),

bahan organik tanah, kadar kapur dan konsentrasi.Senyawa kimia

yang terkandung dalam tanah sangat berpengaruh dan penting.

Khususnya pada tingkat kesuburan tanah. Penentuan pH pada

praktikum ini dengan menggunakan pH stick (pH aktual dan pH

potensial). pH aktual dianalisis dengan mencampur tanah dengan air

(H2O) dengan perbandingan 1: 2,5. Dari hasil pengamatan didapat pH

H2O pada lapisan A1, A2, dan B sama yaitu 5. Dari hasil yang didapat

maka tingkat keasaman tanah adalah masam sangat kuat dan pH KCl

pada lapisan A1, A2, B adalah 5.

Selain penentuan pH pada pengamatan kali ini juga mengamati

jumlah bahan organik (BO) secara kualitatif, yaitu dengan cara

mengamati buih yang timbul setelah ditetesi dengan H2O2 10 % . Pada

praktikum kali ini didapat buih yang dihasilkan pada tiap – tiap

lapisan sama. Pada horison A1 buih sangat banyak, hal ini

menunjukkan bahwa pada lapisan tersebut mengandung kadar BO

yang sangat tinggi. Pada lapisan A2 dihasilkan buih yang banyak, yang

berarti kandungan BO juga tinggi. Untuk lapisan A3 menghasilkan

buih sedikit, hal ini menunjukkan bahwa kandungan BO yang

42

Page 43: Il Muuta Nah

terkandung sedikit pula.Kadar kapur (CaCO3) tidak ditemukan pada

lapisan A1, A2 dan B.

5. Analisis Lengas Tanah

Tanah alfisol pada umumnya berkembang dari batu kapur, olivin,

tufa dan lahar. Bentuk wilayah beragam dari bergelombang hingga

tertoreh, tekstur berkisar antara sedang dan halus, drainasenya baik.

Reaksi tanah berkisar antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar

kation dan basanya beragam dari rendah hingga tinggi, bahan organik

pada umumnya sedang hingga rendah. Jeluk tanah dangkal hingga

dalam, Mempunyai sifat kimia dan fisika relatif baik. Alfisol cukup

tahan dengan erosi. Alfisol adalah tanah relatif muda, masih banyak

mengandung mineral primer yang mudah lapuk, mineral liat kristalin

dan kaya akan unsur hara. Namun demikian, bahaya erosi dapat terjadi

mengingat angka kadar lengas tanah ini kecil dan tanah ini banyak

didaerah yang berlereng. Bahaya erosi juga dapat menyebabkan

horison argilik muncul di permukaan dan tanah menjadi kurang baik.

Air perlokasi juga tidak begitu banyak akibat pengendapan argillan.

Hal ini menghambat air meresap lebih jauh ke dalam tanah.

Dari percobaan lengas tanah kering angin didapat kadar lengas

rata-rata sebesar 18,275%, hal ini menunjukan bahwa kadar lengas

yang terkandung pada tanah alfisol kering angin sedikit. Pada kapasitas

lapangan kadar lengas yang terkandung 31,25%, ini menunjukan kadar

lengas yang terkandung sedang, sedangkan pada lengas maksimum

terkandung kadar lengas sangat banyak yaitu sebesar 90,78% dan pada

batas berubah warna adalah 23,314% yang berarti harkatnya tinggi.

6. Analisis pH Tanah

pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah,

sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+

terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah.

Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air

bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini

43

Page 44: Il Muuta Nah

menggunakan menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada

larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan

perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga homogen dan

didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan

sampai terkena endapannya.

Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH

H2O (pH aktual) dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan

cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah. pH potensial

diukur dengan cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah dan

kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi H+ maka

semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun

atau rendah. Pada tanah entisol kering angin diperoleh pH H2O yang

sama yaitu 5,75 dan pH KCl 5,05.

7. Analisis Struktur Tanah

Bobot jenis atau yang disebut juga partikel density merupakan

perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel

tanah (tanpa pori-pori). Nilai BJ secara umum berkisar 2,6-2,7 Mg/m3.

Jika diambil rata-rata menurut penelitian, nilai BJ untuk tanah mineral

yang tidak banyak mengandung ebsi dan mineral-mineral berat

lainnya adalah 2,66 Mg/m3.

Seperti halnya dengan bobot jenis, bobot volume juga

merupakan perbandingan antara bobot dengan volume tanah.

Perbedaannya hanya pada pengukuran volume tanah, pori-pori

dihitung juga sebagai bagian dari volume tersebut. Bobot volume juga

disebut juga bobot isi. Berdasarkan hasil praktikum, pada sampel

tanah entisol dapat diperoleh bobot volume 1,229 gr/cc dan bobot

jenis 0,848 gr/cc.

B. Fakultas Pertanian UNS

1. Bentang Lahan Pada praktikum kali ini pengamatandilaksanakan di Fakultas

Penrtanian UNS, tepatnya di gunung kendhi atau belakang

44

Page 45: Il Muuta Nah

agrobudoyo.Pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober. Jenis tanah yang

diamati adalah Entisol.

Posisi lokasi berada di 07˚ 33’ 36,4” LS / 110˚ 51’ 30,3” BT.

Pengamatan tinggi tempat diukur dengan menggunakan GPS 108

mdpl dengan kemiringan menggunakan klinometer yaitu 20% dan

mempunyai arah barat laut. Tanah di FP tebentuk akibat manusia

(Miscellaneous) dengan vegetasi didominasi oleh pohon dan rumput.

Tidak ada genangan pada lokasi pengamatan.

2. Profil TanahTanah di Fakultas Pertanian UNS termasuk enstisol yang

terbagi menjadi 3 lapisan yaitu lapisan A1, C1 dan C2. Metode yang

dilakukan untuk menyelidiki profil tanah adalah dengan Irisan Sekop

(Slice shovel). Jeluk lapisan A1 0 – 15 cm, lapisan C1 15 – 50 cm dan

lapisan C232 – 50 cm. Ketegasan batas lapisan A1 berangsur, C1 baur

dan C2 baur. Topografi batas lapisan A1 berombak, C1 berombak dan

C2 terputus. Jumlah perakaran lapisan A1, C1 dan C2 Sedikit. Untuk

ukuran perakaran dari semua lapisan adalah sedang.

3. Sifat Fisika Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir

(sand), debu (silt), dan lempung (clay). Dalam penentuan tekstur tanah

di lapangan menggunakan cara kualitatif, yaitu: dengan merasakan

tingkat kasar, licin dan lengketnya tanah tersebut.Pada pengamatan

tanah ini, tekstur tanah yang didapat pada tiap lapisan berbeda-beda.

Pada hasil pengamatan di dapatkan Geluh lempungan debuan,

lempungan pasiran, Geluh lempungan pasiran

Struktur tanah merupakan susunan saling mengikat antara

partikel-partikel tanah pada semua lapisan. Cara menentukannya

dengan mengambil gumpalan tanah, dipecah dengan jari. Pecahan

tersebut merupakan agregrat, kemudian ditentukan tipe, ukuran, dan

derajad struktur lapisan. Struktur tanah yang terlihat pada pengamatan,

45

Page 46: Il Muuta Nah

yaitu kersai pada semua lapisan. Derajat tanah yang ada di FP

tergolong kuat.

Konsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap perubahan

bentuk atau perpecahan. Cara menentukan konsistensi tanah adalah

dengan meremas atau memijit tanah dalam berbagai keadaan

kandungan air. Konsistensi tanah berpengaruh pada ketahanan tanah

terhadap perubahan bentuk atau pepecahan yang disebabkan oleh

berbagai faktor dari luar maupun dalam seperti tekanan dari air hujan,

aliran air, suhu yang fluktuatif baik dari dalam maupun luar tanah.

Pada profil ini memiliki kondisi tanah Lembab sangat teguh.

Konsistensi tanah pada pengamatan tanah kali iniyaitu teguh

dengan ciri massa tanah hancur dengan tekanan yang sedang. Aerasi

dan drainasi tanah merupakan sifat tanah yang erat hubungannya

dengan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan udara. Dari

hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tanah di lokasi ini memiliki

aerasi drainase sedang.

Tanah entisol di Fakultas Pertanian UNS ini cenderung berwarna

cokelat tua. Pengidentifikasian tanah menggunakan buku Munsell Soil

Color Chart (MSCC).

Ketahanan penetrasi tanah atau daya topang tanah adalah

kamampuan sistem tanah untuk memberikan reaksi terhadap tekanan

atau beban (dari akar tanaman, alat olah, mesin-mesin kehutanan atau

pertanian) yang diterimanya.Alat yang digunakan adalah penetrometer

tanah yang terdiri dari dua tipe utama, yaitu: penetrometer tanah tipe

tekan dan penetrometer tipe tusuk. Satuan yang digunakan pada uji

penetrometer adalah kg/cm2. Selain itu dengan cara manual

menggunakan tusukan dengan ibu jari. Hasil pengamatan uji

penetrometer pada tanah pada posisi vertikal yaitu 1,5 kg/cm2 . Pada

posisi horizontal adalah 2 kg/cm2.

4. Sifat Kimia Tanah

46

Page 47: Il Muuta Nah

Pada pembahasan sifat kimia tanah meliputi, kemasaman (pH),

bahan organik tanah, kadar kapur dan konsentrasi.

Senyawa kimia yang terkandung dalam tanah sangat

berpengaruh dan penting. Khususnya pada tingkat kesuburan tanah.

Penentuan pH pada praktikum ini dengan menggunakan pH stick (pH

aktual dan pH potensial). pH aktual dianalisis dengan mencampur

tanah dengan air (H2O) dengan perbandingan 1: 2,5. Dari hasil

pengamatan didapat pH H2O pada lapisan A1, C1, dan C2 sama yaitu 5.

Dari hasil yang didapat maka tingkat keasaman tanah adalah masam

sangat kuat dan pH KCl pada lapisan A1, C1, C2 adalah 5.

Selain penentuan pH pada pengamatan kali ini juga mengamati

jumlah bahan organik (BO) secara kualitatif, yaitu dengan cara

mengamati buih yang timbul setelah ditetesi dengan H2O2 10 % . Pada

praktikum kali ini didapat buih yang dihasilkan pada tiap – tiap

lapisan berbeda. Pada lapisan A1 buih sangat banyak, hal ini

menunjukkan bahwa pada lapisan tersebut mengandung kadar BO

yang sangat tinggi. Pada lapisan C1 dihasilkan buih yang banyak, yang

berarti kandungan BO juga tinggi. Untuk lapisan C2 menghasilkan

buih sedikit, hal ini menunjukkan bahwa kandungan BO yang

terkandung sedikit pula.Kadar kapur (CaCO3) tidak ditemukan pada

lapisan A1, C1dan C2.

5. Analisis Lengas Tanah

Tanah Entisol adalah tanah endapan sungai atau rawa-rawa

pantai. Tanah Entisol yang berasal dari bahan alluvium umumnya

merupakan tanah yang subur. Perbaikan deainase di daerah rawa-rawa

menyebabkan munculnya cat clay yang sangat masam akibat oksidasi

sulfide dan sulfat.

6. Analisis pH Tanah

pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah,

sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+

terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah.

47

Page 48: Il Muuta Nah

Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air

bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini

menggunakan menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada

larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan

perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga homogen dan

didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan

sampai terkena endapannya.

Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH

H2O (pH aktual) dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan

cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah. pH potensial

diukur dengan cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah dan

kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi H+ maka

semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun

atau rendah. Pada tanah entisol kering angin diperoleh pH H2O yang

sama yaitu 5,566 dan pH KCl 6, 123.

7. Analisis Struktur Tanah

Bobot jenis atauyang disebut juga partikel density merupakan

perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel

tanah (tanpa pori-pori). Nilai BJ secara umum berkisar 2,6-2,7 Mg/m3.

Jika diambil rata-rata menurut penelitian, nilai BJ untuk tanah mineral

yang tidak banyak mengandung ebsi dan mineral-mineral berat

lainnya adalah 2,66 Mg/m3.

Seperti halnya dengan bobot jenis, bobot volume juga

merupakan perbandingan antara bobot dengan volume tanah.

Perbedaannya hanya pada pengukuran volume tanah, pori-pori

dihitung juga sebagai bagian dari volume tersebut. Bobot volume juga

disebut juga bobot isi. Berdasarkan hasil praktikum, pada sampel

tanah entisol dapat diperoleh bobot volume 3,18 gr/cc dan bobot jenis

1,96 gr/cc.

C. Jatikuwung

48

Page 49: Il Muuta Nah

1. Pencandraan Bentang Lahan

Praktikum lokasi pertama dilaksanakan di Jatikuwung,

Mojosongo pada hari Minggu 27 Oktober 2013 pukul 10.00-11.00

WIB. Praktikum dilakukan pada profil 2 dengan tinggi tempat 140 m

dpl dan mempunyai arah hadap sebesar 19o dari barat daya. Dan

sebagai surveyor adalah kelompok 7.

Pengamatan pencandraan bentang lahan dengan cara

pengidentifikasian lahan yang dilaksanakan di Jatikuwung yang

posisinya berada di 07°31’05,525” dan 110°50’43,130”. Untuk

kemiringan lahan atau lereng yaitu 20% yang berarti agak miring.

Kemiringan lereng diukur dengan menggunakan klinometer.

Fisiografi lahan pada lokasi ini adalah up lift, yaitu suatu lahan hasil

pengangkatanoleh gaya endogen/bumi. Arah hadap lokasi ini 19o dari

barat daya. Maksud dari penentuan arah hadap mengetahui intensitas

matahari yang mempengaruhi pembentukan tanah, karena dapat

mempengaruhi pelapukan. Pada lokasi ini sangat jarang terjadi

genangan.

2. Penyidikan Profil Tanah

Adapun taksonomi tanah pada wilayah ini adalah tanah vertisols

(menurut USDA), vertisols (menurut FAO/UNESCO), dan grumusols

(menurut PPT). Tanah ini memiliki geologi Qvm yaitu, batuan gunung

api Merapi. Vertisols secara potensial termasuk tanah yang subur

karena berkembang dari abu vulkanis, yaitu dari gunung Merapi.

Penyidikan profil tanah di Jatikuwung menggunakan metode

observasi lubang kecil. Jeluk horison A1 0-13cm, horison A2 13-28cm

dan horison BW 28-39 cm. Ketegasan batas horison A1, A2, BW

berangsur.. Topografi batas horison untuk semua horison berombak.

Jumlah perakaran horison A2 dan BW sedikit, pada horison A1

banyak.Untuk ukuran perakaran pada horison A1 dan A2 halus, yaitu

antara 1-<2mm, sedangkan pada horison, horison BW sangat halus.

3. Sifat Fisika Tanah

49

Page 50: Il Muuta Nah

Sifat fisika tanah yang diamati adalah tekstur tanah, struktur

tanah, konsistensi, aerasi drainase, warna, dan uji penetrometer/

penetrasi.

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir

(sand), debu (silt), dan lempung (clay). Dalam penentuan tekstur tanah

di lapangan menggunakan cara kualitatif, yaitu: dengan merasakan

tingkat kasar, licin dan lengketnya tanah tersebut.

Pada pengamatan tanah ini, tekstur tanah yang didapat pada tiap

horinzon berbeda-beda. Pada horinzon A1 adalah lempung pasiran,

yang bercirikan rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan

kering, sukar dipijit, mudah digulung, serta melekat sekali. Pada

horison A2 dan A3, memiliki tekstur yang sama yaitu lempung debuan,

cirinya rasa agak licin, membentuk bola teguh dalam keadaan kering

sukar dipijit, mudah digulung, serta, melekat sekali. Untuk horison B

memiliki tekstur lempung, cirinya rasa berat, membentuk bola

sempurna, bila kering sangat keras, sangat melekat.

Struktur tanah merupakan susunan saling mengikat antara

partikel-partikel tanah pada semua horison. Cara menentukannya

dengan mengambil gumpalan tanah, dipecah dengan jari. Pecahan

tersebut merupakan agregrat, kemudian ditentukan tipe, ukuran, dan

derajad struktur horison. Struktur tanah yang terlihat pada

pengamatan, yaitu : pada horison A1, A2 dan BWmempunyai tipe

struktur yang sama yaitugumpal membulat (Sub angular blocky), ciri

berbidang banyak, bidang muka saling berpotongan membentuk sudut

membulat, dengan ukuran halus (horison A2 dan A3), sedang (horison

A1) dan sangat kasar (horison B),semuanya berderajad kuat yaitu

kemantapan cukup kuat, masih utuh ketika diremas.

Konsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap perubahan

bentuk atau perpecahan. Cara menentukan konsistensi tanah adalah

dengan meremas atau memijit tanah dalam berbagai keadaan

kandungan air. Konsistensi tanah berpengaruh pada ketahanan tanah

50

Page 51: Il Muuta Nah

terhadap perubahan bentuk atau pepecahan yang disebabkan oleh

berbagai faktor dari luar maupun dalam seperti tekanan dari air hujan,

aliran air, suhu yang fluktuatif baik dari dalam maupun luar tanah.

Pada profil ini memiliki kondisi tanah yang lembab.

Konsistensi tanah pada pengamatan tanah kali ini, untuk horison

A1 yaitu teguh dengan ciri massa tanah hancur dengan tekanan yang

sedang. Pada horison A2, A3 dan B memiliki konsistensi tanah yang

sama yaitu sangat teguh, cirinya massa tanah hancur dengan tekanan

yang kuat antara ibu jari dan telunjuk.

Aerasi dan drainasi tanah merupakan sifat tanah yang erat

hubungannya dengan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan

udara. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tanah di lokasi

ini memiliki aerasi drainase baik (pada horison A1, A2 dan A3), dan

buruk (pada horison B).

Tanah vertisols di Jatikuwung ini cenderung berwarna cokelat

tua. Pengidentifikasian tanah menggunakan buku Munsell Soil Color

Chart (MSCC). Untuk horison A2 dan A3memiliki warna sama yang

ditunjukkan 10 YR 2/1 black, horison A1 10 YR 3/1 very dark gray,

horison B 10 YR 4/2 dark greyist brown. Pengidentifikasian dilakukan

dalam keadaan lembab.

Ketahanan penetrasi tanah atau daya topang tanah adalah

kamampuan sistem tanah untuk memberikan reaksi terhadap tekanan

atau beban (dari akar tanaman, alat olah, mesin-mesin kehutanan atau

pertanian) yang diterimanya.Alat yang digunakan adalah penetrometer

tanah yang terdiri dari dua tipe utama, yaitu: penetrometer tanah tipe

tekan dan penetrometer tipe tusuk. Satuan yang digunakan pada uji

penetrometer adalah kg/cm2. Selain itu dengan cara manual

menggunakan tusukan dengan ibu jari.

Hasil pengamatan uji penetrometer pada tanah alluvial pada

posisi vertikal yaitu 4,75 kg/cm2 , sedangkan pada posisi horisontal

51

Page 52: Il Muuta Nah

untuk horison A1 dan horison A2 4,75 kg/cm2, horison A3 4,5 dan

horizon B 3,5 kg/cm2.

4. Sifat Kimia Tanah

Pada pembahasan sifat kimia tanah meliputi, kemasaman (pH),

bahan organik tanah, kadar kapur dan konsentrasi.

Senyawa kimia yang terkandung dalam tanah sangat berpengaruh

dan penting. Khususnya pada tingkat kesuburan tanah. Penentuan pH

pada praktikum ini dengan menggunakan pH stick (pH aktual dan pH

potensial). pH aktual dianalisis dengan mencampur tanah dengan air

(H2O) dengan perbandingan 1: 2,5. Dari hasil pengamatan didapat pH

H2O pada horison A1, A2, dan BW5. Dari hasil yang didapat maka

tingkat keasaman tanah adalah sangat asam.

Selain penentuan pH pada pengamatan kali ini juga mengamati

jumlah bahan organik (BO) secara kualitatif, yaitu dengan cara

mengamati buih yang timbul setelah ditetesi dengan H2O2 10 % . Pada

praktikum kali ini didapat buih yang dihasilkan pada tiap – tiap

lapisan berbeda. Pada horison A1, A2dihasilkan buih yang sangat

banyak dan banyak hal ini menunjukkan bahwa pada horison tersebut

mengandung kadar BO yang sangat tinggi. Pada horison BW

dihasilkan buih yang sedikit, yang berarti kandungan BO rendah.

Kadar kapur (CaCO3) tidak ditemukan pada horison A1, A2 dan

BW menghasilkan beberapa buih, hal itu menunjukkan bahwa kadar

kapur yang terkandung sangat sedikit.

5. Analisis Lengas Tanah

Tanah Vertisol merupakan tanah-tanah berwarna gelap dengan

tekstur liat dan menyebar luas di daerah beriklim tropis dan subtropis

dengan curah hujan 1500 mm pertahun. Tanah Vertisol memiliki sifat

khusus yakni mempunyai sifat vertik, hal ini disebabkan terdapat

mineral liat tipe 2:1 yang relatif. Karena itu dapat mengkerut

(Shrinking) jika kering dan mengembang (Swelling) jika jenuh air.

52

Page 53: Il Muuta Nah

Vertisol di Indonesia terbentuk pada tempat-tempat yang

berketinggian tidak lebih dari 300 meter di atas permukaan laut,

temperature tahunan rata-rata 250 C dengan curah hujan kurang dari

1500 mm/tahun. Vertisol memiliki potensi cukup baik, akan tetapi

yang menjadi kendala adalah dalam hal pengolahan tanahnya yang

relatif cukup sulit, bersifat sangat lekat bila basah dan sangat keras

bila dalam keadaan kering.

6. Analisis pH Tanah

pH tanah menunjukan intensitas keasaman suatu sistem tanah,

sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+

terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sisterm tanah.

Dalam pengamatan ini mengunakan dua larutan, yaitu larutan air

bebas ion atau aquades (H2O) dan larutan KCl 1 N. Dalam hal ini

menggunakan menggunakan indikator pH meter yang dicelupkan pada

larutan tanah, yang telah dicampur dengan larutan H2O dengan

perbandingan tanah dengan air sekitar 1:2,5. hingga homogen dan

didiamkan beberapa saat. Setelah itu pH meter dicelupkan, jangan

sampai terkena endapannya.

Dalam uji kemasaman menggunakan dua macam pH yaitu pH

H2O (pH aktual) dan pH KCl (pH potensial). pH aktual diukur dengan

cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah. pH potensial

diukur dengan cara mengukur jumlah ion H+ dalam larutan tanah dan

kompleks pertukaran ion. Semakin tinggi konsentrasi H+ maka

semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun

atau rendah. Pada tanah vertisol kering angin diperoleh pH H2O yang

sama yaitu 6,65. Dan pH KCl 5,6.

7. Analisis Struktur Tanah

Bobot jenis atauyang disebut juga partikel density merupakan

perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel

tanah (tanpa pori-pori). Nilai BJ secara umum berkisar 2,6-2,7 Mg/m3.

Jika diambil rata-rata menurut penelitian, nilai BJ untuk tanah mineral

53

Page 54: Il Muuta Nah

yang tidak banyak mengandung ebsi dan mineral-mineral berat

lainnya adalah 2,66 Mg/m3.

Seperti halnya dengan bobot jenis, bobot volume juga

merupakan perbandingan antara bobot dengan volume tanah.

Perbedaannya hanya pada pengukuran volume tanah, pori-pori

dihitung juga sebagai bagian dari volume tersebut. Bobot volume juga

disebut juga bobot isi. Berdasarkan hasil praktikum, pada sampel

tanah entisol dapat diperoleh bobot volume 1,586 gr/cc dan bobot

jenis 0,848 gr/cc.

54

Page 55: Il Muuta Nah

VI. KESIMPULAN

Dari praktikum dan pengamatn yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa :

A. Tanah FP

1. Di FP UNS Fisiografi lahan di kampus fakultas pertanian terletak

diantara Gunung Lawu dan aliran sungai Bengawan Solo dengan kondisi

bentuk batuan induk alluvial yang berkembang.

2. Erosi yang terjadi adalah erosi permukaan dengan tingkat rendah.

3. Lahan berupa tanah entisol dengan warna hitam-coklat, dengan vegetasi

berupa rumput, pohon dan semak yang mampu bertahan pada lingkungan

kering.

4. Profil tanah yang dibuat terdiri dari 3 lapisan.

5. Tekstur tanah adalah pasir dengan perbandingan antara debu, pasir dan

lempung lebih banyak pasirnya, dengan struktur, ukuran dan derajat yang

hampir sama.

B. Tanah Jumantono

6. Fisiografi di Jumantono lahan di wilayah pengamatan yaitu terletak

diantara pegunungan vulkanik dan aktivitas fluvial dengan keadaan

geologi lahan berupa formasi vulaknik dan bahan induknya batuan

vulkanik.

7. Erosi yang terjadi adalah erosi permukaan dengan tingkat rendah.

8. Lahan berupa tanah alfisol dengan warna coklat, dengan vegetasi

berupa rumput, pohon dan tanamah budidaya seperti kacang tanah,

mangga, dan pohon singkong yang mampu bertahan pada lingkungan

kering.

C. Tanah Jatikuwung

55

Page 56: Il Muuta Nah

9. Keadaan tanah di jatikuwung merupakan tanah vertisol dengan

fisiologi lahan vulkanik dari batuan Gunung api merapi

10. Kandungan akar yang terdapat pada tiap lapisan berkurang dari lapisan

yang teratas sampai terbawah yaitu dari yang sangat banyak sampai

sedikit dengan ukuran dari sedang sampai halus.

11. Konsistensi pada lahan ini bersifat lembab dan teguh.

12. Aerasi dan draenasi pada lahan pengamatan tergolong sedang

56

Page 57: Il Muuta Nah

DAFTAR PUSTAKA

Murtilaksono, Kukuh, 2009. JURNAL ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN 3 (2).

Rayes, M. Luthfi. 2006. Deskripsi profil tanah di lapangan. Unit penerbitanfakultas pertanian universitas brawujaya. Malang

bimbie. 2012. Susunan horizon pada proil tanah. http://www.bimbie.com. Diaksespada 14 november 2013

Agus, fahmuddin. 2006. Penetapan tekstur tanah. Deptan. Jakarta

Bimbingan. 2010. Macam – macam struktur tanah di bumi.http://www.bimbingan.org. Diakses pada 14 november 2013

"The Color of Soil". 2008. United States Department of Agriculture – NaturalResources Conservation Service.

Rachman, feisal. 2013. Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah.http://www.slideshare.net. Diakses pada 14 november 2013

Notohadiprawiro, tejoyuwono. 2000. Tanah dan Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan,UGM, Yogyakarta.

Sutedjo, agus. 2008. Pengantar IlmuTanah. RinekaCipta. Jakarta.

Tanijogonegoro. 2013. pH tanah. http://www.tanijogonegoro.com. Diakses pada14 november 2013

57