Top Banner
PENGARUH ZNT WARNA REAKTIF TERHADAP SIFAT KETAHANAN LUNTUR WARNA DAN MORFOLOGI KULIT IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN (THE EFFECT OF REACTIVE DYES FOR COLOURFAST'VESSAA'D MORPHOLOGY PROPERITES OF TILAPIA SKIN (Tilapia nilotica) AS GARMENTI Emiliana Kasmudjiastuti') Email : emil_bbkkp@yahoo. com Diterima: 2 Septemb gr 2011 Disetujui: 10 Nopember 20Il ABSTRACT Reactive dyes are dyeshtffs that can reactwith cellulose or proteiru It has small molecular weight, water soluble and binds covalently to the fiber and provives good calourfastness on washfastness and perspiration resistance. Mainly leather for garment is dyed using aniontc dyeinffs, but the use of reactive dyes is not commonfor leather dyeing. In the present study, an atternpt the use of reactive dyes with variation concentration of 10, I 5 and 20 %. The aim of the research was to determine the fficts of using reactive dyes on colourfastness and morphologt tilapia skinfor garment leather The raw material in this research were wet salted tilapia skin. The test parameters were washfastness and perspiration resistance and visual test on microscopic of collagen f.ber. The results showed that the use of reactive dyes affected on washfastness and perspiration resistance. The best concentration of reactive dyes was 15 96 and gave better washfastness and perspiration resistancewith the value of 5. Keywords: reactive dyes, tilapia skin,washfastness, perspiration resistance, morphologt ABSTRAK Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi dengan selulosa atau protein, mempunyai berat molekul yang kecil, larut dalam air dan berikatan kovalen dengan serat serta dapat memberikan sifat ketahanan warna yang baik terhadap pencucian dan keringat. Pewamaan kulit unfuk garmen rurllnnya digunakan zat watta asam, sedangkan penggunaan zat wama reaktif adalah kurang umum. Dalam penelitian ini dicoba meng gunakanzatwama reaktif dengan variasi konsentrasi 10, 15 dan 20 %. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan zatwarna reaktif terhadap ketahanan luntur wama terhadap pencucian dan keringat serta morfologi kulit ikan nila untuk gannen. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit ikan nila awet garaman. Pararneter uji meliputi uji ketahanan luntur wama terhadap pencucian dan keringat serta pengamatan secara visual terhadap serat kolagen secara mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan zatwarnareaktif berpengaruh terhadap ketahanan luntur wama terhadap pencucian dan keringat. Konsentrasi zat wama reaktif yang terbaik adalah penggunaan konsenfiasi 15 % dan dapat mernberikan ketahanan luntur wa:na terhadap pencucian dan keringat yang baik sekali, dengan nilai 5. Kata kunci: zat warna reaktif, kulit ikan nila, ketahanan luntur warna, pencucian, keringat, morfologi PENDAHT]LUAN Kulit ikan nila yang telah disamak mempunyai tekstur yang kuat, awet, supel, t) Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta rata danunik. Walaupun luasankulit ikannila relatif kecil namun bisa dimanfaatkan untuk sepatu, taso dompet, ikat pinggang, topi, dan PENGARUH ZAT WARNA REAKTIF TERHADAP
8

IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

Dec 31, 2016

Download

Documents

lekien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

PENGARUH ZNT WARNA REAKTIF TERHADAP SIFATKETAHANAN LUNTUR WARNA DAN MORFOLOGI KULIT

IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN(THE EFFECT OF REACTIVE DYES FOR COLOURFAST'VESSAA'DMORPHOLOGY PROPERITES OF TILAPIA SKIN (Tilapia nilotica)

AS GARMENTI

Emiliana Kasmudjiastuti')Email : emil_bbkkp@yahoo. com

Diterima: 2 Septemb gr 2011 Disetujui: 10 Nopember 20Il

ABSTRACTReactive dyes are dyeshtffs that can reactwith cellulose or proteiru It has small molecular

weight, water soluble and binds covalently to the fiber and provives good calourfastness onwashfastness and perspiration resistance. Mainly leather for garment is dyed using aniontcdyeinffs, but the use of reactive dyes is not commonfor leather dyeing. In the present study, anatternpt the use of reactive dyes with variation concentration of 10, I 5 and 20 %. The aim of theresearch was to determine the fficts of using reactive dyes on colourfastness and morphologttilapia skinfor garment leather The raw material in this research were wet salted tilapia skin.The test parameters were washfastness and perspiration resistance and visual test onmicroscopic of collagen f.ber. The results showed that the use of reactive dyes affected onwashfastness and perspiration resistance. The best concentration of reactive dyes was 15 96and gave better washfastness and perspiration resistancewith the value of 5.

Keywords: reactive dyes, tilapia skin,washfastness, perspiration resistance, morphologt

ABSTRAKZat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi dengan selulosa atau protein,

mempunyai berat molekul yang kecil, larut dalam air dan berikatan kovalen dengan serat sertadapat memberikan sifat ketahanan warna yang baik terhadap pencucian dan keringat. Pewamaankulit unfuk garmen rurllnnya digunakan zat watta asam, sedangkan penggunaan zat wamareaktif adalah kurang umum. Dalam penelitian ini dicoba meng gunakanzatwama reaktif denganvariasi konsentrasi 10, 15 dan 20 %. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruhpenggunaan zatwarna reaktif terhadap ketahanan luntur wama terhadap pencucian dan keringatserta morfologi kulit ikan nila untuk gannen. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian iniadalah kulit ikan nila awet garaman. Pararneter uji meliputi uji ketahanan luntur wama terhadappencucian dan keringat serta pengamatan secara visual terhadap serat kolagen secaramikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan zatwarnareaktif berpengaruhterhadap ketahanan luntur wama terhadap pencucian dan keringat. Konsentrasi zat wama reaktifyang terbaik adalah penggunaan konsenfiasi 15 % dan dapat mernberikan ketahanan lunturwa:na terhadap pencucian dan keringat yang baik sekali, dengan nilai 5.

Kata kunci: zat warna reaktif, kulit ikan nila, ketahanan luntur warna, pencucian, keringat,morfologi

PENDAHT]LUANKulit ikan nila yang telah disamak

mempunyai tekstur yang kuat, awet, supel,

t) Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta

rata danunik. Walaupun luasankulit ikannilarelatif kecil namun bisa dimanfaatkan untuksepatu, taso dompet, ikat pinggang, topi, dan

PENGARUH ZAT WARNA REAKTIF TERHADAP

Page 2: IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

gannen. Penelitian tentang kulit ikan nila telahbanyak dilakukan antara lain untukpembuatan sepatu bagian atas (Puji-Ediari Sdkk., 2007; K., Emiliana dkk., 2009) danuntuk produk kreatif (Sri-Untari dkk., 2009).Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwakulit ikan nila mempunyai sifat-sifat fisisseperti kuat tarik dan kemuluran yang baiksehingga dapat digunakan untuk pembuatansepatu dan barang-barang kutit.

Dalam upaya diversifikasi produk danpenggunaan bahan baku alternatif sertaterobosan baru dalam proses pewamaan kulit,maka pada penelitian ini dicoba apl*asi zatwama realctif untuk kulit gannen denganmenggunakan bahan baku dari kulit ikan nila(Tilapianilotica).

Zat wama yang digunakan dalam prosespewanuran kulit untuk gaflnen umurnnyamenggunak an zat warna asam atau zat watnaanionik, sedang penggunaan zat warna reaktifbelumumumdilakukan.

Seiring dengan perkembanganteknologi pewamaan kulit, maka pengguftunzat wama untuk kulit garrnen, khususnya kulitsuede telah dicoba digunakan zat warnareaktif untuk kulit suede garmen dari kulitkambing menggunakan 20 Yokonsenftasi zatwama (Anonim,2008).

Zat w una r eaktif adalah zat w arna y angdapat bereaksi dengan selulosa atau proteinmempunyai berat molekul yang kecil, larutdalam air dan berikatan kovalen dengan seratserta dapat memberikan sifat ketahanan wararayang baik terhadap pencucian dan keringat.(Kris Kolonko Reich group, 2005).Reaktivitas zat warna ini bermacam-macarn,sehingga sebagian dapatdigunakan pada suhurendah sedangkan yang lain harus digunakanpada suhu tinggi. Kebanyakan zat warna inidigunakan untuk serat selulosa, tetapi dnpatjugadigunakan untuk serat dari nilon atau protein. -

Zat warna reaktif terdiri dari dua grupyaitu grup kromofor yang akan memberikanwama dan grup reaktif yang akan mengikatpada serabut kolagen secara irreversible. Zatwama reaktif yang diterapkan pada kulit akanmempunyai daya penetrasi yang tinggi dansifat resistance to migrationyang sangat baik.Pada kondisi alkali akan membentuk ikatankimia dengan gugus hidroksil dari jaringan.Penggunaan zat warna reaktif merupakan

suatu inovasi dalam proses penyamakan kulit(Kiesow-Hanld dkk., 2006) terutamadirekomendasikan untuk aplikasi kulit atasansepatu, jok dan otomotif, saxung tangan,gaxmen, mempunyai sifat ketahanan cuci(kulit, katun dan wool) dan ketahanan keringatyang sangat baik dengan nilai 5 (Anonim,2008).

Sedangkan zat warna asam adalalh zatwama yang larut dalam air karena memilikigugus pelarut sulfonat atau karboksilat dalamstruktur molekulnya. Gugus tersebutberfungsi untuk mengadakan ikatan ionikdengan tempat-tempat positif dalam seratprotein. Zat warna asam dapat berikatandengan serat binatang berdasarkan ikatanelektrovalen/ionik, reversible (tergantungpH), dimana gugus ion pada zat warna akar-berikatan dengan gugus amino pada stnrkhrjaringan protein. Zatwarna ini dipergunakandalam suasana asam dan memiliki duyatembus langsung terhadap serat-serat proteinatau poliamida. Mekanisme pewarnaan zatwanm anionik adalah terbentuknya ikatanionik dengan kolagen dan krom yang terikatdengan kolagen. Ikatan ionik ini lemah dandapat dipatalkan dengan adanya keringat,bahkan hanya dengan air selama pencucian,sehingga hal ini menyebabkan warna kulitmudah pudar.

Mekanisme pewamaan zat warna real:tif{alah terbentuknya ikatan kovalen dengankolagen dan menyebabkan zat w amatersJbutterimobilisasi dalam jaringan kulit sehingga5ang&t tahan terhadap muatan elektrostatikdidalam permukaan bahan.

Perbedaan Model ikatan zat wama ionikdan kovalen disajikan pada Gambar l.(Kiesow- Harald dki<., 2006).

Lebih lanjut dikatakan oleh (Kiesow-Harald dkk.,2006) bahwa perbedaanpenggunaan zat wama asam dan zat waJnareaktif diamati pada wama larutan bekaspencucian. Pencucian kulit yang diwamaidengan zat warna asam (Acid black 210)bahkan hanya dengan air saja, larutan menjadisedikit berwama (slightly), akan tetapi jikamenggunakan zat wama reaktif (Lugafastblack AN), larutan tidak berwwni (nodiscolouration). Ketika kulit yang telahdiwamai dengan zat warna asam dicucidengan larutan detet'en selarna 30 menit,

MAJAI"AH KULII, KARET DAN PLASTIKVOI.2T NO. T OESEME;'TATil]6IT: rS.ZZ

Page 3: IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

maka larutan akan menjadi pekat (strongly)dan untuk waflra reaktif wafl1a sedikit keruh.Kondisi ini ditunjukkan pada Gambn 2.

Model ikatan zat warna ionik

Model ikatan zalwama kovalen

Gambar 1. Model ikatan zatwarna ionik dankovalen

aslinya sebagai dasar tidak ada perubahanpada wama aslinya, adanyasedikit perubahan,cukup berubah atau berubah sama sekali.Penilaian sdcara visual dilakukan denganmembandingkan perubahan warna yangterj adi dengan suatu standar perubahan waf,na.Standar yang dikenal. adalah standar yangdibuat oleh Society of Dyers and Colourists(SDC) di Inggris dan American Associationof Textile Chemists and Colourists (AATCC)di Amerikal Serikat, yaitu berupa standar*Grey Scale" (Moerdoko, 1.975). Kriteriapenilaian: Nilai tahan luntur warna: 5, baiksekali, tidak ada kelunturan; Nilai tahan lunturwarna: AlS,bak,hampir tidak ada kelunturan;Nilai tahan luntur warn at 4,bak,sedikit sekalikelunturan; Nilai tahan luntur warna: 314,cukup baik, sedikit ada kelunturan; Nilai tahanluntur warna: 3, cukup, ada kelunturan; Nilaitahan luntur warna: 2-3, kurang, cukupkelunturan; Nilai tahan luntur warna: 2,kurang, cukup banyak kelunturan; Nilai tahanluntur wama 1-2 jelek, banyak kelunturan;Nilai tahan luntrn warna: 1, jelek, banyaksekalikelunfuran.

Tujuan penelitian adalah untukmengetahui pengaruh penggunaan zat warnareaktif terhadap ketahanan luntur waJnaterhadap pencucian dan keringat sertamorfologi kulit ikan nila untuk garmen.

BAHAN DANMETODEBahanPeneHtian

Kulit ikan nitra awet garaman yangberasal dari Kartasura Jawa Teng ah. Zatwunareaktif (Lugafast blackAN), zat wama anionik(Baygenal Black) dan minyak Immergan A,Densodrin, Lipoderm Liquor, berasal daridistributor kemikalia Surakarta JawaTengah.Bahan-bahan penyamak chrome, syntan danbahan pembantu untuk penyamakan berasaldari distributor kemikali aY o gy akarta.

AlatPenelitianEmbei plastik, alat uji ketahanan

keringat: AATCC Perspiration Tbster danOvenMemmert, tipe T, no seri 357212, alatujiketahanan terhadap pencucian : Stiner: merkHeidolph MR 3001, tipe MR 300IK, no. Seri010688180, alat untuk pembuatan preparathistologi dan widefield miuoscops FISH(F luores cent In Situ Hybridization).

Gambar 2.Larutan setelah pencucian dengandeterjen selama 30 menit

Penilaian ketahanan luntur wamaterhadap pencucian dan ketahanan keringatdilakukan dengan melihat perubahan warna

PENGARUH ZAT WARNA REAKTIF TERHADAP S|FAT..,...,.............(Emillana

Page 4: IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

Metode PenelitianRancangan penelitian

Kulit ikan nila diproses sesuai denganprosedur penyamakan kulit yang ada dilaboratorium riset BBKKP dengan pewarnaanmenggunakan zat warna reaktif. Konsenffasizat warna reaktif dibuat bervariasi (kodeBr:10 o/o,Bz:15 oh, dan B::15 %). Sebagaikontrol dilakukan proses pewarnaanmenggunakan zat warna asam/anionik (KodeAr:3 Yo, Az:6 To, As:9 %o).Dalam penelitianini faktor yang dipelajari adalah pengaruhpenggunaan konsentasi zat warna reaktifterhadap morfologi serta ketahanan lunturwarna terhadap pencucian dan keringat kulitikannilauntukgannen.

PengujianKirlit ikan nila yang telah disamak

dilakukan pengamatan struktur histologimelalui fotomikrograf, ketahanan lunturwarna terhadap pencucian dan keringat sesuai

BS 1006: 1990 UK-LR dan pengamatan

terhadap larutan air bekas pencucian.Untuk pewamaan menggunakan zat

warna asam hanya diuji ketahanan lunturwarna terhadap pencucian, pengamatanterhadap larutan bekas pencucian dan stnrkturhistologi.

HASIL DAN PEMBAIIASANTHasil pengamatan larutan bekas pencuciankulit ikan nila dengan deterjen selama 30menitrpadasuhu40oC

Hasil pengamatan larutan bekaspencucian kulit ikan nila dengan deterjenselama 30 menit, pada suhu 40 oC dapatdilihatpadaGarrbar3.

Kulit ikan nila tersamak yang telahdiwamai dengan zatwarnaasam 3o 6 dang %dan zatwannreaktif 10, 15 daf,20o/oyangtelah dicuci menggunakan larutan deterjenselama 30 menit pada suhu 40 oC, makalarutan bekas pencucian kulit ikan tersamaktersebut kemudian diamati tingkatkejernihannya.

Hasil pengamatan pada larutan bekaspencucian kulit ikan nila tersamak yang telahdiwamai dengan zatwamaasarn 3, 6 dafr,g %(Ar, Az, A:) tampak berwarna pekat. Sedanglarutan bekas pencucian kulit ikan tersamakyang telah diwannai dengan zatwarnareaktif

10, 15 dan2}Yo(Br,Bz, Br) nampakberwarnaagak jemih. Kondisi ini sesuai dengan apayang dinyatakan oleh (KiesowHarald dkk,2006) bahwa pengamatan terhadap warnadari larutan pencucian pada penggwaan zatwarna asam bahkan hanya dengan air saja,larutan sudah sedikit benvama (slightly)apalagi ketika dicuci dengan lanrtan deterjen,bekas larutan pencucian waxnanya ment'adipekat. (strongly). Selain itu kondisi tersebutjuga disebabkan karena adanya perbedaanantaramekanisme pewarnaan zat warna asamdengan zat warna reaktif. Mekanismepewarnaan zat warna anionik adalahterbentuknya ikatan ionik dengan kolagen dankrom yang terikat dengan kolagen. Ikatanionik ini lemah. Sedang mekanismepewarnaan zat warna reaktif adalahterbentuknya ikatan kovalen dengan kolagendan menyebabkan zat warna tersebutterimobilisasi dalam jaringan kulit, sehinggamemiliki ketahanan luntur yang baik danikatannya kuat. Hal ini bisa dilihat pada sisalarutan pencucian, penggunaan zat warnaasam karena ikatannya lemah maka terjadikelunturan (warna larutan pekat) danpenggunaan zatwarna reaktif ikatannya kuatmaka tidak luntur (warna larutan bening).

Gambar 3. Larutan bekas pencucian kulityang diberi wama zat wama asam

(Baygenal) dan zat waf,na reaktif (LugafastblackAN)

Pengaruh konsentrasi zat warna reaktifterhadap ketahanan warna setelahpencucian

Hasil uji ketahanan luntur warnaterhadap pencucian menggunakan alat Stirrerdisajikanpada Tabel2.

MAJALAH KULIL KARET DAN P|-AST|KVol.27 No.I DesemberTahun 20lt : 15'22

Page 5: IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

Tabel2. Nilai ketahanan waf,na terhadappencucian kulit ikan nila pada bahan acetat,katun, poliamide, poliester, alailik dan wool

KODE Bahan Setelah uencucian

B1

AcetatKatunPoliamidePoliesterAkrilikWool

5

5

5

5

5

5

B2

AcetatKatunPoliamidePoliesterAkrilikWool

5

5

5

5

5

5

B3

AcetatKatunPoliamidePoliesterAkrilikWool

5

4t54ls4ls

5

5

Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa untukperlakuan dengan konsentrasi zat wamareaktif l0 dan 15 % ftode Br dan Bz) setelahpencucian menghasilkan nilai ketahananterhadap pencucian yang baik sekali (nilai 5)pada bahan acetat,katun, poliamide, poliester,akrilikdanwool.

Sedangkan perlakuan dengankonsentrasizatwarrareaktif 20 % ftode Br),yang menghasilkan ketahanan terhadappencucian dengan nilai 5 hanya padabahanacetat, akrilik dan wool. Pada bahan katun,poliamide dan poliester menghasilkan nilai4l5.Hal ini diduga karena pada penggunaanzatwarnareaktif 20 Yo, serat kulit sudah tidakmampu menyerap larutan zat watna karenasudah terlalu jenuh sehingga hal ini akanmenghambat penetrasi zat warna ke dalamserat kulit, walaupun nitai4l5 hasilnya adalahbaik artinya hampir tidak ada kelunturan.

Sebagai pembanding digunakan zatwama asam dalam pe\ilamaan menggunakankonsentrasi 3, 6 dan 9 %. Hasil uji ketahananterhadap pencucian untuk semua perlakuanmemberikan nrlai 213 (nilai ketahanan waflla :

kurang, arttnya cukup kelunturan). Hal inidisebabkan karena adarrya perbedaan antara

mekanisme p ewarnaan zat w arna as am denganzat w arna reaktif. Mekanism e pewatnaan zatwaflm anionik adalah terbentuknya ikatanionik dengan kolagen dan krom yang terikatdengan kolagen. Ikatan ionik ini lemah.Sedang mekanisme pewa^rnaan zat wamareaktif adalah terbenhrknya ikatan kovalenantara molekul zat warna dengan seratkolagen, sehingga menyebabkan zat warnatersebut terimobilisasi dalam jaringan kulit.Perbedaan antara ikatan kovalen denganikatan ionik ditunjukftan pada Gambar Idalam pendahuluan (Kiesow-Harald dkk.,2006). Dala:n Gambar I nampak jelas bahwaterbentuknya ikatan kovalen pada pewarnaanmenggunakan zat warna reaktif akan lebihkuat dari padazatwarna asam yang ikatannyaadalah ikatan ionik, sehingga menyebabkanhasil pewarnaan lebih tahan terhadappencucian.

Berdasarkan beberapa pernyataantersebut maka zat wama reaktif memilikiketahanan luntur yarrg lebih baikdibandingk an dengan zat warna asam.

Hasil penelitian menunjul:kan bahwapemakaian konsentrasi zatwarna reaktif yangmemberikan hasil yang baik adalahkonsentrasil0 dan15%.

Pengaruh konsentrasi zat warna reaktifterhadap ketahanan luntur warnaterhadap keringat

Hasil uji ketahanan luntur warnaterhadap keringat menggunakan alat ujiAATCC Perspiration Tester disajikan padaTabeI2.

Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa untuksemua perlakuan konsentras i zat w arna 1 0, 1 5

dan20 % (kode Br, Bz dan Br) baik sebelummaupun setelah pencucian menghasilkanketahanan warna terhadap keringat yang baiksekali dengan nilai 5, kecuali untukkonsentrasi20 Yo padabahan poliamide memberikan nilaiketahanan warna terhadap keringat yang baikdengan rllai 415. Kuafirya zat warna reaktifterhadap ketahanan terhadap keringat ini;disebabkan karena dalam pewaflraan zatwa:na reaktif akan membentuk ikatan kovalendengan kolagen dan menyebabkan zatwarnatersebut terimobilisasi dala:n jaringan kulitsehingga sangat tahan terhadap muatanelektrostatik didalam permukaan bahan. Zat

PENGARUH ZAT WARNA REAKTIF TERHADAP S1FAT........,.....,..,..(Emlliana K.)

Page 6: IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

walrra reaktif terdiri dari dua grup yaitu grup

kromofor yang akan memberikan wama dan

grup reaktif yang akan mengikat pada serabut

kolagen secara irreversible. Zat w arna reaktifyang diterapkan pada kulit akan mempunyaidayapenefrasi yang tinggi dan sifat resistanceto migration y^ng sangat baik (Kiesow -

Harald dlft, 2006). Zat wafl1a reaktif adalah

zat warna yang dapat bereaksi dengan selulosaatau protein mempunyai berat molekul yang

kecil, lanrt dalam air dan berikatan kovalendengan serat serta dapat memberikan sifatketahanan luntur yang baik (Kris KolonkoReich group,2005).

Tabel 2. Nilai ketahanan luntur wamaterhadap keringat kulit ikan nila pada bahan

acetat, katun, poliamide, poliester, alailik

Berdasarkan beberapa pernYataantersebut maka terbukti bahw a zatwarnareaktifmemiliki ketahanan luntur yang baik. Tidakhanya terhadap perlakuan pencucian nalnunjuga terhadap ketahanan keringat. Dari hasilpenelitian pemakaian konsentrasi zat wamareaktif yang memberikan hasil yang baikadalahkonsentrasi 10 dan 15%.

Pengamatan struktur histologi kuHt ikannilatersamak

Pengamatan stnrktur histologi kulit ikannila dilihat pada fotomikrograf, yangmenunjulCcan stnrktur permukaan dari kutityang belum diwarnai, yang diwamai denganzat warna asam dan zat warna reaktif. Hasilpengamatan stnrktur histologi kulit ikan nilatersamak dapat dilihat pada Gambar 4,5,6,7dan S. Penampang melintang kolagen kulitikan nila tanpa zat warna disajikan pada

Gambar 4.Penampang melintang kolagen kulit

ikan nila dengan zat wama asam (6 Vo)

disajikan pada Gambar 5. Penampangmelintang kolagen kulit ikan nila dengan zatwarna reaktif konsentrasi 10, 15 dan 20 o/o,

disajikanpada Garnbar 6, 7 dan 8.

Pada Gambar 4, yang meruPakanpenampang melintang kolagen tanpa zatwama, memperlihatkan dengan jelas adanya

rongga kosong diantara molekul jaringan

kolagen. Dari Gambar 5 terlihat bahwa ronggakosong tersebut telah terisi dengan molekulzatwarnaasam.

Gambar 4. Fotomilirograf penampangmelintang kolagen kulit ikan nila tersamak

(laas) tanpa warna

Gambar 5. Fotomikrograf penampangmelintang kolagen kulit ikan nila tersamak(pewanraan dengan zat warna asam 6 Yo)

dan wool.

KODE Bahan SebelumPencuciar

SesudahPencuciar

B1

AcetatKahrnPoliamidePoliesterAl<rilikWool

555555

555555

B2

AcetatKatunPoliamidePoliesterAkrilikWool

555555

555555

B3

AcetatKatunPoliamidePoliesterAl<rilkWool

5

54ls555

55

415

555

MA.TALAH KULIT, KARET DAN PLASTIK Vol' 27 No. I Desember Tahun 20ll : 15'22

Page 7: IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

Gambar 6. Fotomilcrograf penampangmelintang kolagen kulit ikan nila tersamak(pewanraan dengan zatwatnareaktif l0 %)

Gambar 6 dan 7 (menggunakan zatwaf,na reaktif), terlihat bahwa penetrasi zatwanla reaktif lebih merata dibandingkanGarrbar 5 (menggunakan zat w arna asamf

Zat wnna reaktif terdiri dari dua grupyaitu grup kromofor yang akan memberikanwrya dan grup reaktif yang akan mengikatpada serabut kolagen secara irreversible. Zatwanm reaktif yang diterapkan pada kulit akan

T:::::::::::::::::mpunyai daya penetrasi yang tinggi dan

sifat resistance to migrationyang sangai Uait,

Tu$+ m919apai grade 5 (Anonim;2008):Pada kondisi alkali akan membentuk ikatankimia_dengan gugus hidroksil darijaringan.

Mekanisme pewarnaan zat wama reaktifadalah terbentuknya ikatan kovalen antaramolekul zat warna dengan serat kolagen,sehingga menyebabkan zat wama tersebuiterimobilisasi dalam jaringan kulit dan sangattahan terhadap muatan elektrostatik didalampermukaan bahan. Daya penef:asi zat wanmlebih kuat dari pada penefrisi zat waflla asam.

Zat warna &sflm msllgandung gugusanion yang akan berikatan

-secara-anionik

dengan gugus asatn amine kationik dariprotein kulit. Garam-garam kromium akanmengikatgugus asarn karboksilat dari proteinkulit sehingga kulit yang disamak krom,gr3d:ry"q naik jumlah muatan kationiknya(+). Selanjutnya garam-garam laomium akanterhidrolisa dengan melepaskan asam yangjuga menaikkan keasiman dari luliitersamaknya. Kombinasi dari kedua faktortersebut membuat kulit ikan nila samak kromsangat kationik, sehingga mengakibatkancepatnya ikatan yang terj adi bilamen ggunakan zat wanna asam. Kuatnya ikatanpadl permukaan kulit mengakibatkanrendahnya tingkat penetrasi zat warnakedalam kulit (Gambar 5). Mekanismepewarnaan zat warna anionik adalahterbentuknya ikakn ionik dengankolagen dankrop yang terikat dengan kolagen.-Ikatanionik ini lemah (Kiesow- Haralddfk, 2006).

Ganrbar 7 (konsenfrasi 15%o) tedifrat!3h*q penetrasi zat warna paling baikdibanding penggunaan konsentrisi l0 % dan20%(Garnbar6danS).

Gambar 8 (konsenhasi 20 %) terlihatpahwa penekasi zat warna kurang homogen,banyak rongga serat kolagen yang tidak terisi

Gambar 7. Fotomikrograf penampangmelintang kolagen kulit ikan nila tersamak

(pewarnaan dengan zatwarna reaktif 15 %)

Gambar 8. Fotomilrograf penampangmelintang kolagen kulit ikan nila tersamak

(pewarnaan dengan zatwarna rcaktif 20 %)

PENGARUH zAT wARNA REAlfitF i21

Page 8: IKAN NILA (Tilapia nilotica) UNTUK GARMEN

oleh zat warna. Daya penetrasi zat wamareaktif 20 % terlihat kurang kuat dibandingkandengan konsentrasi 15 %. Hal ini disebabkankarena larutan zatwarna dengan konsenfrasi20 Yo terlalupekat sehing ga molekul zat w amasudah tidak mampu menembus jaringan kulit(arutan terlalu jenuh). Struktur kulit terlihatmenjadi lebih longgar, hal ini akan menaikkankecepatan difu si zat wam a padab agian-bagianyang lebih longgar tersebut atau menyebabkanterjadinya difusi zat wama yang tidak meratakedalam penampang kulit. Fotomilaografdapat menunjukkan penefr asi zat w ama padapermukaan struktur kulit.

KESIMPI'LAI\lenggunaan zat warna reaktif

berpengaruh terhadap ketahanan luntur wafllaterhadap pencucian dan keringat sertamorfologi kulit ikan nila untuk ga::nen.

Konsentrasi zat warna reaktif yangterbaik pada pewarnaan kulit ikan nila untukkulit garmen adalah penggunaan konsenfasi15 Yo, dapatmemberikan ketahanan terhadappencucian dan keringat yang baik sekali, tidakada kelunturan dengan nilai 5 dan ditinjau daripenggunaan zat w arnalebih efi sien.

Fotomikrograf dapat menunjukkanpenetrasi zat watna pada permukaan strukturkulit.

DAFTARPUSTAKAAnonirn 1990. B,S 1006: Methods of Testfor

Colour Fastness of Textiles and LeatherAdopted Europ ean Standards.

Anonim. 2008. Technical InformationLeather. TYP 3643e, Januari 2008(01 08) BASF The Chemis@ Company.

K., Emiliana, Sri Untari, Heru Budi Susanto,Nurhafic. 2009. Tehtologi FinishingKulit Kulit Ikan Nila Untuk Bagian AtasSepatu. Laporan Penelitian Balai BesarKulit, Karet dan Plastik Yogyakarta,Departemen Perindustrian.

Kiesow Harald, Somogyi Laszlo, WolfGerhard- 2006. A New Generation ofWashable Leather: Reactive dyes forwet blue and wet white. World LeatherOctober 2006, Volume 19, Number 6,Published 6ft October 2006.

Kris Kolonko group, 2005. Reactive Dyes,www. chem.wisc. edu/areas/...kolonko-

Moerdoko. 1975. Evaluasi Tekstil BagianKimia. Institute Teknologi TekstilBandung

Puji- Ediari S, Heryanto, Mursulasno, KasminNainggolan., 2007. Pembuatan KulitJadi Dengan Berbagai T'ipe FinishUntuk Atasan Sepatu. LaporanPenelitian Balai Besar Kulit, Karet danPlastik Yogyakarta. DepartemenPerindustrian

Sri-Untari, I(Emiliana, Suliestiyah W SriSutyasmi, Jaka Soesila., 2009.Peningkatan Nilai Tambah Kulit lkanUntuk rnendukung PengembanganIndustri Kreatif Produk Kulit. LaporanPenelitian Program Insentif PercepatanDifusi dan Pemanfaatan IPTEK, BalaiBesar Kulit, Karet dan PlastikYogyakart4 Departemen Perindustrian.

22 MA.TALAH KULII KARET DAN PLASTIK Yol.27 No. 1 Desember Tahun 2011 =

15-22