Top Banner
IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN WUJUD (SEBUAH STUDI KASUS) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: Timotius Vivid Nugroho NIM 121424017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168

IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

Aug 07, 2019

Download

Documents

tranthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL FISIKA

TENTANG PERUBAHAN WUJUD

(SEBUAH STUDI KASUS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Timotius Vivid Nugroho

NIM 121424017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

i

IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL FISIKA

TENTANG PERUBAHAN WUJUD

(SEBUAH STUDI KASUS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Timotius Vivid Nugroho

NIM 121424017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

”Anak muda tidak memilih jalan yang mendatar apalagi menurun.

Anak muda memilih jalan yang menanjak”

(Anies Baswedan)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Bapak Vitus Supardi dan Ibu Christina Sri Mulatsih

Mateas Handy Wicaksono, Ludovikus Farrel Setiawan, Maria Setia Ifani

Keluarga besar di Ketapang, Klaten, Gamping, dan Jakarta.

Keluarga besar Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis,

Timotius Vivid Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma.

Nama : Timotius Vivid Nugroho

NIM : 121424017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Identifikasi Proses Kognitif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Fisika tentang

Perubahan Wujud

(Sebuah Studi Kasus)

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang dibuat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Agustus 2016

Yang menyatakan,

Timotius Vivid Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

vii

ABSTRAK

IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL FISIKA

TENTANG PERUBAHAN WUJUD

(SEBUAH STUDI KASUS)

Timotius Vivid Nugroho. 2016. Identifikasi Proses Kognitif Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Fisika tentang Perubahan Wujud (Sebuah Studi Kasus).

Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sanata, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses kognitif siswa

dalam menyelesaikan soal fisika tentang perubahan wujud dan melihat tahapan

problem solving-nya. Proses kognitif siswa ditinjau berdasarkan Taksonomi

Bloom hasil revisi. Tahapan problem solving siswa ditinjau berdasarkan tahapan

problem solving model Minnesota.

Penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli

2016. Responden penelitian berjumlah empat orang siswa SMA di Yogyakarta.

Metode pengambilan data berupa tes esai, think aloud, dan wawancara. Tes esai

yang digunakan berjumlah satu nomor. Data yang diperoleh berupa lembar

pengerjaan responden dan transkrip think aloud dan wawancara. Transkrip think

aloud dan wawancara disajikan dalam satu naskah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tahapan problem solving keempat

responden berbeda-beda dan tidak urut sesuai susunan model Minnesota, (2)

responden A dan B berhasil menjawab soal dengan benar, sedangkan responden C

dan D tidak berhasil menjawab soal dengan benar, dan (3) proses kognitif

responden A dan B yang teridentifikasi meliputi proses kognitif pada kategori

mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi,

sedangkan responden C dan D meliputi proses kognitif pada kategori mengingat,

memahami, dan mengaplikasikan.

Kata kunci: Problem solving, proses kognitif, Taksonomi Bloom hasil revisi,

Model Minnesota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

viii

ABSTRACT

IDENTIFICATION OF STUDENT’S COGNITIVE PROCESS IN

SOLVING THE PROBLEM OF PHYSICS

ABOUT CHANGE OF PHASE

(A CASE STUDY)

Timotius Vivid Nugroho. 2016. Identification of Student’s Cognitive Process in

Solving the Problem of Physics about Change of Phase (A Case Study). Thesis.

Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science

Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma

University of Yogyakarta.

This research aims to identify the cognitive processes of students in

solving physics problem about change of phase and its problem solving. The

student’s cognitive processes were reviewed based on The Revision of Bloom’s

Taxonomy. The stages of student’s problem solving were reviewed based on

Minnesota Models

This research was a qualitative research. The research was held on May to

July 2016. Respondents were four students of senior high school in Yogyakarta.

The data collection methods used an essay test, think aloud, and interviews. The

number of items used in the essay test is one item. The data were obtained in the

form of students’ answer sheets and transcripts of think aloud and interviews.

Think aloud transcripts and interviews transcripts were presented in a single

manuscript.

The results showed that (1) the problem solving stages of the four

respondents were varied and there was no sequence according to the layout model

of Minnesota, (2) respondent A and B successfully answered the problem

correctly, while respondents C and D not successfully answered the problem

correctly, and (3) the cognitive processes of respondents A and B were identified

belong to cognitive processes in remembering, understanding, applying,

analyzing, and evaluating categories, while respondents C and D were belong to

cognitive processes in remembering, understanding, and applying categories.

Keywords: Problem solving, cognitive process, The revision of Bloom’s

Taxonomy, Minnesota Model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang

melimpah. Oleh karena rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini berjudul Identifikasi Proses Kognitif Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Fisika tentang Perubahan Wujud (Sebuah Studi Kasus).

Skripsi ini disusun sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian bersama yang melibatkan

penulis dan rekan, yaitu Barnabas Kresna Risfikawanto. Topik utama penelitian

yang diambil sama tetapi materi fisikanya berbeda.

Strategi kerja penelitan bersama ini adalah dengan mendiskusikan

rumusan masalah dan mempelajari teori pokok secara bersama-sama. Metode

penelitian dan analisis data dikembangkan bersama. Pembahasan dibahas dan

ditafsirkan dengan kalimat sendiri. Jika secara kebetulan ditemukan kalimat yang

sama, hal itu karena hasil diskusi dan sudah dengan persetujuan bersama.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak

bimbingan, penilaian, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dengan sabar dan

memberi masukan sebagai penyempurnaan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

x

2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika, Bapak Domi Severinus M.Si. selaku dosen pendamping akademik, dan

seluruh dosen program studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu,

bimbingan, dan pengalaman belajar yang memadai kepada penulis selama

belajar di Universitas Sanata Dharma;

3. Mas Arif, Mas Sugeng, dan Mbak Tari selaku staf sekretariat JPMIPA yang

telah membantu segala hal terkait administrasi penulis selama kuliah;

4. Siswa-siswi yang telah bersedia menjadi responden penelitian ini;

5. Barnabas Kresna Risfikawanto selaku rekan kerja dalam penelitian ini;

6. Cosmas Jerry Anggoro, Anastasia Susi Murwaningsih, dan Gregorius

Adirahmat Sahu selaku sahabat yang bersedia memberi penilaian dan

masukkan untuk penelitian ini;

7. Rekan-rekan Pendidikan Fisika 2012 yang telah membuka diri untuk

berdinamika, berbagi pengalaman, dan menerima penulis selama empat tahun

perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Penulis membuka

diri untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi pengembangan ke

arah yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat menjadi referensi untuk keperluan

studi dan penelitian lebih lanjut.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

C. Batasan Masalah.................................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

xii

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8

A. Kategori-Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif ............................ 8

B. Masalah (Problem) .............................................................................. 19

C. Pemecahan Masalah (Problem Solving).............................................. 20

D. Materi Perubahan Wujud Zat .............................................................. 25

BAB III METODOLOGI ................................................................................ 30

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 30

B. Responden Penelitian .......................................................................... 30

C. Desain Penelitian ................................................................................. 30

D. Waktu Penelitian ................................................................................. 31

E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 31

F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 32

G. Metode Analisis Data .......................................................................... 34

BAB IV DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ........................ 38

A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 38

B. Data ..................................................................................................... 38

C. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................... 39

1. Responden A ................................................................................. 39

Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden A ...... 52

2. Responden B ................................................................................. 71

Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden B ...... 79

3. Responden C ................................................................................. 93

Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden C ...... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

xiii

4. Responden D ................................................................................. 108

Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden D ...... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 122

A. Kesimpulan ......................................................................................... 122

B. Saran .................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rangkuman Definisi Proses-Proses Kognitif .................................. 9

Tabel 3.1 Coding data tahapan problem solving ............................................. 34

Tabel 3.2 Indikator proses kognitif ................................................................. 35

Tabel 4.1 Coding tahapan problem solving responden A ............................... 39

Tabel 4.2 Kategori kognitif responden A ........................................................ 46

Tabel 4.3 Coding tahapan problem solving responden B ............................... 71

Tabel 4.4 Kategori kognitif responden B ........................................................ 75

Tabel 4.5 Coding tahapan problem solving responden C ............................... 93

Tabel 4.6 Kategori kognitif responden C ........................................................ 96

Tabel 4.7 Coding tahapan problem solving responden D ............................... 108

Tabel 4.8 Kategori kognitif responden D ........................................................ 111

Tabel 4.9 Rangkuman Pembahasan Keempat Responden .............................. 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Flowchart tahapan problem solving model Minnesota ............... 24

Gambar 2.2 Grafik perubahan wujud .............................................................. 28

Gambar 4.1 Pola grafik perubahan wujud ...................................................... 39

Gambar 4.2 Perhitungan panas perubahan suhu untuk es ............................... 40

Gambar 4.3 Perhitungan panas perubahan suhu untuk air .............................. 40

Gambar 4.4 Perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es ................... 41

Gambar 4.5 Perbaikan perhitungan panas perubahan suhu untuk es .............. 41

Gambar 4.6 Perbaikan perhitungan panas perubahan suhu untuk air ............. 41

Gambar 4.7 Perbaikan perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es ... 42

Gambar 4.8 Perhitungan dengan asas black .................................................... 42

Gambar 4.9 Perhitungan ulang panas perubahan suhu untuk es ..................... 43

Gambar 4.10 Perhitungan ulang panas perubahan suhu untuk air .................. 43

Gambar 4.11 Perhitungan ulang panas perubahan wujud air menjadi es ....... 43

Gambar 4.12 Perhitungan ulang dengan asas black ........................................ 44

Gambar 4.13 Rentang kemungkinan letak suhu akhir campuran ................... 44

Gambar 4.14 Perhitungan nilai suhu akhir campuran ..................................... 45

Gambar 4.15 Persamaan panas perubahan suhu untuk es ............................... 46

Gambar 4.16 Persamaan panas perubahan suhu untuk air .............................. 46

Gambar 4.17 Persamaan panas perubahan wujud air menjadi es ................... 46

Gambar 4.18 Persamaan asas black ................................................................ 46

Gambar 4.19 Pemberian nilai besaran pada persamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

xvi

panas perubahan suhu untuk air ...................................................................... 46

Gambar 4.20. Flowchart tahapan problem solving responden A ................... 70

Gambar 4.21 Besaran yang diketahui ............................................................. 71

Gambar 4.22 Persamaan asas black ................................................................ 72

Gambar 4.23 Perhitungan nilai panas perubahan suhu air dan es ................... 72

Gambar 4.24 Perhitungan panas perubahan wujud air .................................... 72

Gambar 4.25 Perhitungan suhu akhir campuran ............................................. 73

Gambar 4.26 Perhitungan ulang kedua suhu akhir campuran ......................... 73

Gambar 4.27 Perhitungan ulang suhu akhir campuran ................................... 74

Gambar 4.28. Flowchart tahapan problem solving responden B .................... 92

Gambar 4.29 Besaran yang diketahui ............................................................. 93

Gambar 4.30 Penentuan rumus untuk mencari suhu akhir ............................. 94

Gambar 4.31Eksekusi persamaan suhu akhir ................................................. 95

Gambar 4.32 Persamaan umum tentang panas perubahan suhu ..................... 96

Gambar 4.33 Flowchart tahapan problem solving responden C ..................... 107

Gambar 4.34 Besaran yang diketahui ............................................................. 108

Gambar 4.35 Pertanyaan soal .......................................................................... 108

Gambar 4.36 Persamaan panas perubahan suhu ............................................. 109

Gambar 4.37 Perhitungan suhu akhir campuran ............................................. 109

Gambar 4.38 Substitusi nilai pada persamaan asas black ............................... 112

Gambar 4.39. Flowchart tahapan problem solving responden D.................... 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I Soal Perubahan Wujud ............................................................ 126

LAMPIRAN II Kunci Jawaban Soal .............................................................. 127

LAMPIRAN III Lembar Pengerjaan Responden A ........................................ 131

LAMPIRAN IV Lembar Pengerjaan Responden B ........................................ 133

LAMPIRAN V Lembar Pengerjaan Responden C ......................................... 134

LAMPIRAN VI Lembar Pengerjaan Responden D ........................................ 135

LAMPIRAN VII Transkrip Wawancara Responden A .................................. 136

LAMPIRAN VIII Transkrip Wawancara Responden B ................................. 142

LAMPIRAN IX Transkrip Wawancara Responden C .................................... 145

LAMPIRAN X Transkrip Wawancara Responden D ..................................... 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2012

menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia usia 15 tahun di bidang

matematika, sains, dan membaca masih rendah. Indonesia berada di peringkat

ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi. Penilaian itu dipublikasikan oleh the

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Indonesia sedikit lebih baik dari Peru yang berada di ranking terbawah. Rata-

rata skor matematika siswa Indonesia adalah 375, rata-rata skor membaca 396,

dan rata-rata skor untuk sains 382. Rata-rata skor total OECD secara berurutan

adalah 494, 496, dan 501. PISA mengukur kecakapan siswa usia 15 tahun

dalam memecahkan masalah-masalah di kehidupan nyata (www.oecd.org).

Kemampuan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis adalah

sebagian kemampuan yang diperlukan pada abad 21. Oleh sebab itu, salah satu

prioritas dalam pembelajaran fisika yang tertuang pada Kompetensi Inti

Pengetahuan (KI-3) Kurikulum 2013 adalah keterampilan berpikir tingkat

tinggi dan pemecahan masalah. KI-3 kurikulum 2013 menghendaki siswa

mampu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan menerapkannya pada bidang kajian yang spesifik

untuk memecahkan masalah (Kemendikbud, 2016: 1-4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

2

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah siswa

dapat dikembangkan sekaligus diuji lewat pemberian soal-soal fisika. Menurut

Danovan dalam Winarti et al (2015: 66), penilaian yang dilakukan guru

selama ini cenderung menekankan pada perhitungan matematis. Kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa tidak dikembangkan. Senada dengan Rahmat,

Muhardjito, dan Siti (2014: 108) yang menyatakan bahwa siswa cenderung

langsung menggunakan persamaan matematis tanpa melakukan analisis,

menebak rumus yang digunakan, dan menghafal cara pengerjaan contoh soal

untuk digunakan pada soal lain. Setiap soal mempunyai karakteristik dan

konteks yang berbeda. Akibatnya, strategi tersebut tidak dapat digunakan

untuk menjawab soal lain yang karakteristik dan konteks berbeda. Strategi ini

disebut strategi pattern-matching (Heller dan Kenneth, 2010: 18; Sabella dan

Edward, 2007: 1019).

Pemahaman konsep dan prinsip dasar sangat penting sebelum

mencoba memecahkan soal-soal (Serway dan John, 2010). Konsep membantu

siswa untuk menyederhanakan, merangkum informasi, meningkatkan efisiensi

dari memori, komunikas,i dan penggunaan waktu mereka (Santrock, 2009: 2-

3).

Temuan Winarti et al (2015: 65-69) menunjukkan level soal-soal

ujian fisika yang diberikan guru lebih banyak berada pada level mengingat dan

mengaplikasi. Data penelitian tersebut menampilkan persentase level kognitif

dari soal: mengingat (12,7%), memahami (10,9%), mengaplikasikan (69%),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

3

dan menganalisis (5,14%). Soal seperti ini hanya menguji kemampuan

berpikir tingkat rendah siswa.

Penelitian tentang problem solving siswa ketika menyelesaikan soal

fisika telah banyak dilakukan. Tandiramma, Mansyur, dan Darsikin (2014: 77-

85) meneliti tentang alur penalaran siswa dalam physics problem solving

ditinjau dari kerangka kerja Greeno. Responden penelitian berjumlah enam

siswa SMA. Metode yang digunakan adalah think aloud. Think aloud

menghendaki penyampaian kerja memori otak secara lisan. Hasil penelitian

berupa alur penalaran tiap responden ketika menyelesaikan soal. Alur tiap

responden berbeda-beda tergantung penguasaan konsep yang dimiliki masing-

masing responden.

Syukri, Halim, dan Meerah (2012: 61-67) meneliti tentang

penyelesaian masalah fisika kontekstual yang dilakukan 10 pakar fisika.

Model Minnesota dijadikan model rujukan penyelesaian masalah. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pakar fisika melakukan 20 pendekatan

penyelesaian masalah sewaktu menyelesaikan masalah fisika kontekstual. Dari

hasil tersebut diperoleh satu model pendekatan umum penyelesaian masalah

yang sering dijalankan semua pakar. Model temuan tersebut berisi

(a)mengumpulkan informasi, (b)menentukan prinsip/konsep,

(c)mengidentifikasi variabel, (d)membuat hubungan kuantitatif, (e)membina

persamaan spesifik, (f)membuat substitusi, (g)membuat perhitungan,

(h)membuat keputusan, dan (i)memeriksa kembali jawaban. Penelitan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

4

dilakukan Syukri, Halim, dan Meerah tidak membahas penyelesaian masalah

yang dilakukan oleh golongan pemula (novice).

Penelitian serupa lainnya dilakukan oleh Mufidah, Kadim, dan Sutopo

(2014: 1-9). Penelitian ini tentang perbedaan pola berpikir 5 siswa expert dan

5 siswa novice ketika memecahkan masalah getaran dan gelombang. Metode

yang digunakan adalah think aloud. Hasil penelitan menunjukkan adanya

perbedaan pola berpikir antara kelompok siswa expert dan novice ketika

memecahkan masalah. Pendekatan yang dilakukan siswa expert yaitu

menganalisis variabel, mengaitkan dengan prinsip fisika yang sesuai, dan

menarik kesimpulan/jawaban. Pendekatan yang dilakukan siswa novice yaitu

menyampaikan jawaban dan mengaitkannya dengan prinsip fisika, tetapi tidak

sesuai. Siswa novice mendapat jawaban yang tidak tepat karena tidak

mempertimbangkan hubungan antarvariabel dan prinsip yang sesuai,

walaupun rumus yang digunakan benar.

Temuan penelitian Tandiramma, Mansyur, dan Darsikin (2014: 77-

85), Syukri, Halim, dan Meerah (2012: 61-67), maupun Mufidah, Kadim, dan

Sutopo (2014: 1-9) adalah suatu pendekatan problem solving yang dilakukan

responden ketika menyelesaikan masalah fisika. Penelitan ketiganya berfokus

pada problem solving saja. Ketiga penelitan tidak meninjau proses kognitif

respondennya ketika menyelesaikan masalah.

Peneltian tentang kemampuan kognitif seseorang saat menyelesaikan

soal fisika pernah dilakukan Winarti (2015: 19-24). Responden penelitian

adalah tiga puluh mahasiswa semester IV yang telah menempuh mata kuliah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

5

Fisika Dasar dan Termodinamika. Taksonomi Bloom dijadikan teori acuan

untuk kemampuan kognitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan

analisis dan evaluasi mahasiswa masih rendah. Keterbatasan penelitian ini

yaitu tidak meninjau kemampuan kognitif menghafal, memahami,

mengaplikasikan yang dimiliki responden. Penelitian ini juga tidak

menjelaskan alur problem solving responden.

Berdasarkan pengalaman belajar ketika di bangku SMA dulu, terdapat

hal menarik tentang pengajaran yang diberikan guru. Saat penjelasan materi

tentang perubahan wujud, contoh soal yang guru berikan justru untuk kasus

pencampuran dua objek yang tidak melibatkan peristiwa perubahan wujud

tetapi hanya perubahan suhu. Alhasil, ketika dihadapkan pada soal yang

konteksnya melibatkan perubahan wujud, kebanyakan siswa memaksakan

persamaan perubahan suhu untuk menjawab soal. Siswa menggunakan cara

yang sama persis dengan yang berikan guru saat membahas contoh soal.

Perubahan wujud adalah pokok bahasan fisika yang di dalamnya

menggunakan sedikit persamaan. Praktis hanya terdapat tiga persamaan pokok

yaitu persamaan panas perubahan suhu, persamaan panas perubahan wujud,

dan persamaan asas black. Namun demikian, tingkat kesulitan soal, khususnya

bagian menganalisis permasalahan, dapat divariasi sesuai keperluan.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang identifikasi proses kognitif siswa SMA dalam menyelesaikan soal

fisika tentang perubahan wujud sekaligus meninjau tahapan problem solving

yang dilakukan. Proses kognitif siswa ditinjau berdasarkan Taksonomi Bloom

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

6

hasil revisi. Taksonomi ini umum digunakan dalam bidang pendidikan

(Winarti et al, 2015; Kiong et al, 2012; Winarti, 2015). Tahapan problem

solving yang digunakan mengacu pada model Minnesota.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang ingin diteliti,

yaitu:

1. Bagaimana tahapan problem solving yang siswa tempuh saat

menyelesaikan soal fisika tentang perubahan wujud?

2. Bagaimana proses kognitif siswa saat menyelesaikan soal fisika tentang

perubahan wujud?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Responden penelitian berjumlah empat orang siswa kelas X.

2. Materi yang digunakan pada soal adalah perubahan wujud.

3. Bentuk soal yang digunakan berupa tes esai.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. mendeskripsikan tahapan problem solving yang siswa tempuh saat

menyelesaikan soal fisika tentang perubahan wujud;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

7

2. mendeskripsikan proses kognitif siswa saat menyelesaikan soal fisika

tentang perubahan wujud.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Guru dapat mendiagnosis letak kekurangan kemampuan problem

solving siswa untuk kemudian ditindaklanjuti;

b. Guru dapat mengetahui kecenderungan cara siswa mengerjakan soal

tentang perubahan wujud;

c. Guru dapat mengetahui proses kognitif siswa saat menyelesaikan soal

fisika;

d. Hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk guru supaya melatih

kemampuan problem solving siswa dengan soal-soal yang melibatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi.

2. Bagi Siswa

a. Siswa dapat mengetahui letak kekurangan ataupun kelebihan

kemampuan problem solving fisika mereka;

b. Siswa dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi ketika

menyelesaikan soal fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kategori-Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif

Kognitif didefinisikan sebagai proses mental atau aktivitas pikiran

(Suharnan, 2005: 2). Proses mental atau pikiran itu meliputi bagaimana

seseorang memperoleh informasi, bagaimana informasi itu direpresentasikan

dan ditransformasikan sebagai pengetahuan, bagaimana pengetahuan itu

disimpan dalam ingatan kemudian dimunculkan kembali. Jadi, definisi proses

kognitif sama dengan kognitif itu sendiri. Proses kognitif tidak dapat diamati

secara langsung.

Anderson L. W. dan David R. K. pada tahun 2001 mempublikasikan

hasil revisi terhadap Taksonomi Bloom khususnya pada dimensi kognitif.

Taksonomi Bloom hasil revisi terdiri dari enam kategori, yaitu mengingat,

memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Kategori mengingat, memahami, dan mengaplikasikan termasuk kemampuan

berpikir tingkat rendah (lower order thinking skills). Kategori menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking skills) (Winarti et al, 2015: 66).

Buku terjemahan berjudul Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen karangan Anderson dan David, (2010)

menyebutkan bahwa setiap kategori terdiri dari beberapa proses kognitif.

Kategori-kategori tersebut dijabarkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

9

Tabel 2.1 Rangkuman Definisi Proses-Proses Kognitif

No. Kategori dan Proses

Kognitif Nama-nama lain Definisi

1 MENGINGAT – Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang

Mengenali Mengidentifikasi Membandingkan informasi yang baru

diterima dengan pengetahuan identik

di memori jangka panjang.

Mengingat kembali Mengambil Mengambil pengetahuan yang relevan

dari memori jangka panjang untuk

diproses di memori kerja karena soal

menghendaki demikian.

2 MEMAHAMI – Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang

diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru

Menafsirkan Mengklarifiksasi

Memparafrasakan

Merepresentasi

Menerjemahkan

Mengubah satu bentuk informasi

(misalnya, angka) menjadi bentuk lain

(misalnya, kata-kata).

Mencontohkan Mengilustrasikan

Memberi contoh

Memberi contoh tentang konsep atau

prinsip umum.

Mengklasifikasikan Mengkategorikan

Mengelompokkan

Menentukan bahwa sesuatu termasuk

dalam kategori tertentu.

Merangkum Menggeneralisasi

Mengabstraksi

Mengabstraksikan tema umum atau

poin-poin penting.

Menyimpulkan Mengekstrapolasi

Menginterpolasi

Memprediksi

Membuat kesimpulan logis dari

informasi yang diterima.

Membandingkan Mengontraskan

Memetakan

Mencocokkan

Menentukan persamaan dan

perbedaan antara dua ide, dua objek,

peristiwa, dan semacamnya.

Menjelaskan Membuat model Membuat model sebab-akibat dalam

sebuah sistem

3 MENGAPLIKASIKAN – Menggunakan atau menerapkan suatu prosedur dalam keadaan

tertentu

Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan suatu prosedur pada

tugas yang familiar

Mengimplementasikan Menggunakan Menerapkan suatu prosedur pada

tugas yang tidak familiar

4 MENGANALISIS – Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan

hubungan antarbagian, antara bagian-bagian, dan struktur keseluruhannya

Membedakan Menyendirikan

Memilah

Memfokuskan

Memilih

Membedakan bagian materi pelajaran

uang relevan dari yang tidak relevan,

bagian yang penting dari yang tidak

penting dari sebuah struktur.

Mengorganisasi Menemukan

Koherensi

Membuat garis

besar

Menstrukturkan

Memadukan

Mendeskripsikan

peran

Mengidentifikasi elemen-elemen dan

mengenali bagaimana elemen-elemen

itu membentuk sebuah struktur yang

koheren.

Mengatribusikan Mendekonstruksi Menentukan sudut pandang, bias,

nilai, atau maksud di balik materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

10

5 MENGEVALUASI – Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar.

Memeriksa Mengoordinasi

Mendeteksi

Memonitor

menguji

Menemukan inkonsistensi atau

kesalahan dalam suatu proses atau

produk; menentukan apakah suatu

proses atau produk memiliki

konsistensi internal; menemukan

efektivitas suatu prosedur yang sedang

dipraktikkan.

Mengkritik Menilai Menemukan inkonsistensi antara suatu

produk dan kriteria eksternal;

menentukan apakah suatu produk

memiliki konsistensi

eksternal;menemukan ketepatan suatu

prosedur untuk menyelesaikan

masalah.

6 MENCIPTA –memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan

koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal

Merumuskan Membuat hipotesis Membuat hipotesis berdasarkan

kriteria.

Merencanakan Mendesain Merencanakan prosedur untuk

menyelesaikan suatu tugas

Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk.

a. Mengingat

Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari

memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal

belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan

tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. Kategori

Mengingat terdiri dari proses kognitif mengenali dan mengingat kembali.

1) Mengenali

Proses kognitif mengenali adalah mengambil pengetahuan identik

yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk

membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Jika

menerima informasi baru, seseorang menentukan apakah informasi

tersebut sesuai dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

11

atau tidak dan mencari kesesuaian di antara keduanya. Istilah lain dari

proses kognitif mengenali adalah mengidentifikasi.

2) Mengingat Kembali

Proses kognitif mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan

yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soalnya

menghendaki demikian. Soalnya sering berupa pertanyaan. Dalam

mengingat kembali, seseorang mencari informasi di memori jangka

panjang dan membawanya ke memori kerja untuk diproses. Istilah lain

dari proses kognitif mengingat kembali adalah mengambil.

b. Memahami

Seseorang dikatakan Memahami bila dapat mengkonstruksi makna

dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun

grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer.

Pengetahuan baru dihubungkan dengan pengetahuan lama. Pengetahuan

konseptual menjadi dasar untuk proses memahami. Kategori Memahami

meliputi proses kogntif menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,

merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

1) Menafsirkan

Proses kognitif menafsirkan adalah mengubah informasi dari satu

bentuk ke bentuk lain. Proses kogntif menafsirkan berupa pengubahan

kata-kata jadi kata-kata lain, gambar jadi kata-kata, kata-kata jadi

gambar, angka jadi kata-kata, kata-kata jadi angka, dan semacamnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

12

Istilah lain dari proses kognitif menafsirkan adalah menerjemahkan,

memparafrasakan, menggambarkan, dan mengklarifikasi.

2) Mencontohkan

Proses kognitif mencontohkan adalah memberikan contoh tentang

konsep atau prinsip umum. Proses kognitif mencontohkan melibatkan

proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum dan

menggunakan ciri-ciri untuk memilih atau membuat contoh. Istilah

lain dari proses kognitif mencontohkan adalah mengilustrasikan dan

memberi contoh

3) Mengklasifikasikan

Proses kognitif mengklasifikasikan adalah mengetahui bahwa

sesuatu (misalnya, suatu contoh) termasuk dalam kategori tertentu

(misalnya, konsep atau prinsip). Proses kognitif mengklasifikasikan

melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang sesuai

dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut. Istilah lain dari proses

kognitif mengklasifikasikan adalah mengkategorikan dan

mengelompokkan

4) Merangkum

Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan

satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau

mengabstrasikan sebuah tema. Proses kognitif merangkum melibatkan

proses membuat ringkasan. Istilah lain untuk proses kognitif

merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabstraksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

13

5) Menyimpulkan

Proses kognitif menyimpulkan adalah proses menemukan pola

dalam sejumlah contoh. Proses kognitif menyimpulkan terjadi ketika

siswa dapat mengabstrasikan sebuah konsep atau prinsip yang

menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati dan menarik

hubungan di antara ciri-ciri setiap contohnya. Proses kognitif

menyimpulkan melibatkan proses kognitif membandingkan seluruh

contohnya dan juga proses kognitif mengeksekusi, yang merupakan

proses kognitif dalam kategori mengaplikasikan. Istilah lain dari

proses kognitif menyimpulkan adalah mengekstrapolasi,

menginterpolasi, dan memprediksi.

6) Membandingkan

Proses kognitif membandingkan adalah proses mendeteksi

persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide,

masalah, atau situasi. Istilah lain dari proses kognitif membandingkan

adalah mengontraskan, memetakan, dan mencocokan.

7) Menjelaskan

Proses kognitif menjelaskan adalah proses membuat model sebab-

akibat, yang mencakup setiap bagian pokok dari suatu sistem atau

setiap peristiwa penting dalam rangkaian peristiwa dan proses

menggunakan model ini untuk menentukan bagaimana perubahan pada

satu bagian dalam sistem tadi atau sebuah “peristiwa” dalam rangkaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

14

peristiwa tersebut memengaruhi perubahan pada bagian lain. Istilah

lain dari proses kognitif menjelaskan adalah membuat model.

c. Mengaplikasikan

Kategori mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-

prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan

masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.

Kategori mengaplikasikan terdiri dari proses kognitif mengeksekusi dan

mengimplementasikan

1) Mengeksekusi

Dalam proses kognitif mengeksekusi, seseorang secara rutin

menerapkan prosedur ketika menghadapi tugas yang sudah familier

(misalnya soal latihan). Familiaritas tugas acap kali memberikan

petunjuk yang cukup untuk memilih prosedur yang tepat dan

menggunakannya. Proses kognitif mengeksekusi lebih sering

diasosiasikan dengan penggunaan keterampilan dan algoritma

ketimbang dengan teknik dan metode. Istilah lain dari proses kognitif

mengeksekusi adalah melaksanakan

2) Mengimplementasikan

Proses kognitif mengimplementasikan adalah proses memilih dan

menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang tidak

familier. Lantaran dituntut untuk memilih, seseorang harus memahami

jenis masalahnnya dan alternatif-alternatif prosedur yang tersedia.

Maka, proses kognitif mengimplementasikan terjadi bersamaan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

15

kategori memahami dan mencipta. Siswa tidak segera mengetahui

mana prosedur (dari alternatif-alternatif yang ada) yang mesti dipakai.

Istilah lain dari proses kognitif mengimplementasikan adalah

menggunakan.

d. Menganalisis

Kategori Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi

jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar

bagian dan antar setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Menganalisis

juga dapat dipandang sebagai perluasan dari kategori memahami atau

sebagai pembuka untuk kategori mengevaluasi atau mencipta. Kategori

memahami, menganalisis, dan mengevaluasi kerap kali saling terkait.

Namun, terkadang orang yang memahami materi pelajaran belum tentu

dapat menganalisisnya dengan baik. Orang yang terampil menganalisisnya

belum tentu bisa mengevaluasinya. Kategori menganalisis meliputi proses

kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

1) Membedakan

Proses kognitif membedakan melibatkan proses memilah-milah

bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur. Proses

kognitif membedakan terjadi sewaktu seseorang mendiskriminasikan

informasi yang relevan dan tidak relevan, yang penting dan tidak

penting, dan kemudian memerhatikan informasi yang relevan atau

penting. Istilah lain dari proses kognitif membedakan adalah

menyendirikan, memilah, memfokuskan, dan memilih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

16

2) Mengorganisasi

Proses kognitif mengorganisasi melibatkan proses

mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses

mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur

yang koheren. Dalam proses kognitif mengorganisasi, seseorang

membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren antar

potongan informasi. Proses kognitif mengorganisasi biasanya terjadi

bersamaan dengan proses kognitif membedakan. Seseorang awalnya

mengidentifikasi elemen-elemen yang relevan atau penting dan

kemudian menentukan sebuah struktur yang terbentuk dari elemen-

elemen itu. Istilah lain dari proses kognitif mengorganisasi adalah

menstrukturkan, memadukan, menemukan, koherensi, membuat garis

besar, dan mendeskripsikan peran.

3) Mengatribusikan

Proses kognitif mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat

menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik

komunikasi. Proses kognitif mengatribusikkan melibatkan proses

dekonstruksi yang di dalamnya seseorang menentukan tujuan

pengarang suatu tulisan yang diberikan oleh guru. Istilah lain dari

proses kognitif mengatribusikan adalah mendekonstruksi.

e. Mengevaluasi

Kategori mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan

berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Kriteria-kriteria yang paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

17

sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.

Standar-standarnya bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Standar –

standar ini berlaku pada kriteria. Kemampuan mengevaluasi membantu

seseorang mencari tahu apakah solusi yang dibuat efektif atau tidak.

Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa (keputusan-

keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal) dan proses kognitif

mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria

eksternal).

1) Memeriksa

Proses kognitif memeriksa melibatkan proses menguji

inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk.

Istilah lain dari proses kognitif memeriksa adalah menguji, mendeteksi,

memonitor, dan mengoordinasi.

2) Mengkritik

Proses kognitif mengkritik melibatkan proses penilaian suatu

produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Dalam

proses kognitif mengkritik, sesorang mencatat ciri-ciri positif dan

negatif dari suatu produk dan membuat keputusan setidaknya sebagian

berdasarkan ciri-ciri tersebut. Istilah lain dari proses kognitif

mengkritik adalah menilai.

f. Mencipta

Kategori mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen

jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kategori mencipta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

18

menghendaki seseorang untuk membuat produk baru dengan

mereorganisasi sejumlah elemen jadi suatu pola yang tidak pernah ada

sebelumnya. Kategori mencipta terdiri dari proses kognitif merumuskan,

merencanakan, dan memproduksi.

1) Merumuskan

Proses kognitif merumuskan melibatkan proses menggambarkan

masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria

tertentu. Merumuskan melampaui batasan pengetahuan lama dan teori-

teori yang ada. Proses kognitif ini melibatkan proses berpikir divergen

dan menjadi inti dari apa yang disebut berpikir kreatif. Istilah lain dari

proses kognitif merumuskan adalah membuat hipotesis.

2) Merencanakan

Proses kognitif merencanakan melibat proses merencanakan

metode penyelesaian masalah yang sesuai dengan kriteria-kriteria

masalahnya, yakni membuat rencana untuk menyelesaikan masalah.

Proses kognitif merencanakan adalah mempraktikkan langkah-langkah

untuk menciptakan solusi yang nyata bagi suatu masalah. Istilah lain

dari proses kognitif merencanakan adalah mendesain.

3) Memproduksi

Proses kognitif memproduksi melibatkan proses melaksanakan

rencana untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-

spesifikasi tertentu. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, tujuan-

tujuan yang termasuk kategori mencipta bisa atau bisa pula tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

19

memasukkan orisinalitas atau kekhasan sebagai salah satu

spesifikasinya. Tujuan yang memasukkan orisinalitas atau kekhasan

merupakan tujuan memproduksi. Istilah lain dari proses kognitif

memproduksi adalah mengkonstruksi.

B. Masalah (Problem)

Stephen Krulik dan Jesse A. Rudnick (1996: 3) mendefinisikan

masalah sebagai sebuah situasi, baik kuantitatif atau kualitatif, yang

dihadapkan pada individu atau kelompok, yang memerlukan pemecahan,

tetapi individu tersebut tidak dapat melihat dengan jelas cara memperoleh

pemecahannya. Masalah muncul apabila ada halangan atau hambatan yang

memisahkan antara situasi sekarang (present state) dengan situasi yang dituju

(goal state) (Suharnan, 2005: 283).

Syarat dari sebuah masalah yaitu harus dapat menjamin bahwa siswa

tidak akan bisa menjawab secara tepat hanya dengan mengandalkan ingatan

(Anderson dan David, 2010: 108). Masalah yang memungkinkan seseorang

menemukan solusi dengan mudah dan sudah tahu cara untuk menghasilkannya

akan disebut “latihan”. Proses tersebut tidak termasuk dalam lingkup

pemecahan masalah. Istilah masalah dalam konteks penelitian ini adalah soal

fisika.

Patricia Heller dan Kenneth Heller (2010: 27) memberikan syarat-

syarat soal fisika yang layak digunakan untuk menguji kemampuan problem

solving siswa, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

20

1. sulit untuk didapatkan jawabannya jika hanya menggunakan beberapa

persamaan dan sekedar memasukkan angka;

2. sulit untuk didapatkan jawabannya jika hanya sekedar melakukan

pencocokan pola pengerjaan yang sudah-sudah;

3. sulit untuk memecahkan masalah tanpa pertama-tama menganalisis

kejadian masalah itu;

Sulit untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam soal tanpa

menggambar sebuah gambar dan menunjuk besaran-besaran penting pada

gambar itu;

4. menghidari penggunaan isyarat bantuan fisika seperti bidang miring,

bergerak dari diam, gerak peluru, dll.

Menghindari isyarat bantuan fisika membuat siswa sulit untuk melakukan

pencocokan pola. Justru siswa didorong untuk membangun hubungan

antara fisika dan struktur pengetahuan yang mereka punya;

5. diperkuat dengan analisis logis konsep-konsep dasar.

C. Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Pemecahan masalah digambarkan sebagai proses tiba di solusi ketika

seseorang awalnya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pemecahan masalah

adalah sarana yang memungkinkan seorang individu menggunakan

pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang diperoleh sebelumnya untuk

memenuhi tuntutan keadaan yang tidak familiar (Krulik dan Jesse, 1996: 3).

Untuk suatu masalah yang spesifik diperlukan suatu pemikiran yang terarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

21

secara langsung untuk menemukan suatu solusi. Pemecahan masalah

melibatkan penemuan sebuah cara yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan

(Santrock, 2009: 26).

Patricia Heller dan Kenneth Heller (1999) mengembangkan tahapan

problem solving khusus bidang fisika. Tahapan problem solving ini dikenal

dengan sebutan model Minnesota. Tahapan problem solving ini berfokus pada

prosedur-prosedur untuk menyelesaikan soal-soal bidang fisika. Tahapan-

tahapan tersebut yaitu:

1. Fokus pada masalah

Pada langkah ini, deskripsi kualitatif dari masalah dibangun.

Pertama, setiap deskripsi dari masalah divisualisasikan dengan

menggunakan sketsa. Pernyataan singkat dari sesuatu yang ingin dicari

harus dituliskan. Gagasan-gagasan fisika yang berguna dalam masalah

dituliskan dan pendekatan-pendekatan terkait dideskripsikan. Ketika

menyelesaikan langkah ini maka tidak perlu harus mengacu pada

pernyataan masalah lagi.

2. Deskripsi secara fisika

Pada langkah ini diperlukan pemahaman kualitatif dari masalah

untuk menyiapkan solusi kuantitatif. Pertama, situasi masalah dipermudah

dengan mendeskripsikan masalah itu dalam diagram fisika yang

sederhana. Sesuatu yang ingin ditemukan harus dinyatakan kembali secara

matematis. Gagasan-gagasan fisika digunakan seperti yang telah

disebutkan dalam langkah 1 dan persamaan yang menyatakan hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

22

antarprinsip fisika dituliskan. Hasil dari langkah ini berisi semua informasi

yang relevan sehingga tidak perlu lagi melihat kembali langkah 1.

3. Merencanakan solusi

Pada langkah ini, deskripsi fisika diterjemahkan ke dalam

persamaan matematis dengan menggunakan persamaan yang telah

disebutkan dalam langkah 2. Setiap persamaan harus mempunyai tujuan

yang spesifik untuk menemukan besaran yang belum diketahui dalam

masalah tersebut. Sebuah persamaan biasanya membutuhkan besaran baru

yang tidak diketahui, yang harus dicari menggunakan persamaan lain. Saat

melakukan operasi matematik untuk mengisolasi sejumlah besaran yang

tidak diketahui, dapat membantu kita membuat garis besar agar sampai

pada solusi.

4. Mengeksekusi rencana

Pada langkah ini, rencana yang telah dibuat sebelumnya

dieksekusi. Semua besaran yang telah diketahui dimasukkan ke dalam

solusi aljabar seperti yang telah dijabarkan pada langkah 3. Langkah ini

dilakukan untuk menentukan nilai besaran yang belum diketahui.

5. Mengevaluasi jawaban

Langkah terakhir adalah memeriksa pekerjaan untuk melihat

bahwa yang telah dinyatakan itu sudah tepat, masuk akal, dan benar-benar

menjawab pertanyaan yang diminta.

Tahapan-tahapan di atas diperinci seperti gambar 2.1 pada halaman

selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

23

(berlanjut ke halaman berikut)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

24

Gambar 2.1 Flowchart tahapan problem solving model Minnesota

Sumber: Cooperative Group Problem Solving in Physics

(Heller dan Kenneth, 1999)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

25

D. Materi Perubahan Wujud Zat

1. Konsep kalor

Kalor adalah energi yang dipindahkan dari satu objek ke objek lain

karena perbedaan suhu (Giancoli, 2014: 484). Kalor didefinisikan sebagai

energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang

suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan (Kanginan, 2013:

324). Kalor tidak pernah mengalir dari benda bersuhu rendah ke benda

bersuhu tinggi secara spontan (Surya, 2010: 13).

Kalor dilambangkan dengan . Satuan SI untuk kalor adalah joule

atau biasa ditulis . Satuan kalor selain joule adalah kalori atau biasa

ditulis . Nilai setara dengan .

Bila kalor mengalir ke suatu benda, suhu benda akan naik (dengan

asumsi tidak ada perubahan wujud). Jumlah kalor yang dibutuhkan

untuk mengubah suhu dari suatu benda adalah proporsional terhadap

massa benda tersebut dan perubahan suhunya (Giancoli, 2014: 486).

Secara matematis dapat dituliskan seperti pada persamaan (2.1).

(2.1)

dengan adalah kalor (J), adalah massa benda (kg), adalah

perubahan suhu ( , dan adalah sebuah karakteristik kuantitas dari

benda yang disebut kalor jenis ( ).

Kalor jenis pada dasarnya merupakan suatu ukuran

ketidaksensitifan zat secara termal terhadap penambahan energi. Semakin

besar kalor jenis suatu bahan, semakin besar pula energi yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

26

ditambahkan pada bahan tersebut untuk menyebabkan suatu perubahan

suhu (Serway dan John, 2010: 42). Persamaan (2.1) berlaku jika terdapat

perubahan suhu.

2. Asas Black

Ketika dua benda berbeda suhu saling bersentuhan, maka benda

bersuhu lebih tinggi akan melepaskan energi ke benda bersuhu lebih

rendah. Akibatnya suhu benda yang tadinya tinggi akan turun dan suhu

benda yang tadinya rendah akan naik sampai suhu kedua benda menjadi

sama. Keadaan saat suhu kedua benda bernilai sama disebut

kesetimbangan termal (Serway dan John, 2010: 4). Pada peristiwa tersebut

berlaku hukum kekekalan energi. Menurut hukum kekekalan energi, total

kalor yang dipindahkan, baik ke dalam atau keluar dari sistem (benda yang

saling berinteraksi) tersebut adalah nol (Giancoli, 2014: 489). Secara

matematis dituliskan sebagai berikut,

(2.2)

atau persamaan (2.2) dapat dijabarkan menjadi seperti persamaan (2.3).

(2.3)

Bentuk lain dari persamaan (2.3) yang sering dijumpai yakni,

(2.4)

Persamaan (2.4) juga dikenal sebagai persamaan asas Black

3. Perubahan Wujud Zat

Suatu zat sering kali berubah suhunya ketika ada energi yang

dipindahkan pada zat tersebut. Akan tetapi, ada beberapa keadaan di mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

27

perpindahan energi tidak menghasilkan perubahan suhu pada zat tersebut.

Kasus ini terjadi saat zat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain.

Peristiwa ini disebut perubahan wujud atau perubahan fase (Serway dan

John, 2010: 47). Ketika benda berubah wujud dari padat menjadi cair atau

dari cair menjadi gas, sejumlah energi tertentu terlibat dalam perubahan

wujud ini (Giancoli, 2014: 491). Jika es dipanasi (diberi kalor), beberapa

waktu kemudian es berubah wujud menjadi air, dan selanjutnya air

berubah wujud menjadi uap. Demikian pula jika uap air didinginkan.

Beberapa waktu kemudian uap air berubah wujud menjadi air, dan

selanjutnya air akan berubah wujud menjadi es (Kanginan, 2013: 332).

Jumlah energi yang dipindahkan selama perubahan wujud

tergantung pada jumlah zatnya. Jika energi sebesar Q dibutuhkan untuk

mengubah wujud zat bermassa m, perbandingan L = Q/m menunjukkan

karakteristik termal zat. Besaran L disebut juga dengan kalor laten zat.

Nilai L suatu zat berbeda dengan zat lainnya tergantung pada sifat alamiah

perubahan wujudnya, yang juga merupakan karakteristik zat. Dari

penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa energi yang dibutuhkan

untuk mengubah wujud suatu zat bermassa m mengikuti persamaan (2.5).

(2.5)

Persamaan (2.5) berlaku ketika terjadi perubahan wujud dari padat ke cair,

cair ke padat, cair ke gas, ataupun gas ke cair.

Untuk perubahan dari padat ke cair (mencair), istilah yang dipakai

adalah kalor laten peleburan. Simbolnya adalah . Jika perubahannya dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

28

cair ke padat (membeku), istilahnya diganti menjadi kalor laten

pembekuan. Nilai dan simbol dari kalor laten peleburan sama dengan kalor

laten pembekuan. Untuk air, perubahan wujud dari cair ke padat ataupun

padat ke cair terjadi pada suhu . Suhu ini disebut titik beku air.

Untuk perubahan dari cair ke gas (menguap), istilah yang dipakai

adalah kalor laten penguapan. Simbolnya adalah . Jika perubahannya

dari gas ke cair (mengembun), istilahnya diganti menjadi kalor laten

pengembunan. Nilai dan simbol dari kalor laten penguapan sama dengan

kalor laten pengembunan. Untuk air, perubahan wujud dari cair ke gas

ataupun gas ke cair terjadi pada suhu . Suhu ini disebut titik didih

air. Perlu diperhatikan bahwa untuk satu jenis zat (misal air), nilai dari

berbeda dengan .

Gambar 2.2 Grafik perubahan wujud

Untuk memahami peran kalor laten dalam perubahan wujud,

perhatikan energi yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg es bersuhu

menjadi uap air . Gambar 2.2 di atas menunjukkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

29

eksperimen yang diperoleh saat energi ditambahkan secara berangsur-

angsur pada es.

Bagian A. Pada kurva ini terjadi perubahan suhu. Suhu es berubah dari

menjadi . Jika kalor jenis es adalah maka jumlah energi

yang harus diberikan pada es mengikuti persamaan (2.6).

(2.6)

Bagian B. Pada kurva ini terjadi perubahan wujud. Untuk mengubah es

bersuhu menjadi air bersuhu diperlukan energi yang besarnya

mengikuti persamaan (2.7).

(2.7)

Bagian C. Pada kurva ini terjadi perubahan suhu. Suhu air berubah dari

menjadi . Jika kalor jenis air adalah , maka besarnya energi

yang harus diberikan pada air mengikuti persamaan (2.8).

(2.8)

Bagian D. Pada kurva ini terjadi perubahan wujud. Untuk mengubah air

bersuhu menjadi uap air bersuhu , diperlukan energi yang

besarnya mengikuti persamaan (2.9).

(2.9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

30

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2008: 6).

B. Responden Penelitian

Responden penelitian ini berjumlah empat siswa SMA. Selanjutnya

identitas tiap responden diberi kode A, B, C, dan D. Keempat responden telah

mendapatkan materi tentang perubahan wujud di SMA masing-masing.

Responden A dan B berasal dari SMA Negeri yang sama. Responden C dan

D, masing-masing berasal dari SMA Swasta yang berbeda. Tiga responden

tergabung dalam tim olimpiade fisika di SMA masing-masing. Peneliti

meminta responden untuk mempelajari kembali materi secara pribadi sebelum

hari pengambilan data dimulai.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus

merupakan desain penelitian yang mendetail dari suatu subjek, keadaan, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

31

kejadian khusus. Sesuatu yang diteliti tersebut hanya satu atau kecil

lingkupnya. Studi kasus mudah untuk dilakukan dan juga tidak perlu

menggeneralisasi apapun (Suparno, 2010: 157).

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Yogyakarta pada bulan Mei – Juni 2016.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes esai, think aloud,

dan wawancara. Responden diminta untuk mengerjakan soal tentang

perubahan wujud yang telah disiapkan peneliti. Durasi pengerjaan soal tidak

dibatasi agar responden dapat berpikir secara maksimal tanpa tergesa-gesa.

Lembar pengerjaan responden dikumpul untuk dijadikan data.

Peneliti meminta responden untuk menyelesaikan soal sambil

mengungkapkan secara lisan proses berpikirnya. Permintaan ini bisa diulang

jika diperlukan. Segala sesuatu yang mereka katakan kemudian direkam dan

digunakan sebagai data untuk dianalisis. Metode ini cocok digunakan untuk

mengungkap proses kognitif seseorang. Metode ini disebut metode think aloud

(van Someren, Yvonne, dan Jacobijn, 1994).

Wawancara dilakukan untuk mengungkapkan cara berpikir responden

yang belum sempat dinyatakan secara lisan ketika mengerjakan soal. Kegiatan

responden ketika menyelesaikan soal, think aloud dan wawancara direkam

menggunakan handycam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

32

Peneliti melakukan dua kali latihan pengambilan data sebelum

melakukan pengambilan data yang sesungguhnya. Latihan dilakukan untuk

dua responden yang berbeda. Latihan dilakukan untuk menguji apakah kalimat

soal yang digunakan mudah dipahami oleh reponden atau tidak. Jika kalimat

soal sulit dipahami, konstruksi kalimat tersebut diperbaiki. Selain itu, latihan

juga bertujuan supaya peneliti dapat terlatih melakukan wawancara.

F. Instrumen Pengumpulan Data

1. Tes esai

Soal disusun agar bisa mengungkap proses problem solving dan

proses kognitif responden ketika memecahkan masalah. Tingkatan soal

dibuat untuk melihat proses kognitif pada kategori mengingat, memahami,

mengaplikasi, menganalisis, dan mengevaluasi. Soal tidak dibuat sampai

pada kategori mencipta. Soal yang digunakan berjumlah satu nomor. Soal

disusun berdasarkan syarat-syarat soal fisika yang layak digunakan untuk

menguji kemampuan problem solving siswa menurut Patricia Heller dan

Kenneth Heller (2010: 27), yaitu:

a. sulit untuk didapatkan jawabannya jika hanya menggunakan beberapa

persamaan dan sekedar memasukkan angka;

b. sulit untuk didapatkan jawabannya jika hanya sekedar melakukan

pencocokan pola pengerjaan yang sudah-sudah;

c. sulit untuk memecahkan masalah tanpa pertama-tama menganalisis

kejadian masalah itu. Sulit untuk memahami apa yang sedang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

33

dalam soal tanpa menggambar sebuah gambar dan menunjukan

besaran-besaran penting pada gambar itu;

d. menghidari penggunaan isyarat bantuan fisika seperti bidang miring,

bergerak dari diam, gerak peluru, dll. Menghindari isyarat bantuan

fisika membuat siswa sulit untuk melakukan pencocokan pola. Siswa

didorong untuk membangun hubungan antar konsep fisika dengan

struktur pengetahuan yang mereka punya;

e. soal diperkuat dengan analisis logis konsep-konsep dasar.

Soal yang digunakan dalam penelitian ini selanjutnya

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Tujuannya adalah untuk

melihat kelayakan soal sebagai insturmen. Soal disajikan dalam lampiran

I. Kunci jawaban soal dibuat berdasarkan tahapan problem solving model

Minnesota. Kunci jawaban soal disajikan dalam lampiran II.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan bersifat konfirmasi. Wawancara

dilakukan segera setelah responden menyelesaikan soal. Wawancara

dilakukan untuk mengungkap cara berpikir responden yang tidak sempat

disampaikan secara lisan ketika mengerjakan soal. Percakapan wawancara

direkam menggunakan handycam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

34

G. Metode Analisis Data

1. Membuat Transkrip Data

Hasil rekaman think aloud dan wawancara diubah menjadi bentuk

dialog tertulis untuk mempermudah proses analisis data. Transkrip think

aloud dan wawancara digabung menjadi satu naskah untuk tiap responden.

Transkrip tersebut terlampir pada lampiran VII, VIII, IX, dan X.

2. Coding Tahapan Problem Solving Responden

Coding data dilakukan untuk melihat tahapan problem solving

responden. Coding dibuat berdasarkan tahapan problem solving model

Minnesota. Panduan coding disajikan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Coding data tahapan problem solving

Tahapan Problem Solving Kode

Fokus Pada Masalah 1

Mengkonstruksi gambaran mental urutan kejadian yang dideskripsikan dalam pernyataan

soal

1.1

Membuat sketsa gambar yang mewakili gambaran mental tersebut: termasuk informasi

yang diberikan

1.2

Menentukan pertanyaan soal 1.3

Memilih pendekatan yang mengarahkan pada solusi soal 1.4

Deskripsi Soal Secara Fisika 2

Mengkonstruksi diagram untuk menunjukkan hubungan penting dari ruang dan waktu

setiap objek

2.1

Memastikan semua simbol yang mewakili besaran pada diagram telah terdefinisi 2.2

Menyatakan besaran yang ditanya 2.3

Menyatakan hubungan matematis dari konsep-konsep dasar dan kendala-kendala khusus 2.4

Merencanakan Solusi 3

Memilih salah satu persamaan yang melibatkan besaran yang ditanya 3.1

Adakah besaran tambahan yang tidak diketahui?

Jika ya, memilih sebuah persamaan baru dari hubungan antar besaran yang mana

mencakup besaran baru yang belum diketahui

Jika tidak, menyelesaikan persamaan dari besaran yang belum diketahui tadi dan

mensubstitusikan ke persamaan sebelum

3.2

3.3

Menurunkan persamaan untuk besaran yang ditanya dan memeriksa satuan dari hasil

penurunan itu

3.4

Mengeksekusi Rencana 4

Memasukkan nilai dan satuan setiap besaran ke persamaan dari besaran yang ditanya 4.1

Memeriksa bahwa setiap besaran tambahan dari penyelesaian sudah dalam satuan yang

sesuai

4.2

Mengubah satuan dari besaran-besaran yang belum sesuai 4.3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

35

Menghitung nilai besaran yang ditanya dengan menggabungkan angka dan satuannya 4.4

Mengkonversi satuan yang diperlukan untuk menyederhanakan tampilan ke bentuk yang

mudah dipahami

4.5

Mengevaluasi Jawaban 5

Memeriksa bahwa jawaban sudah dinyatakan dengan tepat 5.1

Memeriksa bahwa jawaban sudah masuk akal 5.2

Memeriksa ulang penyelesaian yang dibuat 5.3

Tentukan jika jawaban sudah lengkap 5.4

3. Mengidentifikasi Proses Kognitif Responden

Identifikasi proses kognitif responden mengacu pada Taksonomi

Bloom hasil revisi. Indikator untuk mengidentifikasi proses kognitif yang

dimiliki responden ketika menyelesaikan soal disajikan pada tabel 3.2.

Setiap kategori kognitif terdiri dari beberapa proses kognitif. Indikator

dibuat untuk setiap proses kognitif. Indikator yang dibuat untuk setiap

proses kognitif ada yang berjumlah lebih dari satu. Jika salah satu

indikator sudah terpenuhi, maka itu sudah cukup untuk mengidentifikasi

proses kognitif yang terlibat. Dari proses kognitif yang terindikasi,

selanjutnya bisa diidentifikasi kategori kognitifnya.

Tabel 3.2 Indikator proses kognitif

Kategori Kognitif Proses Kognitif Indikator

Mengingat Mengenali - Responden menyebutkan/menuliskan

besaran-besaran yang diketahui

dansimbolnya yang sesuai. Besaran dan

simbolnya adalah dua hal yang identik karena

simbol adalah wujud pemodelan dari besaran.

Mengingat kembali - Responden menuliskan persamaan

untuk kasus panas yang

melibatkan perubahan suhu

- Responden menuliskan persamaan

untuk kasus panas yang melibatkan

perubahan wujud

- Responden menuliskan persamaan

untuk kasus serah terima

panas ketika dua objek dicampur

Memahami Menafsirkan - Responden mengkonstruksi kejadian yang

dideskripsikan pada soal ke dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

36

grafik

- Responden menyebutkan arti fisis dari

persamaan

- Responden menyebutkan arti fisis dari

persamaan

- Responden menyebutkan arti fisis dari asas

black

- Responden mengubah fenomena

pencampuran ke dalam bentuk persamaan

asas black

- Responden membaca arti grafik perubahan

wujud

- Responden menafsirkan hasil perhitungan

matematis ke dalam kata-kata sendiri

Mengklasifikasikan - Responden mengelompokkan panas mana

saja yang termasuk dalam dan

Merangkum - Responden mengkonstruksi kejadian yang

digambarkan pada soal dengan bahasa sendiri

Menyimpulkan - Responden menyimpulkan bahwa jika

air lebih kecil dari es, maka es

tidak akan sampai melebur

Membandingkan - Responden membandingkan bahwa

penggunaan panas saat perubahan suhu

berbeda dengan panas saat perubahan wujud

- Responden membandingkan massa air dan

massa es untuk memperkirakan wujud akhir

keduanya setelah dicampur

- Responden membandingkan nilai air

dengan es

Menjelaskan

- Responden menjelaskan bahwa ketika terjadi

pencampuran dua benda yang berbeda suhu,

maka benda yang panas akan memberikan

kalor pada benda yang lebih dingin.

- Responden menjelaskan akibat yang terjadi

jika air lebih kecil dari es

- Responden menjelaskan makna perubahan

suhu jika ditulis secara matematis

- Responden menjelaskan akibat yang terjadi

jika benda bersuhu 00C

Mengaplikasikan Mengeksekusi

- Responden langsung menggunakan

persamaan

untuk menyelesaikan soal

Mengimplementasikan

- Responden menggunakan persamaan panas

pada konteks yang tepat

- Responden memodifikasi persamaan asas

black sesuai dengan konteks peristiwa yang

terjadi

Menganalisis Membedakan - Responden memilih rumus yang tepat untuk

menghitung panas ketika terjadi perubahan

wujud dan panas ketika terjadi perubahan

suhu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

37

- Responden membagi empat proses penting:

penurunan suhu air, pembekuan air,

penurunan suhu air yang sudah membeku

sampai ke suhu akhir campuran, dan

kenaikan suhu es sampai ke suhu akhir

campuran

- Responden memecah permasalahan dengan

mencari dulu panas yang dilepas air dan

panas yang diserap es.

Mengorganisasi - Responden memadukan tiga jenis

perhitungan panas ke dalam ruas-ruas

persamaan asas black yang sesuai.

Mengevaluasi Memeriksa - Responden memutuskan bahwa air yang

membeku karena memenuhi syarat tertentu

yaitu air lebih kecil dari es

- Responden melakukan cek ulang jawaban

yang didapat berdasarkan kriteria yang

masuk akal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

38

BAB IV

DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016. Responden penelitian

berjumlah empat siswa dari tiga SMA yang berada di Yogyakarta. Peneliti

tidak memberikan penjelasan materi terlebih dahulu kepada responden.

Peneliti meminta responden untuk langsung mengerjakan soal yang telah

disiapkan.

Proses pengambilan data dilakukan dengan metode think aloud. Peneliti

meminta responden untuk mengungkapkan secara lisan apa yang sedang

dipikirkan ketika proses pengerjaan soal berlangsung. Metode wawancara

digunakan setelah responden selesai mengerjakan soal. Wawancara bersifat

konfirmasi untuk mengungkap cara berpikir siswa yang belum sempat

diungkapkan ketika mengerjakan soal.

B. Data

Data berupa lembar pengerjaan responden dan transkrip think aloud dan

wawancara. Untuk setiap responden, transkrip think aloud dan wawancara

disajikan dalam satu naskah. Transkrip terdiri dari dua bagian. Bagian I berisi

data yang diambil saat responden mengerjakan soal sampai akhir (think

aloud). Bagian II berisi data yang diambil saat peneliti meminta responden

menjelaskan ulang alur pengerjaan dari awal sampai akhir (wawancara).

Transkrip terlampir pada lampiran VII, VIII, IX, dan X.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

39

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Responden A

Tabel 4.1 Coding tahapan problem solving responden A

A: Responden A

P: Peneliti

No. Kutipan Pernyataan Gambar Pengerjaan Responden

Kode

Tahapan

Problem

Solving

1 I A : {responden A membaca soal tanpa bersuara}

P : ”Menurutmu, bagaimana maksud soalnya itu?”

A : ”Eee… jadi ini pake asas black ngerjainnya”

P : ”Peristiwanya apa itu?”

A : ”Pencampuran. Es bersuhu -50C, ini kan dicampur sama air yang lebih panas, berarti es nya

nanti suhunya pasti naik sampai 00C kemudian diubah, kalau kalornya diserap, diubah jadi air.

Sedangkan yang air ini dari 60C kan dicampur sama yang lebih dingin, es, jadi suhunya nanti

turun.” Gambar 4.1Pola grafik perubahan wujud

1.4

1.1

2.1

II A : ”Dari soal yang pertama tadi, ada es 245 kg suhunya -50C dicampur dengan air 5,6 kg

suhunya 60C.”

2 II A : ”Diminta untuk menyelidiki wujud akhir campuran es dan air, terus suhu akhir campuran .” 1.3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

40

3 I A : ”Jadi misalnya, {sambil menulis persama.an seperti gambar 4.2} ini kalor es. Ini berarti

, kalor yang dibutuhkan es untuk mencapai suhu 00C itu

sama

dengan 612,5 kal.”

Gambar 4.2 Perhitungan panas perubahan suhu untuk

es

2.4

3.2

4 I A : ”Terus kalau yang kalor dari air {sambil menulis persamaan seperti gambar 4.3}. Massanya

5,6 kali 1 kali ∆T nya 6 sama dengan 33,6 kal.”

Gambar 4.3 Perhitungan panas perubahan suhu untuk

air

2.4

3.2

5 I A : ”Ini berarti kalor yang diperlukan es untuk menurunkan suhu dari -50C sampe 0

0C itu lebih

banyak dari kalor yang dilepaskan air untuk menurunkan suhu dari 60C ke 0

0C. Berarti yang

berubah wujud menjadi es itu yang air. Soalnya kalor yang dibutuhkan es itu masih lebih

banyak dari pada yang dilepaskan si air.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

41

6 I P : ”Kemudian pengerjaannya?”

A : ”Berarti coba kalor yang dilepaskan air untuk berubah jadi es seluruhnya {sambil menulis

persamaan seperti gambar 4.4}. . Massanya 5,6 kali 80 sama dengan 448.”

A : ”Berarti kalor yang harus dilepaskan dari air untuk berubah jadi es itu sebesar 448 kal.”

P : ”Itu kalor yang diapakan oleh air?”

A : ”Kalor yang dilepas air”

P : ”Supaya?”

A : ”Supaya berubah jadi es. Terus ini kan 448 ditambah 33,6 itu masih kurang dari ini {menunjuk

yang nilainya 612,5 kal}.Berarti suhu campurannya kurang dari 00C.”

Gambar 4.4 Perhitungan panas perubahan wujud air

menjadi es

2.4

3.2

7 I A : ”Berarti yang melepaskan air kan, 5,6.”

A :{berhenti sejenak dan baru menyadari bahwa satuannya belum sesuai}.

A : ”Oh… satuannya. Ini harusnya kilogram diubah ke gram.”

4.2

4.3

II A : ”Tadi di sini salah satuan. Tadi di sini kg, ini pake kal/gram, jadi kurang nol nol nya.”

8 I A : {memperbaiki nilai hasil akhir . Semula 612,5 menjadi 612500 seperti pada gambar 4.5}

Gambar 4.5 Perbaikan perhitungan panas perubahan

suhu untuk es

2.4

3.2

9 I A : {memperbaiki nilai perhitungan . Semula 33,6 kal menjadi 5600 kal seperti gambar 4.6}

Gambar 4.6 Perbaikan perhitungan panas perubahan

suhu untuk air

2.4

3.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

42

10

.

I A : {memperbaiki nilai perhitungan pembekuan. Semula 448 kal menjadi 448000 kal seperti

gambar 4.7}

Gambar 4.7 Perbaikan perhitungan panas perubahan

wujud air menjadi es

2.4

3.2

11 II A : ”Jadi karena yang dibutuhkan tadi lebih banyak dari yang dilepaskan, berarti ini yang air harus

melepaskan lebih banyak. Berarti airnya harus berubah jadi es. Terus karena setelah melepas

sejumlah kalor untuk jadi es juga masih kurang, jadi air yang jadi es tadi itu turun lagi”

12

.

I A : {kemudian responden lanjut masuk ke persamaan seperti gambar 4.8}

A : ”Q dari 60C sampe 0

0C ditambah Q laten ditambah lagi Q yang dari 0

0C sampe T sama dengan

Q es yang dari T sampe -50C. Ini tambah tambah sama dengan .

Ini massanya 5600, c nya 1, nya 6 ditambah 5600 kali 80 ditambah massanya 5600 kali ½

kali nya (0-T) sama dengan massanya 245 kali ½ kali nya (T-5).”

Gambar 4.8 Perhitungan dengan asas black

3.1

3.2

3.3

3.4

4.1

4.4

13

.

I A : {responden A meninjau kembali pengerjaan yang semula dikerjakan}

A : ”O…Kok salah. Oh.. ini belum tak kali 6 {sambil menunjuk perhitungan yang diawal}.”

A : ”Ini. Eh.. ulangi wae lah mas hehehe.”

5.2

5.3

{Responden mengulangi pekerjaan dari awal pada lembar baru}

14

.

I A : {Responden menuliskan kembali perhitungan pada lembar baru seperti pada gambar 4.9}

A : ” . Massanya 245000, c nya ½, nya (0-(-5)). Ini… 245000 kali 2,5. Hasilnya

612500 kal.”

2.4

3.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

43

II A : ”Jadi yang es itu kalau mau dinaikkan suhunya dari -50C sampai ke 0

0C, butuh panas 612500

kal…”

Gambar 4.9 Perhitungan ulang panas perubahan suhu

untuk es

15

.

I A : ”Terus ini yang {Responden menuliskan kembali perhitungan seperti pada gambar

4.10}.”

A : ” . Massanya 5600, c nya 1, nya 6. Hasilnya 33600 kal.”

Gambar 4.10 Perhitungan ulang panas perubahan

suhu untuk air

2.4

3.2

II P : ”Terus kok ini bisa 6 itu nilainya dapat dari mana?”

A : ”6-0”

A : ”… Sedangkan kalau air dari 60C turun ke 0

0C ini butuhnya…”

P : ”Butuh atau?”

A : ”Melepas kalor sebanyak 33600 kal.”

16

.

I A : ”Terus yang Q air jadi es {Responden menuliskan kembali perhitungan seperti

gambar 4.11}.”

Gambar 4.11 Perhitungan ulang panas perubahan

wujud air menjadi es

2.4

3.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

44

17

.

I A : {Responden menuliskan perhitungan seperti gambar 4.12}

A : ”5600 kali 1 kali 6 tambah 5600 kali 80 terus tambah lagi 5600 kali c nya ½ kali ∆T nya 0-(-

T), T nya kan negatif.”

P : ”Kenapa negatif itu? {peneliti menanyakan T yang bernilai negatif}”

A : ”Soalnya suhunya nanti kan di bawah 00C.”

P : ”Suhu apanya? Suhu yang mana?”

A : ”Suhu akhirnya.”

A : ”Terus sama dengan 24500 kali ½ kali -5-(-T)”

Gambar 4.12 Perhitungan ulang dengan asas black

3.1

3.2

3.3

3.4

4.1

4.4

18

.

I A : ”Loh? Salah?”

P : ”Salahnya dimana? Dapatnya berapa itu? Coba ditulis aja jawaban yang didapat itu

A : ”91,40”

P : ”Kok tau salah itu dari mana?”

A : ”Harusnya suhu campurannya antara -50C sampai 6

0C…”

5.2

19

.

I P : ”Ternyata didapat 91,4. Salahnya dimana itu?”

A : {Responden tampak mulai melakukan perhitungan ulang angka dengan kalkulator}

A : ”Kok salah ya?”

P : ”Di mana kira-kira kelirunya? Sudah ditemukan?”

A : {responden tampak melihat kembali pengerjaannya}

A : ”Emmm… salah positif negatif di ∆T nya.”

A :{responden mencoba mengubah-ubah tanda positif dan negatif pada ∆T}

Gambar 4.13 Rentang kemungkinan letak suhu akhir

campuran

5.3

II A : ”Terus disini salah. Suhunya di sini harusnya ini tadi dari T sampai -50C berarti T-(-5

0C)

{sambil menuliskan rentang suhu seperti gambar 4.13}.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

45

20 I A :{setelah menunggu cukup lama, peneliti mencoba membantu dengan pertanyaan pancingan}

P : ”Kalau arti ∆T itu menurut kamu apa?”

A : ”Perubahan T.”

P : ”Jadi kalau dimatematiskan?”

A : ”Yang lebih besar dikurangi yang lebih kecil.”

P : ”Apakah selalu demikian? Yang besar dikurangi yang kecil?”

A : ”{responden kebingungan} akhir dikurangi awal, awal dikurangi akhir?”

P : ”Akhir dikurangi awal, atau awal dikurangi akhir, atau yang besar dikurangi yang kecil?”

A : {mencoba mengotak-atik pemikiran dalam waktu yang cukup lama}

A : ”Ah jadi bingung hehehe.”

21

.

I A : {setelah mencoba-coba cukup lama, responden mulai melakukan pembenaran seperti pada

gambar 4.14}

Gambar 4.14 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

4.1

4.4

II P : ”Ini bisa dapat T+5 tadi gimana mikirnya?”

A : ”Ini tadi T dikurangi -50C.”

P : ”T –(-5) itu artinya apa sih?”

A : ”Suhu yang lebih tinggi dikurangi suhu yang lebih rendah.”

22

.

I P : ”Gimana? Sudah yakin dengan jawaban itu?”

A : ”Insya Allah hehehe.”

P : ”Salahnya di bagian mana tadi?”

A : ”Ini di positif negatif {sambil menunjuk perhitungan ∆T}.”

5.2

5.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

46

Tabel 4.2 Kategori kognitif responden A

A: Responden A

P: Peneliti

No. Pernyataan Responden Keterangan Proses Kognitif Kategori

Kognitif

1

Gambar 4.15 Persamaan panas perubahan suhu untuk es

- Responden A menuliskan dengan benar

persamaan panas perubahan suhu untuk

es.

Mengingat kembali Mengingat

Gambar 4.16 Persamaan panas perubahan suhu untuk air

- Responden A menuliskan dengan benar

persamaan panas perubahan suhu untuk

air.

Gambar 4.17 Persamaan panas perubahan wujud air menjadi es

- Responden A menuliskan dengan benar

persamaan panas perubahan wujud air

menjadi es.

Gambar 4.18 Persamaan asas black

- Responden A menuliskan dengan benar

persamaan asas black.

Gambar 4.19 Pemberian nilai besaran pada persamaan panas perubahan suhu

untuk air

- Responden A menuliskan simbol yang

sesuai untuk besaran-besaran yang

diketahui dari soal

Mengenali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

47

2 A : ”Pencampuran. Es bersuhu -50C, ini kan dicampur sama air yang lebih

panas, berarti es nya nanti suhunya pasti naik sampai 00C kemudian diubah,

kalau kalornya diserap, diubah jadi air. Sedangkan yang air ini dari 60C kan

dicampur sama yang lebih dingin, es, jadi suhunya nanti turun.”

Gambar 4.1Pola grafik perubahan wujud

- Responden A mampu mengubah

informasi yang dideskripsikan dalam

soal ke bentuk grafik seperti gambar

4.1.

Menafsirkan Memahami

A : ”Jadi yang es itu kalau mau dinaikkan suhunya dari -50C sampai ke 0

0C,

butuh panas 612500 kal…”

Gambar 4.9 Perhitungan ulang panas perubahan suhu untuk es

A : ”…Sedangkan kalau air dari 60C turun ke 0

0C ini butuhnya.”

P : ”Butuh atau?”

A : ”Melepas kalor sebanyak 33600 kal.”

Gambar 4.10 Perhitungan ulang panas perubahan suhu untuk air

- Responden A menafsirkan arti dari

angka hasil perhitungan angka menjadi

kata-kata

A : ”Q dari 60C sampe 0

0C ditambah Q laten ditambah lagi Q yang dari 0

0C

sampe T sama dengan Q es yang dari T sampe -50C. Ini tambah

- Responden A mampu

mengelompokkan persamaan panas

Mengklasifikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

48

tambah sama dengan . Ini massanya 5600, c nya 1,

nya 6 ditambah 5600 kali 80 ditambah massanya 5600 kali ½ kali

nya (0-T) sama dengan massanya 245 kali ½ kali nya (T-5).”

Gambar 4.8 Perhitungan dengan asas black

mana saja yang termasuk Q lepas dan

Q terima.

A: Ini berarti kalor yang diperlukan es untuk menurunkan suhu dari -50C

sampe 00C itu lebih banyak dari kalor yang dilepaskan air untuk

menurunkan suhu dari 60C ke 0

0C. Berarti yang berubah wujud menjadi es

itu yang air. Soalnya kalor yang dibutuhkan es itu masih lebih banyak dari

pada yang dilepaskan si air.

- Responden A menyimpulkan bahwa air

akan membeku .

Menyimpulkan

A : ”Ini berarti kalor yang diperlukan es untuk menurunkan suhu dari -50C

sampe 00C itu lebih banyak dari kalor yang dilepaskan air untuk

menurunkan suhu dari 60C ke 0

0C. Berarti yang berubah wujud menjadi es

itu yang air. Soalnya kalor yang dibutuhkan es itu masih lebih banyak dari

pada yang dilepaskan si air.”

- Responden A membandingkan

perolehan nilai panas yang dilepas air

untuk menurunkan suhu dari 60C ke

00C dengan nilai panas yang

dibutuhkan es untuk menurunkan suhu

dari -50C sampe 0

0C.

Membandingkan

A : ”… Es bersuhu -50C, ini kan dicampur sama air yang lebih panas, berarti

es nya nanti suhunya pasti naik sampai 00C kemudian diubah, kalau

kalornya diserap, diubah jadi air. Sedangkan yang air ini dari 60C kan

dicampur sama yang lebih dingin, es, jadi suhunya nanti turun.”

- Responden A menjelaskan konsep

kalor bahwa kalor mengalir dari benda

bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah

Menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

49

3.

Gambar 4.2 Perhitungan panas perubahan suhu untuk es

Gambar 4.3Perhitungan panas perubahan suhu untuk air

- Responden A menuliskan persamaan

dan melakukan perhitungan yang

familiar tanpa perlu modifikasi

persamaan.

Mengeksekusi Mengaplikasikan

A : ”Q dari 60C sampe 0

0C ditambah Q laten ditambah lagi Q yang dari 0

0C

sampe T sama dengan Q es yang dari T sampe -50C. Ini tambah

tambah sama dengan . Ini massanya 5600, c nya 1,

nya 6 ditambah 5600 kali 80 ditambah massanya 5600 kali ½ kali

nya (0-T) sama dengan massanya 245 kali ½ kali nya (T-5).”

Gambar 4.8 Perhitungan dengan asas black

- Responden A melakukan prosedur

substitusi empat persamaan panas ke

persamaan asas black sesuai konteks

yang tepat

Mengimplementasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

50

4.

Gambar 4.2 Perhitungan panas perubahan suhu untuk es

Gambar 4.3Perhitungan panas perubahan suhu untuk air

Gambar 4.4 Perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es

- Responden A memilih melakukan

perhitungan panas satu per satu seperti

gambar 4.2 dan 4.4 untuk pertama-

tama mengetahui wujud akhir sistem.

- Setelah mengetahui wujud akhir

sistem, selanjutnya menghitung panas

perubahan wujud seperti gambar 4.3

Membedakan Menganalisis

Gambar 4.8 Perhitungan dengan asas black

- Responden A memadukan empat jenis

panas ke persamaan asas black dengan

benar

Mengorganisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

51

5. A : ”Loh? Salah?”

P : ”Salahnya dimana? Dapatnya berapa itu? Coba ditulis aja jawaban yang

didapat itu

A : ”91,40”

P : ”Kok tau salah itu dari mana?”

A : ”Harusnya suhu campurannya antara -50C sampai 6

0C. {sambil

menunjukkan gambar 4.13}”

Gambar 4.13 Rentang kemungkinan letak suhu akhir campuran

P : ”Ternyata didapat 91,4. Salahnya dimana itu?”

A : {Responden tampak mulai melakukan perhitungan ulang angka dengan

kalkulator}

A : ”Kok salah ya?”

P : ”Di mana kira-kira kelirunya? Sudah ditemukan?”

A : {responden tampak melihat kembali pengerjaannya}

A : ”Emmm… salah positif negatif di ∆T nya.”

A :{responden mencoba mengubah-ubah tanda positif dan negatif pada ∆T}

A : ”Terus disini salah. Suhunya di sini harusnya ini tadi dari T sampai -50C

berarti T-(-50C) {sambil menuliskan rentang suhu seperti gambar 4.13}.”

- Responden A menyadari bahwa hasil

suhu akhir yang di dapat tidak masuk

akal. Responden menyebutkan

seharusnya suhu campuran berada di

antara -50C sampai 6

0C.

- Responden A menyadari bahwa

kesalahan hasil terletak pada tanda

positif/negatif ∆T

Memeriksa Mengevaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

52

Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden A

Tahapan problem solving responden A dapat diidentifikasi mencakup

tahap-tahap: (1) fokus pada masalah, (2) deskripsi secara fisika, (3) merencanakan

solusi, (4) mengeksekusi rencana, dan (5) mengevaluasi. Beberapa subtahapan

problem solving model Minnesota tidak terindentifikasi di tahapan problem

solving responden A. Susunan subtahapan problem solving responden A juga ada

yang tidak berurutan sesuai model tersebut. Alur tahapan problem solving

responden A secara keseluruhan disajikan dalam bentuk flowchart seperti pada

gambar 4.20 di akhir pembahasan responden A ini.

Responden A mampu berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills)

ketika mengerjakan soal. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat

teridentifikasi meliputi kategori menganalisis dan mengevaluasi. Kategori

menganalisis yang terlibat meliputi proses kognitif membedakan dan

mengorganisasi. Kategori mengevaluasi yang terlibat meliputi proses kognitif

memeriksa.

Kemampuan berpikir tingkat rendah (low order thinking skills) responden

A juga berhasil teridentifikasi. Kemampuan berpikir tingkat rendah yang

dimaksud meliputi kategori mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.

Kategori mengingat meliputi proses kognitif mengingat kembali dan mengenali.

Kategori memahami meliputi proses kognitif menafsirkan, mengklasifikasikan,

menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Kategori mengaplikasikan

meliputi proses kognitif mengeksekusi dan mengimplementasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

53

Responden A membaca soal tanpa bersuara. Kemudian, responden A

langsung menyebutkan bahwa asas black akan dipakai untuk mengerjakan soal.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa responden A memilih pendekatan yang

mengarah pada solusi. Pernyataan tersebut dapat dikategorikan tahapan problem

solving kode 1.4.

Responden A mengkonstruksi soal sebagai proses pencampuran es dan air.

Responden A dapat menjelaskan akibat dari pencampuran tersebut, yaitu es akan

mendapat panas dari air karena suhu air lebih tinggi. Pernyataan ini sesuai dengan

teori (Surya, 2010: 13). Responden A tampak memahami konsep kalor. Proses

kognitif tersebut masuk dalam kategori memahami khususnya proses kognitif

menjelaskan.

Saat awal mengerjakan soal, responden A tidak menggambarkan grafik

seperti gambar 4.1. Gambar 4.1 digambar setelah peneliti, di akhir pengerjaan,

meminta responden A mengkonfirmasi alur berpikirnya. Dengan kata lain,

responden A mampu mengimajinasi gambar tersebut dalam pikiran tanpa perlu

menggambarkannya secara tertulis. Responden A mampu mengubah informasi

yang dideskripsikan dalam soal ke dalam bentuk grafik seperti gambar 4.1. Proses

ini termasuk dalam kategori memahami khususnya proses kognitif menafsirkan.

Di bawah ini ditampilkan kutipan dan gambar 4.1 yang dibuat responden A.

Kutipan di bawah menunjukkan bahwa responden A menempuh tahapan problem

solving kode 1.1 yaitu mengkonstruksi gambaran mental urutan kejadian yang

dideskripsikan dalam soal.

A : {responden A membaca soal tanpa bersuara}

P : ”Menurutmu, bagaimana maksud soalnya itu?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

54

A : ”Eee… jadi ini pake asas black ngerjainnya”

P : ”Peristiwanya apa itu?”

A : ”Pencampuran. Es bersuhu -50C, ini kan dicampur sama air yang lebih

panas, berarti es nya nanti suhunya pasti naik sampai 00C kemudian

diubah, kalau kalornya diserap, diubah jadi air. Sedangkan yang air ini dari

60C kan dicampur sama yang lebih dingin, es, jadi suhunya nanti turun.”

Gambar 4.1Pola grafik perubahan wujud

Responden A tidak menuliskan besaran-besaran yang diketahui dari soal.

Responden A hanya menyebutkan beberapa besaran yang diketahui seperti massa

es, suhu es, massa air, suhu air. Besaran-besaran tersebut disebutkan setelah

peneliti mengkonfirmasi di akhir pengerjaan. Informasi besaran panas jenis air,

panas jenis es, dan panas peleburan tidak dituliskan dan tidak disebutkan oleh

responden A seperti tampak pada kutipan di bawah.

A : ”Dari soal yang pertama tadi, ada es 245 kg suhunya -50C dicampur

dengan air 5,6 kg suhunya 60C.”

Responden A tidak memerlukan pembuatan gambar yang realistik untuk

mengkonstruksi maksud soal. Responden A hanya menggunakan gambar grafik

yang merepresentasikan keadaan yang dideskripsikan di soal. Ini menunjukkan

bahwa tahapan problem solving kode 1.2 tidak teridentifikasi. Tahapan problem

solving kode 1.2 yaitu membuat sketsa gambar yang mewakili gambaran mental

urutan kejadian termasuk informasi yang diberikan. Menurut model Minnesota,

sketsa tersebut bersifat realistik supaya mempermudah visualisasi. Responden A

tidak membuat sketsa tersebut. Responden A langsung menempuh tahapan

problem solving kode 2.1 yaitu mengkonstruksi diagram yang menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

55

hubungan penting dari objek. Menurut model Minnesota, diagram tersebut

bersifat ideal. Diagram ideal adalah diagram yang hanya menggunakan simbol-

simbol tertentu untuk merepresentasikan objek atau kejadian sesungguhnya.

Responden A memahami pertanyaan dari soal. Responden A menyebutkan

bahwa soal meminta untuk menyelidiki wujud akhir campuran es dan air.

Kemudian, nilai suhu akhir campuran dicari, seperti tampak pada kutipan di

bawah. Kutipan di bawah menunjukkan bahwa responden A menempuh tahapan

problem solving kode 1.3. Jadi, dapat dikatakan bahwa responden A menjalankan

tahapan problem solving (1) fokus pada masalah untuk kode 1.1, 1.3, dan 1.4.

A : ”Diminta untuk menyelidiki wujud akhir campuran es dan air, terus suhu

akhir campuran .”

Responden A menggambar sebuah grafik seperti gambar 4.1 tanpa

menuliskan keterangan terkait. Proses mengkonstruksi diagram ini menurut teori

masuk pada tahapan problem solving kode 2.1. Responden A tidak

mendefinisikan simbol besaran-besaran lebih dulu pada tempat terpisah.

Responden A langsung menggunakan simbol besaran-besaran tersebut bersamaan

dengan proses perhitungan. Tahapan problem solving kode 2.2 tidak tampak.

Responden A tidak menuliskan simbol besaran yang ditanya sehingga tahapan

problem solving kode 2.3 tidak tampak. Responden A tidak menghimpun secara

khusus persamaan-persamaan yang nantinya akan digunakan. Responden A

menyatakan hubungan matematis dari konsep-konsep dasar tentang panas saat

hendak mencari nilai panas tersebut. Hubungan matematis tersebut ditunjukkan

pada gambar 4.2, 4.3, dan 4.4 di bawah. Langkah ini menunjukkan tahapan

problem solving kode 2.4. Jadi, dapat dikatakan bahwa tahapan problem solving

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

56

(2) deskripsi soal secara fisika yang dilakukan responden A yaitu kode 2.1, 2.2,

dan 2.4. Tahapan kode 2.1 itu pun dilakukan bersamaan dengan tahapan problem

solving (1) fokus pada masalah sebagai pengganti tahapan kode 1.2.

Perhitungan matematis pertama yang dilakukan responden A adalah

menghitung panas yang dibutuhkan es untuk menaikkan suhunya dari -50C ke 0

0C

seperti tampak pada gambar 4.2. Kemudian, respoden A menghitung panas yang

dilepaskan air untuk menurunkan suhunya dari 60C ke 0

0C seperti tampak pada

gambar 4.3. Langkah responden A ketika menuliskan persamaan matematis dari

konsep dasar panas perubahan suhu seperti pada gambar 4.2 dan gambar 4.3 dapat

dikategorikan dalam tahapan problem solving kode 2.4. Ketika persamaan

dituliskan seperti tampil pada gambar 4.2 dan gambar 4.3, menunjukkan bahwa

responden A memilih sebuah persamaan baru. Memilih persamaan baru dapat

dikategorikan ke dalam tahapan problem solving kode 3.2.

Menurut model Minnesota, tahapan problem solving (3) merencanakan

solusi yaitu membentuk beberapa persamaan menjadi satu persamaan yang

langsung menjawab besaran yang ditanya. Namun, yang terjadi sembari memilih

persamaan baru seperti gambar 4.2 dan 4.3, responden A langsung memasukkan

angka dan mengeksekusi perhitungan. Tahapan memasukkan angka dan

mengeksekusi perhitungan, menurut model Minnesota masuk dalam tahapan

problem solving (4) mengeksekusi rencana. Peneliti mengkategorikan langkah

seperti gambar 4.2 dan 4.3 tersebut ke dalam tahapan problem solving kode 3.2

karena paling mendekati. Perhitungan matematis oleh responden A tentang panas

perubahan suhu untuk es maupun air ditampilkan di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

57

A : ”Jadi misalnya, {sambil menulis persama.an seperti gambar 4.2} ini

kalor es. Ini berarti , kalor yang dibutuhkan es untuk mencapai

suhu 00C itu

sama dengan 612,5 kal.”

Gambar 4.2 Perhitungan panas perubahan suhu untuk es

A : ”Terus kalau yang kalor dari air {sambil menulis persamaan seperti

gambar 4.3}. Massanya 5,6 kali 1 kali ∆T nya 6 sama dengan 33,6

kal.”

Gambar 4.3 Perhitungan panas perubahan suhu untuk air

Dengan membandingkan dua nilai panas tersebut, responden A mendapat

informasi bahwa es tidak akan melebur. Air yang akan membeku. Kutipan di

bawah ini menunjukkan hal tersebut. Proses membandingkan dua nilai panas dan

menarik informasi penting tersebut termasuk dalam kategori memahami

khususnya proses kognitif membandingkan dan menyimpulkan.

A : ”Ini berarti kalor yang diperlukan es untuk menurunkan suhu dari -50C

sampe 00C itu lebih banyak dari kalor yang dilepaskan air untuk

menurunkan suhu dari 60C ke 0

0C. Berarti yang berubah wujud menjadi

es itu yang air. Soalnya kalor yang dibutuhkan es itu masih lebih

banyak dari pada yang dilepaskan si air.”

Proses ketika responden A menuliskan persamaan dan melakukan

perhitungan seperti gambar 4.2 dan 4.3 termasuk dalam kategori mengaplikasikan

khususnya proses kognitif mengeksekusi. Proses memasukkan angka ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

58

persamaan dan melakukan perhitungan tanpa perlu memodifikasi persamaan

termasuk dalam tugas yang familiar.

Responden A menuliskan persamaan panas seperti tampak pada gambar

4.2 dan 4.3 dengan benar. Ketika responden A menuliskan persamaan panas

tersebut mengartikan bahwa responden A mengambil pengetahuan tentang

persamaan panas dari memori jangka panjangnya karena menyadari bahwa

pengetahuan ini akan dipakai dalam pengerjaan soal. Proses ini termasuk kategori

mengingat khususnya proses kognitif mengingat kembali. Proses kognitif ini juga

dipakai saat menuliskan persamaan panas perubahan wujud dan persamaan asas

black.

Pada gambar 4.2 dan 4.3, responden A tampak langsung memasukkan

nilai besaran yang diketahui saat proses perhitungan. Responden A menempatkan

nilai besaran tersebut sesuai dengan simbol besaran dengan tepat. Proses ini

menunjukkan bahwa responden A membandingkan informasi besaran yang

diketahui dari soal dengan pengetahuan tentang simbol besaran yang sudah

dimiliki di memori jangka panjangnya. Proses ini termasuk kategori mengingat

khususnya proses kognitif mengenali.

Selanjutnya, responden A menghitung panas pembekuan air seperti

tampak pada kutipan dan gambar 4.4 di bawah ini. Sama seperti sebelumnya,

tahapan ini menunjukkan tahapan problem solving kode 2.4 dan 3.2.

P : ”Kemudian pengerjaannya?”

A : ”Berarti coba kalor yang dilepaskan air untuk berubah jadi es

seluruhnya {sambil menulis persamaan seperti gambar 4.4}. . Massanya 5,6 kali 80 sama dengan 448.”

A : ”Berarti kalor yang harus dilepaskan dari air untuk berubah jadi es itu

sebesar 448 kal.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

59

P : ”Itu kalor yang diapakan oleh air?”

A : ”Kalor yang dilepas air”

P : ”Supaya?”

A : ”Supaya berubah jadi es. Terus ini kan 448 ditambah 33,6 itu masih

kurang dari ini {menunjuk yang nilainya 612,5 kal}.Berarti suhu

campurannya kurang dari 00C.”

Gambar 4.4 Perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es

Responden A baru menyadari bahwa ada besaran yang satuannya belum

sesuai. Bagian ini menunjukkan bahwa responden A melakukan tahapan problem

solving kode 4.2. Responden A memperbaiki dengan mengubah satuan yang

sesuai. Langkah ini dapat diidentifikasi ke dalam tahapan problem solving kode

4.3. Kutipan yang menunjukkan bahwa responden A menyadari ketidaksesuaian

satuan ditampilkan di bawah ini.

A : ”Berarti yang melepaskan air kan, 5,6.”

A :{berhenti sejenak dan baru menyadari bahwa satuannya belum

sesuai}.

A : ”Oh… satuannya. Ini harusnya kilogram diubah ke gram.”

A : ”Tadi di sini salah satuan. Tadi di sini kg, ini pake kal/gram, jadi

kurang nol nol nya.”

Responden A memperbaiki perhitungan , , dan pembekuan,

seperti tampak pada gambar 4.5, 4.6, dan 4.7. Dengan kata lain, responden A

mengulangi tahapan problem solving kode 2.4 dan 3.2.

A : {memperbaiki nilai hasil akhir . Semula 612,5 menjadi 612500

seperti pada gambar 4.5}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

60

Gambar 4.5 Perbaikan perhitungan panas perubahan suhu untuk es

A: {memperbaiki nilai perhitungan . Semula 33,6 kal menjadi 5600

kal seperti gambar 4.6}

Gambar 4.6 Perbaikan perhitungan panas perubahan suhu untuk air

A: {memperbaiki nilai perhitungan pembekuan. Semula 448 kal

menjadi 448000 kal seperti gambar 4.7}

Gambar 4.7 Perbaikan perhitungan panas perubahan wujud air

Dari perhitungan seperti pada gambar 4.5, 4.6, dan 4.7, responden A

mempertegas kesimpulannya bahwa bukan es yang berubah wujud tetapi justru air

yang berubah wujud. Pernyataan responden A tersebut ditampilkan pada kutipan

di bawah ini.

A : ”Jadi karena yang dibutuhkan tadi lebih banyak dari yang dilepaskan,

berarti ini yang air harus melepaskan lebih banyak. Berarti airnya

harus berubah jadi es. Terus karena setelah melepas sejumlah kalor

untuk jadi es juga masih kurang, jadi air yang jadi es tadi itu turun

lagi”

Jika dicermati kembali langkah kerja yang ditempuh responden A di atas,

tampak bahwa responden A membagi urutan pengerjaannya menjadi bagian per

bagian. Untuk bisa mengerjakan soal ini, harus diselidiki lebih dulu wujud akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

61

sistem. Oleh sebab itu, responden A memecah permasalahan dengan pertama-

tama mencari kalor yang dilepas air dari 60C ke 0

0C. Kemudian, mencari panas

yang dibutuhkan es untuk menaikkan suhu dari -50C ke 0

0C. Dengan

membandingkan kedua panas tersebut, responden A dapat mengetahui wujud

akhir campuran, yaitu beku. Selanjutnya, responden A mencari panas pembekuan

air. Proses memecah permasalahan menjadi bagian-bagian kecil yang relevan

ini masuk ke dalam kategori menganalisis khususnya proses kognitif

membedakan. Kategori menganalisis termasuk kemampuan berpikir tingkat

tinggi (high order thinking skills) (Winarti et al, 2015: 66). Kemampuan

menganalisis seperti ini adalah kunci penting agar bisa menyelesaikan soal.

Analisis seperti ini akan membuka jalan untuk melakukan langkah-langkah

berikutnya.

Apabila responden A tidak bisa menganalisis seperti ini, sangat kecil

kemungkinan untuk bisa mengerjakan soal. Kemampuan menganalisis seperti ini

tidak akan terjadi jika responden A tidak memiliki pemahaman konsep yang baik

tentang perubahan wujud. Senanda dengan Serway dan John (2010) dan Santrock

(2009) yang mengatakan bahwa pemahaman konsep menjadi sangat penting

dalam membantu memecahkan soal.

Selanjutnya, responden A mensubstitusikan persamaan , , dan

untuk pembekuan ke persamaan asas black seperti tampak pada gambar 4.8 di

bawah. Langkah responden A memilih salah satu persamaan (asas black) yang

melibatkan besaran yang ditanya (suhu akhir T) masuk dalam tahapan problem

solving kode 3.1. Empat persamaaan panas yang ditulis responden A pada gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

62

4.8 termasuk persamaan baru karena untuk konteks yang baru juga. Persamaan

panas tersebut berbeda tujuannya dengan persamaan pada gambar 4.5, 4.6, dan 4.7

sebelumnya, walaupun simbol yang digunakan sama. Perbedaannya terletak pada

yang digunakan. Langkah responden A menuliskan empat persamaan panas

yang baru tersebut masuk dalam tahapan problem solving kode 3.2. Langkah

responden A menyelesaikan empat persamaan panas tersebut dan

mensubstitusikan ke persamaan asas black seperti gambar 4.8 dapat dikategorikan

ke dalam tahapan problem solving kode 3.3.

A : {kemudian responden lanjut masuk ke persamaan seperti gambar 4.8}

A : ”Q dari 60C sampe 0

0C ditambah Q laten ditambah lagi Q yang dari

00C sampe T sama dengan Q es yang dari T sampe -5

0C. Ini

tambah tambah sama dengan . Ini massanya

5600, c nya 1, nya 6 ditambah 5600 kali 80 ditambah massanya

5600 kali ½ kali nya (0-T) sama dengan massanya 245 kali ½ kali

nya (T-5).”

Gambar 4.8 Perhitungan dengan asas black

Responden A menurunkan persamaan tersebut sampai didapat besaran

yang ditanya yaitu suhu akhir campuran (T). Langkah ini masuk dalam tahapan

problem solving kode 3.4. Responden A memasukkan nilai dari masing-masing

besaran. Langkah ini mencerminkan tahapan problem solving kode 4.1.

Responden A menghitung nilai-nilai tersebut. Langkah menghitung ini masuk

tahapan problem solving kode 4.4. Gambar 4.8 menunjukkan bahwa responden A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

63

melakukan tahapan problem solving (3) merencanakan solusi kode 3.1, 3.2, 3.3,

dan 3.2 walaupun disertai dengan tahapan problem solving (4) mengeksekusi

rencana kode 4.1 dan 4.4.

Persamaan asas black adalah persamaan umum. Namun, jenis persamaan

panas apa saja yang terlibat dan bagaimana letak substitusinya ke dalam

persamaan asas black adalah tidak sembarang. Permasalahan asas black yang

digunakan untuk mengerjakan soal ini termasuk dalam kategori soal yang tidak

familiar. Alasannya adalah karena konteks soal bersifat khusus yaitu air yang

membeku. Ada empat persamaan panas yang harus disubstitusikan ke persamaan

asas black. Proses melakukan prosedur substitusi empat persamaan panas yang

terlibat ke persamaan asas black dengan tepat menunjukkan kategori

mengaplikasikan khususnya proses kognitif mengimplementasikan.

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa responden A mengidentifikasi empat

persamaan panas yang terlibat dan mengetahui cara memadukan empat persamaan

panas itu agar membentuk sebuah struktur yang saling terkait lewat persamaan

asas black. Proses responden A memadukan empat persamaan panas ke

persamaan asas black termasuk kategori menganalisis untuk proses kognitif

mengorganisasi. Proses substitusi persamaan-persamaan panas ke ruas persamaan

asas black yang sesuai juga dapat dimasukkan ke dalam kategori memahami

khususnya proses kognitif mengklasifikasikan. Jadi, tampak bahwa pemahaman

konsep yang baik menunjang kemampuan menganalisis.

Responden A mendapatkan nilai suhu akhir campuran (suhu setimbang

sistem) tidak masuk akal dan terlampau besar. Nilai tersebut tidak responden A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

64

tulis di lembar kerja tetapi terlihat di kalkulator. Responden A menyadari bahwa

terdapat kesalahan. Responden A meninjau kembali perhitungan. Langkah ini

menunjukkan tahapan problem solving kode 5.2. Responden A menyadari bahwa

terjadi salah perhitungan pada . Ada angka yang belum ikut dikalikan.

Langkah ini menunjukkan bahwa responden A menempuh tahapan problem

solving kode 5.3. Responden A memutuskan untuk mengulangi perhitungan dari

awal agar tidak membingungkan.

A : {responden A meninjau kembali pengerjaan yang semula

dikerjakan}

A : ”O…Kok salah. Oh.. ini belum tak kali 6 {sambil menunjuk

perhitungan yang diawal}.”

A : ”Ini. Eh.. ulangi wae lah mas hehehe.”

Responden A kembali melakukan perhitungan nilai , , dan

pembekuan pada lembar baru. Langkah ini mengulangi tahapan problem solving

kode 2.4 dan 3.2. Responden A bisa membahasakan ulang arti fisis dari setiap

perolehan angka hasil perhitungan panas seperti pada kutipan di bawah. Proses

mengubah angka menjadi kata-kata seperti ini termasuk dalam kategori

memahami khususnya proses kognitif menafsirkan. Berikut langkah kerja yang

responden A ulangi.

A : {Responden menuliskan kembali perhitungan pada lembar baru

seperti pada gambar 4.9}

A : ” . Massanya 245000, c nya ½, nya (0-(-5)). Ini… 245000

kali 2,5. Hasilnya 612500 kal.”

A : ”Jadi yang es itu kalau mau dinaikkan suhunya dari -50C sampai ke

00C, butuh panas 612500 kal…”

Gambar 4.9 Perhitungan ulang panas perubahan suhu untuk es

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

65

A : ”Terus ini yang {Responden menuliskan kembali perhitungan

seperti pada gambar 4.10}.”

P : ”Terus kok ini bisa 6 itu nilainya dapat dari mana?”

A : ”6-0”

A : ”… Sedangkan kalau air dari 60C turun ke 0

0C ini butuhnya…”

P : ”Butuh atau?”

A : ”Melepas kalor sebanyak 33600 kal.”

Gambar 4.10 Perhitungan ulang panas perubahan suhu untuk air

A : ”Terus yang Q air jadi es {Responden menuliskan kembali

perhitungan seperti gambar 4.11}.”

Gambar 4.11 Perhitungan ulang panas perubahan wujud air menjadi es

Responden A mensubstitusi persamaan-persamaan panas di atas ke

persamaan asas black. Langkah ini mengulangi tahapan problem solving kode 3.1,

3.2, 3.3, 3.4, 4.1, dan 4.4. Responden A mendapat nilai suhu akhir campuran

sebesar seperti tampak pada gambar 4.12.

A : {Responden menuliskan perhitungan seperti

gambar 4.12}

A : ”5600 kali 1 kali 6 tambah 5600 kali 80 terus tambah lagi 5600 kali c

nya ½ kali ∆T nya 0-(-T), T nya kan negatif.”

P : ”Kenapa negatif itu? {peneliti menanyakan T yang bernilai negatif}”

A : ”Soalnya suhunya nanti kan di bawah 00C.”

P : ”Suhu apanya? Suhu yang mana?”

A : ”Suhu akhirnya.”

A : ”Terus sama dengan 24500 kali ½ kali -5-(-T)”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

66

Gambar 4.12 Perhitungan ulang dengan asas black

Responden A menyadari bahwa nilai ini salah karena tidak masuk akal

sebab seharusnya nilainya berkisar antara -50C sampai 6

0C. Responden A

menyadari bahwa letak kesalahan terjadi pada tanda positif/negatif ∆T.

Responden A menyadari adanya kesalahan dan tahu alasannya. Proses seperti ini

termasuk kategori mengevaluasi khususnya proses kognitif memeriksa.

Kategori mengevaluasi juga termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi

(high order thinking skills) (Winarti et al, 2015: 66). Kriteria dan standar

yang digunakan responden A untuk mengevaluasi jawaban yaitu bahwa nilai

suhu akhir seharusnya berkisar antara -50C sampai 6

0C. Langkah meninjau

kembali perhitungan ini menunjukkan bahwa responden A melakukan tahapan

problem solving kode 5.2 dan 5.3.

A : ”Loh? Salah?”

P : ”Salahnya dimana? Dapatnya berapa itu? Coba ditulis aja jawaban

yang didapat itu

A : ”91,40”

P : ”Kok tau salah itu dari mana?”

A : ”Harusnya suhu campurannya antara -50C sampai 6

0C…”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

67

Gambar 4.13 Rentang kemungkinan letak suhu akhir campuran

P : ”Ternyata didapat 91,4. Salahnya dimana itu?”

A : {Responden tampak mulai melakukan perhitungan ulang angka

dengan kalkulator}

A : ”Kok salah ya?”

P : ”Di mana kira-kira kelirunya? Sudah ditemukan?”

A : {responden tampak melihat kembali pengerjaannya}

A : ”Emmm… salah positif negatif di ∆T nya.”

A :{responden mencoba mengubah-ubah tanda positif dan negatif pada

∆T}

A : ”Terus disini salah. Suhunya di sini harusnya ini tadi dari T sampai -

50C berarti T-(-5

0C) {sambil menuliskan rentang suhu seperti gambar

4.13}.”

Responden A mencoba-coba kemungkinan perhitungan dan akhirnya

mendapat nilai yang benar yakni . Gambar 4.14 menunjukkan bahwa

responden melakukan pengerjaan ulang dengan memasukkan angka dan

melakukan perhitungan. Langkah ini mengulang tahapan problem solving kode

4.1 dan 4.4. .

A: {setelah mencoba-coba cukup lama, responden mulai melakukan

pembenaran seperti pada gambar A.14}

Gambar 4.14 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

68

Responden A menyakini bahwa jawaban ini sudah benar dan masuk akal.

Langkah ini menunjukkan tahapan problem solving kode 5.4. Langkah memeriksa

ulang untuk meninjau letak kesalahan pengerjaan menunjukkan bahwa responden

A melalui tahapan problem solving (5) mengevaluasi jawaban khususnya kode

5.2, 5.3, dan 5.4.

P : ”Gimana? Sudah yakin dengan jawaban itu?”

A : ”Insya Allah hehehe.”

P : ”Salahnya di bagian mana tadi?”

A : ”Ini di positif negatif {sambil menunjuk perhitungan ∆T}.”

Kelemahan utama responden A adalah tentang konsep perubahan wujud

(∆T). Responden A mengalami kebingungan dalam pengoperasian tanda

positif/negatif ∆T. Responden A menganggap operasi ∆T adalah nilai yang besar

dikurangi nilai yang kecil. Padahal konsep perubahan dalam fisika adalah keadaan

akhir dikurangi keadaan awal. Kendala inilah yang membuat responden A sering

mengulangi pekerjaannya sehingga tidak efisien. Di samping itu, responden A

lupa untuk mengkonversi satuan di awal pengerjaan. Konversi satuan baru

dilakukan setelah melakukan operasi hitung. Oleh karena itu, alangkah baiknya

jika di awal seluruh satuan dari tiap besaran sudah dikonversi ke dalam satuan

yang sesuai.

P : ”Kalau arti ∆T itu menurut kamu apa?”

A : ”Perubahan T.”

P : ”Jadi kalau dimatematiskan?”

A : ”Yang lebih besar dikurangi yang lebih kecil.”

P : ”Apakah selalu demikian? Yang besar dikurangi yang kecil?”

A : ”{responden kebingungan} akhir dikurangi awal, awal dikurangi

akhir?”

P : ”Akhir dikurangi awal, atau awal dikurangi akhir, atau yang besar

dikurangi yang kecil?”

A : {mencoba mengotak-atik pemikiran dalam waktu yang cukup lama}

A : ”Ah jadi bingung hehehe.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

69

Gambar 4.20 di halaman selanjutnya adalah flowchart tahapan problem

solving yang ditempuh responden A saat menyelesaikan soal. Peneliti menemukan

bahwa terdapat beberapa tahapan problem solving model Minnesota yang bisa

teridentifikasi pada tahapan problem solving milik responden A. Namun, urutan

tahapan problem solving responden A tidak tertib sesuai model Minnesota.

Beberapa subtahapan problem solving model Minnesota tidak ditemukan pada

tahapan problem solving responden A. Terkadang ada proses pengulangan

subtahapan. Terdapat pula subtahapan problem solving seperti misalnya deskripsi

secara fisika yang diapit subtahapan lain yaitu fokus pada masalah. Jika mengacu

model Minnesota, urutan seharusnya tidak demikian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

70

Gambar 4.20. Flowchart tahapan problem solving responden A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

71

2. Responden B

Tabel 4.3. Coding tahapan problem solving responden B

B: Responden B

P: Peneliti

No. Pernyataan Gambar Pengerjaan Responden

Kode

Tahapan

Problem

Solving

1 I B : {Responden membaca soal tanpa bersuara} 1.1

1.3

II P : ”Ya oke, sekarang saya minta tolong kamu jelasin dari pertama kamu baca

soal terus maksud dari soal menurut mu apa tadi?”

B : ”Es nya kan banyak terus airnya dikit, terus disuruh menyelidiki nanti esnya

malah mencair atau air nya yang malah membeku. Terus kalau udah gitu, terus

suhu akhirnya berapa.”

2 I B : {Responden menuliskan informasi besaran-besaran yang diketahui dari soal

seperti pada gambar 4.21}

Gambar 4.21 Besaran yang diketahui

1.2

4.2

4.3

3 I B : {responden membaca ulang soal tanpa bersuara}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

72

4 I B : ”Caranya bebas kan?”

P : ”Iya, menurutmu bagaimana cara pengerjaannya?”

B : ”Jadikan harusnya, kalor yang masuk sama dengan kalor yang keluar. Berarti

kalor dari air diserap oleh es karena lebih dingin. {Responden menuliskan

persamaan seperti gambar 4.22}”

Gambar 4.22 Persamaan asas black

1.4

2.4

5 I B : {responden tampak memperhatikan ulang soal }

6 II B : ”Buat mencairkan es kan harus dinaikkan dulu suhu es nya dari -50C sampai

00C terus tu dikasih kalor buat melebur ...”

Gambar 4.23 Perhitungan nilai panas perubahan suhu untuk

air dan es

2.4

3.2

I B : {responden menulis persamaan seperti pada gambar 4.23}

II P : ”33600 kal itu didapat dari?”

B : ”Didapat dari m.c.∆T . Tapi ∆T yang air 60C.”

P : ”∆T = 60C didapat dari mana?”

B : ”Selisih suhunya dari 60C ke 0

0C. Soalnya kan nanti eeee ya gitu lah hehehe.”

7 I B: ”Jadi, karena air cuma punya kalor 33600 kal sementara es nya itu buat naikin

suhunya harus butuh kalor 612500 kal berarti airnya bakalan membeku ,es nya

ga bakalan mencair.”

B : ”Kalau biasanya es nya yang mencair. Tapi ini air nya yang jadi es. Jadi cuma

dibalik aja prosesnya.”

8 II B : ”Kalau soal biasanya kan, es terus mencair jadi air tapi kalau kasus soal ini

airnya yang membeku. Jadi nanti kalor dari air di lepas ke es. Tapi kan es nya

banyak, makanya airnya kalau terus dia membeku.”

B : ”Karena es nya banyak jadi kayaknya airnya bakalan membeku. Cuman tu

harus dibuktikan dulu.”

9 I B : {responden menulis persamaan kalor beku air seperti gambar 4.24}

Gambar 4.24 Perhitungan panas perubahan wujud air menjadi

es

2.4

3.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

73

10 II B : ”Terus habis itu pake asas black kan, .”

P : ”Yang masuk yang mana?”

B : ”Yang masuk yang es terus yang keluar itu yang air.”

B : ”Kan es nya kan ga sampai membeku tapi cuma sampai naik suhunya, berarti

cuma . Terus kalau air, dia turun suhunya dari 60C sampai ke 0

0C.

Terus abis 00C itu dia membeku. Terus habis itu suhunya turun lagi karena

suhunya sama si es itu belum sama.”

Gambar 4.25 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

3.1

3.2

3.3

3.4

4.1

4.4

I B : ”Karena es nya tidak sampai membeku, jadi hanya ada .”

B : {responden tampak kebingungan di bagian }

11 I B : ”Bukan ini jawabannya.”

P : ”Gimana? Ada yang keliru?”

5.2

12 I B : {responden tampak memeriksa ulang perhitungan dengan kalkulator}

B : ”Kayaknya ini harusnya -T {sambil menunjuk variabel T pada ruas }.”

P : ”Kenapa negatif?”

B : ”Karena 00-T.”

5.3

13 I B : {responden melakukan perhitungan ulang setelah mengganti varial T pada

ruas menjadi –T. Tampak seperti gambar 4.26}

Gambar 4.26 Perbaikan perhitungan nilai suhu akhir campuran

4.1

4.4

14 I B : ”Ehmm. Salah lagi.”

P : ”Kenapa salah?”

B : ”Harusnya tu suhunya akhir lebih dari -50C.”

P : ”Lebih dari -50C itu maksudnya di atas -5

0C atau di bawah -5

0C?”

B : ”Di atas -50C tapi di bawah 0

0C.”

5.2

5.3

15 I B : {responden melakukan perhitungan ulang angka dengan kalkulator} 4.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

74

B : {responden tampak mencoba mengkoreksi dan mencari cara yang mengarah

pada jawaban benar}

16 I B : {responden memulai ulang pengerjaan seperti tampak pada gambar 4.27}

Gambar 4.27 Perhitungan ulang nilai suhu akhir campuran

3.1

3.2

3.3

3.4

4.1

4.4

II B : ”… Terus dicoba kalau T, tapi hasilnya tu ga logis. Nah berarti 00C-T. Dicoba

gitu tapi juga hasilnya ga logis. Nah terus akhirnya mikirnya ini tu T-(-50C),

jadi harusnya T+50C. Terus dicoba dan didapat hasilnya ”

17 I P : ”Sudah? Berapa hasilnya?”

B : ”Suhu akhir sistem -1,0450C.”

P : ”Sudah yakin dengan jawaban itu?”

B : ”Insya Allah yakin.”

5.2

5.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

75

Tabel 4.4. Kategori kognitif responden B

B: Responden B

P: Peneliti

No. Pernyataan Responden Keterangan Proses Kognitif Kategori

Kognitif

1

Gambar 4.22 Persamaan asas black

- Responden B menuliskan persamaan-

persamaan panas dengan mengingat

kembali persamaan di memori jangka

panjangnya karena menyadari bahwa

persamaan ini akan dipakai dalam

pengerjaan soal..

Mengingat kembali Mengingat

Gambar 4.21 Besaran yang diketahui

- Responden B menuliskan simbol yang

sesuai untuk besaran-besaran yang

diketahui dari soal.

Mengenali

2 B : ”Caranya bebas kan?”

P : ”Iya, menurutmu bagaimana cara pengerjaannya?”

B : ”Jadikan harusnya, kalor yang masuk sama dengan kalor yang

keluar. Berarti kalor dari air diserap oleh es karena lebih dingin.

{Responden menuliskan persamaan seperti

gambar 4.22}”

Gambar 4.22 Persamaan asas black

- Responden B mengubah fenomena yang

dideskripsikan dalam soal ke bentuk

persamaan matematis.

Menafsirkan Memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

76

B: ”Jadi, karena air cuma punya kalor 33600 kal sementara es nya itu

buat naikin suhunya harus butuh kalor 612500 kal berarti airnya

bakalan membeku ,es nya ga bakalan mencair.”

- Responden B menafsirkan arti dari angka

hasil perhitungan menjadi kata-kata.

B : ”Kan es nya kan ga sampai membeku tapi cuma sampai naik

suhunya, berarti cuma . Terus kalau air, dia turun

suhunya dari 60C sampai ke 0

0C. Terus abis 0

0C itu dia membeku.

Terus habis itu suhunya turun lagi karena suhunya sama si es itu

belum sama.”

B : ”Karena es nya tidak sampai membeku, jadi hanya ada

.”

Gambar 4.25 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

- Responden B mengelompokkan

persamaan panas , , dan

sebagai panas yang dilepas air.

Sementara itu, persamaan panas

sebagai panas yang diserap air.

Mengklasifikasikan

B: Jadi, karena air cuma punya kalor 33600 kal sementara es nya itu

buat naikin suhunya harus butuh kalor 612500 kal berarti airnya

bakalan membeku ,es nya ga bakalan mencair.

- Responden B menyimpulkan bahwa es

akan mencair.

Menyimpulkan

B: ”Jadi, karena air cuma punya kalor 33600 kal sementara es nya itu

buat naikin suhunya harus butuh kalor 612500 kal berarti airnya

bakalan membeku ,es nya ga bakalan mencair.”

- Responden B membandingkan dua nilai

panas.

Membandingkan

B : ”Jadikan harusnya, kalor yang masuk sama dengan kalor yang

keluar. Berarti kalor dari air diserap oleh es karena lebih dingin ...”

- Responden B menjelaskan konsep kalor

bahwa kalor mengalir dari benda bersuhu

tinggi ke benda bersuhu rendah.

Menjelaskan

3

Gambar 4.23 Perhitungan nilai panas perubahan suhu untuk air dan es

- Responden B menuliskan persamaan dan

melakukan perhitungan yang familiar

tanpa perlu modifikasi persamaan.

Mengeksekusi Mengaplikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

77

B : ”Kan es nya kan ga sampai membeku tapi cuma sampai naik

suhunya, berarti cuma . Terus kalau air, dia turun

suhunya dari 60C sampai ke 0

0C. Terus abis 0

0C itu dia membeku.

Terus habis itu suhunya turun lagi karena suhunya sama si es itu

belum sama.”

B : ”Karena es nya tidak sampai membeku, jadi hanya ada

.”

Gambar 4.25 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

- Responden B melakukan prosedur

substitusi empat persamaan panas ke

persamaan asas black sesuai konteks

yang tepat.

Mengimplementasikan

4

Gambar 4.23 Perhitungan nilai panas perubahan suhu untuk air dan es

Gambar 4.24 Perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es

- Responden B memilih melakukan

perhitungan panas satu per satu seperti

gambar 4.23 untuk pertama-tama

mengetahui wujud akhir sistem.

- Setelah mengetahui wujud akhir sistem,

selanjutnya menghitung panas perubahan

wujud seperti gambar 4.24.

Membedakan Menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

78

Gambar 4.25 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

- Responden B memadukan empat jenis

panas ke persamaan asas black dengan

benar.

Mengorganisasi

5 B : ”Ehmm. Salah lagi.”

P : ”Kenapa salah?”

B : ”Harusnya tu suhunya akhir lebih dari -50C.”

P : ”Lebih dari -50C itu maksudnya di atas -5

0C atau di bawah -5

0C?”

B : ”Di atas -50C tapi di bawah 0

0C.”

- Responden B menyadari bahwa hasil suhu

akhir yang di dapat tidak masuk akal

dengan alasan seharusnya suhu akhir

campuran berada di rentang suhu -50C

sampai 00C.

- Responden B menyadari bahwa kesalahan

hasil terletak pada tanda positif/negatif

∆T.

Memeriksa Mengevaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

79

Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden B

Tahapan problem solving responden B dapat diidentifikasi mencakup

tahap-tahap: (1) fokus pada masalah, (2) deskripsi secara fisika, (3) merencanakan

solusi, (4) mengeksekusi rencana, dan (5) mengevaluasi. Beberapa subtahapan

problem solving menurut model Minnesota tidak terindentifikasi di tahapan

problem solving responden B. Susunan subtahapan problem solving responden B

juga ada yang tidak berurutan sesuai model tersebut. Alur tahapan problem

solving responden B secara keseluruhan disajikan dalam bentuk flowchart seperti

pada gambar 4.28 di akhir pembahasan responden B ini.

Responden B mampu berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills)

ketika mengerjakan soal. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat

teridentifikasi meliputi kategori menganalisis dan mengevaluasi. Kategori

menganalisis yang terlibat meliputi proses kognitif membedakan dan

mengorganisasi. Kategori mengevaluasi yang terlibat meliputi proses kognitif

memeriksa.

Kemampuan berpikir tingkat rendah (low order thinking skills) responden

B juga berhasil teridentifikasi. Kemampuan berpikir tingkat rendah yang

dimaksud meliputi kategori mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.

Kategori mengingat meliputi proses kognitif mengingat kembali dan mengenali.

Kategori memahami meliputi proses kognitif menafsirkan, mengklasifikasikan,

menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Kategori mengaplikasikan

meliputi proses kognitif mengeksekusi dan mengimplementasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

80

Responden B membaca soal tanpa bersuara untuk memahami soal. Di awal

pengerjaan, responden B tidak menyebutkan dan tidak menggambarkan suatu

gambar apapun. Peneliti meminta responden B untuk menceritakan ulang proses

berpikirnya ketika memahami soal. Peneliti meminta hal tersebut setelah

responden B selesai mengerjakan soal. Kutipan di bawah paragraf ini

menunjukkan hal tersebut. Responden B menyebutkan objek yang terlibat yaitu es

dan air. Pernyataan ini menunjukkan bahwa responden B melakukan tahapan

problem solving kode 1.1. Kutipan di bawah ini juga menyatakan secara tersirat

bahwa responden B memahami soal sebagai peristiwa pencampuran es dan air.

Responden B menyebutkan pertanyaan soal yaitu menyelidiki wujud akhir

campuran dan suhu akhirnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa responden B

melakukan tahapan problem solving kode 1.3.

P : ”Ya oke, sekarang saya minta tolong kamu jelasin dari pertama kamu

baca soal terus maksud dari soal menurut mu apa tadi?”

B : ”Es nya kan banyak terus airnya dikit, terus disuruh menyelidiki nanti

esnya malah mencair atau air nya yang malah membeku. Terus kalau

udah gitu, terus suhu akhirnya berapa.”

Tahapan problem solving kode 1.2 adalah pembuatan sketsa gambar yang

mewakili gambaran mental tersebut, termasuk informasi yang diberikan. Gambar

4.21 di bawah menampilkan tulisan responden B tentang informasi besaran yang

diketahui di soal tanpa membuat sketsa gambar. Oleh sebab itu, dapat

diidentifikasi bahwa responden B melakukan tahapan problem solving kode 1.2.

Proses menuliskan simbol yang sesuai untuk besaran-besaran yang diketahui dari

soal termasuk kategori mengingat khususnya proses kognitif mengenali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

81

Responden B memeriksa bahwa besaran massa air dan massa es belum

berada pada satuan gram. Pada gambar 4.21, responden B tampak langsung

mengkonversi satuan besaran massa yang semula kg menjadi gram. Langkah

mengkonversi satuan tersebut termasuk dalam tahapan problem solving kode 4.2

dan 4.3.

B:{Responden B menuliskan informasi besaran-besaran yang diketahui

dari soal seperti pada gambar 4.21}

Gambar 4.21 Besaran yang diketahui

Responden B membaca ulang soal. Responden B memilih persamaan asas

black untuk mengerjakan soal. Pemilihan pendekatan seperti ini menunjukkan

responden B melakukan tahapan problem solving kode 1.4. Kutipan dan gambar

4.22 di bawah menunjukkan bahwa responden B menuliskan persamaan-

persamaan yang akan dipakai untuk mengerjakan soal. Hal ini mengindikasikan

bahwa responden B melakukan tahapan problem solving kode 2.4, yaitu

menyatakan hubungan matematis dari konsep-konsep dasar. Proses mengubah

suatu permasalahan ke dalam persamaan matematik termasuk dalam kategori

memahami khususnya proses kogntif menafsirkan. Jadi, dapat dilihat bahwa

responden B melalui tahapan problem solving (1) fokus pada masalah kode 1.1,

1.2, 1.3, dan 1,4 walaupun tidak urut dan ada yang dilakukan bersamaan dengan

subtahapan problem solving lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

82

Responden B menuliskan persamaan panas seperti pada gambar 4.22

mengartikan bahwa responden B mengambil pengetahuan tentang persamaan

panas dari memori jangka panjangnya karena menyadari bahwa pengetahuan ini

akan dipakai dalam pengerjaan soal. Proses ini termasuk dalam kategori

mengingat khususnya proses kognitif mengingat kembali. Responden B

menyebutkan bahwa kalor dari air akan diserap oleh es karena es lebih dingin.

Pernyataan ini sesuai dengan teori (Surya, 2010: 13). Responden B memahami

konsep kalor. Proses tersebut termasuk dalam kategori memahami khususnya

proses kognitif menjelaskan.

B : ”Caranya bebas kan?”

P : ”Iya, menurutmu bagaimana cara pengerjaannya?”

B : ”Jadikan harusnya, kalor yang masuk sama dengan kalor yang keluar.

Berarti kalor dari air diserap oleh es karena lebih dingin. {Responden

menuliskan persamaan seperti gambar 4.22}”

Gambar 4.22 Persamaan asas black

Pada gambar 4.22 tampak responden B awalnya menduga bahwa es yang

akan melebur. Responden B menuliskan persamaan panas perubahan wujud yaitu

di ruas kiri. Ruas kiri dari persamaan adalah untuk es, sementara ruas kanan

untuk air. Responden B kembali membaca ulang soal.

Responden B melakukan perhitungan panas perubahan suhu untuk air,

panas perubahan suhu untuk es, dan pengurangan kedua panas tersebut seperti

pada gambar 4.23 di bawah. Responden B melakukan perhitungan ini untuk

memastikan apakah es yang berubah wujud atau justru air yang berubah wujud.

Responden B tidak menyertakan satuan saat memasukkan angka ke persamaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

83

Satuan ditulis pada hasil akhir perhitungan. Proses menuliskan persamaan dan

melakukan perhitungan seperti gambar 4.23 termasuk dalam kategori

mengaplikasikan khususnya proses kognitif mengeksekusi. Proses memasukkan

angka ke persamaan dan melakukan perhitungan tanpa perlu memodifikasi

persamaan termasuk dalam tugas yang familiar.

B : ”Buat mencairkan es kan harus dinaikkan dulu suhu es nya dari -50C

sampai 00C terus tu dikasih kalor buat melebur ...”

B : {responden menulis persamaan seperti pada gambar 4.23}

Gambar 4.23 Perhitungan nilai panas perubahan suhu untuk air dan es

P : ”33600 kal itu didapat dari?”

B : ”Didapat dari m.c.∆T . Tapi ∆T yang air 60C.”

P : ”∆T = 60C didapat dari mana?”

B : ”Selisih suhunya dari 60C ke 0

0C. Soalnya kan nanti eeee ya gitu lah

hehehe.”

Langkah responden B ketika menuliskan persamaan matematis dari

konsep dasar panas perubahan suhu seperti pada gambar 4.23 dapat masuk dalam

tahapan problem solving kode 2.4. Ketika responden B menuliskan persamaan

dan seperti gambar 4.23, dapat dikatakan bahwa responden B

memilih sebuah persamaan baru. Memilih persamaan baru dapat dikategorikan ke

dalam tahapan problem solving kode 3.2. Menurut model Minnesota, tahapan

problem solving (3) merencanakan solusi yaitu membentuk beberapa persamaan

menjadi satu persamaan terkait besaran yang ditanya. Namun, yang terjadi

sembari memilih persamaan baru seperti gambar 4.23, responden B langsung

memasukan angka dan mengeksekusi perhitungan. Tahapan memasukkan angka

dan mengeksekusi perhitungan, menurut model Minnesota masuk dalam tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

84

problem solving (4) mengeksekusi rencana. Peneliti mengkategorikan langkah

seperti gambar 4.23 tersebut ke dalam tahapan problem solving kode 3.2 karena

paling mendekati. Langkah responden B menuliskan hubungan matematis dari

konsep dasar seperti yang dideskripsikan di atas menunjukkan bahwa responden B

melakukan tahapan problem solving (2) deskripsi soal secara fisika walaupun

hanya kode 2.4 saja yang teridentifikasi.

Dari perhitungan seperti pada gambar 4.23, responden B menyimpulkan

bahwa bukan es yang berubah wujud tetapi justru air yang berubah wujud.

Pernyataan responden B tersebut ditampilkan pada kutipan di bawah ini.

B: ”Jadi, karena air cuma punya kalor 33600 kal sementara es nya itu buat

naikin suhunya harus butuh kalor 612500 kal berarti airnya bakalan

membeku ,es nya ga bakalan mencair.”

Responden B menyebutkan bahwa kalor 33600 kal adalah kalor dari air

dan kalor 612500 kal adalah kalor yang dibutuhkan es. Proses menafsirkan arti

dari angka hasil perhitungan angka menjadi kata-kata termasuk dalam kategori

memahami khususnya proses kognitif menafsirkan.

Dugaan awal reponden B yaitu es yang akan mencair ternyata keliru.

Proses membandingkan dua nilai panas dan menarik suatu kesimpulan bahwa es

tidak akan mencair termasuk dalam kategori memahami khususnya proses kognitif

membandingkan dan menyimpulkan. Responden B memperkuat kesimpulan ini

dengan melihat perbandingan antara massa es yang jauh lebih besar dari pada air.

Dugaan awal responden B bisa saja muncul karena kebanyakan soal-soal

yang diberikan guru di kelas lebih sering untuk kasus es yang mencair dan jarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

85

sebaliknya. Hal senada juga disebutkan responden B seperti pada kutipan di

bawah.

B : ”Kalau soal biasanya kan, es terus mencair jadi air tapi kalau kasus

soal ini airnya yang membeku. Jadi nanti kalor dari air di lepas ke es.

Tapi kan es nya banyak, makanya airnya kalau terus dia membeku.”

B : ”Karena es nya banyak jadi kayaknya airnya bakalan membeku.

Cuman tu harus dibuktikan dulu.”

Selanjutnya, responden B mencari nilai panas pembekuan air seperti tampil pada

gambar 4.24. Sama seperti sebelumnya, tahapan ini menunjukkan tahapan

problem solving kode 2.4 dan 3.2

Gambar 4.24 Perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es

Jika diperhatikan kembali gambar 4.23 di awal, responden B melakukan

perhitungan panas satu per satu. Responden B pertama-tama mencari kalor yang

dilepas air dari 60C ke 0

0C. Kemudian, responden B mencari panas yang

dibutuhkan es untuk menaikkan suhu dari -50C ke 0

0C. Dengan membandingkan

kedua panas tersebut, responden B dapat mengetahui wujud akhir campuran.

Urutan langkah-langkah ini menunjukkan bahwa responden B memecah

permasalahan menjadi bagian-bagian atau langkah-langkah kecil. Proses

memecah permasalahan menjadi bagian-bagian kecil yang relevan ini

termasuk dalam kategori menganalisis khususnya proses kognitif

membedakan. Kategori menganalisis termasuk kemampuan tingkat tinggi

(high order thinking skills) (Winarti et al, 2015: 66). Kemampuan

menganalisis adalah kunci penting agar bisa menyelesaikan soal. Analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

86

seperti ini akan membuka jalan untuk melakukan langkah-langkah

berikutnya.

Setelah mengetahui wujud akhir campuran, responden B menggunakan

konsep asas black untuk mencari suhu akhir campuran. Pengerjaan responden B

menggunakan konsep asas black ditunjukkan pada gambar 4.25.

B : ”Terus habis itu pake asas black kan, .”

P : ”Yang masuk yang mana?”

B : ”Yang masuk yang es terus yang keluar itu yang air.”

B : ”Kan es nya kan ga sampai membeku tapi cuma sampai naik

suhunya, berarti cuma . Terus kalau air, dia turun suhunya

dari 60C sampai ke 0

0C. Terus abis 0

0C itu dia membeku. Terus habis

itu suhunya turun lagi karena suhunya sama si es itu belum sama.”B:

kan es nya kan ga sampai membeku tapi cuma sampai naik suhunya,

berarti cuma . Terus kalau air, dia turun suhunya dari 60C

sampai ke 00C. Terus abis 0

0C itu dia membeku. Terus habis itu

suhunya turun lagi karena suhunya sama si es itu belum sama.

B : ”Karena es nya tidak sampai membeku, jadi hanya ada

.”

B : {responden tampak kebingungan di bagian }

Gambar 4.25 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

Langkah responden B ini masuk dalam tahapan problem solving kode 3.1

yaitu memilih salah satu persamaan (yaitu asas black) yang melibatkan besaran

yang ditanya (yaitu suhu akhir T). Responden B menuliskan persamaan ,

, , dan . Empat persamaaan ini termasuk persamaan baru

karena untuk konteks yang baru juga. Persamaan dan berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

87

dengan persamaan pada gambar 4.23 sebelumnya, meskipun simbol yang

digunakan sama. Perbedaannya terletak pada yang digunakan. Langkah

responden menuliskan empat persamaan panas yang baru tersebut masuk dalam

tahapan problem solving kode 3.2. Responden B mensubstitusi persamaan panas

yang baru tersebut ke persamaan asas black seperti pada gambar 4.25. Langkah ini

termasuk dalam tahapan problem solving kode 3.3 yaitu menyelesaikan

persamaan dari besaran yang belum diketahui dan mensubstitusikan ke persamaan

sebelum. Responden B menurunkan persamaan tersebut sampai didapat besaran

yang ditanya yaitu suhu akhir campuran (T). Langkah ini masuk dalam tahapan

problem solving kode 3.4. Gambar 4.25 menunjukkan bahwa responden B

melakukan tahapan problem solving (3) merencanakan solusi kode 3.1, 3.2, 3.3,

dan 3.2 walaupun disertai dengan tahapan problem solving (4) mengeksekusi

rencana

Gambar 4.25 memperlihatkan bahwa responden B juga memasukkan nilai

dari masing-masing besaran. Langkah ini mencerminkan tahapan problem solving

kode 4.1. Responden B menghitung nilai-nilai tersebut dan mendapatkan hasil

suhu akhir

. Langkah menghitung ini masuk tahapan problem solving

kode 4.4. Gambar 4.25 sekaligus menunjukkan bahwa responden B melakukan

tahapan problem solving (4) mengeksekusi rencana kode 4.1 dan 4.4. Kode 4.2

dan 4.3 sudah dilakukan di awal pengerjaan saat menuliskan konversi besaran.

Langkah pengerjaan seperti gambar 4.25 menunjukkan bahwa responden

B memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang

tidak familiar. Persamaan asas black adalah persamaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

88

berlaku umum. Namun, jenis persamaan panas apa saja yang terlibat dan

bagaimana letak substitusinya ke dalam persamaan asas black tergantung dari

konteks soal. Permasalahan asas black yang digunakan untuk mengerjakan soal ini

termasuk dalam kategori soal yang tidak familiar. Alasannya adalah karena

konteks soal bersifat khusus yaitu air yang membeku. Responden B melakukan

langkah ini dengan benar artinya responden B melakukan proses kognitif dalam

kategori mengaplikasikan khususnya proses kognitif mengimplementasikan.

Gambar 4.25 menunjukkan bahwa responden B mengidentifikasi empat

persamaan panas yang terlibat dan mengetahui bagaimana empat persamaan panas

itu dipadukan membentuk sebuah struktur yang saling terkait lewat persamaan

asas black. Proses responden B memadukan empat persamaan panas ke

persamaan asas black termasuk kategori menganalisis untuk proses kognitif

mengorganisasi. Kategori ini masuk dalam kemampuan berpikir tingkat

tinggi (Higher Order Thinking Skills) (Winarti et al, 2015: 66). Proses

substitusi persamaan-persamaan panas ke ruas persamaan asas black yang sesuai

juga dapat dimasukkan ke dalam kategori memahami khususnya proses kognitif

mengklasifikasikan. Untuk bisa melakukan substitusi ke persamaan asas black

dengan benar diperlukan pemahaman konsep tentang panas yang masuk dan panas

yang keluar sehingga tidak salah ruas. Maka tampak bahwa pemahaman konsep

yang baik menunjang kemampuan menganalisis.

Kutipan di bawah menunjukkan bahwa responden B menyadari hasil yang

didapat pada gambar 4.25 di atas tadi bukanlah jawaban yang benar. Responden B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

89

tidak langsung menyebutkan alasannya. Langkah responden B memeriksa bahwa

jawabannya belum masuk akal menunjukkan tahapan problem solving kode 5.2

B : ”Bukan ini jawabannya.”

P : ”Gimana? Ada yang keliru?”

Responden B memeriksa ulang penyelesaian yang dibuat. Langkah ini

menunjukkan tahapan problem solving kode 5.3. Responden B menyadari bahwa

letak kesalahnya terjadi pada tanda positf/negatif ∆T.

B : {responden tampak memeriksa ulang perhitungan dengan kalkulator}

B : ”Kayaknya ini harusnya -T {sambil menunjuk variabel T pada ruas

}.”

P : ”Kenapa negatif?”

B : ”Karena 00-T.”

Responden B melakukan perhitungan ulang seperti gambar 4.26. Langkah

ini mengulang tahapan problem solving kode 4.1 dan 4.4. Setelah memperoleh

hasil perhitungan, responden B kembali menganggap jawaban tersebut masih

salah. Langkah ini adalah pengulangan tahapan problem solving kode 5.2.

Responden B beralasan bahwa seharusnya suhu akhir campuran berada di antara -

50C sampai 0

0C.

B : {responden melakukan perhitungan ulang setelah mengganti varial T

pada ruas menjadi –T. Tampak seperti gambar 4.26}

Gambar 4.26 Perbaikan perhitungan nilai suhu akhir campuran

B : ”Ehmm. Salah lagi.”

P : ”Kenapa salah?”

B : ”Harusnya tu suhunya akhir lebih dari -50C.”

P : ”Lebih dari -50C itu maksudnya di atas -5

0C atau di bawah -5

0C?”

B : ”Di atas -50C tapi di bawah 0

0C.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

90

Responden B menyadari bahwa letak kesalahan terjadi pada tanda

positif/negatif ∆T. Responden B menyadari adanya kesalahan dan tahu alasan hal

tersebut dikatakan salah. Kemampuan seperti ini termasuk kemampuan

kognitif kategori mengevaluasi khususnya proses kognitif memeriksa.

Kemampuan kognitif kategori mengevaluasi juga termasuk kemampuan

berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills) (Winarti et al, 2015: 66).

Kriteria dan standar yang digunakan responden B yaitu bahwa nilai suhu

akhir seharusnya berkisar di atas -50C tetapi di bawah 0

0C.

Responden B kembali melakukan perhitungan ulang mulai dari persamaan

asas black. Responden B mengubah tanda positif dan negatif seperti pada

gambar 4.27 di bawah. Langkah ini kembali mengulangi tahapan problem solving

kode 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 4.1, dan 4.4. Hasil akhir yang didapat yakni

. Responden B menyakini bahwa jawaban ini sudah benar dan masuk

akal. Bagian ini menunjukkan tahapan problem solving kode 5.4. Langkah

memeriksa ulang untuk meninjau letak kesalahan pengerjaan menunjukkan bahwa

responden B melalui tahapan problem solving (5) mengevaluasi jawaban

khususnya kode 5.2, 5.3, dan 5.4.

B : {responden memulai ulang pengerjaan seperti tampak pada gambar

4.27}

Gambar 4.27 Perhitungan ulang nilai suhu akhir campuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

91

P : ”Sudah? Berapa hasilnya?”

B : ”Suhu akhir sistem -1,0450C.”

P : ”Sudah yakin dengan jawaban itu?”

B : ”Insya Allah yakin.”

Kelemahan utama responden B sama dengan yang dialami oleh responden

A yaitu kebingungan dalam pengoperasian tanda positif/negatif ∆T. Kendala

inilah yang membuat responden B sering mengulangi pekerjaannya sehingga tidak

efisien. Responden B melakukan langkah coba-coba (trial and error) untuk bisa

mendapatkan jawaban yang benar. Berikut pernyataan responden B tentang hal

tersebut.

B : ”… Terus dicoba kalau T, tapi hasilnya tu ga logis. Nah berarti 00C-

T. Dicoba gitu tapi juga hasilnya ga logis. Nah terus akhirnya mikirnya

ini tu T-(-50C), jadi harusnya T+5

0C. Terus dicoba dan didapat

hasilnya ”

Gambar 4.28 di halaman selanjutnya adalah flowchart tahapan problem

solving yang ditempuh responden B saat menyelesaikan soal. Peneliti menemukan

bahwa terdapat beberapa tahapan problem solving model Minnesota yang bisa

teridentifikasi pada tahapan problem solving milik responden B. Namun

demikian, urutan tahapan problem solving responden B tersebut tidak tertib sesuai

model Minnesota. Beberapa subtahapan problem solving model Minnesota tidak

ditemukan pada tahapan problem solving responden B. Terdapat proses

pengulangan subtahapan. Terdapat pula subtahapan problem solving seperti

misalnya mengeksekusi rencana yang diapit sub tahapan lain yaitu fokus pada

masalah. Jika mengacu model Minnesota, urutan seharusnya tidak demikian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

92

Gambar 4.28 Flowchart tahapan problem solving responden B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

93

3. Responden C

Tabel 4.5. Coding tahapan problem solving responden C

C: Responden C

P: Peneliti

No. Pernyataan Gambar Pengerjaan Responden

Kode

Tahapan

Problem

Solving

1 I C : {responden membaca soal tanpa bersuara dan menuliskan besaran-besaran yang

diketahui seperti pada gambar 4.29}

Gambar 4.29 Besaran yang diketahui

1.2

2 I C : ”Nah sedangkan di sini kita ga tau, dia berubah wujud, wujudnya apa. Ya wujudnya ada

ya, es sama air tapi nanti campurannya kita ga tau.”

P : ”Nah itu adalah pertanyaan yang pertama. bagaimana itu diselidiki?”

C : ”{responden membaca ulang pertanyaan} Selidiki wujud akhir dari es dan air pada

keadaan akhir sistem.”

1.3

3 I C : ”Berarti kalau mau diselidikinya dengan mencari suhu akhir campurannya.”

C : {responden terdiam sejenak dan tampak berpikir cara mencari suhu akhir campuran}

1.4

4 II C : ”Nah tapi yang saya pikir itu saya harus lihat dulu suhu akhirnya berapa sehingga nanti

kan dari suhunya, saya bisa menyimpulkan wujud akhir dari es dan air itu bagaimana.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

94

5 II P : ”Kalau didapat suhunya tidak minus, kesimpulannya apa? Terus kalau didapat suhunya

minus kesimpulannya apa?”

C : ”Kalau didapat suhunya minus berarti campurannya itu nanti jadi wujudnya padat. Kalau

ga minus berarti wujudnya akhirnya air.”

P : ”Berarti es menjadi air?”

C : ”Iya.”

P : ”Kalau yang minus?”

C : ”Air yang menjadi es.”

6 I C : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.30 untuk membentuk persamaan suhu

akhir campuran}

C : ”Ini ya kita cari dulu suhu akhirnya ya.”

Gambar 4.30 Pembentukan rumus untuk mencari

suhu akhir

2.4

3.1

3.2

3.3

3.4

II C : ”Saya menggunakan persamaan Q serap nya ini. Soalnya kan tadi dalam proses

perubahan, berarti ada eeeeeee istilahnya dalam proses perubahan itu kan membutuhkan

panas. Jadi, karena masih ada pengaruh panas maka ada juga pengaruh perubahan suhuya.

Maka saya gunakan persamaan panasnya itu massa es dikali panas jenisnya dikali

perubahan suhunya.”

C : ”Saya menggunakan persamaan asas black di mana besarnya kalor yang diserap sama

dengan kalor yang diterima. Nah berarti yang menerima kalor itu adalah es kemudian yang

melepas itu air nya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

95

7 I C : ”Nah berarti sekarang kita baru masukkan angka-angkanya.”

C :{responden memasukkan angka-angka pada persamaan Takhir yang telah dibentuk seperti

tampak pada gambar 4.31}

C : ”Biar gampang kita ubah satuannya jadi gram semua.”

C : {responden mengkonversi satuan massa es dan air saat memasukkan angka ke

persamaan pada gambar 4.31}

C : ”Berarti dari sini suhunya minus malah. Jangan-jangan suhu akhirnya lebih minus lagi

dari ini {sambil menunjuk besaran }.”

P : ”Dapatnya minus berapa?”

C : ”Suhunya -4,690C.”

Gambar 4.31 Eksekusi persamaan suhu akhir

4.1

4.2

4.3

4.4

8 II P : ”Tadi ada disinggung perubahan wujud juga ya?”

C : ”{responden tampak bingung}yang tadi awalnya ya? Awalnya ya ada, tapi itu yang saya

masih bingung itu dipake di mana. Tapi yang saya pikirkan dulu , saya harus mencari suhu

akhirnya. Q lepasnya sama juga massa airnya kalikan dengan panas jenis air kali perubahan

suhunya. Akhirnya diselesaikan secara matematis maka suhu akhir campuran es dan air

didapat -4,690C. Berarti kalau misalnya kita lihat dengan teorinya pada saat 0

0C ke atas itu

wujudnya air dan pada saat 00C ke bawah itu wujudnya padat.”

9 II C : ”Nah tapi kan di situ terjadi perubahan wujud. Ada yang kurang di persamaan ini kalau

menurut saya.{responden baru menyadari bahwa ada besaran yang kurang dalam

persamaan}”

5.2

10 II P : ”Kurangnya di mana?”

C : ”Ditambah di sini {menunjuk ruas Q serap} dengan panas yang dibutuhkan untuk

berubah wujud.”

5.3

11 II P : ”Yang berubah wujud siapa?”

C : ”Airnya yang berubah wujud menjadi es.”

P : ”Kok tau? Kenapa ga es yang berubah jadi air?”

C : ”Saya tau dari suhu akhir campurannya minus.”

12 II P : ”Padahal tadi katanya dipersamaan asas black ada sesuatu yang kurang.”

C : ”Ya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

96

P : ”Tapi kok bisa menyakini hasil T=-4,690C ini tetap dipakai untuk menarik kesimpulan?”

C : ”Oh iya ya hahaha.”

P : ”Terus gimana?”

13 II C : ”Berarti kita harus berpikir lebih awal siapa yang berubah wujud itu. Kalau sudah tau

siapa yang berubah wujud, nanti ditambahkan berapa kalor yang dibutuhkan untuk

merubah wujud.”

P : ”Gimana itu dijalankan?”

C : ”Eee….{responden diam sejenak untuk berpikir mencari solusinya}.”

Tabel 4.6. Kategori kognitif responden C

C: Responden C

P: Peneliti

No. Pernyataan Responden Keterangan Proses Kognitif Kategori

Kognitif

1

Gambar 4.32 Persamaan umum tentang panas perubahan suhu

- Responden C menuliskan persamaan-

persamaan panas dengan benar.

Mengingat kembali Mengingat

Gambar 4.29 Besaran yang diketahui

- Responden C menuliskan simbol yang

sesuai untuk besaran-besaran yang

diketahui dari soal.

Mengenali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

97

2

Gambar 4.32 Persamaan umum tentang panas perubahan suhu

C : ”Saya menggunakan persamaan asas black di mana besarnya kalor

yang diserap sama dengan kalor yang diterima. Nah berarti yang

menerima kalor itu adalah es kemudian yang melepas itu air nya.”

- Responden C mengelompokkan persamaan

panas sebagai

panas yang dilepas air. Sementara itu,

persamaan panas

sebagai panas yang diserap es.

Mengklasifikasikan Memahami

C : ”... Akhirnya diselesaikan secara matematis maka suhu akhir

campuran es dan air didapat -4,690C. Berarti kalau misalnya kita lihat

dengan teorinya pada saat 00C ke atas itu wujudnya air dan pada saat

00C ke bawah itu wujudnya padat.”

- Responden C menyimpulkan bahwa wujud

akhir campuran adalah beku.

Menyimpulkan

P : ”Kalau didapat suhunya tidak minus, kesimpulannya apa? Terus

kalau didapat suhunya minus kesimpulannya apa?”

C : ”Kalau didapat suhunya minus berarti campurannya itu nanti jadi

wujudnya padat. Kalau ga minus berarti wujudnya akhirnya air.”

P : ”Berarti es menjadi air?”

C : ”Iya.”

P : ”Kalau yang minus?”

C : ”Air yang menjadi es.”

- Responden C menjelaskankan jika suhu

akhir campuran bernilai negatif (-), maka

wujud akhir campuran adalah padat.Jika

suhu akhir campuran bernilai tidak negatif,

maka wujud akhirnya adalah air.

Menjelaskan

C : ”Saya menggunakan persamaan asas black di mana besarnya kalor

yang diserap sama dengan kalor yang diterima. Nah berarti yang

menerima kalor itu adalah es kemudian yang melepas itu air nya.”

- Responden C menjelaskan bahwa panas

berpindah dari air ke es

3

Gambar 4.32 Persamaan umum tentang panas perubahan suhu

- Responden C memaksa mengunakan

persamaan panas yang familiar ke

persamaan asas black untuk menjawab soal

yang tidak familiar.

Mengeksekusi Mengaplikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

98

Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden C

Tahapan problem solving responden C dapat diidentifikasi mencakup

tahap-tahap: (1) fokus pada masalah, (2) deskripsi secara fisika, (3) merencanakan

solusi, (4) mengeksekusi rencana, dan (5) mengevaluasi. Beberapa subtahapan

problem solving menurut model Minnesota tidak terindentifikasi di tahapan

problem solving responden C. Khusus tahapan problem solving (3) merencanakan

dan (4) mengeksekusi rencana, responden C melakukan subtahapan tersebut

sesuai dengan urutan yang dideskripsikan pada model Minnesota. Alur tahapan

problem solving responden C secara keseluruhan disajikan dalam bentuk

flowchart seperti pada gambar 4.33 di akhir pembahasan responden C ini.

Responden C hanya bisa sebatas melibatkan kemampuan berpikir tingkat

rendah (low order thinking skills) saat mengerjakan soal penelitian ini. Kategori

kognitif paling tinggi yang dapat teridentifikasi adalah mengaplikasikan

khususnya proses kognitif mengeksekusi. Kategori kognitif lainnya yang

teridentifikasi yakni mengingat dan memahami. Kategori mengingat meliputi

proses kognitif mengingat kembali dan mengenali. Kategori memahami meliputi

proses kognitif mengklasifikasikan, menyimpulkan, dan menjelaskan.

Responden C membaca soal tanpa bersuara untuk memahami soal.

Responden C tidak menyebutkan dan tidak menggambarkan suatu sketsa apapun.

Responden C menuliskan langsung informasi besaran-besaran yang diketahui dari

soal disertai dengan simbol-simbolnya. Langkah ini dapat diidentifikasi ke dalam

tahapan problem solving kode 1.2. Proses menuliskan simbol yang sesuai untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

99

besaran-besaran yang diketahui dari soal termasuk dalam kategori mengingat

khususnya proses kognitif mengenali.

C : {responden membaca soal tanpa bersuara dan menuliskan besaran-

besaran yang diketahui seperti pada gambar 4.29}

Gambar 4.29 Besaran yang diketahui

Responden C tampak bingung karena wujud akhir sistem tidak diketahui.

Responden C membaca ulang pertanyaan. Responden C baru menyadari bahwa

soal justru menghendaki untuk menyelidiki wujud akhir dari es dan air pada

keadaan akhir sistem. Langkah responden C menyatakan pertanyaan soal masuk

dalam tahapan problem solving kode 1.3.

C : ”Nah sedangkan di sini kita ga tau, dia berubah wujud, wujudnya apa.

Ya wujudnya ada ya, es sama air tapi nanti campurannya kita ga tau.”

P : ”Nah itu adalah pertanyaan yang pertama. bagaimana itu diselidiki?”

C : ”{responden membaca ulang pertanyaan} Selidiki wujud akhir dari es

dan air pada keadaan akhir sistem.”

Responden C menyatakan bahwa untuk menyelidiki wujud akhir sistem,

harus dicari terlebih dulu suhu akhir campuran. Langkah responden C memilih

pendekatan dengan mencari suhu akhir campuran ini termasuk tahapan problem

solving kode 1.4. Maka tampak bahwa tahapan problem solving (1) fokus pada

masalah dapat teridentifikasi khususnya untuk kode 1.2, 1.3, dan 1.4.

C : ”Berarti kalau mau diselidikinya dengan mencari suhu akhir

campurannya.”

C : {responden terdiam sejenak dan tampak berpikir cara mencari suhu

akhir campuran}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

100

C : ”Nah tapi yang saya pikir itu saya harus lihat dulu suhu akhirnya

berapa sehingga nanti kan dari suhunya, saya bisa menyimpulkan wujud

akhir dari es dan air itu bagaimana.”

Responden C menyebutkan jika suhu akhir campuran bernilai negatif (-),

maka wujud akhir campuran adalah padat. Jika suhu akhir campuran bernilai tidak

negatif, maka wujud akhirnya adalah air. Pernyataan ini sudah benar. Responden

C tampak memahami syarat suatu benda dikatakan berwujud beku atau cair.

Proses ini menunjukkan kategori kognitif memahami khususnya proses kognitif

menjelaskan.

P : ”Kalau didapat suhunya tidak minus, kesimpulannya apa? Terus kalau

didapat suhunya minus kesimpulannya apa?”

C : ”Kalau didapat suhunya minus berarti campurannya itu nanti jadi

wujudnya padat. Kalau ga minus berarti wujudnya akhirnya air.”

P : ”Berarti es menjadi air?”

C : ”Iya.”

P : ”Kalau yang minus?”

C : ”Air yang menjadi es.”

Responden C menggunakan persamaan asas black seperti pada gambar

4.30 di bawah untuk mencari nilai suhu akhir campuran. Langkah responden C

menyatakan hubungan matematis dari konsep-konsep dasar dengan persamaan

asas black dapat dikategorikan ke tahapan problem solving kode 2.4. Persamaan

asas black dipilih karena dengan ini dapat melibatkan besaran yang ditanya yaitu

suhu akhir campuran . Langkah ini juga termasuk tahapan problem solving

kode 3.1.

Responden C memilih persamaan baru yaitu untuk

disubstitusikan pada ruas kiri dari persamaan asas black, sementara persamaan

baru yaitu untuk ruas kanan. Langkah memilih dan

mensubstitusikan persamaan baru ini masuk dalam tahapan problem solving kode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

101

3.2 dan kode 3.3. Selanjutnya responden C menurunkan persamaan tersebut

sampai diperoleh satu persamaan tunggal yang tidak lain adalah persamaan untuk

mengetahui besaran suhu akhir yang ditanya. Langkah ini masuk dalam tahapan

problem solving kode 3.4. Maka tahapan problem solving (3) merencanakan

solusi yang responden C lakukan dapat teridentifikasi. Sementara itu, tahapan

problem solving (2) deskripsi secara fisika yang dapat teridentifikasi hanya untuk

kode 2.4. Langkah responden menurunkan persamaan suhu akhir campuran

disajikan pada gambar 4.30 di bawah ini.

C : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.30 untuk membentuk

persamaan suhu akhir campuran}

C : ”Ini ya kita cari dulu suhu akhirnya ya.”

Gambar 4.30 Penentuan rumus untuk mencari suhu akhir

Responden memilih persamaan dan persamaan

karena peristiwanya melibatkan proses perubahan suhu.

Proses menuliskan persamaan panas perubahan suhu dengan benar termasuk

kategori mengingat khususnya proses kognitif mengingat kembali. Substitusi

persamaan ke ruas kiri dan persamaan

ke ruas kanan dilandasi alasan bahwa es menerima panas sementara air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

102

yang melepas panas. Proses responden C menjelaskan bahwa es yang menerima

panas dan air yang melepas panas, menunjukkan bahwa responden memahami

konsep panas. Pernyataan ini sesuai dengan teori (Surya, 2010: 13). Proses ini

masuk kategori memahami khususnya proses kognitif menjelaskan. Proses ketika

responden C melakukan substitusi persamaan ke ruas kiri maupun kanan seperti

pada gambar 4.30, menunjukkan kategori memahami khususnya proses kognitif

mengklasifikasikan

C : ”Saya menggunakan persamaan Q serap nya ini. Soalnya kan tadi

dalam proses perubahan, berarti ada eeeeeee istilahnya dalam proses

perubahan itu kan membutuhkan panas. Jadi, karena masih ada

pengaruh panas maka ada juga pengaruh perubahan suhuya. Maka saya

gunakan persamaan panasnya itu massa es dikali panas jenisnya dikali

perubahan suhunya.”

C : ”Saya menggunakan persamaan asas black di mana besarnya kalor

yang diserap sama dengan kalor yang diterima. Nah berarti yang

menerima kalor itu adalah es kemudian yang melepas itu air nya.”

Selanjutnya, responden C memasukkan nilai dan satuan setiap besaran ke

persamaan yang telah dibentuk. Langkah ini termasuk tahapan problem

solving kode 4.1. Responden C melihat bahwa satuan untuk besaran massa es dan

air belum berada dalam satuan gram. Responden C kemudian mengubah satuan

besaran tersebut. Langkah memeriksa satuan yang belum sesuai dan

mengubahnya termasuk dalam tahapan problem solving kode 4.2 dan 4.3.

Responden C menghitung nilai besaran yang ditanya dengan menggabungkan

angka dan satuannya. Langkah ini masuk tahapan problem solving kode 4.4. Maka

tahapan problem solving (4) mengeksekusi rencana dapat teridentifikasi

khususnya kode 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Nilai suhu akhir campuran yang diperoleh

adalah seperti tampil pada gambar 4.31 di bawah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

103

C : ”Nah berarti sekarang kita baru masukkan angka-angkanya.”

C :{responden memasukkan angka-angka pada persamaan Takhir yang

telah dibentuk seperti tampak pada gambar 4.31}

C : ”Biar gampang kita ubah satuannya jadi gram semua.”

C : {responden mengkonversi satuan massa es dan air saat memasukkan

angka ke persamaan pada gambar 4.31}

C : ”Berarti dari sini suhunya minus malah. Jangan-jangan suhu akhirnya

lebih minus lagi dari ini {sambil menunjuk besaran }.”

P : ”Dapatnya minus berapa?”

C : ”Suhunya -4,690C.”

Gambar 4.31 Eksekusi persamaan suhu akhir

Oleh karena didapat nilai jawabannya adalah minus, maka responden C

menyimpulkan bahwa wujud akhir campuran adalah beku. Proses menarik

kesimpulan ini termasuk dalam kategori memahami khususnya proses kognitif

menyimpulkan. Namun, menurut kunci jawaban yang telah dibuat, jawaban suhu

akhir yang diperoleh responden C adalah salah. Peneliti mencoba meminta

pertanggungjawaban atas jawaban tersebut. Ketika ditanya tentang peristiwa

perubahan wujudnya, responden C kebingungan.

P : ”Tadi ada disinggung perubahan wujud juga ya?”

C : ”{responden tampak bingung}yang tadi awalnya ya? Awalnya ya ada,

tapi itu yang saya masih bingung itu dipake di mana. Tapi yang saya

pikirkan dulu , saya harus mencari suhu akhirnya. Q lepasnya sama juga

massa airnya kalikan dengan panas jenis air kali perubahan suhunya.

Akhirnya diselesaikan secara matematis maka suhu akhir campuran es

dan air didapat -4,690C. Berarti kalau misalnya kita lihat dengan

teorinya pada saat 00C ke atas itu wujudnya air dan pada saat 0

0C ke

bawah itu wujudnya padat.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

104

Responden C menyadari bahwa seharusnya ada persitiwa perubahan

wujud. Responden C menyadari bahwa jawaban yang diperoleh tidak masuk akal.

Pada persamaan asas black seharusnya diikutsertakan panas perubahan wujud.

Langkah responden ketika memeriksa jawaban yang tidak masuk akal ini

termasuk tahapan problem solving kode 5.2. Ketika ditanya letak persamaan panas

perubahan wujud, responden C menjawab bahwa letaknya adalah diruas .

Responden C tampak memeriksa ulang pengerjaanya. Langkah ini masuk ke

tahapan problem solving kode 5.3. Maka tahapan problem solving (5)

mengevalusi yang dapat teridentifikasi hanya untuk kode 5.2 dan 5.3.

C : ”Nah tapi kan di situ terjadi perubahan wujud. Ada yang kurang di

persamaan ini kalau menurut saya.{responden baru menyadari bahwa

ada besaran yang kurang dalam persamaan}”

P : ”Kurangnya di mana?”

C : ”Ditambah di sini {menunjuk ruas Q serap} dengan panas yang

dibutuhkan untuk berubah wujud.”

Ketika ditanya objek yang berubah wujud, responden C menjawab air

yang berubah jadi es. Jawaban ini disimpulkan berdasarkan perolehan nilai suhu

akhir yang dikerjakan tadi. Padahal langkah yang ditempuh untuk mendapatkan

nilai suhu akhir tersebut sudah salah. Responden C kebingungan ketika peneliti

meminta konfirmasi atas pernyataan tersebut.

P : ”Yang berubah wujud siapa?”

C : ”Airnya yang berubah wujud menjadi es.”

P : ”Kok tau? Kenapa ga es yang berubah jadi air?”

C : ”Saya tau dari suhu akhir campurannya minus.”

P : ”Padahal tadi katanya dipersamaan asas black ada sesuatu yang

kurang.”

C : ”Ya.”

P : ”Tapi kok bisa menyakini hasil T=-4,690C ini tetap dipakai untuk

menarik kesimpulan?”

C : ”Oh iya ya hahaha.”

P : ”Terus gimana?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

105

Setelah berpikir panjang, akhirnya responden menyadari bahwa

seharusnya dicari terlebih dahulu wujud akhir campuran. Namun ketika ditanya

bagaimana cara mencarinya, responden C tidak bisa menjelaskan.

C : ”Berarti kita harus berpikir lebih awal siapa yang berubah wujud itu.

Kalau sudah tau siapa yang berubah wujud, nanti ditambahkan berapa

kalor yang dibutuhkan untuk merubah wujud.”

P : ”Gimana itu dijalankan?”

C : ”Eee….{responden diam sejenak untuk berpikir mencari solusinya}.”

Responden C tidak bisa memperoleh jawaban yang benar.

Penyebabnya adalah ketidakmampuan berpikir analitis. Responden C tidak

mampu sampai berpikir bahwa pertama-tama yang harus diselidiki adalah

wujud akhir campuran kemudian bisa didapatkan suhu akhirnya.

Responden C justru mencari suhu akhirnya terlebih dahulu. Responden juga

tidak tahu cara menyelidiki wujud akhir campuran.

Gambar 4.30 menunjukkan bahwa responden C mengabaikan persamaan

panas perubahan wujud. Responden C hanya melibatkan panas perubahan suhu.

Jika mengetahui wujud akhir campuran terlebih dahulu, maka dapat

mensubtitusikan persamaan panas yang benar ke persamaan asas black.

Jika diamati, bentuk persamaan yang ditulis responden serupa dengan

persamaan . Bentuk persamaan ini familiar. Bentuk persamaan

seperti ini hanya berlaku untuk konteks soal yang tidak melibatkan perubahan

wujud. Soal yang penyelesaiannya menggunakan bentuk persamaan ini sangat

familiar dijumpai dalam pembelajaran di kelas. Sementara, soal dalam penelitian

ini termasuk soal yang melibatkan proses perubahan wujud. Soal yang digunakan

dalam penelitian ini termasuk soal yang tidak familiar. Ketika responden C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

106

menggunakan bentuk persamaan untuk menyelesaikan soal

dalam penelitian ini, maka hasil yang didapat pasti salah.

Responden C terkesan memaksakan persamaan itu untuk menyelesaikan

soal ini. Kebiasaan seperti ini oleh banyak peneliti disebut dengan strategi

pattern-matching (Heller dan Kenneth, 2010: 18; Sabella dan Edward, 2007:

1019). Proses kognitif yang terlibat saat melakukan strategi pattern-matching

hanya sebatas pada kategori mengaplikasikan khususnya proses kognitif

mengeksekusi. Kategori kognitif ini tergolong kemampuan berpikir tingkat

rendah (low order thinking skills) (Winarti et al, 2015: 66).

Urutan tahapan problem solving responden C khususnya pada tahapan (3)

merencanakan solusi dan (4) mengeksekusi rencana sudah persis sama dengan

model Minnesota. Namun, dari uraian di atas menunjukkan bahwa walaupun

urutan tahapan problem solving sesuai dengan model, responden C tetap tidak bisa

mendapatkan jawaban yang benar. Hal ini memberikan informasi bahwa proses

problem solving harus ditunjang dengan kemampuan kognitif tingkat tinggi,

dalam hal ini menganalisis.

Gambar 4.33 di halaman selanjutnya adalah flowchart tahapan problem

solving yang ditempuh responden C saat menyelesaikan soal. Beberapa tahapan

problem solving model Minnesota bisa teridentifikasi pada tahapan problem

solving milik responden C. Urutan tahapan problem solving (3) merencanakan

solusi dan (4) mengeksekusi rencana, sudah sesuai dengan model. Namun

responden C tidak berhasil menemukan jawaban yang benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

107

Gambar 4.33 Flowchart tahapan problem solving responden C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

108

4. Responden D

Tabel 4.7. Coding tahapan problem solving responden D

D: Responden D

P: Peneliti

No. Pernyataan Gambar Pengerjaan Responden

Kode

Tahapan

Problem

Solving

1 I D : {responden membaca soal}

D :{responden menulis besaran-besaran yang diketahui dari soal seperti pada

gambar 4.34}

D : ”Berarti diketahui massa es nya itu 245kg, ya tho. Dengan T awalnya itu -50C.

Terus kemudian dicampur dengan air. Berarti massa air itu 5,6 kg. Suhu awal

air nya itu 60C,T0 airnya.”

D : ”Nah, sedangkan diketahui panas jenis air, berarti ,

sedangkan dan panas laten, panas laten itu L ya kalau ga

salah hehehe. Aku lupa hehehe . Kayaknya sih iya .”

Gambar 4.34 Besaran yang diketahui

1.1

1.2

2 I D : ”Dah tho, terus selidikilah wujud akhir dari es dan air pada keadaan akhir

sistem. Selidikilah wujud akhir, berarti yang ditanya pertama itu, {sambil

menulis seperti pada gambar 4.35} Wujud akhir dari es dan air. Terus berapa

suhu akhir sistem?”

Gambar 4.35 Pertanyaan soal

1.3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

109

3 I D : ”Nah terus gimana ngerjainnya?”

D : ”Aku lupa e hehehe. Kalau ga salah sih gini, itu kan kita tahu kalor yang

dibutuhkan itu kan tapi ini kan suhu campuran haduh… {sambil

menuliskan persamaan seperti tampak pada gambar 4.36}.”

Gambar 4.36 Persamaan panas perubahan suhu

1.4

2.4

4 I D : ”Sek bentar. Peristiwa pertama, itu kan aku punya es. , ya ga sih

rumusnya itu tu? Ini kesetimbangan termal tho?”

P : ”Menurut mu bagaimana?”

D : ”Soalnya itu dia, berapa suhu akhir. Berarti sebenarnya yang mau dicari itu

kesetimbangan termal dia. Jadi suhu akhir ketika es dicampur sama air itu

berapa?”

P : ”Terus?”

D : ”Ya kalau kesetimbangan termal sih setau ku , kayaknya sih gitu.”

5 I D : ”{responden membaca ulang pertanyaan soal} Berapa suhu akhir.”

6 I D : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.37}

D : ”Berarti . Ehmmmm…. Lah , gimana dong? Ini massa es

nya 245, berarti pake rho es. Rho es itu kan 0,5. nya….. Ooo nya itu

berarti T awal, apa tadi. T awal es nya itu tadi -5. Oh di sini -5. Heh salah salah

salah, tho sama dengan di sini massa nya 5,6 di kali rho air nya 1,

nya . Berarti di sini 245 kali 0,5 kali sama dengan 5,6 kali

1 kali, nya ga tau, , nya berapa tadi, T air nya 6.”

D : ”Itu berarti 245 di kali 0,5. 122,5 berarti 5,6 . Kayaknya

sih gini. Berarti, 122,5 ditambah 61,25 sama dengan 5,6 min 33,6. Berarti,

122,5 ditambah 5,6 sama dengan -33,6 -61,25. Hah? Kok minus? 128,1

sama dengan -94,85. .”

Gambar 4.37 Perhitungan suhu akhir campuran

3.2

3.4

4.1

4.4

7 I D : ”Loh? Kok ? haduhh.” 5.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

110

8 I P : ”Gimana? Salahnya di mana?”

D : ”Sek…sek.. kalau suhu akhir, berarti tu kan massa 1 ditambah massa 2.

Berarti itu harusnya karna kan tadi dicampur. Berapa suhu akhir dari

es dan air?”

9 I D : ”Ehmmm…. Sek tak baca soalnya lagi. {re sponden membaca ulang soal}”

D : ”Sebongkah es massanya sekian, dia punya suhu minus sekian, terus es nya itu

kan dicampur sama air. Air nya itu massa nya sekian, berartikan .

Suhunya tu sekian. Jika airnya segitu, terus panas jenisnya segitu, panas

latennya segitu. Nah selidikilah wujud akhir.”

10 I D : ”Berarti aku punya tak tambah sama . Sek…sek…rho itu panas jenis

apa apa massa jenis ya? Ya bener panas jenis. Berarti aku punya , aku juga

punya , lalu . Gimana tho? Haduuuhh… sek, aku bingung beneran ini ni.”

11 I P : ”Gimana sudah puas dengan pemahaman soalnya?”

D : ”Belum belum belum. Ada yang kurang kayaknya.”

12 I D : ”Eeee… tapi kan harusnya massa nya itu dijumlahkan. Bener kok tapi masak

iya sih suhu akhirnya ? Ehm…. Terus itu kan ada panas laten, lah terus

buat apa?”

13 I P : ”Alur kejadiannya gimana sih itu seharusnya?”

D : ”Panas laten itu kan, kalau ketika dia berubah wujud itu dia tidak mengalami

perubahan suhu makanya itu tu disebut panas latennya. Terus buat apa dong?

Aku lupa a.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

111

Tabel.4.8. Kategori kognitif responden D

D: responden D

P: peneliti

No. Pernyataan Responden Keterangan Proses Kognitif Kategori

Kognitif

1

Gambar 4.36 Persamaan panas perubahan suhu

- Responden D menuliskan persamaan-persamaan

panas dengan benar.

Mengingat kembali Mengingat

Gambar 4.34 Besaran yang diketahui

- Responden D menuliskan simbol yang sesuai

untuk besaran-besaran yang diketahui dari soal

Mengenali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

112

2

Gambar 4.38 Substitusi nilai pada persamaan asas black

D : ”Berarti . Ehmmmm…. Lah , gimana

dong? Ini massa es nya 245, berarti pake rho es. Rho es itu kan

0,5. nya….. Ooo nya itu berarti T awal, apa tadi. T

awal es nya itu tadi -5. Oh di sini -5. Heh salah salah salah,

tho sama dengan di sini massa nya 5,6 di kali rho air

nya 1, nya . Berarti di sini 245 kali 0,5 kali

sama dengan 5,6 kali 1 kali, nya ga tau,

, nya berapa tadi, T air nya 6.”

- Responden D mengelompokkan persamaan

panas perubahan suhu untuk es di ruas kiri dan

panas berubahan suhu untuk air di ruas kanan.

Mengklasifikasikan Memahami

3

Gambar 4.38 Substitusi nilai pada persamaan asas black

- Responden D memaksa mengunakan persamaan

panas yang familiar ke persamaan asas black

untuk menjawab soal yang tidak familiar.

Mengeksekusi Mengaplikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

113

Tahapan Problem Solving dan Proses Kognitif Responden D

Tahapan problem solving responden D dapat diidentifikasi mencakup

tahap-tahap: (1) fokus pada masalah, (2) deskripsi secara fisika, (3) merencanakan

solusi, (4) mengeksekusi rencana, dan (5) mengevaluasi. Meskipun demikian,

tampak bahwa responden D gagal memahami soal dengan baik. Beberapa

subtahapan problem solving menurut model Minnesota tidak terindentifikasi di

tahapan problem solving responden D. Alur tahapan problem solving responden D

secara keseluruhan disajikan dalam bentuk flowchart seperti pada gambar 4.39 di

akhir pembahasan responden D ini.

Proses kognitif responden D dalam menyelesaikan soal penelitian ini

sangat terbatas. Proses kognitif responden D yang bisa teridentifikasi yaitu

kategori mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Kategori mengingat

meliputi proses kognitif mengenali dan mengingat kembali. Kategori memahami

hanya meliputi proses kognitif mengklasifikasikan. Kategori mengaplikasikan

terbatas pada proses kognitif mengeksekusi. Semua kategori yang dapat

teridentifikasi dari responden D termasuk kemampuan berpikir tingkat rendah

(low order thinking skills).

Responden D membaca soal untuk memahaminya. Responden D

memahami soal sebagai proses pencampuran antara es dan air. Pernyataan ini

menunjukkan tahapan problem solving kode 1.1. Responden D tidak

menggambarkan suatu sketsa apapun. Responden D langsung menuliskan

informasi besaran-besaran yang diketahui dari soal disertai dengan simbol-

simbolnya. Namun, terdapat satu besaran yang simbolnya salah. Responden D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

114

memberi simbol panas jenis dengan . Simbol tersebut seharusnya untuk besaran

massa jenis. Langkah menuliskan besaran yang diketahui dapat diidentifikasi ke

dalam tahapan problem solving kode 1.2. Proses menuliskan simbol yang sesuai

untuk besaran-besaran yang diketahui dari soal termasuk dalam kategori

mengingat khususnya proses kognitif mengenali.

D : {responden membaca soal}

D :{responden menulis besaran-besaran yang diketahui dari soal seperti

pada gambar 4.34}

D : ”Berarti diketahui massa es nya itu 245kg, ya tho. Dengan T awalnya

itu -50C. Terus kemudian dicampur dengan air. Berarti massa air itu 5,6

kg. Suhu awal air nya itu 60C,T0 airnya.”

D : ”Nah, sedangkan diketahui panas jenis air, berarti ,

sedangkan dan panas laten, panas laten itu L ya

kalau ga salah hehehe. Aku lupa hehehe . Kayaknya sih iya .”

Gambar 4.34 Besaran yang diketahui

Responden D menyatakan dan menuliskan pertanyaan soal tanpa memberi

simbol untuk besaran yang ditanya tersebut. Langkah ini termasuk tahapan

problem solving kode 1.3. Pertanyaan soal dituliskan responden seperti tampak

pada gambar 4.35 di bawah ini.

D : ”Dah tho, terus selidikilah wujud akhir dari es dan air pada keadaan

akhir sistem. Selidikilah wujud akhir, berarti yang ditanya pertama itu,

{sambil menulis seperti pada gambar 4.35} Wujud akhir dari es dan

air. Terus berapa suhu akhir sistem?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

115

Gambar 4.35 Pertanyaan soal

Responden D tampak sedikit bingung mengerjakan soal. Responden D

memilih pendekatan dengan menuliskan persamaan panas perubahan wujud.

Responden D beranggapan bahwa peristiwa tersebut adalah peristiwa

kesetimbangan termal. Langka memilih pendekatan ini termasuk tahapan problem

solving kode 1.4 dan 2.4. Proses menuliskan persamaan panas dengan benar

seperti gambar 4.36, termasuk kategori mengingat khususnya proses kognitif

mengingat kembali.

D : ”Nah terus gimana ngerjainnya?”

D : ”Aku lupa e hehehe. Kalau ga salah sih gini, itu kan kita tahu kalor

yang dibutuhkan itu kan tapi ini kan suhu campuran

haduh… {sambil menuliskan persamaan seperti tampak pada gambar

4.36}.”D: sek bentar. Peristiwa pertama, itu kan aku punya es. ,

ya ga sih rumusnya itu tu? Ini kesetimbangan termal tho?

D : ”Sek bentar. Peristiwa pertama, itu kan aku punya es. , ya ga

sih rumusnya itu tu? Ini kesetimbangan termal tho?”

P : ”Menurut mu bagaimana?”

D : ”Soalnya itu dia, berapa suhu akhir. Berarti sebenarnya yang mau

dicari itu kesetimbangan termal dia. Jadi suhu akhir ketika es dicampur

sama air itu berapa?”

P : ”Terus?”

D : ”Ya kalau kesetimbangan termal sih setau ku , kayaknya sih

gitu.”

Gambar 4.36 Persamaan panas perubahan suhu

Responden D langsung menggunakan persamaan seperti pada gambar

4.37. Langkah ini termasuk tahapan problem solving kode 3.2. Ketika menuliskan

persamaan panas perubahan suhu, responden D tidak memberi indeks keterangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

116

pada tiap besaran yang terlibat. Jika diperhatikan, ruas kiri adalah ruas untuk es

dan ruas kanan adalah ruas untuk air. Proses mengelompokkan seperti ini

termasuk kategori memahami khususnya proses kognitif mengklasifikasikan.

Responden D langsung memasukkan nilai tiap besaran ke dalam persamaan tanpa

mengikutsertakan satuan. Tampak pula responden D tidak mengkonversi satuan

massa es dan air ke gram. Langkah responden memasukkan nilai tiap besaran,

termasuk dalam tahapan problem solving kode 4.1. Responden menurunkan

persamaan setelah nilai setiap besaran dimasukkan. Langkah ini termasuk tahapan

problem solving kode 3.4. Responden melakukan perhitungan sampai didapat

nilai suhu akhir campuran. Langkah ini termasuk tahapan problem solving kode

4.4.

D : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.37}

D : ”Berarti . Ehmmmm…. Lah , gimana dong? Ini

massa es nya 245, berarti pake rho es. Rho es itu kan 0,5. nya…..

Ooo nya itu berarti T awal, apa tadi. T awal es nya itu tadi -5. Oh di

sini -5. Heh salah salah salah, tho sama dengan di sini massa

nya 5,6 di kali rho air nya 1, nya . Berarti di sini 245 kali

0,5 kali sama dengan 5,6 kali 1 kali, nya ga tau,

, nya berapa tadi, T air nya 6.”

D : ”Itu berarti 245 di kali 0,5. 122,5 berarti 5,6 . Kayaknya sih gini. Berarti, 122,5 ditambah 61,25 sama dengan 5,6

min 33,6. Berarti, 122,5 ditambah 5,6 sama dengan -33,6 -61,25.

Hah? Kok minus? 128,1 sama dengan -94,85. .”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

117

Gambar 4.37 Perhitungan suhu akhir campuran

Nilai suhu akhir yang didapat yaitu . Bagian ini menunjukkan

tahapan problem solving kode 5.2. Responden D tidak yakin dengan hasil

temuannya. Responden D tidak bisa memberikan alasan yang rasional

D : ”Loh? Kok ? haduhh.”

Responden D tampak mencoba memahami ulang soal. Responden D

malah berpikiran untuk menjumlahkan massa es dan massa air karena peristiwa

tersebut adalah pencampuran. Tampak tanda-tanda bahwa responden D tidak

memahami maksud soal dengan baik. Responden D masih tetap tidak menyadari

bahwa simbol panas jenis yang digunakan adalah salah

P : ”Gimana? Salahnya di mana?”

D : ”Sek…sek.. kalau suhu akhir, berarti tu kan massa 1 ditambah massa

2. Berarti itu harusnya karna kan tadi dicampur. Berapa suhu

akhir dari es dan air?”

D : ”Ehmmm…. Sek tak baca soalnya lagi. {responden membaca ulang

soal}”

D : ”Sebongkah es massanya sekian, dia punya suhu minus sekian, terus

es nya itu kan dicampur sama air. Air nya itu massa nya sekian,

berartikan . Suhunya tu sekian. Jika airnya segitu, terus panas

jenisnya segitu, panas latennya segitu. Nah selidikilah wujud akhir.”

D : ”Berarti aku punya tak tambah sama . Sek…sek…rho itu panas

jenis apa apa massa jenis ya? Ya bener panas jenis. Berarti aku punya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

118

, aku juga punya , lalu . Gimana tho? Haduuuhh… sek, aku

bingung beneran ini ni.”

Responden D menyadari ada yang kurang yaitu panas laten. Namun,

responden D tidak tahu kegunaan panas laten yang diberikan dalam soal. Pada

akhirnya responden D tetap tidak bisa memperoleh jawaban yang benar.

Responden D mengakui bahwa ia lupa tentang konsep perubahan wujud.

P : ”Gimana sudah puas dengan pemahaman soalnya?”

D : ”Belum belum belum. Ada yang kurang kayaknya.”

D : ”Eeee… tapi kan harusnya massa nya itu dijumlahkan. Bener kok tapi

masak iya sih suhu akhirnya ? Ehm…. Terus itu kan ada panas

laten, lah terus buat apa?”

P : ”Alur kejadiannya gimana sih itu seharusnya?”

D : ”Panas laten itu kan, kalau ketika dia berubah wujud itu dia tidak

mengalami perubahan suhu makanya itu tu disebut panas latennya.

Terus buat apa dong? Aku lupa a.”

Masalah yang menyebabkan responden D tidak bisa mendapatkan

jawaban yang benar, sama persis dengan yang dialami responden C.

Responden D tidak bisa sampai berpikir analitis. Masalah diperparah karena

responden D lupa tentang konsep perubahan wujud. Gambar 4.37 menunjukkan

bahwa responden D mengabaikan persamaan panas perubahan wujud. Responden

D hanya melibatkan panas perubahan suhu. Oleh karena responden D

beranggapan bahwa terjadi peristiwa kesetimbangan termal, spontan persamaan

yang digunakan pun seperti yang tampak pada gambar 4.37.

Responden D memaksakan persamaan seperti yang ia tulis di gambar 4.37

untuk menyelesaikan soal ini. Responden D juga menggunakan strategi pattern-

matching seperti yang dilakukan responden C. Proses kognitif yang terlibat

hanya sebatas kategori mengaplikasikan khususnya proses kognitif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

119

mengeksekusi. Kategori ini tergolong kemampuan berpikir tingkat rendah

(Low Order Thinking Skills)

Gambar 4.39 di halaman selanjutnya adalah flowchart tahapan problem

solving yang ditempuh responden D saat menyelesaikan soal. Tahapan problem

solving responden D sangat sederhana. Peneliti menemukan bahwa terdapat

beberapa tahapan problem solving model Minnesota yang bisa teridentifikasi pada

tahapan problem solving milik responden D. Beberapa subtahapan problem

solving model Minnesota tidak ditemukan pada tahapan problem solving

responden D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

120

Gambar 4.39 Flowchart tahapan problem solving responden D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

121

Rangkuman Pembahasan Keempat Responden

Tabel 4.9 Rangkuman Pembahasan Keempat Responden

N

o. Responden

Proses Problem

Solving Proses Kognitif Ketercapaian

1 A a. Tidak urut sesuai

model Minnesota

b. Tahapan

problem solving

responden A

ditunjukkan pada

gambar 4.20

a. Kategori Mengingat: mengingat kembali

dan mengenali.

b. Kategori Memahami: menafsirkan,

mengklasifikasikan, menyimpulkan,

membandingkan, dan menjelaskan.

c. Kategori Mengaplikasikan: mengeksekusi

dan mengimplementasikan.

d. Kategori Menganalisis: membedakan dan

mengorganisasi.

e. Kategori Mengevaluasi: memeriksa.

Berhasil

mendapat

jawaban benar

2 B a. Tidak urut sesuai

model Minnesota

b. Tahapan problem

solving

responden B

ditunjukkan pada

gambar 4.28

a. Kategori Mengingat: mengingat kembali

dan mengenali.

b. Kategori Memahami: menafsirkan,

mengklasifikasikan, menyimpulkan,

membandingkan, dan menjelaskan.

c. Kategori Mengaplikasikan: mengeksekusi

dan mengimplementasikan.

d. Kategori Menganalisis: membedakan dan

mengorganisasi.

e. Kategori Mengevaluasi: memeriksa.

Berhasil

mendapat

jawaban benar

3 C a. Tidak urut sesuai

model Minnesota

b. Tahapan problem

solving

responden C

ditunjukkan pada

gambar 4.32

a. Kategori Mengingat: mengingat kembali

dan mengenali.

b. Kategori Memahami: mengklasifikasikan,

menyimpulkan, dan menjelaskan.

c. Kategori Mengaplikasikan: mengeksekusi.

Tidak berhasil

mendapat

jawaban benar

4 D a. Tidak urut sesuai

model Minnesota

b. Tahapan problem

solving

responden D

ditunjukkan pada

gambar 4.38

a. Kategori Mengingat: mengingat kembali

dan mengenali.

b. Kategori Memahami: mengklasifikasikan.

c. Kategori Mengaplikasikan:

mengimplementasikan.

Tidak berhasil

mendapat

jawaban benar

Dari tabel 4.9 tampak bahwa tahapan problem solving responden tidak semata-

mata menentukan keberhasilan mendapatkan jawaban benar. Keberhasilan

responden mendapat jawaban benar tergantung proses kognitif yang terlibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

122

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut.

1. Setiap responden memiliki tahapan problem solving yang berbeda-beda.

Tahapan problem solving keempat responden tidak urut sesuai dengan

model Minnesota. Ada beberapa sub tahapan problem solving model

Minnesota yang tidak teridentifikasi pada tahapan milik responden.

2. Responden A dan responden B berhasil menjawab dengan benar,

sedangkan responden C dan responden D tidak.

3. Proses kognitif yang teridentifikasi dari responden A sama dengan

responden B, yaitu membedakan dan mengorganisasi untuk kategori

menganalisis; memeriksa untuk kategori mengevaluasi; mengingat

kembali dan mengenali untuk kategori mengingat; menafsirkan,

mengklasifikasikan, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan

untuk kategori memahami; mengeksekusi dan mengimplementasikan

untuk kategori mengaplikasikan.

4. Proses kognitif yang teridentifikasi dari responden C, yaitu mengingat

kembali dan mengenali untuk kategori mengingat; mengklasifikasikan,

menyimpulkan, dan menjelaskan untuk kategori memahami; mengeksekusi

untuk kategori mengaplikasikan. Proses kognitif yang teridentifikasi dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

123

responden D, yaitu mengingat kembali dan mengenali untuk kategori

mengingat; mengklasifikasikan untuk kategori memahami; mengeksekusi

untuk kategori mengaplikasikan.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut.

1. Bagi guru, guru diharapkan melatih kemampuan siswa menyelesaikan soal

fisikadengan tipe soal yang proses pengerjaannya membutuhkan tingkat

berpikir rendah sampai tinggi. Soal tidak hanya dibuat untuk level berpikir

mengingat, memahami, dan mengaplikasikan (Lower Order Thinking

Skills) tetapi juga untuk level menganalisis, mengevaluasi, bahkan

mencipta (Higher Order Thinking Skills).

2. Bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk:

a. melakukan penelitian tentang metode pembelajaran yang mampu

memfasilitasi siswa agar bisa meningkatkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi dalam menyelesaikan soal-soal fisika;

b. melakukan penelitian untuk mengembangkan soal-soal fisika yang

mampu mengungkap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

124

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. dan David R. K. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Giancoli, D.C. 2014. Fisika. Edisi 7, jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Heller, P. dan Kenneth H. 1999. Cooperative Group Problem Solving in Physics.

US: University of Minnesota.

_______. 2010. Cooperative Problem Solving in Physics A User’s Manual. US:

University of Minnesota.

Kanginan, M. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/ Madrasah

Aliyah (SMA/MA) Mata Pelajaran Fisika. Jakarta.

Kiong, T.T. et al. 2012. Thinking Skills for Secondary School Students in

Malaysia. Dalam Journal of Research, Policy & Practice of Teachers &

Teacher Education, Vol 2. No 2, Desember. Hal 12-23.

Krulik, S. dan Jesse A. R. 1996. The New Sourcebook for Teaching Reasoning

and Problem Solving in Junior and Senior High School. Boston: Allyn and

Bacon

Moleong, L. J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Bandung:PT

Remaja Rosdakarya.

Mufidah, R., Kadim M., dan Sutopo. 2014. Pola Berpikir Siswa dalam

Memecahkan Masalah Getaran dan Gelombang dengan Metode Think Aloud

(Studi Kasus di SMP Negeri 4 Malang). Dalam Jurnal Online Universitas

Negeri Malang, Vol 2. No 1. Hal 1-9.

Rahmat, M., Muhardjito, dan Siti Z. 2014. Kemampuan Pemecahan Masalah

Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Siswa

Kelas X SMA. Dalam Jurnal Fisika Indonesia, Vol XVIII. No 54, Desember.

Hal 108-112.

Sabella, M. S. dan Edward F. R. 2007. Knowledge Organization and Activation in

Physics Problem Solving. Dalam Am. J. Phys, Vol 75. No 11, November. Hal

1017-1028.

Santrock, J. W. 2009. Psikologi Pendidikan. Edisi 3, jilid 2. Jakarta: Salemba

Humanika.

Serway, R. A. dan John W. J. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Edisi 6, jilid 2.

Jakarta: Salemba Teknika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

125

van Someren, M.W., Yvonne F. B., dan Jacobijn A. C. S. 1994. The Think Aloud

Method A Practical Guide to Modelling Cognitive Processes. London:

Academic Press.

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Suparno, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Surya, Y. 2010. Suhu dan Termodinamika. Tangerang: PT Kandel.

Syukri, M., Halim L., dan Meerah T. S. M. 2012. Model Pendekatan Pakar Fisika

dalam Menyelesaikan Masalah Fisika Konteksual: Sebuah Studi Kasus.

Dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol 8. No 1, Januari. Hal 61-67.

Tandiramma, H., Mansyur J., dan Darsikin. 2014. Alur Penalaran Siswa dalam

Physics Problem Solving Ditinjau dari Kerangka Kerja Greeno. Dalam

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika ke-5, Vol 5. No1,

September. Hal 77-85.

Winarti. 2015. Profil Kemampuan Berpikir Analisis dan Evaluasi Mahasiswa

dalam Mengerjakan Soal Konsep Kalor. Dalam Jurnal Inovasi dan

Pembelajaran Fisika, Vol 2. No 1, Mei. Hal 19-24.

Winarti et al. 2015. Analysis of Higher Order Thinking Skills Content of Physics

Examinations in Madrasah Aliyah. Dalam Proceeding of International

Conference on Mathematics, Science, and Education 2015, Vol 2. No1,

September. Hal PE-65 – PE-69.

http://www.oecd.org

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

126

LAMPIRAN I

Soal Perubahan Wujud

1. Sebongkah es bermassa 245 kg bersuhu -50C dicampur dengan air bermassa

5,6 kg bersuhu 60C. Diketahui panas jenis air 1 kal/gram

0C, panas jenis es 0,5

kal/gram0C, dan panas peleburan 80 kal/gram. Jika panas peleburan sama

dengan panas pembekuan, selidikilah wujud akhir dari es dan air setelah

dicampur! Berapa suhu akhir sistem?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

127

LAMPIRAN II

Kunci Jawaban Soal

1. Fokus pada Masalah

Gambar kejadian dan informasi besaran yang diketahui:

Pertanyaan soal:

Selidikilah wujud akhir dari es dan air pada keadaaan akhir sistem! Berapa

suhu akhir sistem?

Pendekatan:

o Sistem adalah es dan air yang bercampur

o Asumsi: tidak ada panas yang keluar ataupun masuk sistem

o Melibatkan konsep panas perubahan suhu

o Melibatkan konsep perubahan wujud benda

o Melibatkan konsep asas black

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

128

Deskripsi secara Fisika

Diagram perubahan wujud

Besaran yang dicari

Suhu akhir sistem =

Hubungan besaran terkait

panas untuk meleburkan es jadi air = panas untuk

membekukan air jadi es

panas untuk menaikan suhu benda

Rencana Penyelesaian

Ada tiga kemungkinan wujud akhir sistem:

a) semua es menjadi air.

Syarat: panas yang dilepas air air untuk jadi air minimal

bernilai sama dengan akumulasi panas yang dibutuhkan es untuk

jadi es dan panas yang dibutuhkan es untuk melebur jadi air

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

129

b) sebagian es menjadi air

Syarat: panas dari air lebih besar dari panas yang dibutuhkan es

untuk jadi es dan sisa panas tersebut lebih kecil dari panas yang

dibutuhkan es untuk melebur jadi air

c) air menjadi es seutuhnya

Syarat: panas yang dilepas air untuk jadi air lebih kecil dari panas

yang dibutuhkan es untuk jadi es .

Mencari panas yang dilepas air untuk jadi air

Mencari panas yang dibutuhkan es untuk jadi es

Mencari

Jika < maka ada kemungkinan air membeku seutuhnya sehingga air

harus melepas panas sebesar untuk membeku seutuhnya

Jika panas yang dilepas air ( + ) lebih kecil dari menunjukkan

bahwa panas sebesar ( + ) tidak mampu untuk menaikan suhu es dari

ke es . Namun hanya mampu menaikan suhu es ke suhu

.

Jadi, keadaan akhir adalah air menjadi es seutuhnya yang bersuhu

dan es yang mula-mula bersuhu akan menjadi es bersuhu

Suhu akhir sistem sama dengan suhu akhir es dan suhu akhir air yang jadi

es, maka berlaku konsep asas black

Eksekusi Rencana

Panas yang dilepas air untuk jadi air

Tanda negatif menunjukkan panas lepas dari air

Panas yang dibutuhkan es untuk jadi es

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

130

Karena < maka ada kemungkinan air membeku seutuhnya sehingga

air harus melepas panas sebesar untuk membeku seutuhnya

Panas yang dilepas air untuk jadi es

Tanda negatif menunjukkan panas lepas dari air untuk jadi es

Jadi, keadaan akhir adalah air menjadi es seutuhnya

dan suhu akhir sistem sebesar Tc berada di antara sampai

Asas black

Karena air sudah menjadi es seutuhnya maka

Jadi, suhu akhir sistem adalah

Evaluasi Penyelesaian

Apakah hasil matematis menjawab pertanyaan? Ya, Wujud akhir dari

sistem adalah es bersuhu

Apakah satuan jawaban sudah sesuai dengan besaran yang ditanya? Ya,

satuan dari suhu adalah 0C

Apakah jawaban masuk akal? Ya, jawaban sudah masuk akal, dengan

massa es sebesar 245kg bersuhu -50C sementara massa air 5,6 kg

berusuhu 60C sangat dimungkinkan bahwa air menjadi es seutuhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

131

LAMPIRAN III

Lembar Pengerjaan Responden A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

132

Lembar Pengerjaan Responden A (lanjutan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

133

LAMPIRAN IV

Lembar Pengerjaan Responden B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

134

LAMPIRAN V

Lembar Pengerjaan Responden C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

135

LAMPIRAN VI

Lembar Pengerjaan Responden D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

136

LAMPIRAN VII

Transkrip Wawancara Responden A

Kode Responden :A

Kode Peneliti :P

Bagian I: Responden A mengerjakan soal hingga Selesai

A : {responden A membaca soal tanpa bersuara}

P : ”Menurumu, bagaimana maksud soalnya itu?”

A : ”Eee… jadi ini pake asas black ngerjainnya”

P : ”Peristiwanya apa itu?”

A : ”Pencampuran. Es bersuhu -50C, ini kan dicampur sama air yang lebih panas, berarti

es nya nanti suhunya pasti naik sampai 00C kemudian diubah, kalau kalornya diserap,

diubah jadi air. Sedangkan yang air ini dari 60C kan dicampur sama yang lebih dingin,

es, jadi suhunya nanti turun.”

Gambar 4.1 Pola grafik perubahan wujud

A : ”Diminta untuk menyelidiki wujud akhir campuran es dan air, terus suhu akhir

campuran. berarti nanti pakai asas black ini.”

P : ”Kemudian apa yang harus dimulai?”

A : ”Berarti harus dicari dulu kalor yang dilepas air itu cukup ga untuk menaikan suhu es

dari -50C ke 0

0C. Maksudnya kalor yang dilepas air dari 6

0C ke 0

0C.”

A : ”Jadi misalnya, {sambil menulis persama.an seperti gambar 4.2} ini kalor es. Ini

berarti , kalor yang dibutuhkan es untuk mencapai suhu 00C itu

sama dengan 612,5 kal.”

Gambar 4.2 Perhitungan panas perubahan suhu untuk es

A : ”Terus kalau yang kalor dari air {sambil menulis persamaan seperti gambar 4.3}.

Massanya 5,6 kali 1 kali ∆T nya 6 sama dengan 33,6 kal.”

Gambar 4.3 Perhitungan panas perubahan suhu untuk air

A : ”Ini berarti kalor yang diperlukan es untuk menurunkan suhu dari -50C sampe 0

0C itu

lebih banyak dari kalor yang dilepaskan air untuk menurunkan suhu dari 60C ke 0

0C.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

137

Berarti yang berubah wujud menjadi es itu yang air. Soalnya kalor yang dibutuhkan es

itu masih lebih banyak dari pada yang dilepaskan si air.”

P : ”Kemudian pengerjaannya?”

A : ”Jadi nanti {sambil menulis persamaan }.”

A : ”Berarti coba kalor yang dilepaskan air untuk berubah jadi es seluruhnya {sambil

menulis persamaan seperti gambar 4.4}. . Massanya 5,6 kali 80 sama

dengan 448.”

A : ”Berarti kalor yang harus dilepaskan dari air untuk berubah jadi es itu sebesar 448

kal.”

Gambar 4.4 Perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es

P : ”Itu kalor yang diapakan oleh air?”

A : ”Kalor yang dilepas air”

P : ”Supaya?”

A : ”Supaya berubah jadi es. Terus ini kan 448 ditambah 33,6 itu masih kurang dari ini

{menunjuk yang nilainya 612,5 kal}.Berarti suhu campurannya kurang dari 00C.”

A : ”Berarti yang melepaskan air kan, 5,6.”

A :{berhenti sejenak dan baru menyadari bahwa satuannya belum sesuai}.

A : ”Oh… satuannya. Ini harusnya kilogram diubah ke gram.”

A : {memperbaiki nilai hasil akhir . Semula 612,5 menjadi 612500 seperti pada

gambar 4.5}

Gambar 4.5 Perbaikan perhitungan panas perubahan suhu untuk es

A : {memperbaiki nilai perhitungan . Semula 33,6 kal menjadi 5600 kal seperti

gambar 4.6}

Gambar 4.6 Perbaikan perhitungan panas perubahan suhu untuk air

A : {memperbaiki nilai perhitungan pembekuan. Semula 448 kal menjadi 448000

kal seperti gambar 4.7}

Gambar 4.7 Perbaikan perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es

A : {kemudian responden lanjut masuk ke persamaan seperti gambar 4.8}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

138

A : ”Q dari 60C sampe 0

0C ditambah Q laten ditambah lagi Q yang dari 0

0C sampe T

sama dengan Q es yang dari T sampe -50C. Ini tambah tambah

sama dengan . Ini massanya 5600, c nya 1, nya 6 ditambah 5600 kali 80

ditambah massanya 5600 kali ½ kali nya (0-T) sama dengan massanya 245 kali ½

kali nya (T-5).”

Gambar 4.8 Perhitungan dengan asas black

A : {responden A meninjau kembali pengerjaan yang semula dikerjakan}

A : ”O…Kok salah. Oh.. ini belum tak kali 6 {sambil menunjuk perhitungan yang

diawal}.”

A : ”Ini. Eh.. ulangi wae lah mas hehehe.”

{Responden A mengulangi pekerjaan dari awal pada lembar baru}

A : {Responden menuliskan kembali perhitungan pada lembar baru seperti pada

gambar 4.9}

A : ” . Massanya 245000, c nya ½, nya (0-(-5)). Ini… 245000 kali 2,5.

Hasilnya 612500 kal.”

Gambar 4.9 Perhitungan ulang panas perubahan suhu untuk es

A : ”Terus ini yang {Responden menuliskan kembali perhitungan seperti pada

gambar 4.10}.”

A : ” . Massanya 5600, c nya 1, nya 6. Hasilnya 33600 kal.”

Gambar 4.10 Perhitungan ulang panas perubahan suhu untuk air

A : ”Terus yang Q air jadi es {Responden menuliskan kembali perhitungan

seperti gambar 4.11}.”

Gambar 4.11 Perhitungan ulang panas perubahan wujud air menjadi es

A : {Responden menuliskan perhitungan seperti gambar 4.12}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

139

A : ”5600 kali 1 kali 6 tambah 5600 kali 80 terus tambah lagi 5600 kali c nya ½ kali ∆T

nya 0-(-T), T nya kan negatif.”

P : ”Kenapa negatif itu? {peneliti menanyakan T yang bernilai negatif}”

A : ”Soalnya suhunya nanti kan di bawah 00C.”

P : ”Suhu apanya? Suhu yang mana?”

A : ”Suhu akhirnya.”

A : ”Terus sama dengan 24500 kali ½ kali -5-(-T)”

Gambar 4.12 Perhitungan ulang dengan asas black

A : ”Loh? Salah?”

P : ”Salahnya dimana? Dapatnya berapa itu? Coba ditulis aja jawaban yang didapat itu

A : ”91,40”

P : ”Kok tau salah itu dari mana?”

A : ”Harusnya suhu campurannya antara -50C sampai 6

0C. {sambil menunjukkan gambar

4.13}”

Gambar 4.13 Rentang kemungkinan letak suhu akhir campuran

P : ”Ternyata didapat 91,4. Salahnya dimana itu?”

A : {Responden tampak mulai melakukan perhitungan ulang angka dengan kalkulator}

A : ”Kok salah ya?”

P : ”Di mana kira-kira kelirunya? Sudah ditemukan?”

A : {responden tampak melihat kembali pengerjaannya}

A : ”Emmm… salah positif negatif di ∆T nya.”

A :{responden mencoba mengubah-ubah tanda positif dan negatif pada ∆T}

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

140

A :{setelah menunggu cukup lama, peneliti mencoba membantu dengan pertanyaan

pancingan}

P : ”Kalau arti ∆T itu menurut kamu apa?”

A : ”Perubahan T.”

P : ”Jadi kalau dimatematiskan?”

A : ”Yang lebih besar dikurangi yang lebih kecil.”

P : ”Apakah selalu demikian? Yang besar dikurangi yang kecil?”

A : ”{responden kebingungan} akhir dikurangi awal, awal dikurangi akhir?”

P : ”Akhir dikurangi awal, atau awal dikurangi akhir, atau yang besar dikurangi yang

kecil?”

A : {mencoba mengotak-atik pemikiran dalam waktu yang cukup lama}

A : ”Ah jadi bingung hehehe.”

A : {setelah mencoba-coba cukup lama, responden mulai melakukan pembenaran seperti

pada gambar 4.14}

Gambar 4.14 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

P : ”Gimana? Sudah yakin dengan jawaban itu?”

A : ”Insya Allah hehehe.”

P : ”Salahnya di bagian mana tadi?”

A : ”Ini di positif negatif {sambil menunjuk perhitungan ∆T}.”

Bagian II : Peneliti meminta responden A menjelaskan ulang alur pengerjaan

dari awal sampai akhir

P : ”Sekarang coba kamu urutkan lagi, dari awal kamu ngomong atau dari pertama

membahas soalnya sampai termasuk yang salah-salah tadi ya. Salahnya dimana

kemudian mikirnya gimana?”

A : ”Dari soal yang pertama tadi, ada es 245 kg suhunya -50C dicampur dengan air 5,6

kg suhunya 60C.”

P : ”Yang ditanya dari soal apa tho?”

A : ”Diminta untuk menyelidiki wujud akhir campuran es dan air, terus suhu akhir

campuran .”

A : ”Jadi yang es itu kalau mau dinaikkan suhunya dari -50C sampai ke 0

0C, butuh panas

612500 kal. Sedangkan kalau air dari 60C turun ke 0

0C ini butuhnya…. {sambil

membuat gambar 4.1}.”

Gambar 4.1 Pola grafik perubahan wujud

P : ”Butuh atau?”

A : ”Melepas kalor sebanyak 33600 kal.”

A : ”Jadi karena yang dibutuhkan tadi lebih banyak dari yang dilepaskan, berarti ini yang

air harus melepaskan lebih banyak. Berarti airnya harus berubah jadi es. Terus karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

141

setelah melepas sejumlah kalor untuk jadi es juga masih kurang, jadi air yang jadi es

tadi itu turun lagi”

A : ”Tadi di sini salah satuan. Tadi di sini kg, ini pake kal/gram, jadi kurang nol nol

nya.”

A : ”Terus disini salah. Suhunya di sini harusnya ini tadi dari T sampai -50C berarti T-(-

50C) {sambil menuliskan rentang suhu seperti gambar 4.13}.”

Gambar 4.13 Rentang kemungkinan letak suhu akhir campuran

P : ”Dari T sampai -50C atau dari -5

0C sampai T?”

A : “Dari -50C sampai T.”

P : ”Berarti secara matematis, mana dikurangi mana?”

P : ”Ini bisa dapat T+5 tadi gimana mikirnya?”

A : ”Ini tadi T dikurangi -50C.”

P : ”Oke itu untuk kasus yang ini ya.”

P : ”Terus kok ini bisa 6 itu nilainya dapat dari mana?”

A : ”6-0”

P : ”T –(-5) itu artinya apa sih?”

A : ”Suhu yang lebih tinggi dikurangi suhu yang lebih rendah.”

A : ”Kalau ini berarti ya 6-0.”

P : ”Kalau sepenangkapan mu, ∆T itu mana dikurangi mana sih?”

A : ”∆T itu kalau setau saya itu selisih.”

P : ”Oke deh. Terimakasih ya.”

A : ”Sama sama mas.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

142

LAMPIRAN VIII

Transkrip Wawancara Responden B

Kode Responden :B

Kode Peneliti :P

Bagian I: Responden B mengerjakan soal sampai akhir

B : {Responden membaca soal tanpa bersuara}

B : {Responden menuliskan informasi besaran-besaran yang diketahui dari soal seperti

pada gambar 4.21}

Gambar 4.21 Besaran yang diketahui

B : {responden membaca ulang soal tanpa bersuara}

B : ”Caranya bebas kan?”

P : ”Iya, menurutmu bagaimana cara pengerjaannya?”

B : ”Jadikan harusnya, kalor yang masuk sama dengan kalor yang keluar. Berarti kalor

dari air diserap oleh es karena lebih dingin. {Responden menuliskan persamaan

seperti gambar 4.22}”

Gambar 4.22 Persamaan asas black

B : {responden tampak memperhatikan ulang soal }

B : {responden menulis persamaan seperti pada gambar 4.23}

Gambar 4.23 Perhitungan nilai panas perubahan suhu untuk air dan es

B: ”Jadi, karena air cuma punya kalor 33600 kal sementara es nya itu buat naikin suhunya

harus butuh kalor 612500 kal berarti airnya bakalan membeku ,es nya ga bakalan

mencair.”

B : ”Kalau biasanya es nya yang mencair. Tapi ini air nya yang jadi es. Jadi cuma dibalik

aja prosesnya.”

B : {responden tampak membaca pertanyaan soal lagi}

B : {responden menulis persamaan kalor beku air seperti gambar 4.24}

Gambar 4.24 Perhitungan panas perubahan wujud air menjadi es

B : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.25}

B : ”Karena es nya tidak sampai membeku, jadi hanya ada .”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

143

B : {responden tampak kebingungan di bagian }

Gambar 4.25 Perhitungan nilai suhu akhir campuran

B : ”Bukan ini jawabannya.”

P : ”Gimana? Ada yang keliru?”

B : {responden tampak memeriksa ulang perhitungan dengan kalkulator}

B : ”Kayaknya ini harusnya -T {sambil menunjuk variabel T pada ruas }.”

P : ”Kenapa negatif?”

B : ”Karena 00-T.”

B : {responden melakukan perhitungan ulang setelah mengganti varial T pada ruas

menjadi –T. Tampak seperti gambar 4.26}

Gambar 4.26 Perbaikan perhitungan nilai suhu akhir campuran

B : ”Ehmm. Salah lagi.”

P : ”Kenapa salah?”

B : ”Harusnya tu suhunya akhir lebih dari -50C.”

P : ”Lebih dari -50C itu maksudnya di atas -5

0C atau di bawah -5

0C?”

B : ”Di atas -50C tapi di bawah 0

0C.”

B : {responden melakukan perhitungan ulang angka dengan kalkulator}

B : {responden tampak mencoba mengkoreksi dan mencari cara yang mengarah pada

jawaban benar}

B : {responden memulai ulang pengerjaan seperti tampak pada gambar 4.27}

Gambar 4.27 Perhitungan ulang nilai suhu akhir campuran

P : ”Sudah? Berapa hasilnya?”

B : ”Suhu akhir sistem -1,0450C.”

P : ”Sudah yakin dengan jawaban itu?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

144

B : ”Insya Allah yakin.”

Bagian II: Peneliti meminta responden B menjelaskan ulang alur pengerjaan dari

awal sampai akhir

P : ”Ya oke, sekarang saya minta tolong kamu jelasin dari pertama kamu baca soal terus

maksud dari soal menurut mu apa tadi?”

P : ”Kemudian kamu urutkan termasuk yang salah salah tadi kamu jelasin lagi. Mikirnya

gimana tadi? Kok sampai salah terus alasan salahnya kenapa? Terus bisa sampai

jawaban T=-1,0450C.”

B : ”Es nya kan banyak terus airnya dikit, terus disuruh menyelidiki nanti esnya malah

mencair atau air nya yang malah membeku. Terus kalau udah gitu, terus suhu akhirnya

berapa.”

B : ”Karena es nya banyak jadi kayaknya airnya bakalan membeku. Cuman tu harus

dibuktikan dulu.”

P : ”Cara buktikannya gimana?”

B : ”Buat mencairkan es kan harus dinaikkan dulu suhu es nya dari -50C sampai 0

0C

terus tu dikasih kalor buat melebur. Nah itukan butuhnya banyak. Tapi si air ini cuma

punya 33600 kal. Jadi ga cukup.”

P : ”33600 kal itu didapat dari?”

B : ”Didapat dari m.c.∆T . Tapi ∆T yang air 60C.”

P : ”∆T = 60C didapat dari mana?”

B : ”Selisih suhunya dari 60C ke 0

0C. Soalnya kan nanti eeee ya gitu lah hehehe.”

P : ”33600 kal itu kalor yang dipunyai siapa?”

B : ”Si air.”

B : ”Perhitungan 33600 itu sebenarnya didapat dari coba-coba kalau suhu akhir nya 00C.

Aku kan ga tau gimana caranya. Terus tu mau liat kayaknya es itu perlu banyak kalor

jadinya airnya bakalan membeku.”

B : ”Kalau soal biasanya kan, es terus mencair jadi air tapi kalau kasus soal ini airnya

yang membeku. Jadi nanti kalor dari air di lepas ke es. Tapi kan es nya banyak,

makanya airnya kalau terus dia membeku.”

P : ”Panas dari airnya dipakai es untuk apa?”

B : ”Menaikan suhu es.”

B : ”Kan nanti mencapai kesetimbangan termis.”

B : ”Terus habis itu pake asas black kan, .”

P : ”Yang masuk yang mana?”

B : ”Yang masuk yang es terus yang keluar itu yang air.”

B : ”Kan es nya kan ga sampai membeku tapi cuma sampai naik suhunya, berarti cuma

. Terus kalau air, dia turun suhunya dari 60C sampai ke 0

0C. Terus abis 0

0C

itu dia membeku. Terus habis itu suhunya turun lagi karena suhunya sama si es itu

belum sama.”

B : ”Terus ketemu

soalnya tu bingung ini 0

0C-T atau cuma T. Terus dicoba

kalau T, tapi hasilnya tu ga logis. Nah berarti 00C-T. Dicoba gitu tapi juga hasilnya ga

logis. Nah terus akhirnya mikirnya ini tu T-(-50C), jadi harusnya T+5

0C. Terus dicoba

dan didapat hasilnya ”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

145

LAMPIRAN IX

Transkrip Wawancara Responden C

Kode Responden :C

Kode Peneliti :P

Bagian I: Responden C mengerjakan soal sampai akhir

C : {responden membaca soal tanpa bersuara dan menuliskan besaran-besaran yang

diketahui seperti pada gambar 4.29}

Gambar 4.29 Besaran yang diketahui

C : ”Nah sedangkan di sini kita ga tau, dia berubah wujud, wujudnya apa. Ya wujudnya

ada ya, es sama air tapi nanti campurannya kita ga tau.”

P : ”Nah itu adalah pertanyaan yang pertama. bagaimana itu diselidiki?”

C : ”Berarti kalau mau diselidikinya dengan mencari suhu akhir campurannya.”

C : {responden terdiam sejenak dan tampak berpikir cara mencari suhu akhir

campuran}

C : ”{responden membaca ulang pertanyaan} Selidiki wujud akhir dari es dan air pada

keadaan akhir sistem.”

C : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.30 untuk membentuk persamaan

suhu akhir campuran}

C : ”Ini ya kita cari dulu suhu akhirnya ya.”

Gambar 4.30 Pembentukan rumus untuk mencari suhu akhir

C : ”Nah berarti sekarang kita baru masukkan angka-angkanya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

146

C :{responden memasukkan angka-angka pada persamaan Takhir yang telah dibentuk

seperti tampak pada gambar 4.31}

C : ”Biar gampang kita ubah satuannya jadi gram semua.”

C : {responden mengkonversi satuan massa es dan air saat memasukkan angka ke

persamaan pada gambar 4.31}

Gambar 4.31 Eksekusi persamaan suhu akhir

C : ”Berarti dari sini suhunya minus malah. Jangan-jangan suhu akhirnya lebih minus

lagi dari ini {sambil menunjuk besaran }.”

P : ”Dapatnya minus berapa?”

C : ”Suhunya -4,690C.”

Bagian II: Peneliti meminta responden C menjelaskan ulang alur pengerjaan dari

awal sampai akhir

P : ”Oke sekarang gimana kamu bisa mikir dari kamu awal sampai mendapat jawaban

Tskhit=-4,690C. Ketika mengerjakan tadi, yang dipikirkan dan direncakan apa sih yang

dibayangkan?”

C : ”Yang saya bayangkan awalnya ya dari soalnya dulu. Selidiki bahwa bagaimana

nanti wujud akhir dari campuran es dan air.”

C : ”Nah tapi yang saya pikir itu saya harus lihat dulu suhu akhirnya berapa sehingga

nanti kan dari suhunya, saya bisa menyimpulkan wujud akhir dari es dan air itu

bagaimana.”

P : ”Kalau didapat suhunya tidak minus, kesimpulannya apa? Terus kalau didapat

suhunya minus kesimpulannya apa?”

C : ”Kalau didapat suhunya minus berarti campurannya itu nanti jadi wujudnya padat.

Kalau ga minus berarti wujudnya akhirnya air.”

P : ”Berarti es menjadi air?”

C : ”Iya.”

P : ”Kalau yang minus?”

C : ”Air yang menjadi es.”

P : ”Terus kemudian?”

C : ”Setelah ini, asumsinya kan itu tadi.”

C : ”Saya menggunakan persamaan asas black di mana besarnya kalor yang diserap sama

dengan kalor yang diterima. Nah berarti yang menerima kalor itu adalah es kemudian

yang melepas itu air nya.”

C : ”Saya menggunakan persamaan Q serap nya ini. Soalnya kan tadi dalam proses

perubahan, berarti ada eeeeeee istilahnya dalam proses perubahan itu kan

membutuhkan panas. Jadi, karena masih ada pengaruh panas maka ada juga pengaruh

perubahan suhuya. Maka saya gunakan persamaan panasnya itu massa es dikali panas

jenisnya dikali perubahan suhunya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

147

P : ”Tadi ada disinggung perubahan wujud juga ya?”

C : ”{responden tampak bingung}yang tadi awalnya ya? Awalnya ya ada, tapi itu yang

saya masih bingung itu dipake di mana. Tapi yang saya pikirkan dulu , saya harus

mencari suhu akhirnya. Q lepasnya sama juga massa airnya kalikan dengan panas jenis

air kali perubahan suhunya. Akhirnya diselesaikan secara matematis maka suhu akhir

campuran es dan air didapat -4,690C. Berarti kalau misalnya kita lihat dengan teorinya

pada saat 00C ke atas itu wujudnya air dan pada saat 0

0C ke bawah itu wujudnya

padat.”

C : ”Nah tapi kan di situ terjadi perubahan wujud. Ada yang kurang di persamaan ini

kalau menurut saya.{responden baru menyadari bahwa ada besaran yang kurang

dalam persamaan}”

P : ”Kurangnya di mana?”

C : ”Ditambah di sini {menunjuk ruas Q serap} dengan panas yang dibutuhkan untuk

berubah wujud.”

P : ”Yang berubah wujud siapa?”

C : ”Airnya yang berubah wujud menjadi es.”

P : ”Kok tau? Kenapa ga es yang berubah jadi air?”

C : ”Saya tau dari suhu akhir campurannya minus.”

P : ”Padahal tadi katanya dipersamaan asas black ada sesuatu yang kurang.”

C : ”Ya.”

P : ”Tapi kok bisa menyakini hasil T=-4,690C ini tetap dipakai untuk menarik

kesimpulan?”

C : ”Oh iya ya hahaha.”

P : ”Terus gimana?”

C : ”Berarti kita harus berpikir lebih awal siapa yang berubah wujud itu. Kalau sudah tau

siapa yang berubah wujud, nanti ditambahkan berapa kalor yang dibutuhkan untuk

merubah wujud.”

P : ”Gimana itu dijalankan?”

C : ”Eee….{responden diam sejenak untuk berpikir mencari solusinya}.”

C : ”Kalau menurut saya yang berubah wujud itu adalah es nya.”

P : ”Alasannya?”

C : ”Alasannya karena pada bongkahan es nya nanti kan dikasih air yang suhunya lebih

tinggi dari pada es, otomatis es nya itu mengalami perubahan wujud menjadi cair.

Nanti pada saat dikasih air itu, masalahnya apakah pada es terjadi perubahan wujud

total atau…? Nah di situ dia saya bingung.”

P : ”Kemudian itu gimana dibuktikan dari kemungkinan itu?”

C : ”Berarti secara teori saja kalau ga melihat fisiknya, berarti menurut saya es ini

menjadi cair. Jadi saya harus menambahkan sesuatu atau panas pada es untuk merubah

wujudnya. Secara teorinya kan tidak mengalami perubahan suhu karena ada panas

tersembunyi yang dimiliki benda untuk berubah wujud. Nah berarti dari sini saya

tambahkan berapa besar kalornya.”

P : ”Kamu mengangap es yang berubah jadi air? Alasannya tadi apa, coba ulangi sekali

lagi?”

C : ”Alasannya itu, saya juga bingung sih sebenernya hahahahaha.”

C : ”Sebenarnya alasannya ini kurang tepat sih hehehe. kan ada sebongkah es tho,

dikasih air yang suhunya lebih besar, otomatis sebagian dari es ini kan ada yang

mencair tapi nanti kalau perubahan wujudnya itu, kurang pasti juga. Nanti kan bisa

setengah-setengah. Ada airnya ada es nya. Tapi ga terjadi perubahan wujud kalau gitu.

Itu dugaan saya. Tapi kalau di teorinya terjadi perubahan wujud.”

P : ”Membuktikannya gimana?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

148

C : ”Tapi kalau secara teorinya, {diam sejenak}.”

C : ”Kalau menurut saya dalam proses perubahan wujud ini, es nya yang menjadi air.”

C : ”Tapi masalahnya kalau kita lihat dari massa es nya juga, massa es nya jauh lebih

banyak. Bisa saja nanti walaupun suhu air lebih tinggi dari suhu es, es nya ga mencair.

Nah di sini saya bingung. Hehehe.”

P : ”Gimana gimana?”

C : ”Kalau dari suhu akhirnya yang kita peroleh, airnya yang berubah wujud jadi padat.

Tapi nanti dalam proses perubahan wujudnya, ada kalor yang digunakan untuk

merubah wujud.”

P : ”Berarti kesimpulan ini?”

C : ”Belum lengkap. Kalau benar juga masih belum. Kalau salah ga juga. Tapi ada yang

harus kita tambahkan kalornya.”

P : ”Ditambakah di mana? Berartikan kalau menambahkan sesuatu dipersamaan awal,

merubah kesimpulan akhir tadi dong?”

C : ”Iya ya… nyerah mas. Hahaha. Ga tau cara membuktikannya aku.”

P : ”Oh yasudah. Terimakasih ya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

149

LAMPIRAN X

Transkrip Wawancara Responden D

Kode Responden :D

Kode Peneliti :P

Bagian I: Responden D mengerjakan soal sampai akhir

D : {responden membaca soal}

D :{responden menulis besaran-besaran yang diketahui dari soal seperti pada gambar

4.34}

D : ”Berarti diketahui massa es nya itu 245kg, ya tho. Dengan T awalnya itu -50C. Terus

kemudian dicampur dengan air. Berarti massa air itu 5,6 kg. Suhu awal air nya itu

60C,T0 airnya.”

D : ”Nah, sedangkan diketahui panas jenis air, berarti , sedangkan

dan panas laten, panas laten itu L ya kalau ga salah hehehe. Aku

lupa hehehe . Kayaknya sih iya .”

Gambar 4.34 Besaran yang diketahui

D : ”Dah tho, terus selidikilah wujud akhir dari es dan air pada keadaan akhir sistem.

Selidikilah wujud akhir, berarti yang ditanya pertama itu, {sambil menulis seperti

pada gambar 4.35} Wujud akhir dari es dan air. Terus berapa suhu akhir sistem?”

Gambar 4.35 Pertanyaan soal

D : ”Nah terus gimana ngerjainnya?”

D : ”Aku lupa e hehehe. Kalau ga salah sih gini, itu kan kita tahu kalor yang dibutuhkan

itu kan tapi ini kan suhu campuran haduh… {sambil menuliskan

persamaan seperti tampak pada gambar 4.36}.”

Gambar 4.36 Persamaan panas perubahan suhu

D : ”{responden membaca ulang pertanyaan soal} Berapa suhu akhir.”

D : {responden menulis persamaan seperti gambar 4.37}

D : ”Berarti . Ehmmmm…. Lah , gimana dong? Ini massa es nya

245, berarti pake rho es. Rho es itu kan 0,5. nya….. Ooo nya itu berarti T

awal, apa tadi. T awal es nya itu tadi -5. Oh di sini -5. Heh salah salah salah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM …repository.usd.ac.id/6903/2/121424017_full.pdf · i IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TENTANG PERUBAHAN

150

tho sama dengan di sini massa nya 5,6 di kali rho air nya 1, nya . Berarti di

sini 245 kali 0,5 kali sama dengan 5,6 kali 1 kali, nya ga tau, ,

nya berapa tadi, T air nya 6.”

Gambar 4.37 Perhitungan suhu akhir campuran

D : ”Itu berarti 245 di kali 0,5. 122,5 berarti 5,6 . Kayaknya sih gini.

Berarti, 122,5 ditambah 61,25 sama dengan 5,6 min 33,6. Berarti, 122,5

ditambah 5,6 sama dengan -33,6 -61,25. Hah? Kok minus? 128,1 sama dengan -

94,85. .”

D : ”Loh? Kok ? haduhh.”

P : ”Gimana? Salahnya di mana?”

D : ”Sek…sek.. kalau suhu akhir, berarti tu kan massa 1 ditambah massa 2. Berarti itu

harusnya karna kan tadi dicampur. Berapa suhu akhir dari es dan air?”

D : ”Ehmmm…. Sek tak baca soalnya lagi. {re sponden membaca ulang soal}”

D : ”Sebongkah es massanya sekian, dia punya suhu minus sekian, terus es nya itu kan

dicampur sama air. Air nya itu massa nya sekian, berartikan . Suhunya tu

sekian. Jika airnya segitu, terus panas jenisnya segitu, panas latennya segitu. Nah

selidikilah wujud akhir.”

D : ”Berarti aku punya tak tambah sama . Sek…sek…rho itu panas jenis apa apa

massa jenis ya? Ya bener panas jenis. Berarti aku punya , aku juga punya , lalu

. Gimana tho? Haduuuhh… sek, aku bingung beneran ini ni.”

P : ”Gimana sudah puas dengan pemahaman soalnya?”

D : ”Belum belum belum. Ada yang kurang kayaknya.”

D : ”Sek bentar. Peristiwa pertama, itu kan aku punya es. , ya ga sih rumusnya

itu tu? Ini kesetimbangan termal tho?”

P : ”Menurut mu bagaimana?”

D : ”Soalnya itu dia, berapa suhu akhir. Berarti sebenarnya yang mau dicari itu

kesetimbangan termal dia. Jadi suhu akhir ketika es dicampur sama air itu berapa?”

P : ”Terus?”

D : ”Ya kalau kesetimbangan termal sih setau ku , kayaknya sih gitu.”

D : ”Eeee… tapi kan harusnya massa nya itu dijumlahkan. Bener kok tapi masak iya sih

suhu akhirnya ? Ehm…. Terus itu kan ada panas laten, lah terus buat apa?”

P : ”Alur kejadiannya gimana sih itu seharusnya?”

D : ”Panas laten itu kan, kalau ketika dia berubah wujud itu dia tidak mengalami

perubahan suhu makanya itu tu disebut panas latennya. Terus buat apa dong? Aku lupa

a.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI