Top Banner
12

IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Oct 29, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah
Page 2: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah
Page 3: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

IBNU SINA UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

VOL. 26 No. 1, JANUARI – MARET 2018

1. UJI EFEKTIVITAS TEMULAWAK (CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB)

SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR SGPT DAN SGOT PADA

SEL HEPAR MENCIT YANG DIINDUKSI ISONIAZID

Muhammad Sabri, Syahlis Irwandi, Surya Akbar ………………………………………… 1

2. HUBUNGAN DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN KESTABILAN

EMOSI PADA MAHASISWA/I FK UISU ANGKATAN 2014

Siti Meili Herlianty, Meri Susanti, Ira Aini Dania………………………………………… 7

3. FAKTOR-FAKTOR KARAKTERISTIK YANG BERHUBUNGAN DALAM

PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN

FIQIH KEDOKTERAN DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR

KOTA MEDAN TAHUN 2017

Dian indah lestari, Mayang Sari Ayu, Nanda Novziransyah………………………………. 16

4. HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN JILBAB DENGAN KERONTOKAN RAMBUT

PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM

SUMATERA UTARA TAHUN 2014-2015

Elsa Maulina, Budi Kurniawan, Syarifah Hararap…………………………………………… 26

5. HUBUNGAN TOILET TRAINING DENGAN ENURESIS PADA ANAK 3-5 TAHUN

DI PAUD KASIH IBU LUBUK PAKAM

Rizki Mayuri Saragih, Atan bestari, Rusdi Yunus………………………………………… 35

6. DETEKSI RHODAMIN B PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI

KELURAHAN TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DELI SERDANG

TAHUN 2016

Dewi Pangestuti………………………………………………………………………………......43

7. HUBUNGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DENGAN MASA KERJA DAN

DURASI KERJA PADA PEGAWAI BANK DI KOTA AEK NABARA TAHUN 2017

Putri Zelina Zein Harahap, Mayasari Rahmadhani, Saadatur Rizqillah Pasaribu…………..52

Page 4: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

43

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

DETEKSI RHODAMIN B PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR

NEGERI DI KELURAHAN TEMBUNG KECAMATAN PERCUT

SEI TUAN DELI SERDANG TAHUN 2016

Dewi Pangestuti*

*Dosen Fakultas KedokteranUniversitas Islam Sumatera Utara

Jl. STM No. 77 Medan, Sumatera Utara

E-mail : [email protected]

ABSTRACT

The use of these dyes are forbidden to food has been regulated in the Decree of the Minister

of Health of Republic Indonessia number. 239/Men.Kes/Per/V/85. However it is still common

misuse of non food dyes. For example synthetic dyes rhodamine B in food snacks. The

research objective is to determine rhodamin B levels of snacks and to know the type of

synthetic dyes in the samples examined. This study is a descriptive survey in which samples

were obtained qualitatively examined . The Qualitative identification of rhodamin B have

been done with Paper Chromatography in Health Laboratory Hall Of Medan .The sample in

this study is a snack food scattered around at Elementary School Village Tembung District

Percut Sei Tuan Deli Serdang by total sampling technique.

The results showed that all the samples were tested did not contain rhodamine B. But,

The resulted of Laboratory examination results showed that of 28 samples examined, 23

sampels used synthetic dyes. Twenty one samples using the banned dyes, allowed 18 sauce

samples contains orange RN and 3 jam samples contains ponceau 3R. while 2 samples using

synthetic dyes, allowed yellow RY. Suggested to the drug control agencies and the food

(BPOM) in medan, in order to conduct coaching, supervision and periodic evaluation of the

product. To know about artificial coloring agents usage in process of snacks production.

Key Word : Street Food, Dyes, Rhodamine B, Paper Chromatography

PENDAHULUAN

Warna dari suatu produk makanan ataupun

minuman merupakan salah satu ciri yang penting.

Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk

menentukan kualitas makanan, antara lain warna

dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia

dalam makanan, seperti pencokelatan(1)

.

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas

Obat Dan Makanan (2013), bahan tambahan

pangan berupa pewarna (colour) dapat berupa

pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ketika di

tambahkan atau di aplikasikan pada pangan mampu

memberi atau memperbaiki warna(2)

.

Zat pewarna alami dapat diperoleh dari pigmen

tanaman, misalnya warna hijau yang didapat dari

klorofil dedaunan hijau dan warna oranye - merah

yang berasal dari karotenoid wortel. Sedangkan zat

pewarna sintetis merupakan zat pewarna yang

sengaja dibuat melalui pengolahan industri. Zat

pewarna sintetis biasanya digunakan karena

komposisinya lebih stabil, seperti sunset yellow fcf

yang memberi warna oranye, carmoisine untuk

warna merah, serta tartrazine untuk warna kuning.

Pada produk pangan yang perlu dihindari adalah

penggunaan zat pewarna yang berlebihan, tidak

tepat, dan penggunaan zat pewarna berbahaya yang

tidak diperuntukkan untuk pangan karena dapat

memberikan dampak negatif terhadap kesehatan(3)

.

Penggunaan zat pewarna baik alami maupun

buatan serta batas maksimum penggunaannya

sebagai bahan tambahan makanan telah diatur

dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun

2013(2)

.

Page 5: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

44

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

Sedangkan zat warna yang dilarang digunakan

dalam pangan tercantum pada Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:239/Men.Kes/Per/V/85 tentang zat warna

tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

Salah satu pewarna sintetis yang dilarang

digunakan sebagai bahan tambahan pangan adalah

rhodamin B(4)

.

Penggunaan rhodamin B dalam pangan

tentunya berbahaya bagi kesehatan. Adanya

produsen pangan yang masih menggunakan

rhodamin B pada produknya mungkin dapat

disebabkan oleh pengetahuan yang tidak memadai

mengenai bahaya penggunaan bahan kimia tersebut

pada kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran

masyarakat yang masih rendah. Selain itu,

rhodamin B sering digunakan sebagai pewarna

makanan karena harganya relatif lebih murah

daripada pewarna sintetis untuk pangan, warna

yang dihasilkan lebih menarik dan tingkat stabilitas

warnanya lebih baik daripada pewarna alami(3)

.

Rhodamin B sering disalahgunakan pada

pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-

agar, aromanis/kembang gula, manisan, sosis, sirup,

minuman, dan lain-lain. Ciri-ciri pangan yang

mengandung rhodamin B antara lain warnanya

cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang

warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan

warna pada produk dan bila dikonsumsi rasanya

sedikit lebih pahit. Biasanya produk pangan yang

mengandung rhodamin B tidak mencantumkan

kode, label, merek, atau identitas lengkap lainnya(3)

.

Penggunaan zat pewarna terlarang rhodamin B

digunakan pada jajanan terutama jajanan yang

berwarna merah. Mulai dari warna merah muda

sampai merah cerah. Hasil uji analisa rhodamin B

pada jajanan yang dijual di pasar tradisional kota

Bandar Lampung dari 30 sampel jajanan, terdapat

15 sampel yang positif mengandung rhodamin B.

Jajanan yang mengandung rhodamin B adalah

kerupuk, kelanting, agar-agar, kembang

gula/permen, kue dan mutiara yang digunakan pada

campuran es(5)

.

Menurut Utami dan Suhendi (2009) dalam

merck index (2006) rhodamin B bersifat

karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka

panjang dapat menyebabkan kanker. Uji toksisitas

rhodamin B telah dilakukan terhadap mencit dan

tikus dengan injeksi subkutan dan secara oral.

Rhodamin B dapat menyebabkan karsinogenik pada

tikus ketika diinjeksi subkutan, yaitu timbul

sarcoma lokal. Sedangkan secara (Intravena) IV

didapatkan LD50 89,5mg/kg yang ditandai dengan

gejala adanya pembesaran hati, ginjal, dan limfa(6)

.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah

melakukan pemeriksaan makanan jajanan pada

4.500 kantin Sekolah Dasar (SD) di seluruh

Indonesia selama tahun 2009. Dari hasil

pengawasan tersebut, diketahui adanya bahan

berbahaya yang terkandung pada makanan yang

dijual di lingkungan sekolah. Kerupuk merupakan

salah satu jajanan yang terdeteksi mengandung zat

pewarna berbahaya, antara lain mengandung

boraks, formalin, rhodamin B, methanil yellow, dan

zat pewarna tekstil/wantex(7)

.

Data World Health Organization (WHO)

menunjukkan 2,2 juta orang pertahun meninggal

diakibatkan penyakit yang bersumber dari

makanan, terutama makanan yang mengandung zat-

zat berbahaya dan beracun(8)

.

Pada penelitian sebelumnya mengenai analisis

rhodamin B pada jajanan anak sekolah dasar di

Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara

yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas

Sumatera Utara (USU) yakni Jansen Silalahi dan

Fathur Rahman dari 28 sampel yang di periksa

terdapat tiga sampel yang positif mengandung

rhodamin B. Sampel yang mengandung rhodamin B

yaitu, es doger, kerupuk dan saos(9)

.

Dari penjelasan di atas dan hasil penelitian

sebelumnya peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Deteksi Rhodamin

B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di

Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

Deli Serdang Tahun 2016”.

RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat rhodamin B pada jajanan

yang di jual di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan

Tembung?

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui ada tidaknya rhodamin B

pada jajanan yang dijual di lingkungan

sekolah dasar negeri Kelurahan Tembung

2. Untuk mengetahui ada tidaknya zat warna

berbahaya selain rhodamin B yang terkandung

pada jajanan yang dijual di lingkungan

sekolah dasar negeri Kelurahan Tembung.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode survei deskriptif dengan

pemeriksaan laboratorium, yaitu untuk mendeteksi

rhodamin B pada jajanan anak Sekolah Dasar

Negeri Di Kelurahan Tembung. Identifikasi

rhodamin B dilakukan dengan metode kromatografi

kertas.

Penelitian ini di lakukan di dua tempat yaitu,

pada saat pengambilan sampel dan pemeriksaan zat

warna rhodamin B.

a.Tempat pengambilan sampel:

a. SD N No 101770 (Jln. Balai umum No.20)

b. SD N No 105287 (Jln. Pendidikan pasar 3)

c. SD N No 106814 (Jln. Prima pasar VII)

d. SD N No 101769 (Jln. Beringin pasar 7)

Page 6: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

45

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

e. SD N No 101767 (Jln. Besar tembung No

5)

f. SD N No 101768 (Jln. Besar tembung)

g. SD N No 101771 (Jln. Pasar 3 tembung)

h. SD N No 104205 Jln. Besar tembung,

gang pande besi)

b. Tempat pemeriksaan zat warna rhodamin B:

Pemeriksaan rhodamin B dilakukan di

Laboratorium Toksikologi Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara, Jln.Willem Iskandar

pasar V Barat I/Jln. Balai POM No.4 Medan.

Dalam penelitian ini populasi adalah

keseluruhan objek peneliti atau objek yang akan

diteliti(10)

. Populasi dalam penelitian ini merupakan

seluruh jajanan yang ada di sekitar sekolah dasar

negeri di kelurahan tembung.

Sampel adalah bagian (subset) dari populasi

yang dipilih dengan cara tertentu hingga di anngap

dapat mewakili populasinya(11)

. Sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah jajananan yang

di identifikasi pewarnanya. Sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah jajanan yang berwarna

merah, belum memiliki label pangan, dan di jual di

sekitar Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Tembung

tahun 2016. Peneliti menerapkan kriteria inklusi

dan eksklusi untuk memastikan apakah jajanan

yang diambil dapat memenuhi kriteria penelitian.

Ada pun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Jajanan yang berwarna merah.

2. Jajanan yang belum memiliki label

pangan.

Ada pun kriteria eksklusi dalam penelitian ini

adalah:

1. Jajanan yang tidak berwarna merah.

2. Jajanan yang sudah memiliki label pangan.

Perhitungan jumlah sampel penelitian ini

adalah dengan menggunakan total sampling. Total

sampling adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel(12)

. Sehingga didapatkan sampel jajanan

yang memenuhi kriteria sebanyak 28 sampel yang

terdiri dari saos, sosis dan selai roti.

Variable Penelitian

1. Variabel terikat (dependent variable) yaitu

jajanan yang di jual di Sekolah Dasar

Negeri di Kelurahan Tembung.

2. Variabel bebas (independent variable)

yaitu zat pewarna Rhodamin B.

Instrument penelitian:

Alat

- Baker glass

- Pemanas listrik

- Chamber

- Kertas Kromatografi

- Pipet mikro

Bahan

- sampel (jajanan)

- HCl

- H2SO4

- NaOH 10%,

- NH4OH 10%

Cara kerja - Sejumlah sampel (jajanan) 30-50 g ditimbang,

kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 100

ml.

- Tambahkan 10 ml asam asetat 10 % kemudian

masukkan bulu domba, didihkan selama 30 menit

sambil diaduk.

- Bulu domba dipisahkan dari larutan dan dicuci

dengan air dingin berulang-ulang hingga bersih.

- Pewarna dilarutkan dari bulu domba dengan

penambahan ammonia 10% di atas penangas air

hingga sempurna.

- Larutan berwarna yang didapat dicuci lagi dengan

air hingga bebas amonia.

- Totolkan pada kertas kromatografi, juga totolkan

zat warna pembanding yang cocok.

- Jarak rambatan elusi 12 cm dari tepi bawah kertas.

- Elusi dengan eluen G (Encerkan 5 ml ammonia

pekat dengan air suling 100 ml,

tambahkan 2 gr tritanium sitrat dan larutkan).

- Keringkan kertas kromatografi di udara pada

suhuh kamar.

- Amati bercak-bercak yang timbul.

- Perhitungan zat pewarna dapat dilakukan dengan

cara mengukur nilai Rf (faktor retensi) dari

masing-masing bercak tersebut, dengan cara

membagi jarak gerak zat terlarut oleh jarak gerak

pelarut.

Rf = Jarak gerak zat terlarut

Jarak gerak zat pelarut

Teknik Pengambilan Data

Data Primer

Data yang dikumpulkan adalah data primer

yaitu jajanan anak sekolah dasar di kelurahan

tembung. Pengumpulan data ini dilakukan langsung

oleh peneliti. Tugas dari penenliti adalah

mengumpulkan sampel jajanan dari lingkungan

sekolah dasar di kelurahan tembung yang telah

memenuhi kriteria inklusi dan pemeriksaan zat

warna rhodamin B dilakukan di laboratorium.

Data Sekunder

Data sekunder meliputi data yang

berhubungan dengan substansi yang diperoleh dari

literatur-literatur serta data terkait zat pewarna

Page 7: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

46

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

sintetis dari BPOM yang menjadi bahan masukan

bagi penulis dan sangat relevan untuk mendukung

penelitian.

Pengolahan Data

Analisa Data

Sesuai dengan jenis penenlitian, maka analisa

terhadap data yang terkumpul dilakukan secara

deskriptif yang di sertai dengan tabel, narasi dan

pembahasan serta diambil kesimpulan apakah

jajanan yang dijual di lingkungan sekitar sekolah

dasar negeri di kelurahan tembung mengandung zat

warna berbahaya sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

239/Men.Kes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu

yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

HASIL PENILITIAN

Gambaran Lokasi Penelitian

Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei

Tuan memiliki luas 5,35 km2 dengan batas

wilayahnya:

- Sebelah Utara : Kelurahan Bandar

Khalipah.

- Sebelah Selatan : Perkebunan PTPN IX

Bandar Klippa.

- Sebelah Barat : Kecamatan Medan

Tembung.

- Sebelah Timur : Kelurahan Bandar Klippa.

Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei

Tuan memiliki 8 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang

pada masing-masing Sekolah Dasar terdapat

penjual jajanan yang menjual jajanan dengan

berbagai macam warna yang mencolok, diantaranya

jajanan yang berwarna merah.

Sampel yang di ambil dari penjual jajanan

tersebut adalah sebanyak 28 sampel jajanan

berwarna merah yang tediri dari 20 sampel saos, 5

sosis dan 3 selai roti, sebagai berikut :

1. SDN No 101770 sebanyak 3 sampel, yaitu

saos sebanyak 2 sampel dan 1 sampel

sosis.

2. SDN No 105287 sebanyak 3 sampel, yaitu

saos sebanyak 2 sampel dan 1 sampel

sosis.

3. SDN No 106814 sebanyak 4 sampel, yaitu

saos sebanyak 3 sampel dan 1 sampel selai

roti.

4. SDN No 101769 sebanyak 4 sampel, yaitu

saos sebanyak 3 sampel dan 1 sampel selai

roti.

5. SDN No 101767 sebanyak 4 sampel, yaitu

saos sebanyak 2 sampel, 1 sampel sosis

dan 1 sampel selai roti.

6. SDN No 101768 sebanyak 3 sampel, yaitu

saos sebanyak 3 sampel.

7. SDN No 101771 sebanyak 4 sampel, yaitu

saos sebanyak 3 sampel dan 1 sampel

sosis.

8. SDN No 104205 sebanyak 3 sampel, yaitu

saos sebanyak 2 sampe dan 1 sampel sosis.

Identifikasi Pewarna

Dalam analisa ini disajikan dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi dari

variabel yang akan diteliti. Analisa ini bertujuan

untuk mengetahui gambaran dari variabel yang

akan diteliti meliputi gambaran hasil analisa

rhodamin B serta zat warna terlarang dalam jajanan

anak Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Tembung.

Dua puluh delapan sampel yang telah dikumpulkan,

di uji dalam uji kromatografi kertas karena peneliti

tidak mengetahui jenis zat warna yang ada di dalam

jajanan tersebut.

Tabel 4.1 Sampel Jajanan Anak Sekolah Dasar

Negeri Di Kelurahan Tembung Yang Diuji

Kode sampel Jajanan yang

di uji

Warna

jajanan

A1 Saos kojek Merah

A2 Saos sosis Merah

A3 Sosis Merah

B1 Saos kojek Merah

B2 Saos sosis Merah

B3 Sosis Merah

C1 Saos kojek Merah

C2 Saos gorengan Merah

C3 Saos mie

goreng

Merah

C4 Selai roti bakar Merah

D1 Soas kojek Merah

D2 Saos kojek Merah

D3 Selai roti bakar Merah

D4 Saos gorengan Merah

E1 Saos bakso

goreng

Merah

E2 Sosis Merah

E3 Selai roti bakar Merah

E4 Saos mie goring Merah

F1 Saos kojek Merah

F2 Saos gorengan Merah

F3 Saos gorengan Merah

G1 Saos kojek Merah

G2 Saos bakso

goreng

Merah

G3 Sosis Merah

G4 Soas mie

goreng

Merah

H1 Saos bakso

goreng

Merah

H2 Saos bakso

bakar

Merah

H3 Sosis Merah

Page 8: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

47

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

Gambaran Hasil Identifikasi Rhodamin B

Untuk melihat gambaran hasil identifikasi

pewarna rhodmain B dalam jajanan anak Sekolah

Dasar Negeri di Kelurahan Tembung di lakukan uji

dengan metode kromatografi kertas. Pada kertas

kromatografi, sampel jajanan yang mengandung

rhodamin B harus memberikan visualisasi warna

merah muda terang dan terbentuk fluoresensi di

bawah sinar UV 254 nm maupun 366 nm(13)

.

Kemudian, dilakukan perhitungan nilai Rf sampel

dan membandingkannya dengan Rf baku

pembanding. Perhitungan nilai Rf dilakukan dengan

cara menghitung jarak yang di tempuh solut dengan

jarak yang di tempuh fase gerak. Jarak yang di

tempuh solut di presentasikan sebagai x dan di

hitung dari titik awal penotolan sampai bercak yang

timbul. Sedangkan y adalah jarak yang di tempuh

fase gerak yang di hitung dari titik awal penotolan

sampai dengan titik akhir pengembangan(14)

.

Tabel 4.2 Perhitungan Nilai Rf Baku Pada Uji

Rhodamin B

Rhodamin B

Rf baku

Nilai x

(cm)

Nilai y

(cm)

Nilai Rf

baku

7,5

12

0,62

Setelah melihat perhitungan nilai Rf baku

dan diketahui nilainya, maka diperlukan nilai Rf

sampel. Selanjutnya nilai Rf sampel dengan Rf

baku pembanding di bandingkan. Selisih nilai Rf

sampel dan Rf baku adalah ≤ 0,02(15)

. Perhitungan

Rf sampel dapat dilihat pada (lampiran I).

Dari perhitungan nilai Rf sampel yang tertera

dalam lampiran, ternyata nilai Rf sampel tidak sama

atau tidak mendekati nilai Rf baku. Maka dari itu,

sampel dinyatakan negatif atau tidak mengandung

rhodamin B. Sampel juga tidak memberikan

visualisasi warna merah muda terang dan tidak

terbentuk fluoresensi di bawah sinar UV 254 nm

maupun 366 nm. Sampel yang dinyatakan positif

mengandung rhodamin B harus memberikan

visualisasi warna merah muda terang dan terbentuk

fluoresensi di bawah sinar UV 254 nm maupun 366

nm dan memiliki nilai Rf yang sama dengan nilai

Rf baku atau memiliki selisih nilai Rf ≤ 0,02.

Gambaran Hasil Identifikasi Pewarna Sintetik

Untuk mengetahui zat warna yang

terkandung dalam sampel tersebut, dilakukan

pembandingan terhadap nilai Rf sampel dengan

nilai Rf zat warna lainnya sesuai dengan Standar

Industri Indonesia (SII). Sehingga bisa di ketahui

zat warna apa yang sesungguhnya terdapat dalam

sampel tersebut. Pembandingan nilai rf sampel

disesuaikan berdasarkan warna yang terkandung

dalam sampel.

Tabel 4.3 Nilai Rf Zat Warna Sintetik

No Warna Nilai Rf Jenis Zat Warna

1 Merah 0,57 Ponceau 4R

2 Merah 0,46 Red 2G

3 Merah 0,11 Ponceau 3R

4 Jingga 0,28 Orang RN

5 Kuning 0,76 Yellow 2G

6 Kuning 0,27 Yellow RY

Sumber: Standar Industri Indonesia (SII)

Departemen Perindustrian Republik Indonesia

Tabel 4.4 Hasil Analisa Uji Zat Warna Sintetik

Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di

Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei

Tuan

Kode

Sampel

Warna Pada

Kertas

Kromatografi

Hasil Analisa Kriteria

Menurut

Permenkes

No 239

Tahun

1985

Nilai

Rf

Jenis

Zat

Warna

A1 Jingga

Merah

0,28

0,57

Orange

RN

Ponceau

4R

Tidak Di

Izinkan

Diizinkan

A2 Jingga

Merah

0,28

0,57

Orange

RN

Ponceau

4R

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

A3 - 0 - -

B1 Jingga

Merah

0,26

0,55

Orange

RN

Ponceau

4R

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

B2 Jingga

Merah

0,26

0,45

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

B3 - 0 - -

C1 Jingga

Merah

0,27

0,57

Orange

RN

Ponceau

4R

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

C2 Jingga

Merah

0,27

0,55

Orange

RN

Ponceau

4R

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

C3 Jingga

Merah

0,26

0,45

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

C4 Merah 0,1 Ponceau

3R

Tidak

Diizinkan

D1 Jingga 0,27 Orange Tidak

Page 9: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

48

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

Merah 0,46 RN

Red 2G

Diizinkan

Diizinkan

D2 Kuning 0,25 Yellow

RY

Diizinkan

D3 Merah 0,1 Ponceau

3R

Tidak

Diizinkan

D4 Jingga

Merah

0,27

0,46

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

E1 Jingga

Merah

0,26

0,46

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

E2 - 0 - -

E3 Merah 0,09 Ponceau

3R

Tidak

Diizinkan

E4 Kuning 0,26 Yellow

RY

Diizinkan

F1 Jingga

Merah

Kuning

0,26

0,46

0,75

Orange

RN

Red 2G

Yellow

2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

Diizinkan

F2 Jingga

Merah

0,26

0,44

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

F3 Jingga

Merah

0,28

0,46

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

G1 Jingga

Merah

0,26

0,46

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

G2 Jingga

Merah

0,27

0,45

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

G3 - 0 - -

G4 Jingga

Merah

0,28

0,46

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

H1 Jingga

Merah

0,28

0,56

Orange

RN

Ponceau

4R

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

H2 Jingga

Merah

0,27

0,44

Orange

RN

Red 2G

Tidak

Diizinkan

Diizinkan

H3 - 0 - -

Dari hasil pembandingan nilai Rf baku dengan

nilai Rf sampel, di dapatkan sejumlah zat warna

sintetik. Terdapat 6 sampel saos yang mengandung

orange RN dan ponceau 4R, 11 sampel saos

mengandung orange RN dan red 2G, 1 sampel saos

mengandung orange RN, red 2G dan yellow 2G, 2

sampel saos mengandung yellow RY, 3 sampel selai

roti mengandung ponceau 3R, sedangkan 5 sampel

sosis tidak mengandung pewarna sintetik. Menurut

Permenkes RI No 239/Men.Kes/Per/V/85 orange

RN dan ponceau 3R merupakan zat warna yang

dilarang penggunaannya dalam pangan. Sedangkan

ponceau 4R, red 2G, yellow RY dan yellow 2G

merupakan zat warna yang diizinkan

penggunaannya dalam pangan.

PEMBAHASAN

Identifikasi Pewarna

Analisa yang dilakukan di laboratorium adalah

analisa kualitatif yaitu identifikasi pewarna pangan

yang terdapat pada sampel. Identifikasi pewarna

dilakukan dengan menggunakan eluen G sesuai

dengan Standar Industri Indonesia. Kandungan

eluen G ialah 5 ml ammonia pekat yang telah di

encerkan dengan air suling 100 ml, kemudian di

tambahkan 2 gr tritanium sitrat lalu dilarutkan.

Tahap pertama dalam uji kualitatif adalah

ekstraksi. Ekstraksi zat warna sampel pada

makanan tidak dapat dilakukan secara langsung

dengan harapan zat warna dapat langsung di tarik

dengan bulu domba, melainkan harus di preparasi

terlebih dahulu. Sampel di timbang sebanyak 50 mg

kemudian di tambahkan larutan asam asetat 10%

sebanyak 10 ml dan kemudian di tambahkan bulu

domba. Setelah itu, di uapkan di atas penangas air.

Pada penelitian ini, ekstraksi dilakukan pada

suasana asam dengan menggunakan asam asetat

10% serta pada suasana basa menggunakan

ammonia 10%, dengan isolasi dan absorpsi oleh

bulu domba.

Pekatan zat warna yang telah diisolasi pada

preparasi contoh jajanan, di totolkan pada jarak ± 2

cm dari ujung bawah kertas kromatografi. Jumlah

sampel yang ditotolkan kurang lebih 1µl, dengan

menggunakan mikropipet. Tetesan sampel harus

diusahakan sekecil mungkin dengan meneteskan

berulang kali, di biarkan mengering sebelum

totolan berikutnya. selanjutnya kertas kromatografi

yang telah di totoli sampel di celupkan ke dasar

bejana kromatografi yang terlebih dahulu sudah di

jenuhkan dengan uap elusi untuk proses

pengembangan. Proses pengembangan dilakukan

dengan searah atau satu dimensi(16)

.

Hasil Uji Analisa Rhodamin B

Hasil uji analisa pada 28 sampel tidak di

temukan adanya penggunaan rhodamin B pada

jajanan anak Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan

Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Deli

Serdang. Hal ini juga sesuai dengan penelitian-

penelitian lain. Seperti pada penelitian yang

Page 10: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

49

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

dilakukan di Sekolah Dasar Kelurahan Timbang

Deli Kecamatan Medan Amplas dari 6 sampel

jajanan yang diperiksa yaitu 2 sampel saos, somboi,

kerupuk berwarna merah, tahu bakar dan es

berwarna merah, tidak satu pun sampel yang

diperiksa mengandung rhodamin B(17)

.

Pada penelitian yang dilakukan di Sekolah

Dasar Negeri Kompleks Mangkura Kota Makasar

dari 3 sampel jajanan yang di uji (saos nugget, saos

bakso dan bumbu bubuk tela-tela) tidak terdapat

jajanan yang mengandung rhodamin B (Pertiwi,

2013). Sementara penelitian yang di lakukan di

Sekolah Dasar Lariangbangi Makasar, juga tidak

terdapat rhodamin B pada 6 sampel jajanan yang di

periksa. Sampel jajanan yang di periksa ialah saos

nugget, saos bakso goreng dan saos bakwan(18)

.

Tidak teridentifikasinya rhodamin B pada

sampel jajanan, bukan berarti tidak di perlukan

sikap kehati-hatian dalam mengkonsumsi jajanan

berwarna yang di jual pedagang di sekolah-sekolah.

Menurut WHO, rhodamin B berbahaya bagi

kesehatan manusia karena sifat kimia dan

kandungan logam beratnya. Rhodamin B

mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin

merupakan senyawa halogen yang berbahaya dan

reaktif. Jika tertelan, maka senyawa ini akan

berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan

cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal inilah

yang bersifat racun bagi tubuh. Selain itu, rhodamin

B juga memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH3)

yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan

dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh(3)

.

Hasil Uji Analisa Pewarna Sintetik

Hasil uji analisa zat warna, menunjukkan

terdapat beberapa sampel yang memiliki campuran

warna lebih dari satu. Sampel yang mengandung zat

warna lebih dari satu ialah sampel saos. Umumnya

warna yang terkandung dalam sampel saos yang di

periksa ialah orange RN dan ponceau 4r serta,

orange RN dan red 2G, ada juga saos yang

mengandung orange RN, red 2G dan yellow 2G,

kemudian 2 sampel saos lainnya menggunakan

pewarna yellow RY. Selanjutnya sampel selai roti

yang di periksa mengandung ponceau 3R.

Sedangkan sampel sosis yang di periksa tidak

mengandung pewarna sintetis. Menurut Permenkes

RI No 239/Men.Kes/Per/V/85, orange RN dan

ponceau 3R merupakan zat warna yang di larang

penggunaannya pada makanan. Sedangkan, red 2G,

ponceau 4R, yellow 2G dan yellow RY merupakan

zat warna yang di iziinkan. Hal ini juga sesuai

dengan penelitian-penelitian lainnya(4)

.

Pada pemeriksaan zat pewarna terhadap saos

yang beredar di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deli

Serdang dari tiga sampel yang diperiksa, ketiga

sampel tersebut mengandung zat pewarna

berbahaya seperti orange RN dan ponceau 3R(19)

.

Selanjutnya pada pemeriksaan yang dilakukan

pada selai buah yang tidak bermerek yang dijual di

beberapa pasar tradisional kota Medan, dari 15

sampel yang diperiksa 1 sampel positif

mengandung ponceau 3R (20)

.

Kemudian pemeriksaan zat warna yang

dilakukan pada minuman sirup yang dijual di

Sekitar Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III

Kecamatan Lubuk Pakam, terdapat 2 sampel

minuman sirup yang positif mengandung ponceau

3R dari 20 sampel minuman sirup yang di

periksa(21)

. Sedangkan penelitian yang dilakukan

pada sirup yang di jual di Pasar Aksara Medan

menunjukkan bahwa dari 10 sampel yang di periksa

2 sampel positif mengandung ponceau 3R(22)

.

Orange RN merupakan pewarna orange yang

mempunyai nomor indeks 15970. Dalam percobaan

terhadap babi, tikus, dan mencit, Orange RN

menunjukkan dampak yang parah terhadap sistem

pembentukan sel darah dan hati. Sedangkan

ponceau 3R, Ponceau SX, Ponceau 6R adalah zat

berbentuk butiran atau serbuk warna merah hingga

merah tua dan mempunyai sifat tidak berbau. Selain

itu zat tersebut mudah larut dalam air, dalam

gliserol P, serta sukar larut dalam etanol P. Zat ini

banyak dijumpai dalam minuman ringan bahkan

beberapa produk sirup dan juga produk

kosmetik(23)

. Ponceau 3r merupakan zat warna yang

memiliki sifat karsinogenik, penyebab kanker pada

manusia(24)

. Kelompok Ponceau yang dilarang

sebagai pewarna makanan, minuman dan kosmetik

seperti Ponceau 3R yang biasa disebut Acid Red,

Ponceau SX (Food Red 1, FD dan C Red no. 4),

dan Ponceau 6R(23)

.

KESIMPULAN

1. Tidak terdapat rhodamin B pada 28 sampel

jajanan yang di periksa.

2. Terdapat pewarna sintetik yang tidak di

izinkan menurut Permenkes RI No

239/Men.Kes/Per/V/85 pada sampel

jajanan yang di periksa. Diantaranya 3

sampel selai roti yang mengandung

ponceau 3R dan 18 sampel saos yang

mengandung Orange RN.

3. Terdapat 2 sampel saos yang

menggunakan pewarna sintetik yang di

izinkan yakni yellow RY.

4. Tidak di temukan pewarna sintetik pada 5

sampel sosis yang di periksa.

SARAN

Bagi Sekolah

1. Memperketat pengawasan jajanan sekolah

yang belum mempunyai label.

2. Memberikan edukasi bagi anak sekolah

tentang pewarna sintetis dan bahayanya

terhadap kesehatan.

Page 11: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

50

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

Bagi Badan Pengawas Obat Dan Makanan

1. Memperketat pengawasan peredaran

jajanan khususnya jajanan anak sekolah

yang belum mempunyai label.

2. Memberi edukasi pedagang jajanan agar

lebih memahami tentang pewarna sintetis

dan bahayanya terhadap kesehatan.

3. Menarik peredaran jajanan yang

mengandung pewarna sintetis yang

dilarang.

Bagi peneliti lain

1. Melanjutkan penelitian ini dengan

menggunakan metode lain .

2. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian

serupa.

*) dr. Dewi Pangestuti, M.Biomed : Dosen

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera

Utara, Medan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azizahwati, dkk., 2007. Analisa Zat Warna

Sintetik Terlarang Untuk Makanan yang

Beredar di Pasaran. Majalah Ilmu

Kefarmasian, Vol.IV (I) : 7-25.

2. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan

Makanan Republik Indonesia Nomor 37

Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum

Penggunaan Bahan Tambah Pangan

Pewarna

3. Sentra Infomasi Keracunan, 2015. Bahaya

Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada

Pangan. Direktorat Jendral Pengawasan

Obat Dan Makanan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:239/Men.Kes/Per/85 Tentang Zat

Warna Tertentu Yang Dinyatakan Sebagai

Bahan Berbahaya

5. Permatasari, A., dkk., 2014. Karya Tulis Ilmiah

Identifikasi Zat Pewarna Rhodamin B

Dalam Jajanan yang Dipasarkan di Pasar

Tradisional Kota Bandar Lampung.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

6. Utami, W., Suhendi, A., 2009. Analisa Rhodamin

B Dalam Jajanan Pasar Dengan Metode

Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Penelitian

Sains & Teknologi, Vol 10 : 148-155

7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

2010. Anak dengan Gizi Baik Menjadi Aset

dan Investasi Bangsa di Masa Depan.

Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat

8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

2010. Mobil Laboratorium Keliling Awasi

Jajanan di Sekolah. Direktorat Jendral

Kesehatan Masyarakat

9. Silalahi, J., Rahman, F., 2011. Analisa Rhodamin

B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Di

Kabupaten Labuhan Batu Selatan,

Sumatera Utara. J Indon Med Assod, Vol

61 : 7

10. Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rineks Cipta: 115

11. Sastroasmoro, S., 2013. Dasar-Dasar

Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV

Bamboedoea Communication : 85

12. Sugiyono., 2014. Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabet: 85.

13. Pertiwi, D., dkk., 2013. Karya Tulis Ilmiah

Analisa Kandungan Zat Pewarna Sintetik

Rhodamin B dan Methanil Yellow Pada

Jajanan Anak di SDN Komplek Mangkura

Kota Makassar. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin

14. Akbari, I., 2012. Identifikasi Jajanan Anak

Sekolah Dasar Kencana Jakarta Pusat

yang Mengandung Rhodamin B dan

Methanil Yellow Tahun 2012. Skripsi.

Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

15. Khopkar, S.M., 2008. Konsep Dasar Kimia

Analitik.Jakarta : UI-Press

16. Sumarlin, L.O., 2010. Identifikasi Pewarna

Sintetis Pada Produk Pangan yang

Beredar di Jakarta dan Ciputat. Jurnal

Valensi 1 (6)

17. Situmorang, H.F., 2013. Higiene Sanitasi

Pemeriksaan Escherichia Coli dan

Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di

Sekolah Dasar (SD) Kelurhan Timbang

Deli Kecamatan Medan Amplas Tahun

2013. Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara

18. Karimah, F.A,. dkk., 2014. Karya Tulis Ilmiah

Analisa Zat Pewarna Sintetik Pada

Pangan Jajanan di SD Lariangbangi

Makassar. Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin

19. Astuti, A.P., 2015. Identifikasi Zat Warna Pada

Saus yang Beredar di Pasar Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Secara

Kromatografi Kertas. Skripsi. Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara

20. Mashithoh, N., 2016. Analisa Kandungan Zat

Pemanis, Zat Pewarna Dan Zat Pengawet

Pada Selai Buah Yang Tidak Bermerek

Yang Dijual Di Beberapa Pasar

Tradisional Kota Medan Tahun 2016.

Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 12: IBNU SINA - penelitian.uisu.ac.idpenelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Ibnu-Sina-Vol-26-no-1... · minuman merupakan salah satu ciri yang penting. Warna merupakan salah

Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung

51

IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018

21. Purba, E.R., 2009. Analisa Zat Pewarna pada

Minuman Sirup yang Dijual di Sekolah

Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III

Kecamatan Lubuk Pakam. Skripsi :

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

22. Kautsar, M.A,. 2010. Analisa Penggunaan Zat

Pewarna Buatan Pada Sirup yang Dijual

di Pasar Tradisional Aksara Kota Medan

Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara

23. Syah, D., dkk., 2007. Manfaat Dan Bahaya

Bahan Tambah Pangan. Bogor. Himpunan

Alumni Fakultas Teknologi Pertanian

24. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

2017. Bahan Tambahan yang di Larang

Digunakan dalam Produk Pangan.

Direktorat Standardisasi Produk Pangan