Top Banner
141

Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Nov 22, 2014

Download

Spiritual

Taufik Hidayat

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim
Page 2: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Muhammad bin Ali AMuhammad bin Ali AMuhammad bin Ali AMuhammad bin Ali AMuhammad bin Ali Adh-dh-dh-dh-dh-Dhabi‘iDhabi‘iDhabi‘iDhabi‘iDhabi‘i

Mukhtarat Iqtidha’ Ash-Shirathal MustaqimSyaikh Ibnu Taimiyah

Penerbit

Media HidayMedia HidayMedia HidayMedia HidayMedia Hidayahahahahah

Page 3: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Judul asli:

Penulis:Muhammad bin Ali Adhabi’i

Edisi Indonesia:

Mukhtarat Iqtidha’ Ash-Shirathal MustaqimSyaikh Ibnu Taimiyah

Penerjemah:Drs. Muhammad Thalib

Editor:Slamet

Desain Muka:Safyra

Pewajahan isi:Jarot

Cetakan Pertama:Jumadits Tsani 1424, Agustus 2003

Cetakan ke:1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penerbit:Media HidayMedia HidayMedia HidayMedia HidayMedia Hidayahahahahah

Karangasem CT III/3 YogyakartaTelp. (0274) 521637

Page 4: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

5

PPPPPengantar penerbit

AAAAA lhamdulillah buku Bahaya Mengekor Non Muslimtelah terbit. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurah kepada Rasulullah , keluarganya, para shahabat-nya, dan para pengikutnya yang setia mengikuti sunahnyahingga akhir zaman.

Dewasa ini banyak banyak muncul perilaku mengekormusuh musuh Allah –yaitu golongan kafir dan musyrik–hampir di segala segi dan tata kehidupan, seperti caraberpakaian, gaya bicara dan penampilan, sampai kepada halyang lebih besar, yaitu soal-soal ibadah. Padahal Allah telahmengingatkan kita pada banyak ayat-Nya untuk tidak meng-ikuti jalan-jalan mereka.

Buku yang ada di hadapan pembaca ini adalah ter-jemahan kitab Mukhtarat min Kitab Iqtidha’ Ash-SirathalMustaqim Mukhalafatu Ash-habil Jahim karya Syaikhul IslamIbnu Taimiyah. Buku ini mengingatkan bahaya meniru kaumkafir dalam tradisi, adat dan kebiasaan mereka, cara berpa-kaian, bahasa, hari-hari peringatan mereka, dan sebagainya.

Page 5: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

6 Bahaya mengekor non muslim

Harapan kami semoga buku ini bermanfaat bagi kaummuslimin sehingga berhati-hati dalam beramal dan beragama,tidak mengekor non muslim dalam semua aspek kehidupan,baik aqidah, ucapan, maupun perbuatan.

Segala tegur sapa dari para pembaca akan kami sambutdengan baik demi kebenaran dan mencari keridhaan AllahTa'ala. Amin

Yogyakarta, Agustus 2003

PENERBIT

Page 6: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 7

DDDDDaftar isi

Pengantar penerbit ................................................................ 5

Daftar isi ............................................................................... 7

Pengantar ............................................................................. 9

Pendahuluan ........................................................................ 13

Biografi Ibnu Taimiyah .......................................................... 17

Bab 1 Penyebab kekafiran kaum Yahudi dan Nasrani ........... 21

Bab 2 Sikap berlebih-lebihan menyebabkan kesesatan ......... 25

Bab 3 Ikhtilaf ...................................................................... 30

Bab 4 Menyelisihi golongan kafir merupakan tujuansyari‘at ...................................................................... 34

Bab 5 Larangan meniru kaum Yahudi dan kaum lain ............ 36

Bab 6 Panggilan untuk shalat berjama‘ah ............................. 48

Bab 7 Golongan dzimmi membuat syarat untuk dirinyasendiri ...................................................................... 51

Bab 8 Perlunya bahasa Arab untuk memahami Islamdengan benar ............................................................ 55

Page 7: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

8 Bahaya mengekor non muslim

Bab 9 Larangan mengikuti hari besar non-Islam ................... 59

Bab 10 Tidak halal memenuhi nadzar di tempat-tempatperayaan jahiliyah ..................................................... 63

Bab 11 Menjauhi hari-hari raya musuh-musuh Allah .............. 66

Bab 12 Meniru golongan kafir dapat mengakibatkankekafiran atau dosa ................................................... 69

Bab 13 Makanan hari-hari raya ahli kitab haram .................... 75

Bab 14 Bantahan terhadap anggapan ada bid‘ah yang baik .... 78

Bab 15 Bahaya bid‘ah lebih besar daripada dugaankebaikannya ............................................................. 86

Bab 16 Bid‘ah peringatan maulid Nabi .............................. 89

Bab 17 Perbuatan-perbuatan bid‘ah yang dilakukan padahari-hari besar ........................................................... 92

Bab 18 Hari-hari besar berkenaan dengan tempat tertentu ...... 96

Bab 19 Kesalahan alasan penyembah kuburan ....................... 108

Bab 20 Duduk bersimpuh dan merawat kuburansebagai penghormatan .............................................. 116

Bab 21 Bersumpah dengan nama selain Allah ........................ 120

Bab 22 Do‘a yang dikabulkan ............................................... 123

Bab 23 Hak Allah, hak para nabi, dan hak orang-orangmukmin .................................................................... 129

Bab 24 Agama Allah satu, tetapi syari‘atnya berbeda-beda ..... 137

Page 8: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 9

PPPPPengantar

SSSSS egala pernyataan syukur hanyalah menjadi milikAllah, Tuhan semesta alam. Aku bersaksi bahwa tidak

ada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya danaku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya danrasul-Nya dan semoga seluruh keluarganya dan para sahabat-nya mendapat rahmat Allah.

Hal yang membuat Islam menjadi asing adalah banyaknyakaum muslim yang meniru musuh Allah dan rasul-Nya, yaitukaum Yahudi dan Nasrani dalam hal berbicara, berbuat,berpakaian, adat istiadat, tradisi, dan lain-lainnya.

Para ulama mempunyai kewajiban untuk mengingatkanmasyarakat dari perbuatan meniru yang berbahaya itu danmenjelaskan dampak buruknya kepada mereka. Di antarakitab yang membahas masalah memberantas sikap menirugolongan lain (tasyabbuh) dan mengingatkan bahayanyaadalah sebuah kitab yang berjudul “Iqtidha’ush shirathalmustaqim, mukhalafatu ash-habil jahim”, karya Ahmad bin‘Abdul Halim bin ‘Abdus Salam bin Taimiyah Al-Harani Ad-

Page 9: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

10 Bahaya mengekor non muslim

Dimasyqi (Syekh Ibnu Taimiyah) yang lahir pada tahun 661 Hdan wafat tahun 728 H. Semoga Allah memberi rahmatkepada beliau, mengampuni beliau, kita dan kedua orang tuakita serta semua kaum muslim.

Di dalam kitab ini penulis mengingatkan bahaya menirukaum kafir, dalam pakaian dan cara berpakaian, tradisi danadat, perayaan hari raya dan hari-hari peringatan mereka,bahasa dan lain sebagainya. Pembahasannya didasarkan padadalil-dalil dari Al-Qur‘an dan Sunnah Rasulullah . Beliaumemperingatkan maraknya bid‘ah dalam aqidah dan ber-bagai perbuatan yang berkaitan dengan masalah kubur,misalnya memohon kepada orang-orang yang telah dikubur-kan, seperti memohon kepada Allah. Juga berbagai macamcara yang dilakukan oleh kalangan pengikut ajaran tasawuf,berbagai macam bid‘ah dan kurafat, seperti peringatan hari‘Asyura, Maulud Nabi , Isra’ Mi‘raj dan tanggal 15 Sya‘ban.Beliau juga mengingatkan penghormatan yang berlebihankepada para nabi dan orang-orang shalih, membangun masjiddi atas kuburan, mengelilingi kuburan, memohon pertolong-an kepada orang yang telah dikuburkan seperti memohonkepada Allah sambil menyentuh tembok kubur untuk memintabarakah, serta berbagai macam perbuatan bid‘ah atau syiriklainnya. Perbuatan semacam ini banyak dilakukan olehorang-orang awam, para ahli bid‘ah, pengikut-pengikut ajaransufi, pengikut ajaran syi‘ah dan lain-lain.

Kitab ini telah diteliti secara ilmiah dan diperiksa kembalioleh DR. Nashir bin ‘Abdul Karim Al-‘Aql. Beliau memban-dingkan naskah ini dengan naskah-naskah yang masih tertulistangan dan menerangkan rawi-rawi haditsnya, nomor-nomorayat Al-Qur‘an dan membuat daftar istilahnya secara jelas.Beliau membuat kajian analisis untuk buku ini denganharapan berguna bagi para pembaca dan bagi orang yangmempelajarinya. Syekh Muhammad bin ‘Ali bin Ibrahim Adh-

Page 10: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 11

Dhabi‘i telah memilih dari buku aslinya dan meringkaspokok-pokok yang penting untuk dapat dipakai sebagai peng-antar bagi pembaca kitab aslinya. Orang yang membacanyadiharapkan memperoleh manfaat dan tertarik untuk membacakitab aslinya. Kitab aslinya juga perlu diterbitkan agar orang-orang dapat memperoleh manfaatnya. Saya menyarankankepada orang yang memiliki buku ini agar membacakannyakepada keluarganya dan orang-orang yang mengaji bersama-nya. Para imam masjid saya sarankan untuk membacakankepada jama‘ah mereka, karena orang mengajak ke jalankebaikan akan mendapat pahala sebesar pahala orang yangmelaksanakannya. Setelah membaca buku ringkasan ini dariawal sampai akhir saya dapat memperoleh manfaat, karenaberisi mutiara yang hilang yang kita cari. Pokok pembahasanbuku ini berkisar masalah peringatan atas perbuatan menirumusuh-musuh Allah dan rasul-Nya dari golongan Yahudi,Nasrani dan kaum musyrik dalam semua aspek kehidupan,baik aqidah, ucapan maupun perbuatan.

Demikianlah, saya memohon kepada Allah Tuhan MahaPemurah, Tuhan ‘Arsy Yang Agung agar memperbanyakpahala dan balasan bagi Syekh Ibnu Taimiyah dan SyekhMuhammad bin ‘Ali bin Ibrahim Adh Dhabi‘i atas usahanyayang patut disyukuri. Semoga usahanya ini diterima di sisi-Nya dan memberikan ketenangan serta menjadikan buku inibermanfaat bagi penulis, penerbit, para pembacanya, danorang yang mendengarkannya. Semoga Allah jadikan usahaini sebagai amal yang ikhlas untuk mencari keridhaan TuhanYang Maha Pemurah dan menjadi jalan kemenangan di sisi-Nya di surga Na‘im. Kami juga memohon kepada Allah agarmemberikan taufik kepada kami untuk menempuh jalanorang-orang yang telah diberi nikmat, yaitu jalan para nabi,kaum shidiqin, kaum syuhada’ dan kaum shalihin. SemogaAllah menjauhkan kita dari jalan orang-orang yang dimurkai,

Page 11: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

12 Bahaya mengekor non muslim

yaitu jalan kaum Yahudi, Nasrani dan kaum musyrik. DialahTuhan yang memberikan kecukupan kepada kami dan sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya maupun kekuatan, kecualikarena pertolongan Allah, Tuhan Yang Mahatinggi lagi Maha-mulia. Semoga shalawat dan salam dikaruniakan kepada nabikita Muhammad , keluarganya, para sahabatnya dan seluruhpengikutnya sampai hari kiamat.

Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Jarullah

Page 12: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 13

PPPPPendahuluan

SSSSS egala pernyataan syukur hanya menjadi milik Allah,Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga

dikaruniakan kepada nabi dan rasul paling mulia, nabi kitaMuhammad , keluarganya, dan para sahabatnya.

Selanjutnya Allah berfirman pada surah Al Maidah ayat 51:

“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu menjadikanorang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman. Mereka itumenjadi teman satu dengan lainnya. Barang siapa di antarakamu menjadikan mereka sebagai teman, maka dia termasukgolongan mereka. Sungguh Allah tidak akan memberi petunjukkepada kaum yang zalim.”

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata bahwa Rasulullah pernahbersabda:

Page 13: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

14 Bahaya mengekor non muslim

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka dia adalah bagian darimereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Aku memandang buku yang berjudul “Iktidha‘ush shirathalmustaqim, mukhalafatu ash-habil jahim”, karya Ibnu Taimiyahini sebagai buku yang memberi penawar dan cukup untukmemberi peringatan terhadap jalan golongan kafir danlarangan meniru mereka. Semoga Allah memberikan manfaatdan kebaikan kepada pengarangnya. Sebagaimana biasanya,dalam membantah golongan yang batil, para ahli bid‘ah,kelompok ahli logika dan para filosof, beliau menggunakangaya bahasa yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, penyusunankata-katanya bagus dan hujjah-hujjahnya yang jelas. Sampaihari ini kaum muslimin tetap senang menimba ilmu darikitab-kitab dan risalah-risalahnya. Buku ini dapat dikatakansebagai sarana yang membantu untuk membantah golonganmereka dan pihak-pihak lain yang serupa dengan mereka darigolongan musuh-musuh Islam dan musuh kaum muslim.

Dewasa ini banyak muncul perilaku mengekor musuh-musuh Allah –yaitu golongan kafir dan musyrik– dalambanyak hal tata kehidupan, seperti pakaian, gaya bicara danpenampilan, sampai kepada hal-hal yang lebih besar dari itu,yaitu soal-soal ibadah. Sebagian dari perilaku ibadah seke-lompok orang-orang Islam tidak terlepas dari sikap berlebih-lebihan dalam beribadah meniru golongan Nasrani atau sikapmenolak kebenaran meniru golongan Yahudi. Hal ini sebagai-mana disebutkan pada hadits Rasulullah :

Page 14: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 15

“Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelumkalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masukke dalam lubang biawak, niscaya kalian pun akan ikut masukke dalamnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Perilaku meniru ini terjadi akibat terbukanya hubungandengan negara barat dan timur, dan jarak yang semakin dekatantara satu negeri dengan negeri lainnya karena banyaknyasarana transportasi modern. Juga disebabkan karena lemah-nya iman dalam hati kaum muslim, tidak teguh memegangagamanya dan tidak adanya sifat zuhud seperti yang dimilikioleh para pendahulu mereka yang shalih. Kaum muslim adayang terpengaruh oleh apa yang mereka lihat pada musuh-musuh Allah dan kekaguman mereka terhadap musuh-musuhAllah. Padahal Allah telah mengingatkan kita pada banyakayat-Nya untuk tidak mengikuti jalan-jalan mereka. Allahberfirman pada surah Al Baqarah ayat 145:

“Dan sungguh sekiranya engkau (Muhammad) mengikuti hawanafsu mereka setelah datangnya kebenaran ini kepadamu,niscaya engkau akan masuk golongan orang-orang zalim.”

Seorang muslim yang kuat imannya tidak akan terpedayadengan kulit atau penampilan lahiriah yang menggiurkan danbersikap meniru membabi-buta. Seorang muslim yang memi-liki kepribadian tinggi tidak akan mudah terkecoh, karena diaberkeyakinan bahwa kepribadiannya itulah yang membawakebajikan dan keselamatannya di dunia dan di akhirat.

Pilihan tulisan yang berjudul “Mukhtaratu min kitabiiktidha‘ush shirathal mustaqim, mukhalafatu ash-habil jahim”,saya pandang dapat memberikan solusi atas keadaan yang

Page 15: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

16 Bahaya mengekor non muslim

terjadi saat ini, Insya Allah, karena isinya mengingatkan kaummuslim dan menyadarkan mereka. Membaca buku kecil inisaja telah mencukupi, tanpa memerlukan buku aslinya.Namun bagi yang ingin lebih jauh mempelajari ilmu yangterkandung di dalam buku aslinya, silahkan membacanya.

Saya berharap penulisan pilihan ini memperoleh taufikdari Allah dan semoga Allah memberikan manfaat terhadapsiapa yang membaca buku ini. Dan semoga Allah memberi-nya petunjuk ke jalan yang lurus. Shalawat dan salam semogadikaruniakan kepada nabi kita Muhammad , keluarganyadan segenap sahabatnya.

Muhammad bin Ali Adh-Dhobi‘i

Page 16: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 17

BBBBBiografiIbnu Taimiyah

Silsilahnya

SSSSS yeikhul Islam Al Imam Abul ‘Abbas namanya adalahAhmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin ‘Abdullah

bin Muhammad bin Khidir bin Muhammad bin Khidir bin‘Ali bin ‘Abdullah bin Taimiyah Al Harani Ad-Dimasyqi.

Lahir dan pertumbuhannya

Ia lahir pada hari Senin 10 Rabi‘ul Awal di Haran tahun661 Hijriah. Ketika umur 7 tahun dia bersama ayahnyapindah ke Damsyik karena melarikan diri dari serbuan tentaraTartar.

Ia tumbuh di lingkungan ilmu fiqh dan ilmu agama. Ayah,kakeknya dan saudaranya serta sebagian besar pamannyaadalah ulama-ulama terkenal. Dalam lingkungan keluargailmiah yang shalih inilah Ibnu Taimiyah tumbuh dan ber-kembang. Ia mulai menuntut ilmu dari ayahnya dan ulama-ulama Damsyik. Ia menghafal Al-Qur‘an saat masih kecil,mempelajari Hadits, fiqh, ushul (aqidah), dan tafsir. Ia sejak

Page 17: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

18 Bahaya mengekor non muslim

kecil dikenal cerdas, kuat hafalannya, dan cepat menerimailmu. Kemudian ia memperluas pemahamannya denganmempelajari berbagai ilmu, mendalaminya, dan menguasai-nya sehingga ia memiliki syarat-syarat untuk menjadi mujtahid.Sejak mudanya ia selalu menjadi imam. Ia dikenal mempu-nyai keluasan ilmu, akhlak yang terpuji, dan kepemimpinansebelum ia mencapai umur 30 tahun.

Karya ilmiahnya

Dalam bidang penulisan dan karya ilmiah, Ibnu Taimiyahtelah meninggalkan warisan yang sangat banyak dan berhargabagi umat Islam. Para ulama dan peneliti senantiasa menimbaair yang bersih dari beliau. Di tengah umat Islam sekarangsangat banyak bertebaran karya-karya beliau berupa buku,risalah, fatwa, berbagai buletin dan lain sebagainya. Ini yangtelah diterbitkan, sedangkan yang masih tetap tak dikenal dantersimpan dalam manuscript masih sangat banyak.

Karakteristiknya

Di samping keilmuan dan kedalaman pengetahuan agamabeliau, beliau dikenal sebagai orang yang suka melakukanamar ma‘ruf dan nahi mungkar. Allah mengaruniai beliaudengan sifat-sifat terpuji yang sangat dikenal di tengahmasyarakat. Beliau seorang yang sangat dermawan sehinggalebih mendahulukan kepentingan orang yang mengalamikekurangan makan, pakaian, dan sebagainya daripada dirinyasendiri. Beliau sangat tekun beribadah, berdzikir, dan mem-baca Al-Qur‘an. Beliau hidup jauh dari kemewahan dan kese-nangan dan hampir tidak mempunyai simpanan harta selainyang sangat dibutuhkan. Sifat-sifat seperti ini telah dikenaloleh orang-orang pada zamannya. Beliau sangat rendah hatidalam penampilan, pakaian, dan pergaulan dengan oranglain. Beliau tidak pernah mengenakan pakaian bagus atau

Page 18: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 19

pakaian yang sangat jelek dan beliau tidak pernah memberat-kan orang-orang yang ditemuinya. Beliau terkenal berwibawadan kuat dalam menegakkan kebenaran. Beliau sangatdisegani oleh para penguasa, ulama dan masyarakat umum.Orang yang melihatnya merasa senang kepadanya, terpe-ngaruh oleh kewibawannya dan menghormatinya, kecualiorang-orang yang dengki dari kalangan pendukung hawanafsu. Ia dikenal sangat sabar, tabah memikul kesulitan dalammemperjuangkan agama Allah. Ia sangat terbuka, sukamendatangi undangan dan mempunyai keistimewaan ataukaramah yang dapat disaksikan orang banyak. Semoga Allahmemberinya rahmat dan melapangkan tempatnya di alamkubur dan juga tempatnya di surga.

Wafatnya

Syeikh Ibnu Taimiyah wafat dalam penjara sebagaiseorang tahanan di penjara Qal‘ah di Damsyik. Beliau wafatpada malam Senin tanggal 20 Dzulqa‘dah tahun 728 Hijriyah.Penduduk Damsyik keluar meluber dan begitu pula dari kota-kota di sekitarnya untuk menshalatkannya dan mengantarkanjenazahnya ke kuburan. Berbagai sumber menyebutkanbahwa ketika wafat, jenazahnya diantarkan oleh khalayakyang berjumlah sangat besar memenuhi kota. Semoga Allahmemberinya rahmat dan memberikan balasan sebaik-baiknyaatas pengabdiannya kepada Islam dan kaum muslim.

Page 19: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

20 Bahaya mengekor non muslim

Page 20: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 21

Bab 1

PPPPPenyebab kekafirankaum Yahudi dan Nasrani

IIIII bnu Taimiyah menyatakan: “Kekafiran kaum Yahudiberpangkal dari sikap tidak mau melaksanakan hal-hal

yang telah mereka ketahui. Mereka tidak mau mengamalkankebenaran dan tidak mau mengikutinya, baik dalam ucapanmaupun perbuatan.”

Kekafiran kaum Nasrani berpangkal dari sikap merekayang suka beramal tanpa ilmu. Mereka suka melakukanberbagai macam ibadah yang tidak ada tuntunannya darisyari‘at Allah, mereka suka berdusta atas nama Allah atas hal-hal yang tidak mereka ketahui. Dalam hal ini, Sufyan bin‘Uyainah salah seorang kaum salaf menyatakan: “Kerusakanulama kita serupa dengan kerusakan yang terjadi pada kaumYahudi, sedangkan kerusakan kalangan awam kita serupayang terjadi pada kaum Nasrani.”

Berkenaan dengan jalan hidup mereka, Allah telahmemperingatkan kita sebagaimana pada hadits-hadits berikut:

Page 21: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

22 Bahaya mengekor non muslim

Dari Abu Sa‘id Al Khudri, ia berkata: “Rasululah bersabda:‘Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelumkalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masukke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk kedalamnya.’ Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Wahai Rasulullah,apakah kaum Yahudi dan Narsani?’ Sabda beliau: “Siapa lagi.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah, dari Nabi , beliau bersabda: “Kiamat tidakakan terjadi sampai umatku mengikuti apa yang terjadi padakurun-kurun sebelumnya sejengkal demi sejengkal dan sehastademi sehasta.” Lalu ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah,seperti bangsa Parsi dan Romawi?” Sabda beliau: “Manusiasiapa lagi kalau bukan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi memberitahukan bahwa di tengah umatnya akanada orang-orang yang meniru perilaku kaum Yahudi danNasrani, dan ada juga yang meniru orang ‘ajam (asing), yaitubangsa Parsi dan Romawi, padahal Nabi sejak awal telahmelarangnya. Namun pada riwayat tersebut tidak menyatakanbahwa seluruh umatnya akan berbuat demikian. Pada riwayatyang populer disebutkan bahwa, beliau bersabda:

Page 22: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 23

“Akan selalu ada sekelompok dari umatku yang tetap membelakebenaran sampai terjadi kiamat.” (HR. Hakim dari ‘Umar binKhathab. Rawi-rawi hadits ini dipakai juga oleh Muslim. Halini dikukuhkan oleh Imam Dzahabi. Hadits yang semaknadengan hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.)

Nabi juga bersabda:

“Sungguh Allah tidak akan menyatukan umat ini dalamkesesatan.” (HR. Tirmidzi, dan dinilai hasan oleh Imam Suyuthi)

Dan sabda beliau:

“Sungguh Allah selalu menanamkan di dalam agama ini hal-hal yang menjadikan mereka (kaum muslim) melaksanakanagama ini dengan ketaatan kepada agamanya.” (HR. Ahmaddan Ibnu Majah).

Dari beberapa hadits di atas dapat dipahami bahwa sudahpasti di kalangan umat Islam ini ada kaum yang tetapberpegang teguh kepada hidayah Allah, yaitu Islam yangmurni. Namun terdapat pula kaum yang menyimpang, yaitumengikuti sebagian dari ajaran agama Yahudi atau Nasrani,sekalipun penyimpangan mereka tidak sampai menyebabkanmereka menjadi kafir atau fasiq. Akan tetapi penyimpanganmereka kadang sampai menjadikan mereka kafir, fasiq,berdosa atau mungkin hanya bersalah.

Perbuatan menyimpang semacam ini merupakan hal yangbersifat naluriah karena syetan menampakkan perbuatan inidi hadapan pelakunya sebagai perbuatan baik. Oleh karena

Page 23: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

24 Bahaya mengekor non muslim

itu, para hamba Allah diperintahkan untuk terus menerusmemohon kepada Allah agar diberi keteguhan hati denganhidayah-Nya, sehingga tidak bersikap seperti kaum Yahudidan tidak pula seperti kaum Nasrani.

Page 24: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 25

Bab 2

SSSSSikap berlebih-lebihanmenyebabkan kesesatan

SSSSS ikap berlebihan terhadap para nabi dan orang-orangshalih telah terjadi pada kelompok-kelompok sesat di

kalangan ahli ibadah dan para pengikut sufi. Bahkan sebagianmereka keyakinannya telah tercampur dengan aliran emanasidan manunggaling kawula lan gusti. Sikap ini merupakansikap paling buruk yang menyebabkan kesesatan padagolongan-golongan tersebut.

Allah berfirman pada surah At Taubah ayat 31:

“Mereka telah menjadikan para pendeta dan pastur-pasturmereka sebagai Tuhan selain Allah dan mereka juga menjadi-kan Al Masih putra Maryam (sebagai tuhan).”

Pada hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi, Nabi men-jelaskan maksud ayat ini kepada ‘Adi bin Hatim, bahwa parapendeta menghalalkan hal-hal yang semula diharamkankepada mereka (kaum Nasrani) lalu mereka (para pengikut-nya) menaati ucapan para pendeta itu. Para pendeta juga

Page 25: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

26 Bahaya mengekor non muslim

mengharamkan hal-hal yang Allah halalkan kepada mereka,lalu para pengikutnya menaati ucapan para pendeta itu. Allahjuga berfirman pada surah Al Hadiid ayat 27 tentang perilakugolongan yang sesat: “(Yaitu) perilaku kependetaan yangmereka rekayasa, padahal Allah tidak menetapkan hal itukepada mereka, kecuali mereka disuruh mencari keridhaanAllah.” Sungguh beberapa kelompok dari kaum muslim telahterpedaya oleh perilaku kependetaan yang merupakan hasilrekayasa mereka.

Sering kita temui sebagian besar dari ajaran kaum Nasraniberupa nyanyian dan gambar-gambar indah. Mereka tidaklagi serius memperhatikan pokok ajaran mereka selainkegiatan menyanyikan lagu-lagu dengan paduan suara.Kemudian sebagian umat Islam pun terpengaruh perilakumerekayasa nyanyian-nyanyian merdu dengan qasidah yangbermacam-macam dan paduan suara untuk menyegarkan hatidan suasana. Padahal, perbuatan ini termasuk perbuatanmenyerupai sebagian perilaku golongan sesat tersebut.

Allah berfirman pada surah Al Baqarah ayat 113:

“Kaum Yahudi berkata: ‘Kaum Nasrani tidak mengikuti jalankebenaran.’ Dan kaum Nasrani berkata: ‘Kaum Yahudi tidakmengikuti jalan kebenaran.’”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum Yahudi dan kaumNasrani masing-masing mengingkari kebenaran yang adapada pihak lain.

Sebagian besar dari ahli fiqh, jika melihat golongan sufi danahli ibadah, maka mereka menilai golongan tersebut samasekali tidak benar dan menganggap mereka sebagai golongan

Page 26: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 27

bodoh dan sesat. Cara mereka beragama dianggap sama sekalitidak berdasarkan ilmu dan petunjuk. Sebaliknya, golongansufi beranggapan bahwa syari‘at dan ilmu sama sekali tidakbenar. Orang yang berpegang teguh kepada syari‘at dan ilmudianggap terputus dari Allah, dan para pengikutnya tidak akanmemperoleh manfaat sedikit pun di sisi Allah.

Sikap yang benar adalah meyakini bahwa segala yangtersebut dalam Al-Qur‘an dan As-Sunnah itulah yang benar,sedangkan semua yang menyelisihi Al-Qur‘an dan As-Sunnahadalah batil.

Ibnu Taimiyah berkata: “Akan terjadinya perpecahan dikalangan umat Islam telah disebutkan dalam sebuah hadits:

Dari Abu Hurairah, sungguh Rasulullah pernah bersabda:“Kaum Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, atautujuh puluh dua golongan, demikian juga kaum Nasrani. Danumatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan.” (HR.Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi, hadits hasan shahih)

Dari Mu‘awiyah bin Abu Sufyan, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Sungguh pengikut dua kitab (Taurat dan Injil)

Page 27: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

28 Bahaya mengekor non muslim

terpecah dalam urusan agama mereka dalam tujuh puluh duaaliran dan umat ini akan terpecah ke dalam tujuh puluh tigaaliran yaitu hawa nafsu. Semuanya masuk neraka kecuali satu,yaitu al-jama‘ah.” (HR. Ahmad)

Sabda beliau juga:

“Sungguh akan muncul beberapa kelompok dari umatku yangmengikuti hawa nafsu, sebagaimana anjing mengikuti tuannya,sehingga tidaklah tersisa sepotong daging atau sepotong tulangpun melainkan pasti dicaploknya. Wahai bangsa Arab, demiAllah, jika kamu sekalian tidak mau melaksanakan apa yangdibawa oleh Muhammad , niscaya kaum lain dari umatmanusia ini lebih tidak mau lagi melaksanakannya.” (HR.Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim)

Nabi telah memberitahukan bahwa umatnya akanterpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Tujuh puluh duagolongan di antaranya tidak diragukan lagi menempuh jalansesat seperti yang telah ditempuh oleh umat sebelum mereka.

Kemudian perpecahan yang diberitahukan Nabi mung-kin terjadi dalam urusan agama saja, atau dalam urusanagama dan dunia, kemudian terkadang mengimbas kepadaurusan dunia atau barangkali perpecahan itu hanya dalamurusan dunia saja.

Perpecahan yang disebutkan dalam dua hadits di atasadalah suatu hal yang dilarang oleh Allah sebagaimanafirman-Nya pada surah Ali ‘Imran ayat 105:

Page 28: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 29

“Dan janganlah kamu menjadi seperti golongan yang berceraiberai dan berselisih setelah datang bukti-bukti kebenarankepada mereka. Mereka itu akan mendapatkan azab yangberat.”

Dan firman-Nya pada surah Al An‘aam ayat 153:

“Sungguh mereka yang memecah belah agama mereka danmereka menjadi bergolongan-golongan, maka engkauMuhammad sedikitpun bukan dari golongan mereka.”

Page 29: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

30 Bahaya mengekor non muslim

Bab 3

IIIII khtilaf

PPPPP ada dasarnya ikhtilaf ada dua macam, yaitu ikhtilafdalam bentuk perbedaan dan ikhtilaf dalam bentuk

berlawanan. Ikhtilaf dalam bentuk perbedaan ada beberapamacam, di antaranya adalah adanya dua pendapat atau duaperbuatan yang kedua-duanya benar, seperti:

1. Perbedaaan bacaan Al-Qur‘an yang ada di kalangan parasahabat. Nabi tidak melarang hal semacam itu darimereka, beliau bersabda: “Kamu masing-masing baik.”(HR. Bukhari dan Ahmad)

2. Dua pendapat yang sebenarnya sama hanya berbedadalam pengungkapan.

3. Dua pengertian yang berbeda tetapi tidak saling berten-tangan. Pendapat yang satu benar dan pendapat yang lainjuga benar sekalipun pengertian yang satu tidak samadengan pengertian yang lain. Inilah yang banyak sekaliterjadi dalam benturan pendapat.

4. Ada dua cara yang kedua-duanya benar. Ketika seseorangatau suatu golongan melakukan cara tertentu dan yang

Page 30: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 31

lain melakukan cara yang lain yang kedua-duanya me-nurut agama baik, kedua belah pihak saling mencela ataumemuji diri sendiri karena kebodohan atau sifat zalimatau memang tidak punya ilmu atau memang ada tujuanyang tidak baik.

Adapun ikhtilaf dalam bentuk berlawanan yaitu duapendapat yang saling berlawanan, baik dalam masalah pokokatau masalah cabang. Mayoritas ulama berpendapat bahwayang benar hanya satu. Lalu orang yang berpendapat bahwatiap-tiap mujtahid itu benar, memahami bahwa pendapatnyatidak berlawanan, dan termasuk ikhtilaf dalam bentukperbedaan. Pendapat semacam ini dampaknya sangat besarkarena sebenarnya dua pendapat di atas adalah salingberlawanan. Akan tetapi kita menemukan banyak di kalanganulama yang terkadang pendapatnya batil karena bertentangandengan kebenaran atau terkadang sebagian dalilnya men-dukung kebenaran, tetapi ia menolak seluruh kebenaran itu.Dengan demikian ia telah menafikan sebagian kebatilan,sebagaimana pendapat pihak pertama menolak keseluruhan.

Perbedaan semacam ini banyak ditemui pada kalanganahlus Sunnah berkenaan dengan masalah-masalah taqdir,sifat-sifat Allah, sahabat-sahabat Rasulullah dan lainsebagainya. Demikian juga pada pendapat kebanyakan ahlifiqih atau kebanyakan kalangan mutaakhir dalam masalah-masalah fiqih. Banyak juga ditemui pada kebanyakan orangyang mengaku ahli fiqih dan ahli tasawuf dan kelompok-ke-lompok sufi serta yang sejenisnya. Adapun tentang kesesatanahli bid‘ah, maka masalahnya sudah jelas.

Orang yang Allah beri hidayah dan cahaya akan dapatmemahami hal ini dengan baik, sehingga ia dengan jelasdapat memperoleh manfaat adanya larangan ikhtilaf dan

Page 31: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

32 Bahaya mengekor non muslim

semacamnya yang tersebut dalam Al-Qur‘an dan As-Sunnah.Bagi seseorang yang berhati jernih, ia tentu menolak ikhtilafini, karena ia menyadari bahwa agama Allah itu berada diatas semua agama lain, sebagaimana firman-Nya pada surahAn Nuur ayat 40:

“Dan barang siapa yang tidak Allah berikan cahaya kepadanyamaka dia tidak akan mempunyai cahaya sedikit pun.”

Dalam hal ikhtilaf dalam bentuk perbedaan, maka tanpadiragukan lagi bahwa kedua pihak yang berselisih adalahdalam kebenaran. Sedangkan terjadinya saling mencelamerupakan kezaliman kepada pihak lain, padahal Al-Qur‘antelah mengisyaratkan adanya pujian terhadap masing-masingpihak, selama yang satu tidak berbuat zalim kepada yang lain.Hal ini sebagaimana Nabi pernah membenarkan duakejadian yang berbeda pada hari menyerang Bani Quraidhah.Pada waktu itu beliau menyuruh seseorang untuk menyam-paikan seruan:

“Janganlah seseorang melakukan shalat ‘Ashar kecuali dikampung Bani Quraidhah.”

Tetapi ternyata di antara sahabat ada yang tetap melakukanshalat ‘Ashar pada waktunya dan sebagian lagi menundanyasehingga ia sampai ke kampung Bani Quraidhah.

Begitu pula halnya sabda Nabi :

Page 32: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 33

“Apabila seorang hakim berijtihad lalu dia mendapatkankebenaran, maka dia memperoleh dua pahala. Apabila diaberijtihad tetapi tidak memperoleh kebenaran, maka diamendapat satu pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim), dan banyaklagi kejadian yang lain.

Page 33: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

34 Bahaya mengekor non muslim

Bab 4

MMMMMenyelisihigolongan kafirmerupakan tujuan syari‘at

Dari Abu Hurairah , ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:“Potonglah kumis kalian dan peliharalah jenggot kalian,berbedalah kalian dari golongan Majusi.” (HR. Muslim)

Hadits tersebut diakhiri dengan perintah yang selarasdengan bagian awalnya. Hadits itu menunjukkan bahwa sifatberbeda terhadap golongan Majusi merupakan tujuan syari‘at.Tujuan inilah yang merupakan salah satu sebab adanyaketetapan hukum ini. Secara umum berlaku sebab ketetapansuatu hukum telah lengkap.

Oleh karena itu, setelah kaum salaf memahami laranganmenyerupai golongan Majusi dalam masalah kumis danjenggot, mereka juga membenci menyerupai hal-hal yang lainyang merupakan kebiasaan Majusi walaupun tidak ditegaskansecara khusus oleh Nabi .

Page 34: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 35

Imam Marwazi berkata: “Saya bertanya kepada ImamAhmad bin Hambal tentang mencukur rambut bagian tengkuk.Jawabnya, perbuatan itu merupakan perbuatan kaum Majusidan barang siapa meniru suatu kaum maka dia termasukgolongan mereka.”

Pada sebuah hadits dari Syadad bin Aus, ia berkata bahwaRasulullah bersabda:

“Kalian harus menyelisihi kaum Yahudi, karena mereka tidakmau shalat dengan memakai sandal ataupun terompah mereka.”(HR. Abu Dawud)

Kaum Yahudi mencopot sandal mereka karena mencontohNabi Musa as. ketika mendapatkan perintah dari Allah“Copotlah kedua sandalmu.” (QS. Thaha ayat 12) Juga haditsdari ‘Amr bin ‘Ash ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:

“Perbedaan antara puasa kita dengan puasa golongan ahli kitabadalah makan sahur.” (HR. Muslim)

Hal ini menunjukkan bahwa membedakan dua macamibadah tersebut merupakan tujuan syari‘at.

Jika dengan sikap menyelisihi orang-orang non-Islammerupakan suatu cara untuk menampakkan Islam, makaperbuatan tersebut merupakan tujuan pokok dari diutusnyapara rasul, karena maksud diutusnya para rasul Allah adalahuntuk memenangkan agama Allah di atas agama-agamalain.

Page 35: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

36 Bahaya mengekor non muslim

Bab 5

LLLLLarangan meniru kaumYahudi dan kaum lain

IIIII bnu Taimiyah berkata bahwa Abu Dawud telah me-riwayatkan sebuah hadits hasan dari Ibnu ‘Umar, ia

berkata bahwa Rasulullah bersabda :

“Barang siapa meniru suatu kaum maka dia termasuk golonganmereka.”

Hadits di atas menetapkan haramnya meniru mereka dansecara dhahir menunjukkan bahwa perbuatan itu merupakanperbuatan kufur sebagaimana tersebut pada firman Allah padasurah Al Maidah ayat 51:

“Barang siapa di antara kamu yang berteman dengan mereka,maka sesungguhnya ia termasuk golongan mereka.”

Hal ini sejalan dengan hadits yang diriwayatkan dari‘Abdullah bin ‘Amr bahwa Nabi bersabda:

Page 36: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 37

“Barang siapa menetap di negeri kaum musyrik dan ia meng-ikuti hari raya dan hari besar mereka, serta meniru perilakumereka sampai mati, maka kelak ia akan dikumpulkan bersamamereka di hari kiamat.” (HR. Baihaqi)

Hadits di atas bisa berarti bahwa meniru perilaku merekasepenuhnya menyebabkan kekafiran, sekaligus menetapkanbahwa perbuatan semacam itu haram. Atau bisa juga bermak-na orang tersebut menjadi bagian dari mereka sesuai dengankadar keterlibatannya dalam meniru mereka. Jika ternyatayang ditirunya adalah perbuatan kekafiran atau kemaksiatanatau berupa slogan kekafiran atau kemaksiatan, maka orangtersebut dihukumi sama dengan pihak yang ditirunya.

Tegasnya hadits tersebut di atas menetapkan haramnyameniru mereka (golongan kaum musyrik). Larangan inimencakup larangan sekadar meniru sesuatu yang merekalakukan, tetapi hal semacam ini jarang. Barang siapa yangmeniru perbuatan golongan lain yang menjadi ciri golongantersebut, maka perbuatan semacam itu dilarang. Akan tetapibarang siapa yang melakukan sesuatu tidak sengaja menirugolongan lain, hanya kebetulan sama dengan golongan itu,maka perbuatan semacam ini masih menjadi perbedaanpendapat, terlarang dan tidak. Perbuatan semacam initerkadang dilarang agar tidak menjadi sarana melakukan hal-hal yang seharusnya dijauhi, misalnya perintah mewarnaijenggot putih, memelihara jenggot dan memotong kumis.Nabi telah bersabda:

Page 37: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

38 Bahaya mengekor non muslim

“Rubahlah uban rambut kepala kamu dan jangan kamu menirukaum Yahudi.” (HR. Tirmidzi).

Hadits ini menunjukkan bahwa persamaan putihnya jenggotdengan mereka bukan hal yang kita inginkan atau kitasengaja, tetapi hal itu berjalan begitu saja pada diri kita.Persamaan yang semacam ini merupakan suatu kebetulan,hanya saja kita diperintahkan untuk menyelisihi mereka.

Dari Abu Ghathfan Al Muri, ia berkata: “Saya mendengar‘Abdullah bin ‘Abbas berkata: “Ketika Rasulullah puasa AsySyura dan beliau menyuruh puasa pada hari tersebut, makapara sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, hari itu adalah hariyang dimuliakan kaum Yahudi dan Nasrani.” Rasulullah bersabda: “Insya Allah jika tahun depan aku masih menemui-nya, kami akan puasa pada hari kesembilannya.” Ibnu Abbasberkata: “Ternyata pada tahun itu Rasulullah tidak lagimenemuinya karena beliau telah wafat.” (HR. Muslim)

Hari Asy Syura adalah hari yang mulia. Orang yang puasapada hari itu diampuni dosanya setahun yang telah berlalu.Rasulullah puasa dan menganjurkan puasa pada haritersebut. Kemudian ketika ada orang berkata kepada beliaubahwa hari tersebut dimuliakan kaum Yahudi dan Nasrani,beliau menyuruh menyelisihi mereka yaitu melakukan puasasehari sebelumnya dan beliau berkeinginan keras untukmelakukan hal tersebut pada tahun berikutnya.

Dari Humaid bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf, sungguh padatahun ia melaksanakan haji pernah mendengar Mu‘awiyahberkata di atas mimbar sambil memegang cemara penyam-bung rambut yang dibawa oleh pengawalnya. Mu‘awiyahberkata: “Wahai penduduk Madinah, dimana para ulamakalian? Saya pernah mendengar Rasulullah melarangmenggunakan cemara semacam ini dan beliau bersabda:

Page 38: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 39

‘Kebinasaan kaum Bani Israil adalah ketika perempuan-perem-puan mereka menggunakan cemara.’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Meniru model-model pakaian Yahudi yang sebelumnyatidak pernah dipakai oleh kaum muslim adalah haram sehing-ga semuanya harus ditinggalkan. Model-model pakaian inimencakup model-model pakaian atau bahan-bahan pakaianyang diduga dapat menyebabkan mereka dikenai adzab.

Begitu juga menerima begitu saja berita-berita dari merekayang sulit dibedakan antara yang benar dengan yang dusta,semuanya harus ditinggalkan. Perbuatan tersebut termasukdalam larangan Allah menyerupai golongan ahli kitab. Halini telah difirmankan Allah pada surah Al Hadid ayat 16:

“Belumkah datang saatnya bagi orang-orang beriman untuk hatimereka tunduk pada peringatan Allah dan kebenaran yangAllah telah turunkan kepada mereka dan janganlah merekamenjadi seperti golongan ahli kitab sebelumnya. Lalu merekadiberi masa yang panjang kemudian hati mereka menjadi kerasdan sebagian besar dari mereka fasiq.”

Kalimat “dan janganlah mereka menjadi seperti golonganahli kitab sebelumnya” merupakan larangan mutlak menirumereka, khususnya larangan berhati keras meniru mereka.Hati mereka keras akibat melakukan perbuatan-perbuatanmaksiat. Allah telah menyebutkan keadaan kaum Yahudisemacam ini di beberapa ayat, seperti misalnya, pada surahAl Baqarah ayat 73-74:

Page 39: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

40 Bahaya mengekor non muslim

“Lalu Kami berfirman: ‘Pukullah dia dengan sebagian daridaging sapi itu. Demikianlah, lalu Allah menghidupkan orangyang telah mati itu dan memperlihatkan kepada kamu sekaliantanda-tanda kekuasaan-Nya supaya kamu mau berfikir. Kemu-dian sesudah itu hati kamu menjadi keras seperti batu, bahkanlebih keras lagi. Dan sesungguhnya di antara batu-batu itu adayang memancarkan sungai.’”

Dan firman-Nya pula pada surah Al Maidah ayat 12:“Sungguh Allah telah mengambil janji dari Bani Israil, dan kamitelah bangkitkan di antara mereka dua belas golongan danAllah berfirman: ‘Sungguh Aku bersama kamu sekalian.Sungguh jika kamu sekalian mendirikan shalat, menunaikanzakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu sekalianmembantu mereka serta kamu sekalian memberikan pinjamanyang baik kepada Allah, niscaya Aku akan hapuskan seluruhdosa kamu dan Aku pasti memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Maka barangsiapa di antara kamu kafir sesudah itu, maka sungguh ia tersesatdari jalan yang lurus. Karena mereka melanggar janji mereka,maka kami kutuk mereka dan kami jadikan hati mereka keras.Mereka selalu merubah firman-firman dari tempat-tempatnyadan melupakan sebagian yang diperingatkan kepada mereka.’”

Segolongan dari umat Islam –yaitu golongan yang mena-makan dirinya berilmu atau beragama– ternyata secara sadardan terang-terangan telah meniru karakter dan sifat-sifattersebut di atas. Oleh karena itu, kita berlindung kepada Allahdari segala hal yang dibenci Allah dan rasul-Nya.

Kaum salaf senantiasa mengingatkan dari sifat-sifat sepertiitu. Ibnu Taimiyah berkata: “Ketika Allah melarang menirugolongan yang hatinya menjadi keras, pada akhir surah itujuga Allah mengingatkan keadaan kaum yang merekayasacara-cara hidup kependetaan, namun mereka ternyata tidakmemperhatikannya dengan sungguh-sungguh. Kemudian

Page 40: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 41

Allah mengingatkan mereka dengan firman-Nya pada surahAl Hadid 28-29: “Wahai orang-orang yang beriman, ber-takwalah kepada Allah dan berimanlah kepada rasul-Nya,niscaya Dia akan memberikan jaminan dan rahmat-Nyakepada kalian dan Dia akan memberikan cahaya kepadakalian untuk kalian jadikan penunjuk dan memberikanampunan kepada kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagiMaha Pengasih. Agar kaum ahli kitab mengetahui bahwamereka tidak akan mampu sedikitpun menghalangi karuniaAllah. Dan sungguh seluruh karunia ada di tangan Allah. Iaberikan karunia itu kepada siapa yang Dia kehendaki danAllah adalah pemilik karunia yang amat besar.”

Iman kepada rasul Allah artinya ialah membenarkan,menaati dan mengikuti syari‘atnya dan termasuk juga menye-lisihi pola kependetaan, karena beliau diutus tidak untukmelakukan hal semacam itu, bahkan dia dilarang berbuatdemikian. Beliau memberitahukan bahwa siapa pun darigolongan ahli kitab yang mengikuti beliau, maka ia akanmendapatkan dua pahala. Hal itu disebutkan di dalam hadits-hadits shahih berkenaan dengan orang-orang muslim danorang-orang dari golongan ahli kitab.

Rasulullah menegaskan hal itu dalam hadits riwayatAbu Dawud dari Ibnu Wahab, bahwa Sa‘id bin ‘Abdurrahmanbin Abi ‘Umya’ pernah berkata, sesungguhnya Sahal bin AbiUmamah telah bercerita kepadanya, bahwa dia pernahdatang bersama ayahnya kepada Anas bin Malik di Madinah.Anas berkata, bahwa Rasulullah pernah bersabda:

Page 41: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

42 Bahaya mengekor non muslim

“Janganlah kamu membuat hal-hal yang memberatkan dirikamu, nanti kamu sendiri akan menjadi berat. Karena suatukaum yang memberat-beratkan diri mereka, maka Allah akanmenjadikan mereka berat. Itulah mereka yang tinggal menetapdi kuil-kuil dan pagoda-pagoda untuk menjalani kependetaanyang mereka rekayasa, padahal Kami (Allah) tidak pernahmenetapkan hal itu kepada mereka.”

Memberat-beratkan diri terkadang dilakukan dengan caramenjadikan sesuatu ibadah yang tadinya tidak wajib atautidak sunnah sebagai perbuatan wajib atau sunnah. Atauterkadang menjadikan sesuatu yang tadinya tidak makruhatau haram dijadikan makruh atau haram. Hal semacam itudilarang. Golongan Nasrani yang memberat-beratkan dirimereka, akhirnya Allah menjadikan mereka berat melaksana-kannya, termasuk menjalani kehidupan kependetaan yangmereka buat-buat.

Hal ini mengingatkan kita bahwa Nabi tidak menyukaicara hidup kependetaan seperti yang dilakukan oleh kaumNasrani. Sekalipun demikian, banyak di antara ahli ibadah dikalangan umat kita yang terjerumus ke dalam perbuatansemacam itu dengan berbagai alasan.

Hadits di atas juga menerangkan bahwa sikap memberat-beratkan diri menjadi salah satu sebab Allah menurunkanbeban berat kepada mereka, misalnya dengan cara diberisyari‘at yang berat atau dengan takdir yang memberatkan.Allah memberatkan mereka dengan penambahan syari‘at.Nabi semasa hayat beliau juga mengkhawatirkan adanyapenambahan kewajiban atau penambahan yang diharamkan.Ketika beliau menyaksikan para sahabat berkumpul untukmenanti shalat tarawih bersama beliau, beliau khawatir halini menjadi amalan wajib. Begitu juga tatkala merekamenanyakan berbagai macam hal yang tidak diharamkan,beliau tidak menjawabnya. Juga ketika ada seseorang yang

Page 42: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 43

bernadzar untuk melakukan sesuatu yang tidak diwajibkan,maka perbuatan semacam itu dilarang. Begitu pula halnyadengan ketentuan kafarat wajib atas pelanggaran tertentu.

Telah banyak kejadian Allah memberatkan seseorangdengan takdir, misalnya orang yang biasa memberatkan diridalam sesuatu hal, baik dengan mewajibkan sesuatu yangtadinya tidak wajib atau mengharamkan yang tidak haram,lalu ia ditimpa musibah karena perbuatannya itu. Contohnya,orang yang merasa ragu melaksanakan thaharah sesuai tun-tunan, lalu ia menambah melebihi ketentuan yang semestinya.Orang semacam ini akan mendapatkan kesulitan yang besarkarena ia telah menambah-nambah amalan yang tidak perlu.

Maksud hadits di atas sejalan dengan firman Allah padasurah Al A‘raf ayat 157:

“Dan Dia (Allah) melepaskan dari mereka beban-beban beratmereka dan belenggu-belenggu yang sebelumnya membe-lenggu mereka.”

Pada ayat ini digunakan kata ashar (beban-beban berat),yaitu beban karena mewajibkan dirinya melakukan hal yangtidak wajib. Dan kata aghlal (belenggu) adalah mengharam-kan sesuatu yang tidak diharamkan. Orang yang memberat-beratkan diri dengan mewajibkan sesuatu yang tidak wajibdan membelenggu diri dengan menjauhi sesuatu yang tidakharam mengakibatkan ia terkungkung. Perbuatan semacamini dilarang. Inilah yang dimaksud oleh firman Allah padasurah Al Maidah ayat 87, yang sebab turunnya sudah populer:

Page 43: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

44 Bahaya mengekor non muslim

“Wahai orang-orang beriman, jangan kalian mengharamkanhal-hal baik yang telah Allah halalkan kepada kalian danjanganlah kalian melampaui batas karena Allah sungguh-sungguh tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Kasus memberatkan diri semacam ini juga tersebut didalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas binMalik, ia berkata: “Tiga orang datang ke rumah istri Nabi ,lalu bertanya tentang ibadah Rasulullah . Tatkala merekadiberitahu tentang ibadah beliau, mereka seolah-olah merasatidak berarti dalam menjalankan ibadah dibanding ibadahbeliau. Lalu mereka berkata: “Apa artinya diri kita dibanding-kan dengan Rasulullah , padahal beliau telah diampuni olehAllah dosanya yang lalu dan yang akan datang. Salah seorangdari mereka berkata: “Saya akan shalat lail selamanya.” Yanglain berkata: “Saya akan puasa sepanjang tahun selamanya.”Yang lain lagi berkata: “Saya akan menjauhi perempuan se-hingga saya tidak akan beristri selamanya.” Lalu Rasulullah datang kepada mereka dan beliau bersabda:

“Kaliankah yang tadi berkata begini dan begitu? Demi Allah,ketahuilah bahwa aku adalah orang yang paling takut kepadaAllah, paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Namundemikian, aku berpuasa dan berbuka, aku melaksanakan shalatlail dan tidur, dan aku juga beristri. Barang siapa membenciSunnahku, maka dia bukan dari golonganku.” (HR. Bukhari)

Banyak hadits lain yang semakna dengan hadits di atasyang menerangkan bahwa cara-cara hidup Nabi adalahwajar dalam melakukan ibadah dan dalam mengendalikan

Page 44: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 45

nafsu. Cara-cara beliau jauh lebih baik dari pada cara kepen-detaan Nasrani yang secara total meninggalkan pemenuhandorongan nafsu seksual sehingga tidak mau menikah, merekajuga berlebih-lebihan dalam melakukan puasa dan berdo‘a.

Beberapa contoh di atas menjelaskan tentang ajaran Islamberkenaan dengan perintah menyelisihi perbuatan kaumYahudi yang menjadikan hati mereka membatu, tidak maumengingat Allah dan ayat-ayat-Nya. Padahal mengingat Allahmenyebabkan hati menjadi hidup. Juga perintah menyelisihicara-cara hidup kependetaan kaum Nasrani yang merekabuat-buat. Di antara kita –yang menamakan diri orang ber-ilmu atau beragama– ada yang terpengaruh golongan Yahudidan golongan Nasrani, sehingga meniru perbuatan mereka.

Contoh lain sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu‘Abbas bahwa ia berkata:

“Rasulullah bersabda pada pagi hari di ‘Aqabah ketika beliauberada di atas untanya: ‘Ambilkanlah untukku kerikil.’ Lalusaya ambilkan 7 kerikil untuk beliau sebesar kerikil untukmelempar. Lalu beliau menaruhnya pada telapak tangannyaseraya bersabda: ‘Terhadap orang-orang seperti mereka hen-daklah kamu lemparkan ini.’ Kemudian sabdanya: ‘Wahaimanusia, jauhkanlah dirimu dari sikap berlebih-lebihan dalamagama, karena sesungguhnya kehancuran umat sebelum kamu

Page 45: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

46 Bahaya mengekor non muslim

adalah sikap berlebih-lebihan dalam agama.’” (HR. Ahmad danNasa’i, hadits shahih)

Kalimat “jauhkanlah dirimu dari sikap berlebih-lebihandalam agama” merupakan kata-kata umum yang meliputisemua bentuk sikap berlebihan dalam agama, baik aqidahmaupun dalam amaliah. Berlebih-lebihan artinya melampauibatas dengan cara menambahkan sesuatu dari ketentuan yangsebenarnya, baik tambahan yang terpuji maupun tercela.Kaum Nasrani merupakan kaum yang paling banyak bersikapberlebih-lebihan dalam aqidah dan amaliah. Hal ini terjadipada semua golongan mereka. Berkaitan dengan sikapmereka itulah Allah menyebutkan larangan bersikap berlebih-lebihan di dalam Al-Qur‘an pada surah An Nisaa’ ayat 171:“Wahai ahli kitab janganlah kamu sekalian berlebih-lebihandalam urusan agama kamu.”

Oleh karena itu, Nabi mengingatkan kita untuk tidakmeniru orang-orang sebelum kita, mereka dahulu melakukandiskriminasi dalam menjalankan hukum antara golonganterhormat dan golongan rendah. Beliau memerintahkan kitaagar memperlakukan semua manusia sama di hadapanhukum. Mayoritas politisi beranggapan bahwa tindakanmemaafkan para pemimpin dari hukuman sebagai tindakanpolitik yang bijaksana.

Dari Barra’ bin ‘Azib, ia berkata: “Nabi pernah melewatiseorang Yahudi yang sedang dicoreng-moreng mukanya dandicambuk, lalu beliau memanggil ulama mereka (pemimpinYahudi), kemudian beliau bersabda: “Apakah seperti ituhukuman bagi pezina yang kalian temukan dalam kitab sucikalian?” Mereka menjawab: “Ya.” Lalu beliau memanggilsalah seorang dari ulama mereka, beliau bersabda: “Aku ber-sumpah dengan nama Allah Tuhan yang telah menurunkanTaurat kepada Musa, apakah demikian hukuman bagi pezina

Page 46: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 47

yang kamu temukan dalam kitab suci kamu?” Jawabnya:“Tidak, sekiranya bukan karena tuan menyumpah saya sepertiini, niscaya saya tidak akan memberitahukan hal ini kepadatuan. Kami menemukan hukuman dalam masalah ini adalahrajam. Akan tetapi, sebagian besar dari kalangan terhormatkami, apabila yang dijatuhi hukuman adalah orang terhormat,maka dia kami lepaskan, dan apabila yang kami hukum ituorang rendah, maka kami jalankan hukum itu atas dirinya.Lalu kami berkata: ‘Marilah kalian kemari, marilah kitamenegakkan hukum yang sama bagi yang terhormat maupunbagi yang rendah. Kemudian kami membuat hukumanmencoreng-moreng muka pelaku dengan warna hitam dandera sebagai pengganti rajam.’” Lalu Nabi bersabda: “YaAllah, sungguh akulah orang pertama yang menghidupkanperintah-Mu pada saat mereka telah mematikannya.” Kemu-dian beliau menyuruh mereka melaksanakan hukuman rajam.(HR. Bukhari dan Muslim)

Page 47: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

48 Bahaya mengekor non muslim

Bab 6

PPPPPanggilan untukshalat berjama‘ah

IIIII bnu Taimiyah berkata bahwa Abu Dawud telah me-riwayatkan sebuah hadits:

Page 48: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 49

Dari Abi ‘Umair bin Anas dari beberapa orang pamannya darikalangan Anshar, ia berkata: “Nabi sangat memperhatikanshalat, bagaimana cara mengumpulkan manusia untuk shalat?Lalu ada orang berkata kepada beliau: ‘Pasanglah benderasetiap kali datang waktu shalat. Apabila mereka melihatbendera itu, maka satu dengan lainnya akan saling memberi-tahu,’ akan tetapi Nabi tidak senang dengan cara itu. Lalu iaberkata: “Kemudian mereka mengusulkan kepada Nabi untukmeniup terompet seperti terompet kaum Yahudi, tetapi beliautidak menyenangi hal itu, Nabi bersabda: ‘Itu adalah caraYahudi.’” Ia berkata: “Lalu ada orang mengusulkan lonceng,lalu Nabi bersabda: “Itu adalah perbuatan kaum Nasrani.”Lalu ‘Abdullah bin Zaid bin ‘Abdi Rabbih - salah seorang yangdiperhatikan oleh Nabi - pulang. Ia bermimpi mendengaradzan. Lalu besok paginya ia datang kepada Rasulullah danmemberitahukan mimpinya itu. Ia berkata: “Wahai Rasulullah,aku dalam keadaan antara tidur dan bangun, tiba-tiba datangseseorang kepadaku, lalu aku bermimpi mendengar adzan.”Umar bin Khattab juga telah bermimpi seperti itu sebelumnya,tetapi ia rahasiakan sampai 20 hari lamanya. Kemudian iaberitahukan mimpinya itu kepada Nabi . Beliau bersabdakepadanya: “Apa yang menghalangi kamu memberitahukan halitu kepada kami? Lalu ia menjawab: “‘Abdullah bin Zaid telahmendahului aku sehingga aku malu.” Lalu Rasulullah bersabda: “Wahai Bilal, berdirilah kamu dan perhatikanlah apayang diajarkan ‘Abdullah bin Zaid kepadamu, lalu hendaklahkamu laksanakan.” Rawi berkata: “Lalu Bilal adzan.”

Page 49: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

50 Bahaya mengekor non muslim

Pada hadits di atas Nabi menyebutkan alasan mengapabeliau tidak menyukai terompet kaum Yahudi dan loncengkaum Nasrani yang dibunyikan dengan tangan. Alasannyaadalah bahwa terompet itu merupakan tradisi Yahudi danlonceng merupakan tradisi Nasrani. Menyebutkan sifatsesuatu haruslah menerangkan alasannya. Hadits ini sekaligusmenetapkan adanya larangan melakukan segala sesuatu yangberasal dari tradisi kaum Yahudi atau Nasrani, sekalipunterompet Yahudi asal mulanya dari Nabi Musa. Nabi Musapada masa hidupnya memanggil shalat dengan membunyikanterompet. Sedangkan lonceng Nasrani adalah hasil rekayasamereka, karena syari‘at agama Nasrani kebanyakan dicipta-kan oleh para pendeta dan pastur mereka. Oleh karena itu,hal ini menunjukkan larangan secara mutlak semua macambunyi-bunyian dalam urusan ibadah sekalipun di luar shalat,karena kaum Nasrani membunyikan lonceng-lonceng merekadi berbagai waktu di luar waktu-waktu ibadah. Sedangkansyi‘ar agama Islam yang lurus adalah adzan yang bermaknapanggilan untuk mengingat Allah, suatu panggilan yang mem-buka pintu-pintu langit dan mengusir setan serta menurunkanrahmat.

Page 50: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 51

Bab 7

GGGGGolongan dzimmimembuat syaratuntuk dirinya sendiri

IIIII bnu Taimiyah berkata: “Khalifah ‘Umar bin Khattab,seorang sahabat, kebanyakan para pemimpin dan ahli

fiqih menetapkan bahwa golongan dzimmi dari kalangankaum Nasrani dan lain-lain, bila telah membuat syarat-syaratuntuk diri mereka, maka syarat-syarat itulah yang diperlaku-kan kepada mereka. Contoh syarat-syarat itu adalah: ‘Kamiharus menghargai kaum muslimin, kami mempersilahkanmereka bila ingin ikut dalam majelis-majelis kami, kami tidakakan meniru pakaian-pakaian mereka, seperti: peci, sorban,terompah atau menyisir rambut menjadi dua bagian atauberbicara dengan bahasa mereka, menggunakan nama-namapanggilan mereka, menunggang kendaraan di atas pelana.Kami juga tidak menyelempangkan pedang, tidak membawasenjata, tidak mengukir cincin-cincin kami dengan tulisanArab, tidak menjual belikan khamr, tidak menggunakanjambul. Kami tetap memakai pakaian tradisi kami dimanapunberada, tidak menampakkan tanda-tanda salib di gereja-gerejakami, tidak menampakkan salib dan buku-buku agama kamisedikit pun di jalan-jalan kaum muslimin, di pasar-pasar

Page 51: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

52 Bahaya mengekor non muslim

mereka, tidak membunyikan lonceng dengan keras di gereja-gereja kami, tidak mengeraskan suara kami ketika mengiringijenazah-jenazah kami dan tidak menyalakan api waktumengiringi jenazah di jalan-jalan kaum muslimin.’” (HR.Harb dengan sanad baik).

Penetapan-penetapan tersebut di atas telah sangat terkenaldalam kitab-kitab fiqih dan kitab ilmu. Para ulama bersepakathal ini bersumber dari tokoh-tokoh yang mereka ikuti danjuga dari murid-murid para tokoh tersebut. Karena sudahpopuler di kalangan para ahli fiqih, maka kami tidak menye-butkan pernyataan para ulama tersebut satu persatu. Pendapatpara ulama tentang hal ini secara garis besar dapat dikelom-pokkan sebagai berikut:

Golongan pertama. Perlunya persetujuan dari merekaagar secara lahiriah menyelisihi kaum muslimin dalamlambang-lambang, pakaian, nama, kendaraan, percakapandan lain sebagainya, sehingga dapat dibedakan mana yangmuslim mana yang kafir. ‘Umar bin Khattab dan kaummuslimin tidak menetapkan secara khusus perbedaan ter-sebut, perbedaan hanya didasarkan pada petunjuk umumsedangkan rinciannya disesuaikan dengan keadaan setempat.Karena untuk membuat ketetapan yang rinci memerlukanadanya kesepakatan kalangan kaum muslim dalam halperbedaan secara lahiriyah dengan golongan kafir danmenjauhi lambang-lambang yang menyerupai mereka.

Berkenaan dengan syarat-syarat golongan dzimmi ini,Abu Syekh Al Ashbahani telah meriwayatkan bahwa ‘Umarpernah menulis surat yang isinya: “Janganlah kalian mengada-kan surat-menyurat dengan golongan dzimmi sehingga antarakalian dengan mereka terjalin perasaan saling cinta. Jangankalian memberikan gelar-gelar kepada mereka, tetapi berilahpanggilan-panggilan yang biasa, dan jangan kalian berbuat

Page 52: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 53

zalim kepada mereka. Suruhlah kaum perempuan golongandzimmi untuk mengikat rambut mereka dan merendahkansanggul rambutnya serta meninggikan kainnya sampaipertengahan betisnya, sehingga kita dapat membedakanpakaian mereka dari pakaian kaum muslimat. Jika merekatidak menyukai hal semacam itu, maka hendaklah merekamasuk Islam dengan sukarela ataupun terpaksa.”

Ibnu Taimiyah berkata: “Kewajiban untuk berbeda antaragolongan dzimmi dengan kaum muslim, sepanjang penge-tahuan saya tidak ada perbedaan pendapat. Namun, apabilamereka tidak mau menyelisihi kita, dalam hal ini adaperbedaan pendapat, mereka yang diharuskan melakukanperubahan, ataukah kita yang berkewajiban untuk melakukanperubahan.

Di antara syarat-syarat lain yang harus berlaku bagigolongan dzimmi adalah merahasiakan kemungkaran dalamagama mereka, tidak boleh menampakkannya, misalnyaminum minuman keras, membunyikan lonceng, menyalakanapi ketika mengiringi jenazah, melakukan keramaian hari-haribesar dan lain-lain.

‘Umar dan kaum muslimin saat itu, serta para ulama danpara penguasa Islam sepakat melarang mereka menampakkanlambang-lambang yang menjadi ciri-ciri khusus mereka dinegeri-negeri Islam, lebih-lebih lambang-lambang khususkaum musyrik. Lambang-lambang tersebut tidak boleh diper-lihatkan secara terbuka di negeri-negeri Islam. Lalu bagaimanajika justru kaum muslim sendiri yang melakukannya ataumemperlihatkannya? Misalnya menghormati hari-hari besarmereka dan lain sebagainya. Padahal perbuatan semacam inimenunjukkan sikap menghormati mereka yang membuat me-reka merasa senang, sebagaimana mereka akan merasa sedihapabila ajaran agama mereka yang batil ini dipinggirkan.

Page 53: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

54 Bahaya mengekor non muslim

Golongan kedua. Dari sejumlah sumber yang disepakatimenunjukkan bahwa memberlakukan syarat-syarat yangdibuat sendiri oleh golongan dzimmi telah diperintahkanpelaksanaannya oleh lebih dari seorang sahabat dan tabi‘indalam berbagai kesempatan. Hal ini sudah tersebar luas tanpaada seorangpun yang mengingkarinya.

Page 54: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 55

Bab 8

PPPPPerlunya bahasa Arabuntuk memahami Islamdengan benar

IIIII bnu Taimiyah berkata: “Allah menurunkan Al-Qur‘andalam bahasa Arab dan menjadikan rasul-Nya menyam-

paikan isi Al Qur‘an dan hikmah dengan bahasa Arab. Orang-orang generasi pertama berbicara dengan bahasa Arab,sehingga tidak ada jalan untuk memperkokoh diri dalam ber-agama dan memahami agamanya dengan baik kecuali denganbahasa Arab. Dengan demikian bahasa merupakan bagiandari agama. Orang yang biasa berbahasa ini akan lebih mudahmemahami agama Allah dan lebih mendekatkan usahanyamenegakkan syi‘ar agama. Juga dapat lebih mendekati parapendahulunya dari golongan Muhajirin dan Anshar dalammengintegrasikan urusan-urusan mereka.” Bahasa Arab dapatmenjadi pengantar bagi hal-hal lain, seperti ilmu dan akhlak.

Tradisi mempunyai pengaruh besar terhadap hal-hal yangdicintai ataupun dibenci oleh Allah. Oleh karena itu, syari‘atIslam mengharuskan mengikuti tradisi generasi terdahulu(para sahabat, tabi‘in dan tabi‘ut tabi‘in) dalam hal berpen-dapat dan beramal, dan membenci sikap berpaling dari

Page 55: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

56 Bahaya mengekor non muslim

kebiasaan mereka untuk meniru kaum lain tanpa ada udzuryang dibenarkan syari‘at.

Tegasnya, larangan meniru golongan non muslim jugadimaksudkan agar tidak menghilangkan keutamaan dankelebihan yang telah Allah berikan kepada generasi terdahuludan jangan sampai mengalami kerusakan ataupun kelemahanseperti yang terjadi pada generasi setelah mereka. Ketikakaum mukmin mengetahui tradisi-tradisi bangsa Parsi danlain-lain, maka sebagian dari kaum mukmin segera bersung-guh-sungguh kembali meniru generasi terdahulu, sehinggamereka menjadi pengikut-pengikut generasi terdahulu yangmemperoleh kebaikan sampai hari kiamat. Dan sebagianbesar dari kaum mukmin Parsi menjadi pemimpin bagigolongan lain. Kaum mukmin menghargai sebagian orang-orang mukmin Parsi yang mereka pandang lebih dekatkepada cara hidup para sahabat, sampai-sampai Al Ashma‘ipernah berkata: “Orang-orang ‘ajam dari Ashbahan (Parsi)bagaikan golongan Quraisy non Arab.”

Ibnu Taimiyah berkata: “Tentang memberi nama-namabulan dengan nama-nama asing, Abu Ahmad Al Kirmanipernah berkata bahwa saya pernah berkata kepada ImamAhmad: “Bangsa Parsi memberi nama-nama hari dan bulandengan istilah yang tidak kami mengerti.” Ternyata ImamAhmad sangat tidak senang dengan hal itu. Imam Ishaqditanya orang: “Bagaimana seseorang yang mempelajarinama-nama bulan Romawi dan Parsi?” Jawabnya: “Selamanama-nama itu diketahui artinya dalam bahasa mereka, makahal itu tidak ada salahnya.”

Imam Ahmad tidak menyukai nama-nama ini karena duahal, yaitu:1. Bilamana maknanya tidak dimengerti, boleh jadi mem-

punyai makna yang haram, sehingga seorang muslim

Page 56: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 57

dilarang mengucapkan kata-kata yang maknanya tidak diamengerti. Oleh karena itu, beliau tidak senang denganbacaan-bacaan untuk menyembuhkan orang sakit daribahasa non-Arab, karena boleh jadi mengandung penger-tian yang tidak dibolehkan oleh syari‘at Islam.

2. Beliau tidak senang karena beliau tidak menginginkan se-orang muslim membiasakan diri dengan bahasa non-Arab.Sebab bahasa Arab merupakan simbol Islam dan umatnya,dan bahasa suatu umat merupakan simbol yang palingpenting untuk membedakan dirinya dengan umat lain.

Ibnu Taimiyah berkata: “Membiasakan berbicara denganbahasa non Arab, sehingga bahasa non-Arab menjadi bahasapokok suatu negeri dan bagi penduduknya, hukumnyamakruh karena meniru orang-orang ‘ajam. Oleh karena itu,ketika kaum mukmin menempati negeri Syam dan Mesir,dimana penduduk negeri-negeri itu menggunakan bahasaRomawi, kaum muslim membiasakan penduduk negeri-negeri tersebut menggunakan bahasa Arab. Demikian pulaketika menempati dengan negeri Irak dan Khurasan yangpenduduknya berbahasa Parsi, negeri Afrika Utara yangpenduduknya berbahasa Bar-bar, sehingga penduduk dinegeri-negeri ini menjadikan bahasa Arab sebagai bahasapenduduk negeri itu, baik yang muslim maupun yang kafir.Hanya saja, kemudian mereka meninggalkan bahasa Arabdan membiasakan berbicara dengan bahasa Parsi sehinggabahasa ini menguasai penduduk, sedangkan bahasa Arabmenjadi asing.

Jalan yang paling baik adalah membiasakan berbicaradalam bahasa Arab, dan menganjurkan anak-anak mempe-lajarinya di surau-surau dan sekolah-sekolah Islam. Denganbegitu umat Islam menjadi lebih mudah memahami Al-Qur‘an dan As-Sunnah serta pendapat kaum salaf.

Page 57: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

58 Bahaya mengekor non muslim

Ketahuilah, bahwa kebiasaan berbahasa Arab dapatmempermudah mengikuti generasi umat Islam terdahulu darikalangan sahabat dan tabi‘in yang akan menambah kekuatanpikiran, agama dan akhlak.

Bahasa Arab merupakan bagian dari agama dan menge-tahuinya adalah suatu kewajiban. Sebab memahami Al-Qur‘an dan As-Sunnah adalah wajib, yang hal itu hanya dapatdilakukan dengan memahami bahasa Arab. Sesuatu perbuatanyang dilakukan untuk menyempurnakan pelaksanaan suatukewajiban, hukumnya menjadi wajib. Kewajiban ada yangwajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah.

Inilah maksud dari hadits yang diriwayatkan oleh AbuBakar bin Abu Syaibah dari ‘Umar bin Yazid, ia berkata:“Umar mengirim surat kepada Abu Musa Al Asy‘ari yangisinya: ‘Hendaklah kalian benar-benar memahami As-Sunnah.Hendaklah kalian benar-benar memahami bahasa Arab danpahamilah Al-Qur‘an itu dalam bahasa Arab, karena sesung-guhnya Al-Qur‘an itu menggunakan bahasa Arab.’” Masalahyang diperintahkan oleh ‘Umar di atas, yaitu memahamibahasa Arab untuk memahami syari‘at Islam merupakan halyang menjadi kebutuhan. Sebab agama ini mencakup masalahnash dan amalan. Memahami bahasa Arab menjadi jalanuntuk memahami nash agama, sedangkan memahami As-Sunnah adalah jalan untuk memahami amalan agama.

Page 58: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 59

Bab 9

LLLLLarangan mengikutihari besar non-Islam

IIIII bnu Taimiyah berkata: “Adapun alasan larangan iniadalah firman Allah pada surah Al Furqan ayat 72:

“Dan mereka (orang-orang mukmin) yang tidak menghadirikebohongan dan apabila mereka melewati tempat tersebut,maka mereka berlalu dengan sikap sopan.”

Lebih dari seorang dari kalangan tabi‘in dan lain-lain,misalnya Rabi’ bin Anas menafsirkan kata-kata “zuur”(kebohongan) pada ayat di atas adalah hari-hari besar kaummusyrik. Pengertian semacam ini juga diriwayatkan dari‘Ikrimah, ia berkata: “… yaitu hari mereka bersenang-senangpada zaman jahiliyah.”

Diriwayatkan pula dari ‘Amir bin Murrah, bahwa ayat:“laa yasyhaduunaz zuur” (mereka tidak menghadiri kebo-hongan), ialah mereka tidak menolong golongan musyrikdalam melakukan kemusyrikan mereka dan tidak pulabergaul dengan mereka. Diriwayatkan dari Atha’ bin Yasar

Page 59: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

60 Bahaya mengekor non muslim

bahwa ‘Umar bin Khaththab pernah berkata: “Jauhilah olehkalian hari-hari besar orang ‘ajam dan jangan kalian menda-tangi hari besar kaum musyrik di gereja-gereja mereka.”

Ada segolongan yang menyatakan bahwa yang dimaksuddengan syahadatuz zuur pada ayat tersebut adalah kesaksiandusta. Akan tetapi pendapat ini diperselisihkan, karena Allahberfirman dengan kalimat laa yasyhaduunaz zurr, bukandengan kalimat laa yasyhaduuna bizzurr. Orang Arab menga-takan syahidtu kadza maknanya ‘aku menghadirinya’, sepertiIbnu ‘Abbas berkata ‘syahidtul ‘idda ma‘aa rasuulillaahi ’,artinya ‘aku menghadiri shalat ‘ied bersama Rasulullah .’Juga perkataan ‘Umar ‘alghaniimatu liman syahidal waq‘ah’,artinya ‘bagian rampasan perang untuk orang yang meng-hadiri peperangan.’ Kalimat syahida dengan arti ‘menghadiri’banyak terpakai dalam percakapan orang Arab. Adapunkalimat syahidtu bi kadzaa, artinya ‘aku memberitahukandemikian.’

Pada hari-hari besar golongan musyrik itu terkumpulperkara-perkara syubhat, kesaksian (bohong) dan kebatilansehingga menghadiri acara tersebut tidak ada manfaatnya baikbagi agama maupun bagi kehidupan dunia, sedangkan akibatburuknya jelas merugikan. Oleh karena itu, dikatakan sebagaiperbuatan dusta (bohong), dan menghadiri acara semacamitu dikatakan menyaksikan (kebohongan).

Orang yang tidak mau menghadiri hari-hari besar kaummusyrik yang merupakan kegiatan dusta, baik hadir untukmenyaksikannya atau sekadar mendengarkannya mendapatpujian dari Allah. Sebaliknya, orang yang menyetujui atauikut terlibat langsung dalam kegiatan tersebut bukan sekadarmenyaksikan tentu saja mendapat celaan dari Allah.”

Ayat di atas berisikan pujian terhadap orang-orangmukmin dan merupakan peringatan agar kita tidak menyaksi-

Page 60: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 61

kan atau menghadiri hari-hari besar golongan musyrik danacara-acara keagamaan yang mereka buat-buat, sekaligusmenunjukkan larangan menghadiri hari-hari tersebut. Olehkarena itu, Allah menamakan acara-acara tersebut sebagaikebohongan.

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah pernahdatang ke Madinah yang saat itu penduduknya mempunyai duahari khusus untuk bersenang-senang. Lalu beliau bertanya:“Dua hari apa ini?” Mereka (penduduk Madinah) menjawab:“Pada masa jahiliyah kami biasa bersenang-senang pada duahari ini.” Lalu Rasulullah bersabda: “Sungguh Allah telahmenggantikan dua hari ini dengan dua hari yang lebih baik,yaitu hari raya ‘Idul Adha dan ‘Idul Fitri.” (HR. Abu Dawuddengan sanad rawi-rawi Muslim).

Maksudnya, perbuatan orang jahiliyah bersenang-senangpada kedua hari tersebut tidak dibenarkan oleh Rasulullah dan beliau tidak membiarkan kebiasaan mereka bersenang-senang pada kedua hari tersebut. Beliau bersabda: “SungguhAllah telah menggantikan dua hari ini dengan dua haribersenang-senang yang lebih baik, yaitu hari raya ‘Idul Adhadan ‘Idul Fitri.” Kata “menggantikan” artinya meninggalkanyang digantikan, sebab antara yang menggantikan denganyang digantikan tidak bisa disatukan, salah satu harusditinggalkan. Hal ini sebagaimana firman Allah pada surah

Page 61: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

62 Bahaya mengekor non muslim

Saba’ ayat 16: “Dan Kami (Allah) gantikan kepada merekadua kebun yang buah-buahannya pahit, pohon asl dan sedikitpohon sidr.” Begitu pula firman Allah pada surah Al Baqarahayat 59: “Lalu orang-orang zalim itu menggantinya dengansesuatu yang tidak diperintahkan kepada mereka.”

Sabda Nabi kepada kaum mukmin Madinah “SungguhAllah telah menggantikan untuk kamu sekalian….”, menun-jukkan bahwa Nabi melarang orang mukmin mengikutiacara-acara orang jahiliyah pada dua hari tersebut, lalu meng-gantinya dengan dua hari raya Islam. Sebab, penggunaan kata“menggantikan” pada sabda Nabi tersebut dimaksudkansebagai larangan. Dua hari raya Islam tersebut merupakanketentuan syari‘at. Kaum mukmin Madinah selalu merayakandua hari raya tersebut dan tidak pernah meninggalkannyauntuk kembali mengikuti dua hari raya jahiliyah.

Page 62: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 63

Bab 10

TTTTTidak halal memenuhinadzar di tempat-tempatperayaan jahiliyah

PPPPP ada sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud,Tsabith bin Dhahaq berkata:

Seorang laki-laki pada masa Rasulullah bernadzar untukmenyembelih seekor unta di Buanah, lalu Nabi bertanya:“Apakah di tempat itu pernah terdapat berhala yang biasadisembah pada zaman jahiliyah?” Orang itu menjawab:“Tidak.” Beliau bertanya lagi: “Apakah tempat ini biasadigunakan untuk merayakan hari besar mereka?” Orang itu

Page 63: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

64 Bahaya mengekor non muslim

menjawab: “Tidak.” Beliau bersabda: “Penuhilah nadzarmu.”Kemudian sabda beliau lagi: “Tidak boleh memenuhi nadzaruntuk berbuat durhaka kepada Allah dan tidak boleh pulanadzar atas sesuatu yang tidak mampu ia dilakukan.” (HR. AbuDawud, hadits semakna dengan ini terdapat pada riwayatBukhari dan Muslim)

Ibnu Taimiyah berkata: “Seandainya menyembelih ditempat-tempat dilaksanakannya hari raya jahiliyah itu boleh,niscaya Nabi membenarkan memenuhi nadzar di tempattersebut, bahkan Nabi akan mewajibkannya karenamemenuhi nadzar hukumnya wajib, tidak terkecuali nadzaruntuk menyembelih di tempat-tempat tersebut. Selanjutnya,apabila menyembelih di tempat-tempat pelaksanaan hari rayajahiliyah saja dilarang, sudah tentu melaksanakan beberapakegiatan pada hari raya –yang merupakan bagian dariperayaan hari raya tersebut– lebih terlarang lagi.”

Lebih jelasnya, hari raya adalah hari-hari yang biasadijadikan waktu khusus untuk berkumpul beramai-ramai.Sabda Nabi yang menanyakan “Apakah tempat ini biasadigunakan untuk merayakan hari besar mereka?”, maksudnyaialah biasa digunakan sebagai tempat berkumpul merekauntuk berhari raya. Tatkala laki-laki tersebut menjawab“Tidak”, maka Nabi bersabda kepadanya: “Penuhilahnadzarmu.”

Nabi melarang seseorang menyembelih hewan kurbandi tempat yang dahulu biasa digunakan orang-orang kafiruntuk berhari raya, walaupun setelah mereka menjadi muslimtidak lagi berhari raya di tempat tersebut. Pada riwayattersebut, orang yang bertanya tidak ingin menjadikan tempattersebut sebagai tempat berhari raya, tetapi hanya sekadarmenyembelih. Menyembelih di tempat tersebut tidak dibo-lehkan karena dikhawatirkan kebiasaan berhari raya di tempat

Page 64: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 65

itu muncul kembali, sekalipun pesta hari raya di tempattersebut sebenarnya hanya berupa pasar tahunan agama,yang mereka jadikan sebagai tempat transaksi dan berpesta.Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh orang Ansharkepada Nabi “Dua hari yang pada zaman jahiliyah biasakami gunakan untuk bersenang-senang.” Hari raya tersebutsama sekali bukan menjadi hari peribadatan bagi mereka.Nabi membedakan antara tempat yang digunakan sebagaitempat menyembah berhala dengan tempat yang digunakansebagai tempat berhari raya. Hadits ini dengan tegas melarangseseorang melakukan kegiatan apapun di tempat berlangsungperayaan hari-hari besar jahiliyah dan melarang mengikutihari-hari raya orang kafir. Adanya pengakuan Islam terhadapahli kitab untuk tetap memeluk agama mereka tidak berartibahwa hal itu memberikan hak kepada umat Islam untukmengikuti hari-hari raya mereka. Juga tidak berarti mem-berikan pembenaran kepada umat Islam untuk mengikutikegiatan dan aktifitas orang-orang kafir dalam perbuatan-perbuatan dosa mereka. Bahkan Nabi telah dengan kerasmenyuruh umatnya menyelisihi mereka dalam banyak hal,baik yang bersifat mubah maupun perbuatan-perbuatan yangbersifat keagamaan. Hal ini dilakukan agar tidak menyebab-kan umat Islam melakukan hal yang sejalan dengan tradisiatau agama mereka. Bila hal ini tidak dilarang, maka upayauntuk melenyapkan kebiasaan-kebiasaan mereka akan sulitdilakukan. Dengan melakukan hal yang menyelisihi ke-biasaan mereka akan lebih menjauhkan kita dari mengikutikegiatan dan tradisi golongan ahli neraka.

Page 65: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

66 Bahaya mengekor non muslim

Bab 11

MMMMMenjauhi hari-hari rayamusuh-musuh Allah

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: “Barang siapa menetap dinegeri kaum musyrik dan ia mengikuti hari raya dan hari besarmereka, serta meniru perilaku mereka sampai mati, maka kelakia akan dikumpulkan bersama mereka di hari kiamat.” (HR.Baihaqi dengan sanad shahih)

Baihaqi berkata: “Hadits ini merupakan larangan meng-khususkan hari-hari tertentu, di luar ketentuan syari‘at Islam.”‘Umar bin Khaththab melarang umat Islam menggunakanbahasa mereka dan ikut masuk gereja pada hari raya mereka.Tentu saja dia juga melarang mengikuti sebagian acarakeagamaan mereka, karena mengikuti sebagian acara ke-agamaan mereka lebih besar dosanya daripada sekadarmenggunakan bahasa mereka. Dan mengikuti kegiatan

Page 66: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 67

perayaan hari-hari besar mereka lebih besar dosanya daripadasekadar masuk ke gereja pada hari raya mereka? ApabilaAllah murka kepada mereka lantaran mereka melakukanperayaan pada hari-hari raya mereka, maka orang yangmengikuti perayaan tersebut berarti menantikan datangnyamurka Allah.

‘Abdullah bin ‘Amr telah menjelaskan bahwa kalimat“Barang siapa menetap di negeri kaum musyrik dan iamengikuti hari raya dan hari besar mereka, serta meniruperilaku mereka sampai mati, maka kelak ia akan dikumpul-kan bersama mereka” menunjukkan bahwa orang tersebutmenjadi kafir karena keikut sertaannya dalam semua kegiatanmereka atau paling tidak ia telah melakukan dosa-dosa besaryang menyebabkan dirinya mendapat siksa neraka. Jikamengikuti semua kegiatan mereka menyebabkan seseorangmenjadi kafir, maka mengikuti sebagian kegiatan merekaadalah perbuatan durhaka kepada Allah. Jika yang ber-sangkutan bukan orang yang patut mendapatkan siksa, makasudah tentu ia tidak akan mendapatkan hukuman atasperbuatannya ini. Sebab melakukan perbuatan yang bersifatmubah tidak terkena hukuman. Bila melakukan sebagian darisuatu perbuatan adalah tidak tercela, maka melakukansebagian yang lainnya juga tidak dicela. Sebaliknya, bilamelakukan sebagian dari suatu perbuatan adalah tercela,maka melaksanakan sebagian lainnya juga tercela.

Dalam kitab Jami’ pada bab ‘Larangan bagi kaum muslimikut keluar pada hari-hari raya kaum musyrik’ Al-Khalalmenyatakan: “Saya pernah bertanya kepada Ahmad binHambal tentang menghadiri hari-hari raya yang ada padamasyarakat kami di Syam, seperti hari Thur, Zabur, Dirayub,dan lain sebagainya. Kaum muslim menghadiri pekan rayatersebut, mereka menjual kambing, sapi, gandum, beras dan

Page 67: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

68 Bahaya mengekor non muslim

lain sebagainya. Mereka masuk ke pasar tersebut sekadaruntuk membeli dan tidak masuk ke tempat-tempat pemujaanmereka.” Imam Ahmad menjawab: “Jika mereka sekadardatang ke pasar dan mereka tidak masuk ke tempat-tempatpemujaan mereka, maka hal itu boleh.” Imam Ahmad hanyamemberikan keringanan untuk sekadar datang ke pekanrayanya dengan syarat tidak boleh masuk ke tempat-tempatpemujaan mereka.

Page 68: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 69

Bab 12

MMMMMeniru golongan kafirdapat mengakibatkankekafiran atau dosa

IIIII bnu Taimiyah berkata: “Telah jelas bahwa dalamsyari‘at Islam yang lurus dan ketetapan Allah yang

disampaikan kepada rasul-Nya ada kewajiban menyelisihigolongan kafir dalam semua perkara. Hal ini bertujuan untukmencegah berkembangnya keburukan dan untuk menjauh-kan diri dari perbuatan yang menyesatkan.”

Sekiranya sikap mereka kita anggap tidak menjerumuskankepada keburukan, maka berdasarkan prinsip syari‘at kitaberkewajiban meninggalkan hal-hal yang dapat mengantar-kan kepada perbuatan terlarang. Kita telah menyaksikanberbagai kemungkaran, bahkan terkadang menyebabkanseseorang keluar dari Islam sebagai akibat dari perbuatanmeniru golongan kafir.

Rahasia dari semua ini adalah karena meniru golongankafir dapat mengakibatkan kekafiran, atau setidaknya merupa-kan perbuatan maksiat atau mungkin kedua-duanya. Hal-halyang dapat menjerumuskan kepada kekafiran tentu merupa-kan hal yang diharamkan. Tegasnya, meniru golongan kafir

Page 69: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

70 Bahaya mengekor non muslim

adalah haram, karena adanya prinsip syari‘at bahwa apapunyang menjadi penyebab kekafiran haram dilakukan, sekali-pun nampaknya ringan. Dasar pemikirannya adalah suatuperbuatan yang menjadi syarat untuk melakukan perbuatanwajib, maka syari‘at menetapkan bahwa perbuatan tersebuthukumnya wajib.

Syari‘at merupakan santapan rohani dan dapat memper-kuat rohani. Hal ini sebagaimana ucapan Ibnu Mas‘ud yangbeliau sandarkan kepada Nabi : “Setiap pengundang tamuakan merasa senang jika jamuannya dinikmati dan sesung-guhnya jamuan Allah adalah Al-Qur‘an.”

Dalam urusan jasmani, seseorang akan makan sesuatuyang diinginkannya di kala lapar. Ia tidak mau makan yanglain karena tidak suka atau barangkali makanan itu berbahayabagi dirinya atau tidak bermanfaat bagi dirinya atau makananyang dimakannya itu tidak lagi menguatkan badannya.Seseorang yang melakukan perbuatan yang tidak sesuaidengan keinginannya, biasanya kurang bersemangat dankurang bermanfaat. Hal ini berbeda bila yang ia lakukan itumenarik perhatiannya dan sesuai keinginannya, maka ia akanbersemangat melakukannya karena keinginannya tersalurkan,mendapat banyak keuntungan dan dapat menyempurnakankeislamannya. Orang yang suka mendengarkan nyanyianhanya sebagai hiburan, biasanya kurang berminat untukmendengarkan Al-Qur‘an, bahkan mungkin malah tidak sukamendengarkannya. Begitu pula orang-orang yang sukamendatangi tempat-tempat keramat atau semacamnya, padaorang semacam ini tidak lagi ada kecintaan dan kerinduanuntuk beribadah haji, karena dalam hatinya tidak lagi adakecintaan kepada As-Sunnah. Begitu pula orang-orang yangsudah gemar dengan kata-kata hikmah dan sastra pujangga-pujangga Parsi dan Romawi, hatinya tidak lagi mencintai

Page 70: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 71

kalimat hikmah dan sastra Islam. Orang-orang yang cintadengan kisah-kisah dan sejarah para raja, tentu hatinya tidaklagi tertarik dengan kisah-kisah dan sejarah para nabi. Dancontoh-contoh semacam ini masih banyak lagi. Oleh karenaitu, dalam sebuah hadits dari Nabi disebutkan:

“Bila suatu kaum menciptakan suatu perbuatan bid‘ah, makaAllah pasti akan menghilangkan sunnah nabinya dari merekasebanding dengan bid‘ah yang ia ciptakan.” (HR. Ahmad)

Syari‘at Islam sangat keras menentang orang-orang yangmenciptakan bid‘ah dan mengingatkan mereka. Sebab,apabila seseorang telah terbiasa dengan perbuatan bid‘ah,maka ia akan menganggap bid‘ah tersebut sebagai perbuatanyang ringan. Bahkan perbuatan-perbuatan bid‘ah ini dapatmenyebabkan hati dan agamanya rusak. Ia tidak lagi dapatmerasakan manfaat syari‘at Islam karena hatinya sudah tidaklagi lapang untuk menerimanya.

Perbuatan meniru hal-hal yang dhahir dapat menjadikanseseorang kemudian meniru perbuatan-perbuatan tercelayang berkaitan dengan akhlak, bahkan bisa sampai padaperbuatan yang berkaitan dengan aqidah. Dampak burukyang timbul dari meniru golongan kafir terkadang tidak segeraterlihat. Akan tetapi, setelah dampak tersebut terasakan padadiri seseorang, biasanya sulit menghilangkannya. Segalaperbuatan yang menyebabkan terjadinya kerusakan adalahharam. Meniru hal-hal yang dhahir akan menumbuhkankecintaan, rasa senang dan sifat loyal. Kecintaan yangtertanam dalam hati akan melahirkan sikap meniru perilakulahiriah. Hal ini telah terbukti dengan banyak pengalaman.Sebagai contoh, dua orang laki-laki yang berasal dari suatunegeri, bila keduanya bertemu di negeri asing, maka

Page 71: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

72 Bahaya mengekor non muslim

kecintaan, kasih sayang dan perasaan loyal antara keduanyaakan menjadi sangat kuat, sekalipun sewaktu di negerinyasendiri kedua orang tersebut tidak saling kenal bahkanmungkin saling bermusuhan. Hal itu karena kebersamaanketika di negeri asal berbeda dengan kebersamaan di negeriasing. Bahkan dua orang yang bertemu dalam perjalanan ataudi negeri asing, hanya karena keduanya ada persamaansorban, pakaian, model rambut, kendaraan atau yang lainnya,dapat menambah rasa kedekatan antara keduanya. Begitupula kita temukan di dunia ini orang-orang yang profesinyasama, rasa keterikatan dan kedekatan satu sama lain menjadiamat kuat, sekalipun mereka dalam situasi bermusuhan atauberperang, baik perang karena kekuasaan atau karena agama.Begitu pula kita dapati para raja atau yang lain, sekalipunnegeri dan wilayah kekuasaan mereka saling berjauhan, bilasatu dengan yang lain terdapat persamaan, mereka akansaling dekat. Hal ini semua merupakan fitrah atau tabi‘atkecuali apabila ada rintangan agama atau tujuan tertentu.

Bila perbuatan meniru atau menyerupai mereka dalamurusan keduniaan dapat menyebabkan kecintaan dan rasaloyal, apa lagi perbuatan meniru dalam urusan-urusan agama?Dampak dari meniru atau menyerupai dalam hal agama tentulebih besar lagi pengaruhnya terhadap rasa loyalitas, kecin-taan kepada mereka yang bertentangan aqidahnya. Allahberfirman pada surah Al Maidah ayat 51-53:

Page 72: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 73

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi-kan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman dekatkamu. Mereka itu menjadi teman satu dengan yang lain. Barangsiapa di antara kamu menjadikan mereka sebagai teman, makaia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak akanmemberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.Maka engkau (Muhammad) melihat orang-orang yang dalamhatinya ada penyakit, mereka segera berkata: ‘Kami khawatirbahwa kami akan mendapat musibah.’ Maka mudah-mudahanAllah mendatangkan kemenangan atau adzab dari sisi-Nya,sehingga mereka menyesali atas apa yang telah merekarahasiakan dalam hati mereka.Orang-orang beriman berkata: ‘Inikah orang-orang yang telahbersumpah dengan sungguh-sungguh dengan nama Allah,bahwa mereka pasti bersama kamu?’ Amal perbuatan merekasia-sia sehingga mereka menjadi golongan yang rugi.”

Allah juga mencela golongan Yahudi dan Nasrani padasurah Al Maidah ayat 78-81:

“Allah melaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisanDaud dan ̀ Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkanmereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu samalain tidak pernah melarang tindakan munkar yang merekaperbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu merekaperbuat itu. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguh-nya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk dirimereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan merekaakan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada

Page 73: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

74 Bahaya mengekor non muslim

Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkankepadanya (Al Kitab), niscaya mereka tidak akan mengambilorang-orang musyrik itu menjadi penolong-penolong, tapikebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Oleh karena meniru atau menyerupai perbuatan dhahirmerupakan lambang kecintaan, maka perbuatan tersebutdiharamkan seperti yang telah dijelaskan di atas.

Page 74: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 75

Bab 13

MMMMMakanan hari-hari rayaahli kitab haram

IIIII bnu Taimiyah berkata: “Hewan sembelihan ahli kitabyang mereka peruntukkan bagi hari-hari raya mereka

dan sembelihan yang mereka gunakan untuk sesaji sepertihalnya sembelihan kaum muslim untuk ibadah haji dankurban. Sembelihan ini dilakukan guna melaksanakan ibadahmereka kepada Allah. Sebagai contohnya adalah sembelihankaum Nasrani untuk ‘Isa Al-Masih dan ibundanya Maryam.”

Berkaitan dengan hal ini ada dua riwayat Imam Ahmadyang terkenal, beliau berkata: “Bahwa tidak dibenarkanmakan sembelihan semacam itu, sekalipun ketika menyem-belihnya mereka tidak menyebut nama selain Allah.” Laranganmakan sembelihan semacam itu diriwayatkan dari ‘Aisyahdan dari ‘Abdullah bin ‘Umar sebagaimana kata Al Maimuni:“Saya bertanya kepada Abu ‘Abdullah tentang sembelihanahli kitab.” Ia menjawab: “Jika mereka menyembelih untukgereja-gereja mereka (atau untuk hari raya mereka), makasembelihan itu tidak halal.” Lalu ia berkata: “Mereka secaradhahir menyebut nama Allah, tetapi sebenarnya mereka

Page 75: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

76 Bahaya mengekor non muslim

menyembelih hewan-hewan itu dipersembahkan untuk AlMasih (Yesus).”

Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Walid bin Muslimdari Auza‘i, ia berkata: “Saya bertanya kepada Maimuntentang sembelihan kaum Nasrani untuk hari-hari rayamereka dan untuk gereja-gereja mereka, maka ia melarangmemakannya.” Ahmad bin Hambal berkata, saya mendengarAbu ‘Abdullah berkata: “(Sembelihan ahli kitab untuk hariraya mereka) tidak boleh dimakan, karena sembelihantersebut termasuk sembelihan sesaji bukan sembelihankarena Allah, tetapi sembelihan mereka selain itu halaldimakan. Allah hanya menghalalkan sembelihan merekaselama disebut nama Allah.” Allah berfirman pada surah AlAn‘aam ayat 121:

“Dan janganlah kamu sekalian makan sembelihan yang tidakdisebut nama Allah ketika menyembelihnya.”

Dan firman-Nya pada surah Al Maidah ayat 5:

“Dan semua sembelihan untuk berhala (diharamkan).”

Maka semua sembelihan yang diperuntukkan bagi sesaji,dagingnya tidak boleh dimakan.

Ahmad bin Hambal juga berkata, jika ada yang bertanya,bagaimana bila ketika menyembelihnya mereka menyebutnama-nama selain Allah, misalnya mereka mengucapkan:“Dengan nama Al Masih” atau ucapan lain semacam itu,maka haramnya sudah jelas. Adapun kalau mereka tidakmenyebut nama siapapun, akan tetapi dalam hati merekamaksudkan menyembelih hewan untuk Al-Masih, untuk

Page 76: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 77

bintang dan lain sebagainya, maka apa alasan mengaharam-kan sembelihan semacam itu?

Jawabnya: “Telah disebutkan adanya isyarat semacam itu,yaitu bahwa Allah telah mengharamkan sembelihan yangdiperuntukkan bagi berhala. Sembelihan semacam itu diha-ramkan sekalipun sembelihan ahli kitab. Kalau sembelihanyang diperuntukkan bagi berhala adalah haram, makasembelihan yang diperuntukkan bagi yang lain juga haram.”Akan tetapi, dibolehkannya makan sembelihan ahli kitab,menunjukkan bahwa sembelihan kaum musyrik haram.Sembelihan untuk berhala disebut secara khusus menun-jukkan adanya hukum lain pada sembelihan untuk berhala.

Sesungguhnya telah jelas, larangan makan hewan yangdisembelih untuk berhala dan untuk selain Allah. Sembelihanahli kitab untuk selain Allah juga diharamkan karena terma-suk dalam pengertian sembelihan untuk selain Allah. Apabilaseorang ahli kitab menyembelih hewan untuk berhala,misalnya untuk sesaji pada berhala yang ada pada gereja-gereja mereka, maka sembelihan tersebut termasuk sembe-lihan untuk berhala. Hukum makan sembelihan semacam itutidak berbeda dengan hukum mendatangi berhala-berhala.Sungguh hal tersebut diharamkan, karena menyembelihhewan semacam ini dimaksudkan untuk memberi per-sembahan kepada berhala dan mengagungkannya. Berhala-berhala ini terkadang berupa ashnam (patung) dan terkadangberupa benda lain.

Page 77: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

78 Bahaya mengekor non muslim

Bab 14

BBBBBantahanterhadap anggapanada bid‘ah yang baik

IIIII bnu Taimiyah berkata: “Sebagian orang berkata bahwabid‘ah itu ada dua macam yaitu bid‘ah yang baik dan

bid‘ah yang buruk dengan alasan pernyataan ‘Umar tentangshalat tarawih, bahwa sebaik-baik bid‘ah adalah ini.” (HR.Bukhari, dalam kisah ‘Umar ketika mengumpulkan orangbanyak untuk melakukan shalat tarawih berjama‘ah) Merekajuga beralasan bahwa perkataan dan perbuatan yang barusepeninggal Rasulullah yang tidak tercela adalah perbuatanbaik. Dan beberapa dalil lain yang menunjukkan hal semacamitu seperti ijma’ atau qiyas.

Barangkali bisa ditambahkan lagi adanya orang yangmelihat adat kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakanorang, lalu dianggap sebagian dari dalil tentang adanya bid‘ahyang baik. Dengan demikian, perbuatan yang sudah menjadikebiasaan dan dikenal sebagai ijma’ - sekalipun tidak pernahdiketahui adanya suatu perkataan sepakat seluruh kaummuslimin tentang hal itu -, maka perbuatan itu ia anggap baik.Anggapan semacam ini sama dengan pernyataan golonganyang Allah nyatakan pada surah Al Maidah ayat 104:

Page 78: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 79

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, marilah kalian menujukepada apa yang telah Allah turunkan kepada rasul-Nya, makamereka menjawab: ‘Cukuplah kami mengikuti apa yang telahkami dapati pada nenek moyang kami.’”

Alangkah banyaknya orang yang mengaku berilmu danahli ibadah menggunakan alasan-alasan yang tidak berasaldari syari‘at sebagai pegangan dalam beragama. Ayat di atassebenarnya menyatakan bahwa bid‘ah adalah tercela, bukanmenyatakan bahwa sebagian bid‘ah itu ada yang baik,sekalipun bid‘ah itu berasal dari beberapa dalil syari‘at yangshahih atau berdasar pada alasan beberapa orang yangdijadikan panutan oleh sebagian orang-orang bodoh ataugolongan pentakwil.

Golongan yang menyatakan bahwa bid‘ah itu ada yangbaik dapat dikategorikan menjadi dua:

Pertama. Mereka yang mengatakan bahwa sebagian bid‘ahitu baik dan sebagian lain buruk. Bid‘ah yang buruk adalahsemua hal yang dilarang melakukannya oleh syari‘at, sedang-kan bid‘ah yang didiamkan oleh syari‘at, maka bid‘ahsemacam itu tidak tentu buruk, bahkan terkadang baik. Inilahyang dikatakan oleh sebagian mereka.

Kedua. Yang mereka katakan bid‘ah yang buruk, sebenarmyaadalah bid‘ah yang baik karena pada bid‘ah tersebut adakala-nya mengandung kebaikan. Orang-orang ini berkata: “Tidaksemua bid‘ah itu sesat.”

Jawabnya. Pernyataan Rasulullah “Semua perkara yangdiada-adakan adalah buruk, setiap bid‘ah adalah sesat dansetiap yang sesat masuk neraka” berarti ancaman atau

Page 79: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

80 Bahaya mengekor non muslim

peringatan terhadap perbuatan yang diada-adakan. Inilahpenegasan Rasulullah . Tidak seorangpun dihalalkan untukmenentang dalil yang menunjukkan buruknya bid‘ah. Orangyang menentang dalil ini termasuk orang yang sombong.

Jawaban terhadap orang yang menentang dalil tersebutadalah antara dua hal berikut:

1. Bagi orang yang berpendapat bahwa sesuatu yang baruyang memang benar-benar baik tidak termasuk bid‘ah,maka kaidah umum - sesuatu yang baru adalah bid‘ah -tidak belaku untuk perbuatan baru semacam itu. Dan jugabagi orang yang berpendapat bahwa sesuatu yang benar-benar baik merupakan pengecualian dari kaidah umum,maka kaidah umum tetap berlaku, dan pengecualiantersebut juga tetap berlaku.

2. Sesuatu yang baru yang telah jelas baiknya merupakan pe-ngecualian dari kaidah umum. Akan tetapi kaidah umumtersebut tetap berlaku terhadap sesuatu yang baru lainnya.

Misalnya, ada orang yang beranggapan bahwa ada sebagianbid‘ah yang tidak terkena larangan umum ini. Anggapansemacam ini memerlukan dalil tersendiri, karena adanyakaidah umum larangan berbuat bid‘ah.

Kemudian, yang dapat mengecualikan hanyalah dalil-dalilsyari‘at, yaitu Al-Qur‘an, As-Sunnah dan ijma’ yang dinyata-kan secara jelas atau hasil kesimpulan ahli fiqih. Sedangkankebiasaan di suatu negeri, kebiasaan mayoritas penduduksuatu negeri atau pendapat sebagian besar ulama atau pen-dapat manusia tidak patut dijadikan alasan untuk menentangsabda Rasulullah di atas.

Ibnu Taimiyah berkata: Shalat tarawih bukanlah perbuatanbid‘ah menurut syari‘at tetapi merupakan perbuatan sunnah,karena Rasulullah bersabda:

Page 80: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 81

“Sungguh Allah mewajibkan kamu sekalian puasa ramadhandan aku perintahkan pada kamu sekalian melaksanakan shalatpada malamnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah.Dalam sanad Ibnu Khuzaimah ada rawi Ibnu Syaiban, rawi inilemah. Ibnu Khuzaimah berkata bahwa makna hadits ini shahihsesuai Kitabullah dan Sunnah Rasulullah )

Shalat tarawih berjama‘ah juga tidak termasuk bid‘ahmenurut syari‘at, tetapi sunnah. Bahkan Rasulullah melaku-kannya dengan berjama‘ah pada dua malam pertama bulanRamadhan, bahkan tiga malam pertama. Beliau juga melaku-kannya beberapa kali dengan berjama‘ah pada sepuluh hariterakhir. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya apabila seseorang shalat bersama imam sampaisalam, maka ditulis baginya pahala shalat lail.”

Ketika itu beliau melaksanakan berjama‘ah dengan parasahabat, sehingga mereka khawatir ketinggalan shalat malam.(HR. Ashhabus Sunan).

Berhujjah dengan hadits ini Imam Ahmad dan yang lainberpendapat bahwa melakukan shalat tarawih berjama‘ahlebih utama daripada melakukannya sendirian. Dalam sabdaNabi di atas terkandung anjuran untuk melakukan shalattarawih berjama‘ah. Dengan demikian tegaslah bahwa shalattarawih berjama‘ah hukumnya sunnah secara mutlak danpara sahabat melakukannya dengan berjama‘ah di masjidpada masa beliau masih hidup dan beliau membenarkannya.Dengan pembenaran beliau ini berarti perbuatan tersebutmerupakan sunnah beliau.

Page 81: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

82 Bahaya mengekor non muslim

Adapun perkataan ‘Umar “Sebaik-baik bid‘ah adalah ini”,sebagian besar orang menjadikannya sebagai hujjah tentangadanya bid‘ah yang baik. Sanggahannya adalah: “Perkataanseorang sahabat tidak dapat dijadikan sebagai hujjah. Perka-taan ‘Umar itu ternyata menyelisihi hadits. Perkataan tersebuttidak dapat dijadikan hujjah karena menyelisihi hadits.”

Ada dua kemungkinan, karena perkataan sahabat tidakmungkin bertentangan dengan hadits. Pertama, hadits yangbersifat umum boleh dikecualikan oleh perkataan seorangsahabat, dengan syarat tidak menyelisihi salah satu dari duariwayat di atas, sehingga ucapan sahabat tersebut bisadijadikan alasan bagi mereka yang beranggapan bahwabid‘ah ada yang baik. Kedua, bila perkataan seorang sahabatbertentangan dengan hadits Nabi , maka perkataan tersebuttidak boleh dipakai sebagai hujjah.

Kemudian kami berkata: “Dalam kejadian pada hadits‘Umar ini, kebanyakan orang menamakannya bid‘ah hasanah(bid‘ah yang baik). Kata bid‘ah ini sebenarnya hanyalahpemberian nama secara lughawi (bahasa), bukan secara syar‘i(istilah). Sebab kata bid‘ah secara lughawi adalah perbuatanyang baru. Islam yang dibawa oleh Nabi secara lughawidisebut juga bid‘ah (agama baru), seperti dinyatakan olehutusan Quraisy pada raja Najasi, ketika para utusan inimenyebut perihal para sahabat Nabi yang hijrah ke Habsyi.Mereka berkata: “Orang-orang ini keluar dari agama nenekmoyang mereka dan tidak masuk kepada agama raja, tetapimereka membawa agama baru yang sebelumnya tidakdikenal.”

Penggunaan kata bid‘ah dengan arti semacam ini ditun-jukkan pula oleh Al-Qur‘an dan As-Sunnah, sehingga secarasyar‘i tidak dapat dikatakan bid‘ah walaupun secara lughawidisebut bid‘ah. Kata bid‘ah secara lughawi lebih umum

Page 82: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 83

pengertiannya daripada dalam pengertian syar‘i. Telahdimaklumi bahwa sabda Nabi : “Tiap-tiap bid‘ah itu sesat”tidaklah ditujukan pada pengertian setiap perbuatan yangbaru. Sebab Islam, bahkan semua agama yang dibawa paranabi merupakan agama baru. Akan tetapi yang dimaksuddengan bid‘ah itu adalah setiap perbuatan yang baru yangsebelumnya tidak ada ketetapannya dalam syari‘at Nabi .

Oleh karena itu, di masa Nabi masih hidup, parasahabat biasa melakukan shalat tarawih berjama‘ah bersamabeliau atau sendirian. Pada malam ketiga dan keempat, ketikapara sahabat berkumpul beliau bersabda kepada mereka:“Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang merintangi aku untukkeluar kepada kalian, kecuali karena aku tidak ingin hal iniakan diwajibkan kepada kamu sekalian. Oleh karena itu,lakukanlah shalat tarawih di rumah-rumah kamu, sebabsebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya kecualishalat wajib.” (HR. Bukhari)

Jadi Nabi tidak keluar untuk shalat tarawih berjama‘ahkarena beliau khawatir bila dijadikan wajib. Itulah alasanbeliau tidak keluar. Sekiranya beliau tidak khawatir dijadikanwajib, tentu beliau keluar kepada mereka. Kemudian padamasa khalifah ‘Umar, ia mengumpulkan para sahabat untukshalat tarawih dengan berjama‘ah dan dipasang lampu dimasjid Nabawi. Cara semacam ini disebut bid‘ah karenamerupakan suatu perbuatan yang sebelumnya tidak pernahmereka lakukan. Secara bahasa memang dinamakan bid‘ahsekalipun secara syar‘i tidak disebut bid‘ah. Sebab Nabi telah menetapkan perbuatan tersebut sebagai amal shalih,hanya saja beliau khawatir shalat tarawih berjama‘ah ini di-jadikan wajib. Ternyata kekhawatiran tersebut tidak terwujudsampai beliau meninggal, sehingga hilanglah alasan yangmelarang shalat tarawih berjama‘ah.

Page 83: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

84 Bahaya mengekor non muslim

Diapun berkata: “Namun demikian, seseorang yangmelakukan suatu amalan baru pada hari tertentu merupakanhal yang terlarang. Amalan baru tersebut misalnya melakukanpuasa setiap hari Kamis pada awal bulan Rajab, shalat lailpada malam Jum’atnya, yang mereka sebut dengan shalatraghaib. Ada juga perbuatan-perbuatan baru lainnya berkaitandengan hari-hari tersebut, seperti membuat makanan, ber-dandan, membagi-bagi infaq dan lain sebagainya. Sudahtentu perbuatan tersebut akan menimbulkan kepercayaanbaru di dalam hati mereka. Oleh karena itu, perbuatansemacam ini dilarang.

Dengan mereka melakukan perbuatan tersebut, akantimbul suatu kepercayaan baru bahwa hari tersebut lebihmulia dari hari-hari lainnya, berpuasa pada hari tersebutlebih utama daripada hari-hari Kamis yang lain, sebelumnyaatau sesudahnya. Juga shalat lail pada malam Jum‘atnya lebihbaik daripada di malam-malam Jum‘at lainnya, sekalipunsama-sama pada bulan Rajab apalagi pada bulan lainnya.Sekiranya tidak ada keyakinan dalam hatinya atau paling tidakhatinya terpengaruh hal semacam itu, niscaya tidak akantimbul semangat untuk beribadah secara khusus pada hari-hari tersebut. Perbuatan semacam ini diharamkan karenatelah menetapkan suatu hari lebih utama. Mengistimewakanhari tertentu tanpa didukung keterangan agama adalahterlarang.”

Beliau juga berkata: “Manusia terkadang mengkhususkanwaktu-waktu tertentu karena berkeyakinan adanya keutamaanwaktu-waktu tersebut. Terkadang mereka mengkhususkannyadengan melakukan puasa atau shalat pada waktu tersebut,padahal sebenarnya waktu yang dikhususkan itu tidak adakeutamaannya. Pengkhususan semacam itu biasanya hanyamuncul karena adanya keyakinan tertentu.”

Page 84: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 85

Anggapan bahwa puasa dan shalat lail pada hari tersebuttidak sama dengan puasa dan shalat pada hari yang lainadalah persoalan aqidah. Seseorang mengkhususkan ibadahpada waktu tersebut tentu karena adanya keyakinan ter-sendiri, bisa jadi hanya taklid kepada orang lain ataumengikuti kebiasaan atau takut dirinya dicela atau sebab yanglain. Jika bukan karena alasan-alasan tersebut, berarti yangbersangkutan berbohong. Dorongan untuk melakukan ibadahsemacam ini tidak akan terlepas dari dorongan aqidah yangsesat atau motif lain yang tidak syar‘i. Dan keyakinansemacam itu adalah sesat. Sedangkan beragama berdasarkankeyakinan yang sesat adalah dilarang.

Barang siapa mau memperhatikan hal ini, niscaya ia akanyakin betapa besar bahaya bid‘ah dengan racunnya yangmerusak iman. Bahkan ada yang berkata bahwa semua bid‘ahmuncul dari sikap kekafiran.

Setiap ibadah yang tidak bersumber dari syari‘at, misalnyashalat di kuburan, menyembelih hewan di tempat berhaladan lain sebagainya haram dilakukan. Bila pelakunya menga-takan tidak berkeyakinan adanya keutamaan ibadah tersebut,maka paling tidak ia beranggapan demikian. Padahal mene-tapkan keutamaan yang sesuai syari‘at dan meniadakankeutamaan yang tidak sesuai syari‘at merupakan tujuansyari‘at.

Page 85: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

86 Bahaya mengekor non muslim

Bab 15

BBBBBahaya bid‘ahlebih besar daripadadugaan kebaikannya

SSSSS ecara umum generasi terdahulu merupakan generasiyang lebih baik daripada generasi kemudian. Sikap dan

pendapat mereka sama sekali berbeda dengan golongan yangmeninggalkan sunnah dan mengikuti bid‘ah. Golongan yangmengikuti bid‘ah berpendapat bahwa di dalam perbuatan-perbuatan bid‘ah itu ada kebaikannya. Hal ini bertentangandengan beberapa bahaya bid‘ah yang sudah jelas, antara lain:

1. Perbuatan bid‘ah akan merusak aqidah dan amaliyah,maksudnya menjadikan hati rusak sehingga tidak lagimerasa perlu kepada sunnah Nabi . Bahkan ada orangyang rajin melakukan perbuatan-perbuatan bid‘ah, tetapitidak rajin melakukan pada perbuatan sunnah.

2. Kalangan tertentu ada yang lebih mengutamakan per-buatan-perbuatan bid‘ah daripada perbuatan-perbuatanyang wajib atau sunnah, sehingga keyakinan merekaterpengaruh oleh perbuatan bid‘ah yang biasa dilakukan.Di antara mereka ada yang melakukan bid‘ah denganikhlas dan penuh ketekunan, tetapi tidak demikian halnya

Page 86: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 87

ketika melaksanakan perbuatan yang wajib atau sunnah.Sehingga seolah-olah ia melaksanakan perbuatan bid‘ahitu sebagai ibadah, sedangkan hal-hal yang wajib atausunnah dianggapnya hanya sebagai adat kebiasaan. Halsemacam ini jelas bertentangan dengan agama. Denganmelakukan perbuatan bid‘ah mereka akan terjerumus,sehingga tidak lagi melakukan hal-hal yang wajib atausunnah, seperti beristighfar, memohon rahmat, thaharah,khusyu’, memenuhi undangan, merasakan manisnyabermunajat dengan Allah dan perbuatan-perbuatan baiklainnya. Sekiranya mereka tidak terjerumus dalam per-buatan bid‘ah, sudah tentu dia akan melakukan hal-halwajib atau sunnah dengan sempurna.

3. Menjalankan hal-hal yang bid‘ah dapat menimbulkanadanya anggapan bahwa yang ma‘ruf itu mungkar danyang mungkar itu ma‘ruf. Dampaknya adalah sebagianbesar manusia menjadi bodoh terhadap agama yangdibawa Rasulullah dan tersebar luasnya benih-benihjahiliyah.

4. Dapat menyebabkan timbulnya perbuatan-perbuatanyang dibenci syari‘at, misalnya: menunda berbuka,menunda shalat ‘Isya’ sampai akhir waktu sehinggahatinya tidak khusyu’ karena melakukannya dengantergesa-gesa, melakukan sujud lagi sesudah salam padahaldia tidak lupa, membaca dzikir dan wirid yang tidak adadasar atau dalilnya atau melakukan hal-hal buruk lainnya.Hal-hal semacam ini tidak akan disadari kecuali olehorang yang hatinya bersih dan akalnya jernih.

5. Menyesatkan seseorang dari mengikuti Sunnah danmenyimpang dari jalan yang lurus. Hal ini karena dalamhatinya terjangkit sejenis penyakit sombong atau kibr,sehingga lebih senang menyimpang dari tuntunan Nabi

Page 87: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

88 Bahaya mengekor non muslim

kapan pun ada peluang. Hal ini sebagaimana dikatakanoleh Abu ‘Utsman An Naisaburi: “Seseorang tidak akanmeninggalkan sunnah Nabi kecuali karena perasaansombong dalam hatinya.” (Tahqiqul Ashl, 2/212).

Perbuatan bid‘ah ini kemudian menjadi sebab munculnyasifat-sifat buruk lainnya, sehingga tidak lagi bersungguh-sungguh dalam mengikuti Rasulullah . Dengan demikian,hatinya menjadi congkak dan imannya menjadi lemah yangmenyebabkan agamanya menjadi rusak atau hampir rusak,sebagaimana firman Allah pada surah Al Kahfi ayat 104:

“Dan mereka mengira bahwa mereka telah melakukan per-buatan yang baik.”

Page 88: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 89

Bab 16

BBBBBid‘ahperingatan maulid Nabi

PPPPP eringatan maulid Nabi yang diadakan oleh sebagianorang, boleh jadi meniru golongan Nasrani merayakan

hari kelahiran nabi ‘Isa as., atau boleh jadi karena mencintaidan mengagungkan Nabi . Perbuatan semacam ini tidakdilakukan oleh golongan salaf, padahal ada peluang untukmelakukannya dan tidak ada yang melarang. Sekiranyaperbuatan ini baik atau ada dalil yang kuat dari agama,niscaya golongan salaf lebih berhak melakukan hal itudaripada kita.

Kaum salaf dahulu lebih mencintai Rasulullah dan lebihmemuliakan beliau daripada kita. Mereka lebih besar keingin-annya untuk memperoleh kebaikan. Akan tetapi kecintaandan penghormatan mereka kepada beliau cukup dilakukandengan cara mengikuti, mematuhi perintah beliau, meng-hidupkan sunnah beliau lahir dan batin, menyebar luaskanajaran beliau dan berjihad untuk Islam dengan hati, tangandan lisan mereka. Inilah jalan kaum salaf dahulu, baik darikalangan Muhajirin maupun Anshor dan mereka yangmengikuti jalan mereka.

Page 89: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

90 Bahaya mengekor non muslim

Sebagian besar dari orang-orang yang bersemangatmelaksanakan bid‘ah-bid‘ah semacam ini dan mempunyainiat yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan pahala,ternyata mereka mengabaikan perintah-perintah Rasulullah yang seharusnya dilakukan dengan sungguh-sungguh. Orang-orang semacam ini dapat diibaratkan seperti seorang yangmenghiasi mushaf Al-Qur‘an tetapi tidak mau membacanya,atau seperti orang yang membacanya, tetapi tidak maumengikutinya. Dan mereka juga diibaratkan orang yangmenghiasi masjid, tetapi tidak melakukan shalat di dalamnyaatau hanya kadang-kadang saja. Atau ibarat orang yangmemasang lampu dan meletakkan berbagai macam sajadahyang indah dan berbagai macam hiasan lain di masjid,padahal semua itu tidak diperintahkan oleh agama. Perbuatantersebut ia lakukan hanya untuk mendapatkan pujian,kebanggaan dan menyibukkan diri dengan hal-hal yangmerusak diri pelakunya sendiri, sebagaimana tersebut didalam sebuah hadits:

“Tidaklah akan menjadi rusak amal suatu umat melainkansetelah mereka menghiasai tempat-tempat ibadah mereka.”(HR. Ibnu Majah, dihasankan oleh Suyuthi dalam kitab Al Jami’Ash Shaghir 2/497)

Sungguh sebagian besar umat Islam di masa-masa akhirini banyak yang terkecoh. Oleh karena itu, hendaklah andaperhatikan dua hal penting berikut ini:

1. Hendaklah anda selalu berpegang kepada sunnah Nabi lahir dan batin, dalam urusan pribadi anda dan urusanorang-orang yang mematuhi anda serta perhatikanlahmana yang ma‘ruf dan mana yang mungkar.

Page 90: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 91

2. Ajaklah manusia untuk mengikuti sunnah sesuai kesang-gupan anda. Apabila anda melihat orang yang melakukanperbuatan bid‘ah dan ia tidak mau meninggalkannyabahkan melakukan bid‘ah yang lebih buruk dari itu, makajanganlah anda mengajak orang tersebut meninggalkankemungkaran itu. Sebab hal ini akan menjadikan ia se-makin bertambah melakukan kemungkaran atau bahkanmeninggalkan perbuatan yang wajib atau sunnah. Padahalmeninggalkan perbuatan yang wajib atau sunnah ini lebihberbahaya dari berbuat sesuatu yang tidak disukai agama(bid‘ah). Akan tetapi sekiranya di dalam perbuatan bid‘ahitu ada sedikit kebaikan, maka sedapat mungkin kebaikan-nya itu dialihkan kepada hal yang dibenarkan syari‘at.Karena hati manusia biasanya tidak mau meninggalkansesuatu sebelum ada gantinya (yang lebih baik), danseseorang tidaklah akan mau meninggalkan kebaikansebelum ia mendapatkan kebaikan yang setara atau yanglebih baik lagi. Sesungguhnya orang-orang yang melaku-kan bid‘ah benar-benar telah melakukan sesuatu yangtidak disukai oleh agama. Begitu juga orang-orang yangmeninggalkan sunnah Nabi , mereka adalah orang-orang yang tercela. Di antara ketentuan-ketentuan agamaitu ada yang wajib secara mutlak dan ada yang wajibsecara terbatas, seperti shalat sunnah itu tidak wajib, tetapikalau seseorang melakukannya, ia wajib memenuhisemua rukun-rukunnya. Banyak anda temukan orang-orang yang memberantas bid‘ah-bid‘ah dalam hal ibadah,tetapi mereka tidak banyak mempraktekkan sunnah-sunnah Nabi .

Page 91: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

92 Bahaya mengekor non muslim

Bab 17

PPPPPerbuatan-perbuatanbid‘ah yang dilakukanpada hari-hari besar

TTTTT erkadang pada hari-hari besar diadakan kegiatan-kegiatan yang tergolong bid‘ah, seperti hari raya lokal

yang diisi dengan kegiatan buruk di luar syari‘at Islam,misalnya kegiatan yang dilakukan pada hari ‘Arafah. Padahalsepanjang yang saya ketahui, kaum muslim tidak ada yangberbeda pendapat mengenai terlarangnya kegiatan ini, sepertimenuju ke kuburan orang-orang yang dianggap shalih atauberkumpul di kuburannya yang hal itu biasa dilakukan olehsebagian penduduk wilayah timur dan barat, seperti ibadahyang dilakukan oleh para jama‘ah haji di ‘Arafah. Kegiatanbid‘ah dalam ibadah haji semacam ini sama sekali tidakpernah disyari‘atkan Allah, tetapi mereka menganggapnyasama dengan ibadah haji yang memang disyari‘atkan Allah.Mereka juga menjadikan kuburan-kuburan tertentu sebagaitempat merayakan hari besar.

Perbuatan lain yang semacam itu di antaranya adalahbersuara keras-keras di masjid ketika berdo‘a, mengadakanberbagai macam khutbah dan membaca syair-syair yangmenyesatkan dan lain-lain. Semua ini adalah perbuatan yang

Page 92: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 93

dibenci agama. Dalam satu riwayat dengan sanad yangshahih meriwayatkan dari Qatadah, dari Sa‘id bin Musayyab,Al Khalal berkata: “Orang-orang banyak mengeraskan suara-nya di saat berdo‘a (dalam masjid).”

Dari Sa‘id bin Abi ‘Arubah, ia berkata: “SesungguhnyaMujalid bin Sa‘id pernah mendengar suatu kaum menge-raskan suara mereka ketika berdo‘a, lalu ia datangi merekakemudian berkata: “Wahai suatu kaum, jika kamu ini memangbenar, berarti kamu lebih baik para pendahulu kamu, tetapisayang kamu sekalian sesat.” Kata Sa‘id: “Kemudian seorangdemi seorang pergi meninggalkan tempat itu.”

Dalam sebuah riwayat dengan sanad dari Ibnu Saudzabdari Abu Syayyah, Al Khalal berkata: “Saya berkata kepadaHasan: ‘Ketika Imam kami bercerita, orang-orang laki-laki danperempuan datang berkumpul, kemudian mereka mengeras-kan suara mereka ketika berdo‘a, bagaimana perbuatansemacam ini?’ Hasan berkata: ‘Mengeraskan suara ketikaberdo‘a adalah bid‘ah. Mengangkat tangan ketika berdo‘aadalah bid‘ah. Perempuan dan laki-laki berkumpul semacamitu adalah bid‘ah.’”

Masalah mengangkat tangan ketika berdo‘a masih men-jadi masalah yang diperselisihkan. Ada beberapa haditsberkenaan dengan hal ini, tetapi bukan di sini tempatnyauntuk membahasnya. Perbedaan pemahaman dalam masalahini masih diperselisihkan. Masalah yang tidak lagi diperseli-sihkan ialah bahwa memilih tempat tertentu untuk melakukansuatu kegiatan keagamaan, seperti memilih kuburan orangshalih atau masjidil Aqsha, hal semacam ini hanya menirukegiatan berkumpul di ‘Arafah. Hal ini berbeda denganberkumpul di masjid kampung. Sebab berkumpul di tempat-tempat tertentu yang dianggap lebih utama biasanya di-maksudkan untuk menghormati tempat itu dan bukan hanya

Page 93: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

94 Bahaya mengekor non muslim

melakukan kebaikan di tempat itu. Mendatangi masjidmerupakan perbuatan yang dibenarkan oleh syari‘at, selamatujuannya adalah pergi ke salah satu rumah Allah, bukandengan niat mengistimewakan tempat itu semata-mata. Kalaumengistimewakan masjid tertentu karena dianggap lebihutama dari masjid lain, maka hal ini dilarang. Begitu pulaseseorang yang pergi ke tempat tertentu yang dianggapnyaseperti orang melakukan haji ke ‘Arafah. Hal ini berbedadengan berkumpul di masjid kampung, karena Nabi pernahbersabda:

“Janganlah melakukan perjalanan dengan susah payah kecualihanya ke tiga masjid, yaitu: Masjidil Haram, Masjidil Aqshadan masjidku ini.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sepanjang yang saya ketahui masalah ini tidak adaperbedaan pendapat. Sekalipun Nabi melarang mengun-jungi masjid-masjid lain kecuali 3 masjid di atas, tetapi sudahdimaklumi bahwa seseorang datang ke masjid di kampung-nya adakalanya wajib, seperti untuk shalat Jum‘ah danadakalanya sunnah seperti untuk melaksanakan i‘tikaf.

Sesungguhnya berkumpul beramai-ramai di kuburan untukmelakukan perayaan hari-hari besar adalah haram, baik dila-kukan dengan melakukan perjalanan jauh atau tidak, baik padahari ‘Arafah atau hari lain. Demikian pula perayaan hari-haribesar setempat yang dilakukan berkaitan dengan waktu tertentu.

Perbuatan menabuh kendang dan membunyikan terom-pet juga termasuk perbuatan yang dilarang, bukan hanyakhusus hari raya saja, juga pada hari-hari lain. Begitu pulamemakai kain sutera atau pakaian yang lain yang telah

Page 94: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 95

dilarang agama. Meninggalkan hal-hal yang sunnah jugatermasuk dalam kategori berbuat bid‘ah.

Dengan demikian sudah seharusnya kita merayakan hari-hari besar seperti yang biasa dilakukan oleh para pendahulukita dengan cara melaksanakan shalat, khutbah, takbir,berzakat pada hari raya ‘Idul Fitri atau menyembelih hewankurban pada hari raya ‘Idul Adha. Sebagian manusia ada yangmengurangi pelaksanaan takbir yang disunnahkan pada hari-hari tersebut. Sebagian dari khatib dan imam shalat hari rayaada yang meninggalkan tuntunan khutbah, yaitu setelahberkhutbah di hadapan jama‘ah laki-laki seharusnya diadatang ke barisan kaum perempuan untuk memberikankhutbah kepada mereka sebagaimana yang dahulu dilakukanoleh Rasulullah . Sebagian lain lagi ada yang tidak lagimenggunakan bacaan-bacaan yang seharusnya ia baca dalamkhutbahnya, tetapi justru ia beralih kepada bacaan-bacaanyang sedikit sekali kebaikannya. Sebagian lagi tidak menye-lenggarakan penyembelihan hewan kurban di lapangantempat pelaksanaan shalat dan ada yang melakukan hal-hallain yang tidak sesuai dengan Sunnah Rasulullah . Sesung-guhnya Islam itu adalah melaksanakan ma‘ruf atau segalayang diperintahkan dan meninggalkan yang mungkar atausegala yang dilarang.

Page 95: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

96 Bahaya mengekor non muslim

Bab 18

HHHHHari-hari besarberkenaan dengantempat tertentu

HHHHH ari-hari besar berkenaan dengan tempat tertentu adabeberapa macam, antara lain:

Pertama. Hari besar yang tidak ditentukan secara khususdalam syari‘at, misalnya ketika Nabi pernah bertanya“Apakah ini tempat berhala kaum musyrik Arab, atau ditempat perayaan hari besar mereka?” kepada orang yangbernadzar menyembelih hewan kurban di Buanah. Orang itumenjawab bahwa tempat ini bukan tempat berhala atautempat perayaan hari besar mereka. Sabda beliau: “Kalaubegitu penuhilah nadzarmu.” (HR. Abu Dawud dengan sanadsesuai syarat Bukhari dan Muslim).

Contoh lain adalah sabda Nabi :

“Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempatmerayakan hari besar.” (HR. Abu Ya‘la Al-Maushuli, Sa‘id binMansur dan disahkan oleh Suyuthi di dalam kitab Al Jami’ AshShaghir 2/97).

Page 96: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 97

Contoh lain lagi adalah ‘Umar melarang kaum mukminmenjadikan bekas peninggalan para nabi sebagai tempattempat merayakan hari besar. Tempat-tempat tersebut me-nurut syari‘at Islam tidak memiliki kelebihan apapun dan jugatidak ada sesuatu yang menyebabkan adanya kelebihan bagitempat itu. Tempat-tempat tersebut sama saja dengan tempat-tempat lainnya. Dengan demikian, sengaja pergi ke tempattertentu semacam itu atau sengaja berkumpul di tempat ituuntuk melakukan shalat, do‘a bersama atau dzikir bersamadan lain sebagainya adalah perbuatan yang jelas-jelas sesat.

Kemudian, mengkhususkan tempat-tempat yang merupa-kan peninggalan orang-orang kafir - seperti kaum Yahudi,Nasrani atau kaum lain - adalah perbuatan yang lebih burukdan termasuk dalam kategori perbuatan yang dibahas dalambab ini dan bab sebelumnya, yaitu meniru golongan kafir.Tempat-tempat untuk merayakan hari-hari besar tidak dapatdisebutkan di sini satu-persatu, karena bisa berubah olehperubahan zaman dan biasanya berlaku terbatas. Akan tetapihari-hari besar berkenaan dengan tempat-tempat tertentulebih buruk daripada yang dibicarakan pada bab sebelumnya.

Merayakan hari-hari besar semacam ini menyerupaiupacara pemujaan berhala, atau dapat menjadi perantaramenuju ke perbuatan tersebut atau bahkan termasuk bagiandari pemujaan berhala. Para penyembah berhala biasanyamelakukan pemujaan di tempat tertentu karena mempercayaikeutamaan tempat tersebut dengan adanya berhala ataubenda lain di tempat itu. Mereka beranggapan bahwa tempattersebut dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah.Berhala-berhala besar yang biasa dikunjungi oleh parapemujanya ada tiga, yaitu: Laata, ‘Uzza dan Mannat yangmerupakan tiga berhala tritunggal seperti yang Allah firman-kan pada surah An Najm ayat 19-22:

Page 97: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

98 Bahaya mengekor non muslim

“Tidakkah kalian pikirkan tentang Laata dan ‘Uzza dan Mannat,tiga berhala yang terakhir. Apakah laki-laki untuk kamu sekaliansedangkan yang perempuan untuk Allah. Kalau begitu, sungguhitu adalah pembagian yang tidak adil.”

Laata adalah berhala untuk penduduk Thaif. Merekamengatakan bahwa pada mulanya Laata adalah seorang laki-laki shalih yang menyediakan makanan berupa gandum bagipara jama‘ah haji. Tatkala dia mati, orang-orang bersemedibeberapa waktu di atas kuburannya, kemudian merekamembuat patungnya, lalu mereka membangun sebuahbangunan di atas kuburannya. Kisah ini sudah terkenal.Tatkala Thaif ditaklukkan oleh Nabi setelah penaklukanMekkah pada tahun 9 Hijrah, beliau mengutus Mughirah binSyu‘bah untuk menghancurkan berhala itu.

‘Uzza adalah berhala untuk penduduk Mekkah. Di sanaterdapat sebuah pohon tempat penduduk Mekkah me-nyembelih hewan kurban dan berdo‘a. Setelah penaklukanMekkah, Nabi mengirim Khalid bin Walid ke tempat ituuntuk membinasakan pohonnya. Setelah itu barulah Nabi membagi harta rampasannya. Keluarlah syetan yang menjadipenghuni pohon itu dengan menyebarkan rambutnya dan‘Uzza tidak lagi disembah.

Adapun Mannat adalah berhala untuk penduduk Madinah.Mereka mengucapkan talbiyah untuk berhala ini sebagaiperbuatan menyekutukan Allah. Berhala ini terletak di sebuahbukit antara Mekkah dan Madinah di arah pantai.

Mendatangi tempat tertentu tanpa anjuran syari‘at untukmengharapkan barakahnya termasuk kemungkaran, baik

Page 98: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 99

tempat itu berupa pohon atau yang lain, baik datang ketempat itu untuk shalat atau untuk berdo‘a, berdzikir,membaca Al-Qur‘an, atau melakukan upacara peribadatankhusus lainnya.

Hal yang lebih buruk dari itu ialah orang yang bernadzardi suatu tempat tertentu. Nadzar semacam ini tidak bolehdipenuhi karena termasuk perbuatan dosa, sebagaimana telahdisepakati oleh para ulama. Bahkan dia berkewajibanmenebusnya seperti menebus sumpah yang dibatalkan,sebagaimana pendapat sebagian besar para ulama.

Kedua. Berkenaan dengan beberapa tempat yang mempunyaisifat khusus, tetapi tidak biasa dijadikan tempat perayaan ataushalat atau ibadah lainnya. Tempat-tempat semacam inimisalnya kuburan para nabi dan orang shalih. Telah diriwa-yatkan bahwa Nabi dan kaum salaf secara umum maupunkhusus melarang menjadikan tempat-tempat tersebut sebagaitempat perayaan dan juga melarang mendirikan bangunan diatasnya sebagai tanda peringatan.

Adapun larangan yang bersifat umum, misalnya hadits AbuDawud dari Abu Hurairah, ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda:

“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sepertikuburan. Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagaitempat perayaan, tetapi ucapkanlah shalawat atasku, karenashalawat kalian sampai kepadaku dimanapun kalian berada.”(Hadits hasan, seluruh rawi pada sanad hadits ini telah dikenal)

Maksud hadits tersebut ialah larangan menjadikankuburan Nabi sebagai tempat perayaan hari besar. Hadits

Page 99: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

100 Bahaya mengekor non muslim

di atas juga menjelaskan bahwa kuburan Nabi adalahkuburan yang terbaik di muka bumi ini. Sekalipun demikianbeliau melarang menjadikan kuburan beliau sebagai tempatperayaan, apalagi kuburan-kuburan yang lain, pasti lebihterlarang. Kemudian dalam hadits itu beliau juga bersabda“Janganlah kamu sekalian menjadikan rumah-rumah kaliansebagai kuburan.” Maksudnya janganlah kalian menjadikanrumah-rumah kalian seperti kuburan yang sepi dari shalat-shalat sunnah, berdo‘a dan bacaan Al-Qur‘an. Rasulullah menyuruh menyemarakkan rumah dengan banyak ibadahdan melarangnya menjadikan bagaikan kuburan. Perintahmenyemarakkan rumah ini berlawanan dengan apa yangdiperbuat oleh kaum musyrik dari golongan Nasrani dangolongan lain yang serupa.

Kemudian beliau menyebutkan di akhir hadits yangmelarang menjadikan kuburan sebagai tempat perayaandengan sabdanya “Dan ucapkanlah shalawat atasku, karenashalawat kamu sekalian sampai kepadaku dimanapun kalianberada.” Pada hadits lain disebutkan: “Karena ucapan salamkalian sampai kepadaku dimana pun kalian berada.”

Pada hadits tersebut Nabi menyatakan bahwa shalawatdan salam dari kalian pasti sampai kepada beliau, baik kalianucapkan dekat dengan kuburan beliau atau jauh dari kuburanbeliau. Oleh karena itu, kalian tidak perlu mengadakanperayaan di kuburanku. Hadits-hadits yang datang dari beliaumenyebutkan bahwa ucapan shalawat dan salam kita akansampai kepada beliau. Hadits-hadits semacam ini banyaksekali.

Perbuatan-perbuatan bid‘ah yang berkaitan denganmasalah ini antara lain:

Melakukan shalat di atas kuburan, atau membangunmasjid atau menjadikan kuburan sebagai tempat melakukan

Page 100: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 101

shalat. Telah banyak hadits-hadits dari Nabi yang mene-rangkan adanya larangan melakukan hal tersebut dan ancamanterhadap pelakunya. Sebagian besar ulama dari berbagaimadzhab dengan tegas menyatakan larangan membangunmasjid di atas kuburan berdasa hadits-hadits Nabi . Golonganyang sepaham dengan kami dengan tegas menyatakannyaharam. Imam Muslim telah meriwayatkan dari Jundub bin‘Abdullah Al Bajali, ia berkata:

“Saya mendengar Nabi bersabda lima hari sebelum beliauwafat: “Sungguh aku berlepas diri dan pasrah kepada Allah darimenjadikan seseorang di antara kalian sebagai kawan dekatku,karena Allah telah menjadikan diriku sebagai orang dekat-Nya,sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai orang dekat-Nya. Sekiranya aku mengambil seorang kawan dekat di antarakalian, niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kawandekat. Ketahuilah sesungguhnya kaum-kaum sebelum kaliandahulu telah menjadikan kuburan para nabi mereka sebagaitempat bersujud. Ketahuilah, janganlah kalian menjadikankuburan-kuburan tempat bersujud. Sungguh aku melarangkalian berbuat semacam itu.”

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah,sungguh Rasulullah bersabda:

Page 101: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

102 Bahaya mengekor non muslim

“Allah membinasakan kaum Yahudi dan Nasrani karena merekamenjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat sujud(masjid).”

Dalam riwayat Muslim disebutkan: “Allah melaknat kaumYahudi dan Nasrani yang telah menjadikan kuburan para nabimereka sebagai tempat sujud (masjid).”

Nabi pada akhir hayatnya melarang mendirikan masjiddi areal pekuburan, kemudian beliau menyatakan kutukan-nya. Beliau juga menyebutkan bahwa perbuatan semacam itumerupakan tradisi ahli kitab, sehingga beliau memperingat-kan kepada umatnya untuk tidak melakukannya.

‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah bersabda saat beliausakit dan ‘Aisyah menyangga beliau:

“Allah mengutuk kaum Yahudi dan Nasrani, karena merekamenjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat sujud.Kalau tidak karena demikian, tentulah kuburan beliau ditinggi-kan, tetapi (kuburan beliau) tidak ditinggikan karena khawatirdijadikan tempat sujud.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkenaan dengan hal ini terdapat banyak hadits dan jugariwayat para sahabat. Di sini bukan tempatnya untuk mema-parkan semuanya. Masjid-masjid yang dibangun diataskuburan para nabi, orang-orang shalih, para raja, dan lainsebagainya hendaklah dimusnahkan dengan menghancur-kannya atau dengan cara lain. Perkara ini sejauh yang sayatahu tidak ada perbedaan pendapat di kalangan para ulamayang masyhur. Dan setahu saya tidak ada perbedaan pen-

Page 102: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 103

dapat tentang larangan shalat di masjid-masjid semacam itu.Menurut pendapat kami tidak sah shalat di tempat tersebutkarena adanya larangan dan kutukan sebagaimana yangdinyatakan dalam hadits di atas dan hadits-hadits lain.

Adapun sengaja melakukan shalat di kuburan sebagiannabi atau orang-orang shalih dengan maksud mencaribarakah tempat tersebut, maka perbuatan semacam inimerupakan perbuatan menentang Allah dan rasul-Nya danmenyelisihi agamanya serta melakukan bid‘ah yang tidakpernah dibenarkan oleh Allah. Sungguh kaum muslimin telahsepakat bahwa berdasarkan ketentuan pokok ajaranRasulullah , bahwa shalat di atas kuburan manapunmerupakan perbuatan yang tidak ada nilai kebaikannya,bahkan bernilai keburukan. Kuburan sebenarnya bukanmerupakan tempat yang mempunyai nilai kebajikan.

Kaum Nasrani telah mengagungkan para nabi merekadengan cara memujanya dan memuja patung-patungnya.Sedangkan kaum Yahudi telah melecehkan para nabi mereka,sampai-sampai mereka membunuhnya. Adapun umat muslim,umat moderat yang mengerti martabat dan kehormatan paranabi mereka, tidak akan bersikap berlebih-lebihan sepertiyang ditunjukkan kaum Nasrani dan tidak pula melecehkanpara nabi mereka seperti yang dilakukan kaum Yahudi. Padahadits shahih diriwayatkan bahwa Nabi bersabda:

“Janganlah kalian menghormati diriku seperti kaum Nasranimenghormati ‘Isa bin Maryam, karena aku hanyalah seoranghamba. Maka katakanlah: ‘(Muhammad) adalah hamba Allahdan rasul-Nya.’” (HR. Bukhari)

Page 103: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

104 Bahaya mengekor non muslim

Orang yang berpendapat bahwa shalat di tempat tertentumemberikan rahmat lebih banyak daripada shalat di tempatlain, maka melakukan shalat di tempat tersebut menjadikania murtad. Oleh karena, shalat di tempat tersebut akanmelenyapkan rahmat yang diharapkan bahkan menyebabkanlaknat dan adzab. Barang siapa yang tidak memahami bahwashalat di tempat tersebut menyebabkan murtad, maka yangbersangkutan cukuplah mengikuti petunjuk Rasulullah saja,sebab shalat ditempat tersebut dapat lebih merusak aqidahdaripada menguatkannya. Juga karena shalat di tempattersebut terlarang seperti terlarangnya shalat pada tiga waktudan puasa pada hari raya. Begitu juga diharamkannyaminuman keras, karena keburukannya lebih berbahayadaripada kebaikannya. Dan diharamkannya tempat-tempattertentu untuk shalat, karena bahayanya terhadap aqidahlebih besar daripada manfaatnya.

Tidaklah ada hak bagi seorang mukmin menuntut pararasul Allah untuk menjelaskan perincian hal-hal yang me-rusak aqidah ini, akan tetapi justru ia berkewajiban untukmentaati mereka sepenuhnya, sebagaimana Allah firmankanpada surah An Nisaa’ ayat 64 dan 80:

“Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan supayadia ditaati dengan idzin Allah. Barang siapa mentaati rasulAllah, maka sungguh dia telah mentaati Allah.”

Hak para nabi untuk dimuliakan, dihormati dan dicintaiadalah dalam bentuk mendahulukan mereka dibandingkandengan diri kita sendiri, baik dalam urusan harta, keluargadan kepentingan lain, lebih menaati mereka, mengikuti

Page 104: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 105

sunnah-sunnah mereka dan lain sebagainya. Melakukan hal-hal tersebut sepenuhnya, bukan berarti menyembah danmenyekutukan para nabi itu dengan Allah. Berbeda halnyadengan yang dilakukan oleh orang-orang musryik yangmenyekutukan Allah dengan para nabi mereka, baik syirikbesar maupun syirik kecil, karena mereka tidak lagi meme-nuhi kewajiban menaati mereka, bahkan mereka melakukanperbuatan bid‘ah dengan melakukan perbuatan syirik (me-nyekutukan para nabi dengan Allah).

Begitu pula hak orang-orang shalih adalah hak untukdicintai, dimuliakan dan lain-lain, sesuai dengan hak merekayang disebutkan dalam Al-Qur‘an dan sunnah serta praktekkaum salaf dari umat ini.

Barang siapa memperhatikan kitab-kitab hadits danriwayat-riwayat sahabat serta mengetahui keadaan generasisalaf, niscaya akan memperoleh keyakinan kuat, bahwagenerasi salaf tersebut sama sekali tidak pernah memintatolong kepada kuburan dan tidak pernah memanjatkan do‘akepada orang-orang yang telah dikubur itu. Bahkan merekamelarang orang-orang bodoh di kalangan mereka melakukanhal tersebut.

Orang yang berdo‘a di kuburan-kuburan dan meng-anggap tempat itu lebih baik dari yang lain, maka perbuatanitu tidak lepas dari salah satu dari anggapan berikut:1. Menganggap bahwa tempat tersebut lebih utama. Ang-

gapan semacam ini tidak boleh. Pada masa sahabat,tabi‘in dan abad berikutnya –tiga abad pertama yangterbaik– tidak dikenal adanya anggapan keutamaantempat-tempat tertentu dan baru dikenal pada generasiabad berikutnya. Seseorang tidak boleh beranggapanadanya tempat-tempat tertentu yang punya keutamaan,lalu melakukan ibadah di tempat itu dengan harapan

Page 105: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

106 Bahaya mengekor non muslim

mendapatkan segala kebaikan, lebih-lebih berdo‘a ditempat itu. Karena hal yang merugikan seseorang bisaterjadi dengan sebab apa saja.

2. Jika tempat tersebut tidak disukai, bagaimana mungkinorang-orang itu mau berdo‘a di tempat itu? Merekameyakini adanya keutamaan berdo‘a di kuburan-kuburan,bagaimana mungkin mereka melakukannya kalau bukankarena menginginkan kebaikannya? Tentu anggapansemacam ini suatu yang tidak masuk akal, baik menurutsyari‘at maupun menurut fitrah.

3. Jika berdo‘a di tempat-tempat tertentu tersebut tidakdianggap lebih baik, maka berdo‘a di tempat itu tetap sajasesat dan dosa. Hal ini sebagaimana dia memilih tempattertentu yang lain yang tidak dianggap ada keutamaanyauntuk berdo‘a, lalu sengaja berdo‘a di tempat itu, sepertimisalnya tempat pertemuan anak sungai, gerumbul,tengah-tengah pasar, pinggir jalan dan lain-lain.

Terdapat beberapa ayat Al-Qur‘an yang menjelaskanmasalah ini, antara lain:

1. Pada surah Asy Syuuraa ayat 21:

“Apakah mereka mempunyai sekutu yang membuat syari‘atagama tanpa izin dari Allah untuk mereka.”

Allah tidak membuat syari‘at yang membenarkan merekaberdo‘a di kuburan-kuburan dan tidak pula menganjurkanperbuatan tersebut, lalu siapakah yang telah membuat syari‘atyang tidak diizinkan oleh Allah untuk mereka.

2. Pada surah Al A‘raaf ayat 33:

Page 106: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 107

“Katakanlah (Muhammad), Tuhanku hanya mengharamkansemua yang keji, baik yang nyata maupun yang tersembunyi,perbuatan dosa dan melakukan kezhaliman tanpa hak sertamelarang kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Diatidak menurunkan kekuasaan sedikitpun, dan mengharamkankamu mengatakan sesuatu atas nama Allah tentang hal-hal yangtidak kamu ketahui.”

Beribadah di kuburan-kuburan termasuk perbuatanmenyekutukan Allah dengan sesuatu yang sama sekali tidakdapat memberikan kekuasaan. Karena Allah tidak pernahmemberikan argumen (hujjah) yang berisikan pembenaranberdo‘a di atas kuburan-kuburan dan keutamaan tempattersebut dari yang lain. Maka barang siapa berbuat demikianitu dengan anggapan termasuk ajaran agama Allah, makaorang tersebut telah berdusta atas nama Allah tentang halyang tidak dia ketahui.

Page 107: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

108 Bahaya mengekor non muslim

Bab 19

KKKKKesalahan alasanpenyembah kuburan

DDDDD ikatakan bahwa ada riwayat dari kalangan penyembahkuburan, mereka berkata bahwa kuburan Ma‘ruf adalah

kuburan mujarab. Dan juga diriwayatkan dari Ma‘ruf bahwadia berwasiat kepada keponakan laki-lakinya supaya berdo‘adi kuburannya. Abu ‘Ali Al Kharaqi dalam buku ‘KumpulanKisah-kisah Hijrah Syekh Ahmad’ menyebutkan bahwasebagian dari orang-orang yang disinggahi biasa mengunjungiSyekh Ahmad dan berdo‘a di kuburannya. Saya mendugabahwa orang yang menyebutkan kisah ini adalah Al Maruzi,ia menukil dari sekelompok orang. Mereka berdo‘a di ku-buran-kuburan sejumlah nabi dan kaum shalih dari keturunanpara nabi dan lain-lain, kemudian do‘a mereka itu dikabul-kan. Perbuatan ini kemudian diikuti oleh orang banyak.

Para pengarang generasi belakangan ada yang ketikamenyusun buku manasik haji menyebutkan bahwa jika ziarahke kubur Nabi , ia berdo‘a di samping kubur beliau.Sebagian penulis lain menyebutkan bahwa orang yangmembaca shalawat tujuh puluh kali di kuburan beliau danberdo‘a di tempat itu, maka do‘anya akan dikabulkan.

Page 108: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 109

Sebagian lain lagi menyebutkan keutamaan berdo‘a dikuburan beberapa syekh. Ada lagi suatu kaum yang meng-anggap do‘anya di kuburan-kuburan tertentu mustajab,seperti: kuburan Syekh Abu Al Faraj Asyirazi Al Muqoddasidan syekh yang lain.

Kita telah menyaksikan pada zaman kita dan zamansebelumnya ada beberapa orang yang dianggap memilikiilmu dan amal yang terpuji, mereka ternyata memilih berdo‘adi kuburan-kuburan dan duduk bersimpuh di kuburantersebut. Di antara mereka ada orang-orang yang terkenal luasilmunya dan ada pula yang dipandang mempunyai karamah.Bagaimana cara mengingatkan mereka ini? Disini saya hanyamenyebutkan pertanyaan serta menyatakan bahwa perbuatantersebut telah menyimpang jauh dari cara ahli ilmu dan ahliagama, karena perbuatan semacam ini menjadi tujuan utamapara pengikut paham keramatnya kubur.

Di antara perbuatan yang terlarang menurut agamaadalah perbuatan yang sama sekali tidak dibenarkan olehumat generasi tiga abad pertama hijriah. Sepanjang yang kamiketahui, generasi yang mendapatkan pujian Rasulullah adalah generasi pada tiga abad tersebut. Rasulullah telahbersabda:

“Sebaik-baik umatku adalah umat yang ada pada kurun akudiutus, kemudian kurun berikutnya, kemudian kurun berikut-nya.” (HR. Bukhari).

Mereka adalah generasi yang sangat menyukai keutamaan.Sekiranya melakukan do‘a dan bersimpuh di kuburan tertentumerupakan keutamaan, tentu mereka telah melakukannya.

Page 109: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

110 Bahaya mengekor non muslim

Ternyata tidak ada perintah dan tidak ada praktek merekasemacam ini, sekalipun ada peluang untuk melakukannya.Kalau memang berdo‘a dan bersimpuh di kuburan merupa-kan keutamaan, sudah tentu ada keterangan agama yangmenunjukkannya.

Pada generasi sesudahnya terjadi perbedaan pendapat diantara umat. Sebagian besar dari ulama dan golonganshidiqin melakukan hal itu, tetapi sebagian lagi melarangnya.Oleh karena itu, tidak dapat dikatakan bahwa umat Islamtelah sepakat menganggap perbuatan tersebut sebagaiperbuatan yang baik. Alasannya adalah:1. Sebagian besar umat membenci perbuatan tersebut dan

menolaknya baik umat dahulu maupun sekarang.2. Merupakan suatu yang mustahil bila umat menyepakati

sesuatu hal dipandang baik untuk dilakukan, tetapigenerasi umat terdahulu tidak pernah melaksanakannya.Hal semacam ini termasuk kategori ijma’ yang berla-wanan, padahal seharusnya ijma’ tidak berlawanan.Apabila terdapat ikhtilaf di antara generasi belakangandalam suatu masalah, maka kata putusnya adalah Al-Qur‘an, Sunnah Nabi dan ijma’ generasi terdahulu baikberupa ketetapan yang jelas ataupun hasil ijtihad.Alhamdulillah, dalam hal ini tidak ada satupun riwayat

yang dinukil dari seorang imam terkenal atau seorang alimyang berpengaruh. Bahkan riwayat yang dinukil adakalanyasuatu kebohongan yang diatas namakan kepada pendapatseseorang, seperti contohnya ada sebagian orang mengatakanbahwa telah diriwayatkan dari Imam Syafi‘i, beliau pernahberkata: “Apabila saya mendapatkan kesulitan besar, makasaya datang dan berdo‘a di kuburan Abu Hanifah.” Bantahanterhadap masalah ini adalah bahwa riwayat ini dusta dankedustaannya mudah diketahui oleh orang-orang yang sedikit

Page 110: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 111

mengerti hal ihwal riwayat (ilmu hadits). Karena tatkala ImamSyafi‘i datang ke Baghdad, di Baghdad belum ada satu punkuburan yang biasa dipergunakan sebagai tempat berdo‘a.Bahkan di masa hidup Syafi‘i hal semacam ini sama sekalitidak dikenal. Imam Syafi‘i pernah melihat sebagian darikuburan para nabi, para shahabat dan tabi‘in dan para murid-murid mereka yang lebih utama daripada Imam Abu Hanifahdan ulama-ulama lain di Hijaz, Yaman, Syam, Iraq dan Mesir.Lalu untuk apa Imam Syafi‘i berdo‘a dan bersimpuh di kubur-an Abu Hanifah, padahal ada kuburan lain yang lebih utama?

Murid-murid Abu Hanifah yang berjumpa dengan beliau,seperti Abu Yusuf, Muhammad, Zufar, Hasan bin Zayad danorang-orang seangkatannya sama sekali tidak pernah memilihuntuk berdo‘a di kuburan Abu Hanifah dan kuburan lain.Orang-orang yang membuat kisah-kisah semacam ini hanya-lah orang yang dangkal ilmu dan agamanya. Boleh jadi pe-nukilan riwayat-riwayat semacam ini berasal dari orang yangtidak dikenal. Jika kisah semacam ini diriwayatkan dari Nabi sekalipun, kita tidak dibenarkan untuk mengambilnya sebelumterbukti shahihnya, apa lagi riwayat ini berasal selain beliau?

Boleh jadi pembawa kisah ini mengatakannya ataumelakukannya menurut ijtihadnya yang bisa salah bisa benar.Atau ia menetapkannya dengan syarat-syarat yang banyaksehingga nyaris sama dengan melarangnya, lalu orang yangmeriwayatkan dari orang tersebut merubahnya. Misalnya,Nabi telah mengizinkan ziarah kubur padahal sebelumnyamelarang. Para pengikut kebatilan memahami hadits tersebutbahwa ziarah kubur Nabi yang mereka lakukan di waktuhaji adalah untuk membaca shalawat dan memohon per-tolongan di kuburan tersebut.

Alasan-alasan ini berkisar di antara dua hal, yaitu tidakadanya dalil yang sah untuk menetapkan hukumnya dan

Page 111: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

112 Bahaya mengekor non muslim

qiyas yang tidak boleh dipakai untuk menetapkan hukumibadah. Padahal Rasulullah tidak pernah menganjurkanibadah tersebut dan tidak pula melarangnya. Bila ternyata adatuntutan riil untuk melakukan ibadah tersebut, maka dianggapbahwa beliau melakukannya.1) Ketentuan ibadah tersebuttidak boleh dinukil dari pengikut agama Nasrani atau yangsemisalnya, tetapi hanya boleh dinukil dari ulama Islam.Demikian pula dalam menetapkan hukumnya harus ber-sumber pada Al-Qur‘an, Sunnah Rasulullah dan perbuatanorang-orang generasi Islam pertama. Tidak boleh menetapkanhukum agama tanpa berdasar pada tiga sumber nash tersebutatau tidak boleh pula dengan jalan ijtihad.

Sesungguhnya merupakan rahmat Allah bahwa dalamurusan-urusan yang dapat dikerjakan manusia, seseorangdibolehkan memohon kepada Allah dan sekaligus mintabantuan orang lain. Permohonan semacam ini seolah-olahmenyetarakan manusia dengan Allah, tetapi pelakunyasebenarnya tidak bermaksud demikian. Adapun dalamurusan-urusan besar seperti minta turun hujan di musimkering atau minta dilepaskan dari adzab di waktu timbulnyapeperangan, maka perbuatan semacam ini termasuk syirikyang sama sekali tidak bermanfaat, sebagaimana hal ini Allahfirmankan pada surah Al An‘aam ayat 40-41:

1) Sebagai contoh, Rasulullah menetapkan menggantikan utang puasa dan hajiorang yang meninggal. Lalu bagaimana dengan hutang zakat, yang Rasulullah tidak menganjurkan dan tidak melarangnya? Sementara ada tuntutan riil meng-hendaki penyelesaian masalah ini secara syar'i.(pen)

Page 112: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 113

“Katakanlah (Muhammad): ‘Bagaimana pendapat kamu seka-lian jika adzab Allah datang kepada kamu atau kiamat datangkepada kamu, adakah Tuhan selain Allah yang akan kamumintai pertolongan, jika kamu memang orang yang benar.Bahkan hanya kepada-Nya kamu memohon, lalu Dia menye-lamatkan kamu dari apa yang telah kamu mohon kepada-Nyajika Dia menghendaki dan kamu tinggalkan Tuhan-tuhan yangkamu sekutukan dengan Allah.’”

Allah juga berfirman pada surah Az Zumar ayat 43-44:

“Apakah mereka menjadikan Tuhan-tuhan selain Allah sebagaipemberi pertolongan. Katakanlah (Muhammad): ‘Apakahsekalipum mereka sedikitpun tidak memiliki kekuasaan dantidak berakal?’ Katakanlah (Muhammad): ‘Semua pertolonganhanyalah milik Allah.’”

Jadi tidak ada yang dapat mengabulkan permohonandalam masalah-masalah yang besar kecuali hanya Allahsemata. Hal ini menunjukkan adanya sifat keesaan-Nyasekaligus membantah keraguan orang-orang yang menye-kutukan Allah dengan yang lain. Dengan demikian dapatlahdiketahui bahwa semua pemberian atas permohonan manusiahanyalah bisa terjadi semata-mata dari Allah, Tuhan yangtidak ada sekutu bagi-Nya, sekalipun jalan yang ditempuhmanusia mungkin halal atau haram. Misalnya, penciptaanAllah atas langit, bumi, angin, awan dan benda-benda besarlainnya, semuanya itu membuktikan keesaan-Nya dan Dialahpencipta segalanya. Adapun bila selain Allah dapat membuatsesuatu, sebenarnya semua itu berasal dari ciptaan-ciptaan-Nya juga. Jadi Allahlah sebagai pencipta yang pertama, dansebenarnya Dia pulalah pencipta hasil berikutnya.

Page 113: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

114 Bahaya mengekor non muslim

Generasi salaf tidak menyukai perbuatan mendatangikuburan-kuburan untuk berdo‘a karena mereka memahamisabda Nabi :

“Janganlah kalian mengadakan perayaan di kuburanku.” (HR.Ali bin Husain dan Hasan bin Hasan, putera pamannya. Keduaorang ini adalah generasi tabi‘in dari keturunan Nabi . Merekalebih tahu tentang masalah ini daripada orang lain sebabkeduanya dekat dengan pangkuan kenabian baik keturunanmaupun derajatnya.)

Diriwayatkan dari Imam Ahmad dan lain-lain, bahwabeliau memerintahkan kepada orang-orang yang mengucap-kan salam di kuburan Nabi dan kuburan dua sahabat beliau(Abu Bakar dan ‘Umar) ketika ingin melanjutkan denganberdo‘a, agar mereka berpaling lalu mengahadap kiblat.Begitu pula kalangan ulama generasi terdahulu melarangperbuatan demikian, misalnya Imam Malik dan lain-lain. Darikalangan ulama belakangan (yang menolak perbuatan demi-kian) adalah Abul Wafa’ bin ‘Uqail dan Abu Farah bin Jauzi.

Sepanjang ingatan saya, tidak ada seorang shahabat,tabi‘in atau imam terkenal yang beranggapan bahwa menda-tangi kuburan-kuburan untuk berdo‘a di tempat itu adalahperbuatan baik. Juga tidak seorang pun yang meriwayatkansesuatu tentang hal ini dari Nabi atau dari seseorang imamterkenal. Para ulama telah menyusun kitab tentang do‘a,waktu-waktunya, tempat-tempatnya yang makbul dan me-riwayatkan pula perbuatan-perbuatan sahabat dan tabi‘in,tetapi tidak seorangpun yang menyebutkan keutamaanberdo‘a di kuburan walaupun hanya dengan satu kalimat saja.

Bagaimana mungkin perbuatan semacam itu dibenarkan,atau berdo‘a di kuburan itu lebih dikabulkan dan lebih utama,sedangkan generasi salaf tidak pernah mengenalnya, bahkan

Page 114: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 115

melarangnya dan tidak pernah menyuruh kita berbuatdemikian?

Setelah hampir 300 tahun sepeninggal Rasulullah banyak omongan orang, bahwa berdo‘a di kuburan si fulanmustajab, atau kuburan si fulan dapat mengabulkan permo-honan seseorang yang berdo‘a di tempat itu dan lain sebagai-nya, seperti yang dilakukan orang-orang di Mesir. Jugadilakukan di Iraq di kuburan ‘Ali , kuburan Husain, kuburanHudzaifah bin Yaman, kuburan Salman Al Farisi, kuburanMusa bin Ja‘far. Juga orang berbuat serupa di negeri Haranterhadap sebuah kuburan seseorang dari golongan Anshor.Begitu pula di banyak kuburan di banyak negeri Islam yangtidak dapat disebutkan disini satu persatu. Mereka jugamendirikan bangunan di atas kuburan-kuburan tersebut,misalnya membangun masjid di atas kuburan Abu Hanifah,Syafi‘i dan lain-lain.

Page 115: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

116 Bahaya mengekor non muslim

Bab 20

DDDDDuduk bersimpuh danmerawat kuburan sebagaipenghormatan

DDDDD i antara perbuatan yang diharamkan adalah dudukbersimpuh di kuburan, merawatnya dan menjaganya

untuk menghormatinya, memasang tirai seperti tirai Ka‘bah.Telah kami jelaskan bahwa umat Islam telah sepakat bahwamembangun masjid di atas kuburan diharamkan atas dasardalil dari Sunnah Nabi , apalagi berdiam dan bersimpuh didalam masjid tersebut dan menganggapnya laksana MasjidilHaram. Bahkan ada sebagian orang yang lebih senang dudukbersimpuh di masjid yang dibangun di atas kuburan daripadaduduk bersimpuh di Masjidil Haram. Demikian ini karenamereka telah mengangkat tuhan-tuhan setara dengan Allahdan mereka mencintai tuhan-tuhan itu sebagaimana cintanyakepada Allah, padahal orang-orang mukmin lebih besarcintanya kepada Allah.

Bahkan mengagungkan masjid yang dibangun di ataskuburan, –yang mana hal ini telah diharamkan oleh Allah danrasul-Nya– menurut pengikut paham ini, kuburan lebih agungdaripada rumah-rumah Allah (masjid). Padahal Allah telahmenetapkan bahwa masjid sebagai tempat untuk menyebut

Page 116: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 117

nama-Nya dan masjid hendaknya dibangun atas dasar takwakepada Allah serta untuk mencari keridhaan-Nya.

Syetan telah menjerumuskan sebagian besar manusia ke-pada syirik besar dengan melakukan bid‘ah-bid‘ah semacamini, sehingga di antara mereka ada yang beranggapan bahwamenziarahi kuburan para syuhada’, baik kuburan seorangnabi, seorang syekh atau salah satu keturunan nabi, lebih baikdari melaksanakan ibadah haji ke Mekkah. Ziarah ke kuburansemacam itu mereka sebut haji akbar. Pada waktu ibadahhaji, setelah sampai ke Madinah sebagian dari mereka adayang langsung pulang ke negerinya tanpa kembali ke masjidilharam, karena menganggap hajinya telah selesai. Merekamelakukan hal ini karena beranggapan ibadah haji merekatelah cukup dengan melakukan ziarah ke kuburan Nabi ,berdo‘a di tempat tersebut dan bertawashul dengan kuburanbeliau serta memohon kepada orang yang sudah wafat.Sebagian mereka ketika berdo‘a berupaya menggambarkanwajah syekh yang dimintai pertolongan. Hal ini adalahbujukan syetan sebagaimana syetan telah melakukannyakepada penyembah berhala.

Lebih hebat dari semua itu adalah memanjatkan do‘akepada orang yang telah mati di kuburannya, bernadzarkepadanya atau kepada para perawat kubur yang selalududuk bersila di atas kuburannya, atau kepada orang-orangyang tinggal di dekat kuburannya, baik kerabat dekatnya ataubukan. Mereka beranggapan bahwa dengan bernadzarkepada orang yang telah mati itu, hajatnya akan terkabul ataukesulitan-kesulitannya terselesaikan.

Telah kami jelaskan berdasar sabda Nabi bahwabernadzar untuk berbuat baik tidak akan menghasikankebaikan, apalagi bernadzar untuk berbuat dosa. Allah tidakakan menjadikan cara semacam itu menjadi sarana menga-

Page 117: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

118 Bahaya mengekor non muslim

bulkan hajat yang dimaksud, misalnya bernadzar berdo‘akepada orang yang telah mati.

Ketahuilah bahwa mereka yang telah dikubur, baik paranabi maupun orang-orang shalih, membenci segala macamperbuatan yang dilakukan di sisi kuburan mereka. Misalnya,‘Isa Al Masih membenci apa yang dilakukan kaum Nasraniterhadap beliau. Para nabi Bani Israil juga membenci apayang dilakukan para pengikutnya kepada mereka.

Seorang muslim tidak boleh beranggapan bahwa laranganmenjadikan kuburan-kuburan sebagai tempat perayaan danmeletakkan patung-patung di atasnya sebagai tanda meng-hormati kebesaran atau memuliakan penghuni kuburannya.Demikian itu, karena hati manusia apabila telah dirasukiperbuatan-perbuatan bid‘ah, maka ia akan meninggalkansunnah-sunnah Nabi . Anda lihat bahwa sebagian besarorang yang duduk bersimpuh di atas kuburan adalah orang-orang yang menentang cara-cara hidup orang yang menghunikuburan tersebut. Mereka asyik dengan kuburan tersebut danmemohon kepadanya, padahal tidak ada perintah agamauntuk melakukannya.

Di antara perbuatan menghormati para nabi dan orang-orang shalih adalah mengikuti seruannya dan melakukanamal shalih, sehingga para nabi dan orang-orang shalihmemperoleh lebih banyak pahala karena perbuatan parapengikutnya, sebagaimana Nabi bersabda:

“Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka ia mendapat-kan pahalanya dan ditambah sebanyak pahala orang yangmengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka.”(HR. Muslim)

Page 118: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 119

Orang-orang yang biasa melakukan bid‘ah dalam ber-ibadah sebenarnya tidak perlu melakukannya, sekiranya maumelaksanakan ibadah yang disyari‘atkan. Contohnya, merekatidak perlu memilih tempat dan waktu tertentu untuk berdo‘a,sekiranya mereka mau mencukupkan diri berdo‘a padawaktu-waktu yang disyari‘atkan, seperti saat makan sahur,setelah shalat, ketika sujud dan lain sebagainya. Oleh karenaitu, orang yang berakal sehat hendaknya berusaha dengansungguh-sungguh mengikuti sunnah Nabi dalam semuaurusan dan menjauhi semua perbuatan bid‘ah serta ber-anggapan bahwa semua perbuatan bid‘ah itu tidak lebih baikdaripada perbuatan sunnah. Karena barang siapa yangmemilih berbuat baik, dia akan diberi kebaikan dan barangsiapa menjauhi yang buruk (bid‘ah), ia akan dijauhkan darikeburukan itu.

Page 119: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

120 Bahaya mengekor non muslim

Bab 21

BBBBBersumpah dengan namaselain Allah

SSSSS halat merupakan ibadah yang berisi seruan semata-mata kepada Allah. Nabi melarang mengerjakan

shalat di kuburan-kuburan dimaksudkan agar perbuatan ter-sebut tidak mendorong munculnya perbuatan menyekutukanAllah. Namun ternyata di tempat tersebut malahan terjadi banyakkesyirikan, baik dalam bentuk memohon kepada penghunikuburan untuk mengabulkan hajatnya, melepaskan diri darikesulitan atau meminta bantuan dari mereka (orang-orangyang mati) agar mereka memohonkan hal tersebut dari Allah.

Seseorang dilarang bersumpah kepada Allah denganmenyebut nama nabi tertentu, malaikat atau lainnya sekali-pun tidak dilakukan disamping kuburan, karena adanyalarangan umum bersumpah dengan menyebut nama makhluk.Larangan ini merupakan ijma’ para imam, hanya saja adabeda pendapat apakah larangan ini hukumnya haram ataubertujuan untuk menjaga keagungan Allah.

Dari dua pendapat ini, yang lebih mendekati kebenaranadalah bahwa larangan ini hukumnya haram, kecuali ber-

Page 120: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 121

sumpah dengan menyebut nama Nabi semata. Dalam halbersumpah dengan menyebut nama Nabi semata, dikalangan madzhab Ahmad bin Hambal dan beberapa orangmuridnya, di antaranya Ibnu ‘Aqil ada dua pendapat. Adajuga perbedaan pendapat dalam hal bersumpah denganmenyebut segenap nama nabi. Namun pendapat yang diikutioleh kebanyakan para imam, seperti Malik, Syafi‘i, AbuHanifah, dan lain-lain menyatakan bahwa tidak dibenarkanbersumpah dengan menyebut nama makhluk dan tidak bolehbersumpah dalam bentuk janji dengan menyebut namamakhluk. Pendapat semacam ini adalah benar.

Para ulama telah menerangkan dengan jelas larangan atasperbuatan tersebut. Dan mereka sepakat bahwa hanyakepada Allahlah kita boleh memohon dan menggunakannama-Nya dalam bersumpah. Ada pun seseorang yangmenggunakan kata-kata “Aku meminta kepada-Mu (ya Allah)demi keagungan singgasana-Mu”, maka sumpah seperti inihukumnya diperselisihkan oleh para ulama. Akan tetapi, lebihdari seorang ulama yang membolehkan sumpah seperti itukarena adanya riwayat yang menyebutkan adanya perbuatantersebut. Namun ada riwayat bahwa Abu Hanifah membenciperbuatan seperti itu. Abu Hanifah berkata: “Tidak patutseseorang memohon kepada Allah kecuali dengan menyebutnama-Nya semata. Aku tidak suka kepada orang yangmemohon kepada Allah dengan mengucapkakn kalimat:‘Demi keagungan singgasana-Mu dan demi penciptaan-Mu.’”Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Yusuf.

Abu Yusuf berkata: “Demi keagungan singgasana-Mumaksudnya adalah Allah sendiri. Oleh karena itu, kalimattersebut tidaklah aku benci, tetapi yang aku benci adalahkalimat sumpah: ‘Demi hak fulan atau demi hak para nabi-Mu dan rasul-Mu, atau demi Baitullah dan Masy‘aril Haram.’Pemakaian kalimat-kalimat seperti itu tidak dibenarkan.”

Page 121: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

122 Bahaya mengekor non muslim

Para ulama berkata: “Memohon kepada Allah dengankalimat: ‘Demi makhluk-Nya’ tidak dibenarkan, sebabsegenap makhluk tidak mempunyai hak kepada Khaliqnya.”Akan tetapi, kalimat: “Demi keagungan singgasana-Nya” adaperbedaan pendapat, apakah berarti memohon denganmenyebut nama makhluk-Nya atau nama Khaliq sendiri. Olehkarena adanya perbedaan pendapat dalam hal ini dan AbuYusuf mendapati adanya riwayat penggunaan kalimat: “Akumemohon kepada-Mu ya Allah, demi keagungan singgasana-Mu, rahmat yang penuh dari Kitab-Mu, nama-Mu yang agung,kehormatan-Mu yang tertinggi, dan kalimat-Mu yang sem-purna”, maka Abu Yusuf membolehkan pemakaian kalimattersebut.

Page 122: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 123

Bab 22

DDDDDo‘a yang dikabulkan

Firman Allah pada surah Al Baqarah ayat 186:

“Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad)tentang Aku (Allah), maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Akumengabulkan permohonan orang yang berdo‘a apabila iamemohon kepada-Ku. Oleh karena itu, hendaklah merekamemperkenankan seruan-Ku dan mereka beriman kepada-Ku,semoga mereka terpimpin.”

Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat berkata: “WahaiRasulullah, Tuhan kita sangat dekat, lalu kita berdialogdengan-Nya ataukah Tuhan kita jauh, lalu kita menyeru Dia?”Lalu Allah menurunkan ayat ini.

Allah menerangkan bahwa Dia sangat dekat, Dia menga-bulkan permohonan orang yang berdo‘a, jika berdo‘a kepada-Nya. Kemudian Allah memerintahkan kepada orang-orang

Page 123: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

124 Bahaya mengekor non muslim

yang berdo‘a agar memenuhi seruan-Nya, yaitu agar merekaberiman kepada-Nya, seperti dikatakan oleh sebagian orangbahwa kalimat ‘Hendaklah mereka memperkenankan seruan-Ku’, maksudnya adalah ‘Hendaklah mereka beriman kepada-Ku ketika Aku seru mereka.’

Mereka berkata: “Dengan dua syarat inilah permohonanitu akan terkabul, yaitu dengan mematuhi hak ketuhanan-Nya, yaitu beriman dengan benar kepada sifat rububiyah-Nya. Maka siapapun yang memenuhi seruan Tuhannyadengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya,maka keinginannya terpenuhi dan permohonannya terkabul,sebagaimana firman Allah pada surah Asy Syuuraa ayat 26:

“Allah mengabulkan permohonan orang-orang mukmin danorang-orang yang beramal shalih. Dan Dia menambahkansebagian karunia-Nya kepada mereka.”

Maksudnya, Allah memperkenankan kehendak dan meme-nuhi kebutuhan mereka.

Barang siapa dengan penuh keyakinan memohon kepada-Nya, niscaya Dia akan mengabulkan permohonannya,sekalipun orang yang berdo‘a itu terkadang musyrik ataufasiq. Allah telah berfirman pada surah Yunus ayat 12:

“Apabila manusia tertimpa bencana, ia memohon kepada Kamidengan berbaring atau duduk atau berdiri. Maka tatkala ia Kamiselamatkan dari bencana itu, lalu ia berlalu seolah-olah tidakpernah memohon kepada Kami untuk menyelamatkan bencanayang menimpanya.”

Page 124: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 125

Allah berfirman dalam surah Al An‘aam 40-41:

“Katakanlah (Muhammad), bagaimana pendapat kamu sekalianjika datang kepadamu adzab Allah atau datang kepadamukiamat, apakah kamu menyeru kepada selain Allah jika kamumemang orang-orang yang benar. Bahkan kamu menyerukepada-Nya semata-mata, lalu Ia selamatkan kamu sekaliandari apa yang kamu minta kepada-Nya jika Ia menghendaki.Dan kamu sekalian ketika itu meninggalkan tuhan-tuhan yangkamu sekutukan dengan Allah.”

Mereka adalah orang-orang yang dikabulkan do‘anyakarena mereka mengakui sifat rububiyah Allah. Allah jugamengabulkan do‘a orang yang sedang dalam bahaya, sekali-pun sebelumnya ia tidak mengesakan Allah dalam beribadahdan tidak taat kepada Allah dan rasul-Nya. Orang semacamini hanya diberi kesenangan sementara di dunia, tetapi diakhirat kelak tidak mendapatkan keuntungan sedikit pun. Halini Allah firmankan dalam surah Al Israa’ ayat 18-20:

“Barang siapa menghendaki pembalasan segera, maka Kamisegerakan untuknya di dunia ini kepada siapa yang Kamikehendaki sesuai kehendak Kami, kemudian Kami sediakanbaginya Jahanam yang akan ia masuki dengan terhina lagipenuh kerugian. Dan barang siapa menghendaki akhirat dania berusaha sungguh-sungguh untuk akhiratnya seraya iaberiman, maka usaha mereka itu akan diberi balasan. Masing-masing dari mereka itu Kami limpahi karunia dari Tuhanmudan karunia Tuhanmu tidak dapat dirintangi.”

Orang yang Allah beri kesenangan dengan rezeki dan per-tolongan bukan berarti permohonannya dikabulkan, bisa jadiada penyebab lain. Allah swt. memberi rezeki kepada orangmukmin maupun kafir, orang shalih maupun durjana. Allahmemperkenankan permohonan hamba-Nya serta memenuhipermintaan mereka di dunia ini, tetapi kelak di akhirat merekayang kafir tidak akan mendapatkan pahala sedikit pun.

Page 125: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

126 Bahaya mengekor non muslim

Para ulama meriwayatkan bahwa sebagian golongan kafirdari golongan Nasrani pernah mengepung suatu negri kaummuslim, sampai golongan kafir kehabisan air minum, lalumereka meminta kepada kaum muslim untuk menyediakanair minum supaya mereka dapat meninggalkan tempatpengepungan. Kemudian para penguasa muslim melakukanmusyawarah. Mereka memutuskan: “Biarkanlah merekakehausan sampai mereka menjadi lemah, lalu kita serbumereka.” Golongan kafir tersebut tetap saja tinggal di tempattersebut, mereka kemudian memanjatkan do‘a minta hujansehingga Allah menurunkan hujan kepada mereka. Haltersebut menyebabkan sebagian dari golongan awam men-jadi bingung. Lalu raja berkata kepada sebagian ahli pikir:“Orang banyak telah mengetahui hal ini.” Kemudian rajadiminta naik mimbar lalu berpidato: “Ya Allah, kami tahubahwa mereka itu adalah golongan yang dijamin mendapat-kan rezeki sebagaimana Engkau firmankan dalam Kitab-Mu(pada surah Huud ayat 6) ‘Dan tidak satu pun makhluk melatadi muka bumi melainkan diberi rezeki oleh Allah.’ Merekamemohon kepada-Mu tatkala dalam kesulitan dan Engkaumemperkenankannya. Tentu hal itu bukan karena Engkaumencintai mereka atau Engkau mencintai agama mereka.Sekarang kami ingin Engkau memperlihatkan kepada kamisuatu tanda yang dapat meneguhkan iman dalam hati parahamba-Mu yang beriman. Kemudian Allah mengirimkankepada mereka angin kencang sehingga golongan kafirKristen tersebut binasa.”

Berkaitan dengan masalah ini, barangkali ada orang yangmemanjatkan do‘a meminta harta yang baik, atau ada yangberdo‘a dengan kalimat-kalimat yang berisi kedurhakaankepada Allah, misalnya dengan kalimat kesyirikan atausemacamnya. Jika ternyata sebagian dari permohonan orangitu terkabul, maka ia mengira bahwa hal itu menunjukkan

Page 126: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 127

bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah baik. Misalnya,orang yang diberi Allah kekayaan dan banyak anak, iamengira bahwa pemberian tersebut sebagai bukti balasankebaikan yang segera diberikan kepadanya. Allah berfirmanpada surah Al Mukminuun ayat 55-56:

“Apakah mereka mengira bahwa kekayaan dan anak yang Kamikaruniakan kepada mereka itu menjadi bukti Kami menye-gerakan kebaikan bagi mereka, bahkan mereka sebenarnyatidak menyadari hal itu (sebagai ujian).”

Allah berfirman pula pada surah Ali ‘Imran ayat 178:“Dan janganlah sekali-kali orang kafir mengira bahwa apa yangKami karuniakan kepada mereka (rezeki dan kemenangan)menjadi kebaikan bagi mereka. Sesungguhnya apa yang Kamikaruniakan kepada mereka itu hanyalah menjadikan merekamemperbanyak berbuat dosa dan bagi mereka adzab yanghina.”

Allah berfirman pula pada surah Al An‘aam ayat 44:“Tatkala mereka (orang-orang kafir) lupa terhadap peringatanyang telah Kami diberikan, maka Kami bukakan untuk merekapintu-pintu semua kesenangan, sehingga tatkala merekabersenang-senang dengan karunia yang telah mereka terima,maka dengan tiba-tiba Kami adzab mereka. Oleh karena itu,mereka tiba-tiba berputus asa.”

Termasuk dalam pengertian karunia pada ayat di atasialah syafa‘at Nabi yang diberikan kepada manusia padahari kiamat. Segenap manusia akan meminta syafa‘at kepadabeliau agar Allah mengampuni mereka. Sebagaimana biasaberlaku di dunia, manusia meminta kepada Nabi agar ber-do‘a kepada Allah untuk menurunkan hujan dan sebagainya.

Ada riwayat perkataan ‘Umar: “Apabila kita mengalamikekeringan, kami bertawasul kepada-Mu dengan Nabi kami,lalu Engkau turunkan hujan kepada kami dan kami juga

Page 127: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

128 Bahaya mengekor non muslim

bertawasul kepada-Mu dengan paman Nabi kami. Kamidahulu bertawasul kepada-Mu dengan do‘a nabi kami,syafa‘at beliau, dan permohonan beliau. Kini, sepeninggalNabi kami bertawasul kepada-Mu dengan do‘a pamanbeliau, permohonannya, dan syafa‘atnya.” Perbuatan di atastidaklah berarti bahwa kami membagi kekuasaan antaraEngkau dan beliau (Nabi atau paman beliau, ‘Abbas). Caraini bukan seperti yang biasa dilakukan oleh golongan ahlibid‘ah ketika berdo‘a dengan menggunakan kalimat: “YaAllah, aku memohon kepada-Mu dengan kebesaran si fulandi sisi-Mu”, setelah wafatnya Nabi . Atau ketika merekamengucapkan kalimat: “Kami bertawasul kepada Allahdengan para nabi-Nya dan para wali-Nya.”

Mereka (golongan bid‘ah) telah meriwayatkan Haditspalsu yang berbunyi:

“Apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlahkepada-Nya dengan kebesaranku (Nabi ), karena kebesarankudi sisi Allah sangat lapang.”

Sekiranya tawasul yang dilakukan para ahli bid‘ah inidahulu biasa dilakuan oleh para shahabat, niscaya setelahbeliau wafat para shahabat akan tetap melakukannya dantidak beralih kepada ‘Abbas (paman beliau) seperti yangdilakukan ‘Umar. Padahal tentunya para shahabat mengertibahwa memohon kepada Allah dan bersumpah kepada-Nyadengan nabi-Nya lebih mulia daripada dengan ‘Abbas. Olehkarena itu, dapatlah dipahami bahwa tawasul yang dimaksudoleh para shahabat adalah tawasul dengan orang yang masihhidup, bukan dengan orang yang sudah mati. Sebab, orangyang masih hidup dapat memanjatkan do‘a kepada Allah,sedangkan orang yang mati tidak bisa memohon apa punkepada Allah, baik berupa do‘a atau lainnya.

Page 128: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 129

Bab 23

HHHHHak Allah,hak para nabi,dan hak orang-orang mukmin

AAAAA llah mempunyai berbagai macam hak dan tidakboleh disekutukan hak-Nya dengan yang lain. Para

rasul juga punya hak yang tidak boleh disamakan haknyadengan yang lain. Kaum mukmin juga punya hak yang samaterhadap sesama mukmin.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, dari Mu’adzbin Jabal, ia berkata:

“Saya pernah membonceng Nabi di atas kendaraannya.Beliau bersabda kepadaku: ‘Wahai Mu‘adz, tahukah engkau

Page 129: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

130 Bahaya mengekor non muslim

apa hak Allah atas hamba-Nya?’ Saya menjawab: ‘Allah danrasul-Nya lebih tahu.’ Beliau bersabda: ‘Hak Dia atas merekaadalah mereka menyembah kepada-Nya semata-mata dan tidakmenyekutukan-Nya dengan apa pun.’ Wahai Mu‘adz, apakahengkau tahu, apa hak hamba kepada Allah jika merekamelaksanakan kewajiban itu?’ Saya menjawab: ‘Allah dan rasul-Nya lebih tahu.’ Sabda beliau: ‘Hak mereka kepada-Nya yaituDia tidak mengadzab mereka.’”

Jadi, Allah mempunyai hak atas hamba-Nya, yaitu tidakdisekutukan sedikit pun dalam urusan ibadah kepada-Nya.Hal ini merupakan pokok tauhid, yang mana Allah mengutuspara rasul-Nya untuk mengajarkan tauhid ini kepada manusia,dan Allah menurunkan kitab-kitab wahyu-Nya juga untukmenjelaskannya. Allah berfirman pada surah Zukhruf ayat 45:

“Dan tanyakanlah kepada kaum yang telah Kami kirimkanutusan-utusan Kami sebelum kamu, apakah kamu menetapkantuhan-tuhan selain Allah Yang Maharahman untuk merekasembah?”

Firman-Nya pula pada surah An Nahl ayat 36:

“Dan Kami telah kirimkan seorang rasul kepada setiap umatdengan perintah: ‘Hendaklah kamu sekalian beribadah kepadaAllah dan jauhilah thaghut (segala perbuatan syirik).”

Termasuk dalam pengertian tauhid ialah bahwa kita tidakboleh punya rasa takut selain hanya kepada Allah, dan tidakboleh kita menunjukkan kepatuhan dan ketaatan kecualihanya kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam pada

Page 130: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 131

surah An Nuur ayat 52:

“Barang siapa taat kepada Allah dan rasul-Nya, takut kepadaAllah, dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Termasuk juga dalam pengertian tauhid ialah bahwaketaatan hanyalah kepada Allah dan rasul-Nya, rasa takut dantakwa semata-mata kepada-Nya.

Demikian pula firman-Nya pada surah At Taubah ayat 59:“Sekiranya mereka ridha dengan apa yang telah Allah dan rasul-Nya berikan kepada mereka dan mereka mengatakan: ‘Cukup-lah Allah bagi kami’, niscaya Allah akan melimpahkan karunia-Nya kepada kami, begitu juga rasul-Nya. Sungguh kami hanyaberharap kepada Allah.”

Hak memberikan ketetapan agama hanya dimiliki olehAllah dan rasul-Nya sebagaimana firman-Nya pada surah AlHasyr ayat 7:

“Apa saja yang Rasul sampaikan kepada kamu sekalian,hendaklah kamu ambil dan apa saja yang dia larang kamumelakukannya, hendaklah kamu jauhi.”

Jadi, yang halal ialah sesuatu yang dihalalkan Rasulullah ,yang haram ialah sesuatu yang diharamkan beliau, dan agamaadalah syari‘at yang ditetapkan beliau.

Juga ditetapkan bahwa pengharapan hanya boleh dituju-kan kepada Allah semata-mata, sebagaimana firman-Nya:“Dan mereka berkata: ‘Cukuplah Allah bagi kami.’ Dan tidakboleh menambahkan ‘dan rasul-Nya’ sebagaimana Allahsebutkan pada surah Ali ‘Imran ayat 173:

“0rang-orang yang berkata kepada manusia (para shahabat):‘Sungguh musuh-musuh Allah mengepung kamu sekalian,

Page 131: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

132 Bahaya mengekor non muslim

karena itu takutlah kepada mereka.’ Akan tetapi, justru imanmereka bertambah kuat dan mereka mengucapkan: ‘CukuplahAllah bagi kami dan Dialah sebaik-baik pelindung.’”

Dan firman-Nya pula pada surah An Anfaal ayat 64:“Wahai Nabi, cukuplah Allah bagi kami dan bagi orang-orangmukmin yang menjadi pengikutnya.”

Maksudnya cukuplah Allah bagi diri Muhammad dan parashahabatmu. Hanya Allahlah yang menjamin kamu sekalian.Orang yang beranggapan bahwa maksud ayat tersebut ialah‘Allah dan orang-orang mukmin cukup bagi Muhammad ’adalah salah besar karena beberapa alasan yang uraiannyarincinya disebutkan dalam buku lain.

Kemudian, mereka berkata tentang ayat: “..., niscaya Allahakan melimpahkan karunia-Nya kepada kami, begitu jugarasul-Nya.” Ini merupakan penjelasan bahwa semua karuniaitu milik Allah. Disebutkan bahwa Rasulullah sebagaipemberinya, maksudnya adalah Rasulullah tidak dapatmemberikan sesuatu kecuali apa yang diberikan Allah kepadabeliau.

Kemudian mereka berkata tentang ayat “Sungguh kamihanya berharap kepada Allah.” Dengan ayat ini ditetapkanbahwa pengharapan semata-mata hanya kepada Allah, tidakkepada yang lain, seperti yang Allah firmankan pada surahAl Insyirah ayat 7-8:

“Apabila engkau telah selesai, maka hendaklah kamu bangkit(melakukan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah hendak-nya engkau berharap.”

Pada ayat ini kita diperintahkan berharap hanya kepada-Nyadan Allah tidak membenarkan berharap kepada makhluk-Nya. Sebagaimana tersebut dalam Hadits shahih tentang sifatorang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab:

Page 132: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 133

“Yaitu mereka yang tidak pernah minta diruqyah (memintadibacakan mantera-mantera), tidak pernah memakai azimat,dan tidak pernah mempercayai hari baik dan buruk dan merekahanya memasrahkan diri mereka kepada Tuhan mereka.” (HR.Bukhari dan Muslim, dan lain-lain)

Sifat orang-orang yang disebutkan di atas antara lainadalah tidak minta diruqyah, yaitu tidak meminta orang lainuntuk membacakan mantera-mantera bagi dirinya. Padahadits ini tidak disebut dengan kalimat “tidak melakukanruqyah” (tidak membaca mantera-mantera), sebab dalambeberapa hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Nabi melakukan ruqyah untuk dirinya dan untuk orang lain, tetapibeliau tidak pernah meminta dibacakan mantera-mantera.Meminta dibacakan mantera ialah memohon kepada oranglain untuk memintakan sesuatu kepada Allah, karena meng-anggap dirinya sendiri tidak layak berhubungan denganAllah. Hal ini berbeda dengan seseorang yang memohonkankebaikan untuk orang lain. Nabi pernah bersabda kepadaIbnu ‘Abbas:

“Apabila engkau memohon sesuatu, mohonlah kepada Allah.Apabila engkau meminta pertolongan, mintalah tolong kepadaAllah.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih)

Jadi, Allahlah yang dijadikan tempat berpasrah diri danmemohon pertolongan serta tempat memohon bantuan,ditakuti siksa-Nya dan diharapkan karunia-Nya, disembahdan menjadi tambatan hati untuk memperoleh pengam-punan-Nya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan

Page 133: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

134 Bahaya mengekor non muslim

pertolongan-Nya dan tidak ada yang dapat menyelamatkandari siksa-Nya kecuali Dia semata. Semua ini telah dijelaskanAl-Qur‘an dengan ayat-ayatnya.

Rasulullah adalah orang yang ditaati, dicintai, diridhaidan diterima hukumnya, dimuliakan, dihormati dan diikutiserta dipercayai semua yang beliau ajarkan. Hal ini berdasarpada firman Allah pada surah An Nisaa’ ayat 80:

“Barang siapa taat kepada rasul-Nya, maka sungguh ia telahtaat kepada Allah.”

Dan firman-Nya pada surah An Nisaa’ ayat 64:“Dan Kami tidak pernah mengutus seorang rasul pun kecualiuntuk ditaati dengan izin Allah.”

Allah telah mengutus Nabi Muhammad untuk mewujud-kan ajaran tauhid dan membersihkannya dari segala bentukkesyirikan dalam berbagai ungkapan, seperti sabda beliau:

“Janganlah seseorang di antara kalian berkata: ‘Dengankehendak Allah dan kehendak Muhammad’, tetapi hendaklahia berkata: ‘Dengan kehendak Allah, kemudian kehendakMuhammad.’” (HR. Nasa’i, Hadits shahih)

Pada hadits lain, ada seorang laki-laki berkata kepadabeliau:

“Dengan kehendak Allah dan kehendakmu”, lalu beliaubersabda kepadanya: “Apakah engkau hendak menjadikan akutandingan Allah? Hendaklah engkau mengucapkan: ‘Dengankehendak Allah semata-mata.” (HR. Nasa’i)

Page 134: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 135

Kalimat-kalimat yang telah digariskan oleh Allah seluruh-nya berisikan suatu pernyataan mengikhlaskan ketaatansepenuhnya kepada Allah sebagai penjabaran dari firman-Nya pada surah Al Bayyinah ayat 5:

“Dan mereka itu tiadalah diperintahkan kecuali supaya merekamengikhlaskan ketaatan kepada Allah dengan memurnikanagamanya yang lurus dan melaksanakan shalat serta menge-luarkan zakat. Itulah agama yang lurus.”

Hendaknya seseorang mengerjakan shalat, shadaqah,zakat, puasa dan haji semuanya hanya karena Allah semata.Haji ialah beribadah kepada Allah semata-mata dan dilaksa-nakan di tempat yang telah ditetapkan Allah sebagai tempatmenyembah-Nya, sebagaimana firman-Nya pada surah Ali‘Imran ayat 97:

“Dan kewajiban bagi manusia berhaji ke Baitullah bagi siapayang mampu menempuh jalan ke sana karena Allah.”

Kalimat syahadat “Muhammad adalah utusan Allah”menuntut adanya pengakuan atas kebenaran semua beritayang dibawa Muhammad dan menaati semua perintahbeliau. Apa saja yang beliau tetapkan, maka seseorang wajibmenetapkannya. Dan apa saja yang beliau nafikan, makaseseorang wajib menafikannya, misalnya beliau menetapkansesuatu yang menjadi hak Allah, seperti nama-nama Allah dansifat-sifat-Nya. Begitu pula hal-hal yang beliau nyatakan bukansebagai sifat dan nama Allah, misalnya sifat serupa denganmakhluk-Nya. Hal ini mengharuskan manusia mensucikanAllah dari sifat kekurangan dan sifat-sifat serupa denganmakhluk, mengikuti aqidah yang sebaik-baiknya, mensucikanAllah dari sifat-sifat yang tidak patut, dan tidak merusakpengertian asli kata-kata yang berhubungan dengan Allahyang termaktub dalam Al-Qur‘an atau hadits. Mereka berke-wajiban melaksanakan apa yang telah diperintahkan kepada

Page 135: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

136 Bahaya mengekor non muslim

mereka dan menjauhi apa yang dilarang bagi mereka. Merekahanya boleh menghalalkan apa yang dihalalkan Rasulullah dan hanya boleh mengharamkan apa yang diharamkanbeliau. Tidak ada sesuatu yang haram kecuali yang diharam-kan Allah dan rasul-Nya. Tidak ada agama kecuali yang telahdisyari‘atkan Allah dan rasul-Nya.

Allah mengecam golongan musyrik, karena mereka telahmengharamkan sesuatu yang tidak diharamkan Allah danmereka mengada-adakan agama yang tidak pernah dinyata-kan kebenarannya oleh Allah. Hal ini sebagaimana tersebutdalam firman-Nya pada surah Asy Syuraa ayat 21:

“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang menciptakansyari‘at bagi mereka yang Allah tidak pernah mengizinkan halitu?”

Barang siapa yang mengajak kepada selain jalan Allah,maka dia telah musyrik. Dan barang siapa mengajak kepadajalan yang tidak diizinkan Allah, maka dia telah berbuat bid‘ah.Syirik termasuk bid‘ah, dan orang yang berbuat bid‘ah telahmenuju kepada kesyirikan. Dan tidak ada seorang pun ahlibid‘ah, melainkan pasti ia melakukan suatu bentuk kesyirikan,sebagaimana firman Allah pada surah At Taubah ayat 31:

“Mereka telah menjadikan pendeta-pendeta dan pastur-pasturmereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah dan juga menjadikanAl Masih putra Maryam (sebagai tuhan-tuhan selain Allah).Padahal mereka tidak pernah diperintahkan, kecuali untukmenyembah hanya kepada Tuhan Yang Tunggal, tidak adatuhan kecuali Dia, Mahasuci Dia dari segala perbuatan syirikmereka.”

Di antara perbuatan syirik mereka ialah ketika parapendeta mereka menghalalkan apa yang haram, lalu peng-ikutnya menaati mereka dan mereka mengharamkan yanghalal lalu pengikutnya juga menaati mereka.

Page 136: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 137

Bab 24

AAAAAgama Allah satu, tetapisyari‘atnya berbeda-beda

DDDDDalam kaitannya dengan penegasan Allah tentang agamaIslam dan titah-Nya kepada golongan ahli kitab, Allah

berfirman pada surah Al Baqarah ayat 136-140:

Katakanlah (hai orang-orang mu‘min): “Kami beriman kepadaAllah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yangditurunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anakcucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan ‘Isa sertaapa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kamitidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dankami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. Maka jika mereka

Page 137: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

138 Bahaya mengekor non muslim

beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya,sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika merekaberpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan(dengan kamu). … dan Allah sama sekali tidak lengah terhadapperbuatan-perbuatan kamu sekalian.”

Oleh karena asal-usul agama - yaitu Islam - adalah satusekalipun syari‘atnya berbeda-beda, maka Nabi dalamsebuah Hadits shahih bersabda:

”Kami adalah golongan para nabi, agama kami satu.”2)

Dan sabda beliau:

”Para nabi bersaudara dalam satu keluarga.”3)

“Sesungguhnya orang yang paling dekat dengan putra Maryamadalah aku, dan di antara aku dan dia tidak ada satupun nabi.”

Jadi, agama para nabi adalah satu, yaitu menyembah Allahsemata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang patut di-sembah kapan saja menurut cara yang diperintahkan nabi-Nya waktu itu. Itulah agama Islam yang sesuai dengan yangditurunkan pada waktu itu. Syari‘at yang datang kemudian

2) Agama Allah itu satu sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya agama di sisi Allahitu adalah Islam", tetapi syari'at-Nya berbeda-beda sebagaimana firman-Nya: "Bagimasing-masing umat, telah Kami tetapkan syari'at dan tatanan hidup tertentu diantara kamu." Ayat ini tidaklah berlawanan satu dengan yang lain, karena agama-agama langit itu satu.

3) Tersebut dalam beberapa Hadits dalam shahih Bukhari dan Muslim. Lihatlah KitabTahqiqul Ashl II/838.

Page 138: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 139

terkadang menghapus syari‘at yang sebelumnya sesuaidengan kehendak Allah. Agama Islam yang mana Allahmengutus Nabi Muhammad untuk membawanya, sebenar-nya adalah Islam yang satu itu juga. Terbukti Nabi pernahshalat menghadap ke Baitul Maqdis - yang mana hal itupernah beliau perintahkan kepada kaum muslim setelahhijrah - dan berlaku lebih dari sepuluh bulan. Sesudah itushalat kaum muslim diwajibkan menghadap ke Ka‘bah dandiharamkan menghadap ke Baitul Maqdis.

Namun demikian, agama Islam itu tetap satu sekalipunkiblatnya berbeda-beda pada kurun waktu yang berbeda.Agama Islam ini juga yang mensyari‘atkan kepada Bani Israiluntuk melakukan shalat pada hari Sabtu yang kemudiandihapuskan, lalu kaum muslim disyari‘atkan melaksanakanshalat Jum‘at. Pada waktu itu diwajibkan berkumpul pada hariSabtu, tetapi kemudian yang diwajibkan kepada kaummuslim adalah berkumpul pada hari Jum‘at dan diharamkanberkumpul untuk melakukan shalat pada hari Sabtu.

Barang siapa keluar dari syari‘at Musa sebelum dihapus,maka dia bukan seorang muslim dan barang siapa tidak maumasuk ke dalam agama Muhammad setelah dihapuskannyasyari‘at Musa, maka dia bukan seorang muslim. Dan Allahsama sekali tidak pernah mensyari‘atkan kepada seorang nabipun untuk menyembah selain Allah, sebagaimamna firman-Nya pada surah Asy Syuraa ayat 13:

“Telah disyari‘atkan kepada kamu suatu agama yang manatelah diwasiatkan agama itu kepada Nuh dan Kami wahyukankepadamu (Muhammad) dan Kami wasiatkan pula agama itukepada Ibrahim dan Musa dan ‘Isa supaya kamu sekalianmenegakkan agama ini dan janganlah kamu bercerai-berai dariagama ini. Sungguh, amat besar dosa kaum musyrik ataspenyembahan yang mereka lakukan.”

Page 139: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

140 Bahaya mengekor non muslim

Para rasul diperintahkan Allah untuk menegakkan agamaIslam ini dan tidak boleh bercerai-berai dalam beragama ini.Golongan musyrik telah bercerai-berai ke dalam bermacam-macam kepercayaan kepada tuhannya, sedangkan golongantauhid bersatu dalam aqidahnya, sebagaimana Allah ber-firman pada surah Huud ayat 118-119:

“Dan mereka senantiasa dalam keadaan berselisih kecualiorang yang diberi rahmat oleh Tuhan-Mu dan untuk itulah Diamenciptakan mereka.”

Yang dimaksud dengan golongan yang mendapat rahmatialah mereka yang bersatu dan bersepakat dalam aqidahnya,sedangkan golongan musyrik mencerai-beraikan agama me-reka sehingga mereka menjadi bermacam-macam golongan.Oleh karena itu, anda dapat menyaksikan bahwa yangmuncul dari mereka hanyalah kesyirikan dan bid‘ah sehinggamembuat para pengikutnya bercerai-berai. Tiap-tiap golonganmusyrik Arab mempunyai berhala sendiri-sendiri yangmereka jadikan sebagai tandingan Allah. Mereka mengguna-kan berhala tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allahdan mereka memohon bantuan kepada berhala itu untuk me-menuhi hajat mereka. Mereka telah menyekutukan berhalaitu dengan Allah. Golongan musyrik yang satu tidak maumenyembah golongan musyrik lainnya dan begitu pulasebaliknya, satu dengan yang lain saling menjauhkan diri.Bahkan pengikut penyembah berhala ini mempunyai syari‘atyang berbeda dengan penyembah berhala lainnya.

Adapun jalan para rasul Allah adalah satu, yaitu jalan Al-Qur‘an. Allah berfirman pada surah Ash Shaffat ayat 80-82:

“Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahamulia dari segala sifatyang mereka katakan. Salam sejahtera bagi para rasul. Dansegala pernyataan syukur hanyalah hak bagi Allah penguasasemesta alam.”

Page 140: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

Bahaya mengekor non muslim 141

Seorang mukmin adalah orang yang beriman kepadaAllah dengan semua nama-Nya yang ada dalam asmaul husnadan berdo‘a dengan menyebut nama-nama itu serta menjauhisegala sifat pengingkaran terhadap nama-nama-Nya dan ayat-ayat-Nya, sebagaimana firman-Nya pada surah Al A‘raaf ayat180:

“Allah memiliki nama-nama yang baik. Oleh karena itu,sebutlah nama-Nya itu dalam berdo‘a kepada-Nya dan tinggal-kanlah orang-orang yang mengingkari nama-nama-Nya.”

Dan firman-Nya pula pada surah Fushshilat ayat 40:“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami,mereka itu tidak akan tersembunyi dari pengawasan Kami.”

Seorang mukmin hanya berdo‘a kepada Allah semata danberibadah hanya kepada-Nya, tidak menyekutukan sesuatuapapun dalam beribadah kepada-Nya serta menjauhi jalankaum musyrik, yaitu kaum yang Allah sebutkan pada surahAl Isra’ ayat 56-57:

“Katakanlah Muhammad: ‘Serulah berhala-berhala yang kamupercayai selain Dia, maka mereka tidak kuasa sedikit punmelepaskan bahaya dari diri kamu sekalian dan tidak kuasapula mengalihkannya. Berhala-berhala yang mereka seru itumereka jadikan sebagai wasilah, manakah di antara berhala-berhala itu yang paling dekat kepada Allah dan mengharapkanrahmat-Nya dan mereka takuti adzab-Nya. Sesungguhnyaadzab Tuhanmu sejak semula senantiasa ditakuti.”

Oleh karena itu, hendaklah seorang mukmin bersungguh-sungguh dalam merealisasikan ilmu dan iman serta menjadi-kan Allah sebagai pemberi hidayah dan pemberi pertolongan,pemberi hukum, dan pemberi perlindungan. SesungguhnyaAllah adalah sebaik-baik pemberi perlindungan dan pemberipertolongan. Cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi hidayahdan pemberi pertolongan.

Page 141: Ibn taimiyah-mukhtarat-iqtidha-ash-shirathal-mustaqim

142 Bahaya mengekor non muslim

Alhamdulillah rabbil alamiin (segala pernyataan syukurhanya menjadi hak Allah penguasa semesta alam). Shalawatdan salam semoga dilimpahkan kepada tokoh para rasul(Muhammad ), para keluarga, dan segenap shahabatbeliau.